• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA

WISATA MANCING

FISHING VALLEY

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

AYU INDAH LESTARI H34052232

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

AYU INDAH LESTARI. H34052232. 2009. Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI).

Pengembangan agrowisata sebagai salah satu bidang usaha pariwisata yang potensial di Indonesia yang berlandaskan pada konsep pertanian dalam arti luas ditunjang oleh posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam. Kabupaten Bogor dikenal sebagai daerah agrowisata di Jawa Barat. Salah satu obyek agrowisata di bidang perikanan adalah obyek wisata pemancingan. Potensi pengembangan usaha pemancingan di Kabupaten Bogor cukup tinggi karena ditunjang oleh potensi daerah yang baik. Salah satu obyek wisata pemancingan yang terdapat di Bogor adalah Wisata Mancing Fishing Valley. Untuk dapat bersaing dalam industri agrowisata khususnya wisata mancing, Fishing Valley sebagai usaha yang tergolong baru harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat. Untuk itu, peusahaan perlu mengupayakan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik banyak pengunjung, memperluas pangsa pasar, mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha.

Tujuan dari peneltian ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang menentukan strategi pemasaran Wisata Mancing

Fishing Valley, (2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi Wisata Mancing Fishing Valley yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini, dan (3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Wisata Mancing Fishing Valley.

Penelitian dilakukan di Wisata Mancing Fishing Valleyyang beralamat di Jalan Pemda Raya Nomor 107 Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2009. Penentuan responden secarapurposive sampling dilakukan pada penentuan responden untuk pengisian matriks EFE dan IFE serta QSPM. Penentuan responden secara accidental sampling dilakukan pada pengisian kuesioner oleh 30 pengunjung untuk mengetahui gambaran umum konsumen dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran perusahaan. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan melalui studi kasus (case study). Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif yang dihasilkan adalah hasil analisis berupa bobot, rating, dan skor. Analisis kualitatif berupa penjelasan dari hasil analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM.

(3)

menjaga ketersediaan dan kestabilan harga BBM, (8) perkembangan teknologi internet dan telepon seluler di masyarakat, serta (9) produk pemasok berkualitas dan telah terjalin kerjasama yang baik. Faktor ancaman bagi Fishing Valley

adalah: (1) curah hujan yang tinggi di Bogor, (2) penyebaran wabah Koi Herpes Virus (KHV) pada ikan mas di Jawa Barat, (3) tingkat persaingan usaha pemancingan tinggi, (4) hambatan masuk pendatang baru rendah, (5) agrowisata dan wisata alam semakin berkembang, dan (6) pembeli memiliki kekuatan terhadap perusahaan.

Analisis faktor internal menghasilkan enam kekuatan dan delapan kelemahan. Faktor kekuatan Fishing Valleyadalah: (1) pembagian kerja karyawan jelas dan pemberian motivasi pada karyawan tinggi, (2) konsep wisata mancing yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga, (3) lokasi usaha strategis dan suasana alam yang nyaman, (4) teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) rencana pengembangan fasilitas, dan (6) memiliki karyawan yang berpengalaman dalam pengelolaan ikan. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan yaitu: (1) pengelolaan usaha bertumpu pada manajer operasional serta belum memiliki bagian pemasaran dan keuangan, (2) harga dan kualitas produk restoran kurang sesuai, (3) pelayanan karyawan restoran lambat dan kurang tanggap saat padat pengunjung, (4) promosi dan pengelolaan pengunjung belum optimal, (5) keakraban dan relasi dengan para pemancing masih kurang, (6) penggunaan dana pinjaman bank, (7) pengelolaan teknis kolam pemancingan kurang baik serta (8) pengelolaan informasi manajemen dan pencatatan keuangan masih sederhana.

(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA

WISATA MANCING

FISHING VALLEY

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

AYU INDAH LESTARI H34052232

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing

Fishing ValleyKabupaten Bogor Jawa Barat

Nama : Ayu Indah Lestari

NIM : H34052232

Disetujui, Pembimbing

Ir. Narni Farmayanti, MSc.

NIP. 19630228 199003 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 09 April 1988. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zulkifli Syam dan Ibunda Yuyun Yunita Kosasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Cibinong 3 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTPN 1 Cibinong. Pendidikan menengah atas di selesaikan di SMAN 3 Bogor pada tahun 2005.

Penulis diterima pada program Mayor-Minor di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tingkat 2, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai jurusan mayor dan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian sebagai jurusan minor.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley

Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan pemasaran perusahaan baik internal maupun eksternal kemudian merumuskan alternatif dan menetapkan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan pada Wisata Mancing Fishing Valley. Pemasaran merupakan kunci utama suatu produk dan jasa mampu dikenal masyarakat sehingga nantinya diharapkan akan mampu bersaing di pasar yang semakin dinamis dan berdampak positif pada penjualan. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang terintegrasi salah satunya melalui rancangan strategi pemasaran yang baik dan tepat bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, penulis tetap berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi pihak perusahaan.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya, petunjuk-Nya dan nikmat-Nya yang tak terhingga dan sangat berharga.

2. Papa dan mama tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perjuangan, dan motivasi yang teramat besar yang diberikan kepada penulis. 3. Kedua adik penulis, Bayu Kusuma Wardhana dan Cahyudi Wira Pratama yang

memberikan semangat dan kekuatan tersendiri untuk penulis.

4. Ir. Narni Farmayanti, MSc. sebagai dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas waktu, bimbingan, arahan dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji Utama dalam ujian skripsi penulis.

6. Rahmat Yanuar, SP, MSi. yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji dari Komisi Pendidikan Departemen Agribisnis dalam ujian skripsi penulis.

7. Ir. Anita Ristianingrum, MSi. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah di Departemen Agribisnis.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama penulis menjadi mahasiswa Agribisnis. Ir. Popong Nurhayati, MM, dan Etriya, SP. MM, terima kasih atas waktu konsultasi dan masukannya kepada penulis, serta seluruh staf Departemen (Bu Yoyoh, Pak Yusuf, Mas Hamid, Mas Pian, Bu Ida, Mba Dian) terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya yang sangat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Joseph Hartoyo selaku Pemilik, Bapak Ramly selaku Manajer Operasional, Mba Puput, Mba Hera dan seluruh karyawan Wisata Mancing

(10)

10. Zulmaluddin Dalimunthe, terima kasih atas pengertian, kasih sayang, doa, semangat dan bantuan yang selalu diberikan kepada penulis.

11. Wiwi Heryawanti, terima kasih atas diskusi, bantuan dan kesediaannya menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian penulis.

12. Dian Lestari (De-el) dan Desi Nurmasari (Echi) teman satu tempat penelitian, serta Indri Nilam Cahya (Bebeh) dan Dwi Astuti Mustikasari (Tika) teman satu bimbingan skripsi, terima kasih atas kebersamaan dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

13. Rina Yoanita Rahartanti, Tiara Sakina, Purbasari Indah Lestari, Rizki Amalia, Hepi Risenasari, Yusda Mardiyah, Cila Apriande dan anak-anak komunitas pondok iwan (Hary, Sule, Fery, Nawi, Isnur, Bayu, Rozak, Noel, Gito, Najmi, Faisal dan Teguh) terima kasih atas bantuan, kekompakan, kebersamaan dan persahabatan selama ini.

14. Teman-teman Gladikarya 2008, Prastiwi, Syahra Zulfah (Sarjul), Ita fusfitawati, dan Irfan Hadi (Pakde), kebersamaan kita di Desa Blendung, Purwadadi-Subang menjadi kenangan yang amat mengesankan.

15. Muhammad Firdaus, terima kasih atas bantuannya dalam pembuatan layout

lokasi penelitian.

16. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaan selama tiga tahun di AGB. Semoga silaturahmi dan persahabatan kita bisa terus dipertahankan. AGB….Growing the future.

17. Aa dan Teteh Agribisnis 41 khususnya anggota The Last MISETA (Aliy, Nunu, Ragil, Duta, Gerry, Evan, Yoga, Rany, Wanty, Widi, Mamiek, Fanny, dll) terima kasih atas masukan dan semangat yang diberikan selama ini kepada penulis.

18. Sahabat-sahabatku, Fuji Andini, Aldila Amalia, Intan Farahdilla, Intan Anggraeni, Erhan Rachmat, Irfan Nur serta Arie Septi Nandasari, terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis.

(11)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA

WISATA MANCING

FISHING VALLEY

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

AYU INDAH LESTARI H34052232

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

AYU INDAH LESTARI. H34052232. 2009. Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI).

Pengembangan agrowisata sebagai salah satu bidang usaha pariwisata yang potensial di Indonesia yang berlandaskan pada konsep pertanian dalam arti luas ditunjang oleh posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam. Kabupaten Bogor dikenal sebagai daerah agrowisata di Jawa Barat. Salah satu obyek agrowisata di bidang perikanan adalah obyek wisata pemancingan. Potensi pengembangan usaha pemancingan di Kabupaten Bogor cukup tinggi karena ditunjang oleh potensi daerah yang baik. Salah satu obyek wisata pemancingan yang terdapat di Bogor adalah Wisata Mancing Fishing Valley. Untuk dapat bersaing dalam industri agrowisata khususnya wisata mancing, Fishing Valley sebagai usaha yang tergolong baru harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat. Untuk itu, peusahaan perlu mengupayakan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik banyak pengunjung, memperluas pangsa pasar, mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha.

Tujuan dari peneltian ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang menentukan strategi pemasaran Wisata Mancing

Fishing Valley, (2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi Wisata Mancing Fishing Valley yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini, dan (3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Wisata Mancing Fishing Valley.

Penelitian dilakukan di Wisata Mancing Fishing Valleyyang beralamat di Jalan Pemda Raya Nomor 107 Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2009. Penentuan responden secarapurposive sampling dilakukan pada penentuan responden untuk pengisian matriks EFE dan IFE serta QSPM. Penentuan responden secara accidental sampling dilakukan pada pengisian kuesioner oleh 30 pengunjung untuk mengetahui gambaran umum konsumen dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran perusahaan. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan melalui studi kasus (case study). Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif yang dihasilkan adalah hasil analisis berupa bobot, rating, dan skor. Analisis kualitatif berupa penjelasan dari hasil analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM.

(13)

menjaga ketersediaan dan kestabilan harga BBM, (8) perkembangan teknologi internet dan telepon seluler di masyarakat, serta (9) produk pemasok berkualitas dan telah terjalin kerjasama yang baik. Faktor ancaman bagi Fishing Valley

adalah: (1) curah hujan yang tinggi di Bogor, (2) penyebaran wabah Koi Herpes Virus (KHV) pada ikan mas di Jawa Barat, (3) tingkat persaingan usaha pemancingan tinggi, (4) hambatan masuk pendatang baru rendah, (5) agrowisata dan wisata alam semakin berkembang, dan (6) pembeli memiliki kekuatan terhadap perusahaan.

Analisis faktor internal menghasilkan enam kekuatan dan delapan kelemahan. Faktor kekuatan Fishing Valleyadalah: (1) pembagian kerja karyawan jelas dan pemberian motivasi pada karyawan tinggi, (2) konsep wisata mancing yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga, (3) lokasi usaha strategis dan suasana alam yang nyaman, (4) teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) rencana pengembangan fasilitas, dan (6) memiliki karyawan yang berpengalaman dalam pengelolaan ikan. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan yaitu: (1) pengelolaan usaha bertumpu pada manajer operasional serta belum memiliki bagian pemasaran dan keuangan, (2) harga dan kualitas produk restoran kurang sesuai, (3) pelayanan karyawan restoran lambat dan kurang tanggap saat padat pengunjung, (4) promosi dan pengelolaan pengunjung belum optimal, (5) keakraban dan relasi dengan para pemancing masih kurang, (6) penggunaan dana pinjaman bank, (7) pengelolaan teknis kolam pemancingan kurang baik serta (8) pengelolaan informasi manajemen dan pencatatan keuangan masih sederhana.

(14)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA

WISATA MANCING

FISHING VALLEY

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

AYU INDAH LESTARI H34052232

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing

Fishing ValleyKabupaten Bogor Jawa Barat

Nama : Ayu Indah Lestari

NIM : H34052232

Disetujui, Pembimbing

Ir. Narni Farmayanti, MSc.

NIP. 19630228 199003 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 09 April 1988. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zulkifli Syam dan Ibunda Yuyun Yunita Kosasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Cibinong 3 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTPN 1 Cibinong. Pendidikan menengah atas di selesaikan di SMAN 3 Bogor pada tahun 2005.

Penulis diterima pada program Mayor-Minor di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tingkat 2, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai jurusan mayor dan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian sebagai jurusan minor.

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley

Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan pemasaran perusahaan baik internal maupun eksternal kemudian merumuskan alternatif dan menetapkan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan pada Wisata Mancing Fishing Valley. Pemasaran merupakan kunci utama suatu produk dan jasa mampu dikenal masyarakat sehingga nantinya diharapkan akan mampu bersaing di pasar yang semakin dinamis dan berdampak positif pada penjualan. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang terintegrasi salah satunya melalui rancangan strategi pemasaran yang baik dan tepat bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, penulis tetap berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi pihak perusahaan.

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya, petunjuk-Nya dan nikmat-Nya yang tak terhingga dan sangat berharga.

2. Papa dan mama tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perjuangan, dan motivasi yang teramat besar yang diberikan kepada penulis. 3. Kedua adik penulis, Bayu Kusuma Wardhana dan Cahyudi Wira Pratama yang

memberikan semangat dan kekuatan tersendiri untuk penulis.

4. Ir. Narni Farmayanti, MSc. sebagai dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas waktu, bimbingan, arahan dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji Utama dalam ujian skripsi penulis.

6. Rahmat Yanuar, SP, MSi. yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji dari Komisi Pendidikan Departemen Agribisnis dalam ujian skripsi penulis.

7. Ir. Anita Ristianingrum, MSi. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah di Departemen Agribisnis.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama penulis menjadi mahasiswa Agribisnis. Ir. Popong Nurhayati, MM, dan Etriya, SP. MM, terima kasih atas waktu konsultasi dan masukannya kepada penulis, serta seluruh staf Departemen (Bu Yoyoh, Pak Yusuf, Mas Hamid, Mas Pian, Bu Ida, Mba Dian) terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya yang sangat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Joseph Hartoyo selaku Pemilik, Bapak Ramly selaku Manajer Operasional, Mba Puput, Mba Hera dan seluruh karyawan Wisata Mancing

(20)

10. Zulmaluddin Dalimunthe, terima kasih atas pengertian, kasih sayang, doa, semangat dan bantuan yang selalu diberikan kepada penulis.

11. Wiwi Heryawanti, terima kasih atas diskusi, bantuan dan kesediaannya menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian penulis.

12. Dian Lestari (De-el) dan Desi Nurmasari (Echi) teman satu tempat penelitian, serta Indri Nilam Cahya (Bebeh) dan Dwi Astuti Mustikasari (Tika) teman satu bimbingan skripsi, terima kasih atas kebersamaan dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

13. Rina Yoanita Rahartanti, Tiara Sakina, Purbasari Indah Lestari, Rizki Amalia, Hepi Risenasari, Yusda Mardiyah, Cila Apriande dan anak-anak komunitas pondok iwan (Hary, Sule, Fery, Nawi, Isnur, Bayu, Rozak, Noel, Gito, Najmi, Faisal dan Teguh) terima kasih atas bantuan, kekompakan, kebersamaan dan persahabatan selama ini.

14. Teman-teman Gladikarya 2008, Prastiwi, Syahra Zulfah (Sarjul), Ita fusfitawati, dan Irfan Hadi (Pakde), kebersamaan kita di Desa Blendung, Purwadadi-Subang menjadi kenangan yang amat mengesankan.

15. Muhammad Firdaus, terima kasih atas bantuannya dalam pembuatan layout

lokasi penelitian.

16. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaan selama tiga tahun di AGB. Semoga silaturahmi dan persahabatan kita bisa terus dipertahankan. AGB….Growing the future.

17. Aa dan Teteh Agribisnis 41 khususnya anggota The Last MISETA (Aliy, Nunu, Ragil, Duta, Gerry, Evan, Yoga, Rany, Wanty, Widi, Mamiek, Fanny, dll) terima kasih atas masukan dan semangat yang diberikan selama ini kepada penulis.

18. Sahabat-sahabatku, Fuji Andini, Aldila Amalia, Intan Farahdilla, Intan Anggraeni, Erhan Rachmat, Irfan Nur serta Arie Septi Nandasari, terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Pariwisata ... 11

2.2. Agrowisata ... 12

2.2.1. Pengertian Agrowisata ... 12

2.2.2. Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata ... 12

2.2.3. Manfaat Agrowisata ... 15

2.2.4. Pengelolaan Agrowisata ... 17

2.3. Perikanan dan Usaha Perikanan ... 18

2.4. Kegiatan Memancing ... 19

2.4.1. Lokasi Pemancingan ... 19

2.4.2. Klasifikasi Sistem Pemancingan ... 20

2.4.3. Peralatan Memancing ... 21

2.5. Kajian Penelitian Terdahulu ... 23

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 27

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1. Manajemen Strategi ... 27

3.1.2. Tahapan Manajemen Strategi ... 27

3.1.3. Model Manajemen Strategi ... 28

3.1.4. Pernyataan Visi dan Misi ... 28

3.1.5. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 29

3.1.6. Tujuan Pemasaran ... 30

3.1.7. Strategi Pemasaran ... 30

3.1.8. Pemasaran Jasa ... 32

3.1.9. Bauran Pemasaran Jasa ... 34

3.1.10. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 38

3.1.11. MatriksExternal Factor Evaluation(EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) ... 44

3.1.12. MatriksInternal-External(IE) ... 45

3.1.13. Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats(SWOT) ... 45

3.1.14. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) ... 46

(22)

IV METODE PENELITIAN ... 49 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49 4.2. Desain Penelitian ... 49 4.3. Data dan Instrumentasi ... 49 4.4. Metode Penentuan Responden ... 50 4.5. Metode Pengumpulan Data ... 51 4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 51 4.6.1. Tahap Input (Input Stage) ... 52 4.6.2. Tahap Pencocokkan (Matching Stage) ... 58 4.6.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) ... 61

V DESKRIPSI WISATA MANCING FISHING VALLEY ... 63 5.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 63 5.2. Sejarah Perusahaan ... 64 5.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 64 5.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 65 5.5. Slogan dan Logo Perusahaan ... 66 5.6. Fasilitas Wisata ... 67 5.6.1. Fasilitas Utama ... 67 5.6.2. Fasilitas Pelengkap ... 67 5.6.3. Fasilitas Penunjang ... 68

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA WISATA MANCING

FISHING VALLEY ... 69 6.1. Gambaran Umum Konsumen ... 69 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 71 6.2.1. Ekonomi ... 71 6.2.2. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan ... 73 6.2.3. Politik, Pemerintahan dan Hukum ... 77 6.2.4. Teknologi ... 81 6.2.5 . Lingkungan Industri ... 83 6.3. Analisis Lingkungan Internal ... 92 6.3.1. Manajemen ... 92 6.3.2. Pemasaran ... 97 6.3.3. Keuangan/Akuntansi ... 119 6.3.4. Produksi/Operasi ... 120 6.3.5. Penelitian dan Pengembangan ... 125 6.3.6. Sistem Informasi Manajemen ... 125

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN WISATA

MANCING FISHING VALLEY ... 126 7.1. Tahap Input ... 126 7.1.1. Identifikasi Peluang dan Ancaman ... 126 7.1.2. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ... 127 7.1.3. Analisis MatriksExternal Factor Evaluation

(EFE) ... 129 7.1.4. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation

(23)

7.2.2. Analisis Matriks

Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats(SWOT) ... 133 7.3. Tahap Keputusan (Analisis Quantitative Strategic

Planning Matrix-QSPM) ... 141

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 143 8.1. Kesimpulan ... 143 8.2. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146

(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan Pengeluaran, Tahun 2000-2007 ... 1 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke

Obyek Wisata Kabupaten Bogor, Tahun 2004-2007 ... 3 3. Usaha Kolam Pemancingan yang Terdaftar di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2007 .. 5 4. Rata-Rata Jumlah Pengunjung ke Wisata Mancing Fishing

ValleyTahun 2008 ... 7 5. Analisis Lingkungan Eksternal ... 53 6. Analisis Lingkungan Internal ... 53 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 55 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 55 9. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 57 10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 57 11. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)... 61 12. Penetapan BI RateBerdasarkan Hasil Rapat Dewan

Gubernur Bank Indonesia, Januari 2006-Juni 2009 ... 72 13. Jumlah Penduduk DKI Jakarta dan Jawa Barat Tahun

2004-2007 ... 74 14. Perkembangan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Dalam

Negeri, Periode Mei 1980-Mei 2009 ... 79 15. Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Pengguna Internet di

Indonesia Tahun 1998-2007 ... 81 16. Jumlah dan Pembagian Kerja Karyawan di Wisata

Mancing Fishing ValleyTahun 2009 ... 95 17. Faktor Peluang dan Ancaman Wisata MancingFishing

Valley ... 127 18. Faktor Kekuatan dan Kelemahan Wisata Mancing Fishing

(25)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Komprehensif Manajemen Strategi ... 28 2. Langkah-langkah dalam Menentukan Kebijakan Penetapan

Harga ... 35 3. Model Lima Kekuatan Porter ... 40 4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 48 5. Matriks IE ... 59 6. Matriks SWOT (

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian Konsumen ... 149 2. Gambaran Umum Konsumen ... 153 3. Daftar Harga Restoran Fishing Valley ... 154 4. Tata Letak (Layout) Wisata Mancing Fishing Valley ... 156 5. Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran ... 157 6. Penentuan Bobot Terhadap Faktor-Faktor Strategis

Eksternal dan Internal ... 159 7. Penilaian Bobot dan Rating Terhadap Faktor-Faktor

(27)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara agraris dan maritim memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah atau genetik dan sebagai areal wisata1. Selain itu, mengingat daya tarik utama Indonesia bagi wisatawan adalah keindahan alam dan kekayaan seni budayanya, maka potensi pariwisata di Indonesia menarik untuk digarap dan dikembangkan secara optimal.

Perkembangan sektor pariwisata di indonesia dapat dilihat dari perkembangan wisatawan nusantara. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan jumlah wisatawan nusantara. Dari tahun 2001 hingga tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,88 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus mengalami perkembangan dengan jumlah kunjungan wisatawan nusantara terhadap obyek-obyek wisata terus mengalami peningkatan.

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan Pengeluaran, Tahun 2000-20072

Tahun Wisnus (000 orang)

Perjalanan (000 orang)

Rata-rata Perjalanan

Total Pengeluaran (Trilyun Rp)

Pengeluaran Per Perjalanan

(Ribu Rp)

2001 103.884 195.770 1,88 58,71 324,58

2002 105.379 200.589 1,90 68,82 343,09

2003 110.030 207.119 1,88 70,87 373,56

2004 111.353 202.763 1,82 71,70 373,85

2005 112.701 213.303 1,89 74,72 394,43

2006 114.391 216.503 1,92 78,67 400,35

2007* 116.107 219.751 1,95 79,85 406,35

Keterangan : * ) Angka sementara

Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (2008)

1

Direktori Wisata Agro Indonesia: Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. http://database.deptan.go.id/agrowisata. [27 Desember 2008].

2

(28)

Istilah back to naturemenjadi slogan yang populer dalam dunia pariwisata saat ini. Agrowisata merupakan salah satu usaha dibidang pertanian dengan menekankan penjualan jasa kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan. Sesuai dengan potensinya bidang usaha ini dinilai prospektif sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru bagi sektor pertanian. Ruang lingkup agrowisata yang berlandaskan pada konsep pertanian dalam arti luas (mencakup tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan) dan didukung oleh keragaman, keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik tinggi sebagai agrowisata3.

Saat ini terjadi perkembangan secara dinamis pada preferensi dan motivasi wisatawan. Terdapat kecenderungan dalam pemenuhan kebutuhan untuk menikmati obyek-obyek wisata yang spesifik seperti agrowisata dengan memanfaatkan usaha dan jasa pertanian sebagai obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kecenderungan ini menunjukkan sinyal yang tinggi akan permintaan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk dan jasa pertanian yang mempunyai daya tarik dan keunikan spesifik.

Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan oleh setiap daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah karena kondisi wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah dapat menyajikan atraksi agrowisata yang mempunyai ciri khas dan keunikan masing-masing. Keberadaan agrowisata dan obyek-obyek wisata lainnya di Indonesia tersebar di berbagai daerah dengan berbagai ciri khas dan keunikan yang dimiliki. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat 10 propinsi yang menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor dikenal sebagai daerah tujuan wisata khususnya agrowisata di Jawa Barat karena didukung oleh kondisi geografis yang baik, alam yang cenderung sejuk serta

3

(29)

3 lokasinya cukup strategis yang berdekatan dengan kawasan Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek). Peningkatan tren masyarakat perkotaan akan nilai-nilai ekologis (lingkungan) dan historis kultural juga menjadikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu pasar pariwisata bagi masyarakat yang membutuhkan tempat wisata.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata Kabupaten Bogor pada tahun 2004 sampai 2007, secara keseluruhan cenderung meningkat. Pada tahun 2005 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 16,79 persen dari tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 2,26 persen dari tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2007 meningkat 20,37 persen dari tahun 2006 (Tabel 2). Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor merupakan daerah tujuan wisata yang cukup potensial.

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Obyek Wisata Kabupaten Bogor, Tahun 2004-2007

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2008)

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi sumber daya ikan baik jenis maupun jumlahnya yang cukup besar, sehingga aktifitas di bidang perikanan merupakan salah satu dari sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata di Indonesia. Salah satu obyek agrowisata di bidang perikanan yang menarik dan banyak digemari masyarakat adalah obyek wisata pemancingan.

Kolam pemancingan menjadi alternatif pilihan konsumen untuk rekreasi, menghabiskan waktu luang dan menyalurkan hobi. Kegiatan memancing merupakan kegiatan yang menarik, yang memadukan antara olahraga, olahrasa dan rekreasi. Usaha pemancingan semakin banyak dikembangkan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan rekreasi dan menyalurkan hobi

No. Kunjungan Jumlah Kunjungan (Orang)

2004 2005 2006 2007

1. Wisatawan Nusantara 1.498.321 1.747.584 1.754.185 2.155.702

2. Wisatawan Mancanegara 18.028 24.259 56.776 24.259

Total 1.516.349 1.770.981 1.810.961 2.179.961

(30)

memancing. Potensi pengembangan usaha pemancingan di Kabupaten Bogor cukup tinggi karena ditunjang oleh potensi daerah yang baik dengan kondisi udara yang sejuk dan lokasinya yang strategis. Salah satu obyek wisata pemancingan yang terdapat di Bogor adalah Wisata Mancing Fishing Valley.

Wisata Mancing Fishing Valley ini berjalan mulai tahun 2005 yang menawarkan konsep pemancingan dan wisata keluarga. Wisata Mancing Fishing Valleyyang terletak di Jalan Pemda Raya Nomor 107 Bogor ini merupakan wisata mancing terbesar di Bogor dengan memiliki lahan seluas 3,5 hektar. Fishing Valley hadir dengan konsep yang berbeda yaitu sebagai wisata mancing yang menawarkan kolam pemancingan sebagai fasilitas utama yang dilengkapi dengan fasilitas restoran dan arena bermain anak serta disajikan dalam sebuah lembah asri dengan kesejukan udara, suasana nyaman, dan alami.

Untuk dapat bersaing dalam industri agrowisata khususnya usaha pemancingan, Fishing Valley sebagai usaha yang tergolong baru harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya. Perkembangan usaha agrowisata menuntut usaha agrowisata untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan agar konsumen mengetahui produk atau jasa yang diinginkan atau yang dibutuhkan telah tersedia dan berbeda dari pesaingnya. Pemasaran merupakan kunci utama suatu produk dan jasa mampu dikenal masyarakat sehingga nantinya diharapkan akan mampu bersaing di pasar yang semakin dinamis dan berdampak positif pada penjualan.

Jenis produk dan jasa wisata mancing yang mudah memunculkan pendatang baru dan diikuti pemain lama dalam industri, menuntut diperlukan suatu perencanaan bagi Fishing Valley dalam memasarkan produknya sehingga dapat terlihat berbeda di benak konsumen. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang terintegrasi salah satunya melalui rancangan strategi pemasaran yang tepat bagi

(31)

5

1.2. Perumusan Masalah

Perkembangan kebutuhan masyarakat akan agrowisata menyebabkan peningkatan persaingan usaha dalam menarik hati para wisatawan. Tingkat persaingan obyek-obyek wisata di Bogor seperti usaha pemancingan pun semakin tinggi. Usaha pemancingan saat ini banyak diminati oleh para pengusaha karena kebutuhan masyarakat akan wisata mancing semakin tinggi yaitu untuk menyalurkan hobi memancing dan melepas kejenuhan. Hal tersebut memicu para pengusaha kolam pemancingan untuk menawarkan jasa wisata mancing yang diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pengunjung.

[image:31.595.109.517.437.657.2]

Perkembangan usaha kolam pemancingan di Kabupaten Bogor didukung oleh lokasi yang strategis, lahan yang cukup luas dan saluran irigasi untuk membuat kolam pemancingan yang masih tersedia. Terdapat sepuluh usaha kolam pemancingan di wilayah Kabupaten Bogor yang telah terdaftar dan memiliki ijin usaha (Tabel 3). Selain itu masih terdapat banyak usaha pemancingan terutama usaha skala kecil yang belum mendaftarkan usahanya.

Tabel 3. Usaha Kolam Pemancingan yang Terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2007

Keterangan: *) Hanya untuk luas kolam galatama

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2008)

Berdasarkan data pada Tabel 3 terdapat dua usaha kolam pemancingan yang memiliki luas kolam pemancingan galatama yang cukup besar dan memiliki lokasi yang berdekatan yaitu Fishing Valleydan Telaga Mulya dengan luas kolam

No. Nama Usaha Alamat Luas Kolam

(meter)

Jumlah Lapak 1. Telaga Fajar/Mulya Ds. Harapan Jaya, Cibinong 5000* 64

2. Rindu Jaya Jl. Raya Parung 1000 50

3. Fishing Valley Jl. Raya Pemda, Cibinong 5000* 62

4. Cibeureum Indah Ds. Sukamantri, Ciomas -

-5. At. Bina Citra Ds. Tengah, Cibinong 300

-6. Lembah Hijau Ds. Dampit, Ciomas -

-7. Maman Ds. Tengah, Cibinong 250

-8. Jeff Cibinong 36

-9. Maing Cibinong 30

(32)

-galatama yang sama yaitu 5000 m. Menurut hasil wawancara dari manajer Fishing Valley dan Kasi Bagian Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Wisata Mancing Fishing Valley sebagai wisata mancing terbesar di Kabupaten Bogor menghadapi persaingan yang cukup tinggi dengan usaha pemancingan Telaga Mulya. Hal itu disebabkan karena lokasi usaha pemancingan tersebut cukup berdekatan yang keduanya berlokasi di wilayah Cibinong.

Wisata Mancing Fishing Valley yang baru berdiri mulai beroperasi pada tahun 2005 (sekitar 4 tahun), menghadapi pesaing utamanya yaitu Telaga Mulya. Menurut Informasi dari pihak Disbudpar Kabupaten Bogor, keberadaan Telaga Mulya cukup terkenal di kalangan para pemancing di Bogor karena telah lebih lama berdiri dibandingkan Fishing Valley. Promosi yang seharusnya gencar dilakukan pendatang baru belum maksimal dan intensif dilakukan oleh Fishing Valley terutama untuk memperkenalkan usahanya kepada masyarakat sekitar Bogor khususnya dan masyarakat Jadetabek pada umumnya. Keberadaan pesaing usaha yang merupakan pemain lama di bidang yang sama menunjukkan dibutuhkan kerja keras dari pengelola Wisata Mancing Fishing Valley dalam merebut dan menarik pangsa pasar yang ada dengan cara membangun dan memperkuat image perusahaan. Hal ini membuat pihak Fishing Valley perlu mengupayakan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik banyak pengunjung sehingga mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha.

(33)

7 Fluktuasi jumlah pengunjung yang datang ke tempat pemancingan tidak dapat diperkirakan, karena kedatangan sebagian besar konsumen yang merupakan penggemar memancing tergantung kepada hobi dan keinginan mereka untuk melakukan kunjungan. Selain itu, faktor alam seperti musim hujan juga mempengaruhi aktifitas memancing dan tingkat kedatangan pengunjung ke

Fishing Valley. Untuk jumlah kunjungan ke Wisata Mancing Fishing Valley tidak diperoleh data tertulis yang sebenarnya karena sistem administrasi perusahaan belum tertata dengan baik sehingga data jumlah pengunjung hanya didasarkan pada perkiraan dan pengalaman dari manajer Fishing Valleysaja.

Kunjungan konsumen ke Fishing Valleybervariasi setiap harinya. Jumlah konsumen akan meningkat pada hari Sabtu dan Minggu atau pada hari-hari libur. Rata-rata jumlah total pengunjung yang datang pada hari Senin sampai Jumat berjumlah sekitar 50 sampai 150 orang, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu atau hari-hari Libur dapat mencapai 350 orang. Perkiraan jumlah pengunjung Wisata Mancing Fishing Valley dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Pengunjung ke Wisata Mancing Fishing Valley Tahun 2008

No. Hari Kunjungan Jumlah Pengunjung (orang)

1. Senin-Jumat ± 50-150

2. Sabtu, Minggu dan Libur Besar ± 350

Sumber : Manajer Operasional Wisata Mancing Fishing Valley(2008)

Menurut Bapak Ramly selaku manajer operasional sekaligus pengelola

(34)

terlihat dari kunjungan konsumen yang masih rendah terhadap fasilitas dan pelayanan lain yang ditawarkan oleh pihak Fishing Valleyseperti kunjungan pada restoran dan arena bermain yang masih sepi pengunjung pada hari-hari biasa.

Pengembangan produk merupakan hal yang penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu produk untuk bersaing. Pengembangan fasilitas dan atraksi wisata yang dilakukan pihak Fishing Valley belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak manajemen dan karyawan belum dilakukan secara maksimal. Keluhan-keluhan konsumen yang diterima oleh pihak Fishing Valley menjadi permasalahan yang sering dihadapi perusahaan. Keluhan-keluhan tersebut diantaranya mengenai pelayanan karyawan yang dinilai lambat dan kurang tanggap.

Dari sisi produk dan jasa yang ditawarkan, konsep Fishing Valley sebagai agrowisata pemancingan merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain. Oleh karena itu diperlukan upaya pengembangan dan pemasaran yang lebih intensif diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dan mampu mencapai target perusahaan dalam jumlah kedatangan pengunjung dan keuntungan yang diperoleh. Kendala eksternal yang dihadapi datang dari kondisi persaingan dalam industri agrowisata khususnya usaha pemancingan yang semakin ketat.

Fishing Valley belum memiliki tenaga pemasar yang fokus dalam menjalankan fungsinya yang terkait dengan pemasaran produk perusahaan. Saat ini fungsi pemasaran masih dilakukan oleh manajer operasional Fishing Valley. Hal ini akan menyebabkan ketimpangan tugas dimana peran tenaga pemasar yang terkait dalam merancang dan melakukan strategi pemasaran bagi perusahaan tidak dapat dilakukan secara fokus dan optimal.

(35)

9 diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik sehingga dapat berimplikasi pada terciptanya keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable) dan berdampak pula pada keberhasilan pengembangan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Faktor-faktor apa saja yang menentukan strategi pemasaran Wisata Mancing

Fishing Valleybaik dari kondisi lingkungan eksternal maupun internal? 2) Bagaimana perumusan alternatif strategi pemasaran bagi Wisata Mancing

Fishing Valley yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini?

3) Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Wisata Mancing Fishing Valley?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang menentukan strategi pemasaran Wisata Mancing Fishing Valley.

2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi Wisata Mancing Fishing Valley yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini.

3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Wisata Mancing Fishing Valley.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan:

(36)

2) Bagi perusahan, diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi manajemen dan pengelola Wisata Mancing Fishing Valleydalam menerapkan strategi pemasaran.

3) Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai keputusan strategi pemasaran wisata mancing dan menjadi informasi atau bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(37)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Pengertian pariwisata terkait dengan objek wisata dan semua usaha yang berhubungan dengan objek wisata. Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No. 9/1990 tentang Kepariwisataan pada BAB I pasal 1 mengenai ketentuan umum. Diantara isi pasal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

4) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

5) Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

(38)

2.2. Agrowisata

2.2.1. Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian4.

Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.47/PW.004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK.050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari obyek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Tirtawinata & Fachruddin 1996).

2.2.2. Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata

Penentuan klasifikasi agrowisata didasari oleh konsep dan tujuan pengembangan agrowisata, jenis-jenis obyek agrowisata beserta daya tarik obyek tersebut. Ruang lingkup dan potensi agrowisata oleh Tim Menteri Rakornas Wisata Agro pada tahun 1992 (Betrianis 1996), dijelaskan sebagai berikut:

1) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Daya tarik dan ruang lingkup tanaman pangan dan hortikultura sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut:

a) Bunga-bungaan

Bunga-bungaan yang mempunyai kekhasan sebagai bunga Indonesia, cara pemeliharaan yang masih tradisional, bunga yang dikaitkan dengan segi keindahan, serta budidaya bunga.

b) Buah-buahan

Kebun buah-buahan dengan pemandangan alam yang indah, memperkenalkan kota-kota di Indonesia berdasarkan daerah asal buah,

4

(39)

13 cara-cara tradisional pemetikan buah, tingkat pengelolaan buah di pabrik, dan budidaya buah-buahan.

c) Sayuran

Kebun sayuran pada umumnya mempunyai pemandangan alam yang indah, cara-cara tradisional dalam pemeliharaan dan pemetikan sayuran, teknik pengelolaan, budidaya sayuran dan lain-lain.

d) Jamu-jamuan

Pemeliharaan dan pengadaan bahan, pengelolaan lahan (tradisional dan modern), berbagai khasiat jamu-jamuan, dan jamu sebagai kosmetik tradisional dan modern.

Ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut: a) Lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas tanaman padi,

palawija dan komoditas tanaman hortikultura.

b) Lingkup kegiatan yang ditangani meliputi kegiatan usaha tani tanaman pangan (padi, palawija, dan hortikultura) yang terdiri dari berbagai proses kegiatan pra panen, pasca panen/pengelolaan hasil sampai pemasarannya.

2) Perkebunan

Daya tarik dan ruang lingkup perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut:

a) Daya tarik historis bagi wisata alam.

b) Lokasi perkebunan, pada umumnya terletak di daerah pegunungan dan mempunyai pemandangan alam dan berhawa segar.

c) Cara tradisional pola bertanam, pemeliharaan, pengelolaan dan proses. d) Tingkat teknik pengelolaan yang ada dan sebagainya.

3) Peternakan

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut: (a) pola peternakan yang ada, (b) cara-cara tradisional dalam peternakan, (c) tingkat teknik pengelolaan , dan (d) budidaya hewan ternak. Ruang lingkup obyek wisata peternakan meliputi :

(40)

b) Kegiatan produksi: usaha peternakan unggas, ternak perah, ternak potong dan aneka ternak, dengan pola PIR, pola bapak angkat, perusahaan swasta, koperasi, BUMN dan usaha perseorangan.

c) Pasca produksi: pasca panen susu, daging, telur, kulit, dan lain-lain. d) Kegiatan lain: penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu

itik, balap kuda dan lain-lain. 4) Perikanan

Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut: (a) adanya pola perikanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (2) cara-cara tradisional dalam perikanan (3) tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya, (4) budidaya perikanan.

Ruang lingkup obyek wisata perikanan meliputi :

a) Kegiatan penangkapan ikan, merupakan suatu kegiatan usaha untuk memperoleh hasil perikanan melalui penangkapan atau pemancingan pada suatu kawasan perairan tertentu di laut atau perairan umum (danau, sungai, rawa, waduk, atau genangan air lainnya).

b) Kegiatan perikanan budidaya, merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil perikanan melalui usaha budidaya perikanan yaitu mencakup kegiatan usaha pembenihan dan pembesaran. Kegiatan budidaya perikanan ini mencakup kegiatan budidaya ikan air tawar, payau dan laut.

c) Kegiatan pasca panen yang merupakan kegiatan penanganan hasil perikanan yang dilakukan pada periode setelah tangkap dan sebelum dikonsumsi. Kegiatan ini merupakan upaya penanganan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1996) secara umum ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat dikembangkan sebagai berikut:

1) Kebun raya

(41)

15 mencakup kekayaan flora, keindahan pemandangan, dan kesegaran udara yang memberikan rasa nyaman.

2) Perkebunan

Kegiatan obyek wisata perkebunan dapat berupa pra produksi (pembibitan), produksi, dan pasca produksi (pengolahan dan pemasaran). Daya tarik perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain : (1) daya tarik histories dari perkebunan yang telah diusahakan sejak lama, (2) lokasi perkebunan di pegunungan memberikan pemandangan yang indah serta udara yang segar, (3) cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya, serta (4) perkembangan teknik pengelolaan yang ada.

3) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija serta hortikultura, seperti bunga, buah, sayur, dan jamu-jamuan. Proses kegiatan mulai dari pra panen, pasca panen berupa pengolahan hasil produksi, sampai kegiatan pemasaran dapat dijadikan sebagai obyek agrowisata.

4) Perikanan

Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan berupa kegiatan budi daya perikanan sampai proses pasca panen. Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata diantaranya pola tradisional dalam perikanan seperti kegiatan memancing ikan.

5) Peternakan

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budi daya hewan ternak.

2.2.3. Manfaat Agrowisata

Tirtawinata dan Fachruddin (1996) mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata, antara lain:

1) Meningkatkan Konservasi Lingkungan

(42)

memperhatikan kelestarian lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan ekosistem yang ada menjadi salah satu tujuan pengelolaan agrowisata.

2) Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam

Setiap obyek agrowisata tentu memiliki daya tarik estetika tersendiri. Pengembangan setiap komponen obyek tentunya perlu dipertimbangkan secara tepat. Dalam pembuatan agrowisata diperlukan perencanaan tata letak, arsitektur bangunan dan lanskap yang tepat. Kebersihan sebagai salah satu unsur keindahan juga perlu mendapat perhatian.

3) Memberikan Nilai Rekreasi

Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan rekreasi. Rekreasi di tengah alam yang indah dan nyaman memang memiliki nilai kepuasan tersendiri. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang atau paket-paket acara yang dapat menimbulkan kegembiraan di tengah alam.

4) Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya sebagai sarana hiburan semata, tetapi dapat pula bernilai ilmiah. Kekayaan flora dan fauna dan seluruh ekosistem yang ada di dalam kawasan agrowisata tentunya sangat mengundang rasa ingin tahu dari para peneliti, ilmuwan, ataupun kalangan pelajar. Kehadiran agrowisata akan sangat membantu mereka yang membutuhkan ilmu pengetahuan. Bagi hobiis, obyek agrowisata dapat menjadi tempat untuk mencari informasi dan menimba ilmu. Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat agrowisata anatara lain membina hubungan dengan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan.

5) Mendapatkan Keuntungan Ekonomi

(43)

17 keuntungan ekonomi tersebut adalah membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan meningkatkan popularitas daerah.

2.2.4. Pengelolaan Agrowisata

Langkah pertama dalam perencanaan sebuah kawasan agrowisata yaitu menentukan daerah yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan. Langkah selanjutnya adalah menggali potensi yang dapat dikembangkan dan menyusun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pendirian dan pengembangannya. Perlu direncanakan pula strategi untuk mencapai tujuan pengelolaan agrowisata tersebut dan memperhitungkan kendala-kendala yang akan timbul beserta alternatif pemecahannya (Tirtawinata & Fachruddin 1996).

1) Pengelolaan Obyek Wisata

Pengelola harus mengerti benar apa yang ditonjolkan dan yang menjadi kekhasan obyek. Dengan adanya kekhasan obyek, diharapkan pengunjung mendapat kesan yang mendalam dan tidak mudah terlupakan. Pemilihan jenis flora dan fauna yang akan dikembangkan di kawasan agrowisata perlu diperhatikan kecocokan dengan ekosistemnya.

2) Pengelolaan Pengunjung

Pada saat tertentu dengan semakin banyaknya arus kunjungan wisatawan, produk-produk wisata akan mengalami kejenuhan dan sudah tidak menarik lagi untuk dikunjungi. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola pengunjung:

a) Konsep Menarik Pengunjung

Untuk menarik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara perlu dilakukan upaya promosi. Diperlukan upaya peningkatan mutu pengelolaan untuk menghindari kejenuhan pengunjung.

b) Tata Tertib bagi Pengunjung

(44)

3) Penjelasan Sarana/Fasilitas Pendukung

Agrowisata sebagai obyek wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi wisatawan dengan cara melengkapi kebutuhan prasarana dan sarananya. Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan seperti jalan dan transportasi menuju lokasi, pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, jalan dalam kawasan agrowisata, shelter, menara pandang, pesanggrahan atau pondok wisata, sarana penelitian, toilet, tempat ibadah, tempat sampah.

4) Keamanan

Kegiatan pengamanan dilakukan untuk mencegah timbulnya hal-hal yang dapat menganggu keamanan di dalam obyek agrowisata. Sistem keamanan antara lain dapat dilakukan dengan membuat pagar pembatas yang mengelilingi kawasan agrowisata dan adanya petugas keamanan.

5) Pengelolaan Kelembagaan

Dalam mengembangkan usaha agrowisata pada dasarnya ada tiga komponen yang cukup menentukan yaitu pemerintah, investor, dan pelaksana atau tenaga operasional.

2.3. Perikanan dan Usaha Perikanan

Perikanan adalah semua kegiatan yang diorganisir dan berhubungan dengan pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya, perikanan dilakukan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia, dan mungkin ada tujuan lain seperti olahraga atau pemancingan yang berkaitan dengan rekreasi. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis)5.

5

(45)

19

2.4. Kegiatan Memancing

Memancing (fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing. Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus. Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu memancing ikan air laut dan ikan air tawar6.

2.4.1. Lokasi Pemancingan

Pengertian lokasi pemancingan menurut Wudiantoet al.(1999) terdiri atas perairan umum dan kolam khusus. Perairan umum (open waters) adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air (air tawar, air payau, dan air laut) dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Perairan ini kepemilikannya bersifat umum, bukan milik perseorangan, contohnya: sungai, danau, situ, rawa, waduk atau bendungan, laut dan genangan yang bersifat sementara. Sedangkan kolam khusus yaitu kolam yang secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas, dibuat manusia dan mudah dikuasai (diisi air, dikeringkan, diatur menurut kehendak kita). Pada setiap tempat pemancingan terdapat istilah sewa kolam. Menurut Wudianto et al. (1999) sistem penyewaan kolam yang umum adalah:

1) Sewa Lapak

Lapak adalah tempat pijakan pada saat memancing. Biasanya lapak terbuat dari bambu atau papan dan dipasang di pinggiran/tepian kolam pemancingan. Pemancing menyewa tempat di kolam pemancingan yang telah diiisi ikan oleh pengelola pemancingan untuk periode waktu tertentu.

6

(46)

2) Sistem Borong Kolam

Pemancing menyewa kolam sendiri atau bersama-sama untuk periode waktu tertentu. Lama waktu, jumlah, dan jenis ikan yang diisikan ke dalam kolam sesuai dengan kesepakatan pemancing dengan pemilik kolam.

3) Sistem Kiloan

Pemancing melakukan pemancingan di kolam dengan besar biaya tergantung pada jumlah (kilogram) yang tertangkap dan sesuai dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

2.4.2. Klasifikasi Sistem Pemancingan

Sistem pemancingan yang sering digunakan oleh para pengelola pemancingan ikan air tawar dalam lokasi kolam buatan dikelompokkan sebagai berikut (Wudiantoet al.1999):

1) Kolam Pancing Harian

Tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) baru kemudian memancing. Kegiatan mancingnya dapat dilakukan setiap hari bahkan ada yang bukanya sampai 24 jam.

2) Kolam Pancing Kiloan

Pemancingan yang menggunakan sistem dengan cara menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasarkan perolehannya.

3) Kolam Pancing Borongan

Pemancingan ini menggunakan sistem dengan cara pemancing atau kelompok pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya, jumlah ikan yang diisikan di kolam pancing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau dapat juga sekelompok pemancing menawar isi kolam pancing milik petani budidaya, baru dilaksanakan kegiatan memancing. 4) Kolam Pancing Lomba

(47)

21 ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan terberat perekor yang didapatkan peserta lomba mancing. Lomba biasanya diadakan mulai dari pagi hingga sore, pada hari Minggu atau pada hari libur.

5) Kolam Pancing Galatama

Sistem pemancingan ini hendak mengasah keterampilan konsumen dalam memancing karena ikan hasil tangkapan tidak dibawa pulang seperti pada sistem pemancingan lainnya. Ikan yang ditebar pada kolam pemancingan jumlahnya sangat banyak. Kegiatan memancing dilakukan setiap hari dan bersifat perlombaan karena memiliki hadiah sebagai pengahargaan untuk pemenangnya. Hadiah umumnya berupa uang yang jumlah nominalnya tergantung dari jumlah peserta. Jika uangnya sudah terkumpul terlebih dahulu dikurangi oleh bagian yang menjadi hak panitia. Kriteria pemenang sesuai kesepakatan bersama, biasanya seperti juara ikan terberat, juara ikan berwarna merah, juara total perolehan berat ikan dan juara total perolehan jumlah satuan ikan. Dalam setiap harinya lomba terbagi dalam beberapa babak, yang lamanya antara 2-3 jam per babak. Di setiap babak didapatkan hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh dilepaskan saat itu juga setelah penimbangan.

2.4.3. Peralatan Memancing

Menurut Wudianto et al. (1999) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: bagian-bagian pancing, jenis-jenis pancing, dan perlengkapan memancing yang lainnya agar kegiatan memancing dapat berjalan lancar. Selain itu tujuan dan manfaat memancing pun dapat terpenuhi yakni selain mendapatkan hasil tangkapan ikan, juga mampu memperoleh manfaat olahraga, olahrasa maupun rekreasi.

2.4.3.1. Bagian-Bagian Pancing

(48)

tidak lebih dari 4 m dan ini tergantung dari lokasi pemancingan. Bagian alat pancing yang lain yaitu tali pancing (lines) yang juga dikenal sebagai kenur, senar atau nangsi. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih tali pancing yaitu ukuran diameter benangnya. Semakin besar ukuran tali semakin besar juga kekuatannya menahan beban ikan. Bagian alat pancing yang tidak kalah penting yaitu mata pancing (hook). Terdapat dua jenis mata pancing yaitu mata pancing dengan pengait dan tanpa pengait.

2.4.3.2. Jenis Pancing

Wudianto et al. (1999) mengemukakan bahwa pancing itu terdiri dari berbagai jenis diantaranya yaitu: pancing tegeg, pancing golong, pancing bait casting, dan pancing spinning. Hal yang membedakan keempat jenis pancing tersebut yaitu kelengkapan bagian-bagian pancingnya. Pancing tegeg merupakan pancing yang paling sederhana, memiliki panjang antara 2-4 m. Tali pancing dikaitkan mati pada ujung joran. Pancing golong dilengkapi gulungan tempat menggulung tali pancing sehingga tali pancing yang dimiliki relatif lebih panjang dari pancing tegeg dan memungkinkan jangkauan lemparan mata pancing lebih jauh.

Jenis pancing bait castingdan spinning merupakan jenis pancing modern. Pancing bait casting dilengkapi dengan casting reel (penggulung tali pelempar umpan). Casting reel mampu mengulur tali, menghambat laju tali, dan sekaligus menggulung tali pancing apabila umpan telah dimakan ikan sedangkan kelebihan jenis pancing spinning yaitu dilengkapi dengan cara penyajian umpan yang menghasilkan getaran sehingga pada saat umpan disodorkan ke hadapan ikan target tampak sebagai mangsa karena memiliki gerakan sehingga ikan target tertarik untuk memakan umpannya. Umpan pada pancing spinning memang dibuat khusus dari bahan plastik atau logam tak berkarat (spinner).

2.4.3.3. Perlengkapan Lain

(49)

23

habit). Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau tercampur dengan sesama bahan alami maupun bahan buatan. Sedangkan umpan buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik dengan mesin (pabrik) maupun tidak.

Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Biasanya pelampung terbuat dari bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya daya apung sebuah pelampung akibat rembesan air. Selain itu warna pelampung sebaiknya mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh.

Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi tali pancing ke air. Perlengkapan lain dalam memancing yaitu pengasah mata pancing yang biasanya berupa batu asah (seperti asahan pisau), gerinda, atau kikir besi. Selain pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing yaitu tempat peralatan pancing yang biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau kayu yang didalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan peralatan cadangan secara terpisah.

2.5. Kajian Penelitian Terdahulu

Nisa (2005) dalam penelitiannya yang berjudul ”Strategi Pemasaran Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Antika Anggrek, Taman Anggrek Ragunan)”

(50)

meningkatkan belanja iklan serta menambah usaha promosi selain iklan. Strategi WT, memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk dan atau jasa utama perusahaan. Urutan strategi berdasarkan matriks QSPM yang terbesar adalah memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk/jasa utama perusahaan.

Kurniawan (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Bisnis Pemancingan Saung Awi

Gambar

Tabel 1.  Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan     Pengeluaran, Tahun 2000-20072
Tabel 2.  Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Obyek     Wisata Kabupaten Bogor, Tahun 2004-2007
Tabel 3.  Usaha Kolam Pemancingan yang Terdaftar di Dinas Kebudayaan dan     Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2007
Gambar 1.  Model Komprehensif Manajemen Strategi         Sumber: David (2006)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya

Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh 8 (delapan) prioritas strategi pengembangan diantaranya adalah peningkatan kerjasama dengan pihak pengelola, masyarakat, dan

Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya

Berdasarkan hasil analisis proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap objek wisata pemancingan Fishing Valley Bogor, maka dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan keempat altematif strategi yang dimasukkan dalarn analisis QSPM diperoleh prioritas strategi pertama adalab penetrasi pasar dengan cara mempertabankan dan

Hasil analisis dengan matriks SWOT dan QSPM, diperoleh alternatif strategi yang dapat diimplementasikan, yaitu memanfaatkan kemajuan TI, seperti website dan

Hasil analisis dengan matriks SWOT didapatkan alternatif strategi yang dapat diimplementasikan dan dengan matriks QSP diperoleh strategi yang paling tepat untuk

Pihak perusahaan dapat mempertahankan atribut-atribut pelayanan di kuadran I dan meningkatkan kinerja atribut-atribut di kuadran II dengan cara antara lain :