• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Komunitas Islam Bagi Generasi Muda Tema : Sequence of Movement

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pusat Komunitas Islam Bagi Generasi Muda Tema : Sequence of Movement"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER XI TAHUN 2013/ 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

RYAN FIRMANSYAH

104 07 889

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

PUSAT KOMUNITAS ISLAM

BAGI GENERASI MUDA

STUDI KASUS : JL.SOEKARNO HATTA - BANDUNG

RYAN FIRMANSYAH 104 07 889

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal :

………

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Salmon P. Martana NIP: 4127 70 12 001

Dekan Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. NIP: 4127 70 013

Ketua Program Studi

(3)
(4)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif

atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan .

Bandung, 1 September 2014

Penulis,

Nama

(5)

KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT,

Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan tidak lupa shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan para sahabat. Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Starta (S1) dengan membuat Tugas Akhir

berupa desain dan laporan.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir berupa desain

dan laporan tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami, baik dalam

menyangkut waktu dan pengumpulan data. Sebagai rasa hormat dan

bangga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

 Allah SWT.

 Dr. Salmon P Martana yang telah membimbing serta memberikan arahan yang baik hingga terselesaikanya, selama Tugas Akhir ini

berlangsung.

 Dosen-dosen Penguji yang telah memberi kritikan dan saran yang sangat membangun.

 Heru Wibowo , ST yang banyak memberi masukan tentang Islam secara Spesifik, sehingga banyak hal yang mempengaruhi perancangan.

 Rahy R. Sukardi, Ir.,MT. dengan segala kerikitan dan saran yang memberikan kemajuan dalam perancangan dan penyusunan tugas akhir

ini

 Rekan-rekan yang telah membantu serta mendukung hingga terselesaikanya Tugas Akhir ini.

Dengan bantuan berbagai pihak ini akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Perancangan dan penulisan laporan ini, dengan ini saya

mengucapkan banyak terima kasih semoga amal dan bantuannya bisa

dilipat gandakan oleh Allah SWT.

(6)

2. Pickard, Quentin. 2002. The Architects’ Handbook. Blackwell.

Garsington.UK.

3. Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2000.

4. Tschumi. 1993. Sequences. Pdf.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran anak muda masa kini yang lebih mengedepankan

rasionalitas dibandingkan dengan religius mengakibatkan lemahnya

pemahaman akan agama. Dan juga gaya hidup hedonis membuat kaum

muda jauh dari kehidupan beragama, ditambah lagi banyaknya

paham-paham mengenai suatu agama tanpa sebuah komunikasi yang baik antar

paham mengakibatkan adanya singgungan bahkan bisa terjadi sebuah

bentrokan fisik.

Dalam ajaran agama Islam terdapat 3 aspek pokok Aqidah (doktrin

keimanan), aspek syariah (hukum atau norma Illahi), dan aspek akhlak

(moral atau budaya). Ketiga aspek tersebut melandasi kehidupan muslim

untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Konsepsi Islam

tentang pembinaan dan pengembangan ibadah dan muamalah adalah

menganut hukum perimbangan antara dunia dan akhirat.

Agama islam dalam sejarah perkembangannya tidak mengutamakan

segi peribadatan saja, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai kebudayaan.

Nilai kebudayaan inilah yang dirasa sudah mulai memudar dan bahkan

ditinggalkan kaum muda. Paham yang membedakan antara kehidupan

sosial dengan kehidupan beragama menjadi sebuah paham yang dipakai

kaum muda muslimin saat ini. Padahal paham tersebut sangatlah bertolak

belakang dengan ajaran Islam yang menyeimbangkan keduanya, di mana

kehidupan sosial harus berbarengan atau berlandaskan ajaran agama.

Banyak para Ulama menafsirkan dan memahami ajaran Islam

dengan pandangan yang berbeda, ini menghasilkan beberapa paham

(8)

sebuah ajaran paham atau mazhab dan rasa fanatik berlebihan pada satu

mazhab atau paham akan mengakibatkan terjadinya sebuah singgungan

atau bahkan terjadinya konflik dalam suatu agama. Hal ini tentunya sangat

memprihatinkan. Oleh karena itu perlunya sebuah wadah komunikasi

antar ajaran paham atau mazhab secara menyeluruh dengan landasan

pemersatu yaitu islam yang satu.

Bandung bangkit menjadi kota kreatif. Karena penuh dengan

kumpulan anak muda yang memiliki semangat dan pemikiran kreatif, kritis,

serta berwawasan. Didukung lagi dengan memiliki banyak universitas

negeri maupun swasta. Para pemikir muda ini khususnya pemuda Islam

diharapkan nantinya bisa menjadi pendorong untuk menjembatani perbedaan yang ada ini, dengan “Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda” sebagai fasilitas yang nantinya akan berfungsi sebagai wadah komunikasi

(9)

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda menjadi sarana dan fasilitas

untuk memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan wadah komunikasi

antar paham dan mazhab dan juga sebagai tali pengikat ukhuwah antar

umat Islam.

1.2.2 Tujuan

- Dengan adanya Pusat Kajian Islam diharapkan para anak muda

khususnya anak muda Islam menjadikan unsur-unsur ajaran Islam

menjadi gaya hidup kesehariannya.

- Pusat Kajian Islam dapat menjadi tempat silaturahmi antara

Komunitas Islam dan para lembaga dakwah kampus untuk

berdiskusi dan membahas persoalan-persoalan dakwah di

kalangan pemuda.

- Sebagai tempat mengenal dan mendalami kajian-kajian ajaran

islam khususnya ditunjukkan pada kaum muda.

1.3 Masalah Perancangan

Masalah desain yang ditemukan dalam perancangan Pusat Kajian

Islam adalah:

1.3.1 Masalah Umum

Bagaimana mendesain bangunan yang menarik kaum muda untuk

datang dan bisa memenuhi / memfasilitasi kebutuhan komunikasi

(10)

1.3.2 Masalah Desain

1. Membuat desain yang bersifat kekeluargaan, desain yang mampu

menjalin silaturahmi antar komunitas islam atau para lembaga

dakwah kampus.

2. Membuat suasana ruangan yang kondusif dan dapat meningkatkan

tingkat keimanan kepada Tuhan

3. Membuat desain yang dapat menghidupkan kembali jiwa keislaman

dengan norma-norma islam yang terkandung di dalamnya.

4. Membuat desain yang dapat menarik minat para anak muda

muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal islam

dengan cara anak muda.

1.4 Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Pusat Kajian Islam

bagi Generasi Muda ini adalah :

1. Melakukan studi tentang apa saja aktivitas yang ada di dalam

komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Islam, sehingga ditemukan

kebutuhan yang diperlukan.

2. Melakukan studi tentang sarana yang mewadahi pembelajaran Islam.

3. Melakukan studi tentang minat dan kegiatan anak muda secara umum.

4. Pengumpulan data, dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

a. Pengelompokan Variabel

yaitu seperti menganalisa perilaku komunitas dan menganalisa

(11)

b. Studi Analisa

Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi

banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan

proses perancangan.

c. Proses Desain

Merupakan penjabaran dari semua proses di atas secara visual

dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang dicerminkan dan

diterapkan pada desain bangunan yang sesuai dengan jiwa

keislaman dan sesuai dengan norma-norma islam.

1.5 Ruang Lingkup Atau Batasan

Ruang lingkup dan batasan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi

Muda meliputi fungsi-fungsi bangunan dalam site, adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas umum meliputi parkir kendaraan, tempat komersial, Art

Gallery, dan Toilet umum.

Fasilitas ini dapat digunakan oleh setiap orang khususnya

pengunjung

2. Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang

informasi. Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena

bersifat private

3. Fasilitas aktivitas utama yaitu ruang ibadah (masjid), ruang

(12)

1.6

Kerangka Berpikir

Anak Muda Islam

“Problema anak muda dan gaya hidupnya

Perselisihan dan konflik antar paham

Silaturahmi dan komunikasi antar

Komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Kampus”

Kebutuhan Ruang

Tujuan

“Menciptakan silaturahmi dan ajang komunikasi antar komunitas islam dan

Lembaga Dakwah Kampus

Menularkan gaya hidup kepada para anak muda dengan idealisme islam”

Study Banding

Analisis aktivitas dan lokasi

Kajian pustaka “Dengan data standar

keseluruhan Prilaku”

(13)

1.7 Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup

perancangan, metode perancangan, lingkup permasalahan

dan kerangka berpikir dari perancangan Pusat Komunitas

Islam bagi Generasi Muda beserta sistematika dari laporan

tugas akhir.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Menjabarkan teori yang berkaitan dengan pusat kegiatan

islam dengan kajiannya dan yang berkaitan dengan studi

kasus proyek sejenis, yaitu pusat seni

BAB III ELABORASI TEMA

Pemaparan tema perancangan yang terdiri dari pengertian

dan interpretasi tema.

BAB IV ANALISIS

Mengenai deskripsi proyek dan analisa dalam proses

perancangan menyangkut analisa fungsi dan tapak.

BAB V KONSEP RANCANGAN

Berisi konsep fungsi, tapak, bangunan, ruang, tampak struktur dan

(14)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda merupakan sebuah media

pembelajaran mengenai agama khususnya agama islam dengan konsep

lebih ringan dan informal yang sasaran utamanya adalah anak muda.

Dimana nantinya pengelolaan diserahkan pada komunitas-komunitas Islam

yang ada di kota Bandung dengan kepengurusan anak muda di dalamnya.

Dan ini juga merupakan sebuah wadah untuk memfasilitasi

kegiatan-kegiatan komunitas Islam khususnya generasi muda Islam untuk saling

berkomunikasi dan berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan

sosial yang berhubungan dengan agama pada khususnya dan semua umat

pada umumnya.

Islam mengajarkan bahwa dalam berdakwah haruslah dilakukan

dengan lemah lembut dan tepat sasaran, sebagaimana yang tertera dalam

Al-quran surat al-a’raaf ayat 179 “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka

mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat

Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga

(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka

itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah

orang-orang yang lalai”.

Dengan demikian bahwa Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda

berkonsep “Dari yang muda, untuk yang muda, dengan menghasilkan

(15)

2.1 Data Umum Proyek

Proyek perancangan Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda

Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Dengan data proyek sebagai

berikut :

Luas Lahan : 31.790 m2

KDB : 50 %

KLB : 1

GSB : 10 m

Sumber Dana : Swasta

Pemilik : Swasta

Pencitraan Tapak dan lingkungan sekitar

Gambar 2.1 : kawasan Gedebage Sumber : Google Earth, diambil

(16)

2.1.1 Pemilihan Lokasi

Menurut rencana tata ruang kota Bandung pusat kota akan dibagi

menjadi 2 bagian (duosentrik) yaitu Alun-alun yang melayani daerah kota

sebelah barat dan Gedebage menjadi salah satu Pusat Pelayanan Kota

Sebelah Timur. Dengan alasan pemilihan daerah Gedebage sebagai lokasi

adalah sebagai berikut :

- Mendorong perkembangan kota ke arah timur agar perkembangan

kota antara bagian barat dan timur dapat lebih merata.

Pengembangan Pusat Primer Gedebage juga merupakan upaya

untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti

Pusat Kota. Di mana Pusda’i merupakan salah satu Islamic Center yang melayani pusat kota dengan jangkauan terluasnya Jawa Barat.

- Site dipilih berdasarkan kedekatan lahan dengan fungsi pendukung

lainnya, antara lain jarak ke kampus UIN sekitar 7 km dengan jarak

tempuh pencapaian 10 menit menggunakan kendaraan.

- Site Berada di pinggir Jalan Sukarno Hatta yang merupakan jalan

arteri kota Bandung. Sehingga memudahkan dalam pencapaian

menuju site

- Lingkungan sekitar yang merupakan lingkungan pemukiman sehingga

tapak akan menjadi fasilitas peribadatan untuk warga sekitar.

Gambar 2.2 : Peta daerah Bandung

(17)

2.1.2 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat pada Pusat Komunitas Islam bagi Generasi

Muda jika dipisahkan menurut hirarki dan aktifitasnya akan dibagi menjadi

2 zona utama, yaitu :

a. Zona Publik (zona dengan mengenalkan sifat-sifat Allah dan puji-pujian

terhadap tuhan)

Yang terdiri atas beberapa fasilitas ruang, yaitu :

 Fasilitas Penerima

 Fasilitas Gallery dan Pameran

 Fasilitas Komersial dan interaksi sosial

 Fasilitas Komunitas

b. Zona privat (zona berdasarkan dengan sifat permohonan dan

kepatuhan)

Yang terdiri atas beberapa fasilitas, yaitu :

 Fasilitas Edukasi & Siar

 Fasilitas Peribadatan

 Fasilitas Pengelola

(18)

2.2 Program Kegiatan

Kegiatan yang ada dalam Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda

ini adalah :

- Siar dan Edukasi Agama Islam dengan sasaran utama anak muda

- Kegiatan Peribadatan (rukun Islam)

- Komersial

- Sosial Interaksi

- Management

2.3Kebutuhan Ruang

Pusat Komunitas Islam bagi generasi muda ini memiliki tujuan untuk

memperkenalkan Islam kepada kaum muda khususnya dan kepada seluruh

umat manusia pada umumnya menjadikan komunitas sebagai

generatornya. Melakukan Analisa kegiatan atau aktivitas manusia yang

dilakukan berdasarkan program ruang yang telah ditentukan untuk

mengetahui pergerakan sirkulasi manusia di dalam gedung di mana pola

kegiatannya pada gedung ini dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan Ukhrowi dan

(19)

utama yaitu, pengelola, Pengunjung (jamaah luar) dan warga (jamaah

setempat). Setiap pemakai gedung ini memiliki aktivitas yang berbeda-beda

di dalamnya. Tujuan dari mengetahui aktivitas pemakai gedung ini adalah

untuk menentukan kebutuhan ruang yang akan diperlukan untuk

menunjang aktivitas mereka pada program-program utama yang telah

ditentukan.

Setelah mengetahui pemakai, kegiatan dan kebutuhan ruang yang

diperlukan, maka hal ini akan sangat membantu dalam rekapitulasi luasan

ruang yang telah didapat. Perhitungan luasan ruang ini didasarkan pada

beberapa sumber buku panduan standar ruang dan dimensi manusia

terhadap ruang.

Program ruang dan besaran ruang yang telah didapat akan dijadikan

panduan dalam pembagian ruang. Program ruang dan besaran ruang ini

akan dimasukan ke dalam massa bangunan namun tidak menutup

kemungkinan standar besaran ruang dan program yang didapat pada

analisa ini akan berubah pada saat pelaksanaan pemasukan program

ruang dan besaran ruang yang didapat, perubahan ini lebih karena akan

penyesuaian program dan besaran ruang terhadap massa bangunan yang

(20)

2.3.1 Analisa Kebutuhan Program Ruang

Tabel 2.1 : Analisa Kebutuhan Program ruang secara makro

Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang

Penerima

Pengelola - Mengkoordinir

ruangan

(21)

- Mengobrol atau

Pengelola - Mengkoordinir

Ruangan

(22)

- Membaca

R. Service Pengelola

- Mengawasi

Pengunjung - Parkir - Tempat Parkir

- R. Keamanan

(23)

2.4Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1 Pusat Dakwah Islam Bandung

Pusat Dakwah Islam yang berlokasi di pusat kota Bandung yang

berada di Kawasan Pelayanan Alun-alun dengan pelayanan daerah

Bandung bagian barat. Dengan fungsi dan pengawasan Pusdai itu sendiri

sebagai Islamic Center yang melayani daerah Jawa Barat dan menjadi

pusat pengendalian dan representasi bagi masjid-masjid dan

tempat-tempat dakwah lainnya daerah Jawa Barat. Dengan pengelolaan yang

dikelola langsung oleh Pemerintah Jawa Barat.

(24)

Dalam pengembangan desain Pusdai memiliki pembagian Pemitakan

ruang berdasarkan fungsi kegiatan di dalamnya, sebagai berikut :

1. Gedung Serbaguna

Gedung Serbaguna lebih ditunjukan untuk kegiatan umum, seperti:

Resepsi Pernikahan, Seminar Besar, Kampanye, dsb.

Dengan penjabaran ruang sebagai berikut:

Ruang dibagi menjadi 5 bagian dengan 3 ruang merupakan ruangan

tertutup (indoor) dan 2 ruang terbuka (teras dan selasar). 5 bagian ruang

dipisah menggunakan dinding partisi yang dapat di buka.

Gambar 2.6 : Tampak Timur Gedung Serbaguna

Pusdai Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.7 : Tampak Selatan Gedung Serbaguna Pusdai

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.8 : Suasana Interior Gedung Serbaguna Pusdai

(25)

2. Gedung Asri

Gedung Asri lebih diperuntukkan untuk kegiatan kepengurusan yang

bersifat komersial atau pendanaan terhadap lingkungan Pusdai, dengan

fungsi yang berada di dalamnya sebagai berikut:

 Kantor Pengurus fungsi komersial (gedung serbaguna, R. Seminar, R. Multimedia, Kantin)

 Kantor Kepengurusan Haji dan Umroh

 Gallery

 Tanam Kanak-kanak (lantai 2)

Data foto survey Lapangan :

Gambar 2.9 : Kantor Pengelola TK dan Paud

Pusdai Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.10 : Kantor Pengelola Haji dan Umroh Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.11 : Ruang Kelas TK dan Paud Pusdai

Sumber : Data Pribadi

(26)

3. Masjid

Masjid yang merupakan bagian utama dari perancangan Pudai ini

berada di tengah-tengah tapak yang akan menjadi Center of Point dari

Tapak.

Sebagaimana fungsi masjid lainnya maka pembagian ruang dibagi menjadi

sebagai berikut:

 Ruang Utama Peribadatan Shalat

 Ruang Mimbar (area depan masjid, tempat Shalat Imam)

 Ruang Inap Itikaf (lantai 2 Masjid)

 Ruang Persiapan Imam (Berdekatan dengan mimbar)

 Ruang Inap Imam (lantai 3 pojok kiri masjid)

 Ruang Wudhu (dibagi menjadi 2, yaitu: Wudhu Pria dan Wudhu Wanita)

 Ruang Penyimpanan barang Jamaah (berdekatan dengan R. Wudhu)

 Ruang Soundsystem (Berdekatan dengan mimbar)

 Gudang (Berdekatan dengan Ruang inap Imam)

Data foto survey lapangan:

Gambar 2.13 : Suasana dalam Masjid

(27)

4. Kantor Pengelola Pusdai

Kantor Pengelola berada di tepi kiri masjid dengan memiliki 2 lantai, di

mana pembagian fungsi lantai sebagai berikut:

lantai 1 - bagian Humas, dan Kabag lainnya

- Logistik

- Perpustakaan

lantai 2 - Pengurus Utama

- R. Konsultasi Agama Gambar 2.15 : Ruang Inap Imam

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.16 : Ruang Wudhu Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.17 : Penyimpanan Barang Jamaah

(28)

Gambar 2.19 : R. Tunggu Tamu Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.20 : Kantor Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.21 : R. Tamu Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.22 : R. Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.23 : R. Kabag dan Perpustakaan Kantor

Sumber : Data Pribadi

(29)

5. Ruang Seminar dan Multimedia

Ruang ini berada di belakang tapak atau terletak persis setelah Masjid

(arah depan Masjid). Pada pemitakatan ruang yang berada di dalamnya

adalah sebagai berikut:

- R. Seminar ( 100 orang)

- R. Seminar (50 orang) 2 unit

- R. Multimedia

- R. Binroh

- R. Zakat

- Toilet

Data foto survey lapangan:

Gambar 2.25 : R. Seminar

(30)

Gambar 2.27 : Inecort Gedung Seminar

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.28 : Main entrance Gedung Seminar Sumber : Data Pribadi

(31)

6. Fungsi Pelengkap lainnya

2.5Kesimpulan

Pada Intinya proses perencanaan desain suatu Islamic Center atau

Pusat Dakwah adalah Ruang Masjid (salat) di mana Masjid menjadi

orientasi utama dalam pencapaiannya. Dengan fungsi utamanya berasal

dari kegiatan Rukun Islam (Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji).

Sebagaimana hadis dari Umar ra, katanya: Sedang kami duduk-duduk

bersama Rasulullah saw, tiba-tiba muncul seorang pria, sangat putih

pakaiannya dan hitam rambutnya, tanpa terlihat dari efek-efek perjalanan Gambar 2.30 :Pembagian Zoning Pusdai

(32)

(petualangan), dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya

sehingga duduk mendekati Rasulullah, lalu dirapatkan lututnya ke lutut

beliau dan meletakkan kedua tangannya ke atas paha Rasulullah seraya

berkata: "Wahai Muhammad! Beritahu kepadaku tentang Islam. "Jawab

beliau:" Islam itu (1) engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah (2) dan

bersaksi bahwa Muhammad itu utusan (pesuruh) Allah (kepada seluruh

manusia) (3) dan mendirikan shalat (4) zakat (5) Baitullah untuk

mengerjakan haji jika berkuasa melakukannya. "Jawab pria tersebut:"

Benar katamu itu. "Kata Umar: Kami heran akan pria itu, dia yang bertanya,

lalu dia pula yang membenarkan jawaban beliau. Tambah pria itu,

"Beritahuku, apakah Iman itu?" Sabda beliau, "Iman itu adalah (1) kamu

percaya dan beriman kepada Allah (2) kepada Malaikat-Nya (3)

kitab-kitab-Nya (4) Rasul-kitab-kitab-Nya ( 5) hari akhirat (6) qadar baik dan jahat itu dari Allah.

"Dia bertanya tentang Ihsan pula, maka sabda Nabi:" Ihsan itu adalah kamu

beribadah (menyembah Allah) seolah-olah kamu melihat-Nya jika kamu

tidak dapat melihat-Nya , maka (yakinlah) Allah tetap melihatmu. "0rang itu

bertanya tentang kiamat pula, maka sabda beliau:" Masakan yang ditanya

lebih tahu dari yang bertanya? "Orang itu mengalihkan pertanyaannya

kepada tanda-tanda kiamat. Sabda Rasulullah saw: "Tandanya adalah

perempuan melahirkan tuannya sendiri (anak yang sanggup

memperhambakan ibunya), kamu akan melihat orang-orang desa yang

berkaki ayam, koyak rabak pakaiannya, dan pengembala kambing

berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kata Umar: Lalu pria itu pun

berlalu. Setelah aku berdiam sebentar. Rasulullah s.a.w bersabda

kepadaku: "Hai Umar! Tahukah kamu siapa lelaki yang bertanya tadi?

"Jawabku," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. "Beliau bersabda:"

(33)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian Tema

Tema yang diangkat dalam perancangan Pusat Kajian Islam bagi

Generasi Muda ini adalah Sequence of Movement. Di mana ini memiliki

arti bahwa setiap ruang akan mempunyai ciri urut-urutan dengan

penghentian tetap dengan jalur yang telah direncanakan dan memiliki

hubungan antar ruang yang menerus dengan maksud pengunjung secara

tidak sadar mengikuti alur yang ada untuk mendapatkan pengalaman

ruang.

Menurut Moretti dalam diskusi St. Peter’s mengatakan “Sequence

memiliki nilai emosional yaitu yang terdiri dari Pressure (access doors),

Limited Liberation (atrium), Opposition (Atrium Walls), Very Short Pressure

(Basilica Doors), Total Liberation (Transversal of Nave), Final

Contemplation (Space of Central System).

3.2 Elaborasi Tema

Teori Moretti akan menjadi acuan dalam perancangan desain dengan

mengalurkan ruang atau sequence dengan permainan emosional di

dalamnya Diana urut-urutan terdiri dari Pressure, Limited Liberation,

Opposition, Very Short Pressure, Total Liberation, Final Contemplation.

Penerapan tema ini sendiri merupakan penerapan permainan

bentukan ruang yang memiliki urutan dengan menampilkan variasi set

tertentu, perulangan bentukan, penyatuan, pengulangan, inversi,

penggantian, metamorfosa, dan bahkan peleburan dengan itu semua dapat

diaplikasikan ke dalam transformasi ruang ataupun program ruang pada

bangunan. Sehingga pengunjung akan merasakan pengalaman ruang dan

(34)

mengenalkan kebudayaan Islam kepada generasi muda dengan cara yang

lebih ringan yaitu penerapan intisari ajaran islam yang langsung

diaplikasikan ke bangunan.

Dalam hal ini surat Al-fatihah akan menjadi panduan dalam

sequencenya, di mana Al-fatihah adalah surat pembuka dalam Al-quran

dan juga intisari dari Al-quran. Yang nantinya diharapkan akan menjadi siar

dan mengenalkan Islam secara tidak langsung kepada pengunjung.

Dengan memadukan (akulturasi) Teori Moretti dengan surat Al-fatihah

(pengambilan ayat-ayat di dalamnya). Akan memberi pengalaman ruang

dengan nilai islami.

3.3 Studi Literatur Kasus dengan Tema Sejenis

1. Palladio Palazzo Thiene, Vicenza. Itali

Palazzo Thiene merupakan sebuah istana pada abad 15 - 16 di

Vicenza, Italia utara, yang dirancang untuk Marcantonio dan Adriano

Thiene, pada tahun 1542, dan direnofasi kembali oleh Andrea Palladio pada

tahun 1544. Pada tahun 1994 istana termasuk dalam Situs Warisan Dunia

oleh UNESCO. Istana ini digunakan sebagai markas bersejarah bank dan

juga host beberapa pameran dan acara budaya.

Gambar 3.1 : Palazzo Thiene Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thu mb/7/7d/Palazzo_Thiene_Bonin_Longare_Vicenza

_centro_storico.jpg

Gambar 3.2 : Denah & Tampak Palazzo Thiene Sumber :

(35)

Pembagian ruang yang berpola dan simetris mencirikan adanya

sebuah urut-urutan dalam pencapaian ruang. Besaran dan bentukan ruang

yang memiliki kemiripan antara sayap kanan dan sayap kiri menandakan

adanya pola tertentu dalam penentuan denah demi menciptakan sebuah

sequence di dalamnya.

2. The Rusakov Workers' Club

The Rusakov Workers 'Club, Moskow adalah contoh penting dari

arsitektur konstruktivis. Dirancang oleh Konstantin Melnikov, itu dibangun

pada tahun 1927-1928. Klub ini dibangun dengan konsep berbentuk kipas,

dengan tiga bidang beton terkantilever naik di atasnya. Masing-masing

volume ini dapat digunakan sebagai sebuah auditorium yang terpisah, dan

dapat dikombinasikan yang menghasilkan kapasitas lebih dari 1.000 orang.

Di belakang bangunan adalah kantor yang lebih konvensional.

Satu-satunya bahan yang terlihat adalah penggunaan beton dalam

konstruksinya, batu bata dan kaca. Bangunan ini memiliki ekspresi yang

dinyatakan dalam bentukan eksteriornya dengan menggambarkan sebagai

"tegang otot".

Gambar 3.3 : The Rusakov Workers' Club Sumber :

http://farm5.staticflickr.com/4092/4954357917_cb9 438873e_s.jpg

Gambar 3.4 : Denah The Rusakov Workers' Club Sumber :

(36)

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisis fungsional

Dalam tradisi Islam, keberadaan Masjid menjadi karakter khas dalam

pembangunan kota. Saat membangun Madinah, Nabi Muhammad

membangun kota dengan eksistensi masjid. Islam mengajarkan perlunya

kekuatan masjid sebagai representasi nilai religius dalam mengendalikan

hasrat dan kepentingan hidup duniawi manusia dalam sebuah kota yang

terepresentasi dalam keberadaan pasar.

Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini secara standar

fungsional merupakan sebuah masjid yang mempunyai kebutuhan

tambahan lainnya yang terdiri dari rukun islam (Syahadat, Shalat, Zakat,

Puasa, dan Haji). Dengan terpenuhi kebutuhan ruang ini maka sudah

mempunyai standar ruang di dalamnya.

4.1.1 Tipologi Masjid

Masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti

khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan

untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan

menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian

khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk

menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah.

Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama

membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai

tempat salat, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah)

tertentu, tetapi masjid sebagai maj’lis untuk mengendalikan seluruh

masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat).

Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah

(37)

konsepsional dapat dilihat dalam sejarah bahwa masjid pada zaman Rasul

memiliki banyak fungsi antara lain :

1. Sebagai tempat menjalankan ibadah salat

2. Sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen)

3. Sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan

(seperti kantor pengadilan)

4. Secara tak langsung sebagai tempat pertemuan bisnis

4.1.2 Kebutuhan Besaran Ruang

Dasar Pertimbangan:

Untuk menentukan kebutuhan luas (besaran ruang) yang

berhubungan dengan masing-masing kegiatan serta fasilitas ruang yang

dibutuhkan, diperlukan suatu standar besaran ruang.

Standar besaran uang yang digunakan bersumber dari:

1. Literatur

2. Survey lapangan, tentang kegiatan dan peralatan yang digunakan dan studi

banding yang dilakukan ke beberapa obyek terkait

3. Studi ruang gerak

4. Asumsi

Literatur yang digunakan sebagai informasi untuk menetukan standar

besaran ruang adalah:

a. Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

b. Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and

Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)

c. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan

Zelnik, AIA, ASID

(38)

Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow gerak/sirkulasi

yang dibutuhkan berdasarkan Neufert’s Architect Data untuk

masing-masing ruang adalah:

a. 8%-10% = Standar minimum

b. 20% = Kebutuhan keleluasaan fisik

c. 30% = Tuntutan kenyamanan fisik

d. 40% = Tuntutan kenyamanan psikologis

e. 50% = Tuntutan spesifik kegiatan

f. 70%-100% = Keterkaitan dengan banyaknya kegiatan.

Tabel 4.1 : Analisa Kebutuhan Besaran

Zona Penerima

Kapasitas

/ orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jumlah

ruang Total

R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12

Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160

Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15

Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65

Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050

Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18

Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36

Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756

jumlah 4060,65

Program ruang

Besaran Ruang

Zona Penerima

Kapasitas

/ orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jumlah

ruang Total

R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12

Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160

Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15

Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65

Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050

Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18

Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36

Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756

jumlah 4060,65

Program ruang

(39)

Zona Komunitas

Program ruang Besaran Ruang

(40)
(41)

4.1.3 Persyaratan Teknis

Dalam sebuah perancangan karya arsitektur selain memiliki

keindahan juga harus memenuhi beberapa persyaratan teknis guna

menghasilkan sebuah desain yang baik dan fungsional. Beberapa ini

merupakan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi dengan

acuan buku standar arsitektur seperti :

- Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

- Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and

Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)

- The Architect’s Handbook, Quentin Pickard Riba

- Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan

Zelnik, AIA, ASID

Dan ini beberapa bagian ruang sebagai berikut :

 Masjid

Masjid merupakan bagian utama dan sekaligus merupakan orientasi ruang

(42)

Gambar 4.1 :Komponen utama dalam masjid

Sumber : The Architect’s Handbook

Gambar 4.2 :Tampilan Baku Masjid Sumber : Arsitektur masjid

Gambar 4.4 :Perkembangan Unsur-unsur Masjid Sumber : Arsitektur masjid

Gambar 4.5 : Bentukan Arc pada masjid Sumber : Art of Islam

Gambar 4.3 : Dimensi Orang Shalat

(43)

Gambar 4.6 : Isometri Dome of Rock Sumber : Islamic Architecture

Gambar 4.7: Ilustrasi halaman rumah nabi muhammad

Sumber : Islamic Architecture

Gambar 4.8 :Tlemcen Mosque of al-Mansur AD

1303-1 306

Sumber : Architect’s Handbook

Gambar 4.9 :Historical Arrangement

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.10 :Potongan Masjid

(44)

Kaligrafi Arab

(45)

Tempat pertunjukan & Auditorium

Gambar 4.12 : Skematik desain panggung Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.13 : Layout tempat duduk Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

(46)

Retail & Shop

(47)

Gambar 4.16 : Lemari Pendingin

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.17 : Shopping trolley Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.18 : Meja Kasir

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

(48)

Fire Protection

(49)

Toilet

(50)

Parkir

Gambar 4.22 : Sistem Parkir

(51)

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan 4.2.1 Lokasi

Lokasi tapak berada di Jalan Soekarno Hatta daerah Gedebage Kec.

Arcamanik Kel. Cisantren Kulon, yang merupakan daerah pemukiman di

bagian barat tapak dan daerah pergudangan berada di bagian timur tapak.

Dengan dominasi lahan kosong diisi oleh persawahan. Tidak jauh dari tapak

berada gedung milik pemerintah yaitu : Perum Damri, Balai Diklat

Keagamaan, Pengadilan Tinggi Agama, Balai Pelatihan Tenaga Koperasi,

dan Kantor Pelayanan Pajak.

Tata massa yang berada di Kawasan Gedebage ini lebih di dominasi

bangunan dengan ketinggian 2 - 3 lantai dengan fungsi hunian, perkantoran

dan pergudangan. Akan tetapi tepat di sebelah barat site terdapat sebuah

apartemen dengan ketinggian 22 lantai yang pengubah skyline daerah

tersebut.

(52)

Pada bagian barat dan selatan site terdapat pemukiman dengan tata

letak masa yang sudah cukup teratur karena memang dikelola oleh

perumahan komersial. Akan tetapi kurangnya ruang terbuka hijau untuk

kegiatan warga membuat daerah menjadi gersang dan panas ketika siang

hari, dan tidak adanya ruang berkumpul untuk warga. Ditambah lagi pada

bagian timur site merupakan daerah pergudangan yang sedikit sekali

memiliki vegetasi.

apartemen dengan ketinggian 22 lantai, sehingga menghalangi arah

pandang dari sebelah barat ke tapak. Sedikitnya vegetasi sekitar tapak

membuat lingkungan sekitar tapak sangat panas dan gersang pada siang

hari.

Potensi :

Tapak dilalui oleh Sungai Cisaranten yang memberi sedikit kelembaban

terhadap tapak. Dan juga sebagai pengalir aliran air yang baik sehingga

arah jatuh air sudah bisa diperkirakan.

Tapak berada di jalan utama sehingga memudahkan dalam pencapaian

pengunjung ke tapak

Tanggapan :

Membuat desain yang dapat menyetarakan dan menanggapi ketinggian

tapak terhadap jalan utama.

Tapak ditanami pepohonan yang mampu menstabilkan kontur di area

(53)

Tapak di tanami rumput atau sejenisnya yang mampu mencegah tanah

subur terbawa aliran air.

 Matahari

Data :

Tapak terletak di Kawasan Gedebage Bandung yang merupakan kawasan

Pemukiman dan pergudangan. Intensitas cahaya matahari pada tapak

paling tinggi datang dari arah barat dan timur.

Waktu matahari terbit dari jam 06.00 – 09.00 menghasilkan sinar ultraviolet

yang baik untuk kesehatan tubuh. Sedangkan sinar matahari dari jam

09.00-05.00 menghasilkan radiasi infrared yang buruk untuk kesehatan

tubuh. setiap 4 menit matahari bergeser 1 derajat, setiap 1 jam (60 menit)

matahari bergeser 15 derajat.

Masalah :

Karena tapak berada di kawasan persawahan dan pergudangan, maka

problem yang dihadapi adalah suhu daerah tapak yang tinggi, kurangnya

pedestrian serta intensitas cahaya matahari yang terik.

Dinding timur,atap dan barat menerima paling banyak radiasi.

Ditambah lagi desain masjid yang harus berorientasi terhadap arah kiblat di

mana arah kiblat berada di arah barat 15 derajat ke utara. Dengan demikian

desain akan menghadap langsung arah barat dan timur.

Tanggapan :

Orientasi bangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

meminimalkan dampak terhadap matahari di musim kemarau.

Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu mengendalikan radiasi

matahari langsung sehingga sesuai dengan kebutuhan aspek kuantitas dan

(54)

Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu menciptakan perilaku

pergerakan udara dalam ruang sehingga menimbulkan pendinginan udara

karena konveksi sesuai kebutuhan ruang.

Penggunaan vegetasi untuk membentuk bayangan di musim kemarau.

 Sirkulasi

Data :

Jalan Soekarno Hatta merupakan jalan dengan laju kendaraan cepat. Ini

merupakan jalur penghubung daerah barat Bandung dengan daerah timur

Bandung. Jalan memiliki 2 jalur yang dipisahkan oleh partisi dengan

masing-masing jalur terdapat 4 lajur dengan pembagian 2 lajur untuk lajur

lambat dan 2 lajur untuk lajur cepat.

Potensi :

Pencapaian pengunjung ke tapak sangat mudah dengan adanya jalur cepat

tapak berada sekitar 15 menit dari Gerbang Tol Cileunyi.

Masalah :

Adanya partisi pemisah jalan menyulitkan pengunjung dari arah timur,

sehingga pengunjung harus berputar terlebih dahulu untuk mencapai site.

Tanggapan :

Pemilihan mainentrance terhadap tapak akan mempengaruhi tingkat

optimalisasi pencapaian menuju tapak.

 Vegetasi

Data :

vegetasi di sekitar tapak tidak memiliki potensi karena hanya berupa

(55)

sedangkan vegetasi yang menguntungkan berada di sepanjang sungai

sebagai area pedestrian

Masalah :

Sedikit vegetasi di kawasan sekitar tapak memberi hawa panas yang

menyengat ketika siang hari.

Potensi :

Adanya pohon-pohon eksisting pada tapak akan dioptimalkan dengan

mendesain tanpa merusak pohon eksisting.

(56)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Pada perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini

memiliki konsep bagaimana membuat desain yang dapat menarik minat

para anak muda muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal

Islam dengan cara anak muda. Sebagaimana dalam ayat Al-quran surat

an-nahl ayat 125 “Serula (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.”

Dalam hal ini desain haruslah bersifat lemah-lembut dan tepat sasaran

dalam perancangannya di mana sasaran utama dari perancangan ini

adalah anak muda, maka dari itu perlulah sebuah desain yang

(57)

5.1.1 Konsep Utama

Dalam perencanaannya konsep didasari oleh kebutuhan akan ruang

yang dapat memfasilitasi kegiatan anak muda dan juga kebutuhan ruang

akan nilai-nilai agama yang terkandung di dalamnya, sehingga tercipta

sebuah batasan tema yang mengusung sebuah gagasan utama di mana

ruang haruslah bisa menceritakan sesuatu atau storyboard yang nantinya

dapat membuat anak muda untuk datang dan nyaman berada di dalam

bangunan maupun di lingkungan bangunan. Maka dari itu terciptalah

sebuah tema “Sequence of Movement”.

Dari tema ini muncul dan mengkerucut menjadi sebuah konsep

dengan membatasi permasalahan utama, yaitu: Pergerakan di dalam tapak

dan pergerakan di dalam ruangan. Dengan demikian maka pergerakan pun

dibedakan menjadi 4 bagian utama:

(58)

 Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan

 Pengguna Kendaraan Umum

 Pengguna dari area parkir

 Jamaah warga setempat

Dengan demikian maka perancangan berdasarkan tema mengkerucut

menjadi sebuah konsep “Sequence of Space” di mana urut-urutan dalam pencapaiannya dipisahkan menurut pergerakan di dalam ruang, dengan

bahan acuan utama adalah alur pergerakan pengunjung. Merasakan

pengalaman ruang tiap melalui alur sequence menjadi kekuatan konsep

desain nantinya dengan orientasi ruang utama atau pencapaian akhirnya

adalah sebuah Masjid (ruang salat).

5.2 Rencana Tapak 5.2.1 Pemintakan

1. Zona Komunitas (Outdoor)

Peletakan Zona Komunitas pada bagian terluar tapak dimaksudkan

sebagai buffer pada bangunan utama dengan mengandalkan kegiatan

interaksi sosial sebagai batas antara jalan dan bangunan, dan juga

(59)

memberi sedikit peralihan antara kegiatan umum di luar site menuju

kegiatan di dalam site.

2. Zona Komunitas Indoor

Zona ini memiliki fungsi kegiatan umum atau lebih mengarah kegiatan

yang bersifat duniawi, yang ditunjukan pada gambar on. 1,2,3 dan 4 yang

merupakan kelompok ruang bersifat publik dengan konsep mengenalkan

sifat-sifat Allah dan puji-pujian terhadap tuhan Gambar 5.3 : Konsep Tapak

(60)

3. Zona Gallery

Penempatan fasilitas Gallery ini di tempatkan pada bagian kelompok

zona privat (zona dengan konsep sifat permohonan dan kepatuhan) dalam

hal ini Gallery harus dapat memberi suasana dan pengalaman tentang

permohonan dan kepatuhan terhadap Tuhan.

4. Zona Service Pengelola

Penempatan area Service yang berada di sebelah utara tapak dan

berdekatan dengan Masjid akan memudahkan pengontrolan pengelola

terhadap seluruh fasilitas yang ada di dalam tapak.

5. Zona Peribadatan

Letaknya yang berada pada pojok utara tapak merupakan sebuah

tanggapan terhadap keadaan lingkungan di mana itu merupakan area

pemukiman iman, yang nantinya akan menjadi pengguna utama (jamaah)

pada tapak. Selain itu juga penempatan ini dimaksudkan sebagai urutan

terakhir dalam pencapaian tapak dengan orientasi ruang utama adalah

Masjid. Dengan demikian sejalan dengan tema dan konsep peranacangan. Gambar 5.4 : Konsep Zoning

(61)

6. Zona Parkir

Dengan konsep utama yang mengedepankan alur sirkulasi maka

penempatan zona parkir lebih ke arah pemisahan alur sirkulasi kendaraan

dengan alur sirkulasi manusia (pengguna).

5.2.2 Tata Letak

Pengolahan tata letak bangunan terhadap tapak menanggapi

keadaan lingkungan eksisting pada tapak dan lingkungan sekitar tapak.

Posisi tapak yang terbelah oleh alur sungai menjadi pertimbangan dalam

pengolahan tata letak bangunan, dengan harapan terbelahnya tapak tetap

harus mencirikan Unity pada tapak.

Posisi tapak memiliki beda ketinggian 10 m ke bawah dengan Jalan

Soekarno Hatta yang merupakan jalan utama dalam mengakses tapak

menjadi sebuah tantangan dalam pengolahan tapak maupun bentuk

bangunan.

Pembagian zona utama berdasarkan kegiatan dan hierarki pencapaiannya didapat 2 zona, yaitu: Zona Publik (1,2,3 dan 4) dan Zona Privat (5,6 dan 7)

Ruangan diurutkan berdasarkan kegiatan di dalamnya dengan pengacu zona Publik diposisikan di bagian depan tapak yang berbatasan langsung dengan jalan utama

Sungai Cisaranten yang membelah tapak dengan tata letak bangunan diposisikan berdasarkan keadaan lingkungan eksisting tapak.

(62)

Pemberian ruang terbuka pada bagian barat tapak, sebagai tanggapan terhadap bangunan tinggi apartemen dengan harapan akan membuka dan menghindari ruang negatif pada tapak

Berdasarkan alur pergerakan yang terasi pada tapak, maka akses utama pencapaian tapak dibagi menjadi 4 bagian

Perbedaan ketinggian antara jalan dan tapak, menjadikan bentukan bangunan mengikuti untuk menyamakan ketinggian

Alur sirkulasi menjadi pertimbangan utama guna mencapai elaborasi tema terhadap desain

(63)

5.2.3 Gubahan Massa

Bentuk gubahan massa yang dibangun berdasarkan tanggapan

terhadap keadaan di dalam tapak dan juga keadaan lingkungan di luar

tapak, dengan perincian desain sebagai berikut:

Masjid menjadi bangunan utama dalam tapak atau sebagai orientasi ruang dan sebagai pencapaian akhir dari alur Sequence yang telah diskenariokan. Bentukan

Masjid yang menganga menghadap 2 bangunan (Gallery dan Pengelola) sebagai penerima aksis dan bentukan atap yang membentuk arah panah ke kiblat

memberi kesan penerusan aksis yang tujuan akhirnya adalah kiblat Zona Pengenalan dengan bentukan yang memanjang ke arah masjid sebagai pengarah visualisasi pengunjung.

Zona Penerima yang ditinggikan sehingga sejajar dengan jalan utama, akan mempermudah pengunjung mengakses tapak

Bentukan yang berundak akan lebih mudah terlihat dari sudut pandang bawah dan tidak memberi kesan

gigantis

Zona Komunitas yang berada di lantai dasar dimaksudkan agar kegiatan di dalam tapak lebih kondusif dan aman

Gallery memiliki bentukan memanjang dan mengarahkan ke arah Masjid, sebagai pengarah aksis terhadap masjid

Zona Service Pengelola memiliki bentukan kembar dengan Gallery dimaksudkan sebagai pengarah aksis terhadap masjid

(64)

5.2.4 Pencapaian

Akses Pencapaian terhadap tapak dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

 Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan

 Pengguna Kendaraan Umum

 Pengguna dari area parkir

 Jamaah warga setempat

5.2.5 Sirkulasi

Gambar 5.7 : Konsep Alur Pencapaian Sumber : Data Pribadi

(65)

Dilihat dari pengguna Sirkulasi pada tapak di bedakan menjadi 2

bagian utama yaitu: Pengguna Kendaraan dan Pejalan kaki, di mana akses

pejalan kaki harus terpisah dan tidak saling Cross dari akses kendaraan.

5.2.6 Parkir

Area parkir yang berada di bagian timur tapak dimaksudkan agar

sirkulasi pejalan kaki dengan penggunaan kendaraan tidak terjadi saling

menyilang, untuk menghindari kemacetan di dalam tapak.

Dengan kapasitas ruang parkir sebagai berikut:

Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk

menampung kendaraan yang diparkir, maka :

30 % menggunakan bus

35 % menggunakan mobil

35 % menggunakan motor

Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang

(66)

Pengelola

30% menggunakan mobil

20% menggunakan motor

50% menggunakan kendaraan umum

Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang

Sistem plumbing terdiri atas sistem plumbing air hujan, air kotor dan

air bersih. Di mana sistem plumbing air hujan terdapat pada setiap

bangunan, dan juga pada setiap jalur pedestrian dan sisi-sisi plaza untuk

menghindari kebanjiran yang kemudian dialirkan terhadap riul kota. Gambar 5.10 : Sistem Utilitas

(67)

Pemilihan Peletakan septictank yang di letakan dekat akses dari parkir

pengelola agar memudahkan untuk perawatan yaitu pada saat

penyedotan tinja.

5.2.8 Tata Hijau

Penataan area hijau pada tapak didesain dengan konsep

mengarahkan sekaligus sebagai pembatas tapak sehingga tercipta olahan

tapak dan tata hijau yang memiliki desain yang Unity terhadap bangunan.

Pemilihana material pada tapak, seperti grassblock dan papan kayu di

maksudkan sebagai usaha optimalisasi penyerapan air ke dalam tanah, dan

juga berfungsi sebagai territory antar sequence ruang yang tercipta.

Vegetasi dan area hijau juga dijadikan sebagai pembatas antara ruang

dalam tapak dengan lingkungan sekitar tapak, sehingga nantinya tapak

didesain tanpa pagar.

(68)

Desain tapak tanpa pagar dimaksudkan sebagai gambaran dan

mempertegas bahwa bangunan Pusat Komunitas Islam ini merupakan

bangunan publik yang terbuka untuk siapapun.

5.3 Konsep Bangunan 5.3.1 Masjid

“Mubazir adalah perbuatan setan” salah satu ajaran islam yang

mengajarkan untuk berprilaku hemat. sebagaimana dalam perancangan

masjid ini didesain dengan mengusung hemat energi di mana bangunan

mengoptimalkan pencahayaan alami dengan membuat bukaan transparan

pada bagian atap bangunan dan memberi ventilasi silang dalam

penghawaannya. dengan adanya kolam pada lantai dasar masjid akan

menjaga kelembaban masjid dan diharapkan masjid akan menjadi sejuk

dengan adanya penguapan air kolam karena suhu ruangan, di mana tapak

sendiri berada di lokasi yang cukup panas ketika matahari telah di puncak.

(69)

5.3.2 Gallery & Pengelola

Bangunan Gallery dan pengelola

dibuat dengan desain kembar yang

saling berlawanan (mirror) untuk

mempertegas aksis terhadap masjid.

Bentuk lancip pada ujung atap

teratas terbentuk karena kebutuhan

ruang di dalamnya yaitu ruang

multimedia. Selain itu juga bentukan

yang menjulang ke atas sebagai

tanggapan terhadap tapak di mana

tapak yang berada di beda ketinggian 10 meter di bawah permukaan jalan,

sehingga dibutuhkan sebuah desain dan bentukan untuk mencirikan dan

mudah terlihat dari jalan utama.

5.3.3 Bangunan Komunitas & Komersil

Muka Jalan Utama

Gambar 5.13 : Konsep Gallery Sumber : Data Pribadi

(70)

Bangunan berundak dan memanjang menunjukkan adanya

pergerakan di dalam bangunan dengan arah orientasi utama adalah

bangunan Masjid.

Tangga yang berada pada zona penerima akan meneruskan ke zona

komersial dan melanjutkan ke plaza dan akhirnya menuju masjid. Inilah

yang dimaksudkan dalam skenario pencapaian tapak, sehingga

pengunjung secara tak sadar akan melalui alur sirkulasi sequence untuk

mencapai masjid.

5.4 Sistem Struktur

Untuk struktur bangunan menggunakan struktur rigid frame dengan

material beton komposit. Sedangkan untuk atap menggunakan rangka

truss, dan atap dak beton untuk kantor.

(71)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Identitas Proyek

Desain perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda

merupakan bangunan yang memiliki fungsi cukup beragam, selain tujuan

utamanya adalah tempat peribadatan Pusat Komunitas Islam ini juga

berfungsi sebagai tempat pariwisata religi, ruang terbuka untuk warga dan

komunitas dan juga sebagai sarana pendidikan pada umumnya.

Perancangan ini lebih menekankan bagaimana bisa menarik minat anak

muda untuk lebih peduli dan mengenal agamanya, selain itu juga sebgai

sarana silaturahmi antar komunitas, dan warga pada umumnya.

Dengan adanya fasilitas ini diharapkan bisa menumbuhkan sikap toleransi

antar umat beragama pada umumnya dan sesama agama dan paham pada

khususnya.

Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini memiliki beberapa fasilitas

umum yang dimaksudkan sebagai penggambaran Islam adalah agama

yang penuh dengan toleransi dan saling menghargai. Banyaknya tempat

berkumpul juga ditunjukkan sebagai tempat untuk saling bersilaturahmi dan

mengenal sehingga terjalin sebuah keakraban nantinya.

6.1.1 Peta Situasi

Peta situasi akan menggambarkan keseluruhan tapak yang

merupakan bagian dari perancangan proyek Pusat Komunitas Islam bagi

Generasi Muda, peta situasi ini akan menjadi peta kunci dari perancangan

(72)

Gambar 6.1 : Analisis Makro Sumber : Data Pribadi

(73)

6.2 Desain Perancangan

- Blokplan

Dalam gambar Blokplan di jelaskan bagaimana situasi lingkungan

sekitar yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu: Bangunan milik Pemerintah,

bangunan pergudangan, pemukiman, pendidikan dan persawahan.

- Siteplan

Pada gambar ini

lebih menjelaskan

bagaimana desain di

dalam tapak dan

akses utama menuju

ke dalam tapak

maupun masuk ke

dalam bangunan. Gambar 6.3 : Blokplan

Sumber : Data Pribadi

(74)

- Denah

Denah lantai 1

Masjid ini berfungsi

sebagai area santai

dan tempat

berwudhu. Selain itu

juga dalam area

santai dijadikan pula

sebagai Gallery

tentang Islam dan

perkembangannya.

Denah lantai 2 berfungsi sebagai ruang utama salat dan di lantai

mezanin lebih diperuntukkan untuk kegiatan itikaf, sebagai ruang inap

jamaah.

Gambar 6.5 : Denah Masjid lantai dasar Sumber : Data Pribadi

(75)

Pada lantai 1 pada Denah Bangunan Komunitas berfungsi sebagai

area kegiatan komunitas, seperti Games, R. Seminar, R. Multimedia.

Pada lantai 2 berfungsi sebagai bangunan komersial

Dan pada lantai 3 berfungsi sebagai R. Siaran Radio dan

Perpustakaan.

Gallery dan Pengelola

Pada pengolahan

denah Gallery di buat

dengan sistem Open Plan

untuk memudahkan ketika

ada acara pameran dan

kegiatan lainnya yang

berhubungan

Gambar 6.7 : Denah Bangunan Komunitas Alt 1, 2, 3 Sumber : Data Pribadi

(76)

Pengolahan denah pengelola lebih mengutamakan alur kerja dan

struktur organisasi guna mencapai tingkat optimalisasi dalam bekerja.

- Tampak

Masjid

Pengolahan tampak masjid diolah tidak terlalu mencolok dan tampil

dengan gaya sederhana guna menimbulkan suasana yang tenang dan

sederhana, penggunaan material plat baja yang dilubangi (sistem lasercut)

pada masjid sebagai dinding, memberi kesan masjid yang kokoh dan

megah tapi tetap terlihat sederhana. Mengadukan material kayu, baja,

beton dan kaca pada struktur dan konstruksi bangunan masjid akan

memperkaya tampak.

Menara Masjid merupakan bagian dari sebuah tipologi masjid di mana

fungsi utama menara ini adalah untuk menyimpan pengeras suara yang Gambar 6.9 : Tampak Masjid

(77)

diperuntukkan untuk kumandang azan. Dalam hal ini menara didesain

dengan sangat sederhana dengan penggunaan material acian semen

tanpa finishing cat. Untuk menyeimbangi tampak masjid sehingga masjid

tetap dominan.

Bangunan Komunitas

Bangunan Komunitas ini memiliki beberapa fungsi dengan hierarki

zona publik. Pada tampak bagian yang menghadap jalan menggunakan

material yang dapat menghalangi suara masuk ke dalam ruangan.

Penggunaan secondary skin dengan material kayu kawung yang diukir

dengan kaligrafi Arab, lebih menampilkan unsur religiusitas sekaligus

sebagai penanda bangunan dari arah pandang jalan.

Material yang dipakai dalam pengolahan tampak diseragamkan

dengan bangunan lainnya yaitu: Kayu, baja, beton dan kaca. Guna

menampilkan Unity antar ruang.

(78)

- Potongan

Pada gambar potongan ini akan menjelaskan bagaimana hubungan

antar ruang secara vertikal dan memberikan keterangan ketinggian tiap

lantai.

Gambar 6.11 : Potongan Masjid Sumber : Data Pribadi

(79)

- Potongan Tapak

Gambar potongan tapak ditunjukkan sebagai keterangan keadaan

lingkungan sekitar terhadap tapak. Seperti halnya menunjukka beda

ketinggian jalan dengan tapak.

Gambar 6.13 : Potongan Tapak A Sumber : Data Pribadi

A

B

(80)

- Sketsa Suasana

Untuk memperjelas suasana tapak secara ke seluruhan maka

ditampilkan perspektif mata burung.

Suasana dengan perspektif mata burung lebih menggambarkan

bagaimana posisi tapak terhadap lingkungan sekitar. Gambar 6.13 : Perspektif mata burung

(81)

Suasana depan bangunan utama masjid memperlihatkan bagaimana

masjid sebagai orientasi utama dan terakhir dalam pencapaian tapak.

Sehingga tergambarkan bahwa masjidlah menjadi bangunan utama dalam

perancangan.

Sebagai bangunan publik fungsi utamanya adalah bisa menampung

kegiatan-kegiatan yang mewadahi aktivitas warga dan pengunjung. Taman

olahraga dijadikan sebagai penerjemahan desain akan kebutuhan tersebut. Gambar 6.14 : Suasana depan Masjid

Sumber : Data Pribadi

(82)

Masjid menjadi bangunan utama dalam perancangan ini. Maka

pengalaman ruang yang ditampilkan pada masjid harus bisa mewakili

sebuah akhir dari pencapaian tapak.

Relaksasi dan ketenangan jiwa pada masjid menjadi konsep utama,

perasaan tenang dan nyaman berusaha dihadirkan dengan adanya kolam

di dalam bangunan dan unsur kemegahan dan kekokohan sebuah masjid

juga ditampilkan dengan adanya batu sebagai penegas rancangan.

Keluwesan dihadirkan dengan adanya material kayu pada lantai

masjid. Berfungsi juga sebagai celah masuknya Noya uap air dari kolam

yang berada di bawahnya menuju ruangan di atasnya. Gambar 6.16 : Suasana Interior Masjid

Sumber : Data Pribadi

(83)

6.3 Maket

Maket merupakan salah satu persyaratan dalam presentasi Tugas

Akhir ini sebagai sarana presentasi secara bentuk nyata secara langsung.

Tingkat pencahayaan dan ketinggian bisa terlihat secara jelas dan cukup

mewakili keadaan nyata dari sebuah Dean perancangan arsitektur.

(84)

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Ryan Firmansyah

Alamat / Address : Kp.Pondok Bitung Rt.05/02

Ds. Sukaharja, Kec. Cijeruk Kab. Bogor

Kode Post / Postal Code :

Nomor Telepon / Phone : 085720513914

Email : ryan.4rsitek@gmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 01 Januari 1989

Status Marital / Marital Status : Mahasiswa

Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Jurusan : Teknik Arsitektur

Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer

Gambar

Gambar 2.30 :Pembagian Zoning Pusdai
Tabel 4.1 : Analisa Kebutuhan Besaran
Gambar 4.5 : Bentukan Arc pada masjid Sumber : Art of Islam
Gambar 4.18 : Meja Kasir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan ;(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana

7 Penelitian ini akan melihat bagaimana strategi pengelolaan pemandian alam berbasis masyarakat di sumber maron, wisata yang memberikan nilai lebih,

Namun apakah dengan smartphone melalui aplikasi digitalnya dapat membantu memotivasi mahasiswa untuk lebih giat melakukan pembelajaran atau malah sebaliknya bahkan

Sistem( pengelolaan( limbah( yang( akan( diterapkan( pada( daerah( yang( padat( penduduknya( adalah( dengan( sistem( komunal.( Setiap( rumah( cukup( menyediakan( jamban/WC(

Setelah melihat tayangan video, peserta didik mampu menganalisis sifat-sifat translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi berdasarkan pengamatan pada masalah kontekstual dan

Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai Menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan hares dapat mencegah

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan dinas shift pagi dengan shift malam pada perawat perempuan di Rumah Sakit Paru

Kajian ini pula, tentu dilatarbelakangi rasa ingin tahu peneliti terhadap dampak dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi