• Tidak ada hasil yang ditemukan

IN Vcc +(12-24)V 74HC04 74HC04 1K2 BD677 2SC2922 DC MOTOR Max. 3A D1 1N4001 I/O

Output dari osilator.

2.1.2. Interfacing ke DC motor

DC motor yang umum yang menggunakan sikat (brush), yang menggunakan lilitan pada rotor dan menggunakan magnet tetap pada sisi stator, pada dasarnya dapat dianggap sebagai suatu beban yang dapat dihubungkan langsung kerangkaian

swiching arus DC. Oleh karena itu, pemilihan rangkaian yang tepat diperoleh dengan memperhatikan besar kebutuhan arus untuk memutar DC Motor secara nominal.Lilitan pada DC Motor dapat dihentikan dengan lilitan pada kumparan relay sehingga rangkaian drivernya relatif sama.

Berikut ini ditunjukkan sebuah rangakaian driver DC motor yang dapat memutar motor satu arah.

1K2 IN 74HC04 74HC04 1N4001 D1 +12V Relay112V BD677 IN 74HC04 74HC04 1N4001 D1 +12V BD677 1K2 Relay2 12V DC MOTOR Vcc +(12-24)V + G1 G2

Pada beberapa kasus, seringkali diperluan arah putaran DC Motor yang berubah-ubah.Prinsip dasar untuk mengubah arah putarannya ini adalah dengan membalik polaritas pada catu tegangannya. Hal ini dapat diperoleh dengan memanfaatkan rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.4 rangkaian DC motor yang dua arah

2.1.3. Operasional Amplifier

Op-amp(LM 741) biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar dibawah ini. Tampak adanya dua masukkan yaitu masukan inverting (-) dan masukan non-inverting (+).

Gambar 2.5 Op-Amp.

Dalam alat ini kita hanya menggunakan Op-Amp biasa yaitu dimana tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukan, yaitu masukan inverting (INV atau -) dan masukan noninverting (NON INV atau +). Bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya bila masukan dihubungkan dengan masukan non-inverting, maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan. Ada beberapa jenis op-amp yang biasa digunakan sebagai penguat, yaitu Op-Amp biasa, Op-Amp Norton dan Op-Amp transkonduktansi (OTA). Dalam alat ini anda akan menggunakan op-amp biasa yaitu dimana tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukannya.

Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp. Beberapa sifat ideal Op-Amp adalah sebagai berikut:

1. Penguat lingkar terbuka (Av,01) tak berhingga. 2. Hambatan keluaran lingkar terbuka (Ro,ol) adalah nol. 3. Hambatan masukan lingkar terbuka (Ri,ol) tak berhingga. 4. Lebar pita (bandwidth) tak berhingga, atau respon frekuensi flat. 5. common mode rejection (CMMR) tak berhingga.

2.1.4. Penguat inverting dan non-inverting

Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op-Amp yang bekerja sebagai penguat:

Gambar 2.6. penguat non inverting

Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non-inverting. Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah

masukan non-inverting dari Op-Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Selain penguat non-inverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini diterapkan pada masukan inverting dari Op-Amp, yaitu masukan dengan tanda (−). Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 1800 dengan sinyal keluarannya. Jadi jika ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif.

2.1.5. Diferensiator dan integrator

Pada penggunaan tapis pasif (RC) kita hanya memperoleh daerah frekuensi operasi yang kecil. Untuk memperoleh daerah frekuensi operasi yang besar kita

menggunakan tapis aktif. Pada rangkaian diferensiator bentuk isyarat keluaran merupakan diferensial dari isyarat masukan jika tetapan waktu RC<<T/2 dengan T = Perioda isyarat Sebaliknya pada rangkaian integrator,bentuk isyarat keluaran merupakan integral dari bentuk isyarat masukan jika tetapan waktu RC>>T/2. Pada penggunaan op-amp sebagai diferensiator perlu diperhatikan adanya daerah osilasi pada frekuensi tertentu.

Gambar 2.7. diferensial Op-Amp

Op-Amp dapat digunakan sebagai komparator. Untuk keperluan ini op-amp dipasang dalam keadaan loop terbuka. Pada keadaan ini keluaran op-op-amp tidak berbanding lurus dengan masukannya, tetapi hanya memiliki dua macam harga. High / low atau +Vcc / –Vcc atau nol / satu. Op-amp dapat digunakan sebagai komparator. Untuk keperluan ini op-ampdipasang dalam keadaan loop terbuka. Pada keadaan ini keluaran op-amp tidak berbanding lurus dengan masukannya, tetapi hanya memiliki dua macam harga. High / low atau +Vcc / –Vcc atau nol / satu. Op-amp dapat digunakan sebagai komparator. Untuk keperluan ini op-ampdipasang dalam keadaan loop terbuka. Pada keadaan ini keluaran op-amp tidak berbanding lurus dengan masukannya, tetapi hanya memiliki dua macam harga. High /low atau +Vcc / –Vcc atau nol / satu.

Komparator dengan hysteresis

Bila Vid = Vb-Va > 1 mV,maka Vo = +Vcc Bila Vid = Vb-Va.< 1 mV,maka Vo = - Vcc

Untuk |Vid| < 1 mV, komparator berada pada daerah linier yang berarti tegangan keluaran berbanding lurus dengan tegangan masukan. Vid adalah tegangan masukan diferensial.

2.2. Komponen-Komponen Pendukung

2.2.1. Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor, umumnya terbuat dari karbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Fixed Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor

bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh ELA

(Electronic Industries Association).

Gambar 2.8. Resistor karbon

Tabel 2.2. Gelang Resistor

Dokumen terkait