• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI SE-DAERAH BINAAN III

KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Ema Putri Ristiani 1401411183

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 7 Juli 2015

(3)
(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, oleh Ema Putri Ristiani 1401411183, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 29 Juli 2015.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.

19560427 198603 1 001 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd 19611018 198803 1 002

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd Dra. Sri Sami Asih, M.Kes

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al-Insyiroh: 5)

Bersyukur itu tidak berhenti pada menerima apa adanya saja, tapi terutama kerja keras untuk mengadakan yang terbaik. (Mario Teguh)

Persembahan

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang,” yang bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi, tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi.

2.

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

4.

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan penuyusunan skripsi.
(7)

vii

6.

Kepala SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7.

Guru Kelas V SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam membantu penulis melaksanakan penelitian.

8.

Staf Guru, Karyawan, dan Siswa SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

9.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tegal, Juli 2015

(8)

viii

ABSTRAK

Ristiani, Ema Putri. 2015. Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri Sami Asih, M.Kes.

Kata Kunci: keterlibatan orangtua; prestasi belajar.

Keterlibatan orangtua terhadap belajar anaknya merupakan hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua demi keberhasilan belajar anaknya. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh keterlibatan orangtua terhadap belajar anaknya. Perbedaan keterlibatan orangtua dalam belajar anaknya dapat mengakibatkan prestasi belajar yang berbeda pada diri anaknya, seperti halnya keterlibatan orangtua dalam belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh keterlibatan orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, dan (2) seberapa besar pengaruh keterlibatan orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang yang berjumlah 345 dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 177 siswa yang ditentukan menggunakan tabel Isaac dan Michael dan rumus Proportionate Stratified Random Sampling. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu keterlibatan orangtua, sedangkan variabel dependennya yaitu prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk data keterlibatan orangtua, dan dokumentasi untuk data prestasi belajar siswa. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov dan setelah diuji ternyata berdistribusi normal, sehingga dilanjutkan uji linieritas. Setelah data normal dan linier kemudian dilanjutkan dengan analisis akhir. Analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

Bab 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian ... 7

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 7

1.3.2 Paradigma Penelitian ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.5.1 Tujuan Umum ... 9

1.5.2 Tujuan Khusus ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 10

1.6.2 Manfaat Praktis ... 10

2 KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kajian Teori ... 12

(10)

x

2.1.2 Keterlibatan Orangtua ... 13

2.1.3 Keterlibatan Orangtua dalam Belajar ... 16

2.1.4 Prestasi Belajar ... 20

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

2.1.6 Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Belajar ... ... 23

2.2 Kajian Empiris ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ... 30

3 METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Desain Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... ... 32

3.2.2 Sampel ... ... 33

3.3 Variabel Penelitian ... 34

3.3.1 Variabel Independen ... ... 35

3.3.2 Variabel Dependen ... ... 35

3.4 Definisi Operasional... 35

3.4.1 Variabel Keterlibatan Orangtua dalam Belajar (X) ... ... 35

3.4.2 Variabel Prestasi Belajar (Y) ... ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5.1 Wawancara ... ... 37

3.5.2 Angket atau Kuesioner ... ... 37

3.5.3 Dokumentasi ... ... 38

3.6 Instrumen Penelitian... 39

3.6.1 Pedoman Wawancara ... 39

3.6.2 Angket atau Kuesioner ... 40

3.7 Validitas Instrumen ... 40

3.7.1 Uji Validitas Angket ... ... 40

3.7.2 Uji Reliabilitas ... ... 43

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

(11)

xi

3.8.2 Analisis Data ... ... 46

3.8.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... ... 46

3.8.2.2 Uji Prasyarat Analisis ... ... 48

3.8.2.2.1 Uji Normalitas ... ... 48

3.8.2.2.2 Uji Linieritas ... ... 49

3.8.2.3 Analisis Akhir ... ... 50

3.8.2.3.1 Analisis Korelasi ... ... 50

3.8.2.3.2 Analisis Regresi Sederhana ... ... 51

3.8.2.3.3 Koefisien Determinasi ... 52

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 53

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 55

4.1.2.1 Keterlibatan Orangtua ... ... 55

4.1.2.1.1 Deskripsi Data Keterlibatan Orangtua dalam Belajar .... ... 56

4.1.2.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Keterlibatan Orangtua dalam Belajar... ... 57

4.1.2.2 Prestasi Belajar ... ... 67

4.1.2.2.1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa ... ... 67

4.1.2.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Siswa ... ... 68

4.1.3 Uji Prasyarat Analisis ... ... 71

4.1.3.1 Uji Normalitas ... ... 71

4.1.3.2 Uji Linieritas ... 72

4.1.4 Uji Hipotesis ... 73

4.1.4.1 Analisis Korelasi ... 73

4.1.4.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 74

4.1.4.3 Koefisien Determinasi ... 77

4.2 Pembahasan ... 78

4.2.1 Keterlibatan Orangtua ... 78

(12)

xii

Belajar Siswa ... .. 80

5 PENUTUP ... 82

5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

GLOSARIUM ... 89

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 32

3.2 Penarikan Sampel Siswa Kelas V ... 34

3.3 Skor Skala Likert ... 38

3.4 Populasi Siswa Uji Coba ... 44

3.5 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba ... 45

3.6 Klasifikasi Tiap Kategori ... 47

3.7 Kriteria Penilaian Prestasi Belajar ... 48

3.8 Sifat Keeratan Koefisien Korelasi ... 51

4.1 Deskripsi Data Skor Angket Keterlibatan Orangtua ... 57

4.2 Klasifikasi Tiap Kategori...…... 59

4.3 Kategori Skor Angket Keterlibatan Orangtua ... 59

4.4 Kriteria Skor Angket Keterlibatan Orangtua per Siswa…... 59

4.5 Rekapitulasi Persentase Skor Angket Keterlibatan Orangtua ... 62

4.6 Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 67

4.7 Kriteria Penilaian Prestasi Belajar ... 67

4.8 Kriteria Prestasi Belajar Siswa Kelas V ... 68

4.9 Kriteria Prestasi Belajar per Siswa Kelas V ... 68

4.10 Hasil Uji Normalitas ... 71

4.11 Hasil Uji Linieritas ... 72

4.12 Hasil Uji Korelasi ... 73

4.13 Nilai B Persamaan Regresi... 74

4.14 Hasil Uji Regresi ... 74

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ... 90

2 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 95

3 Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket ... 100

4 Kisi-kisi Angket Keterlibatan Orangtua dalam Belajar (Uji Coba) ... 101

5 Angket Keterlibatan orangtua dalam belajar (Uji Coba) ... 104

6 Lembar Validasi Butir Angket ... 109

7 Kisi-kisi Angket Keterlibatan Orangtua dalam Belajar Setelah Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 112

8 Angket Keterlibatan Orangtua dalam Belajar (Penelitian) ... 114

9 Tabel Rekapitulasi Data Uji Coba ... 117

10 Output Uji Validitas ... 121

11 Rekapitulasi Uji Validitas ... 126

12 Output Uji Reliabilitas ... 128

13 Tabel Rekapitulasi Data Penelitian ... 130

14 Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester (Populasi) ... 138

15 Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester (Sampel Penelitian) ... 152

16 Output Uji Normalitas... 157

17 Output Uji Linieritas ... 158

18 Output Analisis Regresi Sederhana ... 161

19 Jadwal Penelitian ... 162

(16)

xvi

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan dibahas tentang hal-hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian. Bagian ini terdiri dari: (1) latar belakang masalah; (2) identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah dan paradigma penelitian; (4) rumusan masalah; (5) tujuan penelitian; dan (6) manfaat penelitian. Uraiannya sebagai berikut:

1.1

Latar Belakang Masalah

Pembangunan bidang pendidikan dari waktu ke waktu selalu mendapat perhatian yang besar dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari sistem pelaksanaan pendidikan yang tidak hanya menekankan pada segi kuantitas, tetapi juga pada segi kualitas. Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan selalu diusahakan melalui peningkatan sarana dan prasarana, sistem pengajaran, dan materi yang diajarkan. Di samping itu, profesionalisme tenaga pendidik dan peningkatan mutu siswa diharapkan dapat menjadi sarana peningkatan mutu pendidikan melalui pengajaran. Sejalan dengan hal tersebut dikembangkan pula iklim pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku siswa yang disiplin dan kreatif.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentangSistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa

(18)

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. “

Agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, diperlukan tenaga pendidik yang profesional. Tugas pendidik sebagai tenaga profesional adalah untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan kreatif. Melalui tenaga pendidik yang professional, diharapkan proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

Proses pembelajaran merupakan serangkaian perbuatan pendidik terhadap anak-anak yang didasarkan pada hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan tertentu. Syarat utama berlangsungnya proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru sebagai pengajar dan siswa yang diajar. Fokus dari proses pembelajaran adalah menjadikan seseorang untuk belajar, berarti di sini ada dua belah pihak yang terlibat dalam proses tersebut, yaitu pihak yang belajar dan pihak yang menjadikan proses belajar itu terjadi.

(19)

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di sekolah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada siswa di sekolah adalah peranan dan dukungan serta keterlibatan dari orang tua terhadap belajar anaknya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak yang berkaitan dengan orang tua yakni keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya. Orang tua memegang tugas penting terhadap perkembangan fisik dan mental anaknya. Tugas orang tua yang paling penting terletak pada tugas edukasi (mendidik). Tugas ini terlihat dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya.

Melihat betapa pentingnya aktivitas siswa dalam menopang keberhasilan kegiatan belajar, orang tua dan guru memegang peranan yang sangat penting. Seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi dan senantiasa melakukan berbagai upaya ke arah timbulnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat menjamin aktivitas belajar siswa dalam belajar atau dapat pula dikembangkan melalui upaya menciptakan suatu kebutuhan bagi diri siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru yang bersangkutan.

(20)

orang tua merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental dan fisik dalam kehidupannya. Oleh karena itu, orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya.

Orang tua siswa juga sangat berperan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar bagi anak-anaknya. Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mendorong anak-anaknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Partisipasi orang tua terhadap peningkatan prestasi belajar anak-anaknya dapat berupa memberikan waktu yang cukup untuk belajar, memenuhi kebutuhannya, memberikan motivasi dalam belajar, dan keterlibatan orang tua dalam belajar anak-anaknya.

(21)

anaknya. Orang tua yang selalu mendampingi anaknya belajar akan memberikan dampak psikologis yang lebih baik bagi anak tersebut.

Keterlibatan orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan umum anak, khususnya dalam belajar anak. Efek dari keterlibatan orang tua dalam belajar anak salah satunya anak menjadi sukses dalam pembelajaran di sekolah, karena orang tua mendukung dan terlibat dalam pendidikan anak. Kegiatan belajar anak di sekolah cukup terbatas, sedangkan siswa waktunya terbanyak merupakan tanggung jawab orang tua di rumah. Keterlibatan orang tua di rumah berupa bimbingan belajar dan dukungan lain agar anak dapat mencapai prestasinya di sekolah. Keterlibatan orang tua dalam belajar anak sangat dibutuhkan, khususnya pada anak usia sekolah. Di dalam sekolah anak memperoleh pelajaran dari guru.

(22)

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala Dabin III di Unit Pengelola Pendidikan (UPP) pada bulan Maret 2015, Kecamatan Petarukan Kabupaten memiliki delapan Daerah Binaan (Dabin), tetapi penelitian dilakukan di Dabin III yang meliputi 10 SD Negeri. Pemilihan Dabin III sebagai subjek penelitian didasarkan pada komposisi keadaan orang tua siswa yang beragam jika dilihat dari beberapa faktor, seperti memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pengawasan kegiatan belajar di dalam rumah, pengawasan kegiatan belajar di sekolah, dan pemberian motivasi belajar terhadap anaknya. Berdasarkan informasi juga masih dijumpai siswa kelas V yang jarang berangkat sekolah, karena kurangnya dorongan atau perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya.

Beberapa penelitian yang mengungkap variabel yang hampir sama telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang berjudul “Hubungan Keterlibatan Orang

Tua dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di SDIT Permata Hati, Banjarnegara” oleh Tolada (2012). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar anak (p value = 0,001). Penelitian lain juga dilakukan oleh Koskei (2014) dengan judul penelitian “Influence of Parental Involvement on Student’s Academic Performance of Public

(23)

Berdasarkan masalah pentingnya keterlibatan orangtua, peneliti akan

mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten

Pemalang”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(1) Sebagian orang tua masih belum maksimal dalam keterlibatan belajar anaknya.

(2) Sebagian orang tua belum memberikan motivasi atau perhatian yang cukup terhadap perkembangan anaknya terutama dalam hal pendidikan.

(3) Sebagian orang tua dalam mendidik anaknya belum sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

(4) Sebagian orang tua masih kurang dalam mendampingi dan membantu kegiatan belajar anaknya.

1.3

Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian

Uraian mengenai pembatasan masalah dan paradigma penelitian yaitu sebagai berikut:

1.3.1 Pembatasan Masalah

(24)

(1) Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

(2) Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

1.3.2 Paradigma Penelitian

Model penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Model Paradigma Sederhana

(Sugiyono, 2014: 68) Keterangan:

X = keterlibatan orang tua dalam belajar Y = Prestasi Belajar

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(1) Seberapa besar tingkat keterlibatan orang tua dalam belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang?

(2) Seberapa besar tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang?

(25)

(3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang?

(4) Seberapa besar pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang?

1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan khusus. Berikut uraian tentang tujuan umum dan khusus penelitian ini.

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

1.5.2 Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui keterlibatan orang tua dalam belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

(2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

(26)

(4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dari penelitian ini, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat diperoleh secara praktik dari penelitian ini. Penjelasan mengenai manfaat teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

(1) Memberikan gambaran tentang pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

(2) Menambah referensi bahan kajian penelitian lainnya di bidang psikologi pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, yaitu orang tua siswa, guru, pihak sekolah, dan peneliti. Adapun penjelasan dari manfaat-manfaat tersebut yaitu sebagai berikut:

(27)

(2) Bagi guru. Dapat menjadi bahan introspeksi bagi guru selaku tenaga pendidik tentang pentingnya keterlibatan orang tua untuk senantiasa memotivasi siswa agar lebih giat belajar dalam mencapai cita-citanya.

(3) Bagi sekolah. Sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program-program sekolah dalam usaha mengingatkan orang tua siswa tentang pentingnya keterlibatan orang tau dalam belajar anaknya.

(28)

12

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

Hal-hal yang akan dibahas di dalam kajian teori yakni: (1) keterlibatan, (2) ketertlibatan orangtua, (3) keterlibatan orangtua dalam belajar, (4) prestasi belajar, (5) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dan (6) pengaruh keterlibatan orangtua terhadap belajar. Uraiannya sebagai berikut.

2.1.1 Keterlibatan

Keterlibatan berasal dari kata libat (menjadi kata turunan terlibat). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun, 2006: 668) kata „terlibat‟

mengandung pengertian adanya keikutsertaan individu atau berperannya sikap ataupun emosi individu di situasi tertentu. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia (Moeliono, 2005: 594) kata „libat‟ (terlibat) berarti = termasuk

(tersangkut).

(29)

2.1.2 Keterlibatan Orangtua

Orangtua merupakan pengertian umum dari ayah ibu kandung. Namun orangtua juga tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan. Orangtua juga bisa terdefinisikan terhadap orangtua yang telah memberikan arti kehidupan bagi kita. Namun, ingatlah bahwa orangtua selain yang melahirkan kita, juga termasuk orangtua yang telah memelihara kita sedari kecil, menyayangi kita tanpa ada perbedaan, yaitu orangtua asuh atau orangtua angkat.

Menurut Hawes & Jesney (2007) dalam Padavick (2009), keterlibatan orangtua diartikan sebagai partisipasi orangtua terhadap pendidikan dan pengalaman anaknya. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan keterlibatan orangtua merupakan partisipasi orangtua dalam pendidikan belajar anak baik di sekolah maupun di tempat lain yang dapat mendukung kemajuan anak.

Keterlibatan orangtua merupakan proses keterlibatan keluarga yang meliputi sikap, nilai-nilai, dan praktik orangtua dalam membesarkan anak. Hubungan anak dengan orangtua yang hangat dan responsif, serta partisipasi orangtua dalam aktivitas yang berpusat pada anak dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak.

(30)

Orangtua bertugas mendidik, membesarkan, serta sebagai fasilitator pemenuhan segala kebutuhan anak. Sebutan bagi orangtua yang berada dalam satu rumah yakni ayah/ibu. Namun, apabila ayah/ibu telah meninggal dunia ataupun tinggal jauh dengan anak tersebut, maka dapat digantikan oleh keluarga yang lain seperti kakak, tante/paman, pakde/bude, ataupun kakek/nenek.

Keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orangtua dan anggota keluarganya sendiri.

Orangtua berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara fisik, anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makan yang bergizi dan seimbang. Secara mental, anak-anak-anak-anak bertumbuh cerdas,cemerlang dan selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Secara sosial, anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya.

(31)

Menurut Munib, dkk (2011: 77), “keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, pendidikan inilah yang pertama ada. Selain itu, manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah dalam keluarga.”

Keterlibatan orangtua merupakan proses yang berlangsung selama manusia hidup dan berkembang. Di dalam pendidikan akan berlangsung proses belajar yang akan mempengaruhi sifat dan wawasan manusia. Semakin banyak seseorang belajar, semakin bertambah pula wawasan, pengetahuan, serta pengalamannya. Begitu juga dengan orangtua, banyak atau sedikitnya pengalaman belajar akan mempengaruhi cara mendidik anak, membesarkan anak, serta membimbing anaknya.

Menurut Soelaeman (1985) dalam Shochib (2010: 14), “untuk mengamati secara cermat, mendalam, dan menyeluruh upaya orangtua dalam membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin dirinya, perlu diarahkan pada empat hal, yaitu: (1) pribadi orangtua yang konkret (2) pribadi anak yang konkret, (3) situasi lugas dalam kehidupan keluarga, dan (4) arah tindakan untuk anak agar memiliki dasar-dasar disiplin diri dan mengembangkannya. Keempat fenomena ini dapat dijadikan instrumen untuk mengungkapkan” :

(32)

(2) Kualitas penghayatan dan komunikasi anak terhadap orangtuanya baik sebagai ibu atau ayah maupun sebagai pendidik.

2.1.3 Keterlibatan Orangtua dalam Belajar

Pendidikan terhadap anak-anak menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan keluarga menempatkan ibu dan bapak sebagai pendidik kodrati. Hubungan kekeluargaan yang dekat dan didasari oleh kasih sayang serta perasaan tulus ikhlas merupakan faktor utama bagi orangtua dalam membimbing anak-anaknya. Hubungan keterlibatan antara orangtua sebagai pendidik dan anak sebagai si terdidik dengan maksud bahwa orangtua mengarahkan anaknya sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar kemampuan yang ada pada dirinya (Shochib, 2010: 21).

Pendidikan memiliki keterkaitan yang erat dengan proses belajar. Pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yang menyangkut perkembangan berbagai aspek yang ada pada diri anak, meliputi aspek sikap dan kepribadian, aspek pengetahuan, serta aspek keterampilan. Proses belajar merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka memperoleh perubahan dan peningkatan diberbagai aspek tersebut. Menurut Hamdani (2011: 56), tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orangtua terhadap anaknya, antara lain:

(33)

(2)Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

(3)Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga apabila ia telah dewasa mampu hidup mandiri dan membantu orang lain.

(4)Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

(5)Membantu anak-anak memahami posisi dan peranannya masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya, agar mampu saling menghormati dan saling menolong dalam melaksanakan perbuatan baik yang diridhoi Allah SWT. (6)Membantu anak didik mengenal dan memahami nilai-nilai/norma-norma

yang mengatur kehidupan berkeluarga, betetangga, dan bermasyarakat dan mampu melaksanakannya untuk memperoleh ridho Allah SWT.

(7)Mendorong anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agama agar mampu merealisasikan dirinya sebagai diri individu dan sebagai anggota masyarakat yang beriman.

(8)Membantu anak-anak memasuki kehidupan bermasyarakat setahap demi setahap melepaskan diri dari ketergantungan kepada orangtua dan orang dewasa lainnya, serta mampu bertanggung jawab.

(34)

Keterlibatan orangtua dalam prestasi belajar anaknya akan membawa dampak yang positif terhadap cara belajar anaknya. Hal ini akan membantu anak untuk belajar menjalani proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dan di rumah. Orangtua yang telah memiliki wawasan serta pengalaman yang cukup akan memberikan tanggung jawab yang tinggi terhadap pendidikan anaknya. Schunk (2010: 74) menyimpulkan beberapa bentuk tanggung jawab dan keterlibatan orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya antara lain:

(1) Memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Orangtua yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan anaknya akan lebih memerhatikan dan berusaha memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak untuk menunjang kegiatan belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman belajar orangtua yang telah dijalani sebelumnya. Oleh karena itu, mayoritas orangtua yang memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap prestasi belajar anaknya akan lebih memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar anak seperti alat tulis, tas, sepatu, buku penunjang belajar, buku modul, dan lainnya.

(2) Pengawasan kegiatan belajar di dalam rumah

(35)

harus lebih perhatian terhadap kegiatan belajar di dalam rumah. Orangtua haruslah mengingatkan anak untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah, mengingatkan anak untuk mengulang pelajaran di sekolah serta mendampingi belajar anaknya.

(3) Pengawasan kegiatan belajar di sekolah

Kegiatan belajar di sekolah bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, namun orangtua juga ikut andil dalam kesuksesan belajar anaknya. Orangtua yang selalu menanyakan perkembangan belajar anaknya di sekolah akan lebih mengerti kondisi anaknya yang sebenarnya. Selain itu, komunikasi yang terjalin baik antara pihak sekolah dengan orangtua akan lebih cepat penyelesaian masalah-masalah yang terjadi pada diri anak, baik masalah dalam proses KBM ataupun masalah yang terjadi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, orangtua dituntut untuk lebih perhatian lagi terhadap kegiatan belajar anak di sekolah serta jangan hanya menggantungkan tanggung jawab belajar anak di sekolah terhadap pihak sekolah saja.

(4) Memberikan motivasi

(36)

belajar. Penguatan dapat berbentuk ucapan positif maupun benda. Namun, pemberian penguatan ini haruslah dilakukan dengan bijak untuk menghindari sifat pemanja dari anak. Selain itu, teguran/hukuman juga perlu diberikan kepada anak yang masih keliru dalam melakukan banyak hal. Teguran/hukuman ini haruslah dikemas dengan bijak, jangan dengan perkataan yang kasar dan keras. Hal ini akan membuat anak memiliki sifat penakut serta pemberontak. Kedua unsur di dalam motivasi ini haruslah disesuaikan dengan kondisi anak serta diberikan dengan bijak.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa cara orangtua terlibat dalam belajar anak. Cara orangtua terlibat dalam belajar anak secara umum yaitu dengan mengikutsertakan diri pada kegiatan anak, seperti pekerjaan rumah. Keterlibatan orangtua juga ditunjukkan ketika mengunjungi anaknya di sekolah, bertemu dengan guru, ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan yang sedang diadakan di sekolah, menjadi sukarelawan di sekolah, membantu anak dengan mengikutsertakannya dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan kemajuan akademik anak, serta membiayai pendidikan anak.

2.1.4 Prestasi Belajar

Menurut Haryanto (2010), “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh

seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun luar

sekolah”. Syah (2014: 148) menjelaskan “prestasi belajar merupakan perubahan

ranah psikologis sebagai akibat pengalaman dan proes belajar siswa yang tercapai

(37)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah mengikuti proses belajar, yang ditunjukkan dengan nilai hasil tes atau angka hasil tes yang diberikan oleh guru mata pelajaran, berupa nilai (angka). Agar prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat, diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif akan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif dilakukan melalui berbagai aktivitas, seperti penjelasan materi yang sistematis, pemanfaatan alat peraga yang memadai, penggunaan bahasa yang mudah dipahami untuk merangsang siswa memahami konsep yang dibahas, pemberian pujian dan dorongan, pemberian kesempatan berpikir yang memadai, dan pemberian soal formatif yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menyajikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan sistematis, sehingga akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan informasi tersebut dapat dipahami siswa. Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa. Berkenaan dengan itu, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik, agar rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat.

(38)

bagi siswa. Tugas atau kegiatan yang dilaksanakan harus berkaitan dengan tujuan dan materi pelajaran.

Menurut Rifai dan Anni (2011: 81), “efektivitas belajar yang dilakukan

oleh peserta didik di sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi pserta didik yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama

pendidik yang profesional”.

Berdasarkan bahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu penilaian yang didapatkan oleh siswa setelah menerima pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yakni nilai UTS khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn siswa kelas V SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2014/2015.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal (faktor dari luar). Hal ini dapat dijelaskan sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (2010: 54-72) sebagai berikut:

(39)

(2) Faktor eksternal

Menurut Slameto (2010: 60), faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga dan lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan belajar seseorang. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b. Lingkungan masyarakat

Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

2.1.6 Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar

(40)

juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Secara sosial, agar anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri dan memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya.

Di dalam lingkungan keluarga, orangtualah yang berperan menjadi pendidik yang pertama dan utama bagi anaknya untuk mengembangkan potensinya. Orangtua menjadi pendidik yang pertama, karena orangtua yang pertama kali mendidik anaknya sejak ia dilahirkan. Dikatakan sebagai pendidik utama, karena pendidikan yang diberikan orangtuanya bersifat mendasar dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pendidikan merupakan proses yang berlangsung selama manusia hidup dan berkembang. Di dalam pendidikan, akan berlangsung proses belajar yang akan mempengaruhi sifat dan wawasan manusia. Semakin banyak seseorang belajar, semakin bertambah pula wawasan, pengetahuan, serta pengalamannya. Untuk itu, keterlibatan orangtua dalam belajar sangat diperlukan agar anak dapat belajar dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal. Tingkat keterlibatan orangtua dalam belajar anaknya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh anaknya.

(41)

orangtua dalam kegiatan sekolah. Apabila cara tersebut dapat dilakukan oleh orangtua bisa dipastikan orangtua terlibat dalam proses belajar anak. Dengan adanya orangtua yang selalu terlibat dalam proses belajar anak maka hal tersebut akan menjadikan prestasi anak meningkat.

2.2

Kajian Empiris

Penelitian tentang pengaruh keterlibatan orangtua dalam belajar sebelumnya telah beberapa kali dilakukan. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

Pertama, berdasarkan penelitian terhadap 117 mahasiswa yang dilakukan oleh Hardiana, Salman, Amirulloh, dan Ryzza, (2011) dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang berjudul “Hubungan Karakteristik

Individu dan Pola Asuh Orangtua terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa

Regular 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia”, diperoleh hasil tidak ada hubungan antara karakteristik individu dan prestasi akademik, dan tidak ada hubungan pola asuh (permisif dan demokratis) dengan prestasi akademik, tetapi ada hubungan antara pola asuh otoriter dan prestasi akademik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Padavick (2009) dengan judul “Parental Involvement with Learning and Increased Student Achievement”,

didapatkan hasil ada hubungan antara status pendidikan dan status sosial ekonomi tinggi dan kesuksesan akademik serta pengasuhan orangtua dan keterlibatan orangtua.

(42)

Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan”. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh antara keterlibatan orangtua dan minat membaca anak.

Keempat, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wagiran (2013) dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Kinerja Mengajar

Guru, Keterlibatan Orang Tua, Aktualisasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Teori Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri Se-Kabupaten Gunungkidul”, diperoleh hasil terdapat pengaruh kinerja mengajar guru sebesar 0,145, keterlibatan orangtua sebesar 0,128, aktualisasi diri sebesar 0,108 dan motivasi berprestasi sebesar 0,098.

Kelima, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ronaldi (2013) dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang berjudul “Pengaruh

Dukungan Orangtua dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMAN 6 Padang”. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan orangtua dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar.

Keenam, penelitian lain yang dilakukan oleh Rini (2012) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Hubungan Tingkat

Pendidikan Orangtua dan Prestasi Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran

(43)

Ketujuh, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Usman (2009) dari FKIP Universitas Lampung dengan judul “Hubungan Motivasi Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Yayasan Pendidikan Budaya Bandar

Lampung”. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi orangtua dan prestasi belajar siswa.

Kedelapan, penelitian lain yang dilakukan oleh Mawarsih (2013) dari Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret dengan judul “Pengaruh Perhatian Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo”, diperoleh hasil terdapat pengaruh perhatian orangtua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian yang telah dipaparkan merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang keterlibatan orangtua dalam belajar. Namun penelitian-penelitian yang telah dipaparkan memiliki perbedaan pada tempat penelitian, subjek penelitian, dan pada sebagian penelitian di atas berbeda variabel terikatnya dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei. Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2013: 49), “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antarvariabel sosiologis

(44)

Penelitian yang telah dilaksanakan, sebagai bahan pengembangan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh keterlibatan orangtua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh keterlibatan orangtua dalam belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2.3

Kerangka Berpikir

Prestasi belajar siswa merupakan skala keberhasilan dalam menempuh pendidikan di sekolah formal. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas yaitu faktor eksternal yakni faktor keluarga tentang keterlibatan orangtua dalam belajar.

(45)

Pada umumnya hanya orangtua yang memiliki keterlibatan yang tinggi akan lebih dapat memotivasi anaknya untuk belajar, baik belajar dengan orangtuanya atau melalui bimbingan belajar. Orangtua yang memiliki keterlibatan yang tinggi akan membangkitkan semangat serta motivasi diri yang lebih tinggi terhadap belajar anaknya.

Pengalaman belajar serta motivasi yang didapat dari keterlibatan orangtuanya yang akan menjadi dasar semangat dan motivasi dalam belajar anaknya, yang dapat berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan demikian ada pengaruh yang terjadi keterlibatan orangtua terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.

Adapun kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar kerangka berpikir tersebut terdapat dua variabel di dalamnya, yaitu:

Keterlibatan Orangtua dalam Belajar (X)

Prestasi Belajar Sisiwa (Y)

1. Memenuhi sarana dan prasarana 2. Pengawasan kegiatan belajar di

rumah dan di sekolah 3. Pemberian motivasi

4. Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan 5. Mendorong anak mencari ilmu

dunia dan agama

[image:45.595.128.513.421.637.2]
(46)

(1) Variabel Independen (Variabel Bebas)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah keterlibatan orangtua dalam belajar.

(2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa yang mencakup nilai UTS siswa tahun ajaran 2014/2015.

2.4

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir (Sugiyono, 2014: 99).

Berdasarkan teori tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: = Tidak ada pengaruh yang signifikan keterlibatan orangtua dalam belajar

terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, (ρ = 0).

(47)

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitan akan dibahas hal-hal sebagai berikut: (1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) variabel penelitian; (4) definisi operasional variabel; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) uji instrumen; dan (8) teknik pengolahan dan analisis data.

3.1

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei. Menurut Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2013: 49)

menjelaskan “Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis”

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian survei tentang pengaruh keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas V se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2014/2015. Pada penelitian ini menggunakan satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen).

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(Sugiyono, 2014: 68)

(48)

3.2

Populasi dan Sampel

Uraian mengenai populasi dan sampel yaitu sebagai berikut: 3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (2013: 137), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 61).

[image:48.595.169.480.526.706.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri se-Dabin III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Total populasi dalam penelitian ini yaitu 345 siswa yang berasal dari 10 sekolah (lampiran 1). Rinciannya sebagai berikut.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Sekolah Dasar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 01 Tegalmlati 25 siswa

SD Negeri 02 Tegalmlati 30 siswa SD Negeri 04 Tegalmlati 30 siswa

SD Negeri 01 Loning 20 siswa

SD Negeri 02 Loning 42 siswa

SD Negeri 03 Loning 23 siswa

SD Negeri 04 Loning 63 siswa

SD Negeri 05 Loning 52 siswa

SD Negeri 06 Loning 40 siswa

SD Negeri 08 Loning 20 siswa

Jumlah 345 siswa

(49)

3.2.2 Sampel

Menurut Rianto (2006: 52), sampel adalah bagian dari populasi. Jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari suatu populasi. Sugiyono (2014: 120) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut Sugiyono (2014: 121), teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non-Probalitily Sampling.

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampel bertipe proportionate stratified random sampling.

(50)

proportionate random sampling menurut Sugiyono (1999) yang dikutip oleh Riduwan (2010: 66) yaitu:

Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

[image:50.595.137.486.414.605.2]

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah siswa yang ada dapat dicari jumlah sampel penelitian seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Penarikan Sampel Siswa Kelas V

No Sekolah Dasar Jumlah Populasi

Sampel 1 SDN 01 Tegalmelati 25 siswa 25 / 345 x 177 = 13 2 SDN 02 Tegalmelati 30 siswa 30 / 345 x 177 = 16 3 SDN 04 Tegalmelati 30 siswa 30 / 345 x 177 = 16 4 SDN 01 Loning 20 siswa 20 / 345 x 177 = 10 5 SDN 02 Loning 42 siswa 42 / 345 x 177 = 21 6 SDN 03 Loning 23 siswa 23 / 345 x 177 = 12 7 SDN 04 Loning 63 siswa 63 / 345 x 177 = 32 8 SDN 05 Loning 52 siswa 52 / 345 x 177 = 27 9 SDN 06 Loning 40 siswa 40 / 345 x 177 = 20 10 SDN 08 Loning 20 siswa 20 / 345 x 177 = 10

Jumlah 345 siswa 177 siswa

Sumber: Data Penelitian 2015 3.3

Variabel Penelitian

(51)

variabel yang digunakan yakni variabel independen dan dependen. Berikut penjelasan variabel bebas dan variabel terikat.

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono (2014: 64) mengemukakan “variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu keterlibatan

orang tua dalam belajar, yang menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana belajar anak, pengawasan belajar di sekolah maupun di rumah, motivasi yang diberikan oleh orang tua.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut

Sugiyono (2014: 64), “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu prestasi belajar yang mencakup nilai-nilai UTS siswa tahun ajaran 2014/2015.

3.4

Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. 3.4.1 Variabel Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar (X)

(52)

belajar yang akan mempengaruhi sifat dan wawasan manusia. Semakin banyak seseorang belajar maka semakin bertambah pula wawasan, pengetahuan, serta pengalamannya. Begitu juga dengan orang tua, banyak atau sedikitnya pengalaman belajar akan mempengaruhi cara mendidik anak, cara membesarkan anak, serta cara membimbing anaknya.

Bentuk tanggung jawab dan keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anaknya antara lain: (1) memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan; (2) pengawasan kegiatan belajar di dalam rumah; (3) pengawasan kegiatan belajar di sekolah; serta (4) memberikan motivasi.

3.4.2 Variabel Prestasi Belajar (Y)

Prestasi belajar merupakan penilaian sebagai bukti keberhasilan belajar siswa setelah menerima pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang berupa nilai-nilai atau angka-angka. Pada penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yakni perolehan nilai UTS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, semster genap tahun ajaran 2014/2015. Mata pelajaran yang dijadikan variabel penelitian hanya mata pelajaran yang diampu oleh guru kelas yang meliputi mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.

3.5

Teknik Pengumpulan Data

(53)

3.5.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014: 189). Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2014: 191), wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Teknik wawancara ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data awal sebelum penelitian, antara lain: masalah-masalah yang terjadi di tempat penelitian dan data siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

3.5.2 Angket atau Kuesioner

Sugiyono (2014: 192) mengemukakan “angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Responden disuruh untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.

(54)

likert. Responden disuruh untuk memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterangan mengenai alternatif jawaban tersebut sebagai berikut:

(1) Selalu (SL), berarti melakukan aktivitas 6 hari dalam seminggu. (2) Sering (SR), berarti melakukan aktivitas 4-5 hari dalam seminggu.

(3) Kadang-kadang (KD), berarti melakukan aktivitas 1-3 hari dalam seminggu. (4) Tidak pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas dalam seminggu.

[image:54.595.157.463.415.507.2]

Dalam menginterpretasi data, peneliti menggunakan skor pada setiap item pernyataan. Skor untuk setiap item pernyataan dalam angket dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 skor untuk setiap butir soal pada SkalaLikert

Jawaban Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

3.5.3 Dokumentasi

Riduwan (2013: 77) menyatakan “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data

yang relevan dengan penelitian”. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

(55)

3.6

Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 305) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2014: 148). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen nontes. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan angket atau kuesioner. 3.6.1 Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, digunakan dalam penelitian pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahn yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menemukan secara pasti permasalahan yang harus diteliti. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah terstruktur secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Ibid, hal 140).

(56)

3.6.2 Angket atau Kuesioner

Arikunto (2013: 194), berpendapat “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket digunakan untuk mengumpulkan data keterlibatan orangtua dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan 30 butir soal, tetapi untuk antisipasi peneliti melakukan uji coba angket dengan jumlah butir soal sebanyak 60. Uji coba angket dilakukan pada 30 siswa uji coba.

Selanjutnya angket atau kuesioner dibagikan untuk diisi oleh responden sesuai keadaan yang sebenarnya. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang berjumlah 177 siswa. Responden disuruh untuk memberi tanda

checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan skala likert. Instrumen penelitian berupa angket ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya.

3.7

Validitas Instrumen

Bagian ini terdiri dari: (1) uji validitas angket dan (2) uji reliabilitas angket. 3.7.1 Uji Validitas Angket

(57)

mengukur apa yang hendak kita ukur. Untuk mengetahui validitas angket, angket harus diujicobakan terlebih dahulu. Sebelum diujicobakan, angket yang telah tersusun harus melalui uji validitas konstruk. Sugiyono menyatakan (2014: 172),

“Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli

(judgement experts)”. Ahli yang menguji validitas konstruk dalam penelitian ini

ialah Dra. Sri Sami Asih, M.Kes dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan, dan teori yang digunakan.

Setelah melalui validitas konstruk, angket diujicobakan. Data uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba. Dalam perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS)versi 20. Langkah-langkah dalam menghitung uji validitas melalui program SPSS menurut Priyatno (2012: 118-9)

yaitu “pilih Analyze- Correlate-Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate Correlations, semua variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada Test of Significance pilih Two-tailed”.

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya angket yang digunakan. Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi (construct validity) sehingga uji validitas angket dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi ProductMoment sebagai berikut:

    

 

2 2

2

 

2

.

. x x N y y

N y x xy N rhitung            Keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

(58)

∑ Y = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden

Kriteria:

Jika koefisien korelasi sama dengan 0,316 atau lebih (paling kecil 0,316), maka butir instrumen dinyatakan valid. (Priyatno, 2012: 120) Untuk memudahkan uji validitas maka dilakukan menggunakan program

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20. Sugiyono (2014: 173)

menyatakan “apabila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil

0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid”. Setelah melalui validitas konstruk, angket diujicobakan kepada 30 sampel siswa uji coba di SD Negeri se-Daerah Binaan III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Selanjutnya data uji coba angket ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba. Langkah-langkah dalam menghitung uji validitas melalui program SPSS menurut

Priyatno (2012: 118) yaitu “pilih AnalyzeCorrelateBivariate. Pada kotak dialog Bivariate Correlations masukkan semua variabel ke kotak Variables. Pada Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada Test of Significance pilih

Two-tailed”. Untuk hasil uji validitas dapat dibaca pada lampiran 10.

(59)

Berdasarkan rekap hasil perhitungan uji validitas, terdapat beberapa item yang valid dan yang tidak. Dari 60 item pada angket pengaruh keterlibatan orang tua dalam belajar yang telah diujicobakan, terdapat 34 item pernyataan yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 5, 6, 9, 11, 14, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 46, 49, 51, 52, 54, 55, 56, 57, dan 60. Sementara itu, terdapat 26 item yang tidak valid, yaitu item nomor 4, 7, 8, 10, 12, 13, 15, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 33, 34, 40, 42, 43, 45, 47, 48, 50, 53, 58, dan 59. Semua item yang valid sudah mewakili semua indikator yang terdapat dalam angket keterlibatan orang tua dalam belajar. Jumlah pernyataan yang dipakai dalam angket penelitian hanya 30 item pernyataan.

3.7.2 Uji Reliablitas

Sugiyono (2014: 168) menjelaskan “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama”. Artinya, instrumen dapat dikatakan reliabel apabila digunakan berkali-kali untuk mengukur tetap menghasilkan data yang sama. Uji reliabel digunakan untuk mengetahui keajegan alat ukur yang digunakan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih Analyze – Scale – Reliability Analiysis. Pada kotak dialog Reliability Analyze, item-item yang valid dimasukkan pada kotak items. Selanjutnya pada

Statistics, pada bagian Descriptives for pilih Scale if item deleted. Kemudian

(60)

Alpha (Priyatno, 2012: 121-2). Hasil penghitungan reliabilitas terdapat pada lampiran 12.

Sebelum melakukan penghitungan dengan menu tersebut, data yang dimasukkan harus dipastikan hanya data item yang valid saja. Sugiyono (2014: 184) menyatakan “suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitasnya minimal 0,6”. Reliabilitas angket keterlibatan orang tua dalam belajar sebesar 0,936. Berdasarkan uji coba, angket keterlibatan orang tua dalam belajar sudah valid dan reliabel seluruh butirnya. Oleh karena itu, angket dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

[image:60.595.160.466.470.656.2]

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket, angket akan dilakukan uji coba kepada 30 siswa di luar sampel tetapi dalam populasi yang sama dan dihitung dengan bantuan program SPSS versi 20.

Tabel 3.4 Populasi Siswa Uji Coba

No. Nama Sekolah Populasi Siswa Uji Coba 1. SDN 01 Tegalmelati 25 – 13 = 12 2. SDN 02 Tegalmelati 30 – 15 = 15 3. SDN 04 Tegalmelati 30 – 15 = 15 4. SDN 01 Loning 20 – 10 = 10 5. SDN 02 Loning 42 – 21 = 21 6. SDN 03 Loning 23 – 11 = 12 7. SDN 04 Loning 63 – 31 = 32 8. SDN 05 Loning 52 – 26 = 26 9. SDN 06 Loning 40 – 20 = 20 10. SDN 08 Loning 20 – 10 = 10

Jumlah 173 siswa

Sumber : Data Penelitian 2015

(61)
[image:61.595.128.506.130.335.2]

Tabel 3.5 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba No. Nama Sekolah Populasi Siswa

Uji Coba

Sampel Siswa Uji Coba

1. SDN 01 Tegalmelati 12 12/177 x 30 = 2

2. SDN 02 Tegalmelati 14 14/177 x 30 = 2

3. SDN 04 Tegalmelati 14 14/177 x 30 = 2

4. SDN 01 Loning 10 10/177 x 30 = 2

5. SDN 02 Loning 21 21/177 x 30 = 3

6. SDN 03 Loning 11 11/177 x 30 = 2

7. SDN 04 Loning 31 31/177 x 30 = 6

8. SDN 05 Loning 25 25/177 x 30 = 5

9. SDN 06 Loning 20 20/177 x 30 = 4

10. SDN 08 Loning 10 10/177 x 30 = 2

Jumlah 168 siswa 30 siswa

Sumber : Data Penelitian 2015

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan dengan harga kritik atau standar reliabilitas. Harga kritik untuk indeks reliabilitas instrumen adalah 0,6. Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) menyatakan bahwa reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil

Gambar

Tabel    Halaman
Tabel Rekapitulasi Data Uji Coba .......................................................
Gambar kerangka berpikir tersebut terdapat dua variabel di dalamnya,
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, menurut Pasal 1892, perbuatan hukum yang dapat dibatalkan karena adanya cacat yang tidak berakibat batal demi hukum, masih dapat disahkan melalui penetapan ataupun

[r]

[r]

Jika t erdapat bukt i penurunan nilai, kerugian kumulat if - yang diukur sebagai selisih ant ara biaya perolehan dengan nilai waj ar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak antara masing-masing variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi, dan tingkat Suku Bunga dengan Dana Pihak

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan D.I Kuta Cingkam (300 Ha) pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber

The cultural Westernization of 1920s Japanese society is seen from the changes of traditional ideas of life, the traditional custom of Japan, and the changes

Prara profesional SQA didorong untuk memperluas kegiatan testing terhadap coding pada setiap bagian proses produksi, yang menyebabkan adanya testing setiap unit dari modul