LAPORAN PERANCANGAN AR 38313S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER XI TAHUN 2013/ 2014
Sebagai Persyaratan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
RYAN FIRMANSYAH
104 07 889
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
PUSAT KOMUNITAS ISLAM
BAGI GENERASI MUDA
STUDI KASUS : JL.SOEKARNO HATTA - BANDUNG
RYAN FIRMANSYAH 104 07 889
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal :
………
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Salmon P. Martana NIP: 4127 70 12 001
Dekan Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. NIP: 4127 70 013
Ketua Program Studi
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :
Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif
atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan .
Bandung, 1 September 2014
Penulis,
Nama
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT,
Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan tidak lupa shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabat. Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Starta (S1) dengan membuat Tugas Akhir
berupa desain dan laporan.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir berupa desain
dan laporan tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami, baik dalam
menyangkut waktu dan pengumpulan data. Sebagai rasa hormat dan
bangga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Allah SWT.
Dr. Salmon P Martana yang telah membimbing serta memberikan arahan yang baik hingga terselesaikanya, selama Tugas Akhir ini
berlangsung.
Dosen-dosen Penguji yang telah memberi kritikan dan saran yang sangat membangun.
Heru Wibowo , ST yang banyak memberi masukan tentang Islam secara Spesifik, sehingga banyak hal yang mempengaruhi perancangan.
Rahy R. Sukardi, Ir.,MT. dengan segala kerikitan dan saran yang memberikan kemajuan dalam perancangan dan penyusunan tugas akhir
ini
Rekan-rekan yang telah membantu serta mendukung hingga terselesaikanya Tugas Akhir ini.
Dengan bantuan berbagai pihak ini akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Perancangan dan penulisan laporan ini, dengan ini saya
mengucapkan banyak terima kasih semoga amal dan bantuannya bisa
dilipat gandakan oleh Allah SWT.
2. Pickard, Quentin. 2002. The Architects’ Handbook. Blackwell.
Garsington.UK.
3. Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2000.
4. Tschumi. 1993. Sequences. Pdf.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemikiran anak muda masa kini yang lebih mengedepankan
rasionalitas dibandingkan dengan religius mengakibatkan lemahnya
pemahaman akan agama. Dan juga gaya hidup hedonis membuat kaum
muda jauh dari kehidupan beragama, ditambah lagi banyaknya
paham-paham mengenai suatu agama tanpa sebuah komunikasi yang baik antar
paham mengakibatkan adanya singgungan bahkan bisa terjadi sebuah
bentrokan fisik.
Dalam ajaran agama Islam terdapat 3 aspek pokok Aqidah (doktrin
keimanan), aspek syariah (hukum atau norma Illahi), dan aspek akhlak
(moral atau budaya). Ketiga aspek tersebut melandasi kehidupan muslim
untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Konsepsi Islam
tentang pembinaan dan pengembangan ibadah dan muamalah adalah
menganut hukum perimbangan antara dunia dan akhirat.
Agama islam dalam sejarah perkembangannya tidak mengutamakan
segi peribadatan saja, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai kebudayaan.
Nilai kebudayaan inilah yang dirasa sudah mulai memudar dan bahkan
ditinggalkan kaum muda. Paham yang membedakan antara kehidupan
sosial dengan kehidupan beragama menjadi sebuah paham yang dipakai
kaum muda muslimin saat ini. Padahal paham tersebut sangatlah bertolak
belakang dengan ajaran Islam yang menyeimbangkan keduanya, di mana
kehidupan sosial harus berbarengan atau berlandaskan ajaran agama.
Banyak para Ulama menafsirkan dan memahami ajaran Islam
dengan pandangan yang berbeda, ini menghasilkan beberapa paham
sebuah ajaran paham atau mazhab dan rasa fanatik berlebihan pada satu
mazhab atau paham akan mengakibatkan terjadinya sebuah singgungan
atau bahkan terjadinya konflik dalam suatu agama. Hal ini tentunya sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu perlunya sebuah wadah komunikasi
antar ajaran paham atau mazhab secara menyeluruh dengan landasan
pemersatu yaitu islam yang satu.
Bandung bangkit menjadi kota kreatif. Karena penuh dengan
kumpulan anak muda yang memiliki semangat dan pemikiran kreatif, kritis,
serta berwawasan. Didukung lagi dengan memiliki banyak universitas
negeri maupun swasta. Para pemikir muda ini khususnya pemuda Islam
diharapkan nantinya bisa menjadi pendorong untuk menjembatani perbedaan yang ada ini, dengan “Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda” sebagai fasilitas yang nantinya akan berfungsi sebagai wadah komunikasi
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda menjadi sarana dan fasilitas
untuk memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan wadah komunikasi
antar paham dan mazhab dan juga sebagai tali pengikat ukhuwah antar
umat Islam.
1.2.2 Tujuan
- Dengan adanya Pusat Kajian Islam diharapkan para anak muda
khususnya anak muda Islam menjadikan unsur-unsur ajaran Islam
menjadi gaya hidup kesehariannya.
- Pusat Kajian Islam dapat menjadi tempat silaturahmi antara
Komunitas Islam dan para lembaga dakwah kampus untuk
berdiskusi dan membahas persoalan-persoalan dakwah di
kalangan pemuda.
- Sebagai tempat mengenal dan mendalami kajian-kajian ajaran
islam khususnya ditunjukkan pada kaum muda.
1.3 Masalah Perancangan
Masalah desain yang ditemukan dalam perancangan Pusat Kajian
Islam adalah:
1.3.1 Masalah Umum
Bagaimana mendesain bangunan yang menarik kaum muda untuk
datang dan bisa memenuhi / memfasilitasi kebutuhan komunikasi
1.3.2 Masalah Desain
1. Membuat desain yang bersifat kekeluargaan, desain yang mampu
menjalin silaturahmi antar komunitas islam atau para lembaga
dakwah kampus.
2. Membuat suasana ruangan yang kondusif dan dapat meningkatkan
tingkat keimanan kepada Tuhan
3. Membuat desain yang dapat menghidupkan kembali jiwa keislaman
dengan norma-norma islam yang terkandung di dalamnya.
4. Membuat desain yang dapat menarik minat para anak muda
muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal islam
dengan cara anak muda.
1.4 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Pusat Kajian Islam
bagi Generasi Muda ini adalah :
1. Melakukan studi tentang apa saja aktivitas yang ada di dalam
komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Islam, sehingga ditemukan
kebutuhan yang diperlukan.
2. Melakukan studi tentang sarana yang mewadahi pembelajaran Islam.
3. Melakukan studi tentang minat dan kegiatan anak muda secara umum.
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
a. Pengelompokan Variabel
yaitu seperti menganalisa perilaku komunitas dan menganalisa
b. Studi Analisa
Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi
banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan
proses perancangan.
c. Proses Desain
Merupakan penjabaran dari semua proses di atas secara visual
dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang dicerminkan dan
diterapkan pada desain bangunan yang sesuai dengan jiwa
keislaman dan sesuai dengan norma-norma islam.
1.5 Ruang Lingkup Atau Batasan
Ruang lingkup dan batasan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi
Muda meliputi fungsi-fungsi bangunan dalam site, adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas umum meliputi parkir kendaraan, tempat komersial, Art
Gallery, dan Toilet umum.
Fasilitas ini dapat digunakan oleh setiap orang khususnya
pengunjung
2. Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang
informasi. Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena
bersifat private
3. Fasilitas aktivitas utama yaitu ruang ibadah (masjid), ruang
1.6
Kerangka Berpikir
Anak Muda Islam
“Problema anak muda dan gaya hidupnya
Perselisihan dan konflik antar paham
Silaturahmi dan komunikasi antar
Komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Kampus”
Kebutuhan Ruang
Tujuan
“Menciptakan silaturahmi dan ajang komunikasi antar komunitas islam dan
Lembaga Dakwah Kampus
Menularkan gaya hidup kepada para anak muda dengan idealisme islam”
Study Banding
Analisis aktivitas dan lokasi
Kajian pustaka “Dengan data standar
keseluruhan Prilaku”
1.7 Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup
perancangan, metode perancangan, lingkup permasalahan
dan kerangka berpikir dari perancangan Pusat Komunitas
Islam bagi Generasi Muda beserta sistematika dari laporan
tugas akhir.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Menjabarkan teori yang berkaitan dengan pusat kegiatan
islam dengan kajiannya dan yang berkaitan dengan studi
kasus proyek sejenis, yaitu pusat seni
BAB III ELABORASI TEMA
Pemaparan tema perancangan yang terdiri dari pengertian
dan interpretasi tema.
BAB IV ANALISIS
Mengenai deskripsi proyek dan analisa dalam proses
perancangan menyangkut analisa fungsi dan tapak.
BAB V KONSEP RANCANGAN
Berisi konsep fungsi, tapak, bangunan, ruang, tampak struktur dan
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda merupakan sebuah media
pembelajaran mengenai agama khususnya agama islam dengan konsep
lebih ringan dan informal yang sasaran utamanya adalah anak muda.
Dimana nantinya pengelolaan diserahkan pada komunitas-komunitas Islam
yang ada di kota Bandung dengan kepengurusan anak muda di dalamnya.
Dan ini juga merupakan sebuah wadah untuk memfasilitasi
kegiatan-kegiatan komunitas Islam khususnya generasi muda Islam untuk saling
berkomunikasi dan berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan
sosial yang berhubungan dengan agama pada khususnya dan semua umat
pada umumnya.
Islam mengajarkan bahwa dalam berdakwah haruslah dilakukan
dengan lemah lembut dan tepat sasaran, sebagaimana yang tertera dalam
Al-quran surat al-a’raaf ayat 179 “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka
itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai”.
Dengan demikian bahwa Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda
berkonsep “Dari yang muda, untuk yang muda, dengan menghasilkan
2.1 Data Umum Proyek
Proyek perancangan Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda
Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Dengan data proyek sebagai
berikut :
Luas Lahan : 31.790 m2
KDB : 50 %
KLB : 1
GSB : 10 m
Sumber Dana : Swasta
Pemilik : Swasta
Pencitraan Tapak dan lingkungan sekitar
Gambar 2.1 : kawasan Gedebage Sumber : Google Earth, diambil
2.1.1 Pemilihan Lokasi
Menurut rencana tata ruang kota Bandung pusat kota akan dibagi
menjadi 2 bagian (duosentrik) yaitu Alun-alun yang melayani daerah kota
sebelah barat dan Gedebage menjadi salah satu Pusat Pelayanan Kota
Sebelah Timur. Dengan alasan pemilihan daerah Gedebage sebagai lokasi
adalah sebagai berikut :
- Mendorong perkembangan kota ke arah timur agar perkembangan
kota antara bagian barat dan timur dapat lebih merata.
Pengembangan Pusat Primer Gedebage juga merupakan upaya
untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti
Pusat Kota. Di mana Pusda’i merupakan salah satu Islamic Center yang melayani pusat kota dengan jangkauan terluasnya Jawa Barat.
- Site dipilih berdasarkan kedekatan lahan dengan fungsi pendukung
lainnya, antara lain jarak ke kampus UIN sekitar 7 km dengan jarak
tempuh pencapaian 10 menit menggunakan kendaraan.
- Site Berada di pinggir Jalan Sukarno Hatta yang merupakan jalan
arteri kota Bandung. Sehingga memudahkan dalam pencapaian
menuju site
- Lingkungan sekitar yang merupakan lingkungan pemukiman sehingga
tapak akan menjadi fasilitas peribadatan untuk warga sekitar.
Gambar 2.2 : Peta daerah Bandung
2.1.2 Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada Pusat Komunitas Islam bagi Generasi
Muda jika dipisahkan menurut hirarki dan aktifitasnya akan dibagi menjadi
2 zona utama, yaitu :
a. Zona Publik (zona dengan mengenalkan sifat-sifat Allah dan puji-pujian
terhadap tuhan)
Yang terdiri atas beberapa fasilitas ruang, yaitu :
Fasilitas Penerima
Fasilitas Gallery dan Pameran
Fasilitas Komersial dan interaksi sosial
Fasilitas Komunitas
b. Zona privat (zona berdasarkan dengan sifat permohonan dan
kepatuhan)
Yang terdiri atas beberapa fasilitas, yaitu :
Fasilitas Edukasi & Siar
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Pengelola
2.2 Program Kegiatan
Kegiatan yang ada dalam Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda
ini adalah :
- Siar dan Edukasi Agama Islam dengan sasaran utama anak muda
- Kegiatan Peribadatan (rukun Islam)
- Komersial
- Sosial Interaksi
- Management
2.3Kebutuhan Ruang
Pusat Komunitas Islam bagi generasi muda ini memiliki tujuan untuk
memperkenalkan Islam kepada kaum muda khususnya dan kepada seluruh
umat manusia pada umumnya menjadikan komunitas sebagai
generatornya. Melakukan Analisa kegiatan atau aktivitas manusia yang
dilakukan berdasarkan program ruang yang telah ditentukan untuk
mengetahui pergerakan sirkulasi manusia di dalam gedung di mana pola
kegiatannya pada gedung ini dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan Ukhrowi dan
utama yaitu, pengelola, Pengunjung (jamaah luar) dan warga (jamaah
setempat). Setiap pemakai gedung ini memiliki aktivitas yang berbeda-beda
di dalamnya. Tujuan dari mengetahui aktivitas pemakai gedung ini adalah
untuk menentukan kebutuhan ruang yang akan diperlukan untuk
menunjang aktivitas mereka pada program-program utama yang telah
ditentukan.
Setelah mengetahui pemakai, kegiatan dan kebutuhan ruang yang
diperlukan, maka hal ini akan sangat membantu dalam rekapitulasi luasan
ruang yang telah didapat. Perhitungan luasan ruang ini didasarkan pada
beberapa sumber buku panduan standar ruang dan dimensi manusia
terhadap ruang.
Program ruang dan besaran ruang yang telah didapat akan dijadikan
panduan dalam pembagian ruang. Program ruang dan besaran ruang ini
akan dimasukan ke dalam massa bangunan namun tidak menutup
kemungkinan standar besaran ruang dan program yang didapat pada
analisa ini akan berubah pada saat pelaksanaan pemasukan program
ruang dan besaran ruang yang didapat, perubahan ini lebih karena akan
penyesuaian program dan besaran ruang terhadap massa bangunan yang
2.3.1 Analisa Kebutuhan Program Ruang
Tabel 2.1 : Analisa Kebutuhan Program ruang secara makro
Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang
Penerima
Pengelola - Mengkoordinir
ruangan
- Mengobrol atau
Pengelola - Mengkoordinir
Ruangan
- Membaca
R. Service Pengelola
- Mengawasi
Pengunjung - Parkir - Tempat Parkir
- R. Keamanan
2.4Studi Banding Proyek Sejenis
2.4.1 Pusat Dakwah Islam Bandung
Pusat Dakwah Islam yang berlokasi di pusat kota Bandung yang
berada di Kawasan Pelayanan Alun-alun dengan pelayanan daerah
Bandung bagian barat. Dengan fungsi dan pengawasan Pusdai itu sendiri
sebagai Islamic Center yang melayani daerah Jawa Barat dan menjadi
pusat pengendalian dan representasi bagi masjid-masjid dan
tempat-tempat dakwah lainnya daerah Jawa Barat. Dengan pengelolaan yang
dikelola langsung oleh Pemerintah Jawa Barat.
Dalam pengembangan desain Pusdai memiliki pembagian Pemitakan
ruang berdasarkan fungsi kegiatan di dalamnya, sebagai berikut :
1. Gedung Serbaguna
Gedung Serbaguna lebih ditunjukan untuk kegiatan umum, seperti:
Resepsi Pernikahan, Seminar Besar, Kampanye, dsb.
Dengan penjabaran ruang sebagai berikut:
Ruang dibagi menjadi 5 bagian dengan 3 ruang merupakan ruangan
tertutup (indoor) dan 2 ruang terbuka (teras dan selasar). 5 bagian ruang
dipisah menggunakan dinding partisi yang dapat di buka.
Gambar 2.6 : Tampak Timur Gedung Serbaguna
Pusdai Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.7 : Tampak Selatan Gedung Serbaguna Pusdai
Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.8 : Suasana Interior Gedung Serbaguna Pusdai
2. Gedung Asri
Gedung Asri lebih diperuntukkan untuk kegiatan kepengurusan yang
bersifat komersial atau pendanaan terhadap lingkungan Pusdai, dengan
fungsi yang berada di dalamnya sebagai berikut:
Kantor Pengurus fungsi komersial (gedung serbaguna, R. Seminar, R. Multimedia, Kantin)
Kantor Kepengurusan Haji dan Umroh
Gallery
Tanam Kanak-kanak (lantai 2)
Data foto survey Lapangan :
Gambar 2.9 : Kantor Pengelola TK dan Paud
Pusdai Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.10 : Kantor Pengelola Haji dan Umroh Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.11 : Ruang Kelas TK dan Paud Pusdai
Sumber : Data Pribadi
3. Masjid
Masjid yang merupakan bagian utama dari perancangan Pudai ini
berada di tengah-tengah tapak yang akan menjadi Center of Point dari
Tapak.
Sebagaimana fungsi masjid lainnya maka pembagian ruang dibagi menjadi
sebagai berikut:
Ruang Utama Peribadatan Shalat
Ruang Mimbar (area depan masjid, tempat Shalat Imam)
Ruang Inap Itikaf (lantai 2 Masjid)
Ruang Persiapan Imam (Berdekatan dengan mimbar)
Ruang Inap Imam (lantai 3 pojok kiri masjid)
Ruang Wudhu (dibagi menjadi 2, yaitu: Wudhu Pria dan Wudhu Wanita)
Ruang Penyimpanan barang Jamaah (berdekatan dengan R. Wudhu)
Ruang Soundsystem (Berdekatan dengan mimbar)
Gudang (Berdekatan dengan Ruang inap Imam)
Data foto survey lapangan:
Gambar 2.13 : Suasana dalam Masjid
4. Kantor Pengelola Pusdai
Kantor Pengelola berada di tepi kiri masjid dengan memiliki 2 lantai, di
mana pembagian fungsi lantai sebagai berikut:
lantai 1 - bagian Humas, dan Kabag lainnya
- Logistik
- Perpustakaan
lantai 2 - Pengurus Utama
- R. Konsultasi Agama Gambar 2.15 : Ruang Inap Imam
Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.16 : Ruang Wudhu Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.17 : Penyimpanan Barang Jamaah
Gambar 2.19 : R. Tunggu Tamu Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.20 : Kantor Pengelola Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.21 : R. Tamu Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.22 : R. Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.23 : R. Kabag dan Perpustakaan Kantor
Sumber : Data Pribadi
5. Ruang Seminar dan Multimedia
Ruang ini berada di belakang tapak atau terletak persis setelah Masjid
(arah depan Masjid). Pada pemitakatan ruang yang berada di dalamnya
adalah sebagai berikut:
- R. Seminar ( 100 orang)
- R. Seminar (50 orang) 2 unit
- R. Multimedia
- R. Binroh
- R. Zakat
- Toilet
Data foto survey lapangan:
Gambar 2.25 : R. Seminar
Gambar 2.27 : Inecort Gedung Seminar
Sumber : Data Pribadi
Gambar 2.28 : Main entrance Gedung Seminar Sumber : Data Pribadi
6. Fungsi Pelengkap lainnya
2.5Kesimpulan
Pada Intinya proses perencanaan desain suatu Islamic Center atau
Pusat Dakwah adalah Ruang Masjid (salat) di mana Masjid menjadi
orientasi utama dalam pencapaiannya. Dengan fungsi utamanya berasal
dari kegiatan Rukun Islam (Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji).
Sebagaimana hadis dari Umar ra, katanya: Sedang kami duduk-duduk
bersama Rasulullah saw, tiba-tiba muncul seorang pria, sangat putih
pakaiannya dan hitam rambutnya, tanpa terlihat dari efek-efek perjalanan Gambar 2.30 :Pembagian Zoning Pusdai
(petualangan), dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya
sehingga duduk mendekati Rasulullah, lalu dirapatkan lututnya ke lutut
beliau dan meletakkan kedua tangannya ke atas paha Rasulullah seraya
berkata: "Wahai Muhammad! Beritahu kepadaku tentang Islam. "Jawab
beliau:" Islam itu (1) engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah (2) dan
bersaksi bahwa Muhammad itu utusan (pesuruh) Allah (kepada seluruh
manusia) (3) dan mendirikan shalat (4) zakat (5) Baitullah untuk
mengerjakan haji jika berkuasa melakukannya. "Jawab pria tersebut:"
Benar katamu itu. "Kata Umar: Kami heran akan pria itu, dia yang bertanya,
lalu dia pula yang membenarkan jawaban beliau. Tambah pria itu,
"Beritahuku, apakah Iman itu?" Sabda beliau, "Iman itu adalah (1) kamu
percaya dan beriman kepada Allah (2) kepada Malaikat-Nya (3)
kitab-kitab-Nya (4) Rasul-kitab-kitab-Nya ( 5) hari akhirat (6) qadar baik dan jahat itu dari Allah.
"Dia bertanya tentang Ihsan pula, maka sabda Nabi:" Ihsan itu adalah kamu
beribadah (menyembah Allah) seolah-olah kamu melihat-Nya jika kamu
tidak dapat melihat-Nya , maka (yakinlah) Allah tetap melihatmu. "0rang itu
bertanya tentang kiamat pula, maka sabda beliau:" Masakan yang ditanya
lebih tahu dari yang bertanya? "Orang itu mengalihkan pertanyaannya
kepada tanda-tanda kiamat. Sabda Rasulullah saw: "Tandanya adalah
perempuan melahirkan tuannya sendiri (anak yang sanggup
memperhambakan ibunya), kamu akan melihat orang-orang desa yang
berkaki ayam, koyak rabak pakaiannya, dan pengembala kambing
berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kata Umar: Lalu pria itu pun
berlalu. Setelah aku berdiam sebentar. Rasulullah s.a.w bersabda
kepadaku: "Hai Umar! Tahukah kamu siapa lelaki yang bertanya tadi?
"Jawabku," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. "Beliau bersabda:"
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian Tema
Tema yang diangkat dalam perancangan Pusat Kajian Islam bagi
Generasi Muda ini adalah Sequence of Movement. Di mana ini memiliki
arti bahwa setiap ruang akan mempunyai ciri urut-urutan dengan
penghentian tetap dengan jalur yang telah direncanakan dan memiliki
hubungan antar ruang yang menerus dengan maksud pengunjung secara
tidak sadar mengikuti alur yang ada untuk mendapatkan pengalaman
ruang.
Menurut Moretti dalam diskusi St. Peter’s mengatakan “Sequence
memiliki nilai emosional yaitu yang terdiri dari Pressure (access doors),
Limited Liberation (atrium), Opposition (Atrium Walls), Very Short Pressure
(Basilica Doors), Total Liberation (Transversal of Nave), Final
Contemplation (Space of Central System).
3.2 Elaborasi Tema
Teori Moretti akan menjadi acuan dalam perancangan desain dengan
mengalurkan ruang atau sequence dengan permainan emosional di
dalamnya Diana urut-urutan terdiri dari Pressure, Limited Liberation,
Opposition, Very Short Pressure, Total Liberation, Final Contemplation.
Penerapan tema ini sendiri merupakan penerapan permainan
bentukan ruang yang memiliki urutan dengan menampilkan variasi set
tertentu, perulangan bentukan, penyatuan, pengulangan, inversi,
penggantian, metamorfosa, dan bahkan peleburan dengan itu semua dapat
diaplikasikan ke dalam transformasi ruang ataupun program ruang pada
bangunan. Sehingga pengunjung akan merasakan pengalaman ruang dan
mengenalkan kebudayaan Islam kepada generasi muda dengan cara yang
lebih ringan yaitu penerapan intisari ajaran islam yang langsung
diaplikasikan ke bangunan.
Dalam hal ini surat Al-fatihah akan menjadi panduan dalam
sequencenya, di mana Al-fatihah adalah surat pembuka dalam Al-quran
dan juga intisari dari Al-quran. Yang nantinya diharapkan akan menjadi siar
dan mengenalkan Islam secara tidak langsung kepada pengunjung.
Dengan memadukan (akulturasi) Teori Moretti dengan surat Al-fatihah
(pengambilan ayat-ayat di dalamnya). Akan memberi pengalaman ruang
dengan nilai islami.
3.3 Studi Literatur Kasus dengan Tema Sejenis
1. Palladio Palazzo Thiene, Vicenza. Itali
Palazzo Thiene merupakan sebuah istana pada abad 15 - 16 di
Vicenza, Italia utara, yang dirancang untuk Marcantonio dan Adriano
Thiene, pada tahun 1542, dan direnofasi kembali oleh Andrea Palladio pada
tahun 1544. Pada tahun 1994 istana termasuk dalam Situs Warisan Dunia
oleh UNESCO. Istana ini digunakan sebagai markas bersejarah bank dan
juga host beberapa pameran dan acara budaya.
Gambar 3.1 : Palazzo Thiene Sumber :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thu mb/7/7d/Palazzo_Thiene_Bonin_Longare_Vicenza
_centro_storico.jpg
Gambar 3.2 : Denah & Tampak Palazzo Thiene Sumber :
Pembagian ruang yang berpola dan simetris mencirikan adanya
sebuah urut-urutan dalam pencapaian ruang. Besaran dan bentukan ruang
yang memiliki kemiripan antara sayap kanan dan sayap kiri menandakan
adanya pola tertentu dalam penentuan denah demi menciptakan sebuah
sequence di dalamnya.
2. The Rusakov Workers' Club
The Rusakov Workers 'Club, Moskow adalah contoh penting dari
arsitektur konstruktivis. Dirancang oleh Konstantin Melnikov, itu dibangun
pada tahun 1927-1928. Klub ini dibangun dengan konsep berbentuk kipas,
dengan tiga bidang beton terkantilever naik di atasnya. Masing-masing
volume ini dapat digunakan sebagai sebuah auditorium yang terpisah, dan
dapat dikombinasikan yang menghasilkan kapasitas lebih dari 1.000 orang.
Di belakang bangunan adalah kantor yang lebih konvensional.
Satu-satunya bahan yang terlihat adalah penggunaan beton dalam
konstruksinya, batu bata dan kaca. Bangunan ini memiliki ekspresi yang
dinyatakan dalam bentukan eksteriornya dengan menggambarkan sebagai
"tegang otot".
Gambar 3.3 : The Rusakov Workers' Club Sumber :
http://farm5.staticflickr.com/4092/4954357917_cb9 438873e_s.jpg
Gambar 3.4 : Denah The Rusakov Workers' Club Sumber :
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisis fungsional
Dalam tradisi Islam, keberadaan Masjid menjadi karakter khas dalam
pembangunan kota. Saat membangun Madinah, Nabi Muhammad
membangun kota dengan eksistensi masjid. Islam mengajarkan perlunya
kekuatan masjid sebagai representasi nilai religius dalam mengendalikan
hasrat dan kepentingan hidup duniawi manusia dalam sebuah kota yang
terepresentasi dalam keberadaan pasar.
Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini secara standar
fungsional merupakan sebuah masjid yang mempunyai kebutuhan
tambahan lainnya yang terdiri dari rukun islam (Syahadat, Shalat, Zakat,
Puasa, dan Haji). Dengan terpenuhi kebutuhan ruang ini maka sudah
mempunyai standar ruang di dalamnya.
4.1.1 Tipologi Masjid
Masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti
khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan
untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan
menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian
khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk
menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah.
Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama
membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai
tempat salat, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah)
tertentu, tetapi masjid sebagai maj’lis untuk mengendalikan seluruh
masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat).
Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah
konsepsional dapat dilihat dalam sejarah bahwa masjid pada zaman Rasul
memiliki banyak fungsi antara lain :
1. Sebagai tempat menjalankan ibadah salat
2. Sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen)
3. Sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan
(seperti kantor pengadilan)
4. Secara tak langsung sebagai tempat pertemuan bisnis
4.1.2 Kebutuhan Besaran Ruang
Dasar Pertimbangan:
Untuk menentukan kebutuhan luas (besaran ruang) yang
berhubungan dengan masing-masing kegiatan serta fasilitas ruang yang
dibutuhkan, diperlukan suatu standar besaran ruang.
Standar besaran uang yang digunakan bersumber dari:
1. Literatur
2. Survey lapangan, tentang kegiatan dan peralatan yang digunakan dan studi
banding yang dilakukan ke beberapa obyek terkait
3. Studi ruang gerak
4. Asumsi
Literatur yang digunakan sebagai informasi untuk menetukan standar
besaran ruang adalah:
a. Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
b. Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and
Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)
c. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan
Zelnik, AIA, ASID
Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow gerak/sirkulasi
yang dibutuhkan berdasarkan Neufert’s Architect Data untuk
masing-masing ruang adalah:
a. 8%-10% = Standar minimum
b. 20% = Kebutuhan keleluasaan fisik
c. 30% = Tuntutan kenyamanan fisik
d. 40% = Tuntutan kenyamanan psikologis
e. 50% = Tuntutan spesifik kegiatan
f. 70%-100% = Keterkaitan dengan banyaknya kegiatan.
Tabel 4.1 : Analisa Kebutuhan Besaran
Zona Penerima
Kapasitas
/ orang Standar Luas Flow
Luas tiap Unit
Jumlah
ruang Total
R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12
Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160
Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15
Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65
Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050
Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18
Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36
Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756
jumlah 4060,65
Program ruang
Besaran Ruang
Zona Penerima
Kapasitas
/ orang Standar Luas Flow
Luas tiap Unit
Jumlah
ruang Total
R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12
Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160
Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15
Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65
Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050
Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18
Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36
Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756
jumlah 4060,65
Program ruang
Zona Komunitas
Program ruang Besaran Ruang
4.1.3 Persyaratan Teknis
Dalam sebuah perancangan karya arsitektur selain memiliki
keindahan juga harus memenuhi beberapa persyaratan teknis guna
menghasilkan sebuah desain yang baik dan fungsional. Beberapa ini
merupakan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi dengan
acuan buku standar arsitektur seperti :
- Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
- Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and
Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)
- The Architect’s Handbook, Quentin Pickard Riba
- Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan
Zelnik, AIA, ASID
Dan ini beberapa bagian ruang sebagai berikut :
Masjid
Masjid merupakan bagian utama dan sekaligus merupakan orientasi ruang
Gambar 4.1 :Komponen utama dalam masjid
Sumber : The Architect’s Handbook
Gambar 4.2 :Tampilan Baku Masjid Sumber : Arsitektur masjid
Gambar 4.4 :Perkembangan Unsur-unsur Masjid Sumber : Arsitektur masjid
Gambar 4.5 : Bentukan Arc pada masjid Sumber : Art of Islam
Gambar 4.3 : Dimensi Orang Shalat
Gambar 4.6 : Isometri Dome of Rock Sumber : Islamic Architecture
Gambar 4.7: Ilustrasi halaman rumah nabi muhammad
Sumber : Islamic Architecture
Gambar 4.8 :Tlemcen Mosque of al-Mansur AD
1303-1 306
Sumber : Architect’s Handbook
Gambar 4.9 :Historical Arrangement
Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Gambar 4.10 :Potongan Masjid
Kaligrafi Arab
Tempat pertunjukan & Auditorium
Gambar 4.12 : Skematik desain panggung Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Gambar 4.13 : Layout tempat duduk Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Retail & Shop
Gambar 4.16 : Lemari Pendingin
Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Gambar 4.17 : Shopping trolley Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Gambar 4.18 : Meja Kasir
Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)
Fire Protection
Toilet
Parkir
Gambar 4.22 : Sistem Parkir
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan 4.2.1 Lokasi
Lokasi tapak berada di Jalan Soekarno Hatta daerah Gedebage Kec.
Arcamanik Kel. Cisantren Kulon, yang merupakan daerah pemukiman di
bagian barat tapak dan daerah pergudangan berada di bagian timur tapak.
Dengan dominasi lahan kosong diisi oleh persawahan. Tidak jauh dari tapak
berada gedung milik pemerintah yaitu : Perum Damri, Balai Diklat
Keagamaan, Pengadilan Tinggi Agama, Balai Pelatihan Tenaga Koperasi,
dan Kantor Pelayanan Pajak.
Tata massa yang berada di Kawasan Gedebage ini lebih di dominasi
bangunan dengan ketinggian 2 - 3 lantai dengan fungsi hunian, perkantoran
dan pergudangan. Akan tetapi tepat di sebelah barat site terdapat sebuah
apartemen dengan ketinggian 22 lantai yang pengubah skyline daerah
tersebut.
Pada bagian barat dan selatan site terdapat pemukiman dengan tata
letak masa yang sudah cukup teratur karena memang dikelola oleh
perumahan komersial. Akan tetapi kurangnya ruang terbuka hijau untuk
kegiatan warga membuat daerah menjadi gersang dan panas ketika siang
hari, dan tidak adanya ruang berkumpul untuk warga. Ditambah lagi pada
bagian timur site merupakan daerah pergudangan yang sedikit sekali
memiliki vegetasi.
apartemen dengan ketinggian 22 lantai, sehingga menghalangi arah
pandang dari sebelah barat ke tapak. Sedikitnya vegetasi sekitar tapak
membuat lingkungan sekitar tapak sangat panas dan gersang pada siang
hari.
Potensi :
Tapak dilalui oleh Sungai Cisaranten yang memberi sedikit kelembaban
terhadap tapak. Dan juga sebagai pengalir aliran air yang baik sehingga
arah jatuh air sudah bisa diperkirakan.
Tapak berada di jalan utama sehingga memudahkan dalam pencapaian
pengunjung ke tapak
Tanggapan :
Membuat desain yang dapat menyetarakan dan menanggapi ketinggian
tapak terhadap jalan utama.
Tapak ditanami pepohonan yang mampu menstabilkan kontur di area
Tapak di tanami rumput atau sejenisnya yang mampu mencegah tanah
subur terbawa aliran air.
Matahari
Data :
Tapak terletak di Kawasan Gedebage Bandung yang merupakan kawasan
Pemukiman dan pergudangan. Intensitas cahaya matahari pada tapak
paling tinggi datang dari arah barat dan timur.
Waktu matahari terbit dari jam 06.00 – 09.00 menghasilkan sinar ultraviolet
yang baik untuk kesehatan tubuh. Sedangkan sinar matahari dari jam
09.00-05.00 menghasilkan radiasi infrared yang buruk untuk kesehatan
tubuh. setiap 4 menit matahari bergeser 1 derajat, setiap 1 jam (60 menit)
matahari bergeser 15 derajat.
Masalah :
Karena tapak berada di kawasan persawahan dan pergudangan, maka
problem yang dihadapi adalah suhu daerah tapak yang tinggi, kurangnya
pedestrian serta intensitas cahaya matahari yang terik.
Dinding timur,atap dan barat menerima paling banyak radiasi.
Ditambah lagi desain masjid yang harus berorientasi terhadap arah kiblat di
mana arah kiblat berada di arah barat 15 derajat ke utara. Dengan demikian
desain akan menghadap langsung arah barat dan timur.
Tanggapan :
Orientasi bangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
meminimalkan dampak terhadap matahari di musim kemarau.
Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu mengendalikan radiasi
matahari langsung sehingga sesuai dengan kebutuhan aspek kuantitas dan
Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu menciptakan perilaku
pergerakan udara dalam ruang sehingga menimbulkan pendinginan udara
karena konveksi sesuai kebutuhan ruang.
Penggunaan vegetasi untuk membentuk bayangan di musim kemarau.
Sirkulasi
Data :
Jalan Soekarno Hatta merupakan jalan dengan laju kendaraan cepat. Ini
merupakan jalur penghubung daerah barat Bandung dengan daerah timur
Bandung. Jalan memiliki 2 jalur yang dipisahkan oleh partisi dengan
masing-masing jalur terdapat 4 lajur dengan pembagian 2 lajur untuk lajur
lambat dan 2 lajur untuk lajur cepat.
Potensi :
Pencapaian pengunjung ke tapak sangat mudah dengan adanya jalur cepat
tapak berada sekitar 15 menit dari Gerbang Tol Cileunyi.
Masalah :
Adanya partisi pemisah jalan menyulitkan pengunjung dari arah timur,
sehingga pengunjung harus berputar terlebih dahulu untuk mencapai site.
Tanggapan :
Pemilihan mainentrance terhadap tapak akan mempengaruhi tingkat
optimalisasi pencapaian menuju tapak.
Vegetasi
Data :
vegetasi di sekitar tapak tidak memiliki potensi karena hanya berupa
sedangkan vegetasi yang menguntungkan berada di sepanjang sungai
sebagai area pedestrian
Masalah :
Sedikit vegetasi di kawasan sekitar tapak memberi hawa panas yang
menyengat ketika siang hari.
Potensi :
Adanya pohon-pohon eksisting pada tapak akan dioptimalkan dengan
mendesain tanpa merusak pohon eksisting.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Pada perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini
memiliki konsep bagaimana membuat desain yang dapat menarik minat
para anak muda muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal
Islam dengan cara anak muda. Sebagaimana dalam ayat Al-quran surat
an-nahl ayat 125 “Serula (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
Dalam hal ini desain haruslah bersifat lemah-lembut dan tepat sasaran
dalam perancangannya di mana sasaran utama dari perancangan ini
adalah anak muda, maka dari itu perlulah sebuah desain yang
5.1.1 Konsep Utama
Dalam perencanaannya konsep didasari oleh kebutuhan akan ruang
yang dapat memfasilitasi kegiatan anak muda dan juga kebutuhan ruang
akan nilai-nilai agama yang terkandung di dalamnya, sehingga tercipta
sebuah batasan tema yang mengusung sebuah gagasan utama di mana
ruang haruslah bisa menceritakan sesuatu atau storyboard yang nantinya
dapat membuat anak muda untuk datang dan nyaman berada di dalam
bangunan maupun di lingkungan bangunan. Maka dari itu terciptalah
sebuah tema “Sequence of Movement”.
Dari tema ini muncul dan mengkerucut menjadi sebuah konsep
dengan membatasi permasalahan utama, yaitu: Pergerakan di dalam tapak
dan pergerakan di dalam ruangan. Dengan demikian maka pergerakan pun
dibedakan menjadi 4 bagian utama:
Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan
Pengguna Kendaraan Umum
Pengguna dari area parkir
Jamaah warga setempat
Dengan demikian maka perancangan berdasarkan tema mengkerucut
menjadi sebuah konsep “Sequence of Space” di mana urut-urutan dalam pencapaiannya dipisahkan menurut pergerakan di dalam ruang, dengan
bahan acuan utama adalah alur pergerakan pengunjung. Merasakan
pengalaman ruang tiap melalui alur sequence menjadi kekuatan konsep
desain nantinya dengan orientasi ruang utama atau pencapaian akhirnya
adalah sebuah Masjid (ruang salat).
5.2 Rencana Tapak 5.2.1 Pemintakan
1. Zona Komunitas (Outdoor)
Peletakan Zona Komunitas pada bagian terluar tapak dimaksudkan
sebagai buffer pada bangunan utama dengan mengandalkan kegiatan
interaksi sosial sebagai batas antara jalan dan bangunan, dan juga
memberi sedikit peralihan antara kegiatan umum di luar site menuju
kegiatan di dalam site.
2. Zona Komunitas Indoor
Zona ini memiliki fungsi kegiatan umum atau lebih mengarah kegiatan
yang bersifat duniawi, yang ditunjukan pada gambar on. 1,2,3 dan 4 yang
merupakan kelompok ruang bersifat publik dengan konsep mengenalkan
sifat-sifat Allah dan puji-pujian terhadap tuhan Gambar 5.3 : Konsep Tapak
3. Zona Gallery
Penempatan fasilitas Gallery ini di tempatkan pada bagian kelompok
zona privat (zona dengan konsep sifat permohonan dan kepatuhan) dalam
hal ini Gallery harus dapat memberi suasana dan pengalaman tentang
permohonan dan kepatuhan terhadap Tuhan.
4. Zona Service Pengelola
Penempatan area Service yang berada di sebelah utara tapak dan
berdekatan dengan Masjid akan memudahkan pengontrolan pengelola
terhadap seluruh fasilitas yang ada di dalam tapak.
5. Zona Peribadatan
Letaknya yang berada pada pojok utara tapak merupakan sebuah
tanggapan terhadap keadaan lingkungan di mana itu merupakan area
pemukiman iman, yang nantinya akan menjadi pengguna utama (jamaah)
pada tapak. Selain itu juga penempatan ini dimaksudkan sebagai urutan
terakhir dalam pencapaian tapak dengan orientasi ruang utama adalah
Masjid. Dengan demikian sejalan dengan tema dan konsep peranacangan. Gambar 5.4 : Konsep Zoning
6. Zona Parkir
Dengan konsep utama yang mengedepankan alur sirkulasi maka
penempatan zona parkir lebih ke arah pemisahan alur sirkulasi kendaraan
dengan alur sirkulasi manusia (pengguna).
5.2.2 Tata Letak
Pengolahan tata letak bangunan terhadap tapak menanggapi
keadaan lingkungan eksisting pada tapak dan lingkungan sekitar tapak.
Posisi tapak yang terbelah oleh alur sungai menjadi pertimbangan dalam
pengolahan tata letak bangunan, dengan harapan terbelahnya tapak tetap
harus mencirikan Unity pada tapak.
Posisi tapak memiliki beda ketinggian 10 m ke bawah dengan Jalan
Soekarno Hatta yang merupakan jalan utama dalam mengakses tapak
menjadi sebuah tantangan dalam pengolahan tapak maupun bentuk
bangunan.
Pembagian zona utama berdasarkan kegiatan dan hierarki pencapaiannya didapat 2 zona, yaitu: Zona Publik (1,2,3 dan 4) dan Zona Privat (5,6 dan 7)
Ruangan diurutkan berdasarkan kegiatan di dalamnya dengan pengacu zona Publik diposisikan di bagian depan tapak yang berbatasan langsung dengan jalan utama
Sungai Cisaranten yang membelah tapak dengan tata letak bangunan diposisikan berdasarkan keadaan lingkungan eksisting tapak.
Pemberian ruang terbuka pada bagian barat tapak, sebagai tanggapan terhadap bangunan tinggi apartemen dengan harapan akan membuka dan menghindari ruang negatif pada tapak
Berdasarkan alur pergerakan yang terasi pada tapak, maka akses utama pencapaian tapak dibagi menjadi 4 bagian
Perbedaan ketinggian antara jalan dan tapak, menjadikan bentukan bangunan mengikuti untuk menyamakan ketinggian
Alur sirkulasi menjadi pertimbangan utama guna mencapai elaborasi tema terhadap desain
5.2.3 Gubahan Massa
Bentuk gubahan massa yang dibangun berdasarkan tanggapan
terhadap keadaan di dalam tapak dan juga keadaan lingkungan di luar
tapak, dengan perincian desain sebagai berikut:
Masjid menjadi bangunan utama dalam tapak atau sebagai orientasi ruang dan sebagai pencapaian akhir dari alur Sequence yang telah diskenariokan. Bentukan
Masjid yang menganga menghadap 2 bangunan (Gallery dan Pengelola) sebagai penerima aksis dan bentukan atap yang membentuk arah panah ke kiblat
memberi kesan penerusan aksis yang tujuan akhirnya adalah kiblat Zona Pengenalan dengan bentukan yang memanjang ke arah masjid sebagai pengarah visualisasi pengunjung.
Zona Penerima yang ditinggikan sehingga sejajar dengan jalan utama, akan mempermudah pengunjung mengakses tapak
Bentukan yang berundak akan lebih mudah terlihat dari sudut pandang bawah dan tidak memberi kesan
gigantis
Zona Komunitas yang berada di lantai dasar dimaksudkan agar kegiatan di dalam tapak lebih kondusif dan aman
Gallery memiliki bentukan memanjang dan mengarahkan ke arah Masjid, sebagai pengarah aksis terhadap masjid
Zona Service Pengelola memiliki bentukan kembar dengan Gallery dimaksudkan sebagai pengarah aksis terhadap masjid
5.2.4 Pencapaian
Akses Pencapaian terhadap tapak dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan
Pengguna Kendaraan Umum
Pengguna dari area parkir
Jamaah warga setempat
5.2.5 Sirkulasi
Gambar 5.7 : Konsep Alur Pencapaian Sumber : Data Pribadi
Dilihat dari pengguna Sirkulasi pada tapak di bedakan menjadi 2
bagian utama yaitu: Pengguna Kendaraan dan Pejalan kaki, di mana akses
pejalan kaki harus terpisah dan tidak saling Cross dari akses kendaraan.
5.2.6 Parkir
Area parkir yang berada di bagian timur tapak dimaksudkan agar
sirkulasi pejalan kaki dengan penggunaan kendaraan tidak terjadi saling
menyilang, untuk menghindari kemacetan di dalam tapak.
Dengan kapasitas ruang parkir sebagai berikut:
Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk
menampung kendaraan yang diparkir, maka :
30 % menggunakan bus
35 % menggunakan mobil
35 % menggunakan motor
Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang
Pengelola
30% menggunakan mobil
20% menggunakan motor
50% menggunakan kendaraan umum
Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang
Sistem plumbing terdiri atas sistem plumbing air hujan, air kotor dan
air bersih. Di mana sistem plumbing air hujan terdapat pada setiap
bangunan, dan juga pada setiap jalur pedestrian dan sisi-sisi plaza untuk
menghindari kebanjiran yang kemudian dialirkan terhadap riul kota. Gambar 5.10 : Sistem Utilitas
Pemilihan Peletakan septictank yang di letakan dekat akses dari parkir
pengelola agar memudahkan untuk perawatan yaitu pada saat
penyedotan tinja.
5.2.8 Tata Hijau
Penataan area hijau pada tapak didesain dengan konsep
mengarahkan sekaligus sebagai pembatas tapak sehingga tercipta olahan
tapak dan tata hijau yang memiliki desain yang Unity terhadap bangunan.
Pemilihana material pada tapak, seperti grassblock dan papan kayu di
maksudkan sebagai usaha optimalisasi penyerapan air ke dalam tanah, dan
juga berfungsi sebagai territory antar sequence ruang yang tercipta.
Vegetasi dan area hijau juga dijadikan sebagai pembatas antara ruang
dalam tapak dengan lingkungan sekitar tapak, sehingga nantinya tapak
didesain tanpa pagar.
Desain tapak tanpa pagar dimaksudkan sebagai gambaran dan
mempertegas bahwa bangunan Pusat Komunitas Islam ini merupakan
bangunan publik yang terbuka untuk siapapun.
5.3 Konsep Bangunan 5.3.1 Masjid
“Mubazir adalah perbuatan setan” salah satu ajaran islam yang
mengajarkan untuk berprilaku hemat. sebagaimana dalam perancangan
masjid ini didesain dengan mengusung hemat energi di mana bangunan
mengoptimalkan pencahayaan alami dengan membuat bukaan transparan
pada bagian atap bangunan dan memberi ventilasi silang dalam
penghawaannya. dengan adanya kolam pada lantai dasar masjid akan
menjaga kelembaban masjid dan diharapkan masjid akan menjadi sejuk
dengan adanya penguapan air kolam karena suhu ruangan, di mana tapak
sendiri berada di lokasi yang cukup panas ketika matahari telah di puncak.
5.3.2 Gallery & Pengelola
Bangunan Gallery dan pengelola
dibuat dengan desain kembar yang
saling berlawanan (mirror) untuk
mempertegas aksis terhadap masjid.
Bentuk lancip pada ujung atap
teratas terbentuk karena kebutuhan
ruang di dalamnya yaitu ruang
multimedia. Selain itu juga bentukan
yang menjulang ke atas sebagai
tanggapan terhadap tapak di mana
tapak yang berada di beda ketinggian 10 meter di bawah permukaan jalan,
sehingga dibutuhkan sebuah desain dan bentukan untuk mencirikan dan
mudah terlihat dari jalan utama.
5.3.3 Bangunan Komunitas & Komersil
Muka Jalan Utama
Gambar 5.13 : Konsep Gallery Sumber : Data Pribadi
Bangunan berundak dan memanjang menunjukkan adanya
pergerakan di dalam bangunan dengan arah orientasi utama adalah
bangunan Masjid.
Tangga yang berada pada zona penerima akan meneruskan ke zona
komersial dan melanjutkan ke plaza dan akhirnya menuju masjid. Inilah
yang dimaksudkan dalam skenario pencapaian tapak, sehingga
pengunjung secara tak sadar akan melalui alur sirkulasi sequence untuk
mencapai masjid.
5.4 Sistem Struktur
Untuk struktur bangunan menggunakan struktur rigid frame dengan
material beton komposit. Sedangkan untuk atap menggunakan rangka
truss, dan atap dak beton untuk kantor.
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
6.1 Identitas Proyek
Desain perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda
merupakan bangunan yang memiliki fungsi cukup beragam, selain tujuan
utamanya adalah tempat peribadatan Pusat Komunitas Islam ini juga
berfungsi sebagai tempat pariwisata religi, ruang terbuka untuk warga dan
komunitas dan juga sebagai sarana pendidikan pada umumnya.
Perancangan ini lebih menekankan bagaimana bisa menarik minat anak
muda untuk lebih peduli dan mengenal agamanya, selain itu juga sebgai
sarana silaturahmi antar komunitas, dan warga pada umumnya.
Dengan adanya fasilitas ini diharapkan bisa menumbuhkan sikap toleransi
antar umat beragama pada umumnya dan sesama agama dan paham pada
khususnya.
Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini memiliki beberapa fasilitas
umum yang dimaksudkan sebagai penggambaran Islam adalah agama
yang penuh dengan toleransi dan saling menghargai. Banyaknya tempat
berkumpul juga ditunjukkan sebagai tempat untuk saling bersilaturahmi dan
mengenal sehingga terjalin sebuah keakraban nantinya.
6.1.1 Peta Situasi
Peta situasi akan menggambarkan keseluruhan tapak yang
merupakan bagian dari perancangan proyek Pusat Komunitas Islam bagi
Generasi Muda, peta situasi ini akan menjadi peta kunci dari perancangan
Gambar 6.1 : Analisis Makro Sumber : Data Pribadi
6.2 Desain Perancangan
- Blokplan
Dalam gambar Blokplan di jelaskan bagaimana situasi lingkungan
sekitar yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu: Bangunan milik Pemerintah,
bangunan pergudangan, pemukiman, pendidikan dan persawahan.
- Siteplan
Pada gambar ini
lebih menjelaskan
bagaimana desain di
dalam tapak dan
akses utama menuju
ke dalam tapak
maupun masuk ke
dalam bangunan. Gambar 6.3 : Blokplan
Sumber : Data Pribadi
- Denah
Denah lantai 1
Masjid ini berfungsi
sebagai area santai
dan tempat
berwudhu. Selain itu
juga dalam area
santai dijadikan pula
sebagai Gallery
tentang Islam dan
perkembangannya.
Denah lantai 2 berfungsi sebagai ruang utama salat dan di lantai
mezanin lebih diperuntukkan untuk kegiatan itikaf, sebagai ruang inap
jamaah.
Gambar 6.5 : Denah Masjid lantai dasar Sumber : Data Pribadi
Pada lantai 1 pada Denah Bangunan Komunitas berfungsi sebagai
area kegiatan komunitas, seperti Games, R. Seminar, R. Multimedia.
Pada lantai 2 berfungsi sebagai bangunan komersial
Dan pada lantai 3 berfungsi sebagai R. Siaran Radio dan
Perpustakaan.
Gallery dan Pengelola
Pada pengolahan
denah Gallery di buat
dengan sistem Open Plan
untuk memudahkan ketika
ada acara pameran dan
kegiatan lainnya yang
berhubungan
Gambar 6.7 : Denah Bangunan Komunitas Alt 1, 2, 3 Sumber : Data Pribadi
Pengolahan denah pengelola lebih mengutamakan alur kerja dan
struktur organisasi guna mencapai tingkat optimalisasi dalam bekerja.
- Tampak
Masjid
Pengolahan tampak masjid diolah tidak terlalu mencolok dan tampil
dengan gaya sederhana guna menimbulkan suasana yang tenang dan
sederhana, penggunaan material plat baja yang dilubangi (sistem lasercut)
pada masjid sebagai dinding, memberi kesan masjid yang kokoh dan
megah tapi tetap terlihat sederhana. Mengadukan material kayu, baja,
beton dan kaca pada struktur dan konstruksi bangunan masjid akan
memperkaya tampak.
Menara Masjid merupakan bagian dari sebuah tipologi masjid di mana
fungsi utama menara ini adalah untuk menyimpan pengeras suara yang Gambar 6.9 : Tampak Masjid
diperuntukkan untuk kumandang azan. Dalam hal ini menara didesain
dengan sangat sederhana dengan penggunaan material acian semen
tanpa finishing cat. Untuk menyeimbangi tampak masjid sehingga masjid
tetap dominan.
Bangunan Komunitas
Bangunan Komunitas ini memiliki beberapa fungsi dengan hierarki
zona publik. Pada tampak bagian yang menghadap jalan menggunakan
material yang dapat menghalangi suara masuk ke dalam ruangan.
Penggunaan secondary skin dengan material kayu kawung yang diukir
dengan kaligrafi Arab, lebih menampilkan unsur religiusitas sekaligus
sebagai penanda bangunan dari arah pandang jalan.
Material yang dipakai dalam pengolahan tampak diseragamkan
dengan bangunan lainnya yaitu: Kayu, baja, beton dan kaca. Guna
menampilkan Unity antar ruang.
- Potongan
Pada gambar potongan ini akan menjelaskan bagaimana hubungan
antar ruang secara vertikal dan memberikan keterangan ketinggian tiap
lantai.
Gambar 6.11 : Potongan Masjid Sumber : Data Pribadi
- Potongan Tapak
Gambar potongan tapak ditunjukkan sebagai keterangan keadaan
lingkungan sekitar terhadap tapak. Seperti halnya menunjukka beda
ketinggian jalan dengan tapak.
Gambar 6.13 : Potongan Tapak A Sumber : Data Pribadi
A
B
- Sketsa Suasana
Untuk memperjelas suasana tapak secara ke seluruhan maka
ditampilkan perspektif mata burung.
Suasana dengan perspektif mata burung lebih menggambarkan
bagaimana posisi tapak terhadap lingkungan sekitar. Gambar 6.13 : Perspektif mata burung
Suasana depan bangunan utama masjid memperlihatkan bagaimana
masjid sebagai orientasi utama dan terakhir dalam pencapaian tapak.
Sehingga tergambarkan bahwa masjidlah menjadi bangunan utama dalam
perancangan.
Sebagai bangunan publik fungsi utamanya adalah bisa menampung
kegiatan-kegiatan yang mewadahi aktivitas warga dan pengunjung. Taman
olahraga dijadikan sebagai penerjemahan desain akan kebutuhan tersebut. Gambar 6.14 : Suasana depan Masjid
Sumber : Data Pribadi
Masjid menjadi bangunan utama dalam perancangan ini. Maka
pengalaman ruang yang ditampilkan pada masjid harus bisa mewakili
sebuah akhir dari pencapaian tapak.
Relaksasi dan ketenangan jiwa pada masjid menjadi konsep utama,
perasaan tenang dan nyaman berusaha dihadirkan dengan adanya kolam
di dalam bangunan dan unsur kemegahan dan kekokohan sebuah masjid
juga ditampilkan dengan adanya batu sebagai penegas rancangan.
Keluwesan dihadirkan dengan adanya material kayu pada lantai
masjid. Berfungsi juga sebagai celah masuknya Noya uap air dari kolam
yang berada di bawahnya menuju ruangan di atasnya. Gambar 6.16 : Suasana Interior Masjid
Sumber : Data Pribadi
6.3 Maket
Maket merupakan salah satu persyaratan dalam presentasi Tugas
Akhir ini sebagai sarana presentasi secara bentuk nyata secara langsung.
Tingkat pencahayaan dan ketinggian bisa terlihat secara jelas dan cukup
mewakili keadaan nyata dari sebuah Dean perancangan arsitektur.
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : Ryan Firmansyah
Alamat / Address : Kp.Pondok Bitung Rt.05/02
Ds. Sukaharja, Kec. Cijeruk Kab. Bogor
Kode Post / Postal Code :
Nomor Telepon / Phone : 085720513914
Email : ryan.4rsitek@gmail.com
Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki
Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 01 Januari 1989
Status Marital / Marital Status : Mahasiswa
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam
Jurusan : Teknik Arsitektur
Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer