• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIKPROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIKPROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung T"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

MUHIBBU ABIVIAN 0805513

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN

KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII

SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh Muhibbu Abivian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhibbu Abivian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh: Muhibbu Abivian

0805513

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Amin Budiamin, M.Pd NIP. 19580703 198503 1 001

Pembimbing II

Nandang Budiman, S.Pd., M.Si NIP. 19710219 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

LEMBAR PERNYATAAN i

A. Latar Belakang Penelitan 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 9

E. Struktur Organisasi Skripsi 9

BAB II PERENCANAAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN

b. Perkembangan Karir Remaja 12

c. Tugas Perkembangan Karir Remaja 17

d. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Perkembangan Karir Remaja

20

2. Konsep Kemampuan Perencanaan Karir 22

a. Pengertian Perencanaan Karir 22

b. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Karir 24

c. Langkah-langkah Perencanaan Karir 25

3. Bimbingan Karir sebagai Bagian dari Program Bimbingan dan Konseling

26

a. Pengertian Bimbingan Karir 27

b. Tujuan Bimbingan Karir 30

c. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir 32

d. Kompetensi Karir Peserta Didik SMP 33

e. Pengembangan Program Bimbingan Karir 34

B. Penelitian Terdahulu 35

C. Kerangka Berpikir 37

D. Hipotesis Penelitian 39

BAB III METODE PENELITIAN 40

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 40

1. Lokasi Penelitian 40

2. Populasi Penelitian 40

(5)

2. Metode Penelitian 42

C. Definisi Operasional Variabel 44

1. Perencanaan Karir Peserta Didik 44

2. Program Bimbingan Karir 45

D. Proses Pengembangan Instrumen 46

1. Penentuan Jenis Instrumen Penelitian 46

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian 47

3. Pengujian Kelayakan Instrumen Penelitian 47

a. Penimbangan Instrumen Penelitian 47

b. Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian 48

c. Uji Coba Instrumen Penelitian 49

d. Uji Validitas Instrumen Penelitian 49

e. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 51

E. Teknik Pengumpulan Data 52

F. Teknik Analisis Data 53

1. Verifikasi Data Penelitian 53

2. Penskoran Data Penelitian 53

3. Pengelompokkan Data Penelitian 54

4. Teknik Analisis Data Penelitian 56

G. Prosedur Penelitian 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64

A. Hasil Penelitian 64

1. Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

64

2. Rumusan Progam Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

69

3. Deskripsi Pelaksanaan Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik

74

4. Gambaran Efektivitas Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik

81

B. Pembahasan Hasil Penelitian 97

1. Profil Perencanaan Karir Peserta Didik 97

2. Rumusan Program Bimbingan Karir 106

3. Gambaran Keefektifan Program Bimbingan Karir 109

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 119

A. Kesimpulan 119

B. Rekomendasi 120

1. Pihak Sekolah dan guru Pembimbing 120

2. Peneliti Selanjutnya 120

DAFTAR PUSTAKA 122

(6)

Gambar 3.1 Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group

Desain

44

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil Kemampuan Prencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

65

Grafik 4.2 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013 Berdasarkan Kelompok Belajar (Kelas)

66

Grafik 4.3 Tingkat Perencanaan Karir Peserta Didik Per-Aspek 67

Grafik 4.4 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Setiap Aspek

69

Grafik 4.5 Perbandingan Capaian Skor Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(7)

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Karir Super 14

Tabel 2.2 Tugas-tugas Perkembangan Karir Remaja 18

Tabel 2.3 Standar Kompetensi Kemandirian Siswa SMP 33

Tabel 3.1 Populasi Penelitian 41

Tabel 3.2 Sampel Penelitian 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

47

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Skala Likert 49

Tabel 3.5 Perbandingan t hitung dengan t tabel item pernyataan instrumen penelitian

51

Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas 52

Tabel 3.7 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kategori Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.9 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain 61

Tabel 4.1 Profil Umum Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

64

Tabel 4.2 Hasil Penimbangan Pakar Terhadap Program Layanan Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

70

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Tes Awal (Pretest) 82

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

(8)

Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

85

Tabel 4.7 Statistika Deskriptif Data Tes Akhir (Postest) 85

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

86

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

87

Tabel 4.10 Hasil Uji Perebedaan Rata-rata Tes Akhir (Postest) 88

Tabel 4.11 Komposisi Interpretasi Indeks Gain 89

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Data Indeks Gain 90

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain 91

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Indeks Gain 92

Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain 93

Tabel 4.16 Hasil Uji t Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

93

Tabel 4.17 Hasil Uji t Setiap Indikator pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(9)

Muhibbu Abivian, 2013

Program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik

Program of career guidance for increasing students career planning ability (study quasi eksperimen for 8th grade students in 15 Junior High School in Bandung)

Muhibbu Abivian (0805513)

abivian@gmail.com

Pembimbing: 1. Dr. Amin Budiamin, M.Pd. (abud_upi1958@yahoo.co.id ) 2. Nandang Budiman, S.Pd., M.Si

(nanubudiman@yahoo.com)

ABSTRAK: Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian nonequivalent pretest-postest control group

design. Instrumen yang digunakan berupa nontes berbentuk angket model Likert. Teknik analisis

data menggunakan statistik parametrik untuk mengukur uji beda dua rata-rata berpasangan. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kemampuan perencanaan karir peserta didik, 2) rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi, dan 3) gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

Kata Kunci: Program Bimbingan Karir, Perencanaan Karir, Peserta Didik SMP

Abstract : The aims of this study is to earn an effective career guidance program in increasing

students career planning ability for 8th grade students in 15 Junior High School. The approach of this study used in quantitative with quasi experiment methods and nonequivalent pretest-postest control group design as a research design. The research instrument is non-test model which used Likert questionnaire. Parametric statistic was used as a technique of data analysis to measure paired sample t test. This study shows: 1) the general profile of students career planning; 2) the formula of suitable for career guidance program according to expert and practitioner; and 3) the effectiveness of career guidance program to increase students career planning.

(10)

Muhibbu Abivian, 2013

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini selain

menimbulkan kemudahan dalam berinteraksi, juga berdampak pula terhadap

perubahan perilaku seseorang dalam berkarir yakni cenderung ingin serba cepat

dan instan. Keinginan seseorang yang serba instan dalam memperoleh pekerjaan

atau karir merupakan sebuah fenomena yang mencuat saat ini dan menarik untuk

dikaji. Fenomena tersebut adalah ingin diterima di sekolah favorit, mempunyai

rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah, gadget terbaru, pakaian trendy

atau sepatu model terkini, dan materi yang berlimpah (Vivanews.com, 6 Februari

2012).

Fenomena ini mengindikasikan ketidaksiapan seseorang dalam memasuki

dunia pekerjaan di mana persaingan demikian ketat, maka tuntutan paling dasar

dari setiap orang adalah dengan menjadi kompetitif. Salah satu cara untuk menjadi

kompetitif adalah memiliki keterampilan dalam merumuskan perencanaan yang

matang. Seperti kata pepatah yang mengatakan “tanpa visi dan tujuan, maka mustahil bagi seseorang untuk mencapai garis finisnya”. Begitupun dengan remaja yang tidak mempunyai perencanaan karir yang matang, maka sulit rasanya

remaja akan dapat mengambil keputusan secara tepat dalam pilihan karirnya.

Zakiah Darajat dalam (Hutasuhut, 1991: 5) menyatakan bahwa:

“Tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas, mau jadi apa nanti, di mana ia akan bekerja nanti, profesi apa yang akan cocok baginya, dan sebagainya. Akan tetapi di lain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya, karena kenyataan hidup dalam masyarakat lingkungannya tidak memberikan kepastian kepadanya. Hal ini banyak hubungannya dengan macam sekolah dan sistem pendidikan yang dilaluinya.”

Pada pendapat di atas terlihat bahwa karir remaja tersebut tidak terencana,

sedangkan perencanaan karir yang matang sangat berpengaruh terhadap

perwujudan karir remaja baik sekarang maupun di masa depan. Selain itu, keluhan

(12)

masalah pekerjaan, pendidikan, dan keluarga. Pada diri remaja terdapat suatu

cita-cita kehidupan yakni mengenai pekerjaan yang dianggapnya baik dan pendidikan

yang dipandangnya memadai sebagai dasar memilih pekerjaan atau karir di

kemudian harinya. Pada kenyataannya, remaja belum sepenuhnya mencapai tugas

perkembangan karir. Menurut Okiishi (1987, Prihantoro, 2007;2) guru-guru,

teman sebaya, dan orang tua mempunyai pengaruh yang berarti bagi para remaja

dalam perkembangan harapan dan perkembangan karirnya. Selain itu,

Witherington, (Margaretha, 1992) mengemukakan bahwa banyak keinginan anak

merupakan gambaran dari keinginan orang tuanya, karena anak mudah untuk

menerima keyakinan orang tua tanpa kritik; baik yang berbentuk agama, filsafat

hidup, nilai-nilai, sikap, tujuan dan aspirasi.

Ada dua hal pokok yang mendasari pernyataan tersebut yaitu: 1) peran

orang tua sebagai tokoh identifikasi bagi anak (significant other), atau tokoh yang

paling dekat bagi anak, sehingga anak cenderung mengidentifikasikan dirinya

dengan orang tua; 2) adanya tekanan dari orang tua (the great expectations

syndrome), di mana orang tua sering mengharapkan agar anaknya mengikuti

keinginan mereka dalam memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan studi,

pekerjaan atau teman hidup, yang dalam upaya mewujudkan sindrom tersebut

orang tua sering tidak segan-segan memaksa anak mereka.

Pernyataan Witherington, (Margaretha, 1992) dan Okiishi (1987) sejalan

dengan hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin (2002) di Kabupaten Bandung

yaitu sebanyak 90% siswa menyatakan masih bingung dalam memilih karir di

masa depan dan 70% siswa menyatakan rencana masa depan tergantung pada

orang tua (Puspita: 2010). Temuan ini tidak mengherankan jika melihat data yang

dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat telah terjadi

peningkatan pengangguran terdidik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun

2004 mencapai 348.107 orang meningkat menjadi 612.714 orang pada tahun 2011

(Pikiran Rakyat, Kamis, 1 November 2012: 29). Data yang dikemukakan oleh

BPS senada dengan data statistik yang dipaparkan oleh Firdaus (2012) yang

menyatakan bahwa 41,2% dari total jumlah pengangguran di Indonesia adalah

(13)

mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan? Apakah selama di bangku

sekolah mereka tidak belajar?

Salah satu hal yang menjadi penyebab munculnya fenomena ketidaksiapan

yang dialami para remaja di atas mengindikasikan ketidakmatangan mereka dalam

merencanakan karir. Padahal menurut Super (Sharf, 1992) remaja berada pada

masa pemilihan karir secara tepat sesuai dengan preferensi yang telah disiapkan

pada tahap sebelumnya. Hal ini berarti bahwa dalam tahapan ini hendaknya telah

dicapai suatu keputusan awal untuk menghadapi perjalanan hidup yang lebih

realistis.

Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya memiliki

rentang usia antara 12-15 tahun, atau secara psikologis berada pada tahap

perkembangan remaja awal. Havigurst (Yusuf, 2009: 74-83) menyebutkan

tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yakni (1) mencapai hubungan yang lebih

matang dengan teman sebaya; (2) mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita;

(3) menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif; (4) mencapai

kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya; (5) mencapai

jaminan kemandirian ekonomi, dan; (6) memilih dan mempersiapkan karir.

Pengetahuan tentang perencanaan karir pada remaja terutama peserta didik

SMP akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan pendidikan

dan pekerjaan peserta didik ke depannya. Pada beberapa penelitian diketahui

bahwa pilihan yang dibuat peserta didik SMP, terutama pada saat memilih jenjang

pendidikan mempunyai hubungan yang sangat kuat dan memberikan dampak

jangka panjang dalam perkembangan pendidikan karir di kemudian hari.

Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan pada beberapa

peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2011/ 2012,

diperoleh informasi tentang permasalahan peserta didik yang terkait dengan

perencanaan karirnya. Lebih mengejutkan lagi, permasalahan umum yang

dihadapi oleh peserta didik adalah kebingungan dalam merumuskan dan

menentukan pilihan karir untuk memilih SMA/ SMK. Peserta didik merasa

kurang informasi tentang jenjang pendidikan yang dapat mereka pilih. Peserta

(14)

kelak manakala mereka berada di kelas IX. Fakta ini diperkuat oleh pendapat

Setianingsih (Tn, Pikiran Rakyat, Senin, 21 Januari 2013: 21) yang

mengungkapkan bahwa secara umum kegiatan layanan bimbingan karir yang

terprogram lebih difokuskan pada saat-saat tertentu, yakni dilaksanakan di kelas

IX pada semester kedua bagi peserta didik yang hendak memilih SMK/ SMA

dengan memperkenalkan beberapa sekolah. Padahal salah satu prinsip bimbingan

karir adalah ditujukan bagi semua individu, baik yang tidak bermasalah maupun

yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa, dan bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

(siswa) yang sedang dalam proses berkembang (Supriatna, 2009:13-15).

Pernyataan tersebut semakin dipertegas oleh Bailey dan Nystrom (Popon S.

Arifin, 1985: 11-12) yang menyatakan bahwa dalam mempersiapkan dan

merencanakan karir perlu dilakukan sejak dini. Kebingungan dalam

mempersiapkan diri untuk masuk SMA atau SMK atau memilih pekerjaan ini

menimbulkan rasa cemas terkait dengan berbagai pilihan yang harus dipilih oleh

peserta didik. Jika dibiarkan, maka rasa cemas akibat kebingungan dalam

mempersiapkan diri ini dapat menyebabkan efek domino yang buruk bagi peserta

didik baik pada saat mempersiapkan dan memilih karir yang tepat di masa depan

maupun terkait dengan prestasi belajarnya. Menurut John Crites (1987) dan Sharf

(1992) ini semua merupakan pertanda perencanaan karir yang lemah.

Lebih jauh lagi, Rogers (Crites, 1981) menyatakan bahwa individu akan

mengalami masalah dalam karirnya apabila individu berada dalam salah satu

kondisi berikut: (1) luas pengetahuan mengenai dirinya tetapi sempit mengenai

dunia mengenai dunia kerja; (2) sempit pengetahuan mengenai dirinya tetapi luas

pengetahuan mengenai dunia kerja; (3) sempit pengetahuan mengenai diri dan

dunia kerja; dan (4) luas pengetahuan diri dan dunia kerja.

Lahope (1988) menuliskan bahwa W. Weslwy Tennyson, dkk (1974)

melaporkan hasil studi dari Vibian S. Sherman di Palo Alto California. Sherman

mengkaji secara empiris mengenai perencanaan karir. Ditemukan bahwa variabel

pemahaman diri dan motivasi memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap

(15)

Beberapa hasil penelitian di atas mempunyai kesamaan yaitu

menggambarkan masih banyak remaja yang mengalami kesulitan merencanakan

karir yang pada akhirnya bermuara pada pengambilan keputusan karir. Fenomena

ini tentunya bisa dihindari manakala remaja memiliki kemampuan perencanaan

karir yang matang. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan tanpa adanya tindakan

yang tepat, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan karir remaja ke

depannya. Mengingat layanan bimbingan karir pada dasarnya sangat dibutuhkan

oleh peserta didik dalam rangka persiapan diri memasuki dunia kerja atupun

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi, kesiapan dan ketersediaan

sekolah terkait dengan layanan bimbingan karir yang dibutuhkan peserta didik

sangat terbatas. Sementara peserta didik hanya mengandalkan informasi karir

yang disampaikan oleh sekolah. Peranan guru pembimbing dalam pelaksanaan

bimbingan karir di sekolah juga belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini

diduga selain disebabkan oleh faktor eksternal dari guru pembimbing seperti

keterbatasan dan ketersediaan fasilitas di sekolah, juga disebabkan oleh faktor

internal guru pembimbing yang belum sepenuhnya memahami layanan bimbingan

karir yang akan disampaikan. Faktor peserta didik pun tidak luput dari penyebab

munculnya permasalahan dalam merumuskan pilihan karir. Peserta didik kurang

termotivasi untuk memahami secara mendalam menganai karir yang akan

dipilihnya.

Permasalahan-permasalahan seperti dijelaskan di muka, diduga kuat

karena layanan bimbingan karir di sekolah belum banyak menyentuh kebutuhan

peserta didik. Padahal sesuai dengan kerangka kerja bimbingan dan konseling

dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling (Depdiknas:

2007) yang menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus dilakukan dalam

perencaaan program adalah menganalisis kebutuhan peserta didik. Pendapat ini

senada dengan yang dikemukakan oleh Henderson (2006: 54) yang menyatakan

bahwa intervensi yang sengaja dirancang dengan menargetkan kebutuhan atau

tujuan-tujuan tertentu yang telah diidentifikasi lebih efektif daripada intervensi

(16)

Fakta ini menunjukkan bahwa guru pembimbing dan pihak sekolah yang

terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan peserta didik belum secara optimal

dalam memberikan layanan bimbingan karir yang sesuai dengan karakterisktik

peserta didik. Padahal karakteristik yang dimiliki peserta didik di sekolah

merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi

karir (Masdudi, 2003: 3).

Hadirnya masalah-masalah karir peserta didik yang dipaparkan di atas

diduga kuat terkait dengan pemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan layanan

bimbingan karir di sekolah. Penelitian ini menarik untuk dikaji karena apabila

permasalahan dibiarkan begitu saja maka akan memberikan efek yang berdampak

tidak baik bagi perkembangan karir peserta didik terutama dalam perencanaan

karir di masa depannya. Ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Supriatna (2009:15) menyatakan bahwa kemampuan individu untuk membuat

pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus

dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling sebagai salah satu

komponen integral dari pendidikan di sekolah diharapkan mampu memfasilitasi

peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dirinya dan lingkungan yang

dapat menunjang pemahaman tentang dunia karir yang tidak muncul dengan

sendirinya. Akan tetapi, peran dari guru pembimbing/ konselor dalam

penyampaian layanan bimbingan karir memiliki porsi yang cukup besar dalam

proses perencanaan karir peserta didik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Peserta didik sekolah menengah pertama (SMP)/ sederajat dikategorikan

ke dalam fase perkembangan remaja. Remaja mulai berpikir dan berharap

mengenai perkembangan karir di masa yang akan datang, baik karir secara

akademik maupun karir dalam hal pekerjaan yang baik dan mampu

membanggakan. Fakta di lapangan menunjukkan ketidaksiapan peserta didik SMP

dalam merencanakan karirnya (memilih kelanjutuan studi atau bekerja setelah

lulus SMP) karena belum optimalnya informasi yang diterima oleh peserta didik.

(17)

lingkungan. Sebuah kebimbangan akan arah hidup, membuat remaja harus

memiliki sebuah perencanaan yang matang terkait dengan tujuan hidupnya. Fokus

utama dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan

perencanaan karir yang matang.

Perencanaan karir memiliki makna sebagai sebuah pengidentifikasian

tujuan-tujuan karir dan penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan

pekerjaan, pendidikan, serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka

perkembangan yang akan memberikan arah, waktu, dan serangkaian

langkah-langkah untuk mencapai sebuah tujuan karir yang spesifik. Dillard (1985: 2) mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk pada ”pemetaan langkah -langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses”. Selanjutnya, individu

seyogianya membuat pemetaan rencana-rencana kecil dalam meraih tujuan-tujuan

karir yang telah disusun, kemudian bekerja keras untuk mengimplementasikannya

sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah disusun itu.

Bagi peserta didik, hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap

kehidupannya pada masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi peserta didik

untuk memiliki kemampuan perencanaan karir yang matang. Hasil dari

perencanaan karir yang matang ialah bermuara pada keterampilan membuat

sebuah keputusan secara mandiri yang merupakan tujuan dari bimbingan karir. Ini

senada dengan pendapat Supriatna (2009:15) yang menyatakan bahwa

kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan

bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Artinya, layanan

bimbingan karir diarahkan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan

kemampuan perencanaan karirnya supaya peserta didik dapat terampil dalam

membuat sebuah keputusan karir secara mandiri.

Mengingat program bimbingan karir merupakan bagian dari program

bimbingan dan konseling secara keseluruhan, dan kemampuan perencanaan karir

peserta didik termasuk wilayah garapan dalam bimbingan karir, intervensi yang

diberikan pun berkenaan dengan aspek perencaaan karir yaitu melalui program

layanan bimbingan karir. Program bimbingan karir untuk meningkatkan

(18)

program bimbingan, agar layanan yang diberikan dapat terencana, sesuai dengan

kondisi peserta didik, jelas tahapan pelaksanaannya, pengorganisasian dan

evaluasinya.

Rumusan masalah yang dipaparkan di muka mengusung tema penelitian

pada program bimbingan karir sebagai bentuk intervensi untuk meningkatkan

kemampuan perencanaan karir peserta didik. Upaya yang ditujukan untuk

memenuhi hal tersebut adalah penelitian yang dapat menghasilkan program

bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir

peserta didik. Oleh karena itu masalah utama yang perlu dijawab melalui

penelitian ini adalah program bimbingan karir seperti apa yang efektif untuk

meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri

15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir yang layak untuk dapat

meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir yang dirumuskan untuk

meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15

Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

2. Rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan

kemampuan perencanaan karir peserta didik.

3. Efektivitas program bimbingan karir dalam meningkatkan kemampuan

(19)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun

pengembangan konsep-konsep keilmuan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling, khususnya dalam bidang bimbingan karir di sekolah. Secara teoretis,

manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya wawasan keilmuan bimbingan

dan konseling dalam penggunaan program bimbingan karir untuk meningkatkan

kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berarti bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Bagi guru bimbingan dan konseling/ konselor, memberikan panduan teknis

dalam pelaksanaan program bimbingan karir untuk meningkatkan kamampuan

perencanaan karir siswa.

2. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan peneliti selanjutnya apabila akan mengembangkan program

bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta

didik.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

skripsi. Bab II menyajikan konsep teoretis yang terdiri dari konsep perencanaan

karir dan program bimbingan karir, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan

hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari lokasi populasi dan

sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, devinisi operasional

variabel, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis

data, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri

dari penguraian hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. Bab V

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung

yang berlokasi di Jalan. Dr. Setiabudi No. 89 Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan perencanaan karir

seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/

2013. Populasi penelitian ditentukan menurut kriteria berikut.

a. Anggota penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung.

b. Asumsi pemilihan peserta didik kelas kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung

adalah.

1) Peserta didik kelas VIII berada pada rentang usia 14-15 tahun dalam lingkup

psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja awal

dan berada pada tahap perkembangan karir eksplorasi karir pada sub tahap

kapasitas yakni individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan

persyaratan pekerjaan yang ia inginkan. Super (Sharf, 1992; 122-124).

2) Menurut Piaget (Supriatna, ed., 2011: 43) anak usia SMP mulai berkembang

kemampuan berpikir abstrak. Berpirkir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide

yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir operasional formal. Anak

mulai mampu melihat (berpikir)/ membayangkan tentang

kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami di masa depan.

3) Pada kebanyakan model pendidikan karir, program-program untuk sekolah

lanjutan pertama menekankan pada eksplorasi dan perencanaan (Manrihu,

1992; 139).

4) Peserta didik kelas VIII membutuhkan layanan bimbingan dan konseling,

dalam mempersiapkan diri untuk naik ke kelas IX dan menentukan sekolah

(21)

Adapun banyaknya anggota dalam penelitian ini adalah berjumlah 402

Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek

penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat

mewakili seluruh populasi. Secara spesifik, teknik sampling yang digunakan

adalah teknik nonprobabilitas, di mana setiap sampel tidak memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih yakni dengan menggunakan pengambilan sampel secara

bertujuan (purposive sampling), yaitu suatu teknik dimana:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau

karakteristik tertentu yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi (Arikunto,

2009: 97).

Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive

sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang

menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel

(22)

karir populasi penelitian yang berada pada tingkatan rendah yang diungkap

melalui instrumen kemampuan perencanaan karir. Jadi dalam penelitian

eksperimen kuasi ini pengambilan sampel menggunakan seluruh subjek dalam

kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan

menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Pengambilan sampel secara purposive bertujuan agar sampel yang diambil

dari populasinya "representative" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi

yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Adapun banyaknya sampel dalam

penelitian ini adalah 81 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta

Didik

1 VIII B 40

2 VIII E 41

Jumlah 81

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena

merupakan pendekatan penelitian yang menekankan analisis pada data numerikal

yang diolah dengan metode statistik (Syaodih, 2010). Pendekatan kuantitatif

memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam

bentuk angka sehingga memudahkan analisis dan penafsiran data dengan

menggunakan pendekatan statistik. Data yang dimaksud adalah kemampuan

perencanaan karir yang diungkap melalui instrumen kemampuan perencanaan

karir. Data yang dihasilkan digunakan sebagai landasan atau rasional dalam

pengembangan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan

perencanaan karir peserta didik.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen kuasi

(23)

assignment), melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact

group) dalam hal ini adalah kelas biasa (Syaodih, 2010). Campbell (1957)

merumuskankan eksperimen kuasi sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan,

pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak

(Random Assignment) untuk menciptakan pembandingan dalam rangka

menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Dengan kata lain penelitian

eksperimen kuasi mecoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Tim

Puslitjaknov (Noor, 2011; 72) menambahkan pada penelitian eksperimen murni

kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, namun dalam dunia

pendidikan misalnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu

memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak karena subjek secara

alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.

Metode eksperimen kuasi digunakan mengingat karakteristik variabel

penelitian yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi terhadap

penerapan program bimbingan karir, yaitu bagaimana keefektifan program

bimbingan karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest dua

kelompok). Salah satu pertimbangan yang digunakan dalam memilih desain ini

adalah merupakan desain yang paling banyak digunakan dalam penelitian di

bidang pendidikan. Penelitian ekserimen kuasi dapat diartikan sebagai penelitian

yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu dan merupakan penelitian

yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel

yang relevan (Syaodih, 2010). Bentuk penelitian ini banyak digunakan dalam

bidang ilmu pendidikan atau penelitian yang lain dengan subjek yang diteliti

adalah manusia.

Desain nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest

dua kelompok) merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua

kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol

merupakan kelompok pembanding. Kedua kelompok dikenakan pengukuran

(24)

penelitian nonequivalent pretest-postest control group design adalah sebagai

berikut (Sugiyono, 2006; 116).

O1 x O2

O3 O4

Gambar 3.1

Skema Desain Nonequivalent Pretest-Postes Control Group Desain

Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa

pelaksanaan program bimbingan karir, sedangkan kelompok kontrol selaku

kelompok pembanding tidak diberikan perlakuan secara khusus melainkan

terintegrasi dengan program bimbingan dan konseling yang sudah dicanangkan

oleh pihak sekolah.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah perencanaan karir peserta

didik dan program bimbingan karir. Definisi dari kedua variabel tersebut

dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual yang dipaparkan pada Bab II.

1. Perencanaan Karir Peserta Didik

Esensi dari perencanaan karir secara konseptual dapat dirumuskan sebagai

serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka pengambilan

keputusan terhadap pendidikan atau pekerjaan. Aktivitas tersebut meliputi

keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan, pemahaman tentang

kelemahan dan kelebihan diri, persepsi yang realistis terhadap diri maupun

lingkungan, memiliki cita-cita yang jelas, menunjukkan kemandirian dalam proses

pengambilan keputusan, memiliki kemampuan dalam mengelompokkan jenis dan

macam pendidikan lanjutan sesuai dengan yang diminati, dan menunjukan

cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. (McMurray (1983); Dillard

(1985); Super (Sharf, 1992); dan Josepina & Santa Maria (Rahmi, 2009; 27)).

Perencanaan karir dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan

sebagai kemampuan peserta didik dalam merespon berbagai tuntutan untuk

(25)

yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, aspek keterlibatan dalam

pencarian informasi, dan aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang

pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan, dengan indikator setiap aspeknya

sebagai berikut.

a. Aspek memiliki sikap yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya

yang ditunjukkan dengan indikator pemahaman diri dan indikator keyakinan

dalam mencapai cita-cita.

b. Aspek keterlibatan dalam pencarian informasi yang ditunjukkan dengan

indikator mempelajari berbagai jenis karir yang ada, indikator memanfaatkan

media informasi karir, dan indikator berdiskusi untuk mengeksplorasi karir

orang yang dituakan.

c. Aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau

pekerjaan yang dicita-citakan yang ditunjukkan dengan indikator indikator

memiliki cita-cita pendidikan/ pekerjaan setelah lulus SMP, indikator

menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pendidikan/

pekerjaan, dan indikator memiliki motivasi dalam meraih cita-cita pekerjaan

Kemampuan peserta didik merencanakan karir dalam penelitian ini

diungkap melalui instrumen non-tes yang dikembangkan dalam bentuk skala

sikap model Likert. Kemampuan perencanaan karir sangat penting bagi peserta

didik terutama untuk membangun sikap mereka dalam menempuh karir masa

depan. Tujuan utamanya adalah peserta didik memiiki sikap positif terhadap karir

masa depan terutama bidang karir yang diminatinya.

Adapun peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta

didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun pelajaran 2012/ 2013.

2. Program Bimbingan Karir

Program bimbingan karir dalam penelitian ini secara operasional

didefinisikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan karir

yang disusun berdasarkan pada analisis kebutuhan yang muncul dalam profil

kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan aspek

(26)

perencanaan karir peserta didik diperoleh dari analisis hasil instrumen

perencanaan karir yang disebarkan kepada peserta didik kelas VIII SMP Negeri

15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Setelah profil kemampuan perencanan karir peserta didik tergambarkan,

langkah selanjutnya adalah merancang program bimbingan karir secara hipotetik

yang digunakan sebagai upaya perlakuan. Struktur program yang dikembangkan

terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi program, tujuan program,

sasaran layanan, rencana operasional kegiatan (action plans), pengembangan

tema, langkah kegiatan, peran personel pelaksana, dan evaluasi.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen kemampuan perencanaan karir dikembangkan dengan merujuk

kepada definisi operasional variabel. Perumusan instrumen perencanaan karir

yang layak digunakan untuk mengungkap perencanaan karir peserta didik

ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penentuan Jenis Instrumen

Instrumen kemampuan perencaan karir dirancang dalam bentuk Skala

Likert yang dituangkan ke dalam butir-butir pernyataan. Skala likert merupakan

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006; 234).

Fenomena sosial yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan

perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun

Pelajaran 2012/ 2013.

Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam Skala Likert ditujukan untuk

mengukur kemampuan perencaan karir peserta didik. Setiap butir pernyataan

memiliki lima alternatif respon jawaban yang dapat dipilih oleh peserta didik

yakni sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.

Ke lima alternatif jawaban respon peserta didik tersebut tersebar ke dalam lima

pilihan jawaban A, B, C, D, dan E secara acak pada setiap butir pernyataannya.

Pemilihan instrumen Skala Likert ke dalam bentuk pilihan ganda ini bertujuan

(27)

jawabannya. Berbeda dengan bentuk checklist sering kali jawaban tidak dibaca

oleh responden karena letak jawaban sudah menentu (Sugiyono, 2006; 138).

2. Pengembangan Kisi-Kisi

Kisi-kisi instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum

uji coba disajikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP

3. Pengujian Kelayakan Instrumen

a. Penimbangan Instrumen

Sebelum diujicobakan, instrumen kemampuan perencanaan karir yang telah

disusun terlebih dahulu ditimbang kelayakannya oleh para pakar. Penimbangan

instrumen kemampuan perencanaan karir dilakukan oleh dua orang pakar bergelar

Aspek Indikator Pernyataan

(28)

doktor dan satu orang bergelar magister dalam bidang bimbingan dan konseling

serta satu orang pakar dalam bidang pengukuran bergelar magister pendidikan

bimbingan dan konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Penimbangan

kelayakan instrumen kemampuan perencanaan karir ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, maupun

materi.

Instrumen yang ditimbang oleh para pakar diklasifikasikan ke dalam dua

kategori yaitu memadai dan tidak memadai. Memadai artinya butir instrumen bisa

langsung digunakan dan tidak memadai artinya memiliki dua arti yakni butir

instrumen tersebut tidak layak digunakan atau harus dibuang dan bisa digunakan

tetapi harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan hasil penimbangan.

Selanjutnya, hasil penimbangan kelayakan instrumen oleh para ahli bimbingan

dan konseling tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penyempurnaan

instrumen yang telah disusun.

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Instrumen kemampuan perencanaan karir yang akan diujicobakan terlebih

dahulu dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik di luar subjek penelitian

yaitu kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP yang bukan merupakan

sampel dalam penelitian dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik

dapat memahami instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak

dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga pernyataan dapat

dimengerti oleh peserta didik SMP kelas VIII kemudian baru dilakukan uji

validitas instrumen.

Berdasarkan hasil uji keterbacaan yang telah dilakukan, ada beberapa kata

yang kurang dimengerti oleh peserta didik. Kata-kata tersebut antara lain seperti

kata pengambilan keputusan karir diubah menjadi memilih kelanjutan studi

setelah SMP, dan kata studi lanjutan yang diubah menjadi pendidikan lanjutan

(29)

c. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan sebagai prosedur penempatan sejumlah

alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan

angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Selain itu, uji coba instrumen

sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kepada peserta

didik kelas VIII SMP Negri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Berikut

adalah pedoman penskoran instrumen kemampuan perencanaan karir.

Tabel 3.4

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (2008:70)

menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Pemilihan item dilakukan dengan uji

validitas item menggunakan teknik korelasi item-total product moment.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrumen kemampuan

perencanaan karir peserta didik adalah sebagai berikut.

1) Langkah pertama adalah mengujicobakan instrumen kepada peserta didik

kelas VIII untuk memperoleh data.

2) Langkah ke dua adalah mengkonversikan jawaban responden ke dalam bentuk

skor skala sikap Likert yang telah ditentukan

3) Langkah ke tiga adalah menentukan nilai r hitung untuk setiap butir

pernyataan dengan rumus Produk Moment Pearson yang selanjutnya ditulis

sebagai rhitung. Rumus Excel yang digunakan adalah sebagai berikut:

(30)

4) Langkah ke empat adalah mencari nilai t hitung. Setelah mendapatkan r

hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal tersebut

dengan menggunakan rumus uji t berikut.

t

5) Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah menentukan

ttabel dengan dk= n – 2 = 50– 2 = 48 dengan nilai dk = 48. Sehingga nilai ttabel

yang diperoleh pada tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0. 05) didapat nilai

t(0,95;48) = 1,684

Setelah t hitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan

nilai t hitung dengan t tabel untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan

kriteria jika item pernyataan memiliki nilai t hitung> t tabel maka dinyatakan item

pernyataan tersebut adalah item pernyatan yang valid dan apabila item pernyataan

memiliki t hitung < t tabel maka item pernyataan dinyatakan tidak valid. Sebagai

contoh pengujian validitas untuk item/ pernyataan nomor 1.

1) Mencari atau menghitung koefisien korelasi product moment (rXY) dan t

hitung dari masing-masing item. Untuk koefisien korelasi product moment

item soal nomor 1 adalah 0,31 dan nilai t hitung untuk item nomor 1 adalah

2,255

2) Langkah selanjutnya setelah diperoleh t hitung adalah menentukan t tabel

dengan dk = n– 2 = 50 – 2 = 48, dengan nilai dk = 48 maka pada nilai alpha

95% nilai t tabel adalah t(0,95;48) = 1,684

3) Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel diperoleh bahwa t hitung>t

tabel yaitu 2,255 > 1,684, oleh karena itu maka butir item/ pernyataan nomor

(31)

Perhitungan validitas butir soal yang lainnya menggunakan bantuan

perhitungan program Ms Excel 2007 dan dari 41 pernyataan didapat sebanyak 37

pernyatan valid dan sebanyak 4 pernyataan tidak valid.

Secara lebih jelas, hasil perbandingan uji signifikansi antara nilai thitung

dengan t tabel disajikan dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Perbandingan thitung dengan ttabel Item Pernyataan dalam Instrumen Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

No

Hitung T Tabel Keterangan

1 2,255 1,684 Valid 22 4,276 1,684 Valid

total pernyataan butir item. Tingkat signifikansi instrumen berada pada -1,948 –

7,536 dengan t tabel sebesar 1,684.

e. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan

menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen

ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh

(32)

Instrumen yang digunakan adalah item pernyataan yang menggunakan

pilihan jawaban sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai

(TS), STS (Sangat Tidak Sesuai) sehingga perhitungan reliabilitas instrumen

dapat ditentukan dengan menggunakan Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

α = Reliabilitas yang dicari

k = banyaknya belahan item

s²j = varians skor belahan/setiap item

s²x = varians skor keseluruhan

Azwar (Noor, 2011: 83)

Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabelitasnya, digunakan

kriteria interpretasi nilai r yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81  r  1,00 Sangat Tinggi

0,61  r  0,80 Tinggi

0,41  r  0,60 Cukup

0,21  r  0,40 Rendah

0,00  r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009: 75)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,

menunjukkan koefisien reliabilitas untuk alat ukur gambaran umum kemampuan

perencanaan karir peserta didik sebesar 0, 824 atau berada pada kategori sangat

tinggi. Dengan demikian instrumen penelitian ini terandalkan untuk mengungkap

data tentang kemampuan perencanaan karir peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner

(33)

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada peserta didik untuk menjawabnya. Kuesioner yang

disebarkan berisi 37 item pernyataan baik dalam tahap penelitian tes awal

(pretest) maupun tes akhir (posttest).

F. Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh merupakan data tentang kemampuan

perencanaan karir peserta didik. Data tersebut diolah berdasarkan langkah-langkah

berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jumlah angket

sebelum dan sesudah disebarkan kepada responden. Pemeriksaan kelengkapan

dilakukan juga pada kelengkapan siswa mengisi data yang dibutuhkan yaitu data

identitas responden sesuai dengan kelas masing-masing dan pilihan jawaban

responden terhadap iten/ pernyataan dalam instrumen kemampuan perencanaan

karir.

2. Penskoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian ini disusun dalam bentuk data

interval. Penskoran dilakukan pada setiap alternatif respon jawaban yang dipilih

oleh peserta didik. Untuk pernyataan yang positif, peserta didik diberi skor 4 jika

memilih pilihan yang sangat sesuai dengan apa yang dilakukaknnya, skor 3 jika

memilih pilihan yang sesuai dengan pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan yang

kurang sesuai, skor 1 jika memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik

diberikan skor 0 jika memilih respon pernyataan yang tidak sesuai. Sedangkan

untuk pernyataan negatif peserta didik diberi skor 0 jika memilih pilihan respon

yang sangat sesuai, skor 1 jika memilih pilihan respon yang sesuai dengan

pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan respon yang kurang sesuai, skor 3 jika

memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik diberikan skor 4 jika

(34)

3. Pengelompokkan Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan

menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun program bimbingan

karir. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket/ instrumen

kemampuan perencanaan karir kemudian diolah dengan menetapkan ke dalam tiga

kategori kemampuan perencanaan karir peserta didik, apakah berada dalam

kategori sangat sesuai (matang), sesuai (cukup matang) atau kurang sesuai (belum

matang) yang dikonversikan dengan menggunakan batas lulus aktual. Adapun

analisis profil kemampuan perencanaan karir peserta didik dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menentukan Skor maksimal yang diperoleh peserta didik

b) Menentukan Skor minimal yang diperoleh peserta

c) Mencari rentang skor yang diperoleh peserta didik dengan rumus:

Rentang skor = Skor maksimal – skor minimal

Rentang skor = 116 – 33 = 83

d) Menghitung Banyak Kelas = 1 + 3,3 (log 363)

e) Menghitung Panjang Kelas = rentang : banyak kelas

f) Memasukkan data peserta didik ke dalam tabel frekuensi

g) Mencari rata-rata aktual dengan rumus:

Keterangan:

Xi = Rata-rata terduga. Yang dijadikan rata-rata terduga adalah titik

tengah dari kelas interval yang terbanyak frekuensinya atau

kelas interval yang berada di tengah-tengah.

p = panjang kelas interval

d = selisih titik tengah kelas interval dari Xi dibagi p

(Sudjana, 1996; 71)

(35)

i) Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai

berikut.

Tabel 3.7

Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

No. Interval Kategori 15,753 (dibulatkan menjadi 16), dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori kemampuan

perencanaan karir peserta didik disajikan dalam tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9

Kategori Tingkat Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

≥ 95 Sangat Sesuai (Matang)

(36)

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik sudah menyadari pentingnya memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan sudah menyadari pentingnya memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

64 – 94 Sesuai (Cukup Matang)

Kategori ini peserta didik belum mencapai kemampuan perencanaan karir yang optimal atau belum mencapai pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik cukup mampu memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, masih kurang aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan cukup mampu memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

Kategori ini diartikan sebagai peserta didik masih rendah dalam kemampuan perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, belum pernah terlibat dalam proses pencarian informasi, dan belum memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data

yang diperoleh dari data tes awal (pretest), data tes akhir (posttest), dan data

indeks gain dari kelas eksperimen dan kontrol. Data dianalisis untuk menjawab

pertanyaan penelitian, baik tentang profil kemampuan perencanaan karir peserta

didik, rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan

kemampuan perencanaan karir peserta didik, dan efektivitas program bimbingan

(37)

Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and

Service Solution) Statistics 16.0 for windows.

Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah berbentuk hipotess

komparatif dua sampel berpasangan, dimana H0= tidak terdapat perbedaan

kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan setelah diberikan

layanan program bimbingan karir. Sedangkan Ha dalam penelitian ini adalah

terdapat perbedaan kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan

setelah diberikan layanan program bimbingan karir. Pengambilan keputusan

dalam pengujian hipotesis (menolak atau menerima hipotesis nol) antara lain

didasarkan pada derajat keyakinan (level of significance) yang besarnya sama

dengan 1- α di mana besarnya nilai α = 0,05.

Prosedur statistika dipakai untuk pengujian hipotesis penelitian adalah

dengan menggunakan metode statistika parametrik. Alasan penggunaan metode

statistika parametrik karena analisis data yang digunakan adalah berbentuk data

interval (Furqon, 2002: 235). Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, maka untuk

menguji efektivitas program yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan uji t

(Sugiyono, 2004: 8-9).

a. Analisis Data Pretest

Skor pretest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah

diperoleh, diuji melalui pengujian sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan

software SPSS 16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau

Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada

uji normalitas adalah sebagai berikut.

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

(38)

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi

tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan

uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika data pretest pada kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian

dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kedua kelas dengan

menggunakan uji Levene’s test dengan taraf signifikansi 5%. Uji homogenitas

dilakukan dengan tujuan melihat apakah varians kedua kelompok sama yaitu

apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Hipotesis yang digunakan pada

uji homogenitas adalah sebagai berikut.

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data pretest dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan

uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka

menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang

memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya

menggunakan pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua

variansi tidak homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan

adalah sebagai berikut.

:

(39)

Keterangan.

: rata-rata pretest kemampuan kemampuan perencanaan karir kelas

eksperimen.

: rata-rata pretest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

b. Analisis Data Posttest

Skor posttest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah

diperoleh diuji melalui pengujian sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for

windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk

menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas

adalah sebagai berikut.

: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal

: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi

tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan

uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika kedua kelompok berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan

dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan uji Levene’s test

dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas

adalah sebagai berikut.

(40)

: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data posttest dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan

uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka digunakan

uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi

asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya menggunakan

pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak

homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan adalah.

:

:

Keterangan.

: rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen.

: rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

perencanaan karir peserta didik adalah data indeks gain. Menurut Hake (Anilah,

(41)

Kriteria indeks gain mengacu pada kriteria Hake (Anilah, 2008: 43), yaitu

sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain

g Tinggi

g Sedang

g Rendah

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas indeks gain menggunakan bantuan software SPSS

16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk

menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas

adalah sebagai berikut.

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak

normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi

tidak normal maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas varians melainkan

dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan

menguji homogenitas varians kedua kelas menggunakan uji Levene’s test dengan

nilai signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah

sebagai berikut.

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen

(42)

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data indeks gain dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan

uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika data indeks gain kedua kelas memenuhi asumsi normalitas dan

homogenitas maka penggujiannya menggunakan uji t yaitu Independent Sample

T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak

homogen maka pengujiannya menggunakan pengujian t’ yaitu Independent

Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak homogen (Equal variances not

assumed). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

:

:

Keterangan.

: rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen.

: rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas kontrol..

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan adalah meliputi langkah-langkah di

bawah ini:

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan penelitian dimulai dengan disusunnya proposal penelitian,

kemudian proposal diseminarkan. Setelah itu dilanjutkan dengan pengajuan

pembimbing I dan pembimbing II, proposal disahkan oleh pembimbing dan

dewan skripsi.

Gambar

Grafik 4.1  Profil Kemampuan Prencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Gambar 3.1  Nonequivalent Pretest-Postes Control Group Desain
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DAN INTENSI PELAKSANAAN ETIKA KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT PADA PEGAWAI TINGKAT KECAMATAN DI KOTA BANDUNG.. Universitas

Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap perencanaan kebutuhan pelatihan serta untuk menentukan pelatihan yang tepat

Social Anxiety Disorder, Fear of Public Speaking, and The.. use of Analysis

Pengenalan binatang khususnya binatang aves, mamalia, reptil dan amphibi merupakan salah satu cara memberikan informasi yang ditujukan untuk masyarakat khususnya anak-anak yang

CMS adalah suatu metode mudah dan baru untuk administrasi frontend dan backend situs untuk mengelola content, tampilan yang berbasis web memberi kemudahan bagi para

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian perkawinan serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penyesuaian perkawinan pada istri yang menjalani