• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN ALAT UKUR TEKANAN ARUS AIR DAN ANALISIS LAJU MATERIAL DALAM AIR PADA SISTEM ALIRAN SUNGAI DENGAN METODE IMAGE PROCESSING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN ALAT UKUR TEKANAN ARUS AIR DAN ANALISIS LAJU MATERIAL DALAM AIR PADA SISTEM ALIRAN SUNGAI DENGAN METODE IMAGE PROCESSING"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PRESSURE GAUGES DESIGN AND ANALYSIS OF WATER FLOW RATE OF MATERIAL IN WATER FLOWING RIVER SYSTEM WITH

IMAGE PROCESSING METHOD by

Juli Adi Prastyo

Abstract. It has been designed the measure of flow pressure and material system in the river analysis system used image processing method. The designing of this measurement system used to measure the flow pressure and material velocity in the river. This research used flexiforce sensor which have a function to measure the pressure of water flow. Image processing method is used to analysis the material in the water to know the sediment of material velocity. This method was done by 3 step equalization, smoothing and thresholding. Image processing application made by Delphi 7.0. The results in this research, was a pressure measurement system better to use in a range 1,31 atm to 9,16 atm and percentage of error about 5.329% pressure. For measurement of the material velocity, get an error measurement was 0.08 m/s.

(2)

DESAIN ALAT UKUR TEKANAN ARUS AIR DAN ANALISIS

LAJU MATERIAL DALAM AIR PADA SISTEM ALIRAN

SUNGAI DENGAN METODE IMAGE PROCESSING

Oleh Juli Adi Prastyo

Abstrak. Telah dilakukan perancangan alat ukur tekanan arus air dan analisis laju material dalam air pada sistem aliran sungai dengan metode image processing menggunakan sensor flexiforce. Metode image processing digunakan untuk mengetahui laju material dalam air. Metode pengolahan citra dibuat dengan bantuan perangkat lunak Delphi 7.0 dan dilakukan dengan tiga tahapan pengolahan yaitu, ekualisasi (kontras warna), smoothing dan thresholding. Pada penelitian ini dihasilkan alat ukur tekanan yang bagus ketika digunakan pada range beban 1,31 atm - 9,16 atm dan presentase error tekanan sebesar 5,329%. Uji pengukuran laju material dengan laju aliran air, didapat nilai error pengukuran sebesar 0,08 m/s.

(3)

DESAIN ALAT UKUR TEKANAN ARUS AIR DAN ANALISIS LAJU MATERIAL DALAM AIR PADA SISTEM ALIRAN SUNGAI DENGAN

METODE IMAGE PROCESSING

Oleh

JULI ADI PRASTYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Material dalam Air pada Sistem Aliran Sungai dengan Metode Image Processing

Nama : Juli Adi Prastyo

NPM : 1017041031

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D.

NIP. 19710212 199512 1 001

Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T.

NIP. 19801010 200501 1 002

2. Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung

Dr. Yanti Yulianti, S.Si., M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Pembimbing

Ketua : Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D ...

Sekertaris : Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. ...

Penguju

Buka Pembimbing : Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. ...

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D.

NIP. 19690530 199512 1 001

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini terdapat karya yang pernah

dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya tidak ada karya atau

pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka. Selain itu saya

menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.

Apabila pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sangsi sesuai

dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, April 2015

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Juli Adi Prastyo dilahirkan di

Sumbersari Bantul. Penulis Menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SDN 7 Metro Selatan pada tahun 2004, Sekolah

Menengah Pertama di SMPN 5 Kota Metro pada tahun 2007,

Sekolah Menengah Atas di SMA Kartikatama Kota Metro pada

tahun 2010.

Juli Adi Prastyo terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika FMIPA

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN pada tahun 2010. Selama

menempuh pendidikan, penulis pernah menjadi asisten Fisika Dasar I, Elektronika

Dasar I dan II, Pemrograman Komputer, Sensor dan Pengkondisi Sinyal, Sistem

Digital, dan Mikrokontroler. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi

kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) pada tahun 2010 sebagai

anggota muda dan pada tahun 2012 sebagai anggota Sains dan Teknologi. Pada

bulan Januari-Februari 2014 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

(8)
(9)

MOTTO

(10)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan kuliah serta skripsi yang berjudul “Desain Alat Ukur Tekanan Arus Air dan Analisis Laju Material dalam Air pada Sistem Aliran Sungai dengan Metode Image Processing”.

Penekanan skripsi ini adalah membuat sebuah alat yang digunakan untuk

mengetahui pergerakan material yang terbawa oleh arus air dan mengukur tekanan

arus tersebut. Pergerakan material dan tekanan yang terukur kelak dapat

digunakan sebagai data pertimbangan untuk mengelola sungai dengan baik.

Penulis menyadari dalam penyajian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Akhir kata,

semoga laporan ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya agar lebih

sempurna dan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Maret 2015

(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik berkat dorongan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Warsito, D.E.A. atas tema penelitian yang diberikan, nasihat

dan semangat yang diberikan dan kesediaannya menjadi Pembimbing I.

2. Bapak Gurum Ahmad Pauzi, M.T. atas motifasi dan pandangan masa depan

yang telah diberikan dan kesediaannya menjadi Pembimbing II.

3. Bapak Arif Surtono, M.Si, M.Eng. atas keritik dan saran dalam penelitian ini

serta kesediaannya sebagai Penguji.

4. Bapak Endro P. Wahono, M.Sc. atas sumbangan ide-ide selama penelitian.

5. Ibu Suprihatin, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing Akademik (PA).

6. Ibu Dr.Yanti Yulianti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika

7. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

8. Semua saudara dan Sahabatku : Astri, Arfi, Ermi, Kak Febri, Kak Imam, Kak

Wawan, Mb Nurma, Mb Riza, Mb Ningrum, Mb Ilfa, Umi, Muji, Alvi, Fina,

Ulum, Danu, Defi, Kholif, Sami, Fathul, Putri, Gana dan seluruh angkatan

2010.

9. Adik-adik tingkat 2011, 2012, 2013, 2014 dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu selama menyelesaikan Tugas Akhir.

Semoga Allah SWT memberi balasan atas segala usaha yang telah dilakukan oleh

berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai dan bermanfaat.

Bandar Lampung, Maret 2015

(12)

DAFTAR ISI A.Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

B.Alat dan Bahan ... 33

C.Desain Alat ... 35

D.Prosedur Penelitian ... 37

E. Sistem Akuisisi Data ... 40

F. Proses Pengolahan Video ... 43

(13)

xiii

H.Alur Pengambilan Data Secara Keseluruhan ... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perangkat Keras 1. Rangkaian Alat ... 51

2. Karakterisasi Kamera ... 55

B. Perangkat Lunak 1. Akuisisi Data ... 60

2. Convert Video to jpeg ... 66

3. Pengolahan Citra ... 67

4. Penggabungan Citra ... 74

5. Pengukuran Citra ... 75

C. Realisasi Alat 1. Sensor Flexiforce ... 80

2. Pengukuran di DAS ... 81

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

(14)

Tabel Halaman

2.1.Besaran pokok ... 30

3.1.Spesifikasi laptop ... 33

4.1.Uji kamera ... 58

4.2.Hasil pengukuran jarak partikel ... 78

4.3.Hasil pengukuran kecepatan objek dari muka kamera ... 79

4.4.Pengukuran uji tekanan ... 81

4.5.Pengukuran kecepatan metode apung ... 82

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Siklus hidrologi daerah aliran sungai ... 10

2.2. Saluran aliran terbuka (open channel flow) ... 13

2.3. Saluran aliran tertutup(pipe flow) ... 13

2.4. Aliran nonuniform dan uniform ... 15

2.5. Profil kecepatan ... 17

2.6. Sensor flexiforce... 20

2.7. Histogram citra ekualisasi ... 26

2.8. Grafik ambang (thresholding)... 27

2.9. Tampilan delphi ... 28

2.10.FreeStudio ... 29

2.11.Kurva linieritas... 31

3.1. Laptop yang digunakan ... 34

3.2. Kamera ... 34

3.3. Batang besi ... 35

3.4. Desai alat ... 36

3.5. Diagram alir penelitian ... 37

3.6. Proses Akuisisi Data ... 41

(16)

xvi

3.10 Matrik smoothing ... 47

3.11. Alur proses pengambilan data ... 48

4.1. Alat ukur tekanan dan laju material dalam air ... 50

4.2. Grafik histerisis sensor flexiforce ... 52

4.3. Grafik ADC ... 54

4.4. Kalibrasi kamera ... 56

4.5. Hubungan jarak objek dengan gradien pixel ... 58

4.6. Lembar kerja akuisisi video dan tekanan ... 61

4.7. Program konversi video ke gambar ... 66

4.8. Layar pengolahan gambar ... 68

4.9. Pengolahan gambar ekualisasi ... 71

4.10. Pengolahan gambar smoothing ... 71

4.11. Pengolahan gambar thresholding ... 73

4.12. Penggabungan dua buah gambar ... 74

4.13. Layar pengukuran gambar... 75

4.14. Garis pengukuran ... 77

4.15. Model DAS ... 82

(17)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dewasa ini banyak bencana alam yang disebabkan oleh prilaku manusia yang

kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Banjir merupakan salah satu contoh

bencana alam yang sering terjadi saat ini. Banjir terjadi karena kurang terawatnya

daerah aliran sungai mengakibatkan pendangkalan pada dasar sungai.

Pendangkalan tersebut mengakibatkan kurangnya kapasitas penampungan air di

daerah aliran sungai sehingga mengakibatkan peluapan air sungai ketika musim

hujan.

Pendangkalan sungai disebabkan oleh kikisan material yang terbawa oleh air.

Banyak faktor yang menyebabkan kikisan material tersebut yaitu, hujan mengikis

material dataran dan terbawa menuju daerah aliran sungai, erosi yang terjadi pada

daerah hulu dan tekanan aliran air mengikis dinding dan dasar sungai. Tekanan

merupakan perbandingan gaya dengan luas yang berpusat pada luasan yang

dikenai gaya (Halliday, dkk, 2008). Tekanan air merupakan tekanan yang timbul

disebabkan adanya faktor gaya dorong air. Material dalam air atau dikenal dengan

sedimen, merupakan material hasil erosi yang dibawa oleh aliran air dari daerah

(18)

Tekanan yang disebabkan oleh aliran air menyebabkan faktor gesekan pada dasar

sungai dan dinding sungai, gesekan tersebut dapat mengakibatkan pengikisan

sungai. Pengikisan sungai akan menghasilkan material kikisan yang dapat terbawa

arus dan dapat mengendap pada daerah hilir sungai, pengikisan terjadi tidak hanya

akibat tekanan aliran sungai, tetapi juga akibat air hujan yang mengikis dataran.

Material-material yang terkikis lama kelamaan akan mengendap di daerah hilir

dan mengakibatkan pendangkalan sungai.

Penelitian yang mengenai tekanan dan laju material pada sungai masih sedikit.

Berbagai macam penelitian dikembangkan untuk mengamati pengukuran debit

sungai diantarnya penelitian yang dilakukan oleh Azareh, dkk, 2014 mengenai

faktor gesekan aliran air terhadap dinding dan dasar sungai. diperoleh faktor

gesekan yang mempengaruhi proses aliran air sebesar 65%. Penelitian ini masih

kurang efisien, untuk memprediksi lama pengendapan material pada sungai.

Penelitian yang dilakukan oleh Anasiru (2006), Mokonio (2013), dan Pangestu &

Haki (2013), adalah dengan mengamati foto-foto dokumentasi sungai dan sampel

tanah, sedangkan pengamatan debit ditinjau berdasarkan kecepatan aliran sungai

dan luas daerah aliran sungai. Penelitian mengenai pengukuran debit dilakukan

oleh Novianta (2010) mengenai penggunaan sensor ultrasonik untuk mengukur

laju aliran. Adapun kelemahan dari penelitian yang dilakukan Novianta adalah

error pengukuran yang besar akibat faktor angin atau fluida udara. Sedangkan

penelitian oleh Edhy dkk (2013), tentang realisasi alat ukur laju aliran dengan

menggunakan sensor fotodioda untuk menghitung putaran baling-baling yang

diakibatkan laju aliran memilik nilai error yang cukup kecil. Menentukan laju

(19)

3

laju aliran air merupakan informasi primer untuk menentukan laju material

sedimen. Kurang dalam penelitian-penelitian sebelumnya membuat peneliti

tertarik akan mengembangkan pengukuran dengan metode baru yang

memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini yaitu, pengolahan citra.

Perkembangan teknologi pengolahan citra saat ini, telah banyak dimanfaatkan

pada berbagai bidang, seperti kepolisian dan kedokteran. Bidang kepolisian

memanfaatkan pengolahan citra untuk menganalisis sidik jari pada saat olah TKP

(Wijaya & Kanata, 2004). Bidang kedokteran menganalisis citra retina untuk

mengetahui tingkat kelelahan seorang manusia (Yulianti, 2008). Berdasarkan

perkembangan teknologi saat ini tentang pengolahan citra, penulis ingin

mengembangkan metode pengambilan data dengan cara mengukur tekanan air dan

laju material sedimentasi.

Penelitian ini akan mengukur tekanan yang diakibatkan arus air dan mengamati

laju material dalam aliran air tersebut. Salah satu manfaat penelitian ini adalah

membantu proses pemantauan pengendapan material pada dasar sungai. Metode

yang dilakukan pada penelitian ini yaitu, mengukur tekanan air secara langsung

dengan memanfaatkan sensor tekan untuk mengetahui tekanan yang terjadi akibat

laju aliran air dan menganalisi pergerakan aliran material dengan pengolahan citra

(20)

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana merancang alat ukur tekanan arus air beserta akuisisi video

gambar aliran air yang dilakukan di dalam air.

2. Bagaimana merancang alat yang dapat terhubung dengan komputer.

3. Bagaimana merancang program untuk menangkap video dan citra gambar

sekaligus menampilkan data tekanan arus air dalam komputer.

4. Bagaimana cara menganalisis material di kedalaman air agar diketahui laju

pergerakannya.

C.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Merancang alat ukur tekanan arus air dan akuisisi video di dalam air.

2. Data yang diambil berupa pergerakan material kecil yang melayang dan

tekanan arus air.

3. Tekanan yang diukur adalah tekanan yang diakibatkan oleh arus air.

4. Pengambilan data yang dilakukan di sungai yang aliran airnya tidak timbul

turbulensi.

5. Material yang diukur kecepatanya adalah material yang berdimensi ± 70 x

80 pixel.

D.Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancang alat dan analisis citra

(21)

5

1. Merancang alat yang dapat digunakan untuk menangkap citra gambar

dalam air sungai untuk menentukan kecepatan aliran sungai.

2. Membuat perangkat lunak dengan delphi yang secara langsung dapat

terintegrasi dengan kamera dan sensor.

3. Membuat aplikasi pengolahan citra ekualisasi, smoothing dan theresholding

untuk mengamati material air sungai yang hanyut untuk menentukan

kelajuannya.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Memberi kemudahan dalam proses analisis aliran sungai terutama laju

aliran sungai berdasarkan partikel yang terbawa oleh air sungai.

2. Dapat dijadikan alat penanggulangan bencana banjir di daerah aliran sungai

berdasarkan sedimentasi dan tekanan arus air yang terjadi di daerah aliran

sungai.

3. Data hasil pengukuran laju material dapat digunakan sebagai referensi

untuk mengamati sedimentasi yang terjadi pada sungai.

4. Data hasil pengukuran tekanan arus air dapat digunakan sebagai referensi

untuk membangun bendungan dengan pondasi yang kokoh.

5. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan keilmuan tentang proses

Image Processing dan interfacing dengan menggunakan bahasa

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Penelitian Terkait

Penelitan ini terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Novianta (2010)

dan Edhy dkk, (2013) yaitu pengukuran kecepatan aliran, dimana kecepatan

pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding laju material sedimen.

Novianto membuat alat ukur laju fluida menggunakan metode efek dopler.

Metode tersebut memanfaatkan sensor ultrasonik untuk mengukur laju fluida.

Hasil dari penggunaan metode tersebut masih kurang baik jika pengukuran

dilakukan di lapangan, karena sensor ultrasonik yang sangat sensitif.

Sensitifitas sensor tersebut mengakibatkan fluida udara juga ikut terbaca

sehingga diperoleh error penyimpangan yang cukup besar. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Edhy, dkk, memanfaatkan putaran baling baling

sebagai alat ukur laju fluida air. Metode yang digunakan memanfaatkan sensor

fotodioda sebagai alat ukur putaran baling – baling, kemudian ditampilkan

dalam layar LCD. Hasil pengujian pada penelitian ini menghasilkan error

(23)

7

Arus memiliki peranan penting dalam proses analisi aliran sungai terutama

dalam menentukan debit aliran. Debit merupakan kuantitas air yang mengalir

pada waktu tertentu. Penelitian yang dilakukan (Ratnata, dkk, 2013) mengkaji

potensi energi listrik mikrohidro dari tinggi kemiringan aliran. Kemiringan

aliran tersebut dapat dikonversikan ke tekanan dengan mengalikan massa jenis

air dan percepatan gravitasi untuk mencari nilai efisiensi energi yang

dihasilkan dari turbin. Penelitian yang terkait dengan pengukuran tekanan

adalah penelitian yang dilakukan (Syaryadhi dkk, 2008) yang memanfaatkan

sensor flexiforce sebagai alat ukur berat badan bayi, dimana alat dirancang

dengan dua buah lapisan tebal dengan 4 buah pegas pada masing masing sisi

dan satu buah besi penyangga pada bagian tengah yang digunakan untuk

menekan flexiforce. Hasil tersebut diperoleh dari hubungan berat dan tegangan

tidak linier tetapi menunjukan perbandingan yang diperkuat antar berat dan

tegangan. Sensor tersebut dapat digunakan untuk mengukur tekanan dalam air

guna mendapatkan tekanan dalam air, dan juga sebagai penentu nilai efisiensi

aliran dalam memutar turbin.

Penelitian kali ini dilakukan dengan memanfaatkan kamera CCD dan sensor

flexiforce untuk proses pengambilan data material dan tekanan arus dalam air

guna mengetahui tekanan di dalam air pada kedalaman tertentu dan

menganalisis laju aliran berdasarkan material sedimen yang hanyut. Dimana

alat ini nantinya dapat digunakan sebagai alat pengukur debit material sedimen

untuk memprediksi pengendapan yang terjadi pada dasar sungai. Flexiforce

(24)

terjadi pada air sungai dengan kedalaman tertentu. Data tekanan digunakan

untuk mengukur efisiensi tekanan arus yang dapat memutar turbin.

B.Teori Dasar

1. Air

Menurut (Hatmoko & Triweko, 2011) air merupakan sumber kehidupan

makhluk hidup di dunia. Sifat air berbeda dengan sumber daya yang lain, air

merupakan sumber daya yang mengalir (flowing resources), tidak bergantung

administrasi dan dibutuhkannya bergantung pada ruang, waktu jumlah dan

mutu. Air merupakan sumber kehidupan yang sangat esensial bagi makhluk

hidup di dunia. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang bisa hidup

tanpa air. Makhluk hidup memiliki kandungan air di dalam struktur tubuhnya

baik itu tumbuhan, hewan bahkan manusia. Sel mahluk hidup yang dimiliki

tumbuhan hewan dan manusia pun mengandung air, sekitar 75% air dalam

tumbuhan dan 67% yang terkandung dalam tubuh hewan. Dari 40 juta kubik

kandungan air yang terdapat di permukaan tanah hanya 0,5% saja yang dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, karena 97% air yang berada

dipermukaan merupakan air laut yang asin dan sisanya dalam keadaan

membeku (salju) yang dapat dimanfaatkan ketika salju tersebut sudah mencair

(Widiyanti & Ristianti, 2004).

Air di dunia ini sangat banyak sehingga menghasilkan beberapa sumber air,

misalnya air laut, air permukaan, air tanah, dan air hujan. Begitu juga Indoneisa

(25)

9

penghujan dan musim kemarau tetapi sumber air tetaplah sama (Alamsyah,

2006). Salah satu sumber air yang sangat dimanfaakan manusia dalam

kehidupanya adalah air hujan. Air hujan terjadi karena proses hidrologi.

Secara alami air bergerak dari hulu ke hilir dan dari dataran tinggi ke dataran

rendah. Air ada yang mengalir di permukaan tanah dan ada yang meresap

kedalam tanah. Semua itu adalah proses alami yang terjadi pada air. Bentuk air

dapat berupa cairan, es, bahkan ada yang dalam bentuk uap air (gas). Bentuk

tersebut dapat berubah sesuai dengan keadaan alam yang terjadi. Gas (uap air)

terbentuk ketika mengalami pemanasan hingga 100 oC, dan berubah menjadi

air kembali ketika berada pada suhu tertentu. Air berubah padat yaitu es atau

salju ketika berada pada suhu 0 oC. Bahkan air dapat berubah menjadi tawar

atau asin seperti air laut. Proses alami seperti pergerakan air dalam tanah, udara

dan permukaan tanah ini sering dikenal dengan siklus hidrologi (Kodoatie &

Syarief, 2010).

Siklus hidrologi diawali dengan penguapan akibat panas matahari yang

menyinari permukaan bumi seperti air laut, tumbuhan dan tanah. Panas yang

diakibatkan matahari menimbulkan penguapan pada air laut (evaporasi),

tumbuhan (Evaponstraspirasi) dan tanah. Penguapan tersebut mengakibatkan

terbentuknya awan, karena pengaruh kalimotologi mengakibatkan awan tertiup

angin hingga sampai ke daratan. Perbedaan suhu yang terjadi di udara

mengakibatkan air yang menguap menjadi awan berubah menjadi butiran

butiran air hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan mengalir ke sungai

(26)

Prama, 2008). Air yang sampai ke tanah selanjutnya mengalir menuju daerah

aliran sungai.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai atau DAS merupakan salah satu bentuk dari lanskap

yaitu panorama yang ada di permukaan bumi yang terbentuk dari

geomorfologi. Lanskap tersusun dari berbagai komponen, seperti air, tanah dan

sebagainya yang salah satunya itu adalah DAS.

DAS merupakan daerah yang terbentuk secara alami dan dilalui oleh aliran air

yang menjadi satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai. Sungai dan anak

sungai memiliki manfaat untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air

dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Curah hujan yang terbentuk karena

siklus hidrologi mengakibatkan terbentuknya sungai dan anak sungai. Sesuai

dengan proporsi curah hujan yang terjadi maka terbentuklah aliran air yang

tertata oleh alam (Rahayu, dkk, 2009).

(27)

11

Aliran yang terbentuk tentun tidak hanya membawa air. Air mengalir dari

tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, mulai dari aliran, debit dan kontur

tanah yang terkena dampak hujan tentunya membawa sedikit sampah. Sampah

yang terbawa tidak hanya berupa daun atau yang lain, bahkan butiran seperti

kerikil bahkan pasir pun ikut terbawa (hanyut) oleh air.

Kegiatan pengolahan daerah aliran sungai (DAS) sudah dilakukan beberapa

abad silam. Kegiatan ini agar DAS mampu menahan curah hujan yang tinggi

dalam fungsi transmisi air, penyangga pada puncak kejadian hujan, pelepasan

air secara perlahan, memelihara kualitas air, mengurangi perpindahan masa

tanah misal, longsor, erosi dan memprtahankan iklim mikro (Noordwijk dkk,

2004). DAS juga berfungsi menjaga kualitas sumber air serta meningkatkan

kualitas dan kuantitas air (Verbist dkk, 2004). Proses pengolahan Daerah

Aliran Sungai terutama pada longsor dan erosi yang menyebabkan banyak

permasalahan terutama pendangkalan pada DAS, atau lebih kenal dengan

pengendapan (sedimentasi), karena prilaku manusia yang tidak baik, seperti

penggundulan hutan yang menimbulkan banyak masalah seperti kekurangan air

saat musim kemarau dan banjir pada saat musim penghujan. Lahan hutan yang

digunduli dan diiringi dengan curah hujan yang tinggi menimbulkan banyak

masalah, karena hutan merupakan kawasan tangkapan air yang mempunya

(28)

3. Sedimentasi

Sedimen merupakan hasil proses erosi, baik erosi permukaan, parit atau erosi

lainya. Sedimen biasanya mengendap di bagian bawah pada saluran air atau

sungai. Besar sedimen disebabkan oleh erosi yang terukur pada waktu dan

tempat tertentu yang terjadi di daerah aliran sungai dapat dikatakan sebagai

hasil sedimentasi dan biasanya diperoleh dengan pengukuran tertentu di sungai

atau pengukuran secara langsung di waduk (Alimudin, 2012).

Perjalanan partikel material dasar yang diakibatkan oleh arus air dapat berupa

bad-load dan suspended load. Bad-load merupakan jenis material yang

bergerak mengelincir atau menggelinding pada dasar sungai. Suspended load

merupakan meterial melayang karena tersangga oleh aliran air, kemungkinan

juga mengandung beberapa wash load. Wash load atau meterial cuci terdiri

dari partikel lanau dan debu yang terbawa oleh aliran air, dan material sedimen

hampir tidak berpengaruh terhadap bentuk daerah aliran sungai (Pangestu &

Haki, 2013).

4. Sungai

Salah satu tempat berkumpulnya air yang mengalir dari dataran tinggi ke

dataran rendah adalah sungai. Daerah sekitar sungai merupakan daerah

penyangga sungai yang menyuplai air pada sungai. Suplai air di daerah

penyangga dipengaruhi oleh aktivitas yang berada pada sekitar sungai. Pada

umumnya kualitas air di daerah hulu sungai lebih baik dibandingkan dengan

(29)

13

2004 tentang sumber daya air, yang dimaksud dengan sungai adalah suatu

wilayah pengolahan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai

(Yuliastuti, 2011).

Air merupakan salah satu bentuk fluida dan sungai merupakan salah satu

contoh fluida mengalir yang kita ketahui. Banyak macam jenis aliran antara

lain aliran udara dan aliran air, dimana air dan udara merupakan jenis fluida.

Pada penelitian ini masalah dibatasi hanya untuk aliran air. Aliran dapat

dibedakan menjadi dua yaitu aliran saluran tertutup (Pipe Flow) dan aliran

saluran terbuka (Open Channel Flow).

Gambar 2.2. Saluran aliran terbuka (open channel flow) (Chaudhry, 2008).

Gambar 2.3. Saluran aliran tertutup(pipe flow) (Chaudhry, 2008).

Pipe Flow merupakan bentuk aliran air yang terjadi pada pipa atau

mengabaikan faktor tekanan luar karena keadaannnya yang tertutup.

Sedangkan aliran saluran terbuka (Open Channel Flow) tidak mengabaikan

tekanan atmosfer. Sungai merupakan salah satu contoh dari aliran saluran

terbuka sehingga dalam penelitian ini akan lebih banyak membahas aliran

(30)

Aliran atau arus merupakan gerak massa air baik horizontal maupun vertikal.

Arus sungai merupakan gerakan air dari hulu menuju hilir faktor yang

mempengaruhi tanah dasar, gaya coriolis dan perbedaan densitas (Agustini

dkk, 2013; Wibisono, 2011). Penelitian tentang arus, tidak akan terlepas dari

kata debit, debit merupakan volume alir yang mengalir pada suatu penampang

dengan waktu tertentu (Priyantini, 2010; Prinyantini & Irjan, 2009). Untuk

mengetahui debit terlebih dahulu harus mengukur kecepatan aliran, setelah itu

luas penampang sungai. Dengan dua parameter tersebut dapt dirumuskan nilai

persamaan debit seperti persamaan (2-1)

= (2-1)

dimana:

Q = debit air (m3/detik);

v = keceparan aliran (m/s);

A = Luas Penampeng sungai melintang (m2), (Subekti, 2010).

Debit juga berperan dalam proses pembangkit listrik, yaitu PLTMH. PLTMH

merupakan kepanjangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, dalam

hal ini PLTMH memanfaatkan kondisi air, yaitu debit. Pada penelitian yang

dilakukan Galla dkk, (2012) dengan memanfaatkan debit air terbesar 7,8

m³/detik dan debit air terkecil 2-4 m³/detik.

Telah diabahas pada persamaan (2-1) ada 2 faktor yang mempengaruhi debit

air, salah satunya yaitu aliran air. Beberapa bentuk klasifikasi aliran air adalah

(31)

15

1. Aliran Steady dan Unsteady

Aliran steady merupakan kecepatan aliran pada titik tertentu yang tidak

berubah terhadap waktu, �

�� = 0. Aliran unsteady adalah kecepatan aliran

pada titik tertentu yang berubah berdasarkan waktu. Contoh dari aliran air

unsteady yaitu gelombang aliran (Chaudhry, 2008).

2. Aliran Unifrom dan Nonuniform

Aliran Uniform merupakan bentuk aliran yang seragam berdasarkan

kedalaman atau kecepatan aliran yang sama pada permukaan dan dasar

sungai. Sebaliknya, kecepatan aliran yang berubah – ubah berdasarkan

kedalaman disebut sebagai aliran nonuniform. (Chaudhry, 2008).

Gambar 2.4. Aliran nonuniform dan uniform (Chaudhry, 2008).

3. Aliran Laminar dan Turbulent

Aliran dapat dikatakan laminar jika sebuah partikel cairan muncul dan

bergerak pada bagian yang halus dan aliran muncul bergerak sebagai

(32)

menentu. Perbandingan besar viskositas dan gaya inersia menghasilkan

bentuk aliran yang turbulent atau laminar.

Sebagai salah satu sumber daya alam yang berada di dunia, sungai dapat

memberikan manfaat ataupun kerugian bagi masyarakat yang

menggunakannya. Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya aktifitas

masyarakat mengakibatkan dampak negatif bagi sumber daya air, serta

meningkatnya daya rusak air, yaitu erosi, sedimentasi, dan banjir (Mananoma,

dkk, 2005). Hal tersebut diakibatkan karena pemanfaatan dan perawatan sungai

yang tidak dilakukan dengan baik. Salah satu penanggulangan dari dampak air

yang merusak adalah memprediksi angkutan sedimentasi, karena sedimentasi

dapat menyebabkan pendangkalan pada daerah hilir sungai, mengakibatkan

banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Wahid, 2009),

karena fungsi daerah aliran air yang kurang dalam menampung air.

5. Kecepatan

Bidang Fisika yang membahas pergerakan benda adalah Kinematika yang

merupakan salah satu cabang bidang ilmu dalam mekanika. Pengertian

kecepatan itu sendiri adalah laju perubahan posisi dari benda itu. Kecepatan

merupakan besaran vektor yang dapat ditampilkan kedalam bentuk kecepatan

rata-rata dan kecepatan sesaat. Kecepatan rata rata merupakan perubahan posisi

benda Δr dibagi dengan selang waktu Δt. Dan dapat dirumuskan seperti

persamaan (2-4).

(33)

17

Kemudian kecepatan sesaat merupakan kecepatan pada suatu saat, merupakan

kecepatan rata-rata dalam selang waktu terkecil Δt, dan dapat dirumuskan

seperti persamaan (2-5).

̅ = lim�� → ̅ = lim�� → ���� = � , (2-5)

Persamaan (2-5) memiliki makna bahwa kecepatan sesaat merupakan turunan

dari perubahan posisi terhadap waktu (Jati & Priyambodo, 2007).

Kecepatan pada aliran sungai yang merupakan aliran saluran terbuka berbeda

dengan kecepatan pada pipa yaitu saluran tertutup. Kecepatan aliran pada

saluran terbuka selalu memperhatikan faktor tekanan atmosfer. Kecepatan

aliran pada saluran terbuka terkadang berbeda pada permukaan dan dasar

sungai, seperti profil kecepatan pada aliran sungai pada Gambar 2.5 y

merupakan kedalaman sungai dan x merupakan kecepatan aliran.

Gambar 2.5 Profil kecepatan (Husain, dkk, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azareh dkk, (2014) terhadap faktor

gesekan aliran fluida dengan dasar sungai yang menyebabkan kecepatan pada

(34)

tersebut bahwa nilai kecepatan aliran sungai memiliki faktor koreksi sebesar

65% dari kecepatan permukaannya atau kecepatan maksimalnya. Selaras

dengan pendapat Rahayu dkk, (2009) pengukuran kecepatan menggunakan

metode manual yang memiliki faktor koreksi dengan dasar kasar sebesar 0,75

dan dasar halus sebesar 0,85 tetapi secara umum faktor koreksi yang digunakan

adalah 0,65 untuk mencari kecepatan dari pengukuran pada sungai.

6. Sensor Tekanan

Tekanan merupakan suatu besaran yang sangat penting dalam fisika. Tekanan

adalah suatu parameter disiplin ilmu yang diterapkan dalam berbagai bidang,

seperti termodinamika, aerodinamika, mekanika fluida dan biofisika (Ripka &

Tipek, 2007). Tekanan memiliki pengertian perbandingan besar gaya F

terhadap luas bidang penampang A, dan dapat dirumusakan seperti persamaan

(2-6)

=� , (2-6)

dimana:

P = Tekanan (N/m2);

F = Gaya (N);

A = Luas Permukaan (m2).

Persamaan (2-6) merupakan persamaan yang berlaku untuk masa fluida yang

diabaikan dan tekanan dianggap sama di semua titik (Sears & Zemansky,

(35)

19

Salah satu sensor yang dapat digunakan untuk mengetahui tekanan tersebut

adalah Flexiforce. Flexiforce merupakan jenis sensor yang digunakan merubah

besaran fisis berat menjadi elektris hambatan. Respon tegangan sensor ini

berbanding lurus dengan berat yang diberikan Syaryadhi dkk, (2008).

Meskipun tidak linier, sensor ini dapat berubah berdasarkan berat yang

diberikan, semakin berat objek yang menekan daerah aktif sensor, maka

semakin kecil hambatan yang dihasilkan. Prinsip kerja dari sensor Flexiforce

ini mirip dengan sensor piezoresistive force (Tekscan, 2014). Perubahan

hambatan listrik yang terjadi pada material ketika mengalami perubahan

bentuk dapat dikatakan sebagai piezoresistive effect. Dalam beberapa kasus,

effect tersebut adalah sebuah sumber error. Di sisi lain, hal tersebut memiliki

respon terhadap tekanan, yang dirumuskan seperti persamaan (2-7).

=� = �∆, (2-7)

Pada persamaan (2-7) terdapat sebuah karakteristik elastisitas material yang

memiliki nilai berbeda – beda untuk setiap material yang diwakili dengan

simbol E atau sering disebut dengan Modulus Young. Setiap material memiliki

karakteristik yang berbeda – beda terhadap nilai hambatannya. Respon material

(36)

lambang ρ yang memiliki satuan internasional Ωm, dan dirumuskan seperti

persamaan (2-8)

= � , (2-8)

dimana :

= luas material (m2) dan

= panjang konduktor, (Fraden, 2004).

Berikut adalah gambar dari sensor tekanan yang digunakan dalam penelitian

ini,

a

b

Gambar 2.6. Sensor flexiforce, a) konstruksi flexiforce (Tekscan, 2014) dan b) realflexiforce

Sensor flexiforce ini memiliki karakteristik penggunaan sebagai berikut:

3 range pengukuran : 1 lb

(37)

21

: 100 lb

Akurasu : +/- 5%

Presisi : +/- 2,5%

Resolusi : 10 ons (0,01kg)

(Syaryadhi dkk, 2008).

7. Pengkondisi Sinyal

Pengkondisian sinyal adalah sistem elektronika yang bertugas mengondisikan

sinyal dari sensor agar sesuai dengan kebutuhan sinyal untuk mikrokontroler.

Rangkaian pengkondisi sinyal berfungsi merubah sinyal analog agar sinyal

tersebut sesuai dengan keperluan pada tingkat pemrosesan yang selanjutnya.

Sinyal input yang diterima oleh pengkondisi sinyal dapat berupa tegangan dan

arus DC, tegangan dan arus AC, frekuensi dan muatan listrik (Andrianto,

2013).

8. Citra

Kemampuan manusia yang mampu melihat berbagai macam warna merupakan

suatu kemampaun yang fantastis. Tidak hanya membuat bergetar ketika

melihat keindahan dunia, warna juga dapat membuat ekspresi emosi pada

manusia (Fernandez & Maloigne, 2013). Pengolahan citra merupakan bidang

ilmu yang bersifat multidisipliner, banyak aspek terutama dalam bidang fisika

optik, nuklir, gelombang dan lainya. Citra merupakan suatu representasi,

(38)

merupakan sebuah entitas dari suatu objek itu sendiri di depan kamera. Citra

dikelompokkan menjadi citra tampak dan tidak tampak. Banyak dalam

kehidupan sehari hari yang dapat jadikan contoh sebagai citra tampak,

misalnya gambar foto, gambar tangan, lukisan, segala sesuatu yang tampak

pada layar, televisi serta hologram. Data gambar dalam file (citra digital) dan

citra yang direpresentasikan dalam bentuk matematis merupakan jenis citra tak

tampak. Dari sekian banyak citra yang ada di dalam kehidupan sehari – hari,

hanya citra digital yang dapat diolah dengan komputer (Achmad & Firdausy,

2005).

Secara umum pengolahan citra mengacu pada pengolahan 2 dimensi

menggunakan software pengolahan citra dan mengacu pada 2 data setiap 2

dimensi. Citra digital merupakan sebuah larik array yang beris nilai nilai real

maupun kompleks yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu (Putra,

2010).

1. Format Citra

Citra direpresentasikan oleh matriks data yang membuat berbagai informasi

tentang fungsi nilai citra tersebut. Dengan kata lain, citra yang tampak oleh

mata merupakan sekumpulan nilai tertentu yang membentuk suatu pola

yang telah dikondisikan. Derajat tingkat keabuan yang lazim sering

digunakan adalah 8 bit, 24 bit dan 32 bit. Keabuan pada tingkat yang

berbeda memiliki representasi nilai masing masing bergantung pada format

(39)

23

akan memiliki nilai rentang intensitas warna dari 0 – 225, begitu juga untuk

citra 16 bit akan memiliki derajat keabuan sebesar 2 x 8 bit yang artinya

akan memiliki rentang intensitas warna dari 000-000 hingga 225-225,

begitu pula untuk 24 bit akan memiliki derajat keabuan 3 x 8 bit yang

memiliki intensitas warna berkisar 000-000-000 hingga 225-225-225.

Dengan kata lain, satu pixel yang terdapat dalam citra 8 bit akan

dipresentasikan oleh layar dengan nilai 0-225 pada tabel citra, sedangkan

24 bit akan memiliki nilai berkisar 0-225 yang direpresentasikan dengan 3

layar sekaligus. Di mana dengan jangkauannya akan memiliki nilai berkisar

0-225 (Fadlisyah dkk, 2010).

2. Resolusi Citra

Resolusi citra merupakan tingkat kedetailan suatu gambar, semakin tinggi

nilai resolusinya maka semakin tinggi kualitas gambar. Satuan dalam

pengukuran citra dapat berupa ukuran fisik dan dapat juga berupa ukuran

citra menyeluruh. Ukuran fisik misalnya jumlah garis per mm atau jumlah

garis per inchi, sedangkan ukuran citra menyeluruh jumlah garis per tinggi

citra. Resolusi sebuah citra dapat diukur degan beberapa cara diantarannya,

a. Resolusi Pixel

Resolusi pixel merupakan perhitungan jumlah pixel dalam citra digital.

Misalkan, sebuah citra memiliki resolusi M x N itu berarti citra tersebut

memiliki arti M jumlah pixel lebar dan N jumlah pixel tinggi. Dan

(40)

terdapat dalam citra gambar. Dimana jumlah pixel dapat dikatakan

sebagai hasil perkalian antara panjang dan lebar pixel (M x N).

b. Resolusi Spasial

Resolusi spasial menunjukan kedekatan jarak setiap garis pada citra.

Jarak berdasarkan sistem yang menciptakan citra tersebut, hasil resolusi

parsial menghasilkan jumlah pixel persatuan panjang. Resolusi parsial

dari sebuah monitor komputer adalah 71 hingga 100 garis per inchi atau

dalam resolusi pixel 72 hingga 100 ppi.

c. Resolusi Spektrum

Sebuah citra digital membedakan intensitas ke dalam beberapa

spektrum. Citra multi spektrum akan memberikan spektrum atau

panjang gelombang yang lebih baik yang digunakan untuk

menampilkan warna.

d. Resolusi Temporal

Resolusi temporal merupakan berkaitan dengan video. Suatu video

merupakan kumpulan frame statis yang yang berurutan dan ditampilkan

secara cepat. Resolusi temporal memberikan jumlah frame yang dapat

ditampilkan setiap detik dengan satu frame per second (fps).

e. Resolusi Radiometrik

Resolusi ini memberikan nilai atau tingkat kehalusan citra yang dapat

(41)

25

bit dan citra 256 bit. Semakin tinggi resolusi radiometrik ini semakin

baik perbedaan intensitas yang ditampilkan (Putra, 2010).

3. Operasi Logika

Tidak hanya elektronika saja yang dapat memiliki operasi logika,

pencitraan pun memiliki operasi logika. Operasi logika dalam pencitraan

dapat dilakukan dengan dua buah gambar citra atau lebih, berikut jenis

operasi logika yang sering digunakan seperti pada persamaan (2-9) sampai

2-13).

, = , AND , (2-9)

, = , OR , (2-10)

, = , XOR , (2-11)

, = , SUB , (2-12)

, = NOT , (2-13) (Achmad & Firdausy, 2005).

4. Ekualisasi

Ekualisasi merupakan pengolahan kontras citra yang dilakukan secara

merata. Citra yang kontras ditandai dengan sempitnya daerah yang dipakai

oleh kurva histogram tingkat keabuan. Dengan operasi peningkatan kontras

yang optimal, kurva histogram akan memiliki rentang yang maksimum,

dari baris kiri ke batas kanan histogram. Cara lain untuk mendapatkan

(42)

sekala keabuan citra untuk memperoleh citra histogram yang datar atau

seragam yang ditunjukan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Hsitogram Citra Ekualisasi.

Pada Gambar 2.7, histogram citra hasil idealnya memiliki jumlah titik yang

sama untuk setiap tingkat keabuan. Untuk citra sekala keabuan k bit yang

berukuran tinggi h dan lebar w, maka jumlah titik untuk tingkat keabuan

adalah sebesar .ℎ. Untuk memperoleh hasil seperti itu, distribusi titik

dalam citra asli harus disebarkan secara lebih merata ke seluruh nilai

keabuan. Secara metematis pengolahan citra ekualisasi dapat dilakukan

dengan menggunakan persamaan (2-14).

� = ��( �− )

.ℎ (2-14)

Dimana nilai Ci adalah cacahan kumulatif nilai sekala keabuan ke-i dari

citra asli dan fungsi round adalah untuk pembulatan ke bilangan bulat

terdekat, contohnya :34,5 menjadi 34; dan 187,5 menjadi 188. (Achmad &

(43)

27

5. Pengambangan

Operasi pengambangan (thresholding) digunakan untuk mengubah citra

dari format 8 bit atau 24 bit menjadi format 2 bit, dimana format 2 bit ini

mempunyai 2 buah warna hitam dan putih (nol dan satu), seperti pada

persamaan 2-15 dengan penjelasan persamaan pada Gambar 2.8.

(2-15)

Gambar 2.8. Grafik ambang (thresholding)

Dalam hal ini, titik dengan nilai rentang nilai keabuan tertentu diubah

menjadi warna hitam dan sisanya menjadi warna putih, atau sebaliknya,

seperti dapat dilihat pada Gambar 2.8 dimana Ki merupakan citra berwarna

dan Ko merupakan citra 2 bit (biner), (Achmad & Firdausy, 2005).

0 1

0 255

Ko

Ki

Ambang bawah Ambang atas

Ko =

0, jika ambang bawah ≤ Ki ≤ ambang atas

(44)

9. Perangkat Lunak

1. Delphi

Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk

merancang suatu aplikasi program. Delphi dibuat oleh perusahaan Borland

dengan basis pemrograman pascal. Program ini memiliki keunggulan untuk

membuat aplikasi window, merancang aplikasi program berbasis grafis,

membuat program berbasis jaringan berbasis .Net (berbasis internet).

Delphi memiliki keunggulan antara lain IDE (Integrated Devlopment

Environment) dimana terdapat menu-menu yang digunakan untuk membuat

suatu proyek program, kompailer cepat, mudah digunakan, bersifat

multipurphase, artinya bahasa pemrograman delphi dapat digunakan

berbagai pengembangan aplikasi. Berikut tampilan lembar kerja delpi,

terlihat pada Gambar 2.9.

(45)

29

2. FreeStudio2014

Free Studio merupakan sebuah prangkat yang digunakan untuk

mengonversi audio/video. Terdapat 8 perangkat yang dapat digunakan

seperti youtube video download, audio download, CD/DVD burning,

mengkonversi berbagai file media audio, video, pengolahan gambar 3D.

Softwere ini merupakan salah satu jenis softwere sharewhere yang dapat

digunakan secara kontinu hanya pada satu fungsi saja yaitu konversi video

ke bentuk gambar (DVDVideoSoft, 2014), seperti pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. FreeStudio

10. Karakterisitik Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu keterangan

kuantitatif dengan cara membandingkan benda dengan sebuah alat yang

sudah diketahui nilai kuantitatifnya. Alat yang digunakan sering disebut juga

sebagai alat ukur. Dalam pengukuran tentunya ada besaran yang melengkapi

keterangan dari pengukuran, berikut contoh – contoh bersaran pokok yang

(46)

Table 2.1. Besaran pokok

Besaran Unit Setandar Simbol

Panjang Meter m

Dalam proses pengukuran sangatlah penting mengetahui nilai dan

karakteristik dari alat ukur itu sendiri. Beberapa karakteristik alat ukur yaitu :

a. Resolusi

Resolusi merupakan perubahan terkecil dari sekala penuh dari

pengukuran atau pergeseran nilai terkecil dari alat ukur. Misalkan,

terdapat alat ukur sepedometer denga sekala terkeceil sebesar 5 km/jam

dengan sekala penuhnya 50 km/jam. Sepedometer tersebut memiliki nilai

resolusi sebesar 5 km/jam, dimana sekala tersebut merupakan sekala

terkecil kecepatan yang mampu diukur oleh sepedometer (Morris, 2001).

b. Linieritas

Merupakan sebuah hubungan input dan output yang menghasilkan

persamaan garis lurus, atau sensitivitas antara output dan input.

Sensitivitas tersebut dijelaskan dengan kemiringan gradien kurvanya,

(47)

31

Gambar 2.11. Kurva linieritas.

Nilai sensitivitas dapat dicari dengan gradien atau dengan persamaan

perbandingan,

= ℎ � �

(Morris, 2001).

c. Error

Proses pengukuran error merupakan sesuatu hal yang sering terjadi.

Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan sesuatu yang

tidak diketahui nilainya dengan sesuatu yang sudah diketahui standar

nilainya. Proses perbandingan tersebut sering kita menemukan ketidak

sesuaiaan antara alat yang dibaca dan yang membaca, perbedaan tersebut

disebut error. Error dijelaskan dalam dua kondisi yaitu absolut error

yang dijelaskan dalam persamaan 2-15 dan persentase error dijelaskan

(48)

= − (2-15)

% =

� (2-16)

dimana,

e = error

%e = Persentase error

Yn = Real Nilai (Standar Nilai)

Xn = Hasil Pengukuran.

(49)

32

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015.

Pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika & Instrumentasi

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan

pengambilan data dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Kota Metro.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Berikut perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

a. Laptop

Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada

Tabel 3.

Tabel 3.1. Spesifikasi laptop

Deskripsi Spesifikasi

Processor Intel(R) Core(TM) i5-4200M CPU @2.50GHz (4 CPUs) Video Intel (R) HD Graphics 4600

Driver Version 9.18.10.3131 RAM 2048 MB Hard Disk 500 GB

(50)

Gambar 3.1. Laptop yang digunakan

b. Webcam

Logitech merupakan kamera yang digunakan dalam penelitian ini

dengan type Logitech Webcam C210. Adapun spesifikasinya antara lain

Photo : Up to 1.3 Megapixels (Software Enhanced)

Video Capture : Up to 640 x 480 pixels

Logitech Fluid CrystalTM technology

Frame rate : Up to 30 frames per second

Hi-Speed USB 2.0 certified (recommended)

(51)

35

c. Batangan Besi

Batangan besi digunakan sebagai penyangga kamera, agar kamera

kokoh berada dalam air untuk analisis material yang hanyut terbawa air.

Batang besi memiliki diameter sebesar 10 mm dengan panjang 1 m.

Gambar 3.3. Batang besi.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak dalam penelitian ini digunakan untuk proses akuisisi data

dan pengolahan citra ;

a. Delphi 7.0

Program yang akan dibuat untuk pengolahan citra menggunakan

software Delphi. Delphi yang digunakan memiliki komponen DSPack

untuk video capture dari sebuah webcam, dan pengolahan citra,

misalnya pengolahan gambar grayscale, thresholding, negasi dan Even

Mouse untuk mengetahui jarak partikel.

C. Desain Alat

Desain alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti terlihat pada Gambar

(52)

(a)

(b)

(53)

37

D. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini prosedur yang dilakukan adalah perancangan sistem,

realisasi sistem, pengujian sistem dan data seperti pada Gambar 3.5. Jika data

yang diinginkan sesuai, yaitu terdapat material pada citra yang diakuisisi

maka lanjut ke tahap pengambilan data, pengolahan data, pembuatan laporan

(54)

Langkah kerja penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Diagram Blok Penelitian

Pada tahap pertama, dilakukan penyusunan blok diagram penelitian guna

mempermudah dalam proses penelitian. Diagram blok ini juga dapat

mempermudah dalam menyusun sebuah rancangan penelitian jika dalam

suatu rancangan terdapat kendala-kendala.

2. Perancangan Sistem

Perancangan alat meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software). Alat dirancang untuk sebuah dudukan kamera dan sensor

flexiforce yang dapat digunakan untuk memantau material melalui kamera

dan tekanan dengan sensor tersebut. Alat yang dibuat terintegrasi dengan

laptop dan software didalamnya untuk proses akuisisi dan pengolahan.

Kamera dibuat agar dapat digunakan di dalam air, yaitu melapisi kamera

dengan pelapisan kedap air.

3. Pembuatan Sistem

Pembuatan Sistem ada 2 tahapan, yaitu

a. Pembuatan Perangkat Keras

Pembuatan alat ini dilakukan dengan menggunakan batang besi

berukuran 10 mm dengan panjang masing-masing ± 1 m. Batangan besi

tersebut terdiri dari 5 batang dengan batang besi yang dapat dibongkar

pasang. Bagian bawah batang besi didesain untuk dapat diletakan

(55)

39

digunakan di kedalaman air sungai. Perancangan dudukan tersebut

disesuaikan dengan kondisi arus maksimal pada sungai.

b. Pembuatan Perangkat Lunak.

Perancangan perangkat lunak ini menggunakan program FreeStudio dan

delphi. Delphi digunakan untuk membuat software yang dapat

menganalisis citra hasil cuplik kamera. Free studio digunakan untuk

mengubah data video ke dalam format gambar, selajutnya gambar

tersebut dianalisis partikel/material yang hanyut untuk mengetahui laju.

4. Uji Coba Sistem

Realisasi sistem dilakukan di daerah aliran sungai (DAS). Uji coba ini

dilakukan agar dapat mengetahui kinerja sistem yang dibangun. Pengujian

sistem dilakukan dengan menangkap partikel/material yang terbawa oleh

arus sungai di dalam air dengan menggunakan kamera. Kamera yang

digunakan adalah kamera yang sudah dilapisi bahan kedap air agar

terlindung terhadap air dan sensor yang digunakan yaitu flexiforce untuk

mengetahui tekanan dalam air. Citra yang dihasilkan adalah citra RGB 24

bit yang berfungsi mempermudah pengolahan citra, dengan tampilan latar

dasar air.

5. Data

Data yang dihasilkan dari proses akuisisi adalah berupa video dan tekanan.

Citra film diolah kembali menggunakan software FreeStudio untuk

mendapatkan gambar. Gambar dapat langsung diolah untuk mendapatkan

(56)

6. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setelah pembuatan dan pengujian alat,

kemudian data yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembuatan

laporan. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat seperti pada

Gambar 3.4 (a) dengan contoh pengambilan data seperti yang digambarkan

pada Gambar 3.4 (b), dimana alat dimasukkan ke dalam air dengan

kedalaman 5 – 10 cm dari permukaan.

7. Analisis.

Analisis dilakukan untuk menentukan laju yang ditentukan dari hasil

pengukuran material/partikel yang hanyut di sungai. Analisis dilakukan

dengan menggunakan software yang telah dibuat untuk mendapatkan data

laju material/partikel. Laju tersebut digunakan sebagai data primer (data

peninjauan langsung di lapangan) yang akan digunakan untuk menentukan

debit aliran.

8. Data Hasil

Data hasil berupa data laju material sedimentasi dan tekanan air sungai.

E. Sistem Akuisisi Data

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kamera dan sensor yang

sudah terhubung dengan software. Diagram proses akuisisi data dapat dilihat

(57)

41

Aliran Air

Kamera

Personal Computer

Aliran air

Flexiforce

Pengondisi SInyal

Video Aliran

Air Tekanan

(a) (b)

Gambar 3.6. Proses akuisisi data. (a) video dan (b) tekanan.

Proses akuisisi data yang digunakan untuk pengambilan video aliran dan

tekanan aliran pada daerah aliran sungai. Kamera digunakan untuk merekam

aliran air dan flexiforce digunakan untuk menentukan tekanan aliran. Tekanan

aliran diperoleh dari hasil konversi berat ke tekanan. Konversi secara analog

dilakukan menggunakan rangkaian pembagi tegangan yang berfungsi untuk

mengkonversi resistansi ke tegangan. Konversi hambatan menjadi tegangan

seperti terlihat pada persamaan (3-2)

� = �� � �

(58)

� = � +�� � (3-2)

dihasilkan. Sinyal yang dikeluarkan oleh rangkaian pada V2 merupakan sinyal

analog yang diubah dalam bentuk digital sehingga dapat diteruskan ke PC.

Proses konversi data analog ke digital dilakukan menggunakan rangkaian

mikrokontroler port A yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi

digital, seperti terlihat pada Gambar 3.7. Tahap akhir pengkondisi sinyal

adalah mengirimkan data digital hasil konversi ke USB port untuk diteruskan

ke PC. PC akan menerima sinyal dalam bentuk digital dan data diolah dan

dikonversi menggunakan perangkat lunak yang sudah disesuaikan dengan

perangkat keras (sensor dan pengondisi sinyal) untuk mendapatkan hasil

akhir berupa tekanan. Data hasil akusisi kamera, berupa video aliran air yang

ditampilkan pada perangkat lunak pendukung yang dibuat dan disesuaikan

dengan kamera. Video yang diperoleh kemudian dianalisis untuk

(59)

43

Material/partikel yang terlihat pada aliran air ini yang akan diolah gambarnya

untuk mendapatkan laju material sedimen.

Gambar 3.7. Rangkaian pengondisi sinyal.

F. Proses Pengolahan Video

Berdasarkan data video aliran yang diperoleh dengan durasi yang sesuai

jumlah memori penyimpanan video (hardisk internal laptop) atau sesuai

keinginan pengguna, maka video tersebut dikonversi menjadi sekumpulan

gambar. Penjelasan lebih lanjut dari proses pengolahan data dapat dilihat pada

Gambar 3.8. z1

z2

V1

(60)

Data Video

Proses Konversi ke Bentuk Gambar

Data Citra

Proses Pengolahan Citra

Data Jarak dan Waktu dari Data

Citra

Gambar 3.8. Proses pengolahan data

Data video yang diperoleh selanjutnya dikonversi menggunakan softwarefree

video to jpeg converter ke dalam bentuk gambar. Proses konversi tersebut

mengacu pada kecepatan maksimal perekaman yang dilakukan oleh kamera

yang digunakan, misalkan pada video tersebut tercatat perekaman selama 168

detik dengan kecepatan perekaman 30 fps (frame per second) maka jumlah

gambar yang terbentuk kurang lebih 5062 jumlah gambar dengan

masing-masing gambar mengandung informasi waktu 1/30 detik. Gambar yang

dihasilkan dari proses konversi kemudian dipilih berdasarkan ada atau

tidaknya material pada gambar tersebut, kemudian gambar tersebut diolah

(61)

45

G. Penentuan Laju Material Dalam Aliran

Dalam proses menentukan laju material dalam air dilakukan analisis gambar

yang dihasilkan dari proses konversi. Proses konversi dilakukan untuk

memilih gambar yang terdapat material/partikel sedimen. Gambar material

tersebut dipilih dan dilakukan pengolah citra untuk mengetahui jarak

perpindahannya. Untuk menentukan laju material/partikel tersebut dilakukan

perhitungan dengan rumus dasar kecepatan seperti persamaan (3-4).

� =

xt , (3-4)

Dimana;

� = laju partikel meter ;

= jarak material A pada t0 dan A pada t1 meter ;

� = waktu tempuh material A pada t0 ke A pada t1 detik .

Berikut adalah diagram blok diagram pengolahan citra untuk menentukan laju

(62)

Gambar

Penggabungan kedua data gambar dilakukan dengan operasi logika penjumlahan.

Prinsip penggabungan dijelaskan pada persamaan matematis (3-5),

, = , � � , (3-5)

penggabungan gambar dilakukan dengan mengubah citra A pada t0 pada Gambar

3.9 gambar material A pada t1 terlebih dahulu di-Not kan, fungsi tersebut

bertujuan untuk menghasilkan warna material yang berbeda setelah proses

penggabungan sehingga mudah dalam proses pengukuran. Sebelum dilakuka

(63)

47

mendapatkan kontras warna gambar yang optimal. Proses ekualisasi ini dilakukan

dengan persamaan matematis seperti pada persamaan (2-14) pada bab

sebelumnya. Kemudian dilakukan smoothing agar tampilan gambar tampak lebih

halus. Proses smoothing ini dilakukan menggunakan prinsip pemerataan operasi

bertetangga, artinya pemerataan nilai citra (dalam hal ini dimisalkan sebuah titik

warna citra) dengan nilai citra yang berada pada sebelahnya seperti pada Gambar

3.10.

Gambar 3.10. Matrik smoothing.

Gambar 3.10 merupakan permisal sebuah matrik dari sebuah citra, dimana

memiliki nilai warna sesuai dengan angka pada Gambar 3.10. Operasi bertetangga

pada pengolahan citra smoothing, misal ingin menghaluskan citra pada nilai

warna 5 maka nilai warna tersebut ditambahkan nilai tetangga yaitu

5+1+2+3+4+6+7+8+9 selanjutnya dibagikan dengan jumlah kolom warna yang

dijumlahkan, dalam hal ini jumlah kolom yang digunakan adalah 9 setelah itu

dilakukan proses thresholding. Sebelum proses penggabungan dilakukan proses

thresholding untuk mengubah gambar berwarna menjadi hitam-putih agar

memudahkan dalam proses pengukuran. Proses ini dapat ditinjau lebih jelas

(64)

H. Alur Pengambilan Data Secara Keseluruhan

Software pendukung pada penelitian ini dibuat menggunakan software borland

delphi 7. Software pendukung digunakan untuk proses akuisisi data hingga proses

pengolahan data. Ada dua jenis data yang akan diakusisi yaitu data tekanan dan

video aliran. Data tekanan akan secara langsung ditampilkan dalam layar akuisisi

dan data video akan disimpan dan diolah.

Air/Partikel

Gambar 3.11. Alur proses pengambilan data.

Pada proses pengolahan data seperti diagram Gambar 3.11, langkah pertama

proses akuisis data dilakukan dengan rangkaian pada Gambar 3.7 untuk sensor

dan kamera secara langsung dapat dihubungkan dengan PC. Data video yang

diakuisisi dengan video kemudian diteruskan untuk mengubah jenis video ke

dalam citra gambar, citra gambar yang diperoleh kemudian diolah (teori

pengolahan dijelaskan pada subab G pada Bab ini) untuk memperoleh citra yang

mudah dianalisis. Analisis gambar dibutuhkan untuk memperoleh informasi jarak

(65)

49

untuk menghitung kecepatan material tersebut untuk mendapatkan data kecepatan

dengan cara membagi nilai jarak yang diperoleh dengan waktu yang dibutuhkan

partikel untuk berpindah posisi. Langkah pertama menentukan waktu perubahan

gambar dari kumpulan gambar hasil konversi dengan cara menentukan kecepatan

rekaman yang dilakukan oleh kamera dengan menggunakan persamaan (3-6).

� = ℎ � (3-6)

Persamaan (3-6) merupakan persamaan untuk mencari kecepatan dimana satuan

dari kecepatan rekam ini adalah frame per second (fps). Untuk mendapatkan data

waktu untuk setiap frame –nya (gambar) yaitu dengan persamaan (3-6).

� =

� (3-7)

Persamaan (3-7) merupakan persamaan untuk menentukan waktu (t), dimana

persamaan ini merupakan persamaan yang menerangkan bahwa kumpulan gambar

hasil konversi dari video ke gambar sesuai pada persamaan (3-7) membutuhkan

waktu perubahan dari posisi satu ke posisi dua. Langkah teakhir menentukan nilai

kecepatan dengan membagi jarak hasil pengukuran material yang sudah dilakukan

(66)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah,

1. Tekanan pada sensor flexiforce pada penelitana ini baik digunakan dalam

range pengukuran < 7 kg.

2. Tingkat keberhasilan sensor tekanan rata – rata mencapai 94,671%.

3. Program dapat mengukur range terkecil dari penggaris dengan tinggkat

presentase keberhasilan tertinggi pada objek berjarak 3 cm mencapai

99,992% dan presentase keberhasilan terendah pada objek berjarak 4 cm

mencapai 95,436%.

4. Nilai yang terukur dengan menggunakan metode image processing

memiliki nilai selisih rata-rata terkecil sebesar 0,08 terhadap metode

(67)

86

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu gunakan sensor tekan yang rentang

ukurnya lebih kecil, untuk mendapatkan ketelitian pengukuran tekanan

Gambar

Gambar 2.1. Siklus hidrologi daerah aliran sungai (Rahayu dkk, 2009).
Gambar 2.2. Saluran aliran terbuka (open channel flow) (Chaudhry, 2008).
Gambar 2.4. Aliran nonuniform dan uniform (Chaudhry, 2008).
Gambar 2.5 Profil kecepatan (Husain, dkk, 2008).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4 menunjukkan persentase degradasi senyawa imidakloprid 6 mg/L tanpa penambahan katalis yang diperoleh dengan ozonolisis lebih tinggi tiga kali lipat

Selain itu, dengan adanya tulisan ini, para pembelajar diharapkan dapat memahami fonem vokal, konsonan, semivokal, serta diftong dalam bahasa Prancis sehingga dapat

Mengapa akomodatif?, sebab lembaga pendidikan pesantren ini berusaha mengintegrasikan sistem pendidikan nasional dengan sistem pendidikan pesantren, ilmu umum

[r]

Pada penelitian ini menghasilkan prototipe sistem informasi rekam medis yang dapat mengelola data-data seperti data pasien, data obat, data tindakan medis dan data rekam medis

Sumardi, M.Si., dosen pembimbing Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana UMS, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada

Dari hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dari 12 variabel yang diteliti (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengalaman, keyakinan, pengetahuan, sikap, jarak,

Keempat, kata Inggris dipinjam oleh bahasa Korea dengan menyisipkan schwa di antara gugus konsonan ( con- sonant cluster ), yakni deretan dua konsonan atau lebih