• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2015/2016."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X

SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT S E I T U A N T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Oleh :

Sarana Ria Gunawati Pasaribu Nim. 4123121068

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X

SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT S E I T U A N T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Sarana Ria Gunawati Pasaribu (NIM. 4123121068)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain Two Group

Pretes-Postes Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIPA Semester II yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

cluster random sampling. Kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan proses sains berjumlah 7 soal dalam bentuk essai, lembar observasi sikap dan lembar observasi KPS. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan taraf α = 0,05.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen yaitu 41,9 dengan SD= 8,10 dan kelas kontrol yaitu 40,3 dengan SD= 7,98. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,031 dan Ftabel = 1,760 sehingga F hitung< Ftabel,

maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil analisis data dari uji t dua pihak diperoleh thitung = 1,177 < ttabel = 1997, sehingga Ho diterima

berarti kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata postes kelas eksperimen = 80,0 dengan SD= 9,79 dan kelas kontrol = 73,3 dengan

SD= 8,65.. Dari hasil pengamatan sikap dan KPS siswa diperoleh peningkatan.

Pada siklus I diperoleh rata-rata 48,22% naik di siklus II menjadi 62,38% dan pada siklus III 62,97%. Penilaian rata-rata KPS pada siklus I 45,71% meningkat disiklus II menjadi 77,77% dan di siklus III 86,98%. Hasil analisis uji t satu pihak diperoleh thitung = 4,290 dan ttabel = 1,669, sehingga thitung > ttabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima terdapat pengaruh signifikan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala kemurahan dan kasih-Nya yang memberikan hikmat, pengertian dan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi sesuai waktu-Nya yang

tepat.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di

Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2015/2016”, disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Rappel Situmorang, M,Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan motivasi dan saran-saran terkait penulisan

skripsi ini.

2. Ibu Dra. Ratna, Tanjung M.Pd, Ibu Dr. Rita Juliani, M,Si, dan Ibu Dr.

Betty M Turnip, M.Pd sebagai dosen penguji yang turut serta

memberikan kritikan dan perbaikan berkenaan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Nurdin Siregar, M,Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

4. Bapak Dr. Asrin Lubis, M,Si selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak

Alkafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua Jurusan Fisika, serta Ibu Dr.

Rita Juliani, M.Si selaku sekretaris Jurusan Fisika. Seluruh Bapak dan

Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA Unimed yang

sudah membantu penulis.

5. Bapak Muliadi, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan dan kepada Ibu Dra. Rosita Haloho sebagai guru fisika

yang memberikan waktu dan bimbingan selama penelitian.

6. Ayahanda Bedeus Pasaribu dan Ibunda Julita Siagian tercinta yang

dengan kasih tulus senantiasa mendoakan, menyemangati dan

(6)

v

7. Adik-adikku tercinta Doli Parnasipan Pasaribu yang dengan kasih

memberikan motivasi dan dukungan materil kepada penulis, Binsar

Ruma Ijuk Pasaribu, Iwan Edi Pasaribu, Ina Supriani Pasaribu, Fitri

Romaulita Pasaribu yang tetap menyertai penulis dalam doa dan

semangat.

8. Esy Analisa Marbun, Dermina Pasaribu, Stefannie Marbun, Magdalena

Tiur Saragih, Rina Julita Siregar dan teman-teman kos.

9. Sunbae Nove Sirait dan Sigundul Wita Pardede yang banyak berbagi

cerita tentang seluk-beluk kehidupan dan selalu memberikan

kehangatan serta kenangan dalam pelukan dan senyuman yang tak

terlupakan.

10.Pemuda/I GPI Sidang Kebun Pisang serta jemaat yang senantiasa

menjadi keluarga bagi penulis selama menjalani pendidikan di bangku

kuliah.

11.Teman-teman seperjuangan Fisika Dik B 2012 dan juga buat keluarga

kecil pencari kitab suci (Kak Yemima, Kak Ria, Kak Risma) yang

tetap semangat mencapai cita-cita dan menyelesaikan studi di Unimed.

12.Ucapan terima kasih kepada teman-teman PPL Dolok Masihul serta

adik-adik SMA Negeri 1 Dolok Masihul yang tetap mendokan penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran membangun dari pembaca

untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dunia pendidikan.

Medan, 19 Juni 2016

Sarana Ria Gunawati Pasaribu

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.2 Keterampilan Proses Sains 8

2.1.3 Sikap 12

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 13

2.1.5 Model Pembelajaran Inkuiri 14

2.1.6 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 15

2.1.6.1Sistem Sosial 16

2.1.6.2Peran atau Tugas Guru 17

2.1.6.3Dampak Pendukung 18

2.1.6.4Teori Belajar Yang Mendasari Inkuiri Terbimbing 29

2.1.6.5Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri 20

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 22

2.1.8 Materi Pembelajaran 23

2.1.9 Penelitian yang relevan 34

2.2 Kerangka Konseptual 35

2.3 Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 37

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 37

3.2.1 Populasi 37

3.2.2 Sampel 37

(8)

vii

3.3.1 Variabel Bebas 38

3.3.2 Variabel Terikat 38

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 38

3.4.1 Jenis Penelitian 38

3.4.2 Desain Penelitian 38

3.5 Prosedur Penelitian 39

3.6 Instrumen Penelitian 42

3.6.1 Angket 42

3.6.2 Wawancara 42

3.6.3 Tes Keterampilan Proses Sains 43

3.6.4 Lembar Observasi Penilaian Sikap 44

3.6.5 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 44

3.7 Validitas Isi 45

3.8 Tehnik Analisis Data 46

3.8.1 Menentukan Mean, Simpangan Baku dan Varian 46

3.8.2 Uji Normalitas 46

3.8.3 Uji Homogenitas 47

3.8.4 Uji Hipotesis 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 51

4.1.1 Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51

4.1.1.1Nilai Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 52

4.1.1.2Uji Normalitas Data Pretes 52

4.1.1.3Uji Homogenitas 53

4.1.1.4Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes 53

4.1.2 Perlakuan 54

4.1.3 Penilaian Sikap 56

4.1.4 Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 58

4.1.5 Deskripsi Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 60

4.1.5.1Nilai Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi Nilai Postes 61

4.1.5.2Uji Normalitas Nilai Postes 62

4.1.5.3Uji Homogenitas Postes 62

4.1.5.4Uji Kesamaan Rata-Rata Postes 63

4.2 Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 68

5.2 Saran 68

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Beberapa macam Termometer 24

Gambar 2.2 Pemuaian panjang 25

Gambar 2.3 Grafik Hubungan Volume dengan Suhu Pada

Tekanan Konstan 28

Gambar 2.4 Skema Perubahan Wujud Zat 31

Gambar 2.5 Perubahan Wujud Air dan Kalor yang Diserap 32

Gambar 2.6 Perpindahan Kalor secara konduksi 33

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 41

Gambar 4.1 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 52

Gambar 4.2 Penilaian LKS Kelas Eksperimen 55

Gambar 4.3 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 57

Gambar 4.4 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Kontrol 58

Gambar 4.5 Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 60

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Koefisien Muai Panjang (�)

dan Muai Volume (�) Zat 28

Tabel 2.2 Kalor Jenis Berbagai Zat Pada Tekanan 1 Atm 31

Tabel 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan 35

Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 39

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Keterampilan Proses Sains 44

Tabel 3.3 Lembar Penilaian Sikap 45

Tabel 3.4 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 46

Tabel 4.1 Ringkasan Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi Pretes 52

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Pretes 53

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data Pretes 53

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes 54

Tabel 4.6 Penilaian LKS Kelas Eksperimen 55

Tabel 4.7 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 56

Tabel 4.8 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Kontrol 57

Tabel 4.9 Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 59

Tabel 4.10 Ringkasan Data Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 60

Tabel 4.11 Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi Postes 61

Tabel 4.12 Ringkasan Uji Normalitas Nilai Postes 62

Tabel 4.13 Ringkasan Uji Homogenitas Nilai Postes 62

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Angket 71

Lampiran 2 Lembar Hasil Perhitungan Angket 73

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru 74

Lampiran 4 Lembar Hasil Wawancara Guru 75

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 76

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 112

Lampiran 7 Lembar Penilaian LKS Siswa Kelas Eksperimen 119

Lampiran 8 Penilaian Sikap 120

Lampiran 9 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains 122

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains 124

Lampiran 11 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 136

Lampiran 12 Jadwal Penilitian 138

Lampiran 13 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 139

Lampiran 14 Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 151

Lampiran 15 Tabel Rekapitulasi Penilaian di Kelas Eksperimen 157

Lampiran 16 Rekapitulasi Data Nilai Pretes 161

Lampiran 17 Rekapitulasi Data Nilai Postes 165

Lampiran 18 Kalkulasi Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi

Data Pretes dan Postes 169

Lampiran 19 Uji Normalitas Nilai Pretes 174

Lampiran 20 Uji Normalitas Nilai Postes 178

Lampiran 21 Uji Homogenitas 182

Lampiran 22 Uji Hipotesis 185

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 189

Lampiran 24 Validasi Isi Instrumen 194

Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 199

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Distribusi t 200

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 201

Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 202

Lampiran 29 Surat Izin Observasi 204

Lampiran 30 Surat Izin Penelitian 205

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gelombang IPTEK dibeberapa bidang banyak membawa perubahan pada

kehidupan dan gaya hidup manusia yang lebih dinamis. Perkembangan tegnologi

tidak terlepas dari praktek pendidikan. Kedua hal ini saling berhubungan guna

mempermudah aktivitas manusia. Kemajuan IPTEK dapat dipandang dalam dua

sisi yaitu sebagai penunjang berlangsungnya proses pembelajaran dalam

pendidikan dan di sisi lain sebagai bentuk keberhasilan dunia pendidikan.

Kemajuan ini terjadi begitu cepat sehingga harus diiringi dengan kemajuan

praktek pendidikan khususnya praktek pembelajaran di kelas.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pendidikan yang

mampu mendukung pembangunan adalah pendidikan yang mampu

mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mampu menghadapi dan

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang dihadapinya baik saat ini

maupun dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, kegiatan pendidikan

merupakan proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang

akan berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun upaya pemerintah

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yaitu dengan memberikan dana

bantuan operasional sekolah, beasiswa bagi siswa berprestasi serta melakukan

lokakarya dan penataran bagi guru untuk meningkatkan kualitas seorang guru

sebagai tenaga pendidik. Namun, pada prakteknya di lapangan hal-hal tersebut

tidak cukup.

Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting, sebagaimana

Slameto (2010) menyatakan bahwa: “peran guru telah meningkat dari sebagai

pengajar, menjadi sebagai direktur pengarah belajar”. Dalam hal ini tugas dan

tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat termasuk fungsi guru sebagai

(13)

2

perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, motivator

belajar, dan sebagai pembimbing. Sehingga guru dituntut mampu mendesain suatu

pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mendapatkan output pembelajaran

yang maksimal terutama pada pelajaran fisika.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL di SMAN 1 Dolok Masihul

(2015), banyak dihadapi berbagai kendala dalam proses pembelajaran,

diantaranya banyak siswa yang berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah

pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik. Faktor–faktor yang

menyebabkan kendala tersebut adalah metode pembelajaran yang digunakan

masih berpusat pada guru dan kurangnya kerjasama antarsiswa dalam diskusi

kelompok. Siswa hanya menerima informasi, mereka tidak dibiasakan untuk

mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi tersebut akibatnya

pengetahuan siswa terpaku pada hapalan. Hal ini ditunjukkan melalui hasil

ulangan harian maupun ujian tengah semester dimana sekitar 62 % siswa tidak

mencapai KKM, dan sekitar 60 % tidak memahami pengerjaan soal, apabila

penggunaan kata-kata dan perubahan angka dilakukan pada contoh soal yang

sama.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti berupa pembagian angket

kepada 35 orang siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan menunjukkan 42,86 % (15

orang) siswa kurang menyukai pelajaran fisika dan 48,57% (17 orang) mengangap

fisika sebagai pelajaran yang sulit dan kurang menarik. Hasil angket juga

menunjukkan 34,29 (12 orang) siswa tidak membaca buku panduan fisika

sebelum pembelajaran berlangsung. Wawancara dengan salah seorang guru fisika

Ibu Dra. Rosita Haloho di sekolah tersebut, dengan meninjau nilai fisika siswa di

salah satu kelas X, diperoleh 51,43 % (18 orang) mendapat nilai dibawah KKM,

yaitu dibawah nilai 75, dengan perolehan nilai terendah 64.

Pembelajaran yang didominasi oleh guru merupakan pembelajaran yang

membatasi siswa untuk menemukan sendiri informasi dan pengetahuan sehingga

(14)

3

sebaiknya mengaktifkan kerja siswa baik secara fisik maupun mental sehingga

belajar menjadi bermakna. Keterlibatan siswa dalam memperoleh informasi dapat

dilakukan melalui kegiatan ilmiah yang sering disebut kegiatan inkuiri. Kegiatan

ilmiah membawa siswa terlibat langsung pada keadaan nyata suatu pencarian

informasi, dan menyelesaikan masalah oleh dirinya sendiri mupun kelompok.

Proses kegiatan ilmiah melatih siswa untuk terampil dalam proses menemukan

dan pada akhirnya keterampilan ini memandu siswa pada pengalaman belajar

yang inovatif.

Keterampilan proses dapat berjalan dengan baik apabila ada kontrol dari

guru, yang mengarahkan siswa melalui perancangan kegiatan belajar. Suatu model

pembelajaran merupakan kerangka bagi guru untuk merancang pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang

mengutamakan keaktifan siswa melalui kegiatan terbimbing dari guru. Menurut

Kuhlthau (2007: 4), inkuiri terbimbing adalah “guided inquiry is a preparation for

life long learning, not just preparation for a test.” Pada model pembelajaran ini

materi yang disajikan tidak diberikan begitu saja, tetapi menuntut siswa untuk

memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri”

konsep-konsep sesuai tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Model inkuiri

terbimbing berpusat pada siswa yang mengharuskan siswa mengolah pesan yang

diterima melalui kegitan penemuan sehingga memperoleh pengetahuan dan

keterampilan. Tujuan utama dari model inkuiri terbimbing yaitu mengembangkan

keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara

ilmiah (keterampilan proses sains).

Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing mampu meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Azizah, N

(2014) yang berjudul Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan

Keterrampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X.C Di MAN 2

Jember Tahun Ajaran 2013/2014, memaparkan peningkatan keterampilan proses

sains siswa berada pada kategori tinggi dengan spesifikasi dari prasiklus ke siklus

(15)

4

Penelitian tentang keterampilan proses sains juga dilakukan oleh Yuniastuti, E

(2013) dengan judul Peningkatan Keterampilan Proses, Motivasi, Dan Hasil

Belajar Dengan Strategi Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Kartika

V-1 Baikpapan, menyimpulkan pembelajaran inkuiri terbimbing memicu

peningkatan keterampilan proses sains siswa melalui praktikum biologi dengan

persentase kenaikan 55,00 % pada siklus satu menjadi 69,38 % pada siklus dua,

dan pada siklus tiga mencapai 80,63 %. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Rizal, M (2014) yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Dengan Multi Representasi Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan

Konsep IPA Siswa SMP, menunjukkan hasil analisis nilai rata-rata keterampilan

proses siswa pada kelas eksperimen adalah 78,94 dan nilai rata-rata keterampilan

proses sains pada kelas kontrol adalah 75,00 dan menyatakan bahwa

pemebelajaran inkuiri terbimbing mempengaruhi KPS siswa.

Adapun kelemahan dari penelitian sebelumnya yaitu pengalokasian waktu

yang kurang efisien pada setiap pembelajaran dan keterbatasan fasilitas

laboratorium sekolah yang mengakibatkan percobaan tidak berjalan dengan

maksimal serta jumlah siswa yang banyak tiap kelasnya menyulitkan peneliti

memantau kinerja masing-masing siswa. Berdasarkan uraian latar belakang di

atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II

SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan, sebagai berikut:

1. Fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik.

2. Kegiatan Pembelajaran didominasi penjelasan guru (teacher center).

3. Hasil belajar siswa rendah

4. Output pembelajaran didominasi hafalan dan penyelesaian soal

(16)

5

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian sehingga

hasilnya sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan dan tepat sasaran, maka

peneliti membuat pembatasan masalah yang terdiri dari:

1. Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di kelas eksperimen

dan Pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol untuk melihat

keterampilan proses sains siswa.

2. Subjek penelitian yaitu siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan kelas X

semester II T.P 2015/2016

3. Materi pelajaran fisika kelas X semester II khusus Suhu dan Kalor

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan di atas maka, rumusan

masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Konensional pada materi

pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P.

2015/2016?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok

Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan

menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran

Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1

(17)

6

2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok

Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih

pemikiran dan masukan yang berarti terhadap kualitas pendidikan, terutama:

1. Sebagai informasi salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa terutama pada pelajaran fisika.

2. Sebagai bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian sejenis dengan

konsep berbeda dan permasalahan yang relevan.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan makna, maka definisi operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Model Pembelajaran didefinisikan sebagai pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

(Suprijono, 2010: 46)

2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan suatu model

pembelajaran inkuiri yang menciptakan lingkungan belajar sehingga

memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk pengetahuan mereka

dan membangun pengetahuan yang mendalam sebagai pengalaman bagi

siswa. (Kuhlthau, 2007: 6)

3. Keterampilan proses sains adalah serangkaian kegiatan ilmiah yang

diturunkan dari perilaku yang dilakukan para ilmuan untuk menemukan

konsep, teori maupun formulasi untuk menjelaskan gejala alam.

Keterampilan proses terdiri dari kegiatan: mengobservasi, mengumpulkan

dan mengolah data, mengidentifikasi dan mengontrol variabel-variabel,

merumuskan dan menguji hipotesis dan penjelasan serta menarik kesimpulan.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian didasarkan dari data-data hasil penelitian,

Sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang

telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X

semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016 dengan

rata-rata pretes sebesar 41,9 dan rata-rata postes siswa sebesar 80,00.

Keterampilan sains siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran

konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA

Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016 dengan rata-rata pretes

sebesar 40,3 dan rata-rata postes siswa sebesar 73,3.

2. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X

semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016 dengan

thitung > ttabel = 4,290 > 1,669 yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing

agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok berdasarkan

tingkt pengetahuan siswa secara menyebar sehingga suasana pembelajaran

lebih kondusif.

2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam

kelompok agar suasana belajar lebih menyenangkan.

3. Peneliti kiranya ketika melakukan pengamatan keterampilan proses sains

siswa dilakukan dengan lebih teliti sehingga lebih menghasilkan pengamatan

yang akurat.

(19)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktik, Rineka

Cipta, Jakarta

Azizah, N., Indrawati, Harijanto, A., (2014), Penerapan Inkuiri TerbimbingUntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas X.C Di MAN 2 JemberTahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan

Fisika, Vol. 3: 235-241

Bhaskara D, R., Naga Kumari, U., (2008), Science Process Skill Of School

Students, Discovery Publishing House PVT. LTD., New Delhi

Cain, S.E., Evans. J.M., (1990), Sciencing An Involvement Approach to

Elementary Science Methods, Merril Publishing Company. New York

Deta, U.A., Suparmi, Widha, S., (2013), Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek, Kreativitas, Serta Ketermpilan Proses Sains Terhadap Prestasi

Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Indonesia 9: 1693-1246

Giancoli, D.C., (2001), Fisika Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta

Indrajit, D., (2009), Mudah dan Aktif Belajar Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,

Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta

Istarani,dkk., (2015), Ensiklopedi Pendidikan, Media Persada, Medan

Johnson, D., (2005), Teaching and Learning Research Exchange, Mcdowell

Foundation, Canada

Kanginan, M., (2013), Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Kuhlthau, C. Carol., Leslie K. Maniotes dan Ann K. Caspari, (2007). Guided

Inquiry Learning in The 21ST Century, London: Libraries Unlimited

Kuhlthau, C.C., Leslie K. Maniotes dan Ann K Caspary., (2012), Guided Inquiry

Design a Framework In Your School, Unlimited Libraries, London

Narwanti, S., (2011), Pendidikan Karakter, Familia. Yogyakarta

Rizal, M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan

(20)

70

Samani, M., Hariyanto, (2012), Konsep dan Model Pendidikan Karakter, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Subagyo, Y., Wiyanto, Martowo, P., (2009), Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Konsep Suhu dan

Pemuaian, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5: 1693-1246

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung

Sukarno, Permanasari, A., Hamidah, I., (2013), The Profile Of Science Process Skill (SPS) Student At Secondary School (Case Study in Jambi),

International Journal Of Scientific Engineering and Research (IJESR) Vol 1: 2347-3878

Suparmo & Widodo, T., (2009), Panduan Pembelajaran Fisika Untuk SMA & MA

Kelas X, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta

Suprijono, (2012), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Tanjung, R., Betty M. Turnip, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Percetakan

Unimed, Medan

Trianto, (2013), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,

Jakarta

Widodo, T., (2009), Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Depdiknas,

Jakarta

Yuniastuti, E., (2013), Peningkatan Keterampilan Proses, Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Dengan Srategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada

Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan, Jurnal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

2.c Komponen-komponen yang dapat di set melalui BIOS.

Hasil perhitungan menggunakan analisis sensitivitas laba menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat profitabilitas Bank Central Asia dan Bank

[r]

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Namun besarnya peran dan potensi kelapa ini tidak diikuti kinerja industri kelapa yang memuaskan, dimana produksi dan produktivitas kelapa Indonesia masih belum

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga