ANALISIS EFISIENSI
pemasaraヲセ@TANAMAN
ANGGREK
DENDROBIUM SP
DI DJ(( JAIURTA
(Studi Kasus : Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu -Jakarta Selatan)
GIFRIAH
FAI(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
Oleh: GIFRlAH 100092020265
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
FAI(ULTAS SAINS DAN TEI{NOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
lJ
A : d M 'lJ!a
MセHMセG@
ᄋNᄋサ。ョL
Q
NーッャゥセQヲエヲエオイュ。ケ。ョァュ・ューオョケ。ゥ@
セM[MセMZ@ - ·1'--:;f- - -.
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Sains
F akultas Sains dan Telmologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pernbimbing I
,,,---Oleh: GIFRIAH
100092020265
Menyetujui
Pembimbing II
セセHIA@
Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
Mengetahui
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisms
セセ@
Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul "Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek
Dendrobium ;p. di DKI Jakarta (Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar
Minggu-Jakarta Selatan)" telah diuji dan dinyatakan lulus dalan1 sidang
Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi U1N Syarif Hidayatullah Jakarta, pada
Hari Sabtu, 07 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Smjana Strata I (S I) pada Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian.
Penguji I
セ@
Ir. Sudaru Dono, MBA
Tim Penguji,
Penguj i II
_ ____. ...
-Ir.
Muhandis N., MM, M.SiJaya Putra, M.Sis
NIP. 150317956
Jakarta, Agustus 2004
Penguji III
r-セセ@
(Dibawah bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA dan MUDATSIR NAJAMUDDIN).
Indonesia dikenal dengan julukan Center of Origin atau pusat keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman bias tropik karena Indonesia sebagai negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan baik termasuk tanaman bWlga dan tanaman hias yang
mem punyai keunikan dan arti tersendiri.
Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi tinggi telah berjalan cukup lama, bahkan sudah menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan florikultura dunia. Bahkan fenomena bisnisnya juga marak, dari
nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggirjalan banyak yang
menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusaha.kan di Indonesia adalah
Dendrohium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium.
Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalam pot meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsWlg ke konsumen, sedangkan pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrohium セーN@ di DK.I Jakarta dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat, (2) menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek
Dendrohium .1p. di DK! Jakarta, (3) menganalisis marjin pemasaran dan
penyebarannya antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat, (4) mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrohium sp. di DK.I Jakarta telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta marjin pemasarannya.
Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu- Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan TAR merupakan lokasi pengembangan agrowisata terluas
di
DK! Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran (jual beli) anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek terbesar di DK! Jakarta).Analisis pemasaran tanaman anggrek meliputi struktur pasar, perilaku pasar, fungsi lembaga pemasaran dan marjin pemasaran. Dalam penelitian ini diketahui babwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian tanaman anggrek cukup banyak dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran tersebut pun berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dimana petani tanaman anggrek
Dendrvbium sp. ini harus melayani banyak pedagang pengumpul dan pedagang
pengecer .serta hobiis dalam saluran distribusi tanaman anggrek Dendrobium sp. di wilayah DIG Jakarta. Tanaman anggrek Dendrobium, sp. yang dijual oleh para petani di TAR diantara para lembaga pemasaran mulai dari petani sampai dengan pedagang pengecer rnaupun hobiis tidak dibedakan dalam kualitas (untuk kualitas sarna yang dilihat dari varietas yang sarna, kondisi bulb atau batang tanaman anggrek, jurnlah tangkai bunga tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut dan sebagainya) hanya dibedakan dalam harga untuk para hobiis yaitu lebih mahal dari para pedagang pengumpul dan pedagang pengecer karena pembeliannya relatif lebih sedikit dan tidak continue. Struktur pasar tanaman anggrek di lokasi penelitian cenderung rnendekati pasar bebas (jree market) dimana tiap petani bebas untuk berkompetisi dan bersaing untuk menjual tanaman anggreknya.
Pembentukan dan penentuan harga tanaman anggrek Dendrobium sp. antara petani dengan konsumen atau hobiis, petani dengan pedagang pengumpul dan petani dengan pedagang pengecer ditentukan dengan adanya tawar-menawar. Pembayaran yang dilalu1kan oleh para konsumen hobiis dan pedagang pengecer serta pedagang pengumpul adalah secara tunai serta ada yang melakukan dengan sistem transfer melalui rekening petani. Hubungan dagang yang dilakukan antara petani dengan pedagang pengurnpul, petani dengan pedagang pengecer dan petani dengan hobiis di TAR telah menciptakan kerjasama yang cukup baik. Perilaku pasar yang demikian juga menjelaskan bahwa pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp., khususnya
farmer's share pada pasar acuan Jaka1ia adalah 62,50 persen.
Saluran pemasaran yang paling efisien adalah rantai pemasaran dengan lembaga perantara pedagang pengumpul dari daerah. Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator beium efisiennya sistem pemasaran, namun tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga berakibat meningkatnya kepuasan konsumen dianggap lebih efisien dan efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem pemasaran mampu memberikan keuntungan yang adil bagi semua lembaga pe!masaran yang terlibat. Kontribusi lembaga pemasaran tersebut dapat berupa: ( l) petani berupa jasa perawatan tanan1an anggrek pada kavling, (2) pedagang pengumpul berupa biaya transportasi, memberi kemudahan bagi konsumen di daerah luar Jakarta akan komoditi ini dan penanggungan resiko, (3) pedagang pengecer berupa penyedia komoditi tanaman anggrek sesuai kebutuhan · konsumen dan kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh tanaman anggrek tersebut dan penanggungan resiko.
Pedagang pengumpul biasanya membuat standar efisiensi sesuai dengan biaya dan jasa pemasaran yang dikeluarkan oleh mereka dalam proses pemasaran. Pedagang pengecer biasanya membuat standar efisiensi keuntungan berdasarkan volume barang dagangannya dan kebutuhan hidup keluarganya.
KATA PENGANTAR
Assalaamu 'alaikum, Wr. Wb.
13 ismillahirralzmaanirrahi im ..
Segala puji dan syukur kc hadirat Allah SWT karcna atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyclesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan
sebagai Sarjana Sains di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. di DIG Jakarta
(Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta Selatan).
Penelitian ini dilakukan mengingat dalam penyaluran suatu komoditi,
khususnya tanaman anggrek dalam pot, dari produsen ke konsumen seringkali
menimbulkan masalah terutama mengenai penyebaran harga dan keuntungan di
antara pihak yang terlibat tidak merata yang berhubw1gan dengan keefisienan dalam
pemasaran. Oleh karena itu skripsi ini memberikan gambaran mengenai pemasaran
tanarnan anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta secara keseluruhan.
Pada kesempatan ini penulis menyarnpaikan penghonnatan dan ucapan te1ima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan,
bimbingan, serta doa selama penulisan skripsi ini, yaitu:
I. Bapak Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si selaku pembimbing I dan Jr.
Mudatsir Najamuddin, MM selaku pernbirnbing lI yang telah bersedia
Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian dan Wakil Ketua Jurusan Sosial Ekonorni
Pertanian.
4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ir. Mulyadi selaku Pirnpinan Tarnan Anggrek Ragunan beserta staf, Mba
Larni, !bu Sri dan Mba Mega yang telah rnernberikan kesempatan, bantuan dan
doanya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penelitian di ternpat ini.
6. Kedua orang tuaku, H. Ismail dan Hj. Robiah dan keluarga tercinta,
kakak-kakakku, Manan, Itoh, Lala dan adikku satu-satunya lkah (terirna kasih telah
rnernberikan kasih sayang, dukungan, perhatian serta doanya selama ini).
7. Muhamad Rizal atas segala bantuan, perhatian, dukungan, kesabaran, doa dan
semangat yang tiada hentinya serta kasih sayangnya selama ini.
8. Bapak Saliwon, Mas Nano beserta keluarga yang telah banyak membantu penulis
dalam pelaksanaan penelitian di Taman Anggrek Ragunan.
9. Mang Udin dan Istri serta keluarga atas bantuan dan doanya yang sangat berarti ..
10. Sahabat-sahabat penulis, Mela (terima kasih telah bersedia menjadi tempat
berkeluh kesah), Salim (terima kasih atas bantuan yang berarti), Mila (terima
kasih akan kebersamaan yang kita lalui) dan teman-teman baik penulis, Tanti, Ina
I l. !bu Rizky atas bantuan, semangat dan dorongannya selama ini.
12. Teman-teman satu bimbingan, Salim, Dhani, Naila, Dodi, Yusuf dan Ridwan
(terima kasih atas dukungan, semangat dan doanya).
13. Selnruh teman-teman AGB Adan B angkatan 2000, Amel, Naty, Imah, Lulu, Lia,
Dewi, Pi-te, Nana, Yulis, Citra, Pipit, Teti, Inay, Renal, Unul, Ulum, Naufal,
Ronggo, !wan, Deni, Rosyidi, Afifah, Gofur, Jerry, Acak, David, Arman, Gewe,
l-Iiki, Awa, Ajay, Heni, Fadli, Nia, Papau, Aulia, Sri, Dini, Ely, Mila dan lainnya
yang tak disebutkan satu-persatu (terima kasih atas bantuan dan kebersamaan
yang indah selama ini).
14. Teman-teman AGB A dan B angkatan 2001, AGB angkatan 2002, AGB angkatan
2003, Qudsi, Silva, Unul, Arul, Ano, Linu, Yuri, Achi, Dasuki (indahnya dapat
rnengenal kalian semua).
15. Keiuarga besar UKM FORSA, spesial Divisi Sepak Bola dan Divisi BKC, K'
Abi, K' Jo, K' Pras, Indi, Mumun, Lila dan Iainnya yang tak disebutkan
satu-persatu (terima kasih atas kebersa111aa1111ya dan pengalama:n yangtak terlupakan).
16. Bapak Basyir beserta staf perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi atas
bantuan pinjaman bukunya.
17. Seluruh staf akademik Fakultas Sains da:n Teknologi atas bantuan serta
pelayanannya selama ini.
18. Seluruh pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini
DAFTARISI
Halaman J udul ... i
Kata Penganiar ... ii
Daftar Isi ... v
. DAFTAR TABEL ... VIII DAFT AR GAMBAR ... ix
DAFT AR LAMP IRAN ... x
BAB l PENDAHULUAN ... 1
A Latar Belakang ... l B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB ll TINJAUAN PUST AKA ... 11
A. Kerangka Teoritis ... : ... 11
I. Potensi Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot ... 11
2. Sisiem Pemasaran ... 13
3. Fungsi-fungsi Pemasaran ... 14
4. Lembaga Pemasaran ... 15
5. Saluran Pemasaran ... 17
6. Struktur Pasar ... 19
7. Perilaku Pasar ... 20
8. Efisiensi Pemasaran ... 21
YI
B. Basil Penelitian Terdahulu ... 26
C. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 29
BAB Ill METODOLOGI PENELITJAN ... 31
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
B. Jenis dan Pengumpulan Data ... 3 l C. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 32
BAB VJ GAMBARAN UMUiv1 TAMAN ANGGREK RAGUNAN ... 34
A. Sejarah Singkat Tarnan Anggrek Ragunan ... 34
B. Letak Geot,>rafis ···'··· 36
C. Struktur Organisasi ... 37
D. Sarana clan Prasarana ... 38
E. Kegiatan Usaha yang dilakukan di TAR ... 39
BAB V BASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Gambaran Umum Usahatani ... 42
B. Analisis Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp .... 45
I. Struktur Pasar ... 45
a. Jumlah Penjual dan Pembeli ... 45
b. Kondisi Produk ... 46
c. Mudah Tidaknya keluar Masuk Pasar ... 47
2. Perilaku Pasar ... 47
a. Sistem Pembentukan dan Penentuan Barga ... 48
b. Sistem Pembayaran ... 49
c. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran ... 50
3. Fungsi Pemasaran ... 51
a. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari
Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR dan Pedagang
Pengumpul serta Pedagang Pengecer di TAR ... 5 5
b. Maijin Pemasaran Tanaman Ang1:,>rek Dendrobium sp. dari
Pedagang Pengumpul dari Luar Daerah Jakarta ke Pedagang
Pengecer di Luar Dae rah Jakarta ... 56
c. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta ... 59
d. Marjin pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer di Jakarta ke Konsumen Akhir di Jakarta .. 6 J e. Analisis Penyebaran Marjin ... 64
BAB VJ KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... : ... c . . . 69
B.. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
Vlll
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Ha la man
I Data Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Indonesia, Tahun
2002-2003 ··· 2 2 Ekspor dan Impor Bunga Anggrek Indonesia Tahun 1990 - 2000 ... 4
3 Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlah Perusahaan dan Sifat
Produk ... 20
4 Karakteristik Petani yang dijadikan Responden ... 42
5 Fungsi Pemasaran pada Lembaga Pemasara.n Tanaman Anggrek
Dendrobium sp . ... 52
6 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium ;p. dari Petani di
TAR ke Konsumen Akhir di TAR ... 55
7 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Petani di
TAR ke Pedagang Pengumpul dan Pedagang Pengecer di TAR ... 56
8 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang
Pengumpul ke Pedagang Pengecer di Luar Daerah Jakarta ... 57
9 lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium セーN@ dari Pedagang
Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta ... 59
10 Maijin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang
Pengecer ke Konsumen Akhir di Jakaita ... 62
11 Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek
Dendrobium sp. dengai1 Pa.sar Acuan di Luar Daerah Jakaiia, Mei
-J uni 2004 ... 65
12 Analisis Penyebaran lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek
Dendrobium sp. dengan Pasar· Acuan di Luar Daerah Jakarta, 1viei
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
Nilai Marjin Tataniaga ... 25
2 Kerangka Pemikiran Konseptual... ... 30
x
DAFTAR LAMPIRAN
[image:17.595.55.504.39.682.2]Nomor Teks Halaman
Gambar Lokasi Penelitian ... 73
2 Struktur Biaya dan Penerimaan Usahatani per Responden dalam l
Pcriode Tanam (2 Bulan) ... 74
3 Data Penjualan Tanaman Anggrek dan Tanaman Hias di Taman
Anggrek Ragunan selama Bulan April 2004 ... 75
4 Data Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan
April 2004 ... 76
5 Kegiatan Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan April 2004 ... 77
6 Jenis dan Harga J ual Anggrek Dendrobium セーN@ yang diteliti di Taman Anggrek Ragunan ... 78
7 Gambar Tana1nan Anggrek Retnaja Dendrobiurn sp . ... 79
8 Gambar Proses Pengangkutan Tanaman Anggrek Dendrobium sp.
kc Dalam Truk ... 79
9 Gambar Tana.man Anggrek Dendrobium sp. Berbunga dan Siap
dijual Genis Bertha Chong) ... 80
J 0 Gambar Tanaman Anggrek Dendrobiwn sp. Berbunga dan Siap
Indonesia dikenal dengan julukan Center <f Origin atau pusat
keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman hias tropik karena Indonesia sebagai
negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang bcraneka ragam. Berbagai
jenis tanaman tumbuh dengan baik tennasuk tanaman bunga dan tanaman hias yang
mempunyai keunikan dan arti tersendiri.
Usaha tani tanaman hias tidak memerlukan areal tanah yang Juas sebagaimana
usaha tani tanaman lainnya, terutama tanaman pangan. Namun demikian, usaha tani
tanaman hias memerlukan tenaga kerja lebih banyak, lebih terampil dan memiliki
keahl ian. Hal inilah yang menyebabkan biaya produksi tanaman hias tampak lebih
tinggi'
Meningkatnya permintaan tanaman hias di dalam negeri disebabkan oleh
semakin meningkatnya kesejahteraan dan tanggapan masyarakat terhadap
kenyamanan dan keindahan lingkungan. Selain itu juga diiringi dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk kembali kealam (back to nature)
khususnya yang terjadi di kalangan menengah ke atas.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura tahun 2002,
tercatat luas panen tanaman hias dan bunga mencapai 31.862.095 m2 yangtersebardi
1
2
·seluruh Indonesia. Data tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu
tahun 200 I dengan luas panen 27.368.874 m2 menghasilkan 113.924.291 tangkai.
Lain halnya dengan produksi tanaman hias di Indonesia dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2002 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 102.774.319
tangkai meningkat menjadi 113.924.291 tangkai dan 118.855.089 tangkai. Data
lengkap total produksi dan luas panen tanaman hias dan bunga di Indonesia tahun
2000 - 2002 disaj ikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Luas Pauen dan Produksi Tanaman Rias di Indonesia, Tahon 2000-2002
· ·
-2000
I
2001 2002No. Kon1o<liti
Luas Panell Produksi Luas Panen Produksi Luas Pancn Produksi
-
(m') (tangkai) (m') (tungkai) (m') (tangkai)I J\ngi:trek 950.739 3.260.858 844.574 4.<150.787 1.142.261 4.995.735
2. Kuping Ga1ah 265.542 583.728 216.JJO 773.299 218.843 J.006.075
3. Uludlol 4.271.742 4.843.188 J.596.008 4.448.199 l.653.018 10.876.948
·I. Pisang·pisangan 233.708 384.464 156.927 448.338 153.479 797. 139
j Kri;;iin l.160.170 2.281.125 2.650.509 7.387.737 3.251.556 25.804.630
6 ivfo\\·ar I0.623.629 78.147.515 4.976.117 84.951.741 5.579.544 55.708.137
" '· Sedap Malan1 4.729.995 13.273.441 3.537.785 11.482.190 4.826.885 19.666.425
8. l\ifclati "' 14. !47.590 15. 134.842 I 1.071.286 19.524.815 14.237.280 18.233.644
9. Palc1n *'" 614.435 754.067 3 I 9.538 426.%1 799.229 J.189.617
J1m1lah 36.997.550 102.774.319
...
27.368.874 113.942.291 3 J.862.095 118.855.089'*'
...
Keteranean :
Satuau Produktivita::;,
' Mclati dalmn Kg I ョQセ@ ** Palcm dalam pohon I m2 *** Jumlah m1tuk produksi komoditas 1-7
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002-2003
· ·
-Peluang Indonesia di pasar florikultura dunia cukup besar. Nilai produksi
florikultura tahun 1999 mencapai Rp 62,44 Miliar. Dengan pertwnbuban 15-25 %
pertahun, patla tahun 2005 diperkirakan permintaan dalam negeri mencapai Rp 186
[image:19.595.35.456.151.569.2]diperkirakan mencapai US$ 120 Miliar. Namun dengan didukung perkembangan
industri florikultura di Indonesia diperkirakan dapat dipenuhi sebesar US$ 12 Miliar
Salah satu jenis tanaman hias berbunga indah yang paling mudah hidup dan
subur di Indonesia adalah anggrek. Anggrek merupakan tanaman bias potensial di
samping tanaman hias lain. Tanaman berbunga indab ini tersebar luas di pelosok
dunia, termasuk Indonesia. Tanaman anggrek ini merupakan tanaman bias yang
mempunyai nilai estetika yang tinggi. Bentuk, ukuran, variasi dan corak warna bunga
serta karakteristik lainnya yang unik seperti daya taban kesegaran bunganya sebagai
bunga potong kira-kira 5-7 hari bingga 3 minggu walaupun tanpa baban pengawet.
Hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri dari spesies tanaman bias tersebut,
sehingga bunga anggrek sering dijuluki sebagai ratu bunga. Jadi, tak mengberankan
jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk mengbias taman maupw1
ruangan. Bahkan keelokan bunganya juga sering dilombakan untuk tingkat nasional
maupun interuasional.
Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi
tinggi tersebut telah berjalan cukup lama, babkan sudab menjadi salah satu komoditas
penting dalam perdagangan florikultura dunia. Fenomena bisnisnya juga marak, dari
nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang
1
4
menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusahakan di Indonesia adalah
Dendrobium, Pha/aenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium3•
Pennintaan akan anggrek dan tanaman hias Jainnya terns meningkat, oleh
karena itu prospek pengembangan anggrek dan tanaman hias lainnya akan sangat
cerah baik untuk pasar dalam negeri mailpun untuk ekspor. Data lengkap ekspor dan
impor bunga anggrek Indonesia tahun 1990 - 2000 dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini.
Ta
bel 2.
E• ksoor dan Imnor
Bun11.a Anir1>rek
Indonesia
Tallmn 19
90 -20 00Ekspor In1por
Tahun Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)
.
-\990 207.491 254.827 199.505 973.552
!991 409.601 867.469 47.695 194.513
!992 429387 2.017.427 292.6!2 1.245.340
1993 544.398 2.290.237 80.020 523.786
1994 477.844 1.838.163 30.724 163.334
1995 234.031 1.54 J.143 25.269 343.157
1996 336.340 52.771 27.587 236.603
]997 29 2.874 35.882 251.270
llJ'JX 5.112 5.340 3S.624 266.853
1999 252.792 576.971 37.838 138.684
2000 475.104 965.577 84.741 837.957
Sumber: Biro Pusat Statistik dalam Bintari K. (2003), 1999-2000
Berdasarkan data BPS ( dalam Bintari
K.,
2003) <lap.at dilihat bahwa eksporbunga anggrek ke mancaneg11ra terns mengalami peningkatan dari tahun 1990-1993.
Pada tahun berikutnya terjadi penurnnan terutama pada tahw1 1997 karena pengarnh
krisis moneter dan kemudian permintaan meningkat kembali pada tahun berikutnya.
3 Bintari K.,
lmpor bunga anggrek menunjukkan volume ·dan nilai yang eukup besar
terutama untuk jenis anggrek yang belum dapat diusahakan untuk dihasilkan sendiri
di dalam negeri sesuai dengan permintaan konsumen dalam negeri. Impor bunga
anggrek pada tahun 1990 - 1991 mengalruni penurunan yang tinggi, tetapi kemudian
meningkat lagi pada tahun 1992 dalrun jumlah yang tinggi karena adanya
peningkatan pennintaan terhadap beberapa jenis anggrek tersebnt di dalam negeri.
Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1993 - 1994 impor bunga anggrek kembali turun
karena hanya jenis anggrek . yang diimpor terbatas hanya meliputi bibit anggrek
Dendrohium sp. dan Arachius. Pada tahun berikutnya impor bunga anggrek relatif
stabil dan pada tahun 2000 mengalami peningkatan pesat karena adanya peningkatan
pasar dalam negeri yang cukup besar 4•
Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalrun pot
meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar
lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsung lee konsumen, sedangkan
pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang. Kota
yang berpotensi besar sebagai pasar anggrek adalah Banda Aceh, Medan, Padang,
Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Manado, Banjarmasin,
Ujungpandang, Ambon, Jayapura, dan lain-lain. Pasar internasional yang memiliki
peluang besar adalah pasar Eropa melalui pusat lelang Alsmeer di Belanda yang
kemudian mendistribusikan lee seluruh Eropa dan bisa juga langsung lee
negara-negara Eropa Barnt dan Timur, Timur Tengah, Amerika Serikat, Jepang, dan
6
lain. Dalam bentuk tanaman, Jepang, Jemmn, dan Amerika Serikat merupakan pasar
yang baik untuk berbagai spesies anggrek dan yang banyak diminati adalab jenis
Dendrobium, Bulbophyllum, Coelegyne, Cymbidium, Phalaenopsis, dan Vanda 5•
Karena sifatnya yang dituntut untuk selalu dalam keadaan segar maka
komoditi florikultura (tanaman hias bunga, anggrek dam tanaman hias daun)
memerlukan penanganan yang lebih teliti dan cepat karena komoditi ini. Karena itu
dapat dimengerti bahwa kendala yang biasanya dihadapi petani berkaitan dengan
masalah pemasaran.
Lembaga pemasaran mempunym peranan penting dalam menyalurkan
tanaman anggrek (porplant) dari tangan produsen ke konsumen. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan lokasi antara produsen dan konsumen. Adanya perbedaan lokasi dan
aktivitas lembaga pemasaran seperti pembelian, pengangkutan, sortir, grading,
pengolahan, penyimpanan dan penjualan, maka harga di tiap lembaga pemasaran
menjadi berbeda. Akibatnya timbul masalab mengenai penyebaran harga dan
keuntungan antar lembaga pemasaran yang tidak merata.
Pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKl Jakarta melibatkan
banyak lembaga pemasaran yaitu mulai dari pedagang pengumpul yang berasal dari
luar daerah Jaka1ia, pedagang pengecer di Jakarta dan di Iuar daerah Jakarta dan
pedagang keliling. Masing-masing Jembaga pemasaran tersebut memiliki fungsi
pemasaran yang hampir sama dan adanya perbedaan lokasi dan fungsi pemasaran
terscbut rnenycbabkan adanya perbedaan harga di tiap lembaga pemasaran tersebut
terutama perbedaan harga yang diterima konsumen tanaman anggrek tersebut.
B. Pe nun usan Masalab
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
l . Bagaimana sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta
dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat?
2. Bagimanakah struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek
Dendrobium ,1p. di DKI Jakarta?
3. Bagaimana marjin pemasaran dan penyebarannya diantara lembaga-lernbaga
pemasaran yang terlibat pada pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp.
tersebut?
4. Apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta telah efisien
berdasarkan struktur dan perilaku pasar dan marjin pernasarannya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, rnaka tujuan
penelitian adalah:
1. Mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta
dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang
8
2. Menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek
Dendrobium .1p. di DK! Jakarta.
3. Menganalisis marjin pemasaran dan penyebarannya antara lembaga-lembaga
pemasaran yang terlibat.
4. Mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta
telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta matjin pemasarannya.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah DKI Jakarta maupun
lembaga-Jembaga lain sebagai tambahan informasi atau sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat suatu kebijakan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi
kegiatan akademis dan penulis dalam menambah pengetahuan serta sebagai
penerapan teori yang didapatkan di bangku kuliah. Hasil penelitian ini juga
diharnpkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait dan yang berkepentingan dengan
bisnis anggrek.
E. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan laporan
penelitian ini, penulis terlebih dahulu akan menguraikan secara singkat isi materi
Bab I Pendahuluan
Bab ini meqjelaskan mengenai latar belakang dari topik yang dipilih,
perumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dijalani
serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka pemikiran teoritis,
penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran konseptual. Kerangka pemikiran teoritis
berisi tentang teori-teori atau pustaka yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan
kerangka pemikiran konseptual berisi konsep yang digunakan oleh penulis dalam
mengolah dan menganalisis masalah yang berkenaan dengan penelitian di lapangan.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai ruang lingkup penelitian, sumber dan
pengumpulan data yang diperlukan, metode pengolahan dan analisis data.
Bab IV Gambaran Um um Taman Anggrek Ragunan
Dalam bab ini berisi mengenai keadaan singkat tempat penelitian, struktur
organisasi, sumber daya manusia, prasarana, kegiatan usaha yang dilakukan dan
gambaran secara umum mengenai lembaga pemasaran yang terlibat beserta
fungsi-fungsi pemasaran yang dijalankan pada masing-masing lembaga pemasaran tersebut
dan melihat saluran pemasaran yang terdapat di tempat penelitian.
Bab V Efisiensi Pernasaran Tanarnan Anggrek di DKI Jakarta
Bab ini berisi mengenai pembahasan tentang struktur pasar, perilaku pasar
[image:26.595.38.471.151.550.2]I 0
pemasaran yang tcrlibat tcrsebut dan mengolah data serta menganalisis data yang
telah didapatkan untuk mendapatkan hasil yang akurat dari penelitian.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian tersebut serta
BABil
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Potensi Tana man Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot
Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman ini termasuk
golongan tumbuhan epifit (menempel pada tumbuhan lain) yang mendapat
kelembaban dan makanan dari udara dan air hujan tanpa mengganggu tanaman yang
ditumpanginya. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk
Indonesia. Kontribusi anggrek Indonesia dalam khasanah anggrek dunia cukup besar.
Dari 20.000. spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia, 6.000 diantaranya berada
di hutan-hutan Indonesia. Selain anggrek spesies, dikenal juga beberapa hasil
silangan atau hibrida dan diperkirakan setiap tahun dihasilkan 1.000 hibrida baru6.
Bunga merupakan unsur terpenting dari tanaman anggrek. Struktur dasar
bunganya sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal).
Salah satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labe!lum. Bagian inilah yang
menjadi ciri khas bunga anggrek sehingga berbeda dengan famili tanaman berbwiga
lainnya. Jadi tak salah jika segala keistimewaan dan keindahan melekat pada bunga
. . 7
1111 .
Anggrek Dendrobium sp. memiliki batang semu atau pseudobulb yang
panjang. Bentuk batang semunya tersebut silinder dan menggelembung. Daun
"Edhi Shandra, Membuat Anggrek Raji/1 Berhunga, (Jakarta· Agre.Media Pustaka, 2001), Cet.
Ke-I, h. I
12
tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini
termasuk jenis simpodial, yakni membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di
setiap batang semunya.
Bunganya kerap muncul pada tunas ujung atau apikal. Namun, pada tanaman
dewasa, bunga tersebut muncul di ketiak daunnya. Anggrek Dendrobium sp. mulai
berbunga pada umur 1 sampai 1,5 tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya
secara intensif, Dendrobium sp. sudah dapat berbunga pada umur 8 bulan.
Dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya, anggrek ini relatif lebih mudah
berbunga.
Dendrobium menyenangi kondisi lembab dan penyinaran sekitar 60 %.
Harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya.
Karena diusahakan dalam jumlah yang sangat besar dan produktivitasnya terhitung
tinggi, otomatis nilai jualnya menjadi besar pula.
Tidak ada yang menyangsik:m keindahan bunga anggrek ini. Jadi, tak
mengherankan jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk menghias
taman atau ruangan. Fenomena bisnisnya juga marak, dari kebun anggrek besar
hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang menjualnya dengan berbagai
2. Sistem Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain 8.
Backman (dalam Limbong, 1985) mengungkapkan bahwa pemasaran atau
tataniaga mencakup segala aktivitas yang diperlukan dalam mengerjakan pemindahan
hak mil ik dan menyelenggarakan saluran fisik daripadanya. Dalam ha! ini mencakup
serangkaian ェ。ウ。セェ。ウ。@ dan fungsi-fungsi dalam menjalankan distribusi barang
dagangan dari produsen sampai konsumen kecuali tindakan-tindakan yang ada
hubungannya dengan perubahan bentuk daripada barang itu, dimana ha! ini bisa kita
sebut sebagai pengolahan atau manufacture 9.
Dahl dan Hammond (dalam Windiana, 2001) menyatakan pemasaran sebagai
suatu rangkaian kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan fungsi yang dibutuhkan
untuk membentuk atau mengubah input atau produk mular dari titik awal produk
sampai konsumen akhir. Sernngkaian fungsi yang dimaksud adalah seperti aktifitas
produksi, pengumpulan, pengolahan, grosir, pedagang eceran sampai ke konsun1en,
dimana serangkaian fungsi tersebut adalah semua aktifitas bisnis 10
8
Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pe111asara11, (Jakarta : PT Indeks, 2004) Edisi kesembilan, Jilid I, h. 7
9
W.H. Limbong dan P. Sitorus, Pengantar Talaniaga Pertanian, (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985), Cet. Ke-1, h. 3
10
14
Tataniaga atau pemasaran pertanian mencakup segala kegiatan clan usaha
yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil
pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke
konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan terte:ntu yang menghasilkan
perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk lebih mempermudah
penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya.
Sistem pemasaran pertanian mempakan suatu ke:iatuan urutan
lembaga-· lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar
aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya
memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang
· dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan
produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut
mencakup kegiatan produktifyang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam
sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan
kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal berdasarkan
tingkatan kegiatan produktif yang sama. Sistem pemasara.n tersebut sering yang
disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran distribusi.
3. Fungsi-fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan
ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya melalui penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, waktu,
tempat dan kepemilikan terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut
dikelompokkan menjadi tiga fungsi utama, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan
fungsi fasilitas u
Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
. perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran ini
terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan.
Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan
barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bcntuk dan waktu. Fungsi
fisik ini meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan.
Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar
kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konswnen. Fungsi fasilitas ini
terdiri dari fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi
pembiayaan dan fungsi informasi pasar.
4. Lembaga Pemasaran
Dalam pemasaran suatu barang atau jasa terlibat beberapa badan mulai dari
produsen, lembaga-lembaga perantara dan konswnen. Karena jarak antara produsen
yang menghasilkan barang ataujasa sering berjauhan dengan konswnen, maka fungsi
badan perantara sangat diharapkan kehadirannya untuk menggerakan barang-barang
11
16
dan jasa-jasa dari titik produksi ke titik konsumsi. Badan-badan atau
lembaga-lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari
produsen sampai konsumen melalui jual, dikenal sebagai perantara (midlemen, atau
zntermediaiy). Badan-badan ini. bisa dalam bentuk perseorangan, perserikatan
ataupun perseroan.
Lembaga-lembaga ini melakukan pengangkutan barang dari produsen dan
dibawa ke konsumen, juga berfungsi sebagai penghubung informasi mengenai suatu
barang dan jasa. Sehingga lembaga-lembaga pemasaran tersebut dapat digolongkan
atas:
(I) Menurut fungsi yang dilakukan
(2) Penguasan terhadap barang
(3) Kedudukan dalam struktur pemasaran
(4) Bentuk usahanya.
Pada kesempatan ini akan dibahas lembaga-lembaga pemasaran menurut
penguasaan terhadap barang saja yang terdiri dari 12:
a. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki tetapi menguasai barang, misalnya agen,
perantara, dan broker.
Badan-badan seperti agen, broker, komisioner dan makelar tersebut menjalankan
fungsinya untuk mempertemukan atau menyampaikan barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Jadi, yang dimaksud dengan me:nguasai barang adalah
perantara tidak berhak atas barang itu, tetapi ia boleh menyimpan, mengadakan
12
sortasi dan Iain-Iain sebeium diperjuaibelikan dengan mempertimbangkan semua
biaya yang telah dikeiuarkan.
b. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang, contohnya pedagang
pengumpul, pedagang pengecer, grosir dan eksportir I importir.
Pedagang pengumpuI adaiah mereka yang aktif membeii dan mengumpulkan
barang dari produsen (petani) di daerah produksi dan menjuainya kepada
pedagang perantara berikutnya seperti ke pedagang besar, grosir atau langsung ke
pedagang pengecer. Pedagang pengecer (retailer) adalah mereka yang menjuaI
barang atau komoditi pertanian kepada konsumen terakhir di pasar eceran atau
dengan mendatangi rumah konsmnen terakhir. Mereka ini membeli barang
terutama dari grosir (wholesaler), kadang-kadang dari pedagang pengumpuI atau
petani. Jadi, orang yang memiiiki dan menguasai barang dengan jalan
membelinya dulu sebeium dijual, sehingga ia menanggung resiko ekonomis
maupun teknis.
c. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang yaitu
fasilitas pengangkutan, pergudangan, asuransi
dan
Iain-lain.5. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan
dan
perorangan yang mengambiI aiih hak atau membantu daiam pengaiihan hak atas
18
konsumen. Atau saluran distribusi adalah rangkaian Jembaga-lembaga niaga yang
dilalui barang dalam penyalurannya dari produsen ke konsumen 13•
Panjangnya suatu saluran tataniaga akan ditentukan oleh banyaknya tingkat
perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada gambar berikut akan
ditunjukkan beberapa saluran pemasaran dengan beberapa tingkat pada umumnya
ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian.
Saluran
Nol Tingkat
Sa tu
Produsen -1>- Konsumen
Tingkat · Produsen -1>- Pengecer -1>- Konsumen
Dua
Tingkat Produsen -1>- Grosir -1>- Pengecer -1>- Konsumen
Tiga
Tingkat Produsen -1>- Grosir - Jobber -1>- Pengecer-1>- Konsumen
Ket. : Jobber= Pedagang pemborong
Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran yang digunakan
produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari titik produsen.
Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang memperlancar arus I gerak barang
dari produsen ke konsumen akhir melalui berbagai kegiatan yang dikenal sebagai
perantara (middleman). Jadi ada tiga kelompok yang secarn langsung terlibat, yaitu
pihak produsen, lembaga perantara dan pihak konsumen akhir 14.
6. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan definisi industri dan
perusahaan, jumlah perusahaan atau pabrik dalam suatu pasar, distribusi perusahaan
atau pabrik dengan berbagai ukuran "size and concentration", deslcripsi produk dan
diferensiasi'produk, syarat- syarat masuk dan sebagainya 15.
Hammond dan Dab! (dalam Dwi Ria S., 2002) mengungkapkan bahwa
analisis struktur pasar rnendorong studi tentang faktor teknik, motivasi, institusi dan
faktor organisasi yang rnempengaruhi kebiasaan perusahaan dalarn pasar. Struktur
pasar dicirikan oleh (1) jumlah dan ukuran pasar, (2) diferensiasi produk, (3)
kebebasan keluar masulc pasar, (4) pengetahuan partisipan tentang biaya, harga dan
k don 1s1 pasar . . . 16
Berdasarkan strukturnya tersebut, pasar dapat digolongkan rnenjadi dua, yaitu
(1) pasar bersaing sempurna, (2) pasar tidak bersaing sernpurna. Suatu pasar dapat
digolonglcan dalarn struktur bersaing sernpurna jika merniliki ciri-ciri:
1. Terdapat banyak pembeli maupun penjual (perusahaan)
14
Ibid, h. 21
15
Ibid, h. 133
16
Dwi Ria Safitri, Analisis F':fisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus Pemasaran PUSRT
20
2. Setiap pembeli maupun penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang I jasa yang ada di pasar, sehingga pembeli ataupun penjual tidak dapat mempengaruhi
harga
3. Barang I jasa yang dipasarkan homogen 4. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar
Pasar tidak bersaing sempurna ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
pembeli dan sisi penjual (perusahaan). Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni,
oligopsoni dan sebagainya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan
monopolistik, monopoli, oligopoli dan sebagainya.
Tabel 3. Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlab Perusaban dan Sifat Produk
セᄋMᄋᄋ@
Karakteristik Struktur Pasar
Jumlah Sifat Produk Dari Sudut Penjual Dari Sudut Pembeli Perusahaan
Banyak Homogen Persaingan Mumi Persaingan Murni
Ban yak Diferensiasi Persaingan Monopolistik Persaingan Monopolistik
Sedikit Homogen Oligopoli Mumi Oligopsoni Murni
Sedikit Diferensiasi Oligopoli Diferensiasi Oligopsoni Diferensiasi
Sa tu Unik Monopoli Monopsoni
Sumber: Dahl dan Hammond dalam L1mbong, 1985
7. Perilaku Pasar
Azzaino (dalam Windiana, 2001) mengemukakan bahwa perilaku pasar
[image:37.595.40.454.141.524.2]tertentu yang meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga dan kerjasama
antara lembaga pemasaran n
Menurut Dahl dan Hammond (da/am Dwi Ria S., 2002) perilaku pasar
menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama
bentuk-bentuk keputusan apa yang hams diambil dalam menghadapi struktur pasar rn
Sedangkan tingkah laku pasar merupakan tingkah laku lembaga pemasaran dalam
struktur pasar tertentu, terutama tentang macam keputusan yang diambil lembaga
pemasaran dalam berbagai struktur pasar yang berbeda.
8. Efisicnsi Pcmasanm
Efisiensi pemasaran adalah penilaian prestasi kerja proses pemasaran yang
dapat diukur dari peningkatan rasio output-input. Pemasaran tersebut efisien apabila
terdapat keadaan di mana pihak-pibak yang terlibat, baik produsen, lembaga
pemasaran maupun konsumen memperoleh kepuasan dengan adanya aktifitas
pemasaran tersebut 19.
Soekartawi da/am Windiana (2001) menjelaskan bahwa pasar yang tidak
efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang
dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena efisiensi pemasaran akan
terjadi jika: (1) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan lebih tinggi, (2)
persentase perbedaan harga yang dibayar konsumen dan diterima produsen tidak
17
Windiana, op.cit., h. 22 18
Dwi Ria, op cit., h. 11
19
22
terlalu tinggi, (3) tersedia fasilitas fisik pemasaran, dan (4) adanya kompetisi pasar
yang sehat.
Dalam analisis efisiensi pemasaran diperlukan data tentang: marjin
pemasaran, struktur pasar, tingkah laku pasar dan penampilan pasar. Pada penelitian
ini analisis efisiensi pemasaran akan dilihat pada struktur pasar, perilaku (tingkah
· laku) pasar dan marjin pemasaran.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (dalam Windiana, 2001) dalam mengukur
efisiensi pemasaran dapat ditinjau dari dua kondisi, yaitu efisiensi operasional dan
· efisiensi harga w
Efisiensi operasional diukur dari biaya dan marjin pemasarannya, sedangkan
efisiensi harga dapat diukur melalui korelasi harga untuk komoditi yang sama pada
berbagai tingkat pasar ( dapat diukur melalui keterpaduan pasar). Efisiensi sistem
pemasaran komoditi pertanian adalah perlu karena dapat meningkatkan pendapatan
dan juga perekonomian suatu negara. Selain itu informasi dan efisiensi pemasaran
sangat membantu untuk mengembangkan fasilitas pemasaran dan mengevaluasi
kebijakan pemerintah terhadap pasar.
9. Marjin Pemasaran
Efisiensi operasional diukur melalui marjin pemasaran. Menurut Dahl dan
Hammond (l 977), marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada tiap tingkatan
Marjin pemasaran juga merupakan perbedaan harga pada tingkat produsen
· dengan harga di tingkat lembaga pertama atau perbedaan harga yang terjadi antara
lembaga yang satu dengan lembaga pemasaran yang lainnya dalarn saluran
pemasaran komoditi yang sarna. Dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen
yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga pemasaran.
Marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
I
Mm =Pk-PfDimana:
Mm : mrujin pemasaran
Pk : harga di tingkat konsumen
Pf : harga di tingkat petani
Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum efisiennya
sistem pemasaran, namun hal ini masih memerlukan penelitian Iebih Ianjut untuk
mengetahui penyebab tingginya marjin tersebut. Marjin pemasaran yang tinggi akibat
biaya pemasaran yang tinggi dikatakan tidak efisien karena kepuasan konsumen
24
berkurang. Tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga
berakibat pada meningkatnya kepuasan konswnen dianggap lebih efisien 22.
Sifat Umum dari marjin tataniaga:
1. Marjin tataniaga berbeda-beda antara satu komoditi hasil pertanian dengan
komoditi lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada
berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer
untuk konsumen akhir. Tetapi tingginya marjin tataniaga belum mencerminkan
efisiennya jasa yang diberikan oleh sistem tataniaga tersebut. Salah satu indikator
yang cukup berguna adalah memperbandingkan bagian yang diterima (farmer's
share) oleh petani.
2. Marjin tataniaga produk hasil pertanian cenderung akan naik dalamjangka panjang
dengan menurunnya bagian harga yang diterima petani, dengan alasan sebagai
berikut:
- Pengolahan dan jasa-jasa tataniaga cenderung mempergunakan padat karya.
- Bertambah tinggi pendapatan masyarakat akibat kemajuan pembangunan
ekonomi, biasanya konsumen lebih menginginkan kualitas produk yang Iebih
baik daripada kuantitas.
3. Marj in tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya
dengan fluktuasinya harga-harga produk hasil pertanian.
22
Gambaran rnengenai mafJm pernasaran (biaya dan keuntungan pemasaran)
dan nilai marjin pemasaran dapat dilihat pada gambar 1 yang dikutip dari Limbong
dan Sitorus, 1985 D Dari gambar tersebut dapat dilihat besarnya nilai marjin
pemasaran yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat
lembaga pemasaran ( dalam ha! selisih harga eceran dengan harga petani) dengan
jumlah produk yang dipasarkan. Besar nilai marjin pemasaran ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir, yaitu (Pr - Pf) X Qr,f. Besaran Pr - Pf menunjukkan besamya
marjin pemasaran suatu komoditi per unit.
Dr Sr Sf
Pr
Pf
Qr,f
Gambar !. Nilai Marjin Tataniaga
Keterangan :
(Pr- Pf) X Qr,f ( daerah arsiran) = Nilai marjin pemasaran
Pr = Harga di tingkat pedagang pengecer
21
[image:42.595.37.508.157.681.2]Pf = Harga di tingkat petani
Sr = Suplai di tingkat pengecer
Sf = Suplai di tingkat petani
Dr = Demand di tingkat pengecer
Df = Demand di tingkat petani
Qr,f= Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan tingkat pengecer
B. Hasil Penelitian Terdahulu
26
Saluran pemasaran tanaman anggrek menggambarkan penyaluran dari petani
produsen hingga ke konsumen akhir melalui beberapa tingkatari pedagang. Dalam
penelitian yang dilakukan Arumsari (2000) mengenai pemasaran anggrek
Dendrobium sp. di Kecamatan Kebun Jeruk, diketahui terdapat tiga lembaga
pemasaran utama yang terlibat yaitu palele, pedagang perantara dan floris dan
terdapat empat saluran pemasaran tanaman hias anggrek Dendrobium sp. yang terjadi
yaitu:
1. Petani -11- Pedagang Perantara -11- Floris -11- Konsumen
2. Petani -11- Floris -11- Konswnen
3. Petani -11- Palele -11> Konsumen
4. Petani -11- Konsumen
Dari keempat saluran pemasaran tersebut, saluran ketiga merupakan saluran yang
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para palele biasanya memasarkan
dagangan mereka ke kompleks-kompleks perumahan yang letaknya tidak terlalu jauh
dari Jokasi pembelian dan, tujuan pemasaran pedagang perantara adalah Taman
Anggrek Indonesia Permai. Sementara floris, mereka mclayani konsumen yang
datang langsung ke showroom mereka di tepi-tepi jalan.
Dalam ha! analisis struktur pasar, d.ari hasil penelitian Armnsari (2000)
diketahui struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan para pedagang tanaman hias
anggrek Dendrobium sp. mengarah pada struktur pasar persaingan sempurna. Hal ini
ditandai dengan penentuan secara tawar menawar serta tak ada seorang pedagang pun
yang melakukan pembelian paling banyak sehingga memiliki kekuasan yang lebih
besar dalam menentukan harga. Dapat dikaitkan masing-masing pedagang memiliki
market share yang hampir sama besar, sedangkan sistem pembayaran, biasanya
dilakukan di muka dan secara tunai. Umumnya petani menghindari bentuk penjualan
dengan sistem kontrak dengan pedagang maupun karena sifatnya yang mengikat.
Dalam penelitian Sari (1996) diketahui bahwa saluran pemasaran bunga
potong (mawar, krisan, gladiol, dan sedap malam) di wilayah DKI Jakarta
mempunyai 13 pola, yang mana melibatkan banyak lembaga pemasaran, yaitu petani
tradisional atau petani besar (perusahan bunga potong), pedagang pengurnpul
(tengkulak), pedagang grosir, palele (calo), pedagang pengecer (toko bunga) dan
konsurnen. Namun secara garis besar ada dua pola utarna saluran pemasaran bunga
potong di wilayah DKI Jakarta, mulai dari petani sampai ke konsumen, yaitu: (1)
28
pedagang pengumpul menyalurkan dan menjual bunga potongnya ke pasar Rawa
Belong; dan (2) tidak melalui PUSP2BTH Rawa Belong, di mana petani/perusahaan
bunga/pedagang pengurnpul tidak menyalurkan dan menjual bunganya ke pasar
grosir, tetapi langsung mengantarkannya ke pasar-pasar pe:ngecer atau konsumen.
Setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran bunga potong mulai dari petani ke
konsumen mempunyai kegiatan dan melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang
berbeda. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani adalah fungsi pertukaran
berupa penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa
.sortasi, pengemasan, pembiayaan dan informasi harga. Demikian pula untuk lembaga
lain seperti perusahaan bunga. Untuk pedagang grosir dan pedagang pengecer juga
melakukan fungsi pemasaran seperti para petani bunga clan perusahaan bunga,
· ditambah dengan kegiatan pembelian. Kecuali tmtuk pal.ele ( calo) yang tidak
mengeluarkan biaya pemasaran sama sekali.
Hasil penelitian Sari (1996), menyatakan bahwa pada saluran pemasaran
dengan Pasar Bunga Cikini sebagai acuan, marjin pemasaran pedagang grosir dari
keempatjenis bunga (mawar, krisan, gladiol clan sedap malam) secara relatifberkisar
antara 6 sampai I 0 persen, sedangkan marjin pemasaran pedagang pengecer di Pasar
Bunga Cikini berkisar antara 60 sampai 75 persen. Pedagang pengecer gladiol
memperoleh keuntungan terbesar, yaitu sebesar 42,42 persen (Rp 254,45). Pada
saluran pemasaran dengan Pasar Bunga Barito sebagai acuan, marjin pemasaran
pedagang grosir dari keempat jenis bunga secara relatif berkisar antara 2,4 sampai 5
sampai 90 persen. Penyebaran marjin pemasaran yang tidak merata ini menunjukkan
secara teknis ( operasional) pemasaran bunga potong di Jakarta tidak efisien. Marjin
pemasaran pedagang pengecer bw1ga di Cikini lebih kecil dari pedagang di Barito,
artinya secara relatif pemasaran bunga potong dengan pasar acuan Cikini lebih
efisien.
C. Kerangka Pemikiran Konseptual
Pada suatu sistem pemasaran ada tiga pihak yang akan terlibat, yaitu
produsen, Jembaga perantara dan konsumen. Lembaga perantara mempunyai peranan
penting yaitu dalam menyalurkan tanaman anggrek dari tangan produsen ke
konsumen.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran tanaman anggrek tersebut,
dilakukan analisis pemasaran dengan melihat fungsi-fungsi pemasaran yang
dijalankan oleh ketiga pihak yang terlibat tersebut, struktur, perilaku dan keragaan
pasar. Struk'1ur pasar adalah suatu keadaan pasar yang dilihat clari jumlail pelaku pasar
(penjual clan pembeli), kondisi procluk dan hambatan keluar-masuk pasar. Perilaku
pasar adalah tingkah laku pasar dalan1 suatu struktur pasar tertentu, dimana tingkail
laku tersebut dilihat dari sistem pembentukan dan penentuan harga, sistem
pembayaran serta kerjasama yang terjadi diantara lembaga pemasaran yang terlibat.
Analisis fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar dijelaskan secara
deskriptif, sedangkan keragaan pasar dijelaskan melalui tabulasi data penyebaran
30
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran serta
· struktur dan perilaku pasar akan mempengaruhi terjadinya. pembentukan harga di
pasar. Harga tersebut berbeda-beda yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
keuntungan dan biaya yang berhubungan dengan marjin pemasaran akan mengukur
efisiensi pemasaran.
TAR
I
i
Produsen
I
i
i
Lembaga Perantara Konsum(
I
"
•
Fungsi-fungsi Struktur Pasar
Pemasaran Perilaku Pasar
I I
I
HargaI
i
Perbedaan Keuntungan dan Biaya
l
Marjin Pemasaran (Efisiensi Operasional)
i
[image:47.595.42.508.163.686.2]BAB HI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta
Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukau secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan TAR merupakan Jokasi pengembangan agrowisata terluas di DKI
Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran Gual beli)
anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek
terbesar di DKI Jakarta) selain di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta Timur.
Penelitian ini dilakukau dari bulan Mei sampai dengau Juni 2004. Waktu
tersebut digunakan untuk memperoleh data dau keterangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan penelitian.
B. Jenis dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi Japang dan wawancara Jangsung
dengan responden yaitu : (a) Data dari para petani (pemilik kavling) selaku produsen,
terdiri dari data karakteristik responden, biaya produksi, penjualau dau pemasaran
tanaman anggrek tersebut, (b) Data dari lembaga pemasaran yang terlibat mencakup
data biaya pemasaran dan sekitar tentang jalur pemasaran tanaman anggrek yang
dimilikinya, (c) Data dari konsumen Jangsung (hobiis) serta data Iain dari pihak yang
32
wawancara dengan responden: (1) Petani 5 orang, diambil secara senga3a dan
accidental dengan pengamatan langsung terhadap kavling yang memiliki atau
memproduksi tanaman anggrek jenis Dendrobium sp. (hampir seluruh kavling terisi
jenis tersebut dengan segmen remaja sampai pembungaan atau siap dijual), (2)
Pedagang pengumpul 5 orang yang berasal dari luar Jakarta, dan (3) Pedagang
pengecer 5 orang yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
Data sekunder diperoleh melalui pengutipan data I infonhasi dari dokumen yang berkaitan yaitu : TAR, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, serta
literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
C. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan untuk menganalisis efisiensi pemasaran yang
dilakukan dengan menggunakan analisis saluran dan lembaga pemasaran,
fungsi-fungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar yang dilakukan secara deskriptif,
perbandingan dan disajikan dalam bentuk tabel. Data lai nnya mengenai marjin
pemasaran dan penyebarannya serta rasio keuntungan terhadap biaya menggunakan
analisis sebagai berikut:
Marjin pemasaran dihitung dengan pengurangan harga penjualan dan
pembelian pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalzun pemasaran tanaman
anggrek Dendrobium sp. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Mji =Psi -Pbi ... (1)
Dengan menggabungkan persamaan (I) dan (2) maka:
Psi - Pbi = Ci + 7Li
Marjin pemasaran secara keseluruhan didapat dengan menghitung marjin total (Mj),
yaitu:
Mj = Mji ... (3)
Dimana:
Mji =Marj in pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i.
Mj = Marjin pemasaran total
Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i
Pbi =Barga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i
Ci = Biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i
7Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Penyebaran marjin pemasaran dapat juga dilihat berdasarkan persentase keuntungan
terhadap biaya pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan
sebagai berikut:
Rasio keuntungan terhadap biaya (%) =
7Li
Ci
Xl00%
Dimana: )Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
34
[image:51.595.41.505.45.689.2]BAB IV
GAMBARAN UMUM TAMAN ANGGREKlUGUNAN
A. Sejarah Singkat Ta man Anggrek Ragunan
Taman Anggrek Ragunan yang berlokasi di Kelurahan Ragunan, Kecamatan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan seluas 5 ha adalah tanah asset Pemerintah DKI Jakarta
yang berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. B. VI - a. 11/ 9 114 I 73 tanggal 20 September 1973. Pengelolaannya dikelola diserahkan kepada Koperasi
Petani Anggrek Jakarta (KPAJ) untukjangka waktu 10 tahun. Kemudian berdasarkan
SK Gubernur KDKI Jakarta No. 911 tahun 1987, diberi iz;in perpanjangan waktu
pengelolaan selama I 0 tahun lagi, yakni sampai dengan 20 September 1993.
Koperasi Taman Anggrek Jakarta selaku pengelola Taman Anggrek tersebut
mempunyai tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam rangka pengembangan
Taman Anggrek tersebut yaitu:
a. Mengusahakan agar Tanian Anggrek Ragunan dapat berfungsi sebagai tempat
bagi para petani anggrek secara kolektif dengan melakukan kegiatan usaha
produktif dan pembinaan serta pengembangan tanaman anggrek.
b. Kegiatan pemasaran didalam maupun luar negeri ( ekspor).
c. Usaha-usaha promosi dan pariwisata.
d. Melakukan hubungan kerjasama dengan Jembaga-lembaga yang berperan dalam
bidang penganggrekkan.
Dalam rangka mewujudkan ha! tersebut maka Taman Anggrek Ragunan ditata
tersebut. Jumlah kavling pada waktu itu ada 45 dengan luas 1000 m2 tiap kavling.
Kavling-kavling tersebut dikelola anggota Koperasi Petani Anggrek Jakarta yang
harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan sebagaimana tertuang
dalam SK Gubemur KDKI Jakarta No. D. IV -a. 11I9 I 14 / 73.
Dalam pengembangan selama ini, KPAJ belum dapat mewujudkan
usaha-usaha pengelolaan Taman Anggrek Jakarta sesuai kebijaksanaan yang telah
digariskan Pemerintah DKI Jakarta. Dari hasil kenyataan tersebut dan untuk lebih
meningkatkan dunia penganggrekan kita, maka Taman Anggrek Ragunan untuk
pengelolaan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Pertanian de:ngan SK Gubemur No.
1435 tahun 1994 tentang ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan lahan Taman
Anggrek Ragunan tanggal 19 Oktober 1994 dengan alasan selama 20 tahun
pengelolaan oleh Koperasi Petani Anggrek Jakarta tidak berhasil membuka petani
dan pengembangan usaha taninya.
Surat Keputusan Gubemur No. 1345 tanggal 7 Oktober 1993 juga
menyebutkan tentang pemberian izin kepada Koperasi Anggrek Jakarta untuk
mengelola Taman Anggrek Ragunan di bawah pengawasan Dinas Pertanian DKI
Jakarta. Dalam hal ini Dinas Pertanian mempunyai tugas untuk: (a) membina
pengelola-pengelola kavling dalam hal peningkatan produksi dan pemasaran dan (b)
Membantu peningkatan pemasaran (penjualan), sedangkan Taman Anggrek Ragunan
berfungsi sebagai: (a) tempat pembinaan dan pengembangan budidaya anggrek di
DKI Jakarta maupun pemasarannya dan (b) sebagai tempat agribisnis, agrowisata di
36
Pembinaan yang diberikan oleh Dinas Pertanian terhadap para pengelola
kavling di Taman Anggrek Ragunan bertujnan untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang ada dalam meningkatkan perbaikan-perbaikan pada prodnktivitas,
varietas, teknik pembibitan, pengendalian hama dan penyakit, pemasaran,
penanganan pasca panen dan lain-lain nntnk mencapai produksi yang berkelanjntan.
Pembinaan ini dilaksanakan melalni seminar bnlanan, s•eminar-seminar ilmiah,
simposinm, jurnal hortikultura dan lain-lain.
B. Letak Geografis
Taman Anggrek Ragunan berada di Jalan Harsono R.M., Kelurahan Ragunan,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Anggrek Ragunan berada pada
ketinggian 15 - 40 meter di atas pennukaan laut. Kelembaban udara berkisar antara
70 - 80 % dengan cnrah hujan rata-rata 2.000 - 2.500 111111 I tahun dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bnlan September dengan suhu
rata-rata 24 - 28° C.
Lokasi Taman Anggrek Ragunan berada di tepi daerab. aliran kali Mampang,
terletak di dasar lembah dengan titik ketinggian berkisar antara 30 - 50 meter dari
pennnkaan !ant. Areal lahan taman anggrek sendiri cnknp landai dengan kemiringan