• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN PRODUK ABON CABE PT EVIA MAJU BERSAMA, BOGOR, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN PRODUK ABON CABE PT EVIA MAJU BERSAMA, BOGOR, JAWA BARAT"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK ABON CABE PT EVIA MAJU BERSAMA, BOGOR, JAWA BARAT

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M/ 1442 H

Anindya Kariza Andrawina Mahaprastanika 11160920000070

(2)

i STRATEGI PEMASARAN PRODUK ABON CABE PT EVIA MAJU

BERSAMA, BOGOR, JAWA BARAT

Anindya Kariza Andrawina Mahaprastanika 11160920000070

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M/1442H

(3)

ii PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Abon Cabe PT Evia Maju Bersama, Bogor, Jawa Barat” yang ditulis oleh Anindya Kariza Andrawina Mahaprastanika NIM 11160920000070, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 28 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Drh. Zulmanery, M.M.

NIP. 1967022 3201411 2 002

Agustina Senjayani, M.Si. M.Si.

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mudatsir Najamuddin, M.M.

NIP. 19650422 2200112 1 001

Rizki Adi Puspita Sari, M.M.

NIP. 19780329 200701 2 015

Mengetahui, Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Ketua

Program Studi Agribisnis

Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D.

NIP. 19710608200501005

Akhmad Mahbubi, SP., M.M., Ph.D.

NIP. 198111062011011001

(4)

iii PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2021

Anindya Kariza Andrawina Mahaprastanika 11160920000070

(5)

iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

RIWAYAT PENDIDIKAN

2004-2010 : SD Negeri Pamulang 1

2010-2013 : SMP Negeri 17 Kota Tangerang Selatan 2013-2016 : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

2016-2020 : S1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI

2011-2012 : Staf OSIS SMP Negeri 17 Kota Tangerang Selatan 2013-2014 : Staf OSIS SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

2016-2017 : Staf Divisi Aspirasi Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2017-2018 : Ketua Divisi Aspirasi Departemen Kemahasiswaan

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2018-2019 : Staf Komisi Aspirasi Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN KERJA DAN MAGANG

2019 : CV Hidroponikita (Praktik Kerja Lapangan) 2019 : Femina Magazine (Magang IWF & IYCL 2019)

2021 : PT Salwa Segara Makmur, Staf Admin Hasil Laboratorium

Nama : Anindya Kariza Andrawina

Mahaprastanika Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Februari 1998 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. SD Inpres No.84 RT.02/09 Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan 15419

No. Hp : 085771673936

E-mail : aninkarizaaa@gmail.com

(6)

v ABSTRAK

Anindya Kariza Andrawina Mahaprastanika, Strategi Pemasaran Produk Abon Cabe PT Evia Maju Bersama, Bogor, Jawa Barat. Dibawah bimbingan Ir.

Mudatsir Najamuddin, M.M. dan Rizki Adi Puspita Sari, M.M.

Pengolahan cabai menjadi salah satu alternatif untuk memperpanjang daya simpan cabai mengingat sifatnya yang mudah busuk dan rusak. Komoditas cabai berpotensi untuk dikembangkan karena berperan sebagai bahan pelengkap masakan. PT Evia Maju Bersama merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang perdagangan yang memproduksi olahan cabai dengan produk Abon Cabe sebagai produk utamanya. PT Evia Maju Bersama mengedepankan kualitas produk dengan tidak mengggunakan bahan berbahaya dan harga terjangkau. Hingga saat ini, perusahaan tetap berupaya untuk memasarkan produknya walaupun terdapat kendala yang dihadapi, antara lain kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Evia Maju Bersama tidak berjalan baik, PT Evia Maju Bersama mengalami penurunan penjualan akibat perubahan gaya hidup dan persaingan dengan perusahaan sejenis, serta pendapatan yang diterima PT Evia Maju Bersama tidak mencapai target.

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran PT Evia Maju Bersama, (2) Mengetahui posisi PT Evia Maju Bersama berdasarkan faktor internal dan eksternal, (3) Menyusun alternatif strategi pemasaran produk yang dapat diterapkan oleh PT Evia Maju Bersama, dan (4) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang sesuai dengan PT Evia Maju Bersama. Penelitian ini berfokus membahas strategi pemasaran produk Abon Cabe Evia yang ditinjau menggunakan faktor internal dan faktor eksternal kunci. Faktor internal kunci dilihat berdasarkan STP dan bauran pemasaran 7P, sedangkan faktor eksternal dilihat berdasarkan lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh narasumber, dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen, studi literatur dan teori-teori yang mendukung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, analisis matriks IFE dan EFE, analisis matriks IE dan SWOT, serta analisis matriks QSPM.

Hasil analisis matriks IFE dapat diidentifikasi enam kekuatan dan enam kelemahan dengan perolehan skor total faktor internal sebesar 2,843 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang baik sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan pemasaran perusahaan yang dimiliki. Hasil analisis matriks EFE dapat diidentifikasi tujuh peluang dan lima ancaman dengan skor total faktor eksternal sebesar 2,997 yang menunjukkan

(7)

vi bahwa perusahaan dapat merespon peluang dan ancaman yang dihadapi oleh pemasaran perusahaan. Hasil total skor pada matriks IFE dan EFE yang diposisikan dalam matriks IE pada sel V termasuk dalam kategori posisi ditahan dan dijaga (hold and maintain). Strategi yang digunakan yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Faktor internal dan eksternal kunci dicocokkan ke dalam matriks SWOT menghasilkan lima alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan. Alternatif-alternatif strategi pemasaran tersebut antara lain membangun citra merek melalui personal selling, direct marketing, dan promosi online, memperluas jaringan pemasaran melalui kerjasama dengan kios-kios di wilayah Jabodetabek sebagai perantara pemasaran, mengembangkan inovasi varian rasa produk Abon Cabe, memaksimalkan persediaan produk setengah jadi, dan melakukan kegiatan promosi produk melalui media sosial dan marketplace. Hasil analisis matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas utama untuk diimplementasikan dalam pemasaran PT Evia Maju Bersama secara berurutan yaitu melakukan kegiatan promosi produk melalui media sosial dan marketplace dengan nilai TAS sebesar 6,738, membangun citra merek melalui personal selling, direct marketing, dan promosi online dengan nilai TAS 6,304, memperluas jaringan pemasaran melalui kerjasama dengan kios-kios di wilayah Jabodetabek sebagai perantara pemasaran dengan nilai TAS 5,827, mengembangkan inovasi varian rasa produk Abon Cabe dengan nilai TAS 5,752, dan memaksimalkan persediaan produk setengah jadi dengan nilai TAS 4,846.

Kata Kunci: Abon Cabe Evia, Strategi Pemasaran, SWOT, QSPM, PT Evia Maju Bersama.

(8)

vii KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Strategi Pemasaran Produk Abon Cabe PT Evia Maju Bersama, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau serta semua kaum muslimin semoga kita selalu mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat serta diberikan syafa’at oleh beliau.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak telah membantu, baik berupa materi maupun moral yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, M,M. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan sebagian waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, serta saran yang mendukung penulis menyelesaikan skripsi.

2. Ibu Rizki Adi Puspita Sari M.M. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan sebagian waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan

(9)

viii pengarahan, bimbingan, serta saran yang mendukung penulis menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Akhmad Mahbubi, SP., M.M. selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, M.M selaku sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan penulis.

4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Agribisnis, terutama Ibu Puspi Eko Wiranthi, SE, M.Si. yang telah memberikan ilmu, pelajaran, serta pengalaman selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Bapak Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

6. Ibu Eny Dwiningsih, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orangtua penulis, (alm.) Papa Agung Anom Wibisana Eka Putra dan Mama Denpis Cahyawati terima kasih tak terhingga teruntuk kalian atas cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini serta do’a yang selalu kalian panjatkan, juga semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

8. Keluarga besar Siong Santartib yang senantiasa selalu memberikan do’a, dukungan, motivasi, dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(10)

ix 9. Keluarga besar Putu Sumertha Putra dan Putu Wijaya yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, motivasi, dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

10. Pihak PT Evia Maju Bersama yang telah menjadi fasilitator penulis untuk melakukan penelitian.

11. Bapak Iman Setiady, Bapak Suryadi, Bapak Faishal Amajid, dan Ibu Siti Aminah selaku para narasumber yang telah membantu dalam pengumpulan data serta memberikan kekuatan dan doa hingga terselesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Boyot, Fadhilah Hanifah, Iffa Aulia, Indria Agita, Khodijah Rohmatun Nisa, Tiffani Novia, dan Adelina yang telah menemani proses studi penulis selama masa perkuliahan dan selalu memberi motivasi kepada penulis.

13. Teman-teman seperjuangan penulis, Achmad Sulton Faqih, M. Mirza Fikriyan, Lutfi Nurul Afifah, dan M. Alfin Herdiansyah yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

14. Sahabat terbaik penulis Intan Nurkamila, Rifdatul Husna, Ismah Putri, Niken Aprilia, Fatma Qolbi, Fida Yunia, dan Alfiyanti Sholihah yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dukungan, dan tak pernah lelah mendengar keluh kesah penulis.

15. Teman-teman Project, khususnya Anggi Haifa dan Yordan Yasin yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

16. Teman-teman Agribisnis 2016 terutama kelas C yang telah membantu memberi semangat dan kenangan indah, terima kasih banyak atas kebersamaan, do’a dan

(11)

x bantuan selama di dunia perkuliahan, semoga silaturahmi kita tidak pernah putus.

17. Diri sendiri, terima kasih atas kesabaran untuk bertahan dan berjuang sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tak lepas dari kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2021

Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN... ii

PERNYATAAN ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Batasan Penelitian ... 10

BAB IILANDASAN TEORI ... 11

2.1Sistem Agribisnis ... 11

2.2 Cabai Sebagai Produk Olahan ... 16

2.3 Definisi dan Konsep Pemasaran ... 19

2.4 Strategi Pemasaran ... 24

2.5 Visi dan Misi ... 26

2.6 Lingkungan Internal ... 27

2.6.1 Segmentasi (Segmentation)... 27

2.6.2 Target (Targeting)... 29

2.6.3 Posisi (Positioning) ... 30

2.6.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 31

2.7 Lingkungan Eksternal ... 37

2.8 Perumusan Formulasi Strategi ... 41

(13)

xii 2.8.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksernal Factor

Evaluation (EFE) ... 43

2.8.2 Matriks Internal–Eksternal (IE) ... 43

2.8.3 Matriks SWOT ... 44

2.8.4 Matriks QSPM ... 45

2.9 Penelitian Terdahulu ... 46

2.10 Kerangka Pemikiran ... 50

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 54

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 54

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 55

3.4 Metode Penelitian dan Analisis Data ... 56

3.4.1 Analisis Deskriptif ... 57

3.4.2 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 57

3.4.3 Analisis Matriks IE ... 61

3.4.4 Analisis Matriks SWOT... 63

3.4.5 Analisis Matriks QSPM ... 64

3.6 Definisi Operasional ... 66

BAB IVGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 68

4.1 Sejarah Perusahaan ... 68

4.2 Lokasi Perusahaan ... 69

4.3Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Perusahaan ... 70

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 71

4.5 Proses Bisnis Perusahaan ... 73

4.6 Kegiatan Pemasaran Perusahaan ... 75

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ... 76

5.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 76

5.1.1 Faktor Internal Kunci ... 76

5.1.2 Faktor Eksternal Kunci ... 87

5.2 Posisi Perusahaan ... 100

5.3 Alternatif Strategi ... 102

5.4 Prioritas Strategi ... 109

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN ... 113

(14)

xiii

6.1Kesimpulan ... 113

6.2 Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 119

(15)

xiv DAFTAR TABEL

1. Produksi Sayuran 10 Terbanyak di Indonesia Tahun 2015-2019 ... 1

2. Daftar Pesaing PT Evia Maju Bersama ... 5

3. Kandungan Kimia Berbagai Jenis Cabai Per 100 gram ... 17

4. Penelitian Terdahulu ... 48

5. Pembobotan Paired Comparison ... 58

6. Penentuan Rating Faktor Internal dan Eksternal Kunci ... 59

7. Matriks IFE ... 60

8. Matriks EFE ... 60

9. Matriks SWOT ... 64

10. Matriks QSPM ... 66

11. Matriks IFE PT Evia Maju Bersama ... 85

12. Pertumbuhan Konsumsi Cabai Per Kapita Tahun 2018-2020 ... 88

13. PDRB Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Tahun 2017-2019 ... 88

14. Jumlah Penduduk DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten 2010 dan 2020 ... 89

15. Harga Cabai Merah Keriting dan Rawit Merah Tahun 2017-2020... 93

16. Matriks EFE PT Evia Maju Bersama ... 98

17. Matriks SWOT ... 103

18. Prioritas Strategi Pemasaran Produk Abon Cabe PT Evia Maju Bersama ... 110

(16)

xv DAFTAR GAMBAR

1. Jumlah Produksi dan Penjualan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama ... 6

2. Target dan Nilai Pendapatan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama ... 7

3. Pembagian atas Sektor Input, Usahatani, dan Pasar Produk ... 12

4. Sistem Agribisnis ... 14

5. Kerangka Pemikiran ... 52

6. Kerangka Operasional ... 53

7. Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 62

8. Struktur Organisasi PT Evia Maju Bersama ... 72

9. Proses Bisnis PT Evia Maju Bersama ... 74

10. Matriks IE PT Evia Maju Bersama ... 101

(17)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Kunci ... 120

2. Kuesioner Penentuan Bobot ... 128

3. Kuesioner Pemberian Rating... 132

4. Kuesioner Penentuan Prioritas Strategi ... 136

5. Hasil Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Kunci ... 143

6. Hasil Pemberian Rating Faktor Internal dan Eksternal Kunci ... 145

7. Hasil Penentuan Prioritas Strategi ... 147

8. Hasil Penentuan Prioritas Strategi (Matriks QSPM) ... 157

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komoditas cabai bukan termasuk kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia, namun berperan sebagai bumbu pelengkap menu masakan sehari-hari yang keberadaannya diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia (Yanuarti dan Afsari, 2016:2). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura yang dipublikasi oleh Kementerian Pertanian, produksi cabai di Indonesia, baik cabai besar maupun cabai rawit, termasuk lima besar paling banyak dibanding dengan produksi sayuran lainnya (BPS dan Dirjen Hortikultura dalam Kementerian Pertanian, 2019). Data produksi sayuran 10 terbanyak di Indonesia tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Sayuran 10 Terbanyak di Indonesia Tahun 2015-2019 (ton)

No Sayuran Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Bawang merah 1,229,184 1,446,860 1,470,155 1,503,436 1,580,243 2 Kubis 1,443,232 1,513,315 1,442,624 1,407,930 1,413,059 3 Cabai rawit 869,938 915,988 1,153,155 1,335,595 1,374,215 4 Kentang 1,219,270 1,213,038 1,164,738 1,284,760 1,314,654 5 Cabai besar 1,045,182 1,045,587 1,206,266 1,206,737 1,214,418 6 Tomat 877,792 883,233 962,845 976,772 1,020,331 7 Wortel 522,520 537,521 537,341 609,630 674,633 8 Petsai/Sawi 600,188 601,198 627,598 635,982 652,723 9 Bawang daun 512,486 537,921 510,476 573,216 590,596 10 Terung 514,320 509,727 535,419 551,529 575,392 Sumber : BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura dalam Kementerian Pertanian, (diolah)

Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa produksi cabai rawit di Indonesia termasuk di urutan tiga terbanyak, dan produksi cabai besar termasuk di

(19)

2 urutan lima besar paling banyak dibanding dengan produksi sayuran lainnya. Hal tersebut menjadikan komoditas cabai berpotensi untuk dikembangkan, terutama di Indonesia mengingat perannya sebagai bumbu pelengkap masakan. Selain dijadikan sebagai bahan pelengkap masakan, cabai juga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan, mengingat cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mudah busuk dan rusak. Pengolahan cabai menjadi salah satu alternatif untuk memperpanjang daya simpannya. Produk olahan dari cabai antara lain, seperti cabai bubuk, cabai kering, pasta cabai, aneka saus cabai, aneka sambal, acar, dan bumbu instan (Suyanti, 2018:36). Salah satu pelaku usaha yang memproduksi olahan cabai yaitu PT Evia Maju Bersama.

PT Evia Maju Bersama (PT Evia) merupakan salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor yang bergerak dibidang perdagangan yang memproduksi olahan cabai. PT Evia memulai produksinya sejak tahun 2012 yang pada awalnya berbentuk CV (Commainditaire Vennootschap) dan hanya fokus memproduksi abon cabai. Produk utama yang dihasilkan oleh PT Evia yaitu produk olahan cabai seperti abon cabai, chili oil (minyak cabai), dan chili powder (cabai bubuk). Produk-produk tersebut telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keunggulan produk dari PT Evia yaitu tanpa bahan pengawet, tanpa penguat rasa, dan tanpa pewarna tambahan. Konsumen PT Evia yaitu orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, yang menyukai rasa pedas dan tanpa bahan pengawet. Wilayah pemasaran yang menjadi fokus sasaran produk abon cabai PT Evia antara lain, yaitu konsumen akhir yang terletak di Jabodetabek.

(20)

3 Kegiatan pemasaran produk Abon Cabe Evia yang dilakukan oleh perusahaan selama ini yaitu dengan menjual produk secara langsung kepada konsumen akhir.

Hal ini sesuai dengan pernyataan David (2016:90) bahwa kegiatan pemasaran dapat berupa penjualan personal dan iklan. Penjualan personal dibutuhkan untuk perusahaan yang memproduksi barang-barang industri, sedangkan iklan dibutuhkan untuk perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari. Selama ini, perusahaan berfokus memasarkan produknya di wilayah Jabodetabek, hal ini dapat dilihat dari perusahaan menjual produknya di Galeri UKM Kecamatan Parungpanjang, bersamaan dengan produk-produk UKM maupun UMKM lainnya.

Galeri UKM tersebut dibina oleh pemerintah Kecamatan Parungpanjang.

Seharusnya perusahaan sudah mempunyai toko penjualan sendiri, namun dikarenakan pandemi, toko penjualan yang disewa belum dapat dibuka, sehingga perusahaan masih menjual produknya di Galeri UKM. PT Evia sering mengikuti pameran dan mengisi booth festival sebagai kegiatan pemasaran, namun hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

PT Evia memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran yaitu menaruh iklan melalui marketplace. Namun, pemasaran melalui marketplace tidak berjalan dengan baik karena jumlah orang yang melihat dan merespon sedikit, sehingga menjadi tidak optimal. Padahal menurut Febriyantoro dan Arisandi (2018:74), penggunaan digital marketing dapat membantu pelaku usaha dalam menginformasikan dan berinteraksi secara langsung dengan konsumen, memperluas pangsa pasar, meningkatkan kesadaran bagi konsumen, dan meningkatkan penjualan.

(21)

4 Produk Abon Cabe Evia memiliki empat varian rasa. Varian rasa tersebut tidak hanya rasa original saja, namun juga menyediakan varian rasa lain. Varian rasa produk abon cabe antara lain rasa original, rasa ebi, rasa teri, dan rasa rawit goreng. Rasa rawit goreng menjadi keunggulan karena memiliki tekstur yang berbeda dengan rasa lainnya. Produk abon cabe tersebut dikemas menggunakan botol kemasan. Satu kemasan berisi sebanyak 70 gram. Harga produk Abon Cabe Evia yang ditawarkan oleh perusahaan yaitu Rp.13.500 per-botol kemasan.

Perusahaan memiliki harga yang relatif lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis yang menjadi pesaing bagi PT Evia. Daftar pesaing PT Evia Maju Bersama dapat dilihat pada Tabel 2.

(22)

5 Tabel 2. Daftar Pesaing PT Evia Maju Bersama

No Nama

Perusahaan Alamat Produk Harga Konsumen

1 PT Kobe Boga Utama

Jl. Manis Raya No. 15, Kadu, Kec.

Curug, Tangerang.

-Sambal tabur BonCabe -Tepung dan bumbu

BonCabe Rp.12.000- Rp.18.000

Orang dewasa di seluruh Indonesia yang menyukai pedas, kelas menengah ke

bawah dan

menengah ke atas, dan memilih sambal yang praktis

2 PT Ninoy Jl. Karet Sawah 1 No.

94, Karet Semanggi, Jakarta.

-Abon cabai -Kremesan cabai kriuk

Abon cabai Rp.25.000- Rp.50.000

Orang dewasa di seluruh Indonesia, kelas menengah ke

bawah dan

menengah ke atas, yang menyukai pedas dan memilih praktis

3 PT Lemonilo Indonesia Sehat

Jl. Kedoya Raya No.1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

-Abon Cabe Chilita

-Mi instan -Kaldu pelezat -Rempah bubuk

Abon Cabe Chilita Rp.15.000

Orang dewasa di seluruh Indonesia yang

memperhatikan kesehatan dan memilih praktis 4 Dapur

Sehati

Jl. Pelabuhan Kalbut, Situbondo

-Abon cabe -Abon ikan -Abon ayam

Abon Cabe Rp. 25.000- Rp.30.000

Orang dewasa di seluruh Indonesia yang menyukai abon yang praktis 5 Bhumi

Rasa

Jl. Taman Widya Chandra 2 No.11 Senayang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

-Chili Flakes -Coconut chili oil

-Bawang goreng -Kecap manis -Kecap asin

Chili Flakes Rp.45.000

Orang dewasa kelas menengah ke

bawah dan

menengah ke atas, yang menyukai pedas dan memilih praktis

Sumber : Data Observasi, diolah (2020)

(23)

6 Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa PT Evia memiliki 5 pesaing yang berada di wilayah pemasaran PT Evia. Pesaing tersebut menawarkan produk sejenis dengan harga abon cabai yang lebih mahal dan beragam. Dengan berkembangnya produk abon cabai yang beredar di wilayah pemasaran PT Evia, maka semakin banyak produk sejenis yang menjadi pilihan bagi konsumen. Hal ini berdampak pada jumlah penjualan produk abon cabai PT Evia. Data jumlah produksi dan penjualan PT Evia Maju Bersama tahun 2016-2020 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah Produksi dan Penjualan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama

Sumber : Data PT Evia Maju Bersama (2020)

Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui bahwa produksi dapat memenuhi permintaan, dimana data permintaan beriringan dengan data penjualan abon cabai.

Dalam menentukan besarnya jumlah produksi, perusahaan menyesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen dengan ditambahkan kebutuhan stok dan persediaan cadangan apabila ada pesanan tambahan. Pada tahun 2016 sampai 2020 permintaan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Pada tahun 2019, jumlah penjualan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Produksi (botol) Jumlah Penjualan (botol)

(24)

7 mencapai 7.400 botol, kemudian di tahun 2020 terjadi penurunan permintaan terbesar yaitu hanya mencapai 4.800 botol. Penurunan permintaan tersebut dikarenakan pandemi yang mengubah gaya hidup masyarakat menjadi serba membuat sendiri di rumah sehingga menyebabkan penurunan daya beli konsumen.

Hal ini akan berdampak pada nilai pendapatan yang diterima PT Evia. Data nilai dan target pendapatan abon cabai PT Evia dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Target dan Nilai Pendapatan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama

Sumber : Data PT Evia Maju Bersama (2020)

Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui bahwa nilai pendapatan abon cabai memiliki tren negatif dan tidak mencapai target pendapatan. Nilai pendapatan tahun 2016 sampai 2019 mengalami fluktuasi, dan menurun drastis di tahun 2020.

Penurunan tersebut dikarenakan pandemi yang mengubah gaya hidup masyarakat, dan dikarenakan persaingan perusahaan yang bergerak dalam dunia makanan khususnya produk sejenis yang menyesuaikan selera konsumen sehingga menyebabkan penurunan daya beli konsumen. Hal ini sesuai dengan pernyataan

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000

2016 2017 2018 2019 2020

Target Pendapatan (Rp) Nilai Pendapatan (Rp)

(25)

8 Putri (2017:17) dimana konsep pemasaran mulai diberlakukan karena mengalami penurunan penjualan. Dan juga sesuai dengan pernyataan dari Asosiasi Nasional Pengusaha Pabrik dalam Abdullah dan Tantri (2012:6), pemasaran berperan sebagai penyumbang langsung untuk mendapatkan laba dan meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, PT Evia memerlukan strategi pemasaran agar dapat meningkatkan penjualan.

Berdasarkan observasi awal, terdapat kendala yang dihadapi oleh perusahaan, antara lain promosi yang tidak berjalan baik, penurunan penjualan akibat perubahan gaya hidup dan persaingan dengan perusahaan sejenis, serta pendapatan tidak mencapai target. Sedangkan menurut David (2016:90), penerapan strategi yang sukses secara umum bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual produknya. Selain itu, menurut Abdullah dan Tantri (2012:5), pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sangat bergantung kepada kemampuan dalam mengembangkan pemasaran yang efektif. Manajemen strategi dapat membantu suatu perusahaan untuk melakukan formulasi strategi melalui penggunaan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional terhadap pilihan strategi (David, 2016:14). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor internal dan eksternal serta diperlukan formulasi strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan dan dapat bersaing di pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

(26)

9 1. Apa saja faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan

pemasaran PT Evia Maju Bersama?

2. Bagaimana posisi perusahaan berdasarkan faktor internal dan eksternal PT Evia Maju Bersama?

3. Apa saja alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT Evia Maju Bersama?

4. Apa prioritas strategi pemasaran yang sesuai dengan PT Evia Maju Bersama?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran PT Evia Maju Bersama.

2. Menganalisis posisi PT Evia Maju Bersama saat ini berdasarkan faktor internal dan eksternal.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran produk yang dapat diterapkan oleh PT Evia Maju Bersama.

4. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang sesuai dengan PT Evia Maju Bersama.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi akademis

(27)

10 Sebagai masukan serta referensi bagi pihak-pihak yang melakukan penelitian serupa.

2. Bagi peneliti

Sebagai pengaplikasian ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan sebagai syarat kelulusan sarjana pertanian strata satu Program Studi Agribisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bagi perusahaan

Dapat dijadikan pertimbangan dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran produk Abon Cabe PT Evia Maju Bersama.

4. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini berfokus membahas strategi pemasaran produk Abon Cabe Evia yang ditinjau menggunakan faktor internal dan faktor eksternal kunci. Faktor internal kunci dilihat berdasarkan STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, Process), sedangkan faktor eksternal dilihat berdasarkan lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro.

(28)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Agribisnis

Menurut Maulidah (2012:3), agribisnis berasal dari kata agri yang berarti pertanian dan bisnis yang berarti kegiatan usaha yang berorientasi profit, sehingga agribisnis adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan pertanian yang berorientasi pada profit. Menurut Downey dan Erickson (1989:5), definisi agribisnis secara sempit hanya mencakup produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian, antara lain penyalur bahan kimia, pupuk buatan, mesin-mesin pertanian, pembuatan benih dan makanan ternak, serta kredit pertanian dan lembaga keuangan lain yang melayani sektor produksi. Agribisnis secara luas terbagi menjadi tiga sektor yang saling ketergantungan secara ekonomis, yaitu sektor masukan (input), produksi (farm), dan sektor keluaran (output). Berikut merupakan pembagian atas sektor input, usahatani, dan pasar produk yang ditunjukkan pada Gambar 3 (Downey dan Erickson, 1989:6).

(29)

12 Gambar 3. Pembagian atas Sektor Input, Usahatani, dan Pasar Produk

Sumber : Downey dan Erickson (1989:6)

Sektor input menyediakan perlengkapan kepada pengusaha tani, seperti bibit, makanan ternak, pupuk, bahan kimia, mesin pertanian, bahan bakar, dan lain-lain, agar dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak (Downey dan Erickson, 1989:5).

Sektor produksi usahatani merupakan sektor pusat dalam agribisnis yang akan berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor input dan output agribisnis (Downey dan Erickson, 1989:11). Sektor output merupakan sektor terakhir dalam sistem produksi dan distribusi pangan yang bertanggungjawab atas pengubahan bentuk bahan baku yang dihasilkan usahatani menjadi produk konsumen akhir pada

P E R B E K A L A N P E R T A N I A N

Makanan ternak

Pupuk Mesin &

peralatan

Bahan bakar

Pengang- kutan

Bibit Lainnya

Usahatani

Pemrosesan

Industrial Bahan pangan

Eceran Lainnya

Restoran

swalayan lembaga

(30)

13 tingkat pengecer (Downey dan Erickson, 1989:13). Jadi, agribisnis secara luas menurut Downey dan Erickson (1989:6) mencakup keseluruhan perusahaan yang meliputi seluruh sektor bahan masukan, usahatani, produk yang memasok bahan masukan usahatani, terlibat dalam produksi, serta menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan eceran produk kepada konsumen akhir.

Menurut Maulidah (2012:5), dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, sampai pemasaran, agribisnis dapat mempelajari strategi memperoleh keuntungan. Ruang lingkup agribisnis mencakup semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi, produksi usahatani, dan pemasaran produk usahatani maupun olahannya.

Ketiga kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat sehingga apabila terdapat gangguan pada salah satu kegiatan, akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Dengan demikian, agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem serta tambahan satu subsistem lembaga penunjang. Berikut merupakan sistem agribisnis yang ditunjukkan pada Gambar 4 (Maulidah, 2012:5).

(31)

14 Gambar 4. Sistem Agribisnis

Sumber : Maulidah (2012:5)

Menurut Maulidah (2012:6), sistem agribisnis diartikan sebagai semua aktivitas yang saling terkait satu sama lain. Aktivitas tersebut meliputi pengadaan, penyaluran sarana produksi (input), sampai pemasaran produk yang dihasilkan oleh usahatani serta agroindustri. Sistem agribisnis terdiri dari beberapa subsistem, antara lain sebagai berikut (Maulidah, 2012:6) :

1. Subsistem Hulu

Subsistem hulu meliputi penyediaan sarana produksi pertanian (upstream) yang terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk, pestisida, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku Agribisnis Hulu

Industri pupuk Industri mesin pertanian Industri alat pertanian Industri benih Industri pestisida Dan lain-lain

Budidaya

Usahatani

Perkebunan rakyat Perkebunan besar milik swasta PTP

Agribisnis Hilir Tengkulak

Penggilingan padi Industri tepung Industri minyak goreng

Industri makanan Pedagang besar Pengecer Dan lain-lain

Lembaga keuangan : bank, asuransi ; Lembaga penelitian : balai penelitian ; Lembaga penyuluhan

(32)

15 kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, dan koperasi.

2. Subsistem Budidaya/Usahatani

Subsistem budidaya menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem budidaya adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias, dan lain-lain.

3. Subsistem Hilir

Subsistem hilir meliputi pengolahan dan pemasaran produk pertanian dan olahannya. Terdapat rangkaian kegiatan dalam subsistem hilir, antara lain pengumpulan produk usahatani, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi.

Produk yang dihasilkan dari usahatani sebagian didistribusikan langsung ke konsumen domestik maupun luar negeri, dan sebagian lainnya mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada konsumen.

Pelaku kegiatan dalam subsistem hilir yaitu pengumpul produk, pengolah, pedangan, penyalur ke konsumen, pengalengan, dan lain-lain. Pelaku kegiatan dalam subsistem hilir berperan penting di daerah pedesaan, yaitu sebagai penggerak roda perekonomian dengan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

4. Subsistem Jasa Layanan Pendukung Agribisnis (Kelembagaan)

Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau subsistem penunjang berfungsi untuk mendukung, melayani, dan mengembangkan kegiatan

(33)

16 subsistem hulu, subsistem budidaya, dan subsistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah lembaga penyuluh dan konsultan (memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian), lembaga keuangan (memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha), dan penelitian (memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutahir hasil penelitian dan pengembangan).

2.2 Cabai Sebagai Produk Olahan

Menurut Cahyono (2003:11-12), cabai adalah anggota dari keluarga terong- terongan (Solanaceae) dan tergolong dalam genus Capsicum. Cabai termasuk tanaman perdu yang tergolong tanaman berumur pendek atau tanaman semusim dengan tinggi tanaman mencapai 1,5 meter. Tanaman cabai dapat ditanam di areal persawahan, tegalan, dataran rendah, hingga dataran tinggi sehingga tanaman cabai termasuk salah satu tanaman yang adaptasinya tinggi. Tanaman cabai merupakan tanaman yang menghasilkan buah dengan penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang dengan keberhasilan sekitar 56%. Buah cabai dapat berbentuk panjang, pendek, bulat pendek, berbentuk kerucut, ujung tumpul, maupun ujung runcing. Warna buah cabai bervariasi, buah cabai muda berwarna hijau atau putih sedangkan buah cabai masak berwarna merah menyala atau merah jingga. Rasa buah cabai saat masih muda terasa kurang pedas, sedangkan setelah masak terasa pedas.

(34)

17 Menurut Suyanti (2007:8-9), cabai dibedakan menjadi empat golongan, yaitu cabai besar, cabai kecil, cabai hibrida, dan cabai hias. Sementara itu, cabai yang dijual di pasaran digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu cabai besar dan cabai kecil. Cabai besar terdiri dari cabai merah besar dan cabai keriting, sedangkan cabai kecil atau cabai rawit terdiri dari cabai rawit hijau dan cabai rawit merah.

Menurut Suyanti (2007:10), cabai kaya akan gizi dan mengandung vitamin C yang berkhasiat untuk ketahanan tubuh dan mengandung betakaroten yang merupakan provitamin A. Jumlah kandungan vitamin C pada cabai sekitar 50-180 mg/100gr yang mengalahkan buah-buahan segar seperti mangga, nanas, papaya, atau semangka. Kandungan kimia berbagai jenis cabai dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Kimia Berbagai Jenis Cabai Per 100 gram

Kandungan Cabai Rawit Cabai Merah Cabai Hijau

Energi (kal) 103 31 23

Protein (g) 4,7 1,0 0,7

Lemak (g) 2,4 0,3 0,3

Karbohidrat (g) 19,9 7,3 5,2

Kalsium (mg) 45 29 14

Fosfor (mg) 85 24 23

Vitamin A (Sl) 11,05 470 260

Vitamin C (mg) 70 181 84

Sumber : Direktorat Gizi Depkes dalam Suyanti (2007:13)

Buah cabai didominasi oleh rasa pedas yang disebabkan karena adanya senyawa kapsaisin yang terkandung di dalam cabai. Senyawa ini merupakan zat yang bertanggungjawab terhadap rasa pedas pada cabai. Selain bertanggungjawab terhadap rasa pedas, kapsaisin pada cabai juga berkhasiat sebagai penambah nafsu makan dan obat pengurang rasa sakit (Suyanti, 2007:13).

(35)

18 Menurut Suyanti (2007:3), cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Cabai digunakan hampir di beberapa daerah di Indonesia sebagai penyedap pada berbagai menu masakan sehari-hari. Menurut Yanuarti dan Afsari (2016:2), cabai bukan termasuk pangan pokok bagi masyarakat Indonesia, melainkan sebagai bumbu pelengkap masakan. Harga yang selalu fluktuatif membuat cabai menjadi penyumbang inflasi bagi perekonomian nasional.

Menurut Suyanti (2007:3), memiliki daya simpan yang cabai sangat singkat.

Apabila cara penanganan pascapanennya kurang tepat, cabai akan mengalami kebusukan hanya dalam beberapa hari setelah pemanenan. Menurut Hastuti (2017:192-193), pengolahan hasil pertanian merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan agribisnis. Kegiatan pengolahan hasil pertanian menghasilkan nilai tambah dengan cara menghasilkan produk sekunder (offarm) setelah produksi pertanian primer (on-farm). Sistem produksi pada pengolahan hasil pertanian (offarm) merupakan bagian dari sistem agribisnis offarm.

Menurut Suyanti (2007:3), cara yang tepat untuk menyelamatkan hasil panen cabai yang berlimpah yaitu dengan mengolah cabai menjadi beberapa hasil olahan.

Menurut Suyanti (2018:36), pengolahan cabai menjadi salah satu alternatif untuk memperpanjang daya simpan cabai. Aneka olahan cabai sudah cukup familiar di masyarakat, antara lain cabai kering, cabai bubuk, abon cabai, pasta cabai, saus cabai, sambal, dan acar cabai.

Menurut Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (2010:2-7), standar prosedur operasional pengolahan cabai menjadi abon cabai yaitu menggunakan bahan baku

(36)

19 cabai segar. Cabai segar yang dimaksud adalah cabai yang matang dan merah merata, masih dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak cacat atau rusak dan bebas hama penyakit. Proses pengolahan abon cabai terdiri dari tahapan sortasi, pencucian, blansir, pengeringan, dan penggilingan. Tahapan sortasi dilakukan untuk memilih cabe merah yang baik dengan tingkat kemasakan di atas 60%;

tahapan pencucian. Tahapan blansir dilakukan untuk mempercepat waktu pengeringan, mencegah perubahan warna (browning) dan memperpanjang daya simpan, penirisan, pengeringan dan penggilingan. Tahapan pengeringan dilakukan sampai kadar air cabai antara 7-8% menggunakan suhu 60°C. Tahapan penggilingan yang dihaluskan dengan menggunakan alat penepung (gilingan/hammer mill), blender (rumah tangga), gilingan kopi atau mesin giling khusus. Setelah itu dilakukan pengemasan dan pelabelan. Kemasan harus tertutup rapat untuk menghindari penyerapan kembali uap air. Label yang tertera ditempelkan pada bagian tengah kemasan dengan berisikan merek dagang produk, komposisi bahan yang digunakan, isi bersih, logo sertifikasi, dan tanggal kadaluarsa. Kemudian disimpan di gudang yang bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik, suhu tidak melebihi 30°C, jauh dari bahan lain yang dapat menyebabkan kontaminasi, dan terbebas dari hama gudang.

2.3 Definisi dan Konsep Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:4), pemasaran adalah mengelola hubungan pelanggan agar memperoleh keuntungan. Tujuan dari pemasaran yaitu untuk menarik pelanggan baru dengan nilai superior dan mempertahankan serta

(37)

20 mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:5), pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan orang lain. Pemasaran melibatkan pembangunan hubungan pertukaran yang menguntungkan dan bernilai dengan pelanggan. Sehingga pemasaran didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai gantinya.

Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2016:27), definisi pemasaran adalah aktivitas, kumpulan institusi, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat luas. Mengatasi proses pertukaran ini membutuhkan banyak pekerjaan dan keterampilan.

Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan cara mencapai respons yang diinginkan dari pihak lain.

Manajemen pemasaran dilihat sebagai seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan komunikasi nilai pelanggan yang unggul.

Menurut Shinta (2011:2), pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses dan manajerial untuk mendapatkan apa yang individu atau kelompok butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran juga merupakan segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

(38)

21 Menurut Shinta (2011:2), pemasaran saat ini tidak hanya berperan untuk menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen, melainkan juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

Menurut Shinta (2011:2), manajemen pemasaran merupakan suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi. Kegiatan pemasaran dapat bertujuan agar mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran, terdapat kegiatan menganalisis yang bertujuan memperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi, dengan melakukan analisis untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya.

Menurut Putri (2017:2), konsep pemasaran merupakan dasar pemikiran pemasaran. Menurut Putri (2017:10), dalam penerapan konsep pemasaran, dilakukan proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemasaran, penetapan harga dan promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Konsep pemasaran dimulai dari :

(39)

22 1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Kebutuhan manusia (human needs) adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks, baik fisik maupun psikis. Bentuk kebutuhan manusia yang dipengaruhi oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan (wants) digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka, akan tetapi terdapat keterbatasan sehingga tidak semua keinginan yang ada disertai dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan yang disertai dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya disebut dengan permintaan (demands) (Putri, 2017:3).

2. Produk (Barang, Jasa, dan Gagasan)

Munculnya berbagai kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar, mendorong produsen untuk mempelajari, melakukan riset pasar, mengamati prilaku konsumen, menganalisis keluhan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai, akan disukai dan yang tidak disukai konsumen. Dengan demikian, produsen dapat menawarkan produk (barang, jasa, dan gagasan) kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki atau dikonsumsi sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai (Putri, 2017:4).

3. Nilai, Biaya, dan Kepuasan

Nilai adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli, apabila kinerja atau

(40)

23 prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapan, maka pembelinya akan merasa puas (Putri, 2017:5).

4. Pertukaran dan Transaksi

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Pertukaran dilukiskan sebagai proses penciptaan nilai dengan cara berunding dan mengarah kepada suatu kesepakatan yang saling menguntungkan. Saat dicapainya kesepakatan, maka dapat dikatakan telah terjadi suatu transaksi. Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak atau lebih, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat (Putri, 2017:6- 7).

5. Hubungan dan Jaringan

Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang saling mempercayai dan saling menguntungkan dengan pelanggan, penyalur, dan pemasok guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Hasil pemasaran hubungan yang utama adalah pengembangan aset unik perusahaan yang disebut dengan jaringan pemasaran.

Jaringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung, pelanggan, supplier, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan perusahaan dalam membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan (Putri, 2017:7-8).

6. Pasar

(41)

24 Istilah pasar saat ini bukan lagi mengacu kepada suatu tempat secara fisik, namun lebih kepada sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas produk atau kelas produk tertentu. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu (Putri, 2017:9).

7. Pemasar dan Calon Pembeli

Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran nilai (value). Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut. Pemasar adalah perusahaan yang berhadapan dengan pesaing dalam melayani suatu pasar. Perusahaan (produsen) mengirim produk secara langsung dan atau melalui perantara pemasaran kepada pengguna (konsumen) akhir. Efektifitas relatif mereka dipengaruhi oleh pemasok serta kekuatan lingkungan utama, antara lain demografis, ekonomi, fisik, teknologi, politik/hukum, sosial/budaya (Putri, 2017:9-10).

2.4 Strategi Pemasaran

Menurut Taufiqurokhman (2016:21), strategi adalah suatu tindakan yang bersifat terus-menerus mengalami peningkatan yang berarah pada tujuan jangka panjang yang disertai dengan penyusunan akan upaya bagaimana agar mencapai

(42)

25 tujuan yang diharapkan dan dilakukan sesuai dengan sudut pandang yang diinginkan serta diharapkan oleh para konsumen untuk di masa depan.

Menurut Noerochmad (2013:1), strategi pemasaran merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif dan berkelanjutan. Menurut Noerochmad (2013:14), perusahaan harus memutuskan siapa yang akan melayani untuk merancang strategi pemasaran yang unggul. Di dalam penerapan strategi pemasaran, perusahaan membagi pasar menjadi segmen pelanggan (segmentasi pasar) dan memilih segmen mana yang akan dituju (target pemasaran). Perusahaan harus memutuskan bagaimana cara perusahaan itu melayani pelanggan sasaran dengan mendiferensiasikan dan memposisikan dirinya sendiri di pasar. Perusahaan menyediakan kebutuhan dengan mengedepankan proposisi nilai, sekumpulan keuntungan yang dijanjikan kepada pelanggan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proposisi nilai dapat terpenuhi melalui penawaran pasar yang memberikan nilai dan kepuasan pelanggan, menghasilkan hubungan timbal-balik jangka panjang dengan pelanggan.

Menurut Kasali, dkk (2010:144), strategi pemasaran adalah sebuah pedoman yang harus ada dalam pikiran dan landasan berpijak perusahaan yang digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Perjalanan mencapai tujuan perusahaan dilalui dengan mengetahui dimana posisi perusahaan dan mana tujuan yang mau dicapai. Beranjak dari dua hal tersebut, maka perusahaan dapat menerapkan pathway yang sesuai dengan strateginya. Startegi membantu perusahaan mencapai tujuan dengan lebih efektif karena telah didasarkan atas kajian-kajian dan pemikiran-pemikiran yang matang.

(43)

26 Menurut Walker Jr, dkk (2005:11). Strategi pemasaran memiliki tujuan untuk mengalokasikan secara efektif dan mengkoordinatkan sumber daya dan kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan di dalam pemasaran produk. Isu utama dalam sudut pandang. Strategi pemasaran adalah untuk menspesifikasikan pasar sasaran terhadap produk tertentu. Perusahaan akan mencari keunggulan kompetitif dan sinergi melalui pengintegrasian alat-alat dalam bauran pemasaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen potensial dalam pasar sasaran.

2.5 Visi dan Misi

Setiap organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik dengan keberadaannya. Keunikan ini biasanya dicerminkan dalam visi dan misi.

Pernyataan visi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pasar, pemikiran untuk bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan perusahaan (Taufiqurokhman, 2016:45).

Langkah awal dalam perencanaan strategi untuk mendahului pengembangan pernyataan misi sering dianggap sebagai pernyataan visi. Sedangkan pernyataan misi menempatkan pertanyaan dasar yang akan dihadapi oleh semua penyusun strategi. Pernyataan misi yang jelas akan menjelaskan nilai dan prioritas dari organisasi. Pernyataan misi memaksa para penyusun strategi untuk berpikir mengenai sifat dan lingkup operasi saat ini dan untuk mengukur potensi daya tarik pasar serta menentukan arah aktivitas di masa yang akan datang dalam organisasi (David, 2016:9).

(44)

27 2.6 Lingkungan Internal

Menurut Taufiqurokhman (2016:47), analisis lingkungan internal merupakan suatu aktivitas mengidentifikasi dan mengevaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan perusahaan dapat mengetahui profil keunggulan strategi yang dimiliki, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi peluang dan menyikapi ancaman dengan cepat. Menurut David (2016:10), lingkungan internal merupakan aktivitas organisasi terkendali yang dilakukan secara baik atau buruk. Untuk itu, penting dilakukan aktivitas manajemen strategi yaitu mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan.

2.6.1 Segmentasi (Segmentation)

Menurut Shinta (2011:62), segmentasi pasar bertujuan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggrogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan, komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk, dan lain-lain. Selama tidak ada persaingan, segmentasi tidak dibutuhkan, namun tidak ada produsen yang bebas dari persaingan selama globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi terus berkembang.

Menurut Kotler dan Keller (2007:301), perusahaan berusaha membentuk segmen dengan mengamati ciri-ciri konsumen, seperti ciri geografis, demografis, dan psikologis. Kemudian segmen-segmen konsumen tersebut dapat menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda. Terlepas dari skema segmentasi yang digunakan, pemasaran dapat disesuaikan secara menguntungkan untuk

(45)

28 mengenali perbedaan pelanggan. Variabel segmentasi utama antara lain segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

1. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada perbedaan lokal (Kotler dan Keller, 2007:301).

2. Segmentasi Demografis

Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok- kelompok berdasarkan variabel, seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel-variabel demografis merupakan yang paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan, karena variabel demografis lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabel yang lain (Kotler dan Keller, 2007:304).

3. Segmentasi Psikografis

Dalam segmentasi psikografis, para pelanggan dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang berbeda (Kotler dan Keller, 2007:308).

4. Segmentasi Perilaku

(46)

29 Dalam segmentasi perilaku, pelanggan dibagi menjadi kelompok- kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu (Kotler dan Keller, 2007:310).

2.6.2 Target (Targeting)

Menurut Shinta (2011:70), menetapkan target pasar (targeting) adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Target pasar yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran. Terkadang, targeting juga disebut selecting karena marketer harus menyeleksi, yang berarti marketer harus memiliki keberanian pada beberapa bagian saja (segmen) dan meninggalkan bagian lainnya.

Menurut Kotler dan Keller (2007:318-319), terdapat lima kriteria utama yang dapat segmen-segmen pasar nilai agar dapat berguna, antara lain (1) Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur. (2) Segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Segmen tersebut harus kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga sehingga memungkinkan diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus. (3) Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. (4) Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda. (5) Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.

(47)

30 2.6.3 Posisi (Positioning)

Menurut Shinta (2011:72), positioning merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon pelanggan. Positioning merupakan suatu komunikasi untuk menempatkan produk dalam otak konsumen, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan suatu produk. Calon konsumen tersebut bukan untuk semua konsumen, tetapi konsumen yang telah ditargetkan menjadi sasaran.

Menurut Shinta (2011:72), cara untuk menetapkan positioning dilakukan berdasarkan perbedaan produk, manfaat produk, dan melalui imajinasi.

1. Positioning berdasarkan perbedaan produk menunjukkan kepada pasar dimana letak perbedaan produk terhadap pesaing.

2. Positioning berdasarkan manfaat produk menunjukkan kepada pasar manfaat produk, seperti kemudahan, waktu, kejelasan, kejujuran, kenikmatan, harga, dan jaminan.

3. Positioning melalui imajinasi menggunakan imajinasi, seperti tempat, orang, benda, dan situasi.

Menurut Shinta (2011:72-73), memposisikan suatu produk (positioning produk) dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Memposisikan produk dalam hubungannya dengan pesaing 2. Memposisikan produk melalui atribut produk

3. Memposisikan produk melalui harga dan kualitas

4. Memposisikan produk dalam hubungannya dengan kegunaan produk 5. Memposisikan produk dalam hubungannya dengan pasar sasaran

(48)

31 6. Memposisikan produk dalam hubungannya dengan kelas produk

2.6.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Shinta (2011:76), bauran pemasaran merupakan perangkat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran bertujuan mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa berdasarkan semua faktor yang dilakukan oleh seseorang manajer pemasaran. Menurut Putri (2017:72), elemen-elemen dari bauran pemasaran harus dikoordinasikan dan dikombinasikan agar perusahaan dapat melakukan pemasaran seefektif mungkin. Elemen-elemen bauran pemasaran, antara lain produk, harga, tempat atau saluran distribusi, promosi, tenaga kerja, lingkungan fisik, dan proses.

1. Produk (Product)

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar, baik barang maupun jasa, yang bertujuan memuaskan keinginan dan kebutuhan pasar (Shinta, 2011:76). Ada beberapa macam perlakuan terhadap produk agar permintaan terhadap produk meningkat, antara lain packaging, branding, labelling, garansi, dan service (Shinta, 2011:77-80).

a. Packaging

Packaging yaitu pengemasan atau pembungkusan barang yang bertujuan untuk melindungi barang tidak rusak dan tetap utuh. Tujuan lain dari packaging yaitu agar kemasan terlihat menarik, dan agar konsumen berminat untuk membeli.

(49)

32 b. Branding

Branding merupakan nama atau simbol yang digunakan pada suatu produk agar produk dapat dikenal dan dapat dijadikan pembeda dengan produk lain. Branding berfungsi untuk melakukan promosi, memberikan perlindungan terhadap produk, melindungi perusahaan dari pemalsuan ciri- ciri produk, memperbesar kebebasan dalam penentuan harga promosi, dan melakukan kontak berkelanjutan dengan pasar sehingga dapat mengontrol pasar.

c. Labelling

Label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjual. Informasi tersebut berupa kualitas produk, deskripsi produk (kegunaan, karakter, indikasi, dan lain-lain), serta informasi produk (berat, ukuran, campuran bahan, dan lain-lain).

Pemberian label dapat berfungsi untuk mengidentifikasi produk atau merek, menggolongkan produk, menjelaskan beberapa hal mengenai produk, dan dapat digunakan sebagai alat untuk promosi.

d. Garansi

Garansi merupakan suatu jaminan dari produsen apabila barang yang terbeli tidak sesuai dengan pesanan. Dengan adanya garansi, dapat memberikan suatu kepastian yang lebih menyakinkan konsumen. Terdapat syarat pengembalian barang, antara lain produsen biasanya memberikan tenggang waktu yang disesuaikan dengan tingkat kerusakan produk, produk yang dikembalikan rusak karena kesalahan teknis dari produsen,

(50)

33 dan produk yang rusak hanya bersifat pelayanan tanpa menambah bahan- bahan lain.

e. Service

Service atau pelayanan merupakan suatu aktivitas yang ditawarkan pada orang lain atau konsumen dan pelayanan tersebut tidak menghasilkan suatu kepemilikan.

2. Harga (Price)

Harga adalah suatu nilai tukar yang dinyatakan dalam bentuk rupiah untuk mendapatkan barang dan jasa, yang dilakukan dengan bertransaksi sejumlah uang oleh konsumen kepada penjual (Shinta, 2011:102). Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam hal pertukaran pemasaran (marketing exchange). Pemasar mengeluarkan biaya-biaya bisnis, seperti biaya produksi, promosi, distribusi, dan riset pemasaran. Pemasar menghitung keuntungan yang dapat diperoleh berdasarkan biaya-biaya bisnis yang harus dikorbankan tersebut. Harga yang akan dibayar oleh konsumen harus sesuai dengan harapan akan manfaat atau kepuasan yang diperoleh agar terjadi pertukaran (marketing exchange) (Putri, 2017:103).

3. Tempat atau Saluran Distribusi (Place)

Pendistribusian diartikan sebagai suatu kegiatan pemasaran yang dapat memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen (Putri, 2017:111). Saluran distribusi merupakan suatu gabungan antara kegiatan penjualan dan pembelian yang bekerjasama memproses atau menggerakkan suatu produk dan jasa dari produsen ke

Gambar

Tabel 1. Produksi Sayuran 10 Terbanyak di Indonesia Tahun 2015-2019 (ton)
Gambar 1. Jumlah Produksi dan Penjualan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama
Gambar 2. Target dan Nilai Pendapatan Abon Cabai PT Evia Maju Bersama
Tabel 3. Kandungan Kimia Berbagai Jenis Cabai Per 100 gram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Mulyadi (2007) menjelaskan perhatian orang tua dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk yaitu: 1) Penyediaan dan pengaturan waktu belajar anak. Waktu

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan oleh penulis bahwa auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan dengan perencanaan yang matang dan secara

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi berikut:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi penggunaan hormon Prostaglandin F2α dan GnRH dengan dosis yang berbeda terhadap tampilan estrus pada sapi Simmental

Volume pekerjaan meliputi Cold Milling , penyemprotan tack coat , penghamparan campuran, dan pemadatan juga merupakan variabel dalam menentukan produktivitas. Volume akan

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis memanjatkan atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Prestasi

bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 ayat (1) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku