KUALIFIKASI PROSEDUR LAS
2.1 Welding Procedure Specification (WPS)
Welding procedure specification (WPS) adalah prosedur las tertulis yang sudah terkualifikasi yang disiapkan untuk memberi petunjuk pengelasan sesuai persyaratan code, standard atau standard konstruksi lainnya. WPS harus digunakan untuk memberi petunjuk kepada juru las atau operator las untuk meyakinkan pemenuhan persyaratan code atau standard.
WPS harus menjelaskan semua variabel esensial, non esensial dan esensial suplementer (jika disyaratkan) untuk setiap proses yang dipakai dalam WPS, variabel-variabel ini dicantumkan dalam sub bab berikutnya
Untuk menyesuaikan dengan persyaratan produksi variabel nonesensial pada WPS boleh diubah tanpa kualifikasi ulang tetapi perubahan itu harus didokumentasikan dengan mempertimbangkan variabel lainnya untuk setiap proses, perubahan ini harus dengan amandemen pada WPS atau mengunakan WPS baru.
Perubahan pada variabel esensial dan esensial suplementer diperlukan kualifikasi ulang WPS (PQR baru atau PQR tambahan untuk menunjang perubahan dalam variabel esensial atau variabel esensial suplementer).
Keterangan yang diperlukan dalam WPS bisa dalam sembarang format, tertulis atau dalam bentuk tabel menyesuaikan dengan kebutuhan manufakturer atau kontraktor selama setiap variabel esensial, nonesensial dan esensial suplementer dicantumkan dala WPS tersebut.
WPS yang digunakan untuk pengelasan produksi menurut standard harus tersedia sebagai referensi dan untuk ditelaah oleh inspektur las berwenang di tempat fabrikasi.
17 2.2 Procedur Qualification Record (PQR)
Procedure Qualification Recerd (PQR) adalah rekaman data pengelasan dan variabel-variabel yang digunakan untuk mengelas kupon tes, PQR juga berisi hasil pengujian DT atau NDT) dari spesimen. Variabel yang direkam biasanya berada dalam batas jangkauan mendekati dari variabel aktual yang akan digunakan dalam pengelasan produksi.
PQR yang lengkap harus mendokumentasika semua variabel esensial dan esensial suplementer untuk setipa proses las yang digunakan pada waktu pengelasan kupon tes. Variabel non esensial harus direkan apabila dikehendaki oleh manufakturer atau kontraktor. Semua variabel haruslah merupakan variabel aktual (termasuk batas jangkaunya) yang digunakan watku pengelasan kupon tes. Manufakturer atau kontraktor harus menjamin sepenuhnya bahwa PQR tidak boleh disubkontrakkan pelaksanaannya maksud dari hal ini adalah sebagai jaminan dan verifikasi manufakturer atau kontraktor bahwa keterangan dalam PQR merupakan rekaman sesungguhnya dari variabel yang digunakan selama pengelasan kupon tesdan menjamin bahwa hasil uji tarik, uji bending dll memenuhi standard.
Perubahan pada PQR tidak diijinkan kecuali hanya melakukan koreksi editorial atau adenda pada PQR. Contoh koreksi editorial adalah mengubah P No, F No dan A No yang salah, yang telah ditentukan untuk bahan dasar atau logam pengisi tertentu. Contoh adenda adalah perubahan yang disebabkan oleh perubahan standard, misal standard ini menentukan F No baru untuk bahan pengisi atau mengadopsi bahan pengisi baru dengan F No yang telah ditentukan.
Keterangan yang diperlukan dalam PQR bisa dalam sembarang format, tertulis atau dalam bentuk tabel menyesuaikan dengan kebutuhan manufakturer atau kontraktor selama setiap variabel esensial, nonesensial dan esensial suplementer dicantumkan dala PQR tersebut.
Jenis pengujian, jumlah pengujian dan hasilnya harus dicantumkan dalam PQR. Jika diminta PQR yang digunakan untuk menunjang WPS harus tersedia untuk ditelaan oleh ispektur las yang berwenang. PQR tidak perlu disediakan untuk juru las atau operator las.
Beberapa WPS dapat dibuat berdasarkan data pada PQR tunggal, misalnya PQR 1G pelat dapat menunjang WPS untuk posisi datar, horizontal, vertikal dan overhead. Pada plat atau pipa didalam batas variable esensial lain. Suatu WPS tunggal bisa mencakup beberapa perubahan variabel esensial asalkan ada PQR penunjang untuk setiap variabel esensial dan esensial suplementer tersebut, misalnya suatu WPS tunggal bisa mencakup batas jangkau ketebalan dari 1,6 mm sd 31,7 mm bila PQR direncanakan untuk batasjangkau 1,6 mm sd 31,7 mm dan 4,7 mm sd 31,7 mm.
18 2.3 Variabel WPS
Variabel-variabel yang terdapat dalam WPS terdiri dari variabel esensial, variabel nonesensial dan variabel esensial suplementer. Perubahan pada variabel esensial dan esesnsial suplementer mewajibkan adanya kualifikasi ulang terhadap WPS, sedangkan perubahan pada variabel nonesensial tidak mengharuskan adanya kualifikasi ulang akan tetapi harus didokumentasikan atau dengan mengamandemen WPS.
2.3.1 Variabel WPS berdasarkan ASME Section IX Tabel 2.1 Variabel proses OFW
19 Tabel 2.2 Variabel proses SMAW
20 Tabel 2.3 Variabel proses SAW
21 Tabel 2.3 Variabel proses SAW (Lanjutan)
22 Tabel 2.4 Variabel proses GMAW dan FCAW
23 Tabel 2.4 Variabel proses GMAW dan FCAW (Lanjutan)
24 Tabel 2.5 Variabel proses GTAW
25 Tabel 2.5 Variabel proses GTAW (Lanjutan)
26 2.3.2 Variabel WPS berdasarkan AWS D1.1
Tabel 2.6 Variabel esensial untuk proses SMAW SAW GMAW FCAW dan GTAW
27 Tabel 2.6 Variabel esensial untuk proses SMAW SAW GMAW FCAW dan GTAW (Lanjutan)
28 Tabel 2.6 Variabel esensial untuk proses SMAW SAW GMAW FCAW dan GTAW (Lanjutan)
29 Tabel 2.7 Variabel esensial suplementari untuk proses SMAW SAW GMAW FCAW dan GTAW
30 2.5 Batasan Kualifikasi (Range Qualification)
2.4.1 Batasan kualifikasi berdasarkan ASME Section IX Tabel 2.8 Batasan ketebalan dan jumlah pengujian
31 Tabel 2.9 Range qualificaton las fillet
Tabel 2.10 Las fillet dapat dikualifikasi oleh las alur
2.4.2 Batasan kualifikasi berdasarkan AWS D1.1 Tabel 2.10 Batasan kualifikasi berdasarkan posisi
32 Tabel 2.11 Batasan kualifikasi las alur penetrasi penuh berdasarkan ketebalan dan jumlah spesimen uji
33 Tabel 2.12 Batasan kualifikasi las alur penetrasi parsial berdasarkan ketebalan dan jumlah spesimen uji
Tabel 2.13 Batasan kualifikasi las fillet berdasarkan ketebalan dan jumlah spesimen uji
34 2.5 Pengujian Kupon Test
2.5.1 Pengujian WPS berdasarkan ASME Section IX 2.5.1.1 Las fillet
Kualifikasi las fillet dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu las fillet pada plat dan bisa juga dilakukan dengan las fillet pada pipa. Las fillet pada pelat ketentuannya dapat dilihat pada Gambar 2.1 dengan ketentuan jumlah spesimen makro etsa 5 spesimen sedangkan las fillet pada pipa dapat dilihat pada Gambar 2.2. dengan ketentuan jumlah spesimen makro etsa 4 spesimen.
Gambar 2.1 Las fillet pada pelat berdasarkan ASME
35 Gambar 2.2 Las fillet pada pipa berdasarkan ASME
2.5.1.2 Las alur pelat
Lokasi pengambilan spesimen uji pada kupon tes dalam kualifikasi las alur pada pelat mengikuti ketentuan pada Gambar 2.3. untuk material dengan ketebalan antara 10 mm sd tebal
< 19 mm face bend dan root bend dapat digantikan dengan side bend.
Gambar 2.3 Las alur pelat berdasarkan ASME
36 2.5.1.3 Las alur pipa
Lokasi pengambilan spesimen uji pada kupon tes dalam kualifikasi las alur pada pipa mengikuti ketentuan pada Gambar 2.4. untuk pipa dengan ketebalan lebih dari 10 mm face bend dan root bend dapat digantikan dengan side bend.
Gambar 2.4 Las alur pipa berdasarkan ASME
37 2.5.2 Pengujian WPS berdasarkan AWS D1.1
2.5.2.1 Las fillet
Gambar 2.5 Ketentuan kualifikasi prosedur las fillet berdasarkan AWS D1.1
38 2.5.2.1 Las alur pelat
Gambar 2.6 Ketentuan kualifikasi prosedur las alur pelat ketebalan lebih dari 10 mm berdasarkan AWS D1.1
39 Gambar 2.7 Ketentuan kualifikasi prosedur las alur pelat ketebalan ≤ 10 mm berdasarkan
AWS D1.1
40 2.5.3 Pengujian WPS berdasarkan API 1104
Tabel 2.14 Jenis dan jumlah pengujian WPS
41 Gambar 2.8 Lokasi pengambilan spesimen uji berdasarkan API 1104
42 2.6 Dimensi Spesimen Uji Mekanik
2.6.1 Spesimen uji mekanik berdasarkan ASME 2.6.1.1 Uji tarik
Gambar 2.9 Dimensi uji tarik pada pelat
Gambar 2.10 Dimensi uji tarik pada pipa
43 Jika tidak memungkinkan membuat spesimen uji tarik pada pipa dengan demensi seperti pada Gambar 2.9 dikarenakan diameter pipa terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk memenuhi ketentuan jumlah spesimen uji maka dimensi uji tarik dapat dibuat dengan dimensi alternatif seperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.11 Dimensi alternatif uji tarik pada pipa
44 2.6.1.2 Uji bending
Gambar 2.12 Dimensi uji side bend
45 Gambar 2.13 Dimensi uji transversal face and root bend
46 2.6.2 Spesimen uji mekanik berdasarkan AWS D1.1
2.6.2.1 Uji tarik
Gambar 2.14 Dimensi uji tarik pelat dan pipa
47 2.6.2.2 Uji bending
Gambar 2.15 Dimensi uji longitudinal and transversal face and root bend
48 Gambar 2.16 Dimensi uji transversal side bend
49 2.6.2.3 Uji impak (CVN Test)
Ketentuan lokasi pengambilan spesimen uji impak pada AWS D1.1 dapar dilihat pada Gambar di bawan ini, sedangkan dimensi spesimen ujinya mengacu pada ASTM E23 seperti pada Gambar 2.18
Gambar 2.17 Lokasi pengambilan spesimen uji impak
50 Gambar 2.18 Dimensi uji impak berdasarkan ASTM E23
Tabel 2.15 Persyaratan kelulusan uji impak berdasarkan AWS D1.1
51 Jika spesimen uji impak memiliki lebar kurang dari 80% dari ketebalan kupon tes maka temperatur pengujian impak harus dikurangi sesuai dengan ketentuan pada Tabel 2.16 Tabel 2.16 Koreksi temperatur uji impak berdasarkan AWS D1.1
2.6.3 Spesimen uji mekanik berdasarkan API 1104 2.6.3.1 Uji tarik
Gambar 2.19 Dimensi uji tarik
52 2.6.3.2 Uji nick break
Gambar 2.20 Dimensi uji nick break pada las tumpul
53 Gambar 2.21 Dimensi uji nick break pada las fillet
54 2.6.3.3 Uji bending
Gambar 2.22 Dimensi uji face dan root bend untuk tebal ≤ 12,7 mm
Gambar 2.23 Dimensi uji side bend untuk tebal > 12,7 mm
55
LAMPIRAN 1
ESTIMASI KEBUTUHAN BAHAN DAN PERALATAN