• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM UPAYA

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK BISNIS MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKANTORAN

BINA SATRIA MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 081000265 RIRI MAHARANI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM UPAYA

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK BISNIS MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKANTORAN

BINA SATRIA MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 081000265 RIRI MAHARANI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM UPAYA

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK BISNIS MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKANTORAN

BINA SATRIA MEDAN TAHUN 2010 Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh:

NIM. 081000265 RIRI MAHARANI

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Oktober 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Medan, Oktober 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19610831 198903 1 001 Dr. Drs. Surya Utama, MS Ketua Penguji

dr. Yusniwarti Yusad, M.Si NIP. 19510520 198703 2 001

Penguji I

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si NIP. 19531018 198203 2 001 Penguji II

Drs. Abdul Jalil Amri A, M.Kes NIP. 19581202 199103 1 001

Penguji III

(4)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010

RIRI MAHARANI ABSTRAK

Kanker payudara merupakan kelainan payudara yang paling ditakuti perempuan, karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, jika dideteksi sejak dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh. Usaha efektif untuk menemukan kanker payudara secara dini salah satunya adalah SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Minimnya informasi dan upaya publikasi deteksi dini kanker payudara menyebabkan penemuan dan penanganan kanker belum bisa terkelola dengan baik. Salah satu upaya untuk memberikan informasi tentang SADARI kepada remaja putri adalah melalui pendidikan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode ceramah, praktek dan tanya jawab terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanke payudara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment. Rancangan yang digunakan adalah pretestt-posttest with control group design. Populasi seluruh siswa putri SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 126 orang, sampel diambil 50 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling, dibagi dua yaitu 25 sebagai kelompok kontrol dan 25 sebagai kelompok perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah independent sample t-test dengan α=5%.

Dari analisis data diperoleh bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan (p= 0,000) dan sikap (p= 0,000) responden dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

Disarankan bagi pihak sekolah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai SADARI. Disarankan bagi guru mata pelajaran bimbingan dan penyuluhan untuk dapat mempublikasikan informasi tentang SADARI dengan berbagai metode penyampaian, diantaranya dengan penyebaran leaflet tentang SADARI.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan SADARI, pengetahuan, sikap, remaja putri, deteksi dini kanker payudara.

(5)

The Effect of Health Education about Breast Self Examination (BSE) to Knowledge, Attitude Young Girls for Detecting Breast Cancer in Administrative Management Business SMK Bina Satria Medan, 2010.

RIRI MAHARANI ABSTRACT

Breast cancer to threaten women’s life in developed and developing countries and is a significant cause of maternal mortality. Actually, breast cancer is entirely preventable with Breast Self Examination (BSE).

The purpose of this study was to know the effectiveness of health education of BSE to knowledge, attitude young girls (students) SMK Bina Satria Medan in August, 2010 with the lecture method, practice and interview.

The kind of study was Quasi experimental pre-post test with control group. Population were 126 students girls in Administrative Management Business SMK Bina Satria Medan. Samples; consist of 50 respondent divided by 2 groups (intervention and non intervention) with 25 respondents per each group were taken by simple random sampling. Statistical test was independent sample t-test with α=5%.

Conclusions; Health education of BSE influenced to knowledge (p=0.000 < 0.05) and attitude (p=0.000 < 0.05) of respondents. Recommendation; School institution makes cooperation with Health Department Medan via Education Department Medan to sosialize BSE.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riri Maharani

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/05 Desember 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 5 dari 5 Bersaudara Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. RA.Kartini No.160 Bangkinang-Kampar, Riau Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1992-1998 : SD Negeri 012 Langgini, Bangkinang 2. Tahun 1998-2001 : SLTP Negeri 2 Bangkinang

3. Tahun 2001-2004 : SMU Negeri Plus Propinsi Riau 4. Tahun 2004-2007 : Akademi Kebidanan Helvetia Medan 5. Tahun 2008-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, M.Si, selaku Ketua Departemen Kependudukan dan Biostatistik sekaligus Dosen Pembimbing I dan Ketua Penguji yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

(8)

4. Drs. Abdul Jalil Amri A, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

5. Maya Fitria, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis menjalani pendidikan.

7. Kepala Sekolah SMK BM AP Bina Satria Medan dan seluruh staf yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Teristimewa untuk orang tuaku tercinta, Ayahanda Ali Imran dan Ibunda Rohani.B, S.pd yang telah memberikan limpahan kasih sayang, motivasi hidup, perhatian, dan doa restu yang tiada henti kepada ananda serta yang selama ini berjuang untuk ananda agar dapat menyelesaikan pendidikan tinggi untuk masa depan yang lebih baik.

9. Kakak dan abangku tercinta, Rita Anggraini.SE, Eka Irwansyah Putra; Rini Novita Sari.ST dan Briptu Rico Firmansyah Putra yang telah memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada ananda sehingga ananda dapat menyelesaikan pendidikan ini.

10.Teristimewa buat orang terdekat ku, Ardi yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

(9)

12.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2010 Penulis,

RIRI MAHARANI

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ...i

Abstrak ...ii

Riwayat Hidup Penulis ...iv

Kata Pengantar ...v

1.2. Perumusan Masalah ...5

1.3. Tujuan Penelitian ...5

1.3.1. Tujuan Umum ...5

1.3.2. Tujuan Khusus ...5

1.4. Manfaat Penelitian ...6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1. Pendidikan Kesehatan ...7

2.1.1. Definisi Pendidikan Kesehatan ...7

2.1.2. Metode Pendidikan Kesehatan ...8

2.1.3. Media Pendidikan Kesehatan ...10

2.2. Pengetahuan ...12

2.3. Sikap ...12

2.4. Kanker Payudara ...13

2.4.1. Definisi Kanker Payudara ...13

2.4.2. Etiologi Kanker Payudara ...14

2.4.3. Gejala Kanker Payudara ...15

2.4.4. Klasifikasi Kanker Payudara ...16

2.4.5. Pencegahan Kanker Payudara ...17

2.5. Deteksi Dini Kanker Payudara ...19

2.6. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) ...19

2.7. Remaja ...22

2.7.1. Definisi ...22

2.7.2. Ciri-ciri Masa Remaja ...23

2.7.3. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja ...24

2.8. Kerangka Konsep Penelitian...25

2.9. Hipotesis Penelitian ...26

BAB 3 METODE PENELITIAN...27

3.1. Jenis Penelitian ...27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...27

3.2.1. Lokasi Penelitian ...27

(11)

3.3. Populasi dan Sampel ...27

3.3.1. Populasi ...27

3.3.2. Sampel ...28

3.4. Metode Pengumpulan Data ...29

3.4.1. Data Primer ...29

3.4.2. Data Sekunder ...29

3.5. Pelaksanaan Penelitian ...29

3.6. Definisi Operasional ...30

3.7. Aspek Pengukuran ...31

3.7.1. Pengetahuan...31

3.7.2. Sikap ...31

3.8. Teknik Pengolahan Data...32

3.9. Teknik Analisis Data...33

3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas...33

BAB 4 HASIL PENELITIAN...34

4.1. Gambaran Umum SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan...34

4.2. Gambaran Karakteristik Responden...34

4.3. Gambaran Pelaksanaan Penelitian...35

4.4. Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan dan Sikap Responden Ten tang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan...37

4.5. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang SADARI pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan...41

4.6. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengeta huan dan Sikap Responden Pada Kelompok Perlakuan...43

BAB 5 PEMBAHASAN...45

5.1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Setelah Mendapat Pendi dikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah, Praktek dan Diskusi...45

5.2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Setelah Mendapat Pendi dikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah, Praktek dan Diskusi...48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...51

6.1. Kesimpulan...51

3. Master Data dan Hasi Pengolahan Statistik 4. Surat Permohonan Izin Penelitian

(12)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden... 35 Tabel 4.2. Distribusi Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan

Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan

KelompokPerlakuan... 37 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Postest Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan

KelompokPerlakuan... 38 Tabel 4.4 Distribusi Hasil Pretest dan Postest Sikap Responden Tentang

SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan... 39 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Postest Tingkat Sikap

Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Perlakuan... 40 Tabel 4.6. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Pretest Pengetahuan dan Sikap

Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Perlakuan... 41 Tabel 4.7. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Postest Pengetahuan dan Sikap

Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Perlakuan... 42 Tabel 4.8. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap

Pengetahuan Responden Pada Kelompok Perlakuan... 43 Tabel 4.9. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap

Pengetahuan Responden Pada Kelompok Perlakuan... 43

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010

RIRI MAHARANI ABSTRAK

Kanker payudara merupakan kelainan payudara yang paling ditakuti perempuan, karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, jika dideteksi sejak dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh. Usaha efektif untuk menemukan kanker payudara secara dini salah satunya adalah SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Minimnya informasi dan upaya publikasi deteksi dini kanker payudara menyebabkan penemuan dan penanganan kanker belum bisa terkelola dengan baik. Salah satu upaya untuk memberikan informasi tentang SADARI kepada remaja putri adalah melalui pendidikan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode ceramah, praktek dan tanya jawab terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanke payudara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment. Rancangan yang digunakan adalah pretestt-posttest with control group design. Populasi seluruh siswa putri SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 126 orang, sampel diambil 50 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling, dibagi dua yaitu 25 sebagai kelompok kontrol dan 25 sebagai kelompok perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah independent sample t-test dengan α=5%.

Dari analisis data diperoleh bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan (p= 0,000) dan sikap (p= 0,000) responden dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

Disarankan bagi pihak sekolah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai SADARI. Disarankan bagi guru mata pelajaran bimbingan dan penyuluhan untuk dapat mempublikasikan informasi tentang SADARI dengan berbagai metode penyampaian, diantaranya dengan penyebaran leaflet tentang SADARI.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan SADARI, pengetahuan, sikap, remaja putri, deteksi dini kanker payudara.

(15)

The Effect of Health Education about Breast Self Examination (BSE) to Knowledge, Attitude Young Girls for Detecting Breast Cancer in Administrative Management Business SMK Bina Satria Medan, 2010.

RIRI MAHARANI ABSTRACT

Breast cancer to threaten women’s life in developed and developing countries and is a significant cause of maternal mortality. Actually, breast cancer is entirely preventable with Breast Self Examination (BSE).

The purpose of this study was to know the effectiveness of health education of BSE to knowledge, attitude young girls (students) SMK Bina Satria Medan in August, 2010 with the lecture method, practice and interview.

The kind of study was Quasi experimental pre-post test with control group. Population were 126 students girls in Administrative Management Business SMK Bina Satria Medan. Samples; consist of 50 respondent divided by 2 groups (intervention and non intervention) with 25 respondents per each group were taken by simple random sampling. Statistical test was independent sample t-test with α=5%.

Conclusions; Health education of BSE influenced to knowledge (p=0.000 < 0.05) and attitude (p=0.000 < 0.05) of respondents. Recommendation; School institution makes cooperation with Health Department Medan via Education Department Medan to sosialize BSE.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan kelainan payudara yang paling ditakuti perempuan, karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, jika dideteksi sejak dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh (Luwia, 2003).

Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim yang menyerang kaum wanita di seluruh dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan sistem informasi RS tahun 2006, kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia. Kanker payudara merupakan kasus terbanyak dari seluruh kasus kanker (Pidato Menkes pada peringatan hari kanker sedunia April 2008).

Menurut Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian Kanker Internasional di Lyon Perancis juga mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas menyerang perempuan usia lanjut.

(17)

insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan (Depkes RI, 2008).

Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Usia perempuan yang lebih sering terkena kanker payudara adalah diatas 40 tahun, yang disebut dengan “cancer age group”. Namun usia muda juga bukan jaminan aman dari kanker payudara (Luwia, 2003).

Menurut Sutjipto, saat ini telah banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda, bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor di payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia remaja (Lily, 2008).

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut mengakibatkan peningkatan kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit (Agustiani, 2009).

Menurut Jane Wardle dari Badan Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian besar remaja putri disetiap negara tidak menyadari faktor pola hidup dapat mempengaruhi resiko mereka terserang kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari bahwa menyantap makanan, minuman alkohol serta kurang berolahraga beresiko terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).

(18)

memutuskan untuk merokok atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Olson juga menunjukan bahwa para wanita yang mulai merokok sebelum mengalami kehamilan pertama akan memiliki resiko terkena kanker payudara setelah masa menopause (Jaknews, 2005).

Olson menyatakan bahwa target untuk menanggu langi terjadinya kanker payudara pada wanita bisa dicegah saat masih remaja (Jaknews, 2005).

Dunia Kedokteran dan kaum wanita semakin resah akibat laju perkembangan dari angka kejadian penyakit kanker payudara yang sangat cepat. Sampai saat ini belum ditemukan penyebab timbulnya kanker payudara secara pasti. Namun, dari keberhasilan para ahli klinik dalam bidang kanker menemukan beberapa prinsip untuk deteksi dini dan pengobatan penyakit kanker payudara yang segera memberikan masa depan yang cerah bagi penderita kanker payudara (Tjindarbumi, 2005).

Penemuan dini kanker payudara dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan yang mudah dan dapat dilakukan sendiri, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ( Siswono, 2002).

SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menemukan kanker payudara pada stadium dini. Masalah utama pada SADARI adalah ketidakteraturan dan jarang sekali dilakukan dengan benar. Sehingga perlu adanya intervensi berupa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik (Erniyati, 2006).

(19)

informasi dan upaya publikasi deteksi dini kanker payudara menyebabkan penemuan dan penanganan kanker belum bisa terkelola dengan baik. Salah satu upaya untuk memberikan informasi tentang SADARI kepada wanita remaja adalah melalui pendidikan kesehatan (Melda S, 2008).

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengerti atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan orang lain (Notoatmodjo, 2003).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Medan (2010), insiden kanker payudara di Kota Medan masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan.

SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan (SMK BM AP Bina Satria Medan) merupakan salah satu SMK yang ada di Kota Medan. Terletak di jl. Marelan IX no. 1 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, SMK tersebut mempunyai jumlah siswa sebanyak 127 orang, terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 126 siswa perempuan dengan rentang umur 15-19 tahun yang tergolong usia remaja.

(20)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK BM AP Bina Satria Medan tentang kanker payudara.

2. Belum diketahui pendidikan kesehatan tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMK BM AP Satria Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMK BM AP Bina Satria Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI di SMK BM AP Bina Satria Medan.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI di SMK BM AP Bina Satria Medan.

(21)

4. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap sikap pada kelompok perlakuan di SMK BM AP Bina Satria Medan

1.4. Manfaat Penelitian

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Kesehatan

2.1.1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur- unsur pendidikan yakni ; input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2005).

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor antara lain ; sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

(23)

kesehatan umum dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat agar tercapai tingkat kesehatan yang diinginkan.

2.1.2. Metode Pendidikan Kesehatan

1. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk : a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) b. Wawancara (Interview)

2. Metode Pendidikan Kelompok

Metode pendidikan kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1. Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

2. Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

(24)

memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.

2. Curah pendapat (Brain Storming) ; merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3. Bola salju (Snow Balling) ; tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4. Kelompok kecil-kecil (Buzz group) ; kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

(25)

lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6. Permainan simulasi (Simulation Game) ; merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

3. Metode pendidikan Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa.

2.1.3. Media pendidikan kesehatan

Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (audio visual aids/AVA). Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan

kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 : cetak, elektronik, media papan (bill board)

1. Media cetak

1. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

2. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.

3. Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

(26)

peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5. Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

6. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

7. Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan. 2. Media elektronik

1. Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dll.

2. Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dll.

3. Video Compact Disc (VCD)

4. Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.

5. Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan. 3. Media papan (bill board)

(27)

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu hal yang didapat secara formal maupun informal. Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu melalui panca indera, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman serta rasa dan raba. Pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003).

2.3. Sikap

Menurut Kwick sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi/tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia (Notoatmodjo, 2003).

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang, terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2003).

(28)

kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Allport 1954 bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu : 1. Keyakinan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

2. Kepercayaan, ide, konsep terhadap suatu konsep. 3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosional memegang peranan yang sangat penting.

2.4. Kanker Payudara

2.4.1. Definisi Kanker Payudara

Kanker Payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel ini tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan (Mardiana, 2004).

(29)

2.4.2. Etiologi Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker

payudara. Beberapa diantaranya, adalah;

1. Usia, Penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas.

2. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sagat mungkin sebagai resiko. Jika ibu atau saudara wanita mengidap penyakit kanker payudara, maka anda kemungkinan memiliki resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun.

3. Pemakaian obat-obatan, misalnya seorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti Hormon esterogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.

4. Diet yang tidak sehat/tidak seimbang. Pola makan yang tidak seimbang yang menyebabkan resiko munculnya penyakit kanker antara lain kebiasaan makanan cepat saji (fast food).

5. Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.

6. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

(30)

8. Wanita yang obesitas (kegemukan) pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol berlebihan (Setiati, 2009).

Faktor Obesitas menyebabkan 30% resiko terjadinya kanker. Asupan energi yang berlebihan pada obesitas menstimulasi produksi hormon estrogen, terutama setelah menopause. Terdapat hubungan yang bermakna antara terjadinya kanker payudara dengan berat badan yang berlebih, diet yang tidak seimbang serta kurangnya aktifitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasae Indonesia (RISKESDAS) tahun 2007, kejadian kanker payudara pada obesitas dengan usia > 15 tahun sebanyak 10,3 %, overweight pada wanita 6-14 tahun sebanyak 6,4 %, dan laki-laki 6-14 tahun sebanyak 9,5 %. Sedangkan berdasarkan Data WHO, kejadian obesitas usia 5-17 tahun sebanyak 10 %.

2.4.3. Gejala Kanker Payudara

Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut. Beberapa keluhannya antara lain (Dalimartha, 2004):

1. Teraba benjolan pada payudara.

2. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya. 3. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati. 4. Eksim pada putting susu dan sekitarnya.

(31)

6. Puting susu tertarik kedalam.

7. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange). 2.4.4. Klasifikasi Kanker Payudara

Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh AJCC, 1992 (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

Pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut (Tjindarbumi, 2005) :

T (Tumor size), ukuran tumor :

T 0 : tidak ditemukan tumor primer

T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

(32)

N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

 N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

M (Metastasis) , penyebaran jauh :

M x : metastasis jauh belum dapat dinilai M 0 : tidak terdapat metastasis jauh M 1 : terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

Stadium 0 : T0 N0 M0

Stadium 1 : T1 N0 M0

Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0

Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1 2.4.5. Pencegahan Kanker Payudara

(33)

Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier (Sukardja, 2000).

Menurut IUCC (1987) dalam Sukardja (2000), pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan dari kontak karsinogen dan berbagai faktor resiko, serta melaksanakan pola hidup sehat karena diperkirakan hampir seluruk kasus kanker disebabkan oleh karsinogen yang ada dilingkunagan kita, dan sebagian besar ada hubungannya dengan tembakau dan alkohol.

Menurut Nina (2002) dalam Hawari (2004), pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memilki siklus haid normal merupakan population at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Diantaranya adalah dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan skrining melalui mammografi. Menurut beberapa penelitian, menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI dibandingkan yang tidak.

(34)

penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan (Hawari, 2004).

2.5. Deteksi Dini Kanker Payudara

Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Ternyata 75% - 85% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).

2.6. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. SADARI dilakukan dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis (Dalimartha, 2004).

Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya kanker atau tumor pada payudara sedini mungkin. Hal ini terutama bagi wanita yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara. Semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani, akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang semakin besar (Luwia, 2003).

(35)

mengalami menopause, SADARI dapat dilakukan kapan pun setiap bulan. Cara yang paling tepat adalah dengan memilih tanggal lahir agar selalu ingat untuk melakukan SADARI secara rutin setiap bulan (Luwia, 2003).

Cara Melakukan SADARI

Ada 3 langkah tata laksana yang sederhana dalam melakukan SADARI, yaitu (Indonesian Breast Selft Examination, 2003):

1. Pemeriksaan di kamar mandi

Periksa payudara anda sewaktu mandi pada waktu tangan dapat meluncur dengan mudah diatas kulit yang basah. Dengan jari- jari yang bersusun rata gerakan secara mantap meliputi setiap bagian dari masing-masing payudara.

Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri dan tangan kiri untuk payudara sebelah kanan. Periksa adanya benjolan, massa yang keras atau penebalan. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower.

2. Pemeriksaan di depan cermin

(36)

perubahan bentuk kedua payudara seperti pembengkakan, pelepasan cairan, lekukan-lekukan pada kulit atau perubahan-perubahan pada puting susu. Kemudian letakkan kedua tangan pada pinggang dan tekan kearah bawah dengan mantap untuk melengkungkan otot-otot dada.

3. Pemeriksaan dalam posisi baring

Untuk memeriksa payudara anda sebelah kanan, letakkan bantal atau handuk yang dilipat dibawah bahu kanan anda. Tempatkan tangan kanan dibelakang kepala. Posisi ini membuat penyebaran jaringan payudara merata diatas dada. Gunakan 3 jari tengah dari tangan kiri dan susun jari-jari tersebut dalam keadaan rata.

Tekan secara mantap dengan gerakan lingkaran kecil. Geserkan jari-jari tersebut dari satu posisi ke posisi selanjutnya. Jangan angkat jari-jari lepas dari payudara sebelum keseluruhan jaringan payudara telah diperiksa. Dalam pemeriksaan tersebut temukan tanda-tanda seperti benjolan, penebalan atau keadaan yang tidak normal bagi anda.

(37)

Pilihlah cara yang termudah bagi anda dan gunakan cara tersebut setiap kali melakukan pemeriksaan payudara. Pada akhir pemeriksaan, pijat puting susu dari masing-masing payudara secara lembut diantara ibu jari dan jari telunjuk.

Bila ditemukan adanya pelepasan cairan jernih atau darah, sebaiknya laporkan pada dokter anda secepat mungkin. Setelah selesai melakukan pemeriksaan lengkap pada buah dada sebelah kanan, lakukan juga pemeriksaan pada buah dada sebelah kiri dengan cara yang sama. Bandingkan apa yang ditemukan pada kedua buah dada.

2.7. REMAJA 2.7.1. Defenisi

(38)

atas. Awal masa remaja berlangsung dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun yaitu usia matang secara hukum, dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat (Hurlock, 1999).

2.7.2. Ciri-ciri Masa Remaja

1. Masa remaja sebagai periode yang penting dan periode peralihan

Periode remaja merupakan periode yang sangat penting karena mulai terjadi perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap dan minat terhadap sesuatu hal yang dianggap baru oleh remaja terutama remaja awal (Tunner dalam Hurlock, 1999).

Periode remaja juga merupakan periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, apa yang terjadi di masa anak-anak biasanya meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Perubahan fisik yang terjadi selama awal masa remaja mempengaruhi tingkat prilaku individu dan mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, dan remaja selalu mencoba gaya hidup yang berbeda serta menentukan sendiri pola prilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya (Hurlock, 1999). 2. Masa remaja sebagai periode perubahan dan usia bermasalah

(39)

bersifat universal yang pertama adalah meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab (Hurlock, 1999).

Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, karena remaja merasa mampu mangatasi masalahnya sendiri menurut cara yang mereka yakini sehingga kadang-kadang masalah itu selesai dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai sosial. Rentannya kehidupan remaja terhadap pengaruh lingkungan di luar keluarganya memudahkan remaja memilih gaya hidup yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka (Hurlock, 1999).

2.7.3. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja

Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada awal masa remaja. Perbedaan fisik individu dipengaruhi oleh usia kematangan, anak perempuan yang matang lebih awal biasanya lebih berat, lebih tinggi dan lebih gemuk dibanding dengan anak yang matangnya terlambat. Penampilan fisik beserta identitas seksualnya merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh orang lain dalam interaksi sosial (Hurlock, 1999).

(40)

biasanya tidak teratur tapi seiring bertambahnya kematangan organ seksual atau reproduksi haid menjadi teratur dan lancar. Pertumbuhan payudara yang membedakan dengan anak laki-laki mengalami pembesaran yang simetris antara kanan dan kiri (Hurlock, 1999).

2.8. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang diteliti adalah pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan menggunakan metode ceramah, praktek dan tanya jawab terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan intervensi diukur dengan pretest dan untuk melihat sejauh mana pengaruh metode tersebut diukur dengan postest.

Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI dengan Metode Ceramah, Praktek &

(41)

2.9. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan kerangka konsep dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu :

1. Pengetahuan remaja putri SMK BM AP Bina Satria Medan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI lebih baik dari pengetahuan sebelumnya. 2. Sikap remaja putri SMK BM AP Bina Satria Medan sesudah diberikan pendidikan

(42)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yaitu penelitian eksperimen yang tidak sesungguhnya, mencari hubungan sebab akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek penelitian. Disebut quasi karena merupakan variasi dari penelitian eksperimen klasik atau true experiment (Prasetyo, 2005). Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest with control group design.

3.2. Lokasi dan Waktu 3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria, jl. Marelan IX no.1 Medan Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.

3.2.2. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian (Pengajuan judul s/d sidang skripsi) dimulai pada bulan Desember 2009 sampai dengan Oktober 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(43)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara simple random sampling. Populasi yang jumlahnya 126 diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus (Lemeshow dkk, 1997) sebagai berikut :

{

}

Hipotesi alternatif: 1 sisi

{

}

(44)

menjadi nomor ganjil sebagai kelompok kontrol 25 orang dan nomor genap sebagai kelompok perlakuan 25 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu menggunakan kuesioner pretest-posttest, baik untuk kelompok yang diberi perlakuan maupun yang tidak diberi perlakuan berupa ceramah, praktek dan tanya jawab pendidikan kesehatan tentang SADARI.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor tata usaha SMK BM AP Bina Satria Medan yaitu mengenai data siswa dan gambaran umum SMK BM AP Bina Satria Medan.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

Sampel yang telah terpilih jadi responden dikumpulkan pada masing- masing ruangan yang terpisah sesuai dengan kelompoknya, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada waktu yang sama dilaksanakan pemberian pretest pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan waktu 30 menit. Setelah selesai kedua kelompok dipersilahkan istirahat 15 menit.

(45)

Materi penyuluhan terlampir. Sedangkan pada kelompok kontrol selama pemberian penyuluhan berlangsung pada kelompok perlakuan, mereka dipersilakan melakukan aktifitas mereka tanpa ada komando dari fasilitator tetapi tetap berada di ruangan diawasi oleh guru mereka.

Setelah pemberian penyuluhan selesai, kelompok perlakuan dipersilakan istirahat 15 menit, kemudian dilanjutkan untuk pemberian postest pada kedua kelompok di ruangan masing-masing.

3.6. Definisi Operasional

Pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai dengan fokus penelitian, digunakan defenisi operasional yang dikembangkan dalam uraian di bawah ini : 1. Remaja Putri adalah siswa putri SMK BM AP Bina Satria Medan yang berusia

antara 15-19 tahun.

2. Pendidikan Kesehatan tentang SADARI adalah pemberian informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri dalam upaya deteksi dini kanker payudara dengan metode ceramah, praktek dan tanya jawab. (Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang).

(46)

4. Sikap adalah penilaian atau pandangan responden terhadap beberapa pernyataan baik positif maupun negatif menyangkut SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

3.7. Aspek Pengukuran 3.7.1. Pengetahuan

Variabel pengetahuan terdiri dari 13 pertanyaan, responden yang menjawab benar akan diberi skor 2, yang mendekati benar diberi skor 1, dan yang menjawab tidak tahu diberi skor 0, sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 26.

Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, pengetahuan dikategorikan sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

a. Baik, jika total skor jawaban >75% atau dalam interval 20-26 b. Sedang, jika total skor jawaban 40%-75% atau dalam interval 11-19. c. Kurang baik, jika total skor jawaban < 40% atau dalam interval 0-10. 3.7.2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 18 pernyataan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sikap sebagai berikut (Riduwan, 2005) :

a. Apabila pernyataan positif (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, dan 15) bobot nilai pada item;

(47)

Setuju : 4 Netral / ragu-ragu : 3 Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

b. Apabila pernyataan negatif (11, 12, 13, 16, 17 dan 18), maka skor : Sangat setuju : 1

Setuju : 2

Netral / ragu-ragu : 3 Tidak setuju : 4

Sangat tidak setuju : 5

Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, sikap dikategorikan sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

a. Baik, jika total skor jawaban >75% atau dalam interval 68-90

b. Cukup baik, jika total skor jawaban 40% -75% atau dalam interval 36-67 c. Kurang baik, jika total skor jawaban < 40% atau dalam interval 0-35

3.8. Teknik Pengolahan Data

(48)

3.9. Teknik Analisis Data

Data yang telah diolah dianalisis dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test dengan taraf signifikan α= 5% dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dari kepustakaan yang ada.

3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitas melalui uji pearson product moment. Responden yang dijadikan uji coba adalah remaja putri siswa SMA Cerdas

Murni, jl. Beringin no.33 Medan Tembung dengan jumlah responden 30 orang. Uji coba dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Agustus 2010.

Untuk menginterpretasikan hasil statistik uji validitas dipergunakan nilai dari Corected item-total correlation yang dibandingkan dengan nilai rtabel (tabel pearson product moment). Dikatakan valid jika nilai dari corected item-total correlation lebih

besar dari rtabel (0,361). Sedangkan menginterpretasikan hasil statistik uji reliabilitas dipergunakan nilai dari alpha if item deleted. Dikatakan reliabel jika nilai dari alpha if item deleted lebih besar dari 0,6.

(49)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan

Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan (SMK BM AP Bina Satria) merupakan salah satu tingkatan sekolah swasta yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Bina Satria, terletak di jalan Marelan IX no. 1 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. SMK ini didirikan oleh Ir. Ali Sugiono pada tahun 1988. SMK ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas I, kelas II dan kelas III.

Luas tanah seluruhnya 2340 m2, luas bangunan 1190 m2 dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar seperti ruang untuk belajar, laboratorium komputer, laboratorium multimedia, sarana olahraga dengan luas 400 m2, mushalla dan halaman sekolah dengan luas 350 m2.

Jumlah tenaga pengajar SMK BM AP Bina Satria 28 orang dan tenaga administrasi 6 orang. Jumlah siswa SMK BM AP Bina Satria 127 orang, kelas I 36 orang, kelas II 52 orang dan kelas III 39 orang. Dari semua siswa hanya ada satu orang laki-laki yaitu pada kelas III. Menurut agama mayoritas beragama Islam 122 orang, Protestan 3 orang dan Katolik 2 orang.

4.2. Gambaran Karakteristik Responden

(50)

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No. Karakteristik Kontrol Perlakuan

n % n %

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa umur responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sama yaitu dari umur 15 s/d 18 tahun. Kelas responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan juga sama dari kelas 1, 2 dan 3. Begitu juga agama responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan seluruhnya beragama islam.

4.3. Gambaran Pelaksanaan Penelitian

(51)

Kemudian dilanjutkan untuk pemberian materi pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode ceramah dan praktek oleh peneliti. Setelah penyampaian materi dan praktek, peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya. Ternyata pada kesempatan ini ada 3 responden yang berminat untuk bertanya mengenai SADARI, begitu juga guru pendamping mereka juga ikut bertanya.

Pada kelompok kontrol selama pemberian penyuluhan berlangsung pada kelompok perlakuan, mereka dipersilakan melakukan aktifitas mereka tanpa ada komando dari peneliti tetapi tetap berada di ruangan diawasi oleh guru mereka.

(52)

4.4. Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Tabel 4.2. Distribusi Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Responden

Pengetahuan

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Skor

(53)

tinggi 15 dan paling rendah 4, sedangkan pada postest skor paling tinggi 25 dan paling rendah 20.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Postest Tingkat Pengetahuan Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

No Tingkat Pengetahuan

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Pretest Postest Pretest Postest

n % n % n % n %

1 Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 25 100,0

2 Sedang 14 56,0 14 56,0 11 44,0 0 0,0 3 Kurang Baik 11 44,0 11 44,0 14 56,0 0 0,0 Total 25 100,0 25 100,0 25 100,0 25 100,0

(54)

Tabel 4.4. Distribusi Hasil Pretest dan Postest Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Responden

Sikap

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Skor

(55)

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Postest Tingkat Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

No Tingkat Sikap

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Pretest Postest Pretest Postest

n % n % n % n %

1 Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 22 88,0

2 Sedang 20 80,0 20 80,0 23 92,0 3 12,0 3 Kurang Baik 5 20,0 5 20,0 2 8,0 0 0,0 Total 25 100,0 25 100,0 25 100,0 25 100,0

(56)

4.5. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Tabel 4.6. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Pretest Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Nilai rerata pengetahuan pada kelompok kontrol 9,60 dan kelompok perlakuan 9,20. Dari hasil uji independent sample t-test diketahui bahwa t hitung 0,381 dengan nilai p 0,705 (p>0,05) hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rerata pengetahuan responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan.

(57)

Tabel 4.7. Perbedaan Nilai Rerata Hasil Postest Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan

Nilai rerata pengetahuan pada kelompok kontrol 9,60 dan kelompok perlakuan 23,80. Dari hasil uji independent sample t-test diketahui bahwa t hitung -18,132 dengan nilai p 0,000 (p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara nyata rerata pengetahuan responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Nilai rerata sikap pada kelompok kontrol 46,44 dan kelompok perlakuan 73,00. Dari hasil uji independent sample t-test diketahui bahwa t hitung -9,744 dengan nilai p 0,000 (p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara nyata rerata sikap responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan baru ada perbedaan rerata setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sedangkan sikap sudah ada perbedaan rerata sebelum diberikan pendidikan kesehatan, tetapi beda rerata lebih besar setelah diberikan pendidikan kesehatan.

(58)

4.6. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Perlakuan

4.6.1. Pengetahuan

Tabel 4.8. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan Responden Pada Kelompok Perlakuan

Kelompok

Nilai beda rerata pengetahuan pretest dan postest pada kelompok kontrol 0,00 dan kelompok perlakuan 14,60. Hasil analisis menggunakan uji independent sample t-test diperoleh nilai t hitung -22,179, dengan nilai p 0,000 (p<0,05). Dapat

disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada kelompok perlakuan, berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan responden dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

4.6.2. Sikap

Tabel 4.9. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Sikap Responden Pada Kelompok Perlakuan

Kelompok

(59)
(60)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah, Praktek dan Tanya Jawab

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu hal yang didapat secara formal maupun informal. Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu melalui panca indera, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman serta rasa dan raba. Pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003).

Dalam ilmu perilaku kesehatan dikenal adanya pendidikan kesehatan dengan berbagai metode dalam proses pembelajarannya. Metode dapat dipergunakan dalam pendidikan kesehatan yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan kesehatan tersebut diantaranya ceramah, praktek dan tanya jawab. Sedangkan arti pendidikan kesehatan itu sendiri adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

(61)

deteksi dini kanker payudara menyebabkan penemuan dan penanganan kanker belum bisa terkelola dengan baik.

Dari hasil penelitian, sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI, pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan masih rendah. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden pada kelompok kontrol paling banyak kategori sedang sebanyak 56,0% (pretest), sedangkan paling sedikit kategori kurang baik sebanyak 44% (pretest). Pada kelompok perlakuan paling banyak kategori kurang baik sebanyak 56% (pretest), sedangkan paling sedikit kategori sedang sebanyak 44% (pretest).

Masih rendahnya pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan teryata berhubungan dengan tidak adanya kebiasaan responden mencari informasi tentang SADARI. Hanya ada beberapa orang responden yang mempunyai kebiasan mencari informasi kesehatan, tetapi tentang diet, demam berdarah. Adapun sumber informasi yang paling sering digunakan adalah melalui internet.

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan pengetahuan pada kelompok tersebut. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan pengetahuan dari kategori sedang dan kurang baik masing-masing 44,0% dan 56,0% (pretest) menjadi kategori baik sebanyak 100,0% (postest).

(62)

pengetahuan pada kelompok perlakuan, berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan responden dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

Pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, praktek dan tanya jawab ternyata mampu meningkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Hal ini sesuai dengan penelitian Byba Melda S (2008) menunjukkan bahwa upaya peningkatan pengetahuan wanita dewasa tentang SADARI di Kota Kediri dapat dilakukan melalui upaya pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi.

Penelitian Erniyati dan Suci Seniartika (2006) juga mengatakan bahwa informasi dan edukasi tentang SADARI memberi arah pada terbentuknya perilaku individu. Hal ini sependapat dengan Green L.W (1980) bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku yang dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor masukan adalah metode yang diberikan pada waktu penyuluhan seperti ceramah, praktek, tanya jawab dan sebagainya.

(63)

5.2. Sikap Remaja Putri tentang SADARI Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah, Praktek dan Tanya Jawab

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang, terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Allport 1954 bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu : 1. Keyakinan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, 2. Kepercayaan, ide, konsep terhadap suatu konsep, 3. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosional memegang peranan yang sangat penting.

(64)

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI pada kelompok perlakuan terjadi perubahan sikap pada kelompok tersebut. Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sikap responden pada kelompok perlakuan terjadi perubahan sikap dari kategori sedang dan kurang baik masing-masing 92,0% dan 8,0% (pretest) menjadi kategori baik dan sedang masing-masing 88,0% dan 12,0% (postest).

Hasil analisis menggunakan uji independent sample t-test diperoleh nilai t hitung -7,994, dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI efektif untuk mempengaruhi perubahan sikap pada kelompok perlakuan, berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap sikap responden dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

Pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari sikap responden setelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti dari sikap sebelum diberikan penyuluhan.

Penelitian Very Retnowati (2007) mengatakan bahwa adanya perubahan sikap responden yang lebih baik dari pretest ke postest, dimana dalam hal ini dipengaruhi oleh pemberian pendidikan kesehatan melalui studi intervensi pelatihan SADARI terhadap perubahan sikap responden tersebut.

(65)

anak mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan- kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).

(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Tidak ada perbedaan pengetahuan responden antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI. Pada sikap, ada perbedaan sikap responden antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI.

2. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap responden antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI.

3. Pendidikan kesehatan berpengaruh meningkatkan pengetahuan responden tentang SADARI pada kelompok perlakuan.

4. Pendidikan kesehatan berpengaruh meningkatkan sikap responden tentang SADARI pada kelompok perlakuan.

6.2. Saran

1. Disarankan bagi pihak sekolah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai SADARI.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati, 2009. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). PT Refika Aditama, Bandung.

Azwar, Abdi, 2005. Beberapa Sikap Yang Terdapat Pada Individu. (Online),

Dalimartha, Setiawan, 2004. Kanker Payudara. Dalam: Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar Swadaya, Jakarta.

Depkes RI, 2008. Deteksi Kanker Rahim dan Kanker Payudara. Departemen Kesehatan.(Online),

Diananda, Rama, 2009. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Katahati, Jogjakarta.

Erniyati, Seniartika S, 2006. Perilaku Sadari Wanita Pedesaan dan Wanita Perkotaan. Abstrak, PSIK FK USU.

Hawari, Dadang, 2004. Kanker Payudara. Dalam: Kanker Payudara Dimensi Psikorelogi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Hurlock (1999). Psikologi Perkembangan, edisi ke 5. PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Indonesian Breast Selft Examination, 2003. Pemeriksaan Payudara. Created Partnership with the American Cancer Society. (Online), diakses 4 Januari 2010)

Jaknews, 2005. Kanker Payudara Ancam Remaja Perokok. (Online),

Kollinko, 2007. Remaja Putri Tak Sadari Pola Hidup Berhubungan Dengan Kanker.(Online),(http://smanempat.awardspace.info/?pilih=news&aksi=lihat &id=12

Laporan Menteri Kesehatan RI pada Peringatan Kanker Sedunia. April 2008. , diakses 20 Desember 2009).

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Kontrol
Tabel 4.2. Distribusi Hasil Pretest dan Postest Pengetahuan  Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Pengetahuan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Postest Tingkat Pengetahuan  Responden Tentang SADARI Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah , segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat, rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Upaya Deteksi Dini

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWt yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang

Syukur Al-hamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi