• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kuat Tekan Beton K-175 Dengan Campuran Serbuk Kapur Dan Serbuk Batu Bata Untuk Penghematan Penggunaan Semen Sebagai Bahan Pengikat Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kuat Tekan Beton K-175 Dengan Campuran Serbuk Kapur Dan Serbuk Batu Bata Untuk Penghematan Penggunaan Semen Sebagai Bahan Pengikat Dasar"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KUAT TEKAN BETON K-175 DENGAN

CAMPURAN SERBUK KAPUR DAN SERBUK BATU BATA

UNTUK PENGEMATAN PENGGUNAAN SEMEN SEBAGAI

BAHAN PENGIKAT DASAR

Komunitas Bidang Studi : Rekayasa Struktur

SKRIPSI

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari

Universitas Komputer Indonesia

Oleh

JOHANES DA CRUZ

NIM : 13007001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

(2)

✁✂✄ ☎ ✆

Sejauh ini penggunaan semen terutama semen portland (PCC) masih merupakan alternatif dalam bahan pengikat utama dalam pembuatan beton. Karena beton merupakan bahan yang sangat diminati dalam pembangunan terutama pembangunan perumahan, struktural beton bertulang dan bangunan-banguan sipil lainnya.

Penelitian ini bertujauan untuk melakukan analisa terhadap kuat tekan beton normal yang dibandingkan dengan kuat tekan beton yang di campur dengan serbuk kapur dan serbuk batu bata, sebagai bahan pengikat lain selain semen yang dapat dicampur dengan bahan campuran dalam pembuatan beton. Selain itu melakukan penghematan penggunaan semen dalam pembuatan beton yang kuantati dan kualitatif serta mamanfaatkan bahan material yang mudah didapat. Pada prinsipnya pelaksaan dari penelitian ini adalah membuat beton dengan mutu K-175 yang dibagi dalam dua jenis pembuatan yaitu beton noromal dan beton dengan campuran 5% kapur dan Serbuk batu bata, 10% kapur dan Serbuk batu bata, 20% kapur dan Serbuk batu bata, dan 30% kapur dan Serbuk batu bata, diamana tiap campuran semen di ganti dengan kapur sebesar 70% dari persen pembuatan campuran beton dan 30% dari serbuk batu bata.

(3)

ABSTRACT

So far the use of portland cement, especially cement (PCC) is an alternative to the main binder in the manufacture of concrete. Because concrete is a material that is in demand in the construction, especially residential development, structural reinforced concrete buildings and other civil-banguan.

This study aims to analyze the concrete compressive strength of normal concrete compressive strength compared with the powder is mixed with lime and powdered brick as a material other than cement binder which can be mixed with a mixture of materials in the manufacture of concrete. In addition to saving the use of cement in making concrete and qualitative kuantati and utilize materials that are easy to get.

In principle, the exercise of this study was made of concrete with the quality of K-175 is divided into two types it is noromal concrete and concrete with a mixture of 5% lime and brick powder, 10% limestone and brick powder, 20% limestone and brick powder, and 30% limestone and brick powder, diamana each mixed with lime cement replaced by 70% of percent of the manufacture of a mixture of concrete and 30% of brick powder.

(4)

✝ ✞✟ ✞✠ ✡ ☛☞ ✞☛✟✞✌

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa terucap atas segala rahmat dan

berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi yang

berjudul ✍✎✏ ✑✒✓✏ ✔ ✕✖✗✎ ✘-✙ ✚✛ ✜✕✎✢✏ ✎ ✣✏ ✤✥✦✧✏✎ ★✕✧✩✦ ✪ ✘✏✥✦✧ ✫✏ ✎ ★✕✧✩✦ ✪ ✔ ✏ ✖✦ ✔✏✖✏ ✬✎ ✖✦ ✪ ✭✕✎✢✕ ✤✏ ✖✏✎ ✭✕✎✢✢ ✦✎✏✏ ✎ ★✕ ✤✕✎ ✓✕✩✏✢ ✏ ✒ ✔ ✏✮✏ ✎ ✭✕✎✢✒✪✏ ✖✜✏ ✓✏✧

Dengan doa dan rahmat Tuhan yang sangat tulus penulis dapat menyelesaikan

Skripsi dengan berbagai bantuan yang diberikan dari berbagai pihak.

Dan dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih Kepada:

 Bpk Yatna Supriyatna, ST.,MT. Selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik sipil Universitas Komputer Indonesia, sekaligus telah bersedia menjadi

Pembimbing penulis.

 Bpk Dr. Ir Eddy Sryanto Soegoto, Msc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

 Bpk Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.sc Selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

 Bpk Y Djoko Setiyarto,ST., MT selaku dosen tetap jurusan T.Sipil Universitas Komputer Indonesia

 Bpk M. Donie Aulia, ST.,MT, selaku Dosen Wali Angkatan 2007 yang telah membantu memberi kesempatan kepada penulis untuk terjun ke

dunia kerja nyata Thank you pak Don.

 Ibu Vita Pratiwi, ST.,MT , selaku dosen kemahasiswaan jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia.

 Ibu Alis, Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

 Kawan-kawan seperjuangan 07 atas semangat, dan dukungan yang diberikan.

(5)

 Para pembimbing di laboratorium Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung

 My Big family , Pai Grasi, Ama Um, Kak Naldo,Kak Alex Kak Ino, alita, ameu Alu metan, & Ikun. Terima kasih atas perjuangan kalian selama ini

yang telah mewujudkan mimpi penulis.

 Novie , yang telah menemani, membantu,mendoakan, dan mensuport baik suka maupun duka.

 Teman-teman PT. Nasuma Putra yang memberikan motifasi dan dorongan semangat

 Kawan-kawan asrama 99 segos yang selalu memberikan motifasi dan dukungan, juvi momo, mamba, dede, dilson, ande, vasco simon, ramos

sangtan kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Walaupun

demikian kami masih berharap laporan in dapat memeberi manfaat bagi

(6)
(7)

✯✰✱ ✲✰✳ ✴✵ ✴

AB✶✷✸✹A✺ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻ ✼

AB✶✷✹A✽ ✷ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✼✼

✺A✷✸✾✿❀❁A❀✷A✹✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✼✼✼

❂A❃✷✸✹❄✶❄ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻ ✻✻✻✻❅✼✼

❂A❃✷✸✹✷✸B✿L...viii

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...I-1

1.2. Maksud dan Tujuan ...I-1

1.3. Batasan Permasalahan ...I-2

1.4. Ruang Lingkup penelitian ...I-2

1.5. Sistematik Penulisan ...I-3

BAB II STUDI LITERATUR

2.1. Beton... II-1

2.1.1.Klasifikasi Beton ... II-2

2.1.2.Sifat-sifat dan karakteristik beton... II-4

(8)

❆❇ ❈❇❉❇ ❊❋●❋❍■❏ ❑▲▼ ❑▲◆ ❋◆❖ P ❑▲◗ ❑▲❍ ❋❘❙ ▲❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❈❈ ❆❇ ❆❇ B❑❏ ❑▲❱❋❲❍❖ ❑❘ ❑▲❍ ❋❘❙ ▲ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❈❆ ❆❇ ❆❇ ❈❇❳❋❲❋▲❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❈❆ ❆❇ ❆❇ ❆❇A◗P❋◗ ❑❘❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❈❨ ❆❇ ❆❇❩❇A■P ❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❆❬ ❆❇ ❆❇❉❇B❑❘❖ ❍❑❘ ❑❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❆❩ ❆❇ ❆❇❭❇ ❊❑❱❖ P❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯ ❆❪ ❆❇❩❇ ❫❋P❏ ■❘❖ ▲ ◗❑▲ ❲■x ▼❋❴❑■ ▲❵❋❘❙ ▲❊❈❪❭❲❋▲❖P❖ ❘ ❳ ❛❚❬❩❯❈❜ ❪❉ ❯❈❜❜❬❇ ❇❇❚❚ ❯ ❆❜

❆❇❉ ❇ ❊❙P❋◆❴■ ❫P❙❱❙P❴■❝❑mpur❑nB❋❘❙▲ ❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❇❇ ❇❇❚❚ ❯❩ ❪

BAB ❚❚❚❞ ❡❢❣❤OLOGI PENELITIAN

3.1. Perencanaan mix desain ...III-2

3.2. Pembuatan Benda Uji ...III-3

3.2.1 Penentuan benda uji ...III-3

3.2.2 Menentukan volume benda uji...III-4

3.2.3 Langkah- langkah pembuatan benda uji ...III-4

3.3. Shieve analisis Kapur dan Serbuk Batu Bata ...III-7

3.4. Estimasi biaya pelaksanaan penelitian...III-7

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN

4.1. Persiapan bahan dan alat ... IV-1

4.1.1.Persiapan Alat ... IV-1

(9)

✐❥❦ ❥ ❧♠♥♦♣q ♦r ♦♦rs ♠t✉ ✈ ♦✇ ♦r✉ ♠r① ♦✈②③❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥④⑤⑥⑦ ⑧

✐❥ ✐❥ Ar ♦♥③q ♦✉③♦y♦✉ ♠✇⑨rr⑨⑩t ♦♥① ♠r❶♦r✉♠✇⑨r❷♦ts✈⑩♦r♣ ♦s ✈⑩①♦r

q ♠⑩✉✈♣✉ ♦✇ ✈✉♦✇ ♦❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥❥❥❥ ❥④⑤⑥❦❸

BAB ⑤❹❺ ❻④❼❧❽LAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... V-1

5.2. Saran ... V-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A Tabel dan Grafik Derhitungan Mix Desain... 1

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

❾❿❿lm➀➁ ➂➃ ➄r➅ ➀➃ ➆, ➇➈ton❿➉❿❿ ➊l ➃➈ ➇ ➅❿ ➊➇❿ ➊❿n➇❿n➋ ➅ ➂❿n➀➁➌ ➍➁➃ ➆t y❿➋n t➈➉➆r ➆r➉ ❿➆r

➀➁➌ ➇➆ ➂❿➃ ➆ ➉ ❿➆r ❿ ➋r➈➋ ❿t ➉❿n➍➈n➋➆ ➀❿t . Bentuk paling umum dari beton adalah

beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan

pasir), semen dan air. Pengerasan terjadi karena semen mengalami suatu proses

kimia yang disebut dengan dehidrasi akibat tercampur dengan air dan akan

mengikat agregat agregat yang tercampur dan diikuti proses pengerasan.

Bahan beton telah digunakan pada zaman romawi kuno meskipun mutu dari

beton tersebut tidak sebaik yang ada sekarang ini dikarena belum didukung

dengan berbagai penelitian. Pada saat ini beton sendiri telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat karena, telah berkembang pulah teknologi

canggih yang mendukung para ahli untuk melakukan berbagai penelitia.

Karena semakin menigkatnya penggunaan beton dalam pembangunan suatu

struktur yang tidak terbatas maka dibutuhkan inovasi pembuatan beton yang

secanggih mungkin dan diharapkan juga dapat ekonomis. Canggihnya pembuatan

beton dapat ditingkatkan pada kualitas yang baik, sedangakan biaya dari bahan

pembuatan beton dapat ditekan sehemat mungkin terutama pada bahan pengikat

dasar ( semen). Penghematan tersebut dilakukan dengan cara bahan beton akan

dicampur dengan komposisi dari bahan dasar agregat kasar dan agregat halus yang

ditambah dengan serbuk kapur dan serbuk batu bata serta semen Portland yang

dikurangi proporsinya tiap 1m3. Meskipun dilakukan penghematan pada penggunaan bahan pengikat dasar semen pada pembuatan beton, mutu atau kualitas

dari beton itu sendiri tetap diperhatikan.

(11)

1. Melakukan perbandingan kuat tekan beton antara beton normal dan beton dengan campuran tambahan kapur dan serbuk batu bata

2. Mengajukan bahan campuran tambahan baru dalam pembuatan beton

selain semen, agregat ( agregat halus dan agregat kasar)dan air yang lajim

digunakan.

3. Untuk penghematan penggunaan semen dalam pembuatan beton

4. Memanfaatkan bahan dasar material yang selain lebih murah dan mudah

untuk didapat.

1.3. Batasan Permasalahan

Dalam penulisan ini penulis mencoba mengangkat beberapa masalah yang

dijadikan topik bahasan penting dalam laporan penelitian yang dilakukan seperti

beriku ini:

1) Identifikasi ketersediaan kapur dan batu bata yang akan digunakan sebagai

bahan campuran dasar yang sudah dalam bentuk serbuk sehingga memudahkan

dalam proses pencampuran dengan semen.

2) Menghitung kebutuhan mix desain dan kemudian mengurangi jumlah

proporsi dari hasil kebutuhan semen dengan campuran tambaha yaitu kapur

dan serbutk batu bata merah.

1.4. Ruang Lingkup penelitian

Pada ruang lingkup penelitian ini penulis akan menyajikan rangkaian tahapan

penggujian dari tahap awal sampai akhir seperti uraian berikut ini:

a) Pengujian bahan material

Sebelum memulai pembuatan benda uji terlebih dahulu dilakukan pengujian tahap

awal yaitu seperti yang diuraikan dibawah ini:

Analisa saringan agregat halus

Analisa saringan kasar

(12)

 ➎➏➐ ➏nt➑ ➒n ➓ ➔➓ ➔→➣↔ ➣↕ ➏➓ ➑ ➙m ➒↕➏↕ ➒r t ➛ ➒lus

Benda uji yang akan dipakai dalam pengujian ini berupa benda uji kubus 15x15x15 cm. Benda uji akan dibuat dalam dua tipe yaitu;

1. Beton Normal

Beton dengan campuran berupa agregat kasar (kerikil), Agregat halus (pasir), Air

dan Semen Portland.

2. Beton dengan campuran kapur dan serbuk batu bata sebesar 70%

dan 30 % dengan komposisi sebagai berikut:

Beton berupa agregat kasar (kerikil), Agregat halus (pasir), serbuk kapur, serbuk

batu bata, air serta semen. Akan tetapai penggunaan semen pada campuran ini

akan dikurangi sebesar 5%, 10%, 20% dan 30%.

c) Pengujian dilaboratorium ( uji kuat tekan)

Pengujian kuat tekan beton akan dilakukan di laboratorium pengujian beton yang

akan dilakukan oleh peneliti secara langsung.

1.5. Sistematik Penulisan

Sistematik dari penulisan ini terdiri dari beberapa bab dan akan diuraikan menjadi

(13)

Bab I Pendahuluan

➠➡➢➡ ➤➡➤➥➦➥➢➥ ➤➡➧➡s ➢ ➡n➢➥t➨➡rn➩➫➡n t➨➡ntn➩ Latar Belakang, Maksud dan tujuan,

Batasan masalah serta Sistematik dari penulisan.

Bab II Studi Literatur

Pada bab ini Dibahas Dan diterangkan tentang karakteristik dan sifat mekanis dari

material yang akan digunakan , penyajian metode perhitungan serta

langkah-langkah pembuatan Mix desain sampai pada tahap pengujian beton dilaboratorium.

Bab III Metode Analisis

Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan Mix desain beton K175, pembuatan

benda uji (penentuan jenis dan volume benda uji,penentuan jumlah sample, dan

langka-langka pembuatan benda uji), shieve analisis bahan campur tambahan

(kapur dan Serbuk batu bata) estimasi biaya, metodologi pengujian dan hipotesa.

Bab IV Hasil Pengujian dan Pembahasan

Pembahasan tentang contoh kasus perhitungan mix desain, penyampaian

laporan hasil pengujian dilaboratorium dan melakukan analisa terhadap hasil

pengujian yang dilakukan.

Bab V Kesimpulan dan saran

Penyampaian kesimpulan dan saran dari penulis tentang hasil pengujian yang

(14)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Maksud dan Tujuan...1

1.3. Batasan Permasalahan...2

1.4. Ruang Lingkup penelitian...2

(15)

➭➯➭➲ ➲

➳ ➵ ➸ ➺ ➲➻ ➲➵➼➽ ➯ ➵➸➽

➾ ➚➪➚ ➭➶nto

Beton merupakan material utama yang digunakan dalam pembuatan bagunan. Beton

sendiri teridi dari semen, agregat (agregat kasar dan agregat halus), dan air. Dalam

pembuatan suatu beton dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah semen dan

agregat serta air yang sesuai. Pencampuran air dan semen akan menjadi pasta yang

berfungsi untuk merekatkan agregat- agregat dalam beton. Jumlah pasta pada

pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton. Sedangkan

jumlah agregat sebesar 60-70%.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan,

keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya

tahan suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui

proses perhitungan kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan.

Setelah proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan

bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah proses perawatan

selama 28 hari. Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi

normalnya. Pada umumnya beton normal mempunyai berat isi 2200-2500 Kg/m3

yang menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Untuk memenuhi

berat isi beton diatas hal yang perlu dilakukan adalah proses perawatan yang intensif.

Pada proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan jangan

terlalu dinggin, juga beton diusahakan jangan terlalu kering karena akan

menyebabkan getas pada beton yang akan berpenggaruh pada kekuatan beton. Nilai

kuat tekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, nilai kuat tariknya hanya

(16)

➹ ➘➴➘➴ ➘ ➷l➬➮ ➱fikasi Beton

Secara umum beton yang digunakan sampai saat ini terdapat beberapa macam, hal ini

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta pemanfaatan teknologi yang

semakin canggih memudahkan para peneliti untuk melakukan berbagai penemuan

baru seperti yang diuraikan berikut ini:

1. Beton siklop

Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa, perbedaannya terdapat pada

penggunaan ukuran agregat yang lebih besar. Beton ini digunakan pada pembuatan

bendungan, pangkal jembatan dan sebagainya. Ukuran agregat kasar dapan mencapai

2 cm, namun proporsi dasi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak

lebih dari 20% dari agregat seluruhnya.

2. Beton ringan

Beton ini juga sama seperti boton normal biasanya yang membedakan adalah

menggunakan agregat ringan. Selain dari itu dapat pula dengan beton biasa yang

diberi bahan tambahan yang mampu membentuk gelembung udara waktu pengadukan

beton berlangsung. Beton semacam ini mempunyai banyak pori sehingga berat

jenisnya lebih rendah dari pada beton biasa.

3. Beton Non-Pasir

Pembuatan beton jenis ini tanpa menggunakan pasir , jadi hanya air semen dan kerikil

saja dalam pembuatannya. Karena tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak

terisi. Sehingga beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa

Selain itu Karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti butir2

(17)

✃ ❐ ❒❮ton❰ÏÏmp

Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang

bereaksi dengan semen, adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan

adukan. Beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa,

namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara

khusus seperti cara vakum. Dengan demikian air yang tertinggal hanya air yang

digunakan untuk reaksi dengan semen, sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

Ð ❐ ❒❮tonÑ❮rtulÏÒn

Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan,

batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu

beton. Beto yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton

bertulan

6. Beton pracetak

Beton biasa dicetak /dituang di tempat. namun dapat pula dicetak di tempat lain,

fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik. Selain itu

dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas. Sehingga sulit menyediakan

tempat percetakan dan perawatan betonnya.

7. Beton massa

Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan

permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60 cm misalnya Pondasi besar,

pilar, bendungan harus diperhatikan perbedaan temperatur.

8. Fero semen

Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan mortar semen serta

(18)

9. Beton prategang

Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batang baja yang

dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu. Batang baja ini tetap mempunyai

tegangan sampai beton yang dituang mengeras. Bagian balok beton ini walaupun

menahan lenturan tidak akan terjadi retak.

10. Beton serat

Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat

berupa batang 25 - 500mm, panjang 25-100mm seperti, tumbuhan-tumbuhan , serat

plastic, dan kawat baja.

2.1.2. Sifat-sifat dan karakteristik beton

Ada beberapa sifat dari beton yang perlu diperhatikan dalam pembuatan beton

2.1.2.1. Beton segar

Hal-hal yang terkait beton segar adalah:

1. Kemudahan pengerjaan

Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut,

dituang dan dipadatkan.

Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:

 Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang

dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.

 Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya

air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.

(19)

 Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.

 Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pekerjaan yang berbeda.

2. Ó ÔmiÕ Ö× Ön kÔrikil

Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan

beton disebutsegregation.

Kecenderungan pemisahan kerikil ini di perbesar dengan:

 Campuran yang kurus (kurang semen)

 Terlalu banyak air

 Semakin besar butir kerikil

 Semakin kasar permukaan kerikil

Pemisahan kerikil dari adukan beton eberakibat kurang baik terhadap betonnya

setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka

diusahakan hal-hal sebagai berikut:

 Air yang diberikan sedikit mungkin.

 Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.

 Cara pengangkutan, penuanagan maupun pemadatan harus mengikuti cara-cara

yang betul.

Ø Ù Ó ÔmiÕ Ö× ÖnÖÚr

Kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar

yang baru saja dipadatkan disebutbleeding.

(20)

 Menggunakan air sedikit mungkin

 Menggunakan pasir lebih banyak

Û ÜÝÜÛÜÛ Ü Þßton kßràá

Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:

1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:

a. Kekuatan tekan

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:

1. Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Jenis semen dsan kualitasnya

(mempengaruhi kekuatan rat-rata dan kuatbatas beton).

2. Jenis an lekak lekuk bidang permukaan agregat.

3. Umur (pada keadaan normal kekkuatan bertambah sesuai dengan umurnya).

4. Suhu (kecepatan pengersan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).

5. Efisiensi dan perawatan

b. Kekuatan tarik

Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu umurnya

masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya.

Kuat tarik merupakan bagian penting didalam menahan retak-retak akibat perubahan

kadar air dan suhu.

c. Kekuatan geser

Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikui oleh desak dan tarik oleh lenturan

(21)

2. Sifat Jangka Panjang, yang terdiri dari:

a. Rangkak

Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah :

1. kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar)

2. perbandinagan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang, maka

rangkak berkurang).

3. semen

4. agregat (rangkak bertambha bil agregat makin halus).

5. perawatan.

6. umur (kecepaqtan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).

b.Susut

Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air

karena penguapan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :

1. agregat (sebagai penahan susut pasta semen).

2. faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut).

3. ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume

elemen betonnya semakin besar).

4. kondisi lingkungan.

5. banyaknya penulangan.

(22)

â ãäãå ã æçut è ékçnêéton (f c)

Menurut SK SNI M - 14 -1989 E, kuat tekan beton adalah besarnya beban per

satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan

tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.Sedangkan kuat tekan beton

mengidentifikasikan mutu sebuah struktur di mana semakin tinggi tingkat kekuatan

struktur yang dikehendaki, maka semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.

Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Fc = P/A ... (1)

Dimana :

f c = Kuat Tekan Beton (Mpa)

P = Beban runtuh/gaya tekan (KN)

A = Luas Penampang benda uji (cm2)

Kuat Tekan beton biasanya di uji pada hari-hari tertentu, selanjutnya untuk

menentukan kuat tekan dan umur beton digunakan rumus regresi sebagai

berikut:

Y= a+b × Ln..x ... ..(2)

Dimana: y = Kuat Tekan Beton (Mpa)

(23)

ë ìíîl ï ð ñPerbandingan kuat tekan beton pada berbagai benda uji òónôõuji ö ó÷õr nôøõin n kóõ ùõuk n tóõkn

Kubus 15 x15 x15 cm

Kubus 20 x20 x 20 cm

Slinder 15 x 30 cm

1,00

0,95

0,83

Sumber : (Peraturan Beton Bertulang 1971 SNI -2000)

ú ûüûúûüûýõktor pónøõ þuÿ ókuõùõk ÷óton

Factor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah:

1. pengaruh cuaca buruk berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan

oleh pergantian panas dan dingin.

2. daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan

lain-lain.

3. daya tahan terhadap haus (abrasi) yang disebabkan oleh gesekan orang berjalan

kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain

4. Bahan-bahan penyusutan beton : air, semen, agregat,admixture,bahan tambahan.

5. Metode pencampuran: penentuan proporsi bahan, pengadukan,

pengeceron, pemadatan

6. Perawatan : Pembasahan/perendaman, suhu dan waktu.

7. Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang terutama dipengaruhi

oleh lingkungan setempat.

Selain beberapa factor penyebab berkurangnya kuat tekan beton seperti yang telah

(24)

Factor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam

campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai factor

air semen, maka semakin rendah mutu atau kekuatan beton. Nilai factor air semen

yang rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat

meningkatkan mutu beton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi

kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.

 Hubungan FAS dengan Kuat Tekan Beton

Teori Feret, 1896 (Neville,1975) mengemukakan suatu rumusan umum

hubungan matematis antara kuat tekan beton dengan volume absolut semen,

udara dan air sebagai berikut :

= K (c/c + e+a) 2

.(3)

Dimana :

S = Kuat tekan beton

K = Konstanta

c = Volume Absolut semen

e = Volume absolut air

a = Volume absolut udara

Teori Abrams, 1919 (Neville, 1975) mengemukakan teorinya yang terkenal dengan

namaAbram s law. Teori ini dijabarkan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

(25)

Dimana :

f c = Kuat tekan beton (kg/cm2)

A = Konstanta empirik biasanyan diambil 984

B = Konstanta yang tergantung pada jenis semen dan biasa diambil 4

w/c = Faktor air semen

Dalam praktek untuk mengatasi kesulitan pekerjaan karena rendahnya

nilai FAS maka digunakan bahan tambah Admixture Concrete yang bersifat

menambah keenceran Plasticity Plasticilizer Admixture .

✂ ✄☎✄✆ ✄ ✝✞✞ ✟l ✠ ✡i n☛ ✡☞ k✞✡krun✌✡☞✟✞ton

 ✝✞✞ ✟l ✠✡i n✟✞ton

 Harga relatif murah karena menggunakan baha-bahan dasar dari bahan lokal.

 beton termasuk bahan haus dan tahan terhadap kebakaran, sehinnga biaya.

perawatan termasuk rendah.

 beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat tahan

terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

 ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan pasangan batu.

 beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun

(26)

 ✍✎ku✏rn✑✏ ✒✓ ✎ton

 Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu

diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

 beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah

sehingga diatasi(construction joint)perlu diadakan pada beton yang berdimensi

besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.

 beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga

perlu diatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.

 beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air

dan air yang membawa garam dapat merusak beton.

 beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar

setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat detail.

✔ ✕✔ ✕✖✏✗✏ ✒ p✎✓m✏ ✘✏ ✒u ✓✎ton

✔ ✕✔ ✕✙✕ ✚✎mn

Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu

mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak.

Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Adapun

bahan utama yang dikandung semen adalah kapur (CaO), silikat (SiO2), alumunia

(Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain dalam jumlah kecil

(Lea and Desch, 1940).

Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3, pada

kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai

3,25 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam

(27)

Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa

padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat. Walaupun

komposisi semen dalam beton hanya sekitar 10%, namun karena fungsinya sebagai

bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting. Semen yang digunakan untuk

pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik

yang diberikan.

✛ ✜✛ ✜✢ ✜✢✣ip✤✥ ✤✤mn✦✤n✧★✩ ✪✤nyawa kimia

Komposisi unsur-unsur kimia tersebut di dalam semen sangat mempengaruhi

sifat-sifat dan kegunaan semen tersebut. Peranan masing-masing unsur kimia dalam semen

tersebut dapat dijelaskan sbb:

1) CaO

Difungsikan untuk bereaksi dengan air agar dapat membentuk pasta semen, dan

menghasilkan panas hidrasi ( panas yang terjadi akibat reaksi antara semen dan air)

sekitar 500 joule/gram. Pengerasan pasta semen berlangsung cepat yakni sekitar 70%

dalam satu minggu.

2) Al2O2

Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen, Pengerasan pasta semen

berlangsung lambat (dalam beberapa minggu sampai 1 bulan) dan Menghasilkan

panas hidrasi lebih rendah, sekitar 250 joule/gram.

3) SiO2

Bereaksi dengan air membentuk pasta semen berkekuatan rendah, Pengerasan pasta

semen berlangsung cepat, sekitar 1 s.d 2 hari, Menghasilkan panas hidrasi tinggi,

sekitar 850 joule/gram.

4) FeO2

Bereaksi dengan air membentuk pasta semen, pengerasan pasta semen berlangsung

sangat cepat, dalam beberapa menit dan menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar

(28)

Ada 5 tipe semen menurut standar ACI 225 (American Concrete Institute). Ke-5 tipe

semen ini berbeda sifat dan kegunaannya karena perbedaan komposisi unsur-unsur

kimia di dalamnya.

✫✬✭✮l ✯✰ ✯Tipe semen dengan kandungan unsur kimia menurut standar ACI 225 (American Concrete Institute) Sumber: www//:Ilmu Sipil.com

ip✲ ✳ ✲✴✴n ✵✵un n

✶✵✷ ✸un✴ ✵nimi

CaO Al2O3 SiO2 FeO2

I Beton biasa 54 18 10 8

II

Beton dengan ketahanan sulfat dan

panas hidrasi sedang

55 19 6 11

III Beton dengan kekuatan awal tinggi 55 17 9 8

IV Beton dengan panas hidrasi rendah 42 42 4 15

V beton dengan ketahanan sulfat tinggi 54 22 4 13

2.2.1.2 Proses Pembuatan Semen

Secara garis besar proses pembuatan semen portland adalah sebagai berikut:

1. Pencampuran mineral-mineral utama seperti CaO, SiO2dan Al2O3, dicampur

bersama bahan tambahan lain dalam bentuk kering atau basah. Bentuk basah

(29)

2. Campuran ini dimasukkan ke dalam rotary kiln, dibakar pada suhu1400C

membentuk butiran-butiran bulat berdiameter antara 1,5 mm sampai 50 mm yang

dikenal sebagai clinker.

3. Clinker yang telah dingin dihaluskan sehingga mencapai kehalusan (specific

surface)3150 cm2/gr, sambil ditambahkan gypsum untuk mengontrol waktu

ikat (setting time).

Gambar 2. 1Proses pembuatan semen Portland , Sumber: Analisis Beton K-175 dengan serbuk kapur dengan mengurangi semen, Sitty Nur Syamsiyayah

2.2.1.3 Jenis jenis semen

1. Semen Non- Hidrolic

Semen non idrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, tetapi dapat

mengeras diudara contohnya kapur.

2. Semen Hidrolic

(30)

Semen pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogeny

antara semen Portland dengan semen pozzolan halus, yang diproduksi dengan

menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama, atau mencampur

secara merata bubuk semen Portland dengan bubuk pozolan, dimana kandungan

pozzolan sebanyak 6% sampai dengan 40% massa semen Portland

(SNI-15-0302-2004).

Menurut SNI 15-0302-1989, bahan yang mempunyai sifat pozolan adalah bahan yang

mengandung sifat silica aluminium dimana bentuknya halus dengan adanya air, maka

senyawa-senyawa ini akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada

suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen. Semen

Portland pozolan dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu sebagai berikut:

1. Semen portland pozolan jenis SPP A yaitu semen Portland pozolan yang dapat

dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton serta tahan sulfat

sedang dan panas hidrasinya sedang.

2. Semen portland pozolan jenis SSP B yaitu semen Portland pozolan yang dapat

dipergunakan untuk semua adukan beton tersebut tahan sulfat sedang dan panas

hidrasi rendah.

b. Semen terak

Semen terak adalah semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari suatu campuran

seragam serta kuat dari terak tanur kapur tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60%

beratnya berasal dari terak tanur tinggi.

Semen terak dibuat melalui proses tertentu yakni penggilingan, yang menyebabkan

terak itu bersifat hidrolik, sekaligus berkurang jumlah sulfat yang dapat merusak.

Terak tersebut kemudian dikeringkan dan ditambahi kapur tohor dengan

perbandingan tertentu. Seluruh bahan dicampur dan dihaluskan kembali menjadi

butiran yang halus.

(31)

Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang mengandung lempung

pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan. Hasil pembakaran kemudian digiling

menjadi serbuk halus. Kadar silika, alumina dan oksida besi pada serbuk cukup untuk

membuatnya bergabung dengan kalsium oksida sehingga membentuk senyawa

kalsium silikat dan aluminat yang dapat dianggap mempunyai sifat hidrolik

Semen alam tidak boleh digunakan di tempat yang langsung terekspos perubahan

cuaca, tetapi dapat digunakan dalam adukan beton untuk konstruksi yang tidak

memerlukan kekuatan tinggi

d. Semen Portland

Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam

pekerjaan beton. Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang

dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang

umumnya mengandung satu atau lebih.

Bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan

bahan utamanya. Pembuatan semen portland dilaksanakan melalui beberapa tahapan,

yaitu:

1. Penambangan diquarry

2. Pemecahan dicrushing plant

3. Penggilingan (blending)

4. Pencampuran bahan-bahan

5. Pembakaran (ciln)

6. Penggilingan kembali hasil pembakaran

7. Penambahan bahan tambah (gipsum)

(32)

Fungsi dari semen portland adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi

suatu massa yang kompak dan padat, selain juga untuk mengisi rongga- rongga di

antara butiran agregat (Tjokrodimuljo dan Kardiyono, 1988).

✹ ✺✹ ✺✹✺ ✻ ✼✽ ✾ ✼✿❀

Agregat didifinisikan sebagai bahan pengisi yang akan menentukan mortar suatu

beton. Agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat kasar ( kerikil) dan agregat halus

(pasir).

Dalam perencanaan beton menurut SK.SNI-T15-1990-03 agregat yang digukanan

harus memenuhi syarat. jenis agregat dapat ditentukan berdasarkan sumbernya, yakni

batuan alam atau batuan buatan/pecah

✹ ✺✹ ✺✹✺❁ ✺ ❂l✿❃❄fikasi agregat berdasarkan sumber material

1. Jenis agregat berdasarkan berat

Ada tiga jenis agregat berdasarkan beratnya, yaitu agregat normal, agregat ringan

dan agregat berat.

2. Jenis agregat berdasarkan bentuk

Klsisifikasi agregat berdasarkan bentuknya (ASTM D-3398) yaitu agregat bulat,

agregat sebagian bulat atau tidak teratur, agregat bersudut , agregat panjang, agregat

pipih, dan agregat pipih dan panjang.

3. Jenis agregat berdasarkan ukuran butir nominal

Dari jenis agregat ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu agregat halus yang

semua butirnya menembus ayakan berdiameter 4.8mm (SII-0052) atau 4.75mm

(ASTM C33, 1982) atau 5.00mm (BS 812, 1976) dan agregat kasar yaitu agregat

yang tertingal diatas 4.8mm 8mm (SII-0052) atau 4.75mm (ASTM C33, 1982) atau

(33)

Umumnya agregat dibedakan menjadi kasar, agak kasar, licin, agak

licin.Berdasarkan pengamatan visual tekstur agregat dibedakan menjadi sangat

halus, halus, granular, kasar, berkristal, berpori dan berlubang-lubang.

5. Jenis agregat berdasarkan gradasi

Gradasi agregat adalah distribusi dari ukuran agregat. Distribusi ini berfariasi dan

dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gradasi sela, gradasi menerus, dan gradasi

seragam.

Gambar 2. 2klasifikasi agregat berdasarkan sumber material

Agregat memiliki beberapa sifat dasar. Sifat-sifat tersebut meliputi:

1. Serapan air dan kadar air agregat, presentase berat air yang mampu diserap

agregat didalam air disebut serapan air, sedangkan air yang terkandung dalam

agregat disebut kadar air.

2. Berat jenis dan daya serap agregat, berat jenis digunakan untuk menentukan

volume yang diisi ole agregat dan juga akan menentukan berat jenis dari

beton.Hubungan antara berat jenis dan daya serap adalah semakain tinggi nialai

(34)

3. Garadasi agregat, dalam pengunaan beton yang banyak dipakai adalah agregat

normal dengan gradasi yang harus memenuhi syarat standar, namun untuk

keperluan khusus sering dipakai agregat ringan ataupun agregat berat.

4. Modulus halus butir . Suatu indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan dan

kekasaran butir-butir agregat. Didifinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari

butir agregat yang tertingal diatas satu set ayakan. ( 38,19, 9.6, 4.8, 2.4, 2.4, 1.2,

0.6, 0.3, dan 0.15mm) kemudian nilainya dibagi dengan seratus (Ilsley,

1942-232)

5. Ketahanan Kimia. Pada umumnya beton tidak tahan terhadap serangan kimia ,

yang biasa dijumpai seperti serangan alkali dan serangan kimia sulfat.

6. Kekekalan. Kekekalan agregat dapat diuji dengan menggunakan larutan kimi

untuk memeriksa reaksinya.( PB 89,1990)

7. Perubahan volume. Disebabkan akibat adanya kombinasi reaksi kimia antara

semen dan air seiring dengan mengeringnya beton.

8. Karekteristik panas ( sifat thermal agregat). Karakteristik panas akan sangat

mempengaruhi keawetan dan kualitas dari beton. Sifat utamanya adalah

koefisien muai, panas jenis dan penghantar panas.

9. Bahan-bahan yang menggangu. Tercampurnya bahan pengganggu seperti alkali

dan sulfat, bahan organic dan humus.

❅ ❆❅ ❆❇ ❆ ❈ir

Penggunaan air dalam pembuatan beton adalah untuk memicu proses kimiawi dari

semen. Senyawa yang terkandung dalam air akan mempengaruhi kualitan dari beton,

untuk itu diperlukan standar yang baik untuk kualitas air. Air dan semen akan

menghasilkan reaksi kimia maka diperlukan perbandingan atau factor air semen yang

(35)

2.2.3.1.❉yarat mutu air menurut British standat ( BS.3148-80)

Air yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria sebagai bahan yang layak

digunakan dalam campuran beton.apabila tidak memenuhi syarat tersebut maka

sebaiknya tidak digunakan sebab akan mempengaruhi kekuatan beton yang akan

dibuat. Berikut beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penggunaan air sebagai

bahan campuran beton:

3.00 Ph, apabila lebih dari 3.00 Ph maka harus dihindari.

4. Air biasa, apabila kosentrasi lebih tinggi dari 0.5% berat semen akan

memepengaruhi kekuatan beton.

5. Air gula

Apabila kadar gula dinaikan hingga mencapai 0.2% dari berat semen maka waktu

pengikatan biasanya akan lebih cepat .akan tetapi apabila kandungan gula sebanyak

0.25% dapat mempengaruhi kekuatan beton.

6. Minyak

Apa bila penggunaan air dengan konsentrasi minyak mineral atau minyak tanah

didalamnya dengan kosentrasi sebesar 2% berat semen maka akan mempengaruhi

kekuatan beton hingga 20%.

7. Zat-zat organic, lanau dan bahan-bahan terapung

Lempung terapung atau bahan-bahan halus yang berasal dari batuan hanya diijinkan

hanya sebesar 2000 PPm

8. Pencemaran limbah industry atau air limbah

(36)

❊ ❋❊ ❋● ❋❊ ❋ ❍■❏n isis kimi■❑■❏ ■m■ ▲r

Air yang akan digunakan baiknya dilakukan analisis kimia terlebih dahul, hal ini

maksudkan agar dapat diketahui zat kimia apa saja yang terdapat dalam air tersebut.

1. Sulfat (so4)

Agar dapat mengetahui kadar kimia So4(sulfat ) pada air yang akan digunkan maka

perludilakukan pengujian dengan cara diendapkan sebagai BaSo4 atau dengan cara

titrasi dan turdibimetri

2. Magnesium (Mg++)

Dilakukan dengan metode komplexsimetri dengan BDTA atau n/28

3. Ammonium (NH4)

Untuk mengetahui campuran kimia NH4 pada air dilakukan pengujian dengan cara

menambahkan reagen nessler. WArna yang asli dibandingkan dengan warna standart.

4. Magnesium (C1-)

Pengujian Magnesium dilakukan dengan cara mencampurkan tetrasi AgNO4 n/10

dengan menggunakan indicator chormat ( cara mohr)

5. Ph

Pengujian Ph dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus (Ph-meter)

6. Carbondioksida (CO2)

Untuk melakukan pengujian karbondioksida (CO2) pada air menurut hayer dilakukan

dengan melarutkan kapur kedalam air.

7. Minyak dan lemak

Pengujian minyak dan air dilakukan dengan cara mengextradisi air yang dianggap

(37)

pengujian untuk mengetahui zat-zat yang dalam air dapat membuat beton menyusut

dilakukan dengan cara air dipanaskan selama 10 menit dengan menambahkan larutan

KMnO4untuk kemudian dititrasi.

▼◆▼ ◆❖ ◆ P◗❘u❙◗◗t

Batu bata telah digunakan sejak 800SM.Menurut sejaraha pengunaan batu bata

bahwa di Mesopotamia, manusia menemukan batu bata yang terbuat dari bahan tanah

liat pertama kali yang dibentuk dan dijemur kemudian digunkan untuk bahan

bangunan.

Pada masa mesir kuno perkembangan pembuatan batu bata mengalami peningkatan

yaitu batu bata yang telah dibentuk kemudian dijemur dilanjudkan dengan

pembakaran dengan menggunakan tunggku untuk pembangunan rumah dan tempat

suci. Namun batu bata yang dihasilkan pada masa lampau mungkin sedikit sulit

untuk dikenali karena spesifikasi yang sangat berbeda misalnya, perbedaan dari

bentuk dan ukuran. Di Assyria ditengah mesopotamis berat bata yang digunakan

pada masa itu lebih dari 18kg, atau bata dengan bentuk segitiga yang digunakan

untuk membangun koloseu Roma,berbeda dengan bata yang digunakan pada masa

sekarang dimana bentuk dan kualitas lebih unggul dalam pembuatannya yang

memanfaatkan kemajuan teknlogi cangih.

Standar bata merah diindonesia oleh Y.D.N.I no NI-10 menetapkan suatu ukuran

standart untuk bata merah sebagai berikut;

a. Panjang 240mm, lebar 115mm, tebal 52mm

b. Panjang 230mm, lebar 110mm, tebal 50mm

(38)

❬❭❬ ❭❪ ❭❫ ❭ ❴ ❵❛ntifikasi tanah untuk bahan pembuatan batu bata

1. Plastisitas tanah

Bahan penguna dalam pembuatan batu bata adalah tanah. Tanah yang dimaksud

adalah tanah liat atau tanah yang memiliki ciri keplastissan.Hal ini dapat diketahui

dari kadar lempungnya atau jarak (range) plastisitas menurut hasil uji Aterberg

yaitu selisih dari batas plastisitas dan batas cair. Tujuan dilakukan indentifikasi tanah

adalah untuk mendapatkan nilai kadar air dimana tanah berada dalam batas antara

cair dan plastis (liquit limit test) dan batas dimana tanah berada pada batas antara

plastis dan semi padat.

Perbedaan antara plastis limit (PL) dan liquit limit (LL) disebut index plastis (IP)

IP = LL PL (5)

Tabel 2. 4Penamaan tipe tanah berdasarkan plasticity index

2. Gradasi tanah

Dalam mengidentifikasi tanah liat yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan

batu bata garadasi butiran juga merupakan parameter yang digunakan untuk

mengklaifikasikan jenis tanah tersebut seperti table berikut;

(39)

Grafik 2. 1Ggarafik gradasi tanah berdasarkan ASTM

(40)

Specific grafity (Gs) merupakan berat spesifik dari butiran padat yang didefinisikan

sebagai perbandingan antara berat jenis padat ( s) dengan berat jenis air ( w) sperti

pada formula dibawah ini:

Gs= (6)

Sedangkan jarak dari graffiti spesifik dapat dilihat pada table berikut:

❜❝❞ ❡l ❢❣ 6Batasan umum specific grafity

2.2.4.2. Sifat kimia batu bata

Sifat kimia dalam senyawa lempung adalah;

1. Silika (SiO)

Silika terdapat dalam bentuk kuarsa dan sebagai suatu komponen ( lempung,

feldspar, Mika, Mineral besi, Limonit, Biotit, Homblende, dsb). Kadar SiO2 yang

tinggi menyebabkan tanah liat menjadi pasiran dan mudah slaking kurang

plastis dan tidak begitu sensitive dalam proses pembasahan maupun pengeringan.

2. Alumina (AIO3)

Alumina terdapat pada mineral lempung, feldspar dan Mika. Kadang alumina

yang tinggi dapat memperlebar jarak temperature sintering peleburnya.

3. Fe2O3

pada tanah liat terdapat berbagai mineral baik mineral silikat dan nonsilikat,

(41)

jumlah dan sebaran butirannya. Makin tinggi kada besi dalam tanah liat makin

rendah temperature peleburan tanah liat.

4. Kapur (CaO)

Terdapat dalam bentuk dolomite, magnesit, gypsum,dll. Akan menjadi pelebur

apabila temperature pembajarannya mencapai 11000C.

5. MgO

Terdapat dalam bentuk dolomite, magnesit atau silikat.MgO berfungsi untuk

menigkatkan kepadatan produk hasil pembakaran tana liat dan tidak

memperpendek jarak vitri tanah liat sebagaiman kapur.

6. K2O & Na2O

Kebanyakan berasal dari feldspar dan mika.Alkali ini menghasilkan garam pelarut

setelah pembakaran.Oksida-oksida ini juga menyebabkan terjadinya pengumpulan

bahan-bahan kolorid dan dalam pembakaran bertindak sebagai pelebur yang baik.

7. Organic

Bahan-bahan organic seperti humus, bitumen, dan karbon bertindak sebagai

protector koloid dan menaikkan keplastissan tanah liat.

❤ ✐❤ ✐❥ ✐ ❦❧♠ur

Kapur adalah suatu bahan material yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat

dasar sebelum ditemukannya semen. Sedangkan semen sendiri bahan utama

pembuatannya adalah kapur yang telah melalui suatu proses pembakaran pada suhu

tertentu.

Ada dua macam kapur yang dikenal yaitu hydraulic lime (HL) dan natural hydraulic

lime (NHL). Dari kedua macam kapur ini yang merupakan bahan yang terdapat di

alam yang mengandung kapur berlempung atau silika. Kedua bahan ini telah

klasifikasikan kedalam kelas dan kekuatan masing-masing yang dicapai pada umur

(42)

BS EN 459-1:2001 telah melakukan pengidentifikasian tiga hal pengklasifikasian

NHL dan HL seperti pada Tabel 2.7 Yang memperlihatkan pertambahan kekuatan

kuat tekan setelah mencapai umur 28 hari yang dapat dijadikan sebagai standar.

♥♦♣ql rs tKlasifikasi NHL dan HL menurut BS EN 459-1:2001

Klasifikasi Hidraulic Lime Kekuatan Pada umur

7 Hari

sumber: Analisis beton K175 dengan campuran serbuk kapur untuk mengurangi semen, Sitti N.Syamsiyyah UNIKOM

Selain kalisifikasi yang di ajukan oleh BS EN 459-1:2001 diatas, dilakukan juga

penelitian untuk mengetahui kandungan kimia yang ada dalam kapur itu sendir

seperti yang di tunjukan pada Tabel 2.8 berikut.

♥♦ ♣ql rs 8Tabel Kandungan Kimia dalam Kapur

Rumus Kimia Kandungan ( %)

sumber: Analisis beton K175 dengan campuran serbuk kapur untuk mengurangi semen, Sitti N.Syamsiyyah UNIKOM

Kapur yang akan digunakan dalam campuran pembuatan beton pada penelitian ini

adalah jenis kapur tohor. Kapur tohor merupakan jenis kapur yang dihasilkan dari

(43)

✉ ✈✇✈ ① ②③ritun④ ⑤⑥ mix desain Be ton K175 menurut SNI 03-1974-1990

Metode perhitungan mix desain yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode

SNI03-1974-1990 (Tata cara Pembuatan rencana campuran beton normal). Berikut

adalah langkah-langka secara garis besar dalam perencanaan campuran beton

menurut SNI 03-1974-1990

a) Penetapan kuat tekan yang di isyaratkan (f `c) pada umur tertentu yang

ditentukan dari:

 Menentukan nilai standart deviasi (Sd). Standart deviasi ditentukan

berdasarkan

hasil uji adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah benda uji)

 Jika mempunyai data hasil pembuatan beton serupa pada masa lalu, maka

jumlah data hasil uji minimum 30 buah, jika kurang dari 30 buah maka haris

dikalikan factor pengali, seperti pada table berikut:

Tabel 2. 9Faktor Pengali Standart ( SNI-03-1750-1990)

(44)

Ket: untuk nilai antara dipakai interpolasi

⑦ ⑧⑨⑩l ❶❷ ❸❹Klasifikasi Standar deviasi untuk berbagai kondisi pengerjaan

Kondisi Pengerjaan

Standar Deviasi (Mpa)

Lapangan Laboratorium

Sempurna < 3 <1,5

Sangat Baik 3-3,5 1,5 - 1,75

Baik 3,5 - 4 1,75 - 2

cukup 4,0 -5 2 -2,5

kurang baik > 5 >2,5

⑦⑧⑨⑩l❶❷❸❸Kuat tekan rata-rata perlu ( SNI-03-2847-2002) ❺❻rsyaratan Kuat tekan

fc (Mpa)

 Jika tidak mempunyai data hasil pengujian sebelumnya yang memenuhi syarat

maka margin langsung diambil sebesar 12 Mpa.

b) Perhitungan nilai tambah ( Margin/M)

c) Jika nilai sudah ditetapkan 12 Mpa , maka langsung ke langkah ke lima. Jika nilai

tambah dihirung berdasarkan nilai standar deviasi maka margin dihitung dengan

rumus

(45)

dimana;

fcr= Kuat tekan rata-rata (Mpa)

fc = kuat tekan yang direncanakan (Mpa)

M= Nilai tambah (Mpa)

e) Penetapan jenis semen

❼❽ ❾❿l ➀➁ ➂ ➀Perkiraan kuat tekan (Mpa) beton dengan factor air semen 0.5 dan tipe

semen serta agregat kasar yang bias dipakai diindonesia

f) Penetapan jenis agregat , memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau

agregat sejenis batu pecah.

g) Mentukan factor air semen

Dalam hal ini air semen yang diperoleh garis grafik 1 tidak sama dengan yang

ditetapkan, untuk perhitungan selanjudnya pakai harga factor air semen yang

lebih kecil.

Batu tak dipecah 17 23 33 40

Selinder

Batu pecah 19 27 37 45

Semen portland tipe II

Batu tak dipecah 20 28 40 40

Kubus

Batu pecah 23 32 45 53

Semen portland tipe III

Batu tak di

pecah 21 28 30 44 Selinder

Batu pecah 25 33 44 48

Batu tak di

pecah pecah 25 31 46 53 Kubus

(46)

Grafik 2. 2Grafik Kuat tekan Vs Faktor air semen ( Civil Engineering Hand Book oleh VN Vaziran dan SP Chandola)

h) Penetapan airsemen maksimum, dari factor air semen yang diperoleh

(47)

➃➄ ➅➆l ➇➈ ➉➊Jumlah semen minimum dan factor air semen untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkunagn khusus

i) Penentuan nilai slump ditetapkan berdasarkan pelaksanaan pembuatan

pengankutan, penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.

➃➄ ➅➆l ➇➈ ➉➋Nilai Slump yang di sarankan untuk berbagai jenis konstruksi

JENIS KONSTRUKSI NILAI SLUMP

Beton dalam jumlah yang besar ( Spt. Dam) 50 25

j) Penetapan ukuran maksimum agregat kasar

k) Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum

KONDISI LINGKUNGAN

a. keadaan keliling non- korosif 275 0.6 b. Keadaan keling korosif disebabkan oleh

kondensasi/uap korosif 325 0.52

➌➍toni lu➏➣➔➏n➓→nn

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung 325 0.6

b. Terlindung dari hujan dan terik matahari

langsung 275 0.6

➌➍tonyang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering

bergantian 325 0.55

b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari

tanah atau air tanah 375 0.52

Beton yang continue brhubungan dengan air

a. Air tawar 275 0.57

(48)

↔ ↕➙➛l ➜➝ ➞➟Perkiraan kadar air bebas

Batu tak di pecah 150 180 205 225

Batu pecah 180 205 230 250

20

Btu tak di pecah 135 160 180 195

Batu pecah 170 190 210 225

40

Batu tak di pecah 115 140 160 175

Batu pecah 155 175 190 205

Catatan: untuk penentuan kadar air bebas

1. Kadar air bebas 2/3 wh+1/3 wk

Dimana wh= perkiraan jumlah air untuk agregat halus

Wk= perkiraan jumlah air untuk agragat kasar

2. Koreksi suhu untuk suhu di > 200C setiap kenaikan0C dittambah air 5

ltr/m3campuran

3. Kondisi permukaan

Untuk agregat kasar arus ditambah air ± 10 ltr/m³ campuran

l) Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen perkubuik dihitung dengan

membagi jumlah air (langkah ke 12) dengan factor air semen (langkah 8)

m) Kebutuhan semen maksimum

n) Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah 13

lebih kecil dari semen minimum (langkah 14), maka kebutuhan semen harus

dipake yang minimum

o) Penyesuaian jumlah air dan factor air semen

p) Penentuan daerah garadasi agregat halus, gardasi agregat halus dibagi menjadi

(49)

Grafik 2. 3Grafik garadasi agregat kasar zona I

(50)
(51)

q) Perbandingan agregat halus dan agregat kasar, dicari berdasarkan besar butir

maksimum , nilai slump, factor air semen dan zona agregat halus, berdasarkan

data tersebut dapat dicarai perbandingan agregat halus dan agregat kasar.

r) Berat jenis agregat campuran dihitung dengan:

cam

=

ag halus

+

ag. kasar ...9

dimana:

cam = berat jenis campuran

ag halus = berat jenis agregat halus

ag kasar = berat jenis agregat kasar

P = presentase agregat halus terhadap agregat campuran

K = presentase agregat kasar terhadap campuran

s) Penentuan berat jenis beton. Dengan data berat jenis agregat campuran

(langka 18) dan kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat

diperkirakan berat jenisnya.

t) Kebutuhan agregat campuran diperoleh dengan mengurangi berat beton per

meter kubik dengan kebutuhan air dan semen

u) Hitugn agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat campuran

(langka 20) dengan presentase berat agregat halusnya ( langka 17)

v) Hitung agregat kasar, dengan cara mengurangi agregat campuran (langka 20 )

dengan kebutuhan agregat halus ( langka 21).

➠ ➡➢➡ ➤➥orksi ➦ ➧oporsi Campuran Beton

Apabila agregat tidak dalam keadaan kering permukaan, maka proporsi campuran

beton harus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat. Koreksi proporsi

campuran harus dilakukan terhadap air dalam agregat paling sedikit atau satu kali

(52)

Dalam perencanaan diatas agregat halus dan agregat kasar dianggap dalam keadaan

jenuh kering permukaan sehingga apabila agregat agregatnya tidak dalam jenuh

kering permukaan maka harus dilakukan koreksi terhadap kebutuhan bahan.

Hitungan koreksi campuran dilakukan dengan menggunakan formula seperti berikut;

) ➩➫orsi tk➫➭➯ ➲➯r p➯➳r

B- ( Ck Ca) x (Dk Da) x 10

) ➩➫orsi tk➫➭➯ ➲➯r p ➸➺➻ ➫ ➺➯➼➽➯➾us

C + (Ck Ca) x ... .. . 11

) ➩➫orsi tk➫➭➯ ➲➯r p➯➺➻ ➫ ➺➯➼ k➯➪➯➻

4) D + ( Dk Da ) x ... . ..12

Dimana:

B= Jumlah Air ( Kg/m3)

C= Jumlah Agregat halus (Kg/ m3)

D= Jumlah Agregat kasar (Kg/m3)

Ca= Absorbsi air pada agregat halus (%)

Da=absorbs agregat kasar (%)

Ck= Kandungan air dalam agragat halus (%)

(53)

➶ ➹➘ ➴➹➷ ➬➮ ➬

BAB II STUDI LITERATUR

2.1. Beton ... 1

2.1.1. Klasifikasi Beton ... 2

2.1.2. Sifat-sifat dan karakteristik beton ... 4

2.1.3. Kuat Tekan Beton (f c) ... 8

2.1.4. Kelebihan dan kekurangan beton... 11

2.2. Bahan pembuatan beton ... 12

2.2.1. Semen... 12

2.2.2. Agregat ... 18

2.2.3. Air... 20

2.2.4. Batu bata ... 23

2.2.5. Kapur ... 27

2.3. Perhitungan mix desain Beton K175 menurut SNI 03-1974-1990... 29

(54)

❒ ❮ ❒❰ ❰ ❰

(55)

ìíîí ï ðrðnñ òò òn n móx deô òó õ

4 Kuat Tekan yang di targetkan Ayat 3.3.2 17.5 x 8.2 = 25.7 N/mm²

5 Jenis Semen semen Portland tipe I

jenis Agregat:

a. Agregat Kasar Ditetapkan Batu pecah

b. Agregat Halus Ditetapkan Pasil alami

Faktor Air Semen Bebas Tabel 2 Kubus 15x15 Grafik 2

8 Faktor Air Semen Maksimum Ayat 3.3.2 0,6

9 Slump Ditetapkan Ayat 3.3.3 60 -180

10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan Ayat 3.3.4 20 mm

11 Kadar Air Bebas Tabel 6, Ayat 3.3.5 185 kg/m³

12 Jumlah semen 11 8 341,7Kg/m³

13 Jumlah Semen Maksimum ditetapkan 308.3 Kg/m³

14 Jumlah Semen Minimum ditetapkan Ayat 3.3.2 tabel 3.4.5 275 Kg/m³

15 Faktor air Semmen yang di sesuaikan -

-16 Susunan Besar Butir agregat Halus Grafik 3 - 6 di zona gradasi 2

17 Persen Agregat halus Grafik 10 - 12 36%

18 Berat jenis relatif agregat ( kering permukaan) - 2.54 ( diketahui)

19 Berat Benis Beton Grafik 13 2.345 Kg/m³

20 Kadar Agregat Gabunga 19-12-11 1852 Kg/m³

21 Kadar Agregat Halus 17 x 20 667 Kg/m³

22 Kadar Agregat Kasar 20 -21 1185 Kg/m³

7 0.60 ( diambil diambil nilai terendah)

❚ ❯ ❱❲❳❨❳❚

(56)

rok❢❣ po❢❣rpor ❤ ✐prmun❥ ❡ton

1. Berat Beton diperoleh =❦ ❧♠♥❞♦

2. Koreksi agregat Kasar = Berat agregat kasar x Penyerapan kadar air)

= 1185 x ( 2.5 % - 1.3%)

=♣ ♠q❦ ❦ ❞♦

Berat agregat kasar = 1185 14,22 =♣♣ r♥qrs❞♦

3. Koreksi berat pasir = berat pasir x (penyerapan kadar air)

= 667 x ( 3.2% - 1.1%)

=♣ ♠t❦ ❦❞♦ 4. Berat PC = 667 14.22 =✉ ✈♥q r♥❞♦

5. Koreksi berat air = Berat air + Koreksi berat kerikil+ koreksi berat pasir

= 185 + 16,30+ 14,22

=❦ ♥✈t ♥❦✇❦ ♥✈①♦

abe③④⑤⑥Proporsi Terkoreksi Campuran Beton

❧t❦ t⑦❡⑧baa❶❷eda ❸ ❹❣

Dalam pembuatan benda uji langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai

berikut:

❧t❦ t♣ ⑦❡❶e❶ ⑩⑨abeda⑨ ❹❣

Sampel yang akan di cetak untuk dijadikan sebagai benda uji harus ditentukan terlebih

dahulu. Hal-hal yang perlu ditentukan adalah pertama, tentukan jenis atau tipe atau

bentuk benda uji yang akan digunakan dalam pengujian. Kedua tentukan jumlah

benda uji yang akan dibuat sesuai dengan umur pengujian yaitu sebanyak empat kali ⑦ ❺ ❻❼ ❻❺❢❣

(57)

Dalam penelititian ini penguji menggunakan benda uji bentuk kubus dengan ukuran

15x 15 x15 dengan jumlah sampel atau benda uji sebanyak 60 buah. Kubus yang akan

di uji sebanyak empat kali pengujian kuat tekan di laboratorium yaitu pada umur 3

hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Tiap pengujian di butuhkan benda uji sebanyak 12

buah benda uji dengan jumlah masing- masing benda uji tiap campuran sebanyak

tiga (3) buah benda uji. Hal ini di maksudkan agar data kuat tekan yang dihasilkan dari

pengujian lebih akurat. Untuk lebih jelas maka akan ditujukan dalan table 3.3 berikut;

➄➅➆ ➇l ➈➉ ➈Jumlah sampel tiap umur pengujian

➈➉➊➉➊ ➋➇n➇➅ntukn➌➍➎ ➏ ➐e beda ➏ ➒➓

Setelah menentukan bentuk dan jumlah benda uji yang akan digunakan maka langkah

selanjutnya dalah menghitung volume agregat yang dibutuhkan untuk pembuatan

sampel sebanyak 60 buah sampel, dengan cara menghitung volume benda uji yang

dikalikan dengan proporsi campuran agregat tiap meter kubik ( m3) yang didapat

pada perhitungan proporsi campuran terkoreksi ( Tabel 3.2)

(58)

Maka jumlah volume benda uji sebanyak 60 buah adalah Volume kubus per satuan

di kalikan dengan banyaknya benda uji yang akan di buat.

Maka:

V = V x 60

V= 0.003375 x 60

V= 0.203 m3

Dari hasil perhitungan diatas maka untuk mendapatkan proporsi campuran untuk V

= 0.303 m3 (12 buah benda uji untuk tiap umur uji) digunakan perkalian antara V

dikalikan dengan proporsi campuran agregat tiap m3seperti berikut;

➘➴ ➷➬tonorm➱ ✃

o Semen = (341,7 : 2340) x 100

= 14.6 kg

o Pasir = (14.6 : 341,7) x 667

= 28,5 Kg

o Kerikir = ( 11.83 : 272.1) x 1185

= 51,2 Kg

o Air = ( 13.4 : 341.7) x 205

= 8,8 Kg

➘➘➴ Beton dengan campuran Kapur 70% + Serbuk Batu Bata 30% untuk proporsi: 1) Beton dengan bahan campuran 5% Kapur + Serbuk Batu Bata

(59)

Kapur 70% = 0.73 x 70% = 0.511kg

Serbuk batu bata 30% = 0.73 x 30% = 0.22kg

Air = 9.9 + 0.030 = 9.9Kg

Pasir = (14.6 : 341,7) x 667 = 28,50 Kg

Kerikil = (11.83 : 272.1)x 1185 = 51,52 Kg

2) ❐❒ton❮❒n❰ÏÐÑÏmpurÏn ÒÏ ÓÏÐÔ ÕÖ×ÏrpuØ ÙeÚbÛ Ü❐aÝÛ ❐aÝa Kapur + Serbuk Batu Bata = 14,6 x 10% = 1.46 kg

Kapur 70% = 1,46 x 70% = 1,02 kg

Serbuk batu bata 30% = 1,46 x 30% = 0,44kg

Semen = 14,6 1.46 = 13,4kg

Air = 9.9 + 0.030 = 9.9 Kg

Pasir = (14.6 : 341,7) x 667 = 28,50 Kg

Kerikil = (11.83 : 272.1)x 1185 = 51,52 Kg

3) ❐eÝ ÞÐ deÐ❰ÏÐ caßàÛ ÚaÐ baÓaÐáÕÖ×aàÛ ÚØÙeÚbÛ Ü❐aÝÛ ❐aÝa

Kapur + Serbuk Batu Bata = 14,6 x 20% = 2,92 kg

Kapur 70% = 2,92x 70% = 2,044kg

Serbuk batu bata 30% = 2,92 x 30% = 0,88kg

Semen = 14,6 2,92 = 11,68kg

Air = 9.9 + 0.030 = 9.9 Kg

(60)

4) âãtonäãnåæç èæpæmurn éæ êæçë ìíîærpuï ñeòbó ôâaõó âaõa

öabe÷øùúTabel proporsi campuran untuk volume 0,203m

û òüýüòþÿ a✁ýóòaç✂îå ✄

☎ÿaý ✁ ✆✂îå✄

☎ÿaýì✝✞ ìë✁ ✆ ✂îå✄

Semen 272.1 63,51

Kapur + serbuk batu bata - 9,49

Pasir 811.9 144,00

Gambar

Gambar 2. 1 Proses pembuatan semen Portland , Sumber:  Analisis Beton K-175 dengan serbuk kapurdengan mengurangi semen, Sitty Nur Syamsiyayah
Gambar 2. 2 klasifikasi agregat berdasarkan sumber material
Tabel 2. 4 Penamaan tipe tanah berdasarkan plasticity index
Grafik 2. 1 Ggarafik gradasi tanah berdasarkan ASTM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan formulasi krim tipe M/A dan A/M memiliki pelepasan obat yang berbeda maka akan memiliki aktivitas dan sifat fisik yang berbeda pula sehingga dalam penelitian ini

[r]

Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengingatkan kembali materi tentang jenis-jenis paragraf sesuai dengan letak kalimat utama dan membiasakan siswa

Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat program aplikasi untuk pengontrolan stok barang dan pemesanan barang secara online. Dimana dengan menggunakan program

Peraturan Kepala BKPM Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pelimpahan dan Pedoman Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2015

Mengingat pentingnya acara ini, dimohon hadir tepat waktu dan tidak diwakilkan, dengan ketentuan membawa semua berkas/dokumen asli sebagaimana yang telah

4.2.5 Hubungan Antara Bauran Bukti Fisik ( Physical Evidence ) Dengan Proses Pengambilan Keputusan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap.. KESIMPULAN DAN

Analisis yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses bisnis dari Samafitro untuk berbagai aktifitas