BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
G. Wilayah sebagai Suatu Elemen Struktur Spasial 1.Problem Utama Ekonomi Regional 1.Problem Utama Ekonomi Regional
Ekonomi regional adalah suatu studi yang mempelajari perilaku ekonomi dari manusia didalam wilayah. Studi ini menganalisa proses ekonomi dalam lingkungan spasial (mengenal tata ruang) dan menempatkannya kedalam lansekap ekonomi (economic land space). Sebagaimana diketahui bahwa teori ekonomi tradisional telah lama tidak mau mengenal aspek spasial dari perilaku ekonomi.Model-model klasik dibuat berdasarkan asumsi bahwa kegiatan ekonomi terjadi pada satu titik waktu (one point) tanpa memperhitungkan dimensi spasial.Pertanyaan utama dari ekonomi klasik adalah berkisar pada
what to produce. How to produce and for whom to produce. Yang artinya komoditi apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa komoditi tersebut diproduksi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dianalisa tanpa
memasukkan unsur jarak menganggap tidak ada biaya pengangkutan (Iskandar 1999).
Tantangan bagi ekonomi regional yakni dapat dinyatakan bahwa pengetahuan mengenai gejala-gejala ekonomi akan menjadi penting dan nyata apabila faktor tata ruang diintroduksikan sebagai suatu variabel tambahan dalam kerangka teori ekonomi secara eksplisit pertimbangan mengenai dimensi tata ruang tersebut meliputi lima persoalan utama ekonomi regional. Pertama, adalah yang berhubungan dengan penentuan lansekap ekonomi, yaitu mengenai penyebaran kegiatan ekonomi atas tata ruang, dalam hubungan ini beberapa pertanyaan dapat dikemukakan, misalnya faktor apa yang mempengaruhi lokasi kegiatan individual? Bagaimana dapat dijelaskan penyebaran produksi pertanian diatas suatu tanah yang luas?hipotesa apa yang relevan untuk penentuan lokasi usaha tertentu, suatu industri, sektor industri dan sektor tersier? model apa yang dapat digunakan untuk menentukan perilaku spasial dari lokasi pemukiman? bagaimana teori lokasi partial dapat diintegrasikan dalam suatu sistem general? Bagaimana suatu daerah dapat dirincikan sebagai daerah pertanian atau daerah industri dan aglomerasi penduduk?apakah ada ketergantungan antara pengambilan keputusan mengenai lokasi secara individual? semua pertanyaan berhubungan erat dan termasuk dalam bidang persoalan utama ekonomi regional, yang pertama yaitu persoalan penentuan lansekap ekonomi.
Kedua adalah hubungan dengan diintrodusinya konsep wilayah dalam analisa teoritik. Wilayah disini artikan sebagai sub sistem spasial dari ekonomi nasional. Dengan konsep baru telah mendorong rencana pembangunan sub sistem spasial dan pengukuran aktivitas ekonominya. Beberapa kriteria telah dikembangkan untuk menentukan batasnya suatu wilayah, maupun diakui bahwa hal ini bukan merupakan hal yang gampang.
Ketiga adalah menganalisa interaksi antara daerah-daerah. Dapat dibedakan dua bentuk interaksi antar regional, yaitu (1) arus pergerakan faktor produksi dan (2) pertukaran komoditi, penjelasan mengenai mengapa terjadi arus pergerakan faktor produksi dan komoditi, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi pada suatu daerah itu merupakan titik sentral dalam studi permasalahan ekonomi regional. Dalam hubungan ini dapat diajukan beberapa pertanyaan, diantaranya: mengapa faktor produksi berpindah dari suatu daerah ke daerah lain? departemen apakah yang mempengaruhi mobilisasi faktor produksi antar daerah.
Keempat adalah persoalan analisa optimum atau aquilibrium antar daerah. Model tipe ini mencoba menentukan beberapa sumber optimum untuk kegiatan sistem ekonomi dalam lingkungan spasial, keadaan optimum selalu dikaitkan dengan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai seperti alokasi sumberdaya yang optimal menurut Pareto (Pareto optimum Allocation of resources) atau minimisasi faktor masukan (input) yang telah tertentu.Beberapa pertanyaan dalam hubungan ini dapat dikemukakan, diantaranya mengenai arus
transportasi yang optimal untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbeda. Spasialisasi produksi regional yang optimal dan pertukaran komoditi yang optimal antar daerah-daerah. Analisa equilibrum atau keseimbangan tidak membahas persoalan yang riil, akan tetapi memperinci pola optimal mengenai produksi, lokasi dan perdagangan. Hal ini memperlihatkan integrasi analisa lokasi dan studi pertukaran antar daerah.Akhirnya dapat dikatakan bahwa analisa optimum dapat dipandang sebagai pembahasan dan implikasi tujuan-tujuan tertentu.
Kelima, yaitu persoalan kebijaksanaan ekonomi regional dimasukkan sebagai kegiatan-kegiatan yang berusaha memperhitungkan pengaruh perilaku ekonomi dalam suatu lingkungan spasial. Kebijaksanaan ekonomi regional berusaha mengontrol struktur dan proses ekonomi dalam sub sistem ekonomi nasional. Disini ada beberapa pertanyaan dapat dikemukakan, yaitu sasaran apakah dari kebijaksanaan regional itu bagaimana sasaran-sasaran tersebut ditetapkan? bagaimana sasaran kebijaksanaan regional tersebut direalisasikan pada tujuan kebijaksanaan nasional dan sebagainya.
2. Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi regional adalah peningkatan volume variabel ekonomi dari suatu sub sistem spasial suatu wilayah. Seringkali dipakai istilah lain yang mempunyai arti yang sama untuk pertumbuhan ekonomi yaitu pembangunan ekonomi atau pengembangan ekonomi. Ada beberapa variabel yang dapat dipilih sebagai indikator atau pengukur pertumbuhan dimaksudkan
sebagai peningkatan sebagai suatu keluaran daerah. Peningkatan ini meliputi kapasitas produksi ataupun volume riel produksi.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat dinyatakan sebagai peningkatan dalam sejumlah komoditi yang dapat digunakan disuatu daerah. Konsep ini menyangkut pengaruh perdagangan yaitu dapat diperoleh komoditi sebagai suplay hasil yang meningkat melalui pertukaran antar daerah
Perencanaan sub sistem dari ekonomi nasional adalah merupakan prasyarat untuk teori pembangunan regional. Juga persoalan bagaimana mengukur peningkatan dalam kegiatan ekonomi suatu daerah harus dipecahkan.Lebih penting bahwa teori pertumbuhan regional harus menganalisa suatu daerah sebagai suatu sistem terbuka yang berhubungan dengan daerah-daerah lain melalui arus perpindahan faktor produksi dan pertukaran komoditi.Dalam hubungan ini beberapa pertanyaan berikut harus dijawab. Dalam cara bagaimana pengembangan ekonomi suatu daerah mempengaruhi pertumbuhan di daerah lain? apakah pembangunan dalam suatu daerah akan meningkat permintaan ekspor untuk daerah lain dan selanjutnya mendorong pembangunan ekonomi suatu daerah akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di daerah lain tersebut. Persoalan-persoalan diatas menunjukan bahwa teori pertumbuhan regional itu harus juga merupakan studi interaksi antar regional.Pengembangan regional harus juga dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam lansekap ekonomi. Dalam proses pertumbuhan ekonomi akan terjadi pergeseran dalam permintaan, akan dikemukakan sumberdaya baru,
terjadi perbaikan sistem transportasi, penurunan biaya produksi, dan sebagainya.
Peristiwa ini akan mendorong para wiraswasta dan pengusaha industri untuk mempertimbangkan kembali lokasi industrinya dan akan mendorong untuk mengadakan relokasi. Jadi dapat dikatakan bahwa lansekap ekonomi itu merupakan akibat dari pertumbuhan ekonomi.Dilain pihak tingkat pertumbuhan suatu daerah itu tergantung pada alokasi sumberdaya dalam tata ruang pada suatu waktu tertentu.Oleh karena itu hal ini sangat dipengaruhi oleh pengambilan keputusan dalam hal lokasi individual, maka jelaslah bahwa teori pertumbuhan itu harus memperhatikan analisa lansekap ekonomi.
Akhirnya studi pertumbuhan regional sebaiknya dikaitkan pula dengan analisis optimum dan kebijaksanaan regional. Kondisi optimum dalam tata ruang dapat ditafsirkan sebagai tujuan dalam sistem kebijaksanaan regional dan analisa optimum dapat dipakai untuk menetapkan arah pertumbuhan regional secara optimal sepanjang waktu. Aspek-aspek persoalan-persoalan seperti alat apa, kombinasi langkah-langkah kebijaksanaan yang dipergunakan untuk meningkatkan pertumbuhan di suatu wilayah ?alternatif strategi apa yang sebaliknya ditempuh dalam melaksanakan kebijakan pertumbuhan regional ? tindakan-tindakan apakah yang dapat dijalankan untuk mencegah aglomerasi yang berlebihan? Pertanyaan diatas harus diusahakan dijawab agar supaya pengembangan wilayah dapat dilaksanakan secara lebih mantap dan terarah.
3. Pengembangan Konsep Tata Ruang Ekonomi
Konsep tata ruang ekonomi sangat penting dalam studi pengembangan wilayah, menurut perkembangan historis, tata ruang ekonomi mengalami perubahan dan pertumbuhan. Beberapa kasus spasial dapat dikemukakan seperti terjadinya pemusatan kegiatan-kegiatan industri dan urbanisasi ke kota-kota besar, terbentuknya pasar-pasar dan pusat baru yang menimbulkan perubahan dalam wilayah-wilayah pelayanan dan mungkin pula perlu dilakukan penyempurnaan dalam pembagian wilayah pembangunan secara menyeluruh. Kasus-kasus diatas merupakan topik-topik yang bersifat kontraversi karena mempunyai pengaruh yang mendasar terhadap pengembangan tata ruang nasional.
Konsep tata ruang ekonomi mempunyai pengertian yang lebih bersifat operasional dan kurang emotif, misalnya; investasi modal, jaringan transportasi, industri, dan meliputi bahan-bahan materil baru dan aturan-aturan baru. Ahli-ahli ilmu bumi menempatkan manusia dalam lingkungan alam, sebaliknya Ahli- ahli-ahli ekonomi menganggap lingkungan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan manusia. Tata ruang ekonomi lebih kompleks dan bersifat multi dimensi.
BAB III