• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leasing menurut ekonomi islam : pada pt adira dinamika multi finance tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Leasing menurut ekonomi islam : pada pt adira dinamika multi finance tbk"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

kJ>J-;

/tt1Ef

/s.

LEASING MENURUT El(ONOMI ISLAM

(Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk)

Oleh:

ROHAYATI

KONSENTRASI PERBANKAN SYAR][' AH

PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONOJVII ISLAM)

FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM

UIN SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

Sl(RIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh:

Rohayati

NIM. 102 4612 5250

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I

セセMMMMMMMセᄋM

Kamarusdiana, S.Ag. M.H NIP: 150 285 972

KONSENTRASI PERBANKAN SY ARl' AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM

UIN SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Shipsi yang berjudul LEASING MENURUT EKONOMI ISLAM Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk , telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar s。セェ。ョ。@ Program Strata 1 (S 1) pada

Ke tu a

Sehetaris

Program Studi Muamalat

Jakarta, 27 Desember 2006

Panitia Ujian Munaqasyah

: Dr. Mujar Ibnu Syarif, MA NIP. 150 275 509

: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag NIP. 150 318 308

セHIセセ@

(

...

セZNセ@

... )

-- ;;:?/,, セlMMセMMM

---Pembimbing : Kamarusdiana, S.Ag, M.H NIP. 150 285 972

H\ZZO_セ@

)

/?',r

MMBHNセ@

...

,

... )

Penguji I

Penguji II

fe:!U-n1

:

セセZN「

セセ@ セ[Qセ[

a「、オャ@

Muhaimin

Le,

MA( ... : ...

Q@

....

セ@

... )

. .

</Pt(h_

: H. Azharudm Lath1f, M.Ag ( ...

./r.-1. ... )

NIP. 150 318 308 /

(4)

Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan ke hadirat Allah S. W. T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepacla penulis sehingga penulis clapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam sama-sama kita sampaikan untuk pemimpin umat sepanjang zaman Nabi Muhamad SAW.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan clan kesulitan yang penulis hadapi alhamdullilah dengan rahmat dan pertolongan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepacla:

I. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bapak Prof., Dr., H. Muhamacl Amin Suma, SH., MA., M.M.

2. Ketua Jurusan Muamalat Bapak Euis Amalia, M.Ag., M.Hum dan Sekretaris Jurusan Muamalat bapak Ah. Azharuclclin Lathif, M. Ag

3. Bapak Kamaruscliana, S.Ag., M.H., selaku closen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya clan memberikan pengarahan serta bimbingan kepada penulis clalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada PT Aclira Dinamika Multi Finance Tbk, terutama bapak Jefry selaku Kepala Departemen Bisnis Repo1i dan Analis atas segala bantuan dan kesempatan untuk meluangkan waktu dari awal hingga akhir penelitian kepada penulis.

(5)

6. Bapak dan !bu dosen segenap Civitas Akademik Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Yang lstimewa dan yang sangat penulis Cintai dan Sayangi Ayahanda (Asid Kosid) dan lbunda (Mu'minah), yang telah merikan motivasi moril dan materil serta mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, atas pe1juangan dan kerja kerasnya maka kebahagian ini penulis persembahkan untuk keduanya, karena jasa besar keduanyalah hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk Teteh Elies dan keluarga, Teteh City dan keluarga, Ayie adiku satn-satunya serta ketiga ponakan ku yang lucu (Tio, Yasmin, dan Adit) kalian telah mewarnai rumah dengan keceriaan.

9. Anak-airnk PS-D angkatan 2002. untuk Patimah, Lisa dan Dewi kapan kita

ketemu lagi. Untuk seluruh anak-anak Babusalam pe1juangan bersama kalian menagajari arti pahit manisnya kehidupan terbukti pada saat musim kemarau. I 0. Special untuk "Mas Dian" yang tidak henti meluangkan waktu, perhatian dan

semangat agar penulis dapat menyelesaikan tanggungjawab kepada orang tua. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Jakarta, 2 7 Desember 2006

(6)

DAFT AR ISi... m

BABI

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ... ..

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 9

D. Metode Penulisan .... ... .. .. ... ... .... ... .. ... .... .. .... .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. 1 0 E. Sistimatika Penulisan ... ... 12

TINJAUAN UMUM TENTANG LEASING A. Pengertian Leasing... 14

B. Sejarah Perkembangan Leasing... 17

C. Ketentuan-ketentuan tentang Leasing... 21

D. Tehnik-tehnik Pembiayaan Leasing... 24

I. Financial Lease... 24

2. Operating Lease... 27

E. Mekanisme Leasing... 29

F. Perjanjian Leasing... 31

KEDUDUKAN LEASING })ALAM EKONOMI ISLAM A. Sejarah dan Pengertian Leasing ... 34

(7)

BAB IV

BABV

I. Landasan Hukum... ... . .. . ... ... ... . . ... . .. . . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . 3 8

2. Peraturan Tentang Ijarah ... :... 40

C. Prinsip, Rukuu dan Syarat ljarah... 41

I. Prinsip Sewa Beli ... 41

2. Rukun dan Syarat Ijarah ... 42

D. Sistem Transaksi ljarah ... 44

E. Berakhirnya Akad... .. . .. . .. . ... .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . 48

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TENT ANG LEASING DI PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE A. Sejarah dan Berkembangnya PT Adira Dinamika Multi Finanace . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . 5 2 1. Sejarah Berdirinya... 52

2. Sejarah Berkembangnya... 55

3. Maksud dan Tujuan... 57

B. Struktur Organisasi ... 58

C. Pelaksanaan Leasing pada PT Adira Dinamika Multi Finance 59 D. Analisa Ekonomi Islam Tentang Leasing di PT Adira Dinamika Multi Finance ... 61

PENUTUP A. Kesimpulan ... ... . .. .... ... ... . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . . .. .. . . .. . . 66

B. Saran... 67

DAFTARPUSTAKA ... 69

(8)

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang komprehensif, yang merangkum seluruh aspek kehidupan baik (ritual) rnaupun sosial (muarnalah) dan universal. Hal demikian

berarti juga dapat diterapkan dalam waktu dan ternpat sarnpai akhir nanti karena

semua sesuai dengan fitrah manusia (human nature) dikarenakan ia merupakan jalan

hidup yang utuh dan terpadu didalamnya terdapat panduan dinamis dan lugas

terhadap aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya masalah bisnis dan

transaksi perekonomian.

Muamalah tidak membeclakan seorang muslim clengan non muslim, inilah

salah satu hal yang menunjukan sifat universalitas ajaran Islam. Hal inilah

dimungkinkan karena Islam mengenal hal yang cliistilahkan sebagai tsabit wa

muthayyirat (principles and variables). Hal ini seticlaknya tercantum clalam ajaran

Islam, yang secara substantif mengajarkan pada prinsip kemaslahatan, keaclilan.

Kegiatan akan clikatakan ilegal atau inclisipliner apabila menyalahi prinsip-prinsip

yang melanclasinya yang secara tersurat clan tersirat tercantum clalam clua sumber

hukum utama ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadits.1

1 Eko Suprayitno, Eko1101ni /s/(1111 (Pendekatan Ekonon1i Makro ls/can dan Konvesiona/),

(9)

2

Al-Qur'an Al Maidah ayat 2:

Hadis Riwayat Imam Muslim

... ,- :;l :;) ... ) ;;-, ,,

, , , ,_ t'< UI 0 , , , , '< ' .. , .. ,, . . . I I , ,,,---

'fo,''

"I ", ,, . ,,_,,,,I 1 "

..::..; • セ@ 4.J ...\.;:, w\ '-'L::.) cJ " w <.::..• • i..::-i _. "' .. .._.

(10)

RNセi@

Perkembangan dalam suatu masyarakat ditandai de:ngan perkembangan

lembaga-lembaga yang terdapat pada masyarakat, baik di bidang ekonomi sosial

budaya, dan politik. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan

nasional, dengan sendirinya peran serta pihak swasta dalam pelaksanaan

pembangunan tersebut akan semakin meningkat pula. Keadaan tersebut baik secara

langsuJ!g ataupun tidak akan menuntut lebih aktifnya kegiatan dalam bidang

pembiayaan.

Lembaga pembiayaan (leasing) di Indonesia dapat dikatakan masih dalam

tahap berkembang. Hal ini berkait dengan tehnik pembiayaan, dan usaha leasing dari

tahun ke tahun yang telah memainkan peranan yang sangat penting dalan1

perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui leasing merupakan suatu bentuk usaha di bidang

pembiayaan. Di lain pihak, bank melakukan usahanya dalam bidang pembiayaan

juga. Sepintas lalu leasing ini seolah-olah dilaksanakan oleh dua instansi yang

berbeda. Dalam kenyataanya memang pembiayaan yang dilakukan oleh leasing tidak

sama dengan pembiayaan yang dilakukan oleh bank, leasing business sebagai suatu

(11)

4

bentuk usaha di bidang pembiayaan, dianggap penting peranannya dalam peningkatan

pembangunan perekonomian nasional. Usaha leasing dalam perwujudannya adalah

membiayai penyediaan barang-barang modal, yang akan dipergunakan oleh suatu

pemsahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran

berkala, yang disertai hak pilih (optie) bagi perusabaan tersebut untuk membeli

barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjangjangka waktu leasing.3

Pada saat ini leasing, sebagai lembaga pembiayaan alternatif, telah mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Aktivitas perusahaan leasing adalah memenuhi

pembiayaan sewa menyewa terutama untuk bidang otomotif. mesin industri, mesin

kontruksi mobil dan alat-alat perkantoran. Usaha leasing ini juga memungkinkan

perusahaan-perusahan pemakai modal yang disewa untuk memiliki barang modal

tersebut pada akhir masa kontrak berdasarkan pada nilai sisa yang telah disepakati

bersama.

Industri leasing di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1974, namun dari awal berdirinya sampai tahun 1980 pertumbuhan bisnis leasing ini masih sangat lambat. Hal ini dikarenakan kurang minatnya para pemodal untuk rnembuka usaha leasing. Akan tetapi dari tahun 1981 pertumbuhan inclustri leasing mengalami kemajuan yang sangat pesat clan rnencapai puncaknya pada tahun 1985. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah inclustri leasing dari 8 perusahaan pada tahun 1981 menjacli 72 perusahaan dalam tahun 1985.4

3 Ahmad Anwari,

leasing di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), cet ke- I. h. 5

4

M. Arsad A1nvar, Dkk (editor), Ekono111i Indonesia: /vlasa/ah dan Prospek 19881 1989 (Jakarta: UL

(12)

Di antara faktor yang menjadikan bisnis leasing tumbuh begitu cepat adalah

karena leasing merupakan suatu sistem yang sesuai dengan arah perkembangan

ekonomi dewasa ini, yang sangat menguntungkan menurut pandangan dari segi

manajemen. Kalan ditinjau dari segi perekonomian nasional, malrn leasing telah

memperkenalkan suatu metode baru untuk mendapatkan capital equipment dan

menambah modal kerja.5

Namun sampai saat ini belum ada undang-undang khusus yang mengatur

tentang kegiatan leasing tersebut. Ketentuan yang mengatur masalah ini masih dalam

bentuk putusan Menteri Keuangan dan peraturan-peraturan lainnya. Kehadiran

industri pembiayaan (multi .finance) di Indonesia, sebenarnya belumlah terlalu lama,

terutama bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Dari beberapa sumber,

diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya didasarkan

pada surat keputusan bersama (SKB) tiga Menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri

Perindustrian, dan Menteri Perdagangan.

Setahun setelah clikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT

Pembangunan Armada Niaga Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut

mengganti namanya menjacli PT (Persero) P ANN Multi Finance. Kemuclian, melalui

Keputusan Presiden (Keppres) No.61/1988, yang ditinclaklanjuti dengan SK Menteri

Keuangan No. 1251/KMI<..0!3/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis

5 Achmad An\vari,

(13)

6

pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring, consumer finance,

modal ventura dan kartu !credit.

Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif

te1tinggal dibandingkan yang lain, seperti perbankan. Terlebih lagi bila dibandingkan

dengan perbankan pasca Pakto 1988. Pada era inilah bank muncul dan menjamur

bagai musim hujan. Deregulasi yang digulirkan pemerintah di bidang perbankan telah

membuahkan banyak sekali bank, walaupun dalam skala gurem. Tetapi banyak

kalangan menuding, justru Pakto 88 inilah menjadi biang keladi suramnya industri

perbankan di kemudian hari. Puncaknya, te1:jadi pada 1996 ketika pemerintah

melikuidasi 16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan dimasukkannya

beberapa bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang cukup

mengesankan. Hingga saat ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah dalam

pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang dibiayai pun terns meningkat. Jika

sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada

keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini mengindikasikan

multi finance kian dikenal pelaku usaha nasional.6

Di samping pertumbuhan leasing yang pesat, di sisi lain perkembangan

ekonomi Islam di Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang

signifikan. Dalam produk ekonomi Islam terdapat ijarah yaitu semua barang yang

6

(14)

mungkin diambil manfaatnya dengan tetap zatnya, dan sah untuk disewakan. Apabila

kemanfaatnya itu dapat ditentukan dengan salah satu dari dua perkara, yaitu clengan

masa dan perbuatan. Sedangkan sewa-menyewa mutlak (ticlak memakai syarat) itu

menetapkan pembayaran sewa tunai, kecuali kalau dijanjikan pembayaran dengan clitangguhkan. 7

Begitu pula clengan perbankan Syariah sampai saat ini produk pembiayaan

Bank syariah masih terfokus pada produk-produk murabahah (prinsip jual beli)

pembiayaan murabahah sebenarnya memiliki kesamaan dengan ijarah. Keduanya

termasuk dalam kategori natural certainty contracs clan pada dasarnya kontrak jual

beli. Letak perbedaan keduanya hanyalah objek transaksi yang diperjualbelikan.

Dalam murabahah barang yang menjadi objek transaksinya seclangkan dalam

pembiayaan ijarah yang menjadi objek transaksinya aclalah jasa baik manfaat barang

maupun manfaat tenaga ke1ja . 8

Sebagaimana diketahui bahwa berclasar UU No. 7 Tahun 1992 tentang

perbankan, pengaturan terhadap kegiatan usaha bank Syariah sangat terbatas,

sehingga tidak dapat menunjang pengembangan bank syariah secara optimal. Dengan

berlakunya UU No. 10 Tahun 1998, malrn telah clilakukan penyempurnaan dengan

memberi lanclasan hukum yang lebih luas kepacla pengembangan bank Syariah.

Dengan memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia pada saat ini

7

Moh Rifai, F'ikih !slan1 Lengkap, (Kuala lun1pur: Pustaka Ji\va sdn. Bhd, 1996), cet. Ke- I, h, 428

8 Adiwannan Karim, Bank /sla111 Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Graflndo Pcrsada,

(15)

8

menantikan suatu sistem perbankan Syariah yang sehat dan terpercaya untuk

mengakomodasikan mereka akan jasa perbankan yang sejalan dengan prinsip

Al-Qur'an dan Hadits.

Te1tarik dengan ha! ini, penulis bermaksud untuk mengkaji lebih jauh

tentang sewa guna usaha yang berlaku pada perusahaan finansial yang lazimnya

menggunakan akad leasing. Sedangkan dalam ekonomi Islam menggunakan akad

ijarah yaitu mengambil manfaat dari suatu barang ataupun jasa. Dengan latar

belakang tersebut, penulis te1tarik untuk mengakaji lebih jm1h tentang Leasing

Menurut Ekonomi Islam (Study Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam karya tulis ini, agar pembahasan tidak meluas, maka penulis hanya

membatasi pada praktek leasing yang te1jadi di PT Adira Dinamika Multi Finance

Jakarta. Dari pembatasan masalah di atas, menmmskan sebagai berikut:

!. Bagaimana konsep leasing dalam perspektif ekonomi konvesional dan Islam? 2. Bagaimana leasing di PT Adira Dinamika Multi finance?

3. Apakah praktek leasing di PT Adira Dinamika Multi Finance sesuai dengan

(16)

a. Untuk mengetahui apakah praktek dan konsepsional leasing terakomodasi

dalam ekonomi Islam.

b. Untuk memperoleh data clan inforrnasi mengenai konsep serta praktek

leasing pada PT Adira dinamika multi Finance.

c. Untuk mengetahui apakah leasing yang ada pada PT Adira Multi

Dinamika Finance sejalan clengan konsep ijarah yang terdapat di ekonomi Islam.

2. Manfaat Penulisan a. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan clan pengetahuan clalam masalah 1111 yang

telah didapat di bangku kuliah.

b. Bagi PT Adira Multi Dinamika Finance

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat dalam menentukan langkah selanjutnya berkait dengan

pengembangan dan penelitian (research and development).

c. Bagi dunia pustaka

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang

berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya

(17)

JO

D. Metocle Penelitian

l. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

menggunakan metode deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran tentang

sesuatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang

suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.

2. Penclekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan pendekatan survei sosial yaitu penelitian pengamatan yang

bersakala besar yang dilakukan pada kelompok-kelompok manusia. Dan tidak

terbatas dengan pengamatan dengan penglihatan tetapi, bahwa data yang

dikumpulkan tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Data yang dikumpulkan

dalam survey adalah data yang ada clan terdapat dalam kehidupan yang

berjalan secara wajar.

3. Jenis data

Untuk memperoleh hasil pernbahasan clan bentuk penulisan yang ilmiah clan dapat di pe1tanggungj awabkan, maka diperlukan data clan fakta yang benar-benar objektif, yaitu:

(18)

b. Data Sekunder, yaitu data yang cliclapat penulis clari sumber yang telah disediakan oleh perusahaan. Diperoleh melalui Japoran tahunan PT Aclira Dinamika Multi Finance dan prospektus PT Adira Dinarnika Multi Finance.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalarn skripsi ini penulis menggunakan

penelitian kepusatakaan (library research) dan penelitian lapangan(field

reseaech)

a. Penelitian Kepustakaan (librmy Research), yaitu penulis melakukan riset

dengan melakukan kunjungan ke beberapa perpustakaan untuk

mengumpulkan surnber-surnber tertulis seperti buku-buku, rnajalah, dan

sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi yang sedang

dibahas.

b. Penelitian Lapangan (field research) dilakukan dengan survey langsung ke

objek penelitian, yaitu PT Adira Multi Dinamika Finance dengan tujuan

dapat memperoleh data-data dan informasi la11gsung dari pihak

perusahaan dan tehnik yang digunakan yaitu dengan cara wawancara

(interview) langsung, E-mail ataupun melualui Telpone antara peneliti

dengan pihak yang dianggap berkompeten dalam rangka mendapatkan

(19)

12

5. Telmik Analisis

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan rrtetode kualitatif yaitu ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang teroservasi

E. Sitematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, adapun secara sistematis bab-bab tersebut adalah:

Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang berisi uraian secara garis besar mengenai materi yang sedang dibahas. Di dalamnya terdiri dari latar belakang penulisan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data analisis data, serta sistematika penulisan.

Bab Kedua, Tinjauan Teoritis Tentang Leasing yang berisi di dalamnya

pengertian leasing, sejarah perkembangan leasing, ketentuan tentang leasing,

pembiayaan leasing clan mekanisme leasing.

Bab Ketiga, kedudukan leasing dalam Ekonomi Islam memuat di dalamnya

mengenai sejarah dan pengertian leasing dalam konsep ekonomi Islan1, landasan

hukum dan peraturan tentang ijarah, prinsip rukun dan syarat-syarat ijarah, prinsip

sewa dan sewa-beli, sistem transaksi ijarah dan berakhirnya akad

Bab Keempat, Tinjauan Ekonomi Islam tentang leasing di PT Adira Dinamika

Multi Finance yang mencakup mengenai sejarah dan perkembangan PJ Adira

Dinamika Multi Finance, Struktur organisasi yang terdapat di PT Adira Dinamika

(20)

pelaksanaan leasing di PT Adira Dinamika Multi Finance, serta Analisis penuiis

tentang leasing di PT Adira Dinamika Multi Finance menurut ekononii Islam

Bab Kelima, merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini, berisikan kesimpulan dari keseluruhan bab yang telah di jelaskan di atas dan saran-saran yang

(21)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG LEASING

A. Pengertian Leasing

Secara etimologi istilah leasing berasal dari bahasa Inggris, yakni dari kata

"lease" yang berarti sewa-menyewa.1 Namun demikian, istilah leasing mempunyai

perbedaan maksud dengan istilah rent (rental), walaupun keduanya rnemiliki arti yang

sama.2 Karena dasar leasing adalah sewa-meyewa, maka leasing merupakan suatu

bentuk derivatif dari sewa-rnenyewa. Tetapi kemudian dalam dunia bisnis

berkembanglah sewa-menyewa dalam bentuk khusus yang disebut dengan leasing.

Dalam istilah Indonesia leasing sering diistilahkan dengan "sewa guna usaha".

Adapun pengertian leasing secara terminologi terdapat beberapa rumusan, di

antaranya sebagai berikut:

1. Menurut pasal I Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, yaitu Menteri

94

Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan:

"setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan tertentu. Berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala, disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau mempe1panjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. "3

1

Achmad Anwari, leasing Di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 200 I), Ce!. Ke-I, h. 9

2 Suhardi K. Lubis, Hukum Ekonomi !ndionesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), Cet. Ke-2, h.

' Soerjono Soekanto, lnvestasi Perundang-Undangan Mengenai leasing, (Jakaita: INDHILL

(22)

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/ KMK.01/ 1991 Tanggal 21 November 1991 Tentang Kegiatan sewa guna (leasing). Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing dengan hak opsi (finanace lease) maupun leasing tanpa hak opsi atau sewa guna usaha biasa (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Adapun

finance lessee adalah kegiatan leasing dim:ma leasee pada akhir kontrak

mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan yang dimaksud dengan operating lease adalah kegiatan

leasing dimana lessee pada akhir kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing.4

3. The Equipment Leasing Association (ELA-UK)

Leasing adalah suatu kontrak antara lessor dengan lessee untuk penyewaan

suatu jenis barang atau aset tertentu, langsung dari pabrik atau agen penjual oleh lessee. 1-Iak kepemilikan barang itu tetap berada pada lessor. Lessee

memiliki hak pakai atas barang tersebut clengan membayar sewa clengan

jumlah clan jangka waktu yang telah clitetapkan.5

4. Sri Suyatmi clan J Sadiarto mendefinisikan leasing adalah badan usaha yang

melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal,

4

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakm1a:

Salemba Empat, 2006), Ed 2, h. 190

5

(23)

16

baik secara finance lease maupun operating lease yang digunakan oleh

penyewa guna usaha dengan jangka waktu tertentu berdasm:kan pembayaran

secara berkala."6

5. Notaris Komar Andasasmita mengartikan leasing:

Menyangkut perjanjian-perjanjian yang da/am mengadakan kontrak bertitik

pangkal dari hubungan tertentu di antara lamanya suatu kontrak dengan

lamanya pemakaian (ekonomi;,) dari barang yang merupakan objek kontrak

clan disepakati bahwa pihak yang satu (less01) tanpa melepaskan hak

miliknya menurut hukum berkewajiban menyerahkan hak nikmat dari barang

itu, dari barang pihak lainnya (lessee). Sedangkan lessee berkewajiban

membayar ganti rugi yang memadai untuk menikmati barang tersebut tanpa

bertujuan untuk memi!ikinya Uuridchie eigendom) alas barang itu. "

Dari beberapa pengertian rumusan leasing di atas,. dapat disimpulkan

bahwa dalam pe1janjian leasing terdapat dua pihak yang saling mengikatkan diri,

yaitu:

I. Lessor, merupakan perusahan pembiayaan atau perusahaan sewa guna yang

telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangm1 dan melakukan kegiatan

sewa guna usaha.

2. Lessee, merupakan perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang

modal dengan pembiayaan dari lessor.

6

(24)

B. Sejarah Perkembangan Leasing

Leasing adalah suatu bangunan hukum yang tidak lain merupakan

improvisasi dari pranata hukum konvensional yang disebut dengan "sewa-menyewa".

Hal ini merupakan bangunan tua dan sudah lama sekali ada dalam sejarah peradaban

manusia. Pranata hukum sewa-menyewa yang dikembangkan sebagai suatu ilmu

pengetahuan, telah terekam dalam sejarah, kurang lebih 4500 tahun SM. Yaitu

sewa-menyewa yang dikembangkan oleh bangsa Sumeria. 7

Dokumen leasing orang Sumeria yang dibuat dari tanah Iiat, mencatat

transaksi leasing mulai dari peralatan pertanian, hak-hak penggunaan tanah dan air,

sampai dengan lembu dan binatang-binatang lainnya. Temuan terakhir tahun 1984

menunjukan bahwa pendeta dari satu kuil pada masa itu telah melakukan transaksi

leasing (sebagai lessor) dengan para petani di wilayahnya (sebagai lessee).8

T.M. Tom Clark, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rodoni, mengatakan dalam bukunya yang be1judul "Leasing" menyebutkan bahwa dengan diciptakannya

kereta api maka ha! ini merupakan daya dorong yang kuat atas berkembangnya

leasing secara modern. Dimana pada tahun 1850 dicatat adanya perusahaan leasing

yang pertama yang menyewakan kereta.

Meskipun pada kenyataanya perusahaan tersebut tidak bisa bertahan cukup lama, namun ha! ini memberikan sumbangan serta dampak yang sangat berarti

7

Ibid, h. I I

(25)

18

kepada perkembangan pengangkutan barang-barang melalui kereta api. Di samping ha! tersebut, peristiwa ini merupakan suatu contoh terhadap sisiem pembayaran

. ·1 9

secara c1c1 an.

Berabad-abad lamanya leasing untuk barang pribadi tidak clikenal dalam undang-undang (common law) di lnggris sampai tahun 1284. Namun sejak awal tahun 1980-an mulai te1jadi peningkatan jenis barang yang dapat dijadikan objek leasing di lnggris. Di bidang industri pertanian, manufaktur dan transportasi membawa banyak jenis peralatan yang memungkinkan untuk clibiayai clengan cara leasing.

Di Amerika, transaksi leasing pribacli pertama clilakukan pada tahun 1970-an berupa kucla kereta. Kemucli1970-an jenis bar1970-ang y1970-ang dapat dl/easek1970-an bertarnbah

sejalan clengan bertambahnya jenis kebutuhan. Perkembangan leasing di USA tumbuh pesat dengan dilakukannya pembangunan jaringan rel kereta api di sebagian besar wilayah. Pembiayaan inclustri rel kereta api dilakukan dengan cara leasing mulai menawarkan kontrak leasing jangka pendek dan diakhir kontrak, objek leasing tersebut dikembalikan kepacla perusahaan leasing yang bersangkutan. Bentuk transaksi leasing tersebut merupakan awal climulainya istilah operating lease. 10

Perkembangan usaha leasing di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam . " b . b "J 11

t1ga iase se agai en mt:

9

Eddy P Soekadi, Mekanisme leasing, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), cet , ke-1, h. 18

"Ahmad Rodoni, Bank dan lembaga Keuangan lainnya, (Jakarta: Center for Social and

Economics Studies (CSES) Ed. Leet. I h. 74

11

(26)

1. Fase Pertama

Fase pertama merupakan fase pengenalan dari bisnis leasing di Indonesia

yang terjadi antara tahun 1971 sampai dengan tahun 1983. Fase ini ditandai

dengan dikeluarkannya beberapa peraturan yang khusus mengatur tentang

pranata hukum leasing tersebut.

2. Fase Kedua

Fase kedua merupakan fase pengembangan yang te1jac\i antara tahun 1984

sampai c\engan tahun 1990. Dalam fase ini, bisnis leasing cukup pesat

perkembangannya berbarengan dengan pesatnya pertumbuhan bisnis secara

keseluruhan di Indonesia

3. Fase Ketiga

Fase ketiga merupakan fase konsolidasi dari perkembangan leasing di

Indonesia, yang terjadi sejak tahun 1991 sampai sekarang. Pada periode ini

izin-izin pendirian perusahaan leasing yang sebelumnya agak diperketat

kemudian dibuka kembali

Kegiatan leasing (sewa guna usaha) diperkenalkan untuk pertama kalinya di

Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB)

Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep.

122/MK/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974 clan No.30/Kpb/l/1974 tanggal 7 Februari

1974 tentang "Perijinan Usaha leasing". Sejak saat itu (klmsusnya tahun 1980)

jumlah perusahaan sewa guna usaha dari tahun ke tahun untuk membiayai penyediaan

(27)

20

Menteri Keuangan selanjutnya mengeluarkan SK No 650/MK/IV /5/1974 tanggal 6

Mei 197 4 ten tang penegasan ketentuan P'\i ak penj ualan dan besa!'nya bea meterai

terhadap usaha leasing.

Selanjutnya, dengan kebijakan deregulasi tanggal 20 Desember 1988 perusahaan pembiayaan di antaranya usaha leasing diatur dalam paket tersebut

dengan berlakunya paket kebijakan tersebut juga diperkenalkan istilah lembaga

pembiayaan yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari

masyarakat.

Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang

pembiayaan untuk keperluan I:iarang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.

Pembiayaan disini dimaksud, jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang

modal seperti peralatan-peralatan kantor atau mobil dengan cara sewa atau dibeli

secara kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing. Pihak leasing dapat membiayai

keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh suatu badan usaha yang berdiri

sendiri. Meski demikian, keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan

kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam

(28)

memberikan atau memilih sasarannya jangan sampai bertentangan dengan jasa yang

diberikan oleh lembaga keuangan bank. 12

Dengan demikaian kegiatan usaha pembiayaan leasing bergerak dibidang

pembiayaan yang menyediakan keperluan barang-barang yang diinginkan oleh

nasabah/ masyarakat dengan cara menyewa barang tersebut atau dapat membeli

barang tersebut berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati. Dan nasabah tetap dapat

memiliki barang yang diinginkan.

C. Ketentuan -ketentuan Tentang Leasing

Dengan beberapa Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri yaitu,

Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Pengumuman dan

Surat Edaran Direktur Jenderal Moneter Dalam Negeri, telah diatur kegiatan usaha

leasing di Indonesia agar tercipta adanya keseragaman pelaksanaan. Di samping

tujuan-tujuan lain yang tidak kalah pentingnya.

Beberapa ketentuan dimaksud antara lain sebagi berikut:

1. Perusahaan yang dapat melakukan usaha adalah:

a. Lembaga keuangan (non-bank) dapat melakukan kegiatan usaha leasing,

yang dapat dilakukan olehnya sendiri atau mendirikan anak perusahaan

(subsidiary).

b. Perusahaan asing yang akan berusaha di bidang leasing harus berbentuk

joint venture dengan pengusaha/ perusahaan nasional.

12

Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(29)

22

c. perusahaan ュ・Qセェ。ャ。ョォ。ョ@ kegiatan leasing dilarang memberi kredit/

pinjaman uang, mengeluarkanjaminan bagi pihak ketiga.dan usaha-usaha

perbankan lainnya, kecuali keuangan non bank yang telah diatur secara

tersendiri.

2. Barang-barang yang dapat dilease adalah:

a. Barang-barang yang dapat di/ease pada pnns1pnya harus dimiliki

perusahaan leasing di Indonesia dan diambil clari produksi clalam negeri.

Pengecualian hanya clapat clilakukan clengan persetujuan Menteri

Keuangan setelah menclengar pertimbangan clepartemen teknis yang

bersangkutan.

b. Dalam ha! barang-barang yang dilease tersebut clidatangkan clari luar

negeri, apabila clianggap perlu, maka barang tersebut oleh perusahaan

leasing yang bersangkutan clapat diekspor kembali 8etelah jangka waktu

leasing berakhir dengan syarat-syarat tersencliri.

3. Bidang usaha leasing

Biclang usaha leasing yang dapat dijalankan adalah

a. Perhubungan

b. lnclustri (manufacturing)

c. Pegusahaan hutan

d. Pertanian

(30)

f. Lain-lain yang ditetapkan kemudian dengan mendengar pendapat/

pertimbangan dari departemen teknis yang berkepentingm1.

4. Pengguna tenaga warga negara asing.

Pengusaha leasing dilarang memperke1jakm1 tenaga warga negara asing tanpa

persetujuan Menteri Keuangan. Perpanjangan penggunaan tenaga negara

asing

5. Harga lease

Yang dapat diperhitungakan sebagai komponen harga lease adalah:

a. Penyusutan dari barang modal yang dilease,

b. Bunga dari yang ditanam dalam modal yang dilease.

6. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga yang dapat diperhitungkan setinggi-tingginya 8%

setahun, di atas preme rate Bank Indonesia (yaitu suku bunga tertinggi kredit

likuiditas bank Indonesia yang pada waktu ini sebesar I 0% ).

7. Pembukuan

25-29

Pengusaha leasing cliharuskan mempunyai pembukuan yang baik serta

lengkap dan baru sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. 13

13

(31)

24

D. Telmik-Tehnik Pcmbiayaan Leasing

Dilihat dari jenis transaksi leasing, tehnik pembiayaan le<ising secara garis

besar dapat dibagi dalam dua kategori, yaitujinance lease clan operating lease.

1. Financial Lease

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah

pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih barang

modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik

barang modal tersebut melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan

barang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa

guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara

berkala dengan jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa atau nilai

residu (residual value) yang akan mencakup pengambilan harga perolehan barang

modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha. Tehnik finance lease biasanya juga disebut fill pay out leasing, yaitu

suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee, dengan

catatan bahwa:

a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang berupa

barang bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama

dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.

b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesum

dengan jumlah jangka waktu ym1g disetujui jumlah yang dibayar tersebut

(32)

barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang clikeluarkan lessor dan

tingkat keuntungan (spraed) yang cliinginkan lessor.

c. Lessor clalam jangka waktu pe1janjian yang clisetujui ticlak clapat secara

sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebqt. Resiko

ekonomis tennasuk biaya pemeliharaan clan biaya lainnya yang

berhubungan clengan barang yang disewa tersebut ditanggung oleh lessee.

cl. Lessee pacla akhir kontrak memiliki hak opsi untuk rnembeli barang

tersebut sesuai clengan nilai sisa yang clisepakati atau mengernbalikan pada

lessor atau memperpanj ang rnasa sewa guna usaha sesuai dengan

syarat-syarat yang clisetuj ui bersarna.

e. Pembayaran berkala. pacla masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh

lebih renclah clari angsuran sebelumnya.

Dalam praktiknya, finance lease clapat clibagi clalam beberapa bentuk

transaksi antara lain sebagai berikut: 14

a. Direct Finance Lease

Dalam transaksi direct finance lease, pihak lessor membeli barang modal

atas permintaan clari leesee clan langsung disewagunausahakan kepada

leesee clan laese terlibat clalam proses pembelian barang modal clari

pemasok.

14

(33)

26

b. Sales And Lease Back

Pihak leesee menjual barang modalnya kepada lessoor untuk kemudian

dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan jangka

waktu yang disepakati bersama. Metocle ini membantu leesee yang

mengalami kesulitan modal ォ・セェ。N@

c. Leveraged lease

Dalam proses sewa guna usaha ini, pihak yang terlibat adalah lessor,

leesee clan kreditor jangka panjang dalam membiayai objek leasing. Pihak

kreditor inilah yang biasanya justru memberikan porsi yang besar dalam

pembiayaan. Kreclitor jangka panjang, biasanya lembaga keuangan

misalnya bank yang. menyecliakan pembiayaan sebesar 60%- 80% yang

disebut leverange debt wihout recoruse kepada pihak lessor. Apabila

pihak leseee mengalami default clan tidak mampu mengangsur, lessor

tidak ikut bertanggungjawab kepacla bank.

cl. Syndicated lease

Metocle ini te1jadi apabila pembiayaan sewa guna usaha clilakukan oleh

lebih dari satu lessor. Ke1ja sama antar lessor mi didasarkan pada

pertimbangan resiko atau objek leasing yang membutuhkan dana dalam

jumlah besar.

e. Vendor program

Vendor program aclalah suatu metode penjualan yang clilakukan oleh

(34)

akan membayar objek leasing kepada/ vendor dealer dan selanjutnya lesee

akan membayar angsuran secara preodik langsung kepada lessor atau

melalui dealer.

2. Operating Lease

Dalam tehnik operating lease, pihak pemilik objek leasing atau lessor

membeli barang modal dan disewagunakan kepada lessee. Pembayaran periodik yang

dilakukan oleh lessee tidak mencakup biaya yang dikeluarka.n oleh lessor untuk

mendapatkan barang modal tersebut dan bunganya. Lessor mengharapkan

keuntungan dari per\iualan barang modal yang di sewa guna usahakan. Lessor dapat

juga memperoleh sumber penghasilan dari pe1:janjian sewa guna usaha yang lain.

Karena harapan keuntungan operating lease ini tergantung pada penjualan barang

yang sudah selesai disewagunakan, malrn lessor harus memiliki keahlian khusus

untuk mamasarkan kembali barang modal terse but. Selain itu lessor , biasanya

be1ianggungjawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi,

pajak, maupun pemeliharaan barang modal yang bersanglrntan. Apabila dalam

finance lease, lessor tidak dapat melakukan pembatalan kontrak masa sewa guna

usaha selama jangka waktu leasing (cancellable ). Operating lease dapat juga disebut

leasing biasa yaitu suatu pe1:janjian kontrak antar lessor dengan lease, clengan catatan

bahwa:

a. Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lesee

untuk digunakan jangka waktu relatif lebih pendek clari umur ekonomis

(35)

28

b. Lessee alas penggunaan barang modal tersebut, mernbayar sejumlah sewa secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak ineliputi jumlah

keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya. Hal ini disebut non fi11/ pay out lease.

c. Lessor menaggung segala resiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.

d. Lessee pada akhir kontrak harns mengembalikan objek leasing pada lessor e. Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu

(cancellable). 15

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam proses pemberian fasilitas leasing aclalah sebagai berikut:

a. Lessor, merupakan perusahan leasing mernbiayai keinginan para nasabahnya merupakan untuk memperoleh barang-barang modal.

b. Lessee, adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.

c. Supplier, yaitu peclagang yang menyediakan barang yang akan dileasingkan sesuai pe1janjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini supplier juga dapat bertindak sebagai lessor.

d. Asurausi, merupakan perusahaan yang menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi clan

(36)

apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan pe1janjian terhadap barang yang dileasingkan. 16

E. Mekanisme Leasing

Telah diuraikan sebelumnya bahwa pihak-pihak yang tersangkut clalam

kontrak leasing adalah: lessee, lessor, supplier, perusahaan asuransi. Adapun prosedur

dari mekanisme leasing yang menyangkut pihak-pihak tersebut di atas, secara garis

besarnya dapat diuraikan sebagi berikut: Lessor

Lesse Supplier

Keterangan gambar

1. Lesee menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang

spesifikasi harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas barang

yang akan disewa.

2. Lessee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan

barang modal. Dalam ha! ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak

mengikat dari lessor. Dalam quotation terclapat 'yarat-syarat pokok

pembiayaan leasing, antara lain: keterangan barang, l1arga barang, cash

16

I<as1nir, Bank dan le1nbaga Keuangan lainnya, (Jakarta: P1' Raja Grafindo Persada,

(37)

30

security deposit, residual value, asuransi biaya administrasi, jarninan uang

sewa (lease rental), dan persyaratan-persyaratan lainnya.

3. Lessor rnengirimkan letter of offer atau comittment letter kepada lessee yang

bersifat syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang

modal yang dibutuhkan lessee menanclatangani clan mengembalikannya

kepada lessor.

4. Penanclatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan clipenuhi lessee

climana kontrak tersebut mencakup hal-hal: hak milik, jangka waktu, jasa

leasing, opsi bagi lesse, penutupan asuransi, tanggung jawab alas objek

leasing, perpajakan, jaclwal pembayaran angsuran sewa clan sebagainya.

5. Pengirirnan order beli kepacla pernasok clisertai intruksi pengirirnan barang

kepacla lessee sesuai clenagan tipe clan spesifikasi barang yang telah clisetujui.

6. Pengiriman barang clan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan serta

menanclatangani surat tancla terima clan perintah bayaran yang selanjutnya

cliserahkan kepacla pemasok.

7. Penyerahan clokumen oleh pemasok kepacla lessor termasuk faktur clan

bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.

8. Pernbayaran oleh lessor kepacla pemasok.

Pembayaran oleh sewa (lease payment) secara berkala oleh lessee kepacla

lessor selama masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang

(38)

F. Tahap-tahap perjanjian leasing

Pada suatu transaksi leasing minimal terdapat tiga piliak yang terlibat

yaitu lessor, lessee dan supplier. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa lessor

hanyalah pemilik barang secara hukum sedangkan lessee adalah pihak yang

memperoleh manfaat secara ekonomis atas sebuah barang modal yang dipe1janjikan

dalam sebuah kontrak leasing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram berikut:

I)

negosiasi

2)

Supplier 1-lak pemilikan

barang

VIセ@

_,,.,, I-Iarga barang

3)

Lessee

Kontrak 8)

leasing

9)

Periode

Nilai sisa I 0)

I. Supplier

Yaitu pabrik penghasil barang, dealer atau distributor dari barang yang

dibutuhkan oleh lessee. Kemudian supplier ini meminta agar lessor membuat

suatu surat pesanan (purchase order) yang mana lessor ini nantinya sebagai

(39)

32

2. Lessee

Yaitu pihak yang akan rnernakai barang yang di-lease-kan. Lessee ini adalah

rnerupakan pernilik barang secara ekonomis clan ia pula bertanggungjawab

atas perawatan barangnya, asuransi dan hal-hal yang berkenaan clengan

pengoperasian barang tersebut.

3. Lessor

Adalah pihak yang memiliki barang, yang memiliki obyek pe1janjian leasing.

4. Kontrak leasing

Yaitu kontrak yang clilakukan antara lessor clan lessee yang rnerupakan

landasan hukum atas perjanjian leasing yang telah clisepakati bersarna.

5. Barga barang

Yaitu merupakan harga final yang telah clinegosiasikan antara lessee clan

supplier clan juga merupakan harga yang clibayar oleh lessor kepacla supplier.

6. Hak pemilik barang

Hak ini mulai clilimpahkan kepacla lessor pacla saat pembayaran telah

dilakukan.

7. Pembayaran rental

Pembayaran ini dilakukan berdasarkan bulanan, kuartalan, ataupun lengah

tahunan (semester) atas penggunaan barang selama masa pe1janjian leasing.

(40)

Merupakan masa berlangsungnya perjanjian leasing yang telah disetujui

bersama antara lessor dan lessee. Pertimbangan yang dilakukan untuk

menentukan masa periode leasing ini ditentukan berdasarkan hal-hal:

a. Masa manfaat penggunaan barang tersebut sesuai de:ngan umur rata-rata barang tersebut.

b. Lokasi dimana barang tersebut ditempatkan. c. Pertimbangan keadaan cashflow daripada lessee 9. Nilai sisa.

Berdasarkan nilai s1Sa yang telah disetujui bersama (menurut peraturan besarnya nilai sisa nominal adalah I 0% dari harga barang tersebut) maka lesee mempunyai hak untuk rnembeli barang tersebut.

Di dalam pralctek terdapat beberapa cara untuk melalcsanakan kontrak leasing antara lessor dan lessee. Lessee biasa melakukan pesanan barang kepada dealer atau distributor atau juga lessee memberi data-data mengenai barang kepada lessor untuk kemudian lessor melakukan pesanan kepada supplier yang telah clitunjuk oleh lessee. 17

17

(41)

BAB III

KEDUDUKAN LEASING DALAM EKONOMI ISLAM

A. Sejarah dan Pengertian Leasing Menurut Ekonomi Islam

Dalam ekonorni Islam leasing clikenal clengan sebutan ijarah. Konsep sewa mulai berkernbang clan clijaclikan sebagai faktor bisnis cliawali ketika masa hayat nabi. Konclisi tersebut kemuclian clikembangkan ketika masa Kholifah Umar bin K.hatab. Konsep sewa climulai ketika aclanya sistem pembagian tanah clan aclanya langkah revolusioner clari Umar bin Khatab yaitu melarang pemberian tanah bagi kaurn rnuslimin di wilayah yang clitaklukan, clan sebagai alternatif aclalah

membucliclayakan tanah berclasarkan pembayaran kharaz clan jizyah. Menurut

Ricardo, sewa aclalah bagian basil tanah yang dibayarkan kepada tuan tanah untuk penggunaan kekayaan tanah asli clan tanah tersebut tidak rusak.

Karena zaman semakin berkembang, maka tidak acla alasan lain untuk menganggap bahwa sewa hanya dipautkan tanah saja. Satuan klrnsus faktor produksi tenaga kerja, modal, clan kewirausahaan dapat memperoleh sewa. Dari suclut pandang hukum Islam, tampaknya pembayaran sewa tidaklah be1ientangan dengan etika clan ekonomi Islam, karena adanya perbeclaan besar antara sewa clan bunga. Sewa adalah atas tanah atau harta benda seclangkan bunga alas modal, yang mempunyai potensi untuk clialihkan rnenjadi harta bencla atau kekayaan apa saja.1

1 Tim Asistensi Pengembangan LKS Bank Muamalat, Perbankan Syariah Perspektif

(42)

Bank syariah dapat mengoperasikan leasing, baik operational lease maupun

financial lease. Akan tetapi, pada umumnya bank-bank syariah lebih banyak

melaksakan financial lease with purchase option atau ijarah rnuntahiyah bittamlik.

Hal ini clisebabkan skema ini lebih sederhana dari sisi pembukuan serta tidak

clirepotkan oleh beban perneliharaan asset. Ditinjau clari ha! tersebut, ijarah lebih

sering clipakai untuk pembiayaan inveslasi dan customer loan. 2

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna) bukan

peminclahan kepemilikan (hak milik). Sehingga pada dasarnya prinsip ijarah sama

saja dengan prinsip jual beli, tapi perbeclaanya terletak pacla objek transaksinya. Bila

pada jual beli objek transaksinya barang, pada ijarah, objek transaksinya adalah

barang clan jasa.

Pada dasarnya ijarah cliclefinisikan hak untuk memanfaatkan barang clan

jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut ketua Dewan Syariah Nasional

(DSN) ijarah adalah akacl pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa

dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa upah tanpa cliikuti' dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sencliri. Dengan demikian clalam akacl ijarah

ticlak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpinclahan hak guna, clari yang

menyewakan kepada penyewa.3

2

Muhamad Syafi'i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:Gema Insani

Press,200I)h. 174

3

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo

(43)

36

!jarah berasal dari kata al- ajru yang berarti (ganti). Menurut penge11ian

syara', al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengarnbil manfaat dengan jalan

penggantian. Jadi al-ijarah adalah akad pemindahaan hak guna atas barang atau jasa

rnelalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

(ownershiplmalikiyyah) atas barang itu sendiri4

Adapula yang mengatakan bahwa ijarah adalah ijarah pure leasing yakni

pemberian kesempatan kepada penyewa untuk mengambil kemanfaatan dari barang

sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati

bersama.5

Beberapa rnazhab rnengartikan ijarah sebagaimana dikutip dari buku Ali

Hasan scbagai bcrikut:6

I. Mazhab Hanafiyah rnendefinisikan sebagai berikut:

Artinya : Akad at as suatu kemanfaatan dengan pengganti _.

2. Menurut Asy-Syafi'iyah mendefinisikan sebagai berikut:

4

Muha1nad Firdaus, dkk., Cara A1udah 1\1/a11u1ha111i Akad··Akad Lセカ。イゥ。OᄋQ@ (Jakarta:

Renaisan, 2005), cet. Ke-I h. 38

5

Karnaen Perwaatmadja dan Muhamad Syafi'i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam

(Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), cet. Ke-I, h. 27

6 Ali l-lasan, Berbagai

1\!laca111 Transaksi dalan1 !slan1, (.Jakarta: PT Raja Grafindo

(44)

Artinya: Akad atas suatu kamanfaatan yang mengandung maksudtertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.

3. Menurut ulama Malikiyah mendefinisikan sebagai berikut:

J'

yu.

i

j.\..._.,

o.\.,o a_,._

Ly. セ@

e \.:_.,

..:.ill

Artinya: Menjadikan miliki suatu kemar!faatan yang mubah dalam ivaktu tertentu dengan pengganti.

Menurut jumhur Ulama Fiqh berpendapat bahwa ijarah adalah menjual

manfaat clan yang boleh clisewakan aclalah manfaatnya bukan benclanya. Oleh karena

itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk diambil buahnya, domba untuk

diambil susunya, sumur untuk diarnbil airnya, clan lain-lainnya. 1-lal tersebut

clikarenakan rnengambil bukan manfaatnya, tetapi benclanya. 7

Menanggapi pcnclapat cliatas, Wahbah al- Zuhaili mcngutip penclapat lbnu

Qayyim clalam !'lam al-Muwaqi 'in bawa rnanfaat sebagai asal. ijarah sebagaimana

ditetapkan ulama fiqh aclalah asal fas id (rusak), sebab ticlak acla landasannya, baik

clari Al-Quran, As-Sunnah, ijma' maupun qiyas yang shahih. Menurutnya, benda

yang mengeluarkan suatu manfaat sedikit demi seclikit, asalnya tetap acla, misalnya

pohon yang mengeluarkan buah, pohonnya tetap ada clan dapat dihukurni manfaat.

Sebagairnana clibolehkan clalam wakaf untuk mengarnbil rnanfaat clari sesuatu atau

sarna juga dengan barang pinjarnan yang diambil rnanfaatnya. Dengan demikian,

7

Ibn Abidin, Radd Al-Mukhtar, juz IV, h. 110. Sebagima.na dikutip dalarn buku,

(45)

38

sama saja antara arti manfaat secara umum dengan benda yang rnengeluarkan suatu

manfaat sedikit demi sedikit, tetapi alasannya tetap ada. 8

Dengan rnernperhatikan bahwa rnasyarakat di Indonesia rnayoritas muslim

dan dengan adanya undang-undang No. I 0 Tahun 1998 malrn Bank Indonesia

mengizinkan Bank Syariah untuk beroprasi secara optimal sejalan dengan prinsip

Al-Qur'an dan Hadis. dalam pemaparan diatas mengenai ijarah bahwa semua benda yang

dapat diambil manfaatnya dengan tetap zatnya sah untuk disewakan. ketiga ulama

ulama Syafi'i, ulama Hanafi clan ulama Maliki bahwa suatu manfaat dengan

pengganti

B. Landasan Hukum dan pcraturan tentang I.iarah

I. Landasan Hukum

Hampir semua ulama ahli fiqh sepakat bahwa ijarab disyariatkan dalam

Islam. Adapun golongan yang tidak menyepakatinya, seperti Abu Bakar al-Asham,

Ismail ibn Aliah, Hasan Bashri, al-Qasyani, Nahrawi, dan Ibn Kaisan. Mereka

beralasan bahwa ijarah adalah jual-beli kemanfaatan, yang tidal< clapat clipegang

(ticlak acla). Sesuatu yang ticlak acla, tidak dapat clikategorikan jual-beli. Dalam

menjawab panclangan ulama yang tidak menyepakati Uarah tersebut, Ibn Rusyd

berpendapat bahwa kemanfaatan walaupun tidak berbentuk, dapat dijadikan alat

8

lbn Qayyim, !'lam al- Muwaqi 'in, juz, h. I 5. Sebagaimana dikutip dalam Rahama!

(46)

pembayaran menurut kebiasaan (aclat).9 Jumhur ulama berpenclapat bahwa ijarah

clisyaratkan berclasarkan Al-Qur'an, As-Sunah.

a. Al-Qur'an

Artinya: jika meraka menyusui (anak-anak) untukmu, berikanlah mereka

upahnya_(QS Thalaq: 6)

b. As-Sunnah

.... .-'. } "' c ,.. 0

Zゥセォ」@

J.

セ@

;}

セI@

gᄋセgM

セZゥャャ@

.,V)i

;}

セH[jゥ@

gセgM

J.

liii

セセ@

セ@ セヲ@ セ@

r£f

J.--4j

J.

セ@

Ji

セwZM

8:G-

セLQᄋ@

ii

,,. ,,. .... .... ,.. ,.. ,.. ,.. ,.. ,,.

,, ,.. 'f. ..-o ) t (fi / J,,, :;;:, J,,, .... ,.. ,, ,, ,..

fl

セ[LNゥ@

セ|jゥ@

ifol

fk)

セ@

.\iJi

J.¢

.\iJi

jセセ@

jセ@

jセセ@

, , ",,,, セ@ ,,_o'f.

(A.>.-L.

..:r.i oiJJ)

セ@

/'

セ@

0i

,

Artinya: Berikan uaphnya sebelum keringatnya mengering_.(HR. Ibn Majah clari Ibn Umar)

.... ,,. ' (. '£ ,, ,, j. .... ;! ,, ,, .... ..- ,.. "f_

セ@

.)c:.;_

セ@

セ@

セ@

.\iJi

セ@

lSGi

jセ@

04'- Lrt.;1

jセ@

セゥN[⦅@

;}J.::.;,,_',,

|ェセゥ@

,:< ,, .... ,:<,..

11

(tsWi oiJJ)·

;;,.f

WS-li1?f

0?.Si

ゥセャ@ jセ@ セセ@

y!f

セ@ セゥ[Nャ@

,;:; ,,. ,, ,, ,,

Artinya: Apabila kamu meminta jasa buruh, beri tahukanlah upahnya. (HR. An-Nasa'i)

9

Ibn Rusyd, Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah a/-Muqtashid, juz II, him. 218

sebagaimana dikutip dalam Rachmat Syafe'i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), Cet

Ke-2 h. 123

'°CD Had is al- syarifkutup al-tis 'ah, imam ibn majah, sunan ibn majah, kitap

al-ahkam, bah ajra, No hadis 2434. 11

Ibid, iman1 al-nasai, sunan a!-nasa 'J, kitap al-abnan lva al-nudzur. Bab kitab

(47)

40

2. Peraturan-Peraturan tentang I,jarah

Kegiatan penyaluran dana dalarn bentuk pernbayaran berdasarkan

ijarah untuk transaksi sewa rnenyewa berlaku persyaratan paling kurang sebagai

berikut:

a. Bank dapat rnernbiayai pengadaan objek sewa berupa barang yang telah

dimiliki bank atau barang yang diperoleh dengan menyewa dari pihak lain

untuk kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan;

b. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi

secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pernbayaran sewa

danjangka waktunya;

c. Bank wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan kualitas

rnaupun kuantitas barang sewa serta ketetapan waktu penyediaan barang

sewa sesuai kesepakatan

d. Bank wajib rnenanggung biaya pemeliharaan barang/ asset sewa yang

sifatnya materil dan struktural sesuai kesepakatan;

e. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang yang

akan disewa oleh nasabah;

f. Nasabah wajib membayar sewa secara tunai. meitjaga keutuhan barang

sewa, dan menanggung biaya pemeliharaan barang sewa sesuai dengan

(48)

g. Nasabah tidak bertanggungjawab atas kerusakan barang sewa yang te1jadi

bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah; 12

C. Prinsip, Rukun dan Syarat Ijarah

1. Prinsip sewa dan sewa beli

Sewa (ijarah) dan sewa-beli (ijarah wa iqtina' ata.u ijarah muntahiyah

bit tamlik) oleh para ulama dianggap model pembiayaan yang clibenarkan oleh para

ulama dan dianggap sebagai model pembiayaan yang dibenarkan oleh Syariah Islam.

Model ini secara konvensional dikenal sebagai operating lease dan financing lease.

Al- ijarah atau sewa adalah kontrak yang melibatkan suatu barang (sebagai harga)

dengan jasa atau manfaat atas barang lainnya. Penyewa dapat juga diberi opsi untuk

memiliki barang yang disewakan tersebut pada saat sewa selesai, dan kontrak ini

disebut ijarah wa iqtina' atau ijarah muntahiyah bit tamlik, di rnana akad sewa yang

terjadi antara bank (sebagai pemilik barang) dengan nasabah (sebagai penyewa)

dengan cicilan sewaan sudah termasuk cicilan pokok harga barang, 13 atau sejenis

perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan penyewa sifat kepemilikan ini pula

yang membedakan dengan ijarah biasa.14

12 Hin1punan Ketentuan

Perbankan Syari'ah Indonesia

13

Zainul Arifin, Dasar-Dasar ll4anajen1e11 Bank S))ariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005) Cet. Ke-3, h. 25

14

M. Syafi'i Antonio, Bank Syariah sualu pengenalan un1u111, (Jakarta: ·razkia lntitute,

(49)

42

Dilihat dari segi objeknya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam

yaitu ijarah yang bersifat manfaat dan ijarah yang bersifat pekerjaan:

I. ljarah yang bersifat manfaat, seperti sewa menyewa rumah toko,

kendaraan, pakaian (pengantin ), dan perhiasaan.

2. Ijarah yang bersifat peke1jaan, ialah dengan cam mempeke1jakan

seseorang untuk melakukan. Ijarah semacam ini dibolehkan seperti buruh

bangunan, tukang jahit, tukang sepatu, clan lain-lain. Yaitu ijarah yang

bersifat kelompok (serikat). Jjarah yang bersifat pribadi juga dapat

dibenarkan seperti menggaji pembantu rumah, tukang kebun dan satpam.15

2. Rukun dan syarat ijarah

Menurut Ulama Hanafiah, rukun ijarah itu tcrdiri dari ijab (\lngkapan

menyewakan) clan qabul (persetujuan terhaclap sewa-menyewa). Akan tetapi

jumhur ulama mengatakan bahwa rukun ijarah acla empat yaitu:

a. Orang yang berakad

b. Sewa/imbalan

c. Manfaat

cl. Shigat ( ijab-qabul)

Sedangkan syarat-syaratnya:

a. Untuk keclua yang berakacl (al-muta ·aqidain), menurut ulama Syafi'iyah

clan Hanabilah, clisyaratkan telah baligh clan berakal .

15

Ali Hasan, Berbagai 111aca111 Transaksi dalan1 Js/an1, (Jakarta : Pl'.Raja Grafindo

(50)

b. Kedua belah pihak yang berakad rnenyatakan kerelaanya untuk melakukan

akad ijarah. Apabila salah seorang diantaranya terpaksa · melakukan akad

itu, maka akadnya tidak sah.

c. Manfaat yang rnenjacli objek ijarah harus cliketahui secara sempurna,

sehingga ticlak muncul perselisihan di kernuclian hari. Apabila manfaat

yang akan rnenjacli objek ijarah itu ticlak jelas, rnaka akaclnya tidak sah.

Kejelasan manfaat itu bisa dilakukan clengan menjelaskan berapa lama

rnanfaat di tangan penyewa. Dalam rnasalah penentuan waktu sewa ini,

ulama Syafi'iyah memberikan syarat yang ketat.

d. Objek ijarah itu boleh cliserahkan clan clipergunakan secara langsung dan

tidak bercacat. Oleh .sebab itu, para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa

ticlak boleh menyewakan sesuatu yang ticlak boleh diserahkan clan

climanfaatkan langsung oleh penyewa.

e. Objek ijarah itu sesuatu yang clihalalkan oleh syara'

f. Yang clisewa itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa

g. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah,

mobil, dan hewan tunggangan. Karena itu ticlak boleh clilakukan akacl

sewa menyewa terhaclap sebatang pohon yang akan, tertentu clan sesuatu

yang benilai hmia. Ularna Hanafiyyah mengatakan upah/sewa tidak

sejenis dengan manfaat yang disewa. Akan tetapi jumhur ulama ticlak

dimanfaatkan penyewa sebagai penjemur kain cucian, karena akad pohon

(51)

44

h. Upah/sewa dalam akad ijarah harus jelas menyetujui syarat ini, karena

menurut mereka antara sewa dengan manfaat yang disewakan boleh

sejenis, seperti yang dikemukakan ulama Hanafiyah.1''

Ijarah dibolehkan oleh ulama karena menyewakan sesuatu dengan tetap

bendanya dan dapat digunakan manfaatnya. Dan bank memberikan pilihan kepada nasabah, apakah nasabah ingin memiliki barang tersebut atau memperpanjang masa

sewa sesuai dengan kesepakatan. Dan objek barns diketahui secara sempurna oleh

nasabah oleh nasabah agar tidak ada penyesalan dikemudian hari. Dan apabila pihak

bank tidak memberitau keberadaan barang kepada nasabah maka akadnya tidak

sah.atau bisa dikatakan sumuanya harus jelas.

D. Sistem Transaksi Ijarah

Dalam sistem transaksi ini yang akan dibahas ialah mengenai tata cara

bagaimana manusia melakukan transaksi sewa menyewa yang dikehendaki, yang

sesuai dengan syariat Islam. Dimana di dalarnnya terdapat berbagai peraturan yang

harus dipatuhi seperti syarat-syarat dan rukunnya. Sebab sebagai suatu transaksi

umum, ijarah baru dianggap sah apabila telah mernenuhi rukun clan syaratnya,

sebagaimana yang berlaku secara umum clalam transaksi lainnya.

Seperti telah clijelaskan pada pengertian ijarah yang lalu, yakni climana sistem transaksi ini aclalah sistem yang menggunakan akacl (kontrak) clahm suatu

16 Nasrun 1-Iaroen, Fiqh li1uan1a/ah, (Jakarta: Gaya Media

Prataira, 2000), Cet. K.e-1, h.

(52)

pengertian manfaat, maka agar lebih mudah clifahami bahasanya, alangkah lebih baiknya penulis terangkan clahulu apa yang dinamakan clengan kontrak (akad

Referensi

Dokumen terkait

memperoleh data tentang variabel yakni kedisiplinan mengajar guru. Teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data tentang nilai hasil

(Tetapi jika mereka itu) maksudnya saudara-saudara yang seibu itu, baik laki-laki maupun perempuan (lebih daripada itu) maksudnya lebih dari seorang (maka mereka

Prevalensi adalah jumlah seluruh kasus kusta baik baru maupun lama, hasilnya adalah jumlah prevalensi kusta tahun 2019 di Kabupaten Blora 1/10.000 penduduk, artinya ada

Jenis penelitian ini adalah case study. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel satu dengan variabel lainnya melalui hipotesis

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas 1 Kembaran.. Metode:

Dalam setahun terakhir (Agustus 2016–Agustus 2017), persentase penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap meningkat cukup tinggi dari 16.28 persen

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan adanya kerja keras, ketekunan, dan ketelitian, serta dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak baik secara materiil

Bagian tanaman yang dimanfaatkan oleh Masyarakat desa Salimuran adalah pati sagu untuk bahan makanan, daun untuk bahan atap rumah dan kulit batang untuk bahan kayu