• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wanita Menikah Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

C. Definisi Operasional Penelitian

2. Wanita Menikah Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja

Brown (dalam Stefani, 2000) mengungkapkan beberapa factor yang menjadi motivasi seorang wanita yang telah menikah untuk bekerja yaitu:

a. untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi b. mengatasi kesepian dan kebosanan di rumah c. memperluas pergaulan

d. menyukai pekerjaan yang dijalaninya e. mengejar status sosial.

Kondisi wanita yang menikah dan bekerja dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Memiliki peran ganda, yaitu dalam lingkungan pekerjaan dan dalam keluarga Wanita yang telah menikah dan bekerja ini dituntut untuk mampu menjaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan (Stefani, 2000). Wanita yang menikah dan bekerja dituntut untuk memiliki

20

kepercayaan diri yang tinggi, optimis, asertif, dan aktif (Stefani, 2000)..

b. Santrock (2002) mengungkapkan bahwa wanita yang cenderung berfokus pada pekerjaannya biasanya memiliki resiko ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangganya. Ketidakharmonisan tersebut tampak dalam perkembangan anak secara kognisi maupun mental yang kurang diperhatikan, kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga, dan kemungkinan timbulnya persaingan karir antara suami dan istri yang akan menyebabkan kesulitan dalam menciptakan suasana yang hangat dalam keluarga.

c. Seorang wanita yang telah menikah memperoleh kepuasan secara fisik dan psikis melalui pekerjaannya (Rinto, 2004). Secara fisik, wanita tersebut memiliki penghasilan sendiri secara teratur dalam jangka waktu tertentu (Rinto, 2004). Secara psikis, wanita yang telah menikah ini mampu untuk mengaktualisasikan diri melalui pekerjaan, memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kedudukan dan status sosial (Rinto, 2004), serta meningkatkan harga diri (Santrock, 2002). Dengan demikian, wanita yang telah menikah dan bekerja tidak terlalu tergantung secara finansial, emosional, dan sosial pada suami.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa wanita yang menikah dan bekerja memiliki peran ganda yaitu dalam lingkungan pekerjaan dan keluarga. Berkaitan dengan peran gandanya, seorang wanita

yang menikah dan bekerja dituntut untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, dan tidak terlalu tergantung pada suami secara finansial, emosional, dan social karena ia telah mampu memenuhinya melalui pekerjaan yang digelutinya.

C. Cinderella Complex Pada Wanita Yang Sudah Menikah dan Tidak Bekerja dengan Wanita Yang Sudah Menikah dan Bekerja

Cinderella complex merupakan suatu bentuk ketergantungan psikologis yang dialami wanita terhadap orang lain (www. cmn.hs.h.kyoto-u.ac.jp). Faktor-faktor penyebab timbulnya cinderella complex dibagi menjadi dua yaitu perlakuan dalam lingkungan keluarga dan dalam lingkungan masyarakat (Dowling, 1981). Dalam lingkungan keluarga berupa pola asuh anak selama enam tahun pertama, pola asuh anak yang tidak berwawasan gender, kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi di masa kecil, dan dominasi orangtua. Sedangkan dalam lingkungan masyarakat berupa pertolongan yang berlebihan terhadap wanita, stereotipe wanita sebagai kaum kelas dua dalam masyarakat, anggapan akan kemandirian sebagai perilaku yang tidak feminin, dan perbedaan perlakuan gender dalam masyarakat.

Wanita yang telah menikah dan tidak bekerja memiliki peran tunggal sebagai ibu rumah tangga. Peran seorang ibu rumah tangga adalah mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang bersifat rutin dan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak (Santrock, 2002). Dengan demikian seorang

22

wanita yang menikah dan tidak bekerja mampu mengendalikan kondisi rumah tangga dengan baik, namun ia memiliki ketergantungan pada suami dalam hal finansial, emosional, dan pengambilan keputusan. Pekerjaan rumah tangga yang bersifat rutin menyebabkan wanita yang menikah dan tidak bekerja menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan aktivitas di lingkungan sekitar rumah sehingga memiliki pergaulan dan wawasan yang terbatas. Keterbatasan wawasan yang dimiliki wanita yang menikah dan tidak bekerja menyebabkan pola pikir dan pandangan terhadap dunia luar terbatas pula, sehingga wanita tersebut lebih bersikap konvensional terhadap budaya masyarakat. Sikap konvensional ini tampak pada sikap feminin dan stereotipe wanita dalam masyarakat sebagai makhluk yang perlu dilindungi. Sikap konvensional tersebut kemudian akan mengarah pada ketakutan akan kehilangan feminitas dalam diri wanita tersebut. Ketakutan akan kehilangan feminitas ini nampak ketika wanita menginternalisasikan budaya masyarakat mengenai peran dan perilaku feminin wanita yang lemah lembut, pasif, hangat, dan penuh kasih sayang, dan melakukan beragam pekerjaan yang halus seperti menjahit, mengurus rumah tangga, dll. Keterbatasan pergaulan dan wawasan tersebut juga menimbulkan rasa rendah diri (Rinto, 2004). Ketidakyakinan akan kemampuan diri sendiri menyebabkan wanita yang menikah dan tidak bekerja cenderung bersikap pesimis dalam menghadapi sesuatu yang baru dan sulit, cenderung melekatkan keberhasilan dan kegagalannya pada faktor keberuntungan semata, serta mengambil tindakan yang memiliki resiko kecil

walaupun tindakan tersebut tidak terlalu memberi pengaruh untuk pengembangan dirinya (Dowling, 1981), seperti kecenderungan memilih jenis pekerjaan rumah tangga yang ringan dan tidak menjamin kesuksesan karir di masa depan. Rendahnya harga diri dan ketakutan akan kehilangan feminitas membuat wanita yang menikah dan tidak bekerja ini cenderung bersikap pasif dalam mengambil keputusan dan mengembangkan dirinya. Kondisi ini tampak pada kecenderungan ibu rumah tangga yang tergantung pada suami dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Sikap pasif dan kondisi tidak bekerja membuat wanita yang menikah dan tidak bekerja ini memiliki ketergantungan pada orang lain, terutama suami, khususnya secara finansial, emosional dan social.

Wanita yang menikah dan bekerja memiliki peran ganda yaitu dalam lingkungan pekerjaan dan keluarga. Berkaitan dengan peran gandanya, seorang wanita yang menikah dan bekerja memiliki tanggung jawab ganda yaitu sebagai pekerja dan ibu rumah tangga. Mosse (1996) menambahkan bahwa wanita yang menikah dan bekerja tetap dituntut untuk menjalankan tanggung jawab secara penuh sebagai ibu rumah tangga. Disamping itu, lingkungan pekerjaan menuntut seorang wanita yang menikah dan bekerja untuk memiliki kepercayaan diri, optimis dan asertif. Secara finansial, wanita yang menikah dan bekerja tidak terlalu tergantung pada suami karena ia telah mampu memenuhinya melalui pekerjaan yang digelutinya. Penghasilan pribadi tersebut juga dapat meningkatkan harga diri (Goble, 1987), sehingga wanita menikah yang bekerja tersebut tidak lagi

24

merasa rendah diri. Kondisi bekerja menunjukkan bahwa wanita yang menikah tersebut lebih yakin akan kemampuannya dan tidak terlalu takut untuk kehilangan feminitasnya. Disamping itu, dengan bekerja tentunya wawasan yang dimiliki wanita tersebut akan meluas dan memiliki pandangan yang lebih optimis (Stefani, 2000). Luasnya wawasan dan pergaulan menyebabkan wanita yang menikah dan bekerja ini cenderung memiliki locus of control external yang rendah, lebih mampu bersikap aktif dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan yang sulit. Sikap aktif dan kondisi bekerja menyebabkan wanita dengan peran ganda ini tidak terlalu menggantungkan kondisi hidupnya pada suami atau orang lain karena ia telah memiliki penghasilan sendiri, mampu mengaktualisasikan dirinya melalui pekerjaan, dan mampu memenuhi kebutuhan emosionalnya melalui pergaulan yang luas.

Kondisi-kondisi yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan cinderella complex pada wanita menikah yang bekerja dengan yang tidak bekerja. Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan cinderella complex pada wanita yang menikah dan tidak bekerja cenderung tinggi. Kondisi ini tampak pada sikap pasif, memiliki rasa rendah diri yang tinggi, pesimis, memiliki locus of control external yang tinggi, mengandalkan orang lain dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sedangkan kecenderungan cinderella complex pada wanita menikah yang bekerja cenderung rendah, dimana wanita tersebut cenderung aktif, memiliki

harga diri yang cukup tinggi, optimis, memiliki locus of control external

yang rendah, dan lebih mampu mengatasi berbagai permasalahan sendiri.

D. Hipotesis

Kecenderungan cinderella complex pada wanita yang sudah menikah dan tidak bekerja lebih tinggi daripada wanita yang menikah dan bekerja.

1

Skema Cinderella Complex Pada Wanita Menikah Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja

Wanita Yang Menikah

BEKERJA TIDAK BEKERJA

Kondisi:

Memiliki penghasilan tetap

wawasan luas

pergaulan sosial luas

Kondisi :

Kondisi finansial tergantung pada suami

wawasan terbatas

pergaulan sosial terbatas

Cinderella Complex lebih rendah :

Memiliki kepercayaan diri

Tidak takut kehilangan feminitas

Locus of control eksternal rendah

Aktif dalam mengambil keputusan

Mengandalkan orang lain dalam hal-hal

tertentu

Cinderella Complex lebih tinggi :

Memiliki rasa rendah diri

Takut kehilangan feminitas

Locus of control eksternal tinggi

Pasif dalam mengambil keputusan

Mengandalkan orang lain dalam

mengambil keputusan dan permasalahan lain

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian komparatif yang membandingkan dua atau lebih fenomena dalam lingkungan sosial (Arikunto, 2002). Adapun tujuan dari penelitian komparatif ini adalah menemukan dua atau lebih benda, orang, kelompok, ide, maupun prosedur kerja (Arikunto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kecenderungan

cinderella complex antara wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan cinderella complex, yaitu suatu ketakutan yang membuat wanita merasa tertekan sehingga tidak mampu menggunakan potensi dan kreativitasnya secara optimal dan menjadi tergantung pada orang lain yang dianggap lebih kuat darinya.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status kerja pada wanita yang menikah, dimana subjek penelitian terdiri dari wanita menikah yang bekerja dan wanita menikah yang tidak bekerja.

28

A. Definisi Operasional Penelitian

1. Cinderella Complex

Cinderella Complex merupakan suatu ketakutan akan kemandirian yang dialami wanita sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi, bakat, dan kreativitasnya secara optimal. Adapun aspek-aspek dari cinderella complex adalah sebagai berikut:

a. Rasa rendah diri

Wanita memiliki rasa rendah diri, dimana wanita seringkali meragukan kemampuannya dalam menjalankan suatu tugas. Rasa rendah diri ini berkaitan dengan emosi wanita.

b. Ketakutan kehilangan feminitas

Wanita memiliki ketakutan akan kehilangan feminitasnya yang berkaitan dengan budaya masyarakat. Ketakutan ini membuat wanita kehilangan kapasitas untuk bekerja produktif dan orisinil, serta memiliki motivasi kerja yang lebih disebabkan oleh krisis ekonomi dan keterpaksaan. Ketakutan akan kehilangan feminitas berkaitan dengan aspek kognitif wanita.

c. Locus of control eksternal yang tinggi.

Locus of control eksternal yang tinggi pada wanita tampak pada kecenderungan untuk melekatkan keberhasilan pada factor-faktor dari luar seperti keberuntungan. Kecenderungan untuk melekatkan pada faktor-faktor di luar diri ini berkaitan dengan emosi wanita.

d. Pasif dalam mengambil keputusan dan mengembangkan diri

Kecederungan cinderella complex tampak pula pada sikap dan perilaku pasif wanita dalam mengambil keputusan dan memajukan dirinya sendiri.

e. Kecenderungan mengandalkan orang lain

Wanita cenderung memiliki perilaku untuk mengandalkan orang lain dalam menghadapi suatu permasalahan atau kesulitan.

Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari cinderella complex

adalah rasa rendah diri, ketakutan kehilangan feminitas, locus of control yang rendah, sikap pasif dalam mengambil keputusan dan mengembangkan diri, serta kecenderungan mengandalkan orang lain.

Tingginya rendahnya kecenderungan cinderella complex dapat dilihat melalui jumlah skor total subyek. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek, maka semakin tinggi pula kecenderungan cinderella complex yang dimiliki subyek.

2. Wanita Menikah Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja

Wanita menikah yang tidak bekerja adalah wanita yang telah menikah dan memiliki peran tunggal sebagai ibu rumah tangga, serta memiliki ketergantungan secara penuh pada suami terutama dalam hal finansial.

Wanita menikah yang bekerja adalah wanita yang telah menikah dan memiliki peran ganda yaitu dalam lingkungan keluarga dan pekerjaan,

30

serta tidak memiliki ketergantungan secara penuh pada suami terutama dalam hal finansial.

Status bekerja pada subyek akan diketahui melalui identitas subyek yang disajikan pada skala penelitian.

Dokumen terkait