ABSTRAK
NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI
LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)
Oleh
JENNY S SIHOTANG
Objek wisata Air Terjun Way Lalaan merupakan salah satu bentuk jasa lingkungan yang kurang berkembang padahal memiliki potensi ekonomi yang cukup baik jika dikelola secara tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan menentukan nilai objek wisata air terjun Way Lalaan dan mengetahui pengaruh karakteristik pengunjung terhadap biaya perjalanan. Manfaat hasil penelitian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan objek wisata ini kedepan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013 dengan responden sebanyak 96 orang dengan melakukan wawancara langsung yang diproksi dengan biaya perjalanan pengunjung. Penentuan hasil biaya perjalanan pengunjung akan di di uji dengan menggunakan metode analisis linear berganda dengan software Minitab 16.
Hasil penelitian menunjukkan biaya perjalanan pengunjung sebesar Rp 16.284.500/orang/kali kunjungan. Biaya rata-rata perjalanan Rp 203.104/ orang/kali kunjungan. Nilai rekreasi sebesar Rp 487.449.600/tahun. Variabel luar Provinsi, umur dan status pernikahan secara simultan mempunyai pengaruh nyata terhadap biaya perjalanan. Besarnya nilai simpangan baku (S) adalah Rp 151.589. Besarnya pengaruh variabel dependen secara simultan (R-Sq) adalah 61,9% dan R-Sq(adj) yang artinya besarnya naik turun pengaruh variabel, tergantung korelasi variabel bebas yang ditambahkan pada suatu variabel terikat adalah sebesar 54,8% sedangkan 45,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Kerangka Pemikiran ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ekowisata ... 6
B. Wisata Alam ... 9
C. Valuasi Ekonomi ... 12
D. Biaya Perjalanan (Travel Cost)... 14
E. Manfaat Wisata Alam Sebagai Komuniti Ekonomi ... 16
F. Karakteristik Pengunjung ... ... 17
III.BAHAN DAN METODE
IV.KEADAAN UMUM LOKASI A. Air Terjun Way Lalaan ... 38
B. Profil Pekon Kampung Baru ... 38
1. Sejarah Singkat Pekon Kampung Baru ... 38
2. Luas dan Batas Wilayah pekon kampung baru, Kecamatan Kota Agung Timur ... 39
6. Kondisi Sarana dan Prasarana Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 44
E.6.1 Areal parkir kendaraan ... 45
E.6.3 Fasilitas jalan setapak ... 46
E.6.4 Sarana dan prasarana pendukung ... 46
E.6.5 Jaringan air bersih ... 46
E.6.6 Drainase ... 49
E.6.7 Jaringan listrik ... 47
E.6.8 Sanitasi lingkungan ... 47
E.6.9 Kondisi lingkungan dalam kawasan ... 47
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pengunjung ... 49
B. Biaya Perjalanan pengunjung ... 61
Variabel yang berpengaruh terhadap Biaya perjalanan ... 66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
VII. DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman flora dan fauna yang tinggi
dengan kebudayaan yang tidak ternilai. Kekayaan ini potensial sebagai salah satu
pengembangan dunia kepariwisataan alam, seperti ekowisata hutan. Ekosistem dapat
memberikan layanan jasa lingkungan yang dapat dinikmati oleh manusia dan
makhluk hidup lain. Salah satu jasa yang bermakna bagi masyarakat adalah hutan
sebagai tempat rekreasi. Rekreasi dapat dilihat sebagai salah satu output dari hutan,
yang meliputi sejumlah kegiatan khusus dengan berbagai permintaan pada hutan
seperti tempat berkemah, tempat berburu, tempat mencari makan dan istrahat bagi
satwa liar, dan lainnya. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan
masyarakat, menyebabkan meningkatnya konsumsi barang dan jasa. Salah satu
bentuknya yaitu dalam hal rekreasi hutan, sehingga diperlukan suatu usaha mencari
terobosan baru dalam pemanfaatan peluang guna mengoptimalkan potensi ekowisata
yang ada.
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki
peningkatan usaha dalam rangka memajukan pariwisata daerah serta meningkatkan
pendapatan asli daerah (Rahmawaty dkk. 2006). Kawasan wisata objek wisata Air
Terjun Way Lalaan yang berada di tengah perkampungan penduduk di Pekon
Kampung Baru, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, Lampung
Tengah, memilki potensi wisata alam yang tinggi. Selain itu, objek wisata Air Terjun
Way Lalaan memiliki aksesibilitas yang relatif mudah serta sarana jalan yang cukup
memadai.
Objek wisata ini dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui
peningkatan aktivitas pariwisata alam, utamanya dapat memikat daya tarik
pengunjung dari luar daerah seperti Bandar Lampung, Pringsewu, Lampung Timur,
luar Provinsi Lampung dan bahkan manca negara. Harapan tersebut dapat di
wujudkan segera, apabila sistem pengelolaan objek wisata dapat dikemas dalam
bentuk paket wisata yang menarik, peningkatan kegiatan pemasaran, promosi dan
informasi kepada publik secara optimal, serta pemenuhan sarana dan prasarana objek
wisata sebagai salah satu penunjang ekowisata.
Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan perjalanan yang lebih produktif.
Langkah pertama yang diperlukan yaitu mengetahui nilai objek wisata Air Terjun
Way Lalaan dengan metode biaya perjalanan (travel cost). Penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk menentukan alternatif
pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan objek wisata Air Terjun Way
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal, tujuan
berkunjung, cara berkunjung, lama kunjungan, dan kondisi sosial ekonomi yang
meliputi tingkat pendidikan terakhir dan tingkat pendapatan?
2. Berapa besar biaya perjalanan rata-rata pengunjung objek wisata Air Terjun Way
Lalaan?
3. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik pengunjung dengan biaya
perjalanan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
a. Mendeskripsikan karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal, tujuan
berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan kondisi
sosial ekonomi.
b. Menghitung besarnya biaya perjalanan rata-rata pengunjung untuk tiap zona.
c. Mengetahui pengaruh karakteristik pengunjung terhadap biaya perjalanan.
D. Manfaat Penelitian
Penilaian manfaat rekreasi bersifat kuantitatif dan kualitatif, dapat dijadikan sebagai
ekowisata. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian akan bermanfaat sebagai bahan
referensi untuk kajian penelitian yang berhubungan dengan nilai ekonomi objek
wisata berdasarkan metode biaya perjalanan.
E. Kerangka pemikiran
Objek wisata Air Terjun Way Lalaan dapat menjadi salah satu contoh wisata alam
yang memberikan pengaruh penting dalam penambahan pendapatan perekonomian
daerah. Objek wisata Air Terjun Way Lalaan memiliki manfaat yang dapat
dihasilkan melalui pengelolaan yang sesuai dengan pengembangan, pelestarian serta
pemanfaatannya yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik yang bersifat
sarana rekreasi, ilmu pengetahuan serta untuk penelitian.
Keberadaan objek wisata Air Terjun Way Lalaan yang berada di Tanggamus, kurang
banyak dikunjungi oleh wisatawan karena kurang gencarnya kegiatan pemasaran,
promosi dan informasi kepada publik, serta terbatasnya sarana dan prasarana
penunjang ekowisata. Beberapa permasalahan tersebut, yang menjadi kendala dalam
pengembangan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan. Hal ini dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan strategi dalam pengelolaan dan
pengembangan objek wisata Air terjun Way Lalaan. Data mengenai karakteristik
pengunjung dapat dijadikan salah satu dasar yang sangat diperlukan untuk
pertimbangan untuk menentukan alternatif pengelolaan, pengembangan dan
pembangunan objek wisata Air Terjun Way Lalan.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian objek wisata Air terjun Way Lalaan. Objek wisata Air terjun Way Lalaan
Sarana rekreasi
Ilmu pengetahuan
Penelitian
Data tentang sistem pengelolaan belum ada Kegiatan pemasaran, promosi dan informasi masih kurang
Sarana dan prasarana yang belum memadai
Karakteristik pengunjung
Nilai ekonomi wisata Jumlah pengunjung
Biaya perjalanan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekowisata
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap
kelestarian sumberdaya pariwisata. Berdasarkan Damanik dkk. (2006) selanjutnya
disebutkan ada tiga perspektif ekowisata yaitu
a. Ekowisata sebagai produk yaitu semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam.
b. Ekowisata sebagai pasar yaitu perjalanan diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan.
c. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan yaitu metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.
Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009),
ekowisata memiliki banyak definisi, yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata
yang kegiatannya mengacu pada 5 (lima) elemen penting, yaitu
1. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang
pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui
kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.
2. Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan
kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.
3. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.
4. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal. Oleh
karena itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan).
5. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.
Berdasarkan dari elemen ekowisata, terdapat beberapa cakupan ekowisata yaitu
untuk edukasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi, serta upaya
dalam kegiatan konservasi.
Pengembangan ekowisata di dalam hutan yang tidak mengenal kejenuhan pasar,
dapat menjadikan wisata alam sebagai salah tujuan wisatawan. Oleh karena itu,
pengembangan ekowisata harus mengacu pada prinsip-prinsip ekowisata, untuk
mencapai keberhasilan ekowisata dalam mempertahankan kelestarian dan
pemanfaatan (Fandeli, 2000).
Berdasarkan Damanik dkk. (2006), prinsip-prinsip ekowisata antara lain
1. Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan
2. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya dengan
tujuan wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal, maupun pelaku
wisata lainnya.
3. Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi bagi wisatawan maupun
masyarakat lokal, melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjasama
dalam pemeliharaan atau konservasi daerah tujuan objek wisata.
4. Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi
melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
5. Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat local,
dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.
6. Memberikan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di daerah
tujuan wisata.
7. Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan
kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi
wisata sebagai wujud hak asasi, serta tunduk kepada aturan main yang adil dan
disepakati bersama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.
Dalam pengembangan ekowisata, diperlukan sebuah dukungan khusus dalam
pengadaan sebuah produk wisata, yang dapat menjadi bahan pertimbangan
wisatawan. Wisatawan dengan minat khusus, umumnya memiliki latar belakang
intelektual yang lebih baik, pemahaman serta kepekaan yang lebih terhadap etika,
moralitas, dan nilai-nilai tertentu, sehingga bentuk dari wisata ini adalah untuk
Secara umum, basis pengembangan wisata minat khusus menurut Fandeli dkk.
(2000), yaitu.
1. Aspek alam seperti flora, fauna, fisik geologi, vulkanologi, hidrologi, hutan
alam atau taman nasional.
2. Objek dan daya tarik wisata budaya yang meliputi budaya peninggalan sejarah
dan budaya kehidupan masyarakat. Potensi ini selanjutnya dapat dikemas
dalam bentuk wisata budaya peninggalan sejarah, wisata pedesaan dan
sebagainya. Wisatawan memiliki minat untuk terlibat langsung dan berinteraksi
dengan budaya masyarakat setempat, serta belajar berbagai hal dari
aspek-aspek budaya yang ada.
Penelitian Ramdhani (2011) menjelaskan bahwa nilai dari ekonomi wisata Otak
Kokok Gading tahun 2010 sebesar Rp 748.205.256,00 dengan WTP rata-rata
sebesar Rp 4133,00. Nilai ekonomi air masyarakat Desa Perian sebesar Rp
173.933.532,00 per tahun dengan WTP rata-rata sebesar Rp 10.216,00, sedangkan
nilai air dari pemanfaatan PDAM sebesar Rp 1.640.288.630,00 per tahun. Trend
yang terjadi pada nilai wisata TNGR untuk setiap tahun mengalami peningkatan,
yang didukung dengan meningkatnya jumlah pengunjung wisata setiap tahunnya.
B. Wisata Alam
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2010 tentang pengusahaan
pariwisata alam di suaka margasatwa,taman nasional, taman hutan raya dan taman
tersebut, yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional,
taman hutan raya, dan taman wisata alam. Wisata alam hutan merupakan salah satu
sektor hasil hutan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hutan Wisata
Alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan nabati,
keindahan hewani, maupun keindahan alamnya sendiri.
Sebagaimana yang dicantumkan oleh Rigma (2012), manfaat Hutan Wisata Alam
1. Pariwisata alam dan rekreasi.
2. Penelitian dan pengembangan (kegiatan pendidikan dapat berupa karya wisata,
widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan
dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut).
3. Sebagai sarana pendidikan.
4. Kegiatan penunjang budaya.
Menurut Fandeli (2001), hutan wisata alam didefinisikan sebagai hutan yang
mencakup bagian daratan maupun lautan, terutama yang dapat dimanfaatkan untuk
pariwisata dan rekreasi alam (out-bond), dengan kriteria sebagai berikut
1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala
alam serta formasi geologi yang menarik,
2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan
3. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam.
Selain sifat alami yang menciptakan kenyamanan wisatawan akan objek wisata.
Banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung akan daya tarik wisatawan
domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung, seperti potensi alam, flora dan
fauna, keindahan alam, latar belakang sejarah, keramahan penduduk lokal, keunikan
budaya, serta bahasa (Fandeli dkk, 2000).
Beberapa motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan rekreasi di alam terbuka
yaitu mencari tata lingkungan yang baru, mencari pengalaman yang baru,
menyentuh alam yang asli, utuh, tenang, serta mempelajari proses yang terjadi di
dalamnya, berpetualang, menyaksikan dan menikmati panorama alam, serta
mencari inspirasi. Seseorang yang melakukan rekreasi tergantung pada pendidikan
umur dan juga pada pekerjaan masing-masing (Dauglas 1970 dan Saleh 2010).
Berdasarkan penelitian Suryana (2006), terdapat beberapa proses keputusan untuk
datang menikmati objek wisata yaitu kepuasan pengunjung terhadap atribut yang
ditawarkan oleh Kebun Wisata Pasirmukti, serta fasilitas yang perlu ditambahkan
untuk menunjang kinerja Kebun Wisata Pasirmukti. Selain itu, pihak Kebun Wisata
Pasirmukti harus mempertahankan kinerja dari kegiatan edukatif yang merupakan
keunggulan perusahaan dimata pengunjung dibandingkan dengan objek wisata lain
C. Valuasi Ekonomi
Nilai menurut Davis et, (1987) dalam Alam dkk. (2009) merupakan persepsi
manusia tentang, makna sesuatu objek (sumberdaya hutan), bagi orang (individu)
tertentu, persepsi tersebut berpadu dengan harapan ataupun norma-norma
kehidupan yang melekat pada individu atau masyarakat. Dalam konteks ilmu
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Valuasi ekonomi merupakan cara yang
dipakai untuk menghasilkan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan. Menurut Bahruni (2004) dalam
Ramdhani (2011), nilai adalah merupakan persepsi manusia, tentang makna sesuatu
objek (sumberdaya hutan), bagi orang (individu) tertentu, tempat dan waktu tertentu
pula.
Terlepas dari nilai pasar (market value) atau non pasar (non market value), tujuan
dari studi valuasi adalah untuk menentukan besarnya total economic value (TEV),
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan. Nilai TEV merupakan jumlah nilai
diperoleh dari pemakaian langsung atau yang berkaitan dengan sumberdaya alam
dan lingkungan yang dikaji atau diteliti. Nilai ini terdiri dari nilai yang berkaitan
dengan kegiatan komersial, subsistensi, leisure dan aktivitas lain yang bertautan
dengan sumberdaya alam yang ditelaah.
Nilai guna tak langsung (in direct use value), berkaitan dengan perlindungan atau
dukungan terhadap kegiatan ekonomis, dan harta benda yang diberikan oleh suatu
alam dan lingkungan pada masa yang akan datang. Nilai guna tak langsung (in
direct use value) yaitu nilai-nilai yang tidak ada kaitan langsung dengan
kemungkinan pemakaian sumberdaya alam dan lingkungan biasanya berupa
existence value dan bequest value yang merupakan total dari nilai keberadaan
(existence value), yaitu nilai yang diberikan (secara semata-mata) karena
keberadaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan, ditambah nilai pewarisan
(bequest value) yaitu nilai yang diberikan kepada anak cucu agar dapat diwariskan
suatu sumberdaya alam dan lingkungan tersebut.
Menurut Hufscmidt dan Djijono (2000) dalam Igunawati (2010), secara garis besar,
metode penilaian manfaat ekonomi suatu sumber daya alam dan lingkungan pada
dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan
yang berorientasi pasar dan pendekatam yang berorientasi survei.
1. Pendekatan Orientasi Pasar
a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar actual barang jasa :
(i) Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity).
(ii) Metode kehilangan penghasilan (loss or earning method).
b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan
berupa perlindungan lingkungan :
(i) Pengeluaran pencegahan (averted defensive expenditure methods).
(ii) Biaya penggantian (replacement cost methods).
(iii) Proyek bayangan (shadow project methods).
c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods) :
(i) Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan.
(ii) Pendekatan nilai kepemilikan.
(iii) Pendekatan lain terhadap nilai tanah.
(iv) Biaya perjalanan (travel cost).
(v) Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods).
(vi) Penerimaan kompensasi.
2. Pendekatan Orietasi Survei
a. Pernyataan langsung terhadap kemauan membayar (willingness to pay).
b. Pernyataan langsung terhadap kemauan dibayar (willingness to accept).
D. Biaya Perjalanan (Travel Cost)
Cara menilai suatu barang atau jasa yang tidak memiliki harga pasar adalah dengan
menggunakan pendekatan biaya perjalanan yaitu nilai dari rekreasi alam.
Perhitungan besar nilai ini sama dengan nilai ekonomi komoditi lain, tetapi dalam
rekreasi tidak ada harga yang tetap untuk dijadikan ukuran Hufschmidt dkk. (1996).
Metode biaya perjalanan dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah
uang yang dikeluarkan, waktu yang digunakan orang untuk mencapai tempat
rekreasi, mengestimasi besarnya nilai benefit dan upaya perubahan kualitas
lingkungan, dari tempat rekreasi yang dikunjungi. Model yang mendasari metode
penilaian adalah orang yang melakukan perjalanan berulang-ulang ke tempat
sama dengan jumlah uang dan waktu yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi
tersebut.
Pendekatan metode biaya perjalanan adalah suatu cara untuk menentukan nilai dari
suatu barang yang tidak mempunyai harga. Pendekatan ini telah dipakai secara
meluas, untuk mendapatkan kurva permintaan rekreasi. Rekreasi alam merupakan
contoh barang yang tidak mempunyai harga. Pendekatan biaya perjalanan
dikembangkan untuk menilai manfaat barang lingkungan.
Hal yang menjadi dasar dari metode biaya perjalanan adalah waktu dan pengeluaran
biaya perjalanan yang harus dikeluarkan oleh pengunjung, untuk dapat mengunjungi
tempat wisata tersebut, yang merupakan harga untuk akses wisata Garrod dkk.
(1999).
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
melalui metode biaya perjalanan (Garrod dkk. 1999), yaitu
1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach),
menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari pengunjung menurut
daerah asal.
2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach),
menggunakan survey data dari para pengunjung secara individu.
Dari hasil penelitian Purwanto (2011), dengan nilai ekonomi total ekowisata yang
diperoleh Rp 67.435.304.427,00 atau Rp 29.849.487.049,00 per tahun. Nilai
produk domestik regional atas dasar harga yang berlaku di masing–masing
kecamatan Banyuwangi.
E. Manfaat Wisata Alam sebagai Komuniti Ekonomi
Potensi wisata pada suatu kawasan objek wisata, akan memiliki dampak pada
perekonomian. Pengelolaan sumberdaya alam yang baik akan meningkatkan
kesejahteraan manusia, sebaliknya pengelolaan sumberdaya alam yang tidak baik
akan berdampak buruk bagi manusia. Menurut Vanhove (2005) bahwa dampak
ekonomi dari wisata adalah peningkatan atau pembangkit pendapatan, peningkatan
tenaga kerja, peningkatan pendapatan dari pajak, efek keseimbangan pembayaran,
dan perbaikan struktur ekonomi daerah wisata.
“Wisata alam merupakan salah satu hasil hutan yang tidak dapat dipindahkan
sehingga pemanfaatan sumber daya alamnya diperoleh di tempat tersebut, maka
dalam pemanfaatan rekreasi alam sebagai hasil hutan memerlukan input tenaga
kerja, modal, dan kegiatan pengusahaan” (Duer dkk; 1979). Dua hal penting yang
membedakan rekreasi alam dengan hasil hutan lainnya adalah
1. Kesempatan rekreasi tidak tahan lama, artinya kesempatan rekresi yang
keuntungannya tidak dapat diambil sekarang, tidak dapat diambil lagi pada waktu
mendatang.
2. Rekresi harus dijual ditempat, artinya konsumen harus datang ke tempat rekreasi
tersebut.
Penelitian Trianita (2011) mengatakan bahwa potensi wisata yang terkandung dalam
wisata kawasan Musiduga sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki
objek wisata alam dan atraksi wisata yang banyak diminati oleh pengunjung.
Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata membutuhkan dana untuk kegiatan
wisata dan konservasi, salah satu caranya dengan penetapan tiket.
Dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Musiduga terhadap masyarakat sekitar
masih kecil. Pengembangan dan pengelolaan wisata kawasan Musiduga yang
optimal, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan
tetap memperhatikan lingkungan. Berdasarkan persepsi multistakeholder dampak
lingkungan akibat kegiatan wisata Musiduga, memiliki dampak positif terhadap
lingkungan sekitar Musiduga.
F. Karakteristik Pengunjung
Menurut Fandeli (2001) mengatakan bahwa wisatawan adalah seseorang yang
terdorong oleh sesuatu atau beberapa keperluan melakukan perjalanan dan
persinggahan, sementara di luar tempat tinggalnya, untuk jangka waktu lebih dari 24
jam, tidak dengan maksud untuk mencari nafkah.
Menurut Fandeli dkk. (2000) karakteristik wisatawan merupakan variabel penting
dalam melakukan suatu kegiatan perencanaan pariwisata. Karakteristik tersebut
antara lain asal pengunjung, lama kunjungan, umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
pendapatan, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang berkunjung bersama,
digunakan, jumlah pengeluaran yang dihabiskan, dan jenis akomodasi yang
dimanfaatkan.
Suyitno (2001) dan Ramdhani (2011) menyatakan bahwa wisata adalah perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang, yang bersifat sementara, untuk
menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Berbicara mengenai wisata, maka
tidak akan lepas dari pembicaraan tentang perjalanan (travel), karena berdasarkan
sejarahnya, perjalanan merupakan cikal bakal dari wisata. Terdapat beberapa hal
yang membedakan perjalanan umumnya dengan wisata antara lain
1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
kembali ke tempat asalnya.
2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,
akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata, dan lain-lain.
3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata, daerah atau
bahkan negara secara berkesinambungan.
4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.
5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang
dikunjungi, karena uang yang dibelanjakannya berasal dari tempat asal.
Walaupun kegiatan wisata berasal dari kegiatan perjalanan (travel), akan tetapi
wisata memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan produk lain, yaitu
2. Tidak memiliki ukuran kuantitatif (unmeasurable).
3. Tidak tahan lama dan mudah kadaluwarsa (perishable).
4. Tidak dapat disimpan (unstorable).
5. Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya.
6. Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.
Ciri-ciri seseorang disebut wisatawan menurut Undang-undang No.9 tahun 1990
tentang pariwisata adalah
a. Perjalanan dilakukan secara sukarela.
b. Perjalanan ke tempat lain ke luar wilayah/negara tempat tinggalnya.
c. Bersifat sementara, menginap paling tidak satu malam.
d. Tidak untuk mencari nafkah.
e. Tujuannya semata-mata untuk:
Pesiar, liburan, kesehatan, belajar, keagamaan, olah raga.
Kunjungan usaha, mengunjungi keluarga, tugas dan menghadiri pertemuan
.
Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan
pariwisata. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh
beberapa hal. Motivasi-motivasi tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok besar sebagai berikut (Fandeli, 2001)
a) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau
fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi
b) Cultural Motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan
kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya.
c) Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang
dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang
membosankan dan seterusnya.
d) Fantasi motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang akan
bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan yang memberikan
kepuasan psikologis.
Penelitian terdahulu yang memuat hasil penelitian tentang variabel-variabel yang
mempengaruhi kunjungan wisata, seperti penelitian Gitapati (2012). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lima dari tujuh variabel bebas signifikan dan
berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke Nglimut. Variabel-variabel tersebut
adalah biaya perjalanan, waktu luang, lama perjalanan, fasilitas dan keindahan alam
Nglimut yang dilihat oleh responden. Nilai ekonomi dari objek wisata ini sebesar
Rp 35.453.126.400,00, estimasi surplus konsumen sebesar Rp 760.960,00 per tahun
per orang.
Dalam melakukan suatu perjalanan wisata yang dilakukan, pengunjung yang datang
biasanya tidak datang sendirian. Pengunjung bisa datang bersama keluarga dan
akibat adanya perjalanan wisata. Dari segi jumlahnya, pengunjung dapat dibagi
menjadi beberapa bagian (Suwantoro, 2004 dan Gitapati, 2012)
a. Individual Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau
sepasang suami-istri.
b. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau
yang masih mempunyai hubungan saudara.
c. Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang
dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan
kebutuhan para anggotanya.
Berdasarkan penelitian Rahmawaty dkk. (2006) diperoleh karakteristik pengunjung
seperti yang di Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik pengunjung di Tahura Dr. Mohammad Hatta.
No Karakteristik pengunjung Mayoritas pengunjung
1 Umur 18-25 tahun
2 Jenis kelamin laki-laki
3 Tingkat pendidikan akademi/ perguruan tinggi 4 Pekerjaan pelajar/mahasiswa 5 Pendapatan < Rp 500.000,00/bulan 6 Biaya perjalanan >Rp 1.000.000,00/kunjungan 7 Harga tiket masuk sedang
8 Waktu luang pada hari kerja 5-7 jam/hari 9 Libur 4-8 hari libur/bulan 10 Libur/cuti 0-12 hari/tahun 11 Asal daerah Padang
Sumber : hasil penelitian Rahmawaty dkk. (2006).
Sebagian besar pengunjung, umumnya memiliki motivasi rekreasi untuk menikmati
keindahan alam (panorama), serta lebih menyukai kegiatan menikmati
G. Analisis Regresi
Penentuan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi biaya perjalananan ke Air
Terjun Way Lalaan, dapat di uji dengan menggunakan analisis model regresi
berganda. Analisis regresi linear ganda adalah suatu teknik statistik yang dapat
digunakan untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dependen tunggal,
dengan beberapa variabel-variabel independen (Silalahi, 2008). Model regresi
berganda dapat digunakan apabila dalam penelitian terdapat beberapa variabel bebas
(peubah). Variabel analisis regresi dikenal dua macam variabel atau peubah yaitu
variabel bebas X (independent variabel), yang merupakan suatau variabel yang
nilainya telah diketahui dan variabel tidak bebas Y (dependent variabel), yaitu
variabel yang nilainya belum diketahui dan yang akan diramalkan.
Dalam hal ini, model regresi berganda, digunakan untuk mengukur hubungan biaya
perjalanan dengan peubah-peubah lain seperti zona asal, umur, tujuan berkunjung,
jenis kelamin, cara berkunjung, motivasi kunjungan, pekerjaan, pendapatan, tingkat
pendidikan, kendaraan, tanggungan, dan waktu luang. Model fungsi permintaan
wisata menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuan minitab 16.
Tujuan dari analisis regresi berganda menggunakan variabel-variabel independen
yang lainnya adalah untuk mengetahui dan memprediksi nilai independen tunggal
yang dipilih oleh peneliti. Dua atau lebih variabel independen (dinaikkan atau
diturunkan nilainya) digunakan, sebagai prediktor untuk memprediksi atau
meramalkan keadaan (naik atau turunnya) variabel dependen sebagai yang
Model yang menggambarkan hubungan variabel tidak bebas dengan variabel bebas
adalah
Yi
=
β0
+ β1
X
i+εi
Keterangan
Yi = peubah tidak bebas yang berdistribusi
Xi = peubah bebas dengan i =1, 2,Ln
0β (intersep) dan 1β (slop) = parameter-parameter yang tidak diketahui iε = Disturbance error yang berdistribusi
Model diatas dapat dijabarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut
Y= bo+ b1 X1 +b2X2 +b3X3+b4X4+...+bxXk+e
Keterangan
Y = variabel dependen
X1, X2, X3... = Variabel independen
Bo, b1, b2, ...bk = Koefisien, dan
e = variabel eror
Jika asumsi-asumsi di atas tidak terpenuhi, maka pendugaan parameter, pengujian
hipotesis dan peramalan akan mengakibatkan kekeliruan. Oleh karena itu,
diperlukan pendalaman mengenai asumsi-asumsi tersebut, terutama yang sering
ditemukan dalam analisis regresi, yaitu asumsi non multikoliniearitas, asumsi
homoskedastisitas dan asumsi non serial korelasi. Pada penelitian ini, uji analisis
1. Uji Statistik
a. Uji t
Uji t adalah bentuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk
mengetahui, besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas dalam
mempengaruhi perubahan variabel terikat. Dalam melakukan pengujian
diasumsikan variabel bebas lainnya dalam keadaan konstan. Pengujian ini
menggunakan asumsi bahwa data menyebar normal dengan sifat independen dan
identikal, dari dua sampel populasi dan jumlahnya tidak harus sama (Silalahi, 2009).
Tujuan pengujian yaitu untuk membandingkan rata-rata dari dua variabel bebas,
yang memiliki ada atau tidaknya persamaan antar variabel satu dengan yang
lainnya. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi, dengan langkah-langkah sebagai
berikut
i. Merumuskan formula hipotesis :
H0 : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
ii. Menentukan level of significance (α) sebesar 5% Silalahi (2009).
iii. Menentukan ttabel dan menghitung thitung
t
tabelt
a/2:n-kKeterangan
a = Derajat signifikansi = 5%; a = 0,05
k = Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep
βi = Parameter
Se(βi) = standart error parameter
H0 diterima
H0 ditolak H0 Ditolak
-T tabel T tabel
Kriteria pengujian
a) Jika -ttabel≤ t hitung≤ + ttabel , H0 diterima dan Ha ditolak.
Kesimpulannya b1 sama dengan nol (b1 tidak signifikan pada a=5%), dapat
dikatakan bahwa X1 secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y.
b) Jika thitung ≤ -ttabel atau thitung≥ + ttabel, H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulannya b1 berbeda dengan nol (b1 signifikan pada a=5%), dapat
dikatakan bahwa X1 secara statistik berpengaruh terhadap Y.
Kriteria lainnya yang dapat digunakan untuk menguji signifikan/tidaknya koefisien
Jika p-value > α=0,05, maka H0 diterima sehingga Xi tidak signifikan terhadap Y.
Jika p-value < α=0,05, maka H0 ditolak sehingga Xi signifikan terhadap Y.
2. Uji F
Uji F adalah uji koefisien regresi secara bersama-sama untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya, langkah-langkahnya sebagai
berikut
1) Merumuskan formula hipotesis
H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0
2) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%
3) Menentukan F tabel dan menghitung F hitung
Ftabel Fa, n-k, k-1
R2/ (k-1) (1-R2)/(n-k)
Keterangan
R2 = Koefisien determinasi
k = Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep
H0 diterima H0 ditolak
F Tabel
4) Kriteria pengujian
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya bahwa b1,
b2, b3, b4 dan b5 tidak berbeda dengan nol, dapat dikatakan bahwa semua
koefisien regresi/parameter secara bersama-sama tidak signifikan pada α=5%.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya bahwa b1,
b2, b3, b4, b5 tidak sama dengan nol, dapat dikatakan bahwa semua koefisien
regresi/parameter secara bersama-sama signifikan pada a=5%.
3. Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Silalahi (2009), koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel (dependen) ditentukan oleh
perubahan dalam variabel lain (independen). Koefisien determinasi (R2)
menunjukkan seberapa besar persentase variasi yang terjadi pada variabel terikat
dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model. Koefisien determinasi
terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut
menjelaskan 100% variasi dalam variabel terikat dan sebaliknya. Namun, jika
R2=0, artinya garis regresi tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam
variabel terikat. Oleh karena itu, suatu model dikatakan lebih baik apabila koefisien
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten
Tanggamus yang berada di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur,
Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari-maret 2013.
B. Objek Penelitian, Alat dan Bahan
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah responden (pengunjung) di objek wisata
Air Terjun Way Lalaan. Alat yang digunakan adalah kuisioner, alat tulis kantor
(ATK), kamera, microsoftofficedanSoftware Minitab 16.
C. Jenis Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder
1. Data primer adalah data yang diambil secara langsung di lapangan. Jenis data
yang diambil adalah“karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tujuan
berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan
pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status perkawinan, serta
besarnya biaya perjalanan pengunjung terhadap objek wisata Air Terjun Way
Lalaan.
2. Data sekunder adalah data yang diambil dari kondisi umun penelitian objek
wisata Air Terjun Way Lalaan, jumlah penduduk tiap zona (daerah asal)
pengunjung yang dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan wilayah
administrasi pemerintah yaitu kabupaten/kota, dan jumlah pengunjung ke tempat
objek wisata Air Terjun Way Lalaan tahun 2012.
D. Batasan Penelitian
1. Objek wisata Air Terjun Way Lalaan merupakan kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
2. Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung dari dia
berasal sampai ke tempat rekreasi.
3. Nilai manfaat rekreasi adalah nilai ekonomi kuantitatif dari manfaat rekreasi.
Nilai manfaat rekreasi dihitung berdasarkan total biaya perjalanan.
4. Zona (daerah asal) adalah zona pengunjung yang dibagi dalam beberapa
kelompok berdasarkan wilayah administrasi pemerintah yaitu kabupaten/kota.
5. Karakteristik pengunjung merupakan data yang meliputi daerah asal, tujuan
berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan
kondisi sosial ekonomi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status
dan kelompok besar ( 6-11)
E. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden menggunakan
kuisioner, serta mengadakan observasi lapangan, sehingga akan diperoleh informasi
yang luas. Data sekunder diperoleh dari pihak pengelola Air Terjun Way Lalaan,
Lampung Tengah serta studi literatur untuk mendukung permasalahan yang akan
diteliti.
F. Metode Penentuan Responden
Populasi penelitian adalah pengunjung objek wisata Air Terjun Way Lalaan.
Pengambilan sampel pengunjung sebagai responden dilakukan dengan carapurposive
samplingdengan kriteria cukup dewasa (telah berusia 18 tahun atau sudah menikah),
sehat jasmani dan rohani, serta mampu berkomunikasi dengan baik. Pengambilan
secarapurposive samplingini ditekankan pada terwakilnya seluruh zona pengunjung
yang datang ke objek wisata Air Terjun Way Lalaan oleh responden yang akan
diwawancarai. Cara penentuan pengunjung yang akan diwawancarai yaitu
pengunjung yang datang secara berkelompok, dipilih satu atau beberapa orang
sebagai wakil. Batas error yang digunakan adalah 10-15% atau 20-25%. Pada
penelitian ini batas eror yng digunakan adalah 10%, hal ini disebabkan oleh jumlah
1
penelitiannya lebih dari 100 orang maka batas eror yang digunakan adalah 10%.
Pengambilan data yang dilakukan terhadap pengunjung dilakukan dengan
wawancara, rumus yang digunakan untuk menentukan sampel pengunjung yaitu
Arikunto, (2003)
n
N
N
(
e
)
2………..(1)
n= 96
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah pengunjung
e 10% = nilai kritis( batas ketelitian) yang diinginkan ( persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel)
1 = bilangan konstan
Penentuan jumlah sampel ini diperoleh, dengan menentukan satu orang dari setiap
kelompok yang datang dari tiap-tiap zona pada hari tersebut, dengan tingkat usia 18
Data yang diperoleh dalam bentuk tabulasi dan persentasi, kemudian dianalisis secara
deskriptif. Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini, meliputi
1. Karakteristik pengunjung
Data karakteristik pengunjung meliputi daerah asal, tujuan berkunjung, cara
berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, frekuensi kunjungan, dan
kondisi sosial ekonomi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, waktu luang, jumlah tanggungan, dan status perkawinan.
2. Besarnya biaya perjalanan
Perhitungan besarnya biaya perjalanan pengunjung untuk rekreasi ke objek wisata Air
Terjun Way Lalaan menggunakan rumus seperti yang digunakan oleh (Safitri dkk.
1996).
BPT = BTr + BD + (BKr-BKh) + L ... (1)
Keterangan
BPT = Biaya perjalanan total (Rupiah/orang/hari)
BTr = Biaya transportasi dari tempat asal sampai ke tempat wisata
(Rupiah/orang)
BD = Biaya dokumentasi (Rupiah/orang)
BKr = Biaya konsumsi selama rekreasi (Rupiah/orang/hari)
BKh = Biaya konsumsi tidak melakukan rekreasi(Rupiah/orang/hari)
Keterangan
... (2)
ATC = Biaya rata-rata perjalanan pengunjung
BPT = Jumlah total biaya perjalanana pengunjung
n = jumlah pengunjung yang di wawancarai
Biaya perjalanan rata-rata per zona dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut
Safitri dkk. (1996) :
... (3)
Keterangan
ATCi = Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (rupiah/hari orang kunjungan)
BPTji = Jumlah total biaya perjalanan pengunjung ke-j dari zona i (rupiah/hari
orang kunjungan)
Ni = Jumlah total pengunjung dari zona i (orang)
3. Menghitung nilai rekreasi objek wisata Air Terjun Way Lalaan
Nilai objek wisata Air Terjun Way Lalaan dapat dihitung dengan metode kontingensi,
yaitu biaya perjalanan(travel cost)yang dikemukakan oleh Hanley dkk. (1993)
dalam penelitan Trianita, (2011)
TTC = Total biaya perjalanan
ATC = Rata-rata biaya perjalanan
N = Jumlah pengunjung yang bersedia diwawancarai
ni = jumlah pengunjung yang diwawancarai
Berdasarkan dari rumus 3 diatas maka akan diperoleh nilai rekreasi objek wisata Air
Terjun Way Lalaan.
4. Analisis Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Analisis dilakukan dengan mengunakan persamaan regresi linier
berganda memalulisoftware Minitab16. Bentuk umum analisis ini yaitu
menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas X1, X2,
X3...Xn. Pola hubungan antar variabel dianalisis berdasarkan data sampel yang
diperoleh melalui kuesioner.
Terdapat variabel-variabel karakteristik pengunjung objek wisata Air Terjun Way
Lalaan sebagai variabel penjelas yang dapat mempengaruhi biaya perjalanan sebagai
variabel pengikat, variabel tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut (Silalahi,
2009)
Y= bo+ b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ b5X5+ b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+
Y = biaya perjalanan pengunjung objek wisata Air Terjun Way Lalaan
X1= zona,
X2= status pendidikan
X3= umur
X4= Umur
X5= pekerjaan
X6= Pendidikan
X7= motivasi
X8= jumlah tanggungan
X9= kelamin
X10= waktu luang
X11= kendaraan
X12= jumlah berkunjung
Pengujian koefisien dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu
a. Pengujian model secara keseluruhan (uji F);
Pengujian ditentukan secara serentak pada semua variabel independen, dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen dan dapat
dilihat dari nilai uji F. Dapat disimpulkan, ada pengaruh apabila nilai P value kurang
dari batas kritis penelitian atau alpha. Nilai P (RegressionpadaAnalysis of Variance)
sebesar 0,000, dan p< 0,05 maka disimpulkan bahwa secara simultan variabel
independen mempunyai pengaruh bermakna terhadap variabel dependen Silalahi,
(2009).
b. Pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui variabel-variabel independen secara parsial,
derajat kepercayaan, maka hipotesis alternatif menerima
Pengujian hipotesis
H0 :β i = 0, menyatakan koefisien regresi tidak berbeda nyata dari nol (tidak
signifikan)
H1 : β i ≠0, menyatakan koefisien regresi berbeda nyata dari nol(signifikan).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung terhadap nilai t-tabel
dengan derajat bebas n-2 pada tingkat kepercayaanαtertentu.
c. Uji Determinasi ( R(square)dan R(adj))
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran persentase total variasi dalam Y yang
dijelaskan oleh model regresi/variabel bebas. Koefisien determinasi dinyatakan
dalam persen(%) sehingga harus dikalikan dengan 100%. Nilai R2 berkisar dari 0
sampai dengan 1. Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut menjelaskan 100% variasi
dalam variabel terikat dan sebaliknya. Namun, jika R2=0, artinya garis regresi
tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel terikat. Oleh karena itu,
VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persentase karakteristik pengunjung objek wisata Air terjun Way Lalaan,
mayoritas pengunjung yang datang berasal dari zona kota Bandar Lampung
sebesar 50% , berjenis kelamin laki-laki (68,75%) , pengunjung merupakan
persinggahan (55,2%), kedatangan dengan cara kelompok (51,04%), motivasi
kunjungan yaitu piknik (77,08%), kelompok umur 20-29, (55,21%), tingkat
pendidikan terakhir yaitu SLTA (54,17%), pekerjaan terbanyak adalah pegawai
swasta (41%), tingkat pendapatan >Rp 1.500.000 (42%), waktu luang terbesar
adalah 2 hari (48%), jumlah tanggungan belum ada (65%), jenis kendaraan
pribadi (93%).
2. Nilai rekreasi objek wisata Air terjun Way Lalaan dengan pendekatan biaya
perjalanan per orang sebesar Rp 19498.000 per orang per satu tahun atau sebesar
Rp 203.104/orang/ kali kunjungan. Nilai rekreasi untuk tiap zona perjalanan
pengunjung terbesar, berasal dari zona Luar Provinsi Lampung dengan rata- rata
biaya sebesar Rp 823.400,00/orang/hari kunjungan dan yang paling kecil, berasal
dari zona Tanggamus sebesar Rp 57.571,00/orang/hari kunjungan. Nilai rekreasi
dari objek wisata Air terjun Way Lalaan sebesar Rp 487.449.600,00/ Tahun. Hal
ini mengindikasikan besarnya keuntungan yang dirasakan masyarakat yang
3. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap biaya perjalanan, diantaranya luar Provinsi Lampung dengan nilai P=0,000=0% nilai koefisien 726970, umur memiliki pengaruh nyata P=0,042%=4,2%<5%, nilai koefisien sebesar 6090, status pernikahan dengan nilai P=0,16%=1,6%<5%, nilai koefisien yang diperoleh sebesar –Rp 305.398/orang, jumlah tanggungan dengan nilai P= 0,005%=0,5%<5%, nilai koefisiennya adalah Rp 367.585. Nilai S= 151589 dan nilai R (R-Sq) adalah 61,9% dan R-Sq(adj) adalah 54,8%.
B. Saran
1. Dengan mempertimbangkan karakteristik pengunjung yang ada, sistem
pengelolaan yang lebih baik terhadap potensi wisata yang ada perlu dilakukan
seperti peningkatan pelayanan dan fasilitas kepada pengunjung, misalnya dengan
pembangunan dan perbaikan sarana prasarana serta pelayanan petugas yang lebih
baik kepada pengunjung.
2. Perlu dilakukan pengembangan jenis rekreasi baru misalnya membangun flying
fox dan out bound, karena jenis rekreasi ini belum ada di Kabupaten Tanggamus
dan dapat menjadi daya tarik bagi objek Wisata Air terjun Way Lalaan.
3. Dibutuhkan kesadaran bersama antara pihak pengelola, pemerintah, dan
pengunjung seperti melakukan kegiatan reboisasi bersama pada hari gerakan
tanam pohon tanam masa depan agar keberadaan objek wisata Air terjun Way
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
Alam, S., Supratman., Alif, M. KS. 2009. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Buku
Ajar. Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin.
Anggaraspati, B. R. 2002. Nilai Keberadaan (Existence Value) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Provinsi Jawa Barat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Departemen Kehutanan RI. 1990. UU No.9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Jakarta.
Dinas Budaya Dan Pariwisata Tanggamus. 2012. Data Objek wisata Alam Tirta. Brosur. Tidak dipublikasikan
Fandeli, C dan Muklhlison.2000.Pengusahaan Ekowisata. Buku Pustaka Pelajar offset.
Fandeli,C .2001. Dasar-dasarManajemen Kepariwisataan Alam. Buku.Liberty offset. 72-82. Hlm.
Fitriani, Y. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Garrod, Guy and Kenneth G Willis. 1999. Economic Valuation Of The
Environment;Methods And Case Studies. Edward Elgar Publishing Limited. United Kingdom.
Gitapati, D. 2012. Analisis kunjungan wisatawan objek wisata nglimutkecamatan limbangan kabupaten kendal. Skripsi. Fakultas Ekomoni. Universitas Diponegoro. Semarang. 88. Hlm.
Hufschmidt, M.M., James, D.E., Meister, A.D., Bower, B.T., Dixon, J.A. 1996.
Lingkungan, Sistem alami, dan Pembangunan. Pedoman Penilaian Ekonomis. Gadjah Mada University Press.
Igunawati, D. 2010. Analisis Permintaan Objek Wisata Tirta Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.13-31. Hlm.
Pramono, A. A. 2009. Jasa Lingkungan Hutan Bagi Masyarakat Lokal Di DAS Ciliwung Hulu. JurnalPenelitian Sosisal Ekonomi kehutanan. 6(1).39-49. Hlm.
Purwanto. 2011. Valuasi ekonomi ekowisata dengan model travel cost dan dampaknya terhadap usaha kecil pariwisata. Jurnal Mananejmen dan Kewirausahaan. 15(1). 91-101. Hlm.
Rahmawaty, Pian, Z. A., Daulay, D, N, O. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. JurnalUsu Repository. Universitas Sumatera Utara.
Ramdhani, N. 2011. Nilai Ekonomi Taman Nasional Gunung Rinjani:Studi Kasus Di Obyek Wisata Otak Kokok Gading Dan DesaPerian Kecamatan Montong Gading, Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Rigma. A. 2012. Hutan Wisata Alam. Artikel.izzarigma.blogspot.com.
Safitri, M., Siregar, H. Anwar, A dan Nasendi, B, D. 1996. Analisis Wisata Eko dan Wisata Budaya dengan Metoda Kontingensi dan Biaya perjalanan.
JurnalMajalah Duta Rimba. 5-6. Hlm.
Saleh, A. R. 2010. KarakteristikPengunjung dan Biaya Perjalanan Domestik Terhadap Manfaat Rekreasi DI Taman Wisata Alam Punti Kayu (TWAPK) Kota Palembang. Skripsi. Universitas Lampung.
Silalahi, U.2009. Metode Penelitian Sosial.Refika Aditama.
Susilawati, K. I. 2000. Karakteristik Dan Permintaan Pengunjung Terhadap Manfat Rekreasi Di Pusat Pelatihan Gajah Taman Nasional Way Kambas.
Trianita, R. 2011. Penilaian Potensi Wisata Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Berkelanjutan.
Skripsi. Fakultas ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Vanhove, N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Elsevier. Burlington.
Weber H. F., Janianto Damanik.2006. Perencanaan Ekowisata :dari teori ke Aplikasi. Buku.Pusat Studi Pariwisata Maret 2006 UGM. Yogyakarta
Yunis, M. 2012. Analisis Tingkat Kesediaan Membayar Masyarakat Terhadap Kebersihan Di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Dalam Jurnal. 2012. Riau. Universitas Riau. 3-5. Hlm.
Tabel 7. Karakteristik Pengunjung Objek Wisata air terjun Way Lalaan
No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Pendapatan rata-rata/bulan Biaya Perjalanan (Rp.)
1 Jony Bandar lampung SLTA Rp. 500.000- Rp. 750.000 19.000
10 Johan Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 140.000
11 Merda Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 160.000
20 Rosyanti Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 326.000
21 Herman Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 464.000
22 Andri Tanggamus SLTA Rp. <500.000 59.000
23 Aris Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 272.000
Tabel 7. Lanjutan
No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)
25 Bayu S lampung utara SLTA Rp. >1.500.000 280.000
28 M. Irfan Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 44.000
29 Edo Bandar lampung SLTA Rp. <500.000 44.000
30 Roy Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 362.000
31 Bahiton Bandar lampung SLTA Rp. >1.500.000 171.000
32 Sarmidi Bandar lampung SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 126.000
33 Warti Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 535.000
34 bambang Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 213.000
35 Guritno Lampung timur PT Rp. >1.500.000 385.000
36 Supardi Bandar lampung SLTA Rp. >1.500.000 98.000
37 Anjar Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 115.000
38 Yuliartiko Jakarta PT Rp. >1.500.000 1.796.000
39 Sayuti Bandar lampung SD Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 182.000
40 Wiwik Jakarta PT Rp. >1.500.000 490.000
41 Isa Pringsewu SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 114.000
42 Jony sofyan Bandar lampung PT Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 67.000
43 Devhie Pringsewu SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 129.000
44 Ardie awan Bandar lampung SLTP Rp. >1.500.000 264.000
Tabel 7. Lanjutan..
No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)
57 Agung Tanggamus PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 29.000
58 Salman Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 106.000
59 Malik Bandar lampung PT Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 110.000
60 Ellen Pringsewu PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 29.000
61 adriansyah Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 194.000
62 Sukri lampung utara SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 200.000
63 Faisal Pringsewu SLTP Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 40.000
64 Intan Bandar lampung SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 123.000
Tabel 7. Lanjutan..
No Nama Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan Tingkat pendapatan Biaya (Rp.)
86 Nina Tanggamus SLTA Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 141.000
87 Toni Bandar lampung PT Rp. >1.500.000 194.000
88 Ganda K Tanggamus SLTA Rp. 1.000.000- Rp. 1.250.000 161.000
89 Ahmad Solihin Pringsewu PT Rp. >1.500.000 147.000
90 Ridho Tanggamus SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 64.000
91 Gupron Tanggamus SLTA Rp. 750.000- Rp. 1.000.000 137.000
92 Bastian Bandar lampung SLTA Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 169.000
93 Maryadi Bandar lampung SLTP Rp. 500.000- Rp. 750.000 92.000
94 Faizbana Tanggamus SLTA Rp. 500.000- Rp. 750.000 21.000
95 Annisa Pringsewu PT Rp. 1.250.000- Rp. 1.500.000 56.000
BAGAN STUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
KEPALA DINAS Pembina (IV/A) Supardi Syarkawi, SH Nip. 19670703 199203 1 008
SEKRETARIS DINAS Supardi Syarkawi, SH
Pembina (IV.A) Nip. 19670703 199203 1 Kelompok jabatan fungsional
Kepala Sub. Bagian TU Yudha Perkasa Putra, SE
Penata(III \/c) Nip. 19750130 200604 1
KASUBAG Keuangan dan Perlengakapan Iskandar Alamudin
Penata (III/c) Nip. 19571119 198603 1 002
KASUBAG Perencanaan Sigit Bayu Premono
Penata(III \/c) Nip. 19590615 199005 1 001
Kepala Bag. Kebudayaan Ruslim Razak, SE.
Pembina (IV/A Nip.19590205 198303 1 011)
Kepala Bidang P3 Rakhman Husin, S.Sos.,
MM. Penata Tk.I (III/d) Nip. 19600421 199203 1 002
Kep.Bid. Destinasi & Pemasaran Pariwisata Marhasan Samba, S.I.P
Penata (III/c) Nip. 19730618200003 1 003
Kepala Bid.Peningkatan Prestasi & Pembudayaan
Olahraga Affandi AR., SE. Pembina Tk.I (IV/b) Nip. 19590615 199005 1 001 Kepala Seksi Destinasi
Pariwisata Mulyono, SE. Penata (III/c) Nip. 19630819 198703 1 003
Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda
Drs. Syamsu Rizal Penata Tk. I(III/d) Nip. 19600421 199203 1 002
Kepala Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga
Zubaidi Penata (III/c) Nip. 19600831 198503 1 005
Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata
Adi Veriadi Irawan, S.Sos. Penata (III/c) Nip. 19770604 200604 1 005
Kepala Seksi Pengembangan Pemuda
Munzir, S.Pd. Piñata (III/c) Nip.19620913 198392 1 002
Kepala seksi pembudayaan Olahraga
Drs. Syamsul Rizal Penata k.I (III/d) Nip. 19640410 199203 1 007 Unit Pelaksana
DATA OBYEK WISATA ALAM TIRTA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012
Alamat Pengelola Kecamatan
Minggu Bulan Tahun K. Agung B. Lampung
Air Terjun Jeram Semaka
Air Terjun Curup Way Kerap
Air Terjun Curup Karang Agung
Air Terjun Way Nyapuk
Air Terjun Way Tapisan
Air Terjun Talang Ogan
Sumber Mata Air
Air Terjun Curup
Air Terjun Cihandak
Air Terjun Tirta Rima
Air Terjun Curup
Air Terjun Kelahang
Air Terjun Way Lalaan
KUESIONER PENELITIAN
NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG KECAMATAN KOTA AGUNG PROVINSI LAMPUNG
Penelitian Untuk Skripsi Sarjana (S-1) Jurusan Kehutanan-Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
Nomor kode :... Nama : Tanggal wawancara :...
Lokasi wawancara :...
INFORMASI TENTANG KARAKTERISTIK PENGUNJUNG
1.Jenis Kelamin : laki-laki/perempuam 2.Umur : ...tahun
3.Pendidikan Tertinggi : lulus SD/SLTP/SLTA/PT/Kursus 4.Pekerjaan Pokok : a. pegawai negeri sipil
b.TNI 6. Pendapatan rata-rata per bulan
a. kurang dari Rp 500.000
a. menikah/belum menikah :...
b. jika anda sudah menikah, berapa jumlah aggota keluarga anda ? (...orang), berapa jumlah tanggungan anda dalam keluarga ? (...orang)
8. Tempat tinggal : Provinsi...
: Kabupaten/Kota... 9. Apakah tujuaan anda datang ke tempat ini ?
c. penelitian d. pendidikan e. ...
10. Kedatangan anda ke tempat ini merupakan : a. tujuan utama
b. persinggahan
11. Jika kedatangan anda ke tempat ini adalah persinggahan, kemanakah tujuan anda ? ...
12. Berapa kali anda merencanakan untuk datang lagi ke tempat ini dalam tahun mendatang ? (...kali)
13. Anda datang ke tempat ini : a. sendiri
b.kelompok (...orang)
c. rombongan keluarga (...orang) 14. Berapa lama anda berkunjung ke tempat ini ?
a. pulang-pergi ( harian) b. menginap ( ...malam)
16. Beberapa hari dalam seminggu anda mempunyai waktu luang ? a. 1 hari
b. 2 hari c. 3 hari
d. lebih dari 3 hari
17. Kendaraan yang anda gunakan menuju tempat ini : a. kendaraan pribadi (lanjutkan ke no. 18 dan 19) b. kendraan sewa (lanjutkan ke no 20)
c. kendaraan umum ( lanjutkan ke no 21 dan 22) d. kendaraan milik instansi ( lanjutkan ke no. 23)
INFORMASI TENTANG BIAYA PERJALANAN
18. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, biaya trasportasi yang anda keluarkan untuk melakukan untuk melakukan perjalanan ke tempat ini pulang-pergi adalah :
a. ... Rp ... b. ... Rp ... c. ... Rp ...
Jumlah Rp ...
20. Jika anda menggunakan kendaraan sewa (cateran) berapakah sewa kendaraan tersebut ? (...)
Biaya lain yang harus anda keluarkan karena telah terjadi tanggungan penyewa adalah :
21. Jika anda menggunakan kendaraan umum, berapa kali ganti mobil untuk mencapai tempat ini ? (...kali)
22. Berapa ongkos yang anda keluarkan untuk membayar kendaraan umum yang anda gunakan tersebut ?
a. tujuan ... Rp ... b. tujuan ... Rp ... c. tujuan ... Rp ... d. tujuan ... Rp ...
jumlah Rp ...
23. Jika anda menggunakan kendaraan instansi, biaya apa yang telah anda keluarkan karena telah menjadi tanggungan selama melakukan perjalanan ke tempat ini pulang pergi ?
adalah :
24. Berapa biaya konsumsi per hari yang anda keluarkan salama perjalan ke tempat rekreasi pulang pergi ?
e. rokok Rp ... f. obat-obatan Rp ... g. ... Rp ...
jumlah Rp ...
25. Jika anda tidak sedang melakukan rekreasi berapa biaya konsumsi anda per hari yang anda keluarkan ?
a. makanan pokok Rp ...
26. jika anda melakukan kegiatan dokumentasi selama rekreasi, berapakah biaya yang anda keluarkan ?
a. film Rp ... b. batu baterai Rp ... c. cuci Rp ... d. ... Rp ...
jumlah Rp ...
27. Jika selama melakukan kegiatan rekreasi ini anda mengeluarkan biaya untuk membeli atau menyewa sesuatu ? (sebutkan jenis barang/jasa yang disewa atau dibeli serta biayanya)
Tabel 8. Lanjutan
No A B C D E F G H I J K L M N O P
22 59000 0 0 0 0 1 0 22 1 0 0 1 1 0 1 1
23 272000 1 0 1 0 0 1 39 0 0 0 0 1 0 1 1
24 650000 0 1 1 0 1 0 44 0 1 1 0 1 1 1 1
25 280000 1 0 1 0 1 0 19 1 0 0 1 1 1 1 0
26 102000 1 0 1 0 0 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1
27 637500 1 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 0 1 1 1
28 44000 1 0 0 0 1 0 18 1 1 0 1 1 0 1 1
29 44000 1 0 0 0 1 0 21 1 0 0 1 1 0 1 1
30 362000 1 0 1 0 0 1 40 0 0 0 0 1 0 0 0
31 171000 1 0 1 0 1 0 47 0 0 0 0 1 0 1 0
32 126000 1 0 0 0 1 0 40 0 1 0 0 1 1 1 0
33 535000 1 0 1 0 0 1 42 0 1 0 0 0 0 1 0
34 213000 1 0 1 0 0 1 34 0 1 0 0 1 1 1 0
35 385000 1 0 1 0 0 1 63 0 0 0 0 0 0 1 1
36 98000 1 0 1 0 1 0 28 0 0 1 0 1 1 1 0
37 115000 1 0 1 0 0 1 30 0 1 0 0 1 0 1 1
38 1796000 0 1 1 0 0 1 35 1 1 0 1 0 1 1 0
39 182000 1 0 0 0 0 0 25 0 0 1 0 0 0 1 1
40 490000 0 1 1 0 0 1 42 0 1 0 0 1 1 1 0
41 114000 1 0 0 0 1 0 21 1 1 1 1 1 0 1 1
42 67000 1 0 0 0 0 1 26 0 1 1 0 1 0 1 1
43 129000 1 0 0 0 1 0 19 1 1 1 1 0 0 1 1
Tabel 8. Lanjutan
No A B C D E F G H I J K L M N O P
45 132000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 1 1 1 0 1 1
46 917000 0 1 1 0 0 0 25 1 0 0 1 1 0 1 1
47 24000 1 0 1 0 1 0 29 0 1 0 0 1 1 1 1
48 207000 1 0 1 0 1 0 20 1 0 0 1 1 1 1 0
49 59000 1 0 1 0 1 0 22 1 0 0 1 1 1 1 1
50 167000 1 0 0 0 0 1 29 0 1 1 0 1 0 0 1
51 136000 1 0 1 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 1 1
52 283000 1 0 1 0 1 0 42 0 1 0 0 1 0 0 1
53 59000 1 0 0 0 1 0 18 1 0 0 1 1 0 1 1
54 302000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 1 1 1 0 1 0
55 152000 1 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 1 1 1 1
56 51000 1 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 1 0 1 1
57 29000 0 0 0 0 0 1 29 1 1 1 1 1 0 1 1
58 106000 1 0 0 0 1 0 25 1 1 0 1 1 1 1 1
59 110000 1 0 0 0 0 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1
60 29000 1 0 0 0 0 1 28 1 1 0 1 0 1 1 1
61 194000 1 0 1 0 0 1 31 1 0 1 1 1 1 1 0
62 200000 1 0 0 0 1 0 40 0 0 1 0 1 1 1 1
63 40000 1 0 0 1 0 0 42 0 0 0 0 1 0 1 1
64 123000 1 0 0 0 1 0 19 1 0 0 1 0 1 1 0
65 129000 0 0 0 0 1 0 21 1 0 0 1 1 1 1 1
66 164000 1 0 1 0 0 1 29 1 0 1 1 0 1 1 1
Tabel 8. Lanjutan
No A B C D E F G H I J K L M N O P
68 19000 0 0 0 0 1 0 25 1 1 0 1 0 0 1 1
69 203000 1 0 1 0 0 1 30 1 0 0 1 0 1 1 1
70 74000 0 0 0 0 1 0 19 1 0 1 1 1 1 1 1
71 79000 0 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 1 1 1 1
72 29000 1 0 0 0 1 0 18 1 0 0 1 0 1 1 1
73 44000 1 0 0 0 1 0 25 1 0 0 1 0 0 1 1
74 201000 1 0 0 0 0 1 27 1 1 1 1 1 1 1 0
75 29000 0 0 1 0 0 1 26 1 0 0 1 0 1 1 1
76 77000 0 0 1 0 0 1 27 0 1 1 0 1 1 1 1
77 112000 1 0 1 0 0 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1
78 73000 0 0 0 0 0 0 38 0 0 1 0 0 0 1 1
79 237000 1 0 0 0 1 0 22 1 0 1 1 0 1 1 1
80 29000 0 0 0 1 0 0 26 1 0 0 1 1 0 1 1
81 59000 1 0 0 0 1 0 20 1 0 1 1 0 0 1 1
82 109000 1 0 0 0 1 0 23 1 0 1 1 1 0 1 1
83 256000 1 0 0 0 1 0 27 1 1 0 1 1 1 1 1
84 15000 0 0 0 0 1 0 19 1 0 0 1 0 0 1 1
85 38000 0 0 0 1 0 1 18 1 0 0 1 0 0 1 1
86 141000 0 0 0 0 1 0 21 1 0 1 1 0 0 1 1
87 194000 1 0 1 0 0 1 30 0 0 0 0 1 1 1 1
88 161000 0 0 0 0 1 0 30 0 0 1 0 1 0 1 1
89 147000 1 0 1 0 0 1 36 0 0 1 0 1 1 1 1