• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Vlog Akira, 25 Juli 2016, 00:02:15)

Pembicara 1 Akira (36), seorang laki-laki keturunan Jepang yang sedang berbicara dengan ibu paruh baya penjual gorengan.

Pembicara 2 : Teman Akira dari Jepang, yang ikut memakan makanan yang sama, yang dibeli oleh Akira. Dalam percakapan yang ia

34

lakukan, ia juga berinteraksi dengan warga lokal dan menggunakan bahasa Indonesia. Ia kira-kira berumur 30 tahun. Pembicara 3 : Ibu paruh baya, yang berusia sekitar 40 tahun. Sedang berjualan

gorengan, di pantai Kuta, Bali.

Pembicara 2 : やだよ。唐辛子って。

yada yo. Tougarashitte.

‘Iya, cabe. Pembicara 1 : Huaaaa

Pembicara 2 : ああああ、辛い。

Aaaa, karai. ‘Aaaah, pedas.’

Ibu, pedasu ya ne.

Pembicara 3 : Iya, pedas. Pembicara 2 : 緑辛い.

Midori karai.

‘Cabe Hijau.

Ah, 食べる、たべる。 Ah, taberu, taberu. ‘Ah, makan, makan.’

Data di atas merupakan percakapan antara orang Jepang dan orang Indonesia. Pembicara 1 dan pembicara 2 (orang Jepang) sedang membeli makanan yang dijajakan oleh pembicara 3 di pantai Kuta, Bali. Setelah makanan disajikan, pembicara 1 dan pembicara 2 membicarakan cabai yang ada di makanan mereka lalu mencoba makanan tersebut. Pembicara 2 merasa kepedasan sehingga mengatakan Aaaa, karai ‘aaaah pedas’. Ketika ingin berbicara dengan pembicara 3, pembicara 2 menggunakan bahasa Indonesia dengan mengatakan Ibu, pedasu ya ne untuk mengimbangi kemampuan lawan bicara.

Alih kode yang terjadi pada data 1 terjadi ketika pembicara 2 beralih menggunakan bahasa Indonesia saat bertanya kepada pembicara 3. Wujud alih kode

ditandai oleh kalimat Ibu, pedasu ya ne adalah alih kode ekstern. Data ini dapat juga digolongkan menjadi wujud alih kode situasional. Hal tersebut terjadi dikarenakan pembicara 1 menyadari peralihan bahasa yang harus ia lakukan. Pembicara 1 menyadari bahwa, agar terdapat kelangsungan komunikasi pembicara 1 harus menggunakan bahasa Indonesia kepada pembicara 2. Jadi, perubahan situasi yang terjadi pada data di atas terjadi ketika pembicara 1 mengatakan Aaaa karai ‘aaaa pedas’ pada diri sendiri, selanjutnya bertanya dengan pembicara 2 menggunakan bahasa Indonesia yaitu Ibu, pedasu ya ne.

Faktor penyebab terjadinya alih kode dikarenakan orang ketiga. Ketika pembicara 1 dan 2 saling berkomunikasi, mereka menggunakan bahasa Jepang. Namun, ketika ingin berbicara dengan orang Indonesia (pembicara 3), pembicara 2 menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena pembicara 2 ingin mengimbangi kemampuan bahasa pembicara 3 dikarenakan tidak memiliki latar belakang bahasa yang sama. Konsep komponen tutur yang terjadi adalah situation yang merujuk pada setting yakni tempat terjadinya suatu tuturan. Dikarenakan tempat terjadinya tuturan tersebut berada di Indonesia, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia untuk mengimbangi kemampuan bahasa lawan tutur. Selain situation pada data 1 juga terdapat konsep komponen tutur lainnya yaitu participant. Participant pada data di atas merujuk pada pembicara 3, yang menyebabkan terjadinya alih kode berupa bahasa Indonesia yang dilakukan oleh pembicara 2.

36

Data 2

(Vlog Akira, 25 Juli 2016, 00:03:47)

Pembicara 1 : Akira (36), seorang laki-laki keturunan Jepang yang sedang berbicara dengan ibu paruh baya penjual gorengan.

Pembicara 2 : Genki (24), seorang laki-laki keturunan Jepang yang menemani Akira bermain selancar di pantai Kuta, Bali. Genki berada di bawah satu manajemen dengan Akira.

Pembicara 2 : Kami senang sekari!

Pembicara 1 : やった。 Yatta. ‘Asik!’ Pembicara 2 : やだあ Yadaa ‘Asik!’

Pada data 2 merupakan percakapan yang terjadi antara pembicara 1 dan pembicara 2 yang telah selesai bermain selancar di pantai Kuta, Bali. Pembicara 1 dan pembicara 2 membicarakan permainan selancar yang baru saja mereka lakukan. Selanjutnya mereka saling menyemangati dan mengucapkan terima kasih. Terima kasih yang dimaksud adalah terimakasih kepada penonton karena telah menonton vlog yang mereka buat.

Alih kode yang terjadi adalah alih kode ekstern, yaitu alih kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang yang ditandai oleh kalimat Kami senang sekari! Hal ini terjadi karena awalnya pembicara 2 menggunakan bahasa Indonesia, lalu pembicara 1 dan 2 bertutur menggunakan bahasa Jepang untuk menunjukkan kegembiraannya yaitu

dengan sengaja melakukan alih kode agar penonton vlog yang mayoritas orang Indonesia mengerti apa yang ia bicarakan. Konsep komponen tutur yang terjadi adalah

situation yang merujuk pada setting yakni tempat terjadinya suatu tuturan.

Dikarenakan tempat terjadinya tuturan tersebut berada di Indonesia, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia untuk mengimbangi kemampuan bahasa lawan tutur.

Data 3

(Vlog Akira, 25 Juli 2016, 00:02:46)

Pembicara 1 : Akira (36), seorang laki-laki keturunan Jepang yang sedang berbicara dengan ibu paruh baya penjual gorengan.

Pembicara 2 : Teman Akira dari Jepang, yang ikut memakan makanan yang sama, yang dibeli oleh Akira. Dalam percakapan yang ia lakukan, ia juga berinteraksi dengan warga lokal dan menggunakan bahasa Indonesia. Ia kira-kira berumur 30 tahun.

Pembicara 2 : Pedasu, 食べるよ. Waaah pedasu, pedasu. Pedasu taber u yo. Waaah pedasu, pedasu.

’Pedas, (saya akan) memakannya lho. Waaah pedasu, pedasu.

Pembicara 1 : Tidak papa ?

Pembicara 2 なぜなぜ?なぜ?なぜ? :

Naze? Naze? Naze?

‘Kenapa? kenapa? kenapa?’

Pembicara 1 : なぜ, めっちゃ辛い?

Naze, meccha karai?

Kenapa, sangat pedas?

‘Kenapa (lumpianya) benar-benar pedas?

Data 3 merupakan percakapan antara pembicara 1 dan pembicara 2 yang membicarakan makanan pedas yang mereka beli di pantai Kuta, Bali. Mereka membeli

38

lumpia dengan taburan cabai hijau. Pada saat pembicara 1 dan 2 merasakan kepedasan memakan makanan tersebut, mereka melihat orang Indonesia memakan lumpia dengan cabai yang banyak. Melihat hal tersebut, pembicara 1 bertanya dengan orang Indonesia mengenai keadaanya dengan mengatakan Tidak papa? namun orang tersebut hanya mengacungi jempol. Selanjutnya pembicara 2 berbicara dengan diri sendiri menggunakan bahasa Jepang, Naze? Naze? Naze? ‘Kenapa? kenapa? kenapa?’ yang dimaksud dalam perkataan tersebut adalah kenapa makanan ini sangat pedas. Lalu, pembicara 1 juga melakukan hal yang sama, dengan mengatakan Naze, eccha karai? yang berarti ‘kenapa, Ini sangat pedas?’.

Wujud alih kode yang terjadi adalah alih kode ekstern yang ditandai dalam kalimat Tidak apa-apa? yaitu alih kode yang terjadi antar bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Hal ini terjadi ketika pembicara 1 bertanya kondisi orang Indonesia yang telah memakan lumpia dengan banyak cabe.

Penyebab terjadinya alih kode dikarenakan adanya orang ketiga. Ketika pembicara 1 berkomunikasi dengan pembicara 2, ia menggunakan bahasa Jepang. Namun ketika bertanya mengenai kondisi orang Indonesia (orang ketiga) setelah makan banyak cabai, pembicara 1 menggunakan bahasa Indonesia. Terjadinya alih kode pada data 3 termasuk dalam konsep komponen tutur participant. Yakni lawan tuturnya merupakan orang Indonesia sehingga menggunakan bahasa Indonesia. Faktor tempat dan kebiasaan berbicara bahasa Indonesia ketika membuat vlog juga merupakan penyebab terjadinya alih kode.

Data 4

(Vlog Akira, 25 Juli 2016, 00:02:15)

Pembicara 1 : Akira (36), seorang laki-laki keturunan Jepang yang sedang berbicara dengan ibu paruh baya penjual gorengan

Pembicara 2 : Ibu paruh baya, yang berusia sekitar 40 tahun. Sedang berjualan gorengan, di pantai Kuta, Bali.

Pembicara 3 : Warga lokal, berumur sekitar 40 tahun dan terlihat seperti penjaga pantai di pantai Kuta, Bali. Pembicara 3 ikut dalam percakapan antara Pembicara 2 (penjual gorengan) dan Pembicara 1 (Akira)

Pembicara 1 : Oo ini apa? Pembicara 2 : Lumpia

Pembicara 1 : そう namanya?

sou namanya?

‘Namanya apa?’ Pembicara 3 : Lumpia

Pembicara 1 : Harganya berapa? Pembicara 2 : Sepuluh ribu. Pembicara 1 : Oooh, sepuluh ribu?

Pembicara 3 : Sepuluh ribu dapat banyak, potong, potong, potong.

Data di atas menceritakan disaat pembicara 1 menanyakan jenis makanan yang dijajakan dan ingin memesan makanan yang dijual oleh pembicara 2. Melihat makanan yang disajikan oleh pembicara 2, pembicara 1 kaget karena harganya hanya sepuluh ribu dan mendapat banyak.

Wujud alih kode yang dilakukan oleh pembicara 1 pada data di atas adalah alih kode eksternal yang ditandai dalam kalimat Oo ini apa? Kalimat-kalimat

40

pertanyaan selanjutnya yang dilontarkan pembicara 1 kepada pembicara 2 dan 3, selalu menggunakan bahasa Indonesia agar mereka dapat menjawab petanyaan sehingga komunikasi berjalan lancar.

Penyebab terjadinya alih kode pada data 4 pada kalimat oo ini apa? adalah faktor lawan bicara. Pembicara 1 mengimbangi kemampuan bicara pembicara 2 sehingga percakapan di antara mereka dapat berjalan lancar Hal tersebut juga menjadi alasan bahwa alih kode terjadi berdasarkan konsep komponen tutur participant.

Data 5

(Vlog Genki, 29 Januari 2018, 00:03:20)

Pembicara 1 : Genki (24), seorang vloger berkewarganegaraan Jepang yang sedang menampilkan sulap kepada Akira dan penonton vlognya. Pembicara 2 : Akira (36), seorang berkewarganegaraan Jepang yang diundang oleh Genki, untuk menilai sulap yang ia tunjukkan. Akira merupakan finalis Asian Got Talent yang telah sampai babak semifinal dalam bidang sulap.

Pembicara 1 : Saya sudah latihan sulap. Illusion.

Pembicara 2 : Illusion?

Pembicara 1 : アキラさんに披露したいと思います.

Akirasan ni hiroushitai to omoimasu

‘Saya berpikir, saya akan menampilkan (sulap) di depan Akira san.’

Pembicara 2 : Eeeee!

Data 5 merupakan percakapan antara pembicara 1 dan pembicara 2 yang membicarakan tentang sulap. Pembicara 1 mengundang pembicara 2 agar ia dapat

menyaksikan dan menilai sulap yang ia tujukkan. Pembicara 1 telah membeli beberapa alat sulap dari Daisou Jepang. Pembicara 1 ingin menunjukkan kepada pembicara 2 karena ia adalah finalis Asian Got Talent dengan bakat sulap.

Pada data di atas termasuk dalam wujud alih kode ekstern yaitu alih kode yang terjadi karena pembicara 1 menggunakan bahasa yang bukan bahasa ibu. Alih kode ekstern ditandai oleh kalimat Saya sudah latihan sulap. Illusion. Pembicara 1 menggunakan bahasa Indonesia agar pemirsa vlognya mengerti apa yang akan dia lakukan. Selanjutnya untuk menegaskan kepada pembicara 2, pembicara 1 menggunakan kata Illusion.

Penyebab terjadinya alih kode dikarenakan pembicara. Pembicara 1 dengan sengaja melakukan alih kode kebahasa Indonesia agar pemirsa vlognya memahami apa yang ia bicarakan. Meskipun pembicara 1 bermaksud berbicara dengan pembicara 2 yang juga dapat berbicara bahasa Indonesia. Konsep komponen tutur pada data di atas termasuk dalam participant. Participant pada dapat ini merujuk pada pemirsa vlog, walaupun mereka tidak secara langsung terlibat dalam percakapan, namun mereka menjadi salah satu faktor penggunaan bahasa Indonesia. Konsep komponenen tutur

scene juga mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia, dikarenakan pembicara 1

membuat vlog tersebut di Indonesia.

Data 6

(Vlog Genki, 29 Januari 2018, 00:03:48)

Pembicara 1 : Genki (24), seorang vloger berkewarganegaraan Jepang yang sedang menampilkan sulap kepada Akira dan penonton vlognya.

42

Pembicara 2 : Akira (36), seorang berkewarganegaraan Jepang yang diundang oleh Genki, untuk menilai sulap yang ia tunjukkan. Akira merupakan finalis Asian Got Talent yang telah sampai babak semifinal dalam bidang sulap.

Pembicara 1 : これ使います、で, とりあえず、これをまあこのカードの

上に置いて. 風邪を送ります. 行け. 浮いてる.

Kore tsukaimasu, de, toriaezu, kore o maa kono kado no ue ni oite. Kaze o okurimasu. Ike. Uiteru.

‘Menggunakan ini. Lalu, awalnya letakkan ini di atas kartu. Dikipas. Bergerak! Terapung.’

Pembicara 2 : Bisa terbang!

Pembicara 1 : Terbang!

Pembicara 2 : Terbaaaang, heeeeh.

Pembicara 1 : どうでしょうか アキラさん, ini level 1.

Doudeshouka Akirasan, ini level 1.

‘Bagaimana menurutmu Akira, ini level 1. Pembicara 2 : Booooo

Data di atas merupakan percakapan antara pembicara 1 dan pembicara 2 ketika pembicara 1 sedang memperagakan kehaliannya dalam memainkan sulap. Pembicara 1 memilih pembicara 2, karena pembicara 1 menganggap pembicara 2 mahir dalam bermain sulap. Pembicara 2 telah berhasil sampai ke tahap semifinal di Asian Got Talent dengan keahlian sulapnya. Setelah pembicara 1 selesai memeragakan sulap dan berhasil, pembicara 2 melakukan alih kode ke bahasa Indonesia secara utuh.

Wujud alih kode pada data 6 adalah alih kode ekstern yang ditandai oleh kalimat Bisa terbang!. Awalnya pembicara 1 menggunakan bahasa Jepang Kore

tsukaimasu, de, toriaezu, kore o maa kono kado no ue ni oite. Kaze o okurimasu. Ike. Fuiteru ‘Menggunakan ini. Lalu, pertama letakkan ini di atas kartu. Dikipas.

Bergerak! Terbang.’ Lalu, pembicara 2 secara sengaja melakukan alih kode ke bahasa Indonesia setelah pembicara 1 dapat melakukan sulapnya dengan baik. Pembicara 2 tidak terkejut dan mengungkapkannnya dalam bahasa Indonesia, karena ia sudah mengetahui trik sulap tersebut dan tahu bahwa sulap tersebut akan berhasil.

Penyebab alih kode pada data di atas dikarenakan pembicara. Pembicara 2 berusaha menyampaikan kalimat dalam bahasa Indonesia agar pemirsa vlog tersebut yang mayoritas orang Indonesia dapat memahaminya. Konsep komponen tutur pada data 6 adalah participan dikarenakan pembicara 2 menanggapi sulap tersebut untuk pemirsa vlog, maka ia menyesuaikan bahasa yang digunakan.

3.2 Wujud dan Penyebab Campur Kode dalam Vlog

Dokumen terkait