PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN
K E M AM P U AN P EM E C A H AN M AS A L A H MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMPN 1
PERCUT SEI TUAN T.A. 2016 / 2017
Oleh:
Saripa Wijaya Simorangkir NIM. 4123111075
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN
K E M AM P U AN P EM E C A H AN M AS A L A H MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMPN 1
PERCUT SEI TUAN T.A. 2016 / 2017
Saripa Wijaya Simorangkir (4123111075) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan yang berjumlah 38 orang dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes, lembar observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing- masing terdiri dari tiga kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes diagnostik dan pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah.
Dari hasil analisis data tes diagnostik diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mampu memecahkan masalah dari tes diagnostik adalah 11 dari 38 orang siswa (28,95%) dengan rata-rata kelas 50,39. Hasil analisis data tes kemamp uan pemecahan masalah pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) menunjukkan 20 orang siswa (52,63%) yang mampu memecahkan masalah dengan nilai rata-rata 60,88. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 34 orang siswa (89,47%) yang mampu memecahkan masalah dengan nilai rata-rata siswa 75,18. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kebaikan, penyertaan, kasih dan karunia-Nya yang memberikan kekuatan,
kesehatan, kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think - Pair - Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Sis wa di Kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara
lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan
4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika
5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selak u Sekretaris Jurusan
v
6. Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc, selaku Pembimbing Skripsi
penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan,
bimbingan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini
7. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang
telah membimbing dan memberi saran penulis selama perkuliahan
8. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Si, M.Si, dan
Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S., sebagai Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini
9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika
10. Ibu Dra. Risna Wahyuni, MA, sebagai Kepala Sekolah yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMPN 1 Percut Sei
Tuan
11. Ibu Radna Silaban, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMPN 1
Percut Sei Tuan dan peserta didik kelas VII-2 atas kerjasama dan
kesediaannya dalam membantu penulisan ini
12. Ibu Dra. Rellyn Sitohang dan Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd, sebagai guru
SMPN 1 Percut Sei Tuan yang selalu mendukung dari awal hingga akhir
penelitian
13. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Jesmen Simorangkir
dan Ibunda Suryani Hutabarat untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk do’a, kepercayaan, dukungan dan nasehat yang tak pernah lelah diberikan kepada penulis, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan
yang tak pernah pudar, untuk perjuangan dan pengorbanan yang tak henti
yang telah dilakukan untuk penulis selama ini dan juga terima kasih untuk
kerja keras dalam memperjuangkan penulis sampai ke jenjang pendidikan ini
14. Kakakku Santi Simorangkir dan keluarga, Jefri Simorangkir dan keluarga dan
juga adikku Rinal Simorangkir dan Bestina Simorangkir, untuk dukungan,
semangat, perhatian dan sayang yang begitu besar
15. Kepada keluarga besar saya yang telah memberikan doa, semangat, serta
vi
16. Kepada teman seperjuangan Ulfa Armadhani, Timbul Panjaitan yang telah
memberikan semangat, bantuan dan dukungan dalam pengerjaan skripsi ini
17. Kepada Febri Yanti, Yulitaria, Eva Kartika dan Denisha Siburian yang
berjuang bersama dan saling membantu
18. Kepada teman saya Febby Hutapea yang selalu memberikan dukungan dan
semangat
19. Kawan-kawan PPLT SMPN 2 Lumban Julu, yang telah memberikan bantuan
dan doa, yang menjadi tempat berbagi cerita penulis terkhusus Donda
Aritonang, Maris Siburian, Riana Sihaloho, Insan Lubis, Sori Sigalingging,
Esra Sirait, dan Ester Simamora untuk semangat yang luar biasa buat adek
20. Seluruh teman Matematika DIK-C 2012 atas kebersamaan dan perjuangan
bersama yang telah kita lewati
21. Seluruh teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita dan
dukungan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang
sederhana ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan
dalam dunia pendidikan.
Medan, Septe mber 2016 Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar Isi vii Daftar Tabel x
Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 8
1.3 Batasan Masalah... 8
1.4 Rumusan Masalah... 8
1.5 Tujuan Penelitian... 9
1.6 Manfaat Penelitian... 9
1.7 Definisi Operasional... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis... 11
2.1.1 Belajar dan Mengajar... 11
2.1.2 Pembelajaran Matematika... 12
2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika... 14
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif... 17
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS... 20
2.1.5.1 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS... 21
2.1.5.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS... 23
2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe TPS.. 24
viii
2.3 Pembelajaran Materi Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran
TPS ... 40
2.4 Kerangka Konseptual... 42
2.5 Penelitian yang Relevan... 43
2.6 Hipotesis Tindakan... 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 44
3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 44
3.3 Jenis Penelitian... 44
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 45
3.4.1 Siklus I... 45
3.4.1.1 Permasalahan I... 45
3.4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I... 46
3.4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I... 47
3.4.1.4 Tahap Observasi I... 48
3.4.1.5 Analisis Data I... 49
3.4.1.6 Tahap Refleksi I... 49
3.4.2 Siklus II... 49
3.5 Instrumen Pengumpulan Data... 49
3.5.1 Tes... 49
3.5.2 Observasi... 51
3.5.3 Dokumentasi... 51
3.5.4 Wawancara... 52
3.6 Teknik Analisis Data... 52
3.6.1 Reduksi Data... 52
3.6.2 Paparan Data... 52
3.6.3 Penarikan Kesimpulan... 52
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian... 56
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I... 56
4.1.1.1 Permasalahan I... 56
4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I... 59
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I... 60
4.1.1.4 Observasi I... 62
4.1.1.5 Analisis Data I... 62
4.1.1.6 Refleksi I... 69
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II... 70
4.1.2.1 Permasalahan II... 70
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II... 71
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II... 72
4.1.2.4 Observasi II... 72
4.1.2.5 Analisis Data II... 73
4.1.2.6 Refleksi II... 80
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 87
5.2 Saran... 87
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal ... 4
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 19
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 50
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah ... . 53
Tabel 3.3 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi Pembelajaran ... 55
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagnostik ... 57
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memahami Masalah ... 58
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Merencanakan Pemecahan Masalah ... 58
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Pemecahan Masalah ... 58
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memeriksa Kembali ... 59
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 63
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memahami Masalah I ... 64
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Merencanakan Pemecahan Masalah I ... 64
Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Pemecahan Masalah I ... 65
Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memeriksa Kembali I ... 65
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I ... 66
Tabel 4.12 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.13 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 73
xi
Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Merencanakan Pemecahan
Masalah II... 75
Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Pemecahan Masalah II ... 75
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memeriksa Kembali II ... 75
Tabel 4.18 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus II ... 76
Tabel 4.19 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus II ... 78
Tabel 4.20 Kesulitan pada Siklus I dan Rencana Tindakan Siklus II ... 81
Tabel 4.21 Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Indikator ... 84
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 45
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Diagnostik ... 57
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 63
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 74
Gambar 4.4 Diagram ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 45
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Diagnostik ... 57
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 63
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 74
Gambar 4.4 Diagram ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) ... 91
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) ... 97
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus I)... 103
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus II)... 109
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus II) ... 115
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II) ... 121
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 Siklus I... 127
Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus I... 131
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2 Siklus I... 133
Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus I... 137
Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 3 Siklus I... 139
Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS 3 Siklus I... 143
Lampiran 13. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 4 Siklus II... 145
Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian LAS 4 Siklus II ... 149
Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 5 Siklus II... 151
Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian LAS 5 Siklus II... 155
Lampiran 17. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 6 Siklus II... 157
Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian LAS 6 Siklus II... 161
Lampiran 19. Kisi – Kisi Tes Diagnostik... 163
Lampiran 20. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I... 164
Lampiran 21. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 165
Lampiran 22. Lembar Validasi Tes Diagnostik... 166
Lampiran 23. Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah I... 169
Lampiran 24. Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah II... 172
Lampiran 25. Tes Diagnostik... 178
xiv
Lampiran 27. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I... 181
Lampiran 28. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I... 182
Lampiran 29. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 185
Lampiran 30. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 186
Lampiran 31. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah... 189
Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru... 190
Lampiran 33. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa... 193
Lampiran 34. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik... 196
Lampiran 35. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 200
Lampiran 36. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 204
Lampiran 37. Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru... 208
Lampiran 38. Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa... 212
Lampiran 39. Daftar Nama Siswa Kelas VII-2 SMPN 1 Percut Sei Tuan.. 216
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang
disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan
dari hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi,
kenyataannya di lapangan banyak masalah yang terjadi selama proses
pembelajaran maupun pada hasil pembelajaran, terutama pada mata pelajaran
matematika. Masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran yang
diidentifikasi di SMPN 1 Percut Sei Tuan adalah rendahnya minat belajar siswa,
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat teacher centered
learning (berpusat pada guru), aktivitas belajar siswa masih kurang aktif dan
kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Peneliti mengasumsikan
bahwa guru dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sehingga siswa dapat
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan masalah sehari-hari.
Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh beberapa indikator. Indikator
tersebut adalah perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa dan
keterlibatan siswa. Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu mata
pelajaran akan memiliki perasaan senang atau suka dan memiliki ketertarikan
terhadap mata pelajaran tersebut. Siswa akan memperhatikan kegiatan belajar
mengajar dengan berkonsentrasi selama proses pembelajaran. Rasa tertarik siswa
terhadap suatu mata pelajaran juga akan ditunjukkan dengan keterlibatan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Tanpa adanya minat belajar dalam diri siswa,
akan mengakibat siswa tidak beraktivitas selama pembelajaran berlangsung. Hal
ini mempunyai dampak bahwa siswa akan kurang dalam memahami konsep
2
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 22 Juli 2016 di SMPN
1 Percut Sei Tuan, minat belajar siswa SMPN 1 Percut Sei Tuan masih tergolong
rendah. Hal ini dibuktikan dari 38 orang siswa kelas VII-2, hanya 8 orang yang
menyukai pelajaran matematika. Siswa yang tidak menyukai pelajaran
matematika, mengatakan bahwa pelajaran matematika sulit dan membosankan.
Selain itu, hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa para siswa tergolong pasif,
keterlibatan para siswa sangat rendah selama proses pembelajaran. Hasil observasi
ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa masih tergolong rendah.
Selain itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat
teacher centered learning. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, saat memulai
proses pembelajaran, guru langsung memberikan materi, memberi contoh soal dan
meminta siswa untuk mencatatnya sehingga guru mendominasi kegiatan
pembelajaran. Sejalan dengan hasil wawancara peneliti terhadap guru mata
pelajaran matematika SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd
yang mengatakan bahwa, “ Di kelas saya mengajar dengan menjelaskan materi yang akan dipelajari lalu memberi contoh soal yang ada di buku. Kemudian saya
menyuruh mereka mencatat apa yang sudah saya jelaskan”. Hal ini juga dibenarkan oleh siswa yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan
mencatat jika diperintahkan oleh guru. Selama proses pembelajaran berlangsung,
hanya sedikit kesempatan bertanya yang diberikan guru kepada siswa. Bahkan
dengan kesempatan tersebut, siswa juga tidak memberanikan diri untuk bertanya.
Proses pembelajaran tersebut memperlihatkan bahwa siswa tidak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran.
Di sisi lain, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran merupakan sarana
untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan
melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada kenyataannya
selama proses pembelajaran, siswa SMPN 1 Percut Sei Tuan masih belum terlibat
dalam pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan siswa tidak berani
mengemukakan ide atau bertanya sehingga siswa terlihat pasif selama
3
Kurangnya kegiatan siswa di dalam kelas mengakibatkan siswa tidak
dapat dengan mudah memahami dan menguasai materi. Agar pemahaman konsep
dan kemampuan pemecahan masalah matematika berkembang maka siswa perlu
dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar matematika. Oleh karena itu, cara
penyajian materi pembelajaran termasuk model pembelajaran dan metode
mengajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar harus
diperhatikan.
Lerner (Abdurrahman, 2012 : 204) menyatakan bahwa : “Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, (3) pemecahan masalah”. Dari pernyataan tersebut, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin (Tiona, 2013 : 12).
Akan tetapi, kenyataan yang diperoleh selama observasi, kemampuan
pemecahan masalah siswa SMPN 1 Percut Sei Tuan masih tergolong rendah.
Siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang terkait pemecahan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara dengan Ibu Riefni
Diana Lubis, S.Pd (22 Juli 2016) juga mengatakan hal yang sama yakni :
Terkait dengan soal yang berhubungan dengan masalah sehari-hari, siswa kurang mampu dalam memecahkan soal. Siswa lebih mudah menyelesaikan soal yang bentuk soalnya sama dengan contoh soal yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa sedikit bertanya.
Selanjutnya peneliti memberikan tes kepada 37 siswa SMPN 1 Percut Sei
Tuan dalam bentuk soal uraian. Soal yang digunakan yaitu:
1. Kris membuat katrol timba air. Ketinggian katrol 2 m diatas permukaan tanah
dan permukaan air 3 m dibawah permukaan tanah. Berapa panjang tali dari
permukaan air ke katrol?
4
Jelaskan rencana yang kamu gunakan untuk menghitung panjang tali dari permukaan air ke katrol!
Berdasarkan langkah ke-2, gunakan rencana yang kamu buat untuk menghitung panjang tali dari permukaan air ke katrol!
Periksalah jawaban anda dengan menggunakan data yang ada pada masalah tersebut! Berikan kesimpulanmu!
2. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 8 anak tangga. Sandy berada di anak
tangga ke-2. Kemudian dia naik 4 tangga. Karena ada buku yang terjatuh, dia
turun 3 langkah. Pada anak tangga berapakah Sandy sekarang ? Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Jelaskan rencana yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut! Berdasarkan langkah ke-2, gunakan rencana yang kamu buat untuk
mengetahui pada anak tangga ke-berapakah Sandy sekarang?
Periksalah jawaban anda dengan menggunakan data yang ada pada masalah tersebut! Berikan kesimpulanmu!
Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa siswa yang melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal uraian di atas, seperti pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
No. Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah
1 Siswa tidak mampu
memahami masalah pada
soal dimana siswa tersebut
menuliskan apa yang
diketahui tidak tepat.
Siswa kurang mampu
dalam menyusun rencana
penyelesaian soal dimana
siswa menyelesaikan soal
Siswa yang mampu memahami masalah
sebanyak 16 orang
(42,10%) dan yang
tidak mampu
memahami masalah
sebanyak 22 orang
5
tanpa menggunakan
rencana penyelesaian.
Siswa juga tidak
melakukan pemeriksaan
kembali terhadap
penyelesaian soal yang
sudah dikerjakan.
Siswa yang mampu menyusun rencana
penyelesaian sebanyak
7 orang (18,42%) dan
yang tidak mampu
menyusun rencana
penyelesaian sebanyak
31 orang (81,57%)
Siswa yang mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sebanyak
18 orang (47,36%) dan
yang tidak mampu
melaksanakan rencana
penyelesaian sebanyak
20 orang (52,63%)
Siswa yang mampu memeriksa kembali
masalah sebanyak 12
orang (31,57%) dan
yang tidak mampu
memeriksa kembali
sebanyak 26 orang
(68,42%)
2 Siswa tidak mampu
memahami masalah pada
soal dimana siswa tersebut
tidak menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan
pada penyelesaian soal.
Siswa kurang mampu
menyelesaikan soal karena
siswa tidak mampu
memahami masalah dan
menyusun rencana
penyelesaian sehingga
siswa memperoleh
jawaban akhir yang salah.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan, dari 38 orang siswa diperoleh data
yaitu 28,95% (11 orang) siswa yang mampu menyelesaikan masalah dan 71,05%
(27 orang) siswa yang tidak mampu menyelesaikan masalah sesuai indikator
6
siswa terletak pada sulitnya siswa mengidentifikasi apa yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal tersebut, yaitu 42,10% (16 orang) yang mampu memahami
masalah. Pada indikator menyusun rencana penyelesaian, secara umum kesalahan
siswa terletak pada pengaplikasian dari apa yang diketahui dan yang ditanyakan
dalam soal tersebut, yaitu 18,42% (7 orang) yang mampu menyusun rencana
penyelesaian. Pada indikator melaksanakan rencana penyelesaian, secara umum
kesalahan siswa terletak pada proses penyelesaian, yaitu 47,36% (18 orang) yang
mampu melaksanakan rencana penyelesaian. Pada indikator memeriksa kembali
hanya 31,57% (12 orang) yang melakukan pemeriksaan terhadap jawaban yang
diperoleh. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa masih rendah.
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, peneliti mengasumsikan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini disebabkan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan model belajar yang melibatkan
beberapa siswa untuk bekerja secara berkelompok untuk memperoleh tujuan yang
sama dan berpartisipasi untuk bekerja bersama serta saling berinteraksi sehingga
mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini
didukung oleh pendapat ahli seperti pendapat Nurulhayati (Rusman, 2014 : 203), “Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi”. Model pembelajaran kooperatif juga menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa
sehingga siswa terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Isjoni (2009 : 23) mengatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.
Model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS
7
ketertarikan siswa terhadap materi matematika dan membuat siswa lebih aktif,
mendorong kerja sama antar siswa dalam mempelajari suatu materi sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menurut Istarani
(2012 : 68) antara lain :
(1) Dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa, dan daya analisis terhadap suatu permasalahan, (2) Meningkatkan kerjasama antara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok, (3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain, (4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuannya, (5) Guru lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi.
Menurut Arends (Trianto 2011 : 81) “Think-Pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas”. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir mandiri (think), mendiskusikan hasil pemikiran dengan pasangannya
(pair) dan membagikan hasil pemikirannya kepada siswa lainnya (share). Dengan
demikian, prosedur yang digunakan dalam TPS memberikan siswa lebih banyak
waktu untuk berpikir, merespon dan saling membantu sehingga guru tidak lagi
menjadi subjek yang aktif melainkan murid yang menjadi subjek aktif yang akan
terlibat langsung dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, peneliti melakukan
penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
8
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
beberapa masalah antara lain sebagi berikut:
1. Minat belajar matematika siswa masih tergolong rendah sehingga mereka
menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru di kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan selama ini masih bersifat teacher centered leaning
sehingga proses pembelajaran monoton.
3. Siswa kurang aktif terlibat dalam aktivitas pembelajaran matematika
sehingga situasi kelas terlihat vakum.
4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII-2 SMPN 1
Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017 masih tergolong rendah.
5. Belum adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share untuk mengaktikan siswa agar kemampuan pemecahan
masalah siswa meningkat.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, peneliti
membatasi masalah agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas. Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada “ Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII-2 SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017
rendah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS)”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang diteliti maka yang menjadi masalah
dalam penelitian: “Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
9
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS) di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2016/2017”
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas
pendidikan, terutama:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada
pokok bahasan persegi dan persegi panjang.
2. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa
didalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
dimasa yang akan datang .
5. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti lain yang berminat meneliti hal
yang sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih
luas, baik tentang masalah yang diteliti maupun tentang subjek penelitian.
1.7 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap beberapa variabel yang
digunakan berikut ini akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut :
1. Pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan
10
belum dikenal. Pada pemecahan masalah terdapat empat indikator yaitu :
pemahaman pada masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali.
2. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) adalah jenis pembelajaran
kooperatif yang dilakukan dengan berpikir secara pribadi, mendiskusikan
apa yang dipikirkan secara berpasangan dan sharing kembali terhadap
87 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan dalam
mengatasi kesulitan siswa yang tidak mampu memahami soal dimana siswa
kurang mampu menentukan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, siswa sulit
dalam merencanakan penyelesaian masalah atau menyusun prosedur yang tepat
untuk menyelesaikan soal, siswa masih sulit menarik kesimpulan adalah melalui
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share dengan menekankan langkah-langkah pemecahan masalah Polya.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilihat dari ketuntasan
klasikal dalam memecahkan masalah. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I,
jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 20 orang siswa
(52,63%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa
yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 34 orang siswa (89,47%).
Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena
terdapat 85% siswa yang memiliki tes kemampuan pemecahan masalah pada
kategori minimal sedang. Aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II
juga dikategorikan sangat baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMPN 1 Percut Sei
Tuan hendaknya mulai menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa, salah satunya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan
88
2. Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan
refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga kesulitan
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami oleh guru
maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin.
Dan memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan
peserta didik
3. Kepada siswa SMPN 1 Percut Sei Tuan disarankan lebih aktif dalam
bertanya tentang hal yang kurang dipahami, lebih berani dalam memberikan
ide dan aktif dalam menemukan solusi permasalahan matematika selama
proses pembelajaran berlangsung
4. Kepada peneliti lanjutan, agar menggunakan hasil dan perangkat penelitian
ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi bilangan bulat ataupun materi
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta: Jakarta
Arikunto, dkk., (2014), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara: Jakarta
Avridiana, dkk., (2013), Penyelesaian Soal Secara Matematis pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan Menggunakan Metode Ekspositori, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol 1 No. 2, September 2013, ISSN 2337-8166, STKIP PGRI Sidoarjo
Djamarah, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed: Medan
Hartono, (2014), Matematika Strategi Pemecahan Masalah, Graha Ilmu : Yogyakarta
Hudojo, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang (UM PRESS): Malang
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar: Yogyakarta
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada : Medan
Purwanto, (2009), Evaluasi Pengajaran, Rosdakarya: Bandung
Rusman, (2014), Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja Grafindo Persada: Jakarta
Siregar, (2015), “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di Kelas VII SMP PAB 10 Medan Estate Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi, FMIPA UNIMED : Medan
90
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Tiona, (2013), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Vygotsky Pada Materi Geometri Di SMP Negeri 3 Padangsidimpuan, Volume 3, Nomor 1 : 2088-2157. (diakses 25 April 2016)