RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Riski Okardi
Tempat Tanggal Lahir : Peknbaru, 26-Oktober-1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Fakultas / Program studi : Desain / Desain Komunikasi Visual
E-mail : Okardir@yahoo.com
Telepon : 0853-1562-4666 / 0857-2297-7666
Nama Orang Tua
a) Ayah : DS. Suwardi
b) Ibu : Yuliati Amir
II. Pendidikan
Tahun 2002 Tamat Sekolah Dasar 008 Negeri Pekanbaru
Tahun 2005 Tamat Sekolah Lanjutan Pertama 05 Negeri Pekanbaru
Laporan Pengantar Tugas Akhir
KAMPANYE SOSIAL MENGHADAPI KEJAHATAN FROTTEURISME
DK 38315/ Tugas Akhir
Semester II 2012-2013
Oleh :
Riski Okardi
51908087
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya hingga bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini, dan tidak lupa ucapan terimakasih kepada ibu dosen pembimbing, yang telah membimbing pengerjaan tugas akhir selama ini. Kejahatan Frotteurisme merupakan kejahatan pelecehan seksual yang dapat merugikan dan meresahkan bagi kaum perempuan. Maka dari itu laporan ini dibuat untuk menciptakan media informasi yang dapat menyampaikan pesan tentang Kejahatan Frotteurisme kepada masyarakat agar lebih berhati – hati lagi ketika berada di tempan umum Harapan selama mengerjakan proyek tugas akhir ini adalah mendapatkan ilmu dan ilmu tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
ii I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 4
I.3 Rumusan Masalah... 4
I.4 Batasan Masalah ... 4
I.5 Tujuan Perancangan ... 4
BAB II KEJAHATAN FROTTEURISME
II.3.2 Jenis-jenis Penyimpangan Seksual ... 9
II.4 Frotteurisme ... 11
II.4.1 Definisi ... 11
II.4.2 Penyebab dan Ciri-ciri ... 12
II.4.3 Solusi ... 13
II.4.2 Persepsi Masyarakat ... 14
BAB IIISTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 17
iii
III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 18
III.1.3 Strategi Kreatif ... 19
III.1.4 Strategi Media ... 20
III.1.5 Strategi Distribusi ... 23
III.2 Konsep Visual ... 24
III.2.1 Format Desain ... 24
III.2.2 Tata Letak (layout) ... 24
III.2.3 Tipografi ... 25
III.2.4 Ilustrasi ... 26
III.2.5 Warna ... 26
BAB IVTEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Proses Perancangan Media ... 27
IV.1.1 Sketsa Awal ... 28
IV.2.1 Tahap Perancangan ... 29
IV.2 Media ... 31
IV.2.1 Media Utama ... 32
IV.2.2 Media Pendukung ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 40
40
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, Ahmad. (2003). Perancangan Logo PT. Tesapura Bandung.
Kelompok Kerja Convention Watch (2007). Hak Asasi Perempuan. :Obor Indonesia
Moeljatno, Molejatno (2009). Kitap Undang-undang Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Onong Uchjana (2003). Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers. Rustan, Surianto (2009). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia. The Art Book. (1994). London: Phaidon Press Limited: Author.
Wahid Abdulah, M. Irfan (2001). Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual. Bandung: Rafika Aditama.
ACARA TELEVISI
Amirin. Zoya (2012). Sexophone:Frotteurisme. Televisi Trans 7 Waktu: Hari, Jumat / jam,00.00 WIB
LAMAN WEB
Anonim. (2012). Definisi Hukum Secara Umum. Tersedia di:
http://statushukum.com/definisi-hukum-secara-umum.html [29 Oktober 2012]
41 http://statushukum.com/fungsi-hukum.html [29 Oktober 2012]
Anonim. (2012). Unsur-Unsur Hukum. Tersedia di:
http://statushukum.com/unsur-unsur-hukum.html [29 Oktober 2012]
Budi Santoso, Teguh. (2012). Frotteurisme. Tersedia di:
http://health.detik.com/read/2010/04/09/12309/1335231/763/frotteurisme [12 Oktober 2012]
Nugrahanto, Pradipta. (2013). Pencabulan di Bus TransJ. Tersedia di:
http://news.detik.com/read/2010/06/06/133840/1370862/10/dr-boyke-penyimpangan-seksual-di-ruang-publik--frotteurism--sulit-disembuhkan [17 april 2013]
Rachmatunnisa. (2013). Mengapa Wanita Suka Warna Pink?. Tersedia di:
http://news.okezone.com/read/2009/05/13/56/219373/mengapa-wanita-suka-warna-pink
[15 may 2013]
Wahyuningsih, Merry. (2012). 10 Perilaku Kelainan Seksual. Tersedia di:
http://health.detik.com/read/2010/04/09/123039/1335231/763/10-perilaku-kelainan-seksual
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang Masalah
Kejahatan sejak dahulu hingga sekarang selalu menjadi masalah umat manusia, menurut Abdul Wahid dan Muhammad Irfan (2001, h.3) “Dalam perspektif historis dapat dikatakan, bahwa usia kejahatan itu sama dengan usia sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini.” Kejahatan itu bisa muncul di mana saja, baik itu dari kalangan pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri dan tidak memilih status orang kaya maupun orang miskin, seperti pernyataan Frank Tannambaum (dalam A. Wahid dan M. Irfan, 2001, h.26) “crime is eternal-as eternal as society”, yang artinya dimana ada manusia di sana pasti ada kejahatan. Persoalan kejahatan bukanlah merupakan persoalan yang sederhana terutama dalam masyarakat yang sedang mengalami perkembangan seperti Indonesia ini. Dengan adanya perkembangan itu dapat dipastikan terjadi perubahan tata nilai, dimana perubahan tata nilai yang bersifat positif berakibat pada kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera, sedang perubahan tata nilai bersifat negatif menjurus ke arah runtuhnya nilai-nilai budaya yang sudah ada. Banyak bentuk kejahatan, ada yang terjadi di tempat sepi seperti pembunuhan, pemerkosaan dan perampokan. Sedangkan kejahatan yang terjadi di tempat umum seperti penipuan, jambret, penculikan dan pelecehan yang bersifat penindasan sampai pelecehan seksual. Dan yang menjadi pembahasan disini adalah kejahatan pelecehan seksual yang terjadi di tempat umum, salah satu masalah yang dihadapi dan menjadi masalah bagi lingkungan adalah aktivitas seksual yang lebih menjurus pada hal-hal negatif. Dikatakan negatif karena pelaku bersikap dan bertingkah laku yang menyimpang, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam perilaku seksual disalurkan dengan sesama jenis kelamin, dengan anak yang belum berumur, dan sebagainya.
2
perilaku menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Tidak semua manusia normal, karena pasti ada saja yang memiliki kecenderungan tidak normal/tidak wajar dalam menjalani hidup di dunia. Salah satu ketidak wajaran manusia dapat dilihat dari perilaku seksual menyimpang yang ada pada dirinya.
Kelainan seks terjadi pada batin atau kejiwaan seseorang walaupun dari segi fisik penderita penyakit seks batin tersebut sama dengan orang-orang normal yang lain. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Dari dulu sampai zaman sekarang ini banyak sekali tindakan-tindakan yang sangat merugikan kaum perempuan atau wanita, karena perempuan itu selalu dipandang sebagai kaum yang lemah, yang seolah-olah mudah sekali untuk mengganggu mereka. Dan hal itu dianggap diskriminasi bagi kaum perempuan, karena banyaknya kasus kejahatan yang melecehkan kaum perempuan sehingga ada hukum-hukum tertentu yang dapat digunakan untuk melindungi perempuan dari perbuatan yang mengancam hakasasi perempuan.
Kejadian yang sering terjadi dalam perilaku seks yang menyimpang, seperti pelaku melampiaskan hasrat seksnya dengan mengintip atau mengabadikan seorang perempuan yang sedang ganti baju atau sedang mandi, ada yang langsung bertindak di tempat umum seperti meraba, menggerayangi dan bahkan sampai terjadi tindakan pemerkosaan. Hal ini harus diwaspadai oleh kaum perempuan karena sangat berbahaya, banyak sekali akibat atau dampak yang akan ditimbulkan dari perilaku tersebut. Maka seorang perempuan harus mempunyai pertahanan terhadap dirinya dari orang-orang yang akan bertindak jahat terhadapnya.
3
Perancis yang berarti “menggosok”. Frotteurisme ini terjadi berawal dari pelaku yang mendekati dan merapat kebadan korban yang di pilihnya, lalu pelaku menggosok-gosokan bagian tubuhnya yang di anggap bisa memuaskan nafsu seksual pelaku ke bagian tubuh korban.
Frotteurisme ini sering terjadi di angkutan umum, di tempat pertunjukan umum / konser dan bahkan sampai di antrian Super market sekalipun bisa terjadi, pelaku frotteurisme ini tidak selalu laki-laki dan korban wanita, bisa saja yang menjadi pelaku wanita dan yang menjadi korban laki-laki. Hal ini di sebabkan wanita lebih mempunya sifat ingin membuat dirinya menarik, namun wanita terkadang tidak dapat memilih gaya berpakaian yang tepat ketika ingin berpergian, namun tidak menutup kemungkinan bahwa wanita berpakaian tertutupun bisa menjadi korban, tetapi dengan perbandingan bahwa diantara wanita yang berpakaian tertutup dibandingkan dangan wanita berpakaian terbuka, berpakaian terbuka memiliki kemungkinan untuk diganggu / digoda lebih besar.
Gambar I.1 Suasana antrian
Sumber: http://m.kaskus.co.id/thread/5183a2ad1dd7193744000003/hati-hati-di-tempat-ramai-terutama-cewe/1 (20 mei 2013)
4
1.2.Identifikasi Masalah
Banyak hal yang berpengaruh terhadap penyimpangan seksual sehingga masalah ini sering terjadi di masyarakat
Kurangnya informasi tentang perilaku frotteurisme tersebut
Tidak tahunya cara yang benar untuk menghadapi pelaku kejahatan frotteurisme
Perempuan beranggapan bahwa di tempat ramai tidak ada kejadian pelecehan seksual
1.3.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah masyarakat tahu cara menghadapi pelaku frotteurisme.
Apakah masyarakat tahu dimana saja kejahatan frotteurisme itu bisa terjadi. Bagaimana cara mensosialisasikan kejahatan frotteurisme kepada masyarakat.
1.4.Batasan Masalah
Penelitian menentukan batasan-batasan masalah dalam pembahasan dalam penjelasan data yang akan dikaji, yaitu sebagai berikut, dalam kasus penyimpangan frotteurisme yang sudah terjadi, banyak dari korban pelecehan tersebut adalah wanita. Dan yang menjadi batasan masalahnya adalah hanya membahas hal yang mencakup pelecehan seksual yang berada di tempat umum yang lebih bersifat frotteurisme
1.5.Tujuan Perancangan
17
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai kampanye Menghadapi Kejahatan Frotteurisme berdasarkan masalah adalah merancang sebuah media kampanye yang disampaikan untuk target sasaran kampanye supaya lebih mengetahui cara menghadapi kejahatan frotteurisme lebih jelas dan meningkatkan kewaspadaan ketika berada di tempat umum, sehingga berkurangnya kejadian-kejadian pelecehan seksual di tempat umum.
Segmentasi: Demografis
Usia : 18 – 25 tahun
Karena hasil laporan penelitian yang diambil melalui kuesioner kepada masyarakat Bandung, pada usia inilah yang berpotensi menjadi korban pelecehan seksual di tempat umum.
Jenis Kelamin: Wanita
Dalam jenis pelecehan seksual frotteurisme ini, yang banyak menjadi korban adalah wanita
Pendidikan: Sekolah Menengah Atas (SMA) Status Ekonomi Sosial : menengah atas – bawah
Psikografis
Kebiasaan Masyarakat:
Memiliki aktifitas rutin ditempat umum. Takut bertindak ketika ada yang menggangu.
Kurang self awareness, maksudnya ketika seseorang mengalami sesuatu, dia kurang memahami apakah dia sedang dirugikan atau tidak.
Geografis
18
3.1.1 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi yang digunakan ialah komunikasi secara langsung dengan menggunakan strategi visual yang mudah dipahami, melalui fotografi yang terlihat lebih realis yang sedang berdesak-desakan ditempat umum. Dan menampilkan foto yang ramai sehingga dapat menarik perhatian target audien, dan untuk mempermudah target audien dalam menyerap dan memahami isi pesan yang ingin disampaikan melalui visualisasi tersebut.
3.1.2 Pendekatan Komunikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dianalisa, maka dalam perancangan media informasi akan menekankan kepada fakta-fakta yang erat hubungannya dengan kampanye pelecehan seksual di tempat umum. Dalam pendekatan komunikasi yang akan dilakukan, maka akan melalui dua cara yaitu pendekatan verbal dan pendekatan visual.
1) Pendekatan Komunikasi Visual
Dalam pendekatan komunikasi visual ini yang digunakan dalam penyampaian informasi kepada target audien yang akan ditentukan dari segmentasi melalui cara penelitian dan pertimbangan, sehingga pesan yang akan disampaikan untuk target audien tercapai dengan tepat maka visualisasi yang akan digunakan berupa hasil fotografi yang lebih terlihat serius dan nyata sesuai keadaan yang sesungguhnya. Dengan hal tersebut, target audien dapat merasakan langsung tujuan dan keadaan dari visual yang ingin di sampaikan.
2) Pendekatan Komunikasi Verbal
19
a) Pesan Utama
Pesan utama yang ingin disampaikan kepada target audien adalah mengajak perempuan untuk membantu memberantas pelaku pelecehan seksual di tempat umum dengan cara bertindak sesuai solusi yang ditemukan hasil penelitian yang diperoleh dari ahli dengan slogan “Perempuan, Ayo Bertindak”
b) Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye adalah untuk keperluan informasi dan persuasi dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat. Tujuan utama strategi komunikasi menurut Onong Uchjana dalam Ilmu Komunikasi (2003. 32) terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu:
1. To Secure Understanding
Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Dalam hal ini penulis ingin menginformasikan bahwa kejahatan frotteurisme bisa terjadi kapan saja di tempat umum dan harus lebih berhati-hati lagi dan mengajak perempuan untuk bertindak.
2. To Establish Acceptance
Bagaimana penerimaannya itu harus dibina ?. Dengan memberikan informasi tentang cara-cara atau solusi ketika terjadi kejahatan frotteurisme dan supaya pelaku jerah untuk melakukan perbuatannya lagi.
3. To Motivate Action
Kegiatan memotivasi. Gaya komunikasi yang ringan dan mudah dimengerti agar target kampanye dapat mengerti pesan yang disampaikan untuk meningkatkan pengetahuan dan respon yang benar ketika terjadi kejahatan frotteurisme.
3.1.3 Strategi Kreatif
20
dikhawatirkan tidak dapat menarik perhatian target audien sehingga tujuan kampanye tidak tercapai dengan baik dan tidak efektif
Strategi kreatif tersebut akan dimasukkan dalam media brosur yang akan menampilkan suasana yang ramai di tempat umum seperti kerumunan penonton konser, di dalam bis dan juga diantrian gambar yang sama dari poster ditahap pertama, ini dilakukan untuk menandakan bahwa brosur yang dibuat tersebut lanjutan dari poster tersebut. Dan didalam brosur akan ada ilustrasi dari bentuk kejadian frotteurisme tersebut seperti dari foto tiga orang yang berdekatan tersebut akan terlihat suasana ramai, dan di keramaian tersebut terdapat pelaku (laki-laki), korban (perempuan) dan ditambah orang ketiga (saksi/ teman korban) yang berguna untuk memunculkan kesan ramai sebagai masyarakat biasa dan penempatan posisi pelaku selalu berada di belakang korban
Warna-warna yang terdapat dalam desain ini adalah mengunakan warna merah muda, menurut Anya Hulbert (dalam Racmatunnisa. news.okezone.com) sebagai warna yang banyak di sukai wanita karena warna ini merupakan warna cerah turunan dari warna merah. Di dalam brosur tersebut terdapat slogan yang bertuliskan “Perempuan, Ayo Bertindak” yang ditampilkan dengan warna merah muda. Kata “Perempuan” merupakan kata yang menandakan sebagai objek, sedangkan “Ayo” merupakan kata ajakan untuk mengajak perempuan untuk “Bertindak”. Disini mengunakan kalimat persuasif, sengaja dilakukan dikarenakan media ini di buat untuk mengajak perempuan untuk bertindak karna lebih baik di ucapkan secara langsung.
Dan selebihnya isi dari brosur ini merupakan info-info yang ingin diberikan kepada target audien berupa penjelasan frotteurisme dan cara menghadapi kejadian tersebut ketika target audien menjadi korban maupun menjadi orang ke tiga di saat kejadian.
3.1.4 Strategi Media
21
dan tepat. Pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang disampaikan bisa dirasakan dan tersampaikan dengan tepaat oleh target audien.
Strategi media berupa beberapa aplikasi media printing. Media ini dipilih karena informasi yang disalurkan oleh media ini lebih cepat diterima dan langsung kepada target melalui strategi kreatif tersebut penyampaian pesan lebih efektif sehinga target sasaran dapat mengerti. Dalam merancang strategi media akan dibagi menjadi 2 media, yaitu media utama dan media pendukung, yaitu:
1. Media Utama
Media yang langsung memberikan informasi seputar Menghadapi Kejahatan Frotteurisme yang lebih banyak berupa informasi umum, pesan, dan juga solusi. Media yang digunakan tersebut adalah:
- Brosur
Dalam perancangan ini akan menggunakan brosur sebagai media utama karena lebih efektif untuk menyampaikan informasi. Didalam brosur dapat dimasukan berbagai informasi cukup banyak yang berhubungan dengan Frotteurisme, media ini bisa langsung menggantarkan informasi langsung ke target audien dengan tepat dan brosur yang lebih kecil sehinga mudah diselipkan dan dibawa. 2. Media Pendukung
Media yang mendukung media utama. Dalam kampanye ini media endukung bertugas sebagai media pengingat dari kampanye yang sedang dilakukan. Beberapa media tersebut adalah:
- Poster
Media ini digunakan sebagai media yang dapat ditempatkan dikeramaian yang mencakup target secara luas dan tepat sasaran. Media ini ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan dilihat. - Spanduk
22 - X-banner
Media yang bisa di posisikan didalam ruangan namun memiliki ukuran cukup besar sehingga mudah terlihat
- Stiker
Dimana dapat membantu penyampaian informasi yang akan telah di tentukan, karena media sticker mudah untuk di letakan dimana pun. - Pin
Seperti halnya sticker pin dapat memberikan kesan yang menarik di karenakan pin bisa mendekati wanita dari bentuknya yang sederhana - Mug
Bisa menjadi media informasi sebagai pengingat yang memiliki kegunaan setiap hari digunakan sehingga pesan akan di ingat selalu - Iklan Internet
Dengan kecangihan masa sekarang kita mudah terhubung melalui media internet dan iklan internet bisa membantu menyampaikan informasi dengan cepat
- Iklan ambient
Menyampaikan kampanye dengan cara kreatif dan unik sehingga mudah menarik perhatian dan mudah di ingat, seperti jejak kaki didalam angkutan umum.
- Kalender Meja
23
3.1.5 Strategi Distribusi
Strategi distribusi disini mengikuti sesuai tahap-tahap kampanye yang ada, dan dilakukan selama 7 minggu berturut-turut.
1. Tahap Awareness (kesadaran)
Pada tahap ini memberitahu mengenai frotteurisme ke masyarakat umum dengan cara membuat target audien penasaran yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam tahap ini, informasi akan disebarkan selama 3 minggu mulai dari minggu ke 3 bulan Februari.
2. Tahap Persuasive (mengajak)
Setelah melakukan tahap awareness, dilanjutkan dengan tahap persuasive (mengajak) dengan cara membagikan media informasi yang bersifat mengajak dan menjawab pertanyaan masyarakat tentang frotteurisme dilakukan selama 3 minggu di mulai dari minggu ke 2 bulan Maret.
3. Tahap Reminding (pengingat)
Tahap reminding berfungsi sebagai pengingat dari kampanye yang telah berjalan sebelumnya. Melalui gimmick atau cinderamata yang diberikan. Dalam tahap ini, penybaran media informasi dilakukan selama 1 minggu saja pada minggu ke 2 Maret dan minggu pertama April.
24
Pemilihan waktu pendistribusian media kampanye, ditentukan supaya pada taham penyebaran brosur bersamaan dengan hari “Hari Perempuan Internasional” pada tangal 8 Maret dan semua tahapan tersebut dilakukan di Bandung, khususnya di daerah atau tempat-tempat yang ramai dan sibuk seperti halte bis, terminal, dan pasar kaget (pasar yang hanya ada pada waktu-waktu tertentu) seperti pasar gasibu.
3.2 Konsep Visual
Konsep visual dari perancangan media informasi menghadapi kejahatan frotteurisme, adalah menampilkan visualisasi secara sederhana tanpa mengesampingkan fakta informasinya. Penyampaian secara informatif dengan menggunakan perpaduan fotografi dan tipografi. Selain itu didukung dengan gambar yang sangat dekat hubungannya dengan pelecehan seksual.
3.2.1 Format Desain
Pada kampanye ini format desain yang digunakan yaitu format desain yang sederhana yang menjadikan gambar dan tulisan sebagai inti pesan. Format digunakan kebanyakan mempunyai format portrait (berdiri tegak) dan beberapa landscape (mendatar) sesuai dengan kebutuhan media yang digunakan
3.2.2 Tata Letak (layout)
Tata letak brosur yang formal dan rapi berdiri, tidak ada yang miring penempatan logo dan tagline berada di depan brosur bagian dalam berisikan info kampanye
25
3.2.3 Tipografi
Jenis Font yang digunakan dalam visual media promosi ini adalah jenis huruf yang sesuai dengan konsep visual dan unsur-unsur keterbacaan, alternatif huruf yang digunakan adalah sebagai berikut:
~ Harabara ~
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890,.?/:;
”
()
Tipografi ini digunakanan karena karakternya yang jelas dibaca, juga berkesan dan menggambarkan suasana santai, persahabatan dan mempunyai sifat mengajak sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai tipografi untuk mengajak wanita dengan cara lembut sehingga perempuan nyaman untuk membaca isi pesan yang ingin disampaikan.
~ Perspective Sans ~
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890,.?/:;”()
Jenis huruf dari PERSPECTIVE SANS adalah berjenis sans serif. Huruf ini dipilih karena menimbulkan kesan serius, kokoh dan penting. Penggunaan huruf ini untuk menjelaskan bagian isi dari info yang mau di sampaikan, tidak banyak bentuk sehinga mudah untuk di baca.
~
Perspective Sans
~
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
123456789:,.?/*+”()
26
3.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar yang dihadirkan untuk memperjelas sesuatu yang bersifat tekstual. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik gambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Ilustrasi biasanya dibuat untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna (Phaidon, 1994: 32).
Di media informasi ini akan mengunakan ilustrasi dari tehnik fotografi, menampilkan apa yang terjadi sehinga mudah di terima oleh target audien dan jelas dangan kesan yang serius karena foto terlihat lebih nyata dan sunguh-sunguh sehingga pembaca bisa sadar langsung dengan apa yang ingin di sampai kan oleh kreator.
3.2.5 Warna
Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yag dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut - kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia (Junaedi, 2003, h.14).
Menurut Rustan (2009, h.73), berikut beberapa sifat dan kesan yang ditimbulkan oleh warna:
- Merah muda :
Musim semi, rasa syukur/terimakasih, penghargaan, kagum, simpati, feminin, kesehatan, cinta, romansa, bulan Juni, perkawinan, sukacita, kekanakan. - Putih:
Kesempurnaan, kesucian, pernikahan, bersih, kebaikan. - Hitam:
27
Warna yang digunakan adalah warna-warna yang menarik bagi wanita. Yaitu warna yang lembut seperti warna merah muda, karena warna merah muda merupakan warna yang banyak di sukai oleh perempuan. Dan mengunakan warna kontras hitam karena melambangkan warna kejahatan, maksudnya di sini perempuan itu harus bisa melawan kejahatan dengan cara bertindak sehingga muncul warna putih.
28
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1 Proses Perancangan Media
Dalam media kampanye ini penyampaian informasi utama melalui brosur. Dalam pembuatan brosur ini terdapat beberapa tahap yaitu tahap manual seperti sketsa kemudian dilanjutkan pada tahap digital.
4.1.1 Sketsa Awal
Sketsa awal adalah perancangan menggunakan sketsa pensil yang dibuat dengan desain layout yang sederhana dengan tingkat keterbacaan yang mudah.
1. Layout
Gambar IV.1 Sketsa brosur bagian luar
29
2. Visual
Gambar IV.3 Visual yang sama pada poster tahap pertama
Visual tersebut dibuat dengan teknik fotografi dan telah ditambahkan headline dan teks sesuai dengan konsep poster tahap pertama.
4.1.2 Tahap Perancangan
Perancangan dilakukan secara digital menggunakan dua software yaitu Adobe Photoshop CS 6 dan Adobe Illustrator CS 6.
A. Proses digitalisasi
Proses digital menggunakan Adobe Illustror CS 6 dengan teknik tracing kemudian digital coloring.
1. Langkah pertama buka software Adobe illustrator, buat dokumen baru dan sesuaikan dengan ukuran brosur yang akan dibuat. kemudian masukan sketsa yang telah dibuat dengan cara ctrl+O atau mengklik OPEN pada file dalam menu bar.
30
Gambar IV.5. Membuka file sketsa
2. Kemudian langkah selanjutnya adalah tracing sketsa menggunakan pen, box atau elips yang terdapat pada tools.
Gambar IV.6 Tracing sketsa
3. Setelah semua outline selesai dilanjutkan dalam tahap coloring. Dan memasukkan gambar poster yang di gunakan untuk menjadi cover brosur, dalam perancangan ini warna yang dipilih yaitu warna yang sudah ditentukan dan merubah warna police line menjadi merah muda.
Gambar IV.7 Memberi warna background gambar
31
Gambar IV.8 Penempatan logo
5. Mengatur kembali posisi sehingga menemukan layout yang benar-benar pas, hal ini dilakukan dikarenakan terkadang ada yang menjadi tidak menarik setelah melakukan tahap pewarnaan sehingga harus di atur kembali untuk menemukan layout yang baik dan menarik.
Gambar IV.9 Setelah mengatur ulang
Hal yang sama dilakukan ketika membuat bagian isi dari brosur tersebut.
4.2 Media
32 Ukuran : 15cm × 19cm
Bahan : Artpaper Produksi : Digital print
4.2.1 Media Utama
Brosur
Brosur bagian luar:
33 2. Di area yang sering mengadakan konser
34 Brosur bagian luar:
1. Isi brosur angkutan umum
35
Ukuran : A2/42cm × 59.4cm Bahan : Glossy
Produksi : Digital print 3. Isi brosur antrian
4.2.2 Media Pendukung
Poster
36 Ukuran : Jejak kaki orang dewasa Bahan : Artpaper laminasi Produksi : Digital print
37 Ukuran : 400cm x 100cm
Bahan : Flexy Produksi : Offset
Format : RGB Spanduk
Iklan internet
38
Ukuran : 40cm × 24cm Bahan : Flexi Korea Produksi : Digital print
Ukuran : A5/14.8cm × 20cm Bahan : Artpaper 310
Produksi : Digital print X-Banner
39
Ukuran : 3cm × 6cm Bahan : stiker transparan Produksi : Digital print Ukuran : 5cm
Bahan : Artpaper laminasi Mug
Pin