• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN

INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS

AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)

Oleh: NOVRIZAH 106082002649

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI AUDITING FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN

INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS

AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: NOVRIZAH 106082002649

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI AUDITING FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Novrizah

NIM : 106082002649

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kompetensi dan

Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik Sebagai

Variabel Moderating (Studi Empiris Pada

Kantor Akuntan Publik di Jakarta)

Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila teryata di

kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

ada unsur paksaan.

Jakarta, Nopemeber 2010

(4)

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR

AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Novrizah NIM: 106082002649

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin, SE., Ak., MSi Drs. M.A. Bintoro Dibyoseputro, Ak., MBM NIP: 197306150 200501 1 009 NIP:

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(5)

Pada hari Jumat Tanggal Tiga September Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Novrizah NIM: 106082002649 dengan judul skripsi

“ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 September 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., CPA Fitri Damayanti, SE., M.Si Penguji II Penguji III

(6)

Pada hari Jumat Tanggal Sepuluh Nopember Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama Novrizah NIM: 106082002649 dengan judul skripsi

“ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi

ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Nopember 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si Drs. M.A. Bintoro Dibyoseputro, Ak., MBM

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Novrizah

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Nopember 1988

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Swadharma Raya Gg. H. Rohimin

RT 017/003 No. 26A, Ulujami –

Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 12250.

6. Telepon : 021-94519463 / 085692648146

7. E-Mail : - novrizah_UIN@yahoo.com

- riza.ika08@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Al Athfal - Jakarta 1993 - 1994

2. SDN 04 Pagi Pesanggrahan - Jakarta 1994 - 2000

3. SMP Negeri 267 Jakarta 2000 - 2003

4. SMU Negeri 32 Jakarta 2003 - 2006

(8)

III. PENDIDIKAN INFORMAL

1. Pelatihan Brevet Pajak A&B Artha Bhakti Nagara Jakarta 2010

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Staff Incharge input data pada Karim Business Consulting 2009

2. Magang/ KKS-BT BTM Berkah Mentari Pamulang 2009

3. Auditor Incharge pada KAP Nunuk Saryadi 2010

V. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Paskibra SMP Negeri 267 Jakarta 2001 – 2002

2. Basket SMA Negeri 32 Jakarta 2003 – 2004

3. Anggota Divisi Sosial dan Agama BEM Jur. Akuntansi 2007 – 2008

4. Koordinator Div. Litbang BEM Jur. Akuntansi 2008 – 2009

Hormat Saya,

(9)

THE ANALYSIS OF THE EFFECT OF COMPETENCY AND

INDEPENDECY TO THE AUDIT QUALITY AND AUDIT FIRM SIZE AS A MODERATING VARIABLE

(An Empirical Study At Audit Firm In DKI Jakarta)

ABSTRACT

This research aimed to evaluate the relation of competency and independency to the quality of audit and also want to know the impact of moderating variable (audit firm size) to competency, audit quality and independency, considering some years lately frequent auditor profession related to various scandal befalling big companies. In this study, used primary data by dissemination of the questionnaires conducted audit firm in Jakarta with auditor who working in audit firm as a respondent.

Questionnaire in this research were distributed and collected from September 20th, 2010 until November 4th, 2010 done to 21 audit firm in Jakarta. 132 questionnaires were distributed, total questionnaires that return and could be statistic as 120 questionnaires (91%). The result of this research indicates that competency and independency effected audit quality significantly. This research found evidence that interaction between audit firm size and competency do not have significantly effect to the audit qualtity. And that interaction between audit firm size and independency do not have significantly effect to the audit quality. Future research expected can extend survey area coverage, categorize research object, and include behavioral and conditional variable as moderating variable, influencing independency and competency and also the quality of audit

(10)

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN UKURAN KANTOR

AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah DKI Jakarta)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dan juga ingin mengetahui dampak dari variabel moderating (ukuran kantor akuntan publik) dengan kompetensi, kualitas audit dan independensi, mengingat beberapa tahun belakangan ini profesi auditor sering terkait dengan berbagai skandal menimpa perusahaan besar. Dalam studi ini, digunakan data primer dengan penyebaran kuesioner yang dilakukan pada kantor akuntan publik di Jakarta dengan auditor yang bekerja di kantor akuntan publik sebagai responden.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini. Pada

kesempatan kali ini penulis mengangkat bahasan tentang “Analisis Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai Variabel Moderating”.

Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagaian syarat-syarat guna

mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

orang-orang terdekat, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Orang tua, yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada

henti-hentinya.

2. Keluargaku yang telah menyemangati dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Amilin, Ak., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M.A. Bintoro Dibyoseputro, Ak., MBM. selaku dosen

Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya,

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

(12)

8. Zulaika Hajar Sukmarani, SE. yang telah memberikan semangat dan doa

tiada henti untuk penulis sampai skripsi ini selesai.

9. Muhammad Firdaus, Murniasari, Siti Nur Aisyah, dan sahabat-sahabat

yang lain, terima kasih atas doa kalian.

10.Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberi bantuan kepada penulis.

11.Seluruh teman-teman jurusan akuntansi tahun 2006 dan semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah bersedia menjadi tempat

berkeluh kesah selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang dapat

membangun guna memperbaiki kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan

disetujui.

Jakarta, 28 Nopember 2010

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lember Pengesahan Uji Komprehensif……… ... ii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitan ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

(14)

1. Pengertian Auditing ... 13

2. Standar Auditing ... 14

a. Standar Umum ... 14

b. Standar Pekerjaan Lapangan ... 15

c. Standar Pelaporan ... 15

B. Teori Keagenan ... 16

C. Kompetensi ... 17

D. Independensi ... 20

E. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 25

F. Kualitas Audit ... 29

G. Penelitian Terdahulu ... 30

H. Keterkaitan Antar Variabel ... 33

1. Kompetensi Auditor dengan Kualitas Audit ... 33

2. Independensi dengan Kualitas Audit ... 34

3. Ukuran KAP dengan Kualitas Audit ... 36

4. Kompetensi, independensi, ukuran KAP, interaksi kompetensi dan ukuran KAP, dan interaksi independensi dan ukuran KAP dengan kualitas audit ... 36

I. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 36

1. Kerangka Pemikiran ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

(15)

C. Metode Pengumpulan Data ... 39

D. Metode Analisis ... 40

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Uji Kualitas Data ... 40

a. Uji Validitas ... 41

b. Uji Reliabilitas ... 41

3. Uji Asumsi Klasik ... 42

a. Uji Multikolinieritas ... 42

b. Uji Heteroskedastisitas ... 42

c. Uji Normalitas Data ... 43

4. Uji Hipotesis ... 43

a. Koefisien Determinasi ... 45

b. Uji Signifikansi Simultan ... 45

c. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 46

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 46

1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 46

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 47

3. Variabel Moderating (Moderating Variable) ... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 55

2. Karakteristik Profil Responden ... 56

(16)

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 57

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ... 58

d. Deskripsi Responden Berdasarkan pengalaman Kerja .... 59

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 59

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 59

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 60

a. Hasil Uji Validitas ... 60

b. Uji Reliabilitas ... 64

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 65

a. Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

b. Hasil Uji Normalitas ... 67

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

4. Hasil Uji Hipotesis ... 69

a. Uji Koefisien Determinasi ... 69

b. Hasil Uji Statistik t ... 70

c. Hasil Uji Statistik F ... 73

C. Pembahasan ... 74

1. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit ... 74

2. Pengaruh interaksi kompetensi dan ukuran KAP terhadap kualitas audit 75 3. Pengaruh independensi terhadap kualitas audit ... 76

4. Pengaruh interaksi independensi dan ukuran KAP terhadap kualitas audit ... 77

(17)

6. Pengaruh kompetensi, independensi, ukuran KAP, interaksi kompetensi

dan ukuran KAP, dan interaksi independensi dan ukuran KAP terhadap

kualitas audit ... 78

BAB V PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan ... 81

C. Implikasi dan Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 52

Lampiran-lampiran

(18)

Daftar Tabel

Tabel Keterangan Hal

2.1 Peringkat Auditor Internasional ... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 55

4.2 Data Sampel Penelitian ... 56

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan 57 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan .... 58

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman 59 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60

4.8 Hasil Uji Validitas Sebelum Penghapusan Item ... 61

4.9 Hasil Uji Validitas Setelah Penghapusan Item ... 63

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Sebelum Penghapusan Item ... 64

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Penghapusan Item ... 65

4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 66

4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 70

4.14 Hasil Uji Statistik t ... 71

(19)

Daftar Gambar

Gambar Keterangan Hal

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 37

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot ... 67

(20)

Daftar Lampiran

Lampiran Keterangan Hal

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 87

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 89

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari KAP ... 99

Lampiran 4 Daftar Skor Jawaban Responden ... 105

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berawal dari mega skandal antara KAP Arthur Andersen yang notabene

merupakan anggota dari KAP “The Big Five” yang melakukan konspirasi

dengan Enron yang merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di dunia

dalam kejahatan keuangan yaitu manipulasi keuangan. Arthur Andersen

melakukan pemusnahan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan hasil

auditnya pada laporan keuangan Enron. Selanjutnya timbul kasus-kasus baru

seperti WorldCom, Tyco, dan Global Crossing. Di Indonesia timbul juga

kasus seperti ini, yaitu kasus Telkom. Eddy Pianto yang saat itu mangaudit

Telkom untuk keperluan Telkom Listing di New York tidak diakui hasil

auditnya oleh SEC karena KAP Eddy Pianto tidak terdaftar sebagai KAP

yang diakui oleh SEC. Mungkin SEC masih meragukan kompetensi dan

independensi dari KAP tersebut. Karena kompetensi dan independensi

merupakan dua hal yang harus dijunjung tinggi dalam profesi audit.

Ernst&Young (EY) dianggap berperan dalam jatuhnya Lehman

Brothers. Ernst&Young dianggap memberikan laporan audit “palsu” soal

keuangan Lehman Brothers. Menurut laporan, Lehman menggunakan

rekayasa laporan keuangan atas utangnya yang mencapai US$ 50 miliar.

(22)

kesekian kalinya atas profesi akuntan. Publik merasa dibohongi kembali atas

tindakan para akuntan kotor ini dan mungkin sebenarnya masih banyak lagi

kasus-kasus audit yang masih belum terungkap.

Tahun 2009 lalu Menteri Keuangan telah membekukan izin operasi

beberapa kantor akuntan publik dan akuntan publiknya. Diantaranya adalah

akuntan publik Drs. Basyiruddin Nur, Drs. Hans Burhanuddin Makarao dan

Drs. Dadi Muchidin. Serta beberapa KAP yang dikenakan sanksi dibekukan

izin usahanya selama tiga bulan sampai enam bulan. Diantaranya adalah

Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Dadi Muchidin, KAP Matias Zakaria,

KAP Drs. Soejono, KAP Drs. Abdul Azis B., dan KAP Drs. M. Isjwara.

(sumber:http://putra-1388.blogspot.com/2009/10/8-kap-kantor-akuntan-publik-yang_10.html).

Sebagai profesi kepercayaan akuntan harus selalu menyadari bahwa

fungsinya adalah tempat bersandingnya kepercayaan masyarakat yang harus

selalu dijaga. Kelangsungan profesinya akan tetap terjaga apabila seorang

akuntan dapat menjaga amanah ini yaitu kepercayaan masyarakat yang

disandingkan kepadanya, dengan cara mempertaruhkan nama baik serta

kredibilitasnya sebagai seorang akuntan dan auditor. Dalam akuntabilitas

manajemen publik harus dibarengi profesionalisme yang tinggi, dan itu saja

tidak menjamin akan membawa manfaat yang lebih besar jika tidak didukung

moral dan etika yang baik (Darmoko (2004: 128)).

Dalam era globalisasi ini perusahaan dituntut harus selalu siap untuk

(23)

sudah tidak lagi menjadi penghalang suatu organisasi/entitas untuk

melebarkan sayap bisnisnya. Hal ini menyebabkan persaingan menjadi

semakin ketat di berbagai lini dan sektor industri, baik sektor industri barang

maupun jasa. Kantor Akuntan Publik (KAP), yang juga termasuk dalam

kategori industri jasa akan mengalami persaingan yang ketat pula. Dengan era

globalisasi ini, maka KAP di berbagai belahan dunia pun dapat masuk ke

berbagai negara, termasuk pula ke Indonesia. Persaingan yang ketat ini, baik

antar KAP dalam negeri maupun persaingan dengan KAP luar negeri,

semakin menuntut KAP untuk terus meningkatkan pelayanannya secara

optimal kepada klien demi mempertahankan keberlangsungan usahanya.

Kualitas audit menurut penelitian DeAngelo (1981) adalah suatu

kemungkinan dimana seorang auditor dapat memperoleh temuan-temuan di

dalam laporan keuangan dan sistem akuntansi klien, dan kemungkinan untuk

menyampaikan atau melaporkan temuan tersebut berdasarkan kepada

independensinya. Hal tersebut akan dapat mudah ditemukan apabila seorang

auditor dapat melaksanakan auditnya sesuai dengan prosedur dan sesuai

dengan SPAP. Hingga saat ini, sudah banyak penelitian yangng tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Deis dan Giroux

(1992: 462) melakukan penelitian tentang empat hal yang dianggap

mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas audit, yaitu (1) lama waktu

auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure),

semakin lama dan sering seorang auditor telah melaksanakan tugas audit pada

(24)

jumlah klien, semakin banyak jumlah klien yang diaudit maka kualitas

auditnya akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak

akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin

sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut

untuk memberi tekanan kepada auditor agar tidak mengikuti standar dan

prosedur, (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika

auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan di-review oleh

pihak ketiga.

Mukhlasin (2004: 41) melakukan penelitian tentang faktor atau

atribut-atribut kualitas audit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan klien. Terdapat 14 atribut yang digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya yaitu (1) pengalaman melakukan audit, (2)

memahami industri klien, (3) responsif atas kebutuhan klien, (4) taat terhadap

standar umum, (5) independensi, (6) bersikap hati-hati (exercised due care),

(7) komitmen terhadap kualitas audit, (8) melibatkan pimpinan/rekan KAP

dalam penugasan audit, (9) melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dan

layak, (10) keterlibatan komite audit, (11) standar etika yang tinggi, (12)

bersikap skeptis/tidak mudah percaya dalam penugasan audit, (13) portofolio

jasa audit, (14) reputasi kantor akuntan publik.

Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian menunjukkan yang memiliki

hubungan signifikan terhadap kualitas audit dan kepuasan klien ada 11

(sebelas), diantaranya adalah pengalaman melakukan audit, memahami

(25)

berlaku umum, independensi, sikap hati-hati (due care), komitmen terhadap

kualitas, melakukan pekerjaan lapangan yang tepat, keterlibatan komite audit,

standar etika yang tinggi, reputasi kantor akuntan publik. sedangkan 3 (tiga)

atribut lainnya yaitu, keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan, sikap

tidak mudah percaya (Skepticism), dan portofolio jasa audit tidak berpengaruh

terhadap kepuasan kliennya (Mukhlasin, 2004: 41). Dalam penelitian ini

hanya mengambil 6 (enam) atribut saja, diantaranya adalah pengalaman

melakukan audit, independensi, komitmen terhadap kualitas audit, standar

etika yang tinggi, dan reputasi/ukuran kantor akuntan publik.

Selain 14 (empat belas) atribut diatas, sebelumnya penelitian dari

DeAngelo (1981) telah menyatakan bahwa KAP dengan ukuran besar lebih

cenderung mempertahankan kliennya dengan kualitas auditnya. Hal ini

dikarenakan KAP dengan ukuran besar memiliki lebih banyak sumber daya

manusia dibandingkan dengan KAP dengan ukuran kecil dan sedang

disamping itu KAP juga memiliki lebih banyak klien, sehingga KAP besar

tidak tergantung dengan satu klien saja. Oleh karena KAP besar sudah

dipandang memiliki kualitas audit yang baik oleh masyarakat maka KAP

besar akan terus berusaha untuk menjaga reputasinya. Sehingga dengan kata

lain KAP kecil memiliki kualitas audit yang lebih rendah dibanding dengan

KAP ukuran besar. Serta KAP ukuran besar juga lebih komitmen untuk selalu

menjaga reputasinya.

Pengukuran besarnya KAP juga dapat dilihat dari reputasinya. Menurut

(26)

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) KAP bertaraf internasional,

termasuk dalam kategori ini adalah KAP dengan kriteria: a) brand name the

big four (Belver et all, 1988), b) Audit Firm Grouping Based On Size (Beatty,

1989); dan 2) KAP bertaraf lokal yang belum jelas reputasinya. Penggunaan

kriteria ini didasarkan dari penelitian DeAngelo (1981). Penilaian reputasi di

atas didukung oleh penelitian Beatty (1989) yang menunjukkan bukti bahwa

penilaian pasar terhadap perusahaan klien berhubungan positif dengan nama

atau reputasi auditornya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pasar menganggap

KAP big four memiliki kualitas audit yang lebih baik akibat dari reputasi.

KAP dengan reputasi baik menurut Meutia (2004: 347) akan memiliki

kemampuan lebih untuk menemukan salah saji dalam laporan keuangan dan

punya pengaruh yang melebihi kliennya. Selanjutnya, KAP dengan ukuran

kecil, yang menurut DeAngelo (1981) memiliki ketergantungan terhadap

klien, dibuktikan dengan hasil penelitian dari Meutia (2004: 347), dimana

KAP kecil sering gagal dalam menemukan salah saji dalam laporan keuangan

karena KAP kecil mempunyai auditor yang kurang pengalaman dan kurang

berkualitas.

Christiawan (2002: 83) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan

oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Auditor dalam

melaksanakan penugasan audit harus bertindak sebagai seorang yang ahli

dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian atau kompetensi

ini dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman

(27)

pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan

umum.

Penelitian mengenai independensi sebelumnya sudah banyak dilakukan,

diantaranya Murtini (2003: 6) yang menerangkan hasilnya bahwa KAP yang

beroperasi di lingkungan yang sangat kompetitif sekalipun, lama ikatan

dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor tidak

berpengaruh terhadap independensi auditor. Selanjutnya adalah Ishak (2003:

68) yang menghasilkan sebuah pendapat bahwa independensi yang dituntut

tersebut, adalah dikarenakan adanya kebutuhan keobjektifan dan

keintegritasan dalam setiap pelaksanaan tugas audit. Kemudian Lavin (1976)

dalam Alim (2007: 8) menerangkan hasil penelitiannya secara lebih

mendalam mengenai konsep independensi dalam hal hubungan antara klien

dan auditor melalui pengamatan pihak ketiga. Telah banyaknya penelitian

mengenai independensi ini menunjukkan bahwa atribut/faktor independensi

ini merupakan faktor yang penting untuk auditor dalam menjalankan

profesinya.

Oleh karena banyaknya penelitian mengenai independensi sebelumnya

maka itu menunjukkan bahwa independensi merupakan salah satu

komponen/faktor yang sangat penting dan harus selalu dijaga dan dijunjung

tinggi oleh para auditor dalam menjalankan profesinya. Independen berarti

auditor tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaan untuk

kepentingan umum. Auditor berkewajiban untuk selalu jujur kepada semua

(28)

juga harus jujur kepada semua pihak lain yang menaruh kepercayaan atas

profesi akuntan publik. Sikap independen ini harus dilaksanakan oleh auditor

dalam fakta (in fact) maupun dalam pelaksanaan (in appearance). Fenomena

mengenai independensi ini sering terjadi dalam pelaksanaan audit (in

appearance). Sekurang-kurangnya ada dua hal yang sering mengakibatkan

auditor kehilangan independensinya, yaitu (1) Kantor Akuntan Publik (KAP)

sering melakukan multi service kepada klien yang sama dan periode lebih

dari satu tahun dan (2) kurangnya pengawasan terhadap KAP yang

memberikan jasa selain jasa non-audit yang terkadang juga melakukan jasa

audit kepada klien yang sama, walaupun ada peraturan yang mengatur

lamanya KAP dalam melakukan audit kepada klien yang sama tetapi

terkadang praktek tersebut hanya pergantian tanda tangan rekan saja

(Christiawan, 2002: 88).

Christiawan (2002: 84) menyatakan bahwa kompetensi berkaitan

dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik

dalam bidang akuntansi dan auditing. Keahlian tersebut dimulai dengan

pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas dengan pengalaman kerja

dalam praktek audit. Selain itu, akuntan publik juga harus memiliki keahlian

teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.

Akuntan junior/akuntan pemula dalam penugasan audit harus dan wajib

mendapat supervisi yang memadai dan review atas pekerjaannya dari

atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik juga harus selalu

(29)

Dengan mempelajari dan memahami ketentuan-ketentuan baru yang nantinya

akan diterapkan ke dalam penugasan auditnya agar kualitas auditnya dapat

terus terjaga (Christiawan, 2002: 83).

Berdasarkan fenomena dan isu di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini karena sangat penting untuk mengetahui apakah Kantor

Akuntan Publik (KAP), khususnya para auditornya telah menerapkan standar

Auditing secara tepat dan layak serta menguji komitmen untuk selalu

menjaga reputasi dan kualitas auditnya. Karena berdasarkan kasus-kasus di

atas dan yang telah terjadi selama ini yang menimpa Kantor Akuntan Publik

(KAP) berukuran besar maka menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa

Kantor Akuntan Publik (KAP) besar bisa melakukan dan terjerumus hal

tersebut. Karena akan menjadi sebuah ironi yang besar apabila kita

bandingkan dengan hasil penelitian yang dilakuan oleh DeAngelo (1981)

yang menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh

positif terhadap kualitas audit yang dilakukannya.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini penulis beri judul “Analisis

Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan

ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai Variabel Moderating” (Studi

Empiris pada KAP di Jakarta). Penelitian ini merupakan kompilasi atas

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh M. Nizarul Alim, et al.

(30)

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian sebelumnya yang menjadi Variabel Moderating adalah

Etika Auditor. Sedangkan penelitian ini menggunakan ukuran KAP

sebagai Variabel Moderating. Alasan memakai ukuran KAP adalah karena

ingin melihat apakah variabel ukuran KAP sebagai variabel moderating

dapat mempengaruhi variabel kompetensi dan independensi terhadap

variabel kualitas audit.

2. Periode Penelitian

Tahun penelitian berbeda dengan tahun yang dilakukan penelitian

sebelumnya yaitu adalah tahun 2007. Sedangkan penelitian ini akan

dilaksanakan pada tahun 2010.

3. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja

pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian

sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik di wilayah Jawa Timur.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ruumusan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?

(31)

3. Apakah ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap

kualitas auditnya?

4. Apakah ukuran kantor akuntan publik (KAP) memoderasi hubungan antara

kompetensi dan independensi terhadao kualitas audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.

2. Untuk menganalsis pengaruh interaksi antara kompetensi dan ukuran

KAP terhadap kualitas audit.

3. Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap kualitas audit.

4. Untuk menganalisis pengaruh interaksi antara independensi dan

ukuran KAP terhadap kualitas audit.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak, diantaranya:

a. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang

dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik

(32)

meningkatkan kualitas audit melalui peningkatan kualitas informasi

yang disajikan.

b. Auditor

Bagi Akuntan Publik (auditor) sebagai tinjauan yang diharapkan dapat

dijadikan sumber informasi untuk tetap meningkatkan kualitas

auditnya.

c. Pemakai Laporan Keuangan Auditan (klien)

Bagi perusahaan atau user diharapkan sebagai informasi dalam

menilai kualitas audit sebuah KAP.

d. Penulis

Bagi penulis, dapat menjadi sebuah sumber ilmu dalam menambah

wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

e. Dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai kualitas audit

mungkin penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi

penelitiannya.

 

 

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit 1. Pengertian Auditing

Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) adalah

sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan

oleh orang yang kompeten dan independen.

Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC

(A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses

sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk

(34)

dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian

antara informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta

menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

2. Standar Auditing

Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu

pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan

tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan

kualitas profesional auditor, seperti keahlian dan independensi,

persyaratan pelaporan, dan bahan bukti. Standar auditing terdiri dari

sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI,

2001:150.1).

a. Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

(35)

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi

sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan.

c. Standar Pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan

dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan

auditor.

4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

(36)

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan

tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Standar audit diatas harus dijalankan auditor dalam menjalankan

kewajiban profesionalnya. Standar audit ini merupakan suatu kriteria

untuk mempertahankan kualitas audit. Audit dikatakan berkualitas apabila

auditor telah melaksanakan standar profesi yang ada.

B. Teori Keagenan

Teori keagenan (Agency Theory) merupakan basis teori yang

mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut

berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori

organisasi. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas

kepentingan mereka sendiri. Salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa

manajemen dalam mengelolah perusahaan cenderung lebih mementingkan

kepentingan pribadinya daripada meningkatkan nilai perusahaan.

Manajemen dan pemegang saham mengalami asimetri informasi.

Manajemen lebih diuntungkan karena memiliki informasi lebih banyak dari

pemegang saham sehingga manajemen akan berbuat apapun untuk memenuhi

(37)

percaya dengan laporan pertanggung jawaban manajemen dalam bentuk

laporan keuangan perusahaan. Pemegang saham membutuhkan pihak ketiga

untuk memeriksa laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen, yaitu

auditor atau akuntan publik.

Auditor selaku pihak ketiga yang diberi kepercayaan oleh pemegang

saham (principal) untuk memeriksa laporan keuangan yang telah dibuat oleh

manajemen dianggap ahli dalam bidang akuntansi, auditing dan perpajakan.

Dari kepercayaan yang diberikan ini maka auditor dituntut untuk dapat

menjaga independensinya sehingga pekerjaan yang dilakukannya pun akan

dianggap berkualitas.

Apabila auditor tersebut dapat menjaga independensinya maka audit

yang dilakukannya dapat dianggap berkualitas walaupun ukuran kualitas

audit bukan hanya sikap mental independen saja. Audit yang berkualitas akan

membuat pemegang saham (principal) puas sehingga hubungan auditor dan

pemegang saham pun akan baik. Berawal dari kepuasan tersebut pemegang

saham akan tetap mempercayakan penugasan audit selanjutnya kepada kantor

akuntan tersebut sehingga audit tenure yang panjang dapat teradi.

C. Kompetensi

Menurut penelitian dari Ida Suraida (2005) dalam Senjani (2009: 8)

mengenai Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit, Risiko Audit dan

Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini

(38)

auditor memiliki hubungan positif yang signifikan sehingga atribut tersebut

menentukan kualitas auditor.

Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)

dalam Alim (2007: 6) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi

dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja

superior. Sedangkan menurut Syafei (2007) kompetensi adalah

keterampilan-keterampilan individu yang mencerminkan kemampuan potensial untuk

melakukan sesuatu hal. Sedangkan dalam Susanto (2000) dalam Alim (2007:

6) definisi mengenai kompetensi adalah karakteristik-karakteristik yang

mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior.

Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi merupakan suatu karakteristik dan keterampilan individu yang

mencerminkan kemampuan potensialnya dalam melakukan suatu pekerjaan

superior. Karakteristik dan keterampilan individu dapat dimiliki sebagai hasil

dari menempuh jalur pendidikan formal maupun non-formal, serta ujian,

sertifikasi maupun keikutsertaan dalam seminar, pelatihan, lokakarya, dan

lain-lain. Berarti kompetensi dalam audit berarti seorang auditor setelah

menempuh pendidikan formalnya serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan

akan semakin terasah keahliannya tersebut dengan melakukan praktek audit.

Kompetensi auditor juga dapat diukur melalui banyaknya sertifikat

atau ijazah yang dimiliki serta banyak/seringnya keikutsertaan dalam

pelatihan/seminar yang berkaitan dengan profesinya. Semakin sering seorang

(39)

auditor yang bersangkutan diharapkan dan seharusnya akan lebih cakap dan

lebih lihai dalam melaksanakan tugas auditnya (Senjani, 2009: 8).

Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai

yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. dalam

melaksanakan tugasnya, seorang auditor harus bertindak sebagai seorang

yang ahli dalam bidangnya, yakni auditing dan akuntansi. Akuntan publik

harus terus bersikap dinamis dalam menanggapi perubahan dan

perkembangan dari suatu standar. Auditor sebagai seorang yang ahli harus

selalu mempelajari dan memahami semua perkembangan ketentuan maupun

ketentuan baru yang diterapkan dalam bisnis maupun organisasi profesi.

Selain itu juga dapat diketahui bahwa kualitas auditor juga dapat diukur dari

tingkat kompetensi dan independensinya (Christiawan, 2002: 89).

Anis (2008: 10) mengenai Pengaruh Kompetensi Dan Independensi

Terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) bahwa

terdapat pengaruh yang kuat dalam kelangsungan usaha KAP. Secara parsial,

kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha KAP

karena klien akan menilai kompetensi dari suatu KAP dalam menggunakan

jasanya. Sedangkan independensi tidak berpengaruh secara signifikan dalam

kelangsungan usaha suatu KAP karena klien sebelum menggunakan jasa

suatu KAP tidak memperhitungkan apakah KAP tersebut akan berlaku

independen atau tidak.

Penelitian Choo dan Trotman (1991: 470) menyatakan bahwa

(40)

auditor yang memiliki pengalaman yang banyak akan menemukan lebih

banyak kesalahan yang tidak umum dibandingkan dengan auditor dengan

pengalaman yang sedikit namun tidak ada perbedaan yang besar dalam

menemukan kesalahan yang umum baik bagi auditor yang berpengalaman

banyak maupun yang berpengalaman sedikit. Bahwa pengalaman akan

tampak lebih jelas pengaruhnya apabila yang menjadi pertimbangan adalah

tingkat kompleksitas suatu pekerjaan.

Dari hasil penelitian-penelitian di atas maka dapat kita simpulkan

bahwa kompetensi seorang auditor itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman

audit yang pernah dilakukan. Tingkat pendidikan serta pelatihan yang pernah

diikuti juga berpengaruh terhadap kompetensi seorang auditor. Kantor

Akuntan Publik yang memiliki auditor dengan kompetensi yang baik akan

mendapat reputasi yang baik pula, sehingga klien akan lebih sering

menggunakan jasa KAP tersebut.

D. Independensi

Definisi independensi dalam The CPA Handbook dalam Alim (2007:

8) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini

akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen. Apabila seorang auditor tidak dapat menjaga

independensinya maka opini yang diberikan atas audit keuangan klien tidak

akan memberikan apapun, tidak menambah kredibilitas atas laporan keuangan

(41)

adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor untuk tidak mempunyai

kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan

prinsip integritas dan obyektivitas.

Menurut Mulyadi et al (1988: 82) dan Susiana (2007: 6), ada dua

aspek independensi, yaitu:

1. Independensi sikap mental (independence of mind/independence of mental

attitude), independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran akuntan

publik untuk bertindak dan bersikap independen.

2. Independensi penampilan (image projected to the public/appearance of

independence), independensi penampilan ditentukan oleh kesan

masyarakat terhadap independensi akuntan publik.

Definisi independensi menurut Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP, 2001: seksi 220) adalah suatu keadaan dimana auditor tidak mudah

dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan

umum. Dengan demikian auditor eksternal diharapkan dan tidak dibenarkan

memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya

keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang

justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Sikap

mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun

dalam penampilan (in appearance).

Dalam Mukhlasin (2004: 31) menyebutkan bahwa setiap auditor harus

memelihara integritas dan keobyektifan dalam tugas profesional dan setiap

(42)

pengaruh yang tidak layak. Setiap auditor harus dapat menghindar dari

keadaan yang dapat membuat opini masyarakat/pihak ketiga bahwa auditor

tidak lagi dapat menjaga independensinya bahwa auditor sudah terlibat dalam

suatu konflik/pertentangan kepentingan sehingga auditor sudah tidak lagi

bersikap obyektif.

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi dalam profesi audit

sangatlah penting bagi perkembangan profesi akuntan publik itu sendiri.

Masyarakat tidak akan lagi percaya jika terdapat bukti bahwa auditor sudah

kehilangan independensinya. Untuk bertindak independen, auditor harus

menjaga sikap mentalnya yaitu sikap mental intelektual jujur. Auditor harus

mengelola praktiknya dalam semangat independensi dan aturan yang

ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan

pekerjaannya (SPAP, 2001: seksi 220).

Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu

independensi akuntan publik, yaitu : (1) Akuntan publik memiliki mutual atau

conflictinginterest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu

sendiri, (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4)

Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan publik akan

terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis, keuangan dan

manajemen atau karyawan dengan kliennya (Elfarini, 2007: 34).

Mulyono (1988) dalam Alim (2007: 9) telah melakukan penelitian

mengenai independensi auditor di Indonesia. Penelitian tersebut mempelajari

(43)

keputusan keuangan dan hubungan usaha dengan klien; (2) persaingan antar

KAP; (3) permberian jasa lain selain jasa audit; (4) lama penugasan audit; (5)

besar kantor akuntan; (6) besarnya audit fee. Responden dalam penelitian

tersebut adalah direktur keuangan perusahaan yang telah go public, partner

KAP, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam.

Penelitian ini menguji pengaruh dari independensi terhadap integritas

laporan keuangan yang dinyatakan melalui berapa besar fee audit yang

dibayarkan klien kepada auditor. Jika KAP menerima fee audit yang tinggi,

maka KAP akan menghadapi tekanan ekonomis untuk memberikan opini

yang bersih (dalam hal ini wajar tanpa pengecualian) dan di lain sisi juga

dalam rangka mempertahankan klien itu sendiri sehingga tidak berpindah

pada KAP atau auditor lain (Susiana, 2007: 7).

Deis dan Giroux (1992: 465) mengatakan bahwa dalam konflik

kekuatan, klien dapat menekan auditor untuk melawan standar profesional

dan dalam ukuran yang besar, kondisi keuangan klien yang sehat dapat

digunakan sebagai alat untuk menekan auditor dengan cara mengancam akan

melakukan pergantian auditor. Hal tersebut akan membuat auditor tidak

nyaman sehingga dapat menyebabkan auditor kehilangan independensinya.

Posisi auditor dalam keadaan ini sangatlah dilematis karena auditor mendapat

tekanan untuk memenuhi keinginan klien yang apabila dipenuhi maka auditor

akan melanggar standar profesionalnya.

Selain disebabkan oleh konflik kepentingan dan hubungan khusus

(44)

budaya setempat. Penelitian yang dilakukan pada beberapa auditor di satu

kantor akuntan publik yang berlatar belakang budaya Jawa, menyatakan

bahwa nilai-nilai budaya Jawa bukanlah ancaman terhadap independensi, atau

dapat memperlemah independensi, tetapi justru memperkuatnya dengan cara

yang khas (Christiawan, 2002: 87).

Hasil penelitian Anis (2008: 10) menyatakan bahwa independensi

tidak memiliki pengaruh terhadap kelangsungan bisnis KAP tetapi variabel

kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan usaha

KAP. Dengan kata lain dalam pemilihan atau penggunaan jasa KAP, klien

tidak memperhatikan atribut independensi, apakah KAP tersebut independen

atau tidak, melainkan mempertimbangkan kompetensi dan pengalaman KAP

tersebut.

Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa independensi auditor

sangatlah penting. Auditor akan kehilangan nilainya apabila dia tidak dapat

menjaga independensinya. Independensi auditor inilah yang terkadang

membuat auditor berada dalam keadaan yang dilematis. Apabila kita

mendasarinya dengan teori keagenan, maka audit fee yang diterima auditor

akan mengakibatkan berkurangnya independensi akuntan publik. Auditor

selaku penerima penugasan (agen) akan mendapatkan kontra prestasi dalam

(45)

E. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Skandal akuntansi yang terjadi pada kasus Enron, WorldCom, Tyco,

Telkom, dan lainnya, merupakan skandal akuntansi antara klien dan KAP

yang mengauditnya. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa

audit kepada mereka merupakan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

berukuran besar dan bertaraf internasional serta memiliki reputasi di bidang

keuangan. Namun hal tersebut tidak memberikan jaminan bahwa KAP

tersebut dapat memberikan jasa yang berkualitas yang mencerminkan nilai

dan taraf perusahaan mereka yang sebenarnya. (Riyatno, 2007: 148).

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan proksi kualitas

audit dengan acuan ukuran dan reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah

banyak dilakukan. Diantaranya DeAngelo (1981), Mayangsari (2004), dan

Riyatno (2007), memberikan hasil bahwa kualitas audit akan meningkat

sejalan dengan besarnya Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut. Kualitas

audit dapat dilihat dari besarnya ukuran KAP yang melakukan audit. Kantor

Akuntan Publik (KAP) besar (big four accounting firms) dipersepsikan akan

melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil

(non-big four accounting firms), dikarenakan KAP besar lebih

mempertimbangkan reputasinya dibandingkan dengan KAP kecil.

Namun dengan terjadinya kasus skandal-skandal keuangan yang

melibatkan KAP besar yang bertaraf internasional dengan

perusahaan-perusahaan besar dengan motif untuk memperindah tampilan keuangan dalam

(46)

sehingga para investor akan membeli saham mereka di pasar modal semakin

membuat masyarakat dan investor semakin mempertanyakan kualitas audit

yang telah dilakukan KAP, terutama KAP besar dengan taraf internasional

yang memiliki reputasi baik. Sehingga telah terciptanya pandangan

masyarakat bahwa KAP besar pun tidak menjamin laporan keuangan yang

diauditnya tidak mengandung salah saji yang material (Riyatno, 2007: 149).

Penelitian-penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi

dari kualitas audit berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat

perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar (big four accounting firms)

dengan KAP berukuran kecil (non-big four accounting firms). Lennox (1999)

dalam Senjani (2009: 13) melihat pada dua penjelasan mengenai hubungan

yang positif antara ukuran KAP dan kualitas audit, yaitu alasan reputasi dan

deep pocket yang dimiliki oleh KAP besar. Penelitiannya membuktikan

kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang berargumen bahwa KAP besar

mempunyai insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat karena mereka

memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang jika

mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Selain itu karena KAP besar

memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan KAP kecil,

sehingga mereka memiliki resiko terancam (exposed) oleh tuntutan hukum

pihak ketiga yang lebih besar bila menghasilkan laporan audit yang tidak

akurat atau keliru.

Saat ini KAP dengan label the big five telah berubah menjadi KAP

(47)

yang melibatkan Enron dengan KAP yang mengauditnya yaitu Arthur

Andersen yang merupakan saat itu salah satu dari KAP the big five dicabut

izin usahanya. Berdasarkan sumber dari directory KAP IAPI (Institut

Akuntan Publik Indonesia), di Indonesia ada empat KAP besar yang

berafiliasi dengan KAP the big four, berdasarkan sumber dari IAPI

diantaranya adalah:

1. KAP Osman Bing Satrio & Rekan afiliasi dari Deloitte & Touche.

2. KAP Purwanto, Sarwoko & Sandjaja afiliasi dari Ernst & Young.

3. KAP Haryanto Sahari & Rekan afiliasi dari Pricewaterhouse & Cooper.

4. KAP Sidharta Sidharta & Harsono afiliasi dari KPMG.

Keempat KAP the big four diatas dianggap memiliki kualitas audit

yang diberikan lebih baik dibandingkan dengan KAP-KAP lain di Indonesia

(KAP non-big four). Sehingga keempat KAP tersebut diatas diberi label KAP

the big four. Hal tersebut juga didasarkan pada ukuran dan reputasi KAP

tersebut dalam memberikan jasa audit.

Wikipedia (2008) menjelaskan Auditor Empat Besar (The Big Four

Auditors) adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi

internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk

perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Auditor Empat Besar adalah

(48)

Tabel 2.1

Peringkat Auditor Internasional

Firma Pendapatan Karyawan

Tahun Fiskal

PriceWaterhouseCoopers $ 28.2 miliar 146.700 2008

Deloitte Touche Tohmatsu $ 27.4 miliar 165.000 2008

Ernst & Young $ 24.5 miliar 130.000 2008

KPMG $ 19.8 miliar 123.000 2008

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/The_Big_Four_auditors.html 

Pada penelitian ini, penulis mengacu pada indikator yang digunakan

oleh Riyatno (2007: 151) yaitu Ukuran KAP sebagai proksi kualitas

membedakan KAP menjadi KAP besar (Big four accounting firms) dan KAP

kecil (Non big four accounting firms). Pembedaan tersebut dilakukan

berdasarkan jumlah klien yang dilayani oleh suatu KAP, jumlah

rekan/anggota yang bergabung, serta total pendapatan yang diperoleh dalam

satu periode yaitu tahun 2008-2009. Namun karena keterbatasan sumber daya

yang dimiliki, penulis hanya menggunakan data jumlah rekanan/anggota yang

bergabung sebagai ukuran KAP. Kantor Akuntan Publik (KAP) dikatakan

besar menurut Majalah Akuntan Indonesia Edisi No. 16/tahun III/April 2009

apabila memiliki minimal 10 (sepuluh) akuntan publik, sedangkan KAP

dikatakan sedang apabila memiliki 3 (tiga) – 10 (sepuluh) akuntan publik, dan

(49)

F. Kualitas Audit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2 (1994), kualitas

adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan pengertian audit adalah

pemeriksaan tentang keuangan atau pengujian efektivitas keluar masuknya

uang dan penilaian kewajaran laporan yang dihasilkan.

Menurut Rahayu (2010: 1), auditing adalah suatu proses yang

sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai informasi tingkat kesesuaian tindakan atau peristiwa ekonomi

dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada

pihak yang berkepentingan, auditing harus dilakukan oleh orang yang

kompeten dan independen.

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

adalah tingkat baik buruknya suatu proses yang sistematis untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif atas suatu informasi untuk

menentukan apakah suatu informasi disajikan secara wajar dan sesuai dengan

kriteria yang sudah ditetapkan dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen.

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai suatu

probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta melaporkan

tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta hasil

penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa KAP yang besar akan

berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih besar dibandingkan dengan

(50)

Deis dan Giroux (1992: 462) melakukan penelitian tentang empat hal

dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu

auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan, semakin

lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka

kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien,

semakin banyak jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga

reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan

klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor

agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit

akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya

akan di-review oleh pihak ketiga.

Dari beberapa definisi dan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa kualitas audit adalah kemampuan seorang auditor dalam memperoleh

dan mengevaluasi bukti untuk menemukan apakah terjadi misstatement dan

pelanggaran serta auditor mampu untuk melaporkannya sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, auditor yang berkualitas dalam audit

adalah auditor yang mampu menemukan salah saji dan pelanggaran serta juga

mampu untuk melaporkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kualitas audit serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti kompetensi, independensi, audit fee, kepuasan

(51)

oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak

memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk

mendeteksi dan mengatasi terjadinya audit yang tidak berkualitas. Tabel 2.2

menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai kualitas audit.

Tabel 2.2

Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti

3. Etika Auditor (X3)

4. Kualitas Audit (Y)

Sampel: auditor yang bekerja di KAP di Jawa

Interactions.

1. Kompetensi dan Etika Auditor (X3) tidak dapat dianalisis karena dan Etika Auditor (X3) berpengaruh

1.Atribut Kualitas Audit

Sampel: Manajer Akuntansi pada perusahaan Go Public, Auditor

Big Five Accounting Firm, dan

(52)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

1. Kualitas Audit (X1)

2. Portofolio Jasa Audit (X2) 3. Reputasi KAP

(X3) dan Reputasi KAP (X3) berpengaruh

1. Audit Tenure

(X1)

2. Tekanan dari Klien (X2) 3. Review Rekan Auditor (X3) 3. Hirarki Jabatan

(X3)

3. Hirarki Jabatan (X3) menentukan

1. Kualitas Audit (X1)

2. Pergantian

Sampel: Internal Auditor pada perusahaan

(53)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

3. Kualitas Audit (Y)

Sumber: Diolah dari berbagai refrensi

 

H. Keterkaitan Antar Variabel

1. KompetensiAuditor denganKualitas Audit

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alim, et al. (2007: 18),

kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kualitas audit

dapat tercapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik dimana

kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan

pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa audit yang berkualitas dapat

tercapai apabila auditor yang ditugaskan dalam penugasan audit memiliki

kompetensi yaitu dari segi pengalaman dan pengetahuan yang sudah

memadai. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Libby dan Libby (1989), Ashton (1991), Choo dan

(54)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002),

pengalaman akan mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui

kekeliruan yang ada di perusahaan yang menjadi kliennya dan pelatihan

yang dilakukan akan meningkatkan keahlian akuntan publik dalam

melaksanakan audit. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang dapat

diukur dari pengalaman dan pengetahuan akan mempengaruhi kualitas

audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003)

dan Christiawan (2002), dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit.

Ha1 : Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

Selanjutnya, Senjani (2009) meneliti mengenai pengaruh kualitas

auditor yang dimoderasi oleh variabel ukuran KAP membuktikan bahwa

kualitas auditor yang salah satu tolak ukurnya adalah kompetensi memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit. Seperti penelitian Redithe (2009)

membuktikan bahwa ukuran KAP belum tentu membuktikan kualitas audit

mereka.

Ha2 : Interaksi kompetensi dan ukuran KAP berpengaruh terhadap

kualitas audit.

2. Independensi dengan Kualitas Audit

Menurut penelitian Alim et al. (2007), independensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Shockley (1981), DeAngelo (1981), Knapp (1985), Deis

(55)

dapat dilihat bahwa sikap independen merupakan suatu hal yang sangat

diperlukan dalam penugasan audit. Seorang auditor harus selalu menjaga

independensinya karena profesi auditor merupakan suatu profesi yang

menjadi tempat bersandarnya kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu,

apabila seorang auditor tidak dapat menjaga independensinya maka laporan

keuangan yang diauditnya tidak dapat diakui kredibilitasnya. Dari

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa independensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit.

Ha3 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Selanjutnya, Redithe (2009) menemukan bahwa ukuran KAP yang

besar belum tentu membuktikan audit yang dilakukannya juga berkualitas

karena banyaknya tuntutan hukum setelah perusahaan klien diaudit oleh

KAP besar. Menurut penelitian yang dilakukan Mukhlasin (2004), ia

meneliti 14 kriteria kualitas audit yang salah satunya adalah sikap mental

yang independen. Sikap mental independen ini sangat penting yang

dibuktikan dengan banyaknya penelitian mengenai independensi auditor.

Hasil kerja auditor tidak akan dianggap apabila auditor tersebut kehilangan

independensinya.

Ha4 : Interaksi independensi dan ukuran KAP berpengaruh terhadap

(56)

3. Ukuran KAP dengan Kualitas Audit

Salah satu yang diduga mempengaruhi kepuasan klien adalah

reputasi dan ukuran KAP. Reputasi dan ukuran KAP terbentuk sejalan

dengan perkembangan keahlitan spesifik industri. Klien biasanya

mempersepsikan bahwa auditor yang bekerja pada KAP sedang akan

memberikan audit yang berkualitas dibandingkan dengan auditor yang

bekerja pada KAP kecil. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

ukuran KAP dapat berpengaruh terhadap kualitas audit.

Ha5 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.

4. Kompetensi, independensi, ukuran KAP, interaksi kompetensi dan

ukuran KAP, dan interaksi independensi dan ukuran KAP dengan kualitas audit

Ha6 : kompetensi, independensi, ukuran KAP, interaksi kompetensi

dan ukuran KAP, dan interaksi independensi daun ukuran KAP

secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

I. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh mengenai model

penelitian ini dapat ditunjukkan dengan kerangka pemikiran teoritis yang

(57)

Model (a)

Ukuran Kantor Akuntan Publik

(KAP)

Kualitas Audit Kompetensi

Model (b)

Kualitas Audit Independensi

Ukuran Kantor Akuntan Publik

(KAP)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas merupakan tipe

penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara

dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002: 27). Penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan

cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali

faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel, yaitu variabel independen

(Kompetensi dan Independensi), variabel dependen (Kualitas Audit), dan

variabel moderating (Ukuran KAP).

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor kantor akuntan publik

(KAP) di Jakarta. Teknik penentuan sampel yang peneliti gunakan adalah

metode Convenience Sampling dengan pertimbangan kesediaan auditor untuk

berpartisipasi dalam penelitian sehingga data mudah diperoleh (Indriantoro

dan Supomo, 2002: 130). Berdasarkan data KAP dalam directory KAP dan

akuntan publik tahun 2009 diketahui jumlah auditor di Jakarta sebanyak 665

(59)

Jakarta dengan asumsi terdapat minimal 4 (empat) akuntan publik di setiap

(60)

Jakarta dengan asumsi terdapat minimal 4 (empat) akuntan publik di setiap

KAP. 

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengiriman kuesioner

kepada responden. Pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dalam

kuesioner, terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah mengenai data diri

auditor KAP yang menjadi responden yang akan diukur dengan skala

nominal, sedangkan bagian kedua adalah pilihan jawaban atas pertanyaan

mengenai Kompetensi, Independensi, dan Kualitas Audit.

Penulis menyusun elemen kuesioner penelitian dengan mengacu pada

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan indikator-indikator lain yang

diambil dari buku, literatur, dan teori lainnya yang penulis dapatkan

mengenai kualitas audit. Kemudian elemen kuesioner penelitian ini

dikirimkan secara langsung kepada auditor dengan mengunjungi KAP yang

bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu, penulis juga

mengirimkan kuesioner melalui e-mail (pesan elektronik).

Peneliti juga menggunakan data sekunder yang berupa data daftar

KAP di Jakarta yang diperoleh dari directory database KAP yang disusun

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Agar penelitian ini dapat

berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan harapan, peneliti

Gambar

Tabel 2.1 Peringkat Auditor Internasional
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Tabel 2.2 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Bagaimanakah kinetika laju pertumbuhan dan hasil isolasi DNA genomik konsorsium bakteri dari perairan hydrothermal vent Kawio menggunakan medium campuran 25% BHMS +

Media ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi berbagai bidang ilmu salah satunya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) baik sebagai media

Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil dari penelitian ini dapat mengungkap dan membuktikan teori kecerdasan majemuk, terutama kecerdasan

Skripsi saudari MUNAWATI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11407185 yang beijudul ’ PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK

Pada awalnya pengolahan citra ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra, namun dengan berkembangnya dunia komputasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas dan

Dengan menggunakan prosedur-prosedur (fungsi) Maple di atas, mahasiswa dapat melakukan eksplorasi dan penyelidikan sifat-sifat grup siklis dan dihedral secara mudah dengan

Program yang dihasilkan mencakup: struktur materi konsep dasar kimia yang diperlukan bagi mahasiswa PGSD, model perkuliahan konsep dasar kimia berbasis masalah

Dalam hubungannya dengan hal diatas, penulisan ilmiah ini membahas bagaimana sebuah program aplikasi sederhana yang dibuat dengan Microsoft Visual C++ 6.0 untuk