• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS TERM-TERM WAKTU DALAM AL-

3. Waktu yang dimaksud dalam Term Waqt . 106

Salah satu kegunaan waktu yang Allah ciptakan untuk manusia adalah agar manusia dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu-waktu tertentu yang mempunyai batas akhir. Seperti firman Allah dalam Q.S. An-Nisā‟ [4] ayat 103:



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ

ُ



ُ



ُ



ُ



ُ

ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُ



ُُُ

Artinya: Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian,

20

apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.21

Dalam memahami kata waqt dalam surah an-Nisa‟ ayat 103 diatas, Quraish Shihab mengartikan kata mauqūtā yang terambil dari kata waqt dengan batas akhir kesempatan atau

peluang untuk menyelesaikan satu pekerjaan. Kata

اًتو قْوَمُاًباَت ك

berati salat adalah kewajiban yang bersinambung dan tidak berubah, salat harus selalu dilaksanakan, tidak pernah gugur apa pun sebabnya.22 Ahmad Mustafa Al-Maragi memahami kata Kitāban mauqūtan adalah suatu fardhu yang telah ditetapkan dan harus dilakukan dalam waktu-waktu tertentu yakni waktu yang telah ditetapkan.23 Tidak berbeda dengan Al-Qurthubi dalam memahami kata Kitāban mauqūtan, meski dalam konteks yang berbeda tetapi makna yang dikandung sama, menurutnya kata tersebut berarti waktu yang sudah jelas. Melakukan sesuatu pada waktu yang jelas. Kewajiban yang telah jelas atau telah ditentukan waktu pelaksanaannya.24

Ayat di atas menjelaskan tentang kewajiban salat yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman. Setiap

21

Kementerian Agama RI, op. cit., Jilid 2, h. 253

22

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, op.cit., Jilid 2, h. 693

23

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Terj. Bahrun Abu Bakar dan Hery Noer, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1993, jilid. 5, h. 229

24

salat mempunyai waktu, dalam arti ada waktu tertentu dimana seseorang diperbolehkan untuk melakukan salat dan ketika seseorang harus menyelesaikan salat tanpa melewati batas waktu yang sudah ditentukan. Seorang muslim wajib memelihara waktu yang sudah ditetapkan untuk melakukan salat, karena salat merupakan suatu kewajiban. Paling kurang lima kali dalam sehari semalam umat Islam melakukan salat, hal ini dilakukan untuk mengingat Allah. Lima kali salat yang dilakukan oleh orang Islam dalam sehari semalam mempunyai waktu yang berbeda dan setiap salat mempunyai batasan waktu. Bagi orang yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah, waktu lima kali itu dipandang sedikit, maka dia menambah lagi dengan salat-salat sunah, dalam melaksanakan salat sunah pun harus pada waktu yang telah ditentukan dalam agama Islam.25

Waktu salat yang telah Allah tentukan merupakan tonggak ritme hidup. Bangun menjelang subuh. Setelah subuh beraktivitas. Bekerja, siang jam Dzuhur adalah jeda makan siang dan istirahat sebentar. Setelah itu bekerja lagi, dan istirahat sejenak saat Asar. Waktu magrib datang ketika pekerjaan telah terselesaikan dan sudah berada di rumah atau segera akan pulang. Lalu setelah magrib tadarus Al-Quran dan makan malam, kemudian salat Isya‟ dilanjutkan dengan beristirahat atau melakukan kegiatan lain sekedar untuk

25

mengisi waktu sebelum tidur. Meskipun banyak yang berbeda dalam menjalani ritme hidup, tetapi sebagai umat Islam memiliki waktu salat sebagaimana yang telah Allah tentukan merupakan suatu kelebihan tersendiri.26

4. Waktu yang dimaksud dalam Term Sa’ah

Hari Kiamat adalah sesuatu yang pasti akan datang, dan Allah telah menentukan kedatangannya tanpa memberi tahu siapapun, hanya Dia yang mengetahuinya, Nabi Muhammad saw. yang merupakan kekasih Allah pun tidak mengetahui dan tidak diberi tahu kapan akan terjadinya hari Kiamat. Meskipun begitu, orang-orang musyrik selalu menanyakan tentang kapan datangnya hari Kiamat, tetapi pertanyaan orang-orang musyrik tersebut bukan karena mereka ingin mengetahuinya, akan tetapi hanyalah untuk mengejek Nabi Muhammad saw., kemudian, Allah menyuruh Nabi Muhammad saw. untuk berkata kepada mereka bahwa pengetahuan tentang hari Kiamat hanya pada Allah. Dalam

Q.S. Al-A‟rāf ayat 187, terdapat kata

ةعاسلا

, Quraish Shihab mengartikan kata tersebut dengan akhir masa kehidupan duniawi serta kepunahan alam untuk memasuki tahap hidup baru di akhirat. 27 Juga bisa disebut dengan hari Kiamat, lain hal nya dengan arti hari Kiamat pada surah tersebut, dalam

26

M. Arif Hidayatulloh, Membongkar 7 Rahasia Manajemen Waktu

Nabi Muhammad, Hayyun Media, Yogyakarta, 2013, h. 44

27

Q.S. An-Nahl ayat 61 kata

ةعاسلا

diartikan dengan sesaat.28 Dari kedua arti tersebut dalam mengartikan kata sa’ah, dapat dipahami bahwa Kiamat pasti akan datang suatu hari nanti, dan kedatangannya hanya Allah yang mengetahui nya, ketika Kimat datang maka seluruh makhluk tidak akan dapat menyelamatkan diri mereka sesaat pun, dan mereka juga tidak akan dapat mengundurkan dan memajukan sesaat pun jika waktu yang ditentukan oleh Allah telah tiba.

Meskipun manusia lari kemanapun dan bersembunyi dimana pun, mereka tidak akan bisa selamat dari hari Kiamat karena sangat besar huru-haranya bagi semua makhluk yang di langit maupun makhluk yang di bumi. Semua makhluk yang di bumi akan dibinasakan oleh Allah, sekalipun itu yang melata. Tidak ada yang ditinggalkan di bumi jika Kiamat telah tiba.

Kiamat yang akan menimpa semua orang dikenal dengan kiamat sugra, sedangkan Kiamat yang membinasakan seseseorang seperti sebuah kematian atau bencana di suatu tempat dinamakan kiamat kubra. Jika Allah menghendaki, maka Allah akan memberikan hukuman berupa bencana kepada kaum yang membangkang, seperti kaum musyrikin, yakni orang-orang yang menyekutukan Allah.

Tetapi karena Mahabijaksana-Nya, Allah menangguhkan hukuman atas orang-orang musyrik yang telah berbuat zalim

28

kepada-Nya. Jika waktu yang telah Allah tentukan telah tiba, maka Allah akan membinasakan mereka semua. Bahkan bukan hanya manusia yang menyekutukan Allah, tetapi semua manusia yang hidup pasti akan binasa, hal ini karena mengingat semua manusia yang hidup pernah berbuat zalim, baik zalim yang besar maupun yang kecil sekalipun. Maka Allah akan membinasakan semua makhluknya tanpa terkecuali.

Dokumen terkait