PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG RESIKO KEHAMILAN
DI USIA REMAJA DI KELURAHAN KOTO TALUK
KECAMATAN KUANTAN TENGAH
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
SKRIPSI
Dian Sasmita Dewi
111121075
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmanirrahim.
Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia
Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten
Kuantan Singingi". Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses
penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:
1. dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku pembantu dekan 1 fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp. MARS, selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji 1
5. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku penguji 2
6. H. Syafruddin, selaku Kepala Desa Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah
yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di
Kelurahan KotoTalukKecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantang
Singingi Riau.
7. Kedua Orang Tua ku Alm. Ayahanda Syamsuman dan Almh.Ibunda Hanisah
iv
dukungan dan dorongan baik moril maupun materil. Terima kasih atas
pengorbanan yang tidak ternilai dan kasih sayang yang selalu diberikan.
8. Ananda Malikah Zahwa Pudira. Putriku tersayang sebagai penyemangat
dalam menjalani pendidikan ini.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman Fkep ’11
jalur B,Kiranya Allah Swt yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak
yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Januari 2013
Peneliti
v DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2. Tinjauan Pustaka ... 7
2.1. Pengetahuan ... 7
2.1.1. Pengertian Pengetahuan ... 7
2.1.2.Tingkatan Pengetahuan ... 8
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 9
2.2. Sikap ... 11
2.2.1. Pengertian Sikap ... 11
2.2.2. Komponen Sikap... 14
2.2.3. Berbagai Tingkatan Sikap... 15
2.3. Remaja ... 17
2.3.1. Pengertian remaja... 17
2.3.2. Tahap Perkembangan Remaja... 18
2.3.3 Tugas perkembangan Remaja ... 19
2.4. Kehamilan 2.4.1. Pengertian Kehamilan diusia Remaja ... 22
2.4.2. Penyebab Kehamilan diusia Remaja... 22
vi
2.5.1. Upaya Pencegahan Kehamilan Remaja yang Tidak diinginkan 27
BAB 3 Kerangka Konsep
3.1. Kerangka Konseptual ... 29
3.2. Defenisi Operasional... 30
BAB 4 Metode Penelitian 4.1. Desain Penelitian... 31
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
4.2.1. Populasi ... 31
4.2.2. Sampel... 31
4.3. Lokasi dan Waktu penelitian... 33
4.4. Pertimbangan Etik... 33
4.5. Instrument penelitian... 33
4.5.1. Kuesioner data demografi ... 34
4.5.2. Kuesioner pengetahuan dan Sikap ... 34
4.6. Uji validitas dan realibilitas ... 35
4.7. Pengumpulan data ... 36
4.8. Analisa Data ... 36
BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 39
5.1. Hasil penelitian ... 39
5.1.1. Karakteristik Responden ... 39
5.1.2. Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan ... 40
5.1.3. Sikap Remaja Tentang Kehamilan diusia Remaja ... 42
5.2. Pembahasan... 43
5.2.1. Berdasarkan Pengetahuan Responden ... 43
5.2.2. Berdasarkan Sikap Responden... 44
vii
6.2.1. Bagi Praktik Keperawatan ... 49
6.2.2. Bagi Masyarakat ... 49
6.2.3. Bagi Peneliti Lain ... 50
Daftar Pustaka ... 51
viii Daftar Tabel
Tabel 3.1. DefenisOperasional... 30
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi data Demografi... 40
Tabel 5.2. Pengetahuan Remaja Tentang Resiko kehamilan diusia
Remaja... 41
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Resiko
kehamilan diusia remaja... 41
Tabel 5.4. Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja... 42
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Tentang Resiko
ix
Daftar Skema
x
Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Dari sudut kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi resiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun anak. Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Kehamilan di usia remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita antara 14-19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi penelitian 289 orang yaitu remaja yang tinggal di kelurahan Koto Taluk, dengan sampel sebanyak 43 responden, pengambilan jumlah sampel menggunakan random sampling. Instrumen penelitian merupakan kuesioner yang disusun sendiri dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan data demografi didapati usia responden sebagian besar usia 16-18 tahun 23 orang (53,6%), mayoritas berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%), pendidikan sebagian besar SMP 18 orang (41,9%) dan mayoritas responden yaitu 31 orang mengaku pernah mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan remaja dalam kategori sedang (51,2%), dan sebagian besar sikap remaja berada dalam kategori positif (69,8%). Saran penelitian ini untuk tenaga kesehatan agar lebih berperan serta dalam pembinaan remaja di wilayah kerja puskesmas setempat dengan mengembangkan program PKRR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).
x
Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Dari sudut kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi resiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun anak. Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Kehamilan di usia remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita antara 14-19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi penelitian 289 orang yaitu remaja yang tinggal di kelurahan Koto Taluk, dengan sampel sebanyak 43 responden, pengambilan jumlah sampel menggunakan random sampling. Instrumen penelitian merupakan kuesioner yang disusun sendiri dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan data demografi didapati usia responden sebagian besar usia 16-18 tahun 23 orang (53,6%), mayoritas berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%), pendidikan sebagian besar SMP 18 orang (41,9%) dan mayoritas responden yaitu 31 orang mengaku pernah mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan remaja dalam kategori sedang (51,2%), dan sebagian besar sikap remaja berada dalam kategori positif (69,8%). Saran penelitian ini untuk tenaga kesehatan agar lebih berperan serta dalam pembinaan remaja di wilayah kerja puskesmas setempat dengan mengembangkan program PKRR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar bekalang
Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia,
tahap ini merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa ini gejolak darah mudanya sedang bangkit, keinginan
untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan dari keluarga dan
lingkungan sedang tinggi-tingginya, kadang untuk mendapatkan
pengakuan dari lingkungannya, remaja melakukan hal- hal diluar etika atau
aturan ( Purwoko,2001)
Dikalangan remaja telah terjadi revolusi dalam hubungan seksual
menuju kearah liberalisasi tanpa batas. Kebanggaan terhadap kemampuan
untuk mempertahankan kegadisan sampai pada pelaminan atau malam
pertama telah sirna, oleh karena kedua belah pihak saling menerima
kedudukan baru dalam seni pergaulan hidupnya. Informasi yang cepat
dalam berbagai bentuk telah menyebabkan dunia menjadi milik remaja.
Informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah mempengaruhi
kaum remaja Indonesia, sehingga telah menjadi suatu revolusi yang
menjurus makin bebasnya hubungan seksual pranikah (Menuaba, 1998)
Remaja merupakan bagian terpenting dalam masyarakat, terutama
di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi.
yang cukup besar dari seluruh penduduk dunia. Menurut WHO
pada tahun 1995 sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja
berumur 10-19 tahun, sekitar 900 juta berada di negara berkembang.
Menurut Biro Pusat Statistik (1999) di Indonesia kelompok umur 10 – 19
tahun adalah sekitar 22 %, yang terdiri dari 50,9 % remaja laki- laki dan
49,1 % adalah remaja perempuan ( Seotjiningsih, 2004)
Sebagian besar remaja Amerika Serikat (AS) aktif secara seksual,
dan aktivitas seksual mereka meningkat selama tahun 1980-an. Pada tahun
1997 angka kehamilan remaja di Amerika serikat sebanyak 840.000 dan
79 % adalah kehamilan yang tidak disengaja. Sebesar 10% setiap tahunnya
remaja usia 15–19 tahun menjadi hamil, dari remaja yang pernah
berhubungan menjadi hamil dan 13 % dari seluruh kelahiran di AS adalah
kelahiran dari perempuan usia remaja, 31 % diantaranya adalah kelahiran
tanpa perkawinan (Pangkahila dalam Soetjiningsih, 2004).
Di Indonesia, dari penelitian yang telah dilakukan oleh Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (2007) ataupun Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (2010), mengenai perilaku remaja yang melakukan
hubungan seks pranikah menunjukan kecenderungan meningkat. Data dari
BKKBN misalnya mengatakan bahwa separuh remaja perempuan lajang
yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah
kehilangan keperawanan dan .mengaku pernah melakukan hubungan seks
nikah. Ironisnya temuan serupa juga terjadi di kota-kota besar lainnya
seperti Surabaya, Medan, Bandung dan Yogjakarta.
Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari
tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah
melakukan hubungan seks diluar nikah. Data dari Perhimpunan keluarga
Berencana Indonesi (PKBI) tahun 2006 menyebutkan 63 % remaja di
beberapa kota besar telah melakukan hubungan seks sebelum nikah.
Bahayanya lagi 63% remaja Indonesia melakukan seks pra-nikah tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dan itu dilakukan di rumah (BKKBN, 2012)
Menurut Okanegara (2007) sekitar 15-20 persen dari remaja usia
sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah, 15
juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
hingga Juni 2006 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV
positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang
terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun. Diperkirakan terdapat sekitar
270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari
60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15
tahun atau kurang. setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di
Indonesia di mana 20 % diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh
remaja.
Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja memberi
anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian
perinatal, perdarahan, dan tindakan operatif obstetri lebih sering dengan
dibanding kehamilan pada golongan usia 20 tahun ke atas. (Sugiharta
dalam Seotjiningsih 2004).
Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa
dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya
kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Berbagai laporan di
Indonesia menunjukan bahwa kelompok umur paling banyak menderita
IMS adalah kelompok umur muda. Pada tahun 2000, dari seluruh infeksi
klamidia tercatat 34% dan 40% dari Ghonorrhoe pada perempuan terdapat pada remaja perempuan. Data dari Komnas perlindungan Anak
(KPA) Riau, menyebutkan, Terjadinya peningkatan angka HIV di propinsi
Riau hingga juli 2011 telah mencapai 1.238 kasus, dimana 576 kasus (47
%) berada dikelompok umur 10 – 29 tahun.
Teluk Kuantan khususnya sebagai salah satu ibukota kabupaten di
Riau, juga sebagai salah satu ibukota kabupaten yang mulai berkembang
tak luput dari masalah- masalah remaja. Data dari KUA setempat pada
Desember 2009, di Kabupaten Kuantan Singingi mencatat sekitar 86 calon
pengantin yang mendaftarkan diri untuk menikah, diantaranya 18
pasangan telah hamil sebelum menikah dan 5 diantaranya adalah
kelompok usia remaja.
Hasil pene litian yang juga dilakukan oleh Irma, A (2010) di desa
bahwa mayoritas remaja putri tentang resiko kehamilan remaja dalam
kategori cukup 54.6%, kategori baik 41,2 % dan buruk 4,1 %. Sedangkan
untuk hasil uji sikap, mayoritas responden 87,5 % baik, cukup 12,4 % dan
tidak didapati responden dengan kategori buruk.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kencana, R,B,
mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA Negri 2 Karang
Anyar tahun 2011 didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja di SMA
Negri 2 Karanganyar mayoritas cukup, yaitu sebanyak 33 orang (58,9 %),
dan hasil penelitian sikap remaja di SMA Negri Karanganyar mayoritas
cukup sebanyak 34 orang (60,7%).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, 7 dari 10
remaja kelurahan Koto Taluk mengaku belum pernah mendapat informasi
tentang pendidikan seks, dan 8 dari 10 remaja tersebut mengaku tidak
memahami dampak dan resiko kehamilan diusia remaja.
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk
mengungkapkan bagaimana pengetahuan dan sikap remaja terhadap
resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk Kecamatan
Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui
Kehamilan di Usia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan
Tengah Kabupaten Kuantan Singingi” ?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap
remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di Kelurahan Koto
Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang resiko
kehamilan diusia remaja.
2. Untuk mengetahui sikap remaja tentang resiko kehamilan
diusia remaja.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Praktek Keperawatan
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan
bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan program-program
khususnya tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko
kehamilan di usia remaja.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan
kepada masyarakat dalam menyikapi perilaku remaja sehingga
dapat mencegah terjadinya kehamilan diusia remaja.
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan referensi
bagi penelitian selanjutnya.
1.4.4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengalaman dan
8 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pengetahuan ( Knowledge )
Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa
ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada (Hidayat, 2008).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Pengetahuan adalah kesatuan atau perpaduan antara subjek yang
mengetahui dan objek yang diketahui atau dengan kata lain subjek itu
memandang objek sebagai sesuatu yang diketahuinya ( Lubis, 1994 ).
Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan kekuatan dasar dalam
berbagai kegiatan kebudayaan pada zaman modern sekarang ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu prestasi besar dari
pemikiran manusia. Tanpa pengetahuan perkembangan atau pertumbuhan
2.1.1. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) ada enam tingkatan pengetahuan
didalam domain kognitif yang meliputi:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang riil.
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut.
e. Sintesis (Sintesis)
Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Umur
Dengan bertambahnya umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Makin tua
umur seseorang akan makin konstruktif dalam menggunakan koping
terhadap masalah yang dihadapi.
b. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah
mencerna informasi sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Nursalam, 2001).
c. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang.
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih
situasi yang melibatkan emosi, sehingga penghayatan pengalaman akan
lebih lama membekas.
d. Informasi
Informasi merupakan fungsi yang penting sebelum dilakukan
sesuatu tindakan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan
memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut.
e. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
2.2. Sikap ( attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi dari sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata manunjukan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap suatu objek. jadi sikap
senantiasa terarah terhadap suatu hal, suatu objek, tidak ada sikap tanpa
suatu objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam- macam
Sikap mungkin terarah terhadap benda-benda, orang-orang tetapi
juga peristiwa-peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga- lembaga,
terhadap norma-norma, nilai- nilai dan lain- lain. Ciri-ciri sikap adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
Sikap ini membedakannya dengan sifat motif- motif biogenetis seperti
lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
b. Sikap dapat berubah- ubah karena sikap itu dapat dipelajari dan karena
itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat dalam
keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek. dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal- hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah
yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih
terhadap suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu.
Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap.
Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap bila pengetahuan
itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap
objek itu.
Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam
sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sikap negatif
kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai
objek tertentu. Dalam kehidupan masyarakat, sikap ini penting sekali.
( Purwanto, H, 1998)
Newcomb, seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motiv tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
Diagram di bawah ini dapat menjelaskan uraian tersebut.
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
Skema 1. Proses terbentuknya sikap dan reaksi
2.2.1. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai tiga komponen pokok.
a). Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh ( total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh
misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebab,
akibatnya, pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan
membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena Stimulus
Rangsangan
Proses Stimulus Reaksi Tingkah Laku
(Terbuka)
Sikap
polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja
sehingga ibu tersebut berminat mengimunisasikan anaknya untuk
mencegah supaya anaknya tidak terkena Polio. Ibu ini mempunyai sikap
tertentu terhadap objek yang berupa Polio.
2.2.2. Berbagai Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan.
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek), misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah tentang gizi.
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah indikasi sikap ketiga. Misalnya seorang ibu mengajak
menimbang anaknya ke Posyandu atau mendiskusikan tentang gizi,
adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
d) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang
ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari
mertua atau orang tuanya sendiri. Pengukuran sikap dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan
bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
Misalnya, bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di
Rumah sakit Cipto? Secara langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat
responden. Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai
untuk kegiatan Posyandu? Atau saya akan menikah apabila saya sudah
berumur 25 tahun ( sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
2.3. Remaja
2.3.1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara ma sa
kanak-kanak dan masa dewasa,merupakan waktu kematangan fisik, kognitif,
sosial dan emosional yang cepat pada anak laki- laki untuk mempersiapkan
diri menjadi wanita dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit
ditetapkan, tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan
penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12
tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18
sampai 20 tahun (Wong,et al. 2009).
Pubertas adalah proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan
yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan
karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong,et al. 2009).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), usia remaja adalah anak
yang sedang mengalami masa peralihan antara umur 13-20 tahun, secara
berangsur-angsur menunjukan ciri-ciri seorang wanita/laki- laki sampai
mencapai masa kematangan biologik, jiwanya berkembang dari
kanak-kanak sampai dewasa dengan keadaan sosial ekomoni dan orang tua
berangsur-angsur bebas.
2.3.2. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Monks (1998) dikutip dari Novita Pratiwi (2005)
membagi perkembangan remaja menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Tahap Remaja Awal
Usia 12 – 15 tahun sebagai tahap remaja awal. Remaja yang berada
Kepekaan yang berlebihan dan kurangnya pengendalian ego menyebabkan
ia sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2. Tahap Remaja Madya
Usia remaja madya berkisar antara 15-18 tahun. Pada tahap ini
remaja senang bila memiliki banyak teman dan berada dalam
kelompoknya terdapat kecenderungan memiliki kesamaan sifat dan
penampilan dan kelompoknya.karena itu tidak heran kalau remaja sering
mengikuti kegiatan yang sedang trend agar tidak dikatakan ketinggalan
jaman.
3. Tahap Remaja Akhir
Menetapkan usia remaja akhir 18-21 tahun. Pada tahap ini remaja
mulai menuju masa dewasa dan memiliki minat yang semakin dalam
fungsi intelektual (Novita, 2005).
2.2.3. Tugas Perkembangan Remaja
Sesuai tumbuh dan berkembangnya suatu individu, dari masa
anak-anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing- masing pada setiap
tahap perkembangannya. Yang dimaksud tugas pada setiap tahap
perkembangan adalah bahwa setiap tahapan semua individu tersebut
mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian, keterampilan,
Kebutuhan pribadi itusendiri timbul dari dalam diri yang dirangsang oleh
kondisi disekitarnya atau masyarakat (Widyastuti, Y, dkk, 2010)
Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y havighurst dalam
bukunya Human Development and Education yang dikutip dari Panuju
dan Ida (1999) ada sepuluh, yaitu:
1. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, baik
dengan teman sejenis maupun dengan beda jenis kelamin.
2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin
masing- masing.
3. Menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif
mungkin dengan perasaan puas.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa
lainnya. Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang
tuanya. Ia membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap orang
tua atau orang lain.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan, artinya
belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan
mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.
7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah
tangga.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang
untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki pengetahuan
tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi, tentang hakikat
manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat
dipertanggungjawabkan.
10.Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam
tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup.
2.4. Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin
yang sedang tumbuhdi dalam tubuhnya ( yang pada umumnya di dalam
rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 37-40 minggu atau 9 bulan,
dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung
kehidupan ibu dan janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu
hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko
tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua,
banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang
secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu
penyebab langsung kematian ibu, misalnya, perdarahan melalui jalan lahir,
eklamsia dan infeksi. (Menuaba, 1999)
2.4.1. Pengertian Kehamilan Usia Remaja
Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita
usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah.
(Menuaba, 1999).
Kehamilan diusia remaja merupakan perubahan kondisi seseorang
wanita menjadi ibu pada usia remaja (11-24 tahun). Kehamilan pada masa
remaja dan menjadi orang tua berhubungan secara bermakna dengan
resiko medis dan psikososial belum siap terhadap ibu maupun bayinya.
(Sugiharta, 2004).
2.4.2. Penyebab Kehamilan di usia Remaja
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena
pertumbuhan dan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial
ekonomi, kesulitan dalm persalinan, atau belum siap melaksanakan peran
sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah :
1. Kecelakaan (Simms & Smith, 1986)
Seiring masa pubertas periode perubahan dari tidak matang menjadi
matang dengan rasa penasaran dan coba-coba yang dilakukan remaja
bersama pasangannya, sehingga terjadilah kehamilan di usia remaja.
Kondisi hamil ya ng membuat remaja tersebut mendapat tunjangan
dari orang tua atau bahkan pasangannya.
3. Ingin anak
4. Ingin berperan
Berhubungan dengan perkembangan psikososial dimana remaja ingin
menunjukan kemampuannya dan mempunyai tanggung jawab.
5. Faktor hubungan
Hubunga n dalam keluarga yang tidak harmonis atau keluarga yang
kurang mendukung, membuat remaja terjebak dalam perilaku seks
bebas.
6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
( East & Felice, 1992 dikutib dari Susanti,N, 2002)
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah psikologis,
ekonomi, dan sosial yang memerlukan perhatian khusus yang berupa:
1. Bantuan yang berkualitas, seperti sekolah khusus untuk remaja
yang sedang hamil.
2. Dukungan sosial. Keputusan untuk melakukan abortus banyak
dipengaruhi oleh orang tua.
3. Ibu usia remaja kurang mempunyai pengetahuan tentang anak dan
masalah perkembangan anaksehingga perlu diberi informasi oleh
4. Ibu usia remaja beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap
anaknya. Oleh karena itu, ibu usia remaja memerlukan informasi
untuk mencegah hal tersebut.
5. Ibu usia remaja beresiko ketika melahirkan dan dapat mengalami
komplikasi pasca partum.
6. Ibu usia remaja perlu mendapatkan pendidikan, karier, dan
peningkatan ekonomi. (Susanti, N, 2002)
2.5. Resiko Kehamilan di Usia Remaja
Resiko Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang memuat
banyak resiko. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang
bahkan stres. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika si ibu mengandung bayi (Ubaydillah. 2000).
Dua dampak yang perlu diperhitungkan dalam menghadapi
persoalan kehamilan remaja, diantaranya :
1. Faktor psikologis yang belum matang
a). Alat reproduksinya masih belum siap untuk menerima
kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi.
b). Remaja berusia muda dan sedang menuntut ilmu akan
mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan
c). Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga,
teman atau lingkungan masyarakat.
d). Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu
membawa diri.
e). Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan,
merokok atau minuman keras.
2. Faktor fisik
a). Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya
b). Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual
sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
c).Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matang dapat
menimbulkan abortus , persalinan prematur atau gestosis.
d). Dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
e). Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
f). Pada janin dapat terjadi kelainan kongenital, berat badan lahir
rendah.
g). Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja relatif
tinggi dibanding masa reproduksi sehat antara 20-35 tahun.
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun
waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan
karena belum matang alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan
dengan tekanan (stres) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga
memudahkan terjadinya :
a) Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk
menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki,
keguguran sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional dapat
menimbulkan efek samping yang serius, seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat produksi yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan kemandulan.
b). Persalinan prematur dan kelainan bawaan, kekurangan bahan zat
yang dipergunakan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan
makin tingginya kelahiran prematur, BBLR, dan cacat bawaan.
c). Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial, ekonomi rendah, dan stres
mempermudah terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada saat
nifas.
d). Anemia kehamilan
Penyebab anemia pada saat hamil muda disebabkan
kurangpengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia
muda,karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalamianemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya
darahmerah janin dan plasenta, lama kelamaan seseorang yang
kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
e).Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap dan anemia
makin meningkat terjadinya keracunan hamil, dalam bentuk,
preeklamsi, dan eklamsia yang memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian.
f). Kematian ibu yang tinggi
Remaja yang stres akibat kehamilan sering mengambil jalan
pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tangan dukun.
Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan cukup
tinggi terhadap angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu
terutama karena perdarahan dan infeksi pada kehamilan aterm,
kematian yang terjadi karena trias klasik yaitu; perdarahan,
infeksi dan gestosis (preeklamsia) (Menuaba, 1999).
2.5.1. Upaya pencegahan Kehamilan Remaja yang Tidak
Diinginkan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah
kehamilan remaja yang tidak diinginkan ; 1). Menciptakan
lingkungan keluarga sestabil mungkin, karena keluarga sebagai
salah satu kesatuan bisa berfungsi lebih baik dan biosa
menjalankan perannya masing- masing dengan cara mendukung
keluarga adalah dengan berdiskusi memberi arahan dan
bimbingan kepada remaja tentang pendidikan seks. 2).
Pengembangan pribadi melalui pendidikan sekolah, diperlukan
motivasi yang kuat dari pihak orang tua dan guru dalam
menyelesaikan masalah remaja. Untuk dapat mengurangi
poengaruh negatif dari lingkungan, orang tua dan pendidikan
disekolah harus meningkatkan kembali peran mereka
masing-masing, dengan cara orang tua dapat meluangkan waktu untuk
berkomunikasi langsung dengan guru. 3). Meningkatkan
kemampuan remaja dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat
dan kemampuannya, misalnya dengan olahraga, kesenian, musik
dan lain- lain. Remaja dapat me manfaatkan waktunya dan mengisi
waktu dengan berbagai kegiatan sehingga pikiran mereka selalu
sibuk. Karena kesibukan tersebut dapat memalingkan dari
kebiasan negatif. 4).Meningkat kan iman dan takwa. Iman yang
teguh serta kuat akan memberikan dasar moral keagamaan yang
kuat dan akan menghasilkan keyakinan yang tidak mungkin
goyah, terutama perbuatan dan sikap tercela yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat
28 BAB 3
KERANGKA KONSEP DASAR
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan pengetahuan
dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk
kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. Sesuai dengan tujuan
penelitian, variable-variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel
-pengertian kehamilan diusia remaja
Sikap Remaja tentang Resiko Kehamilan di usia remaja, meliputi:
-sikap remaja tentang resiko dan dampak kehamilan diusia remaja
3.2. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat
Ukur
resiko kehamilan di usia
remaja, meliputi :
•pengertian kehamilan di usia remaja
•resiko dan dampak pada kehamilan di usia remaja
•upaya pencegahan kehamilan pada remaja.
Merupakan reaksi/respon
yang masih tertutup dari
remaja terhadap resiko
kehamilan di usia remaja.
Meliputi;
•Sikap remaja tentang resiko dan dampak
kehamilan di usia remaja
•Sikap remaja tentang upaya pencegahan
kehamilan di usia remaja.
30
BAB 4
METODELOGI PENELITIAN
1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui pengatahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan di
usia remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah
Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Populasi dan Sampel
2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
laki- laki dan perempuan yang tinggal di kelurahan Koto Taluk Kecamatan
Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Jumlah
remaja yang ada di kelurahan Koto Taluk berjumlah 289 orang.
(Data kelurahan Koto Taluk 2011)
2.2. Sampel
Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode random
sampling (sampling acak).Pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi yang dianggap
penduduk usia remaja laki- laki atau perempuan berusia 13 - 20 tahun
dan bersedia menjadi responden yang berada atau tinggal di kelurahan
Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi
Riau. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus: n= 15%x N
Keterangan : N = besarnya populasi
n = besarnya sampel
Rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika jumlah sampel
kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sedang jika subjeknya
lebih besar maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %
(Arikunto,2006).
Penghitungan sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah:
n = 15 %x N
n = 0,15 x 289
n = 43,35 dibulatkan 43 orang.
Dalam menggunakan tehnik random sampling ini peneliti memberikan
kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk diambil sebagai anggota
sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana dengan
tehnik undian dari seluruh jumlah remaja. Setelah semua nama tertulis kemudian
peneliti mengambil kertas tersebut secara acak sampai berjumlah banyaknya
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan
Tengah Kabupaten Kuantan Singingi propinsi Riau pada bulan November
2012. Adapun alasan pemilihan kelurahan Koto Taluk karena memiliki
jumlah remaja yang lebih banyak dari pada kelurahan lain yang ada di
kecamatan Kuantan Tengah.
4. Pertimbangan Etik
Peneliti menyerahkannya langsung lembar persetujuan kepada responden,
kemudian peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Jika
responden bersedia diteliti maka diminta kepada responden untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang menolak untuk ditelitimaka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati
hak responden. Kerahasiaan catatan mengenai responden dijamin dengan
menggunakan inisial responden atau memberi kode pada masing- masing
lembar kuisioner dan me nyimpan instrumen penelitian selesai digunakan
untuk kepentingan peneliti.
5. Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data dalam bentuk kuisioner. Data lembar kuisioner berisi data
demografi dan data kuisioner tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang
5.1. Kuisioner Demografi
Kuisioner data demografi responden meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik
responden dan sebagai pendukung untuk variabel penelitian.
5.2. Kuisioner Pengetahuan dan Sikap remaja
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang dilakukan dengan kuisioner yang akan dibagikan, kemudian
lembaran kuisioner dibagi kepada responden remaja untuk diisi dan
dijawab sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuisioner
yang berisi tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko
kehamilan di usia remaja. Jumlah pertanyaan tersebut sebanyak 17
pertanya n.Sembilan pertanyaan tentang pengetahuan remaja tntang resiko
kehamilan di usia remaja. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan
jawaban yang salah diberi nilai 0. Skor baik bila nilai 76-100, sedang bila
nilai 60-75 dan kurang bila nilai <60. Pernyataan tentang sikap remaja
ada 9 pertanyaan, menggunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan
rentang skala 1-3, yaitu 1= tidak setuju, 2= ragu-ragu, 3= setuju. Maka
nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden 9 dan
tertinggi 27. Berdasarkan rumus statistik dimana p= rentang/banyak kelas.
Menurut Wahyuni (2011) dimana panjang kelas adalah nilai tertinggi
dikurangi nilai terendah. Sikap positif bila skor18-27 dan negatif bila skor
6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuisioner pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan
di usia remaja dibuat sendiri oleh peneliti. Uji validitas dan realibilitas
penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan
alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang akan diukur (Notoatmojo, 2005). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas menunjukan sehauh mana data terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang yang dikumpulkan (Arikunto, 2002).
Untuk kuisioner pengetahuan dan sikap remaja uji validitas ini menggunakan
validitas isi. Validitas isi merupakan sejauh mana instrumen tersebut dapat
mewakili faktor yang akan diteliti. Uji ini dilakukan oleh orang yang ahli
dalam kesehatan reproduksi remaja dari Departemen Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yaitu ibu Siti Saidah
Nasution, S.Kp. M.Kep, Sp.Mat, dengan skor tertinggi 4 setiap pernyataan
dari kuisioner responden.
Penelitian ini menggunakan uji reliabititas internal yang diperoleh
dengan cara menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen
dengan tehnik tertentu. Uji reliabilitas pada kuisioner pengetahuan dan sikap
penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama. (Dempsey, Patricia Ann,
2002).
Hasil yang dapat dianalisa melalui program analisa statistik dengan
menggunakan formula cronbach’s alpa pada setiap item kuisio ner perilaku
remaja tentang resiko kehamilan di usia remaja. Setiadi (2007) mengatakan
bahwa instrumen dengan koefisien yang berada diantara 0.60-0,89 dikatakan
reliabilitas sedang. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan
cronbach’s alpa didapat hasil reliabilitas kuisioner pengetahuan 0.913 dan
hasil relibilitas untuk kuisioner sikap yaitu 0,802.
7. Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti mengajukan permohunan ijin pelaksanaan penelitian pada
Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan USU yang dilanjutkan dengan
mengajukan permohonan ijin penelitian ke kelurahan Koto Taluk Kuantan
Singingi. Setelah mendapat ijin dari kelurahan Koto Taluk peneliti melakukan
pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai
sampel penelitian, responden diambil secara acak dari keseluruhan jumlah
remaja yang ada di kelurahan Koto Taluk yang terdiri dari 4 desa yang ada di
kelurahan Koto Taluk tersebut, yaitu desa Pinang Becabang ada 10
responden, desa Kembang Sari 11 responden, desa Luar Parit 11 responden
dan desa Tobek Panjang ada 11 responden. Peneliti mengambil secara acak
dengan menggunakan tehnik undian sampai terkumpul jumlah responden
yang diperlukan yaitu 43 orang responden. Responden diberi kesempatan
tersebut. Peneliti mendatangi rumah dan menyebarkan kuisioner kepada
responden pukul 15.00 wib sampai dengan 17.15 wib.
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada
lembaran kuisioner sesuai petunjuk masing- masing bagian. Responden diberi
kesempatan menjawab kuisioner selama 20menit untuk semua bagian.
Peneliti memberitahu responden untuk mengisi kuisioner sesuai dengan apa
yang dialami, dirasakan, dan dilakukan oleh responden.
8. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui
beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan
sudah dijawab sesuai petunjuk. Data responden yang tidak lengkap peneliti
datangi kembali untuk melengkapi kekurangan datanya. Tahap kedua coding
yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk
mempermudahkan waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga
prosessing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program komputer dengan menggunakan komputerisasi, tahap keempat adalah melakukan
cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisa data univariat. Analisa data univariat ini
adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu variabel yang
bertujuan untuk mendiskripsikan suatu hasil penelitian (Notoadmojo, 2005).
deskripsi tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan persentase yaitu
pada data demografi, pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan
38 BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan tentang
pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan di usia remaja di kelurahan Koto
Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2012 di kelurahan
Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi Riau dengan
jumlah responden 43 orang yang tergambar dalam uraian berikut ini.
5.1.1. Karakteristik Responden
Dari 43 orang remaja yang menjadi responden penelitian di kelurahan
Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi Riau
didapatkan karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin dan
pendidikan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden paling
banyak adalah antara 16 – 18 tahun yaitu 23 orang.Berdasarkan jenis kelamin
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%). Berdasarkan
pendidikan ditemukan mayoritas responden 18 orang (41.9 %) Sekolah menengah
Pertama (SMP), sedangkan dari 43 orang responden 31 orang diantaranya
mengaku pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan
Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja di
Pernah mendapat Informasi Tentang Resiko Kehamilan
a. Pernah 31 72,1% b. Tidak Pernah 12 27,9 % Mendapat Informasi dari
a. Orang Tua 2 4,7 % b. Guru 11 25,6 % c. Tenaga kesehatan 4 9,3 % d. Teman 3 11 % e. Media Cetak/Elektronik 11 25,6 %
5.1.2. Pengetahuan Remaja Tentang Kehamilan di usia Remaja
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan remaja tentang resiko
kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk mayoritas berpengetahuan
sedang, yaitu sebanyak 22 orang ( 51,2 % ), yang didapat dari sembilan
Tabel 5.2.Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah kab. Kuantan Singingi(n= 43)
Kriteria Pengetahuan
Frekuensi Persentase (%)
Baik
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja di Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. n = 43
Pengertian kehamilan adalah Pengertian kehamilan diusia remaja
Kehamilan diusia remaja termasuk kehamilan
Yang termasuk upaya untuk mencegah kehamilan diusia remaja, kecuali:
Apabila seorang remaja hamil/melahirkan dapat mengakibatkan
Perdarahan dan infeksi yang terjadi pada kehamilan di usia remaja disebabkan oleh tindakan dibawah ini :
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja adalah: Di bawah ini yang bukan merupakan dampak kehamilan di usia remaja:
5.1.3. Sikap remaja tentang kehamilan di usia remaja
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sikap remaja tentang resiko kehamilan
diusia remaja sebagian besar bersikap positif, yaitu sebanyak 30 orang ( 69.8 % ).
Hasil tersebut didapat dari 8 pernyataan, untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel
5.5.
Tabel 5.4. Sikap remaja tentang kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah
Kriteria Sikap Frekuensi Persentase Positif
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi.
No Pertanyaan S RR TS
F % f % f %
1. Hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat membuat remaja terjebak dalam perilaku seks bebas.
16 37,2 11 25,6 16 37,2
2. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja mangakibatkan masalah psikologis seperti stres dan merasa tertekan.
13 30,2 17 30,6 13 30,2
3. Kehamilan remaja harus dihindari karena mengandung banyak resiko pada ibu maupun janin.
10 23,3 9 20,9 13 30,2
4. Pendidikan seks perlu diberikan sedini mungkin pada remaja.
6 14,0 18 41,8 19 44,2
5. Hubungan seks sebelum menikah harus dihindari.
5 11,6 10 23,3 28 65,1
6. Remaja harus aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk menghindari pengaruh yang negatif dari
pergaulan.
7. Keluarga selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pendidikan seks
Dalam pembahasan ini penelitian menunjukkan gambaran tentang
pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di
Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah.
5.2.1. Berdasarkan Pengetahuan responden
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan remaja tentang resiko
kehamilan diusia remaja sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu 22 orang
(51,2%) ini menggambarkan bahwa sebagian besar remaja belum optimal
mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Kerjasama
dengan lintas sektoral dalam hal ini Puskesmas setempat sangat dibutuhkan dalam
penyuluhan juga penyebaran leaf let atau brosur tentang resiko kehamilan diusia
remaja. Bila hal ini dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa
pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu, yaitu melalui penginderaan manusia yaitu, penglihatan,
pendenga ran, penciuman, rasa atau raba. Pengetahuan juga merupakan domain
yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang. Menurut pendapat
dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan
ada.
Dari tabel 5.2 di atas menunjukkan mayoritas remaja di kelurahan Koto
Taluk memiliki pengetahuan yang cukup tentang resiko kehamilan diusia remaja,
keadaan ini disebabkan dari 43 responden 31 orang diantaranya (72,1 %) pernah
mendengarkan/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja.
Dari 31 orang remaja yang pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang
resiko kehamilan diusia remaja tersebut, 11 orang mendapat ionformasi dari guru
dan 11 orang mendapat informasi dari media cetak. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri, maupun pengalaman
orang lain media masa dan lingkungan. Bila hal tersebut dikaitkan dengan
penge tahuan remaja, dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, hal ini
sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain; umur, pendidikan, pengalaman, informasi, dan
kebudayaan. Dari data yang peneliti dapat selama penelitian, budaya di
kelurahan Koto Taluk ini masih cukup tabu bagi orang tua untuk membicarakan
hal kehamilan diusia remaja kepada anaknya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A (2010) mengenai
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia
remaja di desa tanjung Selamat kecamatan Sunggal menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja putri mayoritas cukup yaitu sebanyak 54,6 %. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Kencana, R, B, mengenai hubungan tingkat pengetahuan
Negri 2 Karang Anyar tahun 2011, didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja di
SMA Negri 2 Karanga nyar mayoritas cukup, yaitu sebanyak 33 orang (58,9 %).
5.2.2. Berdasarkan Sikap Responden
Dari tabel 5.4 didapatkan bahwa sikap remaja tentang resiko kehamilan
diusia remaja di kelurahan Koto Taluk kecamatan. Kuantan Tengah sebagian
besar berada dalam ketegori positif yaitu 30 orang ( 69,8 %. ).
Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto, H (1998) yang mengatakan
sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif
kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek
tertentu sedangkan dalam sikap negatif kecendrungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai, objek tertentu. Dalam kehidupan
masyarakat, sikap ini penting sekali.
Hasil penelitian sikap ini diidentifikasi melalui 8 pernyataan, berdasarkan
pernyataan responden no.2 yang menyatakan kehamilan yang terjadi pada usia
remaja mengakibatkan masalah psikolo gis seperti stres dan merasa tertekan
sebanyak 13 orang (30,2%) setuju. Begitu juga dengan pernyataan no.3 kehamilan
remaja harus dihindari karena mengandung banyak resiko bagi ibu maupun bayi,
sebanyak 10 responden ( 23.3%) setuju. Hal ini sejalan menurut pendapat Niven
(2002) pengetahuan mengenai suatu objek akan menjadi sikap bila pengetahuan
itu disertai dengan suatu kesiapan bertindak. Menurut Green (1980) yang dikutip
dari Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan faktor predisposisi terjadinya
sehingga bila dikaitkan dengan penelitian ini sikap remaja mayoritas positif
dikarenakan cukupnya pengetahuan mereka tentang resiko kehamilan diusia
remaja.
Dari hasil pernyataan no.6 Sebanyak 8 responden (18,6 %) setuju bahwa
remaja harus aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk menghindari pengaruh
yang negatif dari pergaulan. Hal ini disebabkan masih kurang kegiatan-kegiatan
yang positif seperti remaja mesjid, karang taruna atau pramuka.di kelurahan Koto
Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Menuaba (2001) bahwa beberapa upaya pencegahan kehamilan
diusia remaja salah satu bisa dilakukan dengan meningkatkan kemampuan remaja
dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan kemampuannya, misalnya dengan
olahraga, kesenian, musik dan lain- lain. Remaja dapat memanfaatkan waktunya
dengan mengisi berbagai kegiatan. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut
mereka dapat memalingkan dari kebiasaan negatif.
Berdasarkan pernyataan no.7 bahwa keluarga selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam pendidikan seks, sebanyak 4 orang ( 9,3 %)
setuju dan mayoritas 30 responden menjawab tidak setuju, bila hal ini dikaitkan
dengan data yang peneliti dapat saat melakukan penelitian, adanya budaya yang
masih tabu bagi keluarga untuk bercerita tentang masalah resiko kehamilan diusia
remaja. Hal ini sejalan dengan WHO (1984) yang dikutib dari Notoadmodjo
(1993) sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam
terwujud dalam suatu tindakan tergantung saat situasi itu. Selain itu sikap akan
diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kencana, R,B,
mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA Negri 2 Karang Anyar tahun 2011
didapatkan hasil penelitian sikap remaja di SMA Negri Karanganyar mayoritas
cukup sebanyak 34 orang (60,7%).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A (2010) mengenai
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia
remaja di desa Tanjung Selamat kec. Sunggal menunjukkan bahwa untuk hasil uji
sikap, mayoritas responden 87,5 % baik, cukup 12,4 % dan tidak didapati
47 BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Demografi
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden paling
banyak adalah antara 16 – 18 tahun yaitu 23 orang. Berdasarkan jenis kelamin
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%). Berdasarkan
pendidikan ditemukan mayoritas responden 18 orang (41.9 %) Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sedangkan dari 43 orang responden 31 orang diantaranya
mengaku pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan
remaja.
6.1.2.Pengetahuan Remaja
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto
Taluk kecamatan Kuantan tengan kabupaten Kuantan Singingi diperoleh
mayoritas responden berpengetahuan dalam kategori sedang yaitu 22 orang ( 51,2
%), baik sebanyak 17 (39,5 %) dan 4 orang ( 9,3 %) dalam kategori kurang.
6.1.3. Sikap Remaja
Sedangkan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di
kelurahan Koto Taluk Kec. Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi
diperoleh mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 30 orang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.
---, S., (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dempsey, Patricia Ann. A. (2002). Riset Keperawatan Buku ajar & Latihan. Edisi 4: Jakarta. EGC.
Hidayat, A. A., (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E., (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Istijanto. (2006). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Irma, Ade. (2010). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2010.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25586.
Dibuka 11 Desember 2012
Kartono, K., (1992). Psikologi Wanita: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Jilid 1. Bandung: Mandar Maju.
Kencana, R.B., (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan remaja tentang kesehatan
Reproduks dengan Sikap terhadap seks pra nikah. Http://
journal.dinkesjatengprov.go.id/ Dibuka 20 Desember 2012.
Lubis, M.S., (1994). Filsafat Ilmu dan Penelitian. Jakarta : Maju Mandar.
Menuaba, (1999). Memahami Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan
Niven, N., (2002). Psikologi Kesehatan.Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan lain. Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Notoatmojdo, S., (2003). Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nursalam., (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.
---. (2008). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Okanegara, (2007). Remaja, Mitos dan Akses.
http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi- remaja-indonesia-saat-ini.html. Dibuka 12 Mei 2012.
Pratiwi, N., (2005). Karena Tabu harus Tahu. Pustaka Anggrek, Yogyakarta
Purwanto, H., (1999). Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rejeki, S., (2011). PotretRemajaRiau. http://riau.bkkbn.go.id/halaman/ruprik/25/. Dibuka 22 April 2012.
Santrock, W., (2003). Adolesence: Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Salam, B., (1997). Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta ; Rineka Cipta.
Soetjiningsih., (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan Pertama. Jakarta: Sagung Seto
Susanti, N, (2006). Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.
Widyastuti, Y, dkk., (2010). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Wahyuni. A. S. (2011). Statistik a Kedokteran: USU.
Wong, D, Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent ... 53
Lampiran 2 Lembar Kuesioner ... 54
Lampiran 3 Lembar Bukti Bimbingan... 58
Lampiran 4 Surat Survei Awal dari Fakultas Keperawatan ... 60
Lampiran 5 Surat Ijin Melakukan Survei Awal dari Kelurahan Koto Taluk 61
Lampiran 6 Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan USU... 62
Lampiran 7 Surat Ijin Pengambilan Data dari Kelurahan Koto Taluk... 63
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari Koto Taluk ... 64
Lampiran 9 Validitas dan Reliabilitas ... 65
Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 68
Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Sikap ... 70
Lampiran 12 Taksasi Dana ... 76
Lampiran 13 Jadwal Pembuatan Skripsi ... 77
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup ... 78