• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada (Hidayat, 2008).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan adalah kesatuan atau perpaduan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui atau dengan kata lain subjek itu memandang objek sebagai sesuatu yang diketahuinya ( Lubis, 1994 ).

(2)

2.1.1. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada enam tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif yang meliputi:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang riil.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (Sintesis)

(3)

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Umur

Dengan bertambahnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Makin tua umur seseorang akan makin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.

b. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah mencerna informasi sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2001).

c. Pengalaman

(4)

situasi yang melibatkan emosi, sehingga penghayatan pengalaman akan lebih lama membekas.

d. Informasi

Informasi merupakan fungsi yang penting sebelum dilakukan sesuatu tindakan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut.

e. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

2.2. Sikap ( attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata manunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

(5)

Sikap mungkin terarah terhadap benda-benda, orang-orang tetapi juga peristiwa-peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga- lembaga, terhadap norma-norma, nilai- nilai dan lain- lain. Ciri-ciri sikap adalah:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sikap ini membedakannya dengan sifat motif- motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah- ubah karena sikap itu dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat dalam keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal- hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

(6)

terhadap suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap bila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.

Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sikap negatif kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Dalam kehidupan masyarakat, sikap ini penting sekali. ( Purwanto, H, 1998)

(7)

Diagram di bawah ini dapat menjelaskan uraian tersebut.

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

Skema 1. Proses terbentuknya sikap dan reaksi

2.2.1. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok.

a). Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh ( total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebab, akibatnya, pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena

Stimulus Rangsangan

Proses Stimulus Reaksi Tingkah Laku

(Terbuka)

(8)

polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berminat mengimunisasikan anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena Polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa Polio.

2.2.2. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.

c) Menghargai (Valuing)

(9)

menimbang anaknya ke Posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Misalnya, bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di Rumah sakit Cipto? Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan Posyandu? Atau saya akan menikah apabila saya sudah berumur 25 tahun ( sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

(10)

diri menjadi wanita dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun (Wong,et al. 2009).

Pubertas adalah proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong,et al. 2009).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), usia remaja adalah anak yang sedang mengalami masa peralihan antara umur 13-20 tahun, secara berangsur-angsur menunjukan ciri-ciri seorang wanita/laki- laki sampai mencapai masa kematangan biologik, jiwanya berkembang dari kanak-kanak sampai dewasa dengan keadaan sosial ekomoni dan orang tua berangsur-angsur bebas.

2.3.2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Monks (1998) dikutip dari Novita Pratiwi (2005) membagi perkembangan remaja menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Remaja Awal

(11)

Kepekaan yang berlebihan dan kurangnya pengendalian ego menyebabkan ia sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Tahap Remaja Madya

Usia remaja madya berkisar antara 15-18 tahun. Pada tahap ini remaja senang bila memiliki banyak teman dan berada dalam kelompoknya terdapat kecenderungan memiliki kesamaan sifat dan penampilan dan kelompoknya.karena itu tidak heran kalau remaja sering mengikuti kegiatan yang sedang trend agar tidak dikatakan ketinggalan jaman.

3. Tahap Remaja Akhir

Menetapkan usia remaja akhir 18-21 tahun. Pada tahap ini remaja mulai menuju masa dewasa dan memiliki minat yang semakin dalam fungsi intelektual (Novita, 2005).

2.2.3. Tugas Perkembangan Remaja

(12)

Kebutuhan pribadi itusendiri timbul dari dalam diri yang dirangsang oleh kondisi disekitarnya atau masyarakat (Widyastuti, Y, dkk, 2010)

Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y havighurst dalam bukunya Human Development and Education yang dikutip dari Panuju dan Ida (1999) ada sepuluh, yaitu:

1. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, baik dengan teman sejenis maupun dengan beda jenis kelamin.

2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing- masing.

3. Menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.

4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang tuanya. Ia membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap orang tua atau orang lain.

5. Mencapai kebebasan ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan, artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.

7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga.

(13)

untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki pengetahuan tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi, tentang hakikat manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

10.Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

2.4. Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuhdi dalam tubuhnya ( yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 37-40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu dan janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi.

(14)

penyebab langsung kematian ibu, misalnya, perdarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. (Menuaba, 1999)

2.4.1. Pengertian Kehamilan Usia Remaja

Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. (Menuaba, 1999).

Kehamilan diusia remaja merupakan perubahan kondisi seseorang wanita menjadi ibu pada usia remaja (11-24 tahun). Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial belum siap terhadap ibu maupun bayinya. (Sugiharta, 2004).

2.4.2. Penyebab Kehamilan di usia Remaja

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena pertumbuhan dan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi, kesulitan dalm persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah :

1. Kecelakaan (Simms & Smith, 1986)

(15)

Kondisi hamil ya ng membuat remaja tersebut mendapat tunjangan dari orang tua atau bahkan pasangannya.

3. Ingin anak 4. Ingin berperan

Berhubungan dengan perkembangan psikososial dimana remaja ingin menunjukan kemampuannya dan mempunyai tanggung jawab.

5. Faktor hubungan

Hubunga n dalam keluarga yang tidak harmonis atau keluarga yang kurang mendukung, membuat remaja terjebak dalam perilaku seks bebas.

6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja ( East & Felice, 1992 dikutib dari Susanti,N, 2002)

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah psikologis, ekonomi, dan sosial yang memerlukan perhatian khusus yang berupa: 1. Bantuan yang berkualitas, seperti sekolah khusus untuk remaja

yang sedang hamil.

2. Dukungan sosial. Keputusan untuk melakukan abortus banyak dipengaruhi oleh orang tua.

(16)

4. Ibu usia remaja beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap anaknya. Oleh karena itu, ibu usia remaja memerlukan informasi untuk mencegah hal tersebut.

5. Ibu usia remaja beresiko ketika melahirkan dan dapat mengalami komplikasi pasca partum.

6. Ibu usia remaja perlu mendapatkan pendidikan, karier, dan peningkatan ekonomi. (Susanti, N, 2002)

2.5. Resiko Kehamilan di Usia Remaja

Resiko Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang memuat banyak resiko. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang bahkan stres. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayi (Ubaydillah. 2000).

Dua dampak yang perlu diperhitungkan dalam menghadapi persoalan kehamilan remaja, diantaranya :

1. Faktor psikologis yang belum matang

a). Alat reproduksinya masih belum siap untuk menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.

(17)

c). Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman atau lingkungan masyarakat.

d). Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.

e). Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman keras.

2. Faktor fisik

a). Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya b). Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual

sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap. c).Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matang dapat

menimbulkan abortus , persalinan prematur atau gestosis. d). Dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya. e). Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif. f). Pada janin dapat terjadi kelainan kongenital, berat badan lahir

rendah.

(18)

dengan tekanan (stres) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya :

a) Keguguran

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki, keguguran sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat produksi yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kemandulan.

b). Persalinan prematur dan kelainan bawaan, kekurangan bahan zat yang dipergunakan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, BBLR, dan cacat bawaan.

c). Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial, ekonomi rendah, dan stres mempermudah terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada saat nifas.

d). Anemia kehamilan

(19)

darahmerah janin dan plasenta, lama kelamaan seseorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

e).Keracunan kehamilan

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap dan anemia makin meningkat terjadinya keracunan hamil, dalam bentuk, preeklamsi, dan eklamsia yang memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

f). Kematian ibu yang tinggi

Remaja yang stres akibat kehamilan sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tangan dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan cukup tinggi terhadap angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi pada kehamilan aterm, kematian yang terjadi karena trias klasik yaitu; perdarahan, infeksi dan gestosis (preeklamsia) (Menuaba, 1999).

2.5.1. Upaya pencegahan Kehamilan Remaja yang Tidak Diinginkan.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembiayaan Hutang Sewa Modal berjangka yang menggunakan akad qarḑ , KJKS BMT Artha Yapi menetapkan penambahan jasa sebesar 0,1% perhari dihitung dari jumlah uang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu fermentasi dan kadar gula nira sorgum manis terhadap kadar etanol dalam larutan dan Kegunaan penelitian

Pada penelitian ini dilakukan penggabungan metode Latent semantic analysis (LSA) dan Metode Maximum marginal relevance (MMR) untuk proses peringkasan

Dengan demikian semakin sesuai gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin, semakin baik kompetensi pegawai dan semakin baik motivasi kerja pegawai, maka semakin

Oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan membaca anak sebelum masuk SD dan untuk mengetahui hubungan antara bimbingan orangtua di

Unplanned maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan secara mendadak, termasuk penyetelan dan reparasi yang telah di hentikan

ditekan untuk melakukan reformasi ekonomi : (1) intervensi pemerintah harus dihilangkan atau diminimumkan, (2) swastanisasi perekonomian Indonesia seluas-luasnya, (3)

Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian dan diskusi adalah terdapat perbedaan sangat nyata (taraf signifikansi 1 %) kemampuan berpikir