• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF BAGI ANAK DOWN SYNDROME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF BAGI ANAK DOWN SYNDROME."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF

BAGI ANAK DOWN SYNDROME

Disusun oleh:

RUSMIYATI (1104500)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF

BAGI ANAK DOWN SYNDROM

Oleh Rusmiyati

S.Pd UPI Bandung, 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rusmiyati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Pebruari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

Oleh:

PEMBIMBING

Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed. NIP. 19590324 198403 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Pengembangan PBDS Interakatif Sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Bagi Anak Down Syndrome. Fokus dari penelitian ini adalah membuat

model media interaktif yang sesuai, yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuntitatif (mixed methods). Desain penelitian mixed methods ini menggunakan a two – phase design (Desain dua tahap). Dalam penggunaan mixed methods ini penelitian dilakukan dua tahapan penelitian. Penelitin tahap satu adalah untuk mengumpulkan data tentang (1) kondisi objektif pembelajaran pra berhitung anak down syndrome dan (2) pengembangan media PBDS Interaktif. Penelitian tahap dua adalah untuk menguji efektifitas media PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome yang dilakukan melalui tiga penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif.

Hasil temuan penelitian pada tahap satu bahwa anak down syndrome memiliki keterampilan pra berhitung yang rendah hal ini salah satunya dikarenakan kurang menariknya media pembelajaran yang pilih guru dalam menyampaikan informasi materi kepada anak. Untuk mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik belajar anak down syndrome dan sesuai dengan tujuan pembelajaran pra berhitung maka pengembangan yang sesuai dengan kemampuan belajar anak down syndrome seperti pemilihan warna yang jelas, bahasa lebih sederhana yang dapat dimengerti olah anak dan materi yang terstruktur. Dan unsur-unsur dalam materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran pra berhitung yang akan dicapai yang meliputi klasifikasi, ordering dan seriasi.

(5)

ABSTRACT

Developing Interactive PBDS as Pre-Counting Instructional Media for Children with Down Syndrome.The focus of this researche is making a model of

appropriate interactive media that can be made pre-counting instructional media for children with Down Syndrome. second stage of the research was to test the effectiveness of interactive PBDS media as pre-counting instructional media for children with Down Syndrome, which was conducted through three pieces of research using descriptive-quantitative method.

The findings of the firs stage of the research showed that children with Down Syndrome had low pre-counting skills, one of the reasons being the less interesting instructional media appropriate to learning characteristics of children with Down Syndrome and suitable to the objectives of pre-couting teaching and learning, than the kind of development appropriate to the learning skills of children with Down Syndrome should fokus on clear color selection, more simplified language understandable by children, and structured materials. In addition, the elements of the materials to be delivered should be suitable to the objectives of pre- counting teaching and learning that would be achieved, including classification, ordering, and serialization.

In the second stage of the first research, it was found that each subject experienced changes towards skill improvement after they received intervention. This is because intervention using interactive PBDS media in teaching pre-counting skills helped to motivate children with Down Syndrome to learn. The second research

found that teacher’ opinion on the applicability of interactive media was really good.

(6)

LEMBAR PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GARFIK ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ....………. 1. Identifikasi Masalah ………... 2. Rumusan Masalah ……….. 4 4 5 C. Tujuan Penelitian ……….. 6 D. Manfaat Penelitian ………. 6 E. Struktur Organisasi Tesis .………. 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN “PRA BERHITUNG ANAK DOWN SYNDROME (PBDS) INTERAKTIF” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK DOWN SYNDROME A. Konsep Dasar Media Pembelajaran ………...………... 10

1. Pengertian Media Pembelajaran ...……….. 11

2. Fungsi Media Pembelajaran ………... 12

3. Media Pembelajaran Interaktif ………... 14

B. Konsep Dasar Anak Down Syndrome……...……… 18

C. Pembelajaran Keterampilan Pra Berhitung……..…………. 21

(7)

A. Desain Penelitian ………...………...

1. Penelitian Tahap satu ...………...

a. Lokasi Penelitian ………..

b. Subjek Penelitian ………..

c. Proses Penelitian Tahap Satu ………

d. Teknik dan Instrumen Penelitian ………..

1) Teknik Pengimpulan Data ………..

2) INstrumen Penelitian ………..

e. Teknik Analisis data ……….

31

a. Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak

Down Syndrome ………..

1) Lokasi Penelitian ………

2) Subjek Penelitian ………

3) Definisi Operasional Variabel ………

a) Variabel Bebas ………..

b) Variabel Terikat ……….

4) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ………..

5) Desain Penelitian ………..

6) Teknik Analisis Data ………

b. Aplikabilitas Media PBDS Interaktif ……….

1) Lokasi dan Subjek Penelitian………

a) Lokasi Penelitian ……….

b) Subjek Penelitian ……….

2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

(8)

c. Motivasi Belajar anak Down Syndrome………..

1) Lokasi dan Subjek Penelitian ……….

a) Lokasi Penelitian ……….

b) Subjek Penelitian ………..

2) Teknik Pengumpulan data dan Instrumen

Penelitian ………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 55

1. Hasil Penelitian Tahap Satu ………...

a. Kondisi Objektif Pembelajaran Pra Berhitung pada

Anak Down Syndrome………

b. Pengembangan Media PBDS Interaktif …………

c. Desain Pengembangan Media Interaktif oleh ahli IT

……..……….

d. Pembahasan Penelitan Tahap Satu …..…………..

1) Kondisi Objektif Pembelajaran Pra Berhitung

pada Anak DownSyndrome ………...……

2) Pengembangan Media PBDS Interaktif ………

2. Hasil Penelitian Tahap Dua ………...…….

a. Hasil Penelitian Intervensi Keterampilan Pra

Berhitung Anak Down Syndrome ………..

b. Hasil Penelitian Aplikabilitas Media PBDS

Interaktif ……….

c. Hasil Penelitian Motivasi Belajar Anak Down

Syndrome ……….

3. Pembehasan penelitian Tahap Dua ………

(9)

Interaktif ……….

c. Pembahasan Penelitian Motivasi Belajar Anak

Down Syndrome ……….

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……….. 93

B. Rekomendasi ……… 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. ALAT PENGUMPUL DATA ………

B. DATA PENELITIAN ……….

RIWAYAT HIDUP ………..

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar dari berbagai pencapaian dan

keberhasilan setiap individu terutama bagi pembentukan dan aktualisasi diri

manusia secara untuh.

Proses belajar mengajar khususnya di kelas akan menentukan kualitas

pendidikan yang baik akan menentukan kualitas yang baik pula. Guru

berkewajiban untuk memberikan mutu pendidikan yang berkualitas berupa

pengetahuan yang terakumulasi dalam kegiatan proses belajar mengajar di

kelas. Sehingga setiap individu disiapkan untuk dapat menghadapi tuntutan

yang dihadapi di masa yang akan datang.

Undang-undang Nomor. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun

2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, guru harus dapat mengembangkan suasana belajar

bagi anak, untuk mengkaji apa yang menarik minat anak, mengekspresikan

ide-ide kreatifitasnya sehingga muncul motivasi untuk belajar, dan dengan

motivasi belajar yang tinggi diharapkan akan meningkatkan hasil belajar.

Hasil belajar tidak semata-mata didapatkan dari kompetensi guru

dalam mengajar, melainkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi

bagaimana anak mendapatkan pengetahuan atau bagaimana materi yang akan

diajarkan sampai kepada anak. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

lingkungan yang kondusif, alat atau media yang sesuai, metode mengajar

yang tepat dengan karakteristik siswanya dan lain-lain.

Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran merupakan salah

satu strategi yang harus ditempuh oleh guru supaya materi tersampaikan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Melalui pemilihan

media yang cocok dan disesuaikan dengan karakteritik belajar anak, akan

(11)

Melalui pengamatan awal di sekolah-sekolah luar biasa, guru merasa

kesulitan dalam pemilihan dan menentukan media pembelajaran yang cocok

dengan karakteristik belajar anak, khususnya pembelajaran yang diberikan

pada anak down syndrome. Dengan keterbatasan media yang tersedia,

kadang-kadang membuat anak menjadi bosan dan tidak mau belajar. Selain

terbatasnya media yang ada di sekolah, media yang digunakanpun tidak

sesuai dengan tujuan dari materi yang ingin disampaikan. Dengan demikian

diperlukan kreatifitas guru dalam menentukan media yang akan digunakan

dengan melihat karakteristik anak dan tujuan dari pembelajarannya.

Media komputer merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan

guru seabagai alat dalam mengajar. Selain untuk mengoptimalkan

perkembangan teknologi, komputer mempunyai potensi untuk menjadi alat

pembelajaran karena memiliki berbagai kelebihan, diantaranya mampu

menyajikan objek-objek bergerak dan memadukannya dengan suara, sehingga

mampu menjadikan komputer media yang menarik dan efektif dalam

pembelajaran. Megaswati (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

Modeling melalui Media Video sebagai Teknik Toilet Training Siswa Down Syndrome memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan toilet

training siswa down syndrome”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan media komputer (video) sangat

efektif bagi anak down syndrome.

Dari hasil pengamatan di sekolah ditemukan fakta bahwa pada saat

belajar di kelas anak down syndrome belum dapat melakukan operasi hitung

seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ini diakibatkan

anak belum menguasai konsep berhitung terutama pra syarat atau

keterampilan pra berhitung. “Mustahil bagi setiap anak dapat menguasai

keterampilan berhitung apabila belum menguasai keterampilan pra syarat atau

pra berhitungnya” (Mercer dan Mercer, 1989:188).

Keterampilan pra berhitung sangat penting dikuasai sejak awal,

“... kerena akan menjadi pondasi untuk menguasai tahap berikutnya” (Mercer

(12)

berhitung terlebih dahulu sebelum mengajarkan konsep bilangan dan

perhitungan. Proses pembelajaran pra berhitung penting sebagai dasar bagi

anak agar lebih mudah untuk menguasai keterampilan berhitung pada tingkat

berikutnya. Misalnya dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, anak

akan mudah dalam mengoperasikannya apabila dasar pra berhitungnya

terlebih dahulu dikuasai. Berbeda dengan anak yang belum mengguasai

keterampilan pra berhitung, anak akan kesulitan dalam mengoperasikan

bilangan. Adapun keterampilan pra berhitung tersebut menurut Tjutju

Soendari meliputi: klasifikasi, ordering dan seriasi, korespondensi dan

konservasi).

Berdasarkan masalah-masalah di atas dengan pentingnya

pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome serta kesulitan

guru-guru dalam menentukan media pembelajaran yang cocok, maka perlu adanya

model media yang sesuai yang akan digunakan dalam pembelajaran pra

berhitung bagi anak down syndrome.

Pemanfaatan software interaktif merupakan salah alternatif yang dapat

dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome.

Dimana dalam software interaktif tersebut terdapat pembelajaran pra

berhitung yang meliputi: klasikasi, ordering dan seriasi, korespondennsi dan

konservasi. Dalam pembelajaran nya software tersebut dapat disimpan ke

dalam flashdisk atau CD yang ditampilkan dengan menggunakan komputer,

sebagai alat pembelajaran

Karakteristik belajar siswa down syndrome harus melibatkan

multysensoris, dimana dalam belajar anak down syndrome harus

mengalaminya secara langsung. Dengan pengalaman yang langsung

diharapkan dapat meningkatakan perkembangan kognitifnya. Pembelajaran

dengan menggunakan media interaktif, anak down syndrome secara langsung

mengalami aktifitas dalam belajar, baik dengan cara mendengar, melihat dan

menggerakkan sesuatu yang dapat menarik indranya untuk melakukan.

Software interaktif mempunyai beberapa kelebihan antara lain: 1)

(13)

animasi, presentasi, dan penyajian materi dalam bentuk teks; 2) menciptakan

lingkungan belajar dengan interaktif yang tinggi antara siswa dengan bahan

ajar; 3) Meningkatkan proses berfikir siswa dengan penekanan kepada

pembelajaran berpusat pada siswa (Gora, 2005:11)

Berdasarkan uraian di atas media software interaktif merupakan alat

yang sesuai, yang dapat digunakan dalam membantu pembelajaran yang

sesuai dengan karakteritik belajar anak down syndrome yang harus

melibatkan multy sensoris, dimana dalam belajar anak down syndrome harus

mengalaminya secara langsung. Dengan pengalaman yang langsung

diharapkan dapat meningkatakan perkembangan kognitifnya. Pembelajaran

dengan menggunakan media interaktif, anak down syndrome secara langsung

mengalami aktifitas dalam belajar, baik dengan cara mendengar, melihat dan

menggerakkan sesuatu yang dapat menarik indranya untuk melakukan.

Berdasarkan uraian di atas maka “Pengembangan media Pra

Berhitung Anak Down Syndrome “PBDS Interaktif” sebagai media pembelajaran pra berhitung anak bagi Down Syndromeperlu dikaji dalam penelitian ini, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Fakta di lapangan ditemukan pada saat mengajar guru merasa

kesulitan untuk menentukan strategi yang tepat dalam pembelajaran pra

berhitung, yang meliputi klasifikasi, seriasi dan ordering, korespondensi

dan konservasi pada anak down syndrome. Dengan karakteritik belajar

anak down syndrome yang mudah bosan, mudah beralih perhatian, acuh

tak acuh dan lain-lain diperlukan strategi yang tepat yang mampu

mengakomodasi karakteristik belajar anak down syndrome sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Startegi yang harus disiapkan guru tidak hanya

dilihat dari cara mengajar guru pada anak down syndrome tetapi media

atau alat yang cocok sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

(14)

Dalam menentukan media yang cocok untuk pembelajaran pra

berhitung guru masih menggunakan media seadanya, sehingga anak down

syndromepun merasa bosan dan akhirnya tidak mau belajar.

Pemilihan media pembelajaran dengan pengoptimalan tekhnologi

yang ada, diharapkan dapat menjadi solusi dalam pemilihan media yang

tepat. Sehingga perlu adanya pengembangan media yang cocok dengan

mengguanakan bantuan perkembangan teknologi yang dapat dijadikan

media dalam pembelajaran pra berhitung anak down syndrome.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini

membuat rumusan masalah sebagai berikut:

Model media interaktif bagaimana yang sesuai dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down

syndrome?”

Agar rumusan tersebut lebih jelas dan terarah, maka fokus

sasarannya dirumuskan melalui pertanyaan penelitian berikut:

a. Bagaimanakah kondisi obkjektif dalam pembelajaran pra berhitung

anak down syndrome?

b. Bagaimana pengembangan media interaktif yang dapat dijadikan

media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome?

c. Bagaimana efektifitas software PBDS Interaktif” sebagai media

(15)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan rumusan

masalah di atas, penulis menetapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk

pengembangan media pra berhitung interaktif untuk anak down syndrome.

Pengembangan media interaktif yang dihasilkan merupakan media

pembelajaran pra berhitung untuk anak down syndrome yang disimpan

dalam Flash Disk untuk memudahkan media ini aplikasikan ke semua

komputer. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Mengetahui kondisi objektif pembelajaran pra berhitung pada anak

down syndrome selama ini.

2. Mengetahui hasil pengembangan media interaktif sebagai media

pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

D. Manfaat Penelitian

Secara akademis diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi

pengetahuan tentang pengembangan media PBDS Interaktif sebagai media

pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

Kegunaan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh:

1. Guru; sebagai alteratif media pembelajaran pra berhitung pada anak down

syndrome.

2. Siswa; untuk meningkatkan motivasi belajar dalam bidang pra berhitung.

3. Sekolah; sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas implementasi

kurikulum melalui penambahan khasanah media pembelajaran.

4. Peneliti; mampu mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk

software interaktif pra berhitung bagi anak down syndrome.

5. Secara operasioanal diharapkan dapat menjadi perintis bagi penelitian

(16)

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan tesis

selanjutnya, maka berikut akan dipaparkan bagian-baian yang menjadi pokok

bahasan:

Bab I Membahas tentang latar belakang penelitian. Adapun latar belakang dari penelitian ini adalah mengungkap kondisi tentang kemampuan

berhitung anak down syndrome yang belum dapat melakukan operasi hitung

seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini

diakibatkan anak down syndrome belum kenguasai keterampilan pra syarat

dalam berhitung yaitu keterampilan pra berhitungnya. Selain itu anak down

syndrome juga memiliki karakteristik yang mudah bosan dalam belajar.

Sehingga materi belajar sulit tersampaikan. Oleh karena itu perlu kreativitas

guru dalam mengajar pra berhitung yang mampu menarik perhatian anak down

syndrome supaya mau belajar. Salah satunya dengan menentukan media

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar anak down sayndrome,

juga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pengembangan media interaktif merupakan salah satu alternatif yang dapat

dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome.

Dimana dalam media interaktif tersebut terdapat pembelajaran pra berhitung.

Dalam pembelajarannya media tersebut dapat disimpan ke dalam flash disk

atau CD yang ditampilkan dengan menggunakan komputer, sebagai alat

pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk

melakukan penelitian dan pengkajian terhadap pengembangan media PBDS

iteraktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi ank down syndrome.

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka pada Bab I ini akan diungkap

tentang fokus dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi konsep juga struktur orrganisasi penulisan tesis.

Bab II Membahas tentang landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan konsep dasar media pembelajaran, dimana

(17)

media pemmbelajaran dan media pembelajaran Interaktif, Selain tentang

konsep dasar media pembejaran, di Bab II dibahas pula tentang pembelajaran

keterampilan pra berhitung yang membahas tentang konsep keterampilan pra

berhitung dan yang paling penting adalah pembahasan tentang pengembangan

PBDS interkatif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down

syndrome .

Bab III Membahas tentang metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian dua pendekatan seklaigus yaitu

pendekatan kualitatif ada pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini disebut

dengan penelitian mix methode. Pada pelitain ini dilakukan dua tahapan

penelitian. Tujuan penelitian tahap satu yaitu untuk memperoleh data tentang

pengembangan media PBDS interaktif. Untuk memperoleh data penelitian

pada tahap satu ini digunakan tehnik pengumpulan data yaitu wawancara

dengan beberapa orang guru yang mengajar anak down syndrome. Teknik

wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengumpukan ide-ide tentang

pengembangan media yang sesuai, untuk membelajaran pra berhitung bagi

anak down syndrome dengan cara mengoptimalkan ICT yang ada di sekolah.

Penelitian tahap dua dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang

efektifitas dari media PBDS Interaktif. Dalam mencarai data efektifitas media

PBDS dilakukan tiga penelitian yaitu (1) Mencari perubahan kemampuan

keterampilan pra berhitung dengan menggunakan teknik peneltian SSR,

dengan desain intervensinA-B-A1. (2) Mencari aplikabilitas dari media PBDS

Interaktif, dengan teknik penyebaran angket pada tiga orang guru yang

mengajar anak down syndrome. Dan (3) Melihat motivasi pada saat dilakukan

intervensi pra berhitung pada anak down Syndrome menggunakan media

PBDS Interaktif dengan teknik penyebaran angket pada guru yang mengajar

anak down syndrome. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai instrument

(18)

Bab IV Membahas hal-hal yang penting dalam penelitian. Adapun hal-hal penting yang ditampilkan antara lain; hasil penelitian dan analisis,

temuan-temuan penelitian serta pembahasan yang terkait dengan pengembangan PBDS

interaktif sebagai hasil dari penelitian ini.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk berupa software

interkatif yang akan digunakan sebagai media pembelajaran pada bidang pra

berhitung untuk anak down syndrome. Untuk mengembangkan sebuah

software yang baik dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi

guru dalam mengajarkan pra berhitung anak down syndrome, memerlukan

banyak data dan teknik penelitian. Masalah-masalah yang diangkat dalam

penelitian ini melibatkan anak down syndrome, guru, dosen dan ahli IT.

Sedemikian kompleksnya masalah yang dihadapi dalam pengembangan

software ini maka diperlukan metode yang tepat sehingga mampu

menjabarkan kekompleksitasan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, akan dilaksanakan dua tahap penelitian. Pada

penelitian tahap satu mengumpulkan data tentang pengembangan media, dan

penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang uji coba efektifitas

media.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

kombinasi dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan kualitatif dan

pendekatan kuantitatif (mixed methods). Menurut Creswell (Sugiono

2012:404) dijelaskan bahwa:

Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini mencakup landasan filosofi, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.

Penggabungan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang

digunakan dalam kegiatan penelitian dinamakan metode penelitian kombinasi

yang merupakan mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode

(20)

kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,

reliabel dan objektif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi

dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan

kuntitatif (mixed methods). Desain penelitian mixed methods ini

menggunakan a two – phase design (Desain dua tahap). Sedangkan strategi

yang digunakan adalah model desain sequential eksploratory.

Metode kombinasi model atau desain sequential eksploratory adalah

metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian

kualilatif dan kuantitatif secara berurutan di mana pada tahap satu penelitian

menggunakan metode kualitatif yang berfungsi untuk menemukan hipotesis

dan pada tahap kedua menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk

menguji hipotesis. Jadi metode ini berguna untuk menemukan hipotesis dan

sekaligus membuktikan validitas hipotesis tersebut.

Alasan daripada penggunaan metode ini adalah bahwa

masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini begitu komplek sehingga apabila

hanya menerapkan satu pendekatan saja tentu tidak memadai untuk

dijabarkan kompleksitas ini. Dengan menggunakan dua pendekatan sekaligus

akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah

yang diteliti. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengembangkan software

interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung untuk anak down

syndrome.

B. PROSEDUR PENELITIAN 1. PENELITIAN TAHAP SATU

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang pengembangan software PBDS

interaktif dilakukan di sekolah dimana kedua guru tersebut bekerja,

yaitu SLB ABCD Asyifa dan SLB Nita Karya. Dimana kedua SLB

tersebut berdomisili di kabupaten bandung, sehingga memudahkan

(21)

b. Subjek Penelitian 1) Guru

Dalam penelitian tahap satu penelitian ditujukan kepada

dua orang guru, yang dianggap memiliki pengetahuan yang

dalam mengenai materi keterampilan pra berhitung dan juga

karakteritik belajaran anak down syndrome.

2) Ahli Media

Informasi lainnya seorang ahli media. Diperlukan ahli

media untuk memberikan informasi pengetahuan dalam

pembuatan software PBDS interaktif

c. Proses Penelitian Tahap Satu

Proses penelitian yang dilakukan pada tahap ini yaitu :

1) Studi pendahuluan mengenai kondisi objektif melalui penelitian

kualitatif,

2) Pembuatan software PBDS Interaktif

3) Validasi software PBDS Interaktif dengan melibatkan guru dan

Dosen

4) Finalisasi tahap akhir atau hasil revisi software PBDS Interaktif

sebagai media pembelajaran keterampilan pra berhitung bagi anak

down syndrome

d. Teknik dan Instrumen Penelitian 1) Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada tahap satu dilakukan dengan

melaksanakan wawancara kepada dua orang guru SLB yang

dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tentang materi

(22)

pengetahuan juga tentang karakteristik belajar anak down

syndrome.

Dalam mengumpulkan data pada tahap satu ini teknik

wawancara dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah ide dari

kedua orang guru dalam membuat software Interaktif yang cocok

yang diperlukan oleh anak down syndrome dalam pembelajaran pra

berhitung. Seperti yang dijelaskan oleh Susan Stainback (1998)

dalam Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa “interviewing

provide the researcher a means to gain a deeper understanding of

how participant interpret a situation or phenimenon than can be

gained through observation alone

Jadi dengan melakukan wawancara, maka peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dalam hal

ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Dengan demikian untuk mendapatkan data-data berupa ide

dari kedua guru tersebut, maka peneliti menyiapkan pedoman

wawancara yang berisi garis-garis besar tentang hal-hal yang akan

diungkap dalam pembuatan media interaktif tersebut. Sehingga

dengan terkumpulnya data-data yang diperlukan baru dapat dibuat

draf dari software interaktif untuk pembelajaran pra berhitung bagi

(23)

2) Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tahap satu penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif. Dalam hal ini yang menjadi instrumen

penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Nasution (1988) dalam

Sugiyono (2007) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan hal di atas berarti peneliti merupakan

perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data,

dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Keberadaan

peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama,

karena permasalahan dalam penelitian kualitatif permasalahan

belum begitu jelas. Sehingga semuanya dapat dipelajari dan

dikembangkan melalui instrumen yang sederhana sebagai

pelengkap dari data yang lainnya.

.Langkah-langkah penyusunan Instrumen yang digunakan

dalam penelitian tahap satu adalah peneliti menyusun instrumen ke

satu dengan langkah membuat kisi-kisi pedoman wawancara dan

instrumen wawancara untuk mengumpulkan ide-ide dari guru

tentang data dari komponen-komponen yang berkaitan dengan

desain yang cocok dari software interaktif yang akan dijadikan

(24)

Adapun kisi-kisi yang disusun untuk mengumpulkan data

tentang draf awal dari media interkatif tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru

(25)

1.3.2 Mendeskripsikan

Selain kepada guru instrumen yang kedua diberikan kepada

ahli IT untuk mengetahui software yang akan dibuat yang sesuai

dengan karakteritik anak down syndrome dan dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran pra berhitung. Adapun kisi-kisi pedoman

(26)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Ahli IT

No. Aspek Ruang lingkup Indikator No.

Teknik analisis data dalam penelitian tahap satu adalah

mengeksplorasi outlier-outlier. Analisis data kualitatif pada penelitian

tahap tahap satu dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrim dan outlier.

Setelah analisis ini peneliti dapat menindak lanjuti dengan wawancara

tentang kasus-kasus oulier tersebut untuk memperoleh pengetahuan

tentang mengapa kasus-kasus ini berbeda/ menyimpang dari sample

kualitatif.

Dari penjelasan di atas, analisis data dilakukan dengan

mengumpulkan sejumlah data tentang kondisi objektif di lapangan

yang terangkum dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut: a)

Karakteristik belajar anak down syndrome, b) Penggunaan metode

pembelajan dalam mengajar pra berhitung pada anak down syndrome,

c) Penggunaan media pembelajaran dalam mengajar pra berhitung

(27)

pra berhitung pada anak down syndrome, e) Upaya-upaya guru dalam

menanggulangi kendala -kendala dalam mengajarkan pra berhitung

pada anak down syndrome; setelah data pertama terkumpul kemudian

data kedua yang terangkum dalam ruang lingkup penelitian sebagai

berikut: 2) Pengembangan software PBDS Interaktif yang akan

dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung pada anak down

syndrome yang tertuang dalam ruang lingkup yang akan diungkap

sebagai berikut: a) Pemilihan media IT, b) Komponen-komponen

yang ada dalam media. Melalui data yang diperoleh dari responden

berupa jawaban-jawaban hasil wawancara mengenai instrumen

penelitian.

Data kemudian diolah dan dianalisis untuk mendesain media

interaktif dan pengembangan media interaktif. Dari data yang didapat

berdasarkan instrumen di atas, proses analisis dalam penelitian ini

menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

dalam Sugiono (2012) yang terdiri dari tiga fase, yaitu mereduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

2. PENELITIAN TAHAP DUA

Pelaksanaan penelitian tahap dua, yaitu menjawab pertanyaan dari

rumusan masalah, ” Bagaimana efektifitas media PBDS interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome?”. Dalam

penelitian tahap dua ini perlukan sejumlah data terkait tentang rumusan

(28)

Untuk menjawab efektifitas dari media PBDS Interaktif dilakukan

dengan tiga penelitian, yaitu (1) penelitian ke satu pada penelitian tahap

dua yaitu mengumpulkan data tentang perubahan kemampuan

ketrampilan pra berhitung pada anak down syndrome; (2) penelitian ke dua

pada penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang aplikabilitas

media PBDS Interaktif; dan (3) penelitian ke tiga pada penelitian tahap

dua yaitu mengumpulkan data tentang motivasi belajar anak down

syndrome.

a. Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak Down Syndrome 1) Lokasi Dan Subjek Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab.

Bandung. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah terdapat subjek

yang diperlukan dalam penelitian, selain adanya subjek yang

diperlukan dalam penelitian, memudahkan dalam pelaksanaan

penelitian

b) Subjek Penelitian

Subyek penelitian menurut Nasution (1992: 43) adalah hal,

peristiwa, manusia, dan situasi yang dapat diobservasi. Subyek

(informan) penelitian ini adalah anak down syndrome di berbagai

tingkatan kelas dan tingkatan kemampuan. Profil informasi

penelitian secara keseluruhan disajikan dalam tabel 3.3 berikut

ini:

Tabel 3.3

Profil Subjek Penelitain Ke Satu Pada Penelitian Tahap Dua

No Nama Jenis

Kelamin Usia Kelas

1 Sy P 15 1 SMPLB

2 AA L 11 4 SDLB

(29)

b. Definisi Operasional Variabel 1) Variabel bebas

Software PBDS interaktif adalah program interaktif yang

dibuat untuk menyampaikan informasi penting dimana user dapat

menavigasikan program tersebut ke dalam berbagai bentuk

komputer yang disimpan dalam sebuah penyimpanannya

berbentuk flash disk. Yang dimaksud dengan software PBDS

interaktif dalam penelitian ini adalah yang didalamnya terdapat

program interaktif yang akan dipakai oleh anak down syndrome,

dimana di dalamnya telah tersedia program pembelarajaran

keterampilan pra berhitung.yang terdiri dari klasifikasi, ordering

dan seriasi.

2) Variabel Terikat

Pembelajaran keterampilan pra berhitung berdasarkan

pendapat Piaget (Mercer dan Mercer, 1989:188) bahwa

„Pembelajaran keterampilan pra berhitung adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan pada awal atau sebelum

pembelajaran lanjutan dilakukan, dan berfungsi sebagai

pre-requisite, yang meliputi klasifikasi, ordering dan seriasi,

korespondensi, dan konservasi.

Adapun ruang lingkup yang akan diajarkan dalam

keterampilan pra berhitung tersebut adalah hanya meliputi

klasifikasi dan orering dan seriasi saja, dikarenakan untuk pra

berhitung korespondensi dan konservasi diperlukan tingkat berfikir

yang lebih tinggi (berfikir abstrak). Sedangkan tahap berfikir anak

tunagrahita walaupun sudah mencapai tahap berfikir yang lebih

tinggi, tetapi cenderung menunjukkan jenis keberfungsian yang

(30)

(a) Klasifikasi

Piaget (Mercer dan Mercer, 1989:188) mengatakan

bahwa: Klasifikasi adalah satu dari banyak

kegiatan-kegiatan intelektual dasar yang harus dikuasai sebelum belajar

bilangan. Klasifikasi melibatkan hubungan persamaan,

perbedaan, dan pengkategorisasian (categorizing) obyek

menurut sifat-sifat khususnya (berupa warna, bentuk,

ukuran, dan berat).

Klasifikasi dapat mencakup:

(1)Mengelompokkan berdasarkan warna

(2)Mengelompokan berdasarkan bentuk

(3)Mengelompokkan berdasarkan ukuran

(b) Ordering dan Seriasi

Ordering adalah kemampuan mengurutkan obyek

berdasarkan tipe atau pola tertentu sehingga ada pemetaan

hubungan dari urutan.

Klasifikasi dapat mencakup::

(1) Mengurutkan obyek berdasarkan warna

(2) Mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk

Sedangkan Seriasi adalah “Menyusun obyek berdasarkan

ukurannya mulai dari yang terendah sampai yang paling

tinggi atau dari yang terkecil sampai yang terbesar”

(Homdijah, 2004:193).

Klasifikasi dapat mencakup:

(1) Menyusun objek dari yang terendah ke paling tinggi

(2) Menyusun objek dari yang terkecil ke paling besar

Ordering dan seriasi menjadi aspek keterampilan pra

berhitung karena berkaitan dengan sifat bilangan dalam

aritmatika/berhitung yang memiliki sifat keteraturan yang

(31)

Media interaktif “PBDS Interaktif” merupakan media

software yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran bagi

anak down syndrome. Dimana software “PBDS Interaktif”

tersebut merupakan hasil pengembangan dari software yang

beredar saat ini. Media interaktif tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan dan karakteristik anak down syndrome. Dinamakan

media interaktif “PBDS Interaktif”, merupakan kepanjangan

dari Pra Berhitung Down Syndrome Interaktif.

3) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian tahap kedua yaitu uji coba efektifitas software

interaktif menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada tahap kedua uji

coba software interaktif dilakukan dengan pendekatan SSR dengan

teknik A-B-A. Dalam pengumpulan data tahap kedua insrumen yang

digunakan berupa tes-tes untuk mengukur ketercapaian tujuan dari

pembelajaran pra berhitung. Penelitian dimulai dengan memberikan 3

kali tes awal, dengan tujuan untuk mencari kemampuan awal pra

berhitung anak down syndrome. Hasil dari tes awal tersebut dijadikan

sebagai baseline. Setelah didapatkan data baseline pada anak, kemudian

dilakukan intervensi dengan mengaplikasikan media interaktif pra

berhitung yang dilakukan 3 kali pertemuan. Analisis setelah dilakukan

intervensi kembali dilakukan tes yang kedua, dapat berupa pengulangan

dari tes yang pertama. Hasil dari tes yang kedua dapat dibandingkan

dengan tes yang pertama dan hasil perbandingan tersebut dapat

menunjukkan keefektifan dari software interaktif tersebut. Dalam

pelaksanaan intervensi diberlakukan media yang sama kepada ketiga

anak down syndrome, walaupun hakikatnya pelaksanaan pembelajaran

untuk anak yang mengalami hambatan belajar haruslah bersifat

individual. Hal ini dengan alasan dalam penelitian ini hanya untuk

menguji efektifitas dari media PBDS, sehingga didapat sejumlah data

(32)

Adapun kisi-kisi yang akan dijadikan sebagai instrumen tes dalam

penelitian tahap ke dua adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pra Berhitung

Komponen /

Sub Komponen Butir Instrumen Kriteria

A. Klasifikasi

1. Mengelompokkan objek berdasarkan warna

1.1 Mengurutkan warna berdasarkan 2 pola warna.

1.2 Mengurutkan warna berdasarkan 3 pola warna

2.1 Mengurutkan ukuran obyek dari yang panjang ke ukuran yang pendek.

2.2 Mengurutkan ukuran obyek dari yang besar ke ukuran yang kecil. C. Seriasi

1.1 Menyusun obyek dari yang ukuran terpanjang ke ukuran terpendek.

1.2 Menyusun obyek dari ukuran terpendek ke ukuran terpanjang.

2.1 Menyusun obyek dari ukuran terbesar ke ukuran terkecil. 2.2 Menyusun obyek dari ukuran

(33)

Pada penelitian ini, instrumen digunakan untuk mengetahui

sejauh mana efektifitas software PBDS Interaktif yang telah

dikembangkan dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat.

Adapun prosedur intervensi terdiri dari tiga fase. Pelaksanaan intervensi

tidak harus dimulai dari menu pertama atatu awal Dalam setiap

pelaksanaan intervensi dilakukan dengan memulai dari menu yang

sudah dikuasai anak, sesuai dengan kemampuan keterampilan yang

sudah dikuasai anak. Adapun pelasanaan intervensinya sebagai berikut:

1) Simpanlah di depan anak sebuah komputer dan nyalakan.

2) Bantu anak untuk membuka program PBDS Interaktif.

3) Bantu anak memilih menu permainan dalam media PBDS

Interaktif yang terdiri dari, mengelompokkan objek berdasarkan

warna, mengelompokkan objek berdasarkan bentuk,

mengelompokkan objek berdasarkan ukuran, mengelompokkan

objek berdasarken fungsi dan menyusun berdasarkan pola warna.

4) Pertama ajarkan anak cara memainkan permainan yang ada di

setiap menu yang telah dibuka tersebut, kemudian biarkan anak

untuk memainkan permaianan yang ada pada setiap menu sampai

selesai.

5) Apabila anak berhasil memainkan satu permainan, berikanlah

reward berupa tepuk tangan dan kata-kata pujian contohnya ”kamu

hebat”, atau yang lainnya.

6) Apabila anak dapat menyelesaikan satu menu. Suruh anak untuk

membuka menu yang lain dan tetap untuk selalu memberikan

contoh terlebih dahulu bagaimana cara bermainnya. Setelah itu

biarkan anak untuk bermainkannya sendiri. Sekali-kali dibantu

apabila anak kesulitan untuk bermain.

7) Biarkan anak menyelesaikan semua menu yang ada sampai PBDS

Interaktif selesai dimainkan.

(34)

4) Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam uji efektifitas media dengan

menggunakan pendekatan Single Subject Research (SSR) yang

dianggap metode yang sesuai untuk uji coba produk media interaktif.

Dalam metode ini desain yang digunakan adalah desain A-B-A.

Pemilihan Metode Single Subject Research (SSR) dengan tujuan

untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh dari perlakuan yang

diberikan secara berulang-ulang terhadap kasus tunggal. Sunanto

(2005;135) menyatakan bahwa:” Desain subjek tunggal biasanya

digunakan pada penyelidikan perubahan tingkahlaku dari seseorang

yang timbul sebagai akibat beberapa perlakuan (intervensi) dan dapat

dipakai apabila ukuran sample adalah satu”. Tampilan pola desain A-B-A dapat dilihat pada gambar sebagi berikut:

(35)

Keterangan:

A: Kondisi awal atau dasar kemampuan dalam keterampilan pra

berhitung. Pada baseline ini subjek peneliti tidak sama sekali

diberi intervensi, subjek diberikan tes awal berupa soal-soal pra

berhitung, sehingga ditemukan sejauh mana kemampuan awal pra

berhitung anak down syndrome.

B: Subjek diberi perlakuan atau intervensi. Intervensi yang diberikan

berupa materi-materi pra berhitung yang terdiri dari klasifikasi, dan

ordering dan seriasi. Dengan menggunakan software PBDS

Interaktif yang disajikan dalam media komputer .

A1: Merupakan pengulangan kondisi awal atau kemampuan dasar

subjek dalam keterampilan pra berhitung. Tahap ini dilakukan

pengetesan sebagaimana pada baseline untuk mengetahui sejauh

mana intervensi dengan media PBD Interaktif dapat berpengaruh

terhadap meningkatnya keterampilan pra berhitung anak down

syndrome, sehingga diketahui dengan meningkatnya kemampuan

keterampilan pra berhitung anak down syndrome terhadap

efektifitas media interaktif yang telah dikembangkan.

5) Teknik Analisis data

Pada peneltian ini,tujuan dari analisis data dalam modifikasi

perilaku adalah untuk dapat melihat sejauh mana pengaruh intervensi

terhadap perilaku yang ingin dicapai dalam perubahan pada target

behavior, pada penelitian ini target behavior yang ingin dicapai adalah

ingin melihat peningkatan keterampilan pra berhitung anak down

syndrome. Sebagai jawaban pertama dari efektifitas media PBDS

(36)

Menurut Sunanto (2005:36) terdapat beberapa komponen

dasar yang harus dipenuhi dalam pembuatan grafik diantaranya sebagai

berikut:

1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan variable bebas (sesi, hari, tanggal). Dalam penelitian

ini absis digunakan untuk menunjukkan banyaknya sesi.

Dalampenelitian ke sati ini adalah sesi diartikan sebagai banyaknya

tes dan intervensi yang diberikan pada anak down syndrome.

2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang

menunjukkan satuan untuk variable terikat (persen, frekuensi, duras).

Penelitian ini menggunakan ordinat untuk menunjukkan kemampuan

keterampilan pra berhitung. Disini sumbu ordinat adalah merupakan

penilaian atau skor hasil perolehan tes dan intervensi yang dilakukan

dalam bentuk persentase.

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y

sebagai titik awal satuan bebas dan terikat.

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang

menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50% dan 75%)

5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertikal yang menunjukkan

adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnaya.

7. Judul grafik adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar

segera diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline dari subjek setiap

sesinya.

2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek setiap

(37)

3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline 1 dari subjek setiap sesi.

4. Membuat table perhitungan skor-skor pada fase baseline, fase intervensi

dan fase baseline 1 dari subjek setiap sesi.

5. Menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada fase baseline ,

intervensi dan fase baseline 1 dari setiap sesi.

6. Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline fase intervensi dan

fase baseline 1 dari setiap subjek.

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga didapat dengan

jelas peningkatan kemampuan keterampilan pra berhitung pada subjek

dalam setiap fase secara keseluruhan.

b. Aplikabilitas Media PBDS Interaktif 1) Lokasi dan Subjek Penelitian

a) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab. Bandung.

Alasan pemilihan lokasi tersebut sama dengan penelitian ke satu pada

penelitian tahap dua yaitu terdapat subjek yang diperlukan dalam

penelitian, selain adanya subjek yang diperlukan dalam penelitian,

memudahkan dalam pelaksanaan penelitian

b) Subjek Penelitian

Subyek penelitian tahap dua pada penelitian ke dua mengunpulkan

data tentang aplikabilitas dari media PBDS Interaktif kepada tiga orang

guru yang mengajar anak down syndrome. Tujuan dari penelitian ke dua

ini adalah untuk mengumpulkan data sejauh mana media PBDS ini dapat

diaplikasikan sebagai media pembelajaran pra berhitung pada anak down

(38)

Profil subjek penelitian ke dua adalah tergambar pada tabel 3.6

sebagai berikut:

Tabel 3.6

Profil Subjek Penelitain Ke dua Pada Penelitian Tahap Dua

No Nama Jenis Kelamin Tugas Mengajar

Tahun Mengajar

1 YTD Perempuan SMPLB 2005

2 FR Perempuan SDLB 2005

3 AMN Perempuan SDLB 2010

Adapun alasan dipilihnya subjek dalampenelitian kedua pada

pnelitian tahap dua yaitu subjek tersebut dianggap memiliki pengetahuan

yang lebih tentang pembelajaran pra berhitung dan karakteristik belajar

anak down syndrome.

2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian

Selain dengan melakukan tes-tes kemempuan keterampilan pra

berhitung pada anak down syndrome, uji efektifitas dari software PBDS

interaktif didapat dengan cara mengetahui sejauh mana plikabilitas dari

media PBDS tersebut. aal

Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan tiga pilihan

keberlakuan dari setiap pertanyaan. Masing-masing pertanyaan memiliki

skor antara 1-3. Untuk nilai 1 diberikan jika guru memilih “ tidak”, nilai 2

untuk memilih “Cukup” dan nilai 3 untuk memilih “Ya”.

Penskoran dalam instrumen ini dilakukan dengan cara

menjumlahkan semua nilai. Dan skor akhir yang diperoleh kemudian

dicocokkan dengan kriteria skor pada angket aplikabilitas media PBDS

(39)

3) Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ke dua pada penelitian

tahap dua dengan cara deskriptif. yaitu dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabelnya,

mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data setiap variabel

dalam bentuk tabel, dan melakukan interpretasi data untuk menjawab

masalah dalam penelitian ini.

c. Motivasi Belajar Anak Down Syndrome 1) Lokasi dan Subjek Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Pada penelitian ketiga yaitu dalam mencari data tentang motiasi

belajar anak down syndrome, lokasi penelitian sama dengan pada

penelitian tahap dua pada penelitian ke satu dan kedua. Yaitu

pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab.

Bandung.

b) Subjek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ke tiga pada penelitian tahap dua, subjek

dalam pengumpulan data motivasi belajar diberikan kepada:

(1) Guru. Guru dalam penelitian ke tiga sebanyak tiga orang. Di sini

guru sebagai pengamat pada saat melihat karakteritik belajar yang

berhubungan dengan motivasi belajar anak down syndrome pada

(40)

PBDS nteraktif. Adapun profil dari ketiga orang guru di pada

penelitian ketiga terlihat pada table berikut ini:

Tabel. 3.7

Profil Subjek Penelitian Tahap Dua Pada Penelitian Ketiga No Nama Jenis Kelamin Tugas

penelitian ketiga pada peneltian tahap dua ini sebanyak tiga orang.

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak

down syndrome yang sedang diberikan intervensi belajar pra

berhitung menggunakan media PBDS Interaktif. Di sini anak down

syndrome diamati karakteristik belajarnya oleh guru yang mengajar

pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif. Adapun data

dari ketiga orang guru di pada penelitian ketiga terlihat pada table

berikut ini:

Tabel 3.8

Profil subjek ke tiga pada penelitian tahap dua

No Nama Jenis

Kelamin Usia Kelas

1 Sy P 15 1 SMPLB

2 AA L 11 4 SDLB

3 At L 7 1 SDLB

2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang efektifitas

software PBDS Interaktif, penelitian ke tiga dilakukan dengan

melihat motivasi belajar anak down syndrome. Pada penelitian ke

tiga ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sama

dengan pada penelitian kedua tentang aplikabilitas media PBDS

(41)

anak down syndrome pada saat belajar pra berhitung menggunakan

media PBDS Interaktif.

Penyebaran angket motivasi ini disebarkan kepada tiga

orang guru pada saat pelaksanaan intervensi pra berhitung

menggunakan media PBDS Interaktif. Di sini guru mengamati

karakteristik belajar anak down syndrome, dan dituangkan

penilaiannya pada angket yang di sebarkan. Semakan tinggi

motivasi belajarnya, maka dapat dikatakan bahwa media PBDS

Interaktif tersebut efektif.

Angket ini berisi 20 pernyataan dengan tiga pilihan

keberlakuan dari setiap pernyataan. Masing-masing pernyataan

memiliki skor antara 1 – 3 sesuai dengan pemilihan keberlakuan.

Untuk pernyataan positif nilai 1 diberikan jika responden memilih

“tidak”, nilai 2 jika responden memilih “kadang-kadang”, dan

nilai 3 jika responden memilih “ya”. Sedangkan untuk pernyataan

negatif nilai 1 diberikan jika responden memilih “ya”, nilai 2 jika

responden memilih “kadang-kadang”, dan nilai 3 jika responden

memilih “tidak”.

Penskoran dalam instrumen ini dilakukan dengan cara

menjumlahkan semua nilai. Dan skor akhir yang diperoleh

kemudian dicocokkan dengan kriteria skor pada angket motivasi

belajar anak down syndrome.

3) Teknik Analisis Data

Seperti dalam pelaksanaan penelitian ke tiga pada

penelitian tahap dua, teknik analisis data yang dilakukan dengan

cara deskriptif. yaitu dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

(42)

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data dalam

penelitian ini dilakukan sama yaitu dengan cara mengelompokkan

data berdasarkan variabelnya, mentabulasi data berdasarkan

variabel, menyajikan data setiap variabel dalam bentuk tabel, dan

melakukan interpretasi data untuk menjawab masalah dalam

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data tentang

pengembangan PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung

bagi anak down syndrome, sebagaimana yang dibahas pada Bab IV,

disimpulkan bahwa temuan dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi Obkjektif Pembelajaran Pra Berhitung Anak Down

Syndrome

Dari hasil penelitian pada tahap satu didapat bahwa kondisi

objektif pembelajaran pra berhitung anak down syndrome selama ini,

belum dapat melakukan operasi hitung atau belum mengenal konsep

bilangan dikarenakan siswa down syndrome belum memahami pre

requisite dalam berhitung. Selain itu anak down syndrome memiliki

karakteritik belajar ysng mudah bosan dan cepat beralih perhatian

yang mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan

informasi kepada anak down syndrome.

Oleh karena itu diperlukan kreatifitas guru untuk membuat

meningkatnya motivasi belajar anak down syndrome dengan salah satu

strateginya adalah membuat pembelajaran yang menarik dengan

mengggunakan media pembelajran yang menarik pula. Dengan

memfungsikan semua sensori yang dimiliki anak down syndrome,

sehingga dengan pengalaman langsung yang dimiliki anak,

memudahkan anak untuk mengembangkan pengetahuannya.

Begitupula dengan menggunakan media Interaktif yang akan

dijadikan sebgai salah satu strategi pembelajaran pada anak down

(44)

2. Pengembangan PBDS Interaktif sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung bagi Anak Down Syndrome

Kurangnya motivasi pada anak down syndrome dalam

belajar dapat diakibatkan salah satunya adalah kurang menariknya

media pembelajaran yang dipilih. Tidak semua media pembelajaran

dapat digunakan dalam mengajarkan materi pada anak down

syndrome, sehingga seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih

dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.

Dengan hambatan yang dimiliki anak down syndrome

dalam motivasi belajar yang rendah, sehingga guru mengembangkan

suatu media pendidikan yang berbentuk interaktif, yiatu PBDS

Interakif. Tujuan dari PBDS Interaktif ini adalah merupakan

pengoptimalan dari IT yang ada, dan yang disajikan dengan bentuk

permainan sehingga anak tidak akan merasa bahwa anak tersebut

sedang belajar, sehingga membuat pengalaman belajar yang

menyenangkan.

Selain itu PBDS Interaktif ini merupakan pengembangan

yang disesuaikan dengan kemampuan belajar anak down syndrome

seperti pemilihan warna yang jelas, bahasa lebih sederhana yang dapat

dimengerti olah anak dan materi yang struktur. Dan unsur-unsur

dalam materi yang akan disampaikan yang tujuan pembelajaran pra

berhitung yang akan dicapai yang melikputi klasifikasi, ordering dan

(45)

3. Efektifitas Media PBDS Interaktif sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Anak Down Syndrome

Kesimpulan yang dihasilkan dalam menjawab efektifitas

dari Media PBDS Interkatif yang dilaksanakan pada tiga penelitian

sebagai berikut:

a) Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak Down syndrome

1) Berdasarkan seluruh hasil analisis data dapat ditarik

kesimpulan bahwa ketiga subjek memiliki keterampilan pra

berhitung yang rendah. Hal ini dapat dilihat pada grafik

perolehan hasil dari baseline (pretest). Data menunjukkan

bahwa hasil skor yang diperoleh menurun. Dengan hasil

pretest yang disajikan dalam bentuk grafik tersebut dapat

menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam keterampilan pra

berhitung pada anak down syndrome.

2) Setelah diberikannya intervensi melalui pembelajaran pra

berhitung menggunakan media PBDS Interaktif ,keterampilan

pra berhtung anak down syndrome meningkat. Hal ini dapat

dilihat pada grafik perolehan skor pelaksanaan intervensi yang

dilakukan pada ketiga subjek. Dalam pelaksanaan intervensi

terdapat perbedaan anatara skor pada pretest yaitu tes sebelum

diberikannya intervensi dan skor pada pelaksanaan intervensi.

Rata-rata kenaikan keterampilan pra berhitung pada ketiga

subjek tersebut meningkat. Skor rata-rata AA perhitungan

kenaikan sebesar 3,34%, skor rata-rata perhitungan kenaikan

Sy sebesar 6,33% dan skor rata-rata kenaikan perhitungan At

(46)

3) Pada setiap subjek terjadi perubahan, antara sebelum

diberikannya intervensi dan pada saat setelah diberikanya

intervensi. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada

grafik-grafik diatas, dimana terjdi peningkatan dalam keterampilan

pra berhitung pada anak down syndrome, dari fase baseline (A)

menuju intervensi (B) dan ke baseline (A1), ini dikarenakan

intervensi menggunakan Media PBDS dalam mengajarkan

keterampilan pra berhitung membantu motivasi anak dalam

belajar. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa media

PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam meningkatkan

pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

b) Aplikabilitas Media PBDS Interaktif

Kesimpulan yang didapat dalam menguji efektifitas

media PBDS pada pelaksanaan penelitian tahap ke dua yaitu

dengan melaksanakan uji aplikabilitas media PBDS Interaktif

dengan penyebaran angket kepada tiga orang guru, adalah bahwa

pendapat guru tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif ini

sangan tinggi. Hal ni dapat dilihat pada grafik 4.8 . Hal ini terlihat

bahwa skor yang didapat pada penyebaran angket pada ketiga

orang guru diperoleh 26 menyatakan ya, 18 menyatakan cukup

dan 0 menyatakan tidak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

media PBDS ini apliktif.

Dengan nilai tinggi yang didapat dari penilain guru

terhadap aplikabilitas media PBDS Interaktif ini, membuktikan

bahwa media PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam

meningkatkan pembelajaran pra berhitung bagi anak down

(47)

3) Motivasi Belajar Anak Down Syndrome

Dari hasil penelitian pada pelaksanaan pembelajaran pra

berhitung pada intervensi satu, dua dan tiga menggunakan media

PBDS Interaktif terlihat bahwa motivasi belajar pra berhitung

anak down syndrome dengan menggunakan media PBDS Interaktif

meningkat, hal ini dapat dilihat dari grafik 49, 50 dan 51.intervensi

ke satu, dua dan tiga meningkat.

Dengan adanya peningkatan skor pada penyebaran angket

motivasi ini dapat disimpulkan bahwa media PBDS ini efektif

sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down

syndrome. Sehingga diduga dengan motivasi yang tinggi membantu

anak unuk lebih konsentrasi dalam belajar, semangat untuk

mengerjakan tugas, tidak mudah putus asa dan lain-lain.

B. Rekomendasi

Pada dasarnya seorang guru dapat membuat media pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik belajar anak

didiknya. Namun dengan kurangnya pengetahuan dari guru bagaimana

cara mengembangkan sebuah media yang dibutuhkan membuat seorang

guru merasa bahwa membuat media tersebut menjadi sulit.

Hal inilah yang dialami oleh peneliti. Banyaknya hambatan dan

kendala serta kesulitan yang dialami selama pengembangan dan membuat

media PBDS interaktif ini. Oleh karena itu, untuk mengembangkan

sebuah media pembelajaran yang lebih baik dan sempurna peneliti

(48)

1. Untuk Dinas pendidikan Proinsi Jawa Barat

Membuat program kegiatan peningkatan potensi guru untuk

mengembangkan kompetensinya melalui diklat, workshop dan

pelatihan-pelatihan tentang media pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah dapat merekomendasikan guru untuk dapat

mengembangkan sebuah media pembelajaran melalui pelatihan dan

workshop atau dengan bimbingan para ahli yang telah memahami

dalam mengembangkan media pembelajaran.

3. Bagi Guru

Guru dapat melakukan pembelajaran pra berhitung dengan

menggunakan media PBDS kepada anak down syndrome yang

mengalami hambatan dalam kemampuan keterampilan pra berhitung.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Dalam penelitian ini masih banyak kekurangannya, sehingga

disarankan kepada pembaca tesis ini untuk tidak mengikuti

langkah-langkah penelitian pada bagian eksprerimen kemampuan

keterampilan pra berhitung anak down syndrome. Dalam

penelitian ini terdapat kesalahan (kekurangan) pelaksanaan

intervensi sehingga data yang didapat belum mendapatkan hasil

yang stabil. Pelaksanaan baseline satu (Pretest), intervensi,

baseline dua (posttest) tidak dilakukan hanya tiga kali, tetapi lebih

baik sebanyak mungkin lebih dari tiga kali.

b. Melanjutkan riset pengembangan media PBDS Interaktif sebagai

media pembelajaran Pra berhitung dengan lokasi dan subjek

(49)

c. Melakukan riset yang sama tentang pengembangan media

Interaktif tetapi dengan materi yang berbeda baik dengan subjek

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Ahli IT
Tabel 3.3 Profil Subjek Penelitain Ke Satu Pada Penelitian Tahap Dua
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pra Berhitung
+5

Referensi

Dokumen terkait

5 Apakah Dokter memberikan penjelasan ketersediaan peralatan medis yang akan digunakan sesuai dengan diagnosa penyakit yang diderita di poli bedah?. 6 Apakah Dokter

Untuk melihat perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test pada siswa. kelas eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning

hubungan antara jenis, jumlah, dan kombinasi OAINS pada pengobatan dismenorea dengan kejadian dispepsia.. Kata kunci : dismenorea,

2 .http://download.portalgaruda.org, dilihat 2 april 2017.. sekitar tidak memberikan dukungan yang positif maka akan menurunkan tingkat efikasi diri pada siswa. Selain

Hasil kerja, yaitu keberhasilan pegawai dalam pelaksanaan kerja (output) biasanya terukur, seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya.. dan berapa besar

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil Analisa Statistik Tingkat Kekerasan Pada Drying Agent Sodium Bisulfit, Asam Askorbat, dan Asam Sitrat.. Statistic

Bertambahnya angka kejadian penyakit menular seksual karena kurang pengetahuan baik didapatkan dari pendidikan kurikuler ataupun dari non- kurikuler. Penelitian ini