• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal : 4-6 April 2018

Lokasi : desa Jahanjang, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan. Narasumber : Sainin (Pelatih) dan Sarwepin S. Sal (Pembina Perguruan)

Bagaimana sejarah asal muasal berdirinya bela diri tradisional suku Dayak pada perguruan Anda siapa tokoh di balik terciptanya seni bela diri tradisional ini?

Jadi kuntau bangkui ini ataupun silat tergabung menjadi satu dan sejarah awal yang katamu itu ya Salamat Kambe, itu jadi dalam arti kata tergabung itu kan kalau pelaksanaan di lapangan memang terpisah tetapi di saat kita ada musuh itu boleh digabungkan pukulan itu di mana perlu.

Mengenai sejarah secara terperinci, hal seperti itu tidak dapat dijelaskan bagaimana sejarah awalnya hanya tahu apa yang di bawa oleh orang tua zaman dahulu itu adalah apa yang diajarkan kepada orang banyak, kalau sejarah memang dari awal mulanya dulu saya tidak tahu bagaimana pastinya karena kurang pengalaman juga.

Dapatkah Anda menceritakan bagaimana asal muasal Bangkui?

Jadi cerita awalnya orang dulu mendapatkan langkah bangkui itu ceritanya dahulu ada sepasang suami istri, jadi sejarahnya itu suaminya sangat jahat dengan istrinya sehingga pada akhirnya istrinya melarikan diri karena tidak sanggup mendapatkan perlakuan buruk dan tindakan kekerasan tiap hari dari suaminya, jadi dia

230

pergi ke hutan dan tahu-tahu dalam perjalanannya tersebut ada suatu keajaiban dimana dia bertemu dengan seekor binatang Bangkui atau beruk itu, jadi di situ juga ada satu keajaiban bagaimana bangkui itu dapat berbicara “Kenapa kamu begini pergi ke hutan yang notabenenya di dalam hutan itu banyak bahaya?” Jadi wanita itu bilang “saya pergi karena saya tidak sanggup lagi berada di rumah karena menghadapi kekerasan dari suamiku”, “Jadi kenapa kamu tidak melawan? kata bangkui dan “tidak bisa saya melawannya karena dia laki-laki” dan bangkui itu katakan “aku akan memberikan kamu sedikit dari bel adiri” dan di situlah satu keajaiban yang ada sehingga binatang tersebut bisa memberikan dia teknik-teknik pukulan bangkui tersebut, jadi singkat cerita setelah dia mendapatkan apa yang sudah dipelajari si perempuan disuruh pulang dan nanti kalau sudah sampai di rumah kamu pura-pura tidak tahu saja kalau ada suamimu ingin memukul di situ kamu melakukan perlawanan ibaratnya bagaimana pukulannya begini tangkisan nya itulah yang diajarkan oleh binatang baru tersebut.

Dapatkah Anda menceritakan kembali awal mula Anda mengenal dan mulai berlatih seni bela diri tradisional suku Dayak hingga saat ini?

Jadi awal saya mempelajari seni bela diri ini dari tahun 1976 sebenarnya kuntau dan bangkui itu dari tahun 76 sampai tamat dengan jangka waktu 30 hari dan guru saya dulu adalah Salamat Kambe, jadi Salamat ini sebenarnya namanya bukan “Kambe” tetapi Selamat Saun. Jadi sampai tersebutlah Selamat Kambe itu ceritanya dia pernah berkelahi dengan “Kambe” atau hantu sehingga tersebutlah namanya Selamat Kambe, nama sebenarnya adalah Selamat Saun. Orang tua itu sangat terkenal dan pokoknya

se-231

Kalimantan Tengah itu nama beliau sangat termasyhur. Kalau seni bela diri yang lain jujur saya tidak pernah mempelajarinya dikarenakan saya tidak pernah pergi jauh dari kampung tempat saya tinggal jadi hanya pengalaman bela diri silat dengan Selamat Kambe yang saya miliki.

Apa yang mendasari terbentuknya bela diri tradisional ini khususnya pada perguruan Anda?

Jadi sebenarnya yang mendasari adalah keinginan untuk berbagi pengetahuan saja dan seperti cerita saya tadi kalau saya yang menggurui itu tidak, karena memiliki pengalaman yang sedikit itu dan anak-anak itu memiliki minat jadi itu dia kalau sifatnya yang saya mengajarkan berkeliling desa-desa memang saya tidak memiliki kesiapan. Jadi ini adalah daripada bentuk suatu kepedulian terhadap anak-anak di desa, di desa ini adalah dari tahun 2016, pertama saya mengajar anak-anak dari kelas 4 Sekolah Dasar sampai MA, jadi mereka dulu sebagian saja yang sempat ditamatkan sebagian berhenti di tengah jalan sehingga tidak tamat kemudian sekali lagi berdiri di bagian Desa Mereka bertanya berapa bayarnya dan saya katakan Saya hanya minta Rp 5.000 sekali turun 1 orang.

Awalnya memang 20 sampai 30 orang tapi pada akhirnya semakin sedikit dan semuanya habis jadi untuk tahun 2017 kemarin sepertinya kepala desa ada kepedulian terhadap minat masyarakat dan disisihkan dari dana desa sebagai upah saya mengajar, rencananya memang sampai tamat “karena kesempatan kepada kalian sebab kalian tidak keluar uang dan saya ibarat kalian tamat atau tidak tamat kalau kalian berhenti

232

ditengah jalan bukan salah saya dan bukan Sayalah yang rugi tetapi kalianlah yang rugi.” dan ternyata memang kemarin banyak yang berhenti tidak sampai tamat dan itulah yang saya sesalkan juga dan karena seperti yang saya bilang tadi tamat atau tidak itu bukanlah saya lagi tetapi mereka. Kalau seperti kami dahulu proses tamat itu 1 (satu) bulan dan kalau sekarang pun tetap sama 1 (satu) bulan kalau ingin saya mereka semua mendapatkan semua ilmu yang saya turunkan.

Apakah saat ini pendiri perguruan bela diri tradisional ini masih ada di mana saat ini beliau berada dan siapa yang meneruskan perguruan hingga saat ini?

Jadi kalau pendiri asalnya Salamat Kambe itu, sudah tidak ada pada tahun 1983 beliau itu meninggal. Jadi saat ini penerus beliau itu adalah anak dari beliau tersebut tetapi tidak ada di daerah sini, adanya di hulu Mentaya mengatur kehidupannya di sana, nama anaknya itu kalau ada minat ingin mendatangi yang pertama Meok atau bapak Son, jadi saat ini dia berada di desa Pahilep dimana tugasnya adalah mantir adat. Makanya dia bisa pergi dari desa tetapi tidak bisa lama untuk meninggalkan desa karena ada tugasnya, tetapi saya rasa di desa Telaga ada banyak generasi-generasi yang mau untuk melanjutkan seni bela diri tersebut untuk membina perguruan di mana nama perguruan nya adalah sama, tetap nama Selamat karena itu adalah suatu amanat.

Apa filosofi utama dari perguruan Anda dan apa maknanya?

Jadi yang kita ambil adalah mewarisi semangat beliau dalam mengembangkan seni bela diri pencak silat itu, jadi kami tetap menjaga dan mengangkat daripada power

233

beliau yang lama ini tetap didengar orang di mana-mana untuk memunculkan kembali itu dan membuktikan bahwa kita adalah memang dari turunan beliau, itu adalah amanat nya Selamat Kambe, apabila mendirikan perguruan yang mengajarkan silat dari turunan dia itulah namanya yang harus digunakan sebabnya di mana-mana yang namanya Silat Sakti Salamat Kambe, adalah menjaga keharmonisan murid-murid peninggalannya zaman dulu agar tidak ada saling musuh, saling serang karena murid-murid tersebut harus tetap ada kebersamaan di manapun dan siapapun yang pernah belajar silat Selamat kami tetap menjadi saudara saat bertemu, cucunya tetap menjaga keterampilan dan tetap menjaga persaudaraan dalam perguruan. Jadi amanat beliau tersebut berbentuk sumpah “seilmu seguru tidak boleh saling bermusuhan”.

Apa peranan dan sumbangsih bela diri tradisional ini terhadap kebudayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah?

Biasanya itu adalah di saat pernikahan atau biasa disebut “menambang pengantin” biasa juga lawang sakepeng biasanya menyambut tamu baik itu turis maupun dalam acara-acara resmi pemerintahan seperti pembukaan event-event olahraga dan lagi dilombakan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) di Kalimantan Tengah. Dan dari berbagai daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing dan itu tetap ikut berperan serta dalam menyemarakkan event-event Nasional maupun kedaerahan juga.

“Lawang” itu adalah pintu dan “sakepeng” itu adalah seni bersilat jadi “lawang sakepeng” itu artinya permainan Silat untuk membuka pintu yang harus dibuka dengan

234

seni pencak silat. Karena tidak ada sebutan lain atau bentuk yang lain yang sama dengan yang itu, maka dibuatlah seperti itu artinya adalah lawang sekepeng dan harus dibuka dengan bermain silat dengan cara memutuskan tali-tali yang dibuat pada lawang sakepeng itu. Hakikat lawang sakepeng itu adalah untuk memutuskan hal-hal yang menghalangi dari perjalanan kehidupan kedua mempelai yang adalah diibaratkan rintangan-rintangan yang akan dilalui didalam kehidupan kedua mempelai tersebut, maka bisa dilakukan dengan kekuatan untuk menyelesaikan masalah bisa juga diselesaikan dengan komunikasi.

Jadi komunikasinya adalah gerak-gerak silat tadi adalah melambangkan komunikasi bahwa kita walaupun ada saling pukul ada tidak saling menyakitkan di dalam kehidupan artinya walaupun berpukul-pukul kata di dalam kehidupan bisa diselesaikan dengan memutuskan benang tadi artinya putuslah semuanya tidak akan menjadi masalah karena dari benang karena ada pepatah mengatakan bahwa “sekusut-kusutnya benang masih bisa diuraikan” itulah filosofinya kenapa menggunakan benang, jadi filosofi benang itu yang diambil dalam tradisional itu bahwa sekuat-kuatnya benang masih bisa diurai, berarti sekuat-sekuat-kuatnya masalah didalam rumah tangga masih bisa diselesaikan.

Dapatkah Anda mempraktekkan teknik beladiri dalam perguruan anda dan Tolong jelaskan maksud dan tujuan dari tiap-tiap gerakan?

Jadi langkah pertama itu adalah Empat Batarik, yang kedua adalah Epat Jurusan yang ketiga itu adalah Epat Depok yang keempat adalah Epat Buksai, yang

235

kelima adalah Epat Sabongkar, sedangkan yang keenam adalah Enam Batarik, Enam Sabongkar, dan Enam Buksai, kemudian adalah langkah bangkui paling singkat, sedikit dari gerakannya.

Nilai-nilai apa saja yang nilai-nilai apa saja yang Anda tanamkan kepada murid Anda pada saat berlatih maupun kehidupan kesehariannya diluar perguruan?

Selain nilai moral yang kita wariskan kepada mereka, betul ini adalah seni bela diri untuk membela diri, tetapi bukan untuk mencari musuh. Nilai-nilai kebersamaan, nilai saling menghormati, dan itu sebuah ilmu yang harus dihargai yang harus dihormati, begitu sebenarnya nilai yang tinggi adalah nilai kebersamaan mereka dilambangkan dengan gerakan-gerakan silat, utama yang diwariskan kepada mereka, karena semua murid itu yang seperti saya katakan tadi tidak ada yang nilai 5 (lima) tetapi kalau semua sudah keluar nilainya harus 10 (sepuluh) murid-murid itu. Kenapa demikian? karena semua murid harus bisa bekerja sama saat murid itu yang satu kurang mempunyai kemampuan yang mempunyai kemampuan harus saling mengajarkan, jadi harus saling berbagi. Disaat saling berbagi ini ada rasa timbul saling mengasihi, jadi itu kebersamaan yang harus ditanamkan “Jiwa Corsa” mereka.

Memang nilai-nilai dan anjuran-anjuran dari dulu, dari pewaris ini selalu mengatakan kepada kita yang muslim jangan lupa untuk melaksanakan shalat. Lalu itu kenapa silat yang diwariskan itu bisa untuk menyelamatkan bisa untuk membuat bencana makanya dengan nilai religi yang dipesankan itu untuk mengendalikan emosional, keegoan dan sebagainya.

236

Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang calon murid agar dapat diterima sebagai murid pada perguruan Anda, dan bagaimana tahapan-tahapan dari awal berlatih hingga Batamat?

Pertama-tama itu adalah ada minat, dan ketika minat itu ada dia harus apa yang dikatakan oleh guru dia harus menuruti dan itu adalah syarat utama sehingga dia pada akhirnya bisa menyelesaikan sesuai dengan yang diajarkan oleh guru dan memang kalau setingkat kami dulu ada ritual yang diutamakan adalah “Tampung Tawar” atau “bapalas” kemudian membaca doa selamat agar selamat untuk yang belajar dan juga saat perjalanan belajar bersilat, sehingga dia mampu lulus sesuai dengan kemauannya.

Proses dia belajar itu adalah 1 (satu) bulan atau 30 (tiga puluh) hari dan dilakukannya latihan itu setiap hari, full karena murid itu dari pengalaman dan kebiasaan nya itu berbeda-beda, sebab jika kita tamatkan di tengah-tengah itu dia tidak mendapatkan apa yang sebenarnya, dan kesannya tidak baik terhadap guru dan orang akan mengatakan jika belajar tapi kok tidak mendapatkan apa-apa. Jadi itulah yang harus satu bulan penuh mereka harus berlatih dan dari setiap hari berlatih itu mereka menghabiskan waktu 3 sampai 4 jam.

Jika dahulu pada saat kami berlatih itu setiap berlatih harus menggunakan “minyak garak” dan tujuannya itu agar menghidupkan setiap gerakan, jika ada yang kaku maka dengan minyak tersebut akan membantu keluwesan, dan itu terbukti ketika kami dulu. Dalam artian “minyak garak” itu juga untuk membangun kepekaan dalam

237

bergerak dan juga membantu dalam kesiagaan telinga, mata, gerak dan setiap sesuatu yang menimbulkan bunyi pun akan bisa membuat kita bergerak.

Tujuan dari “minyak palampas” sendiri adalah ketika kita merasa lelah dan lain sebagainya, ketika menggunakan “minyak palampas” itu akan menghilangkan rasa lelah, sekitar setengah jam itu pasti hilang semua rasa lelah. Jadi tujuan utamanya adalah untuk membuat tubuh kembali bugar dan menghilangkan rasa lelah, di mana keseluruhan minyak tersebut memiliki kekuatan magis. Jadi kegunaan dari kedua minyak tersebut yaitu “minyak garak” itu untuk membangun rasa refleks yang lebih tajam, kemudian untuk “minyak palampas” itu adalah untuk mengembalikan stamina mengembalikan kebugaran tubuh dan menghilangkan rasa lelah.

Dan ada satu lagi yang tertinggal di tengah perjalanan itu, di tengah pendidikan ada membaca doa Al A’raf satu kali, dengan memasak beras ketan secukupnya dan setiap murid mempunyai 1 (satu) biji telur ayam kampung yang dimasak dan nanti setelah dibacakan itu dan ucapan doa mereka makan telur itu dengan ketan. Dan untuk batamat juga disiapkan beras ketan, kemudian ada ayam kampung yang direbus dan ketika itu kita bacakan doa-doa Al A’raf dan doa selamat, setelah itu baru turun batamat, di mana batamat itu tidak langsung membuka lawang sakepeng tetapi dari semua murid itu berbaris untuk memperagakan atau melaksanakan silat dari langkah pertama sampai terakhir.

Jadi batamat itu memang diuji yang pertama adalah keterampilan mulai dari langkah satu sampai langkah terakhir yang diajarkan. Kedua, di uji kemampuan fisik yang tadi kan ada “minyak garak” dan “minyak palampas”, apakah minyak ini

238

bermanfaat atau tidak, karena untuk menghabiskan gerakan silat dan gerak dari gerakan pertama sampai yang terakhir itu dibutuhkan kemampuan fisik itu, karena ketika kita main dari gerak pertama sampai terakhir itu tidak cukup 30 menit yang, tetapi dia full tidak bisa berhenti sampai gerakan itu habis dia tetap pada gerakan tersebut dan itu untuk menguji kemampuan fisik, dan setelah itulah baru membuka lawang sakepeng.

Kendala-kendala apa saja yang Anda hadapi dalam memperkenalkan seni bela diri tradisional suku Dayak terutama pada perguruan Anda?

Jadi kendala-kendala yang utama yang saya hadapi itu yang saya rasakan adalah masalah minat dan kesungguhan anak-anak itu sendiri, yang sebenarnya niat kita memberikan pengalaman itu sampai mereka dapat semua, namun semangat mereka yang ada selaku saat ini tidak terlalu berminat, dan itulah kendala utama yang saya hadapi. Jadi minat itu sangat-sangat minim, bahkan kita mencari jalan untuk menyisihkan dana desa agar anak-anak itu mau belajar dengan tidak membayar, namun kembali lagi kepada minat anak-anak tersebut yang masih minim dan itulah yang sangat disayangkan sebenarnya.

Apa harapan kedepannya terhadap perguruan yang saat ini sedang ada Bina dan bagaimana harapan Anda ke depannya akan perkembangan seni bela diri tradisional suku Dayak di Kalimantan Tengah?

Ilmu yang saya berikan itu sebenarnya adalah hanya dasarnya saja, dan harapan saya adalah semoga anak-anak itu mempunyai minat untuk melanjutkan kembali,

239

karena sudah ada dasar yang saya ajarkan. Semoga murid-murid ini kedepannya mempunyai minat, dan pemerintah punya kepedulian untuk mengembangkan seni bela diri tradisional seperti ini, dan juga harapan kita pemerintah itu bisa menggali potensi-potensi yang belum diketahui itu seperti guru-guru silat yang masih ada di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Katingan untuk menjaga kelestarian budaya ini.

Dan harapan kita juga kepada perguruan perguruan yang ada di Kalimantan Tengah ini atau di Kabupaten Katingan ini, kalau memang mengajarkan kuntau silat Salamat Kambe harus murni dan jangan dikombinasikan dengan gerakan bela diri yang lain. Jadi kita harus punya spesifikasi daripada jenis silat yang kita kembangkan, agar tidak ada kolaborasi apapun dari silat Dayak aliran sungai satu dengan aliran silat dari sungai yang lain, shingga pada akhirnya silat ini menjadi identitas dari suatu daerah seperti silat betawi dan silat-silat tradisional lainnya sesuai dengan amanat beliau.

240

WAWANCARA MENGENAI BELA DIRI TRADISIONAL SUKU DAYAK