• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Dahlia Dewantara Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Dahlia Dewantara Medan."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, EKSTRINSIK

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA

PT DAHLIA DEWANTARA

MEDAN

Draft Skripsi Oleh

Juliana Melvawati Sirait 040521227

Departemen Manajemen

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Suatu ungkapan hati yang terdalam penulis mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menyertai dan menuntun penulis disela-sela waktu penulis dalam keadaan suka dan duka, pergumulan hidup dan tantangan dan perjuangan dalam mempertanggungjawabkan segala waktu, materi, pengetahuan, perkuliahan, pekerjaan dan segala aktivitas hidup. Oleh karena berkat yang diberikanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun masih banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, Msc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

2. Ibu Prof Dr.Ritha F.Dalimunthe, SE,M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra.Nisrul Irawati, M.BA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

4. Ibu Dra.Yulinda M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam bimbingan proposal hingga skripsi ini selesai.

5. Bapak Drs.Ami Dilham, Msi, sebagai penguji I, terima kasih banyak buat waktunya yang telah banyak membimbing dan juga memberikan masukan terhadap perbaikan dalam skripsi.

(3)

7. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

8. Bapak Abdul Kadir selaku Pimpinan Cabang dan seluruh staff di PT Dahlia Dewantara yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis menyelesaikan skripsi ini, tks ya buat Piona, B’Yetno, Osin, Novi dan semua staff yang ada di PT Dahlia Dewantara Medan.

9. Buat teman-teman seperjuangan FE-S 1 Extensi,,khususnya stambuk ’04 jurusan MSDM,,,buat Frensi,,tks ya buat smangat dan juga telah banyak membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini,Mika, K’Risma, Nia, dan yang lainnya.

10. Buat teman-teman KO.Gloria,,adek-adek koordinasi,,alumni (Ona,

Dinar,Roy,teman KTB(K’Risda, Era, K’Hotma,Diana,Wasti ) adik PA(Lasria dan Putri),,tks buat doa dan semangat yang diberikan…..

11. Kedua orang tua yang sangat kucintai,Ayahanda J.K. Sirait (+) dan Ibunda Elselyna Batubara, serta abang-abang dan kakak ipar, b’erwin, adikku Nova,,tks buat doa khususnya, perhatian, dorongan,dana dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

12. Serta seluruh pihak yang telah memberi bantuan kepada penulis dalam

(4)

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2008 Penulis

(5)
(6)
(7)

bawah bimbingan Ibu Dra. Yulinda M.SI, Ibu Prof.Dr.Ritha F.Dalimunthe, S.E, M.Si (Ketua Departemen) dan Bapak Drs.Ami Dilham, MSi (Penguji I) Ibu Dra.Frida Ramadani, M.Si (Penguji II)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Dahlia Dewantara. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan di PT Dahlia Dewantara”. Hipotesis dari permasalahan yang ada, yaitu: “Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Dahlia Dewantara”.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Dahlia Dewantara yang berjumlah 40 orang tahun 2007 dan populasi juga merupakan sampel penulis. Teknik pengambilan sample menggunakan Metode Sampling Jenuh. Data dikumpulkan menggunakan Kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Variabel diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda.

Hasil uji Signifikansi individual (Uji Statistik t) menunjukkan bahwa Motivasi yang diwakili motivasi intrinsik, berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja dimana tingkat signifikansiya lebih kecil dari alpha (0,000<0,05), motivasi ekstrinsik berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Kerja karena nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu ( 0,02 < 0,05 ).

Hasil uji serempak (Uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Prestasi Kerja). Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifkansi yang lebih kecil dari alpha (0,000<0,05). Artinya motivasi berpengaruh signifkansi terhadap harga saham secara bersama-sama.

(8)

Tabel 1.1 Jumlah DP yang dicapai PT Dahlia Dewantara

Tahun 2005 – 2007………3

Tabel 1.2 Identifikasi variabel penelitian………..8

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PT Dahlia Dewantara tahun 2005 -2007…47 Tabel 4.1 Usia Responden………...55

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden..……….55

Tabel 4.3 Masa Kerja Responden………56

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Kelamin Responden Penelitian Karyawan PT Dahlia Dewantara………..56

Tabel 4.5 Jawaban Responden terhadap variabel Motivasi Intrinsik…..58

Tabel 4.6 Jawaban Responden terhadap variabel Motivasi Ekstrinsik…58 Tabel 4.7 Jawaban Responden terhadap variabel Prestasi Kerja (Y)…..59

Tabel 4.8 Item Total Statistic………..59

Tabel 4.9 Validitas Butir butir Pertanyaan………..…………61

Tabel 4.10 Reliabilitas Statistic……….61

Tabel 4.11 Coefficients (a)………..………..62

Tabel 4.12 Uji Normaitas..………63

Tabel 4.13 Coefficients (a)…..………..65

Tabel 4.14 Uji Glesjer……….………..66

Tabel 4.15 Model Summary (b)…………..………..68

Tabel 4.16 Annova (b)……….……….69

(9)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Motivasi dan

Prestasi Kerja……….5

Gambar 3.1 Skema Struktur Organisasi PT Dahlia Dewantara………41 Gambar 4.1 Distribusi Normal...64

(10)
(11)

KATA PENGANTAR...i

ABSTRAK...iv

DAFTAR ISI………v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Perumusan Masalah ………4

C. Kerangka Konseptual ………4

D. Hipotesis ………6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….6

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional ………7

2. Defenisi Operasional ………7

3. Skala Pengukulan Variabel………...8

4. Lokasi dan Waktu Penelitian………9

5. Populasi dan Sampel ………9

6. Jenis Data ………9

7. Teknik Pengumpulan Data………...10

(12)

B. Pengertian Motivasi ………15

C. Teori-teori Motivasi ………16

D. Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi………26

E. Prestasi Kerja ………27

F. Metode Penilaian Prestasi Kerja………30

G. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja………...36

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya PT.Dahlia Dewantara... ... ... ... ... ... ... 39

B. Struktur Organisasi Perusahaan PT.Dahlia Dewantara... ... 40

C. Visi dan Misi PT.Dahlia Dewantara... ... ... ... ... ... ... ... ... 46

D. Komposisi Karyawan PT.Dahlia Dewantara... ... ... ... ... ... 47

E. Pemberian Motivasi... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 47

F. Tujuan Pemberian Motivai... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...48

G. Penilaian Prestasi Kerja... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 49

H. Unsur-Unsur Penilaian Prestasi Kerja... ... ... ... ... ... ... ... . 49

I. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Kerja Karyawan... ... 50

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Motivasi dan Prestasi Kerja.. ... ... ... ... ... ... ... ...52

B. Karakter Responden... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..55

C. Pengujian Validitas Instrumen... ... ... ... ... ... ... ... ... ..57

D. Pengujian Reliabilitas Instrumen... ... ... ... ... ... 61

(13)

A. KESIMPULAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 72 B. SARAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 73

(14)

bawah bimbingan Ibu Dra. Yulinda M.SI, Ibu Prof.Dr.Ritha F.Dalimunthe, S.E, M.Si (Ketua Departemen) dan Bapak Drs.Ami Dilham, MSi (Penguji I) Ibu Dra.Frida Ramadani, M.Si (Penguji II)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Dahlia Dewantara. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan di PT Dahlia Dewantara”. Hipotesis dari permasalahan yang ada, yaitu: “Motivasi Intrinsik, Ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Dahlia Dewantara”.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Dahlia Dewantara yang berjumlah 40 orang tahun 2007 dan populasi juga merupakan sampel penulis. Teknik pengambilan sample menggunakan Metode Sampling Jenuh. Data dikumpulkan menggunakan Kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Variabel diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda.

Hasil uji Signifikansi individual (Uji Statistik t) menunjukkan bahwa Motivasi yang diwakili motivasi intrinsik, berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja dimana tingkat signifikansiya lebih kecil dari alpha (0,000<0,05), motivasi ekstrinsik berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Kerja karena nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu ( 0,02 < 0,05 ).

Hasil uji serempak (Uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Prestasi Kerja). Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifkansi yang lebih kecil dari alpha (0,000<0,05). Artinya motivasi berpengaruh signifkansi terhadap harga saham secara bersama-sama.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat hidup berkembang

dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

Lingkungan yang mempengaruhi jalannya organisasi sifatnya selalu berubah.

Oleh karena itu perusahaan memerlukan suatu pola pengaturan dan pengolahan

sumber-sumber ekonomi, faktor-faktor produksi yang tersedia secara terarah dan

terpadu sehingga akan tercapai tujuan perusahaan tersebut apabila memiliki

Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam pekerjaannya.

Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang

mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan

berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan

dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak

mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan

keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu motivasi penting karena dengan

motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias

untuk mencapi prestasi kerja yang tinggi.

Pada suatu perusahaan, perasaan tak puas akan lebih cepat ketahuan pada

diri pegawai daripada perasaan puas. Sama halnya dengan perilaku yang terjadi

secara umum, keluhan cenderung lebih cepat muncul daripada kepuasan. Oleh

karena itu, motivasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk dapat

memperbaiki kinerja pegawai tersebut. Dalam hal ini peranan pimpinan sangat

(16)

hendaknya memberikan perhatian terhadap pegawai dan dapat menciptakan suatu

kondisi kerja yang dapat meningkatkan semangat kerja mereka.

Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada

bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terarah kepada tujuan yang

diinginkan. Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan

mau bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya.

Oleh karena itu motivasi juga disebut sebagai pendorong, keinginan atau

kebutuhan. Menurut Winardi dalam Abdurrahmat(2006:81) Motivasi adalah

sebuah konteks organisasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer

merangsang pihak lain untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai

sasaran-sasaran organisasi sebagai alat untuk memuaskan keinginan-keinginan pribadi

mereka sendiri. Pencapaian tujuan motivasi kerja sebagaimana diharapkan

menghasilkan hasil kerja yang efisien, baik bagi diri individu yang bersangkutan

maupun bagi organisasi.

Dari semua peranan pegawai dalam meningkatkan fungsi manajemen

menjadi kewajiban dari setiap pemimpin mendorong dan memotivasi setiap

bawahannya untuk berprestasi. Untuk mengetahui pegawai yang berprestasi maka

perusahaan mengadakan penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja

(Performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai (Hani Handoko:2001). Menurut

Hasibuan (2005:94), Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

(17)

PT. Dahlia Dewantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

distributor alat-alat masak yang berteknologi modern, dimana perusahaan ini

memperkenalkan alat-alat masaknya ke kantor-kantor swasta, beberapa instansi

pemerintah dan juga masyarakat luas yang menjadi konsumennya. Sebagai

sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor penjualan alat-alat

masak, tentu saja perusahaan ini harus memiliki Sumber Daya Manusia yang

trampil dalam pendistribusian barang-barang tersebut. Setiap karyawan yang

bekerja memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing yang mana pekerjaan

tersebut dilihat dari hasil kerja yang dicapai. Adapun faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja pada PT. Dahlia Dewantara adalah pencapaian hasil kerja ataupun

target penjualan yang disebut dengan DP (Down Payment). Adapun hal-hal yang

mempengaruhi hasil kerja karyawan dapat dilihat dari kejujuran, tanggung jawab,

kerjasama, kreativitas, kedisplinan karyawan dalam bekerja.

Tabel 1.1

Jumlah DPYang Dicapai PT Dahlia Dewantara Tahun 2005– 2007

TAHUN JUMLAH DP

(Down Payment)

TARGET

2005 4336 DP 3000 DP

2006 2721 DP 4000 DP

2007 3217 DP 4000 DP

Sumber: PT Dahlia Dewantara (2008)

Bagian Accounting

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya penurunan jumlah DP yang dicapai

(18)

untuk melakukan penelitian mengenai Motivasi dan pengaruhnya terhadap

prestasi kerja karyawan dan menulisnya ke dalam bentuk skripsi dengan judul

”Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT.Dahlia Dewantara”.

B.Perumusan Masalah

Permasalahan tentang Motivasi dan Prestasi kerja berbeda pada setiap

organisasi, tergantung pada ruang lingkup organisasi dan situasi yang dihadapi

ketika memberikan motivasi dan mengadakan Penilaian Prestasi Kerja. Adapun

yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah motivasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan di PT Dahlia Dewantara”.

C.Kerangka Konseptual

Psikolog Frederick Herzberg dalam Siagian (2005:290) memberikan

kontribusi penting dalam pemahaman motivasi para karyawan. Teori yang

dikembangkannya dikenal dengan ”Model dua faktor” yaitu faktor motivasional

dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini, yang dimaksud dengan

faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik

yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, misalnya keberhasilan yang

diraih (prestasi), kemampuan dalam bekerja, pengakuan dari orang lain sedangkan

yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor

yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya

dari organisasi tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

(19)

Adapun faktor-faktor ekstrinsik mencakup antara lain hubungan seseorang

karyawan dengan atasannya, kebijaksanaan organisasi, kondisi kerja dan sistem

imbalan yang berlaku (bonus).

Menurut Hasibuan (2005:94) Prestasi Kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Sedangkan Penilaian Prestasi Kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan

standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan,

2005:87). Adapun unsur-unsur yang dinilai dalam prestasi kerja adalah kejujuran,

kedisiplinan, kerjasama, tanggung jawab, kreativitas.

Kerangka Konseptual dalam penelitian ini adalah:

Motivasi Intrinsik Prestasi Kerja

1. Kemampuan 1. Kreativitas

2. Penghargaan 2. Kejujuran

3. Prestasi 3. Kedisiplinan

Motivasi Ekstrinsik 4. Kerjasama

1. Kondisi Kerja 5.Tanggungjawab

2. Bonus

3. Jenjang Karir

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Motivasi dan Prestasi Kerja Sumber: Data diolah dari Herzberg(2005)

(20)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangkakonseptual

yang telah diutarakan, maka hipotesis penelitian ini adalah: “ Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Dahlia Dewantara”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan pada PT

Dahlia Dewantara.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori dan literature

selama di perkuliahan serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi PT Dahlia Dewantara dalam

melaksanakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.

3. Bagi Pihak lain

Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan

(21)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pemberian motivasi intrinsik dan

ekstrinsik dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan pada PT. Dahlia

Dewantara.

2. Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian:

a.Variabel Independen (X): Yang terdiri dari: 1). Motivasi Intrinsik

Menurut Herzberg, motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong

berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang

2). Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik berarti bersumber dari luar diri seseorang

dalam kehidupan karyawan tersebut.

b.Variabel Dependen (Y): Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

(22)

Variabel dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis variabel dan

indikator masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 1.2.Identifikasi Variabel Penelitian

VARIABEL INDIKATOR SKALA

PENGUKURAN

1. Kondisi Kerja

2. Bonus

3. Jenjang Karir

Skala Likert

Prestasi Kerja 1. Kejujuran

2. Tanggungjawab 3. Skala Pengukuran Variabel

Skala Pengukuran yang digunakan oleh Penulis untuk mengetahui

masing-masing variabel yaitu variabel X (Motivasi) dan variabel Y (Prestasi

Kerja) adalah dengan menggunakan skala Likert, yang menurut Sugiyono

(2005:86) adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

(23)

Bobot Nilai yang diberikan oleh penulis terhadap setiap jawaban adalah

sebagai berikut:

5 = Sangat Setuju (SS)

4 = Setuju (S)

3 = Ragu – ragu (R)

2 = Tidak Setuju (TS)

1 = Sangat Tidak Setuju(STS)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian pada PT Dahlia Dewantara yang berada di Jalan Sei

Lapan No.11 Medan. Waktu Penelitian dimulai dari bulan Juli 2007

sampai Juni 2008.

5. Populasi dan Sampel

Populasi dalam Penelitian ini adalah karyawan PT. Dahlia Dewantara yang

berjumlah 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling

jenuh (sensus) dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sample

karena jumlah populasinya relatif kecil.(Sugiyono,2005:78).

6. Jenis Data

a. Data Primer, yang merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utama untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data

primer dalam penelitian ini berupa hasil pengisian kuesioner dan hasil

wawancara yang dilakukan penulis sebagai data pendukung.

b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari perusahaan sebagai tambahan dan data pelengkap dari data primer, antara lain

(24)

pegawai dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan penulis

berhubungan dengan penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab

langsung kepada pemilik dan pegawai usaha tersebut.

b.Daftar Pertanyaan(Questionaire)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden di lokasi penelitian

c.Studi Dokumentasi

Yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

8. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono

(2005:181), bahwa untuk menguji hipotesis dan analisis data penelitian

yang bersifat hubungan (assosiative) maka dapat dianalisis dengan metode

sebagai berikut:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode Deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan

mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan dan

menginterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran

(25)

b. Metode Analisis Kuantitatif

Di dalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan memakai

metode analisis statistic Regresi Linier Berganda. Kesamaan

regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana:

Y = Prestasi Kerja

a = Konstanta

b1 – b2 = Koefisien regresi

X1 = Skor Dimensi Variabel Motivasi Intrinsik

X2 = Skor Dimensi Variabel Motivasi Ekstrinsik

e = Standard error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara

statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam kritis (daerah

dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai

uji statistiknya berada di dalam daerah Ho diterima.

Dalam Penelitian ini data yang ada diuji dalam beberapa tahap

antara lain:

1). Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah

didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan

alat ukur yang digunakan dalam meneliti yaitu kuesioner. Bila

korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0.3 keatas maka tiap

(26)

(Sugiyono,2005:146). Adapun jumlah anggota sampel yang

digunakan berjumlah 20 orang dari karyawan dealer.

2). Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan tersebut menunjukkan konsistensi dalam mengukur

gejala yang sama. Bila korelasi positif dan signifikan maka

instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel

(Sugiyono,2005:120). Adapun jumlah sampel yang digunakan

berjumlah 20 orang dari karyawan dealer.

3). Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu

model yang termasuk layak atau tidak digunakan dalam

penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah:

a) Pengujian Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal. Data yang bai adlah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi

data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke

(27)

b). Pengujian Heteroskesdastisitas

Pengujian hetereoskesdastisitas untuk melihat sejauh

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

hereroskesdastisitas.

c) Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada

model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika

terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah

multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan

melihat nilai Variance inflation factor (VIF).

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifkansi Simultans (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian:

Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikansi secara

bersama-sama dari Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik terhadap

Prestasi Kerja.

H1: minimal satu dari bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari motivasi intrinsik,motivasi ekstrinsik terhadap

(28)

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan F tabel pada

tingkat signifkan (α) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji –F ini

adalah:

Terima Ho bila F hitung≤F tabel

Tolak Ho (terima H1) bila F hitung > F tabel

2. Uji Signifkan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifkansi pengaruh variabel

bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian:

Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikansi pengaruh

variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.

Bentuk Pengujian:

Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Motivasi

Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik terhadap Prestasi Kerja.

H1:bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi

intrinsik, motivasi ekstrinsik terhadap prestasi kerja.

Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada

tingkat signifikan (α) = 5 %. Kritria pengambilan keputusan pada uji – t

ini adalah:

Ho diterima jika: - t tabel≤ t hitung≤ t tabel

H1 diterima jika: t hitung > t tabel

(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Frankie LumbanGaol (2005) dengan judul

“Peranan Motivasi Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai pada Pemerintah

Kota (Pemko)Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan motivasi

yang dilakukan meningkatkan prestasi kerja pada pegawai Pemerintah Kota

(Pemko) Medan.

B. Pengertian Motivasi

Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang

berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Pada dasarnya

perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang “mampu, cakap dan

terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk

mencapai hasil kerja yang optimal.

Dengan mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja

dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja, maka seorang

manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya. Tingkah laku seseorang

dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya.

Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari luar.

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer

membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan

(30)

Beberapa defenisi tentang Motivasi yang dikemukakan oleh beberapa

orang ahli:

Menurut Edwin B.Flippo dalam Siagian(2005:143)

Motivasi adalah suatu keberhasilan, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi

agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan

organisasi sekaligus tercapai.

Menurut Hasibuan (2005:95)

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut Herzberg dalam Siagian (2005:290)

Motivasi adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong berprestasi yang

bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi Ekstrinsik berarti bersumber dari

luar diri seseorang dalam kehidupan karyawan tersebut.

C.Teori – Teori Motivasi

Teori-teori motivasi dikelompokkan atas:

1. Teori kepuasan yang memusatkan pada apanya motivasi a.Teori Motivasi Klasik

Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat

memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil

pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat,

bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan

(31)

b.Maslow’s Need Hierarchy Theory

Hirarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang

berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi

bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan

seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah

terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama.

Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan

tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.

Dasar Teori Hirarki Kebutuhan:

1).Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu

menginginkan lebih banyak.

2).Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi

pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi

motivator.

3). Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hirarki, yakni:

a).Kebutuhan fisik dan biologis

Yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke

dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan,

udara dan sebagainya.

b).Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman

dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan

(32)

c).Kebutuhan sosial

Yaitu kebuhan sosial, teman, interaksi, dicintai dan mencintai, serta

diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat

lingkungannya.

d).Kebutuhan akan penghargaan atau prestasi

Yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta

penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya

e).Aktualisasi diri

Yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan

kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai

prestasi kerja yang memuaskan/luar biasa.

c. Herzberg’s two factors Motivation Theory

Menurut Herzberg dalam Siagian, orang menginginkan dua macam faktor ,

yaitu:

1) Faktor Motivasional

Faktor Motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya

intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang

2). Faktor Higiene

Faktor Higiene atau Pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya

ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari

organisasi tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

kekaryaannya.

Yang tergolong sebagai faktor intrinsik antara lain ialah

(33)

(penghargaan). Sedangkan faktor ekstrinsik mencakup antara lain status

seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya,

hubungan seseorang dengan rekan kerjanya, kondisi kerja, jenjang karir dan

sistem imbalan yang berlaku.

Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus

diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai berikut:

a).Hal-hal yang mendorong pegawai adalah pekerjaan yang menantang yang

mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat

menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya

b)Hal-hal yang mengecewakan pegawai adalah terutama faktor yang bersifat

formalitas saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, ,dll.

c).Pegawai akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas.

d. Teori X dan Teori Y Mc.Gregor

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas

dapat dibedakan atas manusia penganut teori x (teori tradisional dan

manusia penganut teori y (teori demokratik).

Menurut teori x ini untuk memotivasi pegawai harus dilakukan dengan

cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau

bekerja sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah

cenderung kepada motivasi negative yakni dengan menerapkan hukuman

yang tegas.

Tipe kepemimpinan teori x adalah otoriter sedangkan gaya

kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.Menurut teori y untuk

(34)

partisipasi pegawai, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. Jenis

motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe

kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.

e. Mc.Clelland’s A Motivation Theory

Menurut teori ini, hal-hal yang memotivasi seseorang adalah:

1). Kebutuhan akan prestasi

2). Kebutuhan akan afiliasi

3). Kebutuhan akan kekuasaan

Dalam memotivasi para bawahan, manajer hendaknya menyediakan

peralatan, menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan

kesempatan untuk promosi.

1). Kebutuhan akan Prestasi

Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi

semangat bekerja seseorang. Karena itu, kebutuhan akan prestasi akan

mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan

mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi

mencapai prestasi kerja yang maksimal. Karyawan akan antusias

untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk itu diberikan

kesempatan seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai

prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang

besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya memiliki serta

(35)

2). Kebutuhan akan afiliasi

Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan

memotivasi semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu, kebutuhan

akan afiliasi ini yang merangsang gairah bekerja karyawan karena

setiap orang menginginkan hal-hal sebagai berikut:

a). Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain

dilingkungan tempat tinggal dan bekerja

b). Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia

merasa dirinya penting

c). Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal

d). Kebutuhan akan perasaan ikut serta

3). Kebutuhan akan kekuasaan

Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang

memotivasi semangat kerja karyawan serta mengerahkan semua

kemampuannya demi mencapai kepuasan atau kedudukan yang

terbaik.

f. Teori Motivasi Claude S.George

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang

berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu:

1) Upah yang adil dan layak

2) Kesempatan untuk maju/promosi

3) Pengakuan sebagai individu

4) Keamanan kerja

(36)

6) Penerimaan oleh kelompok

7) Perlakuan yang wajar dan

8) Pengakuan akan prestasi

g. Teori kebutuhan model Edward

Edward mengatakan bahwa ada 15 macam kebutuhan yang dapat

mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut:

1). Achievement

Kebutuhan untuk dapat melakukan sesuatu lebih baik daripada orang

lain, yang memotivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas dengan

lebih efektif dan efisien sehingga mencapai prestasi yang lebih tinggi.

2). Deference

Kebutuhan untuk mendengarkan pendapat orang lain, mengikuti

petunjuk yang diberikan, memberikan pujian kepada orang lain, dan

penyesuaian diri terhadap adat istiadat.

3). Order

Kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara teratur, membuat rencana

secara detail, dan melakukan kegiatan secara teratur.

4). Exhibition

Kebutuhan untuk diperhatikan orang lain serta menjadi pusat perhatian

dari kelompok.

5). Autonomy

Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain, hidup mandiri dan

(37)

6). Affilition

Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan, menjalin

persahabatan, atau berpartisipasi dalam kelompok.

7). Intraception

Kebutuhan untuk memahami perasaan orang lain dan mengetahui

perilaku lingkungan

8) Succorance

Kebutuhan untuk mendapatkan bantuan, simpati dan afiksi dari orang

lain terhadap dirinya.

9) Dominance

Kebutuhan untuk mendominasi kelompok, memimpin, menasihati, dan

mempertahankan pendapatnya.

10)Abasement

Kebutuhan perasaan bersalah dan diberi hukuman jika merasa berdosa.

11)Nurturance

Kebutuhan untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan,

bersimpati, dan berbuat baik kepada orang lain.

12)Change

Kebutuhan untuk melakukan pembaruan, tidak menyukai rutinitas,

senang bepergian, serta melawan adat istiadat

13)Endurance

Kebutuhan utnuk dapat bertahan pada suatu kegiatan hingga selesai

(38)

14)Heterosexuality

Kebutuhan untuk mendekati lawan jenis dan ingin dianggap menarik

oleh lawan jenis

15)Agression

Kebutuhan untuk mempertanyakan pendapat orang lain, mengkritik,

mengalahkan, dan senang pada kekerasan

Kesimpulan:

Teori kepuasan (Content Theories) ini mengemukakan bahwa kepuasan fisik

& rohani merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

seseorang. Semakin ada kesempatan untuk memperoleh kepuasan (material &

nonmaterial) dari hasil kerjanya, semaikin bergairah seseorang untuk bekerja

dengan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.

2. Teori motivasi proses yang memusatkan pada bagaimananya motivasi Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan

bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan

perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai dengan keinginan

manajer.

Yang termasuk kedalam teori motivasi proses adalah:

a. Teori Harapan

b. Teori Keadilan

(39)

a. Teori Harapan

Teorinya ada tiga konsep penting, yaitu:

1). Harapan

Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku.

Harapan mempunyai nilai yang berkisar dari nol yang menunjukkan tidak ada

kemungkinan bahwa suatu hasil akan muncul sesudah perilaku atau tindakan

tertentu.

2). Nilai

Nilai adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai bagi setiap individu

tertentu

3). Pertautan

Pertautan adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan

dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

b. Teori Keadilan

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

seseorang. Jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya.

c. Teori Pengukuhan

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan

pemberian kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari prestasi yang

selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat

(40)

Teori pengukuhan terdiri dari jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Pengukuhan positif (positive reinforcement) yaitu bertambahnya frekuensi

perilaku, terjadi apabila pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.

2) Pengukuhan negative (negative reinforcement) yaitu bertambahnya

frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuh negative dihilangkan secara

bersyarat

D.Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi Alat-alat Motivasi

1. Materiil Insentif: Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau

barang yang mempunyai nilai pasar; jadi memberikan kebutuhan

ekonomis. Misalnya: Kendaraan, rumah dan lain-lainnya.

2. Nonmateriil Insentif: Alat motivasi yang diberikan itu berupa

barang/benda yang tidak ternilai; jadi hanya memberikan

kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: medali, piagam, bintang

jasa dan lain-lainnya.

3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif: Alat motivasi yang

diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (medali

dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan

kepuasan/kebanggaan rohani.

Jenis-jenis Motivasi

a. Motivasi Positif (Insentif Positive), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan

motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena

(41)

b. Motivasi Negatif (insentif negative), manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannnya kurang

baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negative ini semangat kerja

bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka

takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang

baik.

E.Prestasi Kerja

Kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani, dan pikiran untuk menghasilkan

barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.(Hasibuan,2005:94).

Untuk mengetahui bagaimana prestasi kerja seseorang karyawan maka

perlu dilakukan penilaian prestasi kerja. Penilaian Prestasi Kerja adalah menilai

rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan

setiap karyawan, (Hasibuan, 2005:87). Adapun unsur-unsur yang dinilai adalah

Kejujuran, Prestasi Kerja, Kedisiplinan, Kreativitas, Kerjasama, Kepemimpinan,

kepribadian, kecakapan dan tanggungjawab. Penilaian prestasi kerja pada

dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu

perusahaan secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program

penilaian prestasi kerja, berarti perusahaan telah memanfaatkan secara baik atas

Sumber Daya yang ada dalam organisasi. Penilaian Prestasi karyawan mutlak

harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan.

(42)

Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perushaan untuk

menetapkan kebijaksanaan selanjutnya.

Beberapa defenisi tentang Penilaian Prestasi Kerja yang dikemukakan oleh

beberapa orang ahli:

Menurut Andrew F.Sikula dalam Hasibuan(2005: 87)

Penilaian Prestasi Kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan

yang telah dilakukan oleh pegawai dan ditujukan untuk pengembangan

Menurut Dale Yolder dalam Hasibuan(2005: 88)

Penilaian Prestasi Kerja merupakan prosedur yang formal dilakukan didalam

organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan

bagi pegawai.

Berdasarkan defenisi yang telah disebutkan diatas dapat diketahui bahwa

Penilaian Prestasi Kerja mengandung pengertian yang mendalam yaitu bagaimana

melakukan evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja dan potensi pengembangan

yang telah dilakukan. Jadi penilaian prestasi kerja ini pada dasarnya merupakan

suatu proses dalam menentukan nilai keberhasilan pelaksanaan tugas para

pegawai.Jadi penilaian prestasi kerja mencakup pekerjaan pegawai dan evaluasi

yang akan dilakukan terhadap pekerjaan tersebut.

Unsur-unsur yang dinilai: 1. Kesetiaan

Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya

dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan

(43)

2. Prestasi Kerja

Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat

dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya.

3. Kejujuran

Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi

perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti

kepada para bawahannya.

4. Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan

yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang

diberikan kepadanya.

5. Kreativitas

Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan

kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih

berdaya guna dan berhasil guna.

6. Kerjasama

Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan

karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal di dalam maupun di luar

pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

7. Kepemimpinan

Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai

pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain

atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.

(44)

Penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai,

memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta

berpenampilan simpatik dan wajar.

9. Prakarsa

Penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinal dan berdasarkan

inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan

alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian

masalah yang dihadapinya.

10.Kecakapan

11.Tanggung jawab

Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan

kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang

dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.

F.Metode Penilaian Prestasi Kerja

Metode Penilaian Prestasi Kerja pegawai pada dasarnya dikelompokkan atas

metode Penilaian berorientasi masa lalu dan metode Penilaian berorientasi masa

depan.

1. Metode-metode Penilaian Berorientasi Masa lalu

Ada berbagai metode untuk menilai prestasi kerja pegawai di waktu yang

lalu. Hampir semua teknik-teknik tersebut merupakan suatu upaya langsung

untuk meminimumkan berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam

pendekatan-pendekatan lain. Tidak ada satupun teknik yang sempurna,

(45)

Metode-metode yang berorientasi masa lalu mempunyai kelebihan dalam

hal perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan sampai derajat

tertentu dapat diukur. Kelemahannya adalah bahwa prestasi kerja dimasa lalu

tidak dapat diubah. Tetapi dengan mengevaluasi prestasi kerja di masa lalu,

para pegawai memperoleh umpan balik mengenai upaya-upaya mereka.

Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarahkan kepada perbaikan-perbaikan

prestasi.

Teknik-teknik penilaian tersebut mencakup antara lain:

a. Rating Scale

b. Checklist

c. Metode Peristiwa kritis

d. Field review method

e. Tes dan observasi prestasi kerja

f. Metode Evaluasi kelompok

a. Rating Scale

Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak

digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk

mengukur karakteristik, misalnya mengenai inisiatif, ketergantungan,

kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan kerjanya.

b. Checklist

Metode penilaian checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.

Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan

prestasi kerja dan karakteristik-karakteristik pegawai. Seperti metode rating

(46)

penilai, departemen personalia bisa memberikan bobot pada item-item yang

berbeda pada checklist. Pemberian bobot ini memungkinkan penilaian dapat

dikuantifikasikan sehingga skor total dapat ditentukan.

c. Metode Peristiwa kritis

Metode peristiwa kritis (Critical incident method) merupakan metode

penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai yang menggambarkan

perilaku pegawai sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan

pelaksanaan kerja catatan-catatan ini disebut peristiwa-peristiwa kritis.

Berbagai peristiwa tersebut dicatat oleh penyelia selama periode evaluasi

terhadap setiap pegawai.

Metode penilaian kritis sangat berguna dalam memberikan umpan balik

kepada pegawai, dan mengurangi kesalahan kesan terakhir,

kelemahan-kelemahan metode ini adalah bahwa para atasan sering tidak berminat mencatat

peristiwa-peristiwa kritis atau cenderung mengada-ada, dan bersifat subjektif.

d. Metode Peninjauan Lapangan

Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, banyak perusahaan

menggunakan metode peninjauan lapangan (field review method). Spesialis

personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung tentang

prestasi kerja pegawai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tipe

formulir penilaian apapun yang digunakan perusahaan.

e. Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Bila jumlah pekerjaan terbatas, Penilaian Prestasi Kerja bisa didasarkan

pada tes pengetahuan dan ketrampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan

(47)

f. Metode-metode Evaluasi kelompok

Metode-metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan

keputusan kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan

organisasional karena dapat menghasilkan ranking pegawai dari yang terbaik

sampai terjelek. Berbagai metode evaluasi kelompok diantaranya adalah:

1) Metode ranking

Metode ranking berarti penilai membandingkan pegawai yang satu dengan

pegawai-pegawai lain untuk menentukan siapa yang lebih baik, dan

kemudian menempatkan setiap pegawai dalam urutan dari yang terbaik

sampai terjelek. Departemen personalia dapat mengetahui para pegawai

tertentu yang lebih baik daripada yang lain, tetapi tidak mengetahui berapa

besar perbedaan prestasi kerja mereka.

2) Grading atau Forced Distributions

Pada metode ini penilaian memisah-misahkan atau “menyortir” para

pegawai ke dalam berbagai klasifikasi yang berbeda. Biasanya suatu

proporsi tertentu harus diletakkan pada setiap kategori.

3) Point Allocation Method

Metode ini merupakan bentuk lain metode grading. Penilai diberikan

sejumlah nilai total untuk dialokasikan diantara para pegawai dalam

kelompok. Para pegawai yang lebih baik diberi nilai lebih besar daripada

(48)

Metode-metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

a). Teknik-teknik yang bisa digunakan adalah:

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan

pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya, perilaku defensip

cenderung tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung

dilaksanakan.

2). Penilaian psikologis (Psychological Aprraisals)

Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes

psikologi, diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi-evaluasi

lainnya. Penilaian psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog,

terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan diwaktu yang akan

datang.

3). Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara

bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja

diwaktu yang akan datang. Kemudian, dengan menggunakan

sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula.

4). Teknik Pusat Penilaian

Untuk membantu identifikasi “talenta” manajemen di waktu yang akan

datang, banyak perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian.

Assestment Centers adalah suatu bentuk penilaian karyawan yang

distandarisasikan dimana tergantung pada berbagai tipe penilaian dari

(49)

diskusi kelompok, simulasi dan sebagainya untuk mengevaluasi potensi

karyawan di waktu yang akan datang.

2.Metode-metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

Penilaian-penilaian yang berorientasi masa depan memusatkan pada prestasi

kerja diwaktu yang akan datang melalui penilaian potensi pegawai atau

penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja di masa mendatang.

Teknik-teknik yang bisa digunakan adalah: a. Penilaian Diri (Self – Appraisals)

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan

pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya, perilaku defensip

cenderung tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung

dilaksanakan.

b. Penilaian psikologis (Psychological Aprraisals)

Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes

psikologi, diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi-evaluasi

lainnya. Penilaian psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog,

terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan diwaktu yang akan

datang.

c. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara

bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja

diwaktu yang akan datang. Kemudian, dengan menggunakan sasaran-sasaran

(50)

d.Teknik Pusat Penilaian

Untuk membantu identifikasi “talenta” manajemen di waktu yang akan datang,

banyak perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian. Assestment

Centers adalah suatu bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan dimana

tergantung pada berbagai tipe penilaian dari penilai. Penilaian bisa meliputi

wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi kelompok, simulasi dan

sebagainya untuk mengevaluasi potensi karyawan di waktu yang akan datang.

G.Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja

Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:

1. Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai, manajer dan

departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka

untuk memperbaiki prestasi

2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi

lainnya

3. Keputusan-keputusan penempatan

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja

masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk

(51)

4. Kebutuhan-kebutuhan Latihan Dan Pengembangan

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.

Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi

yang harus dikembangkan

5. Perencanaan dan Pengembangan karier

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu

tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti

6. Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau

kelemahan prosedur staffing departemen personalia

7. Ketidakakuratan Informasional

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan

dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumberdaya

manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen

personalia.

8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan

dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa

kesalahan-kesalahan tersebut.

9. Kesempatan kerja yang adil

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin

(52)

10.Tantangan-tantangan Eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau

(53)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Sejarah Berdirinya PT Dahlia Dewantara

PT Dahlia Dewantara Cabang Medan, berdiri pada bulan Mei 2000 yang

merupakan perluasan dari PT Dahlia Dewantara Pusat Bandung dengan nomor

pengesahan C-10.881 HT.01.01.Tahun 2000.

PT.Dahlia Dewantara Cabang Medan bergerak di bidang penjualan

alat-alat masak rumah tangga. Pada awal berdirinya perusahaan ini ketika terjadi

krisis moneter pada tahun 1997 dimana nilai tukar rupiah menurun yang

mengakibatkan barang-barang mahal, tetapi itu tidak menjadi kendala bagi

perusahaan PT.Dahlia Dewantara yang bermerk Sayodachi yang diambil dari

ketiga nama pendiri perusahaan ini yaitu Sasongko, Yoseph dan Danil.

Kemudian pada tahun 1999 PT Dahlia Dewantara membuka cabang

disetiap kota yang ada di pulau Jawa, seiring dengan perkembangan perusahaan

PT.Dahlia Dewantara maka tahun 2004 berkembang juga sampai ke pulau

Sumatera, Kalimantan dan sampai ke Bali.

Dengan adanya kemajuan PT Dahlia Dewantara yang menjual alat-alat

masak rumah tangga ke konsumen langsung dengan cara demo langsung

memperagakan alat masak tersebut dan tidak ditemukan di toko-toko, mal-mal

atau di tempat jualan masak lainnya. Alat-alat masak tersebut seperti Dariyaki

Nana Kubumi, Magic Gridle, Presto 7 Lt, Oven Convection Roaster, Soyabean,

(54)

Adapun tugas dan tanggung jawab PT.Dahlia Dewantara Cabang Medan

adalah sebagai berikut:

1. Menyalurkan dan memasarkan langsung produk-produk alat rumah

tangga ke konsumen melalui demo masak dengan jadwal-jadwal demo

yang telah dijadwal

2. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pendistribusian alat-alat rumah

tangga yang telah dipercayakan kepada PT.Dahlia Dewantara Cabang

Medan untuk didistribusikan

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang

selalu menekankan kepada hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

dimana memuat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab agar tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Struktur organisasi maka seorang pimpinan perusahaan dan bawahan dapat

melaksanakan tugas dan wewenang serta tanggung jawab dengan baik sehingga

pimpinan perusahaan akan dapat melakukan pengawasan terhadap bawahan

didalam melaksanakan kegiatannya sehingga aktivitas perusahaan berjalan sesuai

rencana.

Seorang pimpinan harus mengetahui secara jelas tujuan organisasi yang

dipimpinnya dan bagaimana memilih bentuk organisasi yang sesuai agar dapat

tercapai tujuan yang diharapkan. Seorang pimpinan maupun bawahan harus

terlebih dahulu mengetahui dengan jelas yang menjadi tugasnya, siapa atasannya,

(55)

dilakukan. Semua hal ini hanya dapat terwujud bila pimpinan mengadakan

pembagian tugas yang jelas dan tepat.

Berikut ini adalah skema struktur organisasi PT Dahlia Dewantara Medan yang

bentuknya sebagai berikut:

Sumber: PT DAHLIA DEWANTARA (2008) Bagian : Personalia

(56)

Untuk melengkapi penjelasan mengenai struktur organisasi PT Dahlia Dewantara

Medan tersebut, berikut ini akan diuraikan pembagian tugas yang terdapat pada

struktur organisasi ini.

PIMPINAN CABANG

Tugas pimpinan cabang pada dasarnya adalah mengontrol semua kegiatan

di cabang. Dengan kata lain seorang pimpinan cabang harus mengetahui semua

prosedur kebijakan serta visi dan misi perusahaan. Secara garis besar sebagai

berikut:

Tugas dan wewenang:

1. Mengatur strategi dan program cabang di bidang marketing/order,

administrasi dan penagihan.

2. Mengawasi kinerja dan aktivitas staffnya.

3. Pengawasan terhadap ke administrasian, demonstrator, kolektor, driver

dan lingkungan kantor yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengawasan Keadministrasian

b. Pengawasan Team Demonstrator

c. Pengawasan Kolektor

MANAGER

Istilah manager diambil dari kata manage yang artinya mengatur.

Manager adalah seseorang yang diangkat oleh pimpinan cabang karena telah

mampu untuk membantu pimcab dalam membawahi dan mengendalikan sejumlah

(57)

Tugas dan wewenang:

1. Mampu bekerjasama yang baik dengan pimcab, staf dan dealer.

2. Mampu mengatasi complain dari konsumen, dealer dan staf

3. Siap memimpin meeting (jika pimcab berhalangan)

4. Mampu mengarahkan dan memotivasi staf maupun dealer

KOORDINATOR TEAM DEMONSTRATOR Tugas:

1. Mampu mengatur jadwal demo

2. Mampu demo

3. Mampu mengatur driver, team demonstrator dealer

4. Mengatasi kebersihan dan perlengkapan kit team demonstrator

TEAM DEMONSTRATOR Tugas:

1. Memperagakan produk-produk yang dipromosikan

2. Memasarkan alat-alat tersebut

3. Mampu menciptakan pasar

4. Melayani konsumen dengan sebaik-baiknya

5. Memperhatikan dan melengkapi kelengkapan alat-alat demo

6. Memperhatikan dan mengetahui kebersihan setiap kit demonstrator.

KEPALA ADMINISTRASI Tugas:

1. Melakukan pengecekan atas pekerjaan semua administrasi yang meliputi:

orderan, angsuran, barang dan kas.

(58)

3. Mengawasi kelancaran kegiatan keadministrasian

4. Mengawasi efisiensi dan efektrifitas kerja adminstrasi.

ADMINISTRASI I Tugas:

1. Membuat pembukuan kas besar dan kas kecil

2. Memberikan laporan yang benar ke pusat

3. Pengisian buku dealer

4. Penghitungan komisi

ADMINISTRASI 2 Tugas:

1. Terima order

2. Terima telepon

3. Buat surat tanda terima order

4. Membuat laporan order tunai

5. Mengetik kartu

ADMINISTRASI 3 Tugas:

1. Terima tagihan kolektor

2. Membuat surat tanda terima uang angsuran

3. Pengisian buku arisan

4. Laporan kolektor

5. Pembagian kartu

(59)

KOORDINATOR KOLEKTOR Tugas:

1. Mampu bekerjasama dengan kolektor, team demo, dan dealer

2. Mampu memberi semangat terhadap kolektormemban

3. Mampu mengatur pembagian kartu tagihan dan wilayahnya.

4. Siap turun kelapangan untuk membantu kolektor dalam mengatasi

kartu-kartu bermasalah.

KOLEKTOR Tugas:

1. Memperhatikan pemerataan pembagian kartu tagihan dan disesuaikan

dengan jalur serta wilayahnya.

2. Melakukan pengambilan dan pengembalian kartu tagihan berdasarkan

form penagihan kolektor

DRIVER

Tugas wewenang:

1. Memperhatikan kelayakan kendaraan

2. Memperhatikan kebersihan dan perawatan kendaraan

3. Meningkatkan kelayakan dan kinerja

4. Mengawasi driver dalam pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan

(60)

C. VISI DAN MISI PT DAHLIA DEWANTARA VISI

Adapun yang menjadi visi PT DAHLIA DEWANTARA adalah:

1. Menjadi perusahaan penjualan peralatan rumah tangga ekskusif terbesar di

Indonesia

2. Menjadi perusahaan pilihan yang utama bagi semua orang karena mampu

menyediakan produk peralatan rumah tangga eksklusif yang dapat

membantu aktivitas hidup menjadi lebih efisien, praktis dan sejahtera.

MISI

1. Meningkatkan kemampuan SDM

2. Meningkatkan pelayanan

3. Memperluas jaringan pemasaran

4. Meningkatkan volume penjualan

5. Meningkatkan volume tagihan

Nilai Budaya Perusahaan: 1. Integritas (Integrity)

Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga harkat

dan martabat pekerja.

2. Keterikatan (Chemistry)

Menjaga kerjasama dan mementingkan tujuan bersama dengan sikap

(61)

3. Pelayanan kepada konsumen (Costumer Care)

Senantiasa melayani konsumen sebagai mitra utama yang saling

menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.

4.Disiplin (Dicipline)

Menjadikan prosedur dan aturan sebagai gaya hidup dalam bekerja

D. KOMPOSISI KARYAWAN PT DAHLIA DEWANTARA

Data dibawah ini adalah data jumlah karyawan PT DAHLIA

DEWANTARA dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 seperti tertera pada

table 3.1

Table 3.1

Jumlah karyawan PT DAHLIA DEWANTARA TAHUN 2005 – 2007

NO TAHUN JUMLAH KARYAWAN

(ORANG)

1 2005 40

2 2006 40

3 2007 45

Sumber: PT Dahlia Dewantara

E. PEMBERIAN MOTIVASI

Setiap motivasi yang diberikan PT DAHLIA DEWANTARA terhadap

seluruh karyawannya bertujuan untuk menimbulkan semangat dan gairah kerja,

serta menimbulkan loyalitas terhadap PT DAHLIA DEWANTARA sehingga

pada akhirnya kinerja akan meningkat.

Adapun bentuk-bentuk motivasi yang diberikan oleh PT DAHLIA

(62)

1. Penghargaan 2. Bonus

3. Jenjang Karir

F. TUJUAN PEMBERIAN MOTIVASI

PT Dahlia sendiri memberikan motivasi kepada setiap karyawan agar

karyawan tersebut dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Adapun motivasi

tersebut diberikan oleh atasan langsung terhadap bawahannya.

Motivasi juga penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu

karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja

yang tinggi.

Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau

bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya. Adapun tujuan pemberian motivasi:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

6. Mengefektifkan pengadaan karyawan

7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Motivasi dan Prestasi Kerja
Tabel 1.2.Identifikasi Variabel Penelitian
Gambar 3.1 Skema Struktur Organisasi PT DAHLIA DEWANTARA
Table 3.1 Jumlah karyawan PT DAHLIA DEWANTARA
+7

Referensi

Dokumen terkait

LKSA Muslihah Aisyiyah Kelurahan Monro-monro Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto pada tanggal 19 Desember 2015.. dengan anak terlantar, dapat menjadi beban bagi

Udang Putih (Litopenaeusvannamei) Ditinjau dari Segi Hubungan Panjang dan Berat Relevansi Kurikulum dan Proses Pembelajaran Program Studi S1 Pendidikan Fisika 4. Universitas

[r]

When that anti-polygamy minority converted to Christianity, it clamped the traditional polygamy ban dow n on the rest of Christians. As time passed by, Christianity w

tindakan kelas ( Classroom Action Research ) yaitu suatu penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru.. Menurut Kemmis

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif serangkaian kebijakan makro maupun mikro ekonomi telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur antara lain melaluiderivasi

Berpijak pada pengertian-pengertian di atas, implementasi dalam judul skripsi ini diartikan sebagai penerapan, yaitu penerapan pendekatan saintifik dalam mata

a) Melakukan pelaksanaan pembelian bahan baku. b) Menyetujui pemesanan pembelian dengan supplier. c) Melakukan pengontrolan bahan baku pada bagian produksi. Tidak ada pekerjaan yang