(Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok)
Oleh:
MITA PUSPONINGTYAS A 14104007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok). Di bawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO.
Kondisi agroklimat membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan. Sebagian jenis flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias dan berpeluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha tanaman hias. Selain itu, tanaman hias Indonesia pun berpotensi ekspor untuk memenuhi permintaan pasar tanaman hias Eropa bahkan dunia. Dengan melihat peluang pasar untuk negara-negara pengekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia yang tentunya didukung oleh produksi tanaman hias yang meningkat.
Sentra produksi tanaman hias berdasarkan total luas panen terbesar di Jawa Barat adalah Bogor dan Depok. Salah satu wilayah pusat perdagangan tanaman hias di Depok berada di Sawangan.
Godongijo sebagai perusahaan tanaman hias di Sawangan mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan terakhir. Beberapa penyebab di antaranya dipengaruhi oleh sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga, fluktuasi penjualan, serta persaingan antara pengusaha tanaman hias. Oleh karena itu, Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan laba tinggi yang stabil yang menentukan keberlanjutan usahanya. Perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan (faktor internal), peluang dan ancaman (faktor eksternal), serta posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo, (2) Menganalisis posisi bersaing Godongijo, dan (3) Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk menjalankan usahanya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari internal perusahaan, data dari BPS, artikel dan literatur dari perpustakaan dan dinas terkait. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks EFE dan IFE, CPM, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Strategi selanjutnya dipetakan dalam arsitektur strategik.
sama. Hasil analisis internal diperoleh kekuatan Godongijo adalah (1) memiliki
Standard Operational Procedure (SOP), (2) new release dan trend setter tanaman hias adenium, (3) Produk dan pelayanan beragam, (4) Teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) memiliki cabang dan banyak agen, (6) modal sendiri, dan (7) inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas tanaman hias. Kelemahan Godongijo yaitu: (1) masih ada rangkap jabatan, (2) terjadi turn over karyawan, (3) jarak yang jauh dengan Jakarta, (4) persentase pendapatan dari penjualan belum seimbang, dan (5) sumberdaya yang belum digunakan secara optimal. Total skor EFE sebesar 2,8600 berarti respon Godongijo terhadap lingkungan eksternal adalah baik, sedangkan total skor IFE sebesar 2.9924 menunjukkan Godongijo kuat secara internal.
Hasil CPM, Godongijo paling unggul dibandingkan pesaingnya, dengan kekuatan persaingan dominan pada promosi dan kelemahannya pada kesesuaian harga. Hasil analisis IE menempatkan Godongijo pada sel V yaitu posisi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil matriks SWOT, strategi bersaing yang dapat dikembangkan oleh Godongijo secara umum adalah menjadi one stop shopping and experience nursery dengan konsep edukasi dan dengan harga yang terjangkau. Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya mandiri untuk menekan harga, (2) meningkatkan promosi produk cafe, restoran, dan salon adenium, (3) mengembangkan skema diskon harga maupun diskon kuantitas pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan penjualan, (4) membuat sistem kenggotaan untuk konsumen (member) dengan keuntungan lebih untuk member dibanding non member, (5) meningkatkan hubungan baik dan kinerja pelayanan kepada agen dan pemasok, (6) memperbaiki sistem manajemen sumberdaya manusia dan mengadakan program pelatihan bagi karyawan, (7) memanfaatkan lahan tersisa untuk wahana rekreasi baru yaitu kolam pemancingan.
Puji syukur hanya bagi Allah SWT,
karena Allah SWT selalu punya hadiah untukku:
Sebuah cahaya untuk kegelapan,
Sebuah rencana untuk setiap hari esok,
Sebuah solusi untuk semua permasalahan,
Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan, dan
Sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidup…
Karya ini ku persembahkan untuk
Papa dan Mama
,
orang yang paling berjasa dan ku cintai
Oleh:
Mita Pusponingtyas A14104007
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Asri, Sawangan, Depok)
Nama : Mita Pusponingtyas
NRP : A14104007
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS LINGKUNGAN USAHA DAN FORMULASI STRATEGI
BERSAING PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TANAMAN HIAS (STUDI
PADA PT GODONGIJO ASRI, SAWANGAN, DEPOK)” BELUM PERNAH
DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK
TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.
SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH
PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN
DALAM NASKAH.
Bogor, Juni 2008
Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 22 Juni 1986 sebagai anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Ir. Agusto W. Martosudirjo dan Endang Sri
Winarni. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Yos Sudarso,
Subang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Soklat
Subang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis melanjutkan pendidikan di
SLTP Negeri 1 Subang hingga tahun 2001 dan menyelesaikan pendidikan di SMA
Negeri 1 Subang pada tahun 2001-2004. Atas izin Allah SWT, pada tahun 2004
Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis pernah
menjadi Asisten mata kuliah Ekonomi Umum. Penulis juga aktif dalam organisasi
diantaranya menjadi staf marketing Archipelago Student Company periode 2004-2005 dan staf divisi Public Relation UKM Century periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi staf Biro Kewirausahaan, Departemen Keuangan, Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta periode 2005-2006 dan menjadi Kepala
Departemen Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa MISETA periode
2006-2007. Penulis adalah salah satu Mahasiswa Berprestasi Tingkat Persiapan
Bersama (TPB) IPB tahun 2005 dan Mahasiswa Berprestasi Manajemen
Agribisnis tahun 2007. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis terpilih sebagai
Penerima Beasiswa PPA-IPB tahun 2005-2007 dan sebagai Penerima Beasiswa
Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah,
dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul
Analisis Lingkungan Usaha dan Formulasi Strategi Bersaing Perusahaan dalam
Industri Tanaman Hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) ini
dengan baik. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya.
Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap
bidang manajemen strategi dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang
sedang berkembang. Perkembangan usaha ini menuntut pengusaha untuk
memiliki keunggulan dalam bersaing sehingga dapat menjamin keberlanjutan
usahanya. Agar dapat memenangkan persaingan perusahaan perlu merumuskan
dan mengimplementasikan strategi yang didasarkan pada lingkungan di dalam dan
di luar perusahaan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun
penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi
perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Bogor, Juni 2008
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung Penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Agusto W. M., Endang Sri Winarni, dan Heidi Retnoningtyas atas kasih
sayang, doa, dan dukungan yang selalu mengalir saat senang maupun sedih.
2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan didikan yang terkait akademik dan moral.
3. Dr. Ir. Suharno, M.ADev sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.
4. Ir. Joko Purwono, MS sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang
telah memberikan pelajaran berharga untuk selalu teliti dan belajar lebih baik.
5. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik atas
segala saran dan bantuan untuk pengembangan diri Penulis selama kuliah.
6. Dosen, asisten, dan staf sekretariat serta staf Komisi Pendidikan Departemen
Manajemen Agribisnis atas bantuan dan dukungan selama Penulis
menyelesaikan kuliah hingga proses seminar dan ujian skripsi.
7. PT Godongijo Asri: Direktur (Bapak Chandra Gunawan), manajer (Bapak
Slamet Budiarto, Bapak Yudha Hartanto, dan Ibu Jane Nadeak), serta seluruh
staf, atas izin, bantuan, dan penerimaan yang sangat baik kepada Penulis
selama pengambilan data.
8. Muharoji, Cecep Ali, Laura, Testiana, Ariani, Viona, Gandhi, dan Reny, Utari,
Baiquni, Irsan, sebagai teman berbagi, diskusi, berdebat, saling menasehati
(Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok)
Oleh:
MITA PUSPONINGTYAS A 14104007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok). Di bawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO.
Kondisi agroklimat membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan. Sebagian jenis flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias dan berpeluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha tanaman hias. Selain itu, tanaman hias Indonesia pun berpotensi ekspor untuk memenuhi permintaan pasar tanaman hias Eropa bahkan dunia. Dengan melihat peluang pasar untuk negara-negara pengekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia yang tentunya didukung oleh produksi tanaman hias yang meningkat.
Sentra produksi tanaman hias berdasarkan total luas panen terbesar di Jawa Barat adalah Bogor dan Depok. Salah satu wilayah pusat perdagangan tanaman hias di Depok berada di Sawangan.
Godongijo sebagai perusahaan tanaman hias di Sawangan mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan terakhir. Beberapa penyebab di antaranya dipengaruhi oleh sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga, fluktuasi penjualan, serta persaingan antara pengusaha tanaman hias. Oleh karena itu, Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan laba tinggi yang stabil yang menentukan keberlanjutan usahanya. Perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan (faktor internal), peluang dan ancaman (faktor eksternal), serta posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo, (2) Menganalisis posisi bersaing Godongijo, dan (3) Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk menjalankan usahanya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari internal perusahaan, data dari BPS, artikel dan literatur dari perpustakaan dan dinas terkait. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks EFE dan IFE, CPM, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Strategi selanjutnya dipetakan dalam arsitektur strategik.
sama. Hasil analisis internal diperoleh kekuatan Godongijo adalah (1) memiliki
Standard Operational Procedure (SOP), (2) new release dan trend setter tanaman hias adenium, (3) Produk dan pelayanan beragam, (4) Teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) memiliki cabang dan banyak agen, (6) modal sendiri, dan (7) inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas tanaman hias. Kelemahan Godongijo yaitu: (1) masih ada rangkap jabatan, (2) terjadi turn over karyawan, (3) jarak yang jauh dengan Jakarta, (4) persentase pendapatan dari penjualan belum seimbang, dan (5) sumberdaya yang belum digunakan secara optimal. Total skor EFE sebesar 2,8600 berarti respon Godongijo terhadap lingkungan eksternal adalah baik, sedangkan total skor IFE sebesar 2.9924 menunjukkan Godongijo kuat secara internal.
Hasil CPM, Godongijo paling unggul dibandingkan pesaingnya, dengan kekuatan persaingan dominan pada promosi dan kelemahannya pada kesesuaian harga. Hasil analisis IE menempatkan Godongijo pada sel V yaitu posisi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil matriks SWOT, strategi bersaing yang dapat dikembangkan oleh Godongijo secara umum adalah menjadi one stop shopping and experience nursery dengan konsep edukasi dan dengan harga yang terjangkau. Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya mandiri untuk menekan harga, (2) meningkatkan promosi produk cafe, restoran, dan salon adenium, (3) mengembangkan skema diskon harga maupun diskon kuantitas pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan penjualan, (4) membuat sistem kenggotaan untuk konsumen (member) dengan keuntungan lebih untuk member dibanding non member, (5) meningkatkan hubungan baik dan kinerja pelayanan kepada agen dan pemasok, (6) memperbaiki sistem manajemen sumberdaya manusia dan mengadakan program pelatihan bagi karyawan, (7) memanfaatkan lahan tersisa untuk wahana rekreasi baru yaitu kolam pemancingan.
Puji syukur hanya bagi Allah SWT,
karena Allah SWT selalu punya hadiah untukku:
Sebuah cahaya untuk kegelapan,
Sebuah rencana untuk setiap hari esok,
Sebuah solusi untuk semua permasalahan,
Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan, dan
Sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidup…
Karya ini ku persembahkan untuk
Papa dan Mama
,
orang yang paling berjasa dan ku cintai
Oleh:
Mita Pusponingtyas A14104007
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Asri, Sawangan, Depok)
Nama : Mita Pusponingtyas
NRP : A14104007
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS LINGKUNGAN USAHA DAN FORMULASI STRATEGI
BERSAING PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TANAMAN HIAS (STUDI
PADA PT GODONGIJO ASRI, SAWANGAN, DEPOK)” BELUM PERNAH
DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK
TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.
SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH
PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN
DALAM NASKAH.
Bogor, Juni 2008
Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 22 Juni 1986 sebagai anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Ir. Agusto W. Martosudirjo dan Endang Sri
Winarni. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Yos Sudarso,
Subang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Soklat
Subang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis melanjutkan pendidikan di
SLTP Negeri 1 Subang hingga tahun 2001 dan menyelesaikan pendidikan di SMA
Negeri 1 Subang pada tahun 2001-2004. Atas izin Allah SWT, pada tahun 2004
Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis pernah
menjadi Asisten mata kuliah Ekonomi Umum. Penulis juga aktif dalam organisasi
diantaranya menjadi staf marketing Archipelago Student Company periode 2004-2005 dan staf divisi Public Relation UKM Century periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi staf Biro Kewirausahaan, Departemen Keuangan, Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta periode 2005-2006 dan menjadi Kepala
Departemen Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa MISETA periode
2006-2007. Penulis adalah salah satu Mahasiswa Berprestasi Tingkat Persiapan
Bersama (TPB) IPB tahun 2005 dan Mahasiswa Berprestasi Manajemen
Agribisnis tahun 2007. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis terpilih sebagai
Penerima Beasiswa PPA-IPB tahun 2005-2007 dan sebagai Penerima Beasiswa
Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah,
dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul
Analisis Lingkungan Usaha dan Formulasi Strategi Bersaing Perusahaan dalam
Industri Tanaman Hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) ini
dengan baik. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya.
Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap
bidang manajemen strategi dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang
sedang berkembang. Perkembangan usaha ini menuntut pengusaha untuk
memiliki keunggulan dalam bersaing sehingga dapat menjamin keberlanjutan
usahanya. Agar dapat memenangkan persaingan perusahaan perlu merumuskan
dan mengimplementasikan strategi yang didasarkan pada lingkungan di dalam dan
di luar perusahaan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun
penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi
perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Bogor, Juni 2008
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung Penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Agusto W. M., Endang Sri Winarni, dan Heidi Retnoningtyas atas kasih
sayang, doa, dan dukungan yang selalu mengalir saat senang maupun sedih.
2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan didikan yang terkait akademik dan moral.
3. Dr. Ir. Suharno, M.ADev sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.
4. Ir. Joko Purwono, MS sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang
telah memberikan pelajaran berharga untuk selalu teliti dan belajar lebih baik.
5. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik atas
segala saran dan bantuan untuk pengembangan diri Penulis selama kuliah.
6. Dosen, asisten, dan staf sekretariat serta staf Komisi Pendidikan Departemen
Manajemen Agribisnis atas bantuan dan dukungan selama Penulis
menyelesaikan kuliah hingga proses seminar dan ujian skripsi.
7. PT Godongijo Asri: Direktur (Bapak Chandra Gunawan), manajer (Bapak
Slamet Budiarto, Bapak Yudha Hartanto, dan Ibu Jane Nadeak), serta seluruh
staf, atas izin, bantuan, dan penerimaan yang sangat baik kepada Penulis
selama pengambilan data.
8. Muharoji, Cecep Ali, Laura, Testiana, Ariani, Viona, Gandhi, dan Reny, Utari,
Baiquni, Irsan, sebagai teman berbagi, diskusi, berdebat, saling menasehati
Krishna, Rudie, atas segala dukungan, serta semua teman seperjuangan di
AGB 41 yang telah banyak memberi kenangan persahabatan dan pelajaran
hidup. We’ve got to get a move on with our life and you will be in my heart. Selamat Berjuang!
10.Yayasan Goodwill Internasional: pendiri (Mrs. Linneau), pengurus (Mr. Hara
and Mrs. Hara, Ibu Mien, Mbak Rosa, Mas Broto), teman-teman, alumni, dan
trainer. Also special for Coca-Cola Foundation and ANZA (Australian-New Zealand Association) for supporting my study which is part of my dream. 11.Gregori Garnadi Hambali dan keluarga, Bapak Rukmana Adha dan keluarga,
F. Rahardi, Bapak Djoko Sutedjo, S.Sos, MM (Dirjen Tanaman Hias), dan
Redaksi Majalah Trubus serta Agrina, untuk segala masukan dan informasi
yang sangat penting dan membantu Penulis.
12.Teman-teman di BEM Faperta (Kabinet Metamorfosa), CITOS, Ujungaris,
FOKKUS, MISETA, Century, MSC, adik-adikku di HARMONY, dan
kakak-kakakku di UGM, yang sangat berperan bagi Penulis sejak awal kuliah hingga
penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa pula kepada adik-adikku di AGB 42 yang
selalu meniupkan semangat dan keceriaan bagi Penulis.
13.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
bantuan dan dukungan secara moril maupun materil kepada Penulis selama
kuliah maupun saat proses penyelesaian skripsi ini. Penulis mohon maaf atas
segala kesalahan dan semoga Tuhan senantiasa membalas kebaikan Anda
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12 2.1 Definisi Tanaman Hias... 12 2.2 Pengelompokkan dan Jenis Tanaman Hias ... 13 2.3 Karakteristik Tanaman Hias... 16 2.4 Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias... 17 2.5 Perkembangan Industri Tanaman Hias ... 23 2.6 Penelitian Terdahulu ... 25
III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 28 3.1 Manajemen Strategi ... 28 3.2 Strategi Generik ... 29 3.3 Proses Manajemen Strategi ... 30 3.3.1 Misi Perusahaan ... 31 3.3.2 Analisis Lingkungan Perusahaan... 32 3.3.3 Matriks EFE dan IFE ... 41 3.3.4 CPM ... 41 3.3.5 Matriks IE... 42 3.3.6 Matriks SWOT ... 42 3.3.7 QSPM... 43 3.4 Arsitektur Strategik ... 44 3.5 Kerangka Pemikiran Operasional ... 47
4.4.5 CPM ... 59 4.4.6 Matriks IE... 60 4.4.7 Matriks SWOT ... 62 4.4.8 QSPM... 63 4.4.9 Arsitektur Strategik ... 65
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 67 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan... 67 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 69 5.3 Organisasi Perusahaan ... 70 5.4 Sumber daya Perusahaan... 73 5.4.1 Sumber daya Manusia ... 73 5.4.2 Sumber daya Keuangan... 75 5.4.3 Sumber daya Fisik... 76 5.4.4 Sumber daya Informasi ... 80 5.5 Kegiatan Operasional Godongijo ... 80 5.6 Pemasaran ... 83 5.7 Penelitian dan Pengembangan... 87
VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA... 88 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ... 88 6.1.1 Faktor Ekonomi... 88 6.1.2 Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ... 91 6.1.3 Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum... 92 6.1.4 Kekuatan Teknologi ... 92 6.1.5 Kekuatan Industri... 93 6.2 Analisis Lingkungan Internal... 97 6.2.1 Manajemen... 97 6.2.2 Pemasaran ... 98 6.2.3 Keuangan dan Akuntansi ... 100 6.2.4 Produksi/Operasi ... 100 6.2.5 Penelitian dan Pengembangan... 100
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 131 8.1 Kesimpulan ... 131 8.2 Saran... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 134
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1 Produksi Tanaman Hias dan Bunga Potong di Indonesia 2002-2006... 4 2 Luas Panen Tanaman Hias di Jawa Barat (Ha) 2006... 5 3 Penelitian Terdahulu ... 25 4 Kegunaan, Jenis, dan Sumber Data... 51 5 Analisis Lingkungan Eksternal ... 54 6 Analisis Lingkungan Internal... 54 7 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 56 8 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan... 56 9 Matriks EFE (External Factor Evaluation)... 58 10 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... 59 11 Competitive Profile Matrix (CPM) ... 60 12 Matriks SWOT ... 62 13 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 64 14 Komponen Inti dan Komponen Pendamping Penyusun Arsitektur Strategik 65 15 Fungsi dan Tugas Direktur dan Staf Godongijo ... 71 16 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan Godongijo ... 74 17 Jenis Produk berdasarkan Unit Bisnis... 84 18 Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year pada Tahun
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Teks Halaman
1 Daftar Pengusaha Agribisnis Tanaman Hias... 137 2 Struktur Organisasi PT Godongijo Asri ... 140 3 Daftar Produk dan Harga Jual Tanaman Hias Godongijo... 141 4 Pembobotan terhadap Peluang dan Ancaman serta Kekuatan dan Kelemahan
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi agroklimat dengan iklim tropis membuat Indonesia dikenal
sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati dapat
dilihat dari jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia. Sebagian dari kekayaan
flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias, salah satunya adalah flora khas
Indonesia yaitu anggrek. Misalnya dari jenis anggrek, sekitar 40 persen dari
25.000 jenis anggrek di dunia terdapat di Indonesia1. Flora Indonesia lainnya dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan, mempunyai peluang untuk
diberdayakan sebagai komoditas komersial. Hal tersebut dapat memberikan
kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat pelaku usaha bidang
tanaman hias dan sebagai penghasil devisa negara.
Tanaman hias diminati masyarakat umumnya untuk dipelihara. Tanaman
hias yang populer di masyarakat dapat dibedakan menjadi tanaman hias bunga dan
tanaman hias daun. Tanaman hias bunga misalnya anggrek, euphorbia, mawar,
krisan, dan adenium. Sedangkan tanaman hias daun contohnya anthurium,
aglonema, dan philodendron. Tanaman hias digunakan untuk tujuan keindahan
dan penghijauan di lingkungan rumah, kantor, restoran dan hotel. Selain karena
tidak membutuhkan ruang yang luas, pemeliharaannya pun relatif mudah.
Pemeliharaan dan pemuliaan tanaman hias merupakan salah satu cara untuk
melindungi flora Indonesia dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.
Tanaman hias secara ekonomi sangat menjanjikan sebagai sumber pendapatan
1
rumah tangga, terutama jika pemuliaan dan perdagangannya dilakukan dengan
baik.
Pemerintah sangat mendukung pengembangan industri tanaman hias
nasional secara komersial. Dalam sambutan yang dibacakan Dirjen Hortikultura2, Menteri Pertanian menyambut baik hadirnya Pekan Florikultura Nasional (PFN)
bagi kegiatan pengembangan usaha dan industri tanaman hias, yang memberi
kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Dengan
demikian, diharapkan tercipta industri florikultura yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif hingga mampu bersaing di pasar
internasional. Pada saat ini, kegiatan florikultura sudah menjadi sumber ekonomi
yang cukup penting yaitu berdampak nyata menciptakan lapangan kerja, menjadi
sumber pendapatan masyarakat, sumber devisa, dan mendorong tumbuhnya
industri penunjang.
Tanaman hias Indonesia memiliki peluang yang sangat baik bagi pasar
internasional. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai ciri khas
dalam jenis tanaman hias berpotensi besar untuk budidaya dan ekspor tanaman
hias. Permintaan pasar dunia akan tanaman hias pada tahun 2007 adalah sebesar
US$80 milliar3. Dari angka tersebut untuk Indonesia baru memiliki nilai yang
mencapai sekitar US$ 90 Juta, Thailand mencapai US$ 350 Juta, dan Malaysia
mencapai US$150 Juta. Negara-negara lain yang berperan dalam perdagangan
dunia florikultura antara lain Belanda (59 persen), Kolumbia (10 persen), Italia (6
persen), Israel (4 persen), Spanyol (2 persen), dan Kenya (1 persen). Beberapa
2
http://ppvt.setjen.deptan.go.id [diakses 17 Februari 2008] 3
negara produsen florikultura di Asia Tenggara yang perlu diperhitungkan
memiliki prospek untuk perdagangan florikultura adalah Thailand dan Malaysia.
Untuk potensi ekspor pasar Eropa, data dari Asosiasi Pengusaha dan
Petani Flora Indonesia (ASPENI) menyebutkan Indonesia baru meraih 1,5 persen
dari total permintaan pasar Eropa yang berkisar US$ 60 milyar per tahun;
Malaysia dan Cina masing-masing 11 persen dan 60 persen4. Pakar tanaman hias Indonesia, Gregori Garnadi Hambali yang juga breeder aglaonema menyatakan bahwa Indonesia sangat berpeluang untuk meningkatkan angka ekspor tanaman
hias untuk memenuhi permintaan pasar Eropa dan dunia5. Hal ini dikarenakan tanaman hias Indonesia cukup banyak diminati masyarakat asing, terutama untuk
jenis aglaonema, anthurium, dan adenium. Dengan budidaya dan pemeliharaan
yang baik, didukung kegiatan pameran dan promosi di luar negeri, tanaman hias
Indonesia akan semakin dikenal dan akhirnya permintaannya akan meningkat. Hal
ini telah dibuktikan sendiri oleh Greg yang silangan aglaonemanya beberapa kali
menjuarai kompetisi tanaman hias di luar negeri. Dengan melihat peluang pasar
dunia untuk negara-negara ekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan
dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia.
Selain datang dari pasar ekspor, potensi pengembangan usaha tanaman
hias pun datang dari permintaan pasar lokal. Permintaan yang tinggi akan bunga
potong dan tanaman hias terutama terjadi di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta,
Surabaya, Medan, dan Denpasar. Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh
meningkatnya pendapatan konsumen, meningkatnya kesadaran penduduk akan
keindahan lingkungan, dan pembangunan industri pariwisata serta pembangunan
4
http://www.distanhutdki.web.id. [diakses 17 Februari 2008]
5
perhotelan, perkantoran, komplek perumahan, taman-taman umum. Adanya
berbagai acara penting (sebagai sarana peralatan tradisional) dalam ritual
keagamaan, upacara kenegaraan, dan kegiatan tradisional pun meningkatkan
permintaan komoditi ini (Direktorat Bina Produksi Hortikultura, 1996).
Potensi pasar ekspor dan lokal direspon dengan meningkatnya jumlah
produksi tanaman hias dan bunga potong Indonesia. Pada Tabel 1 dapat dilihat
peningkatan produksi tanaman hias dan bunga potong di Indonesia pada tahun
2002-2006. Peningkatan produksi terutama terlihat pada tanaman jenis anggrek
dan anthurium. Anthurium yang dikenal dengan kuping gajah mulai banyak
diminati dan menjadi tren sejak tahun 2005. Tanaman ini disukai karena corak
daunnya dan warna bunga yang menarik untuk jenis anthurium bunga. Anggrek
disukai biasanya karena warna bunga yang menarik dan bervariasi tergantung
jenisnya. Bunga jenis lainnya seperti mawar, melati, herbras, dan kenanga
biasanya dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk karangan bunga maupun
sebagai pelengkap dekorasi taman.
Tabel 1 Produksi Tanaman Hias dan Bunga Potong di Indonesia 2002-2006
Komoditas sat 2002 2003 2004 2005 2006
Anggrek tgk 4,995,735 6,904,109 8,027,720 7,902,403 10,903,444
Anthurium tgk 1,006,075 1,263,770 1,285,061 2,615,999 2,017,534
Heliconia tgk 797,139 681,920 804,580 1,131,568 1,390,117
Kenanga btg 0 2,553,020 1,082,596 1,131,621 905,039
Mawar tgk 55,708,137 50,766,656 61,540,963 60,719,517 40,394,027
Melati kg 18,233,644 15,740,955 29,313,103 22,552,537 24,795,996
Palem phn 1,189,617 668,154 530,325 751,505 986,340
Herbras tgk 0 3,071,903 3,411,126 4,065,057 4,874,098
Sumber : Departemen Pertanian, 2007
Produksi tanaman hias dipengaruhi oleh luas panen tanaman hias.
panen untuk beberapa jenis tanaman hias pada 10 kabupaten dan kota di Jawa
Barat tahun 2006, terlihat bahwa luas panen terluas adalah Bogor dengan 132.176
Ha, Depok dengan 92.650 Ha, dan Karawang dengan 84.693 Ha. Luas panen
terluas selanjutnya adalah Bandung, Cirebon, Cianjur, Sukabumi, Garut, Ciamis,
dan Bekasi. Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa Bogor dan Depok merupakan
daerah sentra tanaman hias. Selain Anggrek, Anthurium, Heliconia, Mawar,
Melati, dan Palem, jenis tanaman yang terdapat di Depok dan Bogor lainnya
adalah Krisan, Zingiberaceae, Pakis, Adenium, Ficus, Aglaonema, Euphorbia,
Bougenville, Cemara, Dracaena, dan Cordeline.
Tabel 2 Luas Panen Tanaman Hias di Jawa Barat (Ha) 2006
Kabupaten
dan kota Anggrek Anthurium Heliconia Kenanga Mawar Melati Palem Hebras Total Bogor 60 183 11 976 22 434 3 800 6 999 9 242 8 117 9 425 132 176 Depok 55 300 3 200 27 050 0 2 950 1 800 1 850 500 92 650 Karawang 40 000 463 6 546 2 000 0 14 800 20 884 0 84 693 Bandung 5 057 4 480 12 581 10 35 399 946 2 646 16 890 78 009 Cirebon 341 144 10 80 1 087 52 843 153 15 54 673 Cianjur 16 431 1 212 1 860 276 2 928 71 3 872 17 171 43 821 Sukabumi 3 000 800 300 17 522 3 300 0 2 501 2 300 29 723 Garut 1 389 11 081 808 1 843 10 182 780 591 202 26 876 Ciamis 2 199 6 225 565 667 6 127 5 123 3 059 1 480 25 445 Bekasi 3 605 1 650 3 647 0 4 165 3 483 17 179 0 33 729
Sumber: BPS Jawa Barat, 2007 (diolah)
Berdasarkan profil Kota Depok6, potensi usaha dan kegiatan ekonomi di Kota Depok sebagai salah satu sentra tanaman hias ditunjang oleh potensi pasar
yang sangat besar, lahan yang tersedia masih sangat luas (50 persen), potensi
sumber daya manusia yang besar, dan regulasi yang berlaku terkait dengan
investasi dan sistem birokrasi yang semakin efisien. Salah satu wilayah pusat
perdagangan tanaman hias berada di Sawangan, Depok. Berdasarkan data Dinas
6
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tahun 2005, pada tahun 2004 di
Sawangan terdapat 49 penjual tanaman hias. Jumlah ini meningkat menjadi 53
pada tahun 2005. Penjual tanaman hias ini terdiri dari perusahaan perorangan,
perusahaan besar (berbentuk PT), dan koperasi.
Perusahaan besar di kawasan ini adalah PT Godongijo Asri (Godongijo)
dan PT Istana Alam Dewi Tara (Istana Alam Nursery). Umumnya kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di kawasan ini sama yaitu penjualan
tanaman hias dan perlengkapan berkebun, budidaya, pemuliaan, serta konsultasi
masalah tanaman hias. Perusahaan ini juga melengkapi dengan produk dan
fasilitas lain untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang datang.
1.2 Perumusan Masalah
Perkembangan industri tanaman hias tidak lepas dari peran pakar dan
pecinta tanaman hias (hobiis) yang membeli dan memelihara tanaman hias untuk tujuan penyaluran hobi semata. Tingginya minat masyarakat baik di dalam negeri
maupun permintaan ekspor terhadap tanaman hias dapat terlihat dari
meningkatnya perhatian masyarakat terhadap komoditi tersebut. Tanaman yang
banyak diminati hobiis umumnya tanaman yang unik, langka dan sedang tren. Semakin unik dan terkenal suatu jenis tanaman hias, maka harga jualnya akan
semakin tinggi.
Secara umum, tidak ada harga pasti dalam perdagangan tanaman hias.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pedagang dan pengusaha tanaman
hias dalam menentukan nilai jual adalah frekuensi pembelian, jumlah pembelian
juga oleh jenis dan varietas, ukuran tanaman, umur tanaman, tingkat laju
pertumbuhan, keindahan dan keunikan tanaman/bunga. Selain itu, dasar
pertimbangan lain adalah lamanya tanaman beredar di masyarakat, kelangkaan
tanaman, kesehatan tanaman, dan lokasi penjualan, pengaruh hari-hari besar
seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru dan upacara adat, potensi pasar domestik dan
luar negeri, serta kondisi perekonomian dan pembangunan secara global.
Penentuan harga ditentukan oleh tren yang berkembang. Semakin bersifat massal,
harga akan semakin turun7. Hal ini berpotensi menyebabkan ketidakmenentuan
harga dan pendapatan bagi pengusaha tanaman hias.
Hal lain yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman hias adalah
tren tanaman hias cukup beragam, baik dalam rentang waktu pergantian tren
maupun dalam jenis tanaman. Sekitar tahun 1970, bunga nusa indah yang menjadi
primadona. Saat itu, hampir tidak ada halaman rumah di kota-kota besar yang
tidak memajang tanaman ini karena dianggap melambangkan kesejahteraan
pemiliknya itu. Memasuki periode 1980-an, selera masyarakat beralih pada bunga
kertas (bugenvil). Tanaman dengan bunga warna-warni tersebut, saat itu banyak
ditanam di pekarangan rumah. Sepuluh tahun kemudian, berkembang jenis
tanaman hias untuk lansekap atau taman, terutama jenis palem-paleman, seperti
palem botol, palem raja, dan ekor tupai. Tahun 1990 juga diwarnai tren tanaman
peneduh, seperti kamboja dan cemara udang dengan bentuk semi bonsai.
Mulai tahun 1999, tren tanaman hias cepat berganti. Pergantian tren dapat
berlangsung dalam satu hingga tiga tahun. Berawal dari adenium, kemudian
berganti aglaonema, dan anturium. Beberapa jenis tanaman lain yang juga
7
menjadi tren antara lain euforbia, philodendron, pachypodium, dan sanseviera.
Tren menyebabkan terjadinya fluktuasi permintaan dan penjualan pada jenis-jenis
tanaman tersebut. Para pelaku bisnis tanaman hias menduga hingga 2008 tanaman
yang bakal jadi tren adalah tanaman yang mempunyai sifat-sifat mirip anthurium,
adenium, dan aglaonema8.
Terkait dengan sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang
berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga
dan fluktuasi penjualan membuat pelaku usaha tanaman hias perlu memiliki
strategi dalam menjalankan usahanya. Booming tanaman hias seperti adenium, anthurium, euphorbia, aglonema, dan sansevieria yang diikuti dengan harga jual
tinggi untuk setiap pot tanaman-tanaman tersebut, semakin membuka peluang
meraih keuntungan pada bisnis tanaman hias. Hal ini menyebabkan munculnya
pendatang baru baik perorangan maupun perusahaan yang tentunya
mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam industri tanaman hias.
Salah satu pelaku usaha tanaman hias di kawasan Sawangan, Depok
adalah PT Godongijo Asri, atau biasa disebut sebagai Godongijo. Perusahaan ini
berdiri sejak 2003 yang dirintis dari hobi pemiliknya. Godongijo dibangun diatas
lahan seluas 2,5 hektar di Cinangka, Kecamatan Sawangan, Depok.
Godongijo adalah perusahan berbentuk PT (Perseroan Terbatas), yang
bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, baik produksi, distribusi maupun
pemasaran. Godongijo melakukan budidaya, pemuliaan dan penjualan beragam
tanaman hias. Fasilitas dan produk yang ditawarkan Godongijo antara lain
showroom tanaman, salon dan klinik tanaman, cafe, restoran, tempat penjualan
8
sarana produksi pertanian, perpustakaan dan toko buku pertanian, tempat parkir,
serta tempat mainan anak-anak.
Godongijo menghadapi persaingan yang cukup ketat dalam industri
tanaman hias. Selain karena di kawasan ini terdapat banyak perusahaan tanaman
hias dengan fasilitas dan produk yang berbeda, secara geografis Depok juga
berjarak dekat dengan sentra tanaman hias lainnya yaitu Bogor. Hal ini membuat
Godongijo juga menghadapi persaingan dengan perusahaan tanaman hias yang
ada di Bogor. Pesaing utama Godongijo antara lain Istana Alam Nursery. Istana
Alam Nursery merupakan perusahaan tanaman hias yang belum lama berdiri
dengan jarak yang dekat dengan Godongijo dan dengan konsep usaha yang sama.
Munculnya pesaing baru dan faktor lain terkait perkembangan industri tanaman
hias membuat Godongijo mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan
terakhir pada tahun 2007 hingga tahun 2008. Data perusahaan menyatakan sejak
Juli hingga Desember 2007 Godongijo mengalami penurunan penjualan sebesar
50 persen dibandingkan penjualan pada Juli hingga Desember 2006. Sedangkan
untuk bulan Januari hingga Februari 2008 penurunan penjualan sebesar 30 persen
dibandingkan bulan yang sama tahun 2007. Untuk mengantisipasi hal ini,
Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan
laba tinggi yang cenderung stabil dalam jangka panjang yang menentukan
keberlanjutan dan pengembangan usahanya.
Menurut Porter (2007), keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan
laba yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable) sangat ditentukan dari strategi bersaing yang dipilih perusahaan. Pada tingkat perumusan, strategi bersaing harus
diraih perusahaan dengan berhasil. Kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah
profil internal dari kekayaannya dan keterampilannya relatif terhadap pesaing.
Kekuatan dan kelemahan yang dipadukan dengan nilai-nilai pribadi perusahaan
merupakan faktor internal bagi perusahaan. Faktor eksternal ditentukan oleh
industri dan lingkungannya yang lebih luas. Peluang dan ancaman industri
menentukan lingkungan persaingan, dengan resiko serta imbalan potensial yang
melingkunginya.
Keempat faktor tersebut harus dipertimbangkan sebelum suatu usaha
mengembangkan tujuan, kebijakan, dan strategi realistis yang akan diterapkan
untuk dapat bersaing dalam industri. Dengan mempertimbangkan empat faktor
tersebut, strategi bersaing yang baik dan tepat akan sangat membantu Godongijo
untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga menghasilkan laba yang tinggi
secara berkelanjutan. Faktor lainnya yang juga penting dalam menentukan strategi
bersaing yang tepat adalah posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan pembahasan dari permasalahan yang ada untuk
menentukan faktor eksternal dan internal yang dihadapi dan dimiliki Godongijo,
menganalisis posisi persaingan Godongijo, serta melakukan penetapan strategi
bersaing yang tepat untuk mendukung perkembangan perusahaan. Pembahasan
dalam penelitian ini diantaranya:
1. Apa saja faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman,
kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo?
2. Bagaimana posisi bersaing Godongijo dibandingkan pesaing utamanya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang,
ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo.
2. Menganalisis posisi bersaing Godongijo.
3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk
menjalankan usahanya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya akan mencakup analisis tentang formulasi strategi
bersaing pada Godongijo. Tulisan ini tidak membahas tahap implementasi dan
evaluasi pada strategi yang telah diformulasikan. Tulisan ini juga tidak membahas
masalah yang terkait dengan proses pengembangan produksi tanaman hias.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, seperti:
1. Perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
merumuskan strategi bersaing untuk mengembangkan usahanya.
2. Pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait strategi
bersaing dalam pengembangan usaha tanaman hias dan menjadi bahan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat
non-pangan dan digolongkan sebagai florikultura bersama dengan bunga potong.
Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan baik karena
bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya, sering digunakan sebagai penghias
pekarangan atau ruangan di rumah-rumah atau gedung perkantoran9.
Berdasarkan kamus pertanian umum, tanaman hias didefinisikan sebagai
tanaman yang memiliki nilai estetika. Tanaman hias menunjukkan hal-hal yang
identik dengan keindahan lingkungan, penghantar keceriaan/kebahagiaan,
penyejuk dan perbaikan mutu lingkungan, penghantar ketertiban, keterbudayaan
(civility) dan keberadaban, pemicu kedamaian, serta persaudaraan dan keramah-tamahan. Rahardi, et al (1997) berpendapat bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan daya tarik tertentu, serta
mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan di dalam dan di luar ruangan.
Tanaman hias dapat ditanam pada areal yang relatif sempit, mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
komoditi ini dibudidayakan untuk dinikmati keindahannya. Tanaman ini
digunakan sebagai komponen utama untuk menghijaukan maupun mempercantik
taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang ditempatkan di meja ataupun
digantung di areal rumah, ruang perkantoran, maupun apartemen. Tanaman hias
akan membuat suasana sekitar rumah menjadi lebih hijau, memperindah
9
komposisi warna lingkungan sekitar dan tentu saja membuat keberadaan taman
dan lingkungan sekitar rumah lebih semarak (Endah, 2007). Sedangkan menurut
Sudarmono (1997), tanaman hias merupakan jenis tanaman tertentu baik yang
berasal dari tanaman daun atau bunga yang dapat ditata untuk memperindah
lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik.
2.2 Pengelompokan dan Jenis Tanaman Hias
Menurut Rahardi (1997), tanaman hias dibedakan menjadi dua golongan:
1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor).
Tanaman hias yang cocok ditanam di dalam ruangan adalah tanaman hias
yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempunyai ukuran yang
tidak terlalu besar. Umumnya tanaman hias dalam ruangan merupakan
tanaman berdaun indah. Ragam tanaman hias dalam ruangan yang populer
antara lain: aglaonema, anthurium, palem, dan paku-pakuan.
2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor).
Pada dasarnya semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias
di luar ruangan, namun keberadaan jenisnya seringkali dientukan oleh
model dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap matahari.
Tanaman yang cocok untuk penghias luar ruangan adalah tanaman yang
menyukai sinar matahari secara langsung. Tanaman hias luar ruangan
umumnya berwujud pohon-pohonan (contohnya palem dan sikas) serta
Menurut Endah (2007), jenis tanaman hias dapat digolongkan atas tiga
dasar utama, yaitu:
1. Jenis tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati.
a. Tanaman hias daun, adalah tanaman hias yang memiliki warna-warni
daun yang indah dengan bentuk daun dan tajuk yang bervariasi, unik,
dan eksotik. Oleh karena itu meskipun tidak berbunga, keindahan
warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di sekitar
lingkungan rumah, perkantoran, atau apartemen. Contoh tanaman hias
jenis ini antara lain: lili paris, palem, kuping gajah, sri rejeki, adam
hawa, sambang darah, dan balanceng.
b. Tanaman hias bunga, adalah tanaman hias yang memiliki kemampuan
menghasilkan bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran, dan
keharuman yang unik. Misalnya Gerbera jamesonii, Hibiscus
rosasinensis, dan krisan.
2. Jenis tanaman hias berdasarkan lokasi penanamannya
a. Tanaman hias dalam taman, yaitu tanaman hias sebagai komponen
utama untuk mempercantik dan memperindah taman di lingkungan
rumah, kantor, atau apartemen. Contohnya bougenvile, heliconia, dan
kembang sepatu.
b. Bunga potong, yaitu tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga
beserta tangkainya. Misalnya berbagai jenis mawar dan anyelir.
c. Bunga dalam pot, yaitu jenis tanaman hias yang ditanam dalam pot.
3. Jenis tanaman hias berdasarkan panjang harinya
a. Tanaman hias hari panjang, yaitu tanaman hias yang proses
pembungaannya terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam
sehari. Contohnya adalah spathiphyllum dan anthurium.
b. Tanaman hias hari pendek, yaitu tanaman hias yang proses
pembungaannya terjadi dengan penyinaran kurang dari 12 jam sehari.
Contohnya adalah krisan.
c. Tanaman hias netral, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya
tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran. Contohnya kembang
sepatu dan alamanda.
Pengelompokan dapat pula berdasarkan sifat komersial yang dimilikinya.
Pengelompokan menurut Rahardi et al (1997) ini ditinjau dari nilai ekonomi yang tinggi dan daya jual tanaman hias, yang terbagi dalam tujuh golongan, yaitu :
1. tanaman anggrek yang dijual dalam bentuk tanaman dewasa, bibit
anggrek, dan anggrek botolan,
2. bunga potong, di pasaran dapat dikelompokkan menjadi bunga potong
anggrek dan non-anggrek,
3. tanaman hias pot, dibedakan menjadi tanaman hias dalam ruangan
(indoor) dan di luar ruangan (outdoor), 4. tanaman hias hidroponik,
5. bonsai, yaitu tanaman hias dengan ukuran yang kerdil,
6. bunga kering, dan
2.3Karakteristik Tanaman Hias
Produk tanaman hortikultura pada umumnya mudah rusak (perishable) dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi sangat
tajam antar waktu dan antar lokasi. Oleh karena itu penanganan hortikultura harus
benar-benar sinkron antara aspek produksi, distribusi, dan konsumsi sesuai
dengan karakteristiknya yang dapat berbeda pada setiap jenis produk. Begitu pula
dengan tanaman hias sebagai produk hortikultura, pemahaman karakteristik
tanaman hias diperlukan untuk penanganan yang baik, mulai dari budidaya sampai
dengan pemasaran agar kualitas tanaman hias tetap baik sehingga berharga jual
tinggi. Tanaman hias yang bersifat komersial pada umumnya mempunyai
karakteristik sebagai berikut (Rahardi et al, 1997) : 1. Tidak tergantung musim
Tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja sesuai dengan umur
panennya. Selain itu, keberadaan tanaman hias di pasaran tidak mengalami
kelangkaan.
2. Perputaran modalnya cepat
Tanaman hias mempunyai perputaran modal yang cepat karena berumur
pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak lama, dan produknya
cepat terjual.
3. Mudah rusak dan berisiko tinggi
Sifat ini merupakan sifat fisik produk tanaman hias. Tanaman hias mudah
rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan atau
pengangkutan. Oleh karena itu, produk tanaman hias merupakan produk
2.4Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias
Pada umumnya pemilihan jenis tanaman hias adalah karena penampilan
aneka ragam warna daunnya. Selain itu, dapat juga karena penampakan tajuk,
bentuk daun, dan teksturnya. Tanaman hias daun banyak dipelihara karena
kemudahannya dalam perawatan, persyaratan tumbuhnya ringan, dan tahan lebih
lama dibandingkan dengan tanaman hias bunga.
Berbagai macam tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan
dan mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang
ditempatkan di meja atau areal sekitar rumah, perkantoran, hotel, restoran, dan
apartemen. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman
adalah jenis tanaman yang mempunyai keindahan pada daun selain
kemampuannya untuk berbunga. Sementara itu, tanaman hias yang ditanam dalam
pot umumnya dipilih dari jenis yang mempunyai kemampuan berbunga dan dapat
sebagai penghias ruangan (Endah, 2007).
Keberadaan tanaman hias dalam taman akan membuat suasana menjadi
lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar, serta membuat
lebih semarak. Sedangkan tanaman hias dalam ruangan secara alami dapat
memerangi “Sick Building Syndrome”, dimana tanaman tersebut berguna untuk membersihkan udara di dalam ruangan dengan kemampuannya dalam menyerap
zat-zat yang berbahaya di udara dalam ruangan. Keindahan tanaman hias dalam
ruangan menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. Selain hal tersebut,
tanaman hias digunakan sebagai salah satu komponen dalam dekorasi ruangan
berbagai acara seremonial maupun non-seremonial (Endah, 2007). Menurut Rukmana (1997), secara umum fungsi tanaman hias antara lain :
1. Keindahan (estetis)
Tanaman yang diatur menurut suatu komposisi yang dapat membuahkan
rasa indah dan puas pada orang yang memandangnya. Perangkaian
tanaman hias yang baik dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni dan
mengubah mood terhadap orang yang memandangnya. 2. Stabilitator atau pemelihara lingkungan
Pencemaran lingkungan telah terjadi dimana-mana. Keberadaan tanaman
hias di sekitar kita dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap
gas-gas berbahaya, memelihara suhu dan kelembaban. Tanaman hias juga
dapat menimbulkan udara yang sejuk dan nyaman walaupun udara bebas
sebenarnya amat terik.
3. Pendidikan (edukatif)
Tanaman dapat menimbulkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak
seseorang. Hal ini dapat diterapkan pada penataan taman di
sekolah-sekolah
4. Pemelihara kesehatan (higienis)
Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tenteram, dan
tenang sehingga memelihara kesehatan jiwa manusia. Dalam proses
asimilasi, tanaman menghasilkan oksigen dari zat asam arang ke udara
5. Ekonomi dan sosial
Tanaman hias merupakan komoditi yang sangat komersial dan dapat
mendatangkan penghasilan bagi seseorang. Keteraturan penataan tanaman
hias akan menimbulkan citra yang berbeda di sekitarnya.
Beberapa jenis tanaman hias yang diusahakan di lokasi penelitian antara
lain adenium, aglaonema, anthurium, euforbia, dan sansivieria. Penjelasan
tanaman tersebut adalah sebagai berikut.
1. Adenium
Dadang (2007) menjelaskan, adenium atau kamboja Jepang memikat para
penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah.
Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar membentuk bonggol. Inilah
yang membuat adenium menjadi unik dan bernilai seni tinggi, mirip
bonsai, sehingga banyak disukai para pencinta tanaman hias.
Bila selama ini Adenium populer dengan beragam jenis dan warna
bunganya, kini muncul lagi jenis silangan baru. Bukan hanya bonggol
Adenium obesum yang akan diincar konsumen, tetapi sosok yang benar-benar mirip bonsai, yaitu A. arabicum dan A. socotranum.
Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi tren masa depan yakni Soco
hibrida. Sosoknya sangat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih
perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh. Secara alami, Soco hibrida
memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai. Tak heran di beberapa
2. Aglaonema
Aglaonema (Tinambunan, 2005) adalah tanaman hias daun eksotik yang
beragam jenisnya dan bernilai ekonomis cukup tinggi. Keindahan
aglaonema terletak pada warna dan corak daun. Daun tanaman ini
umumya berwarna hijau, dan untuk beberapa jenis ada yang berwarna
putih, kuning, oranye, merah, tembaga, cokelat, keemasan dan kombinasi
warna-warna tersebut. Tulang daunnya nampak jelas berwarna krem
sedikit kemerahan. Panjang daunnya 20-30 cm dan lebarnya antara 10-12
cm. Daya tahan daun dapat mencapai 2-4 bulan, sebelum daun menguning
dan rontok.
Di Indonesia, tanaman yang juga dikenal dengan nama sri rejeki ini
memiliki sekitar 30 spesies. Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan) ini
sudah sejak lama populer dan memiliki harga yang cukup tinggi. Tanaman
ini sangat cocok untuk dijadikan tanaman hias dalam ruangan (indoor). Persilangan aglaonema banyak menghasilkan jenis baru yang lebih
menarik dan berbeda dari jenis tanaman yang sudah ada. Varian
aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera-peraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan
Ruby Sunset yang mendapat gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion 2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali, pakar aglaonema Indonesia.
3. Anthurium
Anthurium (Supari Dh, 1999) atau yang sering dikenal dengan nama
Araceae, genus Anthurium, dan spesies Anthurim sp. Tanaman ini digolongkan menjadi dua, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga.
Anthurium daun memiliki bentuk dan warna daun yang menarik,
sedangkan biasanya bunganya kurang menarik dibandingkan anthurium
bunga. Jenis anthurium bunga biasa digunakan untuk daun potong.
Tanaman anthurium berasal dari daerah tropis dan merupakan tanaman
berbentuk perdu yang tumbuh merambat dan memanjat. Akar tanaman
berbentuk bulat kecil dan panjang serta mempunyai akar tunjang yang
tumbuh dari pangkal batang yang menembus tanah hingga kedalaman
40-60 cm. Anthurium termasuk tanaman yang mempunyai batang lunak,
basah (herbaceus) dan berbuku-buku tempat melekatnya tangkai daun. Dadang et al (2007) menyatakan, saat sedang tren, anthurium berhasil memunculkan fenomena hebat bagi banyak kalangan. Tanaman yang
mempunyai 1.000-an jenis ini menjadi ketertarikan baru bagi banyak
orang terhadap tanaman hias walaupun harganya terkadang tidak rasional.
Di pameran tanaman hias maupun di internet, banyak nurseri yang
memasang harga anthurium mulai Rp10.000 (bibit) hingga ratusan juta
rupiah (indukan). Beberapa nurseri di Jawa Tengah, menetapkan harga
untuk indukan anthurium gelombang cinta (Wave of Love), misalnya, seharga Rp400 juta-Rp500 juta. Ada pula indukan Anthurium jenmanii
cobra yang ditawarkan Rp150 juta.
4. Euphorbia
Menurut Tinambunan (2005) euphorbia adalah jenis tanaman hias dari
Madagaskar dan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 2003. Warna
bunga yang semarak dan bentuknya yang menarik membuat tanaman ini
menjadi primadona baru di Indonesia. Hal ini didukung pula sifat
euphorbia yang mudah dirawat, mudah dibudidayakan, tidak memakan
banyak tempat, berbunga terus-menerus, dan harganya relatif terjangkau.
Tanaman hias ini cocok tumbuh di daerah tropis, relatif tahan terhadap
suhu ekstrem, dan mampu menghasilkan bunga sepanjang tahun. Batang
euphorbia sekilas mirip kaktus, tetapi tidak terlalu besar dan tumbuh
bercabang. Seluruh batangnya ditumbuhi duri seperti pada batang mawar.
Bunga euphorbia beragam warnanya dan terbentuk berpasangan dengan
posisi berhadapan antara bunga yang satu dengan yang lainnya,
mengelilingi kelopak bunga yang ada di tengah.
Euphorbia dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah dan
membutuhkan sinar matahari langsung. Media yang cocok untuk
euphorbia yaitu media yang gembur, remah, dan porous, misalnya arang sekam yang dicampur kompos. Dengan batang yang tidak terlalu besar,
tanaman ini bagus untuk ditanam di pot-pot kecil di depan pekarangan
rumah (Dadang, 2007).
5. Sansevieria
Terdapat 60 spesies jenis sansevieria. Pesona tanaman hias berdaun seperti
pedang, meruncing, ini tak kalah menarik dibanding tanaman hias daun
lainnya. Selain itu sansivieria merupakan tanaman yang mudah
dibudidayakan. Cara perbanyakan tanaman ini dapat dengan stek batang.
polusi. Sasiviera banyak diminati untuk sebagai tanaman indoor yang
diletakkan di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, tanaman yang
dikenal dengan nama Lidah Mertua ini kerap ditaruh di sudut dapur atau
kamar mandi untuk meredam bau tidak sedap (Dadang, 2007).
2.5Perkembangan Industri Tanaman Hias
Menurut Lipsey, et al (1997), sekumpulan perusahaan yang memproduksi produk yang serupa atau sekelompok produk yang berkaitan erat dinamakan
industri. Oleh karena itu perkembangan suatu industri tentunya ditentukan pula
oleh perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Direktorat Tanaman Hias
membagi pelaku usaha agribisnis tanaman hias pada enam kelompok, yaitu
produsen, kelompok tani, trader, pengusaha bibit/kultur jaringan,
asosiasi/perhimpunan, dan lain-lain.
Dari data tahun 2005 diperoleh informasi tentang jumlah pelaku industri
tanaman hias di Indonesia. Terdapat 46 produsen, 15 kelompok tani, 20 trader, 3
pengusaha bibit/kultur jaringan, dan 7 asosiasi/perhimpunan, dan 6 lain-lain yaitu
perusahaan maupun perorangan yang tidak termasuk dalam kelima kelompok
sebelumnya. Kelompok lain-lain ini bergerak dalam usaha jasa merangkai bunga
dan konsultan lanskap. Daftar pengusaha agribisnis tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Catatan lain Departemen Pertanian10, Direktorat Tanaman Hias
menyebutkan hingga 2006 telah tercatat terdapat sebanyak 127 perusahaan grower
tanaman hias di DKI Jakarta. Jumlah ini belum termasuk retailer yang tidak
10
terhitung banyaknya, mulai dari yang berskala besar hingga penjual tanaman hias
di pinggir jalan. Tidak dapat diperoleh data pasti mengenai jumlah perusahaan
tanaman hias di Indonesia maupun pada lingkup yang lebih kecil misalnya
Jabodetabek. Hal ini karena dengan adanya PP No. 7 Tahun 2007, impor tanaman
hias dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan tanaman hias tidak
dikenai pajak atas penjualannya di dalam negeri sehingga tidak ada kewajiban
bagi pengusaha tanaman hias untuk mendaftarkan perusahaannya pada
dinas-dinas tertentu.
Hal lain mengenai industri tanaman hias diungkapkan Soekartawi (1996)
yang mengatakan bahwa perkembangan bisnis tanaman hias dapat dilihat dari
meningkatnya jumlah, variasi, dan penampilan yang menarik dari tanaman hias
yang diperdagangkan. Selain itu meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan
tanggapan mereka terhadap keindahan lingkungan juga menjadi potensi bagi
pengembangan bisnis tanaman hias.
Industri tanaman hias antara lain meliputi budidaya tanaman dalam pot,
bunga potong, dan bunga hias. Perkembangan tanaman hias Indonesia akhir-akhir
ini cukup menggembirakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut
(Bunasor dalam Tinambunan, 2005):
1. Pertumbuhan penduduk kota dengan kecenderungan peningkatan
pendapatan.
2. Pembangunan komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, dan restoran.
3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.
Dari segi ekonomi, perkembangan industri tanaman hias dapat dilihat dari
Tanaman Hias, Ditjen Hortikultura, Deptan dalam Dadang et al (2007), pada 1985 pasar tanaman hias dunia baru senilai US$19 miliar. Sepuluh tahun kemudian
meningkat menjadi US$30 miliar. Kurun 2005-2006 meningkat lagi menjadi
US$62 miliar. Berdasarkan catatan BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) tahun
2006 dari tanaman hias mencapai Rp 4,9 triliun. Sementara nilai ekspornya
rata-rata US$12 juta/tahun. Sekitar 75 persen ekspor didominasi tanaman tropis,
sisanya anggrek. Permintaan dunia terutama datang dari negara-negara di Eropa
dan Asia. Secara umum pertumbuhan industri tanaman hias mencapai 15-20
persen per tahun.
2.6Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang relevan dengan topik penelitian analisis
lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan antara lain:
Tabel 3 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
/Tahun Judul
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Dedy Wijaya modal kerja dalam membiayai promosi, memaksimalkan
Nama Peneliti
/Tahun Judul
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Asril
kerjasama dengan pelanggan tetap potensial, floris, Dinas Taman Kota, pengelola lapangan golf,
developer real estate untuk meraih pangsa pasar pada wilayah Cipanas-Cianjur, mengoptimalkan dan mengefektifkan kegiatan
personal selling, memberikan potongan harga, meningkatkan pelayanan dan melakukan open house. strategi bersaing pada hierarki keputusan adalah pelayanan. Pelayanan sangat penting dalam meraih keuntungan karena sebagai modal dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan. Eli Parluhutan
Strategi yang dapat dijalankan: mengoptimalkan dan
meningkatkan pemeliharaan peralatan yang ada, melakukan R&D dan standarisasi produk, mempertahankan dan
meningkatkan mutu produk dengan cara pengawasan produk, membangun kemitraan dan merek dan mendaftarkan hak paten.
Suheri (2006) Analisis Strategi Bersaing Restoran
Strategi bersaing mengacu pada dua isu utama: kebijakan dimensi nilai guna restoran dan kebijakan pada dimensi harga menu restoran dengan cara menerapkan persepsi nilai guna yang lebih tinggi kepada konsumen dengan muatan edukasi dan edutainment dengan harga terjangkau. Strategi bersaing utama adalah
Dari ketujuh penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perumusan
strategi dapat dilakukan melalui identifikasi lingkungan perusahaan dan melalui
persfektif konsumen. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks
EFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Strategi dapat pula dirumuskan dengan
metode PHA. Beberapa penelitian dilengkapi dengan CPM dan matriks SPACE.
Strategi yang telah dirumuskan kemudian dapat diurutkan dalam prioritas dengan
QSPM. Penelitian tersebut juga dapat memberikan masukan kepada peneliti
tentang strategi apa saja yang mungkin dirumuskan melihat kondisi perusahaan
dan lingkungannya.
Dengan mempelajari penelitian terdahulu, peneliti mencoba melakukan
analisis lingkungan perusahaan dan merumuskan alternatif strategi bersaing pada
perusahaan tanaman hias. Peneliti memilih perusahaan tanaman hias karena
beberapa hal, salah satunya belum pernah ada penelitian mengenai strategi
bersaing pada perusahaan tanaman hias. Pada akhir formulasi strategi, peneliti
mencoba memetakan strategi yang telah diprioritaskan pada jangka waktu
tertentu. Peneliti berharap hal ini dapat membantu manajemen perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi dengan terlebih dahulu membuat perencanaan yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi
yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Fokus manajemen
strategi terletak pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/
akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi
komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2006). Sedangkan
menurut Glueck dan Jauch (1991), manajemen strategi merupakan arus keputusan
atau tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau
strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Manajemen
strategi bermanfaat dalam membantu organisasi membuat strategi yang lebih baik
dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional pada
pilihan strategi.
Pendapat lain dikemukakan Ansoff dalam Yoshida (2006) yang
menyatakan bahwa manajemen strategi merupakan pendekatan yang sistematik
terhadap tanggung jawab yang besar dan makin penting dari manajemen secara
umum (general management) untuk memosisikan dan menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Manajemen strategi akan memastikan kesuksesan yang
langgeng dan mengamankan posisi organisasi dari kejutan-kejutan yang tidak
terduga akibat perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapinya.
Manajemen strategi dapat pula berarti proses pengambilan keputusan yang