• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE

FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA

(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

HARTINAH

0903770

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan

Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)

Oleh

Hartinah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Hartinah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Hartinah

0903770

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan

Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Nenden Sundari, M. Pd

NIP. 196305301988032001

Pembimbing II

Dra. Ita Rustiati Ridwan, M. Pd

NIP. 196105231988032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Program S1-PGSD

Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd

(4)

ABSTRAK

Hartinah. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana aplikasi pembelajaran berbicara siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan menggunakan metode field trip. Dan apakah melalui penerapan metode field trip dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat?

Tujuan penelitian adalah memberikan aplikasi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat dengan metode field trip.

Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian adalah observasi dan tes.

Hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara siswa mendeskripsikan tempat diperoleh nilai rata-rata pra siklus 45,60, siklus I 60,60, siklus II 71,60, dan siklus III 90,00.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode karyawisata (field trip) dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa bagi kelas IV. Hal ini dibuktikan melalui peningkatan dalam hasil belajar siswa.

(5)

vi

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…... i

LEMBAR PERNYATAAN………. ii

ABSTRAK………. iii

KATA PENGANTAR……….… iv

DAFTAR ISI ………..……….… vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori…...……….……….……... 9

B. Kajian Hasil Penelitian…………..………..…………... 21

C. Kerangka Berfikir……….. 23

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………... 25

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……….. 34

C. Instrumen Penelitian..……….. 35

D. Teknik Pengelohan dan Analisa Data……… 45

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian...……… 48

B. Rekapitulasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas…..…..…………... 95

C. Jawaban Hipotesis……….. 99

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….……… 100

B. Rekomendasi………. 101

DAFTAR PUSTAKA... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

viii

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru………. 35

Table 3.2 Lembar Observasi Keaktifan Siswa……….. 39

Tabel 3.3 Format Penilaian Tes Tertulis Siswa………. 43

Table 3.4 Format Penialain Tes Berbicara Siswa………. 43

Tabel 3.5 Format Penilaian Tes Pelajaran Bahasa Indonesia……… 44

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus Pelajaran Bahasa Indonesia………. 50

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I……… 56

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I………. 60

Tabel 4.4 Hasil Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I……….. 64

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II………….. 70

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II……….. 74

Tabel 4.7 Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus II……….……… 78

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus III…………. 84

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III……….. 88

Tabel 4.10 Hasil Tes Siklus III Pelajaran Bahasa Indonesia……….. 92

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru... 95

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa... 96

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

x

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Keterampilan mengajar Guru... 96

Grafik 4.2 Keaktifan Siswa dalam PBM... 97

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi

pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang

baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai

dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah

dasar (Akhadiah, 1991: 1).

Berdasarkan kutipan tersebut di atas maka siswa dalam pelajaran

Bahasa Indonesia selain mampu berbahasa dengan baik juga diharapkan

siswa terampil dalam berbahasa.

Komponen keterampilan berbahasa adalah berbicara, menyimak,

membaca, dan menulis. Berbicara merupakan instrument yang

mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah

sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun

para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri

atau tidak, pada saat dia mengomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah

(11)

2

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bertolak dari kutipan tersebut di atas, harapan peneliti pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia tentang materi berbicara dalam mendeskripsikan

tempat yaitu siswa dapat memahami tempat, siswa dapat menyebutkan

nama-nama tempat sesuai dengan gambar atau denah, siswa dapat menyusun

kalimat yang runtut, dan siswa dapat membuat gambar atau denah sesuai

petunjuk.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan melalui

observasi di kelas, mengenai proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas

IV SDN Kebon kecamatan Kasemen kota Serang bahwa:

1. Dalam proses pembelajaran guru masih menekankan pada materi yang

terdapat di dalam buku, dan guru cenderung menggunakan metode

ceramah, sehingga pembelajaran kurang efektif.

2. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

menjadi jenuh dan kurang merespon pada materi yang sedang dibahas,

siswa kurang dilibatkan pada lingkungan yang sesuai dengan materi

sebagai bahan ajar.

3. Siswa tidak diajarkan bagaimana berbicara sesuai konteks dan tutur yang

tepat, melainkan siswa diajak untuk mempelajari teorinya saja, sehingga

keterampilan berbicara siswa sangat rendah dan ini merupakan kendala

(12)

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, maka pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas IV jika dilihat dari hasil rata-rata tes kemampuan

awal yang telah dilakukan oleh peneliti ternyata kurang memuaskan yaitu

45,60 dari 25 siswa. Hasil rata-rata tes tidak mencapai KKM yaitu 65,00,

sehingga tidak sesuai dengan harapan yang ada di kurikulum atau sekolah.

Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mampu

mengembangkan dan mengarahkan siswa dengan segala potensi yang dimiliki

secara optimal, yaitu guru dapat mendorong siswa untuk berfikir secara kritis.

Guru dituntut mampu melakukan pembaharuan khususnya dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu merancang pembelajaran berdasarkan

pengalaman belajar bagi siswa sehingga menghasilkan pembelajaran yang

bermakna. Pembelajaran bermakna apabila mengarah pada pendekatan

pembelajaran yang menunjang penciptaan belajar siswa secara aktif dan

kreatif, akan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. Kebermaknaan

proses dan hasil pembelajaran ditentukan pula oleh kinerja guru dalam unjuk

kemampuan profesionalnya di lapangan, mulai menyusun rancangan

pembelajaran hingga pada tingkat operasionalnya dapat menggunakan

keragaman metode, media, sumber pembelajaran, serta penilaian yang

dikembangkan.

Untuk memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah

memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas, media yang

(13)

4

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendorong siswa

agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara menurut peneliti yaitu

dengan menggunakan metode karyawisata (field trip). Peneliti berkeyakinan

bahwa metode karyawisata (field trip) ini akan berhasil jika diterapkan di

kelas IV untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, bahwa metode ini

memiliki beberapa kelebihan yaitu: siswa dapat menjawab masalah-masalah

atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan

membuktikan secara langsung mengenai tempat sehingga siswa dapat

mendeskripsikannya melalui berbicara.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti ingin

memcoba membantu permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV dengan

melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan Tempat Dengan

Menggunakan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana aplikasi pembelajaran berbicara siswa dalam mendeskripsikan

tempat dengan menggunakan metode karyawisata (field trip)?

2. Apakah melalui penerapan metode karyawisata (field trip) dapat

(14)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan penguasaan siswa

terhadap materi pembelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran

melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disamping itu juga bertujuan

antara lain :

1. Ingin memberikan gambaran melalui aplikasi pembelajaran berbicara

siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan menggunakan metode

karyawisata (field trip).

2. Ingin meningkatkan hasil belajar berbicara siswa dalam mendeskripsikan

tempat melalui penerapan metode karyawisata (field trip).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak

peneliti, siswa, dan guru:

1. Manfaat bagi peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan

kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran.

b. Dapat mengetahui kesulitan siswa dalam mengikuti proses

(15)

6

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat bagi siswa adalah:

a. Siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi

kebosanan dalam belajar.

b. Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar

lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan

dengan pelajaran baru.

c. Aktivitas siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat

meningkat.

d. Hasil belajar siswa berbicara dalam mendeskripsikan tempat meningkat.

3. Manfaat bagi guru adalah:

a. Guru dapat menerapkan metode karyawisata (field trip) sebagai salah

satu metode yang dapat membantu guru dalam pelajaran Bahasa

Indonesia dengan mudah memahami konsep tersebut dengan baik

sehingga kemampuan berbicara siswa dalam mendeskripsikan tempat

menjadi lebih baik.

b. Sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses

(16)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian

antara pembaca dengan peneliti dalam menafsirkan berbagai istilah. Untuk

menghindari kesalah pahaman dari pernyataan judul dalam penelitian ini

maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:

1. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1981:16).

2. Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari bahasa inggris “description” yang

berkaitan dengan kata kerja “to describe”yang berarti melukiskan dengan

bahasa. Dari uraian tersebut mengandung pengertian bahwa deskripsi

merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah

benda sebagai mana adanya (Finoza, 2002:190).

3. Metode Karyawisata (Field Trip)

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan

(17)

8

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode karyawisata (field trip) adalah pesiar (ekskursi) yang

dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar

tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan

karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik dibawah

bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Yusnandar (2012

: 7) mengemukakan bahwa : “ Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan

melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau

meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih

professional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek

pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru”.

Menurut Kemmis (1983:24) menjelaskan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuirit reflektif yang dilakukan

secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan)

untuk meningkatkan rasionalitas dari :

a. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka.

b. Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini.

(19)

26

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan PTK adalah meningkatkan dan atau memperbaiki praktik

pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan,

meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan

(Suyanto, 1997:54).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitan

tindakan kelas merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan

oleh pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan

dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam

mengumpulkan data dalam pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan

hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan

melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas

Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model yang diperkenalkan oleh Stepen Kemmis dan Mc Taggart.

Kasihani Kasbolah (1995: 113) mengemukakan bahwa “dalam

perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai

dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi perencanaan kembali

(20)

Di dalam satu siklus PTK dilaksanakan dalam proses berdaur

(cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:

a. Perencanaan (Planing)

Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan

dengan PTK yang diprakarsai seperti, penetapan entry behavior,

pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan

skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi

PTK, dan lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan

alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan

masalah.

b. Tindakan (Action)

Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan

digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan

diterapkan.

b. Observasi atau mengamati (Observation)

Observasi dan mengamati yaitu uraian tentang prosedur

perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari

(21)

28

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Refleksi (Reflection)

Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan

perbaikan yang akan digelar, personil yang akan dilibatkan, serta

kreteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya. Jika digambarkan

dalam bagan seperti berikut ini:

Gambar 3.1 Bagan Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas

Setelah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah

dilakukan refleksi, kemudian diadakan perencanaan ulang (replanning)

atau revisi terhadap implementasi sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan

perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus berikutnya

sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan dengan beberapa kali

(22)

Banyak sekali manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas ini baik bagi guru, siswa maupun dunia

pendidikan, antara lain sebagai berikut:

a. Adanya inovasi pembelajaran.

b. Adanya peningkatan profesionalisme guru.

c. Adanya pengembangan kurikulum ditingkat sekolah.

Dengan adanya inovasi pembelajaran, guru dituntut untuk

mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya

mengajarnya sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dihadapi agar

timbul model pembelajaran yang sesuai dengan kelasnya. Dari segi aspek

pengembangan kurikulum, guru juga bertanggung jawab dalam

mengembangkan kurikulum baik ditingkat kelas maupun ditingkat

sekolahan. Penelitian tindakan kelas (PTK) jika dilihat dari segi

profesionalisme guru dalam proses pembelajaran maka guru profesional

selalu melakukan perubahan-perubahan dalam praktek mengajarnya

kearah yang lebih baik yang sesuai dengan kondisi kelasnya.

Karena jika guru tidak melakukan perubahan dalam proses

pembelajaran maka lama kelamaan siswa akan meraskan adanya

kejenuhan. Jika siswa jenuh maka teori-teori pelajaran yang disampaikan

(23)

30

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini sesuai dengan sebab-sebab siswa mengalami kejenuhan

dalam belajar terdapat dalam Hakim (2005:63) yaitu:

a. Cara atau metode belajar yang kurang bervariasi.

b. Belajar hanya ditempat tertentu.

c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.

d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.

e. Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut pada saat

belajar.

Pada umumnya semua penelitian ingin memecahkan semua

persoalan yang tengah di temui atau dijumpai, supaya permasalahan itu

dapat dipecahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

tersebut.

3. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus I.

Diawali dengan cara melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

permasalahan yang ada di dalam konsep pembelajaran Bahasa Indonesia

tentang berbicara, hal tersebut peneliti laksanakan pada tahap pra siklus.

Selanjutnya untuk dapat memecahkan masalah dan untuk meningkatkan

(24)

Secara operasional tahap-tahap kegiatan yang direncanakan oleh

peneliti yaitu:

a. Pra Siklus

Langkah awal kegiatan penelitian adalah melakukan kegiatan

orientasi dilapangan atau kegiatan pra siklus.

Kegiatan orientasi dilapangan atau pra siklus yang dilakukan

meliputi :

1) Observasi

Melihat kondisi obyektif dilapangan melalui kegiatan

observasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa

Indonesia dikelas IV SDN Kebon kecamatan Kasemen kota Serang.

Aspek yang diamati dari segi guru adalah keterampilan guru dalam

mengajar. Sedangkan aspek yang diamati dalam diri siswa adalah

keaktifan siswa dalam proses belajar dan keberhasilan siswa setelah

pembelajaran.

Selain itu dalam tahap observasi yang dilakukan analisis

kurikulum KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV dengan

standar kompetensinya yaitu mendeskripsikan secara lisan tempat

sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat. Sedangkan

kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan tempat sesuai dengan

denah atau gambar dengan kalimat yang runtut dengan

menggunakan metode karyawisata (field trip) yang tepat sehingga

(25)

32

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengkonsultasikan hasil temuan atau refleksi dengan guru

kelas IV dan menentukan revisi rencana tindakan dengan

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata

(field trip).

2) Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi

tentang permasalahan yang diperoleh saat observasi. Hasil tes yang

dilakukan pada saat observasi yang berkaitan dengan pembelajaran

Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara dan menunjukan

bahwa hasil tesnya kurang memuaskan. Dengan menggunakan

metode karyawisata (field trip) ini keaktifan siswa diharapkan dapat

meningkat.

b. Siklus I

1) Rencana

Merancang rencana pembelajaran Bahasa Indonesia

keterampilan berbicara bersama guru kelas IV, yaitu pembuatan RPP

dengan menggunakan metode karyawisata (field trip) sebagai

(26)

2) Tindakan

Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode karyawisata (field trip) dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia keterampilan berbicara. Pelaksanaan tindakan pada

siklus I difokuskan kepada kegiatan pembelajaran bebicara siswa

dengan mejelaskan simbol-simbol dalam denah (arah mata angin,

tempat umum). Selama kegiatan berlangsung diadakan penilaian

proses terutama untuk menilai keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar.

3) Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti

mengamati guru yang sedang mengajar, dengan mencocokkan tepat

atau tidak langkah-langkah yang digunakan dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan berbicara. Kemudian

juga peneliti mengamati segala bentuk tingkah laku siswa dalam

proses pembelajaran. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar

(27)

34

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Refleksi

Dari hasil penilaian dan hasil observasi diperoleh data,

yang kemudian data tersebut dianalisis dan dilihat permasalahan apa

yang muncul sebagai akibat dari berbagai tindakan yang diterapkan.

Peneliti menyimpulkan hasil proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan maupun masukan tentang kelemahan dan kelebihannya

sehingga dapat digunakan untuk menetukan tindakan pada siklus

selajutnya.

B. Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kebon

kecamatan Kasemen kota Serang tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 25

orang terdiri atas laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang.

2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Kebon

kecamatan Kasemen kota Serang. Pertimbangan peneliti dalam

menetapkan tempat uji coba penelitian adalah bahwa SDN Kebon

kecamatan Kasemen kota Serang selalu terbuka dalam upaya menerima

(28)

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam instrument yaitu:

1. Observasi

Adapun observasi dalam penelitian ini dikembangkan menjadi

dua macam yaitu:

a) Observasi terhadap guru

Mengenai wawasan guru yang mencangkup keterampilan guru

dalam mengajar keterampilan berbicara menggunakan metode

karyawisata (field trip).

b) Observasi terhadap siswa

Mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan

hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat

melalui penerapan metode karyawisata (field trip)

Tabel 3.1

Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru

No Aspek yang dinilai

Skor nilai

Keterangan 1 2 3 4

1. Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa pada saat

membuka pelajaran Bahasa Indonesia

dikelas

b. Melakukan apresepsi bermakna dan

membangkitkan keingintahuan awal

(29)

36

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa pada meteri mendeskripsikan

tempat

c. Membangkitkan motivasi siswa untuk

belajar dengan menggunakan metode

karyawisata (field trip)

d. Memberi acuan materi belajar yang

akan disajikan secara singkat, jelas dan

padat tentang deskripsi tempat

nampak, nilai 2

2 Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Guru menjelaskan mengenai konsep

pemahaman tempat dan

mendeskripsikan tempat

d. Pembelajaran dengan menggunakan

metode karyawisata (field trip) harus

lebih efektif dan efisien

3 Penyajian bahan ajar

a. Penyajian bahan pembelajaran sesuai

dengan KD, indikator dan sumber

pembelajaran yang ditetapkan dengan

penggunaan metode karyawisata

(field trip)

b. Pemberian contoh harus tepat, sesuai

dengan materi deskripsi tempat

c. Menguasai materi tentang

(30)

d. Dapat menjawab pertanyaan dari

siswa dengan tepat dan jelas

mengenai meteri yang dajarkan

tentang deskripsi tempat

4 Mengelola proses pembelajaran

a. Sesuai dengan RPP yang telah dibuat

tentang deskripsi tempat dengan

menggunakan metode karyawisata

(field trip)

b. Penyampaian materinya tentang

deskripsi tempat dapat diterima sesuai

dengan pemahaman siswa

c. Pengamatan terhadap siswa dilakukan

secara objektif pada saat materi

deskripsi tempat berlangsung

d. Pemanfaatan waktu yang efekltif dan

efisien dalam proses KBM tentang

deskripsi tempat menggunakan metode

karyawisata (field trip)

5 Strategi dan metode pembelajaran

a. Strategi mengacu kepada metode

karyawisata (field trip) belajar dengan

mengajak siswa keluar kelas

b. Menggunakan metode karyawisata

(field trip) secara efektif dan efisisen

dalam pembelajaran

c. Menguasai metode karyawisata (field

trip)

d. Ketepatan saat memelih metode

(31)

38

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran

6 Melaksanakan evaluasi

a. Memberikan soal-soal tes hasil belajar

secara tulisan dan lisan mengenai

deskripsi tempat

b. Menggunakan penilaian yang relevan

dengan KD dan indikator yang

ditetapkan dengan penggunaan metode

karyawisata (field trip)

c. Menggunakan penilaian yang relevan

dengan alokasi waktu yang tersedia

d. Menggunakan prosedur penilaian yang

relevan dengan pembelajaran deskripsi

tempat menggunakan metode

karyawisata (field trip)

7 Menutup pelajaran

a. Memberikan kesimpulan tentang

materi deskripsi tempat yang telah

dibahas

b. Mengadakan penguatan terhadap

materi deskripsi tempat

c. Melakukan tindak lanjut terhadap

materi deskripsi tempat

d. Menata kembali kerapihan dan

suasana kondusif bagi KBM

berikutnya

Jadi, nilai penampilan mengajar guru adalah

(32)

Kategori nilai:

Nilai 85-100 = A (Baik sekali)

Nilai 70-85 = B (Baik)

Nilai 55-70 = C (Cukup)

Nilai < 55 = D (Kurang Baik)

Table 3.2

Lembar Observasi Keaktifan Siswa

No Nama

Aspek yang dinilai

Jumlah Nilai Ket

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah

(33)

40

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

1. Motivasi belajar siswa

a. Timbul rasa ingin tahu tentang pembelajaran deskripsi tempat.

b. Antusias dalam belajar mendeskripsikan tempat.

c. Minat belajar tinggi sehingga antusias dalam belajar deskripsi tempat.

d. Kemauan belajar yang sangat tinggi tentang deskripsi tempat.

2. Perhatian atau fokus

a. Memperhatikan guru dalam menerangkan konsep pemahaman

tempat.

b. Keseriusan dalam pembelajaran deskripsi tempat.

c. Mengikuti pembelajaran deskripsi tempat dengan serius.

d. Siswa tidak ribut dan tertib pada saat belajar di luar kelas atau

mengikuti metode karyawisata (field trip).

3. Komunikasi siswa

a. Siswa aktif bertanya tentang pembelajaran deskripsi tempat.

b. Siswa mengeluarkan pendapat jika ditanya mengenai materi deskripsi

tempat.

c. Siswa merespon guru saat ditanya mengenai deskripsi tempat.

d. Adanya kemauan untuk bertanya seputar materi deskripsi tempat.

4. Aktifitas belajar

a. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan dari guru mengenai

(34)

b. Siswa mematuhi perintah guru saat proses pembelajaran deskripsi

tempat dengan cara aktif dikelas.

c. Siswa mengikuti metode karyawisata (field trip) keluar kelas dengan

tertib

d. Selama belajar di luar kelas siswa mengamati tempat dan

mendeskripsikannya

5. Tanggung jawab siswa

a. Siswa dapat menyelesaikan tugas mendeskripsikan tempat pada tepat

waktu di akhir pembelajaran

b. Siswa mau maju ke depan saat diperintah gurunya untuk menceritakan

soal yang dikerjakan mengenai deskripsi tempat yang telah dikunjungi

c. Keberanian saat menceritakan hasil tugasnya tentang mendeskripsikan

tempat

d. Sebagai tutor buat temannya dalam pembelajaran dikelas

Keterangan skor nilai:

1. Nilai 4 jika ada 4 deskriptor yang semua nampak

2. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor yang nampak

3. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor yang nampak

4. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor yang nampak

Jadi, nilai aktivitas siswa adalah

(35)

42

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori nilai:

Menurut Indra Kusuma (Dalam Arikunto, 2003: 32) mengatakan

bahwa Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif

untuk mrmperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang

seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.

Menurut Solehudin dan Rahmat (2006: 26-29) secara garis besar

tes terdiri atas tiga jenis , yaitu:

a) Tes tertulis (written Test)

Tes tertulis pada dasarnya ada dua bentuk soal test tertulis

yang lazim kita kenal yakni test uraian (essay test) dan tes Objektif

(Objective Test).

b) Tes lisan (oral Test)

Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara

tester dan testi. Pada test ini, tester mengajukan persoalan secara lisan

(36)

Tabel 3.3

Format Penilaian Tes Tertulis Siswa

No. Aspek yang dinilai Bobot

1 Faktor kebahasaan

a. Pemilihan kata dalam tulisan yang baik, konkrit dan

bervariasi mengenai deskripsi tempat

b. Ketepatan susunan kalimat yang ditulis dalam

mendeskripsikan tempat

25

25

2 Faktor nonkebahasaan

a. Isi sesuai dengan pertanyaan yang menyangkut deskripsi

tempat

b. Penguasaan topik dalam mendeskripsikan tempat

25

25

Jumlah 100

Tabel 3.4

Format Penialain Tes Berbicara Siswa

No Aspek Yang dinilai Bobot

1 Faktor kebahasaan

a. Pemilihan kata dan ungkapan yang baik, konkrit dan

bervariasi mengenai deskripsi tempat

b. Ketepatan susunan penuturan kalimat yang diutarakan

dalam mendeskripsikan tempat

20

20

2 Faktor nonkebahasaan

a. Pandangan di arahkan kepada lawan bicara saat berbicara

mendeskripsikan tempat

b. Kenyaringan suara dan kelancaran berbicara saat

mendeskripsikan tempat

c. Penguasaan topik dalam mendeskripsikan tempat

20

20

20

(37)

44

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Format Penilaian Tes Pelajaran Bahasa Indonesia

Dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field Trip)

No Nama Siswa Bagian Skor Nilai Kategori

berbicara, masing- masing siswa mempunyai skor 2.

(38)

Nilai < 55 = D (Kurang Baik)

3. Catatan Lapangan

Instrument ini berfungsi untuk mencatat kejadian-kejadian selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dicatat yaitu berkaitan

dengan aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar.

Dengan urutan langkah-langkah PTK yang dilakukan secara

cermat, terarah dan terukur, tujuan membantu memecahkan masalah yang

dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar dan menyikapi kesulitan

siswa dalam keterampilan berbicara dengan mengimplementasi metode

karyawisata (field trip) dapat terbukti.

4. Dokumentasi (Kamera)

Dalam penelitian ini digunakan alat untuk mendokumentasikan

peristiwa kegiatan pembelajaran. Dari dokumentasi ini dapat terlihat

secara langsung gambaran proses kegiatan belajar mengajar Bahasa

Indonesia tentang keterampilan berbicara.

D. Teknik Pengelohan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul menjadi acuan untuk melaksanakan analisa

data yang diperoleh dari pembelajaran keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode karyawisata (field trip) pada mata pelajaran Bahasa

(39)

46

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Data

Di dalam penelitian ini, data yang berhasil dikumpulkan terdiri

dari:

a. Data tentang kegiatan siswa.

b. Data tentang hasil belajar yang dianalisi secara kualitatif yang diambil

dari nilai rata-rata kelas tes hasil belajar.

c. Data tentang perkembangan hasil belajar siswa dengan cara

membandingkan nilai rata-rata kelas pada setiap tindakan (evaluasi).

d. Data tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan metode

karyawisata (field trip).

Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari evaluasi pada

setiap siklus, harus segera diolah. Dengan melalui tahapan pengolahan

data, yaitu:

a. Tahapan Persiapan

1) Mengecek kelengkapan data

2) Mengecek alat pengumpul data

3) Membuat prosentasi keberhasilan untuk tiap siklus.

b. Tahapan Pentabulasian

(40)

Penilaian terhadap kegiatan yaitu yang dilakukan siswa, guru

melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran.

1) Keterampilan berbicara melalui metode karyawisata (field trip).

2) Pemberian skor terhadap kemampuan siswa dalam keterampilan

berbicara, lalu skor setiap siswa dikumpulkan dan dibuat rata-rata

pada setiap siklus.

d. Tahapan Penerapan Data

1) Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.

2) Mendeskripsikan data sesuai dengan hasil temuan, membahasnya

dan menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian hipotesa

(41)

100

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data selama proses

penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:

1. Dari data hasil pengamatan dan nilai siswa pada kegiatan belajar

mengajar pada materi deskripsi tempat, menunjukkan adanya

peningkatan dalam setiap langkah yang dilaksanakan. Guru dapat

menggunakan metode karyawista (field trip) dengan baik dan tepat. Hal

ini dapat dilihat dari keterampilan mengajar guru ditiap siklusnya yaitu:

siklus I 53,57, siklus II 78,57, dan siklus III 92,85. Dengan menggunakan

metode karyawisata (field trip) siswa lebih aktif pada proses

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam mendeskripsikan tempat. Hal ini

dapat dilihat dari keaktifan siswa pada tiap siklusnya yaitu: siklus I

61,60, siklus II 73,60, dan siklus III 92,40.

2. Pada keterampilan berbicara dalam mendeskripsikan tempat dengan

menggunakan metode karyawisata (field trip) telah diperoleh

peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV di

SDN Kebon dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang terus meningkat

pada tiap siklusnya yaitu: pra siklus 45,60, siklus I 60,60, siklus II 71,60,

(42)

diberikan guru dan siswa mampu berbicara di depan kelas sesuai konteks

dan tutur yang benar.

Meningkatkan keterampilan berbicara siswa seperti kesimpulan di

atas, karena proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada setiap

siklusnya sudah menerapkan langkah-langkah metode karyawisata (field trip)

dengan baik dari kegiatan mengajar guru maupun kegiatan siswa belajar. Hal

ini dapat dilihat pada lembar observasi kegiatan mengajar guru dan keaktifan

siswa, serta hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan

menggunakan metode karyawista (field trip) yang hasilnya semakin

meningkat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode

karyawisata (field trip) dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa,

maka peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru

Mengembangkan pengetahuan tentang metode-metode

pembelajaran sangatlah penting untuk meningkatkan

keterampilan-keterampilan berbahasa siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Metode karyawista (filed trip) dapat dijadikan salah satu alternatif untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa pada keterampilan berbicara dalam

(43)

102

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar lebih meningkatkan keterampilan berbicara siswa dapat

meningkat, hendaknya guru senantiasa berbagi informasi dan bertukar

pikiran mengenai pemecahan masalah tentang kesulitan belajar siswa

dalam menghadapi mata pelajaran Bhasa Indonesia terutama di kelas IV.

2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah selaku penanggungjawab pimpinan tertinggi di

sekolah hendaknya memberi fasilitas untuk dapat menerapkan metode

serta mendorong guru untuk dapat memilih metode mana yang cocok

untuk siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan

berbicara.

3. Pengawas

Pihak pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan

hendaknya turut memberikan dukungan terhadap guru untuk terus

melakukan upaya ke arah peningkatan kemampuan profesional guru

dalam bidang pengajaran, melalui pelatihan atau mengoptimalisasikan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaepul. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis

Karangan Narasi Dengan Menggunakan Metode Karyawisata Pada Kelas

V SDN Sukaraja [skripsi]. Serang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia

Beetlestone, Florence. (1998). Creative Learning. Philadelphia: Open University

Press

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Djuanda, Dadan. (2010). Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. (Nomer: 13 April 2010), 57-64

E. Yusnandar & Zulkifly, Effendy. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Serang:

IKIP Bandung

E. Yusnandar. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: IMP (Ikhwan

Mandiri Press

Hodijah & Cahyani, Isah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI PRESS

Johnson, David W. et al. (2004). Colaborative Learning. Alexandria: Virginia

Krepel, W. J & Duvall, C. R. (1981). Field Trips: A Guide for Planning and

Conducting Educational Experiences. Washington, DC: National Education

Association.

Muse, C. & Davidman, L. (1982). Teachers' utilization of field trips: Prospects

(45)

104

Hartinah, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Poerwadarminta. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ruhimat, Mamat. (2012). Membangun Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Dasar. (Nomer: 17 April 2012), 28-33.

Rusmiyati, dkk. (2004) Bahasaku Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sariyati. (2007). Meningkatkan Kemampuan Mengarang Bahasa Indonesia Siswa

Kelas V Dengan Metode Karyawisata di SDN Mergosono [skripsi]. Serang:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Surana. (1995). Materi Pelajaran Bahasa Indonesia. Solo: Tiga Serangkai

Tarigan, Henry Guntur. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wahdini, Dini. (2009). Implementasi Pendekatan Pragmatik Unutuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dalam Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Bagi Siswa Kelas IV SDN Lebakwangi 01 Kecamatan Cigedug

Kabupaten Bogor [skripsi]. Serang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas..................... 28
Grafik 4.1 Keterampilan mengajar Guru..................................................
Gambar 3.1 Bagan Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas
gambar dengan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pertama , sebagai mahasiswa Program Studi Penerbitan, penulis ingin mengaplikasikan pengetahuan tentang buku pada umumnya dan pengetahuan tentang ilustrasi pada

paragraph 6.5.8–6.5.14 (dan, jika dapat diterapkan, PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 89– 94 untuk akuntansi lindung nilai atas nilai wajar untuk

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Universitas

penyusunan Buku Harian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Muhammadiyah.. Magelang dapat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Universitas

Jika keperawanannya sudah terenggut, maka menginjak usia dewasa yang merupakan usia matang dalam pernikahan, khususnya dalam menghadapi calon suaminya, tidak

dilakukan setiap hari dimana sering tidak terdatanya berapa BBM yang masuk dan berapa BBM yang telah terkirim setiap harinya. Sistem yang berjalan saat ini masih

Motivasi belajar siswa pada materi larutan penyangga untuk siswa kelompok tinggi tergolong kategori sangat baik pada indikator durasi kegiatan; persistensi pada