PEMERIKSAAN
FISIK
HEAD TO TOE
AISIYAH
MU’AMANAH
ARUM PRANASTI
FITAFATMAWATI
FRANS RINALDI
PADAGA
SRI WULANDARI
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien
secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif
dan komperehensif, memastikan/membuktikan hasil
anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan
TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
1.
INSPEKSI
Merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi
tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
2.
PALPASI
Dilakukan dengan menggunakan sentuhan
atau rabaan. Metode ini dikerjakan untuk
mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang
3.
PERKUSI
Merupakan metode pemeriksaan dengan cara
mengetuk, dengan tujuan untuk menemukan
batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan ke bawah jaringan.
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk
bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan
menghasilkan suara, yang bertujuan untuk
4.
AUSKULTASI
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
PRINSIP-PRINSIP
a.
Kontrol infeksi
b.
Kontrol lingkungan
c.
Komunikasi
d.
Privasi dan kenyamanan klien
e.
Sistematis dan konsistensi
f.
Berada di sisi kanan klien
g.
Efisiensi
TUJUAN
1.
Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan
klien
2.
Untuk menambah, mengkonfirmasi atau menyangkal
data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan
3.
Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnose
keperawatan
4.
Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan
status kesehatan klien dan penatalaksanaan
PROSEDUR
A. Persiapan
a. Alat
Meteran, timbangan BB, penlight, stetoskop,
tensimeter/sphygmanometer, thermometer, arloji/stopwatch, relfeks hammer, otoskop, handscoon bersih, tissue dan buku catatan perawat.
b. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dan cukup penerangan.
c. Klien (fisik dan fisiologis)
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan
pasang handscoon bila diperlukan
4. Pemeriksaan umum meliputi :
Penampilan umum
Status mental
2. PEMERIKSAAN
TANDA-TANDA VITAL
1. PEMERIKSAAN NADI
Memeriksa denyut nadi merupakan indikator menilai sistem
kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dengan alat elektronik yang sederhana
maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi ini dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakialis pada siku
Alat dan Bahan :
• Arloji (jam) atau stopwatch
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja : • Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar
• Tentukkan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
• Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari ke II, III dan IV. Tentukan frekuensinya, jumlah denyut nadi per menit dan irama
(teratur atau tidak)
• Cuci tangan
2. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu sebagai berikut :
a. Metode langsung, merupakan metode yang menggunakan kanula
atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dengan manometer dan metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menemukan tekanan darah, tetapi memerlukan
persyaratan dan keahlian khusus.
b. Metode tak langsung, merupakan metode yang menggunakan
dua cara, yaitu sebagai berikut :
Cara palpasi yang mengukur tekanan sistolik
Alat dan Bahan :
• Sphygmanometer • Stetoskop
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja : Cara palpasi
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan tangan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar
• Lengan baju dibuka
• Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fosca cubiti (jangan
terlalu ketat atau longgar)
• Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra
• Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
• Pompakan terus setinggi manometer 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
• Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara yang berlawanan arah dengan jarum jam
• Catat hingga mmHg pada manometer di mana arteri pertama berdenyut kembali
• Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi
• Cuci tangan
Cara Auskultasi
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan tangan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar
• Lengan baju dibuka
• Pasang manset pada lengan kana atas sekitar 3 cm di atas fosca cubiti (jangan terlalu
ketat atau longgar)
• Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra
• Pompakan udara ke dalam manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba dengan di atas rata-rata tekanan normal
• Letakkan stetoskop pada arteri brakialis dan dengarkan
• Keluarkan udara dalam manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
• Catat hingga mmHg pada manometer di mana arteri pertama berdenyut kembali
• Catat tinggi mmHg pada manometer : a. Fase Korotkoff I
Menunjukkan besarnya tekanan distolik secara auskultasi b. Fase Korotkoff IV/V
Menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi
• Cuci tangan
3. PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.
Alat dan Bahan :
• Arloji (jam) atau stopwatch
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja : • Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien dengan posisi telentang
• Hitung frekuensi dan irama pernapasan
• Cuci tangan
4. PEMERIKSAAN SUHU
Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta
membantu menentukan dini suatu penyakit.
Alat dan Bahan : • Termometer
• Tiga buah botol, sebagai berikut:
- botol pertama berisi larutan sabun
- botol kedua berisi larutan desinfektan - botol ketiga berisi air bersih
• Bengkok
• Kertas/tissue
• Vaseline
• Buku catatan tanda vital
Prosedur kerja :
Pemeriksaan suhu secara oral
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Jelaskan prosedur pada pasien
Atur posisi pasien
Tentukan letak bawah lidah
Turunkan suhu termometer dibawah 34-35 derajat celcius
Letakan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
Angkat termometerdan baca hasilnya
Catat hasil
Bersihkan termometer dengan kertas/tissue
Pemeriksaan suhu secara rektal
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Jelaskan prosedur pada pasien
Atur posisi pasien dengan posisi sim atau miring Pakaian diturunkan sampai kebawah gluteal
Tentukan thermometer, standarkan pada nilai nol, lalu oleskan Vaseline Letakkan telapak tanagan pada sisi gluteal pasien dan masukkan
thermometer ke dalam rektal. Jaga jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
Setelah 3-5 menit angkat thermometer Catat hasil
Bersihkan thermometer dengan kertas/tissue
Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu
Pemeriksaan suhu secara aksila
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Jelaskan prosedur pada pasien
Atur posisi pasien
Tentukan letak aksila dan bersihkan menggunakan tissue
Turunkan thermometer dibawah suhu 34-35 derajat celcius
Letakkan thermometer pada daerah aksila dengan lengan pasien di lipatkan ke dada
Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan di baca hasilnya
Catat hasil
Bersihkan thermometer dengan kertas/tissue
3. PEMERIKSAAN ANGGOTA TUBUH
I. KEPALA Tujuan :
• mengetahui bentuk dan fungsi kepala • mengetahui yang terdapat di kepala Persiapan Alat :
• lampu
• sarung tangan ( jika diduga yang terdapat di kepala) Prosedur pelaksaan :
• Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan
distribusi rambut.
• Palpasi : adanya pembangkakan/penonjolan, dan tekstur rambut.
II. MATA Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan fungsi mata
Persiapan alat : • Senter kecil
• Surat kabar atau majalah • Kartu Snellen
• Penutup mata • Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan:
• Inspeksi : bentuk bola mata, kesimetrisan, keadaan kelopak mata, konjungtiva,
sklera, keadaan pupil kiri dan kanan, ketajaman penglihatan, penggunaan kacamata/lensa dan respon terhadap bahaya.
• Palpasi : adanya massa (benjolan) dan peningkatan tekanan bola mata. III. Telinga
Tujuan :
• Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi
pendengaran.
Persiapan alat :
• Arloji berjarum detik • Garputala
• Speculum telinga • Lampu kepala
Prosedur pelaksanaan :
• Inspeksi : daun telinga, keadaan liang telinga, tanda-tanda pendengaran,
pengeluaran cairan, intregritas, warna dan fungsi pendengaran.
Pemeriksaan Telinga dengan Menggunakan Garpu Tala
a. Pemeriksaan Rinne
• Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku jari
tangan yang berlawanan
• Letakkan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien
• Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran
lagi
• Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telingan klien
1-2 cm dengan posisi garpu tala terhadap lubang telinga luar klien
• Instruksikan klien untuk memberi tahu apakah ia masih mendengarkan suara
atau tidak
• Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut
b. Pemeriksaan Webber
• Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku jari
yang berlawanan
• Letakkan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien
• Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga
atau lebih jelas pada salah satu telinga
IV. HIDUNG Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan fungsi hidung
• Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi
Persiapan Alat :
• Spekulum hidung • Senter kecil
• Lampu penerang • Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : keadaan septum, bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan, pendarahan,
pengeluaran cairan, polip dan kelainan yang terjadi pada hidung
• Palpasi dan Perkusi : frontalis dan maksilaris (bengkak, nyeri dan septum deviasi)
V. MULUT DAN BIBIR Tujuan :
• Mengetahui bentuk kelainan mulut
Persiapan Alat :
• Senter kecil • Sudip lidah
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi dan Palpasi Struktur Luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi
dan stomatitis
• Inspeksi dan Palpasi Struktur Dalam : gigi lengkap/penggunaan, gigi palsu,
pendarahan/radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah dan keadaan langit-langit
VI.LEHER Tujuan :
• Menentukan struktur integritas leher
• Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan • Memeriksa sistem limfatik
Persiapan Alat :
• Stetoskop
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : bentuk leher, kesimetrisan, adanya pembengkakan, peningkatan
JVP dan warna kulit
• Inspeksi dan Auskultasi Arteri Karotis : lokasi pulsasi
• Inspeksi dan Palpasi Kelenjar Tiroid : nodus/difus, pembesaran batas,
konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan pada kulit, kelenjar limfe (letak, konsistensi, nyeri dan pembesaran) dan kelenjar parotis (letak dan
terlihat/teraba)
VII.DADA DAN PUNGGUNG
Posisi Klien : berdiri, duduk dan baring
Prosedur Pelaksanaan :
A. Sistem Pernapasan
Tujuan :
• Mengetahui frekuensi, sifat dan irama pernafasan
• Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dan dinding dada
• Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan dan traktil premitus
Persiapan Alat :
• Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman dan upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema dan pembengkakan/penonjolan
• Palpasi : simetris, pergerakan dada, massa, lesi dan tractile fremitus
• Perkusi : paru dan eksrusi diafragma
• Auskultasi : suara nafas, trakea dan brokus B. Sistem Kardiovaskular
Tujuan :
• Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung
• Mengetahui bentuk dan ukuran jantung secara kasar
• Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
Persiapan Alat :
• Stetoskop • Senter kecil
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : muka bibir, konjungtiva, vena jugularis dan arteri karotis • Palpasi : denyutan
• Perkusi : ukuran, bentuk dan batas jantung • Auskultasi : bunyi jantung dan arteri karotis
VIII.DADA DAN AKSILA Tujuan :
• Mengetahui adanya massa atau ketidakteraturan dalam jaringan payudara • Mendeteksi awal adanya kanker payudara
Persiapan Alat :
• Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi payudara : integritas kulit
• Palpasi payudara : bentuk, simetris, ukuran, aerolla, puting dan penyebaran
vena
IX. ABDOMEN
Posisi Klien : berbaring
Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut
• Mendengarkan suara peristaltik usus
• Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut dan benjolan dalam perut
Alat dan Bahan :
• Stetoskop
• Penggaris kecil
• Pensil gambar
• Bantal kecil
• Pita pengukur
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : kuadran dan simetris, kontur permukaan, warnna kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena, kelainan umbilicius dan gerakan dinding perut
• Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran dan suara pembuluh darah dan friction rub : aorta, aorta renalis dan aorta illiaka
• Perkusi semua Kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaimana kualitas bunyinya
• Perkusi Hepar : batas
• Perkusi Limfa : ukuran dan batas
• Perkusi Ginjal : nyeri
X. EKSTREMITAS ATAS (BAHU, SIKU DAN TANGAN) Tujuan :
• Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
• Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu
Alat :
• Meteran
• Posisi pasien berdiri atau duduk
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi Struktru Muskuloskletal : simetris, pergerakan, integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
• Palpasi : denyutan aorta brakialis dan aorta radialis
XI. EKSTREMITAS BAWAH (PANGGUL, LUTUT, PERGELANGAN KAKI DAN TELAPAK KAKI) Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi Struktur Muskulokletal : simetris, pergerakan, integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
• Palpasi : denyutan aorta femoralis, aorta poplitea dan aorta derails pedis
XII.GENETALIA
Posisi Klien : pria berdiri dan wanita lithotomy
Tujuan :
• Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia
• Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia
• Melakukan perawatan genetalia
Alat dan Bahan :
• Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
• Sarung tangan
Pemeriksaan Rektum Tujuan :
• Mengetahui kondisi anus dan rectum
• Menentukan adanya massa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal
• Mengetahui integritas spingter anal eksternal
• Memeriksa kanker rektal
Alat :
• Sarung tangan sekali pakai
• Zat pelumas
• Penetangan untuk pemeriksaan
Prosedur pelaksanaan : 1.Wanita
• Inspeksi Genetalia Eksternal : mukosa kulit, integritas kulit, contour simetris, edema dan pengeluaran
• Inspeksi Vagian dan Servik : integritas kulit, massa dan pengeluaran
• Palpasi Vagina, Uterus dan Ovarium : letak ukuran, konsistensi dan massa
2. Pria
• Inspeksi dan Palpasi Penis : integritas kulit, massa dan pengeluaran
• Inspeksi dan Palpasi Skrotum : integritas kulit, ukuran, bentuk, turunan,
testes, mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
• Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa, edema,
EVALUASI
Perawat bertanggung jawab untuk asuhan
keperawatan yang mereka berikan dengan
mengevaluasi hasil intervensi keperawatan.
Keterampilan pengkajian fisik meningkatkan evaluasi
tindakan keperawatan melalui pemantauan hasil asuhan
fisiologis dan perilaku.
Perawat membuat pengukuran yang akurat,
terperinci dan objektif melalui pengkajian fisik.
DOKUMENTASI
Data di dokumentasikan berdasarkan format SOAPIE, yang hampir sama dengan langkah-langkah proses keperawatan. Format SOAPIE, terdiri dari :
1. Data (riwayat) Subjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
2. Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi
3. Assessment (pengkajian), yaitu diagnose keperawatan dan
pernyataan tentang kemajuan atau kemunduran klien
4. Plan (perencanaan), yaitu rencana perawatan klien
5. Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi keperawatan
dilakukan berdasarkan rencana
6. Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di