APLIKASI HSM-20G SEBAGAI SENSOR SUHU PADA
PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
T U G A S A K H I R
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
MISSRIANTO
082408035
PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : APLIKASI HSM-20G SEBAGAI SENSOR SUHU PADA
PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA8535
Kategori : LAPORAN PROYEK
Nama : MISSRIANTO
No Induk Mahasiswa : 082408035
Program Studi : DIPLOMA III (D3) FISIKA INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2011
Disetujui oleh :
Program Studi Fisika Instrumentasi
Ketua, Pembimbing,
Dr. Susilawati, M.Si. (Drs. Kurnia Brahmana, M.Si ) NIP. 197412072000122001 NIP. 196009201986011001
PERNYATAAN
APLIKASI HSM-20G SEBAGAI SENSOR SUHU PADA PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya
Medan, 10 Juni 2011
MISSRIANTO
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dalam waktu yang telah ditetapkan.
ABSTRAK
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan Penulisan ... 2
1.4. Batasan Masalah ... 2
1.5. Sistematika Penulisan ... 3
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Sensor Suhu dan kelembaban HSM-20G ... 4
2.2. Mikrokontroler ATMega 8535... 5
2.2.1. Fitur ATMega 8535 ... 6
2.2.2. Konfigurasi ATMega 8535 ... 7
2.2.3. Peta Memori ... 10
2.2.4. Status Register (SREG)... 11
2.2.5. Program Code-Vision AVR ... 14
2.2.6. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)...16
Bab 3 Rancangan Sistem 3.1. Diagram Blok Sistem ... 17
3.3. Rangkaian Power Supply... 19
3.4. Rangkaian Driver Kipas ... 20
3.5. Perancangan Sensor Suhu HSM-20G... 21
3.6. Relay... 22
3.7. Pengaplikasian LCD ... 23
3.9. Flowchart Program ... 24
Bab 4 Pengujian Rangkaian 4.1. Pengujian Sensor HSM-20G... 25
4.2. Pengujian Sistem Minimum ATMega 8535 ... 25
4.3. Pengujian Rangkaian Driver Kipas ... 25
4.4. Pengujian LCD... 25
4.5. Pengujian Rangkaian Power Supply ... 25
4.6. Pengujian Rangkaian secara keseluruhan ... 26
4.7. Program Code-Vision AVR... 26
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 39
5.2 Saran... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1. HSM-20G Sensor Suhu dan Kelembaban... 4
Gambar2.2. Pin ATMega 8535 ... 7
Gambar2.3. Status Register ATMega 8535 ... 11
Gambar2.4. Form pembuatan program micro chip (CodeVisionAVR) ... 15
Gambar2.5. Rangkaian LCD...16
Gambar3.1. Diagram Blok Sistem...17
Gambar3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum...18
Gambar3.3. Rangkaian Skematik Power Supply...19
Gambar3.4. Rangkaian Relay Pengendali Kipas... 20
Gambar3.5. Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD ke konektor.. 23
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Port B ATMega 8535... 8
Tabel 2.2. Konfigurasi Pin Port D ATMega 8535... 9
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dalam waktu yang telah ditetapkan.
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berbagai jenis teknologi telah banyak diciptakan oleh manusia untuk dapat mempermudah
manusia dalam melakukan pekerjaannya. Sebagai salah satu teknologi yang berkembang ialah
teknologi di bidang pengukuran suhu dan kelembaban. Alat pengukur suhu dan kelembaban
sangat banyak diperlukan dalam hal-hal tertentu. Contohnya,pada suatu gudang penyimpanan
sangat penting diperhatikan suhu dan kelembaban dari ruangan gudang tersebut untuk
menyimpan barang dengan baik, pada ruang server komputer juga dibutuhkan suhu tertentu agar
server tetap dapat bekerja dengan baik, begitu juga pada inkubator universal, suhu dan
kelembabannya harus diperhatikan dan masih banyak lagi aplikasi lainnya.
Berangkat dari hal tersebut penulis ingin membuat aplikasi HSM-20G sebagai sensor
suhu pada penetas telur otomatis berbasis ATMEGA 8535 dengan pengaturan suhu dan
kelembaban dengan menggunakan mikrokontroller ATMega 8535 sebagai pusat
kendalinya, sensor HSM-20G sebagai sensor suhu dan kelembaban ,LCD sebagai penampilnya,
PSA, Trafo, Relay, Heater dan Kipas. Hasil menunjukkkan Mikrokontroler ATMega 8535
mempunyai input berbentuk sensor suhu, sensor ini akan mendeteksi suhu dan kelembabanyang
berada dalam Inkubtor dan menampilkannya pada LCD. Inkubator menggunakan sebuah heater
yang berfungsi sebagai pemanas dengan cara kerja mengeluarkan panas yang berlebih pada
Inkubator dan menggunakan 8 buah lampu yang berfungsi sebagai pengatur suhu,pengatur jam,
pengatur menit, dan pengaturan kelembaban sehingga Inkubator akan bekerja secara otomatis.
Alat ini bekerja secara otomatis dengan merespon berapa besar suhu dan kelembaban
yang dideteksi oleh sensor suhu dan kelembaban, Mikrokontroler kemudianmemproses suhu dan
kelembaban tersebut dan memberikan output yang telah diprogram sebelumnya.Suhu dan
kelembaban ini kemudian ditampilkan pada LCD. Heater dan lampu akan menyala apabila ada
1.2. Rumusan Masalah
Laporan proyek ini membahas tentang software pemrograman dan hardware pada perakitan
penetas telur otomatis yang terdiri dari sensor suhu dan kelembaban HSM-20G,
Mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pusat kendalinya, LCD sebagai tampilannya, Relay,
Heater, Trafo, PSA dan Kipas.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan proyek ini adalah untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga (D-III)
Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi pengontrolan dan
elektronika sebagai bidang diketahui.
3. Merancang suatu alat pengukuran suhu dan kelembaban pada penetas telur otomatis
untuk Kemudian ditampilkan pada LCD dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega
8535.
4. Mengetahui cara kerja sensor HSM-20G berbasis Mikrokontroler AtMega 8535.
5. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja penetas telur
otomatis Memakai HSM-20G Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535.
1.4. Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas Penulis Merancang penetas telur otomatis Memakai HSM-20G
Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535, dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pembahasan mikrokontroler Atmega 8535.
2. Sensor yang digunakan adalah HSM-20G sebagai sensor suhu dan kelembaban.
3. Pembahasan hanya meliputi rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535, HSM-20G,
beserta programnya.
4. Pembahasan hanya sebatas pemrograman mikrokontroler dan interfacing
5. Pengujian alat tidak dilakukan pada kondisi yang ekstrim (mis: lemari
Pendingin, tungku pemanas, dll).
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang,rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu
antara lain tentang Mikrokontroler Atmega 8535, HSM-20G , bahasa
program yang dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler
Atmega 8535 dan komponen pendukung.
BAB III : RANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat , yaitu blok dari
rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir
dari program yang diisikan ke Mikrokontroler ATMega 8535.
BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian dan hasil pengujian dari
Masing – masing pada rangkaian serta di isikan program ke
mikrokontroler
ATMega 8535.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah
rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sensor Suhu dan Kelembaban HSM-20G
Sensor HSM-20G adalah sensor pengukur kelembaban dan temperatur. Dimana wujud
darihumidity tersebut seperti gambar dibawah ini
Gambar 2.1. Sensor HSM-20G
Sensor humidity HSM-20G dimana kelembaban relatif bisa di konversi ke tegangan keluaran
yang standart. Macam- macam dari jenis aplikasi yang dapat digunakan oleh sensor ini adalah
lembab,dan sangat lembab, untuk AC,data loggers kelembaban, automotive climate control, dll.
Sensor ini mempunyai beberapa karekteristik dimana batas input tegangan DC 5±0.2
volt, batas output tegangan adalah sebesar DC 1-3volt, akurasi pengukuran ±5%RH, operasi arus
maksimum 2mA, batas storage RH 0-99%RH, batas operasi RH 20-95%(100%RH intermittent),
kondensasi transient <3%RH, batas storage temperatur -200C - 700C, batas operasi temperatur
00C-500C, hysteresis (RH@250C) maksimal 2%RH, sangat linier, respon waktu (63%
perubahan step) 1 menit. Semua standart alat ini berdasarkan variasi kelembaban di bawah
60%RH pada saat 250C. kelengkapan semua tes-tes yang ada, module ini akan melewati batas
Grafik 1. Kurva Respon HSM-20G Pada 250C (3)
Pada grafik 1 diatas dapat terlihat jelas bagaimana hubungan antara nilai kelembaban dan
tegangan keluaran yang membentuk garis linier karena kelembaban berbanding lurus dengan
tegangan keluaran. Pada table 1 diatas dapat dilihat range atau batas untuk nilai kelembaban pada
sensor ini sebagaimana terlihat bahwa nilai tengan keluaran berbanding lurus dengan persentase
kelembaban. Nilai yang tertera diatas bahwa nilai batas kelembaban maksimum 90%RH dan
batas minimum 10%RH dengan tegangan 0.74volt dan maksimal 3.19 volt.
2.2. Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler merupakan sebuah single chip yang didalamya telah dilengkapi dengan CPU
(Central Prosessing Unit); RAM ( RandomAcces Memory); ROM ( Read only Memory), Input,
dan Output, Timer\ Counter, Serial com port secara spesifik digunakan untuk aplikasi –aplikasi
control dan buka aplikasi serbaguna. Mikrokontroler umumnya bekerja pada frekuensi
4MHZ-40MHZ. Perangkat ini sering digunakan untuk kebutuhan kontrol tertentu seperti pada sebuah
penggerak motor. Read only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dengan keperluannya, sesuai dengan susunan MCS-51. Memory penyimpanan
program dinamakan sebagai memory program.Random Acces Memory (RAM) isinya akan begitu
sirna IC kehilangan catudaya dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM
yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Mikrokontroler biasanya dilengkapi dengan UART (Universal Asychoronous
Receiver Transmitter) yaiut port serial komunikasi serial asinkron, USART (Universal
Asychoronous\Asy choronous Receiver Transmitter) yaitu port yang digunakan untuk
Serial Port Interface), SCI ( Serial Communication Interface ), Bus RC ( Intergrated circuit Bus
) merupakan 2 jalur yang terdapat 8 bit, CAN ( Control Area Network ) merupakan standard
pengkabelan SAE (Society of Automatic Enggineers).
Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program
pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar,sedangkan rutin-rutin antar muka
pernagkat keras disimpan dalm ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler,
perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM
yang ukurannya relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan
sedrhana sementara, termasuk register-register yang digunakan pada Microctroller yang
bersangkutan.
Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secar luas pada dunia industri.
Banyak sekali penelitian atau proyek mahasiswa yang menggunakan berbagai versi
mikrokontroler yang dapat dibeli dengan harga yang relative murah. Hal ini dikarenakan
produksi misal yang dilakukan oleh para produse chip seperti Atmel, Maxim, dan Microchip.
Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hampir setiap peralatan elektronika canggih.
Alat-alat canggih pun sekarang ini sangat bergantung pada kemampuan mikrokontroler tersebut.
Mikrikontroler AVR memilki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock, berbeda
dengan instruksi CS51 yang membutuhkan siklus 12 clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua
jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVRberteknologi RISC
(Reduce Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex
Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapatdikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu
keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsiektur dan instruksi
yang digunakan, mereka bias dikatakan hampir sama.
2.2.1. Fitur ATMega 8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
16MHz.
Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.2.2. Konfigurasi ATMega 8535
Konfigurasi pin ATMega 8535 bisa dilihat pada gambar 2.3. di bawah ini. Dari gambar tersebut
dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega 8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus , yaitu
Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer Oscilat.
6. Port D (PD0.. PD7 merupakan pin I/O dua arah dan fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.
1. PORT A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (
dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih
dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A
yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A
juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D coverter.
2. PORT B
Merupakan 8 bit directional port I/O. setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (
dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih
dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B
yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki
untuk fungsi\fungsi alternatif khusus seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Port B ATMega 8535
PORT PIN FUNGSI KHUSUS
PB0 T0 = timer/ counter 0 external counterinput
PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input
PB2 AINO = analog comparator positive input
PB3 AINI =analog comparator negative input
PB4 SS = SPI slave select input
PB5 MOSI = SPI bus master output/slave input
PB6 MISO = SPI bus master input/slave output
3. PORT C
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (
dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih
dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C
yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, DUA pin port C (PC6
dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscilator untuk timer/counter 2.
4. PORT D
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (
dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih
dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D
yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga
memiliki untuk fungsi\fungsi alternatif khusus.
Tabel 2.2.Konfigurasi Pin Port D ATmega8535
Port Pin Fungsi Khusus
PD0 RDX (UART input line)
PD1 TDX (UART output line)
PD2 INT0 ( external interrupt 0 input ) PD3 INT1 ( external interrupt 1 input )
PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output) PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match
output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
5. RESET
selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.
6. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscilator amplifier dan input ke internal clock operating
circuit.
7. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscilator amplifier.
8. Avcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal
terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
9. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasional ADC, suatu level
tegangan antara AGND dan Avcc harus diberikan ka kaki ini.
10. AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board
memiliki analog ground yang terpisah.
2.2.3. Peta Memori
AVR ATMega8535 memilii ruang pengalamatan memori data dan memori programyang
terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register umum, 64 buah register
I/O, dan 512 byte SRAM Interanal. Register keperluan umum menempati space data pada alamt
terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan control
terhadapmikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F.
Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan mengatur fungsi terhadap berbagai
peripheral mikrokontroller, seperti contoh register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan
sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat tabel ini. Alamat
memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan
$25F. Konfigurasi memori dapat kita ketahui dimana, memori program yang terletak dalam flash
PEROM tersususn dalam word atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau
32-bit, AVR ATMega8535 memiliki KByte 12-bit program Counter (PC) sehingga mampu
mengalamati isi flash. Selain itu AVR ATMega8535 juga memiliki memori data berupa
ini adalah gambar memori program AVR ATMega8535.
2.2.4. Status register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan,
ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Gambar 2.3. Status Register ATMega 8535
1. Bit 7-I: Global Interrupt Enable
Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu, dapat kita aktifkan interupsi
mana yang akan digunakan dengan cara meng-enable bit kontrol register yang
bersangkutan secara individu. Bit akan di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu
oleh hardware, dan bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset
kembali oleh instruksi RETI.
2. Bit 6-T:Bit Copy Storage
Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan
dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit
T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T dapat disalin kembali
ke suatu bit dalam register GPR menggunakan instruksi BLD.
3. Bit 5-H: Half Carry Flag
4. Bit 4-S: Sign Bit
Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan flag V
(komplemen dua overflow).
5. Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag
6. Bit 2-N: Negative Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N akan
diset.
7. Bit 1-Z: Zero Flag
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
8. Bit 0-C: Carry Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.
Port I/O pada mikrokontroller ATmega8535 dapat difungsikan sebagai input dan juga
sebagai output dengan keluaran high atau low.Untuk mengatur fungsi portI/O sebagai input
ataupun output, perlu dilakukan setting pada DDR dan port. Logika port I/O dapat diubah-ubah
dalam program secara byte atau hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit I/O dapat
dilakukan menggunakan perintah cbi (clear bit I/O)untuk menghasilkan output low atau perintah
sbi (set bit I/O)untukmenghasilkan output high. Pengubahan secara byte dilakukan dengan
perintah in atau out yang menggunakan register bantu. I/O merupakan bagian yang paling
menarik dan penting untuk diamati karena I/O merupakan bagian yang bersangkutan dengan
komunikasi mikrokontroller dengan dunia luar. Selain port I/O, bagian ini juga menyediakan
informasi mengenai berbagai peripheral mikrokontroller yang lain, seperti ADC, EEPROM,
UART, dan Timer. Komponen yang tercakup dalam workspace I/O meliputi berbagai register
berikut :
1. AD_CONVERTER; register: ADMUX, ADCSR, ADCH, ADCL
2. ANALOG_COMPARATOR; register: ACSR
3. CPU; register: SREG, SPH, SPL, MCUCR, MCUCSR, OSCCAL, SFIOR,
SPMCR.
4. EEPROM; register: EEARH, EEARL, EEDR, EECR
5. External_Interrupt; register: GICR, GIFR, MCUCR, MCUCSR
6. PORTA; register: PORTA, DDRA, dan PINA
7. PORTB; register: PORTB, DDRB, dan PINB
8. PORTC; register: PORTC, DDRC, dan PINC
9. PORTD; register: PORTD,DDRD, dan PIND
11. TIMER_COUNTER_0; register: TCCR0, TCNT0, OCR0, TIMSK, TIFR,
SFIOR
12. TIMER _COUNTER_1; register: TIMSK, TIFR, TCCR1A, TCCR1B,
TCNT1H, TCNT1L, OCR1AH, OCR1AL, OCR1BL, ICR1H, 1CR1L
13. TIMER_COUNTER_2; register: TIMSK, TIFR, TCRR2, TCNT2, OCR2,
ASSR, SFIOR
14. TWI; register: TWBR, TWCR, TWSR, TWDR, TWAR
15. USART; register: UDR, UCSRA, UCSRB, UCSRC, UBRRH, UBRRL
16. WATCDOG; register: WDTCR
Adapun komponen-komponen yang dapat diamati melalui I/O pada workspace
sebagai berikut :
1. Isi register
- R0 sampai dengan R15
- R16 sampai dengan R13
2. Processor
Adapun Instruksi I/O adalah sebagai berikut :
1. in; membaca data I/O Port atau internal peripheral register{Timers,UART, ke
dalam register}
2. Out; menulis data sebuah register ke I/O Port atau internal peripheral register.
3. Idi (load immediate); untuk menulis konstanta ke register sebelum konstanta
4. Sbi (set bit in I/O); untuk membuat logika high satu bit I/O register.
5. Cbi ( clear bit in I/O); untuk membuat logika low satu bit I/O register.
6. Sbic (skip if bit in I/O is cleared); untuk mengecek apakah bit I/O register clear.Jika ya, skip
satu perintah dibawahnya.
7. Sbis (skip if bit in I/O is set); untuk mengecek apakah bit I/O register set. Jika
ya, skip satu perintah dibawahnya. Data yang dipakai dalam mikrokontroller ATmega8535
dipresentasikan dalam sistem bilangan biner, desimal, dan bilangan heksadesimal. Data yang
terdapat di mikrokontroller dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik (penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian)maupun operasi nalar (AND, OR, dan EOR /eksklusif OR).
AVR ATmega8535 memiliki tiga buah timer, yaitu:
1. Timer/counter 0 (8 bit)
2. Timer/ counter 1 (16 bit)
3. Timer/counter 2 (8 bit)
Karena ATmega8535 memiliki 8 saluran ADC maka untuk keperluan konversi sinyal analog
menjadi data digital yang berasal dari sensor dapat langsung dilakukan prosesor utama. Beberapa
karakteristik ADC internal ATmega8535 adalah
1. Mudah dalam pengoperasian.
2. Resolusi 10 bit.
3. Memiliki 8 masukan analog.
4. Konversi pada saat CPU sleep.
5. Interrupt waktu konversi selesai.
2.2.5. Program Code-Vision AVR
Untuk mengaktifkan micro sistem akuisisi data, penerima sinyal control dan sistem transmisi
data maka terlebih dahulu mikrokontroller tersebut diberi program dengan cara mendownload
Gambar 2.4. Form pembuatan program micro chip (CodeVisionAVR).
Software CodeVision AVR merupakan C Compiler untuk mikrokontroler AVR. Pada
CodeVision telah disediakan editor yang berfungsi untuk membuat program dalam bahasa C,
setela melakukan proses kompilasi kita dapat mengisikan program yang telah dibuat ke dalam
memory pada mikrokontroler menggunakan programmer yang telah disediakan oleh CodeVision
AVR. Programmer yang didukung oleh CodeVision Programmer Cable dapat diintegrasik
dengan CodeVision AVR, terlebih dahulu harus dilakukan konfigurasi sebagai berikut:
-Jalankan Software CodeVision AVR. -Pilih menu Setting . Programmer.
-Pilih tipe programmer
-Lalu klik tombol OK.
Catatan: Proses ini hanya dapat dilakukan pada saat ada project yang telah dibuat atau dibuka.
2.2.6. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2. Untuk blok
ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD,
pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output
mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan potensio sebesar 5 KΩ untuk mengatur
kontras karakter yang tampil.
Gambar 2.5. Rangkaian LCD
Rangkaian ini terhubung ke PB.0 .... PB.7, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin
fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi
khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display
BAB 3
RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem
Gambar 3.1. Gambar Blok Sistem
Tombol Setting
µ
C
Relay
Buzzer
Setting
T/RH
Relay
Heater 1
Heater 2
Relay
Kipas
Jam
3.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 8535
Gambar 3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 8535
Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum Mikrokontroler ATMega 8535 dapat
dilihat pada gambar di atas. Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor
30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif rendah).
Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.Untuk men-download file
heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler
dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari
Vreg
Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi
keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak
dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi mensupplay arus dan tegangan ke seluruhrangkaian yang ada.
Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt
digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian atau dengan kata lain enghidupkan
seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke relay .
Gambar 3.3. Rangkaian Skematik Power Supply
Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.3 di atas. Trafo stepdown yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt
AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya.
LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi
sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator
tegangan(LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan
3.4. Rangkaian Driver Kipas
Untuk mengendalikan kipas tidak dapat langsung dikendalikan mikrokontroler tetapi terlebih
dahulu harus melalui driver. Driver ini pengendali dengan menggunakan relay, sehingga kipas
yang dikendalikan dapat menggunakan arus AC atau DC tanpa perlu khawatir akan merusak
mikrokontroler.
Keluran dari mikrokontroler akan masuk ke basis transistor NPN C945, sehingga jika
keluaran mikrokontroler high mak transistor akan satu rasi, sehingga arus akan mengalir dari Vcc
masuk ke kolektor dan diteruskan ke emitter. Ketika relay bekerja maka tegangan 12V DC akan
disalurkan dan kipas akan menyala.
Gambar 3.4. Rangkaian Relay Pengendali Kipas
Transistor C945 dalam keadaan saturasi jika I B(sat) =15 mAmp. Keluaran dari DATA
tegangannya sebesar 5V (High). Maka IB = 4,3 mA sehingga IB IB(sat), dan transistor akan saturasi
ketika data bernilai High dan arus akan mengalir pada kumparan relay, dioda IN4004 berfungsi
3.5. Perancangan Sensor HSM-20G
Tabel 2.3. Pin sensor humidity
Pada gambar diatas terlihat jelas konfigurasi mulai dari gambar hingga tabel pada sensor
kelembaban dan temperatur ini. Dimana pada setiap kaki tentu mempunyai fungsi yang
berbeda-beda untuk dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Pada sensor ini ada 4
kaki yaitu untuk kelembaban, temperatur, ground, dan juga Vcc.
Spesifikasi:
- Input Voltage: DC 5.0 + / - 0.2V
- Voltase Output: 1.0 DC - 3.0V
- Pengukuran akurasi + / - 5% RH
- Operasi maksimum saat ini: 2mA
- Penyimpanan RH mulai 0 sampai 99% RH
- Operasi RH kisaran 20-95% RH (100% RH intermiten)
- Kondensasi Transient <3% RH
- Suhu penyimpanan-20C ke 70C
- Suhu operasi 0C untuk 50C
- histeresis (RH @ 25C) RH Max 2%
- Linearitas
- Waktu Respon (63% langkah perubahan) 1 min
- Dimensi (L W *) 34mm * 22mm
3.6. Relay
Relay adalah suatu rangkaian switch magnetic yang bekerja bila mendapat catu dan
suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada
rangkaian adalah arus DC (Direct Curent).
Relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika kawat
mendapatkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya listrik
magnet sehingga berpindah posisi kekutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini aka
bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali keposisi semula
yaitu normaly ON atau normaly OFF, bila tiada arus yang mengalir maka, posisi normal relay
tergantung pada jenis relay yang termakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada keadaan
yang diinginkan pada suatu rangkaian. Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi:
1. Normaly open (ON), saklar akan terbuka bila dialiri arus.
2. Normaly close (OFF), saklar akan tertutup bila dialiri arus.
3. Change over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya
tertutup lam, bila kumparan satu dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A,
sebaliknya bila kumparan dua dialiri arus maka saklar terhubung ke terminal B.
Relay yang digunakan adalah basis transistor yan.g dialiri oleh arus dari kolektor ke emitter yang
mengakibatkan relay terhubung. Fungsi dioda pada rangkaian adalah untuk melindungi transistor
dari tegangan induksi berlebih dimana tegangan ini dapat merusak transistor.
Jika transistor pada basis tidak ada arus maju maka transistor terbuka sehingga arus tidak
mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada
3.7. Pengaplikasian LCD
Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke
mikrokontroler dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
BAB 4
PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1. Pengujian Sensor HSM-20G
Sensor ini bekerja dengan sangat baik, Sensor humidity HSM-20G dapat mendeteksi
suhu dan kelembaban inkubatortersebut. Tetapi dalam pengujian ini, sensor yang ditampilkan
pada layar LCD susah data yang tetap yang telah diatur sebelumnya dari push buttom, tetapi
setelah kita hidupkan, kita masih dapat juga mengubahnya dengan mengatur push buttom
tersebut.
4.2. Pengujian Sistem Minimum ATMega 8535
Karena pemrograman robot menggunakan mode ISP (In System Programming) mikrokontroler
harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat
dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya
jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega8535.
4.3. Pengujian Rangkaian Driver Kipas
Keluran dari mikrokontroler akan masuk ke basis transistor NPN C945, sehingga jika keluaran
mikrokontroler high maka transistor akan satu rasi, sehingga arus akan mengalir dari Vcc masuk
ke kolektor dan diteruskan ke emitter. Ketika relay bekerja dan kelembaban yang dicek minimal
dari pengaturan maka tegangan 12V DC akan disalurkan dan kipas akan menyala.
4.4. Pengujian LCD
Rangakaian LCD diuji dengan menampilakan karakter dengan perintah sebagai berikut :
Start T8 12:33
T : 26.9 RH : 90.9%
Setelah kita mulai dengan menekan tombol 8, maka tampilan LCD akan tertulis: Running, begitu
seterusnya. Jika kita menekan push bottonnya, maka pengaturan yang kita buat semuanya akan
ditampilkan pada layar LCD, dimana LCD tersebutdilengkapi juga dengan Trimpot 10 k yang
4.5. Pengujian Rangkaian Power Supply
Pengujian rangkaian ini dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan
multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran
sebesar 5 volt. Setelah itu rangkaian power supply dihubungkan ke sumber arus listrik dan saklar
ON/OFF nya diaktifkan ke posisi ON.
4.6. Pengujian Rangkaian Keseluruhan
Secara elektronis rangkaian telah bekerja dengan baik, output dari mikrokontroler dapat
mengirimkan data ke LCD. Tampilan pada LCD dapat menampilkan suhu dan kelembaban
inkubator yang dikirimkan oleh sensor (dalam hal ini HSM-20G).
4.7. Program Code-Vision AVR
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.03.4 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2008 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include <mega8535.h>
#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
#define tombol_exit PIND.5
#define tombol_m PIND.0
#define tombol_j PIND.1
// 2 setting
#define tombol_rh PIND.3
#define tombol_t PIND.4
#define relay_kipas PORTC.7
#define relay_heater_1 PORTC.6
#define relay_heater_2 PORTC.5
#define buzzer PORTC.4
unsigned char h,m,s;
unsigned int nilai_adc [4] = {0};
unsigned char idx;
unsigned int eeprom rh_min, t_max;
unsigned int rh_set, t_set;
unsigned char buf[33];
// I2C Bus functions
#asm
.equ __i2c_port=0x15 ;PORTC
.equ __sda_bit=1
.equ __scl_bit=0
#endasm
#include <i2c.h>
// DS1307 Real Time Clock functions
#include <ds1307.h>
// Alphanumeric LCD Module functions
#asm
.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB
#endasm
#include <lcd.h>
#include <delay.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
// External Interrupt 0 service routine
if (tombol_exit == 0)
// Timer 0 overflow interrupt service routine
interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void)
// Timer 1 overflow interrupt service routine
interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void)
{
TCNT1H=0xF0;
TCNT1L=0x00;
// Place your code here
rtc_get_time(&h, &m, &s);
}
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=T State6=T State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 7.200 kHz
// Clock source: System Clock
// Clock value: 7.200 kHz
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: On
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x05;
TCNT1H=0xF0;
TCNT1L=0x00;
ICR1L=0x00;
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// INT0 Mode: Falling Edge
// INT1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 57.600 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
// ADC High Speed Mode: Off
// ADC Auto Trigger Source: None
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x87;
SFIOR&=0xEF;
// I2C Bus initialization
i2c_init();
// DS1307 Real Time Clock initialization
// Square wave output on pin SQW/OUT: Off
// Place your code here
sprintf(buf,"T:%02u.%01u RH:%02u.%01u%c",t_get/10,t_get%10,
}
if (t_get > (t_max+3))
{
buzzer = 1;
delay_ms(100);
buzzer = 0;
delay_ms(250);
}
if (rh_get < rh_min)
{
buzzer = 1;
delay_ms(100);
buzzer = 0;
delay_ms(250);
buzzer = 1;
delay_ms(100);
buzzer = 0;
delay_ms(500);
}
};
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari evaluasi hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalamtugas proyek ini.
Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah :
1. Penggunaan mikrokontroler dengan ADC internal dapat menyederhanakan
rangkaian yang di rancang.
2. Sensor suhu dan kelembaban HSM-20G cukup baik dalam pengukuran suhu.
3. Perpaduan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor suhu HSM-20G
membuat rangkaian lebih sederhana, karena ADC sudah terintegrasi
langsung di dalam mikrokontroler ATMega 8535.
4. Tampilan LCD membuat alat ini lebih menarik dan teks terbaca cukup
jelas.
5.2. Saran
1. Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan sistem dari alat ini
akan dapat lebih baik lagi hasilnya.
2. Pembuatan beberapa variasi wadah yang digunakan dalam pengujiannya akan
lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Nalwan Paulus. 2004. Panduan Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul
LCD M1632. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler
ATMega8535. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler Perancangan
Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex media Komputindo.
Elektur, 1996. 302 Rangkaian Elektronika. Penerjemah P.Pratomo dkk. Jakarta:
Percetakan PT.Gramedia.
Lingga, W. 2006. Belajar sendiri Pemrograman AVR ATMega8535. Yogyakarta:
LAMPIRAN
Sensor Kelembaban & Suhu
Sensor HSM-20G adalah sensor pengukur kelembaban dan temperatur. Dimana wujud darihumidity tersebut seperti gambar dibawah ini
Gambar 2.6.1 Sensor Humidity & Temperatur HSM-20G
Sensor humidity HSM-20G dimana kelembaban relatif bisa di konversi ke tegangan keluaran yang standart. Macam- macam dari jenis aplikasi yang dapat digunakan oleh sensor ini adalah lembab,dan sangat lembab, untuk AC,data loggers kelembaban, automotive climate control, dll.
Sensor ini mempunyai beberapa karekteristik dimana batas input tegangan DC 5±0.2 volt, batas output tegangan adalah sebesar DC 1-3volt, akurasi pengukuran ±5%RH, operasi arus maksimum 2mA, batas storage RH 0-99%RH, batas operasi RH 20-95%(100%RH intermittent), kondensasi transient <3%RH, batas storage temperatur -200C - 700C, batas operasi temperatur 00C-500C, hysteresis (RH@250C) maksimal 2%RH, sangat linier, respon waktu (63%
perubahan step) 1 menit.
Grafik 2.6.1 Kurva Respon HSM-20G Pada 250C (3)
Pada grafik 1 diatas dapat terlihat jelas bagaimana hubungan antara nilai kelembaban dan tegangan keluaran yang membentuk garis linier karena kelembaban berbanding lurus dengan tegangan keluaran.
Pada table 1 diatas dapat dilihat range atau batas untuk nilai kelembaban pada sensor ini sebagaimana terlihat bahwa nilai tengan keluaran berbanding lurus dengan persentase
kelembaban. Nilai yang tertera diatas bahwa nilai batas kelembaban maksimum 90%RH dan batas minimum 10%RH dengan tegangan 0.74volt dan maksimal 3.19 volt.
Tabel 2.6.1 Pin sensor humidity
Spesifikasi:
- Input Voltage: DC 5.0 + / - 0.2V - Voltase Output: 1.0 DC - 3.0V - Pengukuran akurasi + / - 5% RH - Operasi maksimum saat ini: 2mA
- Penyimpanan RH mulai 0 sampai 99% RH
- Operasi RH kisaran 20-95% RH (100% RH intermiten) - Kondensasi Transient <3% RH
- Suhu penyimpanan-20C ke 70C - Suhu operasi 0C untuk 50C
- histeresis (RH @ 25C) RH Max 2%
- jangka panjang stabilitas (drift khas per tahun) + / - 1,5% - Linearitas