• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG RESIKO KEHAMILAN

DI USIA REMAJA DI KELURAHAN KOTO TALUK

KECAMATAN KUANTAN TENGAH

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

SKRIPSI

Dian Sasmita Dewi

111121075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmanirrahim.

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia

Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten

Kuantan Singingi". Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak

yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses

penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku pembantu dekan 1 fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp. MARS, selaku dosen pembimbing skripsi.

4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji 1

5. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku penguji 2

6. H. Syafruddin, selaku Kepala Desa Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah

yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di

Kelurahan KotoTalukKecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantang

Singingi Riau.

7. Kedua Orang Tua ku Alm. Ayahanda Syamsuman dan Almh.Ibunda Hanisah

(4)

iv

dukungan dan dorongan baik moril maupun materil. Terima kasih atas

pengorbanan yang tidak ternilai dan kasih sayang yang selalu diberikan.

8. Ananda Malikah Zahwa Pudira. Putriku tersayang sebagai penyemangat

dalam menjalani pendidikan ini.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman Fkep ’11

jalur B,Kiranya Allah Swt yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak

yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Januari 2013

Peneliti

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1. Pengetahuan ... 7

2.1.1. Pengertian Pengetahuan ... 7

2.1.2.Tingkatan Pengetahuan ... 8

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 9

2.2. Sikap ... 11

2.2.1. Pengertian Sikap ... 11

2.2.2. Komponen Sikap... 14

2.2.3. Berbagai Tingkatan Sikap... 15

2.3. Remaja ... 17

2.3.1. Pengertian remaja... 17

2.3.2. Tahap Perkembangan Remaja... 18

2.3.3 Tugas perkembangan Remaja ... 19

2.4. Kehamilan 2.4.1. Pengertian Kehamilan diusia Remaja ... 22

2.4.2. Penyebab Kehamilan diusia Remaja... 22

(6)

vi

2.5.1. Upaya Pencegahan Kehamilan Remaja yang Tidak diinginkan 27

BAB 3 Kerangka Konsep

3.1. Kerangka Konseptual ... 29

3.2. Defenisi Operasional... 30

BAB 4 Metode Penelitian 4.1. Desain Penelitian... 31

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

4.2.1. Populasi ... 31

4.2.2. Sampel... 31

4.3. Lokasi dan Waktu penelitian... 33

4.4. Pertimbangan Etik... 33

4.5. Instrument penelitian... 33

4.5.1. Kuesioner data demografi ... 34

4.5.2. Kuesioner pengetahuan dan Sikap ... 34

4.6. Uji validitas dan realibilitas ... 35

4.7. Pengumpulan data ... 36

4.8. Analisa Data ... 36

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 39

5.1. Hasil penelitian ... 39

5.1.1. Karakteristik Responden ... 39

5.1.2. Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan ... 40

5.1.3. Sikap Remaja Tentang Kehamilan diusia Remaja ... 42

5.2. Pembahasan... 43

5.2.1. Berdasarkan Pengetahuan Responden ... 43

5.2.2. Berdasarkan Sikap Responden... 44

(7)

vii

6.2.1. Bagi Praktik Keperawatan ... 49

6.2.2. Bagi Masyarakat ... 49

6.2.3. Bagi Peneliti Lain ... 50

Daftar Pustaka ... 51

(8)

viii Daftar Tabel

Tabel 3.1. DefenisOperasional... 30

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi data Demografi... 40

Tabel 5.2. Pengetahuan Remaja Tentang Resiko kehamilan diusia

Remaja... 41

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Resiko

kehamilan diusia remaja... 41

Tabel 5.4. Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja... 42

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Tentang Resiko

(9)

ix

Daftar Skema

(10)

x

Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Dari sudut kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi resiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun anak. Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Kehamilan di usia remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita antara 14-19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi penelitian 289 orang yaitu remaja yang tinggal di kelurahan Koto Taluk, dengan sampel sebanyak 43 responden, pengambilan jumlah sampel menggunakan random sampling. Instrumen penelitian merupakan kuesioner yang disusun sendiri dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan data demografi didapati usia responden sebagian besar usia 16-18 tahun 23 orang (53,6%), mayoritas berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%), pendidikan sebagian besar SMP 18 orang (41,9%) dan mayoritas responden yaitu 31 orang mengaku pernah mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan remaja dalam kategori sedang (51,2%), dan sebagian besar sikap remaja berada dalam kategori positif (69,8%). Saran penelitian ini untuk tenaga kesehatan agar lebih berperan serta dalam pembinaan remaja di wilayah kerja puskesmas setempat dengan mengembangkan program PKRR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).

(11)

x

Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Dari sudut kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi resiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun anak. Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Kehamilan di usia remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita antara 14-19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi penelitian 289 orang yaitu remaja yang tinggal di kelurahan Koto Taluk, dengan sampel sebanyak 43 responden, pengambilan jumlah sampel menggunakan random sampling. Instrumen penelitian merupakan kuesioner yang disusun sendiri dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan data demografi didapati usia responden sebagian besar usia 16-18 tahun 23 orang (53,6%), mayoritas berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%), pendidikan sebagian besar SMP 18 orang (41,9%) dan mayoritas responden yaitu 31 orang mengaku pernah mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan remaja dalam kategori sedang (51,2%), dan sebagian besar sikap remaja berada dalam kategori positif (69,8%). Saran penelitian ini untuk tenaga kesehatan agar lebih berperan serta dalam pembinaan remaja di wilayah kerja puskesmas setempat dengan mengembangkan program PKRR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).

(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar bekalang

Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia,

tahap ini merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. Pada masa ini gejolak darah mudanya sedang bangkit, keinginan

untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan dari keluarga dan

lingkungan sedang tinggi-tingginya, kadang untuk mendapatkan

pengakuan dari lingkungannya, remaja melakukan hal- hal diluar etika atau

aturan ( Purwoko,2001)

Dikalangan remaja telah terjadi revolusi dalam hubungan seksual

menuju kearah liberalisasi tanpa batas. Kebanggaan terhadap kemampuan

untuk mempertahankan kegadisan sampai pada pelaminan atau malam

pertama telah sirna, oleh karena kedua belah pihak saling menerima

kedudukan baru dalam seni pergaulan hidupnya. Informasi yang cepat

dalam berbagai bentuk telah menyebabkan dunia menjadi milik remaja.

Informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah mempengaruhi

kaum remaja Indonesia, sehingga telah menjadi suatu revolusi yang

menjurus makin bebasnya hubungan seksual pranikah (Menuaba, 1998)

Remaja merupakan bagian terpenting dalam masyarakat, terutama

di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi.

(13)

yang cukup besar dari seluruh penduduk dunia. Menurut WHO

pada tahun 1995 sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja

berumur 10-19 tahun, sekitar 900 juta berada di negara berkembang.

Menurut Biro Pusat Statistik (1999) di Indonesia kelompok umur 10 – 19

tahun adalah sekitar 22 %, yang terdiri dari 50,9 % remaja laki- laki dan

49,1 % adalah remaja perempuan ( Seotjiningsih, 2004)

Sebagian besar remaja Amerika Serikat (AS) aktif secara seksual,

dan aktivitas seksual mereka meningkat selama tahun 1980-an. Pada tahun

1997 angka kehamilan remaja di Amerika serikat sebanyak 840.000 dan

79 % adalah kehamilan yang tidak disengaja. Sebesar 10% setiap tahunnya

remaja usia 15–19 tahun menjadi hamil, dari remaja yang pernah

berhubungan menjadi hamil dan 13 % dari seluruh kelahiran di AS adalah

kelahiran dari perempuan usia remaja, 31 % diantaranya adalah kelahiran

tanpa perkawinan (Pangkahila dalam Soetjiningsih, 2004).

Di Indonesia, dari penelitian yang telah dilakukan oleh Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (2007) ataupun Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (2010), mengenai perilaku remaja yang melakukan

hubungan seks pranikah menunjukan kecenderungan meningkat. Data dari

BKKBN misalnya mengatakan bahwa separuh remaja perempuan lajang

yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah

kehilangan keperawanan dan .mengaku pernah melakukan hubungan seks

(14)

nikah. Ironisnya temuan serupa juga terjadi di kota-kota besar lainnya

seperti Surabaya, Medan, Bandung dan Yogjakarta.

Permasalahan remaja Indonesia semakin memprihatinkan, dari

tahun ke tahun makin menunjukkan peningkatan angka remaja yang telah

melakukan hubungan seks diluar nikah. Data dari Perhimpunan keluarga

Berencana Indonesi (PKBI) tahun 2006 menyebutkan 63 % remaja di

beberapa kota besar telah melakukan hubungan seks sebelum nikah.

Bahayanya lagi 63% remaja Indonesia melakukan seks pra-nikah tanpa

menggunakan alat kontrasepsi dan itu dilakukan di rumah (BKKBN, 2012)

Menurut Okanegara (2007) sekitar 15-20 persen dari remaja usia

sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah, 15

juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.

hingga Juni 2006 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV

positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang

terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun. Diperkirakan terdapat sekitar

270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari

60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15

tahun atau kurang. setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di

Indonesia di mana 20 % diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh

remaja.

Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja memberi

(15)

anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian

perinatal, perdarahan, dan tindakan operatif obstetri lebih sering dengan

dibanding kehamilan pada golongan usia 20 tahun ke atas. (Sugiharta

dalam Seotjiningsih 2004).

Resiko kehamilan di usia remaja ini bukan hanya membawa

dampak pada rentannya kesehatan reproduksi tetapi juga meningkatnya

kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Berbagai laporan di

Indonesia menunjukan bahwa kelompok umur paling banyak menderita

IMS adalah kelompok umur muda. Pada tahun 2000, dari seluruh infeksi

klamidia tercatat 34% dan 40% dari Ghonorrhoe pada perempuan terdapat pada remaja perempuan. Data dari Komnas perlindungan Anak

(KPA) Riau, menyebutkan, Terjadinya peningkatan angka HIV di propinsi

Riau hingga juli 2011 telah mencapai 1.238 kasus, dimana 576 kasus (47

%) berada dikelompok umur 10 – 29 tahun.

Teluk Kuantan khususnya sebagai salah satu ibukota kabupaten di

Riau, juga sebagai salah satu ibukota kabupaten yang mulai berkembang

tak luput dari masalah- masalah remaja. Data dari KUA setempat pada

Desember 2009, di Kabupaten Kuantan Singingi mencatat sekitar 86 calon

pengantin yang mendaftarkan diri untuk menikah, diantaranya 18

pasangan telah hamil sebelum menikah dan 5 diantaranya adalah

kelompok usia remaja.

Hasil pene litian yang juga dilakukan oleh Irma, A (2010) di desa

(16)

bahwa mayoritas remaja putri tentang resiko kehamilan remaja dalam

kategori cukup 54.6%, kategori baik 41,2 % dan buruk 4,1 %. Sedangkan

untuk hasil uji sikap, mayoritas responden 87,5 % baik, cukup 12,4 % dan

tidak didapati responden dengan kategori buruk.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kencana, R,B,

mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan

reproduksi dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA Negri 2 Karang

Anyar tahun 2011 didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja di SMA

Negri 2 Karanganyar mayoritas cukup, yaitu sebanyak 33 orang (58,9 %),

dan hasil penelitian sikap remaja di SMA Negri Karanganyar mayoritas

cukup sebanyak 34 orang (60,7%).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, 7 dari 10

remaja kelurahan Koto Taluk mengaku belum pernah mendapat informasi

tentang pendidikan seks, dan 8 dari 10 remaja tersebut mengaku tidak

memahami dampak dan resiko kehamilan diusia remaja.

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk

mengungkapkan bagaimana pengetahuan dan sikap remaja terhadap

resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk Kecamatan

Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui

(17)

Kehamilan di Usia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan

Tengah Kabupaten Kuantan Singingi” ?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap

remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di Kelurahan Koto

Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang resiko

kehamilan diusia remaja.

2. Untuk mengetahui sikap remaja tentang resiko kehamilan

diusia remaja.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Praktek Keperawatan

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan

bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan program-program

khususnya tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko

kehamilan di usia remaja.

1.4.2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan

kepada masyarakat dalam menyikapi perilaku remaja sehingga

dapat mencegah terjadinya kehamilan diusia remaja.

(18)

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan referensi

bagi penelitian selanjutnya.

1.4.4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengalaman dan

(19)

8 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa

ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada (Hidayat, 2008).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan adalah kesatuan atau perpaduan antara subjek yang

mengetahui dan objek yang diketahui atau dengan kata lain subjek itu

memandang objek sebagai sesuatu yang diketahuinya ( Lubis, 1994 ).

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan kekuatan dasar dalam

berbagai kegiatan kebudayaan pada zaman modern sekarang ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu prestasi besar dari

pemikiran manusia. Tanpa pengetahuan perkembangan atau pertumbuhan

(20)

2.1.1. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada enam tingkatan pengetahuan

didalam domain kognitif yang meliputi:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang riil.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut.

e. Sintesis (Sintesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

(21)

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Umur

Dengan bertambahnya umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Makin tua

umur seseorang akan makin konstruktif dalam menggunakan koping

terhadap masalah yang dihadapi.

b. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah

mencerna informasi sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Nursalam, 2001).

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang.

Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih

(22)

situasi yang melibatkan emosi, sehingga penghayatan pengalaman akan

lebih lama membekas.

d. Informasi

Informasi merupakan fungsi yang penting sebelum dilakukan

sesuatu tindakan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan

memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut.

e. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

2.2. Sikap ( attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi dari sikap tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata manunjukan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan

untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap suatu objek. jadi sikap

senantiasa terarah terhadap suatu hal, suatu objek, tidak ada sikap tanpa

suatu objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam- macam

(23)

Sikap mungkin terarah terhadap benda-benda, orang-orang tetapi

juga peristiwa-peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga- lembaga,

terhadap norma-norma, nilai- nilai dan lain- lain. Ciri-ciri sikap adalah:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

Sikap ini membedakannya dengan sifat motif- motif biogenetis seperti

lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah- ubah karena sikap itu dapat dipelajari dan karena

itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat dalam

keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek. dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu

yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal- hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah

yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih

(24)

terhadap suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu.

Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap.

Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap bila pengetahuan

itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap

objek itu.

Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam

sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sikap negatif

kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai

objek tertentu. Dalam kehidupan masyarakat, sikap ini penting sekali.

( Purwanto, H, 1998)

Newcomb, seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap

itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motiv tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

(25)

Diagram di bawah ini dapat menjelaskan uraian tersebut.

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

Skema 1. Proses terbentuknya sikap dan reaksi

2.2.1. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai tiga komponen pokok.

a). Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh ( total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh

misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebab,

akibatnya, pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan

membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena Stimulus

Rangsangan

Proses Stimulus Reaksi Tingkah Laku

(Terbuka)

Sikap

(26)

polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja

sehingga ibu tersebut berminat mengimunisasikan anaknya untuk

mencegah supaya anaknya tidak terkena Polio. Ibu ini mempunyai sikap

tertentu terhadap objek yang berupa Polio.

2.2.2. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan.

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek), misalnya sikap orang terhadap gizi

dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap

ceramah-ceramah tentang gizi.

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah indikasi sikap ketiga. Misalnya seorang ibu mengajak

(27)

menimbang anaknya ke Posyandu atau mendiskusikan tentang gizi,

adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang

ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari

mertua atau orang tuanya sendiri. Pengukuran sikap dapat dilakukan

secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

Misalnya, bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di

Rumah sakit Cipto? Secara langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat

responden. Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai

untuk kegiatan Posyandu? Atau saya akan menikah apabila saya sudah

berumur 25 tahun ( sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara ma sa

kanak-kanak dan masa dewasa,merupakan waktu kematangan fisik, kognitif,

sosial dan emosional yang cepat pada anak laki- laki untuk mempersiapkan

(28)

diri menjadi wanita dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit

ditetapkan, tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan

penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12

tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18

sampai 20 tahun (Wong,et al. 2009).

Pubertas adalah proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan

yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan

karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong,et al. 2009).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), usia remaja adalah anak

yang sedang mengalami masa peralihan antara umur 13-20 tahun, secara

berangsur-angsur menunjukan ciri-ciri seorang wanita/laki- laki sampai

mencapai masa kematangan biologik, jiwanya berkembang dari

kanak-kanak sampai dewasa dengan keadaan sosial ekomoni dan orang tua

berangsur-angsur bebas.

2.3.2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Monks (1998) dikutip dari Novita Pratiwi (2005)

membagi perkembangan remaja menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Remaja Awal

Usia 12 – 15 tahun sebagai tahap remaja awal. Remaja yang berada

(29)

Kepekaan yang berlebihan dan kurangnya pengendalian ego menyebabkan

ia sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Tahap Remaja Madya

Usia remaja madya berkisar antara 15-18 tahun. Pada tahap ini

remaja senang bila memiliki banyak teman dan berada dalam

kelompoknya terdapat kecenderungan memiliki kesamaan sifat dan

penampilan dan kelompoknya.karena itu tidak heran kalau remaja sering

mengikuti kegiatan yang sedang trend agar tidak dikatakan ketinggalan

jaman.

3. Tahap Remaja Akhir

Menetapkan usia remaja akhir 18-21 tahun. Pada tahap ini remaja

mulai menuju masa dewasa dan memiliki minat yang semakin dalam

fungsi intelektual (Novita, 2005).

2.2.3. Tugas Perkembangan Remaja

Sesuai tumbuh dan berkembangnya suatu individu, dari masa

anak-anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing- masing pada setiap

tahap perkembangannya. Yang dimaksud tugas pada setiap tahap

perkembangan adalah bahwa setiap tahapan semua individu tersebut

mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian, keterampilan,

(30)

Kebutuhan pribadi itusendiri timbul dari dalam diri yang dirangsang oleh

kondisi disekitarnya atau masyarakat (Widyastuti, Y, dkk, 2010)

Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y havighurst dalam

bukunya Human Development and Education yang dikutip dari Panuju

dan Ida (1999) ada sepuluh, yaitu:

1. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, baik

dengan teman sejenis maupun dengan beda jenis kelamin.

2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin

masing- masing.

3. Menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif

mungkin dengan perasaan puas.

4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa

lainnya. Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang

tuanya. Ia membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap orang

tua atau orang lain.

5. Mencapai kebebasan ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan, artinya

belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan

mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.

7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah

tangga.

8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang

(31)

untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki pengetahuan

tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi, tentang hakikat

manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat

dipertanggungjawabkan.

10.Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam

tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

2.4. Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuhdi dalam tubuhnya ( yang pada umumnya di dalam

rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 37-40 minggu atau 9 bulan,

dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan

khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung

kehidupan ibu dan janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu

hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko

tinggi.

Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua,

banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang

secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu

(32)

penyebab langsung kematian ibu, misalnya, perdarahan melalui jalan lahir,

eklamsia dan infeksi. (Menuaba, 1999)

2.4.1. Pengertian Kehamilan Usia Remaja

Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita

usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah.

(Menuaba, 1999).

Kehamilan diusia remaja merupakan perubahan kondisi seseorang

wanita menjadi ibu pada usia remaja (11-24 tahun). Kehamilan pada masa

remaja dan menjadi orang tua berhubungan secara bermakna dengan

resiko medis dan psikososial belum siap terhadap ibu maupun bayinya.

(Sugiharta, 2004).

2.4.2. Penyebab Kehamilan di usia Remaja

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena

pertumbuhan dan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial

ekonomi, kesulitan dalm persalinan, atau belum siap melaksanakan peran

sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah :

1. Kecelakaan (Simms & Smith, 1986)

Seiring masa pubertas periode perubahan dari tidak matang menjadi

matang dengan rasa penasaran dan coba-coba yang dilakukan remaja

bersama pasangannya, sehingga terjadilah kehamilan di usia remaja.

(33)

Kondisi hamil ya ng membuat remaja tersebut mendapat tunjangan

dari orang tua atau bahkan pasangannya.

3. Ingin anak

4. Ingin berperan

Berhubungan dengan perkembangan psikososial dimana remaja ingin

menunjukan kemampuannya dan mempunyai tanggung jawab.

5. Faktor hubungan

Hubunga n dalam keluarga yang tidak harmonis atau keluarga yang

kurang mendukung, membuat remaja terjebak dalam perilaku seks

bebas.

6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja

( East & Felice, 1992 dikutib dari Susanti,N, 2002)

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah psikologis,

ekonomi, dan sosial yang memerlukan perhatian khusus yang berupa:

1. Bantuan yang berkualitas, seperti sekolah khusus untuk remaja

yang sedang hamil.

2. Dukungan sosial. Keputusan untuk melakukan abortus banyak

dipengaruhi oleh orang tua.

3. Ibu usia remaja kurang mempunyai pengetahuan tentang anak dan

masalah perkembangan anaksehingga perlu diberi informasi oleh

(34)

4. Ibu usia remaja beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap

anaknya. Oleh karena itu, ibu usia remaja memerlukan informasi

untuk mencegah hal tersebut.

5. Ibu usia remaja beresiko ketika melahirkan dan dapat mengalami

komplikasi pasca partum.

6. Ibu usia remaja perlu mendapatkan pendidikan, karier, dan

peningkatan ekonomi. (Susanti, N, 2002)

2.5. Resiko Kehamilan di Usia Remaja

Resiko Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang memuat

banyak resiko. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang

bahkan stres. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat

ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara

emosional ketika si ibu mengandung bayi (Ubaydillah. 2000).

Dua dampak yang perlu diperhitungkan dalam menghadapi

persoalan kehamilan remaja, diantaranya :

1. Faktor psikologis yang belum matang

a). Alat reproduksinya masih belum siap untuk menerima

kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk

komplikasi.

b). Remaja berusia muda dan sedang menuntut ilmu akan

mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan

(35)

c). Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga,

teman atau lingkungan masyarakat.

d). Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu

membawa diri.

e). Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan,

merokok atau minuman keras.

2. Faktor fisik

a). Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya

b). Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual

sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.

c).Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matang dapat

menimbulkan abortus , persalinan prematur atau gestosis.

d). Dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.

e). Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.

f). Pada janin dapat terjadi kelainan kongenital, berat badan lahir

rendah.

g). Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja relatif

tinggi dibanding masa reproduksi sehat antara 20-35 tahun.

Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun

waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan

karena belum matang alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat

merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan

(36)

dengan tekanan (stres) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga

memudahkan terjadinya :

a) Keguguran

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk

menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki,

keguguran sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional dapat

menimbulkan efek samping yang serius, seperti tingginya angka

kematian dan infeksi alat produksi yang pada akhirnya dapat

mengakibatkan kemandulan.

b). Persalinan prematur dan kelainan bawaan, kekurangan bahan zat

yang dipergunakan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan

makin tingginya kelahiran prematur, BBLR, dan cacat bawaan.

c). Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial, ekonomi rendah, dan stres

mempermudah terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada saat

nifas.

d). Anemia kehamilan

Penyebab anemia pada saat hamil muda disebabkan

kurangpengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia

muda,karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalamianemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya

(37)

darahmerah janin dan plasenta, lama kelamaan seseorang yang

kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

e).Keracunan kehamilan

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap dan anemia

makin meningkat terjadinya keracunan hamil, dalam bentuk,

preeklamsi, dan eklamsia yang memerlukan perhatian serius

karena dapat menyebabkan kematian.

f). Kematian ibu yang tinggi

Remaja yang stres akibat kehamilan sering mengambil jalan

pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tangan dukun.

Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan cukup

tinggi terhadap angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu

terutama karena perdarahan dan infeksi pada kehamilan aterm,

kematian yang terjadi karena trias klasik yaitu; perdarahan,

infeksi dan gestosis (preeklamsia) (Menuaba, 1999).

2.5.1. Upaya pencegahan Kehamilan Remaja yang Tidak

Diinginkan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah

kehamilan remaja yang tidak diinginkan ; 1). Menciptakan

lingkungan keluarga sestabil mungkin, karena keluarga sebagai

salah satu kesatuan bisa berfungsi lebih baik dan biosa

menjalankan perannya masing- masing dengan cara mendukung

(38)

keluarga adalah dengan berdiskusi memberi arahan dan

bimbingan kepada remaja tentang pendidikan seks. 2).

Pengembangan pribadi melalui pendidikan sekolah, diperlukan

motivasi yang kuat dari pihak orang tua dan guru dalam

menyelesaikan masalah remaja. Untuk dapat mengurangi

poengaruh negatif dari lingkungan, orang tua dan pendidikan

disekolah harus meningkatkan kembali peran mereka

masing-masing, dengan cara orang tua dapat meluangkan waktu untuk

berkomunikasi langsung dengan guru. 3). Meningkatkan

kemampuan remaja dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat

dan kemampuannya, misalnya dengan olahraga, kesenian, musik

dan lain- lain. Remaja dapat me manfaatkan waktunya dan mengisi

waktu dengan berbagai kegiatan sehingga pikiran mereka selalu

sibuk. Karena kesibukan tersebut dapat memalingkan dari

kebiasan negatif. 4).Meningkat kan iman dan takwa. Iman yang

teguh serta kuat akan memberikan dasar moral keagamaan yang

kuat dan akan menghasilkan keyakinan yang tidak mungkin

goyah, terutama perbuatan dan sikap tercela yang tidak sesuai

dengan norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat

(39)

28 BAB 3

KERANGKA KONSEP DASAR

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan pengetahuan

dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk

kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. Sesuai dengan tujuan

penelitian, variable-variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel

-pengertian kehamilan diusia remaja

Sikap Remaja tentang Resiko Kehamilan di usia remaja, meliputi:

-sikap remaja tentang resiko dan dampak kehamilan diusia remaja

(40)

3.2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat

Ukur

resiko kehamilan di usia

remaja, meliputi :

•pengertian kehamilan di usia remaja

•resiko dan dampak pada kehamilan di usia remaja

•upaya pencegahan kehamilan pada remaja.

Merupakan reaksi/respon

yang masih tertutup dari

remaja terhadap resiko

kehamilan di usia remaja.

Meliputi;

•Sikap remaja tentang resiko dan dampak

kehamilan di usia remaja

•Sikap remaja tentang upaya pencegahan

kehamilan di usia remaja.

(41)

30

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui pengatahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan di

usia remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah

Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Populasi dan Sampel

2.1. Populasi

Populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja

laki- laki dan perempuan yang tinggal di kelurahan Koto Taluk Kecamatan

Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Jumlah

remaja yang ada di kelurahan Koto Taluk berjumlah 289 orang.

(Data kelurahan Koto Taluk 2011)

2.2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode random

sampling (sampling acak).Pengambilan sampel dengan cara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi yang dianggap

(42)

penduduk usia remaja laki- laki atau perempuan berusia 13 - 20 tahun

dan bersedia menjadi responden yang berada atau tinggal di kelurahan

Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi

Riau. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus: n= 15%x N

Keterangan : N = besarnya populasi

n = besarnya sampel

Rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika jumlah sampel

kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sedang jika subjeknya

lebih besar maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %

(Arikunto,2006).

Penghitungan sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah:

n = 15 %x N

n = 0,15 x 289

n = 43,35 dibulatkan 43 orang.

Dalam menggunakan tehnik random sampling ini peneliti memberikan

kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk diambil sebagai anggota

sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana dengan

tehnik undian dari seluruh jumlah remaja. Setelah semua nama tertulis kemudian

peneliti mengambil kertas tersebut secara acak sampai berjumlah banyaknya

(43)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan

Tengah Kabupaten Kuantan Singingi propinsi Riau pada bulan November

2012. Adapun alasan pemilihan kelurahan Koto Taluk karena memiliki

jumlah remaja yang lebih banyak dari pada kelurahan lain yang ada di

kecamatan Kuantan Tengah.

4. Pertimbangan Etik

Peneliti menyerahkannya langsung lembar persetujuan kepada responden,

kemudian peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Jika

responden bersedia diteliti maka diminta kepada responden untuk

menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang menolak untuk ditelitimaka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

hak responden. Kerahasiaan catatan mengenai responden dijamin dengan

menggunakan inisial responden atau memberi kode pada masing- masing

lembar kuisioner dan me nyimpan instrumen penelitian selesai digunakan

untuk kepentingan peneliti.

5. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data dalam bentuk kuisioner. Data lembar kuisioner berisi data

demografi dan data kuisioner tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang

(44)

5.1. Kuisioner Demografi

Kuisioner data demografi responden meliputi umur, jenis kelamin,

pendidikan. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik

responden dan sebagai pendukung untuk variabel penelitian.

5.2. Kuisioner Pengetahuan dan Sikap remaja

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

data yang dilakukan dengan kuisioner yang akan dibagikan, kemudian

lembaran kuisioner dibagi kepada responden remaja untuk diisi dan

dijawab sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuisioner

yang berisi tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko

kehamilan di usia remaja. Jumlah pertanyaan tersebut sebanyak 17

pertanya n.Sembilan pertanyaan tentang pengetahuan remaja tntang resiko

kehamilan di usia remaja. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan

jawaban yang salah diberi nilai 0. Skor baik bila nilai 76-100, sedang bila

nilai 60-75 dan kurang bila nilai <60. Pernyataan tentang sikap remaja

ada 9 pertanyaan, menggunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan

rentang skala 1-3, yaitu 1= tidak setuju, 2= ragu-ragu, 3= setuju. Maka

nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden 9 dan

tertinggi 27. Berdasarkan rumus statistik dimana p= rentang/banyak kelas.

Menurut Wahyuni (2011) dimana panjang kelas adalah nilai tertinggi

dikurangi nilai terendah. Sikap positif bila skor18-27 dan negatif bila skor

(45)

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuisioner pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan

di usia remaja dibuat sendiri oleh peneliti. Uji validitas dan realibilitas

penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan

alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang akan diukur (Notoatmojo, 2005). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas menunjukan sehauh mana data terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang yang dikumpulkan (Arikunto, 2002).

Untuk kuisioner pengetahuan dan sikap remaja uji validitas ini menggunakan

validitas isi. Validitas isi merupakan sejauh mana instrumen tersebut dapat

mewakili faktor yang akan diteliti. Uji ini dilakukan oleh orang yang ahli

dalam kesehatan reproduksi remaja dari Departemen Keperawatan Maternitas

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yaitu ibu Siti Saidah

Nasution, S.Kp. M.Kep, Sp.Mat, dengan skor tertinggi 4 setiap pernyataan

dari kuisioner responden.

Penelitian ini menggunakan uji reliabititas internal yang diperoleh

dengan cara menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen

dengan tehnik tertentu. Uji reliabilitas pada kuisioner pengetahuan dan sikap

(46)

penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama. (Dempsey, Patricia Ann,

2002).

Hasil yang dapat dianalisa melalui program analisa statistik dengan

menggunakan formula cronbach’s alpa pada setiap item kuisio ner perilaku

remaja tentang resiko kehamilan di usia remaja. Setiadi (2007) mengatakan

bahwa instrumen dengan koefisien yang berada diantara 0.60-0,89 dikatakan

reliabilitas sedang. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan

cronbach’s alpa didapat hasil reliabilitas kuisioner pengetahuan 0.913 dan

hasil relibilitas untuk kuisioner sikap yaitu 0,802.

7. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan permohunan ijin pelaksanaan penelitian pada

Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan USU yang dilanjutkan dengan

mengajukan permohonan ijin penelitian ke kelurahan Koto Taluk Kuantan

Singingi. Setelah mendapat ijin dari kelurahan Koto Taluk peneliti melakukan

pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai

sampel penelitian, responden diambil secara acak dari keseluruhan jumlah

remaja yang ada di kelurahan Koto Taluk yang terdiri dari 4 desa yang ada di

kelurahan Koto Taluk tersebut, yaitu desa Pinang Becabang ada 10

responden, desa Kembang Sari 11 responden, desa Luar Parit 11 responden

dan desa Tobek Panjang ada 11 responden. Peneliti mengambil secara acak

dengan menggunakan tehnik undian sampai terkumpul jumlah responden

yang diperlukan yaitu 43 orang responden. Responden diberi kesempatan

(47)

tersebut. Peneliti mendatangi rumah dan menyebarkan kuisioner kepada

responden pukul 15.00 wib sampai dengan 17.15 wib.

Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada

lembaran kuisioner sesuai petunjuk masing- masing bagian. Responden diberi

kesempatan menjawab kuisioner selama 20menit untuk semua bagian.

Peneliti memberitahu responden untuk mengisi kuisioner sesuai dengan apa

yang dialami, dirasakan, dan dilakukan oleh responden.

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui

beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan

sudah dijawab sesuai petunjuk. Data responden yang tidak lengkap peneliti

datangi kembali untuk melengkapi kekurangan datanya. Tahap kedua coding

yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk

mempermudahkan waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga

prosessing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program komputer dengan menggunakan komputerisasi, tahap keempat adalah melakukan

cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisa data univariat. Analisa data univariat ini

adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu variabel yang

bertujuan untuk mendiskripsikan suatu hasil penelitian (Notoadmojo, 2005).

(48)

deskripsi tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan persentase yaitu

pada data demografi, pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan

(49)

38 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan tentang

pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan di usia remaja di kelurahan Koto

Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2012 di kelurahan

Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi Riau dengan

jumlah responden 43 orang yang tergambar dalam uraian berikut ini.

5.1.1. Karakteristik Responden

Dari 43 orang remaja yang menjadi responden penelitian di kelurahan

Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi Riau

didapatkan karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin dan

pendidikan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden paling

banyak adalah antara 16 – 18 tahun yaitu 23 orang.Berdasarkan jenis kelamin

mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%). Berdasarkan

pendidikan ditemukan mayoritas responden 18 orang (41.9 %) Sekolah menengah

Pertama (SMP), sedangkan dari 43 orang responden 31 orang diantaranya

mengaku pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan

(50)

Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja di

Pernah mendapat Informasi Tentang Resiko Kehamilan

a. Pernah 31 72,1% b. Tidak Pernah 12 27,9 % Mendapat Informasi dari

a. Orang Tua 2 4,7 % b. Guru 11 25,6 % c. Tenaga kesehatan 4 9,3 % d. Teman 3 11 % e. Media Cetak/Elektronik 11 25,6 %

5.1.2. Pengetahuan Remaja Tentang Kehamilan di usia Remaja

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan remaja tentang resiko

kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk mayoritas berpengetahuan

sedang, yaitu sebanyak 22 orang ( 51,2 % ), yang didapat dari sembilan

(51)

Tabel 5.2.Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah kab. Kuantan Singingi(n= 43)

Kriteria Pengetahuan

Frekuensi Persentase (%)

Baik

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja di Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. n = 43

Pengertian kehamilan adalah Pengertian kehamilan diusia remaja

Kehamilan diusia remaja termasuk kehamilan

Yang termasuk upaya untuk mencegah kehamilan diusia remaja, kecuali:

Apabila seorang remaja hamil/melahirkan dapat mengakibatkan

Perdarahan dan infeksi yang terjadi pada kehamilan di usia remaja disebabkan oleh tindakan dibawah ini :

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja adalah: Di bawah ini yang bukan merupakan dampak kehamilan di usia remaja:

(52)

5.1.3. Sikap remaja tentang kehamilan di usia remaja

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sikap remaja tentang resiko kehamilan

diusia remaja sebagian besar bersikap positif, yaitu sebanyak 30 orang ( 69.8 % ).

Hasil tersebut didapat dari 8 pernyataan, untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel

5.5.

Tabel 5.4. Sikap remaja tentang kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah

Kriteria Sikap Frekuensi Persentase Positif

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi.

No Pertanyaan S RR TS

F % f % f %

1. Hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat membuat remaja terjebak dalam perilaku seks bebas.

16 37,2 11 25,6 16 37,2

2. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja mangakibatkan masalah psikologis seperti stres dan merasa tertekan.

13 30,2 17 30,6 13 30,2

3. Kehamilan remaja harus dihindari karena mengandung banyak resiko pada ibu maupun janin.

10 23,3 9 20,9 13 30,2

4. Pendidikan seks perlu diberikan sedini mungkin pada remaja.

6 14,0 18 41,8 19 44,2

5. Hubungan seks sebelum menikah harus dihindari.

5 11,6 10 23,3 28 65,1

6. Remaja harus aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk menghindari pengaruh yang negatif dari

(53)

pergaulan.

7. Keluarga selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pendidikan seks

Dalam pembahasan ini penelitian menunjukkan gambaran tentang

pengetahuan dan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di

Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah.

5.2.1. Berdasarkan Pengetahuan responden

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan remaja tentang resiko

kehamilan diusia remaja sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu 22 orang

(51,2%) ini menggambarkan bahwa sebagian besar remaja belum optimal

mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja. Kerjasama

dengan lintas sektoral dalam hal ini Puskesmas setempat sangat dibutuhkan dalam

penyuluhan juga penyebaran leaf let atau brosur tentang resiko kehamilan diusia

remaja. Bila hal ini dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa

pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan

terhadap objek tertentu, yaitu melalui penginderaan manusia yaitu, penglihatan,

pendenga ran, penciuman, rasa atau raba. Pengetahuan juga merupakan domain

yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang. Menurut pendapat

(54)

dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan

ada.

Dari tabel 5.2 di atas menunjukkan mayoritas remaja di kelurahan Koto

Taluk memiliki pengetahuan yang cukup tentang resiko kehamilan diusia remaja,

keadaan ini disebabkan dari 43 responden 31 orang diantaranya (72,1 %) pernah

mendengarkan/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja.

Dari 31 orang remaja yang pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang

resiko kehamilan diusia remaja tersebut, 11 orang mendapat ionformasi dari guru

dan 11 orang mendapat informasi dari media cetak. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri, maupun pengalaman

orang lain media masa dan lingkungan. Bila hal tersebut dikaitkan dengan

penge tahuan remaja, dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, hal ini

sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain; umur, pendidikan, pengalaman, informasi, dan

kebudayaan. Dari data yang peneliti dapat selama penelitian, budaya di

kelurahan Koto Taluk ini masih cukup tabu bagi orang tua untuk membicarakan

hal kehamilan diusia remaja kepada anaknya.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A (2010) mengenai

tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia

remaja di desa tanjung Selamat kecamatan Sunggal menunjukkan bahwa

pengetahuan remaja putri mayoritas cukup yaitu sebanyak 54,6 %. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Kencana, R, B, mengenai hubungan tingkat pengetahuan

(55)

Negri 2 Karang Anyar tahun 2011, didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja di

SMA Negri 2 Karanga nyar mayoritas cukup, yaitu sebanyak 33 orang (58,9 %).

5.2.2. Berdasarkan Sikap Responden

Dari tabel 5.4 didapatkan bahwa sikap remaja tentang resiko kehamilan

diusia remaja di kelurahan Koto Taluk kecamatan. Kuantan Tengah sebagian

besar berada dalam ketegori positif yaitu 30 orang ( 69,8 %. ).

Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto, H (1998) yang mengatakan

sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif

kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek

tertentu sedangkan dalam sikap negatif kecendrungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai, objek tertentu. Dalam kehidupan

masyarakat, sikap ini penting sekali.

Hasil penelitian sikap ini diidentifikasi melalui 8 pernyataan, berdasarkan

pernyataan responden no.2 yang menyatakan kehamilan yang terjadi pada usia

remaja mengakibatkan masalah psikolo gis seperti stres dan merasa tertekan

sebanyak 13 orang (30,2%) setuju. Begitu juga dengan pernyataan no.3 kehamilan

remaja harus dihindari karena mengandung banyak resiko bagi ibu maupun bayi,

sebanyak 10 responden ( 23.3%) setuju. Hal ini sejalan menurut pendapat Niven

(2002) pengetahuan mengenai suatu objek akan menjadi sikap bila pengetahuan

itu disertai dengan suatu kesiapan bertindak. Menurut Green (1980) yang dikutip

dari Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan faktor predisposisi terjadinya

(56)

sehingga bila dikaitkan dengan penelitian ini sikap remaja mayoritas positif

dikarenakan cukupnya pengetahuan mereka tentang resiko kehamilan diusia

remaja.

Dari hasil pernyataan no.6 Sebanyak 8 responden (18,6 %) setuju bahwa

remaja harus aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk menghindari pengaruh

yang negatif dari pergaulan. Hal ini disebabkan masih kurang kegiatan-kegiatan

yang positif seperti remaja mesjid, karang taruna atau pramuka.di kelurahan Koto

Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. Hal ini sejalan

dengan pendapat Menuaba (2001) bahwa beberapa upaya pencegahan kehamilan

diusia remaja salah satu bisa dilakukan dengan meningkatkan kemampuan remaja

dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan kemampuannya, misalnya dengan

olahraga, kesenian, musik dan lain- lain. Remaja dapat memanfaatkan waktunya

dengan mengisi berbagai kegiatan. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut

mereka dapat memalingkan dari kebiasaan negatif.

Berdasarkan pernyataan no.7 bahwa keluarga selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam pendidikan seks, sebanyak 4 orang ( 9,3 %)

setuju dan mayoritas 30 responden menjawab tidak setuju, bila hal ini dikaitkan

dengan data yang peneliti dapat saat melakukan penelitian, adanya budaya yang

masih tabu bagi keluarga untuk bercerita tentang masalah resiko kehamilan diusia

remaja. Hal ini sejalan dengan WHO (1984) yang dikutib dari Notoadmodjo

(1993) sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam

(57)

terwujud dalam suatu tindakan tergantung saat situasi itu. Selain itu sikap akan

diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kencana, R,B,

mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi

dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA Negri 2 Karang Anyar tahun 2011

didapatkan hasil penelitian sikap remaja di SMA Negri Karanganyar mayoritas

cukup sebanyak 34 orang (60,7%).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A (2010) mengenai

tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia

remaja di desa Tanjung Selamat kec. Sunggal menunjukkan bahwa untuk hasil uji

sikap, mayoritas responden 87,5 % baik, cukup 12,4 % dan tidak didapati

(58)

47 BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan

6.1.1. Demografi

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden paling

banyak adalah antara 16 – 18 tahun yaitu 23 orang. Berdasarkan jenis kelamin

mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 28 orang (65,1%). Berdasarkan

pendidikan ditemukan mayoritas responden 18 orang (41.9 %) Sekolah Menengah

Pertama (SMP), sedangkan dari 43 orang responden 31 orang diantaranya

mengaku pernah mendengar/mendapatkan informasi tentang resiko kehamilan

remaja.

6.1.2.Pengetahuan Remaja

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto

Taluk kecamatan Kuantan tengan kabupaten Kuantan Singingi diperoleh

mayoritas responden berpengetahuan dalam kategori sedang yaitu 22 orang ( 51,2

%), baik sebanyak 17 (39,5 %) dan 4 orang ( 9,3 %) dalam kategori kurang.

6.1.3. Sikap Remaja

Sedangkan sikap remaja tentang resiko kehamilan diusia remaja di

kelurahan Koto Taluk Kec. Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi

diperoleh mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 30 orang

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---, S., (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dempsey, Patricia Ann. A. (2002). Riset Keperawatan Buku ajar & Latihan. Edisi 4: Jakarta. EGC.

Hidayat, A. A., (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E., (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Istijanto. (2006). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Irma, Ade. (2010). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2010.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25586.

Dibuka 11 Desember 2012

Kartono, K., (1992). Psikologi Wanita: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Jilid 1. Bandung: Mandar Maju.

Kencana, R.B., (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan remaja tentang kesehatan

Reproduks dengan Sikap terhadap seks pra nikah. Http://

journal.dinkesjatengprov.go.id/ Dibuka 20 Desember 2012.

Lubis, M.S., (1994). Filsafat Ilmu dan Penelitian. Jakarta : Maju Mandar.

Menuaba, (1999). Memahami Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan

Niven, N., (2002). Psikologi Kesehatan.Pengantar Untuk Perawat dan

Profesional Kesehatan lain. Edisi Kedua. Jakarta: EGC

Notoatmojdo, S., (2003). Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

(60)

Nursalam., (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.

---. (2008). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Okanegara, (2007). Remaja, Mitos dan Akses.

http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi- remaja-indonesia-saat-ini.html. Dibuka 12 Mei 2012.

Pratiwi, N., (2005). Karena Tabu harus Tahu. Pustaka Anggrek, Yogyakarta

Purwanto, H., (1999). Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rejeki, S., (2011). PotretRemajaRiau. http://riau.bkkbn.go.id/halaman/ruprik/25/. Dibuka 22 April 2012.

Santrock, W., (2003). Adolesence: Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

Salam, B., (1997). Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta ; Rineka Cipta.

Soetjiningsih., (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan Pertama. Jakarta: Sagung Seto

Susanti, N, (2006). Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.

Widyastuti, Y, dkk., (2010). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Wahyuni. A. S. (2011). Statistik a Kedokteran: USU.

Wong, D, Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan

(61)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent ... 53

Lampiran 2 Lembar Kuesioner ... 54

Lampiran 3 Lembar Bukti Bimbingan... 58

Lampiran 4 Surat Survei Awal dari Fakultas Keperawatan ... 60

Lampiran 5 Surat Ijin Melakukan Survei Awal dari Kelurahan Koto Taluk 61

Lampiran 6 Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan USU... 62

Lampiran 7 Surat Ijin Pengambilan Data dari Kelurahan Koto Taluk... 63

Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari Koto Taluk ... 64

Lampiran 9 Validitas dan Reliabilitas ... 65

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 68

Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Sikap ... 70

Lampiran 12 Taksasi Dana ... 76

Lampiran 13 Jadwal Pembuatan Skripsi ... 77

Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup ... 78

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja di                    Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah
Tabel 5.2.Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kehamilan diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah kab
Tabel 5.4. Sikap remaja tentang kehamilan diusia remaja di kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah
Tabel Waktu Pelaksanaan Proposal dan Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Bagi kelurahan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan pehatian kepada remaja khususnya remaja puber yang rentang dengan tindakan

Kesimpulan penelitian adalah (1) Karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Toroh Kabupaten Grobogan sebagian besar adalah berusia 20 – 35 tahun atau usia non resiko

Dari penelitian ini diperoleh data berdasarkan sumber informasi ibu tentang resiko tinggi kehamilan di usia lebih dari 35 tahun adalah mayoritas ibu

Hasil penelitian Dariah (2010) menyebutkan tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan

Saya adalah mahasiswi D4 Bidan pendidik USU yang akan mengadakan penelitian dengan judul ” Pengetahuan dan Sikap WUS Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Kelurahan Kampung

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan ada hubungan negatif antara pengetahuan tentang risiko kehamilan remaja diluar nikah dengan sikap terhadap

A., 2018, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP PGRI Kasihan Yogyakarta, Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Berdasarakan hasil penelitian dari 52 siswi remaja putri mengenai gambaran pengetahuan siswa remaja putri tentang kehamilan, factor dan risiko kehamilan remaja di SMP