• Tidak ada hasil yang ditemukan

YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU

Dalam dokumen Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dgn D (Halaman 22-42)

2013

LANDASAN TEORI LETAK SUNGSANG

A. Definisi

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi bokong). (Sumber: Rukiyah.2011)

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. (Sumber: Sarwono:2009)

Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)

B. Kriteria Letak Sungsang

1) Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan kedua tungkai lurus ke atas.

2) Letak bokong kaki (complete breech)) : di samping bokong teraba kaki, biasa disebut letak bokong kaki sempurna , jika di samping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna, jika di samping bokong teraba satu kaki.

3) Letak lutut

4) Letak kaki (incomplete presentation) : presentasi kaki (Sumber: Rukiyah.2011)

Posisi bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi: 1) Left sacrum anterior (sacrum kiri depan)

2) Right sacrum anterior (sacrum kanan depan) 3) Left sacrum posterior (sacrum kiri belakang) 4) Right sacrum posterior (sacrum kanan depan)

(Sumber: Mochtar.1998) C. Etiologi

1) Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor-tumor pelvis.

2) Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (premature) 3) Gameli (kehamilan ganda)

4) Janin sudah lama mati

5) Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis dan mioma uteri 6) Sebab yang tidak diketahui

(Sumber: Mochtar.1998)

Adapun penyebab lainnya, yaitu:

1) Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong 2) Air ketuban masih banyak

3) Kepala relative besar

4) Hidramnion karena anak mudah bergerak

5) Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP 6) Bentuk rahim abnormal.

(Sumber: Rukiyah.2011)

D. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnose maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah dengan melakukan:

1) Anamnesis : pergerakkan anak terabab oleh Ibu di bagian perut bawah, Ibu sering merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin.

2) Palpasi : teraba bagian atas keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba pada salah satu sisi perut , bagian kecil pada sisi yang berlawanan di atas simfisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.

3) Auskultasi : denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)

4) Vagina toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.

5) Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisapm keluar mekonium, jika presentasi kaki maka akan teraba tumit dengan sudut 90ºC, terasa jari-jari, pada presentasi lutut akan terasa patella dan poplitea. Pada presentasi mulut maka akan terasa isapan jari, terabab rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang, tidak rata, patella (-)

6) Untuk membedakan tangan dan kaki : pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak diluruskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.

(Sumber: Rukiyah.2011)

E. Tindakan Persalinan Bayi Sungsang

1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.

2. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.

3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.

4. Melahirkan bayi: a) Cara Bracht

- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar

dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).

- Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.

- Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kea rah perut ibu tanpa ada tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

- Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

- Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi

oleh asisten, tali pusat dipotong. b) Cara Klasik

Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

Prosedur :

- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.

- Tali pusat dikendorkan.

- Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas:

Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.

Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.

- Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi,

untuk melahirkan lengan belakang bayi.

- Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari

langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama. c) Cara Muller

Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

- Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama

seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.

- Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu

dan lengan belakang.

d) Cara Lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/nuchal arm)

- Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua tangan.

- Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit ke arah petunjuk jari tangan yang

nuchal.

- Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/kanan. Beberapa kali hingga kedua

5. Ekstraksi kaki

Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi

- Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,

kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin, sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut.

- Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari di letakkan di belakang

betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.

- Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha,

sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.

- Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha

dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.

- Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang lahir lebih dahulu

ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.

- Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”.

6. Teknik Ekstraksi Bokong

Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.

- Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan dalam jalan lahir

dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tariakn ini, maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.

- Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk

penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik cuam ke bawah sampai bokong lahir.

- Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d”

Cara melahirkan kepala bayi

Cara Maurice (dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan bracht kepala belum lahir)

- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.

- Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi

- Minta seorang asisten menekan fundus uteri

- Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan

tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.

(Sumber: Sarwono.2010)

DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC

2. Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP

3. Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan

Bina Pustaka-SP

4. Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).Jakarta:

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALING2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”

MARTAPURA PENGKAJIAN DATA

Hari/Tanggal : Minggu, 26 Mei 2013 Jam : 09.00 WITA PENGUMPULAN DATA A. Data Subjektif 1. Identitas Isteri Suami Nama : Ny. SA Tn. HP Umur : 27 tahun 29 tahun

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Jawa/Indonesia Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMK Pekerjaan : honorer swasta Alamat : Jl. Kenanga Martapura

2. Keluhan Utama

Ibu hamil cukup bulan (aterm) pada kehamilan kedua mengeluh perut mules disertai rasa sakit yang menjalar sampai kepinggang dan keluar lender darah sejak pukul 22.00 WITA dari vaginanya.

3. Riwayat Haid

Siklus : 28-30 hari Lamanya : 6 hari

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut perhari Dismenorrhoe : tidak ada

4. Riwayat Sosial Ekonomi a) Status perkawinan

Kawin : ya Usia kawin : 19 tahun Lama perkawinan : + 8 tahun Dengan suami sekarang : ya

Isteri ke : 1 (pertama) b) Riwayat kontrasepsi

Jenis : suntik 3 bulan Lamanya : + 5 tahun Masalah : tidak ada

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

no Kehamilan Persalinan Nifas

Tahun uk peny JP pnlong tmpt peny peny

1 2 2007 2013 Aterm Aterm -sungsang Sptbk -Bidan -Klinik -30

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 15-08-2012 TP : 22-05-2013 Hamil ke- : 2 (kedua)

Mulai ada gerakan janin : Umur kehamilan 20 minggu

ANC a) Trimester I

Frekuensi : 1 kali (14-10-2012) Tempat periksa : Bidan Prakter Mandiri Pemeriksa : Bidan

Keluhan : tidak ada

:- B6 3x1 (memproduksi zat kimia yang berperan pembuatan protein) - B Complex 3x1 ( mencegah anemia)

Imunisasi : lengkap sampai TT V

Penyuluhan : - Menganjurkan untuk mengkonsumsi makan yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan susu.

- Menganjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur dan sesuai dosis.

- Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering

b) Trimester II

Frekuensi : 2 kali (10-12-2013 dan 14-01-2013) Tempat periksa : Bidan Praktek Mandiri

Pemeriksa : Bidan

UK : 16 minggu dan 21-22 minggu Keluhan : Tidak ada

: - Vit C (untuk daya tahan tubuh dan membantu penyerapan zat besi)

- Kalk ( untuk kalsium dan tulnag janin)

- SF 1x1 (pembentukkan sel darah merah)

Imunisasi :

-Penyuluhan : - menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan bergizi..

- Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian.

- Menganjurkan ibu untuk ikut senam hamil

- Menganjurakan ibu untuk istirahat cukup

c) Trimester III

Frekuensi : 3 kali (02-03-2013, 22-03-2013 dan 14-04-2013) Tempat periksa : Bidan Praktek Mandiri

Pemeriksa : Bidan

UK : 28 minggu, 32 minggu dan 35-36 minggu Keluhan : sering kencing

Obat : - SF (pembentukkan sel darah merah) - Kalk (untuk pertumbuhan tulang dan gigi) - Vitamin C (membantu penyerapan zat besi).

Imunisasi :

- Menganjrkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan bergizi dan seimbang.

- Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Muka dan kaki bengkak, Penglihatan kabur, Pergerakan janin berkurang, Sakit kepala yang hebat, Keluarnya darah di bagian kewanitaan, Sakit perut bagian bawah.

- Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu perut terasa mules-mules yang semakin lama semakin sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar lendir darah - Menganjurkan ibu untuk memeprsiapkan persalinanannya.

7. Riwayat Persalinan sekarang

Kala I (Pukul 09.00 wita) tanggal 25-05-2013 a. Cairan Vagina

Perdarahan vagina : Tidak ada Lendir bercampur darah : Ada Aliran/semburan darah : Ada Aliran/semburan ketuban : Tidak ada

b. Gerakan janin : Ibu merasakan gerakan janin : Jam 04.30 wita tanggal 25-05-2013

: Jam 08.00 wita tanggal 25-05-2013 : Jam 17.00 wita tanggal 24-05-2013 : Jam 06.00 wita tanggal 25-05-2013

Pasien G2P1A0 hamil cukup bulan (aterm) mengeluh mules-mules dan sakit perut menjalar ke pinggang. Palpasi dilakukan dengan hasil 3 jari dibawah prx (29 cm) PU-KA, presentasi bokong, DJJ 144 x/menit.

8. Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS

b) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari pihak keluarga ibu ataupun suami tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan HIV/AIDS.

9. Data Biologis a) Pola nutrisi

Jenis : nasi, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan Frekuensi : + 3 kali

Porsi : 1 piring Pantangan : tidak ada Masalah : tidak ada b) Personal hygene

Frekuensi mandi : 2 kali sehari Frekuensi gosok gigi : 3 kali sehari Frekuensi ganti pakaian : 2 kali sehari

Kebersihan vulva : setiap sehabis mandi, BAK dan BAB c) Pola eliminasi

BAB

Frekuensi : 1 kali sehari Warna : kecoklatan Konsistensi : lembek Masalah : tidak ada BAK

Frekuensi : sering Warna : kekuningan Bau : amoniak (pesing) Masalah : sering kencing d) Pola aktivitas

Ibu mengatakan mulai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari semenjak perutnya sakit

10. Data Spiritual

Ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya dan mendapatkan kelancaran saat persalinan.

11. Data Psikologi

Ibu,suami dan keluarga sangat bahagia dan antusias dengan proses kehamilan dan persalinan ini. Terbukti dengan didampinginya ibu oleh suami dan keluarganya

B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum

Kesadaran : Compos mentis Kesadaran emosional : Cemas/gelisah

b) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/100 mmHg Nadi : 84 kali permenit Pernapasan : 26 kali permenit Suhu : 36

2. Pemeriksaan Kebidanan a) Inspeksi

- Kepala/muka

Rambut terlihat hitam, lurus, bersih, tidak rontok, muka tidak terlihat oedem dan tidak ada cloasma gravidarum.

- Mata

Bentuk mata terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak anemis serta fungsi penglihatan baik.

- Telinga

Bentuk telinga terlihat simetris, bersih, dan tidak ada serumen yang keluar.

- Mulut

Bibit terlihat tidak sianosis, lidah tidak kotor, dan tidak terdapat caries dentis.

- Leher

Terlihat tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

- Mammae

Kedua mammae terlihat simetris, papilla mammae terlihat menonjol dan pada daerah areola terlihat berwarna hitam kecoklatan.

- Abdomen

Tidak ada terlihat luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra

- Ekstremitas

bawah : tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih. b) Palpasi

- Leher

Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, ataupun pembesaran vena jugularis.

- Dada/mammae

Tidak teraba adanya benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan.

- Abdomen

Leopold I : TFU 3 jari dibawah prx (29cm) pada puncak fundus teraba keras, bulat, dan melenting. Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang (PU-KA), bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil janin.

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, lembek, dan tidak melenting (Pres-Bok). Leopold IV : Bagian terbawah sudah masuk PAP, TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram.

c) Auskultasi

DJJ : Positif (+)

Frekuensi : 144 kali permenit d) Perkusi

Tidak dilakukan pemeriksaan e) Kontraksi uterus

His 3 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik.

C. Assesment

Ibu G2P1A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif dengan persalinan sungsang.

D. Planning

1. Membangun hubungan baik antara ibu dengan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu dengan ramah dan hangat.

Ev: Antara ibu dengan bidan sudah terjalin hubungan baik

2. Menginformasikan atau memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa:

a. Ibu sudah memasuki masa awal dari proses persalinan, yaitu pembukaan 8 cm, portio menipis.

b. Keadaaan ibu baik, tanda vital :

Tekanan darah : 120/100 mmHg Nadi : 84 x/menit Pernapasan : 26 x/menit

Temp : 36oC Pembukaan Serviks : 8 cm

Pendataran Serviks : Positif(+) dan adanya penipisan TFU : 3 jari dibawah prx

c. Keadaan janin baik, dengan DJJ normal 144x/menit, posisi janin sungsang dan bagian terbawah sudah masuk PAP, his 3 kali dalam 10 menit lamanya 30-40 detik, TBJ 2.790 gram Ev: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit atau mules merupakan hal yang wajar pada saat persalinan dikarenakan kontraksi uterus yang membantu proses kelahiran bayi.

Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4. Menganjurkan ibu untuk posisi miring kiri saat berbaring agar membantu proses penurunan kepala dan supaya janin mendapat pasokan oksigen dari peredaran darah ibu.

Ev: Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan 5. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cata:

- Memberikan dukungan emosional baikdari pihak suami,keluarga maupun penolong persalinan, seperti mendampingi selama proses persalinan, memberikan semangat untuk tetap tenang agar proses kelahiran berjalan lancer.

- Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum saat tidak ada his agar menambah kekuatan saat mengedan.

Ev: asuhan sudah dilakukan

6. Menganjurkan ibu untuk memberitahukan penolong jika ada perasaan ingin BAB karena ini merupakan salah satu tanda kelahiran.

Ev: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan

7. Menyarankan ibu untuk tidak mengedan jika pembukaan belum lengkap dan mengajarkan cara mengedan yang benar, yaitu :

- meletakkan kedua telapak tangan di bawah paha

- Menempelkan dagu di dada dan mata melihat ke perut tanpa menutup mata - Tidak mengangkat bokong saat mengedan

- Tidak mengeluarkan suara saat mengedan

Ev: ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

8. Memasang infus RL 20 tpm untuk menambah tenaga ibu untuk meneran dalam proses persalinan nanti.

Ev: Infus RL 20 tpm sudah terpasang

- Partus set:

2 buah klem tali pusat, 1 buah ½ kocher, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah gunting episiotomi, 2 buah bengkok, 1 buah bak instrumen

- Heacting set:

Nalfoeder, Pinset anatomis, Gunting benang, Jarum otot / kulit, Inodin cup, catgut dan Bak instrumen

- Perlengkapan:

Spuit 1/3/5/10 cc, Handscon 1 pasang, Penjepit tali pusat, Kasa steril, Kateter - Obat-obatan:

Oksitosin 1 ampul berfungsi untuk merangsang kontraksi, Lidocain 1 ampul berfungsi untuk menghilangkan nyeri/ anastesi, Neo K 1 ampul berfungsi sebagai pencegah perdarahan pada bayi terutama perdarahan pada otak, Metilergometrin 1 ampul berfungsi mengurangi

perdarahan

- Kebutuhan ibu dan bayi:

Ibu (Baju ibu, Gurita , Softex,Underpad, Kain sarung,Pakaian dalam)

Bayi (baju bayi,kaos kaki dan tangan, popok, gurita, topi, lampin, minyak telon, bedak. Ev: peralatan,perlengkapan dan segala kebutuhan sudah siap.

10. Observasi kemajuan persalinan

Ev: pukul 13.00 WITAibu merasa sakitnya semakin sering, pembukaan lengkap 10 cm, portio tidak teraba, ketuban (-), bokong berada di hodge IV, his 4 kali dalam 10 menit lamanya lebih dari 40 detik.

11. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP

CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal/jam Keterangan

1 Sabtu,

25 Mei 2013 13.00 wita

S : Ibu merasa perutnya mules – mules semakin sering dan kuat, dan ingin BAB serta mengedan dan juga ada keluar air – air dari vagina.

O : VT pembukaan lengkap (10cm) portio tidak teraba, ketuban (-), bokong di hodge IV. A : Kala II (pengeluaran bayi)

P :

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa ia akan segera melahirkan. Ev: Ibu telah mengetahui bahwa ia akan melahirkan.

2. Mendekatkan alat-alat penolong persalinan yang sudah disiapkan. Ev: Alat penolong persalinan sudah disiapkan dan didekatkan.

3. Memberikan asuhan kala II :

a. Memberikan dukungan kepada ibu dan menyuruh ibu berdoa b. Memimpin persalinan :

Mengatur posisi ibu dorsal recumben (ibu berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ditarik atau direnggangkan).

Membersihkan vulva ibu dengan kapas lubrikan steril.

Memimpin mengedan setiap kali ada his dengan cara tarik nafas yang panjang, tahan, kemudian meneran seperti mau BAB.

Menganjurkan ibu istirahat bila tidak ada his.

Memberikan asupan cairan bergula pada ibu diantara his.

Menyiapkan kain bersih untuk persiapan pertolongan janin dan handuk bersih pada perut ibu. Ev: Asuhan kala II sudah dilakukan

Cara Bracht

- Penolong berada disamping kanan ibu , tunggu hingga bokong membuka vulva 5-6 cm, tahan perineum

agar tidak terjadi laserasi.

- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan

panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)

- Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.

- melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada.

- Lakukan hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferior tampak dibawah simfisis (dengan

mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

- menggerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

“Bayi lahir pada jam 13.45 wita dengan jenis kelamin Laki-laki

panjang badan 47 cm, menangis spontan, APGAR score 7, 8, 9, LK 31 cm, LD 31 cm.

- Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi,

- Potong tali pusat dengan cara meletakkan klem 2 cm dari permukaan perut bayi, lalu letakkan lagi klem

kedua 2-3 cm dari klem pertama kemudian potong tali pusat diantara kedua klem tadi.

- Melakukan IMD

Ev: bayi sudah lahir

S : Ibu merasa perutnya nyeri dan mules-mules karena ada kontraksi.

O : Tinggi fundus uteri sepusat teraba keras, uterus menjadi bundar, tali pusat memanjang dan keluar darah secara mendadak.

A : Kala III (kala uri)

P : Melakukan manajemen kala III :

1. Melakukan pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan janin tunggal dan kandung kemih kosong. 2. Memberikan injeksi oksitoxin 10 unit secara IM segera 1 menit setelah bayi lahir untuk merangsang

fundus uteri berkontraksi dengan efektif sehingga membantu pelepasan plasenta dan mengurangi

Dalam dokumen Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dgn D (Halaman 22-42)

Dokumen terkait