Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
PERANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS MEMAKAI
LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR
ADE GUSTRIANI HASIBUAN 062408063
PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
PERANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja Saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2009
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Pada Tugas Akhir ini penulis membahas masalah yang berjudul “Perancangan
Inkubator Telur Otomatis Memakai LM35 Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535”.
Alat ini berfungsi menjaga temperatur telur yang berada di dalamnya agar tetap hangat
. Dalam hal ini digunakan suhu ruang inkubator sebagai objek yang diatur. Simulasi
inkubator telur ini menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535, sensor suhu LM35,
PSA, Trafo, Relay, LCD, Lampu dan Kipas. Mikrokontroler ATMega 8535
mempunyai input berbentuk sensor suhu, sensor ini akan mendeteksi suhu yang
berada dalam Inkubtor dan menampilkannya pada LCD. Inkubator menggunakan
sebuah kipas yang berfungsi sebagai pendingin dengan cara kerja mengeluarkan panas
yang berlebih pada Inkubator dan menggunakan 3 buah lampu yang berfungsi sebagai
pemanas, sehingga Inkubator akan bekerja secara otomatis. Alat ini bekerja secara
otomatis dengan merespon berapa besar suhu yang dideteksi oleh sensor suhu,
Mikrokontroler kemudian memproses suhu tersebut dan memberikan output yang
telah diprogram sebelumnya. Suhu ini kemudian ditampilkan pada LCD. Kipas dan
lampu akan menyala secara otomatis apabila ada perubahan suhu yang disesuaikan
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penulisan ... 2
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ... 3
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Sensor Suhu IC LM35 ... 5
2.2. Mikrokontroler ATMega 8535... 7
2.2.1. Fitur ATMega 8535 ... 9
2.2.2. Konfigurasi ATMega 8535 ... 10
2.2.3. Peta Memori ... 14
2.2.4. Status Register (SREG) ... 16
2.3. Bahasa Basic Menggunakan BASCOM ... 20
2.3.1. Karakter Dalam BASCOM ... 20
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
2.3.3. Variabel ... 22
2.3.4. Alias ... 23
2.3.5. Konstanta ... 24
2.3.6. Operasi-Operasi Dalam BASCOM... 24
2.3.7. Aplikasi dengan LCD ... 26
Bab 3 Rancangan Sistem 3.1. Diagram Blok Sistem ... 29
3.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 8535 ... 30
3.3. Rangkaian Power Supply ... 31
3.4. Rangkaian Driver Kipas ... 33
3.5. Perancangan Sensor Suhu LM35 ... 34
3.6. Relay ... 35
3.7. Pengaplikasian LCD ... 36
3.8. Lampu Pujar ... 37
3.9. Flowchart Program ... 38
Bab 4 Pengujian Rangkaian 4.1. Pengujian Sensor LM35 ... 40
4.2. Pengujian Sistem Minimum ATMega 8535 ... 41
4.3. Pengujian Rangkaian Driver Kipas ... 42
4.4. Pengujian LCD ... 43
4.5. Pengujian Rangkaian Power Supply ... 43
4.6. Pengujian Rangkaian secara keseluruhan ... 43
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1Kesimpulan ... 50
5.2Saran ... 51
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2.1. LM35 Basic Temperature Sensor ... 5
Gambar2.2. Bentuk Fisik LM35 ... 7
Gambar2.3. Pin ATMega 8535 ... 11
Gambar2.4. Konfigurasi Memori Data AVR ATMega 8535 ... 15
Gambar2.5. Status Register ATMega 8535 ... 16
Gambar3.1. Diagram Blok Sistem... 29
Gambar3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535 ... 30
Gambar3.3. Rangkaian Skematik Power Supply ... 32
Gambar3.4. Rangkaian Relay Pengendali Kipas... 33
Gambar3.5. Koneksi LM35 ... 34
Gambar3.6. Rangkaian Skematik Konektor Yang Dihubungkan Dari LCD Mikrokontroler ... 36
Gambar3.7. Rangkaian Skematik Konektor Yang Dihubungkan Dari LCD Ke Mikrokontoler ... 37
Gambar3.8. Flowchart Program ... 36
Gambar4.1. Informasi Signature Mikrokontroler... 41
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Port B ATMega 8535 ... 12
Tabel 2.2. Konfigurasi Pin Port D ATMega 8535... 13
Tabel 2.3. Karakter Spesial ... 21
Tabel 2.4. Tipe Data BASCOM ... 22
Tabel 2.5. Tabel Operator Relasi ... 25
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai jenis teknolog telah banyak diciptakan oleh manusia untuk mempermudah
manusia dalam melakukan pekerjaannya. Sebagai salah satu teknologi yang
berkembang ialah teknologi di bidang pengukuran suhu. Alat pengukur suhu sangat
banyak diperlukan dalam hal-hal tertentu. Contohnya, pada suatu gudang
penyimpanan sangat penting diperhatikan suhu dari ruangan gudang tersebut untuk
menyimpan barang dengan baik, pada ruang server komputer juga dibutuhkan suhu
tertentu agar server tetap dapat bekerja dengan baik, begitu juga pada inkubator telur,
suhu harus diperhatikan dan masih banyak lagi aplikasi lainnya.
Berangkat dari hal tersebut penulis ingin membuat inkubator telur dengan
pengaturan suhu dengan menggunakan mikrokontroller ATMega 8535 sebagai pusat
kendalinya, sensor LM35 sebagai sensor suhu, LCD sebagai penampilnya, PSA,
Trafo, Relay, Lampu dan Kipas. Hasil menunjukkkan Mikrokontroler ATMega 8535
mempunyai input berbentuk sensor suhu, sensor ini akan mendeteksi suhu yang
berada dalam Inkubtor dan menampilkannya pada LCD. Inkubator menggunakan
sebuah kipas yang berfungsi sebagai pendingin dengan cara kerja mengeluarkan panas
yang berlebih pada Inkubator dan menggunakan 3 buah lampu yang berfungsi sebagai
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Alat ini bekerja secara otomatis dengan merespon berapa besar suhu yang
dideteksi oleh sensor suhu, Mikrokontroler kemudian memproses suhu tersebut dan
memberikan output yang telah diprogram sebelumnya. Suh ini kemudian ditampilkan
pada LCD. Kipas dan lampu akan menyala secara otomatis apabila ada perubahan
suhu yang disesuaikan dengan programnya.
1.2. Rumusan Masalah
Laporan proyek ini membahas tentang perangkat keras yang meliputi perakitan
inkobator penetas telur yang terdiri dari sensor suhu LM35, Mikrokontroler ATMega
8535 sebagai pusat kendalinya beserta software pemrogramannnya, LCD sebagai
tampilannya, Relay, Trafo, PSA, Lampu Pijar dan Kipas.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan proyek ini adalah untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga
(D-III) Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi
pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.
3. Merancang suatu alat pengukuran suhu pada inkubator telur untuk kemudian
ditampilkan pada LCD dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
5. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja
Inkubator Telur Otomatis Memakai LM35 Berbasis Mikrokontroler ATMega
8535.
1.4. Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas Penulis Merancang Inkubator Telur Otomatis Memakai
LM35 Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535, dengan batasan-batasan sebagai
berikut :
1. Pembahasan mikrokontroler Atmega 8535.
2. Sensor yang digunakan adalah LM35 sebagai sensor suhu.
3. Pembahasan hanya meliputi rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535,
LM35, beserta programnya.
4. Pembahasan hanya sebatas pemrograman mikrokontroler dan interfacing
untuk pemrograman dari komputer ke mikrokontroler tidak dibahas.
5. Pengujian alat tidak dilakukan pada kondisi yang ekstrim (mis: lemari
pendingin, tungku pemanas, dll).
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, penulis membuat sistematika
penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari pengukuran suhu Inkubator Telur
Otomatis dengan sensor LM35 berbasis mikrokontroler ATMega 8535, maka penulis
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang,rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu
antara lain tentang Mikrokontroler Atmega 8535, LM35, bahasa
program yang dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler
Atmega 8535 dan komponen pendukung.
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat , yaitu blok dari
rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir
dari program yang diisikan ke Mikrokontroler ATMega 8535.
BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian dan hasil pengujian dari
masing-masing rangkaian serta program yang diisikan ke
Mikrokontroler ATMega 8535.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah
rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan
perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Sensor Suhu IC LM35
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat
dkalibrasikan langsung, LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor
seperti pada gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1. LM35 basic temperature sensor
Sensor suhu adalah suatu alat untuk mendeteksi atau mengukur suhu pada
suatu ruangan atau system tertentu yang kemudian diubah keluarannya menjadi
besaran listrik, misalnya LM35.
LM35 merupakan sensor temperature yang paling banyak digunakan untuk
praktek, karena selain harganya cukup murah juga linearitasnya lumayan bagus.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu
menjadi besaran elektri tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap
kenaikan 10C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 1500C.
Pada perancangan kita tentukan keluaran ADC mencapai full scale pada saat
suhu 1000C, sehingga keluaran tranduser (10mV/0C x 1000C) = 1V.
Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0,3V
(300mV).Tegangan ini diolah dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal
agar sesuai dengan tahapan masukan ADC. LM35 memiliki kelebihan-kelebihan
sebagai berikut:
1. Di kalibrasi langsung dalam Celsius
2. Memiliki factor skala linear +10.0mV/0C 3. Memilki ketetapan 0,50C pada suhu 250C
4. Jangkauan maksimal suhu antara -550C sampai 1500C 5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
6. Harganya cukup murah
7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt
8. Memilki arus drain kurang dari 60µAmp
9. Pemanasan sendiri yang lambat (low self-heating)
10.0,080C di udara diam
11.Ketidak linearannya hanya sekitar ±1/40C
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperature yang akurat yang
tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilki kelebihan
dibandingkan sensor temperature linear dalam satuan Kelvin, karena tidak
memerlukan pembagian dengan konstanta tegangan yang besar keluarannya untuk
mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memilki impedansi
keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian
membuat proses interface untuk membaca atau mengontrol sirkuit lebih mudah. Pin
V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin
Vout – yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke
vin (+) dan ADC 0840.
Gambar 2.2. bentuk fisik lm35
2.2. Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler merupakan sebuah single chip yang didalamya telah dilengkapi
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Mikrokontroler umumnya bekerja pada frekuensi 4MHZ-40MHZ. perangkat ini sering
digunakan untuk kebutuhan kontrol tertentu seperti pada sebuah penggera motor.
Read only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dengan keperluannya, sesuai dengan susunan MCS-51. Memory
penyimpanan program dinamakan sebagai memory program.
Random Acces Memory (RAM) isinya akan begitu sirna IC kehilangan catu daya dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Mikrokontroler biasanya dilengkapi dengan UART (Universal Asychoronous Receiver Transmitter) yaiut port serial komunikasi serial asinkron, USART (
UniversalAsychoronous\Asy choronous Receiver Transmitter) yaitu port yang digunakan untuk komunikasi serial asinkron dan asinkron yang kecepatannya 16 kali
lebih cepat dari Uart, SPI ( Serial Port Interface), SCI ( Serial Communication Interface ), Bus RC ( Intergrated circuit Bus ) merupakan 2 jalur yang terdapat 8 bit, CAN ( Control Area Network ) merupakan standard pengkabelan SAE (Society of Automatic Enggineers).
Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya
program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar,sedangkan
rutin-rutin antar muka pernagkat keras disimpan dalm ruang ROM yang kecil.
Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar
artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya relative lebih besar,
sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sedrhana sementara,
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secar luas pada dunia
industri. Banyak sekali penelitian atau proyek mahasiswa yang menggunakan berbagai
versi mikrokontroler yang dapat dibeli dengan harga yang relative murah. Hal ini
dikarenakan produksi missal yang dilakukan oleh para produse chip seperti Atmel,
Maxim, dan Microchip. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hamper
setiap peralatan elektronika canggih. Alat-alat canggih pun sekarang ini sangat
bergantung pada kemampuan mikrokontroler tersebut. Mikrikontroler AVR memilki
arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit
word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock, berbeda dengan
instruksi MCS51 yang membutuhkan siklus 12 clock. Tentu saja itu terjadi karena
kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR
berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51
berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan
AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,
peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsiektur dan instruksi yang digunakan, mereka
bias dikatakan hampir sama.
2.2.1. Fitur ATMega 8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
16MHz.
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte , dan EEPROM (
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.2.2. Konfigurasi ATMega 8535
Konfigurasi pin ATMega 8535 bisa dilihat pada gambar 2.3. di bawah ini.
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega
8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus , yaitu
Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer Oscilat.
6. Port D (PD0.. PD7 merupakan pin I/O dua arah dan fungsi khusus, yaitu
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3. Pin ATMega 8535
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.
1. PORT A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor ( dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20
mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum port A
digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan
pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D coverter.
2. PORT B
Merupakan 8 bit directional port I/O. setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor ( dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20
mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum port B
digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga
memiliki untuk fungsi\fungsi alternatif khusus seperti yang terlihat pada tabel
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Port B ATMega 8535
PORT PIN FUNGSI KHUSUS
PB0 T0 = timer/ counter 0 external counterinput
PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input
PB2 AINO = analog comparator positive input
PB3 AINI =analog comparator negative input
PB4 SS = SPI slave select input
PB5 MOSI = SPI bus master output/slave input
PB6 MISO = SPI bus master input/slave output
PB7 SCK = SPI bus serial clock
3. PORT C
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor ( dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20
mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu sebelum port C
digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, DUA pin
port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscilator untuk
timer/counter 2.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor ( dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20
mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum port D
digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port
D juga memiliki untuk fungsi\fungsi alternatif khusus.
Tabel 2.2.Konfigurasi Pin Port D ATmega8535
Port Pin Fungsi Khusus
PD0 RDX (UART input line)
PD1 TDX (UART output line)
PD2 INT0 ( external interrupt 0 input ) PD3 INT1 ( external interrupt 1 input )
PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)
PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match
output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low
selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.
6. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscilator amplifier dan input ke internal
clock operating circuit.
7. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscilator amplifier.
8. Avcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara
eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
9. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasional
ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus diberikan ka kaki ini.
10. AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali
jika board memiliki analog ground yang terpisah.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
AVR ATMega8535 memilii ruang pengalamatan memori data dan memori program
yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register umum, 64
buah register I/O, dan 512 byte SRAM Interanal.
Register keperluan umum menempati space data pada alamt terbawah, yaitu $00
sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan control
terhadapmikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga
$5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan mengatur fungsi
terhadap berbagai peripheral mikrokontroller, seperti contoh register, timer/counter,
fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap
dapat dilihat tabel ini. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte,
yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.
Konfigurasi memori data ditunjukkan pada gambar dibawah ini .
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Memori program yang terletak dalam flash PEROM tersususn dalam word
atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit, AVR
ATMega8535 memiliki KByte 12-bit program Counter (PC) sehingga mampu
mengalamati isi flash. Selain itu AVR ATMega8535 juga memiliki memori data
berupa EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000
sampai $1FF. Dibawah ini adalah gambar memori program AVR ATMega8535.
2.2.4. Status Register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang
dilakukan, ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU
mikrokontroler.
Gambar 2.5. Status Register ATMega 8535
1. Bit 7-I: Global Interrupt Enable
Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu, dapat kita aktifkan
interupsi mana yang akan digunakan dengan cara meng-enable bit kontrol
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan bit tidak akan mengizinkan
terjadinya interupsi, serta akan diset kembali oleh instruksi RETI.
2. Bit 6-T:Bit Copy Storage
Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan
dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit
T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T dapat disalin kembali
ke suatu bit dalam register GPR menggunakan instruksi BLD.
3. Bit 5-H: Half Carry Flag
4. Bit 4-S: Sign Bit
Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan flag V
(komplemen dua overflow).
5. Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag
Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.
6. Bit 2-N: Negative Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N akan
diset.
7. Bit 1-Z: Zero Flag
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
8. Bit 0-C: Carry Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.
Port I/O pada mikrokontroller ATmega8535 dapat difungsikan sebagai input
dan juga sebagai output dengan keluaran high atau low.Untuk mengatur fungsi port
I/O sebagai input ataupun output, perlu dilakukan setting pada DDR dan port. Logika
port I/O dapat diubah-ubah dalam program secara byte atau hanya bit tertentu.
Mengubah sebuah keluaran bit I/O dapat dilakukan menggunakan perintah cbi (clear
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
menghasilkan output high. Pengubahan secara byte dilakukan dengan perintah in atau
out yang menggunakan register bantu.
I/O merupakan bagian yang paling menarik dan penting untuk diamati karena
I/O merupakan bagian yang bersangkutan dengan komunikasi mikrokontroller dengan
dunia luar. Selain port I/O, bagian ini juga menyediakan informasi mengenai berbagai
peripheral mikrokontroller yang lain, seperti ADC, EEPROM, UART, dan Timer.
Komponen yang tercakup dalam workspace I/O meliputi berbagai register berikut :
1. AD_CONVERTER; register: ADMUX, ADCSR, ADCH, ADCL
2. ANALOG_COMPARATOR; register: ACSR
3. CPU; register: SREG, SPH, SPL, MCUCR, MCUCSR, OSCCAL, SFIOR,
SPMCR
4. EEPROM; register: EEARH, EEARL, EEDR, EECR
5. External_Interrupt; register: GICR, GIFR, MCUCR, MCUCSR
6. PORTA; register: PORTA, DDRA, dan PINA
7. PORTB; register: PORTB, DDRB, dan PINB
8. PORTC; register: PORTC, DDRC, dan PINC
9. PORTD; register: PORTD,DDRD, dan PIND
10. SPI; register: SPDR, SPSR, SPCR
11. TIMER_COUNTER_0; register: TCCR0, TCNT0, OCR0, TIMSK, TIFR,
SFIOR
12. TIMER _COUNTER_1; register: TIMSK, TIFR, TCCR1A, TCCR1B,
TCNT1H, TCNT1L, OCR1AH, OCR1AL, OCR1BL, ICR1H, 1CR1L
13. TIMER_COUNTER_2; register: TIMSK, TIFR, TCRR2, TCNT2, OCR2,
ASSR, SFIOR
14. TWI; register: TWBR, TWCR, TWSR, TWDR, TWAR
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
16. WATCDOG; register: WDTCR
Adapun komponen-komponen yang dapat diamati melalui I/O pada workspace
sebagai berikut :
1. Isi register
- R0 sampai dengan R15
- R16 sampai dengan R13
2. Processor
Adapun Instruksi I/O adalah sebagai berikut :
1. in; membaca data I/O Port atau internal peripheral register{Timers,UART, ke
dalam register
}
2. Out; menulis data sebuah register ke I/O Port atau internal peripheral register.
3. Idi (load immediate); untuk menulis konstanta ke register sebelum konstanta
itu dituliskan ke I/O port.
4. Sbi (set bit in I/O); untuk membuat logika high satu bit I/O register.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
6. Sbic (skip if bit in I/O is cleared); untuk mengecek apakah bit I/O register
clear.Jika ya, skip satu perintah dibawahnya.
7. Sbis (skip if bit in I/O is set); untuk mengecek apakah bit I/O register set. Jika
ya, skip satu perintah dibawahnya.
Data yang dipakai dalam mikrokontroller ATmega8535 dipresentasikan dalam
sistem bilangan biner, desimal, dan bilangan heksadesimal. Data yang terdapat di
mikrokontroller dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik (penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian)maupun operasi nalar (AND, OR, dan EOR /eksklusif
OR).
AVR ATmega8535 memiliki tiga buah timer, yaitu:
1. Timer/counter 0 (8 bit)
2. Timer/ counter 1 (16 bit)
3. Timer/counter 2 (8 bit)
Karena ATmega8535 memiliki 8 saluran ADC maka untuk keperluan
konversi sinyal analog menjadi data digital yang berasal dari sensor dapat langsung
dilakukan prosesor utama. Beberapa karakteristik ADC internal ATmega8535 adalah
1. Mudah dalam pengoperasian.
2. Resolusi 10 bit.
3. Memiliki 8 masukan analog.
4. Konversi pada saat CPU sleep.
5. Interrupt waktu konversi selesai.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BASCOM-8051 adalah program BASIC compiler berbasis Windows untuk
mikrokontroler keluarga 8051 seperti AT89C51, AT89C2051, dan yang lainnya.
BASCOM-8051 merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi BASIC yang
dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik.
Kita akan membahas penggunaan karakter, tipe data, variable, konstanta,
operasi-operasi aritmatika dan logika, array, dan control program.
2.3.1. Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan
a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special. Adapun karakter yang dimaksud
ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.3. Karakter Spesial
karakter Nama
Blank
‘ Apostrophe
* Asterisk (symbol perkalian)
+ Plus sign
, Comma
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
. Period (decimal point)
/ Slash (division symbol) will be handled as\
: Colon
“ Double quotation mark
; Semicolon
< Less than
= Equal sign (assignment symbol or relational operator)
> Greater than
\ Backspace (integer or word division symbol)
2.3.2. Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya
tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler.
Berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.
Tabel 2.4. Tipe Data BASCOM
Tipe Data Ukuran (byte) Range
Bit 1/8 -
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Integer 2 -32,768 - +32,767
Word 2 0 – 65535
Long 4 -214783648 - +2147483647
Single 4 -
String hingga 254 byte -
2.3.3. Variabel
Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau
penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung
data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang
menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.
Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable:
a. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
b. Karakter biasa berupa angka atau huruf.
c. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
d. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM
sebagai perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator (AND, OR,
DIM, dan lain-lain).
Sebelum digunakan, maka variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu.
Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Cara
pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ diikuti nama tipe datanya. Contoh
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009 Dim nama as byte
Dim tombol1 as word
Dim tombol2 as word
Dim tombol3 as word
Dim tombol4 as word
Dim Kas as string*10
2.3.4. Alias
Dengan menggunakan alias, variabel yang sama dapat diberikan nama yang lain.
Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan
untuk mengganti nama variabel yang telah baku, seperti port mikrokontroler.
LedBar alias P1 Tombol1 alias P0.1 Tombol2 alias P0.2
Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah
kondisi P0.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias untuk
mengakses bit tertentu dari sebuah variabel yang telah dideklarasikan.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009 2.3.5. Konstanta
Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula constant. Konstanta meruupakan
variabel pula. Perbedaannya dengan variabel biasa adalah nilai yang dikandung tetap.
Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah dibaca dan dapat
mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita akan lebih mudah
menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar konstanta bias dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah cara
pendeklarasian sebuah konstanta.
Const Cbyte = &HF
Const Cint = -1000
Const Csingle = 1.1
Const Cstring = “test”
2.3.6. Operasi-operasi Dalam BASCOM
Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi,
membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan
menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah
pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:
a. Operator Aritmatika
Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi +
(tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat
digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.
Operator relasi meliputi:
Tabel 2.5. Tabel Operator Relasi
Operator Relasi Pernyataan
= Sama dengan X = Y
Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan
operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika, yaitu AND,
OR, NOT, dan XOR.
Operator logika biasa juga digunakan untuk menguji sebuah byte
dengan pola bit tertentu, sebagai contoh:
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009 11
d. Operator Fungsi
Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.
2.3.7. Aplikasi dengan LCD (liquid crystal display)
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh compiler BASCOM adalah program yang
menyediakan rutin-rutin khusus untuk menampilkan karakter menggunakan LCD.
Bahkan, kita pun dapat membuat karakter special dengan fasilitas LCD designer.
Antar muka antara LCD dengan ATmega8535 menggunakan mode
antarmuka 4 bit. Selain lebih menghemat I/O, mode demikianpun mempermudah
proses pembuatan PCB-nya. Program berikut akan menjalankan beberapa perintah
yang berkenaan dengan LCD.
$regfile = “8052.dat”
$crystal = 12000000
dim x as byte
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Cursor off
Lcd “<<<< Hebat >>>>”
For x=1 to 16
Penjelasan programnya sebagai berikut:
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Pernyataan di atas merupakan pendeklarasian variable x dengan ukuran byte.
2. Config LCD = 16*2
Oleh karena itu, konfigurasi yang dapat kita lakukan adalah mendeklarasikannya
dilisting program yang kita buat seperti dikontrolkan di atas.
3. CLS
Perintah CLS berfungsi membersihkan atau mengosongkan tampilan LCD.
4. Lowerline
Perintah berfungsi memindahkan kursor ke baris bawah. Karena LCD yang
digunakan adalah LCD 2x16, maka LCD memiliki 2 baris dan kolom.
5. X = 100
Lcd “namaku Satih”
Lowerline
Lcd “Nilaiku selalu”; x
Ketika kita menjalankan perintah di atas, maka keluarannya adalah:
Namaku Satih
Nilaiku selalu 100
Contoh di atas menunjukkan bahwa kita dapat menampilkan isi sebuah variabel
menggunakan LCD hanya dengan menulis.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Perintah digunakan untuk menggeser tampilan LCD ke kiri atau ke kanan
sebanyak 1 langkah. Perintah berguna untuk menampilkan kalimat yang panjang
dan mebuat animasi di LCD.
7. Lcdhex x
Perintah berfungsi mengirim isi sebuah variabel ke LCD dalam format
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
RANCANGAN SISTEM
3.1. Diagram Blok Sistem
Secara umum incubator telur terdiri dari enem blok rangkaian utama. Blok diagram
dari rangkaian dapat dilihat dari gambar berikut ini :
SUHU INKUBATOR
SENSOR SUHU LM35
Mikrokontroler ATMega8535
Keypad
DISPLAY LCD Driver Lampu
Pemanas dan Kipas
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
Dari diagram blok di atas menggambarkan bahwa sistem yang penulis rancang akan
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
mengukur suhu dalam satuan derajat Celcius. Ketika sensor telah mendapatkan suhu
yaitu dengan menerjemahkan sifat fisis suhu menjadi sinyal listrik yaitu perubahan
tegangan output sensor, maka kemudian output ini dibaca oleh ADC internal dari
mikrokontroler ATMega 8535 dan kemudian data dikalkulasikan dengan rumusan
tertentu sehingga pada tahap berikutnya sistem dapat menentukan apakah suhu
inkubator sudah sesuai atau belum. Jika suhu terlalu panas maka kipas akan diaktifkan
tetapi apabila suhu masih dibawah nilai yang ditetapkan maka lampu akan dihidupkan.
Nilai suhu yang sedang di pantau oleh sensor akan ditampilkan ke display LCD
(Liquid Crystal Display).
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 8535
Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum Mikrokontroler ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar di atas.
Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF.
XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada
kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi mensupplay arus dan tegangan ke seluruh
rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt
dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh
rangkaian atau dengan kata lain menghidupkan seluruh rangkaian, sedangkan keluaran
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.3. Rangkaian Skematik Power Supply
Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.3 di atas. Trafo
stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah
dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 F. Regulator
tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt
walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator
apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus
apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan
(LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk mengendalikan kipas tidak dapat langsung dikendalikan mikrokontroler tetapi
terlebih dahulu harus melalui driver. Driver ini pengendali dengan menggunakan
relay, sehingga kipas yang dikendalikan dapat menggunakan arus AC atau DC tanpa
perlu khawatir akan merusak mikrokontroler.
Keluran dari mikrokontroler akan masuk ke basis transistor NPN C945,
sehingga jika keluaran mikrokontroler high mak transistor akan satu rasi, sehingga
arus akan mengalir dari Vcc masuk ke kolektor dan diteruskan ke emitter. Ketika relay
bekerja maka tegangan 12V DC akan disalurkan dan kipas akan menyala.
Gambar 3.4. Rangkaian Relay Pengendali Kipas
Transistor C945 dalam keadaan saturasi jika I B(sat) =15 mAmp. Keluaran dari
DATA tegangannya sebesar 5V (High). Maka IB = 4,3 mA sehingga IB IB(sat), dan
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
kumparan relay, dioda IN4004 berfungsi menahan tegangan balik dari relay ketika
keadaan berubah dari aktif menuju tidak aktif.
3.5. Perancangan Sensor Suhu LM35
Sensor LM35 memiliki tegangan kerja 5 Volt namun outputnya hanya antara 0,01V
sampai 1,00V mengingat LM35 yang digunakan adalah dari seri DZ sehingga range
pengukuran hanya berkisar antara 0-100C dengan perubahan sebesar 10mV per 1C.
Dengan ketelitian yang dimiliki maka sensor tersebut dapat diterapkan langsung
dengan mikrokontroler ATMega8535 yang memiliki ADC internal 10 bit.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Pada gambar diatas output dari LM35 dapat langsung dikoneksikan ke ADC
internal mikrokontroler ATMega8535.
3.6. Relay
Relay adalah suatu rangkaian switch magnetic yang bekerja bila mendapat catu dan
suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada
rangkaian adalah arus DC (Direct Curent).
Relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika
kawat mendapatkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak
mengalami gaya listrik magnet sehingga berpindah posisi kekutub lain atau terlepas
dari kutub asalnya. Keadaan ini aka bertahan selama arus mengalir pada kumparan
relay. Dan relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau normaly OFF,
bila tiada arus yang mengalir maka, posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang termakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada keadaan yang diinginkan
pada suatu rangkaian. Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi:
1 Normaly open (ON), saklar akan terbuka bila dialiri arus.
2 Normaly close (OFF), saklar akan tertutup bila dialiri arus.
3 Change over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya
tertutup lam, bila kumparan satu dialiri arus maka saklar akan terhubung ke
terminal A, sebaliknya bila kumparan dua dialiri arus maka saklar terhubung
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Relay yang digunakan adalah basis transistor yan.g dialiri oleh arus dari
kolektor ke emitter yang mengakibatkan relay terhubung. Fungsi dioda pada
rangkaian adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi berlebih dimana
tegangan ini dapat merusak transistor.
Jika transistor pada basis tidak ada arus maju maka transistor terbuka sehingga
arus tidak mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus
yang mengalir pada gulungan kawat.
3.7. Pengaplikasian LCD
Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke
mikrokontroler dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
mikrokontroler
Gambar 3.7. Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD ke Mikrokontroler
3.8. Lampu Pijar
Pada Inkubator ini digunakan lampu pijar sebagai pencahayaan sekaligus sebagai
pemanas di dalam inkubator. Jika suhu pada incubator terlalu panas maka kipas akan
diaktifkan tetapi apabila suhu masih dibawah nilai yang ditetapkan maka lampu akan
dihidupkan. Inkubator telur otomatis ini menggunakan 3 buah lampu yang berfungsi
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009 Start
Gambar 3.8. Flowchart Program
Penjelasan Flowchart :
- Pertama-tama mikrokontroler menginisialisasi port-port yang akan
digunakan untuk keperluan pembacaan sensor dan port untuk menampilkan
ke LCD.
- Setelah selesai inisilisasi maka sensor LM35 sudah dapat mengirimkan
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
- Data output LM35 dari inkubator yang berupa tegangan akan dikirimkan
ke ADC internal yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega 8535.
- Data yang telah diterima mikrokontroler melalui ADC akan diolah dengan
perumusan tertentu agar nilainya dapat dikonversi menjadi satuan derajat
Celcius.
- Akan dilakukan beberapa syarat yang dilakukan berdasarkan suhu yang
diperoleh.
- Hasil yang berupa derajat Celcius dan Kelvin ini akan ditampilkan ke LCD
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 4
PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1. Pengujian Sensor LM35
Sensor ini bekerja dengan sangat baik, sesuai dengan datasheet yang dikeluarkan
pihak pabrikan. Sensor ini sudah menjadi sensor standar internasional.
Tegangan keluarannya linier dengan perubahan sebesar 10mV untuk setiap
kenaikan atau penurunan sebesar 1oC. Melalui pengujian pada suhu ruangan maupun air yang didinginkankan dan dipanaskan, data keluaran hampir dikatakan sangat baik
karena misalnya ketika suhu pada saat kalibrasi dengan termometer alkohol sebesar
23 oC maka keluaran dari rangkaian LM35 adalah sebesar 0,23V, dan nilai antara keluaran dengan suhu yang terbaca dari termometer sangatlah akurat.
Tabel 4.1. Perbandingan suhu dengan tegangan output LM35
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
18 0.18
19 0.19
20 0.20
27 0.27
37 0.37
50 0.50
70 0.70
80 0.80
96 0.96
4.2. Pengujian Sistem Minimum ATMega 8535
Karena pemrograman robot menggunakan mode ISP (In System Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian
mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini
berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler
ATMega menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
4.3. Pengujian Rangkaian Driver Kipas
Keluran dari mikrokontroler akan masuk ke basis transistor NPN C945, sehingga jika
keluaran mikrokontroler high mak transistor akan satu rasi, sehingga arus akan
mengalir dari Vcc masuk ke kolektor dan diteruskan ke emitter. Ketika relay bekerja
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.2. Rangkaian Relay Pengendali Kipas
Transistor C945 dalam keadaan saturasi jika I B(sat) =15 mAmp. Keluaran dari DATA tegangannya sebesar 5V (High). Maka IB = 4,3 mA sehingga IB IB(sat), dan
transistor akan saturasi ketika data bernilai High dan arus akan mengalir pada
kumparan relay, dioda IN4004 berfungsi menahan tegangan balik dari relay ketika
keadaan berubah dari aktif menuju tidak aktif.
4.4. Pengujian LCD
Rangakaian LCD diuji dengan menampilakan karakter dengan perintah sebagai
berikut :
Cls
LCD “SENSOR SUHU”
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
LCD “LM35”
Perintah di atas menampilkan teks “SENSOR SUHU” pada baris pertama dan
“LM35 dan LM335” pada baris kedua. Dengan tampilnya teks tersebut berarti
menandakan modul LCD bekerja dengan baik.
4.5. Pengujian Rangkaian Power Supply
Pengujian rangkaian ini dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply
menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh
besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Setelah itu rangkaian power supply
dihubungkan ke sumber arus listrik dan saklar ON/OFF nya diaktifkan ke posisi ON.
4.6. Pengujian Rangkaian Keseluruhan
Secara elektronis rangkaian telah bekerja dengan baik, output dari mikrokontroler
dapat mengirimkan data ke LCD. Tampilan pada LCD dapat menampilkan suhu
inkubator yang dikirimkan oleh sensor (dalam hal ini LM35). Pengontrolan lampu dan
exhaust fan juga sudah cukup baik
4.7. Program Bascom
$regfile = "m8535.dat"
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
$hwstack = 32
$swstack = 8
$framesize = 50
Config Porta = Input
Config Portd = Output
Config Portc = Input
Config Portb = Output
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portd.2 , Db5 = Portd.3 , Db6 = Portd.4 , Db7 = Portd.5 ,
E = Portd.1 , Rs = Portd.0
Config Lcd = 16 * 2
Dim I As Integer, A As Integer, B As Integer, C As Integer
Dim Volt As Integer, Volt_d As Integer, K As Integer, L As Integer
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Utama:
Portc = &B11111111
Do
If Pinc.0 = 0 Then Goto Otomatis
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Volt = Volt * 4
Lcd "Lampu 1 Hidup"
Waitms 150
Elseif Pinc.1 = 0 And Portb.5 = 0 Then
Portb 0.5 = 1
Lcd "Lampu 2 Hidup"
Waitms 150
Elseif Pinc.2 = 0 And Portb.4 = 0 Then
Portb 0.4 = 1
Lcd "Lampu 3 Hidup"
Waitms 150
Lcd "Lampu 1 Mati"
Waitms 150
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
Portb 0.5 = 0
Lcd "Lampu 2 Mati"
Waitms 150
Elseif Pinc.2 = 0 And Portb.4 = 1 Then
Portb 0.4 = 0
Lcd "Lampu 3 Mati"
Waitms 150
Elseif Pinc.3 = 0 And Portb.3 = 0 Then
Portb 0.3 = 1
Lcd "Kipas Mati"
Waitms 150
End If
Waitms 50
Loop Until Pinc.4 = 0
Stop Adc
GoTo Utama
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari evaluasi hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini.
Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah :
1. Penggunaan mikrokontroler dengan ADC internal dapat menyederhanakan
rangkaian yang di rancang.
2. Sensor suhu LM35 cukup baik dalam pengukuran suhu.
3. Perpaduan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor suhu LM35
membuat rangkaian lebih sederhana, karena ADC sudah terintegrasi
langsung di dalam mikrokontroler ATMega 8535.
4. Tampilan LCD membuat alat ini lebih menarik dan teks terbaca cukup
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
5. Inkubator ini belum dilengkapi sensor kelembaban sehingga hanya dapat
mengontrol suhu saja.
5.2. Saran
1. Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan sistem dari alat ini
akan dapat lebih baik lagi hasilnya.
2. Dengan menambah sensor kelembaban kita dapat membuat inkubator
yang lebih baik lagi.
3. Diharapakan pembaca dapat memberi saran dan kritik terhadap penulis
dalam perancangan alat ini, dan penulis berharap alat ini dapat
Ade Gustriani Hasibuan : Perancangan Inkubator Telur Otomatis Memakai Lm35 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Nalwan Paulus. 2004. Panduan Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul LCD M1632. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex media Komputindo. Elektur, 1996. 302 Rangkaian Elektronika. Penerjemah P.Pratomo dkk. Jakarta:
Percetakan PT.Gramedia.
Lingga, W. 2006. Belajar sendiri Pemrograman AVR ATMega8535. Yogyakarta: