• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efisiensi pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp di DKI jakarta : studi kasus tanaman angrek Rragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis efisiensi pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp di DKI jakarta : studi kasus tanaman angrek Rragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI

pemasaraヲセ@

TANAMAN

ANGGREK

DENDROBIUM SP

DI DJ(( JAIURTA

(Studi Kasus : Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu -Jakarta Selatan)

GIFRIAH

FAI(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(2)

Oleh: GIFRlAH 100092020265

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

FAI(ULTAS SAINS DAN TEI{NOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

lJ

A : d M '

lJ!a

MセHMセG@

ᄋNᄋサ。ョL

NーッャゥセQヲエヲエオイュ。ケ。ョァュ・ューオョケ。ゥ@

セM[MセMZ@ - ·1'--:;f- - -.

(4)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Sains

F akultas Sains dan Telmologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pernbimbing I

,,,---Oleh: GIFRIAH

100092020265

Menyetujui

Pembimbing II

セセHIA@

Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si Ir. Mudatsir Najamuddin, MM

Mengetahui

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisms

セセ@

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM

(5)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul "Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek

Dendrobium ;p. di DKI Jakarta (Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar

Minggu-Jakarta Selatan)" telah diuji dan dinyatakan lulus dalan1 sidang

Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi U1N Syarif Hidayatullah Jakarta, pada

Hari Sabtu, 07 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Smjana Strata I (S I) pada Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian.

Penguji I

セ@

Ir. Sudaru Dono, MBA

Tim Penguji,

Penguj i II

_ ____. ...

-Ir.

Muhandis N., MM, M.Si

Jaya Putra, M.Sis

NIP. 150317956

Jakarta, Agustus 2004

Penguji III

r-セセ@

(6)

(Dibawah bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA dan MUDATSIR NAJAMUDDIN).

Indonesia dikenal dengan julukan Center of Origin atau pusat keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman bias tropik karena Indonesia sebagai negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan baik termasuk tanaman bWlga dan tanaman hias yang

mem punyai keunikan dan arti tersendiri.

Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi tinggi telah berjalan cukup lama, bahkan sudah menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan florikultura dunia. Bahkan fenomena bisnisnya juga marak, dari

nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggirjalan banyak yang

menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusaha.kan di Indonesia adalah

Dendrohium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium.

Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalam pot meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsWlg ke konsumen, sedangkan pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrohium セーN@ di DK.I Jakarta dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat, (2) menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek

Dendrohium .1p. di DK! Jakarta, (3) menganalisis marjin pemasaran dan

penyebarannya antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat, (4) mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrohium sp. di DK.I Jakarta telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta marjin pemasarannya.

Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu- Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan TAR merupakan lokasi pengembangan agrowisata terluas

di

DK! Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran (jual beli) anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek terbesar di DK! Jakarta).
(7)

Analisis pemasaran tanaman anggrek meliputi struktur pasar, perilaku pasar, fungsi lembaga pemasaran dan marjin pemasaran. Dalam penelitian ini diketahui babwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian tanaman anggrek cukup banyak dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran tersebut pun berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dimana petani tanaman anggrek

Dendrvbium sp. ini harus melayani banyak pedagang pengumpul dan pedagang

pengecer .serta hobiis dalam saluran distribusi tanaman anggrek Dendrobium sp. di wilayah DIG Jakarta. Tanaman anggrek Dendrobium, sp. yang dijual oleh para petani di TAR diantara para lembaga pemasaran mulai dari petani sampai dengan pedagang pengecer rnaupun hobiis tidak dibedakan dalam kualitas (untuk kualitas sarna yang dilihat dari varietas yang sarna, kondisi bulb atau batang tanaman anggrek, jurnlah tangkai bunga tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut dan sebagainya) hanya dibedakan dalam harga untuk para hobiis yaitu lebih mahal dari para pedagang pengumpul dan pedagang pengecer karena pembeliannya relatif lebih sedikit dan tidak continue. Struktur pasar tanaman anggrek di lokasi penelitian cenderung rnendekati pasar bebas (jree market) dimana tiap petani bebas untuk berkompetisi dan bersaing untuk menjual tanaman anggreknya.

Pembentukan dan penentuan harga tanaman anggrek Dendrobium sp. antara petani dengan konsumen atau hobiis, petani dengan pedagang pengumpul dan petani dengan pedagang pengecer ditentukan dengan adanya tawar-menawar. Pembayaran yang dilalu1kan oleh para konsumen hobiis dan pedagang pengecer serta pedagang pengumpul adalah secara tunai serta ada yang melakukan dengan sistem transfer melalui rekening petani. Hubungan dagang yang dilakukan antara petani dengan pedagang pengurnpul, petani dengan pedagang pengecer dan petani dengan hobiis di TAR telah menciptakan kerjasama yang cukup baik. Perilaku pasar yang demikian juga menjelaskan bahwa pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp., khususnya

(8)

farmer's share pada pasar acuan Jaka1ia adalah 62,50 persen.

Saluran pemasaran yang paling efisien adalah rantai pemasaran dengan lembaga perantara pedagang pengumpul dari daerah. Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator beium efisiennya sistem pemasaran, namun tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga berakibat meningkatnya kepuasan konsumen dianggap lebih efisien dan efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem pemasaran mampu memberikan keuntungan yang adil bagi semua lembaga pe!masaran yang terlibat. Kontribusi lembaga pemasaran tersebut dapat berupa: ( l) petani berupa jasa perawatan tanan1an anggrek pada kavling, (2) pedagang pengumpul berupa biaya transportasi, memberi kemudahan bagi konsumen di daerah luar Jakarta akan komoditi ini dan penanggungan resiko, (3) pedagang pengecer berupa penyedia komoditi tanaman anggrek sesuai kebutuhan · konsumen dan kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh tanaman anggrek tersebut dan penanggungan resiko.

Pedagang pengumpul biasanya membuat standar efisiensi sesuai dengan biaya dan jasa pemasaran yang dikeluarkan oleh mereka dalam proses pemasaran. Pedagang pengecer biasanya membuat standar efisiensi keuntungan berdasarkan volume barang dagangannya dan kebutuhan hidup keluarganya.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalaamu 'alaikum, Wr. Wb.

13 ismillahirralzmaanirrahi im ..

Segala puji dan syukur kc hadirat Allah SWT karcna atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyclesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan

sebagai Sarjana Sains di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. di DIG Jakarta

(Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta Selatan).

Penelitian ini dilakukan mengingat dalam penyaluran suatu komoditi,

khususnya tanaman anggrek dalam pot, dari produsen ke konsumen seringkali

menimbulkan masalah terutama mengenai penyebaran harga dan keuntungan di

antara pihak yang terlibat tidak merata yang berhubw1gan dengan keefisienan dalam

pemasaran. Oleh karena itu skripsi ini memberikan gambaran mengenai pemasaran

tanarnan anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta secara keseluruhan.

Pada kesempatan ini penulis menyarnpaikan penghonnatan dan ucapan te1ima

kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan,

bimbingan, serta doa selama penulisan skripsi ini, yaitu:

I. Bapak Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si selaku pembimbing I dan Jr.

Mudatsir Najamuddin, MM selaku pernbirnbing lI yang telah bersedia

(10)

Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian dan Wakil Ketua Jurusan Sosial Ekonorni

Pertanian.

4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ir. Mulyadi selaku Pirnpinan Tarnan Anggrek Ragunan beserta staf, Mba

Larni, !bu Sri dan Mba Mega yang telah rnernberikan kesempatan, bantuan dan

doanya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penelitian di ternpat ini.

6. Kedua orang tuaku, H. Ismail dan Hj. Robiah dan keluarga tercinta,

kakak-kakakku, Manan, Itoh, Lala dan adikku satu-satunya lkah (terirna kasih telah

rnernberikan kasih sayang, dukungan, perhatian serta doanya selama ini).

7. Muhamad Rizal atas segala bantuan, perhatian, dukungan, kesabaran, doa dan

semangat yang tiada hentinya serta kasih sayangnya selama ini.

8. Bapak Saliwon, Mas Nano beserta keluarga yang telah banyak membantu penulis

dalam pelaksanaan penelitian di Taman Anggrek Ragunan.

9. Mang Udin dan Istri serta keluarga atas bantuan dan doanya yang sangat berarti ..

10. Sahabat-sahabat penulis, Mela (terima kasih telah bersedia menjadi tempat

berkeluh kesah), Salim (terima kasih atas bantuan yang berarti), Mila (terima

kasih akan kebersamaan yang kita lalui) dan teman-teman baik penulis, Tanti, Ina

(11)

I l. !bu Rizky atas bantuan, semangat dan dorongannya selama ini.

12. Teman-teman satu bimbingan, Salim, Dhani, Naila, Dodi, Yusuf dan Ridwan

(terima kasih atas dukungan, semangat dan doanya).

13. Selnruh teman-teman AGB Adan B angkatan 2000, Amel, Naty, Imah, Lulu, Lia,

Dewi, Pi-te, Nana, Yulis, Citra, Pipit, Teti, Inay, Renal, Unul, Ulum, Naufal,

Ronggo, !wan, Deni, Rosyidi, Afifah, Gofur, Jerry, Acak, David, Arman, Gewe,

l-Iiki, Awa, Ajay, Heni, Fadli, Nia, Papau, Aulia, Sri, Dini, Ely, Mila dan lainnya

yang tak disebutkan satu-persatu (terima kasih atas bantuan dan kebersamaan

yang indah selama ini).

14. Teman-teman AGB A dan B angkatan 2001, AGB angkatan 2002, AGB angkatan

2003, Qudsi, Silva, Unul, Arul, Ano, Linu, Yuri, Achi, Dasuki (indahnya dapat

rnengenal kalian semua).

15. Keiuarga besar UKM FORSA, spesial Divisi Sepak Bola dan Divisi BKC, K'

Abi, K' Jo, K' Pras, Indi, Mumun, Lila dan Iainnya yang tak disebutkan

satu-persatu (terima kasih atas kebersa111aa1111ya dan pengalama:n yangtak terlupakan).

16. Bapak Basyir beserta staf perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi atas

bantuan pinjaman bukunya.

17. Seluruh staf akademik Fakultas Sains da:n Teknologi atas bantuan serta

pelayanannya selama ini.

18. Seluruh pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini

(12)

DAFTARISI

Halaman J udul ... i

Kata Penganiar ... ii

Daftar Isi ... v

. DAFTAR TABEL ... VIII DAFT AR GAMBAR ... ix

DAFT AR LAMP IRAN ... x

BAB l PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang ... l B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB ll TINJAUAN PUST AKA ... 11

A. Kerangka Teoritis ... : ... 11

I. Potensi Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot ... 11

2. Sisiem Pemasaran ... 13

3. Fungsi-fungsi Pemasaran ... 14

4. Lembaga Pemasaran ... 15

5. Saluran Pemasaran ... 17

6. Struktur Pasar ... 19

7. Perilaku Pasar ... 20

8. Efisiensi Pemasaran ... 21

(13)

YI

B. Basil Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 29

BAB Ill METODOLOGI PENELITJAN ... 31

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

B. Jenis dan Pengumpulan Data ... 3 l C. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 32

BAB VJ GAMBARAN UMUiv1 TAMAN ANGGREK RAGUNAN ... 34

A. Sejarah Singkat Tarnan Anggrek Ragunan ... 34

B. Letak Geot,>rafis ···'··· 36

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Sarana clan Prasarana ... 38

E. Kegiatan Usaha yang dilakukan di TAR ... 39

BAB V BASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Usahatani ... 42

B. Analisis Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp .... 45

I. Struktur Pasar ... 45

a. Jumlah Penjual dan Pembeli ... 45

b. Kondisi Produk ... 46

c. Mudah Tidaknya keluar Masuk Pasar ... 47

2. Perilaku Pasar ... 47

a. Sistem Pembentukan dan Penentuan Barga ... 48

b. Sistem Pembayaran ... 49

c. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran ... 50

3. Fungsi Pemasaran ... 51

(14)

a. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari

Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR dan Pedagang

Pengumpul serta Pedagang Pengecer di TAR ... 5 5

b. Maijin Pemasaran Tanaman Ang1:,>rek Dendrobium sp. dari

Pedagang Pengumpul dari Luar Daerah Jakarta ke Pedagang

Pengecer di Luar Dae rah Jakarta ... 56

c. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta ... 59

d. Marjin pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer di Jakarta ke Konsumen Akhir di Jakarta .. 6 J e. Analisis Penyebaran Marjin ... 64

BAB VJ KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... : ... c . . . 69

B.. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(15)

Vlll

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Ha la man

I Data Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Indonesia, Tahun

2002-2003 ··· 2 2 Ekspor dan Impor Bunga Anggrek Indonesia Tahun 1990 - 2000 ... 4

3 Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlah Perusahaan dan Sifat

Produk ... 20

4 Karakteristik Petani yang dijadikan Responden ... 42

5 Fungsi Pemasaran pada Lembaga Pemasara.n Tanaman Anggrek

Dendrobium sp . ... 52

6 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium ;p. dari Petani di

TAR ke Konsumen Akhir di TAR ... 55

7 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Petani di

TAR ke Pedagang Pengumpul dan Pedagang Pengecer di TAR ... 56

8 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang

Pengumpul ke Pedagang Pengecer di Luar Daerah Jakarta ... 57

9 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium セーN@ dari Pedagang

Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta ... 59

10 Maijin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang

Pengecer ke Konsumen Akhir di Jakaita ... 62

11 Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek

Dendrobium sp. dengai1 Pa.sar Acuan di Luar Daerah Jakaiia, Mei

-J uni 2004 ... 65

12 Analisis Penyebaran lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek

Dendrobium sp. dengan Pasar· Acuan di Luar Daerah Jakarta, 1viei

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Nilai Marjin Tataniaga ... 25

2 Kerangka Pemikiran Konseptual... ... 30

(17)

x

DAFTAR LAMPIRAN

[image:17.595.55.504.39.682.2]

Nomor Teks Halaman

Gambar Lokasi Penelitian ... 73

2 Struktur Biaya dan Penerimaan Usahatani per Responden dalam l

Pcriode Tanam (2 Bulan) ... 74

3 Data Penjualan Tanaman Anggrek dan Tanaman Hias di Taman

Anggrek Ragunan selama Bulan April 2004 ... 75

4 Data Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan

April 2004 ... 76

5 Kegiatan Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan April 2004 ... 77

6 Jenis dan Harga J ual Anggrek Dendrobium セーN@ yang diteliti di Taman Anggrek Ragunan ... 78

7 Gambar Tana1nan Anggrek Retnaja Dendrobiurn sp . ... 79

8 Gambar Proses Pengangkutan Tanaman Anggrek Dendrobium sp.

kc Dalam Truk ... 79

9 Gambar Tana.man Anggrek Dendrobium sp. Berbunga dan Siap

dijual Genis Bertha Chong) ... 80

J 0 Gambar Tanaman Anggrek Dendrobiwn sp. Berbunga dan Siap

(18)

Indonesia dikenal dengan julukan Center <f Origin atau pusat

keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman hias tropik karena Indonesia sebagai

negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang bcraneka ragam. Berbagai

jenis tanaman tumbuh dengan baik tennasuk tanaman bunga dan tanaman hias yang

mempunyai keunikan dan arti tersendiri.

Usaha tani tanaman hias tidak memerlukan areal tanah yang Juas sebagaimana

usaha tani tanaman lainnya, terutama tanaman pangan. Namun demikian, usaha tani

tanaman hias memerlukan tenaga kerja lebih banyak, lebih terampil dan memiliki

keahl ian. Hal inilah yang menyebabkan biaya produksi tanaman hias tampak lebih

tinggi'

Meningkatnya permintaan tanaman hias di dalam negeri disebabkan oleh

semakin meningkatnya kesejahteraan dan tanggapan masyarakat terhadap

kenyamanan dan keindahan lingkungan. Selain itu juga diiringi dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk kembali kealam (back to nature)

khususnya yang terjadi di kalangan menengah ke atas.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura tahun 2002,

tercatat luas panen tanaman hias dan bunga mencapai 31.862.095 m2 yangtersebardi

1

(19)

2

·seluruh Indonesia. Data tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu

tahun 200 I dengan luas panen 27.368.874 m2 menghasilkan 113.924.291 tangkai.

Lain halnya dengan produksi tanaman hias di Indonesia dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2002 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 102.774.319

tangkai meningkat menjadi 113.924.291 tangkai dan 118.855.089 tangkai. Data

lengkap total produksi dan luas panen tanaman hias dan bunga di Indonesia tahun

2000 - 2002 disaj ikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Luas Pauen dan Produksi Tanaman Rias di Indonesia, Tahon 2000-2002

· ·

-2000

I

2001 2002

No. Kon1o<liti

Luas Panell Produksi Luas Panen Produksi Luas Pancn Produksi

-

(m') (tangkai) (m') (tungkai) (m') (tangkai)

I J\ngi:trek 950.739 3.260.858 844.574 4.<150.787 1.142.261 4.995.735

2. Kuping Ga1ah 265.542 583.728 216.JJO 773.299 218.843 J.006.075

3. Uludlol 4.271.742 4.843.188 J.596.008 4.448.199 l.653.018 10.876.948

·I. Pisang·pisangan 233.708 384.464 156.927 448.338 153.479 797. 139

j Kri;;iin l.160.170 2.281.125 2.650.509 7.387.737 3.251.556 25.804.630

6 ivfo\\·ar I0.623.629 78.147.515 4.976.117 84.951.741 5.579.544 55.708.137

" Sedap Malan1 4.729.995 13.273.441 3.537.785 11.482.190 4.826.885 19.666.425

8. l\ifclati "' 14. !47.590 15. 134.842 I 1.071.286 19.524.815 14.237.280 18.233.644

9. Palc1n *'" 614.435 754.067 3 I 9.538 426.%1 799.229 J.189.617

J1m1lah 36.997.550 102.774.319

...

27.368.874 113.942.291 3 J.862.095 118.855.089

'*'

...

Keteranean :

Satuau Produktivita::;,

' Mclati dalmn Kg I ョQセ@ ** Palcm dalam pohon I m2 *** Jumlah m1tuk produksi komoditas 1-7

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002-2003

· ·

-Peluang Indonesia di pasar florikultura dunia cukup besar. Nilai produksi

florikultura tahun 1999 mencapai Rp 62,44 Miliar. Dengan pertwnbuban 15-25 %

pertahun, patla tahun 2005 diperkirakan permintaan dalam negeri mencapai Rp 186

[image:19.595.35.456.151.569.2]
(20)

diperkirakan mencapai US$ 120 Miliar. Namun dengan didukung perkembangan

industri florikultura di Indonesia diperkirakan dapat dipenuhi sebesar US$ 12 Miliar

Salah satu jenis tanaman hias berbunga indah yang paling mudah hidup dan

subur di Indonesia adalah anggrek. Anggrek merupakan tanaman bias potensial di

samping tanaman hias lain. Tanaman berbunga indab ini tersebar luas di pelosok

dunia, termasuk Indonesia. Tanaman anggrek ini merupakan tanaman bias yang

mempunyai nilai estetika yang tinggi. Bentuk, ukuran, variasi dan corak warna bunga

serta karakteristik lainnya yang unik seperti daya taban kesegaran bunganya sebagai

bunga potong kira-kira 5-7 hari bingga 3 minggu walaupun tanpa baban pengawet.

Hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri dari spesies tanaman bias tersebut,

sehingga bunga anggrek sering dijuluki sebagai ratu bunga. Jadi, tak mengberankan

jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk mengbias taman maupw1

ruangan. Bahkan keelokan bunganya juga sering dilombakan untuk tingkat nasional

maupun interuasional.

Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi

tinggi tersebut telah berjalan cukup lama, babkan sudab menjadi salah satu komoditas

penting dalam perdagangan florikultura dunia. Fenomena bisnisnya juga marak, dari

nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang

1

(21)

4

menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusahakan di Indonesia adalah

Dendrobium, Pha/aenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium3•

Pennintaan akan anggrek dan tanaman hias Jainnya terns meningkat, oleh

karena itu prospek pengembangan anggrek dan tanaman hias lainnya akan sangat

cerah baik untuk pasar dalam negeri mailpun untuk ekspor. Data lengkap ekspor dan

impor bunga anggrek Indonesia tahun 1990 - 2000 dapat dilihat pada tabel 2 berikut

ini.

Ta

b

el 2.

E

• ksoor dan Imnor

B

un11.a Anir1>rek

I

ndonesia

T

allmn 19

90 -20 00

Ekspor In1por

Tahun Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)

.

-\990 207.491 254.827 199.505 973.552

!991 409.601 867.469 47.695 194.513

!992 429387 2.017.427 292.6!2 1.245.340

1993 544.398 2.290.237 80.020 523.786

1994 477.844 1.838.163 30.724 163.334

1995 234.031 1.54 J.143 25.269 343.157

1996 336.340 52.771 27.587 236.603

]997 29 2.874 35.882 251.270

llJ'JX 5.112 5.340 3S.624 266.853

1999 252.792 576.971 37.838 138.684

2000 475.104 965.577 84.741 837.957

Sumber: Biro Pusat Statistik dalam Bintari K. (2003), 1999-2000

Berdasarkan data BPS ( dalam Bintari

K.,

2003) <lap.at dilihat bahwa ekspor

bunga anggrek ke mancaneg11ra terns mengalami peningkatan dari tahun 1990-1993.

Pada tahun berikutnya terjadi penurnnan terutama pada tahw1 1997 karena pengarnh

krisis moneter dan kemudian permintaan meningkat kembali pada tahun berikutnya.

3 Bintari K.,

(22)

lmpor bunga anggrek menunjukkan volume ·dan nilai yang eukup besar

terutama untuk jenis anggrek yang belum dapat diusahakan untuk dihasilkan sendiri

di dalam negeri sesuai dengan permintaan konsumen dalam negeri. Impor bunga

anggrek pada tahun 1990 - 1991 mengalruni penurunan yang tinggi, tetapi kemudian

meningkat lagi pada tahun 1992 dalrun jumlah yang tinggi karena adanya

peningkatan pennintaan terhadap beberapa jenis anggrek tersebnt di dalam negeri.

Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1993 - 1994 impor bunga anggrek kembali turun

karena hanya jenis anggrek . yang diimpor terbatas hanya meliputi bibit anggrek

Dendrohium sp. dan Arachius. Pada tahun berikutnya impor bunga anggrek relatif

stabil dan pada tahun 2000 mengalami peningkatan pesat karena adanya peningkatan

pasar dalam negeri yang cukup besar 4•

Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalrun pot

meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar

lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsung lee konsumen, sedangkan

pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang. Kota

yang berpotensi besar sebagai pasar anggrek adalah Banda Aceh, Medan, Padang,

Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Manado, Banjarmasin,

Ujungpandang, Ambon, Jayapura, dan lain-lain. Pasar internasional yang memiliki

peluang besar adalah pasar Eropa melalui pusat lelang Alsmeer di Belanda yang

kemudian mendistribusikan lee seluruh Eropa dan bisa juga langsung lee

negara-negara Eropa Barnt dan Timur, Timur Tengah, Amerika Serikat, Jepang, dan

(23)

6

lain. Dalam bentuk tanaman, Jepang, Jemmn, dan Amerika Serikat merupakan pasar

yang baik untuk berbagai spesies anggrek dan yang banyak diminati adalab jenis

Dendrobium, Bulbophyllum, Coelegyne, Cymbidium, Phalaenopsis, dan Vanda 5•

Karena sifatnya yang dituntut untuk selalu dalam keadaan segar maka

komoditi florikultura (tanaman hias bunga, anggrek dam tanaman hias daun)

memerlukan penanganan yang lebih teliti dan cepat karena komoditi ini. Karena itu

dapat dimengerti bahwa kendala yang biasanya dihadapi petani berkaitan dengan

masalah pemasaran.

Lembaga pemasaran mempunym peranan penting dalam menyalurkan

tanaman anggrek (porplant) dari tangan produsen ke konsumen. Hal ini disebabkan

oleh perbedaan lokasi antara produsen dan konsumen. Adanya perbedaan lokasi dan

aktivitas lembaga pemasaran seperti pembelian, pengangkutan, sortir, grading,

pengolahan, penyimpanan dan penjualan, maka harga di tiap lembaga pemasaran

menjadi berbeda. Akibatnya timbul masalab mengenai penyebaran harga dan

keuntungan antar lembaga pemasaran yang tidak merata.

Pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKl Jakarta melibatkan

banyak lembaga pemasaran yaitu mulai dari pedagang pengumpul yang berasal dari

luar daerah Jaka1ia, pedagang pengecer di Jakarta dan di Iuar daerah Jakarta dan

pedagang keliling. Masing-masing Jembaga pemasaran tersebut memiliki fungsi

pemasaran yang hampir sama dan adanya perbedaan lokasi dan fungsi pemasaran

(24)

terscbut rnenycbabkan adanya perbedaan harga di tiap lembaga pemasaran tersebut

terutama perbedaan harga yang diterima konsumen tanaman anggrek tersebut.

B. Pe nun usan Masalab

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut:

l . Bagaimana sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta

dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang

dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat?

2. Bagimanakah struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek

Dendrobium ,1p. di DKI Jakarta?

3. Bagaimana marjin pemasaran dan penyebarannya diantara lembaga-lernbaga

pemasaran yang terlibat pada pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp.

tersebut?

4. Apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta telah efisien

berdasarkan struktur dan perilaku pasar dan marjin pernasarannya ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, rnaka tujuan

penelitian adalah:

1. Mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta

dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang

(25)

8

2. Menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek

Dendrobium .1p. di DK! Jakarta.

3. Menganalisis marjin pemasaran dan penyebarannya antara lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat.

4. Mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta

telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta matjin pemasarannya.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah DKI Jakarta maupun

lembaga-Jembaga lain sebagai tambahan informasi atau sebagai bahan pertimbangan

dalam membuat suatu kebijakan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi

kegiatan akademis dan penulis dalam menambah pengetahuan serta sebagai

penerapan teori yang didapatkan di bangku kuliah. Hasil penelitian ini juga

diharnpkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait dan yang berkepentingan dengan

bisnis anggrek.

E. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan laporan

penelitian ini, penulis terlebih dahulu akan menguraikan secara singkat isi materi

(26)

Bab I Pendahuluan

Bab ini meqjelaskan mengenai latar belakang dari topik yang dipilih,

perumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dijalani

serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka pemikiran teoritis,

penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran konseptual. Kerangka pemikiran teoritis

berisi tentang teori-teori atau pustaka yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan

kerangka pemikiran konseptual berisi konsep yang digunakan oleh penulis dalam

mengolah dan menganalisis masalah yang berkenaan dengan penelitian di lapangan.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai ruang lingkup penelitian, sumber dan

pengumpulan data yang diperlukan, metode pengolahan dan analisis data.

Bab IV Gambaran Um um Taman Anggrek Ragunan

Dalam bab ini berisi mengenai keadaan singkat tempat penelitian, struktur

organisasi, sumber daya manusia, prasarana, kegiatan usaha yang dilakukan dan

gambaran secara umum mengenai lembaga pemasaran yang terlibat beserta

fungsi-fungsi pemasaran yang dijalankan pada masing-masing lembaga pemasaran tersebut

dan melihat saluran pemasaran yang terdapat di tempat penelitian.

Bab V Efisiensi Pernasaran Tanarnan Anggrek di DKI Jakarta

Bab ini berisi mengenai pembahasan tentang struktur pasar, perilaku pasar

[image:26.595.38.471.151.550.2]
(27)

I 0

pemasaran yang tcrlibat tcrsebut dan mengolah data serta menganalisis data yang

telah didapatkan untuk mendapatkan hasil yang akurat dari penelitian.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian tersebut serta

(28)

BABil

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Potensi Tana man Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot

Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman ini termasuk

golongan tumbuhan epifit (menempel pada tumbuhan lain) yang mendapat

kelembaban dan makanan dari udara dan air hujan tanpa mengganggu tanaman yang

ditumpanginya. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk

Indonesia. Kontribusi anggrek Indonesia dalam khasanah anggrek dunia cukup besar.

Dari 20.000. spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia, 6.000 diantaranya berada

di hutan-hutan Indonesia. Selain anggrek spesies, dikenal juga beberapa hasil

silangan atau hibrida dan diperkirakan setiap tahun dihasilkan 1.000 hibrida baru6.

Bunga merupakan unsur terpenting dari tanaman anggrek. Struktur dasar

bunganya sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal).

Salah satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labe!lum. Bagian inilah yang

menjadi ciri khas bunga anggrek sehingga berbeda dengan famili tanaman berbwiga

lainnya. Jadi tak salah jika segala keistimewaan dan keindahan melekat pada bunga

. . 7

1111 .

Anggrek Dendrobium sp. memiliki batang semu atau pseudobulb yang

panjang. Bentuk batang semunya tersebut silinder dan menggelembung. Daun

"Edhi Shandra, Membuat Anggrek Raji/1 Berhunga, (Jakarta· Agre.Media Pustaka, 2001), Cet.

Ke-I, h. I

(29)

12

tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini

termasuk jenis simpodial, yakni membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di

setiap batang semunya.

Bunganya kerap muncul pada tunas ujung atau apikal. Namun, pada tanaman

dewasa, bunga tersebut muncul di ketiak daunnya. Anggrek Dendrobium sp. mulai

berbunga pada umur 1 sampai 1,5 tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya

secara intensif, Dendrobium sp. sudah dapat berbunga pada umur 8 bulan.

Dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya, anggrek ini relatif lebih mudah

berbunga.

Dendrobium menyenangi kondisi lembab dan penyinaran sekitar 60 %.

Harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya.

Karena diusahakan dalam jumlah yang sangat besar dan produktivitasnya terhitung

tinggi, otomatis nilai jualnya menjadi besar pula.

Tidak ada yang menyangsik:m keindahan bunga anggrek ini. Jadi, tak

mengherankan jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk menghias

taman atau ruangan. Fenomena bisnisnya juga marak, dari kebun anggrek besar

hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang menjualnya dengan berbagai

(30)

2. Sistem Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain 8.

Backman (dalam Limbong, 1985) mengungkapkan bahwa pemasaran atau

tataniaga mencakup segala aktivitas yang diperlukan dalam mengerjakan pemindahan

hak mil ik dan menyelenggarakan saluran fisik daripadanya. Dalam ha! ini mencakup

serangkaian ェ。ウ。セェ。ウ。@ dan fungsi-fungsi dalam menjalankan distribusi barang

dagangan dari produsen sampai konsumen kecuali tindakan-tindakan yang ada

hubungannya dengan perubahan bentuk daripada barang itu, dimana ha! ini bisa kita

sebut sebagai pengolahan atau manufacture 9.

Dahl dan Hammond (dalam Windiana, 2001) menyatakan pemasaran sebagai

suatu rangkaian kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan fungsi yang dibutuhkan

untuk membentuk atau mengubah input atau produk mular dari titik awal produk

sampai konsumen akhir. Sernngkaian fungsi yang dimaksud adalah seperti aktifitas

produksi, pengumpulan, pengolahan, grosir, pedagang eceran sampai ke konsun1en,

dimana serangkaian fungsi tersebut adalah semua aktifitas bisnis 10

8

Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pe111asara11, (Jakarta : PT Indeks, 2004) Edisi kesembilan, Jilid I, h. 7

9

W.H. Limbong dan P. Sitorus, Pengantar Talaniaga Pertanian, (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985), Cet. Ke-1, h. 3

10

(31)

14

Tataniaga atau pemasaran pertanian mencakup segala kegiatan clan usaha

yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil

pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke

konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan terte:ntu yang menghasilkan

perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk lebih mempermudah

penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya.

Sistem pemasaran pertanian mempakan suatu ke:iatuan urutan

lembaga-· lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar

aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya

memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang

· dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan

produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut

mencakup kegiatan produktifyang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam

sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan

kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal berdasarkan

tingkatan kegiatan produktif yang sama. Sistem pemasara.n tersebut sering yang

disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran distribusi.

3. Fungsi-fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan

(32)

ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan

dan keinginannya melalui penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, waktu,

tempat dan kepemilikan terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut

dikelompokkan menjadi tiga fungsi utama, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan

fungsi fasilitas u

Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

. perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran ini

terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan

barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bcntuk dan waktu. Fungsi

fisik ini meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan.

Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar

kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konswnen. Fungsi fasilitas ini

terdiri dari fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi

pembiayaan dan fungsi informasi pasar.

4. Lembaga Pemasaran

Dalam pemasaran suatu barang atau jasa terlibat beberapa badan mulai dari

produsen, lembaga-lembaga perantara dan konswnen. Karena jarak antara produsen

yang menghasilkan barang ataujasa sering berjauhan dengan konswnen, maka fungsi

badan perantara sangat diharapkan kehadirannya untuk menggerakan barang-barang

11

(33)

16

dan jasa-jasa dari titik produksi ke titik konsumsi. Badan-badan atau

lembaga-lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari

produsen sampai konsumen melalui jual, dikenal sebagai perantara (midlemen, atau

zntermediaiy). Badan-badan ini. bisa dalam bentuk perseorangan, perserikatan

ataupun perseroan.

Lembaga-lembaga ini melakukan pengangkutan barang dari produsen dan

dibawa ke konsumen, juga berfungsi sebagai penghubung informasi mengenai suatu

barang dan jasa. Sehingga lembaga-lembaga pemasaran tersebut dapat digolongkan

atas:

(I) Menurut fungsi yang dilakukan

(2) Penguasan terhadap barang

(3) Kedudukan dalam struktur pemasaran

(4) Bentuk usahanya.

Pada kesempatan ini akan dibahas lembaga-lembaga pemasaran menurut

penguasaan terhadap barang saja yang terdiri dari 12:

a. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki tetapi menguasai barang, misalnya agen,

perantara, dan broker.

Badan-badan seperti agen, broker, komisioner dan makelar tersebut menjalankan

fungsinya untuk mempertemukan atau menyampaikan barang atau jasa dari

produsen ke konsumen. Jadi, yang dimaksud dengan me:nguasai barang adalah

perantara tidak berhak atas barang itu, tetapi ia boleh menyimpan, mengadakan

12

(34)

sortasi dan Iain-Iain sebeium diperjuaibelikan dengan mempertimbangkan semua

biaya yang telah dikeiuarkan.

b. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang, contohnya pedagang

pengumpul, pedagang pengecer, grosir dan eksportir I importir.

Pedagang pengumpuI adaiah mereka yang aktif membeii dan mengumpulkan

barang dari produsen (petani) di daerah produksi dan menjuainya kepada

pedagang perantara berikutnya seperti ke pedagang besar, grosir atau langsung ke

pedagang pengecer. Pedagang pengecer (retailer) adalah mereka yang menjuaI

barang atau komoditi pertanian kepada konsumen terakhir di pasar eceran atau

dengan mendatangi rumah konsmnen terakhir. Mereka ini membeli barang

terutama dari grosir (wholesaler), kadang-kadang dari pedagang pengumpuI atau

petani. Jadi, orang yang memiiiki dan menguasai barang dengan jalan

membelinya dulu sebeium dijual, sehingga ia menanggung resiko ekonomis

maupun teknis.

c. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang yaitu

fasilitas pengangkutan, pergudangan, asuransi

dan

Iain-lain.

5. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan

dan

perorangan yang mengambiI aiih hak atau membantu daiam pengaiihan hak atas

(35)

18

konsumen. Atau saluran distribusi adalah rangkaian Jembaga-lembaga niaga yang

dilalui barang dalam penyalurannya dari produsen ke konsumen 13•

Panjangnya suatu saluran tataniaga akan ditentukan oleh banyaknya tingkat

perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada gambar berikut akan

ditunjukkan beberapa saluran pemasaran dengan beberapa tingkat pada umumnya

ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian.

Saluran

Nol Tingkat

Sa tu

Produsen -1>- Konsumen

Tingkat · Produsen -1>- Pengecer -1>- Konsumen

Dua

Tingkat Produsen -1>- Grosir -1>- Pengecer -1>- Konsumen

Tiga

Tingkat Produsen -1>- Grosir - Jobber -1>- Pengecer-1>- Konsumen

Ket. : Jobber= Pedagang pemborong

Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran yang digunakan

produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari titik produsen.

Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang memperlancar arus I gerak barang

dari produsen ke konsumen akhir melalui berbagai kegiatan yang dikenal sebagai

(36)

perantara (middleman). Jadi ada tiga kelompok yang secarn langsung terlibat, yaitu

pihak produsen, lembaga perantara dan pihak konsumen akhir 14.

6. Struktur Pasar

Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan definisi industri dan

perusahaan, jumlah perusahaan atau pabrik dalam suatu pasar, distribusi perusahaan

atau pabrik dengan berbagai ukuran "size and concentration", deslcripsi produk dan

diferensiasi'produk, syarat- syarat masuk dan sebagainya 15.

Hammond dan Dab! (dalam Dwi Ria S., 2002) mengungkapkan bahwa

analisis struktur pasar rnendorong studi tentang faktor teknik, motivasi, institusi dan

faktor organisasi yang rnempengaruhi kebiasaan perusahaan dalarn pasar. Struktur

pasar dicirikan oleh (1) jumlah dan ukuran pasar, (2) diferensiasi produk, (3)

kebebasan keluar masulc pasar, (4) pengetahuan partisipan tentang biaya, harga dan

k don 1s1 pasar . . . 16

Berdasarkan strukturnya tersebut, pasar dapat digolongkan rnenjadi dua, yaitu

(1) pasar bersaing sempurna, (2) pasar tidak bersaing sernpurna. Suatu pasar dapat

digolonglcan dalarn struktur bersaing sernpurna jika merniliki ciri-ciri:

1. Terdapat banyak pembeli maupun penjual (perusahaan)

14

Ibid, h. 21

15

Ibid, h. 133

16

Dwi Ria Safitri, Analisis F':fisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus Pemasaran PUSRT

(37)

20

2. Setiap pembeli maupun penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang I jasa yang ada di pasar, sehingga pembeli ataupun penjual tidak dapat mempengaruhi

harga

3. Barang I jasa yang dipasarkan homogen 4. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar

Pasar tidak bersaing sempurna ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi

pembeli dan sisi penjual (perusahaan). Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni,

oligopsoni dan sebagainya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan

monopolistik, monopoli, oligopoli dan sebagainya.

Tabel 3. Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlab Perusaban dan Sifat Produk

セᄋMᄋᄋ@

Karakteristik Struktur Pasar

Jumlah Sifat Produk Dari Sudut Penjual Dari Sudut Pembeli Perusahaan

Banyak Homogen Persaingan Mumi Persaingan Murni

Ban yak Diferensiasi Persaingan Monopolistik Persaingan Monopolistik

Sedikit Homogen Oligopoli Mumi Oligopsoni Murni

Sedikit Diferensiasi Oligopoli Diferensiasi Oligopsoni Diferensiasi

Sa tu Unik Monopoli Monopsoni

Sumber: Dahl dan Hammond dalam L1mbong, 1985

7. Perilaku Pasar

Azzaino (dalam Windiana, 2001) mengemukakan bahwa perilaku pasar

[image:37.595.40.454.141.524.2]
(38)

tertentu yang meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga dan kerjasama

antara lembaga pemasaran n

Menurut Dahl dan Hammond (da/am Dwi Ria S., 2002) perilaku pasar

menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama

bentuk-bentuk keputusan apa yang hams diambil dalam menghadapi struktur pasar rn

Sedangkan tingkah laku pasar merupakan tingkah laku lembaga pemasaran dalam

struktur pasar tertentu, terutama tentang macam keputusan yang diambil lembaga

pemasaran dalam berbagai struktur pasar yang berbeda.

8. Efisicnsi Pcmasanm

Efisiensi pemasaran adalah penilaian prestasi kerja proses pemasaran yang

dapat diukur dari peningkatan rasio output-input. Pemasaran tersebut efisien apabila

terdapat keadaan di mana pihak-pibak yang terlibat, baik produsen, lembaga

pemasaran maupun konsumen memperoleh kepuasan dengan adanya aktifitas

pemasaran tersebut 19.

Soekartawi da/am Windiana (2001) menjelaskan bahwa pasar yang tidak

efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang

dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena efisiensi pemasaran akan

terjadi jika: (1) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan lebih tinggi, (2)

persentase perbedaan harga yang dibayar konsumen dan diterima produsen tidak

17

Windiana, op.cit., h. 22 18

Dwi Ria, op cit., h. 11

19

(39)

22

terlalu tinggi, (3) tersedia fasilitas fisik pemasaran, dan (4) adanya kompetisi pasar

yang sehat.

Dalam analisis efisiensi pemasaran diperlukan data tentang: marjin

pemasaran, struktur pasar, tingkah laku pasar dan penampilan pasar. Pada penelitian

ini analisis efisiensi pemasaran akan dilihat pada struktur pasar, perilaku (tingkah

· laku) pasar dan marjin pemasaran.

Menurut Hanafiah dan Saefuddin (dalam Windiana, 2001) dalam mengukur

efisiensi pemasaran dapat ditinjau dari dua kondisi, yaitu efisiensi operasional dan

· efisiensi harga w

Efisiensi operasional diukur dari biaya dan marjin pemasarannya, sedangkan

efisiensi harga dapat diukur melalui korelasi harga untuk komoditi yang sama pada

berbagai tingkat pasar ( dapat diukur melalui keterpaduan pasar). Efisiensi sistem

pemasaran komoditi pertanian adalah perlu karena dapat meningkatkan pendapatan

dan juga perekonomian suatu negara. Selain itu informasi dan efisiensi pemasaran

sangat membantu untuk mengembangkan fasilitas pemasaran dan mengevaluasi

kebijakan pemerintah terhadap pasar.

9. Marjin Pemasaran

Efisiensi operasional diukur melalui marjin pemasaran. Menurut Dahl dan

Hammond (l 977), marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada tiap tingkatan

(40)

Marjin pemasaran juga merupakan perbedaan harga pada tingkat produsen

· dengan harga di tingkat lembaga pertama atau perbedaan harga yang terjadi antara

lembaga yang satu dengan lembaga pemasaran yang lainnya dalarn saluran

pemasaran komoditi yang sarna. Dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen

yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga pemasaran.

Marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

I

Mm =Pk-Pf

Dimana:

Mm : mrujin pemasaran

Pk : harga di tingkat konsumen

Pf : harga di tingkat petani

Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum efisiennya

sistem pemasaran, namun hal ini masih memerlukan penelitian Iebih Ianjut untuk

mengetahui penyebab tingginya marjin tersebut. Marjin pemasaran yang tinggi akibat

biaya pemasaran yang tinggi dikatakan tidak efisien karena kepuasan konsumen

(41)

24

berkurang. Tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga

berakibat pada meningkatnya kepuasan konswnen dianggap lebih efisien 22.

Sifat Umum dari marjin tataniaga:

1. Marjin tataniaga berbeda-beda antara satu komoditi hasil pertanian dengan

komoditi lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada

berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer

untuk konsumen akhir. Tetapi tingginya marjin tataniaga belum mencerminkan

efisiennya jasa yang diberikan oleh sistem tataniaga tersebut. Salah satu indikator

yang cukup berguna adalah memperbandingkan bagian yang diterima (farmer's

share) oleh petani.

2. Marjin tataniaga produk hasil pertanian cenderung akan naik dalamjangka panjang

dengan menurunnya bagian harga yang diterima petani, dengan alasan sebagai

berikut:

- Pengolahan dan jasa-jasa tataniaga cenderung mempergunakan padat karya.

- Bertambah tinggi pendapatan masyarakat akibat kemajuan pembangunan

ekonomi, biasanya konsumen lebih menginginkan kualitas produk yang Iebih

baik daripada kuantitas.

3. Marj in tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya

dengan fluktuasinya harga-harga produk hasil pertanian.

22

(42)

Gambaran rnengenai mafJm pernasaran (biaya dan keuntungan pemasaran)

dan nilai marjin pemasaran dapat dilihat pada gambar 1 yang dikutip dari Limbong

dan Sitorus, 1985 D Dari gambar tersebut dapat dilihat besarnya nilai marjin

pemasaran yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat

lembaga pemasaran ( dalam ha! selisih harga eceran dengan harga petani) dengan

jumlah produk yang dipasarkan. Besar nilai marjin pemasaran ditunjukkan oleh

daerah yang diarsir, yaitu (Pr - Pf) X Qr,f. Besaran Pr - Pf menunjukkan besamya

marjin pemasaran suatu komoditi per unit.

Dr Sr Sf

Pr

Pf

Qr,f

Gambar !. Nilai Marjin Tataniaga

Keterangan :

(Pr- Pf) X Qr,f ( daerah arsiran) = Nilai marjin pemasaran

Pr = Harga di tingkat pedagang pengecer

21

[image:42.595.37.508.157.681.2]
(43)

Pf = Harga di tingkat petani

Sr = Suplai di tingkat pengecer

Sf = Suplai di tingkat petani

Dr = Demand di tingkat pengecer

Df = Demand di tingkat petani

Qr,f= Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan tingkat pengecer

B. Hasil Penelitian Terdahulu

26

Saluran pemasaran tanaman anggrek menggambarkan penyaluran dari petani

produsen hingga ke konsumen akhir melalui beberapa tingkatari pedagang. Dalam

penelitian yang dilakukan Arumsari (2000) mengenai pemasaran anggrek

Dendrobium sp. di Kecamatan Kebun Jeruk, diketahui terdapat tiga lembaga

pemasaran utama yang terlibat yaitu palele, pedagang perantara dan floris dan

terdapat empat saluran pemasaran tanaman hias anggrek Dendrobium sp. yang terjadi

yaitu:

1. Petani -11- Pedagang Perantara -11- Floris -11- Konsumen

2. Petani -11- Floris -11- Konswnen

3. Petani -11- Palele -11> Konsumen

4. Petani -11- Konsumen

Dari keempat saluran pemasaran tersebut, saluran ketiga merupakan saluran yang

(44)

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para palele biasanya memasarkan

dagangan mereka ke kompleks-kompleks perumahan yang letaknya tidak terlalu jauh

dari Jokasi pembelian dan, tujuan pemasaran pedagang perantara adalah Taman

Anggrek Indonesia Permai. Sementara floris, mereka mclayani konsumen yang

datang langsung ke showroom mereka di tepi-tepi jalan.

Dalam ha! analisis struktur pasar, d.ari hasil penelitian Armnsari (2000)

diketahui struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan para pedagang tanaman hias

anggrek Dendrobium sp. mengarah pada struktur pasar persaingan sempurna. Hal ini

ditandai dengan penentuan secara tawar menawar serta tak ada seorang pedagang pun

yang melakukan pembelian paling banyak sehingga memiliki kekuasan yang lebih

besar dalam menentukan harga. Dapat dikaitkan masing-masing pedagang memiliki

market share yang hampir sama besar, sedangkan sistem pembayaran, biasanya

dilakukan di muka dan secara tunai. Umumnya petani menghindari bentuk penjualan

dengan sistem kontrak dengan pedagang maupun karena sifatnya yang mengikat.

Dalam penelitian Sari (1996) diketahui bahwa saluran pemasaran bunga

potong (mawar, krisan, gladiol, dan sedap malam) di wilayah DKI Jakarta

mempunyai 13 pola, yang mana melibatkan banyak lembaga pemasaran, yaitu petani

tradisional atau petani besar (perusahan bunga potong), pedagang pengurnpul

(tengkulak), pedagang grosir, palele (calo), pedagang pengecer (toko bunga) dan

konsurnen. Namun secara garis besar ada dua pola utarna saluran pemasaran bunga

potong di wilayah DKI Jakarta, mulai dari petani sampai ke konsumen, yaitu: (1)

(45)

28

pedagang pengumpul menyalurkan dan menjual bunga potongnya ke pasar Rawa

Belong; dan (2) tidak melalui PUSP2BTH Rawa Belong, di mana petani/perusahaan

bunga/pedagang pengurnpul tidak menyalurkan dan menjual bunganya ke pasar

grosir, tetapi langsung mengantarkannya ke pasar-pasar pe:ngecer atau konsumen.

Setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran bunga potong mulai dari petani ke

konsumen mempunyai kegiatan dan melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang

berbeda. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani adalah fungsi pertukaran

berupa penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa

.sortasi, pengemasan, pembiayaan dan informasi harga. Demikian pula untuk lembaga

lain seperti perusahaan bunga. Untuk pedagang grosir dan pedagang pengecer juga

melakukan fungsi pemasaran seperti para petani bunga clan perusahaan bunga,

· ditambah dengan kegiatan pembelian. Kecuali tmtuk pal.ele ( calo) yang tidak

mengeluarkan biaya pemasaran sama sekali.

Hasil penelitian Sari (1996), menyatakan bahwa pada saluran pemasaran

dengan Pasar Bunga Cikini sebagai acuan, marjin pemasaran pedagang grosir dari

keempatjenis bunga (mawar, krisan, gladiol clan sedap malam) secara relatifberkisar

antara 6 sampai I 0 persen, sedangkan marjin pemasaran pedagang pengecer di Pasar

Bunga Cikini berkisar antara 60 sampai 75 persen. Pedagang pengecer gladiol

memperoleh keuntungan terbesar, yaitu sebesar 42,42 persen (Rp 254,45). Pada

saluran pemasaran dengan Pasar Bunga Barito sebagai acuan, marjin pemasaran

pedagang grosir dari keempat jenis bunga secara relatif berkisar antara 2,4 sampai 5

(46)

sampai 90 persen. Penyebaran marjin pemasaran yang tidak merata ini menunjukkan

secara teknis ( operasional) pemasaran bunga potong di Jakarta tidak efisien. Marjin

pemasaran pedagang pengecer bw1ga di Cikini lebih kecil dari pedagang di Barito,

artinya secara relatif pemasaran bunga potong dengan pasar acuan Cikini lebih

efisien.

C. Kerangka Pemikiran Konseptual

Pada suatu sistem pemasaran ada tiga pihak yang akan terlibat, yaitu

produsen, Jembaga perantara dan konsumen. Lembaga perantara mempunyai peranan

penting yaitu dalam menyalurkan tanaman anggrek dari tangan produsen ke

konsumen.

Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran tanaman anggrek tersebut,

dilakukan analisis pemasaran dengan melihat fungsi-fungsi pemasaran yang

dijalankan oleh ketiga pihak yang terlibat tersebut, struktur, perilaku dan keragaan

pasar. Struk'1ur pasar adalah suatu keadaan pasar yang dilihat clari jumlail pelaku pasar

(penjual clan pembeli), kondisi procluk dan hambatan keluar-masuk pasar. Perilaku

pasar adalah tingkah laku pasar dalan1 suatu struktur pasar tertentu, dimana tingkail

laku tersebut dilihat dari sistem pembentukan dan penentuan harga, sistem

pembayaran serta kerjasama yang terjadi diantara lembaga pemasaran yang terlibat.

Analisis fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar dijelaskan secara

deskriptif, sedangkan keragaan pasar dijelaskan melalui tabulasi data penyebaran

(47)

30

Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran serta

· struktur dan perilaku pasar akan mempengaruhi terjadinya. pembentukan harga di

pasar. Harga tersebut berbeda-beda yang mengakibatkan terjadinya perbedaan

keuntungan dan biaya yang berhubungan dengan marjin pemasaran akan mengukur

efisiensi pemasaran.

TAR

I

i

Produsen

I

i

i

Lembaga Perantara Konsum(

I

"

Fungsi-fungsi Struktur Pasar

Pemasaran Perilaku Pasar

I I

I

Harga

I

i

Perbedaan Keuntungan dan Biaya

l

Marjin Pemasaran (Efisiensi Operasional)

i

[image:47.595.42.508.163.686.2]
(48)

BAB HI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta

Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukau secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan TAR merupakan Jokasi pengembangan agrowisata terluas di DKI

Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran Gual beli)

anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek

terbesar di DKI Jakarta) selain di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta Timur.

Penelitian ini dilakukau dari bulan Mei sampai dengau Juni 2004. Waktu

tersebut digunakan untuk memperoleh data dau keterangan dari pihak-pihak yang

berkepentingan dengan penelitian.

B. Jenis dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi Japang dan wawancara Jangsung

dengan responden yaitu : (a) Data dari para petani (pemilik kavling) selaku produsen,

terdiri dari data karakteristik responden, biaya produksi, penjualau dau pemasaran

tanaman anggrek tersebut, (b) Data dari lembaga pemasaran yang terlibat mencakup

data biaya pemasaran dan sekitar tentang jalur pemasaran tanaman anggrek yang

dimilikinya, (c) Data dari konsumen Jangsung (hobiis) serta data Iain dari pihak yang

(49)

32

wawancara dengan responden: (1) Petani 5 orang, diambil secara senga3a dan

accidental dengan pengamatan langsung terhadap kavling yang memiliki atau

memproduksi tanaman anggrek jenis Dendrobium sp. (hampir seluruh kavling terisi

jenis tersebut dengan segmen remaja sampai pembungaan atau siap dijual), (2)

Pedagang pengumpul 5 orang yang berasal dari luar Jakarta, dan (3) Pedagang

pengecer 5 orang yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya.

Data sekunder diperoleh melalui pengutipan data I infonhasi dari dokumen yang berkaitan yaitu : TAR, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, serta

literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh di lapangan untuk menganalisis efisiensi pemasaran yang

dilakukan dengan menggunakan analisis saluran dan lembaga pemasaran,

fungsi-fungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar yang dilakukan secara deskriptif,

perbandingan dan disajikan dalam bentuk tabel. Data lai nnya mengenai marjin

pemasaran dan penyebarannya serta rasio keuntungan terhadap biaya menggunakan

analisis sebagai berikut:

Marjin pemasaran dihitung dengan pengurangan harga penjualan dan

pembelian pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalzun pemasaran tanaman

anggrek Dendrobium sp. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Mji =Psi -Pbi ... (1)

(50)

Dengan menggabungkan persamaan (I) dan (2) maka:

Psi - Pbi = Ci + 7Li

Marjin pemasaran secara keseluruhan didapat dengan menghitung marjin total (Mj),

yaitu:

Mj = Mji ... (3)

Dimana:

Mji =Marj in pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i.

Mj = Marjin pemasaran total

Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i

Pbi =Barga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i

Ci = Biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i

7Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i

Penyebaran marjin pemasaran dapat juga dilihat berdasarkan persentase keuntungan

terhadap biaya pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan

sebagai berikut:

Rasio keuntungan terhadap biaya (%) =

7Li

Ci

Xl00%

Dimana: )Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i

(51)

34

[image:51.595.41.505.45.689.2]

BAB IV

GAMBARAN UMUM TAMAN ANGGREKlUGUNAN

A. Sejarah Singkat Ta man Anggrek Ragunan

Taman Anggrek Ragunan yang berlokasi di Kelurahan Ragunan, Kecamatan

Pasar Minggu, Jakarta Selatan seluas 5 ha adalah tanah asset Pemerintah DKI Jakarta

yang berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. B. VI - a. 11/ 9 114 I 73 tanggal 20 September 1973. Pengelolaannya dikelola diserahkan kepada Koperasi

Petani Anggrek Jakarta (KPAJ) untukjangka waktu 10 tahun. Kemudian berdasarkan

SK Gubernur KDKI Jakarta No. 911 tahun 1987, diberi iz;in perpanjangan waktu

pengelolaan selama I 0 tahun lagi, yakni sampai dengan 20 September 1993.

Koperasi Taman Anggrek Jakarta selaku pengelola Taman Anggrek tersebut

mempunyai tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam rangka pengembangan

Taman Anggrek tersebut yaitu:

a. Mengusahakan agar Tanian Anggrek Ragunan dapat berfungsi sebagai tempat

bagi para petani anggrek secara kolektif dengan melakukan kegiatan usaha

produktif dan pembinaan serta pengembangan tanaman anggrek.

b. Kegiatan pemasaran didalam maupun luar negeri ( ekspor).

c. Usaha-usaha promosi dan pariwisata.

d. Melakukan hubungan kerjasama dengan Jembaga-lembaga yang berperan dalam

bidang penganggrekkan.

Dalam rangka mewujudkan ha! tersebut maka Taman Anggrek Ragunan ditata

(52)

tersebut. Jumlah kavling pada waktu itu ada 45 dengan luas 1000 m2 tiap kavling.

Kavling-kavling tersebut dikelola anggota Koperasi Petani Anggrek Jakarta yang

harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan sebagaimana tertuang

dalam SK Gubemur KDKI Jakarta No. D. IV -a. 11I9 I 14 / 73.

Dalam pengembangan selama ini, KPAJ belum dapat mewujudkan

usaha-usaha pengelolaan Taman Anggrek Jakarta sesuai kebijaksanaan yang telah

digariskan Pemerintah DKI Jakarta. Dari hasil kenyataan tersebut dan untuk lebih

meningkatkan dunia penganggrekan kita, maka Taman Anggrek Ragunan untuk

pengelolaan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Pertanian de:ngan SK Gubemur No.

1435 tahun 1994 tentang ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan lahan Taman

Anggrek Ragunan tanggal 19 Oktober 1994 dengan alasan selama 20 tahun

pengelolaan oleh Koperasi Petani Anggrek Jakarta tidak berhasil membuka petani

dan pengembangan usaha taninya.

Surat Keputusan Gubemur No. 1345 tanggal 7 Oktober 1993 juga

menyebutkan tentang pemberian izin kepada Koperasi Anggrek Jakarta untuk

mengelola Taman Anggrek Ragunan di bawah pengawasan Dinas Pertanian DKI

Jakarta. Dalam hal ini Dinas Pertanian mempunyai tugas untuk: (a) membina

pengelola-pengelola kavling dalam hal peningkatan produksi dan pemasaran dan (b)

Membantu peningkatan pemasaran (penjualan), sedangkan Taman Anggrek Ragunan

berfungsi sebagai: (a) tempat pembinaan dan pengembangan budidaya anggrek di

DKI Jakarta maupun pemasarannya dan (b) sebagai tempat agribisnis, agrowisata di

(53)

36

Pembinaan yang diberikan oleh Dinas Pertanian terhadap para pengelola

kavling di Taman Anggrek Ragunan bertujnan untuk memecahkan berbagai

permasalahan yang ada dalam meningkatkan perbaikan-perbaikan pada prodnktivitas,

varietas, teknik pembibitan, pengendalian hama dan penyakit, pemasaran,

penanganan pasca panen dan lain-lain nntnk mencapai produksi yang berkelanjntan.

Pembinaan ini dilaksanakan melalni seminar bnlanan, s•eminar-seminar ilmiah,

simposinm, jurnal hortikultura dan lain-lain.

B. Letak Geografis

Taman Anggrek Ragunan berada di Jalan Harsono R.M., Kelurahan Ragunan,

Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Anggrek Ragunan berada pada

ketinggian 15 - 40 meter di atas pennukaan laut. Kelembaban udara berkisar antara

70 - 80 % dengan cnrah hujan rata-rata 2.000 - 2.500 111111 I tahun dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bnlan September dengan suhu

rata-rata 24 - 28° C.

Lokasi Taman Anggrek Ragunan berada di tepi daerab. aliran kali Mampang,

terletak di dasar lembah dengan titik ketinggian berkisar antara 30 - 50 meter dari

pennnkaan !ant. Areal lahan taman anggrek sendiri cnknp landai dengan kemiringan

<

Gambar

Gambar Lokasi Penelitian .................................................................
Tabel 1. Data Luas Pauen dan Produksi Tanaman Rias di Indonesia, Tahon
gambaran secara umum mengenai lembaga pemasaran yang terlibat beserta fungsi-
Tabel 3. Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlab Perusaban dan Sifat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada

Lain halnya dengan Ciptadana Securities, perusahaan efek ini tidak mengalami defisit kas selama lima tahun dan memiliki rasio efisiensi tertinggi yakni 0,58 pada tahun

Tujuan dan manfaat perencanaan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan informasi waktu pelaksanaan yang paling mungkin dalam peleksanaan proyek pada

Sistem untuk peminjaman dan pengolahan data buku belum memanfaatkan teknologi komputerisasi dalam arti masih konvensional menggunakan media buku sehingga sering terjadi

Adapun dari hasil bahwa pelanggaran hak siar dalam penyelesian perkara pidana dianggap sah karena pada hakikatnya yang terpenting dalam tindak pidana pelanggaran hak siar

Tidak ada nasihat untuk laki-laki selain harus menjadi kuat dan terus mengawini istri agar menghasilkan banyak keturunan, sedangkan nasihat untuk perempuan sangat

No.. Ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia maka sps ini tidak memenuhi syarat sebagai bahan pozzolan. Sedangkan untuk sps II yang tertahan di saringan no.325

Para pemuda sebagai sumber daya manusia potensial yang tergabung dalam wadah karang taruna ini belum banyak diberdayakan sebagai agen pembaharu (change agent)