• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR ”PLN” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur ”PLN” Pada www.jawapos.co.id).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR ”PLN” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur ”PLN” Pada www.jawapos.co.id)."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

”PLN” Pada www.jawapos.co.id)

S K R I P S I

Disusun Oleh :

NANY PROBOSARI

0543010207

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan

judul “Pemaknaan Karikatur “PLN” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan

Karikatur “PLN” Pada www.jawapos.co.id)”

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis

bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini atas

bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini,

penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Drs. Saifuddin Zuhri, MSi., sebagai Dosen Pembimbing Utama yang

senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan Skripsi

penelitian ini.

4. Seluruh staf dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

(3)

ii

maupun moril dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

6. Berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini dengan baik

Semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat serta karuniaNya atas

jasa-jasanya yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karena

apabila terdapat kekurangan didalam menyusun Skripsi ini, peneliti dengan

senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya Skripsi ini.

Surabaya, April 2010

(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 12

1.4. Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 13

2.1.1. Media dan Konstruksi Realitas ... 13

2.1.2. Fungsi Media ... 16

2.1.3. Media Internet ... 18

2.1.3.1.Definisi Internet ... 20

2.1.3.2.Internet Sebagai Media Komunikasi ... 22

2.1.4. Karikatur ... 26

2.1.5. Semiotika ... 30

2.1.6. Semiotik Charles Sanders Pierce ... 31

2.1.7. PLN ... 36

(5)

2.1.7.3.Dampak Pemadaman Bergilir ... 38

2.2. Kerangka Pikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 42

3.2. Kerangka Konseptual ... 43

3.2.1. Corpus ... 43

3.2.2. Unit Analisis ... 43

3.2.2.1.Ikon ... 43

3.2.2.2.Indeks ... 44

3.2.2.3.Simbol ... 44

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46

4.2. Penyajian Data ... 51

4.3. Analisis Data ... 52

4.3.1. Klasifikasi Tanda ... 53

4.4. Gambar Karikatur ”PLN” Yang Ada Di Situs www.jawapos.co.id Edisi 19 November 2009 Dalam Model Pierce ... 55

(6)

4.6. Interpretasi Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur

“PLN” Di Situs www.jawapos.co.id Edisi 19 November

2009... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

Gambar 2.1. Model Semiotika Pierce ... 32

Gambar 2.2. Model Kategori Tanda ... 33

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian Tentang Pemaknaan Karikatur “PLN”Pada www.jawapos.co.id ... 41

Gambar 4.1. Karikatur ”PLN” Dalam Kategori Tanda Pierce ... 53

Gambar 4.2. Gambar Karikatur ”PLN” dalam Elemen Makna Pierce ... 57

Gambar 4.2. Gambar Karikatur ”PLN” dalam Kategori Tanda Pierce I ... 59

(8)
(9)

Tentang Pemaknaan Karikatur ”PLN” Pada www.jawapos.co.id)

Penelitian ini berusaha mengungkap pemaknaan karikatur “PLN” pada www.jawapos.co.id melalui pendekatan teori semiotika diharapkan karikatur mampu diklasifikasikan berdasarkan tanda, kode, dan makna yang terkandung di dalamnya, karikatur tersebut menampilkan gambar seorang manusia yang kepalanya bernebtuk seperti bola lampu. Manusia tersebut sedang duduk dan membawa sebuah kaleng seperti seorang pengemis, dan di bola lampu atau kepala tersebut terdapat tulisan PLN.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Media dan Konstruksi Realitas, Fungsi Media, Media Internet, Internet Sebagai Media Komunikasi, Karikatur, Semiotika, Semiotik Charles Sanders Peirce, PLN.

Metode penelitian ini menggunakan metode semiotik Pierce yang terdiri dari obyek, sign dan interpretan. Unit analisis tanda yang ada dalam karikatur yang berupa gambar dan tulisan yang terdapat dalam karikatur yang dimuat di www.jawapos.co.id, kemudian diinterpretsikan dengan menggunakan ikon (icon), indeks (index), dan symbol (symbol).

Hasil penelitian ini gambar karikatur “PLN” merupakan gambar karikatur yang menggambarkan sosok seorang manusia yang kepalanya berbentuk seperti bola lampu. Manusia tersebut sedang duduk dan membawa sebuah kaleng seperti seorang pengemis, dan di bola lampu atau kepala tersebut terdapat tulisan PLN. Hal tersebut menyiratkan akan permasalahan listrik di negara ini yang memang timbul karena kurangnya perhatian yang serius dari pemerintah akan masa depan dan kesejahteran generasi negeri ini kedepan, kedengarannya memang biasa tapi dampaknya seperti krisis energi saat ini.

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari karikatur ”PLN” yang terdapat pada situs www.jawapos.co.id edisi 19 November 2009 diperoleh kesimpulan bahwa memang sampai saat ini pihak PLN tidak pernah menanggapi secara serius kasus yang sangat meresahkan masyarakat, karena memang saat ini masyarakat sangat membutuhkan sekali aliran listrik tersebut untuk kebutuhan rumah tangga, akan tetapi pihak PLN juga masih sering melakukan pemadaman bergilir, padahal dilihat dari potensi yang ada di negara indonesia harusnya krisis energi listrik tersebut tidak perlu terjadi.

Kata kunci : PLN

(10)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, studi media massa mencakup pencarian pesan dan

makna-makna dalam materinya, karena sesungguhnya semiotika komunikasi,

seperti halnya basis studi komunikasi adalah proses komunikasi dan intinya

adalah makna. Dengan kata lain, mempelajari media adalah mempelajari

makna dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimana ia

memasuki materi media dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita

sendiri. (Sobur, 2006:110)

Saat ini media massa lebih menyentuh persoalan-persoalan yang

terjadi di masyarakat secara aktual, seperti harus lebih spesifik dan

proporsional dalam melihat sebuah persoalan sehingga mampu menjadi media

edukasi dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat.

Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan

pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi,

sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan

merugikan masyarakat.

Kemajuan teknologi cetak yang sangat canggih, menyebabkan hasil

cetakan berwarna menyerupai asli bahkan melebihinya. Sebagai media

transmisi, surat kabar relatif dapat mentransmisikan informasi dari sumber

berita ke khalayak dalam waktu yang cepat. Istilah real time, memiliki

keterbatasan karena processing surat kabar butuh waktu. Karena itu surat

(11)

kabar bisa terbit harian, mingguan, dua mingguan, satu bulanan dan

sebagainya. (Bungin, 2006:130)

Secara implisit kontrol sosial dapat dilakukan salah satunya adalah

dengan tampilan karikatur. Keberadaan karikatur pada surat kabar, bukan

berarti hanya melengkapi surat kabar dan memberikan hiburan selain

berita-berita utama yang disajikan. Tetapi juga dapat memberikan informasi dan

tambahan pengetahuan kepada masyarakat.

Dalam penyajiannya di media cetak, gambar karikatur adalah karya

pribadi, produk suatu keahlian seorang kartunis, baik dari segi pengetahuan,

intelektual, teknik melukis, psikologis, maupun bagaimana dia memilih tema

atau isu yang tepat. Karikatur merupakan tanggapan atau opini secara

subyektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan

tertentu. Gambar karikatur merupakan simbolic speech (komunikasi tidak

langsung) artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar

karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa

simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar karikatur

adalah makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar karikatur

tersebut merupakan simbol yang disertai maksud (signal) yang digunakan

dengan sadar oleh orang yang mengirimnya (si pengirim) dan mereka yang

menerimanya (si penerima) (Van Zoest:1996,3).

Karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang

bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atu sesuatu masalah. Meski

(12)

tekadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang

tersenyum kecut.

Keberadaan kartun dalam surat kabar bukan berarti hanya melengkapi

artikel atau tulisan-tulisan di surat kabar saja, tetapi juga memberikan

informasi kepada masyarakat. Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk

gambar (misalnya kartun) yang lebih efektif daripada jika diterangkan dengan

kata-kata. Karena kartun mempunyai kekuatan dan karakter yang sehingga

pembaca tertarik untuk sekedar melihat atau bahkan berusaha memahami

makna dan pesan yang terkandung dalam gambar kartun tersebut.

Kartun sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik dari

segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologi, cara melobi,

referensi, bacaan, maupun bagaimana tangapan atau opini secara subyektif

terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu.

Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut ini.

Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik

justru tersenyum (Sobur, 2003:140)

Adanya pemadam bergilir yang dilakukan oleh PLN membuat kartunis

untuk menanggapinya dalam sebuah karikatur yang bergambarkan seseorang

yang memakai pakain resmi yang sedang duduk bersila dengan memegang

sebuah mangkok dan kepala lampu yang bertuliskan PLN. Tanggapan kartunis

ini berkaitan dengan pemadaman bergilir paling banyak disorot oleh

(13)

listrik sepada seluruh warga negara Indonesia, saat ini PT Perusahaan Listrik

Negara (PLN) Persero diminta segera untuk menyusun program kerja jangka

panjang, karena antisipasi masalah pemadaman bergilir yang dilakukan selama

ini dinilai hanya bersifat sementara. "PLN harus berani menjamin tak ada lagi

pemadaman bergilir agar tak lagi merugikan seluruh lapisan masyarakat," kata

Direktur Eksekutif Gerakan Masyarakat Pengawas Birokrasi (Gemawasbi)

Nopber Siregar di Jakarta, Kamis (26/11). Ia mengatakan hal itu, menanggapi

pernyataan Manager Distribusi PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang W Budi Nugroho, yang mengaku tidak ada lagi pemadaman listrik

bergilir di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pemadaman listrik bergilir saat ini

bisa dihindari, karena ada partisipasi dari pelanggan besar yang mencapai

150-200 MW. Nopber Siregar mempertanyakan pemadaman bergilir oleh PT PLN

akibat meledaknya 8 gardu induk PLN. Menurut dia, pelanggan PLN tak

memiliki kesalahan akibat peristiwa tersebut, sehingga sudah seharusnya PLN

memberikan garansi maksimal jika terjadi masalah teknis di lapangan.

Pihaknya juga prihatin, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar sama sekali tidak

memberikan sanksi tegas kepada jajarannya yang dianggap bertanggung jawab

atas ledakan gardu PLN. Padahal, adanya ledakan dan terbakarnya gardu PLN,

merupakan bentuk miss-management yang terjadi dalam tata-laksana

penanganan gardu.

(14)

Padahal sejak pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri yang

mencanangkan tahun 2003 sebagai tahun investasi. Namun, dalam waktu yang

hampir bersamaan, di lapangan terjadi paradoks berupa infrastruktur vital

berupa ketersediaan tenaga listrik masih memprihatinkan. Kejadian

pemadaman bergilir di beberapa kota di luar Jawa, khususnya Sumatera Barat,

Jambi, dan Riau, sampai peristiwa pemadaman listrik Bandara International

Soekarno-Hatta beberapa tahun yang lalu, yang mengakibatkan beberapa

jadwal penerbangan ditunda dan ribuan penumpang telantar, adalah kampanye

negatif terhadap iklim investasi di Indonesia.(

http://www.arsip.net/id/link.php?lh=UQQEBgJVVQ4C)

Saat diguncang krisis listrik, pemerintah kelimpungan menyiapkan

jurus penanggulangan. Mulai kebijakan tarif insentif dan disinsentif,

penerapan tarif dayamax plus, pemadaman bergilir, penerapan Pajak

Pertambahan Nilai (PPn) bagi pengguna 1300 Voltampere (Va), dan sederet

kampanye hemat energi.

Sejak adanya pemadaman listrik secara bergilir oleh PLN, operator

harus bekerja keras untuk menjaga layanan dengan pasokan listrik dari genset.

”Jujur saja, banyak menara Base Transceiver Station kita yang kena

pemadaman PLN, dan itu berpengaruh pada sinyal telepon, wilayah yang

belakangan ini paling sering terkena imbas pemadaman listrik adalah

Jabodetabek. Namun untuk wilayah wilayah Jakarta dan sekitarnya, Indosat

masih bisa menjangkau dengan menyiapkan listrik cadangan dari genset. “Saat

(15)

saja,” keluh Teguh. Ia menambahkan penggunaan genset itu telah

menyebabkan biaya operasional jadi meningkat.

Pemadaman yang dilakukan oleh pihak PLN tersebut tidak ada

informasi yang utuh sebab-musabab dari pemadaman, jadwal pemadaman, dan

kapan kepastian pemadaman itu akan berakhir. Akan tetapi, ketika konsumen

telat membayar, sekalipun hanya satu hari, aksi pemutusan langsung dilakukan

PLN. Sedangkan ketika PLN melakukan memadamkan listrik hingga

berjam-jam, bahkan berhari-hari, kompensasinya hanya 10 persen dari biaya

beban/biaya abonemen.

(http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=37830)

Dampak adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN adalah

meruginya usaha-usaha milik masyarakat terutama usaha yang mengandalkan

daya listrik contohnya garmen di Sidoarjo, Jawa Timur, yang tidak dapat

beroperasi karena tidak adanya listrik. Karyawan pabrik yang berjumlah

sekitar empat ribu orang diliburkan setelah mendapat informasi dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) bahwa pabrik tersebut terkena pemadaman

listrik bergilir. Dengan kejadian ini otomatis pabrik menderita kerugian materi

ratusan juta rupiah. Apalagi mereka tetap membayar upah karyawan meski

tidak berproduksi. Para pengusaha juga khawatir kehilangan order karena

tidak bisa memenuhi pesanan tepat waktu. Pihak perusahaan mengaku tidak

bisa lagi menggunakan genset sebagai alternatif sumber energi listrik di

(16)

Kebijakan pemadaman listrik bergilir yang dilakukan PLN akan

mengancam proses produksi, apabila pemadaman tersebut diberikan kepada

dunia industri. Pemadaman listrik secara bergiliran yang diberlakukan PLN

bisa dilakukan secara sangat selektif, agar tidak sampai berdampak luas

terhadap proses produksi dunia industri. Sejumlah industri memang memiliki

fasilitas cadangan tenaga listrik seperti generator set (genset), tapi pasokan

listrik yang dihasilkan juga terbatas. Itu biasanya hanya untuk memasok listrik

dalam kondisi darurat. Dengan demikian, terganggunya proses produksi

tersebut juga akan menimbulkan komplain dari pihak pembeli, karena jadwal

yang tidak sesuai. Untuk itu hendaknya pemerintah memperhatikan kebijakan

energi nasional yang secara khusus mempengaruhi industri telekomunikasi

dan kehidupan masyarakat luas. Heru mengusulkan ada baiknya jika industri

telekomunikasi lebih berinisiatif untuk menggunakan sumber energi alternatif

selain listrik, misalnya solar cell.

(http://www.inilah.com/berita/teknologi/2009/12/01/195281/operator-kelimpungan- akibat-pemadaman-pln/)

Pemerintah sebaiknya melakukan pembenahan maksimal ke dalam

struktur PLN dengan model yang benar, dan bukan dengan modus politik

tertentu, langkah awal bagi Pemerintah adalah menuntaskan kasus pungutan

pelanggan yang dilakukan oleh PLN melalui CMS (Customer Management

System/pengelolaan sistem manajemen pelanggan). Hingga tagihan PLN

bulan November 2009, PLN masih mengutip pungutan sebesar Rp

(17)

Jawa Barat dan DKI Jakarta, melalui CIS-RISI (Customer Information

System-rencana induk sistem informasi). Kedua sistem yang diberlakukan

sejak 2005 itu, tidak bermanfaat apapun bagi para pelanggan PLN. Bahkan

dana yang yang dikelola PLN senilai Rp590 miliar tersebut, terbukti tidak

mampu mengatasi krisis energi yang berdampak pada pemadaman bergilir.

Untuk mengatasi masalah krisis energi, maka dimulai dari internal PLN

sendiri,

(http://www.kapanlagi.com/h/pln-tidak-ada-lagi-pemadaman-bergilir.html)

UU tentang Ketenagalistrikan mengamanatkan dengan tegas PT PLN

sebagai pengelola ketenagalistrikan wajib memasok aliran listrik ke konsumen

dengan kualitas baik dan terus-menerus. Dengan demikian, aksi pemadaman

bergilir ini merupakan kegagalan nyata PLN dan pemerintah dalam memasok

energi listrik. Lebih dari itu, pada konteks UUPK, jika konsumen dirugikan

atas layanan suatu produk barang dan jasa oleh pelaku usaha, konsumen

berhak mendapatkan kompensasi dan ganti rugi (Pasal 4).

(http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=37830)

Sesuai dengan penelitian ini, obyek penelitian adalah media massa

digital yaitu internet (online). Berbagai macam kelebihan dapat kita peroleh

jika informasi disajikan dalam bentuk data digital. Sebagaimana dijelaskan,

kelebihan informasi digital adalah kompresi, portabilitas, dan kemudahan

mengedit dan transfer ke media elektronik lain. Kelebihan ini, dimanfaatkan

(18)

mengonlinekan data misalnya dengan menaruhnya ke suatu website atau

umumnya disebut dengan meng-upload. Setelah data tersebut di-upload, orang

lain dapat meng-aksesnya, membukanya secara bersamaan dari tempat yang

berbeda, dan meng-copy-nya (atau kita sebut download) tanpa takut data

tersebut akan habis atau sedang dipakai orang lain. Oleh karena itulah pihak

Jawa Pos mengembangkan ruang lingkup yang pada mulanya hanya

ditayangkan pada surat kabar menjadi suatu media online dengan nama

www.jawapos.co.id.

Beberapa hal yang membedakan internet dari teknologi komunikasi

yang lain adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati

pengguna untuk menyiarkan pesannya dalam hal ini internet unggul dalam

menghimpun berbagai orang, karena jarak bukan masalah, berbagai orang dari

negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung berdasarkan

kesamaan minat dan proyeknya. Internet pulalah yang menyebabkan

terbentuknya begitu banyak perkumpulan antara berbagai orang dan

kelompok, jenis interaksi pada skala besar ini merupakan hal yang tak

mungkin terwujud tanpa adanya internet. Perkumpulan kelompok itulah yang

akhirnya bisa membentuk “dunia maya”. Begitu besarnya pengguna internet

di dunia sehingga semakin banyak pula bermunculan situs-situs baru yang

dapat diakses oleh para pengguna internet dan mereka berlomba-lomba untuk

bisa mendapatkan user yang sebanyak-banyaknya untuk mengakses internet

(19)

Penelitian ini berusaha mengungkap pemaknaan karikatur “PLN” pada

www.jawapos.co.id melalui pendekatan teori semiotika diharapkan karikatur

mampu diklasifikasikan berdasarkan tanda, kode, dan makna yang terkandung

di dalamnya, karikatur tersebut menampilkan gambar sebuah manusia yang

kepalanya bernebtuk seperti bola lampu. Manusia tersebut sedang duduk dan

membawa sebuah kaleng seperti seorang pengemis, dan di bola lampu atau

kepala tersebut terdapat tulisan PLN.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha

mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama

manusia.

Dengan pemilihan model semiotika Pierce yang digunakan di dalam

penelitian, karena sebagaimana pengertiannya tentang tanda – tanda dan

berbagai hal yang berhubungan dengan iklan, cara berfungsi, hubungannya

dengan tanda – tanda lain, pengiriman dan penerimaan pesan, serta cara

mengkomunikasikannya.

Peneliti tertarik menggunakan semiotika Pierce karena memang

analisis yang digunakan tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian

bahawa setiap tanda ditentukan oleh obyeknya. Pertama dengan mengikuti

sebuah obyek, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi

kenyataan dan keberadaannya berkaitan denganobyek individual, ketika kita

(20)

bahwa hal itu dinterpretasikan sebagai obyek denotatif sebagai akibat dari

suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebuah simbol (Sobur, 2006:35).

Peneliti memilih Jawa Pos karena merupakan salah satu media yang

memberikan porsi untuk mengkritik secara lebih bebas. Media Jawa Pos

merupakan salah satu saluran komunikasi politik dan hiburan di Indonesia

selama era reformasi. Di samping menggunakan bahasa tulis sebagai media

utama penyampaian informasi, juga dapat digunakan dengan memakai gambar

kartun. Sebagai koran nasional, peredaran Jawa Pos meliputi hampir seluruh

kota di Indonesia, dan selalu menjadi market leader, dengan adanya penelitian

ini membawa manfaat untuk pembaca bahwa memang PLN terpaksa

melakukan pemadaman bergilir akibat keterlambatan pasokan BBM di

beberapa pembangkit besar. Akibat keterlambatan pasokan BBM di

pembangkit-pembangkit besar tersebut, maka terjadi defisit daya sampai 800

Mega Watt (MW). Defisit itu kemudian dibagi antara distribusi Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Jatim mendapat jatah 260 MW.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pemaknaan karikatur ”PLN” Pada www.jawapos.co.id.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah pemaknaan karikatur ”PLN” Pada

(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

dalam penelitian ini adalah pemaknaan karikatur ”PLN” Pada

www.jawapos.co.id.

1.4. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan praktis

Diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pihak Editor untuk

menghasilkan karikatur yang lebih inovatif dan variatif dalam

menggambarkan realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat,

sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

2. Kegunaan teoritis

Sebagai bahan acuan serta menambah referensi perpustakaan khususnya

(22)

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Media Massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan atau

Informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif

besar, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu Pesan dari Media

Massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung

pada saat itu juga. Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan disiarkan

secara Periodik, isi pesan harus bersifat umum menyangkut semua

permasalahannya, mengutamakan aktualitas, dan disajikan secara

berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini adalah Surat Kabar,

Majalah, Radio, Televisi, Film Dan internet. (Wahyudi, 1996:35).

2.1.1. Media dan Konstruksi Realitas

Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi

berbagai realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai sebuah berita,

diantaranya realitas politik. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerja

media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka dapat dikatakan

bahwa seluruh isi media adalah realitas yang dikonstruksi (Constructed

Reality). Pembuatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan

realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita (Tuchman dalam Sobur,

2001: 83).

(23)

Media seringkali disebut sebagian the fourth estate (kekuatan

keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik. Hal ini terutama

disebabkan oleh suatu persepsi tentang peran yang dapat dimainkan oleh

media dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan

politik masyarakat.

Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau

gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk

berperan sebagai institusi yang dapat membantuk opini publik, anatar lain,

karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu

ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia

representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang alebih

empiris.

Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan

menggunakan bahwa sebagai perangkatnya. Sedangkan bahasa bukan hanya

sebagai alat realitas, namun juga menentukan relief seperti apa yang

diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki

peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari

realitas yang dikonstruksikannya (Sobur, 2001: 88).

Setiap upaya “menceritakan” sebuah, peristiwa, keadaan, benda, atau

apapun, pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Begitu

pula dengan profesi wartawan. Pekerjaan utama wartawan adalah

(24)

selalu terlibat dengan usaha-usaha mengkonstruksikan realitas, yakni

menyusun fakta yang dikumpulkannya ke dalam suatu bentuk laporan

jurnalistik berupa berita (News), karangan khas (Feature), atau gabungan

keduanya (News Feature). Dengan demikian berita pada dasarnya adalah

realitas yang telah dikonstruksikan (Constructed Reality).

Penggunaan bahwa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan

makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut

menentukan bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna

yang muncul darinya. Bahkan menurut Hamad dalam Sobur (2001: 90)

bahwa bukan cuma mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus

menciptakan realitas.

Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat bukanlah sekedar

saluran yang bebas, ia juga subyek yang mengkonstruksikan realitas, lengkap

dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Media bukan hanya memilih

peristiwa dan menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam

mendefinisikan aktor dan peristiwa, lewat bahasa, lewat pemberitaan pula,

media dapat membingkai dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya

menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan memahami peristiwa

dalam kacamata tertentu (Eriyanto, 2004: 24).

Dalam rekonstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur

(25)

dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi

media (Sobur, 2001:91).

2.1.2. Fungsi Media

Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat

dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam.

Louis Althusser (1971) dalam Sobur (2006:30) menulis bahwa media, dalam

hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, terutama karena

anggapan kan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. Media massa

sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan, agama, seni, dan kebudayaan,

merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis

guna membangun kepatuhan khalayak kelompok yang berkuasa (ideological

states oparatus).

Media massa bukan sesuatu yang independen tetapi memiliki

keterkaitan dengan realitas sosial. Jelasnya, ada berbagai kepentingan yang

bermain di media massa. Disamping kepentingan antara masyarakat dan

negara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan yang lain:

misalnya kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan

keberlangsungan lapangan kerja bagi para karyawan dan sebagainya. Dalam

kondisi dan posisi seperti ini, media massa tidak mungkin berdiri di

tengah-tengah, dia akan bergerak dinamis di antara pusaran-pusaran kepentingan

yang sedang bermain. Kenyataan inilah yang menyebabkan bias berita di

(26)

Media seringkali disebut sebagian the fourth estate (kekuatan

keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik. Hal ini terutama

disebabkan oleh suatu persepsi tentang peran yang dapat dimainkan oleh

media dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan

politik masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, sebenarnya media berada pada posisi

yang mendua, dalam pengertian bahwa ia dapat memberikan

pengaruh-pengaruh ”positif” maupun ”negatif”. Tentu saja, atribut-atribut normatif ini

bersifat sangat relatif, bergantung pada dimensi kepentingan yang diawali.

(Sobur, 2006:31)

Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau

gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk

berperan sebagai institusi yang dapat membantuk opini publik, anatar lain,

karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu

ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia

representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang alebih

empiris.

Kalau kita mengacu pada berbagai ketentuan atau aturan hukum

(termasuk GBHN) tentang media massa, akan nampak jelas bahwa media

massa diberi tugas, kewajiban, ataupun fungsi formal untuk melestarikan

nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Senada dengan itu, teori-teori

komunikasi juga diperkenalkan kepada kita tentang fungsi kemasyarakatan

(27)

tangan para orangtua dan guru-guru sekolah. Kini, media massa juga semakin

banyak melakukan transformasi sosial seperti itu. Media penyiaran, surat

kabar, film, novel-novel, dan bentuk komunikasi lain menciptakan kerangka

berpikir yang sama bagi semua warga masyarakat. Media massa meneruskan

pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu. (Sobur, 2006:31)

Di dalam masyarakat modern manapun, media memainkan peran

penting untuk perkembangan politik masyarakatnya. Pers kerap disebut-sebut

sebagai salah satu pilar demokrasi. Kebebasan berekspresi dan

menyampaikan informasi merupakan dasar penting untuk sistem demokratis

dan telah dikukuhkan dalam semua dokumen hak asasi manusia yang

dileuarkan setelah Perang Dunia Kedua.

2.1.3. Media Internet

Internet adalah bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting

terdahulu seperti komputer (dengan berbagai varian manfaat), televisi, radio

dan telepon. Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak

saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu

menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah

realitas materialistis yang tercipta dalam dunia maya.

Internet sendiri berasal dari kata International Networking, yang

maksudnya adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan

kemudian membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di

dunia (internasional), yang saling berinteraksi dan juga saling bertukar

(28)

adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan

milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun

animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa

berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja, jika

dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang sangat efektif dan

efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat,

seperti di dalam lingkungan perkantoran, tempat pendidikan, atapun instansi

terkait. Pada awalnya internet adalah suatu jarangan komputer yang dibentuk

oleh Departemen Amerika Serikat pada awal tahun 60 an, pada waktu itu

mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software

komputer berbabis UNIX bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak

terhingga melalui saluran telepon.

(http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-internet/)

Dulunya internet dikenal sebagai suatu wadah bagi para peneliti untuk

saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan

komersil sebagai sarana bisnis mereka, dan pada saat ini pengguna internet

tersebar di seluruh dunia telah mencapai jumlah lebih dari dua ratus lima

puluh juta orang, dan jumlah itu masih akan terus bertambah lagi.

Bertambahnya jumlah pengguna akses internet tersebut memang sangat wajar

sekali, saat ini internet bukan hanya digunakan sebagai sarana komunikasi

atau pun sarana mencari informasi saja, tetapi juga telah digunakan sebagai

sarana untuk mencari uang. Harga tarif akses internet pun saat ini juga telah

(29)

pengguna akses internet pun bukan hanya orang yang berada di wilayah

perkotaan saja, orang yang tinggal di pedesaan pun juga dapat mengakses

internet.

2.1.3.1. Definisi Internet

Pada zaman dahulu, media yang digunakan untuk menyimpan

informasi sangatlah terbatas. Tulang, papirus, batu tulis, tanah liat, dan kulit

binatang adalah contohnya. Tentunya media yang dipakai pada saat itu

kurang efektif dan efisien, terutama dari segi portabilitas. Ketika ditemukan

kertas dan sistem percetakan, informasi dapat dibuat, disimpan, kemudian

disampaikan secara lebih efektif dan efisien. Kemajuan pesat dialami umat

manusia ketika akhirnya muncul media elektronik. Radio, televisi, dan yang

terakhir internet. Dengan munculnya media elektronik tersebut, bentuk

informasipun mengalami perubahan format. Dari bentuk analog ke bentuk

digital. Bentuk digital dapat kita artikan sebagai bentuk ‘abstrak dan tak

terlihat’. Berbeda dengan informasi analog yang sifatnya kontinyu, informasi

digital dicirikan dari representasinya dalam bentuk diskontinyu. Media

penyimpanan data digital sangat beragam tergantung kebutuhan. Bisa berupa

Harddisk, CD, DVD, disket, Flashdisk, memori card, atau yang lain.

Saat ini perkembangan informasi sudah sangat maju pesat salah

satunya melalui Internet (inter-network) dapat diartikan jaringan computer

luas yang menghubungkan pemakai computer satu computer dengan

computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari suatu Negara

(30)

ragam informasi Fasilitas layanan internet Browsing atau surfing Yaitu

kegiatan “berselancar” di internet .kegiatan ini dapat di analogikan layaknya

berjalan – jalan di mal sambil melihat –lihat ke took-tokotanpa membeli

apapun. (http://id.shvoong.com/books/1901179-pengertian-internet/)

Elektronik mail (E-mail) Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat

dengan orang lain ,tanpa mengenal batas, waktu, ruang bahkan birokrasi

Searching yaitu kegiatan mencari data atau informasi tertentu di internet

Catting fasilitas ini digunakan untuk berkomunikasi secara langsung dengan

orang lain di internet.pada umumnya fasilitas ini sering digunakan untuk

bercakap-cakap atau ngobrol di internet world wide web (WWW) dengan

world wide web (WWW) ini anda dapat mengambil, memformat ,dan

menampilkan informasi (termasuk teks ,audio, grafik dan video) dengan

menggunakan hypertekxt links Mailing list Fasilitas ini digunakan untuk

berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan E-mail.mailing list ini

digunakan untuk bertukar infomasi, pendapat dan lain sebagainya.

Newsgroup Fasilitad ini digunakan untuk berkoferensi jarak jauh, sehingga

anda dapatmenyampaikan pendapat dan tanggapan dalam internet.

Download adalah proses mengambil file dari computer lain melalui

internet ke komputer kita. Upload Adalah proses meletakkan file dari

computer kita ke computer lain melalui internet File transfer protocol (FTP)

Fasilitas ini digunakan untuk melakukan pengambilan arsip atau file secara

elektroniok atau transfer file dari satu computer ke computer lain di internet

(31)

diduplikat oleh orang lain secara gratis . Telnet fasilitas ini digunakan untuk

masuk ke system computer tertentu dan bekerja pada system komputer lain.

Ghoper Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang di simpan

pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi dan anda dapat

mengambil informasi tersebut

(http://id.shvoong.com/books/1901179-pengertian-internet/)

2.1.3.2. Internet Sebagai Media Komunikasi

Melakukan komunikasi menggunakan internet, beberapa literatur

membedakannya menjadi dua jenis komunikasi yaitu, asynchronous dan

synchronous communication serta on line broadcast communications.

Asynchronous communication adalah komunikasi melalui media internet

dengan pengirim dan penyampai pesan dalam berinteraksi tidak berada pada

kedudukan tempat dan waktu yang sama, namun pesan tetap sampai pada

tujuan/sasaran (penerima). Jenis komunikasi ini diwakili oleh fasilitas

electronic mail. Dalam melakukan komunikasi melalui e-mail antara

pengirim pesan dengan penerima pesan kemungkinan besar tidak berada pada

tempat dan waktu yang bersamaan. Pesan yang dikirim harus melalui suatu

rute transmisi sebelum sampai pada alamat penerima. Dengan demikian pesan

tidak langsung sampai tapi mengalami jeda waktu yang relatif singkat dengan

ukuran maksimal dalam ukuran jam. Sedangkan synchronous communication

adalah komunikasi melalui internet dengan interaksi yang bersamaan

waktunya. Jenis komunikasi bermedia internet ini diwakili oleh fasilitas

(32)

yang disampaikan dan diterima seketika seolah-olah sebagai percakapan dan

sama dengan komunikasi interpersonal.

Media internet sekarang digemari oleh masyarakat karena melalui

media internet masyarakat bisa mencari informasi yang mereka butuhkan dan

melalui internet juga kita juga bisa menjalin hubungan dengan teman atau

kerabat yang jauh sehingga pada jaman sekarang manusia sangat

membutuhkan media internet sebagai penyambung informasi yang mereka

butuhkan. Aktivitas paling padat dalam dunia maya adalah gagasan

membangun pemerintahan maya dengan menggunakan konsep office,

e-confrence, e-maol, e-fax, e-file, dan sebagainya serta melakukan aktivitas

komersial sebagai konsekuensi lain perkembangan market dalam masyarakat

maya. Salah satu hal yang memacu gagasan membangun e-goverment adalah

kemampuan teknologi Internet membangun jaringan – jaringan intra maupun

antar server, baik dalam lokal-lokal sebuah perusahaan maupun server-server

yang dikoneksikan antar perusahaan satu dengan perusahaan lainnya (Bungin,

2006: 174-175)

On line broadcast communication merupakan istilah komunikasi yang

dilakukan melalui fasilitas web. Meskipun bentuknya berbeda dengan materi

dan fisik media broadcast klasik lainnya, namun web memiliki syarat untuk

menjadi media massa yaitu memiliki unsur universalitas dan periodisasi.

Perbedaan komunikasi bermedia internet dengan tipe komunikasi lainnya

adalah komunikasi on line bersifat tidak tetap dan sesaat serta fleksibel

artinya secara mudah dapat berinterkasi dengan user lain pada waktu tertentu,

kemudian pada lain waktu tidak pernah berhubungan lagi. Sedangkan tipe

(33)

secara fisik, yang memungkinkan terjadinya perjumpaan secara kontinyu atau

berkelanjutan. (http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/Internet as media.pdf)

Dalam hal hubungan dengan luar negeri, dengan konsep e-goverment

ini akan memudahkan para pimpinan dunia bertemu dalam waktu yang sangat

cepat serta sangat efisien, karena kepala-kepala negara tersebut tidak perlu

bertemu secara nyata, karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dapat

membuat mereka bertemu dalam sebuah tempat (maya). Gagasan ini akan

menghemat dana bermiliar-miliar dollar Amerika untuk kunjungan luar

negeri yang selama ini dilakukan oleh pejabat-pejabat negara dan kepala

pemerintahan di dunia, dana tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan

devisa negara-negara di dunia serta dapat meningkatkan efisiensi kerja yang

sangat signifikan bagi kepala – kepala pemerintahan di dunia untuk

mempercepat membangun masa depan kesejahteraan negaranya.

Selain aplikasi tersebut, dalam internet berkembang berbagai program

lain yang intinya menjadi aplikasi komunikasi antar sesama masyarakat

maya. Terutama yang ada hubungan dengan hubungan-hubungan

transaksional mereka satu sama lainnya.

1. E-commerce

E-commerce digunakan untuk mendukung kegiatan pembelian dan

penjualan, pemasaran produk, jasa dan informasi melalui internet atau

extranet. E-commerce umumnya dikelompokkan menjadi dua buah

kategori yakni business to business (B2B) dan business to consumer

(B2C). pada perkembangan terakhir juga muncul jenis hubungan yang

(34)

Pada perkembangan terakhir juga muncul jenis hubungan yang disebut

consumer to consumer (C2C) dan consumer to business (C2B).

2. E-intermediary

Sehubungan dengan penggunaan E-commerce untuk mendukung

perdagangan melalui internet, muncul pula perantara yang berbasis

internet dan dikenal dengan sebutan e-intermediary (Ebert dan Griffin

dalam Kadir, 2003:384).

3. Teknologi Web

Internet dioperasikan antara lain melalui aplikasi web. Sehingga

seseorang bisa memiliki sebuah ruang dalam dunia maya. Web ini

diibaratkan seperti rumah seseorang yang dapat ditempati sendiri atau

ditempati bersama-sama dengan orang lain. Dengan memiliki web berarti

seseorang memiliki alamat di internet. Dari sisi teknologi yang

digunakan untuk membentuk web, terdapat dua macam pengelompokkan

yaitu teknologi pada sisi klien (client-side technology) dan teknologi

pada sisi server (server side technology). Dalam aplikasinya, klien dan

server berinteraksi dengan kewajiban mereka masing-masing.

Dalam banyak hal controlling, penjenjangan karier, pelaporan,

pengarsipan dan aktivitas e-goverment telah dilakukan di berbagai kantor dan

kegiatan pemerintahan lainnya, sedangkan di dalam dunia komersial, semua

aktivitas dapat dilakukan dalam dunia maya. Seperti pasar, pembeli, pialang,

nasabah dapat dilakukan dalam dunia maya dengan konsep – konsep tanpa

batas. (Bungin, 2006: 176)

Dewasa ini internet telah menjadi media yang diperhitungkan untuk

(35)

web atau website sebagai media promosi dan komunikasi dengan konsumen.

Internet membantu perusahaan dalam membangun hubungan merek yang

lebih kuat dengan konsumen, karyawan serta berbagai pemangku kepentingan

(stakeholders) lainnya melalui kekuatan komunikasi dua arah. Banyak

perusahaan yang terdorong untuk memberikan perhatian lebih besar kepada

internet seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan konsumen untuk

melakukan komunikasi dua arah. Tuntutan konsumen terkadang

menimbulkan masalah bagi perusahaan yaitu bagaimana mengatasi dan

mengelola komunikasi dua arah ini, salah satunya yang ada pada

www.jawapos.co.id, sebuah situs dari media massa Jawa Pos yang berisi

ringkasan dari media cetak tersebut, selain itu dalam situs www.jawapos.co.id

memuat banyak berita tentang politik, sosial ataupun yang berkaitan dengan

masalah sosial yang terjadi sekarang.

Perusahaan dapat menggunakan website untuk mendapatkan data

pelanggan dengan cara menawarkan sampel produk gratis kepada mereka

yang bersedia mengirimkan data dirinya seperti nama, alamat, e-mail, dan

sebagainya kepada perusahaan. Untuk lebih menarik pengunjung, perusahaan

dapat menyediakan artikel mengenai berbagai informasi atau tips yang terkait

dengan produk yang ditawarkan.

2.1.4. Karikatur

Karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya

orang terkenal, dengan “mempercantiknya” dengan penggambaran ciri khas

(36)

Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa Italia, caricare,

artinya melebih-lebihkan. Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata

carattere, juga bahasa Italia, yang berarti karakter dan kata cara bahasa

Spanyol yang berarti wajah. Menurut Lukman (1989) dalam Sumadiria

(2005:8), perkataan karikatur mulai digunakan untuk pertama kalinya oleh

Mossini, orang Perancis, dalam sebuah karyanya yang berjudul Diverse

Figure. Sedangkan orang yang pertama memperkenalkan kata caricature

adalah Lorenzo Bernini adalah seorang pemahat patung pada zaman

Renaissance. Dengan demikian, secara estimologis karikatur adalah gambar

wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara berlebih-lebihan.

Senada dengan Sudarta, Pramono berpendapat bahwa sebetulnya

karikatur adalah bagian dari kartun opini, tetapi kemudian menjadi salah

kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya

berarti telah menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa

pesan kritik sosial, yang muncul di setiap penerbitan surat kabar adlaah

political cartoon atau aditorial cartoon, yakni versi lain dari editorial, atau

tajuk rencana dalam versi gambar humor. Inilah yang disebut sebagai

karikatur. (Sudarta, 1987 dalam Sobur, 2006:139)

Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan, karikatur merupakan

representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan

sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana

kritik sosial dan politik. (Sumandiria, 2005:8)

Secara singkat karikatur dapat diartikan sebagai bagian dari kartun

yang diberi muatan pesan yang bermuatan kritik atau usulan terhadap

(37)

karikatur merupakan kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur,

bahkan dapat membuat seseorang tersenyum kecut (Pramoedjo, 2008 : 13)

Karikatur sebenarya memilki arti sebagai gambar wajah yang

didistorsikan, diplesetkan, atau dipeletotkan secara karakteristik tanpa

bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni memeletotkan wajah ini sudah

berkembang sejak abad ke – 17 di Eropa, Inggris dan sampai ke Amerika

bersamaan dengan perkembangan media cetak pada masa itu.

Karikatur adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran,

dan sebagainya yang dibuat dengan cara melebih-lebihkan gambaran

seseorang atau sesuatu dengan tetap mempertahankan kemiripan visual

dengan orang atau benda aslinya. Isi karikatur bisa berupa sindiran atau

pujian dan dapat pula dimaksudkan untuk tujuan politis atau dibuat

semata-mata untuk hiburan. Karikatur politik biasa ditemukan di kartun editorial,

sementara karikatur selebriti sering ditemukan di majalah hiburan.(

http://id.wikipedia.org/wiki/Karikatur)

Dalam perkembangannya, sesuai dengan dinamika persoalan yang

dihadapi dan diliput pers, karikatur tidak hanya menunjuk kepada gambar

wajah seseorang yang dilebih-lebihkan. Karikatur juga mencakup semua

peristiwa yang terjadi, diliput, dan menjadi sorotan pers. Ia bahkan termasuk

karya seni grafis. Seperti ditegaskan karikaturis terkemuka GM Sudarta

dalam salah satu makalahnya, karikatur adalah termasuk seni grafis, yaitu

suatu cabang dari bentuk seni lukis. Dalam penyajiannya dituntut pula akan

selera indah sebagaimana hasil seni. Ini penting, karena ide yang

bagaimanapun kuatnya akan berkurang nilainya apabila tidak didukung oleh

(38)

dituntut selera komposisi untuk membuat gambar yang enak dipandang.

(Sumandiria, 2005:9)

Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis

sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan

gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradasi, dan aksentuasi secara

tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilih topik yang sedang

aktual, menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan mengemasnya dalam

paduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas, sederhana.

Secara teknis jurnalistik, karikatur diartikan sebagai opini redaksi

media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial dengan

memasukkan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapa pun yang

melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh atau objek yang dikarikaturkan

itu sendiri. (Sumandiria, 2005:9)

Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila karikatur itu telah

menjalankan fungsinya, yakni karikatur harus membuat senyum untuk semua.

Senyum untuk yang dikritik agar tidak marah, senyum untuk masyarakat yang

merasa terwakili aspirasinya, dan senyum untuk sang karikaturis karena tidak

terjadi apa-apa. (Sumandiria, 2005:9)

Tentang sifat karikatur, karikatur dapat dibagi menjadi tiga macam:

karikatur orang-pribadi, karikatur sosial, dan karikatur politik. Karikatur

orang-pribadi menggambarkan seseorang (biasanya tokoh yang dikenal)

dengan mengekspose ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun

kebiasaannya—tanpa objek lain atau situasi di sekelilingnya—secara

karikatural. Karikatur sosial sudah tentu mengemukakan dan menggambarkan

(39)

Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian rupa agar

kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para tokoh

politik di atas panggung dan mementaskannya dengan lucu.

2.1.5. Bola Lampu

Thomas Alfa Edison melakukan ribuan kali percobaan untuk

menciptakan bola lampu pijar. Bola lampu supaya dapat menyala harus dialiri

listrik yang bersifat positif dan negatif. Dalam bola lampu terdapat komponen

berupa dua buah kawat yang pada kedua bagian ujungnya dihubungkan ke

sirkuit listrik. Kedua kawat tersebut dihubungkan oleh sebuah filamen

berbentuk gulungan kumparan. Kawat dan filamen ini diselubungi oleh bola

kaca pada ruangan hampa yang didalamnya dipenuhi gas argon, neon,

nitrogen (inert gas). Inert gas ini bertekanan rendah dan tidak dapat

menghantarkan listrik. Ketika lampu dinyalakan, arus listrik akan melewati

kawat penghubung menuju filamen, dan listrik akan memanaskan atom-atom

yang terdapat pada filamen. Atom-atom ini jika dipanaskan pada temperatur

tertentu akan menghasilkan sinar infrared, dan sinar / cahaya muncul pada

gulungan filamen diantara dua kawat positif-negatif.

Teori dari Edison tersebut juga berkaitan dengan teori yang menjadi

tujuan akhir agama hindu yakni untuk mencapai moksa. Moksa berarti

kebahagiaan yang kekal abadi, artinya terbebas dari siklus reinkarnasi,

terbebas dari pengaruh nafsu material, dan terbebas dari suka-duka. Ketika

manusia mencapai moksa maka bisa dikatakan ia telah menjadi dewa. Dewa

(40)

di dunia selalu berada pada dua kutub yang berbeda, positif-negatif,

suka-duka, baik-buruk, lahir-mati, dst. Untuk dapat menyatu dengan sinar suci

Tuhan, manusia harus mampu melepaskan diri dari ikatan positif-negatif

tersebut. Artinya kejadian apapun yang dialaminya, tidak akan menimbulkan

reaksi positif maupun negatif, tetapi berada diantaranya. Orang yang berlatih

yoga atau meditasi dapat merasakan hal ini. Ketika bermeditasi, pikiran

berada pada satu fokus perhatian sehingga pikiran dan badan dapat

beristirahat total. Saat itu yang ada hanyalah kehampaan, ketenangan, dan itu

bukanlah sifat material yang positif maupun negatif. Ketika kondisi itu

tercapai badan akan terasa hangat. Konon, jika saat meninggal kita mampu

mencapai kondisi tersebut, maka kita akan mampu menyatu dengan cahaya /

sinar suci Tuhan.

http://komangwiratma.web.id/2009/09/tujuan-hindu-vs-teori-bola-lampu/

Korelasi dari dua teori tersebut adalah ketika gas dalam bola lampu

untuk mencegah agar filamen tidak terbakar dan putus, begitu pula ketika

bermeditasi agar hubungan dengan Sang Pencipta tidak terputus ada baiknya

pikiran keduniawian (nafsu) dikosongkan agar meditasi tidak ‘terbakar’ dan

terpancar cahaya menerangi kehidupan ini.

2.1.6. Mangkok

Mangkuk atau Mangkok adalah alat makan yang berbentuk cekung, di

mana makanan diletakkan, terbuat dari porselen, batu, plastik, logam, atau

gelas. Bentuknya yang lebih cekung dari pada piring menyebabkan mangkuk

(41)

tumpah). Kadang-kadang kayu juga digunakan. Ada juga mangkuk yang

berfungsi sebagai penghias ruangan, biasanya berupa mangkuk yang banyak

hiasannya atau berbahan logam mulia atau batu mulia. Mangkuk juga ada

bermacam-macam ukuran. Untuk mangkuk sekali pakai biasanya digunakan

bahan dari kertas atau styrofoam.http://id.wikipedia.org/wiki/Mangkuk

Mangkuk yang secara fisik dapat dikatakan tidak memiliki makna

penting dalam kehidupan, ternyata menjadi sumber sejarah besar dalam

sejarah manusia. Hal tersebut terbukti sejak Kepingan-kepingan tembikar

yang baru-baru ini ditemukan oleh para pakar ilmu purbakala di Gua

Yuchanyan di Cina telah sekali lagi merobohkan pemikiran evolusionis

mengenai sejarah. Menurut sebuah laporan di BBC News, usia

pecahan-pecahan tersebut yang telah ditentukan dengan menggunakan 40 macam

teknik Karbon-14 yang berbeda berkisar antara 17.500 dan 18.300 tahun.

Keberadaan periuk setua itu merupakan sebuah kekalahan penuh, dalam

istilah evolusinis, karena mereka menyatakan bahwa manusia memulai

kehidupan beradab dan menetap pada masa yang mereka sebut sebagai

Zaman Batu. Evolusonis menyatakan bahwa manusia pertama adalah

makhluk setengah-kera yang bentuk tubuh dan kemampuan akalnya

berkembang seiring dengan perjalanan waktu, bahwa mereka mendapatkan

keterampilan baru, dan bahwa peradaban berevolusi disebabkan oleh hal

tersebut.

Menurut pernyataan ini, yang didasarkan pada ketiadaan bukti ilmiah

(42)

sebagai binatang, lalu menjadi beradab hanya setelah mereka menjadi

manusia, dan menunjukkan kemajuan budaya seiring dengan bertambah

majunya kemampuan akal mereka.Gambar-gambar khayalan dari apa yang

disebut sebagai Manusia purba, dengan tubuh yang seluruhnya tertutupi bulu

binatang, atau sedang membuat api sembari jongkok di bawah kulit binatang,

tengah berjalan di sepanjang tepi wilayah perairan sembari memanggul

hewan yang baru saja dibunuh, atau sedang berusaha berkomunikasi dengan

sesamanya menggunakan gerakan isyarat dan bersungut-sungut, adalah

gambar rekayasa yang dilandaskan pada pernyataan tidak ilmiah ini.

Namun, temuan-temuan purbakala yang dihasilkan hingga kini dari

Zaman Batu, di mana evolusionis menyatakan bahwa “manusia waktu itu

baru saja belajar berbicara”, menunjukkan bahwa manusia di masa itu sudah

menjalani hidup berkeluarga, melakukan bedah otak dan memahami seni

lukis dan musik. Oleh karena serpihan periuk berusia sekitar 18.000 tahun

yang ditemukan di Gua Yuchanyan di Cina juga menampakkan tanda-tanda

kehidupan yang berperadaban, maka ini pun membantah “urutan

zaman-zaman sejarah” karangan evolusonis. Kepingan-kepingan mangkuk ini, yang

usianya ditetapkan antara 17.500 dan 18.300 tahun, adalah sisa-sisa

peninggalan tembikar tertua yang pernah ditemukan. Menurut pernyataan

evolusionis, manusia semestinya belum menjalani hidup menetap di masa

yang disebut sebagai Zaman Batu, dan mestinya hidup di gua-gua sebagai

(43)

Akan tetapi temuan-temuan purbakala secara ilmiah membuktikan

justru sebaliknya. Pecahan-pecahan barang yang terbuat dari tanah liat yang

ditemukan di Gua Yuchanyan itu secara telak menyingkap ketidakabsahan

pernyataan evolusonis, yang sejatinya tidak lebih dari khayalan. Biji-bijian

padi juga ditemukan di gua yang sama di tahun 2005. Secara keseluruhan,

temuan-temuan ini menunjukkan bahwa manusia yang hidup 18.000 tahun

lalu telah bertani dan hidup berperadaban sebagaimana yang dilakukan

manusia masa kini. Kemajuan dan temuan seperti ini yang terjadi di

cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti arkeologi dan antropologi menyingkapkan

bahwa “gagasan evolusi budaya dan masyarakat manusia” adalah sesuatu

yang palsu. Temuan yang dihasilkan selama penggalian-penggalian purbakala

dengan jelas menampakkan bahwa sejarah ditafsirkan oleh para ilmuwan

Darwinis berdasarkan prasangka ideologi materialis. Dongeng “Zaman Batu”

tidaklah lebih dari upaya kalangan materialis dalam rangka menampilkan

manusia sebagai sebuah makhluk hidup yang berevolusi dari binatang yang

tidak berakal dan memaksakan dongeng yang mereka yakini ini pada ilmu

pengetahuan.

http://www.mamasipenk.co.cc/2010/04/mangkok-cina-kuno-patahkan-teori-darwin.html

2.1.7. Jas

Jas adalah pakaian resmi model Eropa. Berlengan panjang dan dipakai

di luar kemeja. Setelan jas atau hanya disebut setelan sedikitnya terdiri dari

(44)

Berdasarkan jumlah baris kancing di bagian depan, jas terdiri dari jas kancing

sebaris (single breasted ) dan jas kancing dua baris (double breasted).

Dalam bahasa Inggris, istilah jacket juga mengacu kepada jas launs

(lounge suit) atau jas malam (evening suit). Jas launs adalah model jas standar

yang paling umum. Dulunya berasal dari Inggris sebagai pakaian untuk

berkegiatan di alam bebas. Bila hanya disebut jas, maka yang dimaksudkan

adalah setelan jas model standar (jas launs) lengkap dengan kemeja dan dasi,

dan biasanya dipakai pria bekerja di kantor. Bila dalam undangan disebutkan

kode busana black tie, pria diminta memakai jas resmi yang disebut tuksedo.

Jas diner (dinner suit, sebutan di Britania) atau tuksedo (tuxedo atau tails,

sebutan di Amerika Serikat dan Kanada) adalah setelan jas resmi berwarna

hitam, bagian belakang jas berbuntut, dan dipakai bersama dasi kupu-kupu

hitam dan kemeja putih.

Kode busana black tie bukan berarti jas standar warna gelap dengan dasi

hitam. Variasi desain jas, model, jenis kain, rompi, dan jumlah baris kancing di

bagian depan menunjukkan fungsi sosial dan kegunaan pakaian. Sejak dulu hingga

sekarang, jas umumnya dipakai sewaktu mengenakan kemeja berkerah dan dasi.

Hingga sekitar 1960-an, pria memakai topi ketika berada di luar ruang.

http://www.koranjitu.com/lifestyle/fashion%20dan%20style/style%20minggu%20

ini/detail_berita.php?ID=1495

2.1.8. Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

(45)

mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama

manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semilogi, pada dasarnya

hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal

(things). Memakai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan

denagn mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa

objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonsitusi sistem terstruktur dari tanda

(Kurniawan, 2001 dalam Sobur, 2006:15).

Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti

tanda, atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar dari

studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. Semiotika

adalah cabang sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda.

Tanda terdapat dimana-mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak

isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Struktur karya sastra,

struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burunng dapat dianggap

sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda, tanda-tanda tersebut

menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun secara

non verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu

proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan dari

pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang

dalm bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan

(46)

2.1.9. Semiotik Charles Sanders Peirce

Model dasar semiotik dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913), yang pada

perkembangannya sangat mempengaruhi model-model berikutnya. Peirce

menekankan pada hubungan antara tanda, obyek dan peserta komunikasi.

Hubungan antara ketiga unsur tersebut adalah untuk mencapai suatu makna,

terutama antara tanda dan obyeknya. Karena itu hubungan antara ketiganya

disebut hubungan makna. Bila Peirce menekankan pada fungsi logika tanda,

maka Sausssure yang dianggap sebagai pendiri lingusitik modern, lebih

menekankan pada hubungan dari masing-masing tanda, dan menurut Saussure

tanda merupakan obyek fisik yang penuh dengan berbagai makna. Saussure

tidak terlalu memperhatikan realitas dari makna seperti yang dikemukakan

oleh Peirce. (Bintoro, 2002:12)

Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema ”PLN”

sebagai sesuatu yang berarti dalam proses pembentukan pesan. Peristiwa

tersebut dipaparkan dalam pembentukan tanda –tanda (gambar, kata-kata, dan

lainnya) dalam format sebuah kartun editorial. Sehingga yang menjadi

perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu peristiwa dalam

masyarakat dipandang, dituangkan dan dinilai. Sebab itulah diperlukan

adanya kartun editorial tersebut, dengan siatuasi dan kondisi yang

berkembang dalam masyarakat. Hal itulah yang kemudian dijadikan alasan

penggunaan model semiotik Peirce, karena Peirce dalam hal ini lebih

memperhatikan realita makna. Dengan demikian penelitian ini termasuk pada

(47)

Teori semiotik Peirce berpendapat bahwa tanda dibentuk melalui

hubungan segitiga yaitu tanda berhubungan dengan obyek yang dirujuknya.

Hubungan tersebut membuahkan interpretan. Preirce menelaskan modelnya

sebagai berikut:

”A sign is something which stands to somebody for something in the respect or capacity. It addresses somebody,that is, creates in the mind of that person an equivalent sign, or perhaps a more developed sign. The sign which it creates I call the interpretant of the first sign. The sign for something, its object. (Tanda adalah sesuatu yang memberi arti atas sesuatu bagi seseorang. Tanda ditujukan kepada seseorang, karenanya membuat seseorang menciptakan tanda yang ekuivalen atau tanda yang lebih berkembang di dalam benaknya. Tanda yang diciptakan itu saya sebut interpretant dari tanda yang pertama. Tanda memberi arti atas sesuatu yang disebut obyek).” (Fiske, 1985:45)

Model semiotik Peirce dapat digambarkan dalam bentuk segitiga

seperti berikut:

Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce

Sumber: Fiske (1990:42)

Sign

Interpretant Obyek

Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam

hubungannya antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk pada

sesuatu di luar tanda itu sendiri, yaitu obyek dipahami oleh seseorang.

Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang

dirujuk sebuah tanda. Interpretan merupakan konsep mental yang diproduksi

(48)

ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul

makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Diantara ketiganya,

interpretanlah yang paling sulit dipahami. Interpretan adalah tanda

sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan

tanda itu sendiri.

Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index

(indeks), dan symbol (simbol). Ketiga kategoru tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.2. Model Kategori Tanda

Icon

Index Simbol

Sumber: Fiske (1990:47)

Model tersebut merupakan hal penting dan sangat fundamental dari

hakekat tanda. Peirce mengungkapkannya sebagai berikut:

1. Ikon

Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat

bersamaan bentuk alamiah (berupa hubungan kemiripan). Misalnya

adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada

dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang

(49)

2. Indeks

Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda

dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau

atnda yang langusng mengacu pada kenyataannya. Misalnya adalah asap

sebagai tanda adanya api.

3. Simbol

Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan

acuannya (berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian). Misalnya

orang yang menggelengkan kepalanya merupakan simbol yang

menandakan ketidak setujuan yang termasuk secara konvensional.

(Sobur, 2003:41).

Berdasarkan berbagai kalsifikasi tersebut, Pierce membagi tanda

menjadi sepuluh jenis (Sobur, 2006:42):

1. Qualisign

Yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan

kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan oarang itu

marah atau ada sesuatu yang diinginkan.

2. Iconic Sinsign

Yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, diagram,

peta dan tanda baca.

3. Rhematic Idexical Sinsign

Yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung

menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh:

(50)

dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya,

dilarang mandi di sini.

4. Dicent Sinsign

Yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya,

tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.

5. Iconic Legisign

Yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya,

rambu lalu lintas.

6. Rhematic Idexical Legisign

Yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti

penunjuk.

7. Dicent Indexical Legisign

Yakni tanda yang bermakna infrormasi dan menunjuk subjek informasi.

Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans

menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah

dilarikan ke rumah sakit.

8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme

Yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide

umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan,

harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada asosiasi antara

gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau.

9. Dicent Symbol atau Proposition (Proposisi)

Adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui

asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata ”pergi!” penafsiran kita

(51)

proposisi yang kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang

membentuk kalimat, semuanya adlaah proposisi yang mengandung

makna yang beraosiasi di dalam otak.

10. Argument

Yakni tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu

berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata ”gelap”. Orang itu

berkata gelap sebab ia menilai ruangan itu cocok dikatakan gelap.

Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau

alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut

mengandung kebenaran.

2.1.10. PLN

2.1.10.1. Pengertian PLN

PLN itu singkatan dari Perusahaan Listrik Negara. Merujuk ke arti

perusahaan dalam literatur bisnis dan ekonomi, perusahaan didefinisikan

sebagai suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber

ekonomi menjadi barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Dari

definisi ini kemudian ditemukan unsur-unsur penting dalam sebuah

perusahaan. Yaitu adanya modal dana, organisasi, sumber daya manusia dan

terakhir keuntungan. Tanpa adanya dana, mustahil sebuah organisasi

terbentuk. Tanpa adanya manusia, mustahil organisasi bisa jalan. Dan tanpa

adanya organisasi, mustahil orang dan dana bisa bekerja. Lalu tanpa adanya

keuntungan, mustahil orang dan dana ini mau berkumpul dalam sebuah

organisasi.

Perusahaan penghasil setrum ini punya dana, punya SDM dan punya

Gambar

Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian Tentang Pemaknaan Karikatur “PLN” Pada www.jawapos.co.id
Gambar 4.1.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adanya kecemasan terhadap sebelum datangnya rasa sakit pada penderita rematik yang mengalami kecemasan

STS : Jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda Bila hendak mengganti jawaban, coretlah jawaban yang telah anda pilih dan silanglah jawaban yang baru.. Contoh SS

From the above description it can be seen that loyalty not only involves making a purchase or even repeat purchases, but also represents a positive level

Dalam penelitian Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menggunakan data yang tepat dan akurat sebagai sumber informasi untuk mendukung penyajian laporan ini. Sumber

semakin tinggi dividend payout ratio yang diterapkan suatu perusahaan, maka.. semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali

Apakah Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Apakah Kebijakan Dividen mampu memediasi pengaruh ROA

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waste dari alumunium foil dengan menggunakan diagram tulang ikan [2], memberikan

[r]