SKRIPSI
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM “JEJAK ISLAM “
DI TV ONE JAKARTA
Oleh :
MOCHAMMAD ZUHDI KURNIAWAN NIM: 202051001316
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
!! !""#$
% $ $ &$ ' ' ' % ' &$
() * !"("
+ +
$ $ , + *, $ $ * +
*,
(#--"((" (##.". ( ""/ (#)("/(! ("""". !""(
!
' '
$ + *+ $ $ , + *$
'0 (#-)"#"- (##/". ( ""! '0 (#-("/!! (##"". ! ""(
'
$ $ 1 + **
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Produksi
B. Program
C. Jejak Islam
D. TV One Jakarta
BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM ACARA JEJAK ISLAM
DI TV ONE
A. Sejarah Lahirnya Program Jejak Islam
C. Profil TV One
D. Divisi Current Affairs TV One
BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM A. Pra Produksi Program Jejak Islam
B. Produksi Program Jejak Islam
C. Pasca Produksi Program Jejak Islam
D. Evaluasi Produksi Program Jejak Islam
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah ... 1
H. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
I. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
J. Metodologi Penelitian ...7
K. Tinjauan Pustaka ... 9
L. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS E. Produksi ... 11
F. Program ... 17
G. Tv One Jakarta ... 24
BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM ACARA JEJAK ISLAM DI TV ONE E. Sejarah Lahirnya Program Jejak Islam ... 28
F. Desain Produksi Program Jejak Islam ... 28
G. Profil TV One ... 29
BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM
E. Pra Produksi Program Jejak Islam ... 38
F. Produksi Program Jejak Islam ... 43
G. Pasca Produksi Program Jejak Islam ... 51
H. Evaluasi Produksi Program Jejak Islam ... 55
BAB V PENUTUP C. Kesimpulan ... 58
D. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
" "
# $ % " & ' &
1 4 $
4 4
% & 5
$
% + + &
% &$
1 4 % & % &$
' 4 +
6 % &+
6 4 +
$(1 4 4 % &
$ 6
$!
, 6 4 4
+ + 6
1
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3
2
+ , $. 7
)$ 1 4
Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1989), Cet. Ke-1, h. 75-76
5
+ 8 9$ 1
Nana Rukmana DW, Tuntunan Praktis Dakwah Menuju Kehidupan Islami, (Jakarta: Puspa Swara, 1996), Cet. Ke-2, h. 4
7
6 $
* +
$
4
+ 0 , ,A
'7= '7=?7,* > , A,* 1< = > , ,71,$
"# () $ % ( &
@ 8
9+ + + +
+
8' '
1< = >9$
, 0
($ @ : 8 > , A,*9 B
!$ @ : 8 > , A,*9 B
.$ @ 4 : 8 > , A,*9 B
/$
($ 1 '
1 :
0
$ : 8 > , A,*9
$ : 8 > ,
A,*9
:$ 4 : 8 > , A,*9
!$ * '
$ * ,
% 4 &
C $
$ * '
'
+ 0 $
+ :
$
# $, ,&, & $
($ * '
' +
+
6 +
6 $
@ 1 * '
0 8*
6 6
$2
!$ = '
1< = > $ ,
+ : 1< = >$
.$ 1 D '
' 1< = >+ 7 1 + $ !+
' ? + + (.!-"$ (3 =
!""2 E !. !""2$
/$ 1 '
1
1< = > : 8 > , A,*9
0
8
$ 4
Winarno Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian (Bandung CV. Tarsita, 1989), h. 162 10
6 + + $ *
+
+ $
# ! $ '
@
% & 4 +
+ : + 0
($ , ' ,: 1 = ;
* !"")$
: $
!$ , ' :
* '
!"")$ $
.$ , ' ,: ' G
* ' !""3$
$
/$ , ' : * F 1<7
+ *
' !""3$
9 , ' '
,: 1< = +
' '
, ' ' +
+ : $
-# $ ( $ ' &
, +
+ 6 6 0
@ %' &+ @ A @ * +
' ' * + 1 * ' +
* ' + 1 ' ' $
@ %1 1 &+
6
$ @ ' + +
1< = > $
@ + A '
+ ' ' + 1< = >+ 4
: 1< = >$
' @ < : + ' ' + ' + ' :
' + >4 ' $
" "
# %, ' %, % ( & .
6 +
: +
$
'
$ ' 4 4
+
4 4
$((
* $@ D : + :
0 8' E ' ' E
E ' ' E A 6 , E E > E
* E 7 4 E ' 4 E 9$
@ 4
+
+ +
11
$ , :
4 5 % ='&+ 0
($ ' % + : &
!$ ' % &
.$ ' : % &
($ ' ' % + ' : ' &
1
: :
$
1 6 0
$ ' 1
+ +
$
$ ' :
1
+ +
+ :
: : 6
$
1 + 5 +
$ A +
$
$
: 4
: $ =
: 6
$ 4 +
$(.
!$ ' %' &
: +
$ :
: :
: $
+
$
$
: : :
$ $ ; $
13
@
$ ,
$ +
:
$
.$ ' : ' %' ' &
' :
!
"
+ : C +
: :
$ : %
: &
: $ :
%
: 4 < &
$ *
6 < %< &$
+
: $
: $
6
$
$ <
$
"
@ + $
6 % : &
: $
4
$ +
H $
# !
$ : + +
+
$ H
: $ :
$ 4 $
, 4 $ ,
* + 4
Darmanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi,( Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), h. 224
(# '$;$ $ + $ $ %
($ C?
@ +
$ +
, $ @
: 6 :
: + $
!$ '
: +
$ +
$
.$ 1 '
A $
$ : +
$ +
: $ G
$
/$ ? 6 @ '
6 +
+ : +
: $
&
1 6
$
$ +
4 $
+ :
$!"
20
4
: $ ,
4 + 0
($ A !$
.$ /$ '
3$ :
A :
' : (#/3 +
4
+ 4
6 $
+ $
'
: : $ :
: $ @
: $
4 0
!$ *
.$ *
!(
< $
< $ 4
+ :
: : $
6 $
$ *
$ * +
$
' +
$ $
$ +
$
+ $
21
+ :
6 : 0
($ @ 6
!$ D
.$ 6
/$ ' :
3$ %
&!/
*# ' %$
1< = > + A,1 <
@ , A $ ( , !"") A,1 <
+ 1< = >+
>D + '=71 > 1>71, *> 1+ A,1 < $
' (/ !""2+ 1< = > : $ '
+ 1< = > * 7
4 .
6 : 1< = >
24
4
$
: 1< = >
(3
+
% + &$
: 0 * %(36.3 & ,@;$
1< = >
* + $
1< = >
6 4
$
1< = >
+
, ((
!""2$ , 6
+ : 1<
= >$ ' 1< = > 0 ' +
+ ' * $ '
4
+ : 6 @ '
@ %* + $ * &
+ $
' 6 1<
= > 1 + ' + * 1 + * $ ' 6
: 1< = >
0 ' + +
' ' $ +
, + , 1 , (""( $ +
@ + ? + A 4 * $
7 4$
1
%; &+ @ > %A
A @ &+ @ @ % @A&+ @ <
%' A &$ 1< = > :
4 +
" '
+ $
' 1< = > !- :
.) :
" "
" *
# ! % & % %, % ( ! ' & ( : 1< = >
$ : + :
: $
+ :
6 $ ,
: 6
+ 0 + + +
C $
' 1< = >
6
C !3$
' :
C $
"# %, ' %, % ( ! ' & (
: :
25
: $ :
: 6 C 6
$
: +
0
* ,: 0
' 0
' 0 ."
D 0 "3$." E "-$"" D @
0 7
1 ' 0 7
1 ' 0 * 1 +
' % & ,
C' 0 D
7 0 , '
' 0 G C7
; 0 , $
' (/ !""2+ (#$." D @+
1< = > $ '
' 7 + @ G + 1< = >
4
' 7 $
1< = > : (3
,
$
* 6 , +
* + - + + 1< = >
6 4
$
+ 1< = >
$
, +
6
+ :
1< = >$ ' 1< = >
0 1 + ' + ' + + '
* $
' + :
6 @ ' @ %
@ $ ' * 7
%* 7 & 81 @ :
A = 3 ' / G @ A 9$
*
+ $
1 1< = > 6
+
%; &+ @ > %A A
@ &+ @ @ % @A& @ < %'
A &$
1< = > 6 : >
+ $
' + 1< = > !- :
.) :
(-! $ *
+ 1< = >
$ 81< = > 0 * @ 9
/#
: 1< = > < *
0 4 + + +
: $
$ * 4
: $
$ * :
: $
:$ * : :
6
: $
$ *
$
$ *
$
$ * . 1< : $
* 1< = > 0
$ * 4 : + :
$
$ *
$
:$ * 6
+ + +
+ $
$ * 6
+
+ :
, ,
• D
• A (
• + = +
1< = > : 4
$ * 1< = >
:
0# $% '$ % %
" %,
' 1< = > /
6 $ @
1< = >$
*
*
$ @ $ (! $ @ + :$ 7 :
7 : $ @6"( 1C ".( E 2/2.))2
*
!/$ 363+ * ; + !/ * + A 3"/3" *
1-". !() ((- ()
# . * %% $ ++ %
4 / 0 4 1< = >
1< = > '
$
4 ;
, 1< = > 4 +
: $ 1
+ + : $
$ '
* : 4 / 0 1< = >+
+
6
6 $
"!
% &
%D &
BAB IV
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM
Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide atau
gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah script. Naskah merupakan
sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi
apapun bentuknya. Penulisan sebuah naskah program video dan televisi yang
didasarkan pada sebuah ide biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu:
6 Memberikan informasi (to inform)
6 Memberikan inspirasi (to inspire)
6 Menghibur (to intertain)
6 Propaganda26
Dalam progaram siaran Jejak Islam di TV One Jakarta, sebelum melangkah
kepelaksanaan dalam jalannya suatu program, maka dibutuhkan suatu perencanaan
yang baik dan yang bertanggung jawab mengenai jalannya suatu program tersebut
yang diatur oleh produser.
Peranan seorang produser di program Jejak Islam sebagai penanggung jawab
jalannya program, dituntut untuk bisa membuat suatu konsep atau kemesan dengan
sebaik mungkin, produser juga harus mempunyai wawasan dan kemampuan dalam
merealisasikan ide-ide kreatif serta mengarahkan proses produksi. Biasanaya seorang
produser dalam melaksanakan produksi ada tahapan-tahapan sebagai salah satu
tanggung jawab, diantaranya dari faktor interal dan eksternal.
26
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi
juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus
jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri
dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standart Operation Procedure (SOP),
seperti berikut:
1. Pra Prouksi
2. Produksi
3. Pasca Produksi
Demikian juga dengan produksi program Jejak Islam diTV One Jakarta,
mempunyai tahapan seperti di atas.
A. Pra Produksi Program Jejak Islam
Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan
datang, atau juga disebut sebagai tahap perencanaan. Tahapan pra produksi sangat
penting dalam produksi suatu acara. Sebab jika tahapan ini dilaksanakan secara
rinci dan baik, maka sebagian pekerjaan dari produksi akan berjalan dengan baik.
Tahapan pra produksi atau perencanaan merupakan pengembangan dari desain
program menjadi desain produksi atau semua kegiatan. Kegiatan yang termasuk
kegiatan pra produksi antara lain : penuangan ide/gagasan ke dalam outline, dan
Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum tentang
bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu,
atau setahun. Perencanaan program televisi juga diarahkan untuk dapat memilih
dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak
mungkin penonton.
Seorang Budhi Nova, sutradara MD Entertainment dalam wawancaranya
mengatakan:
“Pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan sampai dengan
pelaksanaan, shooting, yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain
penuangan ide/gagasan’’.
1. Penuangan ide/gagasan
Semua siaran televisi baik dari bentuk yang sederhana hingga yang
rumit sekalipun, selalu didahului oleh simpulnya sebuah ide/gagasan.
Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan
disampaikan kepada khalayak/penonton, melalui medium televisi dengan
maksud dan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan ide
dalam sebuah naskah atau script, harus memperhatikan faktor penonton
dan waktu siaran serta selera dan kebutuhan penonton, agar apa yang akan
disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya.
Gagasan dapat disebut juga sebagai asal mula lahirnya sebuah program
acara. Program acara Jejak Islam lahir dari sebuah ide yang dibahas dalam
tim produksi, produser, penulis naskah, sutradara ( tim penyutradaraan).
Tim ini akan membahas konsep hal-hal yang dianggap menarik dari segi
Bermula dari timbulnya sebuah gagasan atau sering disebut sebagai
ide, yang menjadi tanggung jawab dari seorang produser. Namun tidak
berarti bahwa ide ini datangnya harus dari produser, dapat saja datangnya
dari assistant produser.27
Ide merupakan buah pikiran dari seseorang perencana acara siaran,
dalam hal ini seorang produser, ide juga dapat timbul dari kerabat kerja
lainnya. Tapi ide bisa saja tidak timbul dari satuan kerja produksi, tetapi
dapat timbul dari pihak luar seperti dari nara sumber sendiri, event
organizer, maupun production house. Dalam mencari ide sebagai landasan
untuk dikembangkan seorang produser harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain:
a. Apakah ide/gagasan tersebut cukup menarik.
b. Apakah kekuatan yang tersembunyi dalam ide/gagasan tadi.
c. Apabila ide/gagasan tadi dapat dirubah menjadi program siaran,
kemudian apa manfaat bagi khalayak dan bagaimana dampaknya.
d. Kalau ide tadi akan diangkat menjadi program siaran, harus ada
alasan yang meyakinkan.28
Program acara jejak Islam memulai pencarian ide dalam tahapan
pra produksi dan mendapatkan sebuah ide dari mana saja. Sebagian ide
tersebut ada juga yang datangnya dari luar tim jejak Islam, tetapi dalam
hal ini produser selaku pencetus atau penggerak program melakukan
sharing dengan penulis.
27
Hasil wawancara pribadi dengan Wawan Sumarmo, Produser program JejaK Islam, (jakarta: 27 Oktober 2008).
28
Dalam penulisan naskah, ide yang ditulis oleh penulis terkadang
tidak diterima secara mentah-mentah dan dianggap lolos oleh produser,
naskah yang kurang baik nantinya akan direvis oleh produser. Tetapi
ada juga beberapa yang diterima dan lolos tanpa revisi.
2. Riset
Dimana telah disebutkan sebelumnya bahwa acara Jejak Islam
bertujuan memberikan informasi tentang awal masuknya agama islam dan
siapa tokoh-tokohnya serta peninggalan-peninggalannya. Maka dari itu
diperlukan adanya riset terlebih dahulu, dimulai dari pengumpulan data,
survey lokasi, kemudian menghubungi nara sumber yang akan
diwawancara.
Riset sangat diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan
dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu
upaya memepelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan
naskah yang akan ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau
bahan publikasi lain dan orang atau nara sumber yang dapat memberi
informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis.29
Namun dalam produksi program jejak islam tim biasanya melakukan
riset melalui buku, internet, dan meninjau langsung lokasi yang
berhubungan dengan program siaran Jejak Islam, seperti masjid tertua,
pelabuhan pertama yang dibuat oleh kerajaan Islam atau sekelompok
pedagang Islam yang datang kedaerah tersebut, bangunan kerajaan Islam
yang masih ada, peninggalan-peninggalan kerajaan islama dan
peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam.
29
Sama seperti apa yang telah dituliskan oleh Blum,R.A, dalam bukunya,
tim jejak Islam juga melakukan riset dengan cara mengumpulkan data atau
informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Media informasi
yang dipakai oleh tim jejak Islam adalah melalui buku-buku tentang
sejarah Islam, situs-situs Islam diinternet, dan menuju langsung kelokasi
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seperti pelabuhan sunda kelapa
dan masjid sunda kelapa yang terletak di Jakarta, masjid lau tshe di Jakarta
barat, masjid si pitung, kerajaan Islam di Cirebon, pusat pengrajin batik di
Cirebon sebagai salah satu peninggalan kebudayaan kerjaain Islama di
Cirebon.
3. Pematangan konsep
Setelah penuangan ide dan riset dilakukan, maka berikutnya adalah
pematangan konsep, baik untuk konsep acara Jejak Islam itu senditi
maupun untuk perencanaan produksinya, bila semuanya telah dilakukan
tahap selanjutnya adalah memasuki tahap produksi.
Tahapan pra produksi sangat penting dalam produksi suatu acara,
sebab dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas
manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia.
Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh
perencanaan di atas kertas yang merupakan imajinasi yang dituangkan di
atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan.
Pematangan konsep dalam program acara Jejak Islam dilakukan
dengan mengumpulkan tim program acara jejak Islam, lalu diadakan rapat
mengetahui apakah pra produksi program acara jejak Isalm sudah
sempurna dan dapat berjalan dengan lancar.
B. Produksi Program Jejak Islam
Penyelenggaraan siaran televisi nampak lebih kompleks bila
dibandingkan dengan siaran radio. Namun esensi isi programnya relatif sama
dengan program acara radio hanya perbedaanya, siaran televisi menghasilkan
gambar dan suara, sedangkan radio hanya bersifat auditif.
Dari segi pengoperasiannya siaran televisi lebih kompleks karena lebih
banyak melibatkan orang. Untuk menayang suatu acara saja, melibatkan
sedikitnya sepuluh orang yang terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah
tekhnik, pengarah studio, pemandu gambar, 2 atau 3 juru kamera, juru video,
juru audio (suara), dan lain-lain, yang mereka ini disebut juga kerabat kerja
televisi (crew).30
Produksi sebuah program selalu dimulai dari ide/gagasan yang
kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah/script. Naskah merupakan
sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program televisi
apapun bentuknya.
Pelaksanaan proses produksi program acara Jejak Islam lebih banyak
melakukan pengambilan gambar atau shooting diluar studio yang terletak
diberbagai tempat. Dalam menjalankan proses pengambilan gambar program
acara jejak Islam menggunakan format multi kamera.
30
Dengan didukung formaat multi kamera program acara jejak Islam
lebih memaksimalkan proses kerja dan meminimalisir hambatan, kendala pada
saat pengambilan gambar.
Dalam tahapan produksi program Jejak Islam setidaknya ada beberapa
hal dibawah ini:
1. Materi Produksi
2. Sarana dan Prasarana
3. Organisasi Pelaksana Produksi
1. Materi Produksi
Dalam produksi tentunya ada suatu pesan atau ide yang akan
disampaikan kepada khalayak/penonton, ide itu tentunya tidak akan
menarik jika tidak dikemas sebaik mungkin. Dengan format yang baik
maka tentunya sebuah ide akan dapat diminati, dinikmati dan diterima
penonton.
Materi produksi berasal dari sebuah ide yang akan diubah menjadi
suatu karya produksi berbentuk audio visual. Dimana ide yang muncul
dibuatkan konsep dan format programnya, kemudian dibuatlah script atau
rundown yang merupakan rangkaian dari sebuah acara tayangan yang akan
dibuat.
Dalam hal materi produksi program Jejak Islam, ide yang telah di
rumuskan lalu dibuatkan rundown kemudian dilakukan breafing dengan
pengisi acara, mengenai tema yang akan dibawakan agar sesuai dengan
Untuk mendukung dan mencapai tujuan sebuah materi produksi
program jejak Islam ada beberap kriteria dalam pemilihan nara sumber
atau pengisi acara, yakni:
a. Seseorang yang tentunya benar-benar mengetahui tentang sejarah
penyebaran agama diddaerah tersebut.
b. Nara sumber adalah tokoh agama yang sudah dikenal oleh
masyarakat.
c. Nara sumber tersebut sempat menjadi idola masyarakat (legend).
2. Sarana dan prasarana
Sarana produksi yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide
menjadi konkrit yaitu hasil produksi adalah peralatan yang memadai, tentu
saja diperlukan kualitas alat sesuai standard broadcast yang mampu
menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan
itu mendorong kelancaran seluruh proses produksi. Dimana perkembangan
penggunaan peralatan dan jumlahnya tergantung pada program yang akan
diproduksi. Adapun saran pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan
produksi program Jejak Islam adalah:
a. Kamera (alat pengambil gambar)
b. Switcher (alat pemandu gambar)
c. Audio Mixer (alat pengatur suara)
d. VTR (Video Tape Recorder) alat perekam gambar dan suara
e. Lighting (alat pencahayaan yang digunakan dalam produksi
program ini untuk menshooting pembawa acara)
Prasarana juga merupakan penunjang dalam produksi program
Jejak Islam, antara lain:
a. Ruang krontrol dengan penyejuk udara (AC)
b. Studio produksi lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera
elektreonik serta penyejuk udara (AC)
c. Ruang visual editing/penyunting gambar
d. Propety
3. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi merupakan satuan kerja yang akan menangani
proses produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasilnya
ditayangkan. Meskipun mereka bertugas di bidang yang berbeda tetapi
semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan produksi yang
ditayangkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk
menghasilkan produksi acara yang berkualitas baik, memerlukan
pengorganisasian sumber daya manusia dan pekerja yang sistematis.
Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan dilakukan pembagian tugas dan
tanggung jawab masing-masing. Adapun struktur organisasi pelaksana
produksi program Jejak Islam sebagai berikut:
a. Eksekutif produser (Khairullah), adalah penanggung jawab dari program Jejak Islam.
b. Produser (Wawan Sumarmo), adalah orang yang mampu berfikir dan menuangkan idenya untuk suatu program dan mempunyai
c. Sutradara (Wawan Sumarmo), adalah orang yang memimpin pelaksanaan produksi di lapangan yang berhak mengembangkan
ide/gagasan untuk kemudian diaplikasikan.
d. Asisten Sutradara (Aprilia Putri Ningrum), adalah membantu dan mendampingi sutradara dalam melaksanakan tugasnya.
e. Script writer/pencatat adegan (Ratna Kumala Sari), adalah membantu dan mendampingi tim penyutradaraan dan mencatat
continuity setiap scene dan time code untuk memnunjang tahapan
pasca produksi.
f. Administrasi/unit manager (Mbak Nunik), adalah mengkoordinasikan semua aktivitas produksi dan penyiaran serta
menyusun dan mempertanggung jawabkan administrasi dan
keuangan.
g. Unit produksi (Mas Mamo), adalah mengatur kebutuhan logistic pengisi suara dan crew produksi serta membantu kelancaran proses
produksi.
h. Cameraman (Dimas Prasetyo), seseorang yang akan
mengoperasikan kamera dalam tahapan pengambilan gambar.
i. Cameraman Assistant(Bang Fu’ad),adalah membantu kameramen
dalam melaksanakan tugasnya.
j. Lightingman (Johan), adalah mengoperasikan penataan cahaya,
merencanakan pemakaian lamapu, menentukan jenis lampu dan
tipe lampu, dan mengatur pencahayaan.
k. Character Generator Operator (Herbert Sitompul), adalah
mengerjakan kredit title dan sub-title, serta menampilkan gambar
grafis hasil rancangan graphic designer.
l. Technical Director (Mas Yuga), adalah menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan perlatan system dan instalasi
produksi.
m. Property (Joko Sulistyo), adalah menyediakan seluruh kebutuhan property/perlengkapan yang mendukung suatu acara.
Meskipun mereka bekerja pada bidang tugas yang berbeda, tetapi
semuanya hanya memiliki satu tujuan, yaitu menghasilkan program
acara Jejak Islam yang nantinya akan digunakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
Karena itu sebelum melangkah kepelaksanaan produksi, seluruh
kerabat kerja atau ti program acara Jejak Islam harus mendapatkan
informasi secukupnya sehingga semua kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana produksinya.
Untuk tahap ini adalah rangkaian kegiatan liputan dimulai dari
pengambilan gambar di lokasi yang dilakukan oleh cameraman dan reporter
sampai pada penyelesaian pembuatan naskah.
a. Pengambilan gambar di lokasi
Kegiatan liputan pada program Jejak Islam dilakukan pada
peristiwa masa lalu, peninggalan-peningalannya seperti masjid,
makam tokoh, yang membawa atau menyebarkan Islam di daerah
tersebut, dan wawancara dengan nara sumber.
Pada tahap pengambilan gambar oleh cameraman, terutama
petunjuk pihak produser atau assistant produser yang bertanggung
jawab untuk hal ini. Namun demikian, cameraman pun mempunyai
hak untuk memberikan masukan atau saran baik mengenai blocking
camera maupun lighting/pencahayaan. Jika produser dan assistant
produser tidak dapat hadir di lokasi maka peranan reporter juga
bertambah sebagai produser liputan saat itu, namun tentu saja tetap
memperhatikan masukan atau saran dari cameraman.
b. Pembuatan naskah/script
Proses produksi selanjutnya adalah pembuatan naskah dari
hasil liputan yang telah dilakukan tadi. Tim Jejak Islam yang sudah
selesai meliput, akan kembali ke kantor untuk membuat naskah
mengenai hal yang diliputnya.
Untuk membuat rundown dan script acaranya dalam preview
(melihat kembali hasil liputan), tim Jejak Islam (tim kreatif dan
assistant produser) bertugas mencatat time code yang nantinya
Kegiatan Produksi Program Jejak Islam dalam tabel
Tugas Tim yang bertugas
Wawancara dengan nara sumber
Reporter:
Aprilia Putriningrum
Pengambilan Gambar Cameraman:
Dimas
Membuat rundown dan script Tim Jejak Islam
Mempreview hasil liputan Tim Jejak Islam dibantu Ass.
Produser
Keterangan:
1) Melakukan wawancara dengan nara sumber dilakukan oleh reporter
2) Melakukan pengambilan gambar dilakukan oleh cameraman dibantu crew
3) Mempreview hasil liputan adalah melihat kembali hasil dari liputan dan
wawancara dalam bentuk kaset rekaman di dalam ruang preview untuk
membuat rundown atau script sementara yang dilakukan oleh tim Jejak
Islam dibantu oleh Assistant Produser.
Biasanya dua atau tiga hari sebelum liputan tim Jejak Islam terlebih
dahulu menghubungi nara sumber untuk melakukan liputan. Jika semua
sudah selesai dan sudah membuat surat izin liputan, menghubungkan
cameraman yang akan ditugaskan dalam pangambilan gambar pada saat
kamera dan kaset, baru melakukan liputan dengan pengambilan gambar
yang diperlukan.
Program Jejak Islam menggunakan proses produksi rekaman atau
taiping yang pengambilan gambar shootingnya dilakukan di luar studio
yang dilakukan beberapa hari, bahkan beberapa minggu sebelum
ditayangkan.
C. Pasca Produksi Program Jejak Islam
Pasca produksi (penyuntingan) adalah semua kegiatan setelah
peliputan/shooting taiping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap
ditayangkan atau disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk
pasca produksi diantara lain, editing (penyuntingan), memasukan narasi,
dubbing, perekam di dalam kaset.31
Proses pasca produksi dalam program acara jejak Islam sama seperti yang
dituliskan oleh J.B. Wahyudi yaitu naskah dibuat, diadakan penyuntingan
yang biasanya dilakukan oleh produser ataupun assistant producer. Setelah itu,
mulai membuat paket yang berarti akan mulai tahap penyuntingan/edit secara
audio visual.
Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir
dari baahaan yang telah diproduksi, dengan beberapa kamera.penyelesaiaan
pekerjaannya meliputi:
1. Memasukan narasi dan dubbing.
31
Sebelum memasuki tahap penyuntingan gambar/editing, dilakukan
terlebih dahulu memasukkan narasi dari naskah yang telah dibuat
sebelumnya dengan diiringi pengisian suara(dubbing).
Setelah liputan atau pengambilan gambar selesai, script boy/girl
membuat loading, yaitu mencatat kembali semua hasil liputan
berdasarkan catatan shooting dan gambar didalam loading time code
(nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil
pengambilan setiap liputan dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu
produser/sutrdara akan membuat editing kasar, sesuai dengan gagasan
yang ada dalam sinopsis dan treatment.
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung
dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan
seksama dalam screening, setelah hasil editing off line dirasa pas dan
memuaskan barulah editingscript, naskah editing ini sudah dilengkapi
dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan
ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode
waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor.
Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada
editor untuk dibuat editing online. Kaset VHS hasil editing off line
Proses memasukkan narasi dari naskah dilakukan reporter dan
sutradara (Mas Wawan dan Mbak April), namun biasanya dibantu atau
dilakukan oleh semua tim program acara jejak Islam. Kemudian
setelah selesai dilakukan pengisian suara yang dikerjakan oleh tim
2. Penyuntingan gambar
Disinilah, peranan reporter untuk menentukan gambar mana
saja yang dianggap sesuai untuk dipakai. Dengan dibantu seorang
editor, paket dibuat berdasarkan naskah yang sudah disunting dan
disetujui oleh produser maupun assistant produser.
Proses penyuntingan adalah salah satu bagian pasca produksi
yakni menyeleksi gambar-gambar mana saja yang akan disuguhkan ke
pemirsa. Tentu saja dalam proses penyuntingan ini menggunakan
prinsip-prinsip editing yang sudah dikenal secara baku yaitu baik
dengan sistem linier yang proses editingnya melalui sarana VTR ke
VTR lainnya atau yang sering disebut dengan cut to cut maupun
non-linier yang proses editingnya dengan sarana hard disc/server.
Tujuan dari adanya kegiatan produksi adalah membuat acara
yang akan ditayangkan menjadi tayangan yang menarik baik dari segi
isi/kontent maupun dari segi pengemasan. Kalau dari segi isi sudah di
design sedemikian rupa agar dapat memberikan informasi mungkin
dan menghibur, maka dari segi pengemasan harus pula diusahakan
semenarik mungkin. Dengan demikian pemirsa tidak hanya terpenuhi
kebutuhan akan informasi yang disajikan tetapi juga menghibur dengan
menampilkan sajian yang artistik dan bercita rasa seni.
Dari penjelasan mengenai tahap penyelesaian di atas, maka
jelaslah bahwa jurnalistik berperan secara komplek tidak hanya
terbatas pada pembuatan naskah dari hasil liputan di lapangan pada
manajerial maupun pengerjaan produksi hingga akhirnya menghasilkan
tayangan yang layak kepada pemirsanya.
3. Perekaman ke dalam kaset
Dilihat dari proses produksi yang dilakukan oleh pihak Jejak Islam
yakni,
Proses yang demikian sudah merupakan standar, namun tahapan dalam
buku teori menjadi panduan ideal yang sangat baik jika bisa dipenuhi. Dalam
hal ini, model komunikasi media get keeper versi Westly dan McLaen sudah
sangat cocok dengan realitas sebuah stasiun televisi. Dalam model komunikasi
tersebut, stasiun televisi sebagai penjaga sekaligus penyaring mengenai apa
saja yang sebaiknya diberitakan kepada masyarakat.
Pada model ini juga, masyarakat diberi kesempatan melakukan umpan
balik (feedback) baik kepada media massa atau kepada sumber berita. Jadi,
posisi masyarakat disini tidak hanya sebagai pihak yang menerima semua
yang disajikan media massa. Namun lebih diharapkan sikap kritis dari
masyarakat dalam menyikapi tayangan-tayangan yang disuguhkan.
% 1 /% + : +
% 1 0 %
+ ,,$
Hal yang sama juga berlaku untuk media massa yang tidak hanya selalu
melaporkan apa yang terjadi begitu saja tanpa mempertimbangkan
batasan-batasan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat.
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah
direkam dimasukan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk
atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik
harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengar jelas. Sesudah proses ini boleh dikatakan bagian yang paling penting
dalam post production sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah
selesai.
Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview, apabila dalam
preview tidak ada lagi yang harus diperbaiki berarti semua sudah siap, maka
progra acara jejak Islam siap juga untuk ditayangkan.
D. Evaluasi Program Acara Jejak Islam
Evaluasi program adalah untuk menilai seberapa jauh program/tayangan
bisa dianggap baik menurut sasaran.32 Hakekat evaluasi adalah menciptakan
program/tayangan yang lebih baik kedepan dari yang telah ada.
Pasca produksi (penyuntingan) program acara Jejak Islam merupakan
semua kegiatan setelah peliputan/shooting taping sampai materi itu
dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang
32
termasuk pasca produksi antara lain editing (penyuntingan). Manipulating
(pengisian acara), sbutitle, title, ilustrasi, efek dan lain-lain.
Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan akhir
dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera,
penyelesaian pekerjaan post production program acara Jejak Islam meliputi:
1. Melakukan penyuntingan suara maupun gambarnya
2. Pengisian grafik, baik yang bebentuk tulisan maupun yang berupa
foto dan sebagainya
3. Pengisian narasi
4. Pengisian ilustrasi musik
5. Pengevaluasian program yang dinyatakan selesai, agar diadakan
perbaikan jika ternyata terdapat kekurangan.
Dalam acara program Jejak Islam ini kru yang bertugas pada proses
evaluasi produksi adalah sebagai berikut:
Tabel. Tim Evaluasi produksi program acara Jejak Islam
Nomor Bagian Produksi
1
2
Production Assistant
Editor
Jadi, ketika proses pasca produksi berlangsung hanya Production
proses produksi yang telah dilakukan. Sedangkan untuk production assistant
mengevaluasi sejauh mana progress dari program Jejak Islam tersebut.
Evaluasi juga di lakukan setelah program acara Jejak Islam tayang.
Dalam produksi program acara jejak Islam, evaluasi setelah tayang dilakukan
oleh pengelola yang dipimpin oleh produser dan sutradara, adapun cara
mengevaluasi program dengan cara melihat rating.
Rating terdiri dari segi tema/judul tayangan, materi ataupun
pengisi/pendukung acara (artis, presenter ataupun nara sumber) yang banyak
mendapatkan tanggapan dari penonton/pemirsa.
Rating adalah sebuah perkiraan statistik yang menunjukkan persentase
pemirsa dari seluruh pemirsa yang diukur, potensi pemirsa adalah yang tinggal
dirumah tangga yang mempunyai televisi, bukan seluruh populasi wilayah
yang diukur. Rating terkadang diambil dari khalayak secara keseluruhan
penggunanya, terutama mereka yang menggunakan televisi sebagai sarana
iklan, rating juga dilihat dari sasaran.
Proses evaluasi program acara Jejak Islam yang dilakukan oleh pengelola
yang dipimpin oleh produser melihat faktor keberhasilan dari program ini
dikarenakan materi produksi yang baik dan sangat menarik untuk ditayangkan
dan faktor keberhasilan lainnya ialah faktor kekompakkan tim produksi
beserta tokoh dan nara sumber.
Untuk mensiasati faktor-faktor yang bisa menghambat jalannya proses
produksi, akhirnya program acara Jejak Islam membuat sebuah evaluasi, dari
perubahan/pembenahan pada tingkatkan internal maupun eksternal secara
signifikan agar program/tayangan tersebut tidak ditinggalkan oleh
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan observasi, menganalisa data dan dalam rangka
menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Program Jejak Islam termasuk salah satu program dakwah di stasiun TV
One Jakarta dalam format dokumenter dengan durasi 30 menit pada pukul
05:00-05:30 WIB. Program Jejak Islam sangat mendukung kualitas
programnya dari produser, pembawa acara dan nara sumber yang memiliki
wawasan luas sehingga setiap penayangannya dapat dengan mudah dicerna
oleh penonton. Para kerabat kerja merupakan faktor yang sangat penting
karena tanpa kerja sama dari para kru semua tidak akan ada tayangan Jejak
Islam.
2. Proses produksi program Jejak Islam memiliki tahapan yang sama yaitu
tahap pra produksi, produksi, pasca produksi, dan evaluasi produksi.
Dimana dalam setiap tahap memiliki keterkaitan yang berkesinambungan
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
a. Pra Produksi diantaranya:
1) Penuangan ide/gagasan yang biasanya dilakukan oleh
produser. Penuangan ide/gagasan adalah asal mula
lahirnya sebuah program acara, namun ide atau gagasan
bisa datang dari siapa saja.
Riset dalam program acara Jejak Islam yaitu
dengan cara mengumpulkan data, yang dilakukan oleh
tim Jejak Islam melalui buku, internet, dan meninjau
langsung lokasi yang berhubungan dengan program
acara Jejak Islam, seperti masjid-masjid bersejarah,
pelabuhan, bangunan kerjaan Islam, dan
peninggalan-peninggalan kerjaan Islam.
3) Pematangan Konsep
Pematangan kosep dengan cara mengumpulkan
semua tim Program Jejak Islam untuk mematangkan
konsep dan menyusun rencana, baik untuk konsep acara
Jejak Islam itu sendiri maupun untuk perencanaan
produksinnya.
b. Produksi diantaranya:
1) Materi produksi
Materi produksi adalah sebuag ide yang
kemudia dikembangkan menjadi script.
2) Sarana dan Prasarana produksi
- Kamera (alat pengambil gambar)
- Switcher (alat pemandu gambar)
- Audio mixer (alat pengatur suara)
- VTR (alat perekam gambar dan suara)
3) Organisasi produksi yang kooperatif disusun unutk
produser, assistant produser, reporter, tim kreatif, unit
manager, dll.
4) Pelaksanaan shooting Jejak Islam adalah tunda (tidak
langsung), dan shooting dilakukan di luar studio.
c. Pasca produksi diantaranya
1) Memasukan narasi dan dubbing.
2) Penyuntingan gambar
3) Perekaman ke dalam kaset
d. Evaluasi
Evaluasi program Jejak Islam untuk menilai seberapa jauh
program atau tayangan bisa dianggap baik menurut sasaran.
Production assistant dan editor bertugas mengavaluasi sejauh mana
keberhasilan proses produksi yang telah di lakukan.
Evaluasi juga dilakukan setelah program acara Jejak Islam
ditayangkan. Dalam program acara Jejak Islam, evaluasi setelah tayang
dilakukan oleh pengelola yang dipimpin oleh produser dan sutradara,
adapun cara mengevaluasi program dengan cara melihat rating.
B. Saran-saran
Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan, maka
penulis menyarankan di dalam pembuatan naskah hendaknya Jejak Islam lebih
bisa menyuguhkan tema/judul yang menarik dan dapat memberikan
pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia dengan jelas kepada
Karena tayangan ini bersifat edukatif diharapkan pengemasan program
acara Jejak Islam bisa lebih baik dan menarik lagi, agar tidak ada kejenuhan
dan mendapatkan simpati dari penontonnya (masyarakat).
Pada saat penyiaran program acara Jejak Islam hendaknya para pelaku
penyiaran yang terlibat lebih berani menampilkan tayangan pada waktu-waktu
lain, tidak hanya waktu pagi saja, sehingga masyarakat lebih mengetahui dan