PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY
TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA
SMK NEGERI 1 BERINGIN
KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh
DWI KARTIKA SARI
NIM. 8106122052
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Pengaruh Bimbingan Karir dan Self Efficacy Terhadap Perencanaan Karir Siswa SMK
Negeri 1 Beringin Kabupaten Deli Serdang “. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan. Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan menjadi amal ibadah dan
mendapatkan rahmat dari Allah SWT, Amiin.
Rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing I yaitu
Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan dosen Pembimbing II yaitu Bapak Prof. Dr. Efendi
Napitupulu, M.Pd yang penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
pada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof.Dr. H.
Muhammad Badiran, M.Pd, Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd dan Dr. Mursid, M.Pd yang telah
banyak memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis tidak
lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan
Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.
2. Para Dosen di Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan
yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kematangan
berpikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Kepala Sekolah dan guru-guru SMK Negeri 1 Beringin Kabupaten Deli Serdang yang
4. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Medan Angkatan XIX.
Selanjutnya terima kasih yang teristimewa dan doa yang selalu penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT untuk Ayahanda dan Bunda H. Muhammad Syahrizal dan Hj. Saadah
Lubis, S.Pd. MAP serta Suami tercinta Andy Irwansyah, SH, yang telah telah memberikan
dukungan dan motivasi serta selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan Pendidikan
Magister. Kakak dan Adikku Putri Rini Sari, ST dan Nugraha Ari Syahputra, ST atas
dukungannya.
Atas bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima selama ini, penulis berdoa
kepada Allah SWT semoga kita semua mendapatkan karunia dan Ridho-Nya. Akhir kata,
penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.
Medan, Maret 2016 Penulis,
i
ABSTRAK
Sari Kartika Dwi. (2016). Pengaruh Bimbingan Karir dan Self Efficacy
Terhadap Perencanaan Karir Siswa SMK Negeri 1 Beringin. Tesis,
Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir
model effective problem solving, (2) perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah, (3)
interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap perencanaan
karir siswa SMK Negeri 1 Beringin
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 1 Beringin kelas XII Semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 terhadap perencanaan karir. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan
self efficacy siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran
masing-masing terdiri dari 29 untuk eksperimen dan 36 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Sccheffe.
Hasil penelitian menunjukkan (1) perencanaan karir antara siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model decision making dan model effective problem solving taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 6,95 dan Ftabel =
4,00, jadi Fhitung> Ftabel = 6,95 > 4,00. Hipotesis telah teruji kebenarannya Ha
diterima dan Ho ditolak, (2) hasil perhitungan tentang perbedaan perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi dan rendah pada taraf signifikansi α
= 0,05 dengan Fh sebesar 41,03 dan Ftabel = 4,00 jadi Fhitung> Ftabel = 41,03 > 4,00,
maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) besarnya rata-rata perencanaan karir siswa untuk setiap kelompok pembelajaran ̅A1B1 =
91,67 dan ̅A1B2 = 77,79 sedangkan ̅A2B1 = 83,42 dan ̅A2B2 = 79,29. Hasil
perhitungan Anava factorial 2x2 diperoleh hasil perhitungan Fh = 13,88 dan harga
tabel Ft = 4,00adalah Ft(0,05)(1,61) = 4,00, sehingga dapat dinyatakan Fh (13,88) >
Ft(4,00), maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak.
Dengan demikian semakin baik model bimbingan karir yang digunakan dalam merencanakan karir siswa, maka semakin tinggi kemampuan siswa dalam merencanakan karir siswa, atau semakin tinggi self efficacy siswa dengan model
bimbingan karir, maka semakin tinggi pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy akan memberikan
ii
ABSTRACT
Sari Kartika Dwi. (2016). The Influence of Career Guidance And Career
Planning Self Efficacy Against Students of SMK Negeri 1 Beringin.
Thesis, of Educational Technology, Post Graduate State University Medan
The aims of this research is to find of: (1) the differences of career planning between students who were subjected career guidance model of decision making by the students treated with career guidance model of effective problem solving, (2) the differences of career planning students who have self-efficacy high with students who have low self-efficacy, and (3) differences in students' career planning in terms of models of career guidance and self efficacy. This research was conducted at SMK Negeri 1 Beringin. Semester XII classes even in academik 2015/2016 on career planning.
The sampling technique used by cluster random sampling based on the self-efficacy of students, so that the study sample in each study group consisted of 29 to experiment and 36 for the control group. The method used is quasi-experimental with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two paths with significance level α = 0.05 by F test, a further test using the Test Sccheffe.
The results showed (1) between student career planning career guidance treated decision making models and models of effective problem solving significance level α = 0.05 by 6.95 Fh and F table = 4.00, so Fh> Ft = 6 95> 4.00.
Hypothesis telah teruji truth Ha accepted and Ho rejected, (2) the results of the calculation of the difference career planning students who have high self-efficacy and low at significance level α = 0.05 at 41.03 Fh and F table = 4.00 so Fhitung> Ftabel
then the hypothesis has been verified Ha accepted and Ho rejected.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ………. ix
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Batasan Masalah... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 12
1. Hakikat Perencanaan Karir... ... 12
2. Hakikat Bimbingan Karir... ... 27
2.1. Model Bimbingan Karir Decision Making (DM)... 31
2.2. Model Bimbingan Karir Effective Problem Solving (EPS) . 35 3. Hakikat Self Efficacy ... 39
3.1. Pengertian Self Efficacy... 39
3.2. Dimensi Self Efficacy ... 40
vi
B. Penelitian yang Relevan ... 46
C. Kerangka Berpikir ... 47
D. Pengajuan Hipotesis ... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58
C. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan... ... 60
D. Pengontrolan Perlakuan... 64
E. Defenisi Operasional... ... 66
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen... ... 68
G. Teknik Analisa Data ... ... ... 72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data... ... 74
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84
C. Pengujian Hipotesis... 88
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 94
E. Keterbatasan Penelitian... ... 107
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109
B. Implikasi... 109
C. Saran... 112
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 : Karakteristik Perkembangan Karir Remaja... 27
Tabel 2.2 : Perbandingan Seseorang yang Memiliki Self Efficacy
Tinggi dan Rendah ... 52 Tabel 3.1 : Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 ... 59
Tabel 3.2 : Pelaksanaan Perlakuan Bimbingan Karir Decision Making ... 61
Tabel 3.3 : Pelaksanaan Perlakuan Bimbingan Karir Effective Problem Solving 63
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Tes Perencanaan Karir ... 69 Tabel 3.5 : Kisi-kisi Self Efficacy... 70
Tabel 4.1 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
Karir Model Decision Making……… 74
Tabel 4.2. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan Karir
Model Effective Problem Solving……….……… 76
Tabel 4.3 : Perencanaan Karir Siswa dengan Self efficacy Tinggi….……... 77
Tabel 4.4. : Perencanaan Karir Siswa dengan Self efficacy Rendah…………... 78
Tabel 4.5. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
Karir Model DM dengan Self efficacy Tinggi………... 79
Tabel 4.6. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
Karir Model DM dengan Self efficacy Rendah………... 80
Tabel 4.7 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
Karir Model EPS dengan Self efficacy Tinggi………....… 82
Tabel 4.8 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
Karir Model EPS dengan Self efficacy Rendah……… 83
Tabel 4.9 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan
viii
Tabel 4.10 : Perencanaan Karir Siswa yang Memiliki Self efficacy Tinggi dan
Rendah……… ... 85 Tabel 4.11 : Uji Normalitas Perencanaan Karir Siswa dengan Model
Bimbingan berdasarkan Self Efficacy ……… ... 85
Tabel 4.12. : Uji Homegenitas untuk A1 dan A2 ………..………… 86
Tabel 4.13. : Uji Homegenitas untuk B1 dan BA2 ………..………… 87
Tabel 4.14 : Uji Homogenitas Perencanaan Karir Siswa dengan Model
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Model Decision Making………...……..… 75 Gambar 4.2. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Effective Problem Solving ……... 76 Gambar 4.3. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Memiliki Self
Efficacy Tinggi… ………... 77 Gambar 4.4. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Memiliki Self
Efficacy Rendah...……….. 78
Gambar 4.5. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Model Decision Making dengan Self
Efficacy Tinggi ………... 80
Gambar 4.6. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Model Decision Making dengan Self
Efficacy Rendah………... 81
Gambar 4.7. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Effective Problem Solving dengan Self
Efficacy Tinggi…...………….. 82 Gambar 4.8. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan
Bimbingan Karir Effective Problem Solving dengan Self
Efficacy Rendah...………. 84 Gambar 4.9. : Interaksi antara Model Bimbingan Karir dan Self Efficacy
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ... 117
Lampiran 2 : RPL Bimbingan dan Konseling Decision Making ... 119
Lampiran 3 : RPL Bimbingan dan Konseling Effective Problem Solving ... 133
Lampiran 4 : Angket perencanaan karir ... 146
Lampiran 5 : Tabel tes Self Efficacy ... 149
Lampiran 6 : Perhitungan Hasil Uji Instrumen Penelitian, Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 158
Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Induk Penelitian ... 166
Lampiran 8 : Dokumentasi ... 195
Lampiran 9 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 203
Lampiran 10 : Seminar Proposal ... 204
Lampiran 11 : Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 205
Lampiran 12 : Surat penelitian dari Pasca Sarjana ... 207
Lampiran 13 : Surat izin melakukan Penelitian ke Tempat yang Di tuju Yang Di tuju ... 208
Lampiran 14 : Surat keterangan telah melaksanakan Penelitian ... 209
Lampiran 15 : Undangan Ujian Tesis ... 210
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu
meningkatkan kemampuan dan kecakapan hidup, menghargai informasi serta
mampu berkompetensi secara positif. Perubahan dan perkembangan informasi di
bidang teknologi, industri, sosial, ekonomi dan budaya terjadi dengan sangat
cepat. Kemajuan tersebut akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif,
sehingga dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan gaya hidup manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tolbert (dalam Supriatna, 2009)
mengemukakan bahwa untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan
manusia-manusia yang unggul secara individualistik dan partisipatoris, yaitu pribadi yang
mampu menggali perkembangan potensinya untuk menemukan jalan strategi
terbaik, sehingga mampu bertahan untuk melawan arus perubahan dan persaingan
yang semakin kuat. Dibutuhkan keunggulan sumber daya manusia yang memiliki
kepercayaan diri yang kuat, mampu memilih dan mengambil keputusan yang
bertanggung jawab serta menghargai kemampuan orang lain sebagai rekan dalam
hidup bermasyarakat. Untuk menciptakan suatu generasi yang tangguh dengan
kekuatan sumber daya manusia seperti tersebut di atas, pembangunan di bidang
pendidikan merupakan salah satu upaya dasar untuk mencerdaskan kehidupan
2
Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut di atas, dibutuhkan pendidikan
kejuruan yang bermutu dan mampu mencetak tenaga produktif menengah yang
terampil dan kreatif dalam mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKN). Dalam upaya
menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, pemerintah khususnya
Departemen Pendidikan Nasional, berupaya agar setiap individu memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dengan utuh. Hal ini
diwujudkan melalui tiga pilar utama pemerintah di bidang pendidikan, yaitu: (1)
pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan
daya saing, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik.
Tiga pilar ini diyakini mampu secara berkesinambungan meningkatkan kualitas
sistem pendidikan nasional. Selanjutnya, ketiga pilar utama pemerintah tersebut
menjadi referensi pengembangan pendidikan kejuruan yang merupakan
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
tertentu dalam bentuk satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidang tertentu. Pendidikan
Menengah Kejuruan (Dikmenjur) juga menggambarkan profil lulusan SMK ideal
yang merupakan refleksi dari visi, misi dan tujuan SMK. Siswa lulusan SMK
merupakan siswa yang memiliki kualifikasi sebagai berikut: (1) siap kerja,
tamatan SMK telah dibekali keterampilan dan kemampuan untuk bekerja di
bidangnya sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk siap
3
Mereka juga dibekali kemampuan untuk berwirausaha sehingga dapat membuka
usaha sendiri jika tidak mendapatkan pekerjaan di suatu perusahaan industri; (2)
cerdas, kecerdasan yang dimiliki siswa SMK tidak hanya terbatas pada
kecerdasan intelektual saja tapi juga harus cerdas secara spiritual, cerdas secara
emosional dan sosial serta cerdas secara kinestik; (3) kompetitif, jiwa kompetitif
yang dimiliki oleh lulusan SMK adalah jiwa yang memiliki keinginan untuk
menjadi agen perubahan dan pantang menyerah. Hal ini seyogyanya sudah
ditanamkan sejak tahun pertama di SMK. Kemandirian serta kepribadian siswa
SMK yang unggul memicu kesiapan mental mereka untuk siap bekerja atau
membuka lapangan usaha sendiri.
Namun terkadang siswa SMK dihadapkan pada permasalahan yang dapat
menghambat pemilihan keputusan karirnya secara tepat dan sesuai dengan yang
diharapkan. Menurut Supriatna (2009: 22-23) masalah karir yang dirasakan oleh
siswa itu, antara lain: (1) siswa kurang memahami cara memilih program studi
yang cocok dengan kemampuan dan minat, (2) siswa tidak memiliki informasi
tentang dunia kerja yang cukup, (3) siswa masih bingung untuk memilih
pekerjaan, (4) siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat, (5) siswa merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan
setelah tamat sekolah, (6) siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau
lanjutan pendidikan tertentu, bila setelah tamat tidak masuk dunia kerja, (7) siswa
belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk
4
Berdasarkan pengetahuan yang didapat ketika melakukan observasi mata
pelajaran Bimbingan Karir di SMK, diketahui banyak siswa SMK terutama siswa
kelas XI mengeluhkan jurusan yang dipilihnya karena siswa merasa tidak cocok
dengan jurusan yang dipilihnya, hal ini disebabkan karena pada saat memilih
jurusan masih ditentukan oleh orang tua siswa. Selain masih bingung terhadap
pemilihan karir setelah lulus SMK, berdasarkan hasil wawancara awal dengan
siswa SMK Negeri 1 Beringin ditemukan fakta bahwa sebagian besar dari mereka
(90%) belum memiliki kematangan pola pikir dalam merencanakan masa
depannya sendiri. Jika dibandingkan dengan para siswa SMU, kematangan
perencanaan masa depan pada siswa SMK masih kurang memadai. Keprihatinan
akan kondisi tersebut yang mendasari untuk melakukan penelitian.
Fenomena tentang minimnya kualitas lulusan SMK juga ditemukan pada
dunia kerja. Ketika para siswa melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) di
perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, berdasarkan laporan dari pihak
Departemen SDM (Sumber Daya Manusia) didapat fakta di lapangan bahwa
kompetensi etos kerja dan semangat profesionalitas yang dimiliki siswa SMK
tersebut masih sangat minim dan tidak memenuhi standar kompetensi kerja
nasional (SKKN). Akan sangat kontras dengan tuntutan kompetensi dari siswa
SMK untuk mampu memiliki keterampilan dan kecakapan hidup yang memadai
setelah mereka lulus.
Priest seperti dikutip oleh Ratu (2012: 1) menyatakan bahwa sebagian
besar siswa tidak memiliki ide dalam membuat keputusan karir yang baik. Mereka
juga perlu mengembangkan kemampuan dalam perencanaan karir. Perencanaan
5
guru bimbingan dan konseling sangat penting untuk menyiapkan informasi karir
demi membantu perencanaan karir siswa. Perencanaan Karir (career planning)
terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan karir. Perencanaan didefinisikan
sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
pada masa yang akan datang, sedangkan karir adalah semua pekerjaan yang
dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan,
keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang. Jadi perencanaan karir (career
planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan
mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Melalui
perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan
dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative,
menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan
praktis. perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan
karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang
berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan karir merupakan proses untuk: (1) menyadari diri sendiri
terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, dan konsekuensi-konsekuensi; (2) mengidentifikasi tujuan-tujuan yang
berkaitan dengan karir; (3) penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang
berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna
menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih
tujuan karir. Melalui perencanaan karir, setiap idividu mengevaluasi kemampuan
6
tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus
utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan
kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.
Tahap Perkembangan Karier menurut Super dalam Dibyo (2013) sebagai
berikut (a) Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun, adanya pertumbuhan
fisik dan psikologis. Pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan
mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep
dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang
pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan
pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final, (b) Tahap Eksplorasi
(Exploratory): 15 – 24 tahun, dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan
merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa
fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan
sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya, (c) tahap Pembentukan
(Establishment): 25 – 44 tahun, berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat
mulai bekerja. Pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin
membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa
eksplorasi benar atau tidak. (d) tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun,
individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan
yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat.
Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu, (e)
tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun tahap menjelang berhenti bekerja
7
bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang
minimal sekalipun
Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir, seperti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan
kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah
karir yang dihadapi (Nurnida, 2012: 2).
Conny Semiawan seperti di kutip oleh Mamat Supriatna (2006)
memberikan definisi bimbingan karir lebih luas yaitu “…Bimbingan Karir (BK)
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat
sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang dalam
mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan
maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu dirinya
memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang
terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau
bimbingan tugas”.
Upaya mengatasi ketidakpastian mengenai kemampuannya individu harus
memiliki keyakinan. Oleh karena itu, agar dapat membuat pilihan bidang karir
individu harus memiliki self efficacy dalam dirinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perencanaan karir seseorang adalah self efficacy. Santrock (dalam Yunia,
8
dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Remaja
dengan self efficacy yang tinggi akan mengatakan bahwa dirinya mampu mempelajari
materi yang diberikan di kelas dan memiliki kepercayaan bahwa ia dapat bekerja dengan
baik dalam kegiatan di kelas. Hal ini sejalan dengan konsep yang dijelaskan oleh
Schunk (dalam Santrock, 2007) bahwa siswa dengan self efficacy yang rendah akan
menghindari tugas-tugas yang diberikan dalam proses belajar. Sedangkan siswa dengan
self efficacy yang tinggi akan bersemangat dalam mengerjakan setiap tugas yang
diberikan dalam proses belajar. Siswa dengan self efficacy yang tinggi akan berusaha
lebih keras dan bertahan lebih lama dalam proses belajar dibandingkan dengan siswa
dengan self efficacy yang rendah. Selain itu, siswa dengan self efficacy yang tinggi akan
lebih memiliki rasa percaya diri dalam menjelajahi tantangan karir. Selain kompetensi
etos kerja dan semangat profesionalitas, siswa SMK dituntut untuk memiliki
kematangan pribadi yang mantap karena orientasi lulusan SMK diarahkan untuk
langsung terjun ke dunia usaha, industri, bisnis dan profesi, dimana mereka harus
dapat menunjukan sosok pribadi yang terampil dan professional, tidak hanya
dalam bekerja tetapi juga dalam hubungan sosial antara personal dan
intrapersonal. Berdasarkan fenomena tersebut di atas, pembimbing diharapkan
dapat memberikan bantuan layanan bimbingan dan konseling bagi siswanya
dalam upaya peningkatan kualitas SMK secara pribadi, sosial, akademik dan
karir.
Dari fenomena yang telah dipaparkan mengenai permasalahan self efficacy dan
kaitannya dengan karir pada siswa SMK, maka diperlukan upaya serius dari pihak
sekolah yang tentunya sangat berkewajiban memberikan layanan dan menciptakan
9
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang permasalahan
ini, maka perlu mengkaji bagaimana pengaruh bimbingan karir dan self efficacy
terhadap perencanaan karir Siswa SMK Negeri 1 Beringin.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,
maka dapat diidentifikasi sebagai berikut, 1) faktor apa sajakah yang
mempengaruhi perencanaan karir siswa? 2) apakah bimbingan karir
mempengaruhi siswa dalam menentukan karir serta memilih pekerjaan? 3)
bagaimana peranan bimbingan karir dalam profil kematangan siswa? 4)
bagaimana hubungan self efficacy dengan perencanaan karir siswa? 5) apakah
bimbingan karir mempengaruhi self efficacy siswa? 6) apakah penerapan bimbingan
karir dan self efficacy mempengaruhi keberhasilan siswa?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan progam
bimbingan konseling yang membahas tentang bimbingan karir, self efficacy dan
perencanaan karir. Model bimbingan karir dibatasi pada model bimbingan
Effective Problem Solving (EPS) dan model bimbingan karir decision making. Self
Efficacy siswa dibedakan menjadi tinggi dan rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dirumuskan
10
1. Apakah perencanaan karir siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model
Decision Making lebih tinggi daripada perencanaan karir siswa yang diberi
perlakuan bimbingan karir model Effective Problem Solving?
2. Apakah perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi
daripada perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy rendah?
3. Apakah ada interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy dalam
mempengaruhi perencanaan karir siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan
bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa
yang diberi perlakuan bimbingan karir model effective problem solving.
2. Perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah.
3. Terdapat interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap
perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin
4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat bermanfaat
secara teoretis dan praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat
11
1. Menambah dan mengembangkan pengetahuan bimbingan dan konseling
terutama yang berkaitan dengan layanan bimbingan karir terutama tentang
perencanaan karir untuk peningkatan sumber daya manusia di lingkungan
pendidikan dan kejuruan.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling
khususnya dalam bidang bimbingan karir dan self efficacy dalam kaitannya
dengan teknologi pendidikan.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Sebagai pedoman bagi konselor sekolah dalam upaya peningkatan kualitas
SMK secara pribadi, sosial, akademik dan karir.
2. Memberikan masukan bagi konselor mengenai manfaat self efficacy dalam
kaitannya dengan tugas perkembangan.
3. Memotivasi siswa untuk meningkatkan self efficacy dalam menghadapi
109
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan
bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa yang
diberi perlakuan bimbingan karir model effective problem solving.
2. Perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah.
3. Terdapat interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap
perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa
implikasi dari hasil penelitian ini yaitu Bimbingan karir model decision making
lebih efektif diterapkan dalam perencanaan karir siswa SMK negeri 1 Beringin
dibandingkan siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model effective
problem solving. Pada model bimbingan model decision making, siswa lebih
banyak bekerja dalam kelompok dibanding pribadi. Permasalahan didiskusikan
bersama. Banyak terjadi interaksi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan konselor. Siswa juga banyak berdiskusi dengan konselor dan
110
tentang karir dan menentukan keputusan karir. Siswa menjadi lebih terbuka,
karena suasana kelas yang terbangun adalah sama-sama belajar dan berusaha
menentukan keputusan karir bersama. Siswa mendapat porsi secara individu
sekaligus sangat terbantu dengan informasi yang dibagi oleh teman dan
bimbingan konselor.
Peran bimbingan karir sebagai pengintegrasi berbagai kemampuan dan
kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai pada kematangan
karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir sebagai berikut: a)
peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat, nilai,
kemampuan, dan cirri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat
mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya, b) peserta
didik memperoleh pemahaman terntang berbagai hal terkait dengan dunia
(karir-studi) yang akan dimasukinya seperti tingkat keuasan karir yang ditawarkan,
deskripsi tugas dalam berbagai bidang pekerjaan, pengeruh perkembangan
teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat diberikan dalam
bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan kemampuan kerja dalam
bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan, c).Peserta didik mampu
mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag tersedia yang relevan dengan
berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik memperoleh dan
dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh
peran-peran kerja tertentu, d) peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi
dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan
perencanaan karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang realistik
111
dampak positif dari proses pemilihan karir, e) mampu menyesuaikan diri dalam
mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal dalam karir (studi dan
kerja) Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam
perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang
membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan
bagi dirinya dan lingkungannya.
Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki sikap
dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu membuat perencanaan karir
yang terarah. Perencanaan karir yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa
atau dengan bantuan guru pembimbing melalui konsleing individual. Sikap
positif siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif
sebagai contoh guru pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok,
konsleing kelompok, kunjungan ke Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep
pemikiran dan sikap yang positif memiliki keterampilan dalam membuat
perencanaan karir dan keputusan karir yang tepat untuk dirinya
Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan
model bimbingan karir dengan model decision making dan mempublikasikannya
ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model bimbingan karir
yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dalam
mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya
pengenalan model bimbingan karir dengan model decision making dapat
dikembangkan melalui MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) atau
112
dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan
dengan karakteristik siswa.
C. Saran
Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,
maka disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Para guru Bahasa Bimbingan konseling disarankan untuk menggunakan
bimbingan karir dengan model decision making
2. Guru SMK perlu memperhatikan self efficacy siswa yang merupakan aspek
kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap perencaan karir siswa
3. Penerapan bimbingan karir dengan model decision making yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan sangat mempengaruhi perencanaan karir
siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan model bimbingan
karir yang berkaitan dengan Bimbingan konseling.
4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain
seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah
populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat
113
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing. New York: Longman
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Jakarta. Pustaka Belajar
Ary, D. Jacobs & L.C Razavieh. A. (1982) Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. (Penerjemah Fuchan, A.) Surabaya : Usaha Nasional
Asri, Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
Bimo Walgito. 2004.Bimbingan dan Konseling di Sekolah .Jogjakarta: Andi
Offset.
Boree George. 2006. Personality Theories. Jogyakarta. Prismasophie
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung. Jakarta
Depdikbud. 2007. Pedomonan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pengajaran. Jakarta. Depdikbud
Dimiyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gagne. 1977. The Conditioning Of Learning. New York. Holt Rinehart and
114
Hurlock, Elizabeth &B Lindzey, G. 1998. Theories Of Personality. John Wily
&Sons: The United States Of Amerika
Hall, Calvin S and Lindzey Garden. 1993. Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta.
Kanisius
Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York:
Jhon Willey&Son.
Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
Hariwijaya,M. 2005. Tes Kepribadian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang hayat. alih bahasa oleh Dra. Istiwidayanti.Erlangga.
Iskandar, Ridwan. 2009. A Lesson Based on the Component Display Theory.
Pengembangan Karier (Online)
Kartono, kartini. 2005. Teori Kepribadian. Jakarta. Mandar Maju
Koeswara. E. 1991. Teori-teori kepribadian. Bandung: Eresco.
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Moekijat. 1986. Perencanaan Dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung :
Remadja Karya
Nurihsan, Juntika Achmad. 2005. Strategi Layaynan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Refika Aditama.
Nursalim, Moch dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Surabaya
University Press
Patty, F. dkk.1998., Pengantar Psikologi Umum. Surabaya:Usaha Nasional.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Pervin, L. A.&O.P. John. 2000. Personality: Theory and Research. 8th ed. New
115
Prayitno, 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling
Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Prayitno, 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University
Press
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory of Models. An Overview of
Their Current Status. London: Prentice Hall
Romizwoski, A.J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Quantum Teaching
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana
Sanjaya. Ade. (2011). “Bimbingan Karier” (Online).
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/bimbingan-karier.html (diakses
pada tanggal 18 Februari 2012)
Santrock.J.W. 2011. Educational Psychology. Connect Learn Succeed. University of Texas at Dallas
Schultz, schultz. 2005. Theories of personality. Wadsworth
Sofwan. 2015. “Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir
Siswa”. Jurnal Fokus Konseling Vol. 1 No 1 Januari 2015 Hal 45 – 46.
Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta : FE UI
Sudjana. 2002. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
Suherman, Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan.
Bandung: Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Pers
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta. PAU. Dirjen Dikti
Depdikbud
116
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi, Dewa K. (1987). Bimbingan karier di sekolah-sekolah. Jakarta: Balai
Aksara-yudhistira-saadiyah.
Sukardi, Dewa Ketut dan Sumiati, Desak Made. 1993. Panduan Perencanaan Karir. Surabaya : Usaha Nasional
___________________. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tarsidi, Didi, (2007), " Model-model Bimbingan Karir”
http://d-tarsidi.blogspot.co.id/2007/08/modelbimbingankarir.html diakses tanggal 15 Februari 2014
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling [Studi & Karier]. Yogyakarta : Andi
Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta. Gramedia.
Winkel dan Hastuti, Sri. 2010. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi
Zimbardo, Philip G. 1980. Essentials Of Psychology and Life. Stanford