• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Promosi Kain Ulos Batak Toba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Promosi Kain Ulos Batak Toba"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kaya akan seni, budaya dan terdiri dari berbagai macam suku. Bayangkan dari sabang sampai merauke, ada ratusan bahkan mungkin ribuan seni-budaya, adat istiadat, kebiasaan yang memang asli Indonesia. Dari berbagai macam suku diantaranya suku Batak, Jawa, Sunda, Badui, Dayak dan masih banyak lagi suku lainnya, memiliki seni, budaya dan pakaian adat yang berbeda-beda, salah satunya di daerah Sumatera Utara.

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera. Provinsi ini merupakan kampung halaman suku bangsa batak. suku batak sendiri terbagi lagi ke dalam beberapa suku yaitu, Batak Toba, Karo, Pesisir, Mandailing/Angkola, Simalungun dan Pak-pak.

Berbicara tentang kerajinan suku batak, suku batak mengenal kerajinan kain yaitu kain ulos, kain tenun khas batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah batak yang berbunyi : ijuk pangihot ni hodong, ulos pangihot ni holong, yang artinya ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.

Nenek moyang suku batak adalah manusia-manusia gunung, Hal ini disebabkan kebiasaan mereka tinggal dan berladang di kawasan pegunungan. Kehidupan masyarakat suku batak, tidak terlepas dari penggunaan kain ulos, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai upacara adat. Melihat begitu pentingnya fungsi ulos dalam masyarakat batak, maka upaya-upaya pelestarian harus segera dilakukan. Pelestarian tentunya tidak hanya dimaksudkan agar keberadaan kain tersebut tidak punah.

(2)

2 berbudaya serta memiliki nilai-nilai luhur ketimuran. Peninggalan sejarah dan tradisi yang mempunyai nilai perjuangan bagi masyarakat suku batak, kebanggaan serta nasionalisme persaudaraan tetap dipelihara dan di bina untuk memupuk, memperkaya dan memberi corak khas kepada kebudayaan serta dapat di jadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang.

Di zaman yang sudah modern saat ini dan sudah masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia, kain ulos batak toba salah satu warisan budaya bangsa Indonesia ini semakin dilupakan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka hal yang diidentifikasi, yaitu:

- Peranan pemerintah dalam melestarikan kain ulos batak toba agar tetap selalu ada keberadaanya.

- Memposisikan kain ulos batak toba sebagai objek hak cipta yang dilindungi.

- Masih ada masyarakat batak yang belum mengetahui arti dari kain ulos batak toba.

- Kain ulos batak toba semakin dilupakan akibat masuknya budaya asing kedalam masyarakat Indonesia.

- Kurangnya media promosi tentang kain ulos batak toba mulai dari pengertian, fungsi dan kegunaan yang mempunyai nilai bagi kehidupan masyarakat batak toba.

(3)

3 1.3. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan dapat difokuskan pada:

- Kelestarian kain ulos batak toba supaya tetap terjaga dan dilindungi sebagai salah satu karya tradisional yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara dan menjadi ciri khas kebanggaan masyarakat batak toba.

1.4. Batasan Masalah

Penulis tidak membahas keseluruhan tentang kain ulos, tetapi lebih membahas tentang mempromosikan kain ulos batak toba di kota Bandung yang saat ini mulai dilupakan oleh masyarakat suku batak toba.

1.5. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini yaitu:

- Untuk mempromosikan kain ulos batak toba sebagai benda yang wajib digunakan saat acara adat batak yang merupakan warisan, simbol restu kasih sayang dan persatuan di kota Bandung.

- Melestarikan kain ulos batak toba sebagai hasil peradaban masyarakat batak toba.

- Menjaga pelestarian dan keberadaan kain ulos batak toba tersebut tidak punah.

1.6. Kata Kunci

(4)

1 BAB II

PROMOSI KAIN ULOS BATAK TOBA

2.1. Tinjauan Mengenai Kain Ulos Batak Toba 2.1.1 Sejarah Ulos

Asal-usul ulos diyakini ada sejak orang batak ada dan kemudian terus mengalami perkembangan. Namun asal-usul ulos juga mempunyai legenda tersendiri bagi orang batak, seperti yang terangkum dalam lembaga adat dalihan natolu yang mengisahkan sebagai berikut:

Dalam legenda sejarah batak, ketika itu masih generasinya Tuan Sori Mangaraja hiduplah satu keluarga suami isteri, yang laki-laki bernama Si Raja Purbalaning Guru Satia Bulan, dan yang perempuan bernama Si Boru Jongga Anian Si Boru Tebal Tudosan. Setelah sekian lama berkeluarga, Si Boru Jongga Anian Si Boru Tebal Tudosan kemudian mengandung dan setelah tiba waktunya diapun melahirkan.

Ketika melahirkan bukanlah seorang bayi melainkan sebuah pustaha (pustaka) yang berisi pengetahuan tentang hadatuon (perdukunan). Setelah sekian lama kemudian, Si Boru Jongga Anian Si Boru Tebal Tudosan mengandung untuk kedua kalinya, setelah tiba waktunya diapun melahirkan, tetapi yang dilahirkan bukan juga seorang bayi melainkan seperangkat alat-alat untuk bertenun.

(5)

2 tiba waktunya, Si Boru Jongga Anian Siboru Tebal Tudosan melahirkan bayi yang marporhas (kembar) yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Laki-laki diberi nama Si Aji Donda Hatautan sangat pandai dalam melakukan pekerjaan hadatuon (perdukunan) sesuai dengan pustaha yang dilahirkan ibunya, sedangkan Si Boru Sopak Panaluan menjadi sangat pintar bertenun dengan menggunakan alat-alat tenun yang dilahirkan ibunya sebelum dia dilahirkan. (Sinaga, 1997:1).

2.2. Pengertian Kain Ulos Batak 2.2.1 Kain Ulos

Pada mulanya fungsi ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi kini ulos mempunyai fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang batak. Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang batak. Setiap ulos mempunyai makna sendiri-sendiri, atinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu. (Sihombing, 2000;43)

2.2.2 Jenis-jenis Kain Ulos Batak Toba 1. Ulos Jugia

Gambar 2.1 Ulos Jugia

(6)

3 dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah saur matua atau kata lain naung gabe (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan).

2. Ulos Ragi Hidup

Gambar 2.2 Ulos Ragihidup

Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan dapat juga dipakai oleh raja-raja maupun oleh masyarakat pertengahan. Pada zaman dahulu dipakai juga untuk mangupa tondi (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir.

Ulos ini juga dipakai oleh suhut sihabolonan (tuan rumah). Ini yang membedakanya dengan suhut yang lain, yang dalam versi dalihan natolu disebut dengan dongan tubu (keluarga).

3. Ulos Ragi Hotang

(7)

4 Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos marjabu (ulos tuan rumah). Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).

Pada zaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ragi (corak) tersebut.

4. Ulos Sadum

Gambar 2.4 Ulos Sadum

Ulos ini penuh dengan warna-warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di tapanuli selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan). Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai pinggan godang burangir/harunduk panyurduan. (alas sirih diatas piring besar).

(8)

5 5. Ulos Runjat

Gambar 2.5 Ulos Runjat

Ulos ini biasanya dipakai orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos edang-edang (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat.

6. Ulos Sibolang

Gambar 2.6 Ulos Sibolang

(9)

6 7. Ulos Suri-suri Ganjang

Gambar 2.7 Ulos Suri-suri ganjang

Disebut ulos suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini digunakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula (satu marga dengan suami) menyambut pihak anak boru (anak perempuan). Ulos ini dapat juga diberikan sebagai ulos tondi (ulos kerukunan) kepada pengantin.

8. Ulos Mangiring

Gambar 2.8 Ulos Mangiring

(10)

7 9. Ulos Bintang Maratur

Gambar 2.9 Ulos Bintang maratur

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukan orang yang patuh, rukun setia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan.

2.2.3 Tata Cara Penggunaan Ulos Dalam Acara Adat Batak Toba Ulos menjadi satu diantara sarana yang dipakai oleh hula-hula (satu marga dengan suami) untuk mengalihkan sahala (wibawa) nya kepada putri dan menantunya. Ulos itu dibentangkan menutupi badan bagian atas dari sipenerima, diiringi dengan kata-kata selamat sejahteralah kau menantu kami, semoga peruntungan baik menjadi milikmu dengan memakai kain ini dan semoga berkat Tuhan yang awal dan do’a kami menopangmu sebagai imbalan pihak sipenerima memberi piso (pisau) dalam bentuk uang dan makanan.

Secara umum pemberian ulos dilaksanakan pada acara adat batak yaitu:

1) Saat pernikahan

(11)

8 kekeluargaan), dan satu helai untuk menantu yang disebut ulos hela (ulos untuk menantu laki-laki).

2) Saat akan melahirkan

Untuk menguatkan jiwa dan semangat si wanita agar menjaga kehamilanya dengan baik, sekaligus permohonan kepada Tuhan agar si bayi dapat lahir dengan selamat, demikian juga ibu yang melahirkanya.

3) Kemalangan (anggota keluarga meninggal dunia)

Sesuai dengan fungsinya, ulos yang diserahkan oleh hula-hula (satu marga dengan suami) ada lima, yaitu:

a. Ulos parsirangan

Ulos parsirangan adalah ulos penutup jenazah seorang yang belum berumah tangga. Makna pemberian ulos ini adalah sebagai tanda bahwa pihak hula-hula tetap mengasihi yang meninggal hingga akhir hayatnya dan waktu meninggalpun diberangkatkan dengan baik.

b. Ulos saput

Ulos saput secara hurufiah berarti pembungkus. Ulos saput dan ulos parsirangan fungsinya sama yaitu; menutup jenazah.

c. Ulos tujung

Ulos tujung adalah ulos yang dikerudungkan kepada suami atau isteri yang ditinggal mati.

d. Ulos sampetua

(12)

9 e. Ulos holong

Ulos holong adalah ulos yang diberikan kepada anak-anak almarhum/almarhumah dan dikenakan diatas pundak mereka.

2.2.4 Tata Cara Pemberian Ulos (mangulosi)

Dikalangan orang batak sering terdengar mangulosi yang artinya memberi ulos, atau menghangatkan dengan ulos. Dalam kepercayaan orang-orang batak jika tondi (badan) pun perlu di ulos, sehingga kaum lelaki yang berjiwa keras mempunyai sifat-sifat kejantanan dan kepahlawanan, dan orang perempuan mempunyai sifat-sifat ketahanan untuk melawan guna-guna dan kemandulan.

Dalam hal mangulosi, ada aturan yang harus dipatuhi, antara lain orang hanya boleh mangulosi mereka yang menurut kerabatan berada dibawahnya, misalnya orang tua boleh mangulosi anak, tetapi anak tidak boleh mangulosi orang tua. Jadi dalam kekerabatan batak yang disebut dalihan na tolu, yang terdiri atas unsur-unsur hula-hula boru (satu marga dengan isteri), dan dongan sabutuha (keluarga), seorang boru (wanita) sama sekali tidak dibenarkan mangulosi hula-hulanya.

(13)

10 Gambar 2.10 Kegiatan Mangulosi

2.2.5 Proses Pembuatan Kain Ulos Batak

Menurut Op. Olma Turnip sumber yang penulis dapat dari hasil wawancara, maka besar kecil pembuatan ulos dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

- Ulos nametmet adalah ulos ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih kecil daripada ulos jenis kedua. Tidak digunakan dalam upacara adat, hanya untuk dipakai sehari-hari.

- Ulos panonga adalah ulos yang digolongkan sebagai kelas menengah, sebab nilainya lebih tinggi dari ulos nametmet, tetapi lebih rendah dari ulos nabalga. Ulos ini digunakan dalam upacara adat, tetapi orang-orang mampu menggunakanya untuk pemakaian sehari-hari.

- Ulos nabalga adalah ulos kelas tinggi atau tertinggi. Jenis ulos ini pada umumnya digunakan dalam upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai ulos yang diserahkan atau diterima.

(14)

11 kapas. Yang membedakan sebuah ulos adalah proses pembuatanya. Ini merupakan ukuran penentuan nilai sebuah ulos.

Untuk memberi warna dasar benang ulos, sejenis tumbuhan nila dimasukkan kedalam sebuah periuk yang terbuat dari periuk tanah yang telah diisi air. Kemudian tumbuhan ini direndam berhari-hari hingga getahnya keluar, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Hasilnya adalah cairan berwarna hitam kebiru-biruan yang disebut itom. Periuk tanah diisi dengan air hujan yang tertampung pada aek ni nanturge (lekuk batu) dicampur dengan air kapur secukupnya. Kemudian cairan yang berwarna kebiru-biruan tadi dimasukkan, lalu diaduk hingga larut, Ini disebut manggaru. Ke dalam cairan inilah benang dicelupkan, sebelum dicelupkan, benang terlebih dahulu dililit dengan benang lain pada bagian-bagian tertentu menurut warna yang diingini, setelah itu proses pencelupan dimulai secara berulang-ulang. Proses ini memakan waktu yang sangat lama bahkan berbulan-bulan dan ada yang sampai bertahun-tahun, setelah warna yang diharapkan tercapai, benang tadi kemudian disepuh dengan air lumpur yang dicampur dengan air abu, lalu dimasak hingga mendidih sampai benang kelihatan mengkilap. Ini disebut mar-sigira, kemudian setelah warna yang diharapkan sudah cukup matang, lilitan benang kemudian dibuka untuk diunggas agar benang menjadi kuat. Benang direndam kedalam periuk yang berisi nasi hingga meresap keseluruh benang. Selesai diunggas, benang dikeringkan. Benang yang telah kering kemudian digulung setiap jenis warnanya.

Kemudian tahap berikutnya adalah mangani. Benang yang sudah selesai di ani inilah yang kemudian masuk proses tonun (tenun) atau pembentukan benang yang sudah di ani menjadi sehelai ulos.

(15)

12 2.3. Pengertian Promosi

2.3.1. Promosi

Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan prasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan, tetapi kenyataanya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Kotler (1987;5).

2.3.2. Definisi Promosi

Menurut Philip Kotler, seorang akademis pemasaran di Amerika Serikat, memperkirakan bahwa 15 tahun yang lalu rasio antara iklan dan promosi penjualan adalah 60:40 persen. Ditahun 1997, biaya promosi penjualan pada sebagian besar perusahaan kebutuhan rumah tangga mencapai 60 hingga hingga 75 persen dari pengeluaran, dan selama dua dekade persentasenya makin meningkat setiap tahunnya.

Adapun definisi/pengertian promosi sebagai berikut:

a) Promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

(16)

13 yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang merupakan sifatnya membujuk. Kotler (1987;5).

2.3.3. Tujuan Promosi

Tujuan dilakukanya promosi adalah untuk mempengaruhi, memberi ketertarikan kepada konsumen membeli produk yang dihasilkan penjual.

Adapun tujuan promosi menurut Julian Cummins & Roddy Mullin (2004;35), antara lain:

a. Meningkatkan volume

Volume produk atau jasa yang terjual dalam jangka panjang tergantung pada faktor pemasaran mendasar seperti kualitas, biaya, distribusi dan nilai didefinisikan oleh pelanggan sebagai bauran pemasaran, yaitu total penawaran yang diberikan kepada pelanggan.

b. Meningkatkan loyalitas

Loyalitas terhadap produk atau jasa lebih bersifat subyektif dan pribadi ketimbang promosi untuk pembelian kembali.

c. Menciptakan ketertarikan

Tujuan ini dianggap kurang jelas dan sering dihindari karena akan lebih baik bila lebih spesifik seperti meningkatkan volume.

(17)

14 Untuk produk baru atau yang dilansir ulang (re-launched), menciptakan kesadaran merupakan tujuan yang utama.

e. Mengalihkan perhatian dari harga

Obsesi terhadap harga yang dilihat dari pihak pelanggan, akan sangat berbahaya. Obsesi tersebut dapat menimbulkan perang harga, yang membawa dampak destruktif bagi keuntungan perusahaan.

2.3.4 Fungsi Promosi

Menurut Terence A. Shimp (2000;7), Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi dari promosi adalah sebagai berikut:

1. Informing (memberikan informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa.

2. Persuading (membujuk)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan.

3. Reminding (mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.

4. Adding value (menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.

(18)

15 Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif.

2.3.5 Bentuk-Bentuk Promosi

Menurut Kotler (1987;7); Banyak cara promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualannya, antara lain:

a) Advertensi

Pengertian advertensi adalah suatu bentuk dorongan yang tidak bersifat pribadi untuk meningkatkan permintaan atas suatu barang, jasa, atau lembaga penjualan melalui surat-surat langsung atau memakai media sebagai bahan perbandingan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka advertensi dapat diuraikan sebagai berikut:

Advertensi bersifat non personal, yang berarti bahwa advertensi ditujukan kepada konsumen dengan menggunakan suatu media, sehingga antara promotor dengan audience (para pendengar) tidak dapat berdialog dengan langsung.

Advertensi mempromosikan barang dan jasa. Advertensi menunjukkan sponsor yang dikenal. Advertensi memerlukan biaya (wajib dibayar).

(19)

16 b) Personal selling

Personal selling adalah penjualan oleh perorangan secara lisan dalam bentuk percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud melakukan penjualan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan oleh perorangan dilakukan secara lisan dalam bentuk percakapan antara tenaga penjual atau wakil dari perusahaan dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan akhir melakukan penjualan.

c) Publicity

Publicity/Publisitas adalah salah satu kegiatan yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan dan penjual oleh perorangan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa publisitas merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk berita, hal yang merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaanya tidak dibayar oleh sponsor, dan mempunyai potensi untuk mendorong penjualan.

d) Sales promotion

(20)

17 Promosi penjualan adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan aktivitas-aktivitas yang melengkapi baik penjualan perorangan maupun advertensi dan membuatnya efektif.

Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian agen penjual untuk membeli apa yang disajikan pada penjualan.

2.3.6 Media Komunikasi Visual

Perancangan media komunikasi visual merupakan salah satu bentuk/cara dalam berpromosi dimana perancangan media komunikasi visual ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada publik atau masyarakat akan keberadaan suatu produk, dalam hal ini adalah menyampaikan pesan tentang kain ulos batak toba. Dimana sebelum sampai tujuan perancangan tersebut diperlukan pemahaman terhadap produk/jasa yang dipromosikan, dan juga memahami sifat proses kerja perancangan dan promosi pemasaran.

2.4. Promosi Umum Kain Ulos Batak Toba

2.4.1 Kain Ulos Sebagai Warisan Budaya Bagi Masyarakat Batak Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat batak, Sumatera. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain.

(21)

18 Ada 3 (tiga) sumber kehangatan, yaitu: matahari, api dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap yang paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Matahari sebagai sumber utama kehangatan tidak bisa diperoleh pada malam hari, sedangkan api dapat menjadi bencana jika lalai menggunakanya.

Secara harfiah, ulos berarti selimut, pemberi kehangatan badaniah dari terpaan udara dingin dan menenangkan fikiran.

(Sitanggang, 2001;1)

2.4.2. Fungsi Kain Ulos

Fungsi ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi kini ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang batak. Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang-orang batak. Setiap ulos mempunyai makna sendiri-sendiri, artinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu. (Sihombing, 2002:35).

- Penghangat dan lambang kasih sayang - Simbol status sosial

- Alat komunikasi - Lambang solidaritas

2.4.3. Upaya Melestarikan Kain Ulos Batak Toba

Melihat begitu pentingnya fungsi ulos dalam masyarakat batak, maka upaya pelestarian tentunya tidak hanya dimaksudkan agar keberadaan kain tersebut tidak punah, maka sebagai upaya kita untuk melestarikan kain ulos batak toba dengan cara mempromosikanya adalah sebagai berikut:

(22)

19 - Dukungan masyarakat setempat untuk tetap menjaga kelestariannya dengan bentuk tetap menggunakan kain ulos, khususnya bagi masyarakat batak toba.

2.5. Analisis

2.5.1 Analisis 5 w + 1 H

Menurut Rhenald Kasali (1998) Iklan atau advertisment secara singkat dapat diartikan sebagai seluruh proses merencanakan, menciptakan, dan melaksanakan pembuatan iklan dengan menggunakan komunikasi 6 unsur (5W + 1H) yaitu (what, who, when, where, why, dan how) sehingga dapat membawa persuasive selling message dan menghasilkan kepuasan bagi konsumen.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas kemana arah promosi ini ditujukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis yang dilakukan yaitu :

What

Ulos adalah kain berbentuk selendang yang berasal dari Sumatera Utara (medan) yang merupakan salah satu warisan dari nenek Bandung maupun yang menetap di kota Bandung.

(23)

20 Dilakukanya promosi ini sangatlah penting, ulos adalah salah satu warisan/benda sakral peninggalan nenek moyang dari suku batak yang merupakan simbol restu kasih sayang dan persatuan.

Where

promosi disebarkan dengan mempertimbangkan jangkauan dari target sasaran itu sendiri.

When

Penyebaran media promosi di sebarkan di tempat yang ramai perkotaan.

How

promosi yang dirancang bertujuan untuk dimengerti oleh targetnya, mudah dipahami dan menarik secara visual.

2.6. Target Sasaran.

Ulos merupakan kain tenun khas batak berbentuk selendang, yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya atau antara seseorang dan orang lain, penggunaan ulos adalah semua kalangan pada masyarakat batak dapat dilihat dari tiga aspek yang meliputi: demografis, psikologis, geografis:

2.6.1 Demografis:

Anggota keluarga pria dan wanita remaja berumur 17-30th, siswa, mahasiswa, pekerja kantor.

2.6.2. Psikologis

(24)

21 Dilihat dari segmentasi yang terurai diatas maka dapat disimpulkan bahwa target sasaran dari perancangan promosi kain ulos ini adalah para anggota keluarga dengan kisaran usia remaja sampai dengan dewasa yang mempunyai kegiatan yang sangat padat di setiap harinya.

2.6.3. Geografis

(25)

1 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA PROMOSI KAIN ULOS BATAK TOBA

3.1. Strategi Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam konteks hubungan sosial. Agar informasi yang akan disampaikan melalui media promosi ini dapat mudah dicerna dan dimengerti oleh target sasaran, maka strategi yang akan dilakukan adalah membuat target sasaran atau audience melihat, membaca dan mengerti pesan yang disampaikan melalui media promosi dengan cara menggunakan gaya bahasa yang tepat dan juga visualisasi yang menarik, dan juga dapat dimengerti oleh target sasaran.

3.1.1. Tujuan Komunikasi

Tujuan dari perancangan media promosi ini adalah untuk mempengaruhi target/audience agar mereka dapat menjadi mengerti dan lebih mengenal lagi akan begitu pentingnya kain ulos bagi masyarakat batak toba.

3.1.2. Pesan Utama

(26)

2 3.1.3. Materi Pesan

Materi yang disampaikan berupa mempromosikan produk yang akan dipromosikan dengan sedemikian rupa sehingga target/audience akan mudah untuk melihatnya dan akan menarik perhatian masyarakat.

3.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan dilakukan adalah dengan membuat media untuk mempromosikannya. Media yang digunakan oleh penulis adalah berbagai macam media, yang bertujuan agar masyarakat lebih tertarik dan lebih mengenal lagi begitu pentingnya kain ulos batak toba. Penulis merancang media promosi kain ulos batak toba ini disesuaikan dengan ciri khas budaya dari Sumatera Utara (medan) dan unsur-unsur pada ciri khas ini seperti motif ukiran rumah batak, warna, dan yang sangat penting adalah pesan yang disampaikan dapat dimengerti. 3.2.1. Pendekatan Kreatif

Dalam merancang media promosi ini penulis menggunakan elemen-elemen ukiran dari rumah batak yang menjadi ciri khas budaya masyarakat batak yang kemudian disederhanakan secara visual.

3.3. Strategi Media

(27)

3 Pemilihan media akan dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan dan juga efektifitas, baik waktu pembuatan maupun visual yang dilampilkan agar dapat mudah dimengerti oleh masyarakat.

a. Media Utama

Media utama yang digunakan dalam perancangan promosi ini adalah: Brosur

Brosur merupakan media utama yang digunakan oleh penulis untuk memperkenalkan produk yang berisi pengertian, jenis-jenis kain ulos batak toba dan cara penggunaanya, kepada masyarakat yang masih belum mengerti tentang kain ulos batak toba tersebut.

Tujuannya memakai media brosur adalah dapat mencakup informasi lebih banyak.

b. Media Pendukung

Spanduk adalah salah satu alat yang cukup banyak digunakan orang atau perusahaan untuk menginformasikan segala sesuatu tentang iklan atau produk yang akan dipromosikan dan mudah diakses. Mantel ban mobil yang pemasangannya dibelakang

mobil digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikanya dan mudah dilihat masyarakat. Flyer biasa disebut dengan selebaran ini mudah diakses dan mudah sekali disebarluaskan karena memiliki ukuran yang kecil dan simple namun memuat pesan yang cukup pula.

(28)

4 disinari dan mudah juga untuk diakses sebagai identitas.

Pembatas jalan merupakan media yang terbuat dari plat/ seng, berguna untuk membatasi jalan dan memudahkan masyarat untuk melihatnya karena ditempatkan di jalan umum.

Stiker kaca angkutan merupakan media promosi yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat karena angkutan sendiri berpindah ke satu tempat ketempat lain.

Umbul-umbul merupakan media promosi untuk menginformasikan produk yang akan dipromosikan dan mudah diakses dan mudah dilihat masyarakat karena ditempatkan disepanjang jalan.

Baligho berguna memperkuat citra atau identitas dari kain ulos batak toba itu sendiri dan mudah dilihat masyarakat karena ditempatkan ditempat umum. Billboard adalah berasal dari kata bill yang artinya poster. Billboard berguna memperkuat citra atau identitas dari kain ulos batak toba itu sendiri walaupun dengan mencakup pesan yang singkat tapi jelas dan bisa tersampaikan.

(29)

5 Kalender merupakan media promosi yang sangat berguna sebab kemungkinan besar media ini selalu akan dilihat oleh masyarakat luas karena berhubungan dengan waktu.

Poster adalah Sebuah kertas yang berukuran cukup besar yang ditempel didinding atau kaca jendela dan mudah diakses dimanapun oleh masyarakat luas. 3.3.2. Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

Dalam menyusun strategi penyebaran media promosi perlu dipertimbangkan apa saja hal-hal yang mendasari atas dipromosikannya kain ulos batak toba.

Promosi yang dilakukan cukup sulit dikarenakan adanya permasalahan yaitu orang-orang yang bergaya hidup modern, simple, praktis, namun dengan adanya promosi yang besar-besaran pula maka tidak menutup kemungkinan kain ulos batak toba bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat, khususnya masyarakat suku batak toba.

3.3.3. Jadwal Penyebaran Media

Penyebaran promosi akan dilakukan di setiap acara suku batak, diantaranya:

a. Saat acara pernikahan, karena pada saat acara dimana para undangan yang menghadiri tidak hanya orang tua saja, melainkan anak-anak sampai dengan orang dewasa.

b. Perkumpulan marga/boru, perkumpulan marga dilaksanakan 3 bulan sekali.

c. Arisan marga/boru, arisan marga/boru dilaksanakan sebulan sekali disetiap rumah keluarga yang bergantian disetiap bulanya. d. Gedung GMKI, di gedung tersebut adalah

(30)

6 muda/mudi batak berkumpul setiap satu atau 2 minggu sekali.

e. Pesta marga/boru, pesta yang sangat besar dimana marga/boru seluruh Indonesia berkumpul dalam satu gedung besar. Pesta ini dilaksanakan satu kali dalam satu tahun.

f. Hari raya besar seperti: Idul fitri, Natal dan Tahun Baru.

Setelah dilakukan penyebaran media dilakukan di daerah lokasi, maka akan dilakukan pula promosi kembali secara bertahap menuju daerah keramaian, pusat keramaian kota Bandung seperti di jalan Ir. H Juanda (Dago), Braga, jalan Merdeka, jalan Jakarta dan jalan Riau tepatnya di gereja HKBP, dengan tujuan mempromosikan kain ulos batak toba.

3.4 Konsep Visual

Dalam perancangan media promosi kain ulos batak toba yang bersegmentasi remaja, dewasa (pekerja kantor), konsep visual yang dipilih penulis adalah penggabungan antara kain ulos dengan tipografi motif ukiran rumah batak disesuaikan dengan karakter dari budaya asli suku batak.

3.4.1 Format Desain

Format desain media promosi secara keseluruhan yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.4.1.1. Tata Letak

(31)

7 batak toba dan juga motif ukiran rumah batak/gorga batak sebagai titik pusat perhatianya. Hal ini dimaksudkan agar ketika target sasaran melihat media tersebut perhatiannya dapat langsung tertuju pada visual.

Elemen motif ukiran rumah batak

Gambar 3.1 Struktur tata letak media

Komposisi dan tata letak dalam sebuah desain sangat berpengaruh terhadap baik atau tidaknya sebuah desain itu dibuat.

3.4.1.2. Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf dan cara pengolahannya sehingga pesan dapat disampaikan. Berikut ini adalah beberapa huruf yang dipakai dalam perancangan media, baik media utama maupun media pendukung.

(32)

8 pesan yang disampaikan. Desain huruf tertentu dapat menciptakan kesan atau karakteristik sebuah objek dalam suatu desain.

Pada perancangan media promosi kain ulos batak toba ini digunakan jenis tipografi yang dirancang penulis yang diambil dari motif ukiran rumah batak yang disebut gorga batak. Alasan penulis menggunakan tipografi tersebut karena jenis tipografi tersebut sesuai dengan budaya asli suku batak.

a. Motif Ukiran Rumah Batak (gorga batak)

Huruf ini dibuat dari ukiran rumah batak yang disebut gorga batak. Gorga batak merupakan salah satu ukiran asli dari rumah batak yang melambangkan salah satu identitas dari suku batak.

Gambar 3.1 Motif ukiran rumah batak setelah diseleksi

b. Monotype Corsiva

Huruf ini digunakan pada kalimat “Sangat Penting Untuk Kita” merupakan tagline promosi yang dipilih dengan maksud bahwa ulos adalah bagian dari warisan peninggalan nenek moyang dahulu yang senantiasa wajib untuk dilestarikan. Kata-katanya singkat, padat dan mudah diingat.

Gambar 3.2 Tagline

(33)

9 Huruf ini digunakan pada keterangan media promosi, jenis huruf arial memiliki struktur yang sederhana, mudah dibaca walaupun dalam ditempatkan pada ukuran kecil sekalipun, huruf ini memiliki ketebalan yang cukup jelas keterbacaanya.

3.4.2. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu bagian penting dalam merancang sesuatu, karena ilustrasi bisa menjadi unsur utama sekaligus unsur pelengkap dalam hal merancang. Ilustrasi yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Motif rumah batak

Gambar 3.3 Motif rumah batak (gorga batak)

(34)

10

Gambar 3.4 Motif rumah batak (gorga batak) setelah diseleksi beberapa bagian

Motif ini menandakan bahwa pesan atau informasi yang hendak disampaikan sangat berhubungan erat dengan suku asli batak, juga berfungsi sebagai unsur pendukung dalam perancangan media.

3.4.3. Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengaruhi pesan. Pemilihan warna dalam konsep ini berdasarkan kepada kesan yang ingin disampaikan dan kepada siapa pesan ini ditujukan. Menurut Sidabutar, sumber yang penulis dapat dari hasil wawancara, warna berikut ini mempunyai arti tersendiri, yaitu: warna asli dari budaya suku batak yaitu:

1. Putih

Warna putih melambangkan manusia yang telah wafat dan tenang di alam kubur.

(35)

11 Warna merah melambangkan manusia yang masih hidup.

3. Hitam

Warna hitam melambangkan manusia yang masih hidup tetapi masih belum bisa menentukan arah dan tujuan.

4. Cokelat

(36)

1 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1. Teknis Media

Teknis pembuatan media utama dan media pendukung pada promosi kain ulos batak ini menggunakan teknik campuran antara photography dan vektor. Proses pewarnaan dan efek-efek yang dibuat dengan menggunakan software komputer yaitu Adobe Photoshop CS2 dan Corel Draw X3. Dengan cara memadukan kedua jenis software ini membuat hasil yang dihasilkan terlihat lebih maksimal.

(37)

2

Gambar 4.1 Tampilan Brosur

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 42 cm x 29.7cm 2. Bahan : Art paper 120 gram 3. Teknis produksi : Cetak offset

4.1.2. Media Pendukung A. Spanduk

G

Gambar 4.2 Tampilan Spanduk

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 4 x 1 meter 2. Bahan : Front lite/Flexi 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

B. Mantel Ban Mobil

Gambar 4.3 Tampilan Mantel ban mobil

(38)

3 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

C. Flyer

Gambar 4.4 Tampilan Flyer

(39)

4 D. Neon Box

Gambar 4.5 Tampilan Neon box

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 60 x 120 cm

2. Bahan : Water proof sticker 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

(40)

5

Gambar 4.6 Tampilan Pembatas jalan

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 120 x 40 cm

2. Bahan : Water proof sticker 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

F. Stiker Kaca Angkutan

Gambar 4.7 Tampilan Stiker kaca angkutan

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 127 x 60 cm

2. Bahan : Water proof sticker 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

(41)

6

Gambar 4.8 Tampilan Umbul-umbul

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 160 x 60 cm 2. Bahan : Front Lite/Flexi 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

H. Baligho

Gambar 4.9 Tampilan Baligho

Ukuran dan teknis produksi:

(42)

7 I. Billboard

Gambar 4.10 Tampilan Billboard

Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 250 x 400 cm 2. Bahan : Front lite/flexi 3. Teknis produksi : Digital print outdoor

J. Iklan Majalah

G

(43)

8 Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 21 x 28 cm 2. Bahan : Art paper 3. Teknis produksi : Cetak offset

K. Stiker Tempel

Gambar 4.12 Tampilan Stiker tempel

Ukuran dan teknis produksi: 1. Ukuran : 12 x 6 cm

2. Bahan : Kertas stiker laminasi 3. Teknis produksi : Cetak offset

L. Kalender

(44)

9 Ukuran dan teknis produksi:

1. Ukuran : 25 x 16.5 cm 2. Bahan : Art paper (tebal) 3. Teknis produksi : Cetak offset, jilid ring

M. Stiker Bus

Gambar 4.14 Tampilan Stiker bus

Ukuran dan teknis produksi: 1. Ukuran : 1 x 7m

(45)

10 N. Poster

Gambar 4.15 Tampilan Poster

Ukuran dan teknis produksi:

(46)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI KAIN ULOS

BATAK TOBA

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Ronaek Haloho NIM:

52107051

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(47)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI KAIN ULOS

BATAK TOBA

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Ronaek Haloho NIM:

52107051

Program Studi Desain Grafis

Disahkan Oleh: Pembimbing

Dodi Nursaiman, S.Ds. 4127 32 06 018

Koordinator Tugas Akhir

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Dj. Gultom Raja Marpodang (1992) Nilai budaya batak dalihan natolu. Balai Pustaka. Medan.

Gobe, Marc. (2005) Emotional Branding. Jakarta: Erlangga.

Julian Cummins & Roddy Mullin. (2004) Sales Promotion. Jakarta. Kotler, Philip, (1987). Marketing jilid 1, Jakarta: Erlangga

Kasali, Rheinald. (1998). Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.

Sinaga (1997) Leluhur marga-marga batak, dalam sejarah, silsilah dan legenda. Balai Pustaka Jakarta.

Sihombing, TM. (2000) Filsafat Batak, Tentang kebiasaan-kebiasaan adat istiadat, Balai Pustaka, Jakarta.

Internet:

http://sinagaharryanto.blogspot.com/2008/12/mengenal-ulos-batak

pakaian-adat-batak.html. [26 Februari 2010]

(49)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Desain Grafis Universitas Komputer Indonesia.

Judul laporan Tugas Akhir ini adalah : Perancangan Media Promosi Kain Ulos Batak Toba. Penulis mengambil judul ini karena penulis ingin mengangkat dan memperkenalkan kembali salah satu warisan budaya dari suku batak agar lebih dikenal lagi, khususnya bagi masyarakat suku batak toba, yaitu: kain ulos.

Penulis berharap penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun orang lain yang membacanya sebagai bahan referensi. Penulis menyadari laporan ini masih ada kekurangan, maka penulis mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima Kasih.

Bandung, 04 Agustus 2010

(50)

ii

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Fokus Masalah ... 3

1.4. Batasan Masalah... 3

1.5. Tujuan Perancangan...3

1.6. Kata Kunci...3

BAB II : PROMOSI KAIN ULOS BATAK TOBA... 4

2.1. Tinjauan Mengenai Kain Ulos Batak Toba ... 4

2.1.1. Sejarah Kain Ulos ... 4

2.2. Pengertian Kain Ulos Batak ... 5

2.2.1. Kain Ulos ... 5

2.2.2. Jenis-Jenis Kain Ulos Batak Toba ... 5

2.2.3. Tata Cara Penggunaan Ulos Dalam Upacara Adat Batak ... ...10

2.2.4. Tata Cara Pemberian Ulos (mangulosi) ... .12

2.2.5. Proses Pembuatan Kain Ulos Batak ... .13

2.3. Pengertian Promosi...15

2.3.1. Promosi... 15

2.3.2. Definisi Promosi... 15

2.3.3. Tujuan Promosi...16

2.3.4. Fungsi Promosi... 17

2.3.5. Bentuk-Bentuk Promosi...18

(51)

iii

2.4. Promosi Umum Kain Ulos Batak Toba... 20

2.4.1. Kain Ulos Sebagai Warisan Budaya Bagi Masyarakat Batak... 20

2.4.2. Fungsi Kain Ulos... 21

2.4.3. Upaya Melestarikan Kain Ulos Batak Toba.. 21

2.5. Analisis... 22

2.5.1. Analisis 5W + 1H... 22

2.6. Target Sasaran...23

2.6.1. Demografis... 23

2.6.2. Psikologis... 23

2.6.3. Geografis... 24

BAB III : STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA PROMOSI KAIN ULOS BATAK TOBA... 25

3.1. Strategi Komunikasi... 25

3.1.1. Tujuan Komunikasi... 25

3.1.2. Pesan Utama... 25

3.1.3. Materi Pesan... 26

3.2. Strategi Kreatif... 26

3.2.1. Pendekatan Kreatif... 26

3.3. Strategi Media... 26

3.3.1. Pemilihan Media... 26

3.3.2. Pertimbangan Dasar Penyebaran Media... 29

3.3.3. Jadwal Penyebaran Media... 29

3.4. Konsep Visual... 30

3.4.1. Format Desain... 30

3.4.1.1. Tata Letak... 30

3.4.1.2. Tipografi... 31

3.4.2. Ilustrasi... 33

(52)

iv

BAB IV : TEKNIS PRODUKSI MEDIA... 36

4.1. Teknis Media... 36

4.1.1. Brosur Sebagai Media Utama... 36

4.1.2. Media Pendukung... 37

A. Spanduk... ... 38

B. Mantel Ban Mobil...38

C. Flyer...39

D. Neon Box...40

E. Pembatas Jalan...40

F. Stiker... ...41

G. Umbul-umbul...41

H. Baligho...42

I. Billboard...43

J. Iklan Majalah... ...43

K. Stiker Tempel...44

L. Kalender...44

M. Stiker Bus... ...45

N. Poster...45

DAFTAR PUSTAKA... 47

(53)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ulos Jugia... 5

Gambar 2. Ulos Ragihidup...6

Gambar 3. Ulos Ragihotang... 6

Gambar 4. Ulos Sadum... 7

Gambar 5. Ulos Runjat... 8

Gambar 6. Ulos Sibolang...8

Gambar 7. Ulos Suri-suri ganjang...9

Gambar 8. Ulos Mangiring... 9

Gambar 9. Ulos Bintang Maratur...10

Gambar 10. Kegiatan Mangulosi...13

Gambar 11. Struktur Tata Letak Media...31

Gambar 12. Motif Ukiran Rumah Batak...32

Gambar 13. Tagline... 32

Gambar 14. Motif Rumah Batak/Gorga Batak... 33

Gambar 15. Ukiran Rumah Batak Setelah Diseleksi Beberapa Bagian…33 Gambar 16.Skema Warna…..………. 34

Gambar 23. Stiker Kaca Angkutan.………….……….. 40

Gambar 24. Umbul-umbul………... 40 Gambar 25. Baligho….……… 41 Gambar 26. Billboard……….………42 Gambar 27. Iklan Majalah……….42

Gambar 28. Stiker Tempel……….. 43

Gambar 29. Kalender………43 Gambar 30. Stiker Bus……….44

Gambar

Gambar 2.1 Ulos Jugia
Gambar 2.2 Ulos Ragihidup
Gambar 2.4 Ulos Sadum
Gambar 2.6 Ulos Sibolang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Soal promosi, Coffee Toffee awalnya dikenal hanya dari pembicaraan mulut ke mulut.Namun hingga sekarang promosi tersebut telah berkembang dengan menggunakan social media, event

Dan untuk media promosi yang sudah di lakukan untuk produk kopi jagung “Cap Nanas” yaitu x-banner di depan kios lokasi pemasaran di pasar Wiradesa dan spanduk berukuran 6

Dilihat dari permasalahan yang ada yaitu mengenai promosi Icakan yang merupakan tempat wisata yang mempunyai target audiens berupa keluarga muda, maka akan

Variabel dependen akan dipengaruhi oleh faktor-faktor independen antara lain; biaya promosi (X1) yang merupakan bagian dari kegiatan pemasaran yang mempunyai pengaruh

Pemasaran mempunyai empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan.. berhasil dalam

Kesalahan dalam pemasaran yang terakhit adalah kurangnya komunikasi dengan konsumen. Seringkali pelaku usaha menganggap konsumen, terlebih pelanggan hanya sebagai

Untuk memudahkan dalam membangun aplikasi e- museum sebagai media promosi Kain Songket KHas Palembang, perlu dilakukan proses perancangan interface (antarmuka) antar

c) Tanpa promosi dan hanya mengandalkan konsumen yang setia saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan yang terus berkembang. d) Selera masyarakat yang cepat berubah