Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE
FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA
(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
HARTINAH
0903770
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
LEMBAR HAK CIPTA
Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan
Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)
Oleh
Hartinah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Hartinah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Hartinah
0903770
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan
Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
(PTK di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dra. Nenden Sundari, M. Pd
NIP. 196305301988032001
Pembimbing II
Dra. Ita Rustiati Ridwan, M. Pd
NIP. 196105231988032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program S1-PGSD
Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd
ABSTRAK
Hartinah. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan Tempat Dengan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN Kebon Kecamatan Kasemen Kota Serang.
Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana aplikasi pembelajaran berbicara siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan menggunakan metode field trip. Dan apakah melalui penerapan metode field trip dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat?
Tujuan penelitian adalah memberikan aplikasi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat dengan metode field trip.
Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian adalah observasi dan tes.
Hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara siswa mendeskripsikan tempat diperoleh nilai rata-rata pra siklus 45,60, siklus I 60,60, siklus II 71,60, dan siklus III 90,00.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode karyawisata (field trip) dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa bagi kelas IV. Hal ini dibuktikan melalui peningkatan dalam hasil belajar siswa.
vi
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…... i
LEMBAR PERNYATAAN………. ii
ABSTRAK………. iii
KATA PENGANTAR……….… iv
DAFTAR ISI ………..……….… vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori…...……….……….……... 9
B. Kajian Hasil Penelitian…………..………..…………... 21
C. Kerangka Berfikir……….. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian………... 25
B. Subjek dan Lokasi Penelitian……….. 34
C. Instrumen Penelitian..……….. 35
D. Teknik Pengelohan dan Analisa Data……… 45
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian...……… 48
B. Rekapitulasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas…..…..…………... 95
C. Jawaban Hipotesis……….. 99
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….……… 100
B. Rekomendasi………. 101
DAFTAR PUSTAKA... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru………. 35
Table 3.2 Lembar Observasi Keaktifan Siswa……….. 39
Tabel 3.3 Format Penilaian Tes Tertulis Siswa………. 43
Table 3.4 Format Penialain Tes Berbicara Siswa………. 43
Tabel 3.5 Format Penilaian Tes Pelajaran Bahasa Indonesia……… 44
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus Pelajaran Bahasa Indonesia………. 50
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I……… 56
Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I………. 60
Tabel 4.4 Hasil Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I……….. 64
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II………….. 70
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II……….. 74
Tabel 4.7 Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus II……….……… 78
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus III…………. 84
Tabel 4.9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III……….. 88
Tabel 4.10 Hasil Tes Siklus III Pelajaran Bahasa Indonesia……….. 92
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru... 95
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa... 96
DAFTAR GAMBAR
x
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Keterampilan mengajar Guru... 96
Grafik 4.2 Keaktifan Siswa dalam PBM... 97
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi
pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang
baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai
dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah
dasar (Akhadiah, 1991: 1).
Berdasarkan kutipan tersebut di atas maka siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia selain mampu berbahasa dengan baik juga diharapkan
siswa terampil dalam berbahasa.
Komponen keterampilan berbahasa adalah berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis. Berbicara merupakan instrument yang
mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah
sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun
para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri
atau tidak, pada saat dia mengomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah
2
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bertolak dari kutipan tersebut di atas, harapan peneliti pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia tentang materi berbicara dalam mendeskripsikan
tempat yaitu siswa dapat memahami tempat, siswa dapat menyebutkan
nama-nama tempat sesuai dengan gambar atau denah, siswa dapat menyusun
kalimat yang runtut, dan siswa dapat membuat gambar atau denah sesuai
petunjuk.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan melalui
observasi di kelas, mengenai proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
IV SDN Kebon kecamatan Kasemen kota Serang bahwa:
1. Dalam proses pembelajaran guru masih menekankan pada materi yang
terdapat di dalam buku, dan guru cenderung menggunakan metode
ceramah, sehingga pembelajaran kurang efektif.
2. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
menjadi jenuh dan kurang merespon pada materi yang sedang dibahas,
siswa kurang dilibatkan pada lingkungan yang sesuai dengan materi
sebagai bahan ajar.
3. Siswa tidak diajarkan bagaimana berbicara sesuai konteks dan tutur yang
tepat, melainkan siswa diajak untuk mempelajari teorinya saja, sehingga
keterampilan berbicara siswa sangat rendah dan ini merupakan kendala
Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, maka pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas IV jika dilihat dari hasil rata-rata tes kemampuan
awal yang telah dilakukan oleh peneliti ternyata kurang memuaskan yaitu
45,60 dari 25 siswa. Hasil rata-rata tes tidak mencapai KKM yaitu 65,00,
sehingga tidak sesuai dengan harapan yang ada di kurikulum atau sekolah.
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mampu
mengembangkan dan mengarahkan siswa dengan segala potensi yang dimiliki
secara optimal, yaitu guru dapat mendorong siswa untuk berfikir secara kritis.
Guru dituntut mampu melakukan pembaharuan khususnya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu merancang pembelajaran berdasarkan
pengalaman belajar bagi siswa sehingga menghasilkan pembelajaran yang
bermakna. Pembelajaran bermakna apabila mengarah pada pendekatan
pembelajaran yang menunjang penciptaan belajar siswa secara aktif dan
kreatif, akan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. Kebermaknaan
proses dan hasil pembelajaran ditentukan pula oleh kinerja guru dalam unjuk
kemampuan profesionalnya di lapangan, mulai menyusun rancangan
pembelajaran hingga pada tingkat operasionalnya dapat menggunakan
keragaman metode, media, sumber pembelajaran, serta penilaian yang
dikembangkan.
Untuk memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah
memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas, media yang
4
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendorong siswa
agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara menurut peneliti yaitu
dengan menggunakan metode karyawisata (field trip). Peneliti berkeyakinan
bahwa metode karyawisata (field trip) ini akan berhasil jika diterapkan di
kelas IV untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, bahwa metode ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu: siswa dapat menjawab masalah-masalah
atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan
membuktikan secara langsung mengenai tempat sehingga siswa dapat
mendeskripsikannya melalui berbicara.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti ingin
memcoba membantu permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV dengan
melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Mendeskripsikan Tempat Dengan
Menggunakan Metode Field Trip Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana aplikasi pembelajaran berbicara siswa dalam mendeskripsikan
tempat dengan menggunakan metode karyawisata (field trip)?
2. Apakah melalui penerapan metode karyawisata (field trip) dapat
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disamping itu juga bertujuan
antara lain :
1. Ingin memberikan gambaran melalui aplikasi pembelajaran berbicara
siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan menggunakan metode
karyawisata (field trip).
2. Ingin meningkatkan hasil belajar berbicara siswa dalam mendeskripsikan
tempat melalui penerapan metode karyawisata (field trip).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak
peneliti, siswa, dan guru:
1. Manfaat bagi peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan
kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran.
b. Dapat mengetahui kesulitan siswa dalam mengikuti proses
6
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat bagi siswa adalah:
a. Siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi
kebosanan dalam belajar.
b. Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar
lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan
dengan pelajaran baru.
c. Aktivitas siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat
meningkat.
d. Hasil belajar siswa berbicara dalam mendeskripsikan tempat meningkat.
3. Manfaat bagi guru adalah:
a. Guru dapat menerapkan metode karyawisata (field trip) sebagai salah
satu metode yang dapat membantu guru dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dengan mudah memahami konsep tersebut dengan baik
sehingga kemampuan berbicara siswa dalam mendeskripsikan tempat
menjadi lebih baik.
b. Sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian
antara pembaca dengan peneliti dalam menafsirkan berbagai istilah. Untuk
menghindari kesalah pahaman dari pernyataan judul dalam penelitian ini
maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1981:16).
2. Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa inggris “description” yang
berkaitan dengan kata kerja “to describe”yang berarti melukiskan dengan
bahasa. Dari uraian tersebut mengandung pengertian bahwa deskripsi
merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah
benda sebagai mana adanya (Finoza, 2002:190).
3. Metode Karyawisata (Field Trip)
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan
8
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode karyawisata (field trip) adalah pesiar (ekskursi) yang
dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar
tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan
karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik dibawah
bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Yusnandar (2012
: 7) mengemukakan bahwa : “ Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan
melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
professional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru”.
Menurut Kemmis (1983:24) menjelaskan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuirit reflektif yang dilakukan
secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan)
untuk meningkatkan rasionalitas dari :
a. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka.
b. Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini.
26
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan PTK adalah meningkatkan dan atau memperbaiki praktik
pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan,
meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan
(Suyanto, 1997:54).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitan
tindakan kelas merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan
oleh pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan
dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam
mengumpulkan data dalam pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan
hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan
melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
2. Model Penelitian Tindakan Kelas
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model yang diperkenalkan oleh Stepen Kemmis dan Mc Taggart.
Kasihani Kasbolah (1995: 113) mengemukakan bahwa “dalam
perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai
dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi perencanaan kembali
Di dalam satu siklus PTK dilaksanakan dalam proses berdaur
(cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Perencanaan (Planing)
Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan
dengan PTK yang diprakarsai seperti, penetapan entry behavior,
pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan
skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi
PTK, dan lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan
alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan
masalah.
b. Tindakan (Action)
Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan
digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
b. Observasi atau mengamati (Observation)
Observasi dan mengamati yaitu uraian tentang prosedur
perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari
28
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Refleksi (Reflection)
Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang akan digelar, personil yang akan dilibatkan, serta
kreteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya. Jika digambarkan
dalam bagan seperti berikut ini:
Gambar 3.1 Bagan Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas
Setelah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah
dilakukan refleksi, kemudian diadakan perencanaan ulang (replanning)
atau revisi terhadap implementasi sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan
perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus berikutnya
sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan dengan beberapa kali
Banyak sekali manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas ini baik bagi guru, siswa maupun dunia
pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a. Adanya inovasi pembelajaran.
b. Adanya peningkatan profesionalisme guru.
c. Adanya pengembangan kurikulum ditingkat sekolah.
Dengan adanya inovasi pembelajaran, guru dituntut untuk
mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya
mengajarnya sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dihadapi agar
timbul model pembelajaran yang sesuai dengan kelasnya. Dari segi aspek
pengembangan kurikulum, guru juga bertanggung jawab dalam
mengembangkan kurikulum baik ditingkat kelas maupun ditingkat
sekolahan. Penelitian tindakan kelas (PTK) jika dilihat dari segi
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran maka guru profesional
selalu melakukan perubahan-perubahan dalam praktek mengajarnya
kearah yang lebih baik yang sesuai dengan kondisi kelasnya.
Karena jika guru tidak melakukan perubahan dalam proses
pembelajaran maka lama kelamaan siswa akan meraskan adanya
kejenuhan. Jika siswa jenuh maka teori-teori pelajaran yang disampaikan
30
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini sesuai dengan sebab-sebab siswa mengalami kejenuhan
dalam belajar terdapat dalam Hakim (2005:63) yaitu:
a. Cara atau metode belajar yang kurang bervariasi.
b. Belajar hanya ditempat tertentu.
c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.
d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.
e. Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut pada saat
belajar.
Pada umumnya semua penelitian ingin memecahkan semua
persoalan yang tengah di temui atau dijumpai, supaya permasalahan itu
dapat dipecahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
tersebut.
3. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus I.
Diawali dengan cara melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ada di dalam konsep pembelajaran Bahasa Indonesia
tentang berbicara, hal tersebut peneliti laksanakan pada tahap pra siklus.
Selanjutnya untuk dapat memecahkan masalah dan untuk meningkatkan
Secara operasional tahap-tahap kegiatan yang direncanakan oleh
peneliti yaitu:
a. Pra Siklus
Langkah awal kegiatan penelitian adalah melakukan kegiatan
orientasi dilapangan atau kegiatan pra siklus.
Kegiatan orientasi dilapangan atau pra siklus yang dilakukan
meliputi :
1) Observasi
Melihat kondisi obyektif dilapangan melalui kegiatan
observasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa
Indonesia dikelas IV SDN Kebon kecamatan Kasemen kota Serang.
Aspek yang diamati dari segi guru adalah keterampilan guru dalam
mengajar. Sedangkan aspek yang diamati dalam diri siswa adalah
keaktifan siswa dalam proses belajar dan keberhasilan siswa setelah
pembelajaran.
Selain itu dalam tahap observasi yang dilakukan analisis
kurikulum KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV dengan
standar kompetensinya yaitu mendeskripsikan secara lisan tempat
sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat. Sedangkan
kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan tempat sesuai dengan
denah atau gambar dengan kalimat yang runtut dengan
menggunakan metode karyawisata (field trip) yang tepat sehingga
32
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengkonsultasikan hasil temuan atau refleksi dengan guru
kelas IV dan menentukan revisi rencana tindakan dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata
(field trip).
2) Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi
tentang permasalahan yang diperoleh saat observasi. Hasil tes yang
dilakukan pada saat observasi yang berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara dan menunjukan
bahwa hasil tesnya kurang memuaskan. Dengan menggunakan
metode karyawisata (field trip) ini keaktifan siswa diharapkan dapat
meningkat.
b. Siklus I
1) Rencana
Merancang rencana pembelajaran Bahasa Indonesia
keterampilan berbicara bersama guru kelas IV, yaitu pembuatan RPP
dengan menggunakan metode karyawisata (field trip) sebagai
2) Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode karyawisata (field trip) dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia keterampilan berbicara. Pelaksanaan tindakan pada
siklus I difokuskan kepada kegiatan pembelajaran bebicara siswa
dengan mejelaskan simbol-simbol dalam denah (arah mata angin,
tempat umum). Selama kegiatan berlangsung diadakan penilaian
proses terutama untuk menilai keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar.
3) Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
mengamati guru yang sedang mengajar, dengan mencocokkan tepat
atau tidak langkah-langkah yang digunakan dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan berbicara. Kemudian
juga peneliti mengamati segala bentuk tingkah laku siswa dalam
proses pembelajaran. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar
34
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Refleksi
Dari hasil penilaian dan hasil observasi diperoleh data,
yang kemudian data tersebut dianalisis dan dilihat permasalahan apa
yang muncul sebagai akibat dari berbagai tindakan yang diterapkan.
Peneliti menyimpulkan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan maupun masukan tentang kelemahan dan kelebihannya
sehingga dapat digunakan untuk menetukan tindakan pada siklus
selajutnya.
B. Subyek dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kebon
kecamatan Kasemen kota Serang tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 25
orang terdiri atas laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang.
2. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Kebon
kecamatan Kasemen kota Serang. Pertimbangan peneliti dalam
menetapkan tempat uji coba penelitian adalah bahwa SDN Kebon
kecamatan Kasemen kota Serang selalu terbuka dalam upaya menerima
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam instrument yaitu:
1. Observasi
Adapun observasi dalam penelitian ini dikembangkan menjadi
dua macam yaitu:
a) Observasi terhadap guru
Mengenai wawasan guru yang mencangkup keterampilan guru
dalam mengajar keterampilan berbicara menggunakan metode
karyawisata (field trip).
b) Observasi terhadap siswa
Mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa pada berbicara dalam mendeskripsikan tempat
melalui penerapan metode karyawisata (field trip)
Tabel 3.1
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
No Aspek yang dinilai
Skor nilai
Keterangan 1 2 3 4
1. Kemampuan membuka pelajaran
a. Menarik perhatian siswa pada saat
membuka pelajaran Bahasa Indonesia
dikelas
b. Melakukan apresepsi bermakna dan
membangkitkan keingintahuan awal
36
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa pada meteri mendeskripsikan
tempat
c. Membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar dengan menggunakan metode
karyawisata (field trip)
d. Memberi acuan materi belajar yang
akan disajikan secara singkat, jelas dan
padat tentang deskripsi tempat
nampak, nilai 2
2 Sikap guru dalam proses pembelajaran
a. Guru menjelaskan mengenai konsep
pemahaman tempat dan
mendeskripsikan tempat
d. Pembelajaran dengan menggunakan
metode karyawisata (field trip) harus
lebih efektif dan efisien
3 Penyajian bahan ajar
a. Penyajian bahan pembelajaran sesuai
dengan KD, indikator dan sumber
pembelajaran yang ditetapkan dengan
penggunaan metode karyawisata
(field trip)
b. Pemberian contoh harus tepat, sesuai
dengan materi deskripsi tempat
c. Menguasai materi tentang
d. Dapat menjawab pertanyaan dari
siswa dengan tepat dan jelas
mengenai meteri yang dajarkan
tentang deskripsi tempat
4 Mengelola proses pembelajaran
a. Sesuai dengan RPP yang telah dibuat
tentang deskripsi tempat dengan
menggunakan metode karyawisata
(field trip)
b. Penyampaian materinya tentang
deskripsi tempat dapat diterima sesuai
dengan pemahaman siswa
c. Pengamatan terhadap siswa dilakukan
secara objektif pada saat materi
deskripsi tempat berlangsung
d. Pemanfaatan waktu yang efekltif dan
efisien dalam proses KBM tentang
deskripsi tempat menggunakan metode
karyawisata (field trip)
5 Strategi dan metode pembelajaran
a. Strategi mengacu kepada metode
karyawisata (field trip) belajar dengan
mengajak siswa keluar kelas
b. Menggunakan metode karyawisata
(field trip) secara efektif dan efisisen
dalam pembelajaran
c. Menguasai metode karyawisata (field
trip)
d. Ketepatan saat memelih metode
38
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran
6 Melaksanakan evaluasi
a. Memberikan soal-soal tes hasil belajar
secara tulisan dan lisan mengenai
deskripsi tempat
b. Menggunakan penilaian yang relevan
dengan KD dan indikator yang
ditetapkan dengan penggunaan metode
karyawisata (field trip)
c. Menggunakan penilaian yang relevan
dengan alokasi waktu yang tersedia
d. Menggunakan prosedur penilaian yang
relevan dengan pembelajaran deskripsi
tempat menggunakan metode
karyawisata (field trip)
7 Menutup pelajaran
a. Memberikan kesimpulan tentang
materi deskripsi tempat yang telah
dibahas
b. Mengadakan penguatan terhadap
materi deskripsi tempat
c. Melakukan tindak lanjut terhadap
materi deskripsi tempat
d. Menata kembali kerapihan dan
suasana kondusif bagi KBM
berikutnya
Jadi, nilai penampilan mengajar guru adalah
Kategori nilai:
Nilai 85-100 = A (Baik sekali)
Nilai 70-85 = B (Baik)
Nilai 55-70 = C (Cukup)
Nilai < 55 = D (Kurang Baik)
Table 3.2
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah Nilai Ket
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
40
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
1. Motivasi belajar siswa
a. Timbul rasa ingin tahu tentang pembelajaran deskripsi tempat.
b. Antusias dalam belajar mendeskripsikan tempat.
c. Minat belajar tinggi sehingga antusias dalam belajar deskripsi tempat.
d. Kemauan belajar yang sangat tinggi tentang deskripsi tempat.
2. Perhatian atau fokus
a. Memperhatikan guru dalam menerangkan konsep pemahaman
tempat.
b. Keseriusan dalam pembelajaran deskripsi tempat.
c. Mengikuti pembelajaran deskripsi tempat dengan serius.
d. Siswa tidak ribut dan tertib pada saat belajar di luar kelas atau
mengikuti metode karyawisata (field trip).
3. Komunikasi siswa
a. Siswa aktif bertanya tentang pembelajaran deskripsi tempat.
b. Siswa mengeluarkan pendapat jika ditanya mengenai materi deskripsi
tempat.
c. Siswa merespon guru saat ditanya mengenai deskripsi tempat.
d. Adanya kemauan untuk bertanya seputar materi deskripsi tempat.
4. Aktifitas belajar
a. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan dari guru mengenai
b. Siswa mematuhi perintah guru saat proses pembelajaran deskripsi
tempat dengan cara aktif dikelas.
c. Siswa mengikuti metode karyawisata (field trip) keluar kelas dengan
tertib
d. Selama belajar di luar kelas siswa mengamati tempat dan
mendeskripsikannya
5. Tanggung jawab siswa
a. Siswa dapat menyelesaikan tugas mendeskripsikan tempat pada tepat
waktu di akhir pembelajaran
b. Siswa mau maju ke depan saat diperintah gurunya untuk menceritakan
soal yang dikerjakan mengenai deskripsi tempat yang telah dikunjungi
c. Keberanian saat menceritakan hasil tugasnya tentang mendeskripsikan
tempat
d. Sebagai tutor buat temannya dalam pembelajaran dikelas
Keterangan skor nilai:
1. Nilai 4 jika ada 4 deskriptor yang semua nampak
2. Nilai 3 jika ada 3 deskriptor yang nampak
3. Nilai 2 jika ada 2 deskriptor yang nampak
4. Nilai 1 jika ada 1 deskriptor yang nampak
Jadi, nilai aktivitas siswa adalah
42
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori nilai:
Menurut Indra Kusuma (Dalam Arikunto, 2003: 32) mengatakan
bahwa Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk mrmperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Menurut Solehudin dan Rahmat (2006: 26-29) secara garis besar
tes terdiri atas tiga jenis , yaitu:
a) Tes tertulis (written Test)
Tes tertulis pada dasarnya ada dua bentuk soal test tertulis
yang lazim kita kenal yakni test uraian (essay test) dan tes Objektif
(Objective Test).
b) Tes lisan (oral Test)
Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara
tester dan testi. Pada test ini, tester mengajukan persoalan secara lisan
Tabel 3.3
Format Penilaian Tes Tertulis Siswa
No. Aspek yang dinilai Bobot
1 Faktor kebahasaan
a. Pemilihan kata dalam tulisan yang baik, konkrit dan
bervariasi mengenai deskripsi tempat
b. Ketepatan susunan kalimat yang ditulis dalam
mendeskripsikan tempat
25
25
2 Faktor nonkebahasaan
a. Isi sesuai dengan pertanyaan yang menyangkut deskripsi
tempat
b. Penguasaan topik dalam mendeskripsikan tempat
25
25
Jumlah 100
Tabel 3.4
Format Penialain Tes Berbicara Siswa
No Aspek Yang dinilai Bobot
1 Faktor kebahasaan
a. Pemilihan kata dan ungkapan yang baik, konkrit dan
bervariasi mengenai deskripsi tempat
b. Ketepatan susunan penuturan kalimat yang diutarakan
dalam mendeskripsikan tempat
20
20
2 Faktor nonkebahasaan
a. Pandangan di arahkan kepada lawan bicara saat berbicara
mendeskripsikan tempat
b. Kenyaringan suara dan kelancaran berbicara saat
mendeskripsikan tempat
c. Penguasaan topik dalam mendeskripsikan tempat
20
20
20
44
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Format Penilaian Tes Pelajaran Bahasa Indonesia
Dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field Trip)
No Nama Siswa Bagian Skor Nilai Kategori
berbicara, masing- masing siswa mempunyai skor 2.
Nilai < 55 = D (Kurang Baik)
3. Catatan Lapangan
Instrument ini berfungsi untuk mencatat kejadian-kejadian selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dicatat yaitu berkaitan
dengan aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar.
Dengan urutan langkah-langkah PTK yang dilakukan secara
cermat, terarah dan terukur, tujuan membantu memecahkan masalah yang
dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar dan menyikapi kesulitan
siswa dalam keterampilan berbicara dengan mengimplementasi metode
karyawisata (field trip) dapat terbukti.
4. Dokumentasi (Kamera)
Dalam penelitian ini digunakan alat untuk mendokumentasikan
peristiwa kegiatan pembelajaran. Dari dokumentasi ini dapat terlihat
secara langsung gambaran proses kegiatan belajar mengajar Bahasa
Indonesia tentang keterampilan berbicara.
D. Teknik Pengelohan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul menjadi acuan untuk melaksanakan analisa
data yang diperoleh dari pembelajaran keterampilan berbicara dengan
menggunakan metode karyawisata (field trip) pada mata pelajaran Bahasa
46
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Data
Di dalam penelitian ini, data yang berhasil dikumpulkan terdiri
dari:
a. Data tentang kegiatan siswa.
b. Data tentang hasil belajar yang dianalisi secara kualitatif yang diambil
dari nilai rata-rata kelas tes hasil belajar.
c. Data tentang perkembangan hasil belajar siswa dengan cara
membandingkan nilai rata-rata kelas pada setiap tindakan (evaluasi).
d. Data tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
karyawisata (field trip).
Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari evaluasi pada
setiap siklus, harus segera diolah. Dengan melalui tahapan pengolahan
data, yaitu:
a. Tahapan Persiapan
1) Mengecek kelengkapan data
2) Mengecek alat pengumpul data
3) Membuat prosentasi keberhasilan untuk tiap siklus.
b. Tahapan Pentabulasian
Penilaian terhadap kegiatan yaitu yang dilakukan siswa, guru
melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran.
1) Keterampilan berbicara melalui metode karyawisata (field trip).
2) Pemberian skor terhadap kemampuan siswa dalam keterampilan
berbicara, lalu skor setiap siswa dikumpulkan dan dibuat rata-rata
pada setiap siklus.
d. Tahapan Penerapan Data
1) Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
2) Mendeskripsikan data sesuai dengan hasil temuan, membahasnya
dan menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian hipotesa
100
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data selama proses
penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Dari data hasil pengamatan dan nilai siswa pada kegiatan belajar
mengajar pada materi deskripsi tempat, menunjukkan adanya
peningkatan dalam setiap langkah yang dilaksanakan. Guru dapat
menggunakan metode karyawista (field trip) dengan baik dan tepat. Hal
ini dapat dilihat dari keterampilan mengajar guru ditiap siklusnya yaitu:
siklus I 53,57, siklus II 78,57, dan siklus III 92,85. Dengan menggunakan
metode karyawisata (field trip) siswa lebih aktif pada proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam mendeskripsikan tempat. Hal ini
dapat dilihat dari keaktifan siswa pada tiap siklusnya yaitu: siklus I
61,60, siklus II 73,60, dan siklus III 92,40.
2. Pada keterampilan berbicara dalam mendeskripsikan tempat dengan
menggunakan metode karyawisata (field trip) telah diperoleh
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV di
SDN Kebon dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang terus meningkat
pada tiap siklusnya yaitu: pra siklus 45,60, siklus I 60,60, siklus II 71,60,
diberikan guru dan siswa mampu berbicara di depan kelas sesuai konteks
dan tutur yang benar.
Meningkatkan keterampilan berbicara siswa seperti kesimpulan di
atas, karena proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada setiap
siklusnya sudah menerapkan langkah-langkah metode karyawisata (field trip)
dengan baik dari kegiatan mengajar guru maupun kegiatan siswa belajar. Hal
ini dapat dilihat pada lembar observasi kegiatan mengajar guru dan keaktifan
siswa, serta hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan tempat dengan
menggunakan metode karyawista (field trip) yang hasilnya semakin
meningkat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode
karyawisata (field trip) dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa,
maka peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Guru
Mengembangkan pengetahuan tentang metode-metode
pembelajaran sangatlah penting untuk meningkatkan
keterampilan-keterampilan berbahasa siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Metode karyawista (filed trip) dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa pada keterampilan berbicara dalam
102
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar lebih meningkatkan keterampilan berbicara siswa dapat
meningkat, hendaknya guru senantiasa berbagi informasi dan bertukar
pikiran mengenai pemecahan masalah tentang kesulitan belajar siswa
dalam menghadapi mata pelajaran Bhasa Indonesia terutama di kelas IV.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selaku penanggungjawab pimpinan tertinggi di
sekolah hendaknya memberi fasilitas untuk dapat menerapkan metode
serta mendorong guru untuk dapat memilih metode mana yang cocok
untuk siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan
berbicara.
3. Pengawas
Pihak pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan
hendaknya turut memberikan dukungan terhadap guru untuk terus
melakukan upaya ke arah peningkatan kemampuan profesional guru
dalam bidang pengajaran, melalui pelatihan atau mengoptimalisasikan
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaepul. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis
Karangan Narasi Dengan Menggunakan Metode Karyawisata Pada Kelas
V SDN Sukaraja [skripsi]. Serang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia
Beetlestone, Florence. (1998). Creative Learning. Philadelphia: Open University
Press
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Djuanda, Dadan. (2010). Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. (Nomer: 13 April 2010), 57-64
E. Yusnandar & Zulkifly, Effendy. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Serang:
IKIP Bandung
E. Yusnandar. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: IMP (Ikhwan
Mandiri Press
Hodijah & Cahyani, Isah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS
Johnson, David W. et al. (2004). Colaborative Learning. Alexandria: Virginia
Krepel, W. J & Duvall, C. R. (1981). Field Trips: A Guide for Planning and
Conducting Educational Experiences. Washington, DC: National Education
Association.
Muse, C. & Davidman, L. (1982). Teachers' utilization of field trips: Prospects
104
Hartinah, 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN TEMPAT DENGAN METODE FIELD TRIP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Poerwadarminta. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ruhimat, Mamat. (2012). Membangun Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Dasar. (Nomer: 17 April 2012), 28-33.
Rusmiyati, dkk. (2004) Bahasaku Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Bumi Aksara
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sariyati. (2007). Meningkatkan Kemampuan Mengarang Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V Dengan Metode Karyawisata di SDN Mergosono [skripsi]. Serang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Surana. (1995). Materi Pelajaran Bahasa Indonesia. Solo: Tiga Serangkai
Tarigan, Henry Guntur. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wahdini, Dini. (2009). Implementasi Pendekatan Pragmatik Unutuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Siswa Kelas IV SDN Lebakwangi 01 Kecamatan Cigedug
Kabupaten Bogor [skripsi]. Serang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia