• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memancing (fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing. Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus. Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu memancing ikan air laut dan ikan air tawar6.

2.4.1. Lokasi Pemancingan

Pengertian lokasi pemancingan menurut Wudiantoet al.(1999) terdiri atas perairan umum dan kolam khusus. Perairan umum (open waters) adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air (air tawar, air payau, dan air laut) dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Perairan ini kepemilikannya bersifat umum, bukan milik perseorangan, contohnya: sungai, danau, situ, rawa, waduk atau bendungan, laut dan genangan yang bersifat sementara. Sedangkan kolam khusus yaitu kolam yang secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas, dibuat manusia dan mudah dikuasai (diisi air, dikeringkan, diatur menurut kehendak kita). Pada setiap tempat pemancingan terdapat istilah sewa kolam. Menurut Wudianto et al. (1999) sistem penyewaan kolam yang umum adalah:

1) Sewa Lapak

Lapak adalah tempat pijakan pada saat memancing. Biasanya lapak terbuat dari bambu atau papan dan dipasang di pinggiran/tepian kolam pemancingan. Pemancing menyewa tempat di kolam pemancingan yang telah diiisi ikan oleh pengelola pemancingan untuk periode waktu tertentu.

6

2) Sistem Borong Kolam

Pemancing menyewa kolam sendiri atau bersama-sama untuk periode waktu tertentu. Lama waktu, jumlah, dan jenis ikan yang diisikan ke dalam kolam sesuai dengan kesepakatan pemancing dengan pemilik kolam.

3) Sistem Kiloan

Pemancing melakukan pemancingan di kolam dengan besar biaya tergantung pada jumlah (kilogram) yang tertangkap dan sesuai dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

2.4.2. Klasifikasi Sistem Pemancingan

Sistem pemancingan yang sering digunakan oleh para pengelola pemancingan ikan air tawar dalam lokasi kolam buatan dikelompokkan sebagai berikut (Wudiantoet al.1999):

1) Kolam Pancing Harian

Tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) baru kemudian memancing. Kegiatan mancingnya dapat dilakukan setiap hari bahkan ada yang bukanya sampai 24 jam.

2) Kolam Pancing Kiloan

Pemancingan yang menggunakan sistem dengan cara menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasarkan perolehannya.

3) Kolam Pancing Borongan

Pemancingan ini menggunakan sistem dengan cara pemancing atau kelompok pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya, jumlah ikan yang diisikan di kolam pancing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau dapat juga sekelompok pemancing menawar isi kolam pancing milik petani budidaya, baru dilaksanakan kegiatan memancing. 4) Kolam Pancing Lomba

Pemancingan yang dikhususkan untuk para pemancing yang akan mencoba ketangguhannya dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap pemancing lain tanpa mengurangi keakraban sesamanya. Pada sistem pancing lomba biasanya penyelenggara telah mengisikan sejumlah

21 ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan terberat perekor yang didapatkan peserta lomba mancing. Lomba biasanya diadakan mulai dari pagi hingga sore, pada hari Minggu atau pada hari libur.

5) Kolam Pancing Galatama

Sistem pemancingan ini hendak mengasah keterampilan konsumen dalam memancing karena ikan hasil tangkapan tidak dibawa pulang seperti pada sistem pemancingan lainnya. Ikan yang ditebar pada kolam pemancingan jumlahnya sangat banyak. Kegiatan memancing dilakukan setiap hari dan bersifat perlombaan karena memiliki hadiah sebagai pengahargaan untuk pemenangnya. Hadiah umumnya berupa uang yang jumlah nominalnya tergantung dari jumlah peserta. Jika uangnya sudah terkumpul terlebih dahulu dikurangi oleh bagian yang menjadi hak panitia. Kriteria pemenang sesuai kesepakatan bersama, biasanya seperti juara ikan terberat, juara ikan berwarna merah, juara total perolehan berat ikan dan juara total perolehan jumlah satuan ikan. Dalam setiap harinya lomba terbagi dalam beberapa babak, yang lamanya antara 2-3 jam per babak. Di setiap babak didapatkan hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh dilepaskan saat itu juga setelah penimbangan.

2.4.3. Peralatan Memancing

Menurut Wudianto et al. (1999) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: bagian-bagian pancing, jenis-jenis pancing, dan perlengkapan memancing yang lainnya agar kegiatan memancing dapat berjalan lancar. Selain itu tujuan dan manfaat memancing pun dapat terpenuhi yakni selain mendapatkan hasil tangkapan ikan, juga mampu memperoleh manfaat olahraga, olahrasa maupun rekreasi.

2.4.3.1. Bagian-Bagian Pancing

Bagian-bagian pancing menurut Wudianto et al. (1999) terdiri atas joran (rod), gulungan (reel), tali pancing (lines), mata pancing (hook). Joran merupakan bagian terpenting dalam sebuah alat pancing. Joran adalah tangkai pancing yang biasanya terbuat dari kayu, bambu, dan atau fiberglass. Umumnya panjang joran

tidak lebih dari 4 m dan ini tergantung dari lokasi pemancingan. Bagian alat pancing yang lain yaitu tali pancing (lines) yang juga dikenal sebagai kenur, senar atau nangsi. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih tali pancing yaitu ukuran diameter benangnya. Semakin besar ukuran tali semakin besar juga kekuatannya menahan beban ikan. Bagian alat pancing yang tidak kalah penting yaitu mata pancing (hook). Terdapat dua jenis mata pancing yaitu mata pancing dengan pengait dan tanpa pengait.

2.4.3.2. Jenis Pancing

Wudianto et al. (1999) mengemukakan bahwa pancing itu terdiri dari berbagai jenis diantaranya yaitu: pancing tegeg, pancing golong, pancing bait casting, dan pancing spinning. Hal yang membedakan keempat jenis pancing tersebut yaitu kelengkapan bagian-bagian pancingnya. Pancing tegeg merupakan pancing yang paling sederhana, memiliki panjang antara 2-4 m. Tali pancing dikaitkan mati pada ujung joran. Pancing golong dilengkapi gulungan tempat menggulung tali pancing sehingga tali pancing yang dimiliki relatif lebih panjang dari pancing tegeg dan memungkinkan jangkauan lemparan mata pancing lebih jauh.

Jenis pancing bait castingdan spinning merupakan jenis pancing modern. Pancing bait casting dilengkapi dengan casting reel (penggulung tali pelempar umpan). Casting reel mampu mengulur tali, menghambat laju tali, dan sekaligus menggulung tali pancing apabila umpan telah dimakan ikan sedangkan kelebihan jenis pancing spinning yaitu dilengkapi dengan cara penyajian umpan yang menghasilkan getaran sehingga pada saat umpan disodorkan ke hadapan ikan target tampak sebagai mangsa karena memiliki gerakan sehingga ikan target tertarik untuk memakan umpannya. Umpan pada pancing spinning memang dibuat khusus dari bahan plastik atau logam tak berkarat (spinner).

2.4.3.3. Perlengkapan Lain

Perlengkapan lain dalam memancing menurut Wudianto et al. (1999) diantaranya yaitu umpan, pelampung, pemberat, pengasah mata pancing dan tempat peralatan pancing. Umpan merupakan faktor penting dalam memancing ikan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan bagi ikan (food and feeding

23

habit). Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau tercampur dengan sesama bahan alami maupun bahan buatan. Sedangkan umpan buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik dengan mesin (pabrik) maupun tidak.

Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Biasanya pelampung terbuat dari bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya daya apung sebuah pelampung akibat rembesan air. Selain itu warna pelampung sebaiknya mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh.

Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi tali pancing ke air. Perlengkapan lain dalam memancing yaitu pengasah mata pancing yang biasanya berupa batu asah (seperti asahan pisau), gerinda, atau kikir besi. Selain pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing yaitu tempat peralatan pancing yang biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau kayu yang didalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan peralatan cadangan secara terpisah.

Dokumen terkait