• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI

LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)

Oleh

JENNY S SIHOTANG

Objek wisata Air Terjun Way Lalaan merupakan salah satu bentuk jasa lingkungan yang kurang berkembang padahal memiliki potensi ekonomi yang cukup baik jika dikelola secara tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan menentukan nilai objek wisata air terjun Way Lalaan dan mengetahui pengaruh karakteristik pengunjung terhadap biaya perjalanan. Manfaat hasil penelitian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan objek wisata ini kedepan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013 dengan responden sebanyak 96 orang dengan melakukan wawancara langsung yang diproksi dengan biaya perjalanan pengunjung. Penentuan hasil biaya perjalanan pengunjung akan di di uji dengan menggunakan metode analisis linear berganda dengan software Minitab 16.

Hasil penelitian menunjukkan biaya perjalanan pengunjung sebesar Rp 16.284.500/orang/kali kunjungan. Biaya rata-rata perjalanan Rp 203.104/ orang/kali kunjungan. Nilai rekreasi sebesar Rp 487.449.600/tahun. Variabel luar Provinsi, umur dan status pernikahan secara simultan mempunyai pengaruh nyata terhadap biaya perjalanan. Besarnya nilai simpangan baku (S) adalah Rp 151.589. Besarnya pengaruh variabel dependen secara simultan (R-Sq) adalah 61,9% dan R-Sq(adj) yang artinya besarnya naik turun pengaruh variabel, tergantung korelasi variabel bebas yang ditambahkan pada suatu variabel terikat adalah sebesar 54,8% sedangkan 45,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya.

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Kerangka Pemikiran ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ekowisata ... 6

B. Wisata Alam ... 9

C. Valuasi Ekonomi ... 12

D. Biaya Perjalanan (Travel Cost)... 14

E. Manfaat Wisata Alam Sebagai Komuniti Ekonomi ... 16

F. Karakteristik Pengunjung ... ... 17

(6)

III.BAHAN DAN METODE

IV.KEADAAN UMUM LOKASI A. Air Terjun Way Lalaan ... 38

B. Profil Pekon Kampung Baru ... 38

1. Sejarah Singkat Pekon Kampung Baru ... 38

2. Luas dan Batas Wilayah pekon kampung baru, Kecamatan Kota Agung Timur ... 39

6. Kondisi Sarana dan Prasarana Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 44

E.6.1 Areal parkir kendaraan ... 45

(7)

E.6.3 Fasilitas jalan setapak ... 46

E.6.4 Sarana dan prasarana pendukung ... 46

E.6.5 Jaringan air bersih ... 46

E.6.6 Drainase ... 49

E.6.7 Jaringan listrik ... 47

E.6.8 Sanitasi lingkungan ... 47

E.6.9 Kondisi lingkungan dalam kawasan ... 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pengunjung ... 49

B. Biaya Perjalanan pengunjung ... 61

Variabel yang berpengaruh terhadap Biaya perjalanan ... 66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

VII. DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman flora dan fauna yang tinggi

dengan kebudayaan yang tidak ternilai. Kekayaan ini potensial sebagai salah satu

pengembangan dunia kepariwisataan alam, seperti ekowisata hutan. Ekosistem dapat

memberikan layanan jasa lingkungan yang dapat dinikmati oleh manusia dan

makhluk hidup lain. Salah satu jasa yang bermakna bagi masyarakat adalah hutan

sebagai tempat rekreasi. Rekreasi dapat dilihat sebagai salah satu output dari hutan,

yang meliputi sejumlah kegiatan khusus dengan berbagai permintaan pada hutan

seperti tempat berkemah, tempat berburu, tempat mencari makan dan istrahat bagi

satwa liar, dan lainnya. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan

masyarakat, menyebabkan meningkatnya konsumsi barang dan jasa. Salah satu

bentuknya yaitu dalam hal rekreasi hutan, sehingga diperlukan suatu usaha mencari

terobosan baru dalam pemanfaatan peluang guna mengoptimalkan potensi ekowisata

yang ada.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki

(9)

peningkatan usaha dalam rangka memajukan pariwisata daerah serta meningkatkan

pendapatan asli daerah (Rahmawaty dkk. 2006). Kawasan wisata objek wisata Air

Terjun Way Lalaan yang berada di tengah perkampungan penduduk di Pekon

Kampung Baru, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, Lampung

Tengah, memilki potensi wisata alam yang tinggi. Selain itu, objek wisata Air Terjun

Way Lalaan memiliki aksesibilitas yang relatif mudah serta sarana jalan yang cukup

memadai.

Objek wisata ini dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui

peningkatan aktivitas pariwisata alam, utamanya dapat memikat daya tarik

pengunjung dari luar daerah seperti Bandar Lampung, Pringsewu, Lampung Timur,

luar Provinsi Lampung dan bahkan manca negara. Harapan tersebut dapat di

wujudkan segera, apabila sistem pengelolaan objek wisata dapat dikemas dalam

bentuk paket wisata yang menarik, peningkatan kegiatan pemasaran, promosi dan

informasi kepada publik secara optimal, serta pemenuhan sarana dan prasarana objek

wisata sebagai salah satu penunjang ekowisata.

Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan perjalanan yang lebih produktif.

Langkah pertama yang diperlukan yaitu mengetahui nilai objek wisata Air Terjun

Way Lalaan dengan metode biaya perjalanan (travel cost). Penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk menentukan alternatif

pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan objek wisata Air Terjun Way

(10)

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal, tujuan

berkunjung, cara berkunjung, lama kunjungan, dan kondisi sosial ekonomi yang

meliputi tingkat pendidikan terakhir dan tingkat pendapatan?

2. Berapa besar biaya perjalanan rata-rata pengunjung objek wisata Air Terjun Way

Lalaan?

3. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik pengunjung dengan biaya

perjalanan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

a. Mendeskripsikan karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal, tujuan

berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan kondisi

sosial ekonomi.

b. Menghitung besarnya biaya perjalanan rata-rata pengunjung untuk tiap zona.

c. Mengetahui pengaruh karakteristik pengunjung terhadap biaya perjalanan.

D. Manfaat Penelitian

Penilaian manfaat rekreasi bersifat kuantitatif dan kualitatif, dapat dijadikan sebagai

(11)

ekowisata. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian akan bermanfaat sebagai bahan

referensi untuk kajian penelitian yang berhubungan dengan nilai ekonomi objek

wisata berdasarkan metode biaya perjalanan.

E. Kerangka pemikiran

Objek wisata Air Terjun Way Lalaan dapat menjadi salah satu contoh wisata alam

yang memberikan pengaruh penting dalam penambahan pendapatan perekonomian

daerah. Objek wisata Air Terjun Way Lalaan memiliki manfaat yang dapat

dihasilkan melalui pengelolaan yang sesuai dengan pengembangan, pelestarian serta

pemanfaatannya yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik yang bersifat

sarana rekreasi, ilmu pengetahuan serta untuk penelitian.

Keberadaan objek wisata Air Terjun Way Lalaan yang berada di Tanggamus, kurang

banyak dikunjungi oleh wisatawan karena kurang gencarnya kegiatan pemasaran,

promosi dan informasi kepada publik, serta terbatasnya sarana dan prasarana

penunjang ekowisata. Beberapa permasalahan tersebut, yang menjadi kendala dalam

pengembangan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan. Hal ini dapat mempengaruhi

tinggi rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan strategi dalam pengelolaan dan

pengembangan objek wisata Air terjun Way Lalaan. Data mengenai karakteristik

pengunjung dapat dijadikan salah satu dasar yang sangat diperlukan untuk

(12)

pertimbangan untuk menentukan alternatif pengelolaan, pengembangan dan

pembangunan objek wisata Air Terjun Way Lalan.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian objek wisata Air terjun Way Lalaan. Objek wisata Air terjun Way Lalaan

 Sarana rekreasi

 Ilmu pengetahuan

 Penelitian

Data tentang sistem pengelolaan belum ada Kegiatan pemasaran, promosi dan informasi masih kurang

Sarana dan prasarana yang belum memadai

Karakteristik pengunjung

Nilai ekonomi wisata Jumlah pengunjung

Biaya perjalanan

(13)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekowisata

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap

kelestarian sumberdaya pariwisata. Berdasarkan Damanik dkk. (2006) selanjutnya

disebutkan ada tiga perspektif ekowisata yaitu

a. Ekowisata sebagai produk yaitu semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam.

b. Ekowisata sebagai pasar yaitu perjalanan diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan.

c. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan yaitu metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009),

ekowisata memiliki banyak definisi, yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata

yang kegiatannya mengacu pada 5 (lima) elemen penting, yaitu

1. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan, sehingga dapat

meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang

(14)

pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui

kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.

2. Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan

kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.

3. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.

4. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal. Oleh

karena itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan).

5. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.

Berdasarkan dari elemen ekowisata, terdapat beberapa cakupan ekowisata yaitu

untuk edukasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi, serta upaya

dalam kegiatan konservasi.

Pengembangan ekowisata di dalam hutan yang tidak mengenal kejenuhan pasar,

dapat menjadikan wisata alam sebagai salah tujuan wisatawan. Oleh karena itu,

pengembangan ekowisata harus mengacu pada prinsip-prinsip ekowisata, untuk

mencapai keberhasilan ekowisata dalam mempertahankan kelestarian dan

pemanfaatan (Fandeli, 2000).

Berdasarkan Damanik dkk. (2006), prinsip-prinsip ekowisata antara lain

1. Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan

(15)

2. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya dengan

tujuan wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal, maupun pelaku

wisata lainnya.

3. Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi bagi wisatawan maupun

masyarakat lokal, melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjasama

dalam pemeliharaan atau konservasi daerah tujuan objek wisata.

4. Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi

melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.

5. Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat local,

dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.

6. Memberikan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di daerah

tujuan wisata.

7. Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan

kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi

wisata sebagai wujud hak asasi, serta tunduk kepada aturan main yang adil dan

disepakati bersama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.

Dalam pengembangan ekowisata, diperlukan sebuah dukungan khusus dalam

pengadaan sebuah produk wisata, yang dapat menjadi bahan pertimbangan

wisatawan. Wisatawan dengan minat khusus, umumnya memiliki latar belakang

intelektual yang lebih baik, pemahaman serta kepekaan yang lebih terhadap etika,

moralitas, dan nilai-nilai tertentu, sehingga bentuk dari wisata ini adalah untuk

(16)

Secara umum, basis pengembangan wisata minat khusus menurut Fandeli dkk.

(2000), yaitu.

1. Aspek alam seperti flora, fauna, fisik geologi, vulkanologi, hidrologi, hutan

alam atau taman nasional.

2. Objek dan daya tarik wisata budaya yang meliputi budaya peninggalan sejarah

dan budaya kehidupan masyarakat. Potensi ini selanjutnya dapat dikemas

dalam bentuk wisata budaya peninggalan sejarah, wisata pedesaan dan

sebagainya. Wisatawan memiliki minat untuk terlibat langsung dan berinteraksi

dengan budaya masyarakat setempat, serta belajar berbagai hal dari

aspek-aspek budaya yang ada.

Penelitian Ramdhani (2011) menjelaskan bahwa nilai dari ekonomi wisata Otak

Kokok Gading tahun 2010 sebesar Rp 748.205.256,00 dengan WTP rata-rata

sebesar Rp 4133,00. Nilai ekonomi air masyarakat Desa Perian sebesar Rp

173.933.532,00 per tahun dengan WTP rata-rata sebesar Rp 10.216,00, sedangkan

nilai air dari pemanfaatan PDAM sebesar Rp 1.640.288.630,00 per tahun. Trend

yang terjadi pada nilai wisata TNGR untuk setiap tahun mengalami peningkatan,

yang didukung dengan meningkatnya jumlah pengunjung wisata setiap tahunnya.

B. Wisata Alam

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2010 tentang pengusahaan

pariwisata alam di suaka margasatwa,taman nasional, taman hutan raya dan taman

(17)

tersebut, yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional,

taman hutan raya, dan taman wisata alam. Wisata alam hutan merupakan salah satu

sektor hasil hutan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hutan Wisata

Alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan nabati,

keindahan hewani, maupun keindahan alamnya sendiri.

Sebagaimana yang dicantumkan oleh Rigma (2012), manfaat Hutan Wisata Alam

1. Pariwisata alam dan rekreasi.

2. Penelitian dan pengembangan (kegiatan pendidikan dapat berupa karya wisata,

widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan

dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut).

3. Sebagai sarana pendidikan.

4. Kegiatan penunjang budaya.

Menurut Fandeli (2001), hutan wisata alam didefinisikan sebagai hutan yang

mencakup bagian daratan maupun lautan, terutama yang dapat dimanfaatkan untuk

pariwisata dan rekreasi alam (out-bond), dengan kriteria sebagai berikut

1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala

alam serta formasi geologi yang menarik,

2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan

(18)

3. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata

alam.

Selain sifat alami yang menciptakan kenyamanan wisatawan akan objek wisata.

Banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung akan daya tarik wisatawan

domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung, seperti potensi alam, flora dan

fauna, keindahan alam, latar belakang sejarah, keramahan penduduk lokal, keunikan

budaya, serta bahasa (Fandeli dkk, 2000).

Beberapa motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan rekreasi di alam terbuka

yaitu mencari tata lingkungan yang baru, mencari pengalaman yang baru,

menyentuh alam yang asli, utuh, tenang, serta mempelajari proses yang terjadi di

dalamnya, berpetualang, menyaksikan dan menikmati panorama alam, serta

mencari inspirasi. Seseorang yang melakukan rekreasi tergantung pada pendidikan

umur dan juga pada pekerjaan masing-masing (Dauglas 1970 dan Saleh 2010).

Berdasarkan penelitian Suryana (2006), terdapat beberapa proses keputusan untuk

datang menikmati objek wisata yaitu kepuasan pengunjung terhadap atribut yang

ditawarkan oleh Kebun Wisata Pasirmukti, serta fasilitas yang perlu ditambahkan

untuk menunjang kinerja Kebun Wisata Pasirmukti. Selain itu, pihak Kebun Wisata

Pasirmukti harus mempertahankan kinerja dari kegiatan edukatif yang merupakan

keunggulan perusahaan dimata pengunjung dibandingkan dengan objek wisata lain

(19)

C. Valuasi Ekonomi

Nilai menurut Davis et, (1987) dalam Alam dkk. (2009) merupakan persepsi

manusia tentang, makna sesuatu objek (sumberdaya hutan), bagi orang (individu)

tertentu, persepsi tersebut berpadu dengan harapan ataupun norma-norma

kehidupan yang melekat pada individu atau masyarakat. Dalam konteks ilmu

ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Valuasi ekonomi merupakan cara yang

dipakai untuk menghasilkan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan. Menurut Bahruni (2004) dalam

Ramdhani (2011), nilai adalah merupakan persepsi manusia, tentang makna sesuatu

objek (sumberdaya hutan), bagi orang (individu) tertentu, tempat dan waktu tertentu

pula.

Terlepas dari nilai pasar (market value) atau non pasar (non market value), tujuan

dari studi valuasi adalah untuk menentukan besarnya total economic value (TEV),

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan. Nilai TEV merupakan jumlah nilai

diperoleh dari pemakaian langsung atau yang berkaitan dengan sumberdaya alam

dan lingkungan yang dikaji atau diteliti. Nilai ini terdiri dari nilai yang berkaitan

dengan kegiatan komersial, subsistensi, leisure dan aktivitas lain yang bertautan

dengan sumberdaya alam yang ditelaah.

Nilai guna tak langsung (in direct use value), berkaitan dengan perlindungan atau

dukungan terhadap kegiatan ekonomis, dan harta benda yang diberikan oleh suatu

(20)

alam dan lingkungan pada masa yang akan datang. Nilai guna tak langsung (in

direct use value) yaitu nilai-nilai yang tidak ada kaitan langsung dengan

kemungkinan pemakaian sumberdaya alam dan lingkungan biasanya berupa

existence value dan bequest value yang merupakan total dari nilai keberadaan

(existence value), yaitu nilai yang diberikan (secara semata-mata) karena

keberadaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan, ditambah nilai pewarisan

(bequest value) yaitu nilai yang diberikan kepada anak cucu agar dapat diwariskan

suatu sumberdaya alam dan lingkungan tersebut.

Menurut Hufscmidt dan Djijono (2000) dalam Igunawati (2010), secara garis besar,

metode penilaian manfaat ekonomi suatu sumber daya alam dan lingkungan pada

dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan

yang berorientasi pasar dan pendekatam yang berorientasi survei.

1. Pendekatan Orientasi Pasar

a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar actual barang jasa :

(i) Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity).

(ii) Metode kehilangan penghasilan (loss or earning method).

b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan

berupa perlindungan lingkungan :

(i) Pengeluaran pencegahan (averted defensive expenditure methods).

(ii) Biaya penggantian (replacement cost methods).

(iii) Proyek bayangan (shadow project methods).

(21)

c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods) :

(i) Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan.

(ii) Pendekatan nilai kepemilikan.

(iii) Pendekatan lain terhadap nilai tanah.

(iv) Biaya perjalanan (travel cost).

(v) Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods).

(vi) Penerimaan kompensasi.

2. Pendekatan Orietasi Survei

a. Pernyataan langsung terhadap kemauan membayar (willingness to pay).

b. Pernyataan langsung terhadap kemauan dibayar (willingness to accept).

D. Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Cara menilai suatu barang atau jasa yang tidak memiliki harga pasar adalah dengan

menggunakan pendekatan biaya perjalanan yaitu nilai dari rekreasi alam.

Perhitungan besar nilai ini sama dengan nilai ekonomi komoditi lain, tetapi dalam

rekreasi tidak ada harga yang tetap untuk dijadikan ukuran Hufschmidt dkk. (1996).

Metode biaya perjalanan dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah

uang yang dikeluarkan, waktu yang digunakan orang untuk mencapai tempat

rekreasi, mengestimasi besarnya nilai benefit dan upaya perubahan kualitas

lingkungan, dari tempat rekreasi yang dikunjungi. Model yang mendasari metode

penilaian adalah orang yang melakukan perjalanan berulang-ulang ke tempat

(22)

sama dengan jumlah uang dan waktu yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi

tersebut.

Pendekatan metode biaya perjalanan adalah suatu cara untuk menentukan nilai dari

suatu barang yang tidak mempunyai harga. Pendekatan ini telah dipakai secara

meluas, untuk mendapatkan kurva permintaan rekreasi. Rekreasi alam merupakan

contoh barang yang tidak mempunyai harga. Pendekatan biaya perjalanan

dikembangkan untuk menilai manfaat barang lingkungan.

Hal yang menjadi dasar dari metode biaya perjalanan adalah waktu dan pengeluaran

biaya perjalanan yang harus dikeluarkan oleh pengunjung, untuk dapat mengunjungi

tempat wisata tersebut, yang merupakan harga untuk akses wisata Garrod dkk.

(1999).

Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan

melalui metode biaya perjalanan (Garrod dkk. 1999), yaitu

1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach),

menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari pengunjung menurut

daerah asal.

2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach),

menggunakan survey data dari para pengunjung secara individu.

Dari hasil penelitian Purwanto (2011), dengan nilai ekonomi total ekowisata yang

diperoleh Rp 67.435.304.427,00 atau Rp 29.849.487.049,00 per tahun. Nilai

(23)

produk domestik regional atas dasar harga yang berlaku di masing–masing

kecamatan Banyuwangi.

E. Manfaat Wisata Alam sebagai Komuniti Ekonomi

Potensi wisata pada suatu kawasan objek wisata, akan memiliki dampak pada

perekonomian. Pengelolaan sumberdaya alam yang baik akan meningkatkan

kesejahteraan manusia, sebaliknya pengelolaan sumberdaya alam yang tidak baik

akan berdampak buruk bagi manusia. Menurut Vanhove (2005) bahwa dampak

ekonomi dari wisata adalah peningkatan atau pembangkit pendapatan, peningkatan

tenaga kerja, peningkatan pendapatan dari pajak, efek keseimbangan pembayaran,

dan perbaikan struktur ekonomi daerah wisata.

“Wisata alam merupakan salah satu hasil hutan yang tidak dapat dipindahkan

sehingga pemanfaatan sumber daya alamnya diperoleh di tempat tersebut, maka

dalam pemanfaatan rekreasi alam sebagai hasil hutan memerlukan input tenaga

kerja, modal, dan kegiatan pengusahaan” (Duer dkk; 1979). Dua hal penting yang

membedakan rekreasi alam dengan hasil hutan lainnya adalah

1. Kesempatan rekreasi tidak tahan lama, artinya kesempatan rekresi yang

keuntungannya tidak dapat diambil sekarang, tidak dapat diambil lagi pada waktu

mendatang.

2. Rekresi harus dijual ditempat, artinya konsumen harus datang ke tempat rekreasi

tersebut.

Penelitian Trianita (2011) mengatakan bahwa potensi wisata yang terkandung dalam

(24)

wisata kawasan Musiduga sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki

objek wisata alam dan atraksi wisata yang banyak diminati oleh pengunjung.

Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata membutuhkan dana untuk kegiatan

wisata dan konservasi, salah satu caranya dengan penetapan tiket.

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Musiduga terhadap masyarakat sekitar

masih kecil. Pengembangan dan pengelolaan wisata kawasan Musiduga yang

optimal, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan

tetap memperhatikan lingkungan. Berdasarkan persepsi multistakeholder dampak

lingkungan akibat kegiatan wisata Musiduga, memiliki dampak positif terhadap

lingkungan sekitar Musiduga.

F. Karakteristik Pengunjung

Menurut Fandeli (2001) mengatakan bahwa wisatawan adalah seseorang yang

terdorong oleh sesuatu atau beberapa keperluan melakukan perjalanan dan

persinggahan, sementara di luar tempat tinggalnya, untuk jangka waktu lebih dari 24

jam, tidak dengan maksud untuk mencari nafkah.

Menurut Fandeli dkk. (2000) karakteristik wisatawan merupakan variabel penting

dalam melakukan suatu kegiatan perencanaan pariwisata. Karakteristik tersebut

antara lain asal pengunjung, lama kunjungan, umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,

pendapatan, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang berkunjung bersama,

(25)

digunakan, jumlah pengeluaran yang dihabiskan, dan jenis akomodasi yang

dimanfaatkan.

Suyitno (2001) dan Ramdhani (2011) menyatakan bahwa wisata adalah perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang, yang bersifat sementara, untuk

menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Berbicara mengenai wisata, maka

tidak akan lepas dari pembicaraan tentang perjalanan (travel), karena berdasarkan

sejarahnya, perjalanan merupakan cikal bakal dari wisata. Terdapat beberapa hal

yang membedakan perjalanan umumnya dengan wisata antara lain

1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan

kembali ke tempat asalnya.

2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,

akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata, dan lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata, daerah atau

bahkan negara secara berkesinambungan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat

memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang

dikunjungi, karena uang yang dibelanjakannya berasal dari tempat asal.

Walaupun kegiatan wisata berasal dari kegiatan perjalanan (travel), akan tetapi

wisata memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan produk lain, yaitu

(26)

2. Tidak memiliki ukuran kuantitatif (unmeasurable).

3. Tidak tahan lama dan mudah kadaluwarsa (perishable).

4. Tidak dapat disimpan (unstorable).

5. Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya.

6. Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.

Ciri-ciri seseorang disebut wisatawan menurut Undang-undang No.9 tahun 1990

tentang pariwisata adalah

a. Perjalanan dilakukan secara sukarela.

b. Perjalanan ke tempat lain ke luar wilayah/negara tempat tinggalnya.

c. Bersifat sementara, menginap paling tidak satu malam.

d. Tidak untuk mencari nafkah.

e. Tujuannya semata-mata untuk:

 Pesiar, liburan, kesehatan, belajar, keagamaan, olah raga.

 Kunjungan usaha, mengunjungi keluarga, tugas dan menghadiri pertemuan

.

Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan

pariwisata. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh

beberapa hal. Motivasi-motivasi tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok besar sebagai berikut (Fandeli, 2001)

a) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau

fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi

(27)

b) Cultural Motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan

kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan

budaya.

c) Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti

mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang

dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang

membosankan dan seterusnya.

d) Fantasi motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang akan

bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan yang memberikan

kepuasan psikologis.

Penelitian terdahulu yang memuat hasil penelitian tentang variabel-variabel yang

mempengaruhi kunjungan wisata, seperti penelitian Gitapati (2012). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa lima dari tujuh variabel bebas signifikan dan

berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke Nglimut. Variabel-variabel tersebut

adalah biaya perjalanan, waktu luang, lama perjalanan, fasilitas dan keindahan alam

Nglimut yang dilihat oleh responden. Nilai ekonomi dari objek wisata ini sebesar

Rp 35.453.126.400,00, estimasi surplus konsumen sebesar Rp 760.960,00 per tahun

per orang.

Dalam melakukan suatu perjalanan wisata yang dilakukan, pengunjung yang datang

biasanya tidak datang sendirian. Pengunjung bisa datang bersama keluarga dan

(28)

akibat adanya perjalanan wisata. Dari segi jumlahnya, pengunjung dapat dibagi

menjadi beberapa bagian (Suwantoro, 2004 dan Gitapati, 2012)

a. Individual Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau

sepasang suami-istri.

b. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau

yang masih mempunyai hubungan saudara.

c. Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang

dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan

kebutuhan para anggotanya.

Berdasarkan penelitian Rahmawaty dkk. (2006) diperoleh karakteristik pengunjung

seperti yang di Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik pengunjung di Tahura Dr. Mohammad Hatta.

No Karakteristik pengunjung Mayoritas pengunjung

1 Umur 18-25 tahun

2 Jenis kelamin laki-laki

3 Tingkat pendidikan akademi/ perguruan tinggi 4 Pekerjaan pelajar/mahasiswa 5 Pendapatan < Rp 500.000,00/bulan 6 Biaya perjalanan >Rp 1.000.000,00/kunjungan 7 Harga tiket masuk sedang

8 Waktu luang pada hari kerja 5-7 jam/hari 9 Libur 4-8 hari libur/bulan 10 Libur/cuti 0-12 hari/tahun 11 Asal daerah Padang

Sumber : hasil penelitian Rahmawaty dkk. (2006).

Sebagian besar pengunjung, umumnya memiliki motivasi rekreasi untuk menikmati

keindahan alam (panorama), serta lebih menyukai kegiatan menikmati

(29)

G. Analisis Regresi

Penentuan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi biaya perjalananan ke Air

Terjun Way Lalaan, dapat di uji dengan menggunakan analisis model regresi

berganda. Analisis regresi linear ganda adalah suatu teknik statistik yang dapat

digunakan untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dependen tunggal,

dengan beberapa variabel-variabel independen (Silalahi, 2008). Model regresi

berganda dapat digunakan apabila dalam penelitian terdapat beberapa variabel bebas

(peubah). Variabel analisis regresi dikenal dua macam variabel atau peubah yaitu

variabel bebas X (independent variabel), yang merupakan suatau variabel yang

nilainya telah diketahui dan variabel tidak bebas Y (dependent variabel), yaitu

variabel yang nilainya belum diketahui dan yang akan diramalkan.

Dalam hal ini, model regresi berganda, digunakan untuk mengukur hubungan biaya

perjalanan dengan peubah-peubah lain seperti zona asal, umur, tujuan berkunjung,

jenis kelamin, cara berkunjung, motivasi kunjungan, pekerjaan, pendapatan, tingkat

pendidikan, kendaraan, tanggungan, dan waktu luang. Model fungsi permintaan

wisata menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuan minitab 16.

Tujuan dari analisis regresi berganda menggunakan variabel-variabel independen

yang lainnya adalah untuk mengetahui dan memprediksi nilai independen tunggal

yang dipilih oleh peneliti. Dua atau lebih variabel independen (dinaikkan atau

diturunkan nilainya) digunakan, sebagai prediktor untuk memprediksi atau

meramalkan keadaan (naik atau turunnya) variabel dependen sebagai yang

(30)

Model yang menggambarkan hubungan variabel tidak bebas dengan variabel bebas

adalah

Yi

=

β0

+ β1

X

i

+εi

Keterangan

Yi = peubah tidak bebas yang berdistribusi

Xi = peubah bebas dengan i =1, 2,Ln

0β (intersep) dan 1β (slop) = parameter-parameter yang tidak diketahui = Disturbance error yang berdistribusi

Model diatas dapat dijabarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut

Y= bo+ b1 X1 +b2X2 +b3X3+b4X4+...+bxXk+e

Keterangan

Y = variabel dependen

X1, X2, X3... = Variabel independen

Bo, b1, b2, ...bk = Koefisien, dan

e = variabel eror

Jika asumsi-asumsi di atas tidak terpenuhi, maka pendugaan parameter, pengujian

hipotesis dan peramalan akan mengakibatkan kekeliruan. Oleh karena itu,

diperlukan pendalaman mengenai asumsi-asumsi tersebut, terutama yang sering

ditemukan dalam analisis regresi, yaitu asumsi non multikoliniearitas, asumsi

homoskedastisitas dan asumsi non serial korelasi. Pada penelitian ini, uji analisis

(31)

1. Uji Statistik

a. Uji t

Uji t adalah bentuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk

mengetahui, besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas dalam

mempengaruhi perubahan variabel terikat. Dalam melakukan pengujian

diasumsikan variabel bebas lainnya dalam keadaan konstan. Pengujian ini

menggunakan asumsi bahwa data menyebar normal dengan sifat independen dan

identikal, dari dua sampel populasi dan jumlahnya tidak harus sama (Silalahi, 2009).

Tujuan pengujian yaitu untuk membandingkan rata-rata dari dua variabel bebas,

yang memiliki ada atau tidaknya persamaan antar variabel satu dengan yang

lainnya. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi, dengan langkah-langkah sebagai

berikut

i. Merumuskan formula hipotesis :

H0 : b1 = 0

Ha : b1 ≠ 0

ii. Menentukan level of significance (α) sebesar 5% Silalahi (2009).

iii. Menentukan ttabel dan menghitung thitung

t

tabel

t

a/2:n-k

Keterangan

a = Derajat signifikansi = 5%; a = 0,05

(32)

k = Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep

βi = Parameter

Se(βi) = standart error parameter

H0 diterima

H0 ditolak H0 Ditolak

-T tabel T tabel

Kriteria pengujian

a) Jika -ttabel≤ t hitung≤ + ttabel , H0 diterima dan Ha ditolak.

Kesimpulannya b1 sama dengan nol (b1 tidak signifikan pada a=5%), dapat

dikatakan bahwa X1 secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y.

b) Jika thitung ≤ -ttabel atau thitung≥ + ttabel, H0 ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulannya b1 berbeda dengan nol (b1 signifikan pada a=5%), dapat

dikatakan bahwa X1 secara statistik berpengaruh terhadap Y.

Kriteria lainnya yang dapat digunakan untuk menguji signifikan/tidaknya koefisien

(33)

Jika p-value > α=0,05, maka H0 diterima sehingga Xi tidak signifikan terhadap Y.

Jika p-value < α=0,05, maka H0 ditolak sehingga Xi signifikan terhadap Y.

2. Uji F

Uji F adalah uji koefisien regresi secara bersama-sama untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya, langkah-langkahnya sebagai

berikut

1) Merumuskan formula hipotesis

H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0

Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0

2) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%

3) Menentukan F tabel dan menghitung F hitung

Ftabel Fa, n-k, k-1

R2/ (k-1) (1-R2)/(n-k)

Keterangan

R2 = Koefisien determinasi

k = Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep

(34)

H0 diterima H0 ditolak

F Tabel

4) Kriteria pengujian

a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya bahwa b1,

b2, b3, b4 dan b5 tidak berbeda dengan nol, dapat dikatakan bahwa semua

koefisien regresi/parameter secara bersama-sama tidak signifikan pada α=5%.

b) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya bahwa b1,

b2, b3, b4, b5 tidak sama dengan nol, dapat dikatakan bahwa semua koefisien

regresi/parameter secara bersama-sama signifikan pada a=5%.

3. Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Silalahi (2009), koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel (dependen) ditentukan oleh

perubahan dalam variabel lain (independen). Koefisien determinasi (R2)

menunjukkan seberapa besar persentase variasi yang terjadi pada variabel terikat

dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model. Koefisien determinasi

(35)

terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut

menjelaskan 100% variasi dalam variabel terikat dan sebaliknya. Namun, jika

R2=0, artinya garis regresi tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam

variabel terikat. Oleh karena itu, suatu model dikatakan lebih baik apabila koefisien

(36)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten

Tanggamus yang berada di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur,

Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Februari-maret 2013.

B. Objek Penelitian, Alat dan Bahan

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah responden (pengunjung) di objek wisata

Air Terjun Way Lalaan. Alat yang digunakan adalah kuisioner, alat tulis kantor

(ATK), kamera, microsoftofficedanSoftware Minitab 16.

C. Jenis Data

Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder

1. Data primer adalah data yang diambil secara langsung di lapangan. Jenis data

yang diambil adalah“karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tujuan

berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan

(37)

pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status perkawinan, serta

besarnya biaya perjalanan pengunjung terhadap objek wisata Air Terjun Way

Lalaan.

2. Data sekunder adalah data yang diambil dari kondisi umun penelitian objek

wisata Air Terjun Way Lalaan, jumlah penduduk tiap zona (daerah asal)

pengunjung yang dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan wilayah

administrasi pemerintah yaitu kabupaten/kota, dan jumlah pengunjung ke tempat

objek wisata Air Terjun Way Lalaan tahun 2012.

D. Batasan Penelitian

1. Objek wisata Air Terjun Way Lalaan merupakan kawasan pelestarian alam yang

terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

2. Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung dari dia

berasal sampai ke tempat rekreasi.

3. Nilai manfaat rekreasi adalah nilai ekonomi kuantitatif dari manfaat rekreasi.

Nilai manfaat rekreasi dihitung berdasarkan total biaya perjalanan.

4. Zona (daerah asal) adalah zona pengunjung yang dibagi dalam beberapa

kelompok berdasarkan wilayah administrasi pemerintah yaitu kabupaten/kota.

5. Karakteristik pengunjung merupakan data yang meliputi daerah asal, tujuan

berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan

kondisi sosial ekonomi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status

(38)

dan kelompok besar ( 6-11)

E. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden menggunakan

kuisioner, serta mengadakan observasi lapangan, sehingga akan diperoleh informasi

yang luas. Data sekunder diperoleh dari pihak pengelola Air Terjun Way Lalaan,

Lampung Tengah serta studi literatur untuk mendukung permasalahan yang akan

diteliti.

F. Metode Penentuan Responden

Populasi penelitian adalah pengunjung objek wisata Air Terjun Way Lalaan.

Pengambilan sampel pengunjung sebagai responden dilakukan dengan carapurposive

samplingdengan kriteria cukup dewasa (telah berusia 18 tahun atau sudah menikah),

sehat jasmani dan rohani, serta mampu berkomunikasi dengan baik. Pengambilan

secarapurposive samplingini ditekankan pada terwakilnya seluruh zona pengunjung

yang datang ke objek wisata Air Terjun Way Lalaan oleh responden yang akan

diwawancarai. Cara penentuan pengunjung yang akan diwawancarai yaitu

pengunjung yang datang secara berkelompok, dipilih satu atau beberapa orang

sebagai wakil. Batas error yang digunakan adalah 10-15% atau 20-25%. Pada

penelitian ini batas eror yng digunakan adalah 10%, hal ini disebabkan oleh jumlah

(39)

1

penelitiannya lebih dari 100 orang maka batas eror yang digunakan adalah 10%.

Pengambilan data yang dilakukan terhadap pengunjung dilakukan dengan

wawancara, rumus yang digunakan untuk menentukan sampel pengunjung yaitu

Arikunto, (2003)

n

N

N

(

e

)

2

………..(1)

n= 96

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah pengunjung

e 10% = nilai kritis( batas ketelitian) yang diinginkan ( persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel)

1 = bilangan konstan

Penentuan jumlah sampel ini diperoleh, dengan menentukan satu orang dari setiap

kelompok yang datang dari tiap-tiap zona pada hari tersebut, dengan tingkat usia 18

(40)

Data yang diperoleh dalam bentuk tabulasi dan persentasi, kemudian dianalisis secara

deskriptif. Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini, meliputi

1. Karakteristik pengunjung

Data karakteristik pengunjung meliputi daerah asal, tujuan berkunjung, cara

berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, frekuensi kunjungan, dan

kondisi sosial ekonomi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status perkawinan.

2. Besarnya biaya perjalanan

Perhitungan besarnya biaya perjalanan pengunjung untuk rekreasi ke objek wisata Air

Terjun Way Lalaan menggunakan rumus seperti yang digunakan oleh (Safitri dkk.

1996).

BPT = BTr + BD + (BKr-BKh) + L ... (1)

Keterangan

BPT = Biaya perjalanan total (Rupiah/orang/hari)

BTr = Biaya transportasi dari tempat asal sampai ke tempat wisata

(Rupiah/orang)

BD = Biaya dokumentasi (Rupiah/orang)

BKr = Biaya konsumsi selama rekreasi (Rupiah/orang/hari)

BKh = Biaya konsumsi tidak melakukan rekreasi(Rupiah/orang/hari)

(41)

Keterangan

... (2)

ATC = Biaya rata-rata perjalanan pengunjung

BPT = Jumlah total biaya perjalanana pengunjung

n = jumlah pengunjung yang di wawancarai

Biaya perjalanan rata-rata per zona dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut

Safitri dkk. (1996) :

... (3)

Keterangan

ATCi = Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (rupiah/hari orang kunjungan)

BPTji = Jumlah total biaya perjalanan pengunjung ke-j dari zona i (rupiah/hari

orang kunjungan)

Ni = Jumlah total pengunjung dari zona i (orang)

3. Menghitung nilai rekreasi objek wisata Air Terjun Way Lalaan

Nilai objek wisata Air Terjun Way Lalaan dapat dihitung dengan metode kontingensi,

yaitu biaya perjalanan(travel cost)yang dikemukakan oleh Hanley dkk. (1993)

dalam penelitan Trianita, (2011)

(42)

TTC = Total biaya perjalanan

ATC = Rata-rata biaya perjalanan

N = Jumlah pengunjung yang bersedia diwawancarai

ni = jumlah pengunjung yang diwawancarai

Berdasarkan dari rumus 3 diatas maka akan diperoleh nilai rekreasi objek wisata Air

Terjun Way Lalaan.

4. Analisis Regresi

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Analisis dilakukan dengan mengunakan persamaan regresi linier

berganda memalulisoftware Minitab16. Bentuk umum analisis ini yaitu

menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas X1, X2,

X3...Xn. Pola hubungan antar variabel dianalisis berdasarkan data sampel yang

diperoleh melalui kuesioner.

Terdapat variabel-variabel karakteristik pengunjung objek wisata Air Terjun Way

Lalaan sebagai variabel penjelas yang dapat mempengaruhi biaya perjalanan sebagai

variabel pengikat, variabel tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut (Silalahi,

2009)

Y= bo+ b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ b5X5+ b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+

(43)

Y = biaya perjalanan pengunjung objek wisata Air Terjun Way Lalaan

X1= zona,

X2= status pendidikan

X3= umur

X4= Umur

X5= pekerjaan

X6= Pendidikan

X7= motivasi

X8= jumlah tanggungan

X9= kelamin

X10= waktu luang

X11= kendaraan

X12= jumlah berkunjung

Pengujian koefisien dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu

a. Pengujian model secara keseluruhan (uji F);

Pengujian ditentukan secara serentak pada semua variabel independen, dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen dan dapat

dilihat dari nilai uji F. Dapat disimpulkan, ada pengaruh apabila nilai P value kurang

dari batas kritis penelitian atau alpha. Nilai P (RegressionpadaAnalysis of Variance)

sebesar 0,000, dan p< 0,05 maka disimpulkan bahwa secara simultan variabel

independen mempunyai pengaruh bermakna terhadap variabel dependen Silalahi,

(2009).

b. Pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui variabel-variabel independen secara parsial,

(44)

derajat kepercayaan, maka hipotesis alternatif menerima

Pengujian hipotesis

H0 :β i = 0, menyatakan koefisien regresi tidak berbeda nyata dari nol (tidak

signifikan)

H1 : β i ≠0, menyatakan koefisien regresi berbeda nyata dari nol(signifikan).

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung terhadap nilai t-tabel

dengan derajat bebas n-2 pada tingkat kepercayaanαtertentu.

c. Uji Determinasi ( R(square)dan R(adj))

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran persentase total variasi dalam Y yang

dijelaskan oleh model regresi/variabel bebas. Koefisien determinasi dinyatakan

dalam persen(%) sehingga harus dikalikan dengan 100%. Nilai R2 berkisar dari 0

sampai dengan 1. Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut menjelaskan 100% variasi

dalam variabel terikat dan sebaliknya. Namun, jika R2=0, artinya garis regresi

tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel terikat. Oleh karena itu,

(45)

VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persentase karakteristik pengunjung objek wisata Air terjun Way Lalaan,

mayoritas pengunjung yang datang berasal dari zona kota Bandar Lampung

sebesar 50% , berjenis kelamin laki-laki (68,75%) , pengunjung merupakan

persinggahan (55,2%), kedatangan dengan cara kelompok (51,04%), motivasi

kunjungan yaitu piknik (77,08%), kelompok umur 20-29, (55,21%), tingkat

pendidikan terakhir yaitu SLTA (54,17%), pekerjaan terbanyak adalah pegawai

swasta (41%), tingkat pendapatan >Rp 1.500.000 (42%), waktu luang terbesar

adalah 2 hari (48%), jumlah tanggungan belum ada (65%), jenis kendaraan

pribadi (93%).

2. Nilai rekreasi objek wisata Air terjun Way Lalaan dengan pendekatan biaya

perjalanan per orang sebesar Rp 19498.000 per orang per satu tahun atau sebesar

Rp 203.104/orang/ kali kunjungan. Nilai rekreasi untuk tiap zona perjalanan

pengunjung terbesar, berasal dari zona Luar Provinsi Lampung dengan rata- rata

biaya sebesar Rp 823.400,00/orang/hari kunjungan dan yang paling kecil, berasal

dari zona Tanggamus sebesar Rp 57.571,00/orang/hari kunjungan. Nilai rekreasi

dari objek wisata Air terjun Way Lalaan sebesar Rp 487.449.600,00/ Tahun. Hal

ini mengindikasikan besarnya keuntungan yang dirasakan masyarakat yang

(46)

3. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap biaya perjalanan, diantaranya luar Provinsi Lampung dengan nilai P=0,000=0% nilai koefisien 726970, umur memiliki pengaruh nyata P=0,042%=4,2%<5%, nilai koefisien sebesar 6090, status pernikahan dengan nilai P=0,16%=1,6%<5%, nilai koefisien yang diperoleh sebesar –Rp 305.398/orang, jumlah tanggungan dengan nilai P= 0,005%=0,5%<5%, nilai koefisiennya adalah Rp 367.585. Nilai S= 151589 dan nilai R (R-Sq) adalah 61,9% dan R-Sq(adj) adalah 54,8%.

B. Saran

1. Dengan mempertimbangkan karakteristik pengunjung yang ada, sistem

pengelolaan yang lebih baik terhadap potensi wisata yang ada perlu dilakukan

seperti peningkatan pelayanan dan fasilitas kepada pengunjung, misalnya dengan

pembangunan dan perbaikan sarana prasarana serta pelayanan petugas yang lebih

baik kepada pengunjung.

2. Perlu dilakukan pengembangan jenis rekreasi baru misalnya membangun flying

fox dan out bound, karena jenis rekreasi ini belum ada di Kabupaten Tanggamus

dan dapat menjadi daya tarik bagi objek Wisata Air terjun Way Lalaan.

3. Dibutuhkan kesadaran bersama antara pihak pengelola, pemerintah, dan

pengunjung seperti melakukan kegiatan reboisasi bersama pada hari gerakan

tanam pohon tanam masa depan agar keberadaan objek wisata Air terjun Way

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

Alam, S., Supratman., Alif, M. KS. 2009. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Buku

Ajar. Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin.

Anggaraspati, B. R. 2002. Nilai Keberadaan (Existence Value) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Provinsi Jawa Barat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Departemen Kehutanan RI. 1990. UU No.9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Jakarta.

Dinas Budaya Dan Pariwisata Tanggamus. 2012. Data Objek wisata Alam Tirta. Brosur. Tidak dipublikasikan

Fandeli, C dan Muklhlison.2000.Pengusahaan Ekowisata. Buku Pustaka Pelajar offset.

Fandeli,C .2001. Dasar-dasarManajemen Kepariwisataan Alam. Buku.Liberty offset. 72-82. Hlm.

Fitriani, Y. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Garrod, Guy and Kenneth G Willis. 1999. Economic Valuation Of The

Environment;Methods And Case Studies. Edward Elgar Publishing Limited. United Kingdom.

Gitapati, D. 2012. Analisis kunjungan wisatawan objek wisata nglimutkecamatan limbangan kabupaten kendal. Skripsi. Fakultas Ekomoni. Universitas Diponegoro. Semarang. 88. Hlm.

(48)

Hufschmidt, M.M., James, D.E., Meister, A.D., Bower, B.T., Dixon, J.A. 1996.

Lingkungan, Sistem alami, dan Pembangunan. Pedoman Penilaian Ekonomis. Gadjah Mada University Press.

Igunawati, D. 2010. Analisis Permintaan Objek Wisata Tirta Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.13-31. Hlm.

Pramono, A. A. 2009. Jasa Lingkungan Hutan Bagi Masyarakat Lokal Di DAS Ciliwung Hulu. JurnalPenelitian Sosisal Ekonomi kehutanan. 6(1).39-49. Hlm.

Purwanto. 2011. Valuasi ekonomi ekowisata dengan model travel cost dan dampaknya terhadap usaha kecil pariwisata. Jurnal Mananejmen dan Kewirausahaan. 15(1). 91-101. Hlm.

Rahmawaty, Pian, Z. A., Daulay, D, N, O. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. JurnalUsu Repository. Universitas Sumatera Utara.

Ramdhani, N. 2011. Nilai Ekonomi Taman Nasional Gunung Rinjani:Studi Kasus Di Obyek Wisata Otak Kokok Gading Dan DesaPerian Kecamatan Montong Gading, Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Rigma. A. 2012. Hutan Wisata Alam. Artikel.izzarigma.blogspot.com.

Safitri, M., Siregar, H. Anwar, A dan Nasendi, B, D. 1996. Analisis Wisata Eko dan Wisata Budaya dengan Metoda Kontingensi dan Biaya perjalanan.

JurnalMajalah Duta Rimba. 5-6. Hlm.

Saleh, A. R. 2010. KarakteristikPengunjung dan Biaya Perjalanan Domestik Terhadap Manfaat Rekreasi DI Taman Wisata Alam Punti Kayu (TWAPK) Kota Palembang. Skripsi. Universitas Lampung.

Silalahi, U.2009. Metode Penelitian Sosial.Refika Aditama.

Susilawati, K. I. 2000. Karakteristik Dan Permintaan Pengunjung Terhadap Manfat Rekreasi Di Pusat Pelatihan Gajah Taman Nasional Way Kambas.

(49)

Trianita, R. 2011. Penilaian Potensi Wisata Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Berkelanjutan.

Skripsi. Fakultas ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Vanhove, N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Elsevier. Burlington.

Weber H. F., Janianto Damanik.2006. Perencanaan Ekowisata :dari teori ke Aplikasi. Buku.Pusat Studi Pariwisata Maret 2006 UGM. Yogyakarta

Yunis, M. 2012. Analisis Tingkat Kesediaan Membayar Masyarakat Terhadap Kebersihan Di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Dalam Jurnal. 2012. Riau. Universitas Riau. 3-5. Hlm.

(50)
(51)

Tabel 7. Karakteristik Pengunjung Objek Wisata air terjun Way Lalaan

No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Pendapatan rata-rata/bulan Biaya Perjalanan (Rp.)

1 Jony Bandar lampung SLTA Rp. 500.000- Rp. 750.000 19.000

10 Johan Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 140.000

11 Merda Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 160.000

20 Rosyanti Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 326.000

21 Herman Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 464.000

22 Andri Tanggamus SLTA Rp. <500.000 59.000

23 Aris Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 272.000

(52)

Tabel 7. Lanjutan

No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)

25 Bayu S lampung utara SLTA Rp. >1.500.000 280.000

28 M. Irfan Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 44.000

29 Edo Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 44.000

30 Roy Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 362.000

31 Bahiton Bandar lampung SLTA Rp. >1.500.000 171.000

32 Sarmidi Bandar lampung SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 126.000

33 Warti Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 535.000

34 bambang Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 213.000

35 Guritno Lampung timur PT Rp. >1.500.000 385.000

36 Supardi Bandar lampung SLTA Rp. >1.500.000 98.000

37 Anjar Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 115.000

38 Yuliartiko Jakarta PT Rp. >1.500.000 1.796.000

39 Sayuti Bandar lampung SD Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 182.000

40 Wiwik Jakarta PT Rp. >1.500.000 490.000

41 Isa Pringsewu SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 114.000

42 Jony sofyan Bandar lampung PT Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 67.000

43 Devhie Pringsewu SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 129.000

44 Ardie awan Bandar lampung SLTP Rp. >1.500.000 264.000

(53)

Tabel 7. Lanjutan..

No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)

57 Agung Tanggamus PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 29.000

58 Salman Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 106.000

59 Malik Bandar lampung PT Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 110.000

60 Ellen Pringsewu PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 29.000

61 adriansyah Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 194.000

62 Sukri lampung utara SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 200.000

63 Faisal Pringsewu SLTP Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 40.000

64 Intan Bandar lampung SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 123.000

(54)

Tabel 7. Lanjutan..

No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)

86 Nina Tanggamus SLTA Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 141.000

87 Toni Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 194.000

88 Ganda K Tanggamus SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 161.000

89 Ahmad Solihin Pringsewu PT Rp. >1.500.000 147.000

90 Ridho Tanggamus SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 64.000

91 Gupron Tanggamus SLTA Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 137.000

92 Bastian Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 169.000

93 Maryadi Bandar lampung SLTP Rp. 500.000- Rp. 750.000 92.000

94 Faizbana Tanggamus SLTA Rp. 500.000- Rp. 750.000 21.000

95 Annisa Pringsewu PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 56.000

(55)

BAGAN STUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

KEPALA DINAS Pembina (IV/A) Supardi Syarkawi, SH Nip. 19670703 199203 1 008

SEKRETARIS DINAS Supardi Syarkawi, SH

Pembina (IV.A) Nip. 19670703 199203 1 Kelompok jabatan fungsional

Kepala Sub. Bagian TU Yudha Perkasa Putra, SE

Penata(III \/c) Nip. 19750130 200604 1

KASUBAG Keuangan dan Perlengakapan Iskandar Alamudin

Penata (III/c) Nip. 19571119 198603 1 002

KASUBAG Perencanaan Sigit Bayu Premono

Penata(III \/c) Nip. 19590615 199005 1 001

Kepala Bag. Kebudayaan Ruslim Razak, SE.

Pembina (IV/A Nip.19590205 198303 1 011)

Kepala Bidang P3 Rakhman Husin, S.Sos.,

MM. Penata Tk.I (III/d) Nip. 19600421 199203 1 002

Kep.Bid. Destinasi & Pemasaran Pariwisata Marhasan Samba, S.I.P

Penata (III/c) Nip. 19730618200003 1 003

Kepala Bid.Peningkatan Prestasi & Pembudayaan

Olahraga Affandi AR., SE. Pembina Tk.I (IV/b) Nip. 19590615 199005 1 001 Kepala Seksi Destinasi

Pariwisata Mulyono, SE. Penata (III/c) Nip. 19630819 198703 1 003

Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda

Drs. Syamsu Rizal Penata Tk. I(III/d) Nip. 19600421 199203 1 002

Kepala Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga

Zubaidi Penata (III/c) Nip. 19600831 198503 1 005

Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata

Adi Veriadi Irawan, S.Sos. Penata (III/c) Nip. 19770604 200604 1 005

Kepala Seksi Pengembangan Pemuda

Munzir, S.Pd. Piñata (III/c) Nip.19620913 198392 1 002

Kepala seksi pembudayaan Olahraga

Drs. Syamsul Rizal Penata k.I (III/d) Nip. 19640410 199203 1 007 Unit Pelaksana

(56)

DATA OBYEK WISATA ALAM TIRTA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012

Alamat Pengelola Kecamatan

Minggu Bulan Tahun K. Agung B. Lampung

Air Terjun Jeram Semaka

Air Terjun Curup Way Kerap

Air Terjun Curup Karang Agung

Air Terjun Way Nyapuk

Air Terjun Way Tapisan

Air Terjun Talang Ogan

Sumber Mata Air

Air Terjun Curup

Air Terjun Cihandak

Air Terjun Tirta Rima

Air Terjun Curup

Air Terjun Kelahang

Air Terjun Way Lalaan

(57)

KUESIONER PENELITIAN

NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG KECAMATAN KOTA AGUNG PROVINSI LAMPUNG

Penelitian Untuk Skripsi Sarjana (S-1) Jurusan Kehutanan-Fakultas Pertanian

Universitas Lampung

Nomor kode :... Nama : Tanggal wawancara :...

Lokasi wawancara :...

INFORMASI TENTANG KARAKTERISTIK PENGUNJUNG

1.Jenis Kelamin : laki-laki/perempuam 2.Umur : ...tahun

3.Pendidikan Tertinggi : lulus SD/SLTP/SLTA/PT/Kursus 4.Pekerjaan Pokok : a. pegawai negeri sipil

b.TNI 6. Pendapatan rata-rata per bulan

a. kurang dari Rp 500.000

a. menikah/belum menikah :...

b. jika anda sudah menikah, berapa jumlah aggota keluarga anda ? (...orang), berapa jumlah tanggungan anda dalam keluarga ? (...orang)

8. Tempat tinggal : Provinsi...

: Kabupaten/Kota... 9. Apakah tujuaan anda datang ke tempat ini ?

(58)

c. penelitian d. pendidikan e. ...

10. Kedatangan anda ke tempat ini merupakan : a. tujuan utama

b. persinggahan

11. Jika kedatangan anda ke tempat ini adalah persinggahan, kemanakah tujuan anda ? ...

12. Berapa kali anda merencanakan untuk datang lagi ke tempat ini dalam tahun mendatang ? (...kali)

13. Anda datang ke tempat ini : a. sendiri

b.kelompok (...orang)

c. rombongan keluarga (...orang) 14. Berapa lama anda berkunjung ke tempat ini ?

a. pulang-pergi ( harian) b. menginap ( ...malam)

16. Beberapa hari dalam seminggu anda mempunyai waktu luang ? a. 1 hari

b. 2 hari c. 3 hari

d. lebih dari 3 hari

17. Kendaraan yang anda gunakan menuju tempat ini : a. kendaraan pribadi (lanjutkan ke no. 18 dan 19) b. kendraan sewa (lanjutkan ke no 20)

c. kendaraan umum ( lanjutkan ke no 21 dan 22) d. kendaraan milik instansi ( lanjutkan ke no. 23)

INFORMASI TENTANG BIAYA PERJALANAN

18. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, biaya trasportasi yang anda keluarkan untuk melakukan untuk melakukan perjalanan ke tempat ini pulang-pergi adalah :

(59)

a. ... Rp ... b. ... Rp ... c. ... Rp ...

Jumlah Rp ...

20. Jika anda menggunakan kendaraan sewa (cateran) berapakah sewa kendaraan tersebut ? (...)

Biaya lain yang harus anda keluarkan karena telah terjadi tanggungan penyewa adalah :

21. Jika anda menggunakan kendaraan umum, berapa kali ganti mobil untuk mencapai tempat ini ? (...kali)

22. Berapa ongkos yang anda keluarkan untuk membayar kendaraan umum yang anda gunakan tersebut ?

a. tujuan ... Rp ... b. tujuan ... Rp ... c. tujuan ... Rp ... d. tujuan ... Rp ...

jumlah Rp ...

23. Jika anda menggunakan kendaraan instansi, biaya apa yang telah anda keluarkan karena telah menjadi tanggungan selama melakukan perjalanan ke tempat ini pulang pergi ?

adalah :

24. Berapa biaya konsumsi per hari yang anda keluarkan salama perjalan ke tempat rekreasi pulang pergi ?

(60)

e. rokok Rp ... f. obat-obatan Rp ... g. ... Rp ...

jumlah Rp ...

25. Jika anda tidak sedang melakukan rekreasi berapa biaya konsumsi anda per hari yang anda keluarkan ?

a. makanan pokok Rp ...

26. jika anda melakukan kegiatan dokumentasi selama rekreasi, berapakah biaya yang anda keluarkan ?

a. film Rp ... b. batu baterai Rp ... c. cuci Rp ... d. ... Rp ...

jumlah Rp ...

27. Jika selama melakukan kegiatan rekreasi ini anda mengeluarkan biaya untuk membeli atau menyewa sesuatu ? (sebutkan jenis barang/jasa yang disewa atau dibeli serta biayanya)

(61)
(62)

Tabel 8. Lanjutan

No A B C D E F G H I J K L M N O P

22 59000 0 0 0 0 1 0 22 1 0 0 1 1 0 1 1

23 272000 1 0 1 0 0 1 39 0 0 0 0 1 0 1 1

24 650000 0 1 1 0 1 0 44 0 1 1 0 1 1 1 1

25 280000 1 0 1 0 1 0 19 1 0 0 1 1 1 1 0

26 102000 1 0 1 0 0 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1

27 637500 1 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 0 1 1 1

28 44000 1 0 0 0 1 0 18 1 1 0 1 1 0 1 1

29 44000 1 0 0 0 1 0 21 1 0 0 1 1 0 1 1

30 362000 1 0 1 0 0 1 40 0 0 0 0 1 0 0 0

31 171000 1 0 1 0 1 0 47 0 0 0 0 1 0 1 0

32 126000 1 0 0 0 1 0 40 0 1 0 0 1 1 1 0

33 535000 1 0 1 0 0 1 42 0 1 0 0 0 0 1 0

34 213000 1 0 1 0 0 1 34 0 1 0 0 1 1 1 0

35 385000 1 0 1 0 0 1 63 0 0 0 0 0 0 1 1

36 98000 1 0 1 0 1 0 28 0 0 1 0 1 1 1 0

37 115000 1 0 1 0 0 1 30 0 1 0 0 1 0 1 1

38 1796000 0 1 1 0 0 1 35 1 1 0 1 0 1 1 0

39 182000 1 0 0 0 0 0 25 0 0 1 0 0 0 1 1

40 490000 0 1 1 0 0 1 42 0 1 0 0 1 1 1 0

41 114000 1 0 0 0 1 0 21 1 1 1 1 1 0 1 1

42 67000 1 0 0 0 0 1 26 0 1 1 0 1 0 1 1

43 129000 1 0 0 0 1 0 19 1 1 1 1 0 0 1 1

(63)

Tabel 8. Lanjutan

No A B C D E F G H I J K L M N O P

45 132000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 1 1 1 0 1 1

46 917000 0 1 1 0 0 0 25 1 0 0 1 1 0 1 1

47 24000 1 0 1 0 1 0 29 0 1 0 0 1 1 1 1

48 207000 1 0 1 0 1 0 20 1 0 0 1 1 1 1 0

49 59000 1 0 1 0 1 0 22 1 0 0 1 1 1 1 1

50 167000 1 0 0 0 0 1 29 0 1 1 0 1 0 0 1

51 136000 1 0 1 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 1 1

52 283000 1 0 1 0 1 0 42 0 1 0 0 1 0 0 1

53 59000 1 0 0 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 1 1

54 302000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 1 1 1 0 1 0

55 152000 1 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 1 1 1 1

56 51000 1 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 1 0 1 1

57 29000 0 0 0 0 0 1 29 1 1 1 1 1 0 1 1

58 106000 1 0 0 0 1 0 25 1 1 0 1 1 1 1 1

59 110000 1 0 0 0 0 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1

60 29000 1 0 0 0 0 1 28 1 1 0 1 0 1 1 1

61 194000 1 0 1 0 0 1 31 1 0 1 1 1 1 1 0

62 200000 1 0 0 0 1 0 40 0 0 1 0 1 1 1 1

63 40000 1 0 0 1 0 0 42 0 0 0 0 1 0 1 1

64 123000 1 0 0 0 1 0 19 1 0 0 1 0 1 1 0

65 129000 0 0 0 0 1 0 21 1 0 0 1 1 1 1 1

66 164000 1 0 1 0 0 1 29 1 0 1 1 0 1 1 1

(64)

Tabel 8. Lanjutan

No A B C D E F G H I J K L M N O P

68 19000 0 0 0 0 1 0 25 1 1 0 1 0 0 1 1

69 203000 1 0 1 0 0 1 30 1 0 0 1 0 1 1 1

70 74000 0 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 1 1 1 1

71 79000 0 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 1 1 1 1

72 29000 1 0 0 0 1 0 18 1 0 0 1 0 1 1 1

73 44000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 0 1 0 0 1 1

74 201000 1 0 0 0 0 1 27 1 1 1 1 1 1 1 0

75 29000 0 0 1 0 0 1 26 1 0 0 1 0 1 1 1

76 77000 0 0 1 0 0 1 27 0 1 1 0 1 1 1 1

77 112000 1 0 1 0 0 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1

78 73000 0 0 0 0 0 0 38 0 0 1 0 0 0 1 1

79 237000 1 0 0 0 1 0 22 1 0 1 1 0 1 1 1

80 29000 0 0 0 1 0 0 26 1 0 0 1 1 0 1 1

81 59000 1 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 0 0 1 1

82 109000 1 0 0 0 1 0 23 1 0 1 1 1 0 1 1

83 256000 1 0 0 0 1 0 27 1 1 0 1 1 1 1 1

84 15000 0 0 0 0 1 0 19 1 0 0 1 0 0 1 1

85 38000 0 0 0 1 0 1 18 1 0 0 1 0 0 1 1

86 141000 0 0 0 0 1 0 21 1 0 1 1 0 0 1 1

87 194000 1 0 1 0 0 1 30 0 0 0 0 1 1 1 1

88 161000 0 0 0 0 1 0 30 0 0 1 0 1 0 1 1

89 147000 1 0 1 0 0 1 36 0 0 1 0 1 1 1 1

Gambar

Gambar 1.  Kerangka pemikiran penelitian objek wisata Air terjun Way Lalaan.
Tabel 1.  Karakteristik pengunjung di Tahura Dr. Mohammad Hatta.
Tabel 7. Karakteristik Pengunjung Objek Wisata air terjun Way Lalaan
Tabel 7. Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan pendidikan matematika berupa sulitnya menyelesaikan soal cerita tersebut dapat diminimalisir dengan menerapkan strategi pembelajaran yang berorientasi

Maka, peneliti memilih Masjid Sabilillah Malang sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu dari 23 masjid yang menjadi percontohan pengelolaan wakaf produktif di

program program pembuatan minuman kesehatan dilakukan dengan tuuan untuk memberikan informasi kepada warga Dusun Karang tentang akan diadakan penyuluhan dan

Masyarakat di lokasi PNPM Mandiri Perkotaan wilayah Kecamatan Pesanggrahan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan dari penulis sehingga

Modul ini terdiri dari tiga (5) unit belajar. Unit Belajar 1.PERALATAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKIR materinya tentang : 1) Alat pokok, 2) Alat Pendukung, 3) Cara penggunaan

Penelitian ini bertujuan memahami dampak stigmatisasi dalam hubungannya dengan perilaku kekerasan terhadap penderita; serta untuk mengetahui perilaku kekerasan yang dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perpustakaan di Madrasah Aliyah apakah sudah memenuhi kriteria sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Studi dilakukan di

Hasil penelitiannya ditemukan: (1) Strategi kepala sekolah dalam mengatasi masalah guru yang kurang disiplin yaitu dengan cara memanggil guru yang bersangkutan