• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN (SMK) DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

OLEH: MAULANA

8146132048

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii ABSTRAK

Maulana. Analisis Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan; (2) jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rumpun mata pelajaran; dan (3) mengetahui hasil pemetaan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah pada jenjang SMA dan SMK di Kabupaten Tebo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Tebo mulai januari 2016 s.d mei 2016. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan informan Kepala Dinas DIKBUDPORA, Sekretaris Dinas DIKBUDPORA, Kepala Bidang Perencanaan dan Program Dinas DIKBUDPORA, dan Koordinator pengawas sekolah Kabupaten Tebo. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, studi dokumentasi, observasi dan triangulasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) jumlah ideal pengawas SMA dan SMK yang dibutuhkan berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan berjumlah 22 pengawas sekolah; (2) jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rumpun mata pelajaran pada jenjang SMA/SMK di Kab. Tebo sebanyak 21 pengawas sekolah; (3) hasil pemetaan kebutuhan pengawas SMA dan SMK di Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Tebo untuk 5 tahun yang akan datang yaitu jumlah ideal pengawas yang dibutuhkan sebanyak 24 pengawas dan proporsi kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan jenjang jabatan pengawas sekolah dibutuhkan 9 pengawas sekolah muda, 14 pengawas sekolah madya, dan 1 pengawas sekolah utama. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemerkayaan informasi–informasi empiris tentang analisis perencanaan kebutuhan pengawas sekolah bagi daerah-daerah lainnya dan menjadi kajian lebih lanjut terhadap penerapan teori-teori perencanaan dan manajemen sumber daya manusia.

(6)

iv ABSTRACT

Maulana. An Analysis of Need Planning of Supervisors of Senior High School (SMA) and Vocational High School (SMK) in Tebo Regency Jambi Province. A Thesis, Education Administration Study Program, majoring in Supervision, Graduate Program of State University of Medan, 2016

This research aims to determine: (1) the ideal number of school supervisors needed based on the ratios of education units; (2) the ideal number of school supervisors needed based on the subject groups; and (3) determine the results of the mapping of the need planning of school supervisors at senior high school level (SMA) and vocational school level (SMK) in Tebo Regency. The type of the Program Office of DIKBUDPORA, and the coordinator of the school supervisors of Tebo. The Techniques of data Collecting used in this research are interviews, document study, observation and triangulation. The result of the research concluded that (1) the ideal number of supervisors needed on senior high school (SMA) and vocational schools (SMK) ratio amounted to 22 school supervisors; (2) the ideal number of school supervisors needed based on the subject groups at the level of SMA / SMK in the district Tebo as many as 21 school supervisors; (3) the results of the mapping of the needs of supervisors at SMA and SMK level in DIKBUDPORA Tebo Regency for the next 5 years that is the ideal number of the needed supervisors is 24 supervisors and the proportion of the needs of school supervisors based on the hierarchy of school supervision positions are 9 junior-class Supervisors, 14 middle-junior-class supervisors, and 1 senior-junior-class supervisor. Thus, the results of this reserach are expected to contribute to the enrichment of empirical information on analysis of Need Planning of school supervisors for other areas and become further study to the applications of theories of planning and human resource management .

(7)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya tesis ini dapat disusun dan diselesaikan. Penulis juga mengucapkan salam dan sholawat kepada Nabi yang Agung, pemberi tauladan bagi umatnya yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kaum muslimin.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah mendukung penyelesaian tesis ini, saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan mungkin dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik. Selama menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini, penulis banyak sekali memperoleh dukungan baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi bantuan berupa Beasiswa Penuh S2 Kepengawasan di Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Darwin, M.Pd Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan.

5. Dr. Darwin M,Pd selaku pembimbing I dan Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan ide, masukan, saran ilmiah dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis.

(8)

vi

membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan data/informasi yang diperlukan pada penelitian ini.

7. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan angkatan 2014.

8. Isteri yang tercinta (Nevi Zakiya, S.Pd.I), dan putraku yang tersayang (Ikhwan Waris Maulana) yang senantiasa memberi inspirasi, memberi doa, dan dukungan selama berlangsungnya masa perkuliahan.

9. Kedua orangtua (Muhammad Nasir dan Nuraini) dan Mertua (Almh. Siti Fatimah dan Slamet Hidayat) yang telah menjadi motivator dalam hidup, doa dan dukungan dari mereka sangat membantu dalam penyelesaian studi ini dan kepada keluarga besar ku yang tidap dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis hanya dapat memohon kehadirat Allah SWT semoga jasa semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tesis mendapat balasan yang setimpal. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(9)

vii

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15

2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 19

2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 21

2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia ... 23

2.2 Konsep Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM) ... 26

2.2.1 Pengertian Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 26

2.2.2 Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 29

2.2.3 Ruang Lingkup Perencanaan ... 33

2.3 Konsep Analisis Jabatan/Pekerjaan ... 36

2.3.1 Pengertian Analisis Jabatan/Pekerjaan ... 36

2.3.2 Tujuan Analisis Jabatan/Pekerjaan ... 38

(10)

viii

2.3.4 Jenis-Jenis Analisis Jabatan/Pekerjaan ... 43

2.3.5 Metode Analisis Jabatan/Pekerjaan ... 45

2.4 Konsep Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) ... 50

2.4.1 Pengertian Analisis Beban Kerja ... 50

2.4.2 Hasil dan Manfaat Analisis Beban Kerja ... 51

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... 53

2.4.4 Aspek-Aspek dan Teknik Analisis Beban Kerja ... 54

2.5 Konsep Pengawas Pendidikan ... 56

2.5.1 Pengawas Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan ... 56

2.5.2 Sistem Perekrutan Pengawas Sekolah ... 59

2.5.3 Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah ... 60

(11)

ix

4.1.1 Sejarah ... 90

4.1.2 Letak Geografis ... 91

4.1.3 Visi dan Misi ... 92

4.1.4 Tujuan dan Sasaran ... 93

4.1.5 Tugas dan Fungsi ... 95

4.1.6 Jumlah Pegawai ... 96

4.1.7 Struktur Organisasi ... 97

4.2 Hasil Penelitian ... 100

4.2.1 Jumlah Ideal Pengawas SMA dan SMK yang Dibutuhkan Beradasarkan Rasio ... 100

4.2.2 Jumlah Ideal Pengawas SMA dan SMK yang Dibutuhkan Beradasarkan Rumpun Mapel ... 107

4.2.3 Hasil Pemetaan Kebutuhan Pengawas SMA dan SMK 5 5 Tahun Mendatang ... 112

4.3 Pembahasan ... 122

4.3.1 Jumlah Ideal Pengawas SMA dan SMK yang Dibutuhkan Beradasarkan Rasio ... 122

4.3.2 Jumlah Ideal Pengawas SMA dan SMK yang Dibutuhkan Beradasarkan Rumpun Mapel ... 126

4.3.3 Hasil Pemetaan Kebutuhan Pengawas SMA dan SMK 5 5 Tahun Mendatang ... 129

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 135

5.1 SIMPULAN ... 135

5.2 IMPLIKASI ... 136

5.3 SARAN ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(12)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Indeks Integritas dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional

Tahun 2015 Kabupaten/Kota Provinsi Jambi ... 9

Tabel 1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perencanaan Kebutuhan SDM ... 11

Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 74

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Dinas DIKBUDPORA Kab. Tebo ... 97

Tabel 4.2 Jumlah Ideal Pengawas SMA dan SMK Kab. Tebo ... 104

Tabel 4.3 Data Pengawas SMA dan SMK Kabupaten Tebo ... 106

Tabel 4.4 Jumlah Guru SMA dan SMK Per Rumpun Pelajaran ... 110

Tabel 4.5 Pengawas Sekolah yang Dibutuhkan Berdasarkan Rumpun Mata pelajaran ... 111

Tabel 4.6 Data Pengawas SMA dan SMK Kab. Tebo Berdasarkan Rumpun Pelajaran ... 113

Tabel 4.7 Data Pengawas SMA/SMK Kab. Tebo Berdasarkan Pangkat/ Jabatan dan Golongan ... 115

Tabel 4.8 Data Kelompok Usia Pengawas dan Prediksi Pengawas SMA/SMK yang Akan Pensiun ... 116

Tabel 4.9 Jumlah Guru SMA/SMK rumpun Mapel Tahun 2016 ... 117

Tabel 4.10 Prediksi SMA dan SMK Baru Pada 5 Tahun Mendatang ... 118

Tabel 4.11 Perhitungan Kebutuhan Pengawas 5 Tahun Mendatang ... 119

Tabel 4.12 Hasil Pemetaan Kebutuhan Pengawas SMA/SMK Pada 5 Tahun yang Akan Datang ... 120

Tabel 4.13 Proporsi Ideal Kebutuhan Pengawas 5 Tahun Mendatang Berdasarkan Jabatan Pengawas Sekolah ... 122

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 144

Lampiran 2 Pedoman Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan ... 145

Lampiran 3 Pedoman Wawancara dengan Kabid Perencanaan ... 146

Lampiran 4 Pedoman Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendidikan .... 147

Lampiran 5 Pedoman Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendidikan .... 148

Lampiran 6 Pedoman Wawancara dengan Koordinator Pengawas ... 149

Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi ... 151

Lampiran 8 Pedoman Analisis Jabatan ... 152

Lampiran 9 Pedoman Analisis Beban Kerja ... 156

Lampiran 10 Lembar Validasi Instrumen Penelitian ... 160

Lampiran 11 Transkripsi Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan ... 161

Lampiran 12 Transkripsi Wawancara dengan Sekdis Dinas Pendidikan.... 164

Lampiran 13 Transkripsi Wawancara dengan Kabid Perencanaan ... 171

Lampiran 14 Transkripsi Wawancara dengan Koordinator Pengawas ... 173

Lampiran 15a Form Catatan Lapangan dengan Kadis Pendidikan ... 177

Lampiran 15b Form Catatan Lapangan dengan Sekdis Pendidikan ... 179

Lampiran 15c Form Catatan Lapangan dengan Kabid Perencanaan ... 181

Lampiran 15d Form Catatan Lapangan dengan Koordinator Pengawas ... 183

Lampiran 16 Hasil Seleksi Akademik Calon Pengawas ... 185

Lampiran 17 Daftar Urut Kepangkatan Pengawas SMA Kab. Tebo ... 186

Lampiran 18 Analisis Beban Kerja Pengawas Sekolah ... 187

Lampiran 19 Dokumen Pembagian Tugas Pengawas Kab. Tebo ... 191

Lampiran 20 Dokumentasi Kegiatan ... 192

Lampiran 21a Hasil Uji Kompetensi Pengawas SD ... 198

Lampiran 21b Hasil Uji Kompetensi Pengawas SMP ... 200

Lampiran 21c Hasil Uji Kompetensi Pengawas SMA/SMK ... 201

Lampiran 22 Hasil Studi Dikumentasi ... 202

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.

Terdapat tiga pihak yang dinilai menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang disebut dengan “Segitiga Mutu Satuan Pendidikan”, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru. Menyadari akan

pentignya ketiga pelaku pendidikan tersebut, berbagai kebijakan atau inisiatif dilakukan oleh pemerintah seperti Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada Bab IV PP tersebut dibahas tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan yang dijelaskan ke dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, dan No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

(16)

2

Seorang pengawas sekolah memiliki seperangkat peran dan tugas yang tidak hanya bertujuan untuk mengawasi jalannya penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara baik dan terarah, akan tetapi seorang pengawas dituntut untuk menguasai segenap hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi pembelajaran guru, serta memiliki kemampuan pengelolaan bagi pembinaan kepala sekolah. Dengan demikian tugas pengawas tidaklah mudah dan ringan. Oleh karena itu, profesi pengawas hendaknya diisi oleh orang-orang yang kompeten, berwawasan luas, berwibawa, pandai menciptakan hubungan yang baik dengan stakeholder sekolah serta mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi sekolah.

(17)

3

pegawai dalam jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan dan dikehendaki oleh suatu organisasi.

Sa’ud dan Makmun (2009:3) menyatakan bahwa perencanaan merupakan

suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan. Sedangkan Kaswan (2012:53) menjelaskan bahwa perencanaan sumber daya manusia merupakan proses yang digunakan organisasi untuk memastikan bahwa organisasi tersebut memiliki jumlah tenaga kerja yang tepat, jenis tenaga kerja yang tepat, melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan dilaksanakan pada saat yang tepat.

Kajian tentang perencanaan pada dasarnya selalu terkait dengan konsep manajemen. Perencanaan menempati fungsi pertama dan utama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya, misalnya POAC, POSDCORB, dan PDCA menempatkan perencanaan dalam fungsi pertama. Dalam sejumlah literatur lain seperti yang dikutip oleh Abin Syamsuddin Makmun dalam Sa’ud dan Makmun (2009:5) menyatakan esensi dari perencanaan, yakni: Planning is intelligent attempts to shape the future; to make the future better than the past. “Planning is trying to understand the present situations, to analyze it in formal way”.

“Planning is looking a head”. “Planning is bring about better future; current

(18)

4

Penelitian yang dilaksanakan oleh Greviani dan Praptiningsih dalam Jurnal AGORA tahun 2014 menyatakan bahwa perencanaan sumber daya manusia memiliki peranan yang penting dalam proses pencapaian keberhasilan visi dan misi organisasi/perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis perencanaan sumber daya manusia dilakukan melalui aktivitas peramalan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan untuk memastikan persediaan dan permintaan sumber daya manusia. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia tersebut disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di internal organisasi/perusahaan misalnya jumlah karyawan yang berhenti/habis masa kontrak, PHK, meninggal dunia dan lain sebagainya.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Manap tahun 2011 dengan

penelitiannya berjudul “Proyeksi Kebutuhan Pengangkatan Kepala Sekolah di

(19)

5

Penelitian lain juga dilaksanakan oleh Hasan dkk pada Jurnal Administrative Reform, ISSN 2338-7637 Tahun 2013, dengan penelitian berjudul “Penerapan Analisis Jabatan dalam Upaya Peningkatan Kinerja Aparatur pada

Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa analisis jabatan di Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur belum dapat diterapkan dan belum dapat meningkatkan kinerja aparatur secara keseluruhan. Hal tersebut tercermin oleh beberapa indikasi yakni ketimpangan keahlian/keterampilan dengan beban kerja pegawai, dan ketimpangan antara beban kerja dengan kapasitas yang dimiliki pegawai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan organisasi dalam memenuhi sumber daya manusia merupakan bagian dari aktivitas perencanaan sumber daya manusia melalui analisis yang mendalam oleh suatu organisasi untuk mengadakan perubahan yang positif dan mensinkronisasi kebutuhan organisasi agar terintegrasi dengan rencana organisasi dengan meninjau berbagai kepentingan seperti kepentingan individu, organisasi, dan kepentingan nasional.

(20)

6

pengawas sekolah. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan responden Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo pada Bulan Desember 2015 yang lalu, menunjukkan berbagai permasalahan dalam bidang kepengawasan, di antaranya adalah:

Pertama, belum terpenuhinya rasio pengawas sekolah pada jenjang SMA

dan SMK. Pada PERMENPAN RB No. 21 Tahun 2010 menyatakan bahwa rasio pengawas SMA dan SMK paling sedikit adalah 1: 7. Artinya seorang pengawas SMA dan SMK harus membina 7 satuan pendidikan. Mengingat pengawas SMA dan SMK adalah pengawas sekolah dalam rumpun mata pelajaran maka, komposisi pengawas sekolah harus terdiri sekurang-kurangnya satu tim terdiri atas 5 orang pengawas sekolah yakni pengawas untuk rumpun mata pelajaran MIPA, Bahasa, IPS, Olahraga, dan Seni Budaya. Sedangkan untuk pengawas sekolah SMK ditambah 1 atau 2 orang pengawas sekolah untuk rumpun mata pelajaran kejuruan. Kenyataannya, Kabupaten Tebo hanya memiliki 4 orang pengawas SMA dan 1 pengawas SMK dengan jumlah sekolah 18 SMA dan 14 SMK. Dengan demikian jumlah sekolah SMA dan SMK yang dimiliki oleh Kabupaten Tebo adalah 32 sekolah. Seharusnya dengan jumlah SMA dan SMK tersebut jumlah pengawas sekolah yang harus dimiliki oleh Kabupaten Tebo paling tidak terdiri atas 4 tim pengawas sekolah dan di tambah 2 orang pengawas untuk rumpun mata pelajaran kejuruan.

Kedua, belum terpenuhinya jumlah pengawas sekolah untuk rumpun mata

(21)

7

karena itu, Kabupaten Tebo pada jenjang SMA hanya memiliki pengawas untuk rumpun mata pelajaran MIPA, Bahasa dan IPS. Idealnya jumlah pengawas SMA yang dipenuhi berdasarkan rumpun mata pelajaran adalah pengawas sekolah untuk rumpun mata pelajaran MIPA, Bahasa, IPS, Olahraga, dan Seni Budaya. Dengan demikian Kabupaten Tebo belum memiliki pengawas SMA untuk rumpun pelajaran Olahraga dan Seni Budaya. Sedangkan jumlah pengawas SMK yang ada di Kabupaten Tebo berjumlah 1 orang dengan bidang studi Bahasa Indonesia. Idealnya pengawas SMK selain terdiri dari lima rumpun mata pelajaran yang telah disebutkan sebelumnya, pengawas SMK harus memiliki pengawas sekolah untuk rumpun mata pelajaran kejururan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kabupaten Tebo belum memiliki pengawas sekolah untuk rumpun mata pelajaran kejuruan.

Ketiga, proporsi pengawas sekolah di Kabupaten Tebo berdasarkan

jabatan/golongan belum menunjukkan jumlah yang ideal. Menurut Sudjana (2012:85) menetapkan proporsi kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan jabatan/golongan akan membantu menempati jabatan pengawas sebagai pengawas sekolah muda/madya/utama, hal ini perlu dilakukan agar jumlah pengawas sekolah tidak terkonsentrasi pada kelompok jabatan tertentu.

(22)

8

di Kabupaten Tebo berdasarkan jabatan/golongan belum memiliki proporsi yang ideal. Tentu hal ini akan mempengaruhi kualitas tugas/kegiatan dari seorang pengawas, karena pengawas sekolah memiliki tugas/kegiatan masing-masing sesuai dengan jabatan yang dimilikinya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemetaan kebutuhan pengawas sekolah dalam jangka waktu yang akan datang.

Keempat, kompetensi pengawas sekolah di Kabupaten Tebo masih rendah,

hal ini dibuktikan dengan hasil uji kompetensi pengawas sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo pada bulan desember tahun 2015, dimana rata-rata hasil uji kompetensinya berkisar pada angka 33,87 (tiga puluh tiga koma delapan tujuh). Hasil uji kompetensi ini dapat dilihat pada lampiran 21. Dengan mengetahui hasil uji kompetensi ini, diharapkan menjadi pertimbangan bagi Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Tebo pada saat melakukan rekrutmen calon pengawas, serta mempermudah melakukan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah untuk waktu yang akan datang. Sehingga pengawas yang dibutuhkan ke depan adalah pengawas yang berkualitas dan mampu menjadi pengontrol mutu di dunia pendidikan.

(23)

9

tentang Indeks Integritas dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2015 per Kabupaten/Kota Provinsi Jambi berikut ini:

Tabel 1.1

Indeks Integritas dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2015 per Kabupaten/Kota Provinsi Jambi

Sumber: http://www.kemdiknas.go.id

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Tebo masih berada pada rata-rata yang rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nilai Nasional, meskipun pada jenjang SMA terjadi peningkatan sebesar 3,40 pada tahun 2015, sementara pada jenjang SMK terjadi penurunan 2,48.

(24)

10

http://edukasi.kompas.com edisi Jumat, 5 Oktober 2012 menyatakan bahwa terdapat 24.000 siswa yang berasal dari provinsi Jambi berlaga dalam SNMPTN namun hanya 17% siswa yang berhasil melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri, sedangkan siswa Kabupaten Tebo yang dinyatakan lolos hanya berjumlah 28 orang.

Berbagai macam permasalahan krusial yang telah diuraikan, mulai dari komposisi rasio pengawas sekolah yang belum terpenuhi, hingga berakibat pada mutu pendidikan yang rendah, perlu segera dicari alternatif pemecahan masalah. Salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menyiapkan analisis perencanaan yang matang dalam memenuhi kebutuhan pengawas sekolah, sehingga diharapkan hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk penyusunan program penyiapan tenaga pengawas sekolah. Samsudin (2006:60) menyatakan bahwa suatu perencanaan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada dan menggunakan asumsi-asumsi untuk masa depan sehingga sasaran atau tujuan yang ingin dicapai benar-benar dapat diwujudkan. Perencanaan sumber daya manusia membutuhkan kecermatan karena berkaitan dengan hajat hidup manusia.

(25)

11

Tabel 1.2

Ruang Lingkup Kegiatan Perencanaan Kebutuhan SDM

No. Ruang Lingkup Penjelasan

1. Organisasi Perencanaan SDM pada level organisasi menggambarkan kebutuhan organisasi akan SDM secara keseluruhan. Kebutuhan ini baik dalam level pegawai manajerial maupun pegawai operasional. Perencanaan SDM dalam level ini juga diselaraskan dengan visi, misi, dan strategi yang ada.

2. Unit Kerja Perencanaan SDM pada level ini menggambarkan kebutuhan SDM unit kerja yang ada di dalam organisasi. Kebutuhan ini diselaraskan dengan tujuan dan lingkup pekerjaan yang ada di unit kerja.

3. Tim Kerja Perencanaan SDM dalam level tim kerja. Perencanaan ini didasarkan atas kebutuhan untuk membentuk dan mengoptimalkan tim kerja dalam rangka menunjang kinerja organisasi. Pada level ini diatur kebutuhan SDM dalam level yang lebih teknis.

4. Individu Perencanaan SDM yang menggambarkan kebutuhan organisasi akan individu pegawai yang disertai dengan deskripsi jabatan yang akan diemban oleh pegawai tersebut.

(26)

12

Pengawas Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis uraikan pada latar belakang, maka yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah perencanaan kebutuhan pengawas sekolah pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Tebo. Fokus penelitian ini memperlihatkan pada batasan sebagai berikut:

1) Subjek penelitian dibatasi pada pemangku kepentingan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo yakni Kepala Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas, Kabid Perencanaan SDM, dan Koordinator Pengawas Sekolah di Kabupaten Tebo. Orang-orang tersebut diasumsikan memiliki sumber informasi (informan) yang dapat dijadikan bahan untuk melakukan analisis perencanaan kebutuhan pengawas sekolah di Kabupaten Tebo;

2) Penelitian ini fokus untuk menganalisis perencanaan kebutuhan pengawas pada jenjang pendidikan menengah yakni sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) khususnya perencanaan kebutuhan berdasarkan rasio pengawas dan berdasarkan rumpun mata pelajaran;

(27)

13

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah analisis perencanaan kebutuhan pengawas sekolah pada jenjang SMA dan SMK di Kabupaten Tebo? rumusan masalah tersebut secara khusus akan diuraikan berikut ini:

1. Berapakah jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo? 2. Berapakah jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan

rumpun mapel pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo?

3. Bagaimanakah hasil pemetaan kebutuhan pengawas sekolah pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo untuk 5 tahun ke depan?

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo; 2. Menjelaskan jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan

rumpun mapel pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo;

(28)

14

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu: 1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan rujukan dan kajian lebih lanjut dalam melakukan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah bagi daerah-daerah lainnnya. Selain itu, memberikan kontribusi terhadap penerapan teori-teori perencanaan dan manjemen sumber daya manusia.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam melakukan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah;

2) Bagi Kabid Perencanaan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo, hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

(a) Mengidentifikasi calon pengawas sekolah untuk memenuhi kebutuhan pada saat rekrutmen sesuai dengan jumlah yang telah direncanakan;

(b) Proses pemetaan, pembinaan, promosi dan pengembangan karir bagi pengawas sekolah dan calon pengawas sekolah;

(29)

135 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian pada Bab IV, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1) Jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo sebanyak 22 pengawas sekolah atau 5 tim pengawas sekolah. 1 tim pengawas sekolah menegah atas (SMA) terdiri dari 5 orang pengawas sekolah yaitu untuk mata pelajaran matematika dan IPA, IPS, bahasa, seni budaya dan olahraga. Sedangkan untuk pengawas sekolah menengah kejuruan (SMK) 1 tim pengawas sekolah terdiri dari 6 orang pengawas.

2) Jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan berdasarkan rumpun mata pelajaran pada jenjang SMA dan SMK di Kab. Tebo sebanyak 21 pengawas sekolah dengan rincian 5 pengawas rumpun mata pelajaran MIPA, 5 pengawas rumpun mata pelajaran IPS, 4 pengawas rumpun mata pelajaran bahasa, 2 pengawas rumpun mata pelajaran seni budaya/keterampilan/mulok, 1 pengawas mata pelajaran penjas/olahraga, 1 pengawas BK, 2 pengawas rumpun kejuruan teknik dan industri, dan 2 pengawas rumpun kejuruan bisnis dan manajemen.

(30)

136

a. Jumlah ideal pengawas sekolah yang dibutuhkan sebanyak 24 pengawas sekolah yang terdiri dari 6 pengawas rumpun mata pelajaran MIPA, 5 pengawas rumpun mata pelajaran IPS, 4 pengawas rumpun mata pelajaran

bahasa, 2 pengawas rumpun mata pelajaran seni

budaya/keterampilan/mulok, 1 pengawas mata pelajaran penjas/olahraga, 1 pengawas mata pelajaran bimbingan konseling, 3 pengawas rumpun mata pelajaran kejuruan teknik dan industri, serta 2 pengawas untuk rumpun mata pelajaran kejuruan bisnis dan manajemen.

b. Proporsi kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan jenjang jabatan pengawas sekolah dibutuhkan 9 pengawas sekolah muda dengan golongan III/c s.d III/d, 14 pengawas sekolah madya dengan golongan IV/a s.d IV/c, dan 1 pengawas sekolah utama dengan golongan IV/d s.d IV/e.

5.2 IMPLIKASI

Perencanaan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah pengawas sekolah, menjadi bagian yang sangat penting dan strategis. Perancanaan kebutuhan pengawas sekolah berhubungan dengan ketersediaan pengawas sekolah dalam jumlah kualitas dan kuantitas yang tepat. Kualitas berkenaan dengan aspek kompetensi, pengalaman, profesional dan aspek-aspek lainnya. Sedangkan kuantitas berhubungan dengan ketersediaan pengawas sekolah dalam jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tebo.

(31)

137

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tebo perlu diperbaiki dan di analisis sesuai kondisi ideal terhadap jumlah pengawas sekolah yang dibutuhkan, sehingga hal tersebut mengimplikasikan beberapa hal berikut ini:

1) Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Tebo masih memiliki kekurangan pengawas SMA dan SMK jika di analisis berdasarkan rasio pengawas satuan pendidikan. Pemenuhan pengawas sekolah berdasarkan rasio ini akan mengefektifkan pelaksanaan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial di sekolah binaanya. Oleh karena itu, hal ini akan mempengaruhi kualitas pembinaan pada satuan pendidikan yang menjadi sekolah binaannya. 2) Jumlah pengawas SMA dan SMK di Kabupaten Tebo jika di analisis berdasarkan rumpun mata pelajaran juga masih memiliki kekurangan. Hal ini mengakibatkan proses pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru menjadi terhambat, dikarenakan guru-guru di sekolah kurang mendapatkan bimbingan dari pengawas sekolah yang berlatar pendidikan sama dengan guru yang menjadi binaannya. Sehingga hal ini akan mempengaruhi dalam peningkatan kompetensi guru-guru SMA dan SMK di Kabupaten Tebo. 3) Hasil pemetaan perencanaan kebutuhan pengawas pada 5 tahun yang akan

(32)

138

jabatan pengawas terdiri dari jabatan pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama. Penumpukkan jabatan pengawas madya di Kabupaten Tebo mengakibatkan pengawas sekolah memiliki cakupan tugas yang banyak dalam melaksanakan tugas pokoknya. Padahal jika berpedoman pada aturan Permenpan RB No. 21 Tahun 2010 masing-masing jabatan pengawas memiliki kewajiban yang berbeda.

5.3 SARAN

Berdasarkan pembahasan dan implikasi hasil penelitian sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Pada tataran teoritis, hasil penelitian ini berkontribusi pada pemerkayaan

informasi–informasi empiris tentang analisis perencanaan kebutuhan pengawas sekolah bagi daerah-daerah lainnya. Selain itu, sebagai bahan rujukan dan kajian lebih lanjut terhadap penerapan teori-teori perencanan dan manajemen sumber daya manusia;

2) Pada tataran praktis, disampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut: a. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

(33)

139

b. Bagi Kabid Perencanaan dan Program Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tebo, data dan informasi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi calon pengawas sekolah SMA dan SMK dalam memenuhi kebutuhan pada saat rekrutmen sesuai dengan jumlah yang telah direncanakan.

(34)

140

DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Konsep Dasar

dan Implementasi. Bandung: Alfabeta

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia (terj. Eli Tanya). Jakarta: Indeks

Diana, Bambang Agus. 2013. Analisis Beban Kerja Pegawai pada Kantor Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka Bandung. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program PascaSarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran BANDUNG.

Engkoswara dan Aan Komariah. 2012. Administrasi Pendidikan (Cet. Ke-3). Bandung: Alfabeta

Fatthurrohman, Muhammad dan Hindama Ruhyanani. 2015. Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal. Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Flippo, Edwin B. 1995. Manajemen Personalia (terj. Moh Masud). Jakarta: Erlangga

Gomes, Faustino ardoso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi

Greviany, Stelly dan Maria Praptiningsih. 2014. Analisis Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada PT. Daya Cipta Andalan Persada Surabaya. (online), Jurnal Agora, vol. 2 No. 2, (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=193983&val=6509 &title=ANALISIS%20PROSES%20PERENCANAAN%20SUMBER%2 0DAYA%20MANUSIA%20PADA%20%20PT.%20DAYA%20CIPTA %20ANDALAN%20PERSADA%20SURABAYA, diakses tanggal 11 Januari 2016).

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

(35)

2338-141

7637(http://ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/08/journal%20genap%20(08-15-13-03-50-47).pdf) di akses tanggal 19 Januari 2016

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kementerian Pendayaan Aparatur Negara. 2004. Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil No. Kep/75/M.Pan/7/2004. Jakarta: Kemenpan

Kementerian Pendidikan Nasional. Indeks Integritas dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2015. Di akses pada tanggal 11 November 2015 pada pukul 17: 00 Wib dari http://www.kemdiknas.go.id

Kompas, Edukasi. 2012. Hanya 17 Persen Lulusan SMA Jambi Lolos SNMPTN, edisi Jumat, 5 Oktober 2012, (Online),

(http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/05/18024467/Hanya.17.Persen. Lulusan.SMA.Jambi.Lolos.SNMPTN, diakses pada tanggal 17 Oktober 2015).

Manap. 2011. Proyeksi Kebutuhan Pengangkatan Kepala Sekolah di Kota Bengkulu Tahun 2012-2013, (Online),

(http://repository.unib.ac.id/8056/1/B5%20Manap,%202011%20-%20PENELITIAN%20PROYEKSI%20KEBUTUHAN%20KS%20KOT A%20BENGKULU.pdf, di akses tanggal 11 Januari 2016).

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Manullang, Marihot. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Masaong, Abd. Kadim. 2012. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta

Miles, Matthew dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Qualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (terj. Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

(36)

142

Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cet. IV

Ndraha, Taliziduhu. 2002. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2008. Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 21 Tahun 2010. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung: Alfebeta

Rachman, Taufiq. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2009. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Simamora, Henry. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Ke-3). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Soleman, Aminah. 2011. Analisis Beban Kerja Ditinjau dari Faktor Usia dengan Pendekatan Recommended Weiht Limit (Studi Kasus Mahasiswa Unpatti Poka), (Online), Jurnal Arika Vol. 05 No. 2 ISSN: 1978-1105 di akses dari http://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=130 pada tanggal 9 Februari 2016

Sudjana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi: Binamitra Publishing

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkap Contoh Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

(37)

143

Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Syofyandi, Herman. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet.III

Tohirin. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Update, Jambi. 2015. Besok Hasil SNMPTN diumumkan, 17.000 Peserta Tak Lulus (Edisi 8 Mei 2015). Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015 Pukul 11:38 Wib dari http://jambiupdate.com/artikel--besok-hasil-snmptn-diumumkan-17000-peserta-tak-lulus.html

Gambar

Gambar 2.7  Kerangka Konseptual Penelitian  ...........................................
Tabel 1.1 Indeks Integritas dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2015 per
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berlokasikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Surabaya, meneurut informasi SMK Negeri 8 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang menerima

Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen, Tesis. Surakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Progam Pascasarjana

ABSTRAK Pengaruh Kepemimpinan Situasional Dan Pemberian Reward Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Kota Jambi Atika Syam Atikasvam 1964fa1gmail.co m

Pengabdian kepada masyarakat dengan melakukan: Penyuluhan Hukum Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkotika Kepada Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1

Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen, Tesis. Surakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Progam Pascasarjana

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka ditetapkan sasaran dan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Indikator utama untuk menunjukkan keberhasilan pelaksanaan Pelatihan Aplikasi Pengukuran Minat Kejuruan Siswa Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini terletak pada

WIDI APRILIYANA - X Farmasi 1 Dicetak dari v.7.0.3 RAPOR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK Nama Peserta Didik: WIDI APRILIYANA NISN: 0076129667 KEMENTERIAN PENDIDIKAN,