• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

B. Tinjauan Tentang Kenakalan Santri

3. Wujud Perilaku Kenakalan Santri

64 Ibid., h. 120

Santri yang memasuki usia remaja akan melakukan hal-hal yang di luar batas apabila ia tidak bisa mengontrol dirinya. Bahkan mereka bisa melakukan kekalan sebagaimana remaja pada umumnya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, perilaku delinquency adalah perilaku jahat, dursila, durjana, kriminal, sosio patik, melanggar norma sosial dan hukum, dan ada konotasi pengabaian. Delinquency merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses pengondisian lingkungan buruk terhadap pribadi anak yang dilakukan oleh anak muda tanggung usia, puber dan adolesons.65

Wujud perilaku delinquen menurut Adler yang ditulis oleh Kartini Kartono adalah sebagai berikut:

a. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain

b. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan yang mengacaukan ketentraman masyarakat sekitar. Tingkah laku ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitif yang tidak terkendali serta kesukaan meneror lingkungan

c. Membolos sekolah lalu bergeandangan sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan bermacam-macam kedurjanaan dan tindak asusila

65 Aat Syafaat dan Sohari Sahrini, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Juvenile Deliquency, (Jakarta: Rajawali Pers, tt.), h. 79

d. Perkelahaian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, antar suku (tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa

e. Kriminalitas anak remaja dan adolesons antara lain berupa perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling (mencuri), merampas, melakukan pembunuhan dengan jalan menyembelih korbannya, mencekik, tindak kekerasan dan pelanggaran lain. f. Berpesta pora sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan sek

bebas, atau orgi (mabuk-mabukan dan menimbulkan keadaan yang kacau balau) yang menggangu lingkungan

g. Perkosaan, agresivits seksual dan pembunuhan dengan motif seksual atau dorongan oleh reaksi-reaksi kompesatoris dari perasaan inferior, menuntut pengakuan diri, depresi hebat, emosi, balas dendam, kekecewaan diltolak cintanya oleh seorang wanita dan lain- lain.

h. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius, drugs) yang erat bergandengan dengan tindak kejahatan.

i. Tindak-tindak immoral seksual secara terang-terangan tanpa rasa malu dengan cara yang kasar. Ada seks dan cinta bebas tanpa kendali (promoscuity) yang didorong oleh hiperseksualitas, geltungsrieb (dorongan menuntut hak), dan usaha-usaha kompensasi lainnya yang kriminal sifatnya.

j. Homo seksualitas, erotisme anal dan oral, dan gangguan seksual lain pada anak remaja disertai tindakan sadistis.

k. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas.66

Perilaku menyimpang oleh santri yang memasuki usia remaja (kenakalan/anti sosial remaja) seirng kali merupakan gambaran dari kepribadian anti sosil atau gangguan tingkah laku remaja yang menurut Dadang Hawari, ditandai dengan tiga atau lebih kriteria dari gejala- gejala berikut ini:

a. Seing membolos

b. Terlibat kenakalan remaja anak-anak/remaja (ditangkap atau diadili pengadilan anak karena tingkah lakunya)

c. Dikeluarkan atau diskors dari sekolah karena berkelakuan buruk d. Seringkali lari dari rumah (minggat) dan bermalam di luar rumah. e. Selalu berbohong

f. Berulang-ulang melakukan hubungan seks, walaupun hubungannya belum akrab

g. Seringkali mabuk dan menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lainnya

h. Seringkali mencuri

i. Seringkali merusak barang milik orang lain

j. Prestasi di sekolah yang jauh di bawah taraf kemampuan kecerdasan sehingga berakibat tidak naik kelas

k. Seringkali melawan otoritas yang lebih tinggi seperti melawan guru atau orang tua, melawan aturan-aturan di rumah atau di sekolah, tidak disiplin

l. Seringkali memulai perkelahian.67

Sedangkan menurut Muhammad Al-Zuhaili membagi wujud penyimpangan remaja menjadi enam bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Penyimpangan Moral

Penyimpangan moral terjadi disebabkan oleh seseorang yang meninggalkan perilaku baik dan mulia, lalu menggantinya dengan perbuatan yang buruk, seperti bersikap tidak mau tahu dengan lingkungan sekitarnya, cepat terbawa arus, tidak menjaga kehormatan diri, mengajak perempuan tanpa mahram jalan-jalan, mengikuti gaya dan model Barat, tawuran dan nongkrong di pinggir jalan.

b. Penyimpangan Berpikir

Penyimpangan dalam berpikir dapat menimbulkan

disebabkan oleh adanya kekosongan pikiran, kekeringan rohani, dan kedangkalan keyakinan. Orang yang menyimpang dalam berpikir akan senantiasa manut terhadap serangan pemikiran yang dilakukan pihak asing. Dia juga fanatik buta terhadap suku, bangsa, kelompok,

67 Dadang Hawari, Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT Dana

profesi dan kasta. Dan dia selalu terbuai dengan khayalan dan hal- hal yang bersifat khurafat.

c. Penyimpangan Agama

Penyimpangan dalam bidang agama terlihat dari sikap ekstrem seseorang dalam memahami ajaran agama, sehingga ia fanatik terhadap mazhab atau kelompoknya, memilih untuk tidak bertuhan (ateis), skeptis terhadap keyakinannya sendiri dan agama yang dianutnya, memperjualbelikan ajaran agama dan arogan terhadap prinsip-prinsip yang dipegang atau ajaran tokoh masyarakatnya.

d. Penyimpangan Sosial dan Hukum

Penyimpangan dalam bidang sosial dan pelanggaran terhaap peraturan dapat dilihat dari sikap yang selalu melakukan kekerasan seperti mengancam, merampas, membunuh, membajak atau

kecanduan minumn keras, mengonsumsi narkoba dan

penyimpangan seksual.

e. Penyimpangan Mental

Penyimpangan dalam masalah mental atau kejiwaan dapat dilihat dari sikap yang selalu merasa tersisih, kehilangan kepercayaan diri, memiliki kepribadian ganda, kehilangan harapan masa depan, merasa selalu sial, dan cepat berputus asa, gelisah, bimbang dan sering bingung melakukan hal-hal yang sia-sia dan tidak yang tidak ada manfaatnya, mengisolasi diri dari kehidupan

masyarakat, melihatkan diri dalam hura-hura musik, selalu bertindak iktu-ikutan tanpa tahu alasannya, hanya melihat orang dari penampilan luar saja atau suka meniru orang lain.

f. Penyimpangan Ekonomi

Penyimpangan dalam hal ekonomi dapat berbentuk sikap congkak dan gengsi dengan kekayaan yang dimiliki, boros, berfoya- foya, bermegah-megahan, glamour dalam pakaian, busana dan perhiasan, membuang-buang waktu. Bersikap materialistis dan suka menghambur-hamburkan harta.68

Untuk mencegah terjadinya Juvenile delinquency perlu adanya kerja sama semua pihak dan pengawasan atau kontrol terhadap perkumpulan para remaja yang ada pada masyarakat. Dengan pengawsan ini, akan dapat diambil tindakan yang cepat bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

C. Tinjauan Tentang Pembiasaan Shalat Fardhu Lima Waktu Berjamaah

Dokumen terkait