PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
MUHIBBU ABIVIAN 0805513
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN
KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII
SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)
Oleh Muhibbu Abivian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Muhibbu Abivian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)
Oleh: Muhibbu Abivian
0805513
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Amin Budiamin, M.Pd NIP. 19580703 198503 1 001
Pembimbing II
Nandang Budiman, S.Pd., M.Si NIP. 19710219 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PERNYATAAN i
A. Latar Belakang Penelitan 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 9
E. Struktur Organisasi Skripsi 9
BAB II PERENCANAAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN
b. Perkembangan Karir Remaja 12
c. Tugas Perkembangan Karir Remaja 17
d. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Perkembangan Karir Remaja
20
2. Konsep Kemampuan Perencanaan Karir 22
a. Pengertian Perencanaan Karir 22
b. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Karir 24
c. Langkah-langkah Perencanaan Karir 25
3. Bimbingan Karir sebagai Bagian dari Program Bimbingan dan Konseling
26
a. Pengertian Bimbingan Karir 27
b. Tujuan Bimbingan Karir 30
c. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir 32
d. Kompetensi Karir Peserta Didik SMP 33
e. Pengembangan Program Bimbingan Karir 34
B. Penelitian Terdahulu 35
C. Kerangka Berpikir 37
D. Hipotesis Penelitian 39
BAB III METODE PENELITIAN 40
A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 40
1. Lokasi Penelitian 40
2. Populasi Penelitian 40
2. Metode Penelitian 42
C. Definisi Operasional Variabel 44
1. Perencanaan Karir Peserta Didik 44
2. Program Bimbingan Karir 45
D. Proses Pengembangan Instrumen 46
1. Penentuan Jenis Instrumen Penelitian 46
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian 47
3. Pengujian Kelayakan Instrumen Penelitian 47
a. Penimbangan Instrumen Penelitian 47
b. Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian 48
c. Uji Coba Instrumen Penelitian 49
d. Uji Validitas Instrumen Penelitian 49
e. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 51
E. Teknik Pengumpulan Data 52
F. Teknik Analisis Data 53
1. Verifikasi Data Penelitian 53
2. Penskoran Data Penelitian 53
3. Pengelompokkan Data Penelitian 54
4. Teknik Analisis Data Penelitian 56
G. Prosedur Penelitian 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64
A. Hasil Penelitian 64
1. Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013
64
2. Rumusan Progam Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik
69
3. Deskripsi Pelaksanaan Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik
74
4. Gambaran Efektivitas Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik
81
B. Pembahasan Hasil Penelitian 97
1. Profil Perencanaan Karir Peserta Didik 97
2. Rumusan Program Bimbingan Karir 106
3. Gambaran Keefektifan Program Bimbingan Karir 109
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 119
A. Kesimpulan 119
B. Rekomendasi 120
1. Pihak Sekolah dan guru Pembimbing 120
2. Peneliti Selanjutnya 120
DAFTAR PUSTAKA 122
Gambar 3.1 Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group
Desain
44
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Profil Kemampuan Prencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013
65
Grafik 4.2 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013 Berdasarkan Kelompok Belajar (Kelas)
66
Grafik 4.3 Tingkat Perencanaan Karir Peserta Didik Per-Aspek 67
Grafik 4.4 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Setiap Aspek
69
Grafik 4.5 Perbandingan Capaian Skor Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Karir Super 14
Tabel 2.2 Tugas-tugas Perkembangan Karir Remaja 18
Tabel 2.3 Standar Kompetensi Kemandirian Siswa SMP 33
Tabel 3.1 Populasi Penelitian 41
Tabel 3.2 Sampel Penelitian 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
47
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Skala Likert 49
Tabel 3.5 Perbandingan t hitung dengan t tabel item pernyataan instrumen penelitian
51
Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas 52
Tabel 3.7 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
55
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kategori Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
55
Tabel 3.9 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
55
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain 61
Tabel 4.1 Profil Umum Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013
64
Tabel 4.2 Hasil Penimbangan Pakar Terhadap Program Layanan Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik
70
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Tes Awal (Pretest) 82
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
85
Tabel 4.7 Statistika Deskriptif Data Tes Akhir (Postest) 85
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
86
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
87
Tabel 4.10 Hasil Uji Perebedaan Rata-rata Tes Akhir (Postest) 88
Tabel 4.11 Komposisi Interpretasi Indeks Gain 89
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Data Indeks Gain 90
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain 91
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Indeks Gain 92
Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain 93
Tabel 4.16 Hasil Uji t Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013
93
Tabel 4.17 Hasil Uji t Setiap Indikator pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Muhibbu Abivian, 2013
Program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik
Program of career guidance for increasing students career planning ability (study quasi eksperimen for 8th grade students in 15 Junior High School in Bandung)
Muhibbu Abivian (0805513)
abivian@gmail.com
Pembimbing: 1. Dr. Amin Budiamin, M.Pd. (abud_upi1958@yahoo.co.id ) 2. Nandang Budiman, S.Pd., M.Si
(nanubudiman@yahoo.com)
ABSTRAK: Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian nonequivalent pretest-postest control group
design. Instrumen yang digunakan berupa nontes berbentuk angket model Likert. Teknik analisis
data menggunakan statistik parametrik untuk mengukur uji beda dua rata-rata berpasangan. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kemampuan perencanaan karir peserta didik, 2) rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi, dan 3) gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.
Kata Kunci: Program Bimbingan Karir, Perencanaan Karir, Peserta Didik SMP
Abstract : The aims of this study is to earn an effective career guidance program in increasing
students career planning ability for 8th grade students in 15 Junior High School. The approach of this study used in quantitative with quasi experiment methods and nonequivalent pretest-postest control group design as a research design. The research instrument is non-test model which used Likert questionnaire. Parametric statistic was used as a technique of data analysis to measure paired sample t test. This study shows: 1) the general profile of students career planning; 2) the formula of suitable for career guidance program according to expert and practitioner; and 3) the effectiveness of career guidance program to increase students career planning.
Muhibbu Abivian, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini selain
menimbulkan kemudahan dalam berinteraksi, juga berdampak pula terhadap
perubahan perilaku seseorang dalam berkarir yakni cenderung ingin serba cepat
dan instan. Keinginan seseorang yang serba instan dalam memperoleh pekerjaan
atau karir merupakan sebuah fenomena yang mencuat saat ini dan menarik untuk
dikaji. Fenomena tersebut adalah ingin diterima di sekolah favorit, mempunyai
rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah, gadget terbaru, pakaian trendy
atau sepatu model terkini, dan materi yang berlimpah (Vivanews.com, 6 Februari
2012).
Fenomena ini mengindikasikan ketidaksiapan seseorang dalam memasuki
dunia pekerjaan di mana persaingan demikian ketat, maka tuntutan paling dasar
dari setiap orang adalah dengan menjadi kompetitif. Salah satu cara untuk menjadi
kompetitif adalah memiliki keterampilan dalam merumuskan perencanaan yang
matang. Seperti kata pepatah yang mengatakan “tanpa visi dan tujuan, maka mustahil bagi seseorang untuk mencapai garis finisnya”. Begitupun dengan remaja yang tidak mempunyai perencanaan karir yang matang, maka sulit rasanya
remaja akan dapat mengambil keputusan secara tepat dalam pilihan karirnya.
Zakiah Darajat dalam (Hutasuhut, 1991: 5) menyatakan bahwa:
“Tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas, mau jadi apa nanti, di mana ia akan bekerja nanti, profesi apa yang akan cocok baginya, dan sebagainya. Akan tetapi di lain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya, karena kenyataan hidup dalam masyarakat lingkungannya tidak memberikan kepastian kepadanya. Hal ini banyak hubungannya dengan macam sekolah dan sistem pendidikan yang dilaluinya.”
Pada pendapat di atas terlihat bahwa karir remaja tersebut tidak terencana,
sedangkan perencanaan karir yang matang sangat berpengaruh terhadap
perwujudan karir remaja baik sekarang maupun di masa depan. Selain itu, keluhan
masalah pekerjaan, pendidikan, dan keluarga. Pada diri remaja terdapat suatu
cita-cita kehidupan yakni mengenai pekerjaan yang dianggapnya baik dan pendidikan
yang dipandangnya memadai sebagai dasar memilih pekerjaan atau karir di
kemudian harinya. Pada kenyataannya, remaja belum sepenuhnya mencapai tugas
perkembangan karir. Menurut Okiishi (1987, Prihantoro, 2007;2) guru-guru,
teman sebaya, dan orang tua mempunyai pengaruh yang berarti bagi para remaja
dalam perkembangan harapan dan perkembangan karirnya. Selain itu,
Witherington, (Margaretha, 1992) mengemukakan bahwa banyak keinginan anak
merupakan gambaran dari keinginan orang tuanya, karena anak mudah untuk
menerima keyakinan orang tua tanpa kritik; baik yang berbentuk agama, filsafat
hidup, nilai-nilai, sikap, tujuan dan aspirasi.
Ada dua hal pokok yang mendasari pernyataan tersebut yaitu: 1) peran
orang tua sebagai tokoh identifikasi bagi anak (significant other), atau tokoh yang
paling dekat bagi anak, sehingga anak cenderung mengidentifikasikan dirinya
dengan orang tua; 2) adanya tekanan dari orang tua (the great expectations
syndrome), di mana orang tua sering mengharapkan agar anaknya mengikuti
keinginan mereka dalam memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan studi,
pekerjaan atau teman hidup, yang dalam upaya mewujudkan sindrom tersebut
orang tua sering tidak segan-segan memaksa anak mereka.
Pernyataan Witherington, (Margaretha, 1992) dan Okiishi (1987) sejalan
dengan hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin (2002) di Kabupaten Bandung
yaitu sebanyak 90% siswa menyatakan masih bingung dalam memilih karir di
masa depan dan 70% siswa menyatakan rencana masa depan tergantung pada
orang tua (Puspita: 2010). Temuan ini tidak mengherankan jika melihat data yang
dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat telah terjadi
peningkatan pengangguran terdidik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun
2004 mencapai 348.107 orang meningkat menjadi 612.714 orang pada tahun 2011
(Pikiran Rakyat, Kamis, 1 November 2012: 29). Data yang dikemukakan oleh
BPS senada dengan data statistik yang dipaparkan oleh Firdaus (2012) yang
menyatakan bahwa 41,2% dari total jumlah pengangguran di Indonesia adalah
mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan? Apakah selama di bangku
sekolah mereka tidak belajar?
Salah satu hal yang menjadi penyebab munculnya fenomena ketidaksiapan
yang dialami para remaja di atas mengindikasikan ketidakmatangan mereka dalam
merencanakan karir. Padahal menurut Super (Sharf, 1992) remaja berada pada
masa pemilihan karir secara tepat sesuai dengan preferensi yang telah disiapkan
pada tahap sebelumnya. Hal ini berarti bahwa dalam tahapan ini hendaknya telah
dicapai suatu keputusan awal untuk menghadapi perjalanan hidup yang lebih
realistis.
Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya memiliki
rentang usia antara 12-15 tahun, atau secara psikologis berada pada tahap
perkembangan remaja awal. Havigurst (Yusuf, 2009: 74-83) menyebutkan
tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yakni (1) mencapai hubungan yang lebih
matang dengan teman sebaya; (2) mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita;
(3) menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif; (4) mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya; (5) mencapai
jaminan kemandirian ekonomi, dan; (6) memilih dan mempersiapkan karir.
Pengetahuan tentang perencanaan karir pada remaja terutama peserta didik
SMP akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan pendidikan
dan pekerjaan peserta didik ke depannya. Pada beberapa penelitian diketahui
bahwa pilihan yang dibuat peserta didik SMP, terutama pada saat memilih jenjang
pendidikan mempunyai hubungan yang sangat kuat dan memberikan dampak
jangka panjang dalam perkembangan pendidikan karir di kemudian hari.
Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan pada beberapa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2011/ 2012,
diperoleh informasi tentang permasalahan peserta didik yang terkait dengan
perencanaan karirnya. Lebih mengejutkan lagi, permasalahan umum yang
dihadapi oleh peserta didik adalah kebingungan dalam merumuskan dan
menentukan pilihan karir untuk memilih SMA/ SMK. Peserta didik merasa
kurang informasi tentang jenjang pendidikan yang dapat mereka pilih. Peserta
kelak manakala mereka berada di kelas IX. Fakta ini diperkuat oleh pendapat
Setianingsih (Tn, Pikiran Rakyat, Senin, 21 Januari 2013: 21) yang
mengungkapkan bahwa secara umum kegiatan layanan bimbingan karir yang
terprogram lebih difokuskan pada saat-saat tertentu, yakni dilaksanakan di kelas
IX pada semester kedua bagi peserta didik yang hendak memilih SMK/ SMA
dengan memperkenalkan beberapa sekolah. Padahal salah satu prinsip bimbingan
karir adalah ditujukan bagi semua individu, baik yang tidak bermasalah maupun
yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa, dan bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
(siswa) yang sedang dalam proses berkembang (Supriatna, 2009:13-15).
Pernyataan tersebut semakin dipertegas oleh Bailey dan Nystrom (Popon S.
Arifin, 1985: 11-12) yang menyatakan bahwa dalam mempersiapkan dan
merencanakan karir perlu dilakukan sejak dini. Kebingungan dalam
mempersiapkan diri untuk masuk SMA atau SMK atau memilih pekerjaan ini
menimbulkan rasa cemas terkait dengan berbagai pilihan yang harus dipilih oleh
peserta didik. Jika dibiarkan, maka rasa cemas akibat kebingungan dalam
mempersiapkan diri ini dapat menyebabkan efek domino yang buruk bagi peserta
didik baik pada saat mempersiapkan dan memilih karir yang tepat di masa depan
maupun terkait dengan prestasi belajarnya. Menurut John Crites (1987) dan Sharf
(1992) ini semua merupakan pertanda perencanaan karir yang lemah.
Lebih jauh lagi, Rogers (Crites, 1981) menyatakan bahwa individu akan
mengalami masalah dalam karirnya apabila individu berada dalam salah satu
kondisi berikut: (1) luas pengetahuan mengenai dirinya tetapi sempit mengenai
dunia mengenai dunia kerja; (2) sempit pengetahuan mengenai dirinya tetapi luas
pengetahuan mengenai dunia kerja; (3) sempit pengetahuan mengenai diri dan
dunia kerja; dan (4) luas pengetahuan diri dan dunia kerja.
Lahope (1988) menuliskan bahwa W. Weslwy Tennyson, dkk (1974)
melaporkan hasil studi dari Vibian S. Sherman di Palo Alto California. Sherman
mengkaji secara empiris mengenai perencanaan karir. Ditemukan bahwa variabel
pemahaman diri dan motivasi memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap
Beberapa hasil penelitian di atas mempunyai kesamaan yaitu
menggambarkan masih banyak remaja yang mengalami kesulitan merencanakan
karir yang pada akhirnya bermuara pada pengambilan keputusan karir. Fenomena
ini tentunya bisa dihindari manakala remaja memiliki kemampuan perencanaan
karir yang matang. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan tanpa adanya tindakan
yang tepat, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan karir remaja ke
depannya. Mengingat layanan bimbingan karir pada dasarnya sangat dibutuhkan
oleh peserta didik dalam rangka persiapan diri memasuki dunia kerja atupun
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi, kesiapan dan ketersediaan
sekolah terkait dengan layanan bimbingan karir yang dibutuhkan peserta didik
sangat terbatas. Sementara peserta didik hanya mengandalkan informasi karir
yang disampaikan oleh sekolah. Peranan guru pembimbing dalam pelaksanaan
bimbingan karir di sekolah juga belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini
diduga selain disebabkan oleh faktor eksternal dari guru pembimbing seperti
keterbatasan dan ketersediaan fasilitas di sekolah, juga disebabkan oleh faktor
internal guru pembimbing yang belum sepenuhnya memahami layanan bimbingan
karir yang akan disampaikan. Faktor peserta didik pun tidak luput dari penyebab
munculnya permasalahan dalam merumuskan pilihan karir. Peserta didik kurang
termotivasi untuk memahami secara mendalam menganai karir yang akan
dipilihnya.
Permasalahan-permasalahan seperti dijelaskan di muka, diduga kuat
karena layanan bimbingan karir di sekolah belum banyak menyentuh kebutuhan
peserta didik. Padahal sesuai dengan kerangka kerja bimbingan dan konseling
dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling (Depdiknas:
2007) yang menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus dilakukan dalam
perencaaan program adalah menganalisis kebutuhan peserta didik. Pendapat ini
senada dengan yang dikemukakan oleh Henderson (2006: 54) yang menyatakan
bahwa intervensi yang sengaja dirancang dengan menargetkan kebutuhan atau
tujuan-tujuan tertentu yang telah diidentifikasi lebih efektif daripada intervensi
Fakta ini menunjukkan bahwa guru pembimbing dan pihak sekolah yang
terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan peserta didik belum secara optimal
dalam memberikan layanan bimbingan karir yang sesuai dengan karakterisktik
peserta didik. Padahal karakteristik yang dimiliki peserta didik di sekolah
merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi
karir (Masdudi, 2003: 3).
Hadirnya masalah-masalah karir peserta didik yang dipaparkan di atas
diduga kuat terkait dengan pemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan layanan
bimbingan karir di sekolah. Penelitian ini menarik untuk dikaji karena apabila
permasalahan dibiarkan begitu saja maka akan memberikan efek yang berdampak
tidak baik bagi perkembangan karir peserta didik terutama dalam perencanaan
karir di masa depannya. Ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Supriatna (2009:15) menyatakan bahwa kemampuan individu untuk membuat
pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus
dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling sebagai salah satu
komponen integral dari pendidikan di sekolah diharapkan mampu memfasilitasi
peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dirinya dan lingkungan yang
dapat menunjang pemahaman tentang dunia karir yang tidak muncul dengan
sendirinya. Akan tetapi, peran dari guru pembimbing/ konselor dalam
penyampaian layanan bimbingan karir memiliki porsi yang cukup besar dalam
proses perencanaan karir peserta didik.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Peserta didik sekolah menengah pertama (SMP)/ sederajat dikategorikan
ke dalam fase perkembangan remaja. Remaja mulai berpikir dan berharap
mengenai perkembangan karir di masa yang akan datang, baik karir secara
akademik maupun karir dalam hal pekerjaan yang baik dan mampu
membanggakan. Fakta di lapangan menunjukkan ketidaksiapan peserta didik SMP
dalam merencanakan karirnya (memilih kelanjutuan studi atau bekerja setelah
lulus SMP) karena belum optimalnya informasi yang diterima oleh peserta didik.
lingkungan. Sebuah kebimbangan akan arah hidup, membuat remaja harus
memiliki sebuah perencanaan yang matang terkait dengan tujuan hidupnya. Fokus
utama dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan
perencanaan karir yang matang.
Perencanaan karir memiliki makna sebagai sebuah pengidentifikasian
tujuan-tujuan karir dan penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan
pekerjaan, pendidikan, serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka
perkembangan yang akan memberikan arah, waktu, dan serangkaian
langkah-langkah untuk mencapai sebuah tujuan karir yang spesifik. Dillard (1985: 2) mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk pada ”pemetaan langkah -langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses”. Selanjutnya, individu
seyogianya membuat pemetaan rencana-rencana kecil dalam meraih tujuan-tujuan
karir yang telah disusun, kemudian bekerja keras untuk mengimplementasikannya
sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah disusun itu.
Bagi peserta didik, hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
kehidupannya pada masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi peserta didik
untuk memiliki kemampuan perencanaan karir yang matang. Hasil dari
perencanaan karir yang matang ialah bermuara pada keterampilan membuat
sebuah keputusan secara mandiri yang merupakan tujuan dari bimbingan karir. Ini
senada dengan pendapat Supriatna (2009:15) yang menyatakan bahwa
kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Artinya, layanan
bimbingan karir diarahkan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan perencanaan karirnya supaya peserta didik dapat terampil dalam
membuat sebuah keputusan karir secara mandiri.
Mengingat program bimbingan karir merupakan bagian dari program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan, dan kemampuan perencanaan karir
peserta didik termasuk wilayah garapan dalam bimbingan karir, intervensi yang
diberikan pun berkenaan dengan aspek perencaaan karir yaitu melalui program
layanan bimbingan karir. Program bimbingan karir untuk meningkatkan
program bimbingan, agar layanan yang diberikan dapat terencana, sesuai dengan
kondisi peserta didik, jelas tahapan pelaksanaannya, pengorganisasian dan
evaluasinya.
Rumusan masalah yang dipaparkan di muka mengusung tema penelitian
pada program bimbingan karir sebagai bentuk intervensi untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir peserta didik. Upaya yang ditujukan untuk
memenuhi hal tersebut adalah penelitian yang dapat menghasilkan program
bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir
peserta didik. Oleh karena itu masalah utama yang perlu dijawab melalui
penelitian ini adalah program bimbingan karir seperti apa yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri
15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut.
1. Bagaimana profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir yang layak untuk dapat
meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir yang dirumuskan untuk
meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15
Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
2. Rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir peserta didik.
3. Efektivitas program bimbingan karir dalam meningkatkan kemampuan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun
pengembangan konsep-konsep keilmuan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling, khususnya dalam bidang bimbingan karir di sekolah. Secara teoretis,
manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya wawasan keilmuan bimbingan
dan konseling dalam penggunaan program bimbingan karir untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Bagi guru bimbingan dan konseling/ konselor, memberikan panduan teknis
dalam pelaksanaan program bimbingan karir untuk meningkatkan kamampuan
perencanaan karir siswa.
2. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan peneliti selanjutnya apabila akan mengembangkan program
bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta
didik.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
skripsi. Bab II menyajikan konsep teoretis yang terdiri dari konsep perencanaan
karir dan program bimbingan karir, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan
hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari lokasi populasi dan
sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, devinisi operasional
variabel, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis
data, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri
dari penguraian hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. Bab V
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung
yang berlokasi di Jalan. Dr. Setiabudi No. 89 Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan perencanaan karir
seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/
2013. Populasi penelitian ditentukan menurut kriteria berikut.
a. Anggota penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung.
b. Asumsi pemilihan peserta didik kelas kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung
adalah.
1) Peserta didik kelas VIII berada pada rentang usia 14-15 tahun dalam lingkup
psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja awal
dan berada pada tahap perkembangan karir eksplorasi karir pada sub tahap
kapasitas yakni individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan
persyaratan pekerjaan yang ia inginkan. Super (Sharf, 1992; 122-124).
2) Menurut Piaget (Supriatna, ed., 2011: 43) anak usia SMP mulai berkembang
kemampuan berpikir abstrak. Berpirkir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide
yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir operasional formal. Anak
mulai mampu melihat (berpikir)/ membayangkan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami di masa depan.
3) Pada kebanyakan model pendidikan karir, program-program untuk sekolah
lanjutan pertama menekankan pada eksplorasi dan perencanaan (Manrihu,
1992; 139).
4) Peserta didik kelas VIII membutuhkan layanan bimbingan dan konseling,
dalam mempersiapkan diri untuk naik ke kelas IX dan menentukan sekolah
Adapun banyaknya anggota dalam penelitian ini adalah berjumlah 402
Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek
penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat
mewakili seluruh populasi. Secara spesifik, teknik sampling yang digunakan
adalah teknik nonprobabilitas, di mana setiap sampel tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih yakni dengan menggunakan pengambilan sampel secara
bertujuan (purposive sampling), yaitu suatu teknik dimana:
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi (Arikunto,
2009: 97).
Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive
sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel
karir populasi penelitian yang berada pada tingkatan rendah yang diungkap
melalui instrumen kemampuan perencanaan karir. Jadi dalam penelitian
eksperimen kuasi ini pengambilan sampel menggunakan seluruh subjek dalam
kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan
menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Pengambilan sampel secara purposive bertujuan agar sampel yang diambil
dari populasinya "representative" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi
yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Adapun banyaknya sampel dalam
penelitian ini adalah 81 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta
Didik
1 VIII B 40
2 VIII E 41
Jumlah 81
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena
merupakan pendekatan penelitian yang menekankan analisis pada data numerikal
yang diolah dengan metode statistik (Syaodih, 2010). Pendekatan kuantitatif
memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam
bentuk angka sehingga memudahkan analisis dan penafsiran data dengan
menggunakan pendekatan statistik. Data yang dimaksud adalah kemampuan
perencanaan karir yang diungkap melalui instrumen kemampuan perencanaan
karir. Data yang dihasilkan digunakan sebagai landasan atau rasional dalam
pengembangan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan karir peserta didik.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen kuasi
assignment), melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact
group) dalam hal ini adalah kelas biasa (Syaodih, 2010). Campbell (1957)
merumuskankan eksperimen kuasi sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan,
pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak
(Random Assignment) untuk menciptakan pembandingan dalam rangka
menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Dengan kata lain penelitian
eksperimen kuasi mecoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Tim
Puslitjaknov (Noor, 2011; 72) menambahkan pada penelitian eksperimen murni
kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, namun dalam dunia
pendidikan misalnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu
memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak karena subjek secara
alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.
Metode eksperimen kuasi digunakan mengingat karakteristik variabel
penelitian yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi terhadap
penerapan program bimbingan karir, yaitu bagaimana keefektifan program
bimbingan karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest dua
kelompok). Salah satu pertimbangan yang digunakan dalam memilih desain ini
adalah merupakan desain yang paling banyak digunakan dalam penelitian di
bidang pendidikan. Penelitian ekserimen kuasi dapat diartikan sebagai penelitian
yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu dan merupakan penelitian
yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel
yang relevan (Syaodih, 2010). Bentuk penelitian ini banyak digunakan dalam
bidang ilmu pendidikan atau penelitian yang lain dengan subjek yang diteliti
adalah manusia.
Desain nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest
dua kelompok) merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua
kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol
merupakan kelompok pembanding. Kedua kelompok dikenakan pengukuran
penelitian nonequivalent pretest-postest control group design adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2006; 116).
O1 x O2
O3 O4
Gambar 3.1
Skema Desain Nonequivalent Pretest-Postes Control Group Desain
Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa
pelaksanaan program bimbingan karir, sedangkan kelompok kontrol selaku
kelompok pembanding tidak diberikan perlakuan secara khusus melainkan
terintegrasi dengan program bimbingan dan konseling yang sudah dicanangkan
oleh pihak sekolah.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah perencanaan karir peserta
didik dan program bimbingan karir. Definisi dari kedua variabel tersebut
dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual yang dipaparkan pada Bab II.
1. Perencanaan Karir Peserta Didik
Esensi dari perencanaan karir secara konseptual dapat dirumuskan sebagai
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka pengambilan
keputusan terhadap pendidikan atau pekerjaan. Aktivitas tersebut meliputi
keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan, pemahaman tentang
kelemahan dan kelebihan diri, persepsi yang realistis terhadap diri maupun
lingkungan, memiliki cita-cita yang jelas, menunjukkan kemandirian dalam proses
pengambilan keputusan, memiliki kemampuan dalam mengelompokkan jenis dan
macam pendidikan lanjutan sesuai dengan yang diminati, dan menunjukan
cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. (McMurray (1983); Dillard
(1985); Super (Sharf, 1992); dan Josepina & Santa Maria (Rahmi, 2009; 27)).
Perencanaan karir dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan
sebagai kemampuan peserta didik dalam merespon berbagai tuntutan untuk
yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, aspek keterlibatan dalam
pencarian informasi, dan aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang
pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan, dengan indikator setiap aspeknya
sebagai berikut.
a. Aspek memiliki sikap yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya
yang ditunjukkan dengan indikator pemahaman diri dan indikator keyakinan
dalam mencapai cita-cita.
b. Aspek keterlibatan dalam pencarian informasi yang ditunjukkan dengan
indikator mempelajari berbagai jenis karir yang ada, indikator memanfaatkan
media informasi karir, dan indikator berdiskusi untuk mengeksplorasi karir
orang yang dituakan.
c. Aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan yang dicita-citakan yang ditunjukkan dengan indikator indikator
memiliki cita-cita pendidikan/ pekerjaan setelah lulus SMP, indikator
menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pendidikan/
pekerjaan, dan indikator memiliki motivasi dalam meraih cita-cita pekerjaan
Kemampuan peserta didik merencanakan karir dalam penelitian ini
diungkap melalui instrumen non-tes yang dikembangkan dalam bentuk skala
sikap model Likert. Kemampuan perencanaan karir sangat penting bagi peserta
didik terutama untuk membangun sikap mereka dalam menempuh karir masa
depan. Tujuan utamanya adalah peserta didik memiiki sikap positif terhadap karir
masa depan terutama bidang karir yang diminatinya.
Adapun peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun pelajaran 2012/ 2013.
2. Program Bimbingan Karir
Program bimbingan karir dalam penelitian ini secara operasional
didefinisikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan karir
yang disusun berdasarkan pada analisis kebutuhan yang muncul dalam profil
kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung
Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan aspek
perencanaan karir peserta didik diperoleh dari analisis hasil instrumen
perencanaan karir yang disebarkan kepada peserta didik kelas VIII SMP Negeri
15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
Setelah profil kemampuan perencanan karir peserta didik tergambarkan,
langkah selanjutnya adalah merancang program bimbingan karir secara hipotetik
yang digunakan sebagai upaya perlakuan. Struktur program yang dikembangkan
terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi program, tujuan program,
sasaran layanan, rencana operasional kegiatan (action plans), pengembangan
tema, langkah kegiatan, peran personel pelaksana, dan evaluasi.
D. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen kemampuan perencanaan karir dikembangkan dengan merujuk
kepada definisi operasional variabel. Perumusan instrumen perencanaan karir
yang layak digunakan untuk mengungkap perencanaan karir peserta didik
ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Jenis Instrumen
Instrumen kemampuan perencaan karir dirancang dalam bentuk Skala
Likert yang dituangkan ke dalam butir-butir pernyataan. Skala likert merupakan
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006; 234).
Fenomena sosial yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan
perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun
Pelajaran 2012/ 2013.
Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam Skala Likert ditujukan untuk
mengukur kemampuan perencaan karir peserta didik. Setiap butir pernyataan
memiliki lima alternatif respon jawaban yang dapat dipilih oleh peserta didik
yakni sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.
Ke lima alternatif jawaban respon peserta didik tersebut tersebar ke dalam lima
pilihan jawaban A, B, C, D, dan E secara acak pada setiap butir pernyataannya.
Pemilihan instrumen Skala Likert ke dalam bentuk pilihan ganda ini bertujuan
jawabannya. Berbeda dengan bentuk checklist sering kali jawaban tidak dibaca
oleh responden karena letak jawaban sudah menentu (Sugiyono, 2006; 138).
2. Pengembangan Kisi-Kisi
Kisi-kisi instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum
uji coba disajikan pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP
3. Pengujian Kelayakan Instrumen
a. Penimbangan Instrumen
Sebelum diujicobakan, instrumen kemampuan perencanaan karir yang telah
disusun terlebih dahulu ditimbang kelayakannya oleh para pakar. Penimbangan
instrumen kemampuan perencanaan karir dilakukan oleh dua orang pakar bergelar
Aspek Indikator Pernyataan ∑
doktor dan satu orang bergelar magister dalam bidang bimbingan dan konseling
serta satu orang pakar dalam bidang pengukuran bergelar magister pendidikan
bimbingan dan konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Penimbangan
kelayakan instrumen kemampuan perencanaan karir ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, maupun
materi.
Instrumen yang ditimbang oleh para pakar diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu memadai dan tidak memadai. Memadai artinya butir instrumen bisa
langsung digunakan dan tidak memadai artinya memiliki dua arti yakni butir
instrumen tersebut tidak layak digunakan atau harus dibuang dan bisa digunakan
tetapi harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan hasil penimbangan.
Selanjutnya, hasil penimbangan kelayakan instrumen oleh para ahli bimbingan
dan konseling tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penyempurnaan
instrumen yang telah disusun.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Instrumen kemampuan perencanaan karir yang akan diujicobakan terlebih
dahulu dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik di luar subjek penelitian
yaitu kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP yang bukan merupakan
sampel dalam penelitian dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik
dapat memahami instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak
dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga pernyataan dapat
dimengerti oleh peserta didik SMP kelas VIII kemudian baru dilakukan uji
validitas instrumen.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan yang telah dilakukan, ada beberapa kata
yang kurang dimengerti oleh peserta didik. Kata-kata tersebut antara lain seperti
kata pengambilan keputusan karir diubah menjadi memilih kelanjutan studi
setelah SMP, dan kata studi lanjutan yang diubah menjadi pendidikan lanjutan
c. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilaksanakan sebagai prosedur penempatan sejumlah
alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan
angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Selain itu, uji coba instrumen
sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kepada peserta
didik kelas VIII SMP Negri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Berikut
adalah pedoman penskoran instrumen kemampuan perencanaan karir.
Tabel 3.4
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (2008:70)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Pemilihan item dilakukan dengan uji
validitas item menggunakan teknik korelasi item-total product moment.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrumen kemampuan
perencanaan karir peserta didik adalah sebagai berikut.
1) Langkah pertama adalah mengujicobakan instrumen kepada peserta didik
kelas VIII untuk memperoleh data.
2) Langkah ke dua adalah mengkonversikan jawaban responden ke dalam bentuk
skor skala sikap Likert yang telah ditentukan
3) Langkah ke tiga adalah menentukan nilai r hitung untuk setiap butir
pernyataan dengan rumus Produk Moment Pearson yang selanjutnya ditulis
sebagai rhitung. Rumus Excel yang digunakan adalah sebagai berikut:
4) Langkah ke empat adalah mencari nilai t hitung. Setelah mendapatkan r
hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal tersebut
dengan menggunakan rumus uji t berikut.
t
5) Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah menentukan
ttabel dengan dk= n – 2 = 50– 2 = 48 dengan nilai dk = 48. Sehingga nilai ttabel
yang diperoleh pada tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0. 05) didapat nilai
t(0,95;48) = 1,684
Setelah t hitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan
nilai t hitung dengan t tabel untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan
kriteria jika item pernyataan memiliki nilai t hitung> t tabel maka dinyatakan item
pernyataan tersebut adalah item pernyatan yang valid dan apabila item pernyataan
memiliki t hitung < t tabel maka item pernyataan dinyatakan tidak valid. Sebagai
contoh pengujian validitas untuk item/ pernyataan nomor 1.
1) Mencari atau menghitung koefisien korelasi product moment (rXY) dan t
hitung dari masing-masing item. Untuk koefisien korelasi product moment
item soal nomor 1 adalah 0,31 dan nilai t hitung untuk item nomor 1 adalah
2,255
2) Langkah selanjutnya setelah diperoleh t hitung adalah menentukan t tabel
dengan dk = n– 2 = 50 – 2 = 48, dengan nilai dk = 48 maka pada nilai alpha
95% nilai t tabel adalah t(0,95;48) = 1,684
3) Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel diperoleh bahwa t hitung>t
tabel yaitu 2,255 > 1,684, oleh karena itu maka butir item/ pernyataan nomor
Perhitungan validitas butir soal yang lainnya menggunakan bantuan
perhitungan program Ms Excel 2007 dan dari 41 pernyataan didapat sebanyak 37
pernyatan valid dan sebanyak 4 pernyataan tidak valid.
Secara lebih jelas, hasil perbandingan uji signifikansi antara nilai thitung
dengan t tabel disajikan dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Perbandingan thitung dengan ttabel Item Pernyataan dalam Instrumen Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik
No
Hitung T Tabel Keterangan
1 2,255 1,684 Valid 22 4,276 1,684 Valid
total pernyataan butir item. Tingkat signifikansi instrumen berada pada -1,948 –
7,536 dengan t tabel sebesar 1,684.
e. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen
ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh
Instrumen yang digunakan adalah item pernyataan yang menggunakan
pilihan jawaban sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai
(TS), STS (Sangat Tidak Sesuai) sehingga perhitungan reliabilitas instrumen
dapat ditentukan dengan menggunakan Alpha sebagai berikut:
Keterangan:
α = Reliabilitas yang dicari
k = banyaknya belahan item
s²j = varians skor belahan/setiap item
s²x = varians skor keseluruhan
Azwar (Noor, 2011: 83)
Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabelitasnya, digunakan
kriteria interpretasi nilai r yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81 r 1,00 Sangat Tinggi
0,61 r 0,80 Tinggi
0,41 r 0,60 Cukup
0,21 r 0,40 Rendah
0,00 r 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009: 75)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,
menunjukkan koefisien reliabilitas untuk alat ukur gambaran umum kemampuan
perencanaan karir peserta didik sebesar 0, 824 atau berada pada kategori sangat
tinggi. Dengan demikian instrumen penelitian ini terandalkan untuk mengungkap
data tentang kemampuan perencanaan karir peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada peserta didik untuk menjawabnya. Kuesioner yang
disebarkan berisi 37 item pernyataan baik dalam tahap penelitian tes awal
(pretest) maupun tes akhir (posttest).
F. Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh merupakan data tentang kemampuan
perencanaan karir peserta didik. Data tersebut diolah berdasarkan langkah-langkah
berikut.
1. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jumlah angket
sebelum dan sesudah disebarkan kepada responden. Pemeriksaan kelengkapan
dilakukan juga pada kelengkapan siswa mengisi data yang dibutuhkan yaitu data
identitas responden sesuai dengan kelas masing-masing dan pilihan jawaban
responden terhadap iten/ pernyataan dalam instrumen kemampuan perencanaan
karir.
2. Penskoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian ini disusun dalam bentuk data
interval. Penskoran dilakukan pada setiap alternatif respon jawaban yang dipilih
oleh peserta didik. Untuk pernyataan yang positif, peserta didik diberi skor 4 jika
memilih pilihan yang sangat sesuai dengan apa yang dilakukaknnya, skor 3 jika
memilih pilihan yang sesuai dengan pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan yang
kurang sesuai, skor 1 jika memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik
diberikan skor 0 jika memilih respon pernyataan yang tidak sesuai. Sedangkan
untuk pernyataan negatif peserta didik diberi skor 0 jika memilih pilihan respon
yang sangat sesuai, skor 1 jika memilih pilihan respon yang sesuai dengan
pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan respon yang kurang sesuai, skor 3 jika
memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik diberikan skor 4 jika
3. Pengelompokkan Data
Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan
menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun program bimbingan
karir. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket/ instrumen
kemampuan perencanaan karir kemudian diolah dengan menetapkan ke dalam tiga
kategori kemampuan perencanaan karir peserta didik, apakah berada dalam
kategori sangat sesuai (matang), sesuai (cukup matang) atau kurang sesuai (belum
matang) yang dikonversikan dengan menggunakan batas lulus aktual. Adapun
analisis profil kemampuan perencanaan karir peserta didik dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan Skor maksimal yang diperoleh peserta didik
b) Menentukan Skor minimal yang diperoleh peserta
c) Mencari rentang skor yang diperoleh peserta didik dengan rumus:
Rentang skor = Skor maksimal – skor minimal
Rentang skor = 116 – 33 = 83
d) Menghitung Banyak Kelas = 1 + 3,3 (log 363)
e) Menghitung Panjang Kelas = rentang : banyak kelas
f) Memasukkan data peserta didik ke dalam tabel frekuensi
g) Mencari rata-rata aktual dengan rumus:
Keterangan:
Xi = Rata-rata terduga. Yang dijadikan rata-rata terduga adalah titik
tengah dari kelas interval yang terbanyak frekuensinya atau
kelas interval yang berada di tengah-tengah.
p = panjang kelas interval
d = selisih titik tengah kelas interval dari Xi dibagi p
(Sudjana, 1996; 71)
i) Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai
berikut.
Tabel 3.7
Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
No. Interval Kategori 15,753 (dibulatkan menjadi 16), dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP
Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori kemampuan
perencanaan karir peserta didik disajikan dalam tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9
Kategori Tingkat Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik
Rentang
Skor Kategori Kualifikasi
≥ 95 Sangat Sesuai (Matang)
Rentang
Skor Kategori Kualifikasi
Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik sudah menyadari pentingnya memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan sudah menyadari pentingnya memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.
64 – 94 Sesuai (Cukup Matang)
Kategori ini peserta didik belum mencapai kemampuan perencanaan karir yang optimal atau belum mencapai pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik cukup mampu memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, masih kurang aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan cukup mampu memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.
Kategori ini diartikan sebagai peserta didik masih rendah dalam kemampuan perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, belum pernah terlibat dalam proses pencarian informasi, dan belum memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data
yang diperoleh dari data tes awal (pretest), data tes akhir (posttest), dan data
indeks gain dari kelas eksperimen dan kontrol. Data dianalisis untuk menjawab
pertanyaan penelitian, baik tentang profil kemampuan perencanaan karir peserta
didik, rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir peserta didik, dan efektivitas program bimbingan
Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and
Service Solution) Statistics 16.0 for windows.
Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah berbentuk hipotess
komparatif dua sampel berpasangan, dimana H0= tidak terdapat perbedaan
kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan setelah diberikan
layanan program bimbingan karir. Sedangkan Ha dalam penelitian ini adalah
terdapat perbedaan kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan
setelah diberikan layanan program bimbingan karir. Pengambilan keputusan
dalam pengujian hipotesis (menolak atau menerima hipotesis nol) antara lain
didasarkan pada derajat keyakinan (level of significance) yang besarnya sama
dengan 1- α di mana besarnya nilai α = 0,05.
Prosedur statistika dipakai untuk pengujian hipotesis penelitian adalah
dengan menggunakan metode statistika parametrik. Alasan penggunaan metode
statistika parametrik karena analisis data yang digunakan adalah berbentuk data
interval (Furqon, 2002: 235). Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, maka untuk
menguji efektivitas program yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan uji t
(Sugiyono, 2004: 8-9).
a. Analisis Data Pretest
Skor pretest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah
diperoleh, diuji melalui pengujian sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan
software SPSS 16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau
Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada
uji normalitas adalah sebagai berikut.
: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal
: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi
tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan
uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2) Uji Homogenitas
Jika data pretest pada kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian
dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kedua kelas dengan
menggunakan uji Levene’s test dengan taraf signifikansi 5%. Uji homogenitas
dilakukan dengan tujuan melihat apakah varians kedua kelompok sama yaitu
apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Hipotesis yang digunakan pada
uji homogenitas adalah sebagai berikut.
: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen
: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
3) Uji Statistik Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data pretest dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan
uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.
4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka
menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang
memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya
menggunakan pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua
variansi tidak homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut.
:
Keterangan.
: rata-rata pretest kemampuan kemampuan perencanaan karir kelas
eksperimen.
: rata-rata pretest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
b. Analisis Data Posttest
Skor posttest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah
diperoleh diuji melalui pengujian sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for
windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk
menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut.
: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal
: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi
tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan
uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2) Uji Homogenitas
Jika kedua kelompok berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan
dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan uji Levene’s test
dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas
adalah sebagai berikut.
: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
3) Uji Statistik Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data posttest dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan
uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka digunakan
uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi
asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya menggunakan
pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak
homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan adalah.
:
:
Keterangan.
: rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen.
: rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
c. Analisis Data Indeks Gain
Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
perencanaan karir peserta didik adalah data indeks gain. Menurut Hake (Anilah,
Kriteria indeks gain mengacu pada kriteria Hake (Anilah, 2008: 43), yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain
g Tinggi
g Sedang
g Rendah
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas indeks gain menggunakan bantuan software SPSS
16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk
menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut.
: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal
: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak
normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi
tidak normal maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas varians melainkan
dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2) Uji Homogenitas
Jika kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan
menguji homogenitas varians kedua kelas menggunakan uji Levene’s test dengan
nilai signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah
sebagai berikut.
: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen
: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
3) Uji Statistik Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data indeks gain dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan
uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Jika data indeks gain kedua kelas memenuhi asumsi normalitas dan
homogenitas maka penggujiannya menggunakan uji t yaitu Independent Sample
T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak
homogen maka pengujiannya menggunakan pengujian t’ yaitu Independent
Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak homogen (Equal variances not
assumed). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
:
:
Keterangan.
: rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen.
: rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas kontrol..
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.
b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan adalah meliputi langkah-langkah di
bawah ini:
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan penelitian dimulai dengan disusunnya proposal penelitian,
kemudian proposal diseminarkan. Setelah itu dilanjutkan dengan pengajuan
pembimbing I dan pembimbing II, proposal disahkan oleh pembimbing dan
dewan skripsi.