• Tidak ada hasil yang ditemukan

XCI. XCII

Dalam dokumen Laporan Miko Kel 5 (Halaman 49-59)

XC.PENENTUAN AKTIVITAS ANTI JAMUR

XCI. XCII

XCII. XCIII. XCIV. XCV. XCVI. XCVII. XCVIII.

I. Tanggal praktikum : 5 Maret 2015

II. Tujuan : Untuk melihat aktifitas antijamur III. Sampel : Herbalis

IV. Dasar Teori :

V. Jamur merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi terutama di negara-negara tropis Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur.

VI. Candida spp dikenal sebagai jamur dimorfik yang secara normal ada pada saluran pencernaan, saluran pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia tetapi populasi yang meningkat dapat menimbulkan masalah. Jamur Candida albicans dianggap sebagai spesies patogen dan menjadi penyebab utama kandidiasis. Candida albicans merupakan jamur opportunistik penyebab sariawan, lesi pada kulit, vulvavaginistis, sariawan, lesi pada kulit, vulvavaginistis, gastrointestinal kandidiasis yang dapat menyebabkan gastric ulcer, atau bahkan dapat menjadi komplikasi kanker.

VII. Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab paling umum vulvovaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotic terus-menerus dapat menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh antijamur normal bakteri yang hidup di vagina. Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan tebal, putih discharg vagina, dan gejala lain. Untuk informasi lebih lanjut, lihat: ragi infeksi vagina

VIII. Mikroorganisme yang ada dialam ini memiliki dua sifat dimana dapat merugikan dan juga dapat dimanfaatkan salah satunya adalah berperan dalam ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan, salah satunya adalah fungi (jamur).

IX. Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain.

Oleh karena itu jamur digolongkan tumbuhan yang heterofrotik yaitu tanaman yang hidupnya tergantung pada organisme lain.

X. Telah diketahui bahwa mikroba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, adapun mikroba yang merugikan dapat disingkirkan, dihambat dengan atau dibunuh menggunakan bahan kimia, pertumbuhan bakteri dapat dihambat oleh faktor-faktor lain yaitu oleh sinar matahari, logam suhu, dll. Berbagai jenis bahan kimia yang dibuat secara sintetik telah banyak dimanfaatkan orang untuk menyembuhka luka dan telah diuji khasiatnya, zat yang demikian disebut dengan zat antiseptic Selain itu antiseptic juga dapat dimanfaatkan untuk digunakan di daerah kewanitaan.

XI. Berbagai macam produk pembersih wanita banyak terdapat di pasaran saat ini. Wanita mempergunakan produk ini dengan berbagai tujuan. Ada yang sekedar ingin membuat vagina fresh dan wangi atau membersihkan vagina dari keputihan, gatal-gatal serta sebagai pembersih pada saat menstruasi.

XII. Zat yang terkandung didalamnya berbeda-beda. Ada yang berasal dari bahan alami (sirih), dari produk susu (mengandung laktat) dan bahan obat seperti bethadine douche. Secara umum kesemua bahan yang di pakai bersifat antiseptik (dapat membunuh kuman).

XIII. Pada umumnya wanita harus merawat bagian tubuh yang paling sensitif yaitu daerah vagina. Apa lagi jika anda tidak merawatnya dan mengalami keputihan. Jika pada vagina anda mengeluarkan cairan berwarna bening anda tidak perlu panik.

XIV. Asal tidak berbau dan tidak berwarna, cairan itu sangat baik karena berfungsi sebagai perlindungan alami yang mengurangi gesekan dinding vagina pada saat kita berjalan. Tetapi jika cairan yang dikeluarkan berlebih, perubahan warna, berbau dan terasa gatal itu sangat bahaya.

XV. Cairan ini terjadi karena gangguan hormonal yang memicu kuman penyakit (pathogen) dan menyebabkan infeksi. Cairan ini berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket dan berbau tidak sedap seperti bau busuk. Cairan ini akan menyebabkan vagina terasa

sangat gatal atau panas bahkan sampai menimbulkan luka di daerah mulut vagina.

XVI. Jika itu yang terjadi pada anda, sebaiknya konsultasikan pada dokter kandungan. Karena jika anda membiarkannya dan tidak di obati secara tuntas, kemungkinan terjadinya mandul sangat besar. Kuman mudah menyusup dan menyebabkan infeksi pada rongga rahim sel telur. Mengakibatkan pelengketan dalam indung telur karena sperma sulit bertemu dengan sel telur yang akhirnya sulit memiliki keturunan.

XVII.Sebuah jamur adalah anggota kelompok besar eukariotik organisme yang meliputi mikroorganisme seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur. Kadang disebt juga Fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang terpisah dari tanaman, hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sel-sel jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti dinding sel tumbuhan, yang mengandung selulosa. Ini dan perbedaan lainnya menunjukkan bahwa jamur membentuk kelompok satu organisme yang terkait, bernama Eumycota (benar jamur atau Eumycetes), yang berbagi nenek moyang (a monophyletic group). Kelompok jamur ini berbeda dari yang secara struktural mirip jamur lendir (myxomycetes) dan jamur air (Oomycetes).

XVIII. Disiplin biologi yang ditujukan untuk mempelajari jamur ini dikenal sebagai ilmu jamur, yang sering dianggap sebagai cabang botani, meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa jamur yang lebih dekat dengan binatang daripada tumbuhan. Berlimpah di seluruh dunia, kebanyakan fungi tidak mencolok karena ukuran kecil struktur mereka, dan mereka samar gaya hidup di tanah, pada benda mati, dan sebagai symbionts tanaman, hewan, atau jamur lain. Mereka mungkin menjadi terlihat ketika berbuah, baik sebagai jamur atau cetakan. Jamur melakukan suatu peran penting dalam dekomposisi materi organik dan memiliki peran penting dalam siklus hara dan pertukaran. . Mereka telah lama digunakan sebagai sumber makanan langsung, seperti jamur dan cendawan, sebagai ragi roti agen, dan di fermentasi berbagai produk makanan, seperti anggur, bir, dan kecap.. Sejak tahun 1940-an, jamur telah digunakan untuk

produksi antibiotik, dan, baru-baru ini, berbagai enzim yang diproduksi oleh jamur digunakan industri dan deterjen.. Jamur juga digunakan sebagai agen biologi untuk mengendalikan gulma dan hama. Banyak spesies menghasilkan bioaktif senyawa yang disebut mycotoxins, seperti alkaloid dan polyketides, yang beracun untuk hewan termasuk manusia. Struktur yang berbuah beberapa spesies mengandung psikotropika senyawa dan dikonsumsi recreationally atau tradisional upacara spiritual. Jamur dapat mematahkan dibuat bahan dan bangunan, dan menjadi signifikan patogen manusia dan hewan lainnya. Kerugian tanaman akibat jamur penyakit (misalnya penyakit ledakan beras) atau makanan busuk dapat memiliki dampak besar manusia pasokan makanan dan ekonomi lokal. Kerajaan jamur meliputi keragaman besar taksa dengan bervariasi ekologi, siklus hidup strategi, dan morfologi mulai dari perairan bersel tunggal chytrids jamur besar. Namun, sedikit yang diketahui tentang benar keanekaragaman hayati dari Kerajaan Jamur, yang telah diperkirakan sekitar 1,5 juta spesies, dengan sekitar 5% dari ini telah secara resmi diklasifikasikan.

XIX. Perintis sejak 18 dan abad ke-19 taxonomical karya Carl Linnaeus, Hendrik Kristen persoon, dan Elias Magnus Fries, jamur telah diklasifikasikan menurut morfologi (misalnya, karakteristik seperti warna atau mikroskopis spora fitur) atau fisiologi. Kemajuan dalam genetika molekuler telah membuka jalan bagi analisis DNA untuk dimasukkan ke dalam taksonomi, yang kadang-kadang menantang sejarah pengelompokan berdasarkan morfologi dan sifat-sifat lainnya. Filogenetik penelitian yang diterbitkan dalam dekade terakhir telah membantu membentuk kembali klasifikasi Kerajaan Jamur, yang terbagi menjadi satu Subkerajaan, tujuh filum, dan sepuluh Subfilum

XX. Obat-obat anti jamur juga disebut dengan obat anti mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur : infeksi jamur superficial pada kulit atauselaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru-paru atau system saraf pusat.Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis (atletes food) atau berat,seperti pada paru-paru atau jamur seperti candida spp, (ragi),merupakan bagian dari flora normal pada mulut, kulit, usus

halus dan vagina.Kandidiasis dapat terjadi sebagai infeksi oportunistik jika mekanisme pertahanantubuh terganggu. Obat-obat seperti anti biotic, kontrasepsi oral dan imonusupredif, dapat juga mengubah mekanisme pertumbuhan tubuh

XXI. Sekitar 80.000 fungi yang telah ditemukan di dunia, 400 spesies diantaranya dinyatakan penting dalam dunia medis. Beberapa fungi punya peranan penting dalam memproduksi berbagai bahan makanan seperti keju, roti, dan bir. Fungi njuga menyumbangkan peran dalam dunia pengobatan melalui metabolisme bioaktif dalam tubuhnya yang dimanfaatkan manusia untuk membuat antibiotik (contoh : penisilin) dan obat penekan daya tahan tubuh (contoh : siklosporin). Infeksi yang disebabkan oleh fungi dinamakan mikosis. Insidensi mikosis tertinggi adalah kandidiasis yang disebabkan oleh Candida albicans(Brooks, 2007). Candida albicans merupakan flora normal dari kulit, membran mukosa, dan traktus gastrointestinal. Candida albicans dapat menginfeksi penderita diabetes mellitus, orang dengan daya imun tubuh rendah (AIDS), wanita yang mengkonsumsi pil KB dan wanita hamil. Kesulitan dalam pengobatan kandidiasis karena sering terjadi resistensi terhadap obat antikandida biasa sehingga memerlukan obat seperti amfoterisin B dan flusitosin. Keduanya merupakan obat sintetis dengan efek samping yang dapat menimbulkan masalah serius pada beberapa organ seperti ginjal dan hati Temu putih adalah tanaman herba berasal dari India dan hidup di daerah beriklim tropis seperti India, Indonesia, Filipina, dan Nigeria. Temu putih mengandung diarilheptanoid, minyak atsiri atau volatile oil, polisakarida serta golongan lain seperti sesquiterpenedan eugenol(Bruneton,1999).Para ilmuwan menemukan adanya efek temu putih sebagai antijamur, antiulkus, antimutasi, dan hepatoprotektor

XXII.Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini

dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ. Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, Candida albicans tumbuh di dasar tabung.

XXIII. Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal agar),agar tajin (rice-cream agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. Pada medium agar eosin metilen biru dengan suasana CO2 tinggi, dalam waktu 24-48 jam terbentuk pertumbuhan khas menyerupai kaki laba-laba atau pohon cemara. Pada medium yang mengandung faktor protein, misalnya putih telur, serum atau plasma darah dalam waktu 1-2 jam pada suhu 37° C terjadi pembentukan kecambah dari blastospora.

XXIV. Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28oC - 37oC. Candida albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat.

XXV. Jamur ini merupakan organisme anaerob fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob maupun aerob. Proses peragian (fermentasi) pada Candida albicans dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yang tersedia dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara mengubah karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam suasana aerob. Sedangkan dalam suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau etanol dan CO2. Proses akhir fermentasi anaerob menghasilkan persediaan bahan bakar yang diperlukan untuk proses oksidasi dan

pernafasan. Pada proses asimilasi, karbohidrat dipakai oleh Candida albicans sebagai sumber karbon maupun sumber energi untuk melakukan pertumbuhan sel.

XXVI. Candida albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat sebagai sumber karbon. Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya gas dan asam pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada glukosa, maltosa dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa.

XXVII. Penentuan aktivitas antijamur dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode utama berikut :

1. Metode dilusi cair atau padat

XXVIII. Pada prinsipnya sejumlah obat antimikroba diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsenterasi obat di tambah suspense kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat di campur dengan media agar, kemuadian ditanami jamur. Metode dilusi cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal dari suatu antijamur yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme.

XXIX. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan jamur di tunjukan dengan tidak adanya kekeruhan tersebut konsentrasi hambat minimal (KHM) pada dilusi cair.

2. Metode difusi

XXX. Pada metode difusi ini yaitu uji potensi berdasarkan pengamatan luas daerah hambatan pertumbuhan jamur karena berdifusinya jamur dari titik awal pemberian ke daerah difusi. Metode ini bertujuan untuk menguji sensitivitas antimikroba terhadap mikroorganisme. Pada metode ini ada beberapa cara yaitu cara Kirby bauer, cara sumuran dan cara pour plate.

XXXII. Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan, dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina. Jamur yang paling umum menyebabkan infeksi kulit adalah tinea. For example, tinea pedis ('athletes foot) . Infeksi umum yang ada pada mulut dan vagina disebut seriawan. Hal ini disebabkan oleh Candida. Candida merupakan ragi yang merupakan salah satu jenis jamur. Sejumlah Candida umumnya tinggal di kulit.

XXXIII. Ada beberapa jenis obat-obatan antijamur a. Antijamur cream

XXXIV. Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain : ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.

b. Antijamur peroral

XXXV. Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.

XXXVI. itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. example:

XXXVII. Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea.

XXXVIII. Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh

c. Antijamur injeksi

XXXIX. Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.

XL. Infeksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu : XLI. 1. Infeksi jamur sistemik

XLII. - Amfoterisin B XLIII. - Flusitosin

XLIV. - Ketokonazol XLV. - Itakonazol

XLVI. - Fluconazol XLVII. - Kalium Iodida

XLVIII. 2. Infeksi jamur topikal (dermatofit dan mukokutan)

XLIX.

L. AMFOTERISIN B

LI. Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi streptomyces nodosus.

LII. Mekanisme kerja

LIII. Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur sehingga membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel. LIV. Salah satu penyebab efek toksik yang ditimbulkan disebabkan oleh pengikatan kolesterol pada membran sel hewan dan manusia.

LV. Resistensi terhadap amfoterisin B mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan reseptor sterol pada membran sel.

LVI. Farmakokinetik

LVII. Absorbsi : sedikit sekali diserap melalui saluran cerna.

LVIII. Waktu paruh kira-kira 24-48 jam pada dosis awal yang diikuti oleh eliminasi fase kedua dengan waktu paruh kira-kira 15 hari, sehingga kadar mantapnya akan tercapai setelah beberapa bulan setelah pemberian.

LIX. Ekskresi : obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya 3 % dari jumlah yang diberikan.

LX. Efek samping

LXI. Infus : kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal. LXII.50% penderita yang mendapat dosis awal secara IV akan mengalami demam dan menggigil.

LXIII. Flebitis (-) à menambahkan heparin 1000 unit ke dalam infus.

LXIV. Asidosis tubuler ringan dan hipokalemia sering dijumpai à pemberian kalium.

LXV. Efek toksik terhadap ginjal dapat ditekan bila amfoterisin B diberikan bersama flusitosin.

LXVI. Indikasi

LXVII. Untuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis, kromoblastomikosis dan kandidosis. LXVIII. Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.

LXIX. Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.

LXX. Alat dan Bahan : LXXI. Alat : 1. Cawan petri 2. Tabung reaksi 3. Mikro pipet 4. Tip 5. Rak tabung LXXII. Bahan : 1. Vagina wash 2. Aquadest 3. SDA

LXXIII. Cara kerja :

1. Buat suspense Candida albicans 0,5 mc farland 2. Buat pengenceran sampel antiseptic vagina wash

a. Stock 100%

b. Pengenceran 75% : 1,5 ml sampel 100% + 0,5 ml aquadest c. Pengenceran 50% : 1 ml sampel 100% +1 ml aquadest d. Pengenceran 25% : 0,5 ml sampel 100% + 1,5 ml aquadest 3. Swab C. albicans pada SDA

4. Masukan pada setiap sumur 50µl sampel dan control 5. Inkubasi 37º selama 48 jam

6. Amati ada tidaknya hambatan (zona bening) di sekitar sumur LXXIV. LXXV. LXXVI. 50ml 1ml 1,5 ml LXXVII. LXXVIII.

Dalam dokumen Laporan Miko Kel 5 (Halaman 49-59)

Dokumen terkait