• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph yang menyatakan makna dari kata dan disebut dengan semanticword grap. Word graph

merupakan graf yang merepresentasikan kata dan dapat dinyatakan sebagai graf yang diberi label. Gabungan beberapa word graph dari beberapa kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Beberapa sentence graph yang digabung

dalam sebuah teks disebut text graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede & Nurdiati 2008a).

2.6 Ontologi

Ontologi adalah gambaran beberapa concept dan relasi antarconcept yang bertujuan untuk mendefinisikan beberapa ide yang merepresentasikan concept, relasi dan logikanya. Ontologi word graph terdiri atas token yang dinyatakan dengan node, 9 binary relationships dan 4 frame relationships.

Berikut ini adalah sembilan typebinary relationships: 1. Similarity of set, alikeness : ALI

2. Causality : CAU 3. Equality : EQU 4. Subset relationships : SUB 5. Disparateness : DIS 6. Ordering : ORD 7. Attribution : PAR 8. Informational dependency : SKO 9. Ontologi F (Focus dari suatu graph), focus

Menurut Zhang (2002), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut dapat diberikan sebagai berikut:

1. Relasi ALI (alikeness)

Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token.

Contoh “tumbuhan” adalah type, karena “tumbuhan” adalah concept yang berupa informasi umum, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

Gambar 3 Contoh penggunaan relasi ALI. 2. Relasi CAU (causality)

Relasi CAU antara dua token dinyatakan dengan anak panah berlabel sebagai berikut:

Relasi CAU ini digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat dimana suatu token mempengaruhi token yang lain.

CAU ALI tumbuhan

Relasi CAU adalah relasi yang paling sering diungkapkan dalam metode- metode ilmiah terutama dalam mendiagnosis sesuatu. Menurut Hoede dan Nurdiati (2008a) relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua

concept yang terdiri atas kata benda dan kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh: “Ibu petik bunga” kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

.

Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU.

Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU untuk menghubungkan token

“Ibu” (subjek kalimat) dengan kata kerja “petik” (predikat kalimat) serta menghubungkan kata kerja “petik” dengan kata benda “bunga” (objek kalimat). Relasi CAU ini terdiri atas tiga token, token pertama merepresentasikan “ibu” sebagai subjek dihubungkan kepada token kedua yaitu “petik” sebagai predikat dan dihubungkan kepada token ketiga yaitu “bunga” sebagai objek.

3. Relasi EQU (equality)

Kata dasar relasi EQU adalah “EQUAL” (sama) dan direpresentasikan sebagai berikut:

Relasi EQU ini digunakan untuk menjelaskan concept yang sederajat atau sama, mengekspresikan dua hal yang dianggap sama atau setara. Relasi EQU dapat juga untuk menyatakan kata hubung seperti “adalah” dan “merupakan”. Relasi ini digunakan juga untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: “salak Pondoh” maka word graph-nya seperti gambar berikut:

Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU. EQU CAU CAU ibu bunga petik ALI ALI ALI EQU

Pada Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU pada kata “salak Pondoh”, relasi ini menghubungkan name “Pondoh” ke concept “salak”.

4. Relasi SUB (subset)

Asal kata relasi SUB adalah IN (di dalam) dan dinyatakan dengan anak panah berlabel sebagai berikut:

Jika ada dua token yang menyatakan dua rangkaian secara bertautan, dan yang satu merupakan bagian dari yang lain maka kedua token dihubungkan dengan relasi SUB. Jika a SUB b maka dapat diinterpretasikan yaitu Concept a adalah bagian dari Concept b, sebagai contoh “ekor SUB kucing”, ini menyatakan bahwa “ekor kucing” adalah bagian dari “kucing”, karena molekul “ekor” merupakan bagian dari molekul “kucing”.

Gambar 6 Contoh penggunaan relasi SUB.

Dari Gambar 6 relasi SUB digunakan untuk menghubungkan kata benda “ekor” dengan kata “kucing” karena “ekor” merupakan bagian dari “kucing”. Relasi SUB pada dasarnya adalah menggambarkan satu bagian dari sebuah

concept yang utuh sehingga fungsi SUB berkaitan erat dengan concept

kepemilikan, artinya a adalah milik atau bagian dari b. 5. Relasi DIS (disparateness)

Contoh dua himpunan yang tidak beririsan atau saling lepas yaitu dengan menggunakan kata “DISPARATE” (tidak sama atau berbeda) yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

Relasi DIS ini digunakan untuk menyatakan bila dua token tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya.

Relasi DIS digunakan juga untuk menyatakan sesuatu yang berbeda, misalnya: “air” berbeda dengan “minyak” dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS. SUB

SUB

ekor kucing ALI ALI

DIS

DIS

Pada gambar di atas relasi DIS digambarkan tanpa menggunakan tanda panah, hal ini dikarenakan relasi DIS tersebut bersifat simetris, a DIS b dapat dinyatakan dengan b DIS a.

6. Relasi ORD (ordering)

Relasi ORD menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu sama lain, baik urutan waktu maupun urutan tempat. Relasi ini digunakan untuk membandingkan urutan dua benda dan dapat juga digunakan untuk mengungkapkan hubungan “ < ” yang dikenal dalam matematika. Misalnya “pagi (sebelum)sore” dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

Gambar 8 Contoh penggunaan relasi ORD. 7. Relasi PAR (attribute)

Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu memiliki sifat sesuatu yang lainnya. Relasi ini digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Contoh “cabe merah” kata merah merupakan

attribute dari “cabe” atau dengan kata lain “merah” merupakan warna dari “cabe”, maka contoh tersebut dapat dinyatakan oleh word graph sebagai berikut:

Gambar 9 Contoh penggunaan relasi PAR.

Relasi PAR juga dipergunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain.

8. Relasi SKO (skolem)

Dua buah token dalam teori KG dihubungkan dengan relasi SKO jika token

yang satu informasinya bergantung pada token yang lain. Menurut Van den Berg (1993), relasi SKO dalam teori KG menyatakan informasi bergantung dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers. Perhatikan pernyataan , yang memuat universal

ORD

pagi sore ALI ALI

PAR

quantifiers. Pada pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut

Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO. 9. Ontologi F (focus)

Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph (Hoede & Nurdiati 2008a). Focus untuk menunjukkan intisari dari suatu pernyataan,

focus digambarkan dengan pemberian arsiran pada token. Penggunaan ontologi ini, misalnya untuk menyatakan word graph “longsor rusak persawahan” yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 11 Contoh penggunaan ontologi F.

Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa focus dari “longsor rusak persawahan” terletak pada token “longsor”.

Frame merupakan verteks berlabel. Relasi frame menyatakan bahwa verteks berlabel tersebut sebenarnya suatu frame dari beberapa graf yang lebih kompleks. Relasi frame relationships pada KG ada empat macam (Zhang 2002):

1. Focusing on a situation : FPAR 2. Negation of a situation : NEGPAR 3. Possibility of a situation : POSPAR 4. Necessity of a situation : NECPAR.

Jika suatu graph merepresentasikan suatu pernyataan, misalkan p: “tanah ini gembur”, yang dinyatakan dengan frame, maka negasi dari p dengan graph yang sama dan diberi frame relasi NEGPAR (NEG), possibility dari p dinyatakan dengan graph yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR (POS),

necessity dari p dinyatakan dengan graph yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR (NEC) (Zhang, 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

SKO

x ALI ALI y

CAU

longsor ALI CAU persawahan

ALI rusak

Gambar 12 Contoh penggunaan 4 frame relationships.

Gambar 12 secara berurutan menunjukkan graph dari pernyataan bahwa: “tanah ini gembur”, “tidak benar tanah ini gembur”, “mungkin tanah ini gembur”, dan “seharusnya tanah ini gembur”.

p p p

Metodologi penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pertama analisis struktur kata sifat, tahap kedua pembuatan aturan word graph kata sifat bahasa Indonesia dan tahap ketiga pengujian aturan word graph

kata sifat bahasa Indonesia.

Dokumen terkait