xi
ABSTRACT
Audit quality is defined as the probability that the auditor will find and report irregularities in the accounting system of the client. The probability of auditors found misstatements depends on the quality of the auditor's understanding (competence), while the probability of reporting misstatements depend on the auditor's independence. In this regard, this research tries to identify the variables that affect the quality of the audit. The variables used, including competence, independence, and audit fees. Samples were taken by using purposive sampling method. Regression models were used in this study is a model of data analysis. The results showed that competence and audit fess affect the quality of the audit partially, but independence does not affect the quality of the audit partially. Simultaneously, all the variables used in this research affect the quality of the audit.
xii
ABSTRAK
Kualitas audit didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan penyimpangan dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas auditor menemukan salah saji bergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi), sementara probabilitas pelaporan salah saji bergantung pada independensi auditor. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi kualitas audit tersebut. Adapun variabel yang digunakan, meliputi kompetensi, independensi, dan audit fee. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi dan audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit secara parsial, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit secara parsial. Secara simultan, semua variabel yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas audit.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRACT ... xi
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 7
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4Kegunaan Penelitian... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10
2.1 Auditing ... 10
2.1.1 Pengertian Auditing ... 10
2.1.2 Standar Auditing ... 13
2.1.2.1 Pengertian Standar Auditing ... 13
2.1.2.2 Tujuan Standar Auditing ... 14
2.1.2.3 Fungsi Standar Auditing ... 14
xiv
2.1.3.1 Pengertian Bukti Audit ... 15
2.1.3.2 Tipe Bukti Audit ... 16
2.1.3.3 Cukup atau Tidaknya Bukti Audit ... 21
2.1.3.4 Kompetensi Bukti Audit ... 22
2.1.3.5 Prosedur Audit ... 25
2.1.4 Jenis-jenis Auditing ... 28
2.2 Auditor ... 32
2.2.1 Pengertian Auditor ... 32
2.2.2 Jenis-jenis Auditor ... 32
2.2.3 Kualifikasi Auditor... 37
2.3 Kompetensi ... 40
2.3.1 Kompetensi Auditor Individual... 41
2.3.2 Kompetensi Audit Tim ... 42
2.3.3 Kompetensi Dilihat dari Sudut Pandang KAP ... 43
2.3.4 Pengetahuan ... 47
2.3.5 Pengalaman ... 50
2.4 Independensi ... 51
2.4.1 Lama Hubungan dengan Klien ... 54
2.4.2 Tekanan dari Klien ... 56
2.4.3 Telaah dari Rekan Auditor ... 58
2.4.4 Jasa Nonaudit ... 59
2.5 Audit Fee ... 60
xv
2.6.1 Pengalaman Melakukan Audit ... 65
2.6.2 Memahami Industri Klien ... 66
2.6.3 Responsif atas Kebutuhan Klien ... 67
2.6.4 Taat pada Standar Umum ... 68
2.6.5 Keterlibatan Pimpinan KAP ... 69
2.6.6 Keterlibatan Anggota Tim Audit ... 69
2.6.7 Independensi Anggota Tim Audit ... 70
2.6.8 Komunikasi Tim Audit dan Manajemen Klien ... 72
2.7 Kerangka Pemikiran ... 72
2.8 Pengembangan Hipotesis ... 73
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 77
3.1 Objek Penelitian ... 77
3.2 Tipologi Penelitian ... 79
3.2.1 Tingkat Kristalisasi Masalah ... 79
3.2.2 Metode Pengumpulan Data ... 79
3.2.3 Tujuan Penelitian ... 80
3.2.4 Dimensi Waktu... 81
3.2.5 Ruang Lingkup Topik Bahasan ... 81
3.3 Variabel, Indikator Variabel, dan Skala Pengukuran ... 81
3.3.1 Variabel Independen ... 81
3.3.2 Variabel Dependen ... 82
3.4 Populasi dan Sampel ... 83
xvi
3.4.2 Sampel ... 83
3.5 Analisis Data ... 84
3.6 Metode Pengembangan Instrumen ... 85
3.7 Uji Instrumen Penelitian ... 86
3.7.1 Uji Validitas ... 86
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 87
3.8 Uji Asumsi Klasik ... 88
3.8.1 Uji Normalitas ... 88
3.8.2 Uji Multikolinieritas ... 88
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ... 89
3.9 Penarikan Kesimpulan ... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91
4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 91
4.2 Profil Responden ... 93
4.2.1 Responden menurut Jenis Kelamin ... 93
4.2.2 Responden menurut Usia ... 94
4.2.3 Responden menurut Jabatan ... 95
4.2.4 Responden menurut Lama Bekerja ... 96
4.2.5 Responden menurut Pendidikan Terakhir ... 97
4.3 Uji Instrumen Penelitian ... 98
4.3.1 Uji Validitas ... 98
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 102
xvii
4.4.1 Uji Normalitas ... 106
4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 107
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 109
4.5 Uji Regresi ... 110
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 116
5.1 Simpulan ... 116
5.2 Saran ... 117
5.3 Implikasi ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 120
LAMPIRAN ... 124
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Nama dan Alamat KAP di Bandung ... 77
Tabel 3.2 Tipologi Penelitian ... 79
Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel... 82
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuisioner ... 93
Tabel 4.2 Responden menurut Jenis Kelamin ... 94
Tabel 4.3 Responden menurut Usia ... 95
Tabel 4.4 Responden menurut Jabatan ... 96
Tabel 4.5 Responden menurut Lama Bekerja ... 97
Tabel 4.6 Responden menurut Pendidikan Terakhir ... 98
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1) ... 99
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi (X2) ... 100
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Audit Fee (X3) ... 100
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit (Y) ... 101
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X1) ... 103
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi (X2) ... 104
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Fee (X3) ... 105
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit (Y) ... 106
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ... 107
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ... 108
Tabel 4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 110
xx
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Determinasi ... 112
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Surat Persetujuan Izin Penelitian
KAP Drs. Ronald Haryanto ... 125
Lampiran B Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Abubakar Usman ... 126
Lampiran C Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Af. Rahman & Soetjipto Ws. ... 127
Lampiran D Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Sabar ... 128
Lampiran E Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin, Msc. ... 129
Lampiran F Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Peddy H. F. Dasuki ... 130
Lampiran G Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Roebiandini ... 131
Lampiran H Surat Persetujuan Izin Penelitian KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi ... 132
Lampiran I Kuisioner Penelitian ... 133
Lampiran J Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi ... 140
Lampiran K Hasil Uji Validitas Variabel Independensi ... 141
Lampiran L Hasil Uji Validitas Variabel Audit Fee ... 143
xxii
Lampiran N Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi ... 147
Lampiran O Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi ... 148
Lampiran P Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Fee ... 149
Lampiran Q Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit ... 150
Lampiran R Hasil Uji Normalitas ... 151
Lampiran S Hasil Uji Multikolinieritas ... 152
Lampiran T Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik bisnis
dan penyelenggaraan administrasi pemerintahan, mau tidak mau, berada dalam
tekanan berat konflik kepentingan sehingga banyak profesi akuntan juga terseret
ke dalam praktik-praktik yang tidak etis (Agoes & Ardana, 2009:158). Di
Amerika Serikat terjadi berbagai mega skandal yang melihatkan kantor akuntan
publik besar, seperti dalam kasus Enron, Worldcom, Adelphia, Merck, Lucent
Technologies, dan lain-lain pada tahun 2001 hingga 2002. Kantor akuntan publik besar di Amerika Serikat dianggap ikut terlibat membantu manajemen perusahaan
dalam melakukan window-dressing. Sebagai implikasi mega skandal yang terjadi
di Amerika Serikat berada di titik terendah sejak tragedi Black September yang
mengakibatkan runtuhnya menara kembar World Trade Center di New York pada
tahun 2001. Indeks harga saham gabungan di bursa saham New York berada pada
titik terendah. Kondisi tersebut mendorong pemerintah Amerika Serikat
memberlakukan Sarbanes Oxley Act pada tahun 2002 (Purba, 2012:12).
Di Indonesia pada tahun 2002, Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan
Indonesia menjatuhkan sanksi terhadap 10 (sepuluh) kantor akuntan publik
berdasarkan rekomendasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) yang dianggap telah melakukan pelanggaran berat saat melakukan audit
2
Indonesia (BLBI) yang dilikuidasi pada tahun 1998. Pada tahun yang sama, Badan
Pengawas Pasar Modal juga menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 100 juta
kepada Ludovicus Sensi Wandabio, salah seorang akuntan publik pada kantor
akuntan publik besar di Indonesia, karena dianggap lalai dalam melakukan audit
terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma, Tbk. Kemudian, pada tahun 2003,
United States Securities Exchange Commision (US-SEC) di Amerika Serikat menolak laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena KAP Eddy
Pianto yang mengaudit perusahaan tersebut tidak terdaftar pada US-SEC.
Penolakan tersebut mengakibatkan perombakan direksi PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Pada tahun 2006, Justinus Sidharta, seorang akuntan publik yang
bekerja pada kantor akuntan publik berskala menengah dibekukan izinnya karena
dianggap lalai dalam melaksanakan audit terhadap laporan keuangan PT Great
River, Tbk (Purba, 2012:13).
Menurut Arens et al (2008:42-45), untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dalam audit, auditor harus berpedoman pada standar auditing.
Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional, seperti
kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti. Standar auditing
yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori, yaitu standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum menekankan
pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor yang meliputi pelatihan
dan kecakapan teknis yang memadai, independensi sikap mental, dan kecermatan
profesional. Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan
3
mensyaratkan bahwa laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) dan juga mengidentifikasikan keadaan di mana GAAP tidak diterapkan
secara konsisten dalam tahun berjalan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin bahwa profesi
akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat umum,
pemerintah, dan pihak-pihak lain yang mengandalkan kredibilitas laporan
keuangan yang telah diaudit (Munawir, 1999:59). Sampai saat ini belum ada
definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Hal ini disebabkan tidak adanya
pemahaman umum mengenai faktor penyusunan kualitas audit dan sering terjadi
konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Pengukuran kualitas audit
membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih
banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara
langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya
kantor akuntan publik (Yulianti, 2008 dalam Tjun Tjun et al, 2012:34).
Menurut pendapat De Angelo (1981), kualitas audit merupakan
probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada
sistem akuntansi klien. Probabilitas untuk menemukan pelanggaran bergantung
pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas untuk melaporkan pelanggaran
bergantung pada independensi auditor, yang diterjemahkan dari:
“The quality of audit services is defined to be the market-assessed joint probability that a given auditor will both (a) discover a breach in the
client’s accounting system, and (b) report the breach. The probability that
4
technological capabilities, the audit procedures employed on a given audit, the extent of sampling, etc. The conditional probability of reporting a discovered breach is a measure of an auditor’s independence from a
given client.”
Hal tersebut juga diungkapkan dalam penelitian empiris Christiawan
(2002:83) yang mengutip pernyataan AAA Financial Accounting Standards
Committee tentang SEC Auditor Independence Requirements (2000) bahwa
kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi, yang
diterjemahkan dari:
“Good quality audits require both competence (expertise) and
independence. These two qualities have direct effects on actual audit quality, as well as potential interactive effects. In addition, financial statement users’ perceptions of audit quality are a function of their
perceptions of both auditor independence and expertise.”
Kusharyanti (2003:25) mengatakan bahwa penelitian mengenai kualitas
audit penting bagi KAP agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya meningkatkannya. Bagi pemakai
jasa audit, penelitian ini penting agar dapat menilai KAP mana yang konsisten
dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya.
Munawir (1999:32) berpendapat bahwa profesi akuntan berhubungan erat
dengan kemampuan atau kompetensi orang yang bersangkutan untuk bertindak
sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Kompetensi seorang
auditor ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut: (1) pendidikan formal tingkat
universitas, (2) pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan (3)
pendidikan profesional yang berkelanjutan (continuing professional education)
selama menjalani karir sebagai auditor. Jadi, untuk mencapai keahlian sebagai
5
memadai dalam lingkup teknisnya, yang kemudian dikembangkan melalui
pengalaman praktik auditing, secara eksplisit harus memiliki pengalaman yang
cukup dalam bidang profesinya sebagai dasar pertimbangan dalam pelaksanaan
pekerjaannya. Seorang auditor juga harus menguasai ilmu pengetahuan yang lain,
seperti ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, manajemen perusahaan,
pemasaran, hukum dagang, hukum pajak, akuntansi biaya, sistem akuntansi,
statistik, pembelanjaan dan analisa keuangan, bahasa inggris, serta pengendalian
dan sebagainya.
Mulyadi (2002:26) pun berpendapat mengenai kompetensi, yaitu karena
dunia usaha selalu mengalami perubahan dan perkembangan, maka akuntansi
yang merupakan penyedia informasi keuangan bagi masyarakat bisnis tidak bisa
tidak harus selalu mengikuti perubahan dan perkembangan tersebut. Akuntan
publik juga perlu selalu mengikuti perkembangan bidang akuntansi agar tetap
dapat menyediakan jasa yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan formal dan pelatihan teknik yang pada awal memasuki profesi akuntan
publik telah dipenuhi oleh seorang akuntan publik perlu diperbarui setiap saat
untuk menyesuaikan dengan perkembangan bidang akuntansi. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, organisasi profesi akuntan publik harus senantiasa
menyediakan kesempatan bagi anggota profesinya untuk mengikuti pendidikan
profesional berkelanjutan (continuing professional education).
Faktor kedua yang menentukan kualitas audit adalah independensi. Sikap
mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik
6
harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan
kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Di samping itu, auditor tidak
hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi ia harus
pula menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat
meragukan independensinya. Dengan demikian, di samping auditor harus
benar-benar independen, ia masih juga harus menimbulkan persepsi di kalangan
masyarakat bahwa ia benar-benar independen (Mulyadi, 2002:27).
Independensi menurut Agoes & Hoesada (2009:9-10) adalah keterlepasan
dari masalah audit yang ingin dipecahkan, ketidakpedulian akan dampak hasil
audit kepada sesuatu pemangku kepentingan dan diri auditor sendiri, penolakan
atas pemaksaan kehendak pemangku kepentingan untuk merekayasa hasil audit,
penolakan menyimpulkan hasil audit ketika bukti terbatasi atau belum memadai.
Independensi dinyatakan dalam praktik bukan diucapkan karena makin banyak
diucapkan, makin berisiko dan makin tidak dipercaya publik. Independensi selalu
dikuatkan oleh ikatan profesi auditor melalui pelatihan atau rapat kerja tanpa perlu
diketahui oleh pemangku kepentingan.
Tidak hanya kompetensi dan independensi yang menjadi faktor penentu
kualitas audit, tetapi juga audit fee ikut menentukan audit yang berkualitas.
Menurut Whisenant et al (2003) yang dikutip dalam penelitian Berty Wahyu Putri
(2012:61), biaya audit adalah pendapatan (fee) yang besarnya bervariasi karena
hal tersebut bergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit, seperti
keuangan klien (financial of client), ukuran perusahaan klien (client size), ukuran
7
industri (industry expertise), dan efisiensi teknologi yang dimiliki oleh auditor
(technological efficiency of auditors).
Ramy Elitzur & Haim Falk (1996:259) berdasarkan penelitiannya
mengemukakan bahwa ketika audit fee telah ditentukan, maka auditor independen
yang lebih efisien akan melakukan perencanaan pada tingkat kualitas audit yang
lebih tinggi daripada auditor yang kurang efisien dan audit fee yang lebih tinggi
dapat memotivasi auditor untuk meningkatkan kualitas audit, yang diterjemahkan
dari:
“We find that when audit fees are fixed, then a more efficient independent
auditor will plan on a higher level of audit quality than a less efficient auditor. We also find that higher fees may motivate auditors to increase
audit quality.”
Hal tersebut serupa dengan pendapat Bambang Hartadi (2012:85) yang
mengemukakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul et al (2006) dan
Dhaliwal et al (2008). Abdul et al (2006) menemukan bukti bahwa fee memang
secara signifikan mempengaruhi kualitas audit dan penelitian yang dilakukan oleh
Dhaliwal et al (2008) pun menemukan bukti bahwa audit fee secara signifikan
mempengaruhi kualitas audit.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
2. Bagaimana pengaruh independensi terhadap kualitas audit?
3. Bagaimana pengaruh audit fee terhadap kualitas audit?
4. Bagaimana pengaruh kompetensi, independensi, dan audit fee terhadap
kualitas audit?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka maksud dan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.
2. Pengaruh independensi terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh audit fee terhadap kualitas audit.
4. Pengaruh kompetensi, independensi, dan audit fee terhadap kualitas audit.
1.4Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi kantor akuntan publik, penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan bagi kantor akuntan publik dalam menjaga dan meningkatkan
kualitas kerjanya.
2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan, baik teori yang dipelajari selama studi maupun praktik yang
diterapkan pada suatu kantor akuntan publik, serta untuk memenuhi
persyaratan akademis dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
9
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang keterkaitan antara kompetensi, independensi, dan audit fee dengan
kualitas audit, serta menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji bidang pengauditan, yaitu pengaruh kompetensi, independensi,
116
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan mengenai
pengaruh kompetensi, independensi, dan audit fee terhadap kualitas audit,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh
terhadap kualitas audit secara parsial. Hal ini dikarenakan salah satu
faktor penunjang kualitas audit adalah kompetensi sebab dalam
menentukan kualitas audit, ada kemungkinan bahwa auditor akan
menemukan penyimpangan dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas
auditor menemukan salah saji tersebut bergantung pada kompetensi
sehingga jika auditor memiliki kompetensi yang memadai, maka
kualitas audit pun akan meningkat.
2. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit secara parsial. Hal ini diduga
terjadi karena salah satu komponen indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel independensi adalah jasa nonaudit dan lamanya
hubungan dengan klien. Indikator tersebut diduga tidak selamanya
berpengaruh terhadap independensi dan akhirnya tidak mempengaruhi
117
3. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa audit fee berpengaruh
terhadap kualitas audit secara parsial. Hal ini berarti bahwa audit fee
yang tinggi akan mengakibatkan kualitas audit pun meningkat sebab
auditor akan melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit secara
lebih baik dibanding dengan audit fee yang rendah sebab jika auditor
kehilangan klien akibat tidak melaksanakan penugasan dengan baik,
maka auditor juga akan kehilangan audit fee di masa mendatang.
4. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi, independensi,
dan audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit secara simultan. Hal
ini berarti bahwa kompetensi, independensi, dan audit fee jika
dilakukan secara bersama-sama, maka akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas audit.
5.2Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara
kompetensi dan audit fee dengan kualitas audit, walaupun independensi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit tetapi berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi,
independensi, dan audit fee memiliki peran penting dalam menentukan kualitas
audit.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan, penulis memberikan
beberapa saran, antara lain hendaknya KAP dapat meningkatkan dan
118
dapat dipercaya oleh klien dan masyarakat luar serta dapat menghasilkan
auditor-auditor yang handal dan bermutu. Selain itu, para auditor-auditor eksternal hendaknya
memiliki kesadaran diri sendiri bahwa menjadi auditor eksternal tidak hanya
wajib memiliki kompetensi, tetapi juga independensi serta selalu menjalankan
kode etik akuntan publik dalam melaksanakan penugasan.
Faktor-faktor yang menentukan kualitas audit tidak hanya kompetensi,
independensi, dan audit fee. Penelitian berikutnya diharapkan dapat meneliti
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit dengan pertimbangan
penggunaan sampel yang lebih banyak.
5.3Implikasi
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel yang relatif sedikit,
yaitu 45 responden. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengambil
sampel yang lebih banyak untuk menambah keakuratan hasil penelitian yang
diperoleh.
Selain itu, penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan variabel
independen yang sudah sangat umum, yaitu kompetensi dan independensi.
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan variabel independen
lain yang belum atau jarang ada untuk mengukur kualitas audit, seperti besaran
KAP, auditor tenure, audit fee, jasa nonaudit, dan pilihan pemakai jasa audit.
Penelitian ini pun dilakukan dengan hanya menggunakan delapan KAP di
Bandung sebagai objek penelitian. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
119
objek penelitian untuk menambah keakuratan hasil penelitian yang diperoleh atau
120
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. (2009). Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Agoes, Sukrisno dan Hoesada, Jan. (2009). Bunga Rampai Auditing. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
American Accounting Association. (1972). Report of The Committee on Basic Auditing Concepts. The Accounting Review. Volume 47. Hal: 15-74.
American Accounting Association. (2001). SEC Auditor Independence Requirements. AAA Financial Accounting Standards Committee, vol: 15, no: 4, hal: 373-386.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi Keduabelas. Jilid Satu. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Arisinta, Octaviana. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, no: 3, hal: 266-278.
Batubara, Rizal Iskandar. (2008). Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Bawasko Medan). Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Castellani, Justinia. (2008). Kompetensi dan Independensi Auditor Pengaruhnya pada Kualitas Audit. Trikonomika, vol: 7, no: 2, hal: 114-121.
Christiawan, Yulius Jogi. (2002). Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol: 4, no: 2, hal: 79-92.
Cooper, Donald R. dan Emory, C. William. (1995). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Lima. Jilid Satu. Editor: Damos Sihombing dan Yati Sumiharti. Penerbit Erlangga: Jakarta.
121
DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, hal: 183-199.
Elitzur, Ramy dan Falk, Haim. (1996). Planned Audit Quality. Journal of Accounting and Public Policy, hal: 247-269.
H. M., Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2004/2005. Penerbit BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Hanny, Lingga, Ita Salsalina, dan Meythi. (2011). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Laporan Penelitian. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.
Hartadi, Bambang. (2012). Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, no: 1, vol: 16, hal: 84-103.
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/32836/8/FAKTOR-FAKTOR-
YANG-MEMPENGARUHI-PENENTUAN-FEE-AUDIT-OLEH-KANTOR-AKUNTAN-PUBLIK-DI-MALANG.pdf. Diakses tanggal 23 Oktober 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor. Diakses tanggal 21 Oktober 2014.
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2013/Bandung.pdf. Diakses tanggal 21 Oktober 2014.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Kadhafi, Muhammad, Nadirsyah, dan Abdullah, Syukriy. (2014). Pengaruh Independensi, Etika, dan Standar Audit terhadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi, vol: 3, no: 1, hal: 93-103.
Kusharyanti. (2003). Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, hal: 25-34.
122 Kompetensi, Independensi, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol: 4, no: 1, hal: 92-109.
Nurchasanah, Rizmah dan Rahmanti, Wiwin. (2003). Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, hal: 47-66.
Pratistha, K. Dwiyani dan Widhiyani, Ni Luh Sari. (2014). Pengaruh Independensi Auditor dan Besaran Fee Audit terhadap Kualitas Proses Audit. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol: 6, no: 3, hal: 419-428.
Pratiwi, Komang Asri, Astika, I. B. Putra, dan Suputra, I. D. G. Dharma. (20XX). Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor pada Kualitas Audit dengan Due Professional Care sebagai Variabel Intervening di Kantor Akuntan Publik (KAP) se-Provinsi Bali. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana. Bali.
Purba, Marisi P. (2012). Profesi Akuntan Publik di Indonesia: Suatu Pembahasan Kritis terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta.
Puspitosarie, Endah dan A. T., Marjani. (2012). Pengaruh Audit Fee, Kondisi Perusahaan, dan Profesionalisme, serta Hubungan Klien dengan Akuntan terhadap Pendapat/Opini Akuntan Berkaitan dengan Independensi Studi pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, vol: 1, no: 1, hal: 27-40.
Putri, Berty Wahyu. (2012). Penentuan Kualitas Audit Berdasarkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Biaya Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, vol: 1, no: 4, hal: 60-64.
Rapina, Saragi, Lili Marlen, dan Carolina, Verani. (2010). Pengaruh Independensi Eksternal Auditor terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, no: 2.
123
123
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Editor: Apri Nuryanto. Penerbit CV Alfabeta: Bandung.
Suharli, Michell dan Nurlaelah. (2008). Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit: Investigasi pada BUMN. JAAI, vol: 12, no. 2, hal: 133-148.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Editor: Dhewiberta Hardjono. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Tjun, Lauw Tjun, Marpaung, Elyzabeth Indrawati, dan Setiawan, Santy. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, vol: 4, no: 1, hal: 33-56.