• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Wirausahawan dan Kewirausahaan

Wirausahawan mengandung beberapa pengertian yang berbeda-beda menurut pandangan beberapa ahli, di antaranya adalah:

Menurut Adam Smith dalam Winardi (2003:4) wirausahawan adalah individu yang menciptakan organisasi untuk tujuan komersial. Ia juga memandang seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki pandangan dan pemikiran ke depan yang dapat melihat adanya peluang dan perubahan-perubahan ekonomi. Dengan kata lain seorang wirausaha juga merupakan pelaku ekonomi yang dapat merubah permintaan menjadi penawaran. Lalu menurut Baptiste Say dalam Winardi (2003:4) wirausahawan adalah seseorang yang memiliki seni serta keterampilan untuk menciptakan perusahaan-perusahaan baru dan memiliki pemahaman apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. John Stuart Mill dalam Winardi (2003:4) wirausahawan adalah individu-individu yang dapat mendirikan perusahaan. Dan menurut Zimmerer, et al., dalam Winardi (2003:17) wirausahawan adalah seorang individu yang dapat menciptakan bisnis baru dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian agar dapat memperoleh laba dan meningkatkan pertumbuhan

dengan mengidentifikasi peluang-peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya”. Schumpeter dalam Winardi (2003:25) ia mengatakan bahwa tidak semua pengusaha dapat dikatakan sebagai seorang wirausahawan. Wirausahawan adalah adalah pengusaha yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda dari pengusaha lainnya yang tidak dimiliki oleh pengusaha biasa dengan jalan menciptakan suatu inovasi yang baru. Serta menurut Meredith, et al. dalam Sutrisno (2003:6) mengatakan wirausahawan adalah orang- orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan yang ada dan mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan agar dapat mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam mengelolanya agar dapat meraih kesuksesan.

Jadi pada intinya seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain, kemampuan yang di milikinya terdiri dari kemampuan untuk memanfaatkan peluang, memanfaatkan sumber daya, berani menghadapi risiko. Peluang yang ada tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan bisnis baru dengan keberanian dan semangat untuk menghadapi tantangan yang akan muncul pada keputusan yang dibuatnya agar tujuan yang diinginkannya dapat tercapai.

B. Karakteristik Wirausaha

Terdapat beberapa karakteristik dari wirausaha yang berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D dikemukakan oleh Bygrafe dalam Alma (2009:58):

a. Dream, wirausaha mempunyai visi tentang kenginannya di masa depan dalam kehidupan pribadi dan usahanya dan berusaha untuk menggunakan kemampuannya untuk mewujudkan visi tersebut.

b. Decisivenese, wirausaha tidak bekerja lambat. Keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang cepat namun, tetap penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepannya dalam mengambil keputusan merupakan faktor utama dalam kesuksesan bisnis.

c. Doers, setelah keputusan diambil wirausaha langsung mengambil tindakan lebih lanjut. Kegiatannya di lakukan dengan cepat tanpa ditunda.

d. Determination, kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha dilakukan dengan penuh perhatian. Ia memiliki sikap tanggung jawab dan tidak menyerah pada halangan apapun.

e. Dedication, wirausaha mendedikasikan dirinya pada bisnis yang dijalankan dengan sungguh-sungguh tidak jarang mereka mengorbankan keluarganya dan kesenangan dirinya untuk sementara waktu.

f. Devotion, wirausaha mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya. Kecintaannya pada pekerjaan membuat ia terdorong untuk mencapai hasil yang diinginkan.

g. Details, wirausaha memperhatikan segala faktor yang ada tanpa mengabaikan faktor sekecil apapun yang dapat menghambat berjalannya bisnis.

h. Destiny, wirausaha bertanggung jawab pada nasib dan tujuan yang ingin dicapai. Ia menyukai kebebasan tanpa bergantung pada orang lain.

i. Dollars, motivasi wirausaha tidak hanya untuk mendapatkan uang. Melainkan uang digunakan sebagai ukuran kesuksesan yang telah diraihnya. Ia merasa layak untuk mendapatkan keuntungan jika bisnisnya sudah dapat berjalan dengan sukses.

j. Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya pada orang yang telah dipercaya. Orang-orang kepercayaannya merupakan orang yang memiliki semangat dan jalan pikiran yang sama.

Dalam menjalankan setiap pekerjaan pasti terdapat keuntungan dan kelemahan, begitu juga dengan profesi sebagai wirausaha terdapat keuntungan dan kelemahan sebagai berikut (Alma, 2009:4):

Keuntungan menjadi wirausaha:

a. Memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan tanpa harus mengikuti perintah orang lain. Sehingga seorang wirausaha memiliki kebebasan dalam menentukan jalannya usaha mereka.

b. Memiliki peluang yang besar untuk menunjukkan kemampuan dan potensinya kepada orang lain tanpa adanya persaingan.

c. Dapat memiliki keuntungan dan manfaat secara penuh yang dihasilkan oleh usahanya.

d. Memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi seorang pemimpin.

Kerugian menjadi wirausaha:

a. Pendapatan yang tidak pasti setiap bulan maupun setiap harinya, menanggung risiko yang lebih besar dibanding menjadi seorang karyawan.

b. Memiliki jam kerja yang tidak pasti dan harus bekerja keras untuk meraih kesuksesan pada awal pendirian usahanya.

c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai kesuksesan telah diraih karena harus meluangkan waktu ekstra untuk menjalankan usahanya sehingga harus mengabaikan yang lain seperti keluarga, hiburan, dan lain-lain.

d. Memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan usaha karena harus mengelola segala fungsi bisnis yang ada mulai dari pemasaran, keuangan, manajemen, dan mengambil keputusan dengan tepat.

C. Faktor-faktor Pendorong Kewirausahaan

Menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

a. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu:

1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. 2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan

desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.

3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.

b. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. Kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu:

1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.

2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

D. Faktor-faktor Penghambat Berwirausaha

Menurut Arif dan Nian (2010:14) apabila kita membaca buku-buku yang bercerita tentang kisah kesuksesan seseorang dalam berwirausaha, biasanya mereka

mencapai kesuksesan adalah individu-individu yang mampu mengatasi hambatan- hambatan yang ditemuinya dalam berwirausaha. Kita pun akan berhadapan dengan beberapa hambatan ketika akan berwirausaha. Tidak sedikit diantara kita, ketika dihadapkan pada hambatan, membuat kita mengurungkan niat untuk memulai berwirausaha.

Namun, tidak sedikit pula, mereka yang berhasil menghadapi hambatan pada akhirnya menjadi pengusaha sukses. Oleh karena itu, ketika kita ingin memulai berwirausaha dan dihadapkan pada hambatan, jangan lantas membuat kita mundur. Justru hambatan tersebut dapat dijadikan tantangan berharga untuk menggapai kesuksesan. Untuk mampu mengatasi berbagai hambatan, yang diulakukan pertam kali adalah mengetahui hambatan yang menghadang. Hambatan-hambatan berwirausaha diantaranya:

a. Modal.

Untuk memulai sebuah usaha, modal pada umumnya menjadi kendala. Namun bukan berarti, kita menyerah begitu saja. Selama ada keinginan maka modal akan kita dapatkan. Banyak sumber yang bisa dijadikan sumber modal diantaranya berbagai kredit soft loan yang di tawarkan pemerintah melalui insatnsi terkait, kredit perbankan, pemilik modal, dan sebagainya. Untuk mendapatkan itu semua, perlu strategi dan teknik-teknik khusus untuk mendapatkan modal.

b. Usia

Usia sering kali menjadi hambatan ketika seseorang akan berwirausaha. Sebagian besar merasa sudah terlalu tua, sehingga banyak di antara kita

enggan memulai sesutau yang baru seiring dengan usia yang semakin senja. Dalam dunia modern, wirausaha sering kali dimanfaatkan tidak hanya sebagai alat ekonomi, namun juga sebagai gaya hidup yang memenuhi kebutuhan manusia yang begitu kompleks.

c. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial dalam diri seseorang, baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum. Sering kali bakat seseorang jelas terlihat bila ia melakukan suatu aktivitas dan ia dapat dengan cepat belajar dan berhasil pada bidang tersebut. Bakat sering kali terlepas dari pengaruh lingkungan, walaupun ada pengaruhnya, sangat kecil dampaknya. Banyak diantara kita, ketika akan memulai berwirausaha, kita merasa tidak punya bakat. Padahal wirausaha adalah sesuatu yang bisa diajari.

d. Tingkat Pendidikan

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, angka pengangguran yang paling baik tinggi adalah lulusan diploma dan sarjana. Hal ini disebabkan mindset yang terbangun di masyarakat, ketika seseorang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi, maka individu tersebut hanya pantas kerja kantoran, dengan penampilan yang rapi. Akibatnya, banyak di antara kita yang sudah berpendidikan tinggi, justru merasa sebagai penghambat ketika kita ingin berwirausaha.

e. Persepsi terhadap resiko dan kegagalan

Kewirausahaan adalah suatu proses peningkatan kesejahteraan yang dinamis. Penciptaan kesejahteraan tersebut tentunya dibarengi dengan resiko-resiko

yang ada, di antaranya dari sisi equity (untung dan rugi), waktu, dan komitmen untuk mencari nilai untuk suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, apabila kita akan memulai berwirausaha, maka resiko dan kegagalan bukanlah penghalang kesuksesan, tapi justru dengan adanya resiko dan kegagalan bisa dijadikan pengalaman untuk meraih kesuksesan yang tertunda.

f. Tingkat kreativitas

Setiap manusia dibekali dua bagian otak, otak kanan dan otak kiri. Pada umumnya manusia lebih banyak menggunakan otak kiri dibanding otak kanannya. Otak kiri berfungsi untuk menganalisis sesuatu secara sistematis dan linier sedangkan otak kanan berfungsi untuk hal-hal yang bersifat kreatif, imajinatif dan tidak linier. Yang menjadi masalah kita adalah sistem pendidikan kita yang cenderung lebih banyak menekankan pada penggunaan otak kiri dibandingkan otak kanan sehingga kita terbiasa menyikapi sesuatu dengan berpikir analitis dan sistematis secara linier dan kurang berani menganalisis sesuatu dengan pemikiran yang lebih kreatif dan out of the box.

g. Lingkungan usaha

Pada umunya, ketika kita akan memulai usaha baru, kita dihadapkan pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif, di antaranya yaitu: akses ke pasar, akses ke perbankan yang berkaitan dengan infrastruktur, masalah yang berkaitan dengan birokrasi dan peraturan

Menurut Kuncara (2008:3) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi bukanlah berarti

menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja mulai dari baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.

Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, terdapat tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:

1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.

2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang. 3. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga

wirausahawan atau panutan.

Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan

terkemuka yang menjadi sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula.

Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.

2.1.2 Sikap Berwirausaha

Dokumen terkait