• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

C. Wawasan Tentang Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji aspek kebahasaan yang berupa kata dan bagian-bagiannya. Dengan kata lain, morfologi membahas pembentukan kata. Morfologi juga merupakan tataran diatas fonologi, karena objek kajian morfologi yaitu kata dan bagian-bagiannya diatas tataran bunyi sebagai objek kajian fonologi (fonetik dan fonemik). Morfologi juga dijelaskan sebagai bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasinya. Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi berupa bentuk-bentuk kebahasaan terkecil yang lazim disebut morf dan abstraksinya disebut morfem. Konsep morf dan morfem mirip dengan konsep fon dan fonem. Bedanya fon dan fonem dalam lingkup bunyi sedangkan morf dan morfem dalam lingkup bentuk. Adapun kemiripannya, morf merupakan satuan bentuk terkecil yan bersifat konkrit, sedangkan morfem merupakan abstraksi dari morf . konsep morf dan morfem dapat dijelaskan melalui satuan-satuan berikut ini:

-mencangkul -menggarap -memukul -menyuruh -melapor

Pada satuan tersebut tampak bentuk-bentuk yang beda diawal verba, yaitu bentuk /men-/, /mem-/, /me-/, /meng-/, /meny-/. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk yang konkrit dan mempunyai satu makna, yaitu `melakukan sesuatu`. Bentuk-bentuk yang

demikian itulah yang disebut morf. Pada dasarnya kelima bentuk tadi merupakan perwujudan dari morfem (meN-). Dengan kata lain kelima morf tersebut diabstraksikan dalam morfem (meN-).

Menurut Hasanain (1984) mengemukakan bahwa morf dan morfem dalam (BA) bahasa Arab sepadan dengan as-shighat dan al-wazn. Makna yang terkandung atau yang ditunjukkan itulah morfem, sedangkan shighat yang mengikuti al-wazn itulah morf. Contoh kata

Dﺕ E

merupakan morf dengan morfem

2% 0

yang bermakna `al-musyarakah`. Kemudian dikemukakan juga bahwa dalam BA terdapat alomorf (beberapa morf) yang merupakan realisasi dari satu morfem tertentu.

Jadi morfologi itu merupakan subsistem linguistik yang mengkaji proses yang mengolah leksem menjadi kata. Leksem meupakan input sedangkan kata merupakan output.

Kata merupakan satuan gramatikal terkecil yang dapat berdiri sendiri dan dapat diujarkan sebagai bentuk bebas. Kata bisa terbentuk dari satu morfem bebas, misalnya: rumah, pasar. Kata juga bisa terbentuk dari gabungan morfem bebas dan morfem terikat. Misalnya kata terbentuk dari morfem bebas

F

dan morfem terikat

-.

20

2. Ruang Lingkup Morfologi

Ruang lingkup pembahasan morfologi bahasa Arab yaitu isim yang mutamakkin (yang dapat di i`rab) dan fi`il yang dapat ditasrif, keduanya dalam keadaan sendirian (terisah dari rangkaian kalimat). Maka morfologi bahasa Arab tidak membicarakan

* 3 8+& 8+ & ! ) & $ ) .!

isim mabni, fi`il-fi`il jamid (fi`il yang tidak bisa ditasrif) dan huruf-huruf kata dalam bahasa Arab ada tiga, yaitu: isim, fi`il dan huruf.21

Ruang lingkup pembahasan morfologi bahasa Indonesia terdiri dari: a) Kata benda (nomina).

b) Kata kerja (verba). c) Kata sifat (adjektiva). d) Kata tugas.22

3. Proses Morfologis

Proses morfologis dibagi menjadi empat macam, diantaranya:

a. Pengimbuhan atau afiksasi. Penambahan afiks dapat dilakukan didepan yang disebut prefiks, ditengah yang disebut infiks, dibelakang yang disebut sufiks. Contohnya:

Prefiks berkata Infiks gerigi Sufiks tulisan

b. Reduplikasi atau perulangan. Hal itu dapat bersifat penuh atau sebagian dan dapat pula disertai perubah fonologis. Contohnya:

- anak-anak - gunung-gunung - berturut-turut

c. Perubahan intern atau modifikasi intern. Hal itu terjadi dalam morfem dasar yang berkerangka tetap. Contoh dalam bahasa Arab dari kerangka

& ) ; & + % * * &

3 ) % & $ ! &8/ * .! 0 " "66

atau akar kata *ktb `tulis` dapat dibentuk beberapa kata dengan varian masing-masing, seperti: katab `menulis (lampau)`, yaktubu `menulis (sedang)`, uktub `tulislah (perintah)`, kita:b `buku`, kita:bah `tulisan`, ka:tib `penulis`, dll.

d. Pemajemukan atau komposisi. Komposisi itu yang membentuk satu kata dari dua (atau lebih dari dua) morfem dasar. Contohnya: barangkali, hulubalang, peribahasa, masing-masing dianggap sebagai satu kata, maka semuanya merupakan hasil pemajemukan.23

4. Klasifikasi Morfem Dalam Morfologi

Morfologi mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah pengamatannya. Satuan gramatikal terkecil itu disebut morfem.24 Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Diantaranya:

a) Morfem Bebas dan Morfem Terikat

Morfem bebas ini ialah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Misalnya makan, rumah, termasuk morfem bebas. Yang dimaksud morfem terikat ialah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat.

b) Morfem Utuh dan Morfem Terbagi

Pembedaan morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem tersebut. Semua morfem dasar bebas termasuk morfem utuh, seperti: meja, kursi.morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang ( + * # $ ' & ) # $ ! 7 5 1! " 1 . " .1

terpisah. Misalnya kata kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu satu dan satu morfem terbagi, yakni (ke-/-an).

c) Morfem Segmental dan Suprasegmental

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem (lihat) dan (lah), (sikat) dan (ber). Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental seperi tekanan, nada, durasi dsb.

d) Morfem Beralomorf Zero

Morfem ini yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental) melainkan berupa `kekosongan`.

e) Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal

Yang dimaksud morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses terlebih dulu dengan morfem lain. Misalnya morfem-morfem seperti kuda, pergi, lari adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti ini dengan sendirinya sudah dapat digunakan secara bebas, dan mempunyai kedudukan yng otonm didalam pertuturan.

Morfem tak bermakna leksikal sebaliknya, ia tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sndiri. Morfem ini baru nmempunyai makna dalam gabungannya dengan morfem laindalam suatu proses morfologi. Yang dimaksud dengan morfem tak bermakna leksikal adalah morfem-morfem afiks, seperti: (ber-), (me-) dan (ter-).

f) Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem) Dan Akar (Root)

Morfem dasar ini terbagi menjadi dua bagian yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar dalam suau proses

morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem. Misalnya kata berbicara yang terdiri dari morfem ber- dan bicara, maka bicara adalah menjadi bentuk dasar dari kata berbicara itu yang juga berupa morfem dasar. Istilah pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi.

Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya akar itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya, baik afiks infleksional maupun afiks derivasionalnya ditanggalkan.25

1

Dokumen terkait