• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian ikan segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sereal Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian ikan segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sereal Kota Bogor"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN SEGAR

DI YOGYA DEPARTEMEN STORE, TANAH SAREAL

KOTA BOGOR

Oleh:

MUHAMMAD MELDA GUNAWAN C 04400065

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN - KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul :

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN SEGAR DI YOGYA DEPARTEMEN

STORE, TANAH SAREAL KOTA BOGOR.

adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan telah di cantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2006

(3)

ABSTRAK

MUHAMMAD MELDA GUNAWAN. Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor. Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI dan NARNI

FARMAYANTI.

Sebelum memutuskan membeli ikan segar, konsumen terlebih dulu melalui proses pengambilan keputusan pembelian. Keputusan konsumen dalam membeli ikan segar yang diinginkannya, sangat dipengaruhi hubungan antara harga, pendapatan, kualitas, pelayanan penjualan, pengaruh keluarga dengan motivasi dalam proses keputusan pembelian ikan segar.

Mengetahui hubungan antara pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, pengaruh keluarga dengan motivasi konsumen dalam membuat keputusan

pembelian ikan segar sangat bermanfaat bagi produsen, karena dapat memberikan gambaran mengenai potensi pasar pada ikan segar di tempat tersebut, dalam hal ini Yogya Departemen Store.

Penelitian ini ditujukan untuk: (1) Mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian ikan segar oleh konsumen di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor , dan (2) Mengetahui hubungan antara pendapatan, harga, kualitas, pelayanan penjualan, pengaruh keluarga dengan motivasi dalam proses keputusan pembelian ikan segar.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi membeli konsumen yaitu untuk mengetahui manfaat serta mendapatkan makanan dengan kandungan gizi yang baik. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi diperoleh berdasarkan pengalaman sendiri. Pada tahap evaluasi alternatif, pertimbangan awal konsumen sebelum membeli ikan segar yaitu harga jual dan mutu ikan. Pada tahap pembelian, faktor yang berpengaruh adalah pengalaman pribadi dan juga keluarga. Pada tahap evaluasi hasil, konsumen merasa puas dan loyal terhadap ikan segar yang dijual di Yogya Departemen Store.

(4)

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN SEGAR

DI YOGYA DEPARTEMEN STORE, TANAH SAREAL

KOTA BOGOR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Muhammad Melda Gunawan C 04400065

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN - KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(5)

SKRIPSI

Judul Penelitian : Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor.

Nama Mahasiswa : Muhammad Melda Gunawan

NRP : C 04400065

Disetujui,

Pembimbing I

Ir. Popong Nurhayati, M.M. NIP. 131 995 654

Pembimbing II

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. NIP. 131 918 658

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr.Ir. Kadarwan Soewardi NIP. 130 805 031

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi

Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan-Kelautan, Institut Pertanaian Bogor.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Juni 2005

sampai Juli 2005 dengan judul ” Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan

Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota

Bogor”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir.

Popong Nurhayati, M.M. dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. selaku komisi

pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan selama penyusunan

skripsi. Hj. Etty Eidman, SH. dan Ir. Ayub M.H. Selaku dosen penguji yang

telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Bapak Ipung dan

Bapak Toni yang telah memberikan izin dalam proses pengambilan data serta

pemberian informasi yang diperlukan, serta seluruh karyawan Yogya Departemen

Store, Tanah Sareal Kota Bogor yang telah membantu penulis dalam penelitian.

Ibu, Bapak, Adik-adiku serta semua keluarga besar yang telah memberikan

dorongan semangat, perhatian dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Seluruh teman-teman SEI 37, SEI 38, SEI 39, SEI 40 dan MBP 37 terutama

pada sahabat saya Dibyo Riswantono atas bantuannya dan Ayu atas doanya dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis sadar benar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,

sehingga saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga

dengan keterbatasan yang ada, skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan semua

pihak yang memerlukan.

Bogor, Januari 2006

(7)

Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 30 Juli 1982 dari pasangan Bapak

H. Irwan Dhani dan Hj. Ibu Masdalena. Penulis merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui adalah :

- SMUN 2 Bogor lulus tahun 2000

Pada tahun 2000 penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Ujian

Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( UMPTN ). Penulis memilih Progran Studi

Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Departemen Sosial

Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai :

- Staf Publikasi dan Dokumentasi pada Himpunan Mahasiswa Sosial

Ekonomi Perikanan ( HIMASEPA ) tahun 2001-2002.

- Tim bola basket SEI 2001-2003.

Tanggal 18 Januari 2006 penulis dinyatakan lulus dalam ujian skripsi yang

dilakukan Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan

dengan judul skripsi ” Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan

Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal

Kota Bogor ”.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... x

(8)

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 3

1.3.3 Hipotesa Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Bahan Pangan Ikan ... 6

2.2 Perilaku Konsumen ... 8

2.3 Proses Keputusan Pembelian ... 11

2.3.1. Pengenalan Kebutuhan ... 14

2.3.2. Pencarian Informasi ... 14

2.3.3. Evaluasi Alternatif ... 14

2.3.4. Proses Pembelian ... 15

2.3.5. Evaluasi Hasil ... 16

2.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Keputusan Pembelian... 16

2.4.1 Pengaruh Lingkungan ... 17

2.4.2 Perbedaan Individu ... 17

2.4.3 Proses Psikologis ... 17

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu... 18

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 20

IV. METODOLOGI ... 22

4.1 Metode Penelitian... 22

4.2 Jenis dan Sumber Data... 22

4.3 Metode Pengambilan Sampel... 23

4.4 Metode Analisis Data ... 23

4.4.1 Index Value... 23

4.4.2 Uji Korelasi Spearman ... 24

4.5 Konsep dan Pengukuran ... 26

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 28

5.2 Gambaran Umum Responden ... 30

5.3 Karakteristik Responden... 30

5.4 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Ikan Segar... 31

5.4.1 Pengenalan Kebutuhan... 31

5.4.2 Pencarian Informasi ... 33

(9)

5.4.4 Proses Pembelian ... 37

5.4.5 Evaluasi Hasil ... 42

5.5 Analisis Hubungan antara Pendapatan, Harga, kualitas, Pelayanan, dan Pengaruh Keluarga dengan Motivasi dalam Keputusan Pembelian Ikan segar... 45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 48

6.1 Kesimpulan ... 48

6.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ... 9

2. Model Tahap Proses Pembelian... 11

3. Model Perilaku Pembelian... 13

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani, Tahun 1999 ... 7

2. Karakteristik Responden Konsumen Ikan Segar di Yogya

Departemen Store Tahun 2005 ... 31

3. Motivasi Responden dalam Membeli Ikan Segar di Yogya

Departemen Store Tahun 2005 ... 32

4. Manfaat yang Dicari Responden dari Membeli Ikan Segar di Yogya

Departemen Store Tahun 2005 ... 32

5. Sumber Informasi Responden Mengenai Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 33

6. Pengaruh Pelayanan Penjualan Terhadap Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 34

7. Jenis Pelayanan Tambahan yang Mempengaruhi Tingkat Pembelian

(11)

8. Alasan Responden Memilih Membeli Ikan Segar di Yogya

Departemen Store Tahun 2005 ... 35

9. Pertimbangan Utama Responden Saat Membeli Ikan Segar Tahun 2005. 36

10. Perihal Kualitas Produk Ikan Segar Menurut Responden Tahun 2005... 37

11. Pengaruh Keluarga Dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 38

12. Pengaruh Sumber Informasi Dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Segar Tahun 2005 ... 38

13. Jenis Media Informasi yang Paling Berpengaruh dalam Membuat

Keputusan Pembelian Ikan Segar Tahun 2005 ... 39

14. Cara Responden Memutuskan Pembelian Ikan Segar di Yogya

Departemen Store Tahun 2005 ... 40

15. Alasan Responden Memilih Yogya Departemen Store Sebagai Tempat Pembelian Ikan Segar Tahun 2005 ... 41

16. Pilihan Jenis Ikan yang Dibeli oleh Responden Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 41

17. Tingkat Kepuasan Responden Setelah Mengkonsumsi Ikan segar Tahun 2005 ... 42

18. Tindakan Responden Bila Terjadi Kenaikan Harga Ikan Segar Tahun 2005 ... 43

19. Pengaruh Kenaikan Pendapatan Responden Terhadap Tingkat Konsumsi Ikan Segar Tahun 2005 ... 43

20. Alasan Kepuasan Mengkonsumsi Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 44

21. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Ikan Segar Oleh Responden di Yogya Departemen Store Tahun 2005 ... 44

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Hasil Jawaban Kuesioner dari Responden Yogya Departemen Store ... 54

3. Data Olahan SPSS... 60

3. Hasil Uji Korelasi Spearman Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Ikan Segar ... 62

(13)

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut terutama ikan yang dapat

digunakan sebagai penggerak perekonomian Negara. Ikan sendiri sebagai salah

satu hasil laut merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi yang berguna

dalam peningkatan gizi. Usaha perikanan dapat berkembang melalui kegiatan

perikanan mulai dari penangkapan sampai dengan jenis usaha budidaya yang

dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan ikan. Sedangkan salah satu contoh

produk perikanan antara lain produk ikan segar

Daya serap masyarakat terhadap bahan pangan dari laut sampai tahun

2002 mengalami peningkatan, seiring dengan makin meningkatnya pendapatan

per kapita (BPS 2002). Konsumsi rata-rata per tahun masyarakat terhadap jenis

ikan (darat dan laut) dan udang segar meningkat dari 42,53 kg per tahun pada

tahun 2003 menjadi 46,91 kg per tahun pada tahun 2004, atau meningkat sebesar

10,29 %. Sedangkan tingkat pendapatan nasional penduduk per kapita secara

berturut-turut dalam US$ pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 adalah

714,787,dan 879 (BPS 2002) atau meningkat sebesar 11,7 % per tahun.

Pada beberapa tahun terkahir ini konsumsi ikan masyarakat Indonesia

semakin meningkat, karena kesadaran masyarakat akan produksi dan konsumsi

ikan semakin kuat. Hal ini disebabkan antara lain dari kegiatan penyuluhan yang

dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan pengertian kepada masyarakat

akan pentingnya ikan sebagai sumber makanan yang bergizi (Saleh 1998). Selain

itu, dengan adanya informasi kesehatan yang beredar di kalangan masyarakat

tentang bahaya mengkonsumsi lemak dalam jumlah tinggi terutama pada daging,

(14)

khususnya ikan segar yang mengandung asam lemak omega-3 yang dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Produk perikanan khususnya ikan segar, harus mampu memenuhi tuntutan

yang diinginkan konsumen. Saluran pemasaran yang tersedia adalah pasar

tradisional dan pasar swalayan. Namun pada kenyataannya, konsumen ikan segar

kurang suka berbelanja pada pasar tradisional karena sistem pemasaran di pasar

tradisional kurang memuaskan kebutuhan konsumen dari kalangan tertentu,

karena pada sistem tersebut terlihat usaha untuk meningkatkan mutu dan

kesegaran ikan masih lemah (Saleh 1988). Oleh karena itu, konsumen lebih

memilih berbelanja di pasar swalayan selain karena mutu produknya yang baik,

konsumen juga lebih merasa nyaman dalam berbelanja.

Lembaga pemasaran alternatif yang saat ini ditawarkan selain pasar

tradisional adalah pasar swalayan. Lembaga ini memberikan kesempatan kepada

produk ikan segar untuk dikenal secara labih luas kepada seluruh lapisan

masyarakat. Pasar swalayan lebih diminati oleh pengunjung dari kalangan

menengah ke atas karena menawarkan One Stop Food Shopping Concept, yang berarti konsumen dapat memperoleh semua kebutuhan makanannya dalam satu

tempat belanja. Kelebihan lain yang dimiliki oleh pasar swalayan antara lain

produk yang ditawarkan cenderung dianggap bermutu tinggi, nyaman, praktis,

harga produk yang pasti dan konsumen dapat memilih barang-barang yang

dibutuhkannya secara bebas (Wulansari 2002)

1.2 Perumusan Masalah

Pasar Swalayan Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor saat

ini telah memasarkan berbagai produk perikanan dalam keadaan segar,

diantaranya ikan, udang, cumi-cumi, dan kerang.

Sebelum memutuskan membeli ikan segar, konsumen terlebih dulu

melalui proses pengambilan keputusan pembelian. Perilaku konsumen dalam

proses pengambilan keputusan pembelian produk umumnya berbeda-beda. Proses

pengambilan keputusan ini sebaiknya dipelajari oleh produsen, agar produsen

dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan ikan segar.

Keputusan konsumen dalam membeli ikan segar yang diinginkannya,

sangat dipengaruhi hubungan antara faktor-faktor yang mepengaruhi pembelian

(15)

terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian

terhadap motivasi pembelian ikan segar, merupakan salah satu faktor yang harus

diperhatikan oleh produsen ikan segar, karena sangat bermanfaat dan bisa

dijadikan gambaran oleh produsen mengenai potensi pasar pada ikan segar di

tempat tersebut, dalam hal ini Yogya Departemen Store. Berdasarkan uraian di

atas dapat dirumuskan permasalahan yang dapat diteliti yaitu :

1. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian ikan

segar?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi pembelian dalam

proses keputusan pembelian ikan segar?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Dalam hal ini tujuan penelitian diarahkan untuk memberi jawaban atas dua

permasalahan di atas yaitu :

1. Mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian ikan segar oleh

konsumen di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor.

2. Mengetahui hubungan antara harga, pendapatan, kualitas, pelayanan

penjualan, pengaruh keluarga dengan motivasi dalam proses keputusan

pembelian ikan segar.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2. Sebagai bahan masukan atau acuan bagi pihak Yogya Departemen Store

mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam proses keputusan

pembelian, sehingga dapat melakukan pengembangan dan perbaikan

strategi usahanya.

3. Sebagai bahan bacaan serta masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

1.3.3 Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui kebenaran atau signifikasi serta mengambil keputusan

(16)

dilakukan uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antar keduanya.

Hipotesis statistik yang diuji adalah:

H0: tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan (pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, keluarga) dalam proses keputusan pembelian .

H1 : terdapat hubungan antara motivasi dengan (pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, keluarga) dalam proses keputusan pembelian.

Dengan Hipotesa awal yaitu :

H0:

- Jika terjadi peningkatan pendapatan maka motivasi untuk membeli akan

meningkat.

- Jika terjadi peningkatan harga maka motivasi konsumen untuk membeli

cenderung menurun.

- Jika terjadi peningkatan kualitas terhadap produk yang ditawarkan maka

motivasi konsumen untuk membeli akan meningkat.

- Jika terjadi peningkatan pelayanan maka motivasi konsumen untuk membeli

akan meningkat.

- Jika terjadi peningkatan pengaruh keluarga maka motivasi konsumen untuk

membeli akan mengalami peningkatan.

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipoteis (Siegel 1997) :

Keterangan : rs = Koefisien Rank Spearman N = jumlah sampel

t = thitung

Kriteria pengujian :

- Jika thitung > ttabel maka tolak H0 - Jika thitung < ttabel maka terima H0

(17)

H0 akan bernilai benar jika H0< dari 0,05. Sedangkan nilai t tabel berdasarkan tabel sebaran normal bernilai 1,645.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Pangan Ikan

Definisi ikan menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1989) adalah sebagai

berikut:

1. Pisces (ikan bersirip)

2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting dan sebagainya)

3. Mollusca (kerang, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya)

(18)

5. Echinodermata ( teripang, bulu babi dan sebangsanya)

6. Amphibi (kodok dan sebangsanya)

7. Reptilia (Buaya, penyu, kura-kura, biawak dan sebangsanya)

8. Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya)

9. Algae (rumput laut dan sebangsanya)

10.Biota perairan lain yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas.

Ikan adalah binatang air dan biota perairan lainnya yang berasal dari

kegiatan penangkapan di laut maupun perairan umum (waduk, sungai, dan rawa)

serta hasil kegiatan budidaya yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang

lazim atau umum dikonsumsi masyarakat (BPS 1993 diacu dalam Kristianti

2000). Produk ikan segar adalah ikan air laut dan air tawar yang baru ditangkap

dan belum mengalami proses perubahan serta pengolahan apapun serta ikan yang

sudah mengalami proses pengawetan dengan pembekuan atau pendinginan tetapi

masih memiliki sifat serta bentuk yang serupa dengan aslinya (Ilyas 1993 diacu

dalam Kristianti 2000).

Ikan merupakan bahan makanan hasil laut yang kaya akan zat-zat gizi

esensial seperti protein, vitamin A, zat besi, seng, selenium, iodin danasam lemak

tak jenuh ganda rantai panjang kelompok omega-3. Asam lemak omega-3 hanya

didapat pada bahan makanan hasil laut dan hampir tidak dapat terdapat pada

bahan makanan dari darat, kecuali air susu ibu (ASI) (Karyadi et al. 1993). Zat-zat gizi yang terdapat di dalam ikan laut tersebut penting bagi

pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Kira-kira 14 % dari protein hewani yang

dikonsumsi oleh manusia berasal dari perikanan laut, kecuali Jepang yang telah

mencapai tingkat 60 % (Piggot dan Tucker 1980 diacu dalam Lelly Hasni

Pertamawati 2003 ).

Pada Tabel 1, dapat dilihat perbandingan komposisi kandungan nilai gizi

yang terdapat pada ikan dengan sumber protein hewani lainnya.

Tabel 1. Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani, Tahun 1993

(19)

Sumber : Hadiwiyito diacu dalam Saefulloh 2002

Dengan mengamati Tabel 1, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa

kegiatan mengkonsumsi ikan merupakan suatu hal yang baik serta sangat

dianjurkan, karena zat gizi yang terkandung didalamnya selain dapat

meningkatkan kesehatan juga dapat menambah kecerdasan, serta meningkatkan

daya pikir otak.

2.2 Perilaku Konsumen

Perilaku adalah niat yang sudah direalisasikan ke dalam sebuah bentuk

tingkah laku yang tampak. Perilaku individu meliputi segala hal yang menjadi

pengetahuannya (knowledge), yang menjadi sikapnya (attitude) dan segala sesuatu yang biasa dilakukan atau dikerjakannya (action) (Leagens diacu dalam Pranadji 1998 ). Perilaku diarahkan untuk pencapaian tujuan yang didalamnya mencakup

bagaimana cara-cara mencapai tujuan tersebut (Winkel 1984 diacu dalam Riza

2000 ).

Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan menyusun tindakan ini sebelum dan sesudahnya

(20)

faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individual, dan proses psikologis

(Engel et al. 1994).

Perilaku konsumen itu sendiri merupakan bagian dari ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana individu bertindak dalam hal mengkonsumsi

suatu barang atau jasa dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga serta situasi adalah faktor

lingkungan yang berpengaruh pada proses perilaku kebutuhan konsumen. Kottler

(1995) menyatakan bahwa budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan

mendalam dalam perilaku konsumen. Individu mempunyai seperangkat nilai

dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui proses sosialisasi. Budaya antara

lain menentukan apa, kapan, dimana dan dengan siapa kita makan. Budaya

bersama unsur lain dalam lingkungan memberi dampak pada setiap keputusan

yang akan dipilih dalam tahap pengambilan keputusan oleh konsumen. Model

perilaku pengambilan keputusan dan pengaruh-pengaruh terhadapnya dapat

dilihat pada Gambar 1.

Pengaruh Lingkungan

Tahapan Proses Keputusan

• Pengenalan Kebutuhan

• Pencarian Informasi

• Evaluasi Alternatif

(21)

Gambar 1. Model Perilaku pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga serta situasi adalah faktor

lingkungan yang berpengaruh pada proses perilaku kebutuhan konsumen. Kottler

(1995) menyatakan bahwa budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan

mendalam dalam perilaku konsumen. Individu mempunyai seperangkat nilai

dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui proses sosialisasi. Budaya antara

lain menentukan apa, kapan, dimana dan dengan siapa kita makan. Budaya

bersama unsur lain dalam lingkungan memberi dampak pada setiap keputusan

yang akan dipilih dalam tahap pengambilan keputusan oleh konsumen.

Pekerjaan merupakan salah satu indikator kelas sosial (Engel et al. 1994). Seseorang dapat dipandang tinggi atau rendah kelas sosialnya berdasarkan

pekerjaannya, dan orang yang berada dalam kelas sosial yang sama cenderung

untuk berperilaku serupa (Kottler 1995). Perilaku konsumen juga kerap

dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya seperti keluarga dan teman seprofesi.

Disamping itu perilaku konsumen juga dapat berubah ketika situasi berubah

(Engel et al. 1994).

Perbedaan antar individu dalam beberapa sumber daya, motivasi dan

keterlibatan, pengetahuan, sikap , kepribadian, gaya hidup, dan demografi

merupakan faktor internal yang menggerakan dan mempengaruhi individu.

Perilaku konsumen atau konsumsi merupakan pengaktifan kebutuhan atau

motivasi konsumen berkaitan dengan manfaat yang diharapkan, baik manfaat

utilitarian dan manfaat hedonik. Keputusan konsumen mengenai produk juga

sangat dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi (pendapatan) yang dimiliki.

Faktor demogarfi seperti usia, jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan dapat

mempengaruhi kecenderungan perilaku konsumen yang berada pada

masing-masing kelompok demografi.

Proses psikologis seperti bagaimana orang menerima, mengolah, dan

(22)

perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku, dapat diteliti untuk

memahami perilaku konsumen (Engel et al. 1994). Salah satu faktor psikologis yang utama adalah persepsi. Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

(stimuli pemasaran dan stimuli lingkungan). Persepsi tidak hanya tergantung

pada stimuli fisik, melainkan juga pada lingkungan sekitar dan keadaan individu

(Kottler 1995).

2.3 Proses Keputusan Pembelian

Konsumen memiliki cara yang berbeda dalam membeli suatu produk.

Tahapan yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembelian adalah:

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian

dan evaluasi hasil (Engel et al. 1994).

1. Pengenalan kebutuhan: Dalam hal ini konsumen mempersepsikan antara

keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi: Konsumen mencari informasi yang kemudian

disimpan dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi

yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

3. Evaluasi alternatif: Konsumen melakukan evaluasi pilihan yang berkenaan

dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga

alternatif yang dipilih.

4. Prose Pembelian: Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau

pengganti yang dapat diperoleh bila perlu.

5. Evaluasi Hasil: Konsumen melakukan evaluasi apakah alternatif yang

dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

Model tahap proses keputusan pembelian menurut Kottler (1997), dapat

dilihat pada Gambar 2.

(23)

Gambar 2. Model Tahap Proses Pembelian

Engel et al. (1995) menjelaskan lebih lanjut bahwa proses keputusan konsumen dimulai ketika konsumen merasakan adanya perbedaan antara keadaan

yang diinginkan dengan situasi aktual sehingga membangkitkan dan mengaktifkan

kebutuhan. Tingkat perbedaan atau ketidaksesuaian tersebut berada di atas

ambang, sehingga kebutuhanpun dikenali. Timbulnya kebutuhan dapat dipacu

oleh stimuli intern, yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti rasa lapar, haus dan

sebagainya. Selain itu, kebutuhan juga dapat berasal dari stimuli ekstern. Segera

setelah konsumern tergerak oleh suatu stimuli, maka kemungkinan ia akan

berusaha mencari lebih banyak informasi.

Konsumen mendapatakan informasi melalui pencarian internal, yaitu

pencarian yang disimpan dalam ingatan, atau pencarian eksternal dari lingkungan.

Pencarian eksternal dijalankan apabila pencarian internal tidak berhasil, serta

dalam proses pembelian dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu perbedaan individu

(yang terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengaruh

kepribadian, dan demografi), pengaruh lingkungan (terdiri dari budaya, kelas

sosial, pengaruh pribadi,keluarga dan situasi), dalam proses psikologis terdiri dari

pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap/perilaku.

Menurut Kottler (1995), seberapa giat pencarian itu dilakukan tergantung

pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang telah

dimiliki, kemudahan memperoleh informasi tambahan, penilaian terhadap

informasi tambahan, dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari

informasi.

Tahap selanjutnya konsumen melakukan evaluasi alternatif pilihan.

Evaluasi alternatif adalah proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi atau

dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini konsumen harus

menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif,

memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, menilai kinerja dari

alternatif yang dipertimbangkan, serta memilih dan menerapkan kaidah keputusan

untuk membuat pilihan akhir.

Penentuan kriteria evaluasi tertentu yang akan digunakan oleh konsumen

(24)

alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan (Engel et al. 1995). Kriteria tersebut bervariasi sesuai dengan kepentingan konsumen.

Pada tahap keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli dan

bagaimana membayar. Tapi sebelum sampai pada keputusan membeli, sikap

orang lain dan situasi yang tak terduga dapat juga mempengaruhi keputusan

tersebut (Kottler 1995). Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal

kompleksitasnya, dan sangat sederhana atau mungkin juga kaidah tersebut sangat

kompleks (Engel et al. 1995).

Tahap kelima atau terakhir adalah konsumen mengevaluasi apakah

alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan serta dapat

digunakan. Penilaian ini menghasilkan kepuasan atau ketidakpuasan yang akan

berpengaruh terhadap pembelian berikutnya (Engel et al. 1995).

Menurut Kottler (1997) mengembangkan suatu model perilaku pembeli

yang menitikberatkan pemahaman perilaku pembeli pada rangsangan atau

tanggapan, baik rangsangan yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi

maupun rangsangan lainnya (ekonomi, teknologi, politik, dan budaya).

Rangsangan pemasaran dan rangsangan lain akan mempengaruhi karakteristik

pembeli dan proses keputusan pembelian yang akhirnya menghasilkan keputusan

pembelian yang terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu

pembelian dan jumlah pembelian

(25)

Gambar 3. Model Perilaku Pembelian

Sementara itu menurut Kottler (1995), konsumen tidak selalu melalui

kelima tahap tersebut dalam membeli suatu produk, terutama dalam pembelian

dengan keterlibatan rendah seperti yang terjadi pada kebanyakan barang yang

murah dan sering dibeli. Namun untuk pembelian baru dengan keterlibatan

tinggi, umumnya konsumen melalui semua tahap dalam proses pembelian

tersebut.

2.3.1 Pengenalan Kebutuhan

Dalam perilaku proses pengambilan keputusan selalu diawali dengan

pengenalan kebutuhan terhadap produk yang akan di konsumsi, yang

didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan

situasi aktual yang yang memadai serta mendukung serta mengaktifkan dalam

proses keputusan ketika pengenalan kebutuhan terjadi, maka manusia diberi

energi dan perilaku berorientasi tujuan pun dimulai. Contoh: orang ingin

mengkonsumsi nasi disebabkan atas dorongan rasa lapar Engel et al. (1995). Menurut Engel et al. (1995) Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan, tapi tergantung pada beberapa faktor :

1. Kebutuhan yang dikenal dan diketahui harus cukup penting.

2. Konsumen harus mempunyai kepecayaan bahwa solusi bagi kebutuhan

tersebut ada dalam batas kemampuan seperti jika kebutuhan berada di luar

sumberdaya ekonomi, maka tindakan tidak mungkin dilakukan.

(26)

Setelah proses pengenalan kebutuhan dilakukan maka konsumen akan

terlibat dalam proses pencarian informasi. Menurut Engel et al. (1995), pencarian dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang termotivasi dari pengetahuan yang

tersimpan atau informasi yang didapat dari lingkungan sekitar. Pencarian

informasi sendiri bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Pencarian iternal, yang didapat dari ingatan yang kita punya.

2. Pencarian eksternal, yaitu pencarian informasi dari pasar.

2.3.3 Evaluasi Alternatif

Menurut Engel et al. (1995), evaluasi alternatif dapat didefinisikan sebagai suatu alternatif pilihan yang dievaluasi untuk kemudian dipilih untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Penentuan evaluasi tertentu yang akan digunakan oleh

konsumen bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah pengaruh situasi,

kesamaan alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan Engel et al.

(1995).

Kemudian setelah menentukan kriteria alternatif, maka konsumen dapat

memilih atau menentukan alternatif mana yang akan dipilih. Pertimbangan yang

dibuat oleh konsumen tergantung pada alternatif yang diperoleh ditempat

penjualan baru kemudian alternatif tersebut dipertimbangkan. Tapi jika

konsumen tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang alternatif pilihan maka

harus berpaling pada lingkungan sekitar, untuk mendapatkan bantuan dalam

memperoleh alat pertimbangan yang dibutuhkan.

Menurut Engel et al. (1995), kaidah keputusan merupakan strategi yang yang digunakan dalam mengadakan seleksi dari alternatif-alternatif yang tersedia.

Adapun kaidah ini disimpan dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat

dikeluarkan kembali jika dibutuhkan, sedangkan kaidah komlpeksitas yang

dimiliki oleh konsumen sifatnya sangat bervariasi. Kaidah keputusan biasa sangat

sederhana jika pilihan yang ada bersifat kebiasaan, namun kadang kaidah

keputusan dapat terasa lebih kompleks apabila konsumen lebih termotivasi selama

proses pengambilan keputusan berlangsung.

(27)

Proses pembelian merupakan tahap akhir dari proses keputusan.

Pembelian merupakan fungsi dari dua buah determinan yakni niat dan juga

pengaruh, baik itu pengaruh lingkungan ataupun perbedaan individu Engel et al.

(1995). Dalam suatu proses pembelian, niat dapat dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu :

1. Pembelian sudah terencana sebelumnya.

2. Pembelian terencana tetapi pilihan mereka buat di tempat penjualan.

Dalam suatu proses pembelian konsumen harus mengambil tiga

keputusan:

1. Kapan mulai membeli

2. Dimana akan melakukan pembayaran, serta

3. Bagaimana akan melakukan proses pembayaran.

Sedangkan diantara niat dengan keputusan pembelian terdapat dua faktor

antara lain, yaitu :

1. Pendirian orang lain, dalam hal ini sejauh mana pendirian orang lain dapat

mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas

pendirian alternatif yang dimilikinya, serta motivasi yang dimiliki untuk

menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak diantisipasi, faktor ini dapat muncul dan dapat

mengubah niat pembelian.

2.3.5 Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil adalah tahap akhir didalam suatu proses keputusan

pembelian. Proses evaluasi dilakukan setelah konsumen melakukan proses

pembelian hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah konsumen mengalami

kepusan atau sebaliknya malah mengalami ketidak puasan setelah mengkonsumsi

produk yang dimaksud.

Menurut Engel et al. (1995) kepuasan merupakan evaluasi yang dilakukan pasca konsumsi yaitu bahwa alternatif yang dipilih setidaknya mencukupi atau

malah melebihi harapan yang diinginkan. Sebaliknya ketidakpuasan merupakan

harapan yang diteguhkan secara negatif.

Kepuasan yang didapat oleh konsumen akan menyebabkan peningkatan

(28)

mengalami ketidak puasan maka kemungkinan yang terjadi yaitu konsumen

tersebut akan meninggalkan produk yang dimaksud, dan berpindah ke produk

lainnya, dengan harapan bisa lebih memenuhi harapan sesuai dengan

keinginannya, sedangkan menurut Engel et al. (1995) sikap yang ditunjukkan oleh konsumen pasca pembelian dapat langsung mempengaruhi niat pembelian

berikutnya, komunikasi lisan, ataupun perilaku keluhan.

2.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Keputusan

Menurut Engel et al. (1994), Secara umum yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dikelompokan menjadi tiga, yaitu faktor lingkungan,

perbedaan individu dan proses psikologis.

2.4.1 Pengaruh Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan

konsuman individu untuk melakukan interaksi dengan individu yang lain didalam

suatu lingkungan (Engel et al. 1994). Komponen lingkungan mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian (keluarga dan

rumah tangga). Keluarga merupakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih

orang yang yang berhubungan melalui darah (perkawinan). Keluarga berperan

dalam studi perilaku konsumen yang merupakan pemberi pengaruh utama pada

sikap dan perilaku individu, juga dalam pembentukan sikap dan perilaku manusia.

Rumah tangga ialah sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, anak serta

anggota lain yang tinggal dalam satu unit perumahan. Seorang ibu atau istri

adalah orang yang sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dalam suatu rumah tangga.

2.4.2 Perbedaan Individu

Motivasi serta pendapatan yang dimiliki, membuat konsumen dapat

mengambil keputusan dalam memilih produk yang ingin di konsumsi. Oleh

karena itu, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, maka semakin menurun

bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli makanan. Setiap orang

(29)

motivasi tersebut dapat berubah sesuai dengan waktu serta kondisi yang dialami

dan dirasakan oleh konsumen tersebut.

2.4.3 Proses Psikologis

Menurut Engel et al. (1994), dalam proses psikologis yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian diantaranya adalah pemrosesan

informasi yang merupakan suatu proses dimana rangsangan pemasaran diterima,

ditafsirkan, disimpan dalam ingatan yang kemudian diambil lagi oleh konsumen

untuk menilai alternatif-alternatif produk.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hidayat (2003), dengan salah satu hasil penelitiannya yaitu: penilaian

mengenai cara seseorang melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk

yang diinginkannya, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, seperti :

- Pengaruh Lingkungan

- Perbedaan Individu

- Proses Psikologis

dan faktor lain yang mempengaruhi pembelian ikan kaleng seperti:

- Harga

- Rasa

- Merek

- Kemasan

- Praktis dalam Penyajian

- Keamanan dikonsumsi

- Mudah diperoleh

- Iklan

Patonah (2004), membahas mengenai atribut ikan Lou Han oleh responden

sebagai konsumen Ikan Lou Han. Atribut yang dianggap penting oleh responden

sebagai konsumen dari Ikan Lou Han yaitu:

- Warna

- Corak

(30)

- Ukuran

- Harga

Atribut-atribut tersebutlah yang dijadikan patokan oleh konsumen ikan

Lou Han dalam mencari dan membeli ikan Lou Han yang diinginkannya.

Wardhani (2004) membahas mengenai proses yang terjadi dalam membuat

suatu keputusan terhadap pembelian suatu produk, yang dalam penelitian tersebut

produknya yaitu berupa kerupuk udang, serta pengaruh dari perubahan tingkat

pendapatan terhadap tingkat konsumsi kerupuk udang.

Penelitian – penelitian diatas mempunyai kesamaan yaitu penilaian

terhadap atribut serta faktor- faktor lain yang mempengaruhi responden dalam

melakukan proses keputusan pembelian terhadap suatu produk yang

diinginkannya, serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian

agar tidak terjadi penyesalan setelah memutuskan pembelian terhadap produk

yang diinginkan atau dibutuhkan, akan tetapi diharapkan responden akan merasa

puas setelah mengkonsumsi produk tersebut dan juga diharapkan akan

mengkonsumsi lagi produk tersebut.

(31)

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Pada tinjauan pustaka terdapat beberapa teori mengenai proses keputusan

pembelian yakni model Engel dan Kottler. Konsumen akan berusaha memuaskan

kebutuhan atau keinginannya dengan produk yang dapat memberikan manfaat

tertentu yang dicarinya. Sebelum sampai pada tingkatan pembelian, konsumen

terlebih dahulu melalui proses pengambilan keputusan. Secara umum,

tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelia dan evaluasi

hasil. Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor

lingkungan, perbedaan individual serta proses psikologis (Gunawan 1994).

Ketiga faktor ini tentu akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

setiap individu konsumen.

Saat ini Pasar Swalayan Yogya Departemen Store menjadi salah satu pasar

swalayan yang menyediakan berbagai pilihan produk perikanan segar yang

dibutuhkan oleh konsumen. Agar produk perikanan segar menjadi pilihan

konsumen, maka pemasar memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai

perilaku konsumen, yaitu dengan melakukan suatu penelitian mengenai studi

perilaku konsumen. Analisis perilaku konsumen yang dibahas pada penelitian ini

meliputi proses pengambilan keputusan pembelian, faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi dalam membuat keputusan pembelian.

Data mengenai identitas responden dan proses keputusan pembelian yang

mencakup pengenlan kebutuhan, pencarian informasi evaluasi alternatif, proses

pembelian dan evaluasi hasil dibuat tabulasi dan dikelompokan berdasarkan

jawaban yang sama atas pertanyaan yang diajukan kepada responden, kemudian

dipersentasekan berdasarkan jumlah keseluruhan responden. Persentase terbesar

merupakan faktor dominasi dari masing-masing variable yang diteliti, sedangkan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi terhadap konsumsi ikan

segar dipakai alat analisis Rank Spearman.

Dengan mengetahui proses keputusan yang dilakukan oleh konsumen,

serta faktor- faktor yang mempengaruhinya maka diharapkan produsen ikan segar

(32)

meningkatkan dan mengembangkan usahanya serta dapat bersaing dengan

produsen lain.

Keterangan gambar :

Ruang lingkup penelitian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi.

Alat analisis.

Hasil analisis

Gambar 5. Kerangka Pendekatan Studi Perilaku Konsumen Ikan

Segar Tabulasi

Deskriptif

Perbedaan Individu Proses Keputusan

• Pengenalan kebutuhan

• Pencarian informasi

• Evaluasi alternatif

• Pembelian

• Evaluasi hasil

Index Value Produsen ikan segar

Strategi Pemasaran Proses Psikologis

(33)

IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Satuan kasus disini adalah konsumen yang berbelanja di Pasar Swalayan Yogya

Departemen Store, Tanah Sareal Kota Bogor.

Studi kasus menurut Nazir (1999) adalah penelitian tentang status subjek

penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik data khas dari keseluruhan

personalitas. Tujuan dari penelitian yang dilakukan berpedoman pada kuesioner

dan pengamatan langsung pada hal-hal yang mencakup dalam kuesioner. Subjek

penelitian ini berupa individu (konsumen yang berbelanja di Yogya Depaetemen

Store). Studi kasus betujuan untuk memberikan gambaran secara detail tentang

latar belakang sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari

individu.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data text. Data text adalah data yang ditampilkan baik dalam bentuk alphabet maupun numerik. Menurut Fauzi (2001)

Data ini tidak memenuhi kaidah yang telah ditentukan sebelumnya dan bisa

berbentuk apa saja, karena yang menentukan arti dari data yang dikumpulkan

adalah interpretasinya

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden, yaitu

konsumen yang berbelanja di Yogya departemen Store, melalui pengamatan

langsung di lapangan dan melalui pengisian kuesioner oleh responden yang telah

disusun sebelumnya.

Daftar kuesioner tersebut bersifat semi terbuka, artinya selain responden

menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut juga ada yang

ditanyakan langsung pada saat wawancara dengan responden yang terpilih, juga

menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas kalau jawaban dari responden

(34)

Kedua data sekunder yang digunakan didapat dari buku-buku dan literatur

yang berkaitan dengan penelitian ini, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Lembaga

Sumber Informasi IPB.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposive sampling, yaitu pengambilan responden secara sengaja berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria responden yang dipilih

adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi ikan segar dan dapat mengambil

keputusan sendiri dalam pembelian ikan segar serta bersedia untuk diwawancara.

Penelitian ini melibatkan 50 orang responden (n) dilakukan berdasarkan syarat

minimal alat analisis statistik yaitu sebanyak 30 orang responden, namun untuk

meminimalkan kesalahan maka diambil 50 orang responden. Sedangkan tempat

penelitian dilakukan di Yogya Departemen Store Tanah Sareal, Kota Bogor.

4.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan berupa analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan terhadap proses pengambilan keputusan

pembelian ikan segar dalam bentuk tabulasi data. Sedangkan analisisi kuantitatif

berupa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian

ikan segar dengan menggunakan analisis Index Value.

4.4.1 Index Value

Menurut Rangkuti (2002), untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi proses keputusan pembelian ikan segar, digunakan teknik Index Value yang digunakan untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Adapun rumus yang dapat

digunakan dalam Index Value adalah :

Index Value : {(frekuensi sangat tidak mempengaruhi x 1) + (frekuensi tidak mempengaruhi x 2) + (frekuensi cukup mempengaruhi x 3) + (frekuensi

mempengaruhi x 4) + (frekuensi sangat mempengaruhi x 5)} : 5

Keterangan Dengan Range/Frekuensi:

(35)

4. Mempengaruhi dan

5. Sangat mempengaruhi

4.4.2 Uji Korelasi Spearman

Uji korelasi Rank Spearmen ini menggunakan koefisien korelasi contoh r

untuk mengukur keeratan hubungan antara dua peubah kontinu X (motivasi) dan

Y (pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, keluarga). Bila nilai-nilai pengamatan

x itu diganti dengan peringkatnya, demikian pula dengan nilai-nilai pengamatan y, serta peringkat tersebut disubstitusikan kedalam rumus bagi r, maka akan

diperoleh koefisien korelasi nonparametriknya yang dilambangkan dengan rs (Walpole 1995), disajikan dalam rumus berikut:

rs =

1-Siegel (1997) menjelaskan bahwa untuk sampel dengan dua atau lebih

anggotanya menerima skor yang sama pada variabel yang sama maka digunakan

rumus :

(36)

Nilai rs biasanya dekat dengan nilai r yang diperoleh berdasarkan

pengukuran numerik dan ditafsirkan secara sama pula. Nilai rs dapat terjadi dari -1 sampai +-1. Nilai +-1 atau --1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna

antara x dan y, tanda plus dapat diartikan bahwa pemberian peringkat itu sejalan

sedangkan pemberian tanda minus berarti peringkat itu bertolak belakang. Bila rs

dekat dengan nol, kita menyimpulkan bahwa kedua peubah tidak berkorelasi

(Walpole 1995)

Pada penelitian ini uji koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui kuat

tidaknya hubungan antara proses keputusan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu : x (motivasi) dan y (pendapatan, harga, kualitas,

pelayanan, keluarga), serta untuk melihat bagaimana hubungan antara keduanya

apakah positif atau negatif.

Untuk mengetahui kebenaran atau signifikasi serta mengambil keputusan

menolak atau menerima hipotesis awal dengan tingkat signifikasi tertentu, maka

dilakukan uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antar keduanya.

Hipotesis statistik yang diuji adalah:

H0: tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan (pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, keluarga) dalam proses keputusan pembelian .

H1 : terdapat hubungan antara motivasi dengan (pendapatan, harga, kualitas, pelayanan, keluarga) dalam proses keputusan pembelian.

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipoteis (Siegel 1997) :

Keterangan : rs = Koefisien Rank Spearman N = jumlah sampel

t = thitung

Kriteria pengujian :

- Jika thitung > ttabel maka tolak H0 - Jika thitung < ttabel maka terima H0

H0 merupakan hipotesis tentang ada atau tidaknya perbedaan antar dua variabel.

H0 akan bernilai benar jika H0< dari 0,05. Sedangkan nilai t tabel berdasarkan tabel sebaran normal bernilai 1,645.

(37)

4.5 Konsep dan Pengukuran

1. Motivasi : Sesuatu yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi produk

baik berupa barang ataupun jasa tertentu dan pada saat tertentu untuk

memenuhi kebutuhannya.

2. Pendapatan : Pendapatan total seseorang yang berupa gaji yang dinyatakan

dalam rupiah/bulan .

3. Ikan Segar : Berupa produk perikanan laut maupun produk perikanan tawar

yang baru ditangkap, yang belum mengalami perubahan apapun atau telah

mengalami proses pengawetan baik pembekuan maupun pendinginan tetapi

masih mmepunyai sifat yang sama dengan produk perikanan segar.

4. Tahap pengenalan kebutuhan : Tahap dimana responden menyadari kebutuhan

akan ikan segar. Tahap ini diukur dengan motivasi membeli ikan segar dan

manfaat yang didapat.

5. Tahap pencarian informasi : Tahap dimana konsumen mencari informasi

tentang produk ikan segar. Tahap ini diukur dri sumber informasi serta media

informasi yang paling berpengaruh.

6. Tahap evaluasi alternatif : Intensitas responden dalam menilai kualitas dari kan

segar yang tersedia.

7. Tahap perilaku pasca pembelian : Tahap responden melakukan evaluasi

terhadap produk yang telah dibeli, kapan membeli, dimana membeli dan bagai

mana membeli. Pada tahap ini diukur dari tingkat kepuasan konsumen.

8. Faktor lingkungan : Faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian,

yang terdiri dari pengaruh keluarga.

9. Faktor perbedaan individu : Faktor-faktor yang mempengaruhi proses

keputusan pembelian yang terdiri dari sumber daya konsumen dan motivasi.

10. Proses psikologis : Faktor-faktor yang berpengruh dalam proses keputusan

pembelian konsumen terhadap suatu produk, yang terdiri dari proses pencarian

informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan perilaku.

11. Harga : Merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen

untuk membeli ikan segar ( Rupiah/Kg ). Faktor ini diukur dari respon

(38)

12. Promosi : Infomasi tentang produk yang di lakukan di berbagai media yang

tersedia. Faktor ini diukur dari sikap konsumen ikan segar terhadap pengaruh

iklan yang terdapat di berbagai media.

13. Distribusi/Tempat : Ketersediaan serta kemudahan konsumen dalam

mendapatkan produk ikan segar. Faktor ini diukur dari tempat pembelian dan

alasan dipilihnya tempat tersebut.

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yogya Departemen Store, Tanah Sareal

Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dari pengunjung

yang membeli produk ikan segar. Pemilihan Yogya Departemen Store sebagai

tempat penelitian yaitu karena pada saat ini Yogya Departemen Store merupakan

salah satu Toserba terbesar dan terlengkap di Kota Bogor, serta sudah cukup

dikenal oleh sebagian besar warga Bogor. Penelitian dilaksanakan pada Minggu

pertama bulan Juni hingga minggu pertama bulan Juli 2005, setiap hari Senin,

(39)

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Sejarah Yogya Departemen Store terbagi menjadi tiga generasi. Adapun,

perkembangan secara rinci dari ketiga generasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Era Generasi Pertama

Toko YOGYA pertama kali didirikan oleh Bapak Gondosasmito dengan

nama “DJOGJA” pada tahun 1948, di daerah Kosambi, Bandung, Jawa Barat.

Pada waktu itu luas toko hanya sekitar 100 m2 dengan jumlah karyawan 10 orang. Produk yang dijual di toko pada saat itu adalah batik yang diambil dari kota Solo

dan Yogyakarta. Selama 24 tahun toko batik itu bertahan , tanpa mengalami

kemajuan yang berarti.

2. Era Generasi Kedua

Generasi kedua ini berlangsung dari tahun 1972 – 1998, dengan masuknya

Bapak Boedi Siswanto Basuki setelah menikah dengan Ibu Tina Handayani, putri

dari Bapak Gondosasmito. Toko itu diwariskan pada mereka berdua untuk

dikelola dan dikembangkan dengan satu syarat “Namanya tidak boleh dirubah!”

Dengan bermodalkan Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan Bandung,

Bapak Boedi mulai merubah strategi marketing dari toko DJOGJA. Kain batik

yang semula menjadi andalan satu-satunya toko DJOGJA, dikurangi stoknya dan

dikombinasikan dengan barang kebutuhan sehari-hari seperti: sabun, sikat gigi,

odol, kosmetik, dan barang kelontong lainnya. Pada awalnya memang tidak

mudah dalam pengadaan barang-barang karena Toko DJOGJA belum begitu

dikenal oleh Supplier barang kelontong. Bahkan ada grosir yang belum

mengetahui dimana lokasi toko DJOGJA tersebut berada. Pada saat itu, agar toko

DJOGJA dikenal dan dipercaya oleh suplier atau grosir toko DJOGJA harus

sanggup membeli barang dengan harga tunai. Karena pada waktu itu modal yang

dimiliki masih sangat terbatas, maka Pak Boedi melakukan pembelian barang –

barang toko secara bertahap dan penuh dengan perhitungan.

Dengan penuh keyakinan dan ketekunan Pak Boedi dan Ibu Tina mengelola toko

tersebut, dan lambat laun penjualan meningkat, omset pun bertambah dan

(40)

Strategi yang dilakukan oleh Pak Boedi dan Ibu Tina tidak hanya sampai

disitu, suasana serta penampilan toko pun dipoles agar lebih terlihat rapi dan

menarik, maklum persaingan dengan toko lain cukup ketat. Seiring dengan

rencana pengembangan toko, maka pada tahun 1978, ditemukanlah lokasi yang

baru di Jalan Sunda 60.

Pada tahun 1982 Pak Boedi memutuskan unutuk membuka toko berikutnya

di tempat yang baru dan pada tanggal 28 Oktober 1982, diresmikanlah cabang

pertama Toserba YOGYA di jalan Sunda 60, Bandung dengan luas toko sekitar

300 m2 dan karyawan 40 orang. Barang dagangannya tidak lagi batik, melainkan barang keperluan sehari – hari. Maka ditetapkanlah tanggal 28 Oktober sebagai

hari ulang tahun YOGYA Group yang kemudian diperingati setiap tahunnya.

Selanjutnya untuk menghadapi persaingan dari kompetitor, Toserba YOGYA

mulai ekspansi keluar Bandung.

• Pada tahun 1984, dibuka cabang pertama dikota Cirebon yaitu Toserba YOGYA Siliwangi.

• Empat tahun kemudian, tahun 1988, dibuka lagi satu cabang dikota Tasikmalaya, yaitu Toserba YOGYA, Jl. HZ. Muztofa.

• Pembukaan cabang Toserba dan Griya diteruskn kekota-kota Sukabumi, Bogor, Jakarta, Sumedang, Kuningan, Indaramayu, Majalaya, Garut, dan

Subang.

• Ekspansi yang paling banyak terdapat dikota Bandung.

• Kantor pusat Toserba YOGYA di Jl. Sunda 83, Bandung, sebagai pusat pengendalian kegiatan cabang, pusatpembelian merchandiing, keuangan

dan pengembangan dimasa mendatang.

3. Era Generasi Ketiga

Pada bulan Juni 1998, Bapak Boedi Siswanto Basuki menyerahkan

pengelolan perusahaan kepada manajemen profesional yang selama ini telah

dibinanya. Selanjutnya Bapak Boei lebih berperan sebagai penasehat dan pemberi

(41)

5.2 Gambaran Umum Responden Yogya Departemen Store

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan konsumen Yogya

Departemen Store didominasi oleh lulusan S1, dan rata – rata telah memiliki

penghasilan tetap perbulannya serta telah dapat membuat keputusan pembelian

sendiri. Dengan tingkat pendidikan yang sudah cukup tinggi seperti itu, maka

kesadaran untuk mengkonsumsi ikan segar sangat tinggi, karena seperti kita

ketahui bersama bahwa ikan merupakan salah satu produk yang memiliki nilai

gizi yang sangat tinggi serta dapat meningkatkan kecerdasan, terutama pada

produk ikan segar yang dinilai mempunyai kandungan gizi sangat tinggi, karena

belum mengalami proses pengolahan yang tentunya dapat menyebabkan

berkurangnya kandungan gizi yang terdapat didalamnya.

5.3 Karakteristik Umum Responden Yogya Departemen Store

Karakteristik umum responden ikan segar pada penelitian ini dilihat dari

tingkat pendidikan responden, pekerjaan responden, tingkat pendapatan

responden. Responden ikan segar di Yogya Departemen Store didominasi oleh

sebagian besar konsumen yang berjenis kelamin wanita, berpendidikan akhir S1,

dan bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendapatan antara Rp. 500.000

sampai Rp. 1.500.000 . Dan mereka juga telah dapat mengambil keputusan

sendiri sebagai konsumen, serta memiliki kesadaran yang sangat tinggi akan

pentingnya mengkonsumsi produk perikanan, terutama produk ikan segar yang

memiliki kandungan gizi paling tinggi, serta dapat menambah kecerdasan pada

(42)

Tabel 2. Karakteristik Responden Konsumen Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Karkteristik Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Jenis Kelamin

Rp 1.000.000-<Rp 1.500.000 12 24

Rp 1.500.000-<Rp 2.000.000 10 20

>Rp 2.000.000 10 20

Total 50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

5.4 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Ikan Segar

Suatu proses pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen dalam

mengkonsumi barang dagangan tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses

yang terdiri dari beberapa tahapan. Menurut model Engel, Miniard, Blackwell

terdapat lima tahap proses keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan evaluasi hasil.

5.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama yang akan dilalui oleh konsumen ikan segar dalam

mengkonsumsi ikan segar yaitu pengenalan kebutuhan. Biasanya pembelian tidak

akan dilakukan oleh konsumen apabila konsumen tidak mengenali kebutuhannya,

baik kebutuhan untuk mengkonsumsi maupun untuk mengatasi dorongan

(43)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi yang paling tinggi yang

menyebabkan responden membeli ikan segar adalah untuk mendapatkan gizi yang

baik sebanyak 52%, dan sebagai hidangan makanan sebanyak 24%, sedangkan

dari segi harga sebesar 12%, sebagai makanan kegemaran keluarga sebanyak

10%, serta dilihat dari segi penyajian hanya sebesar 2%.

Hal ini disebabkan karena konsumen ikan segar di Yogya Departemen

Store sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang sudah tergolong cukup

tinggi, sehingga sebagian besar sudah sangat menyadari akan betapa tingginya

kandungan gizi yang terdapat didalam ikan serta dapat membantu meningkatkan

perkembangan otak, terutama pada anak-anak yang masih dalam tahap

pertumbuhan, karena itu faktor utama yang menyebabkan tingginya

motivasi/alasan dalam membeli ikan segar adalah untuk mendapatkan gizi yang

baik.

Tabel 3. Motivasi Responden dalam Membeli Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Harga Terjangkau 6 12

Mendapatkan Gizi yang Baik 26 52

Praktis dalam penyajian 1 2

Sebagai Hidangan Makanan 12 24

Kegemaran Keluarga 5 10

Total 50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

Berdasarkan manfaat yang dicari oleh konsumen yaitu sebagai penambah

gizi sebesar 84%, sedangkan sebagai makanan pelengkap sebesar 12%, dan

sebagai makanan pendamping sebesar 4%. Jika dilihat dari hasil tersebut maka

dapat dijelaskan bahwa faktor gizi memang merupakan alasan utama mengapa

konsumen membeli ikan segar untuk dikonsumsi

Tabel 4. Manfaat yang Dicari Responden dari Membeli Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Makanan Pelengkap 6 12

Makanan Pendamping 2 4

Penambah Gizi 42 84

Lainnya 0 0

Total 50 100

(44)

5.4.2 Pencarian Informasi

Setelah memahami manfaat dan motivasi untuk membeli ikan segar, maka

tahap selanjutnya yang dilakukan oleh konsumen adalah mencari dan

mengumpulkan informasi mengenai ikan segar yang akan dibeli. Diperoleh

sebesar 64% yang didapat dari pengalaman sendiri, 30% yang berasal dari

keluarga, dan 4% yang berasal dari teman, serta hanya sekitar 2% yang berasal

dari sumber informasi lain.

Dari hasil tersebut yang didominasi oleh pengalaman sendiri dan diikuti

oleh keluarga maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman merupakan hal yang

paling menetukan dalam hal pengambilan keputusan yang akan dilakukan

selanjutnya, selain dorongan dari keluarga yang dapat juga mempunyai pengaruh

dalam proses atau tahap pencarian informasi.

Tabel 5. Sumber Informasi Responden Mengenai Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pengalaman Sendiri 32 64

Keluarga 15 30

Iklan TV/Radio 0 0

Surat Kabar/Majalah 0 0

Teman 2 4

Lainnya 1 2

Total 50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

Dalam pembelian ikan segar pengaruh pelayanan penjualan terhadap

pembelian ikan segar, pelayanan yang baik menyebabkan 42% konsumen tertarik

untuk membeli, 30% biasa saja, dan 18% membuat tertarik untuk mencoba,

sedangkan hanya 10% tidak membuat tertarik untuk membeli. Berdasarkan

persentase tersebut diketahui bahwa tingkat pelayanan juga sangat berpengaruh

dalam menarik minat konsumen dalam melakukan pembelian, artinya semakin

baik dan semakin ramahnya pelayanan akan menarik minat yang semakin tinggi

bagi konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk yang ditawarkan

(45)

Tabel 6. Pengaruh Pelayanan Penjualan Terhadap Minat Untuk Membeli Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Membuat Tertarik untuk Membeli 21 42

Membuat Tertarik untuk Mencoba 9 18

Tidak Membuat Tertarik 5 10

Biasa Saja 15 30

Total 50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

Selain pengaruh pelayanan, jenis pelayanan juga sangat mempengaruhi

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, yaitu terdapat 66% dari

konsumen yang tertarik pada jenis pelayanan potongan harga atau diskon, dan

30% yang menyukai pelayanan tambahan misalnya berupa pembakaran ikan

gratis, karena dapat lebih memudahkan konsumen dalam mengonsumsi produk

tersebut terutama bagi konsumen yang tidak dapat mengolah sendiri makanan

tersebut, dan pelayanan tambahan lainnya sebesar 4%.

Tabel 7. Jenis Pelayanan Tambahan yang Mempengaruhi Tingkat Pembelian Responden Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Potongan Harga 33 66

Pelayanan Tambahan 15 30

Pelayanan Tambahan Lain 2 4

Total 50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

5.4.3 Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi yang jelas mengenai hal-hal penting yang

berkaitan dengan produk yang akan dibeli, maka konsumen akan melakukan tahap

evaluasi alternatif terhadap produk yang diinginkan, sebelum kemudian dilakukan

pembelian.

Sedangkan evalusi alternatif itu sendiri didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu alternatif dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Pada tahap ini konsumen menentukan kriteria-kriteria yang

berhubungan dan relevan dengan keinginan untuk dapat membuat keputusan yang

dirasa paling bermanfaat dalam memecahkan masalahnya. Kriteria ini dijadikan

(46)

Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa persentase terbesar dari responden yang

memberi alasan memilih membeli ikan segar yang terdapat di Yogya Departemen

Store, yaitu karena harganya yang cukup terjangkau serta mutu dari ikannya

masih sangat baik untuk dikonsumsi sebanyak 38%, dan yang kedua sebanyak 8%

yang menyatakan bahwa aroma dan kandungan gizi merupakan faktor yang

menjadi alasan dalam memlih ikan segar, serta yang terakhir adalah dilihat dari

tekstur ikannya dan juga ketersediaan ikan, hanya sebanyak 4%.

Berdasarkan keterangan Tabel 8, maka diketahui bahwa alasan utama

mengapa responden memilih ikan segar untuk dikonsumsi antara lain yaitu dari

segi harga dan mutu dari ikan itu sendiri, berdasarkan hal tersebut maka dapat

dipastikan bahwa konsumen sekarang sudah sangat selektif dalam memilih

produk yang akan dibelinya, terutama pada konsumen ikan segar yang terdapat di

Yogya Departemen Store. Adapun hal itu terjadi karena sebagian besar konsumen

Yogya Departemen Store sudah memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi

yaitu didominasi oleh tingkat pendidikan S1.

Tabel 8. Alasan Responden Memilih Membeli Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Harga Terjangkau 19 38

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2005

Pada saat membeli ikan segar responden tentunya memiliki pertimbangan

tersendiri, antara lain yang menjadi pertimbangan responden sebelum

memutuskan untuk membeli adalah dari segi harga, mutu, tekstur, aroma,

ketersediaan, rasa, praktis dalam penyajian, dan lainnya dapat dilihat pada Tabel

9, bahwa terdapat 32% dari responden yang memilih ikan segar untuk dikonsumsi

dilihat dari harga, 20% memilih dengan melihat mutu ikannya, sebanyak 18%

memilih ikan segar untuk dikonsumsi karena teksturnya yang menarik dan mudah

Gambar

Gambar 1. Model Perilaku pengambilan keputusan dan faktor-faktor  yang mempengaruhinya
Gambar 5.  Kerangka Pendekatan Studi
Tabel 2.  Karakteristik Responden Konsumen Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005
Tabel 4.   Manfaat yang Dicari Responden dari Membeli Ikan Segar di Yogya Departemen Store Tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait

This condition shown that T1 (working use design of jewel stone sharpener with work posture sitting on the cahir) give effect increase work productivity better

Perkembangan film animasi secara umum telah mengalami kemajuan dan peningkatan yang sangat pesat, dengan mempergunakan software Blender Foundation 2.66 dan Adobe Premiere

Kerusakan mesin atau peralatan dapat menyebabkan waktu terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi atau kerugian

Secara langsung, jual beli yang dilakukan sebagai syarat hutang piutang tidak terkandung adanya penambahan materiil bagi penyedia pupuk. Jumlah penjualan yang

[r]

Kajian ini juga mendapati wujud hubungan signifikan diantara pembolehubah sandar tahap amalan perniagaan mengikut perspektif Islam dengan pembolehubah-pembolehubah

Pada pengujian balistik peluru senapan angin lokal dan peluru senapan angin impor kaliber 177 / 4,5 mm, serta dilakukan pengujian kekerasan pada kedua

Jadi harapan penulis semoga dalam pelaksanaannya yang terlibat bisnis Multi Level Marketing hendaklah bermuamalah sesuai dengan maqashid (tujuan) syariat Islam