• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.3 Proses Manajemen Strateg

3.3.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Menurut David (2006), lingkungan perusahaan adalah situasi dan kondisi perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Sedangkan menurut Swastha (1995), lingkungan perusahaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan faktor yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya.

Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan di luar perusahaan yang relatif bukan dalam kendali perusahaan. Sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan di dalam perusahaan yang relatif dapat dikendalikan oleh perusahaan.

a. Analisis Lingkungan Eksternal (EFE)

Menurut David (2006) analisis lingkungan eksternal adalah proses yang menekankan pada mengenali dan mengevaluasi kecenderungan dan peristiwa di luar kendali perusahaan. Analisis ini mengungkapkan peluang kunci dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari dampak ancaman.

Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari (David, 2006). Perusahaan harus mampu menjawab baik dengan menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak ancaman potensial.

Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu:

1. Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi keberuntungan dan strategi perusahaan (Glueck dan Jauch, 1991). Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dianalisis kebanyakan perusahaan termasuk (1) tahapan siklus bisnis, perusahaan dapat digolongkan ke dalam depresi, resesi, kebangkitan, dan kemakmuran, (2) gejala inflasi dalam harga barang dan jasa, jika inflasi sangat tajam, pengendalian upah dan harga dapat menjadi beban yang berat, (3) kebijakan moneter, tarif suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi mata uang relatif pada mata uang lainnya, (4) kebijakan fiskal, yaitu tingkat pajak untuk perusahaan dan perorangan, serta (5) neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil/besar, berorientasi laba/nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, jasa yang berbeda, dan strategi yang berbeda.

3. Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum

Pemerintah negara federal, bagian, lokal, dan asing adalah pembuat peraturan utama, deregulator, pemberi subsidi, pemilik serta pelanggan organisasi.

Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang komprehensif (David, 2006).

4. Kekuatan teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan secara dramatis. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan jaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang pendek, menciptakan kekurangan dalam keterampilan teknis, serta menghasilkan perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan (David, 2006).

5. Kekuatan Industri

Bagian yang penting dalam audit eksternal adalah mengidentifikasi perubahan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi

strategi. Identifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang berbeda (David, 2006).

Umar (2005) menyatakan bahwa aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Analisis ini dapat menentukan seberapa menarik suatu industri untuk dimasuki dan untuk melihat faktor-faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan pada industri tersebut. Analisis ini juga untuk mencari gambaran tentang peluang dan ancaman bisnis yang diakibatkan oleh strategi dan perilaku bisnis sekelompok perusahaan yang saling bersaing.

Model Lima Kekuatan dari Porter mengenai analisis persaingan merupakan pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Intensitas persaingan di antara perusahaan amat bervariasi tergantung pada industri. Menurut Porter (2007), sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan:

1). Persaingan di Antara Pesaing yang Ada

persaingan di antara pesaing yang ada biasanya yang paling berpengaruh di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing.

2). Masuknya Pendatang Baru

semakin mudah suatu perusahaan masuk ke dalam industri maka semakin tinggi intensitas persaingan dalam industri tersebut. Namun banyak pula hambatan untuk dapat masuk ke dalam industri, diantaranya keperluan untuk memperoleh skala ekonomi dengan cepat, keperluan untuk memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, persyaratan modal yang besar, dan lain-lain.

Walaupun banyak hambatan untuk masuk, perusahaan baru terkadang masuk ke dalam industri dengan dengan produk yang lebih tinggi, harga yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu tugas ahli strategi adalah mengenali perusahaan baru yang potensial memasuki pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, melakukan serangan balasan sesuai dengan keperluan, dan memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

3). Ancaman Produk Pengganti

adanya produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat ditetapkan sebelum konsumen akan pindah ke produk pengganti. Tekanan persaingan dari produk pengganti meningkat jika harga relatif dari produk pengganti turun dan jika biaya konsumen untuk pindah menurun. Kekuatan persaingan dari produk pengganti paling baik jika diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh

produk tersebut, di samping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitas penetrasi pasar.

4). Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

jika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah yang banyak, kekuatan menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan menawar konsumen akan lebih besar jika produk yang dibeli standar atau tidak berbeda, sehingga konsumen sering dapat melakukan negosiasi harga, jaminan, dan kemasan sampai tingkat tertentu.

5). Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

kekuatan menawar pemasok sangat mempengaruhi intensitas persaingan industri terutama jika jumlah pemasok banyak, hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi. Perusahaan mungkin menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali atau kepemilikan pemasok. Strategi ini efektif terutama jika pemasok tidak dapat diandalkan, biaya terlalu tinggi, atau ketidak- mampuan memenuhi keperluan perusahaan secara konsisten.

Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri, dan kekuatan atau kelemahan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. Pendekatan yang dipakai secara luas dalam

analisis persaingan industri adalah Model Lima Kekuatan Porter seperti yang digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Lima Kekuatan Bersaing Porter

Sumber: Porter, 2007

b. Analisis Lingkungan Internal (IFE)

Menurut David (2006), lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan dan memiliki dampak langsung dan khusus kepada perusahaan. Lingkungan internal meliputi faktor kekuatan dan kelemahan organisasi.

Analisis lingkungan internal adalah proses yang digunakan oleh perumus strategi untuk memantau lingkungan internalnya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya keterampilan, kapasitas, dan kapabilitas yang menghambat kinerja efektif perusahaan.

Analisis lingkungan internal membantu perusahaan untuk dapat merumuskan strategi yang memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan sebisa

kekuatan tawar- menawar pemasok kekuatan tawar- menawar pembeli ancaman produk pengganti masuknya pendatang baru persaingan di antara

mungkin memperbaiki kelemahan yang dimilikinya. Melalui pendekatan fungsional komponen-komponen yang menyusun kekuatan dan kelemahan perusahaan terdiri dari:

1. Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan tahap penting dari proses manajemen strategis. Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri atas llima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan pengendalian (David, 2006).

2. Pemasaran

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran. McCarthy dalam Kotler (2005) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan

promotion (promosi). Alat ini membantu identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

3. Keuangan dan Akuntansi

Salah satu faktor penting yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam merumuskan strategi adalah melakukan analisis kondisi keuangan.

Keseimbangan kondisi keuangan merupakan keseimbangan yang terjadi antara kekayaan (aktiva lancar dan aktiva tetap) dengan utang dan modal (pasiva). Perusahaan pada saat tertentu dapat kuat atau lemah dalam keuangannya dan memungkinkannya membuat perubahan strategis. Rasio keuangan dan analisis akuntansi akan membantu untuk mengukur keunggulan strategisnya (Glueck dan Jauch, 1991).

4. Produksi/operasi

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber menjadi hasil yang diinginkan konsumen, hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa (Swastha, 1995). Sedangkan fungsi produksi adalah menciptakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu, harga, dan jumlah yang tepat. Kegiatan produksi/operasi yang dilakukan perusahaan dapat dievaluasi sebagai kekuatan atau kelemahan internal.

5. Penelitian dan Pengembangan

Area penting kelima yang harus dievaluasi untuk kekuatan dan kelemahan spesifik adalah penelitian dan pengembangan (litbang). Organisasi berinvestasi pada litbang karena mereka percaya investasi tersebut akan menghasilkan produk dan jasa yang superior dan akan memberikan mereka keunggulan kompetitif. Litbang ditujukan untuk pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya untuk memperbaiki kualitas produk, atau proses produksi untuk menurunkan biaya (David, 2006).

Dokumen terkait