• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1.Waktu Penelitian 1.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2013 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan di Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 59). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika pada produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 59). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah kepuasan konsumen.

E. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan

data kuantitatif (Sugiyono, 2010:131). Untuk mengukur pengaruh keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika pada produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, estetika, dan kepuasan konsumen untuk masyarakat orang yang tinggal di Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Teknik penskalaan yang digunakan adalah rating scale. Sedangkan skala yang digunakan adalah skala Likert.

1. Keistimewaan Tambahan

Range skor dalam skala Likert ini adalah 1-5 yang mempunyai tingkatan dari yang sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Pernyataan-pernyataan tersebut diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 yang digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan konsumen tentang keistimewaan tambahan produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY. 2. Kualitas yang Dipersepsikan

Range skor dalam skala Likert ini adalah 1-5 yang mempunyai tingkatan dari yang sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Pernyataan-pernyataan tersebut diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 yang digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan konsumen tentang kualitas yang dipersepsikan produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

3. Estetika

Range skor dalam skala Likert ini adalah 1-5 yang mempunyai tingkatan dari yang sangat setuju sampai dengan yang sangat tidak setuju. Pernyataan-pernyataan tersebut diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 yang digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan konsumen tentang estetika produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

4. Kepuasan Konsumen

Range skor dalam skala Likert ini adalah 1-5 yang mempunyai tingkatan dari yang sangat setuju sampai dengan yang sangat tidak setuju. Pernyataan-pernyataan tersebut diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 yang digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan konsumen tentang kepuasan konsumen produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

Untuk mengukur sikap dan pandangan konsumen tentang keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, estetika, dan kepuasan konsumen terhadap produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY digunakan tabel sebagai berikut :

PERNYATAAN SKOR

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

F. Definisi Operasional

1. Kepuasan Konsumen

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan dan menilai kinerja yang dirasakan dengan harapannya.

2. Keistimewaan Tambahan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keistimewaan tambahan adalah karakterstik atau pelengkap seperti fitur-fitur yang terdapat di dalam produk SAMSUNG GALAXY.

3. Kualitas yang Dipersepsikan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas yang dipersepsikan adalah persepsi terhadap produk dari segi harga, merek, reputasi perusahaan, serta iklan-iklan yang telah ditampilkan kualitas produk tersebut.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan estetika adalah daya tarik panca indera terhadap produk seperti desain dan warna dari produk tersebut.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau orang yang tinggal di daerah Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta yang menggunakan telepon seluler SAMSUNG GALAXY . Sifat dari populasi penelitian ini adalah tidak terbatas, karena jumlah masyarakat yang mengkonsumsi produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY tidak diketahui.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116). Sampel yang diambil adalah sebagian dari masyarakat atau orang yang tinggal di daerah Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta yang menggunakan telepon seluler SAMSUNG GALAXY. Dalam penelitian ini diambil sampel 100 orang. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya masyarakat yang berada di wilayah tersebut.

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, karena populasi pada penelitian ini tidak terbatas

jumlahnya dan tidak ada daftar nama anggota populasi. Sedangkan teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan partisipan dengan pertimbangan usia minimal 17 tahun dan orang yang memiliki serta menggunakan telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

I. Sumber Data

Untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan maka data yang dibutuhkan adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2005:42). Data primer ini adalah keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika yang erat hubungannya dengan kepuasan konsumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Biasanya data sekunder dalam bentuk dokumentasi atau data yang telah diolah. Data yang akan diolah berupa data perusahaan SAMSUNG.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumplan data berupa kuesioner. Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan secara sistematis kepada responden. Pernyataan yang ada dalam kuesioner meliputi keistimewaan tambahan, kualitas yang

dipersepsikan, estetika dan kepuasan konsumen produk telepon seluler SAMSUNG GALAXY.

K. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Pengujian valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti data tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 172). Untuk mengukur validitas pada penelitian ini digunakan formula product moment.

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden Y : Total butir dari jawaban responden

∑ X : Jumlah skor butir

∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N : Banyaknya partisipan uji coba

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a) Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 5 %, maka instrumen tersebut dikatakan valid.

b) Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 5 %, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Bila tidak valid maka item kuesioner tidak digunakan lebih lanjut untuk diolah.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dugunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Sunyoto,2011:70). Dalam penelitian ini untuk pengujian reliabilitas peneliti menggunakan metode rumus Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha :

Keterangan :

r 11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varian butir

Untuk menentukan instrumen itu reliabel atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a) Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.

b) Jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel. Bila tidak reliabel maka item kuesioner tidak digunakan lebih lanjut untuk diolah.

L. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Menurut Sunyoto, (2011:131) model regresi linier berganda dapat disebut baik jika terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, yaitu normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan normalitas data dengan melihat angka probabilitas,

yaitu jika probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Selain memakai Kolmogorov-Smirnov penelitian ini juga menggunakan normal probability plots. Cara normal probability plots membandingkan data rill dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara komulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas (x1, x2, x3, x4,...., xn), di mana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (x1, x2, x3, x4,...., xn) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain: 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan dengan cara lain yaitu:

1)Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α).

2)Nilai variance inflation factor adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (

α

) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:

- Besar nilai tolerance (

α

):

α

= 1/VIF

- Besar nilai variance inflation factor (VIF): 1/

α

Variabel bebas tidak terjadi multikolinier jika nilai VIF ≤ 10. c) Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scaterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scaterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.

Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

d) Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1)Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW< -2)

2)Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 < DW ≤ ±2

3)Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas + 2 atau DW > +2

2. Regresi Linier Berganda

Model regresi berganda dikembangkan untuk melakukan estimasi/prediksi nilai variabel dependen (Y) dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (X1, X2, X3, dst…). Persamaan regresi berganda adalah:

Keterangan :

Y : variabel dependen (kepuasan konsumen) a : konstanta dari persamaan regresi

b1 : koefisien regresi dari variabel keistimewaan tambahan X1 : variabel keistimewaan tambahan

b2 : koefisien regresi dari variabel kualitas yang dipersepsikan X2 : variabel kualitas yang dipersepsikan

b3 : koefisien regresi dari variabel estetika X3 : variabel estetika

3. Uji Signifikansi

(Purwanto, 2007:193) Persamaan regresi yang dihasilkan melalui proses perhitungan tidak selalu merupakan model/persamaan yang baik untuk melakukan estimasi terhadap variabel independennya. Untuk mengetahui ketepatan model regresi sampel dalam menaksir nilai akatualnya dapat diukur dari goodness of fit-nya. Goodness of fit dalam model regresi dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi.

a) Uji F

Menurut Sunyoto (2011:147) uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk

melakukan pengujian secara bersama-sama, maka ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu:

1)Menentukan Hipotesis

Ho: b1, b2, b3 = 0, artinya keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika (variabel independen/X123) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (variabel dependen/Y).

H1: minimal salah satu bi ≠ 0 (i=1,2,3) artinya keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika (variabel independen/X123) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (variabel dependen/Y).

2)Menentukan Level of Significance

Untuk menguji ini menggunakan tabel F. Untuk mencari nilai F tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Pada penelitian ini menggunakan taraf nyata 5% atau

α

= 0,05

3)Menentukan Nilai F Hitung

F = K n R K R 2 1 1 2

Keterangan :

F : Nilai F hitung

R2 : Koefisien determinasi

K : Banyaknya variabel yang diteliti n : banyaknya sampel

4)Kriteria

Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > F tabel Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel 5)Pengambilan Keputusan

Jika Ho ditolak dan Ha diterima, artinya keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika (variabel independen/X123) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (variabel dependen/Y).

Jika Ho diterima dan Ha ditolak, keistimewaan tambahan, kualitas yang dipersepsikan, dan estetika (variabel independen/X123) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (variabel dependen/Y).

b) Uji t

Uji terhadap nilai statistik t merupakan uji signifikasi parameter individual. Nilai statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel indepnden secara individual terhadap variabel dependennya. Uji terhadap nilai statistik t juga disebut juga uji parsial yang berupa koefisien regresi (Purwanto, 2007:193). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol atau

1)Menentukan Hipotesis

Ho : bi = 0 , i = 1,2,3 ,artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

Ha : bi ≠ 0 , i = 1,2,3 ,artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007:84).

2)Menentukan Level of Significance

Besarnya tingkat signifikan (

α

) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau

α

= 0,05.

3)Menentukan Nilai t Hitung th =

Sb b

Keterangan : th : t hitung

b : Koefisien regresi

β : Nilai slope dari garis regresi

Sb : Standarderrorthe regression coefficient

4)Kriteria

Jika –t tabel ≤ th ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika th < -t tabel atau th > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 5)Pengambilan Keputusan

Jika Ho1 diterima, maka keistimewaan tambahan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Jika Ho2 diterima, maka kualitas yang dipersepsikan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Jika Ho3 diterima, maka estetika tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Jika Ho1 ditolak, maka keistimewaan tambahan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Jika Ho2 ditolak, maka kualitas yang dipersepsikan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Jika Ho3 ditolak, maka estetika berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

c) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi sering disimbolkan dengan “R2” pada prinsipnya mengukur seberapa besar kemampuan model menjelaskan variasi variabel dependen. Jadi koefisien determinasi sebenarnya mengukur besarnya presentase pengaruh semua variabel independen dalam model regresi terhadap variabel dependennya. Besarnya nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Apabila nilai koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependennya. Atau dengan kata lain, nilai R2 yang kecil berarti kemampuan semua variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, apabila nilai R2 semakin mendekati 100% berarti semua variabel independen dalam model memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependennya atau semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Misalnya R2 = 0,85, artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh model regresi adalah 85% dan selebihnya atau sebesar 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi (Purwanto, 2007:195).

45

BAB IV

Dokumen terkait