• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU DAKWAH Tugas Ak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU DAKWAH Tugas Ak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU DAKWAH

Tugas Akhir Semester

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Ilmu Dakwah

Dosen Pengampu : Nur Ahmad, S.Sos.I.,M.S.I

Disusun Oleh :

Nama : MaslekatulJumburiyah NIM : 1340120006

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah.

Dakwah Islam dan Ilmu Dakwah (Islam) jelas memiliki perbedaan yang sangat jauh jelas sekali bahwa dakwah merupakan hal yang memang ada sejak adanya misi kenabian. Oleh karena itu dakwah merupakan aktivitas yang langsung menyatu dengan sejarah. Ibaratnya, untuk menuli ssejarah dakwah merupakan hal yang relative lebih mudah.

Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuannya masih tertinggal dibandingkan dengan panjangnya sejarah dakwah yang ada. Sebagai sebuah realita, dakwah merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktivitas keagamaan umat Islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini memerlukan spesifikasi yang berbeda dan persyaratan tertentu.

Dewasa ini terdapat beberapa fenomena yang kemudian menempatkan kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktivitas keagamaan memang memiliki kekutan yang besar dalam membentuk paradigma masyarakat. Hal ini sekaligus menumbuhkan secara jelas dan tegas sehingga ilmu ini dapat memberikan inspirasi yang baik bagi paradigma masyarakat.

Maraknya dakwah, ternyata belum mampu menahan masuknya beberapa ajaran atau pemahaman yang tidak relevan dengan nilai-nilai ajaran agama secara hedonistik, matrealistik, dan sekuleristik. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami dan menghayati pesan simbolis keagamaan. Sehingga ritualitas perilaku kesalehan dalam beragama masyarakat tidak menerangkan tentang perilaku keagamaan yang sesungguhnya di mana nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan dalam berfikir maupun bertindak oleh individu maupun sosial.

(3)
(4)

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU DAKWAH

A. Mengenal Ilmu Dakwah

IlmuDakwahdimaksudkansebagaiseperangkatkeilmuan yang mempelajaritentangbagaimanadakwahatau proses pembumian Islam dilakukan.1Dalamranahinilah,

makaIlmuDakwahsebenarnyalebihdekatkearahsebagaibagiandariIlmu-IlmuSosial. Takrif atau definisi ilmu dakwah ini belum banyak dirumuskan dalam berbagai literatur yang membahas tentang dakwah. Definisi yang banyak dijumpai adalah definisi dakwah yang bukannya llmu dakwah, atau dengan kata lain definisi yang banyak itu adalah definisi dakwah sebagai suatu aktifitas keagamaan dan bukannya definisi dakwah sebagai ilmu pengetahuan.

Rumusan dakwah yang muncul adalah:

1. Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian ajaran islam

kepada yang umat.

2. Ilmu dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala penyampaian

agama dan proses keagamaan dalam segala seginya.

Sedangkan Toha Yahya Oemar memberikan dua macam definisi ilmu dakwah, yaitu definisi secara umum dan definisi menurut Islam.

Adapun definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat pekerjaan yang tertentu. Adapun definisi dakwah menurut islam ialah mengajak manusia dengan cara yang sangat bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat”.2

Banyak definisi ilmu dakwah yang menekankan aspek dakwah sebagai realitas sosial, bukan dakwah sebagai kewajiban setiap muslim. Pandangan dakwah sebagai kewajiban akan mengarahkan ilmu dakwah sebagai kajian normatif. Kajian normatif dakwah melibatkan nash Al Qur’an dan Al Sunnah

1FuadAmsyari, Islam KaffahTantanganSosialdanAplikasinya di Indonesia, (Jakarta: GemaInsani Perss,1995)

(5)

sebagai pijakan utama. Ia tidak hanya menafsirkan nash terkait dengan dakwah, namun menghubungkan secara timbal balik antara nash dan realitas sosial.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas maka ilmu dakwah dapat ditakrik sebagai berikut: Ilmu dakwah adalah ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk penyampaian ajaran islam kepada seseorang atau sekelompok orang terutama mengenai bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar mereka menerima dan mengamalkan ajaran islam secara kaffah”.3

Ilmu dakwah telah menjadi salah satu disiplin ilmu pengetahauan yang tujuannya adalah menyampaikan isi atau pesan ajaran agama kepada umat manusia dengan semenarik mungkin hingga dapat diterima dalam kehidupan bermasyrakat.

Ilmu dakwah tergolong disiplin ilmu dalam tarafnya yang masih sangat muda, masih ada sekelompok orang tertentu yang enggan yang mengakui ilmu dakwah sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Hal seperti ini bukan saja dialami ilmu dakwah saja tetapi ilmu pengetahuan yang masih muda juga mengalami proses yang sama. Tapi hal ini tidak menjadi alasan yang akan menghentikan gerak langkah para personilnya untuk mengembangkan sayap dakwah yanag lebih mantap dan efisien lagi di masa yang akan datang.

Dalam rangka memahami kebutuhan dan pengembangan agama islam serta mengingat kondisi masyarakat yang semakin kompleks. Para pemerhati dan aktivis dakwa yang semakin banyak, hal ini ditandai dengan munculnya buku-buku dakwah serta seminar-seminar dakwah semakin memberi harapan akan perkembangan yang lebih positif bagi ilmu dakwah.

B. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Dakwah.

Ada yang mengatakan bahwa sejarah dakwah secara umum dimulai semanjak filosofi Yunani sebelum masehi. Tetapi sebenarnya jauh lebih tua dari itu. Sejarahnya dimulai sejak iblis mempengaruhi adam dan hawa dengan propogandanya yang sangat menarik dan memikat hati kedua nenek moyang itu untuk memakan buah khuldi yang terlarang itu, sebagaiman yang dikisahkan di dalam Al Qur’an surat Thaha ayat 120-121:

(6)

Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[948] dan kerajaan yang

tidak akan binasa?"

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia

Sejarah perkembangan ilmu dakwah tidak dapat dilepaskan dari sejarah dakwah itu sendiri. Sejauh ini sejarah perkembangan ilmu dakwah belum pernah dibahas oleh literatur-literatur ilmu dakwah. Karena ilmu dakwah tergolong kedalam ilmu yang masih baru.

Secara garis besar tahapan-tahapanperkembangan ilmu dakwah adalah:

1. Tahap Konvensional.

Pada tahap ini dakwah masih merupakan kegiatan kemanusiaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara konvensional, artinya dalam pelaksanaan secara operasional belum mendasar pada metode-metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan pengalaman orang perorangan. Oleh karena itu, tahapan ini juga disebut dengan tahapan tradisional.

2. Tahapan Sistematis.

Tahap ini merupakan tahap pertengahan, pada tahap ini dakwah juga ditandai dengan adanya perhatian masyarakat yang lebih luas terhadap pelaksanaan dakwah islam sehingga memunculkan seminar, diskusi sarasehan, dan pertemuaan-pertemuan ilmiah lainnya, yang secara khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah. Tahap ini merupakan tahap yang sangat menetukan dalam tahap atau pengembagan selanjutnya sebab tahap-tahap gejala ilmu dakwah mulia kelihatan.

3. Tahapan Ilmiah.

(7)

Walaupun demikian tidak berarti ilmu ini lepas dari keraguan tentang eksistensi keilmuannya.4

Ilmu dakwah mengalami proses perkembangan yang positif sehinnga semakin hari semakin estabilishedsehingga semakin waktu mendapat sambutan dan pengakuan dari masyarakat mengenai eksistensinya.

Khusus untuk Indonesia, pengakuan ilmu dakwah ini pertama kali dapat dilihat dengan dibukanya jurusan dakwah pada fakultas yang ada di IAIN yang ada di seluruh Indonesia dan ditambah dengan program pascasarjananya baik di S2 maupun S3 di seanatero Indonesia. Pengakuan masyarakat ilmiah tentang ilmu dakwah di atas juga diperkuat dengan hasil diskusi pembidangan ilmu agama Islam yang dilakukan oleh proyek pembinaan Perguruan Tinggi Agama Jakarta setelah mendapatkan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) bahwa dakwah Islamiah telah memiliki disiplin ilmu dakwah, bimbingan Islam, dll.

Agama islam mengajarkan tauhid murni, segala pengabdian dipersembahkan kepada Allah SWT. Sesudah hidup ini terdapat hidup yang lain, masa manusia akan menerima ganjaran amal baiknya di akhirat. Manusia adalah pengembang amanah Allah dan khalifahnya diatas bumi, mendorong manusia untuk mempergunakan akal pikirannya, berkata-kata haruslah mengajarkan mempersaudarakan kemanusiaan dan persaudaraan keagamaan, dan mengajarkan persamaan. Diatas semua itu Islam membawa sejumlah nilai-nilai budi luhur, Akhlak mulia dan bahwa misi Islam, adapun misi Islam adalah misi rahmat bagi seluruh umat Islam.

a. Urgensi-Urgensi Sejarah Ilmu Dakwah

Kita melihat dahwah sudah disiarkan melalui kitab-kitab dengan berlangsungnya dakwah malalui kitab-kitab berarti dari suatu segi terdapat peningkatan mutu materi dakwah. Dari segi lain dakwah bereontasikan rasio yang lebih tinggi situasi dan kondisi. Begitu banyak saluran tersiarnya islam maka yang penting kita ingat adalah membaurnya orang islam yang matang keusuatu tempat dengan penduduk tempat itu telah dapat memperlancar jalanya dakwah. Didirinya pusat-pusat pengkajian islam dan sekolah-sekolah telah mengantarkan kepada

(8)

kepestaan dakwah, karena sekolah-sekolah menjadi tempat-tempat pengendara para da’i. Sekitar tahun 1939 telah dirintis ilmu dakwah yang dibutuhkan salah seorang ulama Al-Azhar, Syekh Ali Mahfudhi telah melakukan asas-asas bagi

ilmu ini, dengan diterbitkan beberapa buku-buku karangannyaii.

Penelitiankesejarahanterkaiteratdenganperistiwasosiologis, antropologis, danterutamaperistiwakulturalke-Islam-an, sertaanalisisterhadapnya.5

b. Sejarah Pemikiran Ilmu Dakwah

Islam adalah agama samawi terakhir yang bersifat universal dan berfungsi sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nilai keramahamatan dari islam diharapkan dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan manusia, karena Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pedoman, petunjuk (hudan), obat(syifa’) dan rahmat bagi manusia untuk mewujutkan fungsi tersebut, maka islam harus dipahami secara menyeluruh (holistik) dan mendalam serta upaya yang sungguh-sungguh untuk mensolisasikan melalui kegiatan dakwah. Sesungguhnya Al-Qur’an mengandung konsep kemanusiaan karena dialamnya terdapat muatan-muatan yang mengatur hubungan manusia baik secara vertical maupun secara horizontal. Hubungan manusia yang diatur oleh Al-Qur’an adalah memancarkan nilai-nilai ketuhanan, bukan kemanusiaan yang berdiri sendiri, walaupun agama diturunkan dari langit, tapi untuk kepentingan manusia dibumi.

C. Ilmu DakwahdalamKajianAkademik di Perguruan Tinggi

• Kajian akademik tentang ilmu dakwah di Perguruan Tinggi Agama Islam secara formal dimulai dengan penerbitan buku Hidayatul Mursyidin oleh Syeh Ali Makhfudz (salah seorang murid Muhammad Abduh). Tahun 1942, jurusan dakwah dibuka pada Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar. tahun 1942 M. Dengan adanya dua peristiwa penting peneribitan buku ilmu dakwah dan pembukaan fakultas dakwah ini, merupakan bukti pertama kali ilmu dakwah menjadi kajian akademik di perguruan tinggi.

(9)

• Di Indonesia pembahasan Dakwah dalam lingkungan akademik dimulai tahun 1960 dengan dibukanya jurusan dakwah pada fakultas Ushuluddin yang pertama kali di IAIN Yogyakarta. Dengandibukanyajurusandakwahtersebut,

gunamemenuhikebutuhanakademikdalam proses belajarmengajar, dakwahsecaraakademisterusmenerusdikajidandikembangkan.

• Setelah jurusan dakwah dibuka di Fakultas Ushuludin Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan berdirinya fakultas dakwah pada th 1970 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. PendirianFakultasDakwah yang

terpisahdenganFakultasushuluddinsempatmenjadipolemik di kalanganilmuwanmuslim di lingkungan IAIN SunanKalijaga.

• Persoalanpokok yang diperdebatkan:

dakwahsebagaiprofesiataudakwahdapatdikajisebagaidisiplinilmu. Tidaksemua IAIN membukafakultasdakwah, hanya 5 IAIN di Indonesia yang membukayaitu Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Lampung,

sementarakurikulumnyajugamasihmengacudakwahsebagaikegiatanpraktis.

• Pada perkembangan selanjutnya para calon sarjana dakwah mempertanyakan spesifikasi keahliannya yang kemudian berimplikasi pada persoalan ontologi, epistimologi, dan aksiologi ilmu dakwah.

• Tahun 1976 diadakan kegiatan sarasehan Nasional Ilmu Dakwah yang

dilaksanakan para akademisi dan ilmuwan muslim di fakultas dakwah IAIN Wali Songo Semarang dan dilanjutkan di IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1977.

• Tahun1978, para sarjana dakwah yang konsisten mengembangkan ilmu dakwah mengadakan pertemuan sarjana dakwah dari fakultas Dakwah Se-jawa ( Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Bandung), membicarakan eksistensi dan

(10)

-IlmuDakwahadalahilmu yang mempelajari proses penyampaianajaran Islam kepadaumat.

-IlmuDakwahadalahilmu yang mempelajariantaraunsur-unsurdakwah. -IlmuDakwahadalahilmupengetahuan yang mempelajarigejalapenyampaian agama dan proses keagamaandalamsegalaseginya.

• Tahun 1985 terbentuk kurikulum dimana dalam ilmu dakwah sudah ada pemisahan antara dakwah sebagai kegiatan praktis dan dakwah sebagai ilmu.

• Kurikulum ilmu dakwah tahun1988 yang mencakup topik inti : definisi ilmu dakwah, dasar hukum & tujuan ilmu dakwah, ruang lingkup pembahasan ilmu dakwah, pertumbuhan & perkembangan ilmu dakwh, metodologi ilmu dakwah, hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain serta komponen & unsur dalam dakwah.

• Tahun 1990 diadakan seminar di IAIN Semarang:

2. Ilmudakwah yang adabelummerupakanilmu, tapihanyapengetahuan non sains. 3. Ilmudakwahidentikdengankomunikasi, yang membedakanhanyalahpesannya.

• Tahun 1994 di IAIN Jakarta diadakanpertemuandekanfakultasdakwah se Indonesia yang merumuskanada 3 disiplinutamadalamilmudakwah yang tertuangdalamKurikulum 1995:

1. Disiplinilmutabligh (KomunikasidanPenyiaran Islam sertaBimbinganPenyuluhan Islam).

(11)

• Kurikulum 1998 terbentuksebagaihasilpenyempurnaankurikulum 1995.

Dalamkurikulum 1998, ilmudakwahmengalamiperkembangandanpenyempurnaan, sehinggajurusan yang di

lingkunganfakultasdakwahjugamengalamiperubahan.Jurusan yang ada di Fakultasdakwahterdiridari:pertama, KPI merupakanKomunikasiDakwah Islam, kedua, BPI merupakanPsikologiDakwah Islam. Ketiga, MD

merupakanManajemenDakwah Islam dankeempat, PMI merupakanSosiologi Islam.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

SaputraWahidin, PengantarIlmuDakwah, Jakarta: Raja GrafindoPersada,

2011

Ali Azis, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Timur Kencana, 2004. Jahja Omar, Toha, Ilmu Dakwah, Widjaya: Jakarta. 1992

Fauzi, Nurullah, Dakwah-dakwah yang paling mudah, Jawa timur, Putra

pelajar,1999.

(13)

i

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian melihat dari tabel tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwasannya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dikotomi ilmu umum dan ilmu agama yang selama ini menjadi paradigma pengembangan keilmuan dianggap sebagai salah satu sebab memudarnya bargaining pendidikan tinggi Islam

Umairah Sa’adah, 170103030138, Manajemen Dakwah pada Lembaga Dakwah Kampus As-Syifa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Antasari

Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan Islam di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang menyebarkan agama Islam di

Untuk mewujudkan daya saing tinggi dalam kancah internasional, Perguruan Tinggi termasuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) atau STAI dituntut menghasilkan lulusan berkualitas serta

Kompleksitas ilmu-ilmu yang berkembang dalam peradaban Islam; bahwa ilmu-ilmu agama hanya salah satu bagian dari berbagai cabang ilmu secara keseluruhan.. Kemajuan

Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.. Ilmu Pendidikan

“Implementasi Dakwah Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri IAIN Purwokerto”.. Skripsi tidak