• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi manajemen Ras FM Dari Radio non komersial menjadi radio komersial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transformasi manajemen Ras FM Dari Radio non komersial menjadi radio komersial"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSFORMASI MANAJEMEN RAS FM DARI RADIO NON KOMERSIAL MENJADI RADIO KOMERSIAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Dania Sagita NIM: 104051101935

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

TRANSFORMASI MANAJEMEN RAS FM DARI RADIO NON KOMERSIAL MENJADI RADIO KOMERSIAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Dania Sagita NIM: 104051101935

Pembimbing,

Wahyu Prasetyawan, Ph.D

NIP. 150271946

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi yang berjudul “Transformasi Manajemen RAS FM dari Radio Non Komersial Menjadi Radio Komersial”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Juni 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 Sosial Islam (S.Sos.I) pada Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 19 Juni 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Mulkanasir, BA, S.Pd., MM NIP. 150202342 NIP. 150210638

Anggota,

Penguji I Penguji II

Rubiyanah, MA Drs. Suhaimi, M.Si NIP. 150286378 NIP. 150270810

Pembimbing

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi/tesis/disertasi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1/strata 2/strata 3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 21 Mei 2008

(5)

Abstrak Dania Sagita

Transformasi Manajemen RAS FM dari Radio Non Komersial Menjadi Radio Komersial

Perkembangan radio komersial di Indonesia terjadi sangat pesat. Peluang bisnis yang didapat dari sebuah stasiun radio membuat para pemilik modal ramai-ramai mendirikan radio komersial atau sudah memiliki radio tetapi berkeinginan untuk mengubahnya menjadi radio komersial. Termasuk kampus-kampus yang memiliki radio kampus juga mulai banyak yang mengembangkan radionya menjadi komersial. Transformasi atau perubahan sebuah radio menjadi komersial diartikan bahwa radio tersebut telah mendapatkan izin siaran dan pemakaian frekuensi resmi dari pemerintah serta boleh mendapat keuntungan dari penjualan iklan. Salah satu contoh radio yang telah mengalami proses transformasi tersebut adalah Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) milik Perguruan Asy-Syafi’iyah yang awalnya adalah radio non komersial dan berubah menjadi radio komersial.

Dari pernyataan di atas, maka muncul pertanyaan bagaimana manajemen RAS FM pada saat non komersial? Bagaimana proses transformasi RAS FM dari radio non komersial menjadi radio komersial? Bagaimana pula manajemen RAS FM setelah berubah menjadi radio komersial?

Melakukan proses transformasi atau perubahan pada sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan usaha dari segenap orang-orang yang berada dibelakangnya. Jika itu tidak dilakukan, maka bisa dipastikan tidak akan pernah bisa RAS FM berubah menjadi radio komersial.

Menurut Kreitner dan Kinicki, transformasi manajemen terjadi karena adanya dua kekuatan, yaitu eksternal forces dan internal forces. Dilanjutkan oleh Greenberg dan Baron, bahwa perubahan manajemen yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah perubahan organisasional atau perubahan secara menyeluruh. Serupa dengan Hendri Fayol, perubahan secara menyeluruh tersebut meliputi perubahan pada semua fungsi manajemennya, baik planning, organizing, actuating dan controling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dalam melakukan analisa data-datanya, penulis menggunakan analisis deskriptif, sehingga dapat dijabarkan dengan jelas bagaimana RAS FM melakukan transformasi dari radio non komersial menjadi radio komersial dan bagian-bagian apa saja yang mengalami perubahan.

(6)

KATA PENGANTAR

Hanya ucapan alhamdulillahi rabbil alamin yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Besar Maha Pengasih dan Maha Penentu Segalanya karena dengan kasih sayangNya, ridhoNya, kebesaraanNya telah memberikan kelancaran serta kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul ”Transformasi Manajemen RAS FM dari Radio Non Komersial Menjadi Radio Komersial”.

Skripsi ini penulis persembahkan teruntuk kedua orang tua tercinta, papa Soleh Idris dan mama Eny Rochiana yang senantiasa ada, selalu menemani, mendoakan, mendukung dan menerima segala yang telah, sedang dan akan penulis lakukan. Bahkan sampai detik ujung tinta skripsi ini selesai pun papa dan mama selalu ada. Capek, stress, mumet, bosen, males, tidak berarti jika mengingat semua kasih sayang papa dan mama. Sekarang tiba waktunya bagi penulis untuk melakukan apapun demi kebahagiaan papa dan mama, meskipun tidak akan pernah terbayarkan. Sebagai langkah awal, inilah hasil didikan bijaksana papa dan mama selama ini kepada penulis dalam bentuk prestasi akademik. Semoga papa dan mama bangga dan bahagia. Papa mama i love you so...

(7)

1. Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Komarudin Hidayat dan segenap civitas akademik UIN Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan wadah bagi penulis dan kawan-kawan mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri. 2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Murodi, MA beserta jajaran

Pudek-Pudek fakultas atas keramahan, perhatian, teguran, nasihat, bimbingan dan ketidakterbatasan pelimpahan ilmunya kepada penulis selama empat tahun kuliah di UIN.

3. Kajur serta Sekjur Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Drs. Suhaimi, M.si dan Ibu Rubiyanah, MA atas perjuangannya bersama-sama dengan kami, mahasiswa Jurnalistik, untuk menjadikan Jurnalistik sebagai jurusan baru yang ber-output gemilang.

4. Drs. H. Mahmud Jalal, MA, Mulkanasir, BA, S.Pd., MM, Rubiyanah, MA, dan Drs. Suhaimi, M.si sebagai ketua sidang, sekretaris dan penguji dalam sidang skripsi penulis. Terimakasih banyak karena telah membuat sidang skripsi penulis menjadi mudah, santai dan ada canda tawa.

5. Wahyu Prasetyawan, Ph.D., dosen pembimbing skripsi penulis atas keseluruhan masukan dan arahannya yang simple dan lugas.

6. Drs. Muh. Sungaidi, MA sebagai pembimbing akademik yang sangat baik hati membantu terciptanya draft awal proposal pengajuan judul skripsi. 7. Dosen-dosen tercinta dan favorit selama kuliah di UIN yang telah banyak

(8)

happy, Pak Helmi yang asik ngajarnya, terutama bagi-bagi ilmu jurnalistiknya yang sangat berguna saat bikin majalah karya sendiri, dan Pak Joni atas ilmu fotografinya. Karena Bapak kita jadi cinta fotografi, cinta banget! Mata kuliah Bapak yang paling tidak terlupakan selama empat tahun kuliah di UIN! Seru, asik, keren! Sayang cuma satu semester. Semoga suatu saat kita bisa bikin pameran bareng lagi ya pak.

8. H. M. Andri Hendrawan, SE selaku Manajer Finance-GA RAS FM, Bapak Taufiq Ilham pada bagian Traffic beserta seluruh kru RAS FM yang dengan tangan terbuka telah mengizinkan penulis melakukan penelitian tentang radionya. Semoga RAS FM semakin maju!

9. Kepada segenap keluarga besar penulis, Uti ”atas doa tulus dan nasihatnya”, Dek Ryan ganteng ”my little brothanks Revo putih mulusnya dan kesediaannya untuk jemput juga anterin fotocopy ya, semangat belajar Dek buat papa mama, ok! Om Dolly ”atas bimbingan kedua skripsi penulis”, Mas Iyang ”yang telah mengantar penulis keliling Jakarta mencari buku”, Bude Siti, Bude Ida, Tante Ely, Mas Innoeng, Mbak Sari yang tanpa pamrih selalu tulus dan ikhlas mendoakan serta membantu pengerjaan skripsi ini agar cepat selesai. Semuanya, bantuannya okebanget!

(9)

11. Dan terakhir juga yang terpenting, untuk semua sahabat-sahabat berharga, tercinta, tersayang, terbaik, terhebat yang menemani, membantu kapanpun, apapun, dimana aja, setiap saat, pagi, siang, sore, tengah malam, bahagia, lucu, sedih, kecewa, resah, panik, kesepian...dan yang telah, sedang dan selalu memberikan sejuta memori indah persahabatan, kebersamaan, percintaan sampai pertengkaran dalam hidup penulis, terimakasih! Journalism class’04, ingat selalu kita angkatan pertama Jurnalistik UIN! Joe, Fitri, Upi, Lala, Uphay ”empat tahun awal persahabatan yang sangat berkesan karena ada ketawa, nangis, diem-dieman sampai bolos bareng”.

Baru terasa, ketika tiba waktunya untuk meninggalkan semua kenangan ini,

segalanya menjadi sangat berharga. Menjadi bagian dari UIN Jakarta, memberi

banyak memori berharga tak terlupakan yang penting dijadikan pelajaran

sepanjang perjalanan hidup. Kampus tercinta, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta serta seluruh hiruk pikuk manusia dan kegiatannya dari

pagi sampai malam, tiap sudut kampus ini pasti akan sangat dirindukan.

Akhirnya, masukan saran dan kritik dari segenap sahabat semoga memberikan tambahan ilmu yang berharga bagi penulis untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini.

Jakarta, 21 Mei 2008

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 6

D. Tinjauan Kepustakaan ……… 7

E. Metodologi Penelitian ……… 8

F. Sistematika Penulisan ……… 10

BAB II KERANGKA TEORI A. Pengertian Radio Komersial dan Radio Non Komersial … 12 B. Peraturan dan Perundangan Radio Siaran ……… 12

C. Karakteristik Radio Siaran ……… 24

D. Pengertian Transformasi Manajemen ……… 29

E. Faktor-Faktor Manajemen Perubahan ……… 29

F. Terapan Manajemen Pada Radio Siaran ……… 37

BAB III GAMBARAN UMUM RAS FM A. Sejarah Berdirinya RAS FM ……… 43

(11)

C. Jangkauan Siaran RAS FM ………... 46

D. Studio RAS FM ………... 47

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Manajemen Radio RAS FM Saat Non Komersial ……….. 51 B. Proses Transformasi RAS FM dari Radio Non Komersial Menjadi

Radio Komersial ……… 63

C. Manajemen Radio RAS FM Setelah Menjadi Radio Komersial 68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 80

B. Saran-saran ……… 83

DAFTAR PUSTAKA ……… 84

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Format Program Acara RAS FM Saat Non Komersial 53 2. Tabel 2 Format Musik/Lagu RS FM saat Non Komersial 55 3. Tabel 3 Segmentasi Pendengar RAS FM berdasarkan Usia 58 4. Tabel 4 Segmentasi Pendengar RAS FM Berdasarkan Jenis

Kelamin 59

5. Tabel 5 Segmentasi Pendengar RAS FM Berdasarkan Tingkat

Pendidikan 59 6. Tabel 6 Format Program/Acara RAS FM Setelah Komersial 69 7. Tabel 7 Format Musik/Lagu RAS FM Setelah Komersial 70 8. Tabel 8 Segmentasi Pendengar RAS FM Berdasarkan Usia 73 9. Tabel 9 Segmentasi Pendengar RAS FM Berdasarkan Jenis

Kelamin 74

10. Tabel 10 Segmentasi Pendengar RAS FM Berdasarkan Tingkat

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena setiap hari mulai dari manusia membuka mata (bangun tidur) hingga memejamkan mata kembali tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk zoon politicon, sebelum manusia meninggalkan nama (wafat), maka komunikasi antar sesama manusia akan terus berlangsung.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.1 Secara terminologi komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan.

Seseorang yang melakukan komunikasi secara tidak sadar membutuhkan komponen yang mendukung kegiatan tersebut. Unsur-unsur komunikasi tersebut meliputi sumber, pesan, media dan efek.2

Para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect.3

1

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1984. h 9.

2 Prof. Dr. H. Hafied Cangara. Msc. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta. 1998. h 22. 3

(14)

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

1. Komunikator (communicator, source, sender) Bertugas menyampaikan pesan kepada komunikan. 2. Pesan (message)

Berisi berita atau informasi yang akan disampaikan. 3. Media (channel, media)

Media adalah alat yang digunakan sebagai penunjang sampainya pesan. Media dibagi ke dalam dua bagian besar, media massa dan media nirmassa. Media massa meliputi: koran, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Media nirmassa misalnya: telepon, pamflet, email.

4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

Komunikan yaitu orang-orang yang menjadi target atas pesan yang dikirim.

5. Efek (effect, impact, influence)

Perbedaan respon yang diterima seseorang (komunikan), baik sebelum dan sesudah pesan diterima. Tergantung pengetahuan, sikap dan tingkah laku.4 Sejumlah pendapat menambahkan dua unsur lagi, yaitu:

1. Umpan balik (feedback)

Merupakan tanggapan komunikan yang tersalurkan pada komunikator. 2. Lingkungan, meliputi faktor:

a. Faktor fisik, contoh: jarak, geografis.

b. Faktor sosial, meliputi: kondisi sosial budaya, ekonomi, agama, pendidikan dan politik.

c. Dimensi psikologis, meliputi: kondisi kejiwaan seperti marah, takut, dan lain-lain.

d. Dimensi waktu: saat yang tepat dalam melakukan komunikasi.5 Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.6

Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi secara sekunder setelah adanya lambang (gambar, isyarat, dan lain sebagainya).7 Surat

4

Ibid.h 10. 5

Prof. Dr. H. Hafied Cangara. Msc. Pengantar Ilmu Komunikasi. h 22. 6

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. h 10. 7

(15)

kabar, koran dan majalah termasuk kategori media massa cetak, sedangkan radio, televisi, dan film dikelompokkan pada kategori media massa elektronik.8

Penelitian kali ini mencoba mengkaji lebih dalam tentang salah satu dari media komunikasi di atas, yaitu radio. Radio adalah suatu media massa di udara atau auditif. Melalui pancaran gelombang radio, siaran-siaran radio dapat ditangkap dan didengar oleh telinga manusia. Karena sifatnya yang auditif (hanya dapat didengar) ini, maka radio memiliki keistimewaan tersendiri dibanding media elektronik lainnya. Namun itulah yang menambah kekuatan dari radio. Setiap seseorang yang mendengarkan berita dari radio akan merasa seperti berada ditempat kejadian yang diberitakan.9

Selain itu, radio juga banyak diminati oleh masyarakat karena kepraktisannya yang dapat dibawa kemana saja, karena sebuah radio dapat berukuran kecil. Harganya yang relatif murah, mudah dicari dan dapat dinikmati dimana saja dan oleh siapa saja.10 Di Indonesia sendiri, radio dikelompokkan ke dalam 4 jenis, mulai dari radio publik, radio komunitas, radio komersial sampai radio berlangganan.11

Banyak orang-orang yang memiliki modal ataupun perusahaan yang ingin mendirikan stasiun radio baru ataupun sudah memiliki radio tetapi menginginkan radionya berkembang menjadi lebih besar dan mendapatkan profit yang lebih banyak dengan menjadikan radionya komersial. Tidak hanya keuntungan yang akan didapat dari sebuah perusahaan penyiaran radio, ada tujuan utama lainnya yang sebenarnya ingin dicapai oleh setiap radio siaran, yaitu dapat

8

Sofyandi. Jurnal Mata Kuliah Hukum dan Sistem Media Massa. UIN Jakarta. 2007. 9

Eva Arifin Spi. Jurnal Mata Kuliah Dasar-Dasar Siaran Radio. UIN Jakarta. 2007. 10

Ibid. 11

(16)

tersampaikannya isi siaran kepada pendengar yang lebih luas jarak jangkaunya. Setiap radio siaran ingin agar siarannya dapat menjadi wadah pembentuk opini publik, mempengaruhi publik hingga nantinya diikuti oleh publik.

Menurut ahli radio siaran Ben H Anneke yang dimaksud dengan radio announcing is nothing more than an attempt to communicate information to make something to known, although the infomation may reach millions, if is directed to the inividuals listener and the communication is complet only when the listener hears, comprehends is interested and the act upon what he hears (penyiaran adalah suatu usaha untuk mengkomunikasikan suatu informasi, berita, untuk memberitahukan sesuatu, meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun ditujukan kepada pendengar secara perorangan atau individual dan komunikasi itu akan disebut sempurna apabila, si pendengar, mendengarkan, mengerti, memahami dan merasa tertarik lalu turut melakukan apa yang ia dengarkan itu).12

Hal ini juga yang mulai banyak dilirik oleh kampus-kampus yang memiliki radio kampus untuk menjadikan radionya sebagai radio komersial. Artinya, jangkauan siaran akan lebih luas dan boleh menerima pemasukan yang berupa iklan. Radio komersial memiliki kelebihan tersendiri, karena bisa menyampaikan pesan atau informasi kepada pendengar yang lebih luas coveragenya. Bagi kampus yang memiliki radio komersial juga secara tidak langsung mengenalkan kampus kepada masyarakat agar lebih dikenal. Namun, tidak mudah mendirikan sebuah radio komersial. Selain harus memiliki izin pemakaian frekuensi, ada beberapa persyaratan dasar lainnya yang harus dipenuhi.

Hal itulah yang menjadikan penulis tertarik untuk meneliti stasiun radio yang berhasil melakukan transformasi menjadi radio komersial. Salah satunya adalah PT Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM).

Sebelum menjadi komersial dengan nama RAS FM, dulunya adalah Radio Asy-Syafi’iyah milik Perguruan Asy-Syafi’iyah yang merupakan radio non

12

(17)

komersial. Atas persetujuan para komisarisnya, kemudian RAS FM memisahkan diri dan menjadi radio komersial yang resmi berbadan hukum Indonesia.

Dibutuhkan usaha dan kerja keras dari RAS FM untuk mewujudkannya, karena akan berhadapan dengan badan hukum yang melegalkan radio siarnya. Sejalan dengan terjadinya transformasi dari radio non komersial menjadi radio komersial, maka juga terjadi perubahan dalam manajemen RAS FM yang sesuai dengan prasyarat sebuah radio komersial.

Berdasarkan teori Kreitner dan Kinicki perubahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu external forces dan internal forces. Keseluruhan faktor perubahan tersebut menurut Greenberg dan Baron menyebabkan terjadinya perubahan secara organisasional atau menyeluruh pada suatu perusahaan. Begitu juga proses transformasi yang terjadi pada RAS FM yang disebabkan karena faktor eksternal dan faktor internal yang menyebabkan RAS FM harus melakukan perubahan secara menyeluruh pada fungsi manajemennya. Menurut Hendri Fayol, perubahan pada manajemen radio meliputi empat perubahan fungsi manajemen yang disingkat dengan POAC, yaitu: planning yang mencakup penetapan tujuan, penetapan aturan, dan penyusunan rencana baru terhadap pangsa pasar (pendengar), peralatan yang dibutuhkan, acara-acara, lokasi studio, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Organizing meliputi pemanfaatan sumber daya manusia yang lebih tepat dengan pembagian tugas, pengelompokan pegawai, memproduksi, mengemas produk, dan menjual produk. Actuating adalah pengarahan operasional pekerjaan, dan terakhir controling adalah kegiatan melihat pelaksanaan tugas yang telah dan akan dilakukan.13

13

(18)

Dengan begitu, ternyata tidak serta merta RAS FM begitu saja dapat berubah menjadi radio komersial. Banyak yang harus dirubah dan diperbaharui dalam keorganisasian RAS FM demi menyandang status sebagai radio komersial.

Itulah akhirnya yang menjadikan penulis tertarik untuk mengambil judul: “Transformasi Manajemen RAS FM dari Radio Non Komersial Menjadi Radio Komersial”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada proses transformasi manajemen yang dilakukan PT. Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) yang awalnya adalah radio non komersial yang kemudian berubah menjadi radio komersial.

Setelah memahami batasan masalah penelitian, maka rumusan masalah yang akan penulis jabarkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen awal RAS FM sebagai radio non komersial?

2. Bagaimana proses transformasi manajemen RAS FM dari radio non komersial menjadi radio komersial ?

3. Bagaimana manajemen RAS FM setelah menjadi radio komersial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan dan manfaat yang hendak dicapai.

Tujuan umum diantaranya:

(19)

2. Mengetahui bagaimana proses transformasi manajemen radio non komersial menjadi radio komersial.

3. Mengetahui bagaimana manajemen radio komersial. Tujuan khusus diantaranya:

1. Mendorong minat mahasiswa untuk mempelajari hal yang berhubungan dengan dunia radio, baik tehnik-tehnik penyiaran radio ataupun sebagai penyiar radio yang baik.

2. Dapat menjadi pemacu belajar dalam pembuatan sebuah proposal penelitian yang lebih baik lagi.

Manfaat yang akan dicapai: 1. Manfaat Akademis

Mendorong segenap civitas akademik kampus yang memiliki radio kampus untuk mengembangkan sayap menjadikan radio kampusnya sebagai radio komersial, mengingat banyak sekali manfaat yang diberikan, terutama untuk kemajuan kampus itu sendiri.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga sebagai bahan pembelajaran bagaimana caranya mendirikan sebuah radio komersial.

D. Tinjauan Kepustakaan

(20)

radio saja. Sedangkan pembahasan mengenai keorganisasian radio itu sendiri tidak banyak. Seperti skripsi milik Yudhi Kurniawan, mahasiswa KPI lulusan 2007, yang mengangkat tentang Eksistensi Radio Dakwah Di Tengah Perkembangan Radio Komersial (Studi Kasus 95,5 RAS Fm Jakarta).

Perbedaan antara penelitian milik Yudhi Kurniawan dengan penelitian penulis dapat terlihat pada hasil akhir analisis skripsi. Skripsi milik Yudhi Kurniawan berisi seputar bagaimana pengemasan program-program RAS FM dapat bersaing di tengah aneka program hiburan radio-radio komersial lainnya di Jakarta. Sedangkan pada skripsi penulis, hasil analisis penelitian menjabarkan bagaimana seperangkat proses kemanajemenan yang dilakoni RAS FM sebagai perusahaan penyiaran radio yang pernah menjadi radio non komersial hingga akhirnya berubah menjadi radio komersial. Hasil yang terlihat berubah bukan hanya dari faktor format program acara saja, tetapi juga dari segi marketing yang berhubungan dengan income atau pemasukan sampai perubahan pada perlengkapan audio untuk siarannya.

E. Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan jenis penelitian berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Melalui penelitian kualitatif akan ditemukan teori yang nantinya digunakan untuk menganalisis data dari lapangan dan sifatnya lebih mendalam.14

14

(21)

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah PT Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) Jakarta. Objek penelitian adalah transformasi manajemen RAS FM dari radio non komersial menjadi radio komersial.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor dan studio tempat RAS FM melakukan proses on-air dan off-air siarannya, yaitu di Graha Arrasyidiah Jl. KH. Abdullah Syafi’ie No. 21 A Tebet, Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 Februari 2008.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan menggunakan 2 teknik pengumpulan data: a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan teori yang sejelas-jelasnya dari beberapa literatur buku-buku, diktat dan jurnal yang berhubungan dengan keperluan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh penanya (interviewer) kepada nara sumber. Pertanyaan dalam wawancara harus disusun dengan cermat dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan untuk menghubungkan antara metode dengan masalah dan hipotesis.15 Sebagai nara sumber yaitu Manajer Finance-GA RAS FM, H. M.

15

(22)

Andri Hendrawan, SE, yang mengetahui keseluruhan seluk beluk manajemen RAS FM ketika masih berstatus non komersial ataupun setelah menjadi komersial, dan mengetahui bagaimana proses transformasi perubahan itu terjadi.

4. Analisis Data

Penulis menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.16

5. Tehnik Penulisan

Dalam pembuatan skripsi, penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), yang diterbitkan oleh CeQDA UIN.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merangkum dalam beberapa bab, antara lain:

BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Kerangka teori meliputi: pengertian radio komersial dan radio non komersial, peraturan dan perundangan radio siaran, karakteristik

16

(23)

radio siaran, pengertian transformasi manajemen, faktor-faktor manajemen perubahan, terapan manajemen pada radio siaran.

BAB III Gambaran umum RAS FM, meliputi: sejarah berdirinya RAS FM, visi misi RAS FM, area jangkauan siaran RAS FM, studio RAS FM.

BAB IV Analisis hasil penelitian, meliputi: manajemen RAS FM saat non komersial, proses transformasi RAS FM dari radio non komersial menjadi radio komersial, manajemen RAS FM setelah menjadi radio komersial.

(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Radio Komersial dan Radio Non Komersial

Pada masa reformasi antara tahun 1997-2002, UU Penyiaran mengalami perubahan. Berdasarkan UU No. 32/2002 tentang Penyiaran tertulis bahwa lembaga penyiaran radio di Indonesia terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan.17

Lembaga penyiaran komersial adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio. Lembaga ini harus didirikan oleh warga negara Indonesia, dengan modal sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia.18

Pelaksanaan penyiaran secara komersial dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga milik swasta. Oleh karena itu, munculah kemudian pengelola-pengelola radio siaran dari pihak swasta yang tergabung dalam suatu organisasi Perssatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI).

Radio-radio yang berdiri sendiri atau swasta, badan usahanya berbentuk badan hukum seperti perseroan terbatas (PT). Kelangsungan hidupnya tergantung dari kepandaian mengatur dan mengelola siarannya, dalam mendulang pendapatan melalui iklan. Itu sebabnya radio siaran swasta bersifat komersial dengan memperhitungkan rugi laba bagi perusahaannya.

17

Sudirman Tebba. Hukum Media Massa Nasional. h 96. 18

(25)

Bisnis media termasuk medium radio siaran sekarang ini bisa tumbuh dengan subur, karena manusia dalam melaksanakan hajat hidupnya membutuhkan media untuk memperoleh informasi sekaligus untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Di sisi lain media massa menyediakan dan bahkan menjual informasi tersebut.

Maxwell E Mc Combs dan Lee B Becker dalam bukunya Using Mass Communications Theory menyebut ada tujuh sebab mengapa manusia membutuhkan media massa:

1. Untuk mengetahui apa yang penting dan perlu baginya.

2. Untuk membantunya mengambil keputusan (media jadi bahan rujukan sebelum mengambil keputusan).

3. Untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan. 4. Memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian.

5. Memberikan penguatan atas pendapatnya.

6. Mencari konfirmasi atas keputusan yang diambilnya. 7. Memperoleh relaksasi dan hiburan.19

Sedangkan sebutan untuk lembaga penyiaran non komersial sebenarnya ditujukan kepada lembaga penyiaran yang tidak diperbolehkan bersifat komersial atau dilarang menyiarkan iklan untuk mendapatkan profit, yaitu lembaga penyiaran publik dan lembaga penyiaran komunitas.

Lembaga penyiaran publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat, yaitu Radio Republik Indonesia yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota Negara Republik Indonesia.20

19

Ibid. h 171. 20

(26)

RRI adalah radio yang resmi menyuarakan kepentingan dan kebijakan pemerintah. Untuk mencukupi kebutuhan pengelolaan siarannya, biaya operasional RRI menjadi tanggungan pemerintah.

Lembaga penyiaran komunitas adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Lembaga penyiaran komunitas merupakan komunitas nonpartisan tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan komunitas internasional. Lembaga penyiaran komunitas dilarang melakukan siaran siaran iklan atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.21

B. Peraturan dan Perundangan Radio Siaran

Sejarah mencatat, radio siaran di Indonesia berangkat dari sekedar hobi. Karena hobi ini menyangkut frekuensi siaran yang terkait dengan hubungan internasional, maka pemerintah mau tidak mau harus membuatkan rule and regulations.

Bermula dari dibentuk pertama kalinya Undang-Undang Penyiaran di tahun 1960, yang dikenal dengan sebutan masa penertiban, Undang-Undang Penyiaran senantiasa mengalami perombakan isi mengikuti lingkungan yang semakin kompleks. Lahirlah kemudian peraturan yang mulanya berangkat demi penertiban, kemudian mengalami pembatasan, pengekangan, dan pada akhirnya mendapatkan suatu perubahan.22

Berikut ini sederet peraturan dan perundangan yang mengikat perkembangan radio siaran di Indonesia.

21

Ibid. h 65. 22

(27)

1. Masa penertiban 1960 s.d. 1970

- UU No. 5/1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 6/1963 tentang Telekomunikasi.

- Peratuan pemerintah RI No. 55/1970 tentang Radio Siaran Non-Pemerintah

2. Masa Pengekangan 1971 s.d. 1996

- SK Menteri Perhubungan SK/25/T/1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pemberian Izin Radio Siaran oleh Menteri Perhubungan dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Non-Pemerintah. - SK Menteri Penerangan RI No. 39/KEP/MENPEN/1971 tentang

Petunjuk-Petunjuk Umum tentang Kebijaksanaan Penyelenggaraan Acara serta Isi Siaran bagi Radio Siaran Non-Pemerintah

- SK Menteri Penerangn RI No. 24/KEP.MENPEN/1978 tentang Perubahan atas Pasal-Pasal dalam Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No. 39/KEP/MENPEN/1971.

- SK Menteri Penerangan RI No. 226/KEPMEN/1984 tentang Penyempurnaan Pasal-Pasal dalam SK Menteri Penerangan RI No. 24/KEP/MENPEN/1978.

- Instruksi Dirjen Radio–TV–Film No.

09/INSTRK/DIRJEN/RTF/1978 tentang Penyelenggaraan Siaran oleh Radio-Radio Siaran Non-RRI.

(28)

- Instruksi Dirjen RTF No. 01/INST/DIRJEN/RTF/1985 tentang Penyelenggaraan Siaran oleh Radio-Radio Siaran Non-RRI.

3. Masa Reformasi

- UU No. 24/1997 tentang Penyiaran. - UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi. - UU No. 32/2002 tentang Penyiaran.23

UU No. 32 yang keluar pada tahun 2002 menjadi UU acuan baru tentang Penyiaran. Diantaranya peraturan melakukan kegiatan penyiaran bagi lembaga penyiaran swasta atau komersial. Berikut beberapa pasal dari UU No. 32/2002 tentang Penyiaran yang berhubungan dengan persyaratan sebuah lembaga penyiaran komersial.

- Pada Bab III pasal 31, tentang Penyelenggaraan Penyiaran

(1) Lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal.

(3) Lembaga Penyiaran Swasta dapat menyelenggarakan siaran melalui sistem stasiun jaringan dengan jangkauan wilayah terbatas. - Pasal 32, tentang Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan Persyaratan Teknis

Perangkat Penyiaran

(1) Setiap pendirian dan penyelenggaraan penyiaran wajib memenuhi ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis perangkat penyiaran.

23

(29)

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis perangkat penyiaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun lebih lanjut oleh KPI bersama Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Pasal 33, tentang Perizinan

(1) Sebelum menyelenggarakan kegiatannya lembaga penyiaran wajib memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran.

(2) Permohonan izin wajib mencantumkan nama, visi, misi, format siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

(3) Pemberian izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan minat, kepentingan dan kenyamanan publik.

(4) Izin dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran diberikan oleh Negara setelah memperoleh:

a. masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI;

b. rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI;

c. hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan Pemerintahan; dan

(30)

(5) Atas dasar hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf c, secara administratif izin penyelenggaraan penyiaran diberikan oleh Negara melalui KPI.

(6) Izin penyelenggaraan dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran wajib diterbitkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ada kesepakatan dari forum rapat bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf c.

(7) Lembaga penyiaran wajib membayar izin penyelenggaraan penyiaran melalui kas Negara.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaaan penyiaran disusun oleh KPI bersama Pemerintah. - Pasal 34, lanjutan pasal 33

(1) Izin penyelenggaraan penyiaran diberikan sebagai berikut:

a. izin penyelenggaraan penyiaran radio diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;

b. izin penyelenggaraan penyiaran televisi diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b masing-masing dapat diperpanjang.

(31)

(4) Izin penyelenggaraan penyiaran dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain.

(5) Izin penyelenggaraan penyiaran dicabut karena:

a. tidak lulus masa uji coba siaran yang telah ditetapkan;

b. melanggar penggunaan spektrum frekuensi radio dan/atau wilayah jangkauan siaran yang ditetapkan;

c. tidak melakukan kegiatan siaran lebih dari 3 (tiga) bulan tanpa pemberitahuan kepada KPI;

d. dipindahtangankan kepada pihak lain;

e. melanggar ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis perangkat penyiaran; atau

f. melanggar ketentuan mengenai standar program siaran setelah adanya putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

(6) Izin penyelenggaraan penyiaran dinyatakan berakhir karena habis masa izin dan tidak diperpanjang kembali.

- Pasal 35, tentang Isi Siaran

Isi siaran harus sesuai dengan asas, tujuan, fungsi, dan arah siaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5. - Pasal 36

(32)

- Pasal 37, tentang Bahasa Siaran

Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar.24

Berdasarkan UU No. 32/2002 pada pasal 32 ditetapkan bahwa lembaga penyiaran harus memenuhi persyaratan teknis perangkat penyiaran. Pendirian stasiun radio siaran di Indonesia diantaranya harus memiliki kelengkapan pemancar (transmitter) sendiri, membangun ruang kedap suara (studio), dan melengkapi peralatan audio (audio equipment).

a. Pemancar atau Transmitter

Pemancar radio siaran (broadcasting transmitter) adalah suatu alat yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi, yang dikemas dalam bentuk suara (voice), memancar melalui sinyal audio yang ditujukan kepada khalayak pendengarnya. Pemancar radio tidak secara otomatis dapat memancarkan audio sampai jarak yang jauh. Untuk mencapai jarak yang jauh, audio harus ditumpangkan dulu pada signal yang memiliki frequency (gelombang) tinggi. Frekuensi (gelombang radio) tidak bisa langsung didengar oleh telinga biasa, melainkan harus ditangkap lebih dulu dengan alat penerima yang disebut radio atau receiver.

Pemancar (transmitter) untuk radio siaran, dikenal ada 4 (empat) jenis yang terbagi dalam 2 kelompok modulasi, yaitu Amplitude Modulation (AM), terdiri atas pemancar Short Wave (SW), pemancar Medium Wave (MW), dan pemancar Long Wave (LW). Sedangkan

24

(33)

yang keempat adalah pemancar Frequency Modulation atau lebih dikenal dengan pemancar FM, yang paling banyak digunakan oleh stasiun-stasiun radio.

b. Ruangan Kedap Udara (Studio)

Studio adalah suatu ruangan untuk penyelenggaraan siaran radio. Dalam dunia siaran, studio dibagi 3 (tiga) yaitu:

1. Studio Mati (dead room)

Suatu ruangan yang digunakan untuk siaran radio. Ruangan ini harus kedap udara, sehingga tidak ada lagi pantulan suara yang dihasilkan melalui peralatan siaran. Untuk itu di sekeliling ruangan (dinding, atap dan lantai) harus diberi peralatan peredam suara (akustik). Studio ini biasanya digunakan sebagai bilik penyiar pada saat siaran (on-air).

2. Studio Hidup (live room)

Studio hidup adalah kebalikan dari studio mati. Sekeliling ruangan tidak perlu bahan peredam, karena studio ini tidak menjadi soal jika ada pantulan suara. Studio ini umumnya digunakan untuk perlengkapan atau peralatan siaran.

3. Studio Semi (balance room)

(34)

c. Perlengkapan Audio

Perlengkapan Audio atau Audio Equipment adalah kelengkapan peralatan yang dibutuhkan untuk operasionalisasi radio siaran. Secara teori siaran radio yang bagus harus mempunyai kelengkapan audio agar modulasi yang disiarkan benar-benar jernih dan enak didengar. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya:

1. Kamar Kontrol (control room)

Kamar kontrol adalah suatu ruangan khusus yang dipergunakan untuk mengontrol penyelenggaraan siaran, baik siaran hidup (live broadcasting) atau siaran mati (off broadcasting). Ada beberapa kamar kontrol untuk penyelenggaraan siaran, misalnya continuity control room adalah ruangan khusus yang di dalamnya diisi berbagai peralatan elektronik sebagai penunjang berlangsungnya suatu siaran radio dan news control room adalah ruangan khusus yang digunakan untuk membuat acara pemberitaan, seperti warta berita, wawancara, dan reportase.

2. Sumber Suara (program source) adalah peralatan elektronik audio yang dapat menghasilkan suara untuk menunjang siaran radio. Alat-alat tersebut adalah: microphone, tape recorder, cassette recorder, turtable, compac disk, telepon, dan sebagainya.

(35)

Pada Pasal 8 Stasiun pemancar AM dan FM harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut:

1. Pada pokoknya pancaran gelombang-gelombang harmoni harus ditekan sekecil-kecilnya sehingga tidak mengganggu. Pancaran gelombang-gelombang harmonis yang mengganggu pemancar lain dilarang.

2. Pemancar-pemancar siaran non pemerintah baik AM maupun FM hanya diperkenankan mempergunakan antene beserta tiangnya yang tidak membahayakan keselamatan umum dan harus terbuat dari logam. 3. Stasiun radio seperti termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 harus bersifat fixed dan permanen dan tidak dapat dipindahkan tanpa izin.25

Kebutuhan perlengkapan studio sebagaimana persyaratan yang ditentukan Menteri Perhubungan tersebut adalah persyaratan minimal. Artinya, radio siaran yang tidak memiliki persyaratan minimal tersebut tidak layak mendapatkan izin siaran.26

- SK Menteri Penerangan RI No. 39/KEP/MENPEN/1971 tentang Petunjuk-Petunjuk Umum Kebijaksanaan Penyelenggara Acara serta Isi Siaran bagi Radio Siaran Non-Pemerintah. Menekankan pentingnya muatan radio lokal, bahwa ‘siaran bersifat lokal, bukan nasional’, dan ‘sifat, isi, dan tujuan siaran’ mencerminkan hubungan erat dengan keadaan serta pertumbuhan daerah jangkauan siaran.27

25

Drs Totok Djuroto, Msi. Mengelola Radio Siaran Mendulang Untung dari Bisnis Informasi dan Hiburan. h 102.

26

Ibid h 103. 27

(36)

C. Karakteristik Radio Siaran

Radio siaran mempunyai kelebihan tersendiri. Radio siaran memiliki audience yang heterogen sifatnya. Didukung dengan kemudahan pesawat radionya yang dapat didengar dan dibawa kemana-mana, radio siaran mampu mengembangkan imajinasi pendengarnya serta memilah-milah khalayak sesuai dengan program siaran yang disajikannya. Kondisi ini memungkinkan radio siaran dapat membentuk segmen pasar tersendiri. Dengan segmen yang berbeda-beda ini, radio siaran dapat dengan mudah membidik pasar iklan sesuai dengan pangsanya masing-masing.28

Segmen-segmen yang dimiliki oleh stasiun-stasiun radio yang acaranya sering kita dengarkan, memberikan ciri khas masing-masing. Ciri khas tersendiri yang dimiliki oleh stasiun radio tersebut digunakan untuk menarik minat penggemarnya. Karena bisa jadi ciri khas radio tersebut mewakili karakter dan jenis masyarakat di Indonesia.

Jenis-jenis radio yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya ada radio religi, radio anak muda, radio dewasa, radio dangdut, radio berita, dan radio bernuansa kedaerahan.29

Dalam kondisi yang digolong-golongkan seperti itu, jalan yang dapat ditempuh oleh pengelola radio siaran adalah bersaing dalam merebut target

market bagi penyelenggaraan siarannya guna mendulang income bagi perusahaannya.30

28

Drs Totok Djuroto, Msi. Mengelola Radio Siaran Mendulang Untung dari Bisnis Informasi dan Hiburan. h 44.

29

Fatmasari Ningrum. Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, &Reporter Radio. Penebar Swadaya. Jakarta. 2007. hlm 9.

30

(37)

Radio siaran harus memberikan hasil yang maksimal kepada keseluruhan stakeholders. Broadcast intrepreneur yang baik adalah yang dapat menciptakan keuntungan, karena kekuatan finansial dan stabilitas komersial merupakan jaminan terhadap perkembangan usaha radio siaran.

Radio anak muda adalah radio dengan segmen anak muda. Otomatis paling banyak disimak oleh kaum muda. Sesuai dengan cirinya sebagai radio anak muda, segmen pendengarnya adalah mereka yang berusia 15-25 tahun. Ciri khas radio anak muda adalah program acara yang tersedia menggambarkan ‘dunia anak muda’, seperti musik, film, gaya hidup, pergaulan, dan dunia sekolah. Misalnya saja Radio Mustang FM. Hard Rock FM. Dan Radio Prambors.

Gaya siarannya disesuaikan dengan gaya anak muda, apa yang biasa dikatakan dan dipikirkan anak muda masa kini. Ceria, lucu, tapi cerdas adalah gaya siaran radio ‘anak muda’. Soal bahasa, bias jadi perpaduan antara bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa daerah setempat.31

Sebutan untuk radio dewasa karena musik dan program acara yang disajikan layak dikonsumsi orang-orang dewasa. Lagu yang diputar seputar tahun 60-90an. Program acara juga seputar persoalan ekonomi, sosial, politik, persoalan keluarga atau hubungan suami istri.

Umumnya, penyiar radio ‘dewasa’ dituntut untuk peduli dan paham pada persoalan-persoalan dunia terkait sosial-politik-ekonomi dan budaya, dengan pendidikan formal minimal D3. gaya siaran semiformal, santai tapi sopan, berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan mampu berbahasa asing. Radio

31

(38)

dewasa yang sudah memiliki nama contohnya: Radio Sonora, Radio Ramako, Radio Kayumanis, dan Radio Delta FM.32

Dikatakan radio berita karena content acaranya 80 persen atau lebih berita. Program acara bertema seputar politik, ekonomi, lingkungan hidup, kriminalitas, sosial dan gaya hidup. Selebihnya, merupakan acara berita, baik berita yang dibacakan penyiar maupun laporan langsung oleh reporter. Musik hanya selingan, kurang lebih dua lagu yang diputar untuk satu jam acara bincang-bincang. Penyiar dituntut berpengetahuan luas, dan khususnya tertarik pada dunia berita. Contohnya Radio Trijaya dan Elshinta.33

Radio dangdut adalah radio yang memilih format khusus musik dangdut. Dengan alasan musik dangdut mudah diterima masyarakat, radio dangdut mengharapkan dapat menyedot banyak pendengar. Gaya siaran ‘heboh’ dan ramai merupakan gaya siaran penyiar radio dangdut.34

Radio bernuansa daerah adalah radio yang berciri khas budaya setempat. Cirinya ditandai dengan pemutaran lagu-lagu berbahasa daerah. Bahasa yang digunakan dalam siaran pun adalah bahasa daerah.35

Terakhir, radio religi adalah radio yang bercirikan agama tertentu. Radio dengan segmen masing-masing umat-umat agama tersebut. Termasuk Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) yang yang berada pada jalur radio religi dan memiliki sasaran pendengar keluarga muslim yang dinamis dan modern.36

(39)

Sebagai radio yang mewakili agama islam, maka program-program acara RAS FM mengandung nilai-nilai keislaman. Mulai dari acara dialog islam dengan para ahli agama, terjemahan dan penjelasan Al-Qur’an serta hadis dan belajar membaca Al-Qur’an. Format musik RAS FM pun terdiri dari lagu-lagu islami yang dicampur dengan lagu-lagu POP Indonesia. Lagu-lagu islami diantaranya lagu religi, nasyid, atau jenis musik apapun selama temanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam. Bukan hanya program acara dan lagu, content iklan juga tidak boleh bertentang dengan nilai-nilai islam.37

Sebagai radio yang bercirikan keislaman, maka sudah menjadi visi dan misi dari RAS FM untuk senantiasa mensyiarkan ajaran agama islam melalui media radio atau berdakwah melalui media radio.

Kewajiban berdakwah ini juga tertulis di dalam Al-Qur’an. Allah SWT memerintahkan kepada setiap umatnya untuk selalu berdakwah dan menyampaikan ajaran-ajaran agama islam kepada umatnya yang lain melalui berbagai macam cara. Salah satunya adalah berdakwah melalui media radio. Seperti yang tertera di dalam Al-Qur’an melalui surat Ali Imran ayat 104:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

37

(40)

Kewajiban berdakwah juga tertulis dalam surat Ali Imran ayat 110:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Diturunkannya dua ayat mengenai kewajiban berdakwah bagi umat muslim dalam satu surat, yaitu surat Ali Imran, telah menjelaskan dengan sangat tegas bahwa Allah memang mewajibkan umatnya agar selalu menyampaikan ajaran agama islam dan menyeru kepada kebaikan kepada sesamanya.

Oleh karena itu, gaya siaran di RAS FM tentu saja harus islami. Misalnya memulai dan menutup acara dengan doa, menyapa pendengar dengan assalamu’alaikum dan pembacaaan ayat Al-Qur’an dan hadis di setiap perpindahan setiap acara. Bicara sopan, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar merupakan ciri penyiar RAS FM saat siaran.38

38

(41)

D. Pengertian Transformasi Manajemen

Untuk membahas masalah mengenai transformasi manajemen dalam sebuah organisasi tidak akan terlepas dari terjadinya sebuah proses perubahan. Secara umum perubahan organisasi adalah proses dimana organisasi bergerak dari satu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik.

Agar transformasi manajemen dapat dijabarkan dengan jelas, maka perlu dilakukan pendalaman mengenai manajemen perubahan. Proses perubahan manajemen banyak tertulis dalam literature buku Change Management yang dapat memberikan gambaran tentang proses perubahan yang terjadi. Jika sebuah proses perubahan menimbulkan sesuatu kondisi yang baru dan berbeda dari sebuah manajemen organisasi dengan yang dulu, maka perubahan tersebut meliputi persyaratan perubahan pada aspek-aspek manusia, peralatan, teknologi dan berbagai sumber daya yang ada pada organisasi tersebut.

Seperti yang dikemukakan oleh Potts dan LaMarsh bahwa manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk memengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut.39

D. Faktor-Faktor Manajemen Perubahan

Faktor pendorong perubahan semua organisasi dalam menghadapi lingkungannya yang dinamis dan berubah, dipicu oleh faktor eksternal dan internal. Lingkungan eksternal organisasi cenderung merupakan kekuatan yang

39

(42)

mendorong untuk terjadinya perubahan. Di sisi lain, bagi organisasi secara internal merasakan adanya kebutuhan akan perubahan.

Perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda, menurut Robbins.40 Oleh karena itu, setiap organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan.

Perubahan datang dari dua faktor, yaitu disebabkan karena adanya faktor dari luar (eksternal) dan faktor yang datangnya dari dalam (internal). Seperti yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki bahwa kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu external forces (kekuatan eksternal) yang berasal dari luar organisasi dan internal forces (kekuatan internal) bersumber dari dalam organisasi.41

Pertama external forces (kekuatan eksternal), adalah kekuatan yang datang dari luar lingkungan dan sifatnya memaksa organisasi untuk berubah mengikuti lingkungannya. Diantaranya:

1. Demographic characteristics (karakteristik demografis)

Unsur demografis antara lain adalah umur, pendidikan, tingkat keterampilan dan gender.

2. Technological advancements (kemajuan teknologi)

Baik organisasi manufaktur maupun jasa semakin meningkat dalam menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperbaiki

produktivitas dan market competitiveness. Sekarang ini terjadi peningkatan manufacturing automation dan office automation. Robot dan komputer banyak dipergunakan. Pengembangan dan

40

Ibid. h 87. 41

(43)

penggunaan teknologi informasi mungkin merupakan kekuatan terbesar untuk perubahan. Semua organisasi, baik besar dan kecil, swasta dan publik, pencari laba dan nirlaba, harus menggunakan teknologi informasi.

3. Market changes (perubahan pasar)

Pentingnya ekonomi global adalah memaksa perusahaan mengubah cara mereka mengerjakan bisnis. Hal tersebut terjadi karena semakin besarnya tekanan eksternal.

4. Social and political pressures (tekanan sosial dan politik)

Tekanan sosial dan politik dapat tumbuh dari adanya nilai-nilai yang harus dipertahankan, maupun tipologi kepemimpinan.

Kedua internal forces (kekuatan internal), yaitu kekuatan yang datang dari dalam lingkungan organisasi dan sifatnya lebih lunak. Diantaranya:

1. Human resources problem/prospects (problem/prospek SDM)

Masalah ini bisa timbul karena ketidakcocokan antara kebutuhan dan keinginan individual dan organisasi. Ketidakpuasan pekerja terjadi karena tidak tepenuhinya kebutuhan. Organisasi harus merespons masalah ini dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam desain pekerjaan, konflik peran dan ambiguitas. Organisasi harus mampu menghargai dan memberikan pengakuan kepada pekerja yang berprestasi. Sementara itu, prospek bersifat positif dapat diperoleh dari partisipasi dan saran dari pekerja.

(44)

Konflik antara manajer dan bawahannya merupakan tanda bahwa perubahan diperlukan. Kekuatan untuk perubahan dapat datangdari adanya konflik, kepemimpinan yang jelek, sistem penghargaan yang tidak adil, dan perlunya reorganisasi struktural.42

Faktor-faktor perubahan organisasi yang dipaparkan oleh Kreitner dan Kinicki, menurut penulis adalah yang paling tepat terjadi pada kebanyakan organisasi. Seperti juga perubahan yang terjadi pada PT. Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM), sebagai objek penelitian yang penulis lakukan. Baik external forces maupun internal forces sebagai faktor perubahan yang dijabarkan Kreitner dan Kinicki, sangat sesuai dengan data-data yang penulis dapatkan atas perubahan yang terjadi pada PT Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa radio siaran. PT Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM) telah melakukan transformasi dari radio non komersial menjadi radio komersial. Dengan begitu, bukan hanya statusnya saja nanti yang akan berubah, melainkan keseluruhan manajemennya pun akan berubah mengikuti prosedur manajemen radio komersial. Tidak lagi seperti manajemen lama, karena manajemen radio komersial sangat berbeda dengan manajemen radio non komersial.

Seperti yang telah disebutkan oleh Kreitner dan Kinicki, bahwa salah satu faktor perubahan sebuah perusahaan adalah karakteristik demografis, hal ini juga dirasakan oleh RAS FM. Kelompok masyarakat dalam hal ini sebagai pendengar semakin kompleks dan berubah menjadi semakin kritis. Maksudnya, pendengar yang semakin heterogen mulai dari usia, pendidikan hingga pekerjaan

42

(45)

semakin menuntut disuguhi acara siaran radio yang sesuai dengan kemauan mereka. Hal ini jelas membuat RAS FM mulai melakukan perubahan dengan harapan mendapatkan output yang lebih baik dari sebelumnya.

Perubahan juga terjadi pada perlengkapan teknologi yang digunakan. Dunia setiap hari menciptakan peralatan teknologi yang semakin canggih yang menuntut setiap perusahaan, termasuk RAS FM jika ingin tetap bertahan mau tidak mau harus mengikuti arus teknologi. Semakin baik perlengkapan teknologi yang digunakan, maka semakin baik acara yang akan dihasilkan. Semakin baik acara yang dihasilkan, maka peluang untuk masuknya iklan dan sponsor akan semakin besar. Setiap stasiun radio berharap radio siarannya banyak dilirik oleh para pengiklan, karena iklan dan sponsor merupakan sumber penghasilan utama. Hanya dengan iklan mereka dapat menghasilkan keuntungan (profit oriented).

Selain hal tersebut diatas, sesuai dengan teori perubahan Kreitner dan Kinicki perubahan pada RAS FM juga terjadi karena faktor tekanan politik. Dalam hal ini datang dari pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana peraturan politik. Sebuah perusahaan dapat berubah salah satunya adalah karena peraturan pemerintah juga berubah. Sebagai pemegang kekuasaan atas perizinan siaran bagi stasiun radio, pemerintah memiliki kekuasaan penuh terhadap izin siaran radio. Jika radio siaran tidak mengikuti peraturan, maka pemerintah dapat mencabut izin siaran radio tersebut. Inilah yang memaksa setiap perusahaan untuk selalu siap berubah jika pemerintah juga mengharapkan perubahan itu.

(46)

perubahan pada PT. Radio Alaikassalam Sejahtera Frekuensi Modulasi (RAS FM).

Menurut Prof. Dr. J. Winardi, SE, dalam bukunya Manajemen Perilaku Organisasi, perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat berbentuk: 1.Perubahan teknologis, karena produk-produk baru atau tehnik-tehnik baru dan

proses baru dalam sebuah perusahaan.

2.Perubahan struktural, yang terjadi karena kebijaksanaan berubah atau digunakannya prosedur lain.

3.Perubahan orang-orang, karena tehnik baru atau personal baru.43

Faktor perubahan menurut Prof. Dr. J. Winardi, SE, sebenarnya sama dengan faktor perubahan yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki. Namun, Winardi mempersempitnya dengan menggabungkan beberapa faktor menjadi satu bagian kelompok.

Seperti perubahan struktural, yang terjadi karena adanya kebijaksanaan yang berubah. Kebijaksanaan yang dimaksud bisa datang dari dalam, seperti kepemimpinan yang berubah, dan juga bisa datang dari luar, yaitu kekuatan politik dalam hal ini pemerintah, serupa dengan yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki namun dikelompokkan dengan penulisan yang berbeda.

Keseluruhan faktor penyebab perubahan yang dijabarkan oleh Kreitner dan Kinicki juga Winardi, menurut Greenberg dan Baron menyebabkan terjadinya perubahan yang dinamakan perubahan organisasional.

Perubahan organisasional adalah transformasi secara terencana atau tidak terencana di dalam struktur organisasi, teknologi dan/atau orang.44

43

(47)

Bagi Daft, lebih memilih menyebut perubahan organisasional sebagai

perubahan radikal. Perubahan radikal adalah perubahan yang terjadi secara menyeluruh dalam suatu organisasi dan cenderung mengubah referensi, arah dan kebijakan organisasi. Biasanya perubahan ini mentransformasi seluruh bagian institusi. Misalnya, perubahan struktur organisasi dari vertikal-fungsional menjadi matrix, horizontal-teamwork. Perubahan ini melibatkan lahirnya suatu terobosan berupa strukur yang benar-benar baru dengan proses bisnis yang berbeda.45

Perubahan radikal bisa juga diartikan dengan reengineering. Reengineering bisa dilakukan untuk meraih hasil maksimal dan luar biasa.46

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan reengineering. Pertama, merumuskan kembali visi dan misi perusahaan. Langkah ini ditempuh agar dengan misi dan visi yang baru, perusahaan bisa mengantisipasi seluruh perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang. Visi diarahkan untuk bisa memenangkan persaingan pada tataran global, sedangkan misinya harus memberikan hasil yang maksimal kepada stakeholder, yakni semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.47

RAS FM sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa radio siaran juga tidak luput untuk selalu memberikan hasil yang maksimal kepada keseluruhan stakeholders-nya. Bagi stasiun radio, kelompok stakeholders dapat dibagi sebagai berikut:

44

Dr. Wibowo, S. E. M. Phil. Manajemen Perubahan. h 87. 45

Rhenald Kasali, Ph.D. Change. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005. h 80. 46

Cacuk Sudarijanto. Jurus Manajemen Cacuk Sudarijanto. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001. h 23.

47

(48)

1. Pemasok: penyedia (barang-barang, jasa, peralatan), wartawan lokal,

agen berita, pemerintah (dalam peran mereka sebagai pembuat berita),

LSM (berperan sebagai pemasok program), pemasok siaran pers.

2. Pelanggan: pendengar, pelanggan, pemasang iklan, agen periklanan, pemerintah (berperan sebagai penyandang dana), lembaga-lembaga donor, dan yayasan-yayasan.

3. Internal: staf yang dibayar, anggota dewan pengurus.

4. Eksternal: pesaing (media lokal lainnya), pemerintah (peranannya sebagai regulator), organisasi lokal, sekolah dan universitas yang mengajarkan tentang media lokal.48

Langkah kedua yang tak kalah penting adalah merumuskan strategi. Jadi perlu dirumuskan secara rinci strategi apa yang akan digelar untuk mewujudkan visi dan misi itu. Langkah ini kemudian disusul dengan pembenahan sistem. Dalam bahasa sehari-hari, kalangan birokrasi biasa menyebut sistem ini sebagai “sisdur”, sistem dan prosedur. Dalam bahasa business reengineering langkah ini biasa disebut business process dan biasanya harus dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi informasi. Langkah keempat adalah bagaimana pembenahan struktur perusahaan. Dalam keseharian, struktur juga dikenal sebagai organisasi. Dan langkah kelima, adalah langkah peningkatan sumber daya manusia.

Satu hal yang perlu diingat, di dalam perusahaan, sukses tidaknya reengineering akan sangat ditentukan oleh peran CEO (Chief Executive Officer). Ia akan menjadi penentu bisa tidaknya perusahaan mencapai hasil maksimal dan luar biasa.

48

(49)

Beberapa teori-teori tentang faktor perubahan yang penulis jabarkan di atas adalah teori-teori yang penulis pilih sebagai teori yang sesuai dengan data yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT Radio Alaikassalam Sejatera Frekuensi Modulasi (RAS FM).

Alasan penulis menyebutkan lebih dari satu teori perubahan manajemen untuk mewakili perubahan yang terjadi pada RAS FM adalah karena antara satu teori dengan teori yang lainnya jika digabungkan akan dapat saling melengkapi hingga akhirnya sesuai dengan data-data perubahan manajemen yang terjadi pada RAS FM dari radio non komersial menjadi radio komersial.

E. Terapan Manajemen Pada Radio Siaran

Skripsi ini dianalisis berdasarkan teori fungsi-fungsi manajemen Hendri fayol. Secara umum definisi manajemen adalah proses mengatur dan mengurus ornag-orang untuk menjalankan sejumlah fungsi-fungsi manajemen. Menurut Hendri Fayol manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran, melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian.49

Oleh karena itu, Fayol mengelompokkan fungsi manajemen di atas, yang kemudian disingkat dengan POAC, yaitu:

1. Planning 2. Organizing 3. Actuating

49

(50)

4. Controling

Keempat fungsi manajemen diatas adalah elemen utama setiap perusahaan untuk tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang berhasil. Namun, suatu saat elemen-elemen tersebut bisa saja tidak berfungsi dengan baik karena tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus selalu siap melakukan perubahan dan pembaharuan pada keseluruhan fungsi manajemennya yang sejalan dengan lingkungan yang semakin berubah. Perubahan yang terjadi pada keseluruhan fungsi manajemen Hendri Fayol di atas sama seperti perubahan keseluruhan struktur organisasional pada sebuah perusahaan milik Greenberg dan Baron yang diakibatkan oleh faktor yang datang dari luar organisasi ataupun yang datang dari dalam organisasi seperti yang dikemukakan Kreitner dan Kinicki.

Merumuskan kembali atau membuat ulang keseluruhan fungsi manajemen perusahaan harus dilakukan demi berlangsungnya sebuah perusahaan. Perubahan dari semua elemen fungsi manajemen yang dilakukan secara menyeluruh atau secara organisasional dilakukan baik pada planning, organizing, actuating, maupun controlling, dan perubahan yang dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan, baik lingkungan internal ataupun lingkungan eksternal.

(51)

atau daerah mana yang digunakan untuk studio sampai tenaga kerja yang harus dipersiapkan, keseluruhannya selalu mengalami perubahan oleh karena itu perusahaan harus selalu siap melakukan perubahan.

Kedua organizing, perubahan pada manajemen radio dapat terjadi pada pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas dan pengelompokan pegawai. Terbagi atas melaksanakan tugas, memproduksi, mengemas produk, menjual produk dan sebagainya. Pemberdayaan sumber daya manusia harus ditingkatkan dengan klasifikasi keahlian yang tepat pada masing-masing bidang. Disini pula letak kepemimpinan yang baik dibutuhkan. Perubahan organizing akan berhasil jika terdapat keselarasan antara pemimpin dan pegawai.

Ketiga actuating adalah pengarahan operasionalisasi pekerjaan. Pengarahan harus benar-benar terfokuskan untuk mutu dan menariknya acara siaran. Sekali saja ada kesalahan dalam melakukan siaran, maka jangan harap radio siaran tersebut akan disenangi atau didengarkan oleh masyarakat. Pasar memegang peranan penting disini. Oleh karena itu, pembaharuan siaran berdasarkan kesukaan pasar harus dilakukan jika suatu radio siaran ingin berhasil. Penyelenggaraan siaran (broadcaster) radio siaran harus peka terhadap situasi atau lingkungan pendengarnya.

(52)

kontrol disini, karena fungsi kontrol sangat menentukan hidup mati radio siaran tersebut.

Dalam buku Mengelola Radio Siaran Mendulang Untung dari Bisnis Informasi dan Hiburan karya Drs. Totok Djuroto, Msi, dituliskan bahwa stasiun radio siaran perlu memperhatikan:

1. Keinginan pendengarnya (audience).

2. Kecenderungan perubahan sosial yang terjadi. 3. Kiat-kiat kompetitor.

4. Mengamati perkembangan teknologi, ekonomi, politik, dan sosial budaya. Jika ada stasiun radio siaran yang terpaksa ditinggalkan oleh pendengarnya, atau pendengar itu berpindah ke radio siaran yang lain, maka pengelola radio siaran tersebut harus melihat kenyataan tersebut sebagai bagian dari perubahan perilaku pendengar. Sebenarnyalah pendengar radio bersifat temporer. Suatu saat mereka akan berpindah ke siaran radio yang lain, karena memang mereka mempunyai banyak pilihan. Itu sebabnya pengelola siaran radio (broadcaster) tidak hanya dituntut untuk kreatif, tetapi juga harus berjiwa wirausaha (entrepreneuship).50

Dengan demikian perubahan yang terjadi pada fungsi manajemen radio Hendri Fayol ternyata sejalan dengan faktor perubahan yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki dan teori perubahan milik Greenberg dan Baron. Ditinjau dari segi kelembagaan, radio siaran juga mempunyai peluang yang sama dengan media massa lainnya, yakni mengembangkan manajemen perusahaannya.

50

(53)

Seseorang yang memiliki stasiun radio siaran, bisa dianggap memiliki satu perusahaan.51

Radio siaran yang terlajur mengudara, suka atau tidak suka harus menghadapi tantangan besar, baik yang datang dari dalam (intern) juga dari luar (extern). Tajamnya persaingan antar pengelola radio siaran, mengharuskan mereka mengkaji ulang organisasi perusahaannya. Bila ada gejala-gejala radio siarannya ditinggalkan oleh pendengar, perolehan iklan menurun, broadcaster-nya mengeluh, dan acara-acara siarannya membosankan, itu pertanda perusahaan sedang mengalami krisis.

Dalam kondisi seperti itu, terapinya adalah manajemen radio siaran tersebut harus menata ulang organisasinya, dengan memperhitungkan situasi pada masyarakat pendengarnya, keaktifan kompetitor, dan melihat urgensi acara-acara siarannya, terhadap kebutuhan pendengarnya. Ini berarti perusahaan tersebut membutuhkan perubahan. Jika diperlukan melakukan perubahan di segala bidang yang dimiliki.

Atas dasar berbagai teori yang penulis gunakan demi menunjang terjadinya sebuah proses transformasi manajemen pada RAS FM, maka untuk kepentingan penelitian ini disusun 10 faktor yang menjadi pusat pengamatan perubahan yang terjadi dari radio non komersial menjadi radio komersial, diantaranya sebagai berikut:

1. Karakteristik 2. Pemasukan

3. Lokasi atau tempat usaha

51

(54)

4. Badan hukum 5. Visi misi

6. Area jangkauan siar 7. Pendengar

8. Studio

9. Peralatan audio, dan 10.Struktur organisasi

(55)

BAB III

GAMBARAN UMUM RAS FM

A. Sejarah Berdirinya RAS FM

Radio Alaikassalam Sejahtera Frequency Modulation (RAS FM) memang berawal dengan nama Radio Asy-Syafi’iyah. Dinamakan radio Asy-Syafi’iyah karena pendiri dan pemiliknya adalah pemimpin umum Perguruan Asy-Syafi’iyah, yaitu KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie. Anak dari KH. Abdullah Syafi’ie, pendiri Perguruan Asy-Syafi’iyah.

Radio Asy-Syafi’iyah menguara pada gelombang Amplitude Modulation (AM). Tujuan awal didirikannya radio Asy-Syafi’iyah adalah untuk mensyiarkan Perguruan Asy-Syafi’iyah agar lebih dikenal dan booming di masyarakat.52

Pada perkembangannya, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie, sebagai komisaris utama, dengan enam komisaris lainnya yang terdiri dari adik-adik dan saudara KH. Abdul Rasyid, yaitu diantaranya Hj. Azizah Azis, Ita Rogayah, SE., Muh. Jamaluddin, SE., Robiatul Adawiyah, H. Alwy Rasyid dan Aisyaturridho, M.si mengadakan rapat dan mengambil keputusan untuk lebih melebarkan jaringan siaran radio Asy-Syafi’iyah. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat Radio Asy-Syafi-iyah beralih gelombang menjadi Frequency Modulation (FM).53

Dengan berubah meggunakan gelombang FM, maka siaran Radio Asy-Syafi’iyah dapat didengar oleh banyak pendengar di tempat yang lebih jauh. Jika

52

Wawancara pribadi dengan Manajer Finance-GA RAS FM, H. M. Andri Hendrawan, SE pada tanggal 24 Februari 2008.

Referensi

Dokumen terkait