• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Cognitive Behavior Therapy pada Mahasiswa yang Menjadi Prokrastinator Akademi Karena Tajut Gagal (Fear of Failure): Penelitian Pada Mahasiswa Angkatan 2006 Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas “X” Universitas “Yâ€

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Cognitive Behavior Therapy pada Mahasiswa yang Menjadi Prokrastinator Akademi Karena Tajut Gagal (Fear of Failure): Penelitian Pada Mahasiswa Angkatan 2006 Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas “X” Universitas “Yâ€"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study was conducted to see whether or not decrease the degree of academic procrastination behavior of college students in the class of 2006 do Proposed Continued research tasks (UPL), which is caused by fear of failure in the Faculty of "X" University "Y" the city of Bandung, in the presence of cognitive therapy intervention behavior in a group. Fear of failure is the tendency to protect themselves from possible failure to achieve goals because it will bring a negative assessment of his abilities (Solomon & Rothblum, in Ackerman & Gross, 2005). On the other hand, class of 2006 students have sufficient ability to perform each task in the task area UPL looking for reference material, read the reference materials, writing, designing measuring instruments, and attend meetings. Based on this, it can be said to be afraid of failure is a negative automatic thoughts (NATs)for students.

Research designs was a pretest-posttest, nonequivalent control-group design. There are two groups: experimental group who received CBT intervention and control groups, did not receive CBT intervention. The measurement results obtained from the experimental group and control group will be compared. The number of subjects of this study was 12 students, 6 students as experimental group, and 6 students as a control group. The sampling technique used was purposive sampling. Group therapy sessions with a cognitive behavioral approach was carried out 6 times a meeting. Measurement tool used is a measuring tool that consists of two instructions that capture students' academic ability and academic procrastination behavior. Measurement tools is based on the modification of the theory of Solomon & Rothblum. The validity of the measurement range 0.415 to 0.863. Reliability measure is 0.845 and 0.729. Analysis technique used is the parametric statistical test t-test.

(2)

Program Magister Psikologi ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya penurunan derajat perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2006 dalam mengerjakan tugas Usulan Penelitian Lanjutan (UPL), yang disebabkan oleh faktor penyebab takut gagal di Fakultas “X” Universitas “Y” Kota Bandung, dengan adanya intervensi terapi Cognitive Behavior dalam bentuk kelompok. Takut gagal merupakan kecenderungan memproteksi diri dari kemungkinan gagal mencapai tujuan karena akan mendatangkan penilaian negatif atas kemampuannya (Solomon&Rothblum, dalam Ackerman&Gross, 2005). Di sisi lain, mahasiswa angkatan 2006 memiliki kemampuan yang memadai untuk mengerjakan setiap tugas UPL pada area tugas mencari bahan referensi, membaca bahan referensi, mengarang, merancang alat ukur, dan menghadiri pertemuan. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan takut gagal merupakan negative automatic thoughts (NATs) mahasiswa.

Desain penelitian ini adalah pretest-posttest, nonequivalent control-group design. Terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimental yang mendapatkan intervensi CBT dan kelompok kontrol, tidak mendapatkan intervensi CBT. Hasil pengukuran yang didapat dari kelompok eksperimental dan kelompok kontrol akan dibandingkan. Jumlah subjek penelitian ini adalah 12 mahasiswa; 6 mahasiswa sebagai kelompok eksperimental, dan 6 mahasiswa sebagai kelompok kontrol. Adapun tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sesi terapi kelompok dengan pendekatan kognitif tingkah laku ini dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang terdiri atas dua instruksi yaitu menjaring kemampuan akademik mahasiswa serta perilaku prokrastinasi akademik. Alat ukur ini berdasarkan modifikasi dari teori Solomon&Rothblum. Validitas pengukurannya berkisar 0.415 sampai 0.863. Reliabilitas alat ukur tersebut adalah 0.845 dan 0.729. Tehnik analisis yang digunakan adalah dengan pengujian statistik parametrik t-test.

Berdasarkan pengujian statistik parametrik t-test, setelah mahasiswa pada kelompok eksperimental ini diberikan intervensi dalam bentuk terapi kelompok dengan pendekatan kognitif tingkah laku, mahasiswa pada kelompok

eksperimental mengalami penurunan derajat prokrastinasi akademik (ρ < 0.05)

(3)

Program Magister Psikologi iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 11

1.3. Maksud dan Tujuan ……… 11

1.4. Kegunaan Penelitian ……… 12

1.4.1. Kegunaan Ilmiah ... 12

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 13

1.5. Metodologi penelitian ……… 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 15

2.1. Tinjauan Tentang Prokrastinasi Akademik ……… 15

2.1.1. Sejarah Singkat Prokrastinasi ……… 15

2.1.2. Pengertian Prokrastinasi ……….. 17

2.1.3. Penelitian tentang Prokrastinasi ……….. 19

(4)

Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha

2.1.4. Prokrastinasi Akademik ...…... 21

2.1.5. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ……. 22

2.1.5.1.Teori Psikodinamika ……… 22

2.1.5.2.Teori Behavioral ……….. 23

2.1.5.3.Teori Kognitif dan Kognitif Behavioral ……….. 23

2.1.6. Prokrastinasi Akademik ……….. 24

2.1.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Menyebabkan Prokrastinasi Akademik ………. 25

2.1.8. Akibat Prokrastinasi ……….. 28

2.2. Tinjauan Tentang CBT dalam Kelompok ……… 28

2.2.1. Cognitive-Behavioral Therapy ……… 30

2.2.1.1.Teori yang Mendasari CBT ……….. 30

2.2.1.2.Pendekatan Behavior ………. 30

2.2.1.3.Pendekatan Kognitif ……….…… 33

2.2.1.4.Integrasi Kognitif Behavioral: Bergerak Melampaui ‘Kotak Hitam’……… 36

2.2.2. Beberapa Prinsip dasar CBT ……….. 37

2.2.3. „Levels‟ of cognition……….. 41

2.2.4. Pendekatan Cognitive Behavior Therapy ……….. 47

2.2.5. Proses Cognitive Behavior Therapy ……… 50

2.2.6. Elemen-elemen dalam Cognite Behavior Therapy ….. 52

2.2.7. Model CBT Umum mengenai Perkembangan Masalah ….. 56

2.2.8. Asumsi-asumsi dari Cognitive-Behavioral treatment ……. 58

(5)

Program Magister Psikologi v Universitas Kristen Maranatha

2.3. Batasan Dewasa Awal ………. 64

2.3.1. Ciri-Ciri Dewasa Awal ……….. 65

2.3.2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini ………. 70

2.3.3. Masalah yang dihadapi pada Dewasa Awal ………….. 71

2.4. Kerangka Pemikiran ………. 72

2.5. Asumsi Penelitian ……… 81

2.6. Hipotesis Penelitian ………. 81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 82

3.1. Rancangan Penelitian ……… 82

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual & Definisi Operasional ……… 83

3.2.1. Variabel Penelitian ……… 83

3.2.2. DefinisiKonseptual&DefinisiOperasional ………. 84

3.2.2.1. Prokrastinasi Akademik ……….. 84

3.2.2.2. Takut Gagal (fear of failure) ……… 86

3.3. Alat Ukur ……… 87

3.3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur ……….. 87

3.3.2. Data Pribadi dan Data Penunjang ……… 89

3.3.3. Sistem Penilaian Kuesioner Prokrastinasi Akademik ………. 90

3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ……… 93

3.4.1. Validitas Alat Ukur ……… 93

3.4.1.1.Validitas Kuesioner Kemampuan ………. 94

(6)

Program Magister Psikologi vi Universitas Kristen Maranatha

3.4.2. Reliabilitas Alat Ukur ……… 94

3.4.2.1.Reliabilitas Kuesioner Kemampuan ………. 95

3.4.2.2.Reliabilitas Kuesioner Prokrastinasi Akademik ….. 95

3.5. Populasi Sasaran dan Tehnik Penarikan Sampel ………… 95

3.5.1. Populasi Sasaran ……….. 95

3.5.2. Karakteristik Populasi ……….. 95

3.5.3. Tehnik Penarikan Sampel ……… 96

3.6. Prosedur Penelitian (Rancangan Treatment)……… 96

3.7. Tehnik Analisis Data ……….. 99

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ……… 102

4.1. Gambaran Responden ……… 102

4.1.1. Gambaran Responden Penelitian……… 102

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Kemampuan ………. 102

4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Prokrastinasi Akademik ……… 103

4.1.4. Kelompok Eksperimental dan Kelompok Kontrol ….. 106

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……… 107

4.2.1. Pembahasan Tiap Subjek ……… 107

4.2.1.1.Subjek 1 ( R.H. ) ………. 107

4.2.1.2.Subjek 2 ( I ) ………. 109

4.2.1.3.Subjek 3 ( R.G. ) ……….. 110

4.2.1.4.Subjek 4 ( Y ) ………. 111

4.2.1.5.Subjek 5 ( N ) ………. 112

(7)

Program Magister Psikologi vii Universitas Kristen Maranatha

4.2.2. Pembahasan Dinamika Kelompok ……… 115

4.2.2.1.Observasi dan Evaluasi Hasil Tiap Sesi ………. 115

4.2.2.1.1.Observasi dan Evaluasi Hasil Sesi I ……….. 115

4.2.2.1.2.Observasi dan Evaluasi Hasil Sesi II ……… 121

4.2.2.1.3.Observasi dan Evaluasi Hasil Sesi III ………. 123

4.2.2.1.4.Observasi dan Evaluasi Hasil Sesi IV ………. 126

4.2.2.1.5.Observasi dan Evaluasi Hasil Sesi V ……….. 128

4.2.2.1.6.Observasi dan Evaluasi Hasil Follow Up ……….. 130

4.2.3. Pembahasan Pengujian Statistik ……… 131

4.2.3.1.Hasil Uji Statistik t-test independen sample Untuk Data Pretest Pada Kelompok Eksperimental dan Kelompok Kontrol ……… 132

4.2.3.2.Hasil Uji Statistik t-test paired sample Pada Kelompok Eksperimental ……… 135

4.2.3.3. Hasil Uji Statistik t-test independen sample Untuk Data Posttest Pada Kelompok Eksperimental dan Kelompok Kontrol ……… 137

4.2.3.4.Hasil Uji Statistik t-test paired sample Pada Kelompok Kontrol ………. 140

4.2.4. Gambaran Perubahan Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Kelompok Eksperimental dan Kelompok Kontrol …. 141 BAB V KESIMPULAN dan SARAN ……….. 143

5.1. Kesimpulan ……… 143

(8)

Program Magister Psikologi viii Universitas Kristen Maranatha

5.2.1. Saran Teoritis ………. 144

5.2.2. Saran Guna Laksana ………. 144

5.2.2.1.Saran kepada MSCC ……… 144

5.2.2.2.Saran kepada Mahasiswa ……….. 145

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN

(9)

Program Magister Psikologi ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1. Tabulasi Rata-Rata Mahasiswa Melakukan Prokrastinasi Akademik

……….. 5

TABEL 3.3.1. Skala Kemampuan Mahasiswa ……….. 88

TABEL 3.3.1.1. Area Indikator Prokrastinasi Akademik ……… 88

TABEL 3.3.3. Skor Kemampuan Akademik ……… 91

TABEL 3.3.3.1. Sistem Penilaian Item Positif ……….. 91

TABEL 3.3.3.2. Sistem Penilaian Item Negatif ……….. 92

TABEL 3.3.3.3. Skor Prokrastinasi Akademik ………. 93

TABEL 4.1.1. Gambaran Responden Penelitian ………. 102

TABEL 4.2.3.1. Hasil Uji Statistik t-test independen sample Untuk Data Pretest Pada Kelompok Eksperimental dan Kelompok Kontrol ….. 133

TABEL 4.2.3.2.1. Hasil Uji Statistik t-test paired sample Pada Kelompok Eksperimental ……… 136

TABEL 4.2.3.2.2. Paired Sample Correlations Pada Kelompok Eksperimental ……….. 136

TABEL 4.2.3.3. Hasil Uji Statistik t-test independen sample Untuk Data

(10)

Program Magister Psikologi x Universitas Kristen Maranatha

TABEL 4.2.3.4.1. Hasil Uji Statistik t-test paired sample Pada Kelompok

Kontrol ………. 140

TABEL 4.2.3.4.2. Paired Sample Correlations Pada Kelompok Kontrol

………. 140

TABEL 4.2.4. Gambaran Perubahan Derajat Prokrastinasi Akademik

(11)

Program Magister Psikologi xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik

………. 7

Skema 1.5. Pretest-Posttest, Nonequivalent Control Group Design

………. 14

Skema 2.2.1.3. Model Kognitif ………. 34

Skema 2.2.1.4. Model Dasar Untuk Cognitive Behavioral

Case Conceptualization ……… 37

Skema 2.2.2. The „common sense‟ and cognitive model…. 39 Skema 2.2.3. NATs, Das, dan Core Beliefs ……….. 47

Skema 2.2.7. Model CBT untuk Perkembangan Masalah … 57

Skema 3.1. Rancangan Penelitian ……… 83

Skema 4.1.2. Diagram Kemampuan Mahasiswa ………. 103

Skema 4.1.3. Diagram Prokrastinasi Akademik ……… 104

(12)

Program Magister Psikologi xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

3.1. Kuesioner Kemampuan Akademik

3.2. Kuesioner Prokrastinasi Akademik

3.3. Kuesioner Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik

3.4. Kuesioner Data Penunjang

3.5. Daftar Anamnesa

3.6. Surat Kesediaan

3.7. Kontrak Mengikuti Terapi Kelompok

4.1. Gambaran Responden Penelitian

4.2. Prosedur Pelaksanaan CBT

4.2.1. Lembar Kerja (worksheet)

4.2.2. Analisis Disfungsional

4.2.3. Lembar Hasil Kerja Analisis SWOT Tiap Subjek

4.2.4. Lembar Hasil Kerja Pembentukan Belief Baru Tiap Subjek

4.3. Uji Normalitas

4.4. Kuesioner Evaluasi Proses Pelaksanaan Terapi CBT Kelompok

(13)

1

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia menggunakan Sistem Kredit

Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang

menyatakan beban studi mahasiswa, besarnya usaha yang diperlukan mahasiswa

untuk menyelesaikan suatu program baik program semester maupun program satu

jenjang lengkap, dan besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan oleh tenaga

pengajar. Pengertian dari Satuan Kredit Semester atau SKS adalah tata cara

penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja dosen

atau tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan

dinyatakan dalam satuan kredit semester (www.wikipedia.com).

Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) dapat memberikan manfaat

antara lain memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menyelesaikan

studi lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan. Dengan kata lain, Sistem

Kredit Semester ini memungkinkan mahasiswa untuk dapat mengatur studi

mereka untuk tiap semesternya dan mengatur waktu untuk menyelesaikan studi di

perguruan tinggi. Mahasiswa dapat menyesuaikan waktu berdasarkan mata kuliah

yang akan diambil dengan waktu dalam melakukan kegiatan lain diluar kegiatan

akademik (non akademik), sehingga waktu kegiatan non akademik tersebut tidak

(14)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

maupun kegiatan akademik mandiri). Apabila mahasiswa dapat mengatur waktu

berdasarkan penerapan dari sistem kredit semester maka peluang bagi mahasiswa

untuk lulus tepat waktu sangat besar. Akan tetapi, apabila mahasiswa kurang

mampu mengatur waktu dengan menunda waktu untuk mengerjakan tugas

akademiknya maka peluang mahasiswa untuk lulus tepat waktu sangat kecil

(www.wikipedia.com).

Berdasarkan hasil penelitian, bertambah lamanya masa studi mahasiswa

dalam menempuh perkuliahan disebabkan oleh adanya mahasiswa yang

melakukan penundaan dalam menyusun laporan penelitian sebagai tugas akhir.

Penundaan dalam bidang akademik ini dalam literatur psikologi dinamakan

prokrastinasi akademik. Menurut Solomon & Rothblum (1995) pengertian dari

prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda tugas-tugas akademik yang

menimbulkan pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan. Seseorang

dikatakan melakukan prokrastinasi akademik apabila mahasiswa yang merasa

mampu mengerjakan tugas, yang telah mencoba dan merencanakan dengan

matang sesuai dengan tuntutan tugas pada umumnya, tetapi tidak diselesaikan atau

ditunda dalam mengerjakan tugas tersebut. Hal ini menjadi ciri dari seorang

procrastinator (Solomon&Rothblum, 1995). Jadi, apabila mahasiswa menunda

mengerjakan tugas karena sakit, atau dirawat inap karena mengalami kecelakaan

berat, atau mengalami kesulitan ekonomi, hal ini tidak dapat dikatakan sebagai

prokrastinasi akademik.

Terdapat beberapa penelitian mengenai prokrastinasi akademik. Penelitian

yang dilakukan oleh Ellis dan Knaus (1979) menemukan bahwa 25% - 75%

(15)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Salomon dan Rothblum (1995) juga menemukan bahwa 95% subjek penelitiannya

merupakan prokrastinator (www.mitrapedulicenter.multiply.com). Beberapa

penelitian lainnya juga menunjukkan hasil yang sama. Pada penelitian Andreas,

mahasiswa Universitas Indonesia (2007) menunjukkan bahwa sebagian besar

subyek penelitian (69,2%) sering melakukan prokrastinasi akademik. Begitupula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lidya Catrunada, mahasiswi Gunadharma

(2008) dan Lea, mahasiswi dari Universitas Kristen Maranatha (2010) yang

menemukan bahwa sebagian besar (85%) subyek penelitian melakukan

prokrastinasi akademik dalam derajat tinggi. Dari paparan di atas dapat dilihat

bahwa masalah prokrastinasi akademik sudah berlangsung lama.

Pada Fakultas “X” Universitas “Y” di Kota Bandung ditemukan adanya

mahasiswa yang terlambat lulus dan terus mengulang mata kuliah Usulan

Penelitian. Perolehan data yang didapat dari TU akademik tahun ajaran 2010/2011

menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang studi lewat dari batas waktu yang

disediakan, yaitu 4-5 tahun. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut

jumlah mahasiswa angkatan tahun 2001 sebanyak 2 orang, mahasiswa angkatan

tahun 2002 sebanyak 15 orang, mahasiswa angkatan tahun 2003 sebanyak 12

orang, mahasiswa angkatan tahun 2004 sebanyak 21 orang, mahasiswa angkatan

tahun 2005 sebanyak 28 orang, dan jumlah mahasiswa angkatan tahun 2006

sebanyak 63 orang. Berdasarkan wawancara terhadap 15 mahasiswa mengenai

alasan keterlambatan mahasiswa lulus adalah karena mahasiswa seringkali

melakukan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan Usulan Penelitian

Lanjutan. Mahasiswa ini menunda mengerjakan tugas UPL dan mengalihkannya

(16)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Padahal syarat mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” di Kota Bandung

dapat lulus dan meraih gelar sarjana adalah menyelesaikan tugas Usulan

Penelitian, yaitu mengerjakan Bab I hingga Bab III, kemudian melanjutkan

skripsi, yaitu Bab IV hingga Bab V. Adapun tugas akademik yang harus

dilakukan untuk menyelesaikan Usulan Penelitian Lanjutan adalah sebagai berikut

tugas mencari, tugas membaca, tugas mengarang, tugas merancang, dan tugas

menghadiri pertemuan; kelima tugas akademik ini disesuaikan dengan penelitian

yaitu diterapkan pada mahasiswa yang sedang melakukan penyusunan Usulan

Penelitian Lanjutan (Solomon&Rothblum, 1984).

Tugas mencari meliputi tugas mahasiswa untuk mencari bahan-bahan

referensi yang sesuai dengan topik penelitian seperti buku, koran, jurnal, dsb.

Tugas membaca meliputi tugas mahasiswa untuk membaca buku atau bahan

referensi sesuai dengan topik penelitian. Tugas mengarang meliputi tugas

mahasiswa untuk membuat laporan penelitian mulai dari Bab I (pendahuluan)

hingga Bab III (metodologi penelitian). Tugas merancang meliputi tugas

mahasiswa untuk merancang alat ukur. Tugas menghadiri pertemuan meliputi

tugas mahasiswa untuk bimbingan dengan dosen pembimbing, hadir sebagai

pembahas dalam seminar sebanyak dua kali, serta hadir sebagai peserta seminar

mahasiswa lain sebanyak dua kali.

Menurut koordinator mata kuliah Usulan Penelitian, upaya tersebut

dilakukan untuk meringankan beban mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir

dan mahasiswa dapat lulus tepat waktu. Akan tetapi berbeda dengan kenyataan

yang terdapat di lapangan. Jumlah mahasiswa yang belum lulus sarjana, terlebih

(17)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

tersebut terus mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang dikenal dengan

istilah Usulan Penelitian Lanjutan. Pada penelitian ini membatasi penelitian pada

angkatan 2006 yang masih mengontrak Usulan Penelitian Lanjutan karena

memiliki jumlah mahasiswa paling banyak. Disamping itu pula, mahasiswa

angkatan 2006 yang masih mengontrak Usulan Penelitian Lanjutan lebih banyak

daripada mahasiswa yang mengontrak skripsi. Hal ini bisa terjadi karena

mahasiswa yang mengontrak skripsi setidaknya sudah mengerjakan 60 persen dari

tugas akhir dan biasanya proses bimbingan tidak selama di pengerjaan UPL atau

Usulan Penelitian Lanjutan. Dalam skripsi mahasiswa hanya mengerjakan

pembahasan sebagai hasil dari pengolahan data serta memberikan saran dan

kesimpulan atas penelitian yang dilakukannya.

Berdasarkan hasil survai terhadap 50 mahasiswa angkatan 2006 Fakultas

“X” Universitas “Y” di Kota Bandung, rata-rata mahasiswa melakukan

prokrastinasi akademik seperti pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1. Tabulasi Rata-Rata Mahasiswa Melakukan Prokrastinasi Akademik

Rata-Rata Waktu Mahasiswa

Melakukan Prokrastinasi Akademik

Jumlah Mahasiswa Melakukan

Prokrastinasi Akademik

1-2 hari 2 mahasiswa

3 hari – 1 minggu 4 mahasiswa

1 – 2 minggu 36 mahasiswa

(18)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Mahasiswa ini melakukan penundaan dalam mengerjakan UPL dan

mengalihkannya ke kegiatan lain yang lebih bersifat menghibur seperti jalan-jalan

dengan teman, nonton TV, ataupun bermain games. Dikatakan menunda karena

dalam pengerjaan, tugas UPL menjadi terhenti selama 1-2 minggu, barulah

mahasiswa melanjutkan kembali pengerjaan tugas tersebut.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan

prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut faktor penyebab takut gagal (fear

of failure), permusuhan atau hostility, kesulitan dalam managemen waktu,

pengaruh teman, tidak asertif atau sukar membuat keputusan, kesombongan atau

pride, bersikap pasif atau menunggu, aversif terhadap tugas, kebingungan atau

confusion, toleransi yang rendah terhadap frustrasi, pemberontakan dan

perlawanan, dan masalah keluarga (Solomon&Rothblum, dalam J. Fischer dan

Corcoran, 1995). Berdasarkan hasil survei terhadap 50 mahasiswa angkatan 2006

Fakultas “X” Universitas “Y” di Kota Bandung dengan memberikan rangking

pada faktor penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik didapat data

(19)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Skema 1.1. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik

Faktor yang paling besar menyebabkan mahasiswa angkatan tahun 2006 Fakultas

“X” Universitas “Y” di Kota Bandung melakukan prokrastinasi akademik adalah

faktor takut gagal (fear of failure) dan hal ini yang menjadi pokok pembahasan

dalam penelitian ini.

Menurut Solomon&Rothblum (dalam Ackerman&Gross, 2005) pengertian

dari takut gagal (fear of failure) adalah a fear of letting down atau suatu

kecenderungan memproteksi diri dari kemungkinan gagal menggapai tujuan

karena dapat mendatangkan penilaian negatif akan kemampuannya. Takut gagal

(fear of failure ) merupakan ketakutan yang irrasional (Ellis&Knaus, 1977).

Dikatakan demikian karena sebenarnya mahasiswa belum mengerjakan tugas

Usulan Penelitian Lanjutan namun mereka sudah memiliki perasaan takut gagal,

sehingga untuk menghindar dari perasaan tidak nyaman maka mahasiswa

(20)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 15 mahasiswa angkatan 2006,

diketahui bahwa mahasiswa yang belum menyelesaikan tugas Usulan Penelitian

Lanjutan memiliki belief atau asumsi yang tidak tepat yaitu perasaan takut gagal,

dalam CBT dikenal dengan istilah negative automatic thoughts (NATs). NATs

merupakan bentuk dari automatic thoughts yang berdasarkan informasi salah.

Oleh karena mahasiswa berpikir tentang suatu kejadian secara negatif maka

mengakibatkan munculnya emosi-emosi yang negatif dan akhirnya berdampak

pada bagaimana mahasiswa bertingkah laku (Beck, 1995).

Perasaan takut gagal direpresentasikan oleh mahasiswa sebagai takut gagal

tidak dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Lanjutan. Mahasiswa ini merasa

tidak yakin dapat menyelesaikan tugas Usulan Penelitian Lanjutan, merasa takut

tidak dapat memenuhi harapan atau standar dari dosen pembimbing, serta

mahasiswa merasa takut mendapat kritikan atau penilaian negatif akan

kemampuannya (Solomon&Rothblum, dalam Ackerman&Gross, 2005). Hal ini

menjadi NATs mahasiswa. Dikatakan demikian karena secara psikologis,

mahasiswa mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengerjakan dan

menyelesaikan tugas UPL namun karena sikap mahasiswa yang takut maka

mahasiswa jarang menyatakan kemampuan dirinya secara aktif (Birner, 1993).

Dari data wawancara tampak bahwa mahasiswa menghayati dirinya memiliki

kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut karena sebelumnya

mahasiswa juga sudah dibekali dengan tugas membuat penelitian yaitu pada mata

kuliah MR 1 (Metode Penelitian 1) dan MR 2 (Metode Penelitian Lanjutan). Akan

(21)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

tugas UPL. Ketakutan ini didasari oleh ketidakyakinan mahasiswa dapat

menyelesaikan tugas UPL.

Oleh karena prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2006 Fakultas

“X” Universitas “Y” di Kota Bandung disebabkan karena adanya negative

automatic thoughts (NATs) maka peneliti tertarik untuk memberikan intervensi

terapi kelompok dalam bentuk Cognitive Behavior (CBT) untuk mengatasi

perasaan takut gagal mahasiswa dan dengan demikian berdampak pada tingkah

laku mahasiswa yaitu menurunkan perilaku prokrastinasi akademik. Inti dari CBT

adalah untuk memberikan kemampuan kognitif dan behavioral pada mahasiswa,

untuk memfasilitasi fungsi adaptif dan mengembangkan kebermaknaan dirinya

(well being). Melalui terapi ini, pemikiran-pemikiran tersebut akan digali dengan

memancing mahasiswa untuk menemukannya sendiri, kemudian melalui proses

dalam terapi kepada mereka akan diajarkan cara untuk mengubah negative

automatic thoughts (NATs).

Terapi CBT dilakukan melalui kelompok karena masing-masing anggota

dalam kelompok dapat mengamati tingkah laku sesama anggota serta saling

memberikan feedback sehingga kemungkinan mahasiswa insight atau menyadari

permasalahannya lebih besar dibandingkan dilakukan secara individual (Morrison,

2001 dalam CBT in Groups, 2006). Mahasiswa akan merasa lebih mudah

memperbaiki cognitive errors yang dimiliki orang lain daripada yang dimiliki

dirinya sendiri, mencari dan menemukan lebih banyak hubungan antara pikiran,

perasaan, dan tindakan daripada saat mereka melakukan terapi secara individual,

dengan demikian mahasiswa dapat saling membantu untuk mencapai goal terapi.

(22)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

kelompok yang dirancang untuk menunjang suatu perubahan filosofis yang

radikal (Hollen & Shaw, 1979; Heimberg et al., 1993 dalam CBT in Groups,

2006).

Upaya terapi CBT yang dilakukan untuk menurunkan derajat prokrastinasi

akademik mahasiswa yang disebabkan oleh faktor takut gagal (fear of failure)

pada mahasiswa angkatan 2006 Fakultas ”X” di Universitas ”Y” di Kota Bandung

yang sedang menyusun Usulan Penelitian Lanjutan (UPL) merupakan pilot

project. Maksudnya adalah pemberian terapi ini merupakan langkah awal untuk

melihat sejauhmana pemberian terapi CBT dalam bentuk kelompok dapat

menurunkan perilaku prokrastinasi akademik. Hal ini disebabkan belum adanya

modul terapi CBT yang valid terhadap mahasiswa sebagai pelaku prokrastinasi

akademik, yang berguna untuk menurunkan derajat prokrastinasi akademik.

Walaupun masalah prokrastinasi akademik sudah berlangsung lama namun untuk

intervensi secara klinis belum banyak dilakukan.

Untuk dapat melihat secara jelas ada atau tidaknya perbedaan pemberian

intervensi CBT pada perubahan perilaku prokrastinasi akademik maka penelitian

dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimental akan mendapatkan intervensi CBT sedangkan

kelompok kontrol tidak. Dengan memperbandingkan hasil dari kedua kelompok

maka akan dapat dilihat apakah ada perbedaan perilaku prokrastinasi akademik

pada kelompok eksperimental yang mendapatkan CBT sebagai intervensinya

dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan intervensi CBT

(23)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul ”CBT kelompok pada mahasiswa yang

menjadi prokrastinator akademik dalam mengerjakan UPL di Fakultas ”X”

Universitas ”Y” Kota Bandung” dengan sub judul ”studi penelitian pada

mahasiswa angkatan 2006 sebagai prokrastinator akademik disebabkan oleh

faktor takut gagal (fear of failure).”

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut Apakah

pemberian Cognitive Behavior Therapy dalam bentuk kelompok dapat

menurunkan derajat prokrastinasi akademik yang disebabkan oleh faktor takut

gagal (fear of failure) pada mahasiswa Fakultas “X” di Universitas “Y” di Kota

Bandung dalam mengerjakan tugas Usulan Penelitian Lanjutan (UPL) dengan

melihat perbandingan pengukuran pada kelompok eksperimental dan kelompok

kontrol.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya penurunan derajat

perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas “X” di Universitas “Y”

Kota Bandung dalam mengerjakan tugas Usulan Penelitian Lanjutan (UPL)

dengan mengubah negative automatic thoughts (NATs) melalui CBT serta

merancang program terapi kelompok berdasarkan Cognitive Behavior pada

(24)

12

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

prokrastinasi akademik disebabkan faktor takut gagal (fear of failure) dalam

menyusun Usulan Penelitian Lanjutan (UPL).

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan terapi kelompok berdasarkan

Cognitive Behavior sebagai bentuk intervensi dan untuk melihat adakah

perbedaan antara kelompok eksperimental yang mendapatkan CBT dengan

kelompok kontrol yang tidak mendapatkan CBT, dalam menurunkan derajat

perilaku prokrastinasi akademik yang disebabkan faktor takut gagal (fear of

failure) dalam mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan (UPL) pada mahasiswa

Fakultas “X” di Universitas “Y” di Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi khususnya

Psikologi Pendidikan untuk memperdalam pemahaman mengenai prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Fakultas “X” di Universitas “Y” di Kota Bandung

dalam mengerjakan tugas UPL.

2. Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi khususnya

Psikologi Pendidikan mengenai bentuk dan metode terapi kelompok dengan

pendekatan Cognitive Behavior sebagai intervensi untuk menangani masalah

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas “X” di Universitas “Y” Kota

(25)

13

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan

penelitian mengenai perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa serta

melakukan intervensi sebagai upaya mengurangi derajat prokrastinasi akademik.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Membantu mahasiswa Fakultas “X” di Universitas “Y” Kota Bandung

yang melakukan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan tugas Usulan

Penelitian Lanjutan (UPL) untuk mendapatkan informasi dan memahami

bagaimana negative automatic thoughts dapat menyebabkan mahasiswa

melakukan prokrastinasi akademik serta mahasiswa dapat mengubah perilaku

prokrastinasi akademik.

2. Bagian MSCC (Maranatha Student Carier Center) dalam

mempertimbangkan untuk melakukan terapi kelompok dalam menangani

mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik di Universitas “Y” di Kota

Bandung; khususnya yang berkaitan dengan belief yang dimiliki mahasiswa.

1.5. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain

penelitian pretest-posttest, nonequivalent control-group design. Mahasiswa

angkatan 2006 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimental dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimental akan diberikan treatment, dalam hal

ini yaitu terapi kelompok dengan pendekatan Cognitive Behavior sedangkan pada

(26)

14

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Skema 1.5. Pretest-Postest, Nonequivalent Control Group Design

Pengukuran dalam penelitian ini dibagi dua. Pengukuran pertama untuk

menjaring kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas Usulan Penelitian

Lanjutan. Pengukuran kedua menjaring mengenai perilaku prokrastinasi akademik

mahasiswa. Pada mahasiswa angkatan 2006 Fakultas “X” Universitas “Y” di Kota

Bandung yang menghayati dirinya mampu mengerjakan tugas Usulan Penelitian

Lanjutan akan diberikan kuesioner pengukuran kedua. Kedua pengukuran tersebut

dilakukan sebelum pemberian sesi-sesi terapi (pretest). Kemudian setelah seluruh

sesi terapi selesai, derajat perilaku prokrastinasi mahasiswa diukur kembali.

Pre-Post Test Design yang menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum

dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling, yaitu sampel

diambil dari unit populasi yang ada pada saat penelitian dan semua mahasiswa

yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic parametric.

COMPARE

Group B

(control)

Pretest No Treatment Postest

Group A

(experimental)

Pretest Treatment

(CBT)

(27)

143

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

- Pemberian terapi Cognitive Behavior dalam bentuk kelompok menurunkan

perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2006.

- Terapi dengan pendekatan Cognitive Behavior memberikan manfaat bagi

mahasiswa angkatan 2006 untuk mengidentifikasi irasional belief dan

mengganti dengan belief yang lebih adaptif.

- Berdasarkan pengujian statistik t-test independen sample, dapat dilihat bahwa

terdapat perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa angkatan 2006

yang diperoleh dari pengukuran posttest antara kelompok eksperimental

dengan kelompok kontrol.

- Berdasarkan pengujian statistik t-test paired sample, pada kelompok

eksperimental menunjukkan bahwa terjadi penurunan derajat perilaku

prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2006 yang disebabkan oleh faktor

takut gagal (fear of failure) dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak

menunjukkan adanya perubahan dalam derajat perilaku prokrastinasi

(28)

144

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha - Dinamika kelompok yang terjadi dalam proses terapi Cognitive Behavior

memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk menyadari irasional belief yang

dimiliki.

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

5.2.1. Saran Teoritis

- Mengadakan penelitian dengan menggunakan metode time series

yang dapat melihat seberapa menetap perubahan NATs yang dimiliki

mahasiswa dalam mengatasi masalah prokrastinasi akademik yang disebabkan

oleh faktor takut gagal (fear of failure).

5.2.2. Saran Guna Laksana

5.2.2.1.Saran kepada MSCC

- Terapi kelompok dengan pendekatan Cognitive Behavior Therapy dapat

dijadikan salah satu alternatif pengembangan diri mahasiswa Fakultas “X”

Universitas “Y” di Kota Bandung untuk menurunkan derajat perilaku

prokrastinasi akademik mahasiswa yang disebabkan oleh takut gagal (fear of

failure) saat mengerjakan tugas akhir sehingga peluang untuk lulus tepat

(29)

145

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 5.2.2.2.Saran kepada Mahasiswa

Mahasiswa mampu mentransfer hasil terapi kelompok pada situasi

lainnya, yaitu dengan cara mencari bukti yang mendukung dan tidak mendukung

pemikiran negatif yang dimilikinya dan mengubahnya menjadi pikiran positif

(30)

143

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1997. Social Learning Theory. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Bieling, Mc. Cabe, Anthony. 2006. CBT in Groups.

Binder, Kelly.2000.The Effects of an Academic Procrastination Treatment on Student Procrastination and Subjective Well-Being. Thesis. Carletton University, Ottawa, Ontario.

Bernard, M. E. 1992. Procrastinate Later: How to Motivate Yourself to Do It Now. Melbourne: Schwartz & Williamson.

Byrne, B.M. 1993. Academic self concept : Its Structure, Measurement, and Relation to Academic Achievement. New York : John Wiley & Sons.

Campbell, Donald T., dan Stanley, Julian C. 1963. Experimental and Quasi Experimental Design for Research. Rand Mc. Nally. College Publishing Company, Chicago.

Capuzzi, Dave & Gross, Douglass. 1992. Introduction to Group Counseling. Love Publishing Company : Denver, Colorado.

Corey, Gerald. 4th ed. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. California: Pacific Grove.

Ellis, Knaus. 1977. Reason and Emotion in Psychotherapy. revised. New York : Birch Lane Press.

(31)

144

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Graziano, Michael, L. R. 4th ed. Research Methods: A Process of Inquiry.

Guilford, J. P., Fruchter, B. 1978. Fundamental Statistics in Psychology and Education. Singapore: Mc Graw Hill.

Ledley, D.R. et al. 2005. Making Cognitive-Behavioral Therapy Work: Clinical Process for NewPractitioners. New York: The Guilford Press.

Lee, Kelly, & Edwards. 2006. A Closer Look at The Relationships Among Trait Procrastination, Neuroticism, and Conscientiousness. Personality and Individual Differences. 27-37.

Lindgren, H.C., Byrne, D., Petrinovich, L. 1966. Psychology: An Introduction to A Behavioral Science. second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Santrock, John W. 1998. Early Adulthood. America : The McGraw Hill Companies, Inc.

Solomon, L. J., Rothblum, E. D. 1984. Procrastination Assessment Scale Students. Dalam M. Hersen & A. S. Bellack. Dictionary of Behavioral Assessment Techniques. New York: Pergammon Press.

Solomon, L. J., Rothblum, E. D. 1995. Procrastination Assessment Scale Students (PASS). Dalam J. Fischer & K. Corcoran. Measures for Clinical Practice. New

Tian P.S.Oei. 1997. Behavior Therapy and Cognitive Therapy in Asia.

(32)

145

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Andreas. 2007. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi. Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Beck, Dobson, Leahy, dan Persons. 2006. Process Cognitive Behaviour Therapy. Journal of Psychology. Dalam Kazantzis. p 4, 309-341.

Ferrari, O‟Callaghan, & Newbegin. 2005. Prevalence of Procrastination in the United States, United Kingdom, and Australia: Arousal and Avoidance among Adults. North American Journal of Psychology. 1-6.

Lea. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Universitas „X‟ Bandung. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Maranatha.

Lidya Catrunada. 2008. Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi Tugas Skripsi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert. Thesis. Fakultas Psikologi. Universitas Gunadharma.

Millgram, N., Marshevsky, S., & Sadeh, C. 1991. Correlates of Academic Procrastination: Discomfort, Task Aversiveness, and Task Capability. Journal of Psychology. 129, 145.

Ni Luh Putu Ekajanti Hardika. 2010. Pengaruh Pelatihan Prokrastinasi Akademik Terhadap Penurunan Perilaku Menunda pada Mahasiswa Prokrastinator di Universitas “X” Bandung. Thesis. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Maranatha.

(33)

146

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Solomon, Rothblum, Ferrari, Murakami dkk. 1986. Affective, Cognitive, Behavioral Differences Between High and Low Procrastinators. Journal of psychology. p 33, 387-394.

www.wikipedia.com

www.mitrapedulicenter.multiply.com

www.mwsc.edu/psychology/research/psy302_page.html

http://konsep kelompok.uiuc.edu/library.html

http://etiology causes procrastinatination.htm

http://patterns.academicprocras.english.html

http:/www.centreforcoaching.com

Gambar

Tabel 1.1. Tabulasi Rata-Rata Mahasiswa Melakukan Prokrastinasi Akademik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa efektivitas penerapan e-SPT masa PPN berpengaruh secara

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan spiritual well being ODHA dewasa muda yang memutuskan menjadi pendamping sesama ODHA setelah mengetahui dirinya positif

Keterpenuhan unsur hara yang berasal dari pemberian pupuk kandang dan pupuk kimia dan atau perpaduan keduanya baik dalam bentuk pupuk padat maupun cair pada tanaman

Usman Effendi (2014: 93) mengatakan bahwa dalam setiap organisasi mempunyai perencanaan sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap tingkat partisipasi orang tua dalam program PAUD, keterlibatan orang tua dalam program PAUD di

“Untuk kali ini kamu lebih membutuhkan aku dari- pada mereka,” jawab Bondan, membuat Izan merasa bersalah.. “Aku bisa

yang telah ditentukan sebagaimana jadwal tersebut di atas dan atau Saudara (i) tidak dapat. hadir , maka Perusahaan Saudara (i)

Pada waktu itu sistem pendidikan Barat di Bali mulai tumbuh sehingga timbul ide-ide pembaharuan di dalam masyarakat seperti keinginan adanya persamaan hak antara